Anda di halaman 1dari 120

MANAJEMEN PRODUKSI DAN

AKUNTANSI BIAYA (COST


ACCOUNTING AND PRODUCTION
MANAGEMENT)

Manajemen produksi, adalah suatu


aktivitas untuk mengatur dan
mengkoordinasikan faktor-faktor
produksi berupa modal, bahan,
tenaga kerja, teknologi secara
efektif dan efisien untuk
menciptakan dan menambah
kegunaan suatu produk dan jasa
PROSES PRODUKSI
yaitu proses pengolahan input menjadi
output
• Dalam perusahaanpabrikasi proses produksi
dapat dilakukan melalui dua cara :
1. Satu Tahapan Proses Produksi, yaitu suatu
proses produksi yang dilakukan dalam
pengolahan produk selesai melalui satu
departemen atau satu tahapan proses
produksi
2. Beberapa tahapan produksi, yaitu suatu
proses produksi yang dilakukan dalam
pengolahan produk selesai melalui beberapa
departemen atau lebih dari satu departemen
SISTEM PENGOLAHAN YANG DIGUNAKAN
DALAM PROSES PRODUKSI DAPAT
DIBEDAKAN MENJADI :
• JANGKA WAKTU PRODUKSI
1. Produksi Terus Menerus (continous
production), adalah suatu proses produksi
yang dilakukan untuk mengubah bentuk
produk, walaupun terjadi perubahan
terhadap model tetapi tidak merubah
susunan dan fungsi alat yang digunakan.
 Proses produksi ini banyak digunakan oleh
perusahaan yang memproduksi produk
secara massa, di mana produk yang
dihasilkan bersifat homogen dan bersifat
standar
JANGKA WAKTU PRODUKSI

2. Produksi Terputus-Putus (Intermitten


Production), adalah suatu proses produksi
dimana dalam operasinya sering kali
terhenti guna mengubah peralatan yang
digunakan, dan penyesuaian secara terus
menerus sesuai tuntutan produk yang
dihasilkan
Proses produksi ini sering digunakan oleh
perusahaan yang bersifat pesanan
SIFAT PROSES PRODUKSI

a. Proses Ekstraktif, yaitu suatu proses


pengambilan langsung dari alam, seperti :
kayu, perikanan, pertambangan
b. Proses Analitis, yaitu suJatu proses
memisahkan bahan-bahan, seperti :
penyulingan minyak mentah menjadi minyak
siap digunakan
c. Proses Pengubahan, yaitu suatu proses
perubahan bentuk suatu produk, seperti
peralatan rumah tangga
d. Proses Sintetis, yaitu suatu proses
pencampuran dengan lain, seperti: pengolahan
bahan-bahan kimia
SIFAT PRODUK
a. Produksi Standar, adalah suatu proses produksi
yang didasarkan pada sifat produk yang telah
distandarisasi, yang digunakan untuk penilaian
persediaan dan penetapan biaya produk yang
dijual. Biasanya produk yang dihasilkan bersifat
homogen dan diproduksi dalam jumlah banyak,
seperti televisi, sabun dll.

b. Produksi Pesanan, adalah suatu proses produksi


dilakukan berdasarkan sifat produk yang sesuai
dengan spesifikasi pemesan, seperti
percetakan, baju, dll
AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNATNSI BIAYA
Akuntansi biaya merupakan satu bidang ilmu
akuntansi, merupakan bagian dari akuntansi
keuangan yang saling berhubungan dalam sistem
pelaopran dan pengambilan keputusan manajemen

 Akuntansi keuangan adalah bidang ilmu akuntansi yang


mempelajari bagaimana mencatat, menggolongkan dan
meringkas transaksi-transaksi keuangan perusahaan, ke
mudian disusun dalam bentuk laporan keuangan yang akan
digunakan oleh pihak-pihak tertentu yang berkepentingan
 Akuntansi biaya adalah bidang ilmu akuntansi yang mem
pelajari bagaimana cara mencatat, mengukur dan
pelaporan informasi biaya yang digunakan. Disamping itu
akuntansi biaya juga membahas tentang penentuan harga
pokok dari suatu produk yang diproduksi dan dijual kepada
pemesan maupun untuk pasar, serta untuk persediaan
produk yang akan dijual
PERBEDAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN
AKUNTANSI BIAYA
• AKUNTANSI KEUANGAN • AKUNTANSI BIAYA
 Fokusnya pada data masa lalu  Fokusnya untuk masa akan
 Rentang waktu kurang fleksibel datang
 Menyajikan informasi untuk  Rentang waktu fleksibel
keseluruhan perusahaan  Menyajikan informasi untuk
sebagian persh. Yang akan di
gunakan sebagai pedoman
pengambilan keputusan

 Mengutamakan kepada ketepatan


 Mengutamakan informasi yang
informasi yang digunakan
relevan dalam pengambilan
keputusan dimasa datang (unsur
 Ditujukan untuk pelaporan taksiran dalam informasi)
kepada pihak eksternal  Ditujukan untuk tujuan internal
PERAN AKUNTANSI BIAYA

 Akuntansi biaya merupakan


perangkat yang di butuhkan
manajemen untuk aktivitas
perencanaan dan pengendalian,
memperbaiki kualitas, meningkatkan
efisiensi serta membuat keputusan –
keputusan yang bersifat rutin
maupun yang bersifat strategis.
PERAN AKUNTANSI BIAYA
 Akuntansi biaya dapat membantu manajemen dalam
menyelesaikan tugas-tugas sbb:
1. Penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran operasi
perusahaan
2. Penetapan metode dan prosedur perhitungan biaya,
pengendalian biaya, pembebanan biaya yang akurat, serta
perbaikan mutu yang berkesinambungan
3. Penentuan nilai persediaan yang digunakan untuk kalkulasi
biaya dan penetapan harga, evaluasi terhadap produk, evaluasi
kinerja depart. atau divisi, pemeriksaan persediaan secara fisik
4. Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk satu periode
akuntansi, tahunan, atau periode yang lebih singkat.
5. Memilih sistem dan prosedur dari alternatif yang terbaik, guna
dapat menaikkan pendapatan maupun menurunkan biaya
COST CONCEPTS AND THE COST
ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM

• Sistem informasi biaya adalah sistem yang


membantu manajemen dalam
menetapkan sasaran laba perusahaan,
target laba departemen, mengevaluasi
efektivitas rencana perusahaan,
mengungkapkan kegagalan dan
keberhasilan dalam bentuk tanggung
jawab yang spesifik dan menganalisis
serta memutuskan penyesuaian dan
perbaikan yang diperlukan agar tujuan
atau sasaran organisasi dapat dicapai.
KONSEP BIAYA
biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua
pengertian yang berbeda, yaitu : biaya dalam artian
cost dan biaya dalam artian expense

• Biaya (costs) adalah pengorbanan sumber


ekonomis yang diukur dalam satuan uang
yang telah terjadi atau kemungkinan akan
terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Contoh :
 Persediaan bahan baku
 Persediaan produk dalam proses
 Persediaan produk selesai
 Supplies atau akitva yang belum
digunakan
KONSEP BIAYA

• Beban (expense), adalah biaya yang telah


memberikan manfaat dan sekarang telah
habis. Biaya yang belum dinikmati yang
dapat memberikan manfaat dimasa akan
datang dikelompokkan sebagai harta.
Biaya dimasukkan ke dalam laba-rugi,
sebagai pengurangan dari pendapatn.
• Contoh :
 Beban penyusutan
 Beban pemasaran
 Beban yang tergolong sebagai biaya
operasi
OBJEK BIAYA
Objek biaya / tujuan biaya adalah tempat dimana
biaya atau aktivitas diakumulasikan / diukur

• Unsur aktivitas-
aktivitas yang 4. Divisi
dapat dijadikan 5. Lini produk
sebagai sebagai
6. Tujuan strategis
objek biaya :
7. Kontrak
8. Pesanan pelanggan
1. Produk
9. Proyek
2. Produksi
10.Proses
3. Departemen
PENELUSURAN BIAYA KE OBJEK BIAYA
• Pengukuran biaya tergantung kepada
kemampu an untuk menelusuri biaya
tersebut ke objek biaya. Penelusuran
biaya ke objek biaya dapat membedakan
biaya menjadi :
1. Biaya langsung, yaitu biaya yang dapat
ditelusuri secara langsung ke sasaran
biaya atau objek biaya.
2. Biaya tidak langsung, yaitu biaya yang
tidak dapat ditelusuri secara langsung
ke sasaran biaya atau objek biaya
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
BIAYA
• Sistem informasi biaya adalah sistem yang
membantu manajemen dalam menetapkan
sasaran laba perusahaan target laba
departemen, mengevaluasi efektivitas
rencana perusahaan, mengungkapkan
kegagalan dan ke berhasilan dalam bentuk
tanggung jawab yang spesifik dan
menganalisis serta memutuskan penyesuaian
dan perbaikan yang diperlukan agar tujuan
atau sasaran organisasi dapat dicapai.
Informasi yang baik, tepat dan akurat diperlukan
oleh setiap pemakai informasi biaya.
• Hal tersebut dapat dipenuhi jika :

1. Informasi biaya yang digunakan secara sistematis dan


komparatif, sehingga informasi biaya yang digunakan
dapat diandalkan dalam memutuskan tindakan apa yang
akan memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan.
2. Informasi yang digunakan harus terkoordinasi dan
terintegrasi sehingga informasi yang tersedia dapat
digunakan oleh manajer perusahaan dan mudah
dipahami dan dimengerti oleh pemakai.
3. Mencerminkan otoritas, sehingga masing – masing
manajer dapat dimintai pertanggungjawabannya.
4. Informasi sebaiknya dapat memfokuskan perhatian
manajemen.
PEMPROSESAN DATA
• Pemprosesan data adalah suatu proses
pengumpulan, mengelompokkan, menganalisis,
dan pelaporan data perusahaan.
• Sistem informasi atau sistem pemprosesan data
harus mampu menyediakan informasi untuk
menentukan :
1. Evaluasi manajemen untuk saat ini dan yang
akan datang.
2. Biaya dan pendapatan historis perusahaan.
3. Perkiraan ekonomi yang berasal dari luar persh
PENGGUNAAN DATA BIAYA
• Data biaya tsb. Dapat digunakan oleh
manajer unutk tujuan al :
 Perencanaan
 Pengawasan
 Penetapan harga
 Menentukan laba
 Pengambilan keputusan
PT X
Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan
untuk tahun berakhir 31 desember 2xxx

Persediaan awal bahan baku xxx


Pembelian bersih xxx +
Bahan tersedia untuk dipakai xxx
Persediaan akhir bahan baku xxx –
Bahan baku langsung digunakan xxx
Tenaga kerja langsung xxx
BOP xxx +
Biaya Produksi xxx
Persediaan awal barang dalam proses xxx +
xxx
Persediaan akhir barang dalam proses xxx –
Harga Pokok Produksi(COGM) xxx
Persediaan awal barang jadi xxx +
Barang siap dijual xxx
Persediaan akhir barang jadi xxx –
Harga Pokok Penjualan (HPP) xxx
KLASIFIKASI BIAYA
• Klasifikass / penggolongan biaya adalah suatu
proses pengelompokkan biaya secara sistematis
atas ke seluruhan elemen biaya yang ada ke
dalam golongan-golongan tertentu yang lebih
ringkas untuk dapat memberikan informasi
yang lebih ringkas dan penting.
• Biaya Dalam Hubungannya dengan Produk,
dapat dikelompokkan kedalam :
1. Biaya Produksi
2. Biaya Non Produksi
BIAYA PRODUKSI
• Adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang
terdiri dari :
 Biaya Bahan baku langsung
 Biaya tenaga kerja langsung
 Biaya overhead pabrik

• Dua dari tiga unsur utama biaya produksi dapat


digolongkan secara terminologi biaya sbb :
 Biaya Utama, adalah baiaya bahan baku langsung dan
biaya tenaga kerja langsung
 Biaya Konversi, biaya yang digunakan untuk merubah
bahan baku langsung menjadi produk selesai (gabung- an
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik’
BIAYA NON PRODUKSI
Adalah biaya yang tidak berhubungan
dengan proses produksi
• Biaya non produksi disebut juga biaya biaya
komersial atau biaya operasi.
• Biaya komersial / operasi ini juga digolongkan
sebagai biaya periode atau baiaya yang dapat
dihubungkan dengan interval waktu.
• Biaya non produksi dapat dikelompokkan al :
1. Beban pemasaran
2. Beban administrasi
3. Beban keuangan
BIAYA DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN VOLUME PRODUKSI
Dapat dikelompokkan menjadi :

 Biaya Variabel, yaitu biaya yang berubah


sebanding dengan perubahan volume
produksi dalam rentang relevan, tetapi
secara per-unit tetap.
 Biaya Tetap, biaya yang secara totalitas
bersifat tetap dalam rentang relevan
tertentu, tetapi secara per-unit berubah
BIAYA DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN VOLUME PRODUKSI
• Biaya Semi, biaya yang didalamnya
mengandung unsur tetap dan
mengandung unsur variabel. Biaya semi
dapat dibagi dua :
• Biaya Semi Variabel, biaya didalamnya
mengandung unsurtetap dan
memperlihatkan karakter tetap dan
variabel.
• Biaya Semi tetap, biaya yang berubah dan
volume secara bertahap .
BIAYA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
DEPARTEMEN PRODUKSI
• Dapat dikelompokkan kedalam :

1. Biaya langsung departemen, adalah biaya yang


dapat ditelusuri secara langsung ke departemen
yang bersangkutan.
2. Biaya tidak langsung departemen, adalah biaya
yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke
departemen bersangkutan.
BIAYA DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN PERIODE WAKTU
• Dapat dikelompokkan kedalam al :
1. Biaya pengeluaran modal, adalah biaya
yang dikeluarkan untuk memberikan
manfaat dimasa depan dan dalam jangka
waktu yang panjang dan dilaporkan
sebagai aktiva.
2. Biaya pengeluaran pendapatan, adalah
biaya yang memberikan manfaat untuk
periode sekarang dan dilaporkan sebagai
beban
BIAYA DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
• Dapat dikelompokkan menjadi :
• Biaya relevan, adalah biaya masa yang
akan datang yang berbeda dalam
beberapa alternatif yang berbeda.
• Biaya relevan terdiri dari :
1. Biaya diferensial adalah selisih biaya
atau biaya yang berbeda dalam
beberapa alternatif pilihan. Biaya ini
disebut juga biaya marginal/biaya
incremental
BIAYA RELEVAN TERDIRI DARI :

2. Biaya kesempatan, adalah


kesempatan yang dikorbankan
dalam memilih suatu alternatif.

3. Biaya tersamar, adalah biaya yang


tidak kelihatan dalam catatan
akuntansi tetapi mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan
BIAYA RELEVAN TERDIRI DARI :

4. Biaya nyata, adalah biaya yang benar-


benar dikeluarkan akibat memilih suatu
alternatif.

5. Biaya yang dapat dilacak, adalah biaya


yang dapat dilacak kepada produk
selesai
BIAYA TIDAK RELEVAN

• Adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak


mempengaruhi keputusan apa pun. Biaya
tidak relevan dapat dikelompokkan
menjadi :
• Biaya masalalu, adalah biaya yang sudah
dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi
keputusan apa pun
• Biaya terbenam, adalah biaya yang tidak
dapat kembali.
COST BEHAVIOR ANALYSIS
( ANALISIS PERILAKU BIAYA )
 Perilaku biaya adalah sebagai perubahan biaya yang
terjadi akibat perubahan dari aktivitas bisnis.

Klasifikasi biaya berdasarkan pada perilaku biaya dapat di


golongkan menjadi 3 al :
1. Biaya variabel, adalah biaya yang secara total berubah
sebanding dengan aktivitas/volume produksi dalam
rentang relevan tetapi per unit bersifat tetap.
2. Biaya tetap, adalah biaya yang secara total tetap
dalam rentang relevan tetapi per unit berubah.
3. Biaya campuran, adalah biaya yang mengandung
unsur biaya tetap dan biaya variabel. (biaya semi
variabel)
COST SYSTEM AND COST
ACCUMULATION
 Sistem biaya adalah organisasi dari formulir,
catatan dan laporan yang terkoordinasi yang
bertujuan untuk melaksanakan kegiatan dan
merupakan informasi biaya bagi manajemen.
• Dalam akuntansi biaya sistem yang dapat di
gunakan untuk mengalokasikan dan membeban
kan biaya ke unit produksi dapat
dikelompokkan menjadi dua al :
1. Sistem biaya sesungguhnya/aktual adalah
suatu sistem dalam pembebanan harga pokok
produk atau pesanan atau jasa pada saat biaya
tersebut sudah terjadi/biaya yang
sesungguhnya dinikmati
2. Sistem biaya ditentukan dimuka adalah suatu sistem
dalam pembebanan harga pokok kepada produk
/pesanan/jasa dihasilkan sebesar harga pokok yang
ditentukan dimuka sebelum suatu produk/jasa
dikerjakan

• PENENTUAN HARGA POKOK


Adalah bagaimana memperhitungkan biaya kepada
suatu produk atau pesanan atau jasa, yang
dapat dilakukan dengan cara memasukkan
seluruh biaya produksi atau hanya
memasukkan unsur biaya produksi variabel
saja.
Dalam penentuan harga pokok tersebut dapat
digunakan dua cara al:
1. Metode kalkulasi biaya penuh (full costing)
2. Metode kalkulasi biaya variabel (variabel
costing)
PENENTUAN HARGA POKOK

• Kalkulasi biaya penuh adalah suatu


metode dalam penentuan harga pokok
suatu produk dg memperhitungkan semua
biaya produksi.
• Kalkulasi biaya variabel adalah suatu
metode dalam penentuan harga pokok
suatu produk, hanya memperhitungkan
biaya produksi yang bersifat variabel saja.
AKUMULASI BIAYA
adalah suatu cara untuk mengetahui berapa besar
biaya yang dikeluarkan untuk suatu produk dan
jasa

• Ada dua metode yang lazim digunakan al :


1. Metode akumulasi biaya pesanan adalah suatu
metode yang digunakan dalam pengumpulan
harga pokok suatu produk dimana biaya di
kumpulkan untuk setiap pesanan / kontrak /
jasa secara terpisah dan setiap pesanan /
kontrak dapat dipisah sesuai identitasnya.
2. Metode akumulasi biaya proses adalah suatu
metode dalam pengumpulan harga pokok
produk dengan mengumpulkan biaya untuk
setiap satuan waktu tertentu.
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA

1. Penentuan harga pokok yang dibeli


dan harga pokok bahan yang
dipakai dalam produksi
2. Penentuan biaya tenaga kerja
langsung
3. Penentuan biaya overhead pabrik
SIKLUS PEMBUATAN PRODUK

1. Pembelian dan penyimpanan bahan


baku
2. Penggolongan bahan baku menjadi
produk selesai
3. Penyimpanan produk selesai dalam
gudang
DASAR JURNAL PADA SIKLUS
AKUNTANSI BIAYA
• Jurnal bahan baku langsung dan bahan
penolong.
• Jurnal untuk mencacat pembelian bahan
baku

D Bahan baku xxx


K kas / utang xxx
DASAR JURNAL PADA SIKLUS
AKUNTANSI BIAYA
• Jurnal untuk mencatat pembelian bahan
penolong
D Bahan penolong xxx
K kas / utang xxx
• Jurnal gabungan
D bahan baku xxx
D bahan penolong xxx
K kas / utang xxx
DASAR JURNAL PADA SIKLUS
AKUNTANSI BIAYA
• Jurnal pemakaian bahan baku
D BDP – bahan baku xxx
K Persediaan bahan baku xxx

Jurnal pemakaian bahan penolong


D BOP pengendali xxx
K Bahan penolong xxx
DASAR JURNAL PADA SIKLUS
AKUNTANSI BIAYA

• Jurnal Tenaga Kerja Langsung(TKL)


Jurnal TKL terutang oleh perusahaan
D Beban gaji dan upah xxx
K Gaji dan upah terutang xxx
Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja :
D BDP – TKL xxx
D BOP pengendali xxx
D Beban pemasaran xxx
D Beban Admin xxx
K Beban gaji dan upah xxx
DASAR JURNAL PADA SIKLUS
AKUNTANSI BIAYA

• Jurnal biaya overhead pabrik (BOP)

Jurnal pembebanan BOP ke pada produk :


D BDP – BOP xxx
K Bahan penolong xxx
K Tenaga kerja tidak langsung xxx
K Biaya penyusutan xxx
K BOP lain – lain xxx
DASAR JURNAL PADA SIKLUS
AKUNTANSI BIAYA

• Jurnal BOP Sesungguhnya


D BOP pengendali xxx
K Akumulasi penyusutan mesin xxx
K Asuransi dibayar dimuka xxx
K Kas xxx

Jurnal menutup BOP dibebankan ke rekening BOP


sesungguhnya
D BOP dibebankan xxx
K BOP pengendali xxx
DASAR JURNAL PADA SIKLUS
AKUNTANSI BIAYA

• Jurnal Harga Pokok Produk Selesai


D Produk selesai xxx
K BDP – BBL xxx
K BDP – TKL xxx
K BDP – BOP xxx
Jurnal harga pokok produk dalam proses
D Persediaan BDP xxx
K BDP – BBL xxx
K BDP – TKL xxx
K BDP – BOP xxx
DASAR JURNAL PADA SIKLUS
AKUNTANSI BIAYA

 Jurnal untuk mencatat produk selesai yang


dijual
D Harga pokok penjualan xxx
K Produk selesai xxx

 Jurnal Penjualan
D Kas / Piutang xxx
K Penjualan xxx
Soal latihan
PT. LA Indah sebuah persh. yang bergerak dalam industri mainan
anak-anak . Persh. merencanakan akan menyusun laporan laba-rugi
dan laporan harga pokok produksi dan harga pakok penjualan secara
terpisah. Berikut ini data yang diperlukan oleh perusahaan tsb. Untuk
tahun 2009 :

Penjualan Rp 80.000.000
Pembelian bahan “ 14.000.000
Ongkos angkut pembelian 240.000
Retur dan potongan pembelian 720.000
Tenaga kerja langsung 18.000.000
Tenaga kerja tidak langsung 3.000.000
Listrik pabrik 500.000
Penyusutan mesin dan peralatan pabrik 640.000
Pajak Bumi dan bangunan pabrik 400.000
Asuransi pabrik 480.000
BOP lain-lain 1.640.000
Pendapatan piutang 1.000.000
Beban bunga 1.200.000
Biaya pemasaran 10.800.000
Biaya adm. Dan umum 6.000.000
1. Data persediaan awal dan akhir :

Keterangan awal
akhir

bahan Rp800.000 Rp600.000


produk/barang dlm proses 580.000 700.000
Produk selesai 840.000 500.000

Catatan : perusahaan menggunakan rekening bahan untuk


pemakaian bahan langsung dan bahan tidak langsung

Diminta :

1. Susunlah laporan harga pokok produksi dan panjualan


untuk tahun 2009
2. Susunlah Laporan Laba-Rugi perusahaan untuk tahun 2009
PERHITUNGAN BIAYA PESANAN
(JOB ORDER COSTING)

• Perhitungan biaya berdasarkan


pesanan yaitu suatu sistem
akuntansi yang menelusuri biaya
pada unit individual atau pekerjaan,
kontrak tumpukan produk atau
pesanan pelanggan yang spesifik.
PERHITUNGAN BIAYA PESANAN
(JOB ORDER COSTING)
• Karakteristik biaya pesanan :
1. Sifat proses produksi yang dilakukan terputus-putus dan
tergantung pada pesanan yang diterima.
2. Spesifikasi dan bentuk produk tergantung pada pemesan.
3. Pencatatan biaya produksi masing-masing pesanan
dilakukan pada kartu biaya pesanan secara terperinci
untuk masing-masing pesanan.
4. Total biaya produksi untuk setiap elemen biaya
dikalkulasi setelah pesanan selesai.
5. Biaya perunit dihitung dg membagi total biaya produksi
yang dibebankan dg total unit yang dipesan.
6. Akumulasi biaya pd umunya menggunakan biaya normal.
7. Produk yg sudah selesai dpt disimpan digudang/langsung
diserahkan pada pemesan
PERHITUNGAN BIAYA PESANAN
(JOB ORDER COSTING)
 Manfaat perhitungan biaya pesanan, adalah
untuk penetapan harga jual dan pengendalian
biaya.

 Kartu biaya pesanan, merupakan dokumen


sumber untuk memasukkan biaya dalam kalkulasi
biaya pesanan. Catatan ini kadang-kadang
disebut sebagai lembar biaya pekerjaan, arsip
biaya pekerjaan atau kartu biaya pekerjaan.
PERHITUNGAN BIAYA PESANAN
(JOB ORDER COSTING)
• Contoh
• Pada tanggal 5 April 2010 PT. Aceh Garment
menerima pesanan busana muslim dari Toko Cut
Busana, sebanyak 100 lusin dengan spesifikasi
stelan bordir + payet. Berdasarkan kontrak kerja
tanggal dibutuhkan Toko Cut Busana adalah tgl.
27 April 2010 dengan harga jual berdasar kontrak
Rp 624.000 per lusin
• Berdasarkan pesanan tersebut perusahaan
melakukan perhitungan biaya dengan
menggunakan kartu pesanan berikut :
Kartu Pesanan
PT. Aceh Garment Pesanan
Jl. Cut Nyak Dien 45 Kartu Pesanan No. 024
Banda Aceh
Pemesan : Toko Cut Busana Tgl dipesan 5 April
Produk : Stelan Muslim Tgl dikerjakan 10 April
Spesifikasi produk : stelan bordir payet Tgl dibutuhkan 27 April
Jumlah : 100 lusin Tgl selesai 23 April
April
Bahan baku :
tgl Pemakaian Harga Total (Rp)
10-04-2010 2.880 mtr Rp 6.000 17.280.000
TKL Jam kerja Tarif Total
23-04-2010 5.760 Rp 2.500 14.400.000
BOP dibebankan
Tgl Jam kerja Tarif total
23-04-2010 5.760 1.200 6.912.000
Kartu Pesanan

Bahan baku Rp 17.280.000 Harga jual Rp 62.400.000


BTKL “ 14.400.000 Biaya produksi “ 38.592.000
BOP dibebankan “ 6.912.000 Laba kotor Rp 23.808.000
Total biaya produksi By.pemasaran “ 6.500.000
Biaya adm “ 4.125.000
Rp 38.592.000 “ 10.625.000
Total beban Rp 13.183.000
Laba bersih
Jurnal Perhitungan Biaya Pesanan

• Akuntansi biaya bahan baku


 Pembelian bahan baku
D Bahan baku xxx
K kas / utang usaha xxx
 Penggunaan bahan baku
D Barang dalam proses xxx
K Bahan baku(langsung) xxx
D Pengendali overhead pabrik xxx
K Bahan baku(tdk langsung) xxx
Jurnal Perhitungan Biaya Pesanan

• Akuntansi Biaya Tenaga Kerja

 Biaya tenaga kerja yang terjadi


D Beban gaji xxx
K Beban gaji YMSH dibayar xxx
 Distribusi biaya tenaga kerja
D Barang dalam proses xxx
K Beban gaji xxx
D Pengendali Overhead pabrik xxx
K Beban gaji xxx
Jurnal Perhitungan Biaya Pesanan

• Akuntansi Biaya Overhead Pabrik


 Biaya overhead pabrik sesungguhnya (Aktual)
D Pengendali Overhead pabrik xxx
K Akumulasi penyusutan mesin xxx
D Pengendali overhead pabrik xxx
K Asuransi biaya dimuka xxx
 Biaya overhead pabrik dibebankan
D Barang dalam proses xxx
K Overhead pabrik dibebankan xxx
D Overhead pabrik dibebankan xxx
K Pengendali overhead pabrik xxx
Jurnal Perhitungan Biaya Pesanan

• Akuntansi Produk Selesai


 Penyerahan langsung ke pemesan
D Piutang Usaha xxx
K Penjualan xxx
D Harga pokok penjualan xxx
K Produk selesai xxx

 Mengisi persediaan produk jadi


D Produk selesai xxx
K Barang dalam proses-BBB xxx
-BTKL xxx
-BOP xxx
Contoh Soal
Transaksi berikut merupakan transaksi yang
dilakukan PT. Mudik Industri pada bulan Januari
2010:
1. Pembelian bahan baku yang dilakukan secara
kredit sebesar Rp 3.000.000 dan secara tunai
sebesar Rp 4.000.000
2. Bukti permintaan bahan baku langsung sebesar
Rp 2.200.000 dan bahan baku tidak langsung
sebesar Rp 650.000
3. Biaya gaji untuk pabrik sebesar Rp3.800.000
terdiri atas Rp 2.300.000 tenaga kerja langsung
dan sisanya tenaga kerja tidak langsung
Contoh Soal

4. Penyusutan mesin pabrik senilai Rp 440.000 dicatat, dan


biaya asuransi pabrik yang sudah jatuh tempo bulan
tersebut sebesar Rp 170.000
5. Suatu pesanan diselesaikan dengan serapa biaya tenaga
kerja langsung Rp 726.000, bahan baku telah
dibebankan sebelumnya ke pesanan tersebut sebesar Rp
320.000. Biaya overhead pabrik dibebankan dengan tarif
75% dari biaya tenaga kerja langsung
6. Biaya overhead pabrik aktual lain-lain sebesar Rp
310.000 terutang
7. Pesanan yang dimaksud dalam point 5 dikirimkan
kepemesan, dengan nilai tagihan sebesar Rp 1.925.000
Diminta :
Buatlah ayat jurnal yang berkaitan dengan transaksi tersebut.
PERHITUNGAN BIAYA PROSES
(PROSESS COSTING)

• Penentuan biaya proses adalah suatu


metode dimana bahan baku, tenaga kerja
dan overhead pabrik dibebankan kepusat
biaya/departemen. Biaya yang dibebankan
ke setiap unit produk yang hasilnya
ditentukan dengan membagi total biaya
yang dibebankan ke pusat biaya /
departemen tersebut dengan jumlah unit
yang diproduksi pada pusat biaya yang
bersangkutan.
KARAKTERISTIK PENENTUAN BIAYA
PROSES
1. Aktivitas produksi bersifat terus-menerus.
2. Produksi bersifat massa, dg tujuannya mengisi
persediaan yang siap dijual.
3. Produk yang dihasilkan dalam suatu
departemen /pusat biaya relatif homogen dan
berdasarkan standar.
4. Biaya dibebankan kesetiap unit dengan
membagi total biaya yang dibebankan ke pusat
biaya dengan total unit yang diproduksi.
5. Pengumpulan biaya dilakukan berdasarkan
periode waktu tertentu
ALIRAN PRODUK

• Dalam penentuan biaya proses aliran suatu produk yg


berkaitan dg pembebanan biaya dapat diklasifikasikan :
1. Aliran Produk secara Berurutan, suatu format aliran
produksi fisik di mana setiap proses produk dilakukan
dalam urutan langkah yang sama.
2. Aliran Produk secara Paralel, suatu format aliran produksi
fisik di mana bagian-bagian tertentu dari pekerjaan
dilakukan secara simultan dan kemudian digabungkan
dalam suatu proses /proses final untuk penyelesaian dan
ditransfer ke produk jadi.
3. Aliran Produk secara Selektif, suatu format aliran
produksi fisik di mana produk berpindah ke departemen-
departemen yang berbeda dalam suatu pabrik,
tergantung pada produk final yang akan diproduksi.
ARUS BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA

• Arus biaya produksi dalam perhitungan biaya proses


secara umum sama dengan perhitungan biaya pesanan

Akumulasi biaya proses, mengembangkan prosedur untuk :

1. Pengumpulan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan


biaya overhead pabrik untuk masing-masing departemen.
2. Perhitungan biaya per-unit untuk masing-masing
departemen .
3. Memindahkan biaya dari departemen sebelumnya ke
departemen berikutnya atau ke gudang produk jadi.
4. Membebankan biaya ke produk dalam proses yang
terdapat pada setiap departemen.
EKUIVALEN UNIT DALAM PENENTUAN BIAYA
PROSES

• Unit Ekuivalen produksi menunjukkan unit produk


jadi dan unit produksi dalam proses yang
disetarakan dengan produk jadi.
• Ada dua metode aliran biaya untuk mengkalkulasi
biaya produksi produk dalam proses, dengan
perhitungan unit ekuivalen produksi berbeda :
1. Aliran Biaya Rata-Rata Tertimbang
Rumus :
• Unit Ekuivalen Produksi
= Produk selesai + (PDP Akhir x Tingkat
Penyelesaian )
Ada dua metode aliran biaya untuk mengkalkulasi
biaya produksi produk dalam proses, dengan
perhitungan unit ekuivalen produksi berbeda :

2. Aliran Biaya FIFO


Rumus :

Unit Ekuivalen Produksi


= Produk Selesai + (PDP Akhir x Tingkat
Penyelesaian) – (PDP Awal x Tingkat
Penyelesaian )
EKUIVALEN UNIT DALAM PENENTUAN BIAYA
PROSES
• Contoh
 Persediaan awal PDP = 1.000 unit
( tingkat penyelesaian:100% BB
Dan 80% biaya konversi)
 Produk masuk proses = 38.200 unit
 Produk selesai ditransfer = 38.000 unit
 Persediaan akhir PDP = 1.200 unit
(tingkat penyelesaian: 80% BB,
75% Biaya Konversi)
Hitung unit ekuivalen produksi dg metode rata-rata
tertimbang dan metode FIFO
PERHITUNGAN BIAYA PER UNIT

• AKUNTANSI, BIAYA BAHAN


• Dalam penentuan biaya proses, bukti
permintaan bahan baku oleh
bagian/depart. Merupakan dasar
pembebanan biaya bahan baku ke depart.
Bukti permintaan bahan baku ini akan
digunakan sebagai pengendalian biaya
bahan baku.
PERHITUNGAN BIAYA PER UNIT

• Contoh
• PT. Mudik adalah perusahaan mainan anak-anak dengan
merek “ OL “ perusahaan mempunyai dua departemen
produksi yaitu dept. pemotongan dan perakitan. Untuk
kedua dept. tersebut persh mempunyai akun produk dalam
proses secara ter pisah. Permintaan bahan baku yang
digunakan departemen pemotongan sebesar Rp
7.800.000; dept. perakitan sebesar Rp 5.650.000.
• Ayat jurnalunya
D PDP – Dept pemotongan Rp 7.800.000
D PDP – Dept perakitan Rp 5.650.000
K Persediaan Bahan Baku Rp 13.450.000
PERHITUNGAN BIAYA PER UNIT

• AKUNTANSI, BIAYA TENAGA KERJA


• Dalam penentuan biaya proses pembebanan
biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga
kerja tidak langsung tidak dilakukan pemisahan,
karena di dalam penentuan biaya proses biaya
tenaga kerja cukup ditelusuri ke departemen
bukan produk yang dihasilkan. Untuk
pencatatannya cukup digunakan kartu jam kerja
harian atau kartu prensensi tenaga kerja.
PERHITUNGAN BIAYA PER UNIT

• AKUNTANSI, BIAYA TENAGA KERJA


Contoh
PT. Jamaika Elektrik adalah perusahaan perakitan radio dengan merk
“Taruco”, perusahaan mempunyai dua departemen produksi yaitu
departemen perakitan dan penyelesaian. Untuk kedua dept.
tersebut persh. mempunyai akun produk dalam proses secara
terpisah. Selama bulan Agustus jam kerja langsung yang diserap
dept perakitan sebanyak 1.840 jam dengan tarif Rp 2.000 per
jam, dept penyelesaian 1.650 jam, dengan tari Rp 1.500 per jam
Ayat Jurnalnya :
D PDP – Dept perakitan Rp 3.680.000
D PDP – Dept penyelesaian “ 2.475.000
K Beban gaji Rp 6.155.000
PERHITUNGAN BIAYA PER UNIT

• AKUNTANSI, BIAYA OVERHEAD PABRIK


Dalam penentuan biaya proses seperti yang terdapat
pada penentuan biaya pesanan, biaya overhead pabrik
sesungguhnya diakumulasikan dalam akun buku besar
pengendali sesuai dengan elemen biaya yang terdapat
pada buku besar pembantu. Saat biaya overhead pabrik
terjadi, dicatat dalam buku besar overhead pabrik dan
diposting ke buku besar pembantu setiap departemen.

Contoh
PT. Agam Com adalah perusahaan perakitan komputer
dengan merk “Selcom”, perusahaan mempunyai dua
departemen produksi yaitu dept perakitan dan
penyelesaian . Untuk ke dua dept tersebut perusahaan
mempunyai akun produk dalam proses secara terpisah
PERHITUNGAN BIAYA PER UNIT

• AKUNTANSI, BIAYA OVERHEAD PABRIK


Selama bulan Agustus telah dicatat dalam buku besar:
listrik, air, telp Rp 9.390.000, akumulasi penyusutan mesin
Rp 6.400.000, bahan tidak langsung Rp 4.260.000 dan
tenaga kerja tidak langsung Rp 10.240.000.
Ayat jurnal
D Pengendali overhead pabrik Rp 30.290.000
K Listrik, telp dan air Rp 9.390.000
K Akumulasi penyusutan mesin “ 6.400.000
K Bahan tidak langsung “ 4.260.000
K Tenaga kerja tidak langsung “ 10.240.000
PERHITUNGAN BIAYA PER UNIT

Dalam penentuan biaya proses, semua biaya


yang dibebankan ke setiap dept produksi dapat
diikhtisarkan dalam laporan biaya produksi untuk
masing-masing dept. Laporan biaya produksi
setiap dept memiliki format yang beragam,
dengan informasi menunjukkan :

1. Skedul kuantitas, memuat informasi produk


dalam proses awal, produk masuk proses pada
periode bersangkutan, produk selesai yang
ditransfer ke dept berikutnya atau gudang,
produk dalam proses akhir, produk hilang,
produk rusak dan produk cacat
Laporan biaya produksi setiap dept memiliki
format yang beragam, dengan informasi
menunjukkan :

2. Biaya dibebankan, memuat informasi biaya


produk dalam proses awal, biaya yang
dibebankan dari dept sebelumnya, biaya di
bebankan periode bersangkutan, unit equivalen
dan biaya per unit masing-masing elemen biaya.
3. Pertanggungjawaban biaya, memuat informasi
biaya yang ditransfer ke dept berikutnya atau
gudang, biaya produk yang hilang akhir proses,
biaya produk rusak, biaya produk cacat. Biaya
yang telah diserap produk dalam proses.
Contoh Soal

• PT. Asyik Mudik, adalah persh pengolahan nanas yang di kemas


dalam kaleng untuk dipasarkan didalam negeri, pengolahan
dilakukan melalui satu tahap pengolahan yaitu melalui dept
pengolahan. Pada awal September persh baru mulai beroperasi,
dengan mengolah nanas sebanyak 8.000 kg, pada akhir
September produk selesai yang ditransfer ke gudang sebanyak
7.600 kg, sedangkan yang 400 kg masih dalam proses dengan
tingkat penyerapan biaya bahan baku 100%, biaya tenaga kerja
75% dan biaya overhead pabrik 80%. Biaya yang dikeluarkan
untuk mengolah nanas tersebut adalah Biaya bahan baku sebesar
Rp 6.000.000, biaya tenaga kerja Rp 4.740.000 dan biaya
overhead pabrik sebesar Rp 3.168.000.
• Diminta ,
susunlah laporan biaya produksi PT Asyik Mudik untuk bulan
September 2009
PT ASYIK MUDIK
DEPARTEMEN PENGOLAHAN
LAPORAM BIAYA PRODUKSI
UNTUK BULAN SEPTEMBER 2009

Skedul Kuantitas
Produk masuk proses = 8.000 kg
Produk selesai = 7.600 kg
Produk dalam proses akhir , tkt penyerapan = 400 kg
(100% BB, 75% TKL dan 80% BOP)
= 8.000 kg
Biaya dibebankan
Elemen biaya Total unit ekuivalen biaya / kg
BBB Rp 6.000.000 8.000 kg Rp 750
BTKL “ 4.740.000 7.900 kg “ 600
BOP “ 3.168.000 7.920 kg “ 400
Total Rp13.908.000 Rp 1.750

Pertanggjawaban Biaya
Biaya produk selesai ditransfer = 7.600 kg xRp 1.750 = Rp 13.300.000
Produk dalam proses akhir :
BBB = 400 kg x 100% x Rp 750 = Rp 300.000
BTKL = 400 kg x 75 % x Rp 600 = “ 180.000
BOP = 400 kg x 80% x Rp 400 = “ 128.000 + = Rp 608.000
Total = Rp 13.908.000
Soal latihan
PT Sulit Air adalah perusahaan minuman dalam kemasan botol,
mempunyai dua departemen produksi, yaitu dept pencampuran dan
pengolahan

Data produksi dan biaya untuk bulan September 2009 sbb :


Data Produksi
Dept pencampuran
Produk masuk proses 75.000 liter
Produk selesai ditransfer ke dept pengolahan 74.500 liter
Produk dalam proses akhir 500 liter
(tingkat penyelesaian 100% BB, 80% Biaya Konversi)
Dept Pengolahan
Produk diterima dari dept pencampuran 74.500 liter
Penambahan unit produk 1.000 liter
Produk selesai ditransfer ke gudang 75.200 liter
Produk dalam proses akhir 300 liter
(tingkat penyelesaian 100% BB, 75% Biaya Konversi)
Data Biaya:
Keterangan Dept Pencampuran Dept Pengolahan
BBB Rp 9.000.000 Rp 6.040.000
BTKL “ 5.617.500 “ 4.525.500
BOP “ 7.490.000 “ 3.017.000
Total Rp22.107.500 Rp13.582.500
Diminta, buatlah laporan biaya produksi PT sulit Air untuk bulan Sept 2009
Soal Latihan

PT Sumatra mengolah produk yang dihasilkan melalui dua dept produksi, yaitu dept
pemotongan dan dept pengolahan
Produk dalam proses awal Sept 2009 setiap dept. sbb :
dept dept
pemotongan pengolahan
Unit 1.000 unit 800 unit

HP. Dr dept pemotongan - Rp 886.400


BBB Rp 280.000 -
BTKL “ 120.000 Rp 62.400
BOP “ 250.000 “ 57.700
Jumlah Rp 650.000 Rp 1.006.500
Tingkat penyelesaian 100% BB
40% BK 25% BK
Departemen pemotongan
Produk masuk proses 12.000 unit
Produk ditransfer ke dept pengolahan 10.000 unit
Produk dalam proses akhir 3.000 unit
(100% BB, 60% BK)
• Dept pengolahan
Produk diterima dr dept pemotongan 10.000 unit
Produk ditransfer ke gudang 9.000 unit
Produk dalam proses akhir 1.800 unit
(50% biaya konversi)
Biaya selama bulan Sept 2009
Dept Dept
Pemotongan Pengolahan
Bahan baku Rp 5.570.000 -
Tenaga kerja “ 3.420.000 Rp 1.917.600
BOP “ 2.700.000 “ 1.041.200
Total Rp11.690.000 Rp 2.958.800
Diminta :
1. Susunlah laporan biaya produksi untuk masing-masing dept dg metode
rata-rata tertimbang dan FIFO
2. Buat jurnalnya
PT. SUMATERA
LAPORAM BIAYA PRODUKSI
DEPARTEMEN PEMOTONGAN (METODE AVERAGE)
UNTUK BULAN SEPTEMBER 2009
Skedul Kuantitas
Produk dalam proses awal(100% BB, 40% BK) = 1.000 unit
Produk masuk proses = 12.000 unit
= 13.000 unit
Produk ditransfer ke dept pengolahan = 10.000 unit
Produk dalam proses akhir (100% BB, 60% BK) = 3.000 unit
= 13.000 unit

Biaya dibebankan
Elemen HP. PDP By. periode
biaya awal September Total UE biaya / unit

BBB Rp 280.000 Rp 5.570.000 Rp 5.850.000 13.000 Rp 450


BTKL “ 120.000 “ 3.420.000 “ 3.540.000 11.800 “ 300
BOP “ 250.000 “ 2.700.000 “ 2.950.000 11.800 “ 250
Total Rp 650.000 Rp11.690.000 Rp12.340.000 Rp1.000

Pertanggung jawaban Biaya


Biaya produk selesai ditransfer = 10.000 xRp 1.000 = Rp 10.000.000
Produk dalam proses akhir :
BBB = 3.000 x 100% x Rp 450 = Rp 1.350.000
BTKL = 3.000 x 60 % x Rp 300 =“ 540.000
BOP = 3.000 x 60% x Rp 250 =“ 450..000 + = Rp 2.340.000
TOTAL Rp 12.340.000
PT. SUMATERA
LAPORAM BIAYA PRODUKSI
DEPARTEMEN PENGOLAHAN(METODE AVERAGE)
UNTUK BULAN SEPTEMBER 2009
Skedul Kuantitas
Produk dalam proses awal = 800 unit
(25 % BK)
Produk dari dept pemotongan = 10.000 unit
= 10.800 unit

Produk ditransfer ke dept gudang = 9.000 unit


Produk dalam proses akhir (50%, BK) = 1.800 unit
= 10.800 unit

Biaya dibebankan
Elemen HP.PDP By. periode
biaya awal September Total UE biaya / unit
HP.Dept
Pemtongan Rp 886.400 Rp 10.000.000 Rp 10.886.400 10.800 Rp 1.008
BTKL 62.400 1.917.600 1.980.000 9.900 200
BOP 57.700 1.041.200 1.098.900 9.900 111
Rp 1.006.500 12.958.800 13.965.300 1.319

Pertanggungjawaban Biaya

Biaya produk selesai ditransfer = 9.000 xRp 1.319 = Rp 11.871.000


Produk dalam proses akhir :
HP.Dept.pemotongan= 1.800 x 100% x Rp 1.008 = Rp 1.814.400
BTKL = 1.800 x 50 % x Rp 200 = “ 180.000
BOP = 1.800 x 50% x Rp 111 = “ 99.900 + = Rp 2.094.300
TOTAL Rp 13.965.300
PT. SUMATERA
LAPORAM BIAYA PRODUKSI
DEPARTEMEN PEMOTONGAN (METODE FIFO)
UNTUK BULAN SEPTEMBER 2009
Skedul Kuantitas
Produk dalam proses awal = 1.000 unit
(100% BB, 40% BK)
Produk masuk proses = 12.000 unit
= 13.000 unit
Produk ditransfer ke dept pengolahan = 10.000 unit
Produk dalam proses akhir = 3.000 unit
(100% BB, 60% BK) = 13.000 unit

Biaya dibebankan
Elemen Total
Biaya UE * biaya / unit
HP. PDP awal Rp 650.000 - -

BBB Rp 5.570.000 12.000 Rp 464,17


BTKL “ 3.420.000 11.400 “ 300
BOP “ 2.700.000 11.400 “ 236,84
Rp11.690.000 Rp1.001,01

• Total Rp 12.340.000

* U.E BBB = 10.000+(3.000x100%)-(1.000x100%) = 12.000 unit


* BK = 10.000+(3.000x60%)-(1.000x40%) = 11.400 unit
PT. SUMATERA
LAPORAM BIAYA PRODUKSI
DEPARTEMEN PEMOTONGAN (METODE FIFO)
UNTUK BULAN SEPTEMBER 2009
Pertanggjawaban Biaya
Hp. Produk selesai PDP awal :
HP. Periode lalu Rp 650.000
Biaya Penyelesaian :
BTKL = 1.000(100% - 40%) x Rp 300 Rp 180.000
BOP = 1.000(100% - 40%) x “ 236.84 Rp 142.104
Rp 972.104
HP. Selesai periode bersangkutan
(10.000 unit – 1.000 unit) x Rp 1.001,01 Rp 9.009.090
HP. Selesai ditransfer : 10.000 unit Rp 9.981.194

HP. Produk dalam proses akhir :


BBB = 3.000 x 100% x Rp 464,17 = Rp 1.392.510
BTKL = 3.000 x 60 % x Rp 300 =“ 540.000
BOP = 3.000 x 60% x Rp 236,84 = “ 426.312 +
= Rp 2.358.822
TOTAL Rp 12.340.016

Selisih Pembulatan 16
PT. SUMATERA
LAPORAM BIAYA PRODUKSI
DEPARTEMEN PENGOLAHAN (METODE FIFO)
UNTUK BULAN SEPTEMBER 2009
Skedul Kuantitas
Produk dalam proses awal (25% BK) = 800 unit
Produk masuk proses = 10.000 unit
= 10.800 unit
Produk ditransfer ke dept pengolahan = 9.000 unit
Produk dalam proses akhir = 1.800 unit
(100% BB, 50% BK) = 10.800 unit
Biaya dibebankan
Elemen Total
Biaya UE * biaya / unit
HP. PDP awal Rp 1.006.500 - -

HP.Dept. Pemotongan Rp 9.981.194. 10.000 Rp 998,12


BTKL “ 1.917.600 9.700 “ 197,69
BOP “ 1.041.200 9.700 “ 107,34
Rp12.939.994 Rp1.303,15

• Total Rp 13.946.494

* U.E BBB = 9.000+(1.800x100%)-(800x100%) = 10.000 unit


* BK = 9.000+(1.800x50%)-( 800x25%) = 9.700 unit
PT. SUMATERA
LAPORAM BIAYA PRODUKSI
DEPARTEMEN PENGOLAHAN (METODE FIFO)
UNTUK BULAN SEPTEMBER 2009
Pertanggjawaban Biaya
Hp. Produk selesai PDP awal :
HP. Periode lalu Rp 1.006.500
Biaya Penyelesaian :
BTKL = 800(100% - 25%) x Rp 197,69 Rp 118.614
BOP = 800(100% - 25%) x “ 107,34 Rp 64.404
Rp 1.189.518
HP. Selesai periode bersangkutan
(9.000 unit – 800 unit) x Rp 1.303,15 Rp 10.685.830
HP. Selesai ditransfer : 9.000 unit Rp 11.875.348

HP. Produk dalam proses akhir :


HP.Dept. pemotongan = 1.800 x 100% x Rp 998,12 = Rp 1.796.616
BTKL = 1.800 x 50 % x Rp 197,69 = “ 177.921
BOP = 1.800 x 50% x Rp 107,34 = “ 96.606 +
= Rp 2.071.143
TOTAL Rp 13.946.491

Selisih Pembulatan (3)


PRODUK CACAT
Dalam proses pengolahan suatu produk yang
dilakukan secara berkesinambungan, sering kali
tidak dapat dihindari terjadinya produk cacat.
Yang dimaksud produk cacat adalah produk yang
dihasilkandalam proses produksi, dimana produk
yang dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan
standar mutu yang ditentu kan. Namun demikian
secara ekonmis produk tersebut bisa diperbaiki
dengan mengeluarkan biaya tertentu, tapi biaya
yang dikeluarkan cenderung lebih besar dari nilai
jual setelah produk tersebut diperbaiki. Produk
rusak ini umumnya diketahui setelah proses
produksi selesai.
Faktor penyebab terjadinya produk
cacat/rusak
1. Bersifat normal; dimana setiap proses produksi
tidak bisa dihindari terjadinya produk rusak,
sehingga perusahaan telah memperhitungkan
sebelumnya bahwa adanya prouk cacat/rusak.
2. Akibat kesalahan; dimana terjadinya produk
cacat/rusak disebabkan oleh kesalahan dalam
proses produksi misalnya kurangnya
perencanaan, kurangnya pengawasan dan
pengendalian, kelalaian pekerja dan
sebagainya.
Perhitungan unit ekuivalen produksi

• Rumus:
= produk selesai + (PDP akhir x
tingkat penyelesaian) + produk
rusak.
PT Rumit adalah perusahaan memproduksi satu jenis produkelektrik
dengan merek Babe, proses produksi mempunyai dua departemen
produksi, yaitu dept perakitan dan penyelesaian:
Data produksi dan biaya untuk bulan September 2009 sbb:
Data Produksi
Dept perakitan:
Produk masuk proses 10.000 unit
Produk selesai ditransfer ke dept penyelesaian 9.200 unit
Produk cacat 200 unit
Produk dalam proses akhir 600 unit
(tingkat penyelesaian 100% BB, 75% Biaya Konversi)
Dept Penyelesaian:
Produk diterima dari dept perakitan 9.400 unit
Produk selesai ditransfer ke gudang 8.800 unit
Produk cacat 100 unit
Produk dalam proses akhir 500 unit
(tingkat penyelesaian 100% BB, 80% Biaya Konversi)
Data Biaya:
Keterangan Dept perakitan Dept Penyelesaian
BBB Rp 7.000.000
BTKL “ 4.100.000 “ 4.270.000
BOP “ 1.500.000 “ 1.865.000
Total Rp12.600.000 Rp 6.135.000
Biaya Perbaikan:
BBB Rp 1.000.000 -
BTKL “ 825.000 Rp 380.000
BOP “ 470.000 “ 175.000
Diminta:
1. Hitunglah unit ekuivalen produksi
2. Buatlah laporan biaya produksi PT Rumit untuk bulan Sept
2009
PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERSAMA DAN PRODUK
SAMPINGAN
(JOINT PRODUCTS AND BY PRODUCTS)

• PENGERTIAN PRODUK BERSAMA


• Produk bersama adalah beberapa produk yang dihasilkan
dalam suatu rangkaian atau seri produk secara bersama
atau serempak dengan menggunakan bahan, tenaga kerja
dan biaya overhead secara bersama. Biaya tersebut tidak
dapat ditelusuri atau dipisahkan pada setiap produk, dan
setiap produk mempunyai nilai jual atau kuantitas yang
relatif sama.
• Biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan produk
bersama disebut dengan biaya bersama (Joint Costs).
• Biaya bersama adalah biaya yang diolah secara bersama
seperti; bahan, tenaga kerja dan biaya overhead untuk
menghasilkan beberapa produk.
PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERSAMA DAN PRODUK
SAMPINGAN
(JOINT PRODUCTS AND BY PRODUCTS)

• Dalam produk bersama dapat menghasilkan :

 Produk Utama ( Main Products), yaitu produk yang


dihasilkan dalam proses produksi secara bersama, namun
mempunyai nilai atau kuantitas yang lebih besar
dibandingkan dengan produk lain atau produk sampingan.

 Produk Sampingan (By Products), yaitu produk yang


dihasilkan dalam proses produksi secara bersama, tetapi
produk tersebut nilai atau kuantitasnya lebih rendah
dibandingkan dengan produk lain atau produk utama.
KARAKTERISTIK PRODUK BERSAMA

• BEBERAPA KARAKTERISTIK PRODUK BERSAMA :

1. Produk diproses secara bersama dan setiap produk mempunyai


nilai yang relatif sama antara satu dengan yang lainnya.
2. Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat
dalam proses produksi. Apabila terjadi peningkatan kualitas
untuk menambah unit satu jenis produk yang dihasilkan, maka
kualitas produk yang lain akan bertambah secara proporsional .
3. Dalam produk bersama dikenal istilah : “ Split Off Point “ adalah
saat dimana produk-produk tersebut dapat diidentifikasi atau
dipisah ke masing-masing produk secara individual.
4. Setelah “ Split Off Point “ (titik pisah) produk tersebut dapat
dijual pada titik pisah (secara langsung) dan dapat juga di jual
setelah dipisah (setelah diproses lebih lanjut) untuk
mendapatkan produk yang lebih menguntungkan. Biaya yang
dikeluarkan untuk memproses produk lebih lanjut tersebut
dengan biaya proses lanjutan atau biaya setelah titik pisah
(sevarable costs).
ALOKASI BIAYA DAN METODE ALOKASI BIAYA
PRODUKSI BERSAMA
• Alokasi biaya adalah pembebanan biaya secara proporsional
dari biaya tidak langsung atau biaya bersama ke objek biaya.
 Secara umum alokasi biaya tersebut ditujukan untuk :
1. Menghitung harga pokok dan menetukan nilai persediaan untuk
tujuan pelaporan keuangan internal.
2. Menghitung harga pokok dan menentukan persediaan untuk
tujuan tujuan pelaporan keuangan eksternal.
3. Menilai persediaan untuk tujuan asuransi
4. Menentukan nilai persediaan jika terjadi kerusakan terhadap
nilai barang yang rusak.
5. Biaya bahan yang hancur.
6. Menentukan biaya dept. untuk tujuan pengukuran kinerja
eksekutif.
7. Pengaturan tarif karena adanya sebahagian produk atau jasa
yang diproduksi dikenakan peraturan harga . Misalnya di
Amerika produksi minyak mentah dan gas alam dilakukan
secara bersama tetapi gas alam dikenakan peraturan harga.
METODE ALOKASI BIAYA

• METODE ALOKASI BIAYA DAPAT DIGUNAKAN BEBERAPA


METODE SEBAGAI BERIKUT :

1. Metode harga pasar / metode nilai jual hipotetis


2. Metode unit fisik
3. Metode rata-rata sederhana
4. Metode rata-rata tertimbang
METODE ALOKASI BIAYA

• Metode harga pasar (Nilai Jual), merupakan


pembebanan biaya bersama atas dasar nilai
jual masing-masing produk.

• Metode harga jual dapat dibedakan menjadi


dua al :
1. Harga jual diketahui pada saat titik pisah
2. Harga jual tidak diketahui pada titik pisah
Harga jual diketahui pada saat titik pisah

• Jika harga jual diketahui pada saat titik pisah maka biaya
bersama dibebankan kepada produk berdasarkan nilai jual
masing-masing produk terhadap jumlah nilai jual
keseluruhan produk.
• Rumus :

• Pembebanan biaya bersama

Jumlah nilai jual masing-masing produk


= -------------------------------------------- X Biaya bersama
jumlah nilai jual keseluruhan produk
Harga jual tidak diketahui pada saat titik pisah

• Apabila suatu produk tidak bisa dijual pada titik pisah, maka harga tidak
dapat diketahui pada saat titik pisah. Produk tersebut memerlukan proses
tambahan sehingga harga jual dapat diketahui setelah proses. Dasar yang
dapat digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama adalah harga
pasar hipotetis.
• Harga pasar hipotetis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih
lanjut dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lebih
lanjut (HJH = NJ – BPL)
• Rumus :
• Pembebanan biaya bersama
jumlah nilai jual hipotetis
masing2 produk setelah titik pisah
• = -------------------------------------- X biaya bersama.
Jumlah nilai jual hipotetis
seluruh produk setelah titik pisah
Metode unit fisik

• Metode unit fisik adalah suatu metode dalam pembebanan


biaya bersama kepada produk didasarkan atas unit secara
fisik atau out put dari suatu produk .

• Rumus :

• Pembebanan biaya bersama

Jumlah unit masing-masing produk


= ------------------------------------- X biaya bersama
Jumlah unit keseluruhan produk
METODE RATA-RATA PER UNIT

• Metode rata-rata per unit adalah suatu metode dalam


mengalokasikan biaya bersama bahwa seluruh produk yang
dihasilkan dari proses produksi bersama harus dibebani
suatu nilai secara proporsional dari seluruh biaya bersama
atau dari besarnya unit yang diproduksi

Rumus :
Pembebanan Biaya bersama
= Biaya per unit X Jumlah unit masing-masing produk

Jumlah biaya bersama


Biaya per unit=--------------------------------
Jumlah unit keseluruhan produk
METODE RATA-RATA TERTIMBANG

• METODE RATA-RATA TERTIMBANG adalah suatu metode


dalam mengalokasikan biaya bersama berdasarkan kepada
unit produksi dan dikalikan dengan faktor penimbang,
kemudian diperoleh jumlah penimbang rata-rata setiap
produk dibagi dengan jumlah penimbang rata-rata seluruh
produk.
Rumus :
Pembebanan biaya bersama
Jumlah penimbang rata-rata setiap produk
= ------------------------------------------------- X Biaya
bersama
Jumlah penimbang rata-rata seluruh produk
PRODUK SAMPINGAN

• Produk sampingan adalah produk yang dihasilkan dalam proses


produksi secara bersama, tetapi produk tersebut nilai atau
kuantitasnya lebih rendah dibandingkan dengan produk lain
(produk utama).
Contoh :
o Kerosin dalam pembuatan bensin
o Perca kain dalam produksi tekstil
o Papan dan blok dalam produksi kayu

Produk sampingan dapat dikelompokkan sbb:


1. Produk sampingan yg siap dijual setelah dipisah dari produk
utama
2. Produk sampingan yg memerlukan proses lebih lanjut
3. Produk sampingan yg siap dijual setelah titik pisah dari produk
utama, tetapi diproses lebih lanjut agar dapat dijual dengan
harga yang lebih tinggi
PRODUK SAMPINGAN

• Metode perhitungan harga pokok produk sampingan


1. Metode tanpa harga pokok
2. Metode dengan harga pokok

METODE TANPA HARGA POKOK


Adalah suatu metode dalam perhitungan produk sampingan
tidak memperoleh alokasi biaya bersama dari pengolahan
produk sebelum dipisah.

Metode tanpa harga pokok dapat dibedakan menjadi :

1. Pengakuan atas pendapatan kotor


2. Pengakuan atas pendapatan bersih
PENGAKUAN ATAS PENDAPATAN KOTOR

• Metode ini memperlakukan hasil penjualan produk


sampingan berdasarkan penjualan kotor. Dalam metode
ini penjualan/pendapatan produk sampingan dalam
laporan laba-rugi dapat dikategorikan sbb:

1. Diperlakukan sebagai penghasilan diluar


usaha/pendapatan lain-lain
2. Diperlakukan sebagai penambah penjualan/produk
utama
3. Diperlakukan sebagai pengurang harga pokok penjualan
4. Diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi
Contoh Soal

 Unit produksi 32.400


 Unit penjualan 27.000
 Unit persediaan awal 1.000
 Harga jual per unit Rp 1.500
 Biaya produksi per unit Rp 1.000
 Hasil penjualan produk sampingan Rp 4.095.000
 Beban pemasaran & adm.produk utama Rp 5.850.000

• Diminta

• Susunlah laporan laba-rugi dengan menggunakan ke 4


metode diatas
PENGAKUAN ATAS PENDAPATAN BERSIH

• Pada metode ini hasil penjualan produk sampingan yang


diperhtiungkan adalah berdasarkan hasil penjualan atau
pendapatan bersih produk sampingan.

Contoh

• Penjualan produk sampingan Rp4.095.000


• Biaya proses lanjutan produk sampingan (Rp 780.000)
• Biaya pemasaran & Adm. Produk sampingan (Rp 540.000)
Penjualan / pendapatan bersih produk sampingan
Rp 2.775.000
Contoh Soal

 Unit produksi 32.400


 Unit penjualan 27.000
 Unit persediaan awal Rp 1.000
 Harga jual per unit Rp 1.500
 Biaya produksi per unit Rp 1.000
 Hasil penjualan produk sampingan Rp 4.095.000
 Biaya proses lanjutan produk sampingan Rp 780.000
 Beban pemasaran & adm.produk utama Rp 5.850.000
 Beban pemasaran & adm.produk sampingan Rp 540.000

• Diminta

• Susunlah laporan laba- rugi dengan menggunakan ke 4 metode


diatas (pendapatan bersih produk sampingan Rp 2.775.000))
METODE DENGAN HARGA POKOK

• Metode dengan harga pokok merupakan suatu metode


dimana produk sampingan memperoleh alokasi biaya
bersama sebelum dipisah dari produk utama.

• Metode dg harga pokok terdiri dari :


1. Harga pokok pengganti
2. Harga pokok pembatalan biaya (reversal cost)

PRODUK SAMPINGAN SEBAGAI HARGA POKOK PENGGANTI


Metode ini dapat digunakan bagi perusahaan yang
menggunakan produk sampingan untuk kebutuhan
sendiri dalam proses produksi sebagai elemen biaya
bahan maupun bahan pembantu.
Contoh soal
PT. Danau Toba menghasilkan “gelas kaca” sebagai produk
utama dan menghasilkan pecahan beling sebagai produk
sampingan. Pada bulan Juli perusahaan menghasilkan
sebanyak 16.000 gelas dan produk sampingan sebesar 800
kg. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan
produk tersebut terdiri dari biaya bahan baku Rp
12.000.000, biaya tenaga kerja Rp 12.000.000 dan biaya
overhead pabrik Rp 8.000.000. Harga pokok pecahan
beling jika dibeli dari pihak luar Rp 2.000
Diminta :
Hitunglah harga pokok produk utama
HARGA POKOK PEMBATALAN BIAYA
(REVERSAL COSTS)

• Yaitu metode dimana produk sampingan mendapat alokasi


biaya terlebih dahulu sebelum dipisah dari produk utama
sebesar taksiran nilai jual semua produk sampingan
dikurangi dengan taksiran laba kotor produk sampingan,
taksiran biaya proses lanjutan produk sampingan, biaya
pemasaran dan administrasi produk sampingan.
• Rumusan :
 Penjualan xxx
 Taksiran laba kotor (xxx)
 HPP xxx
 Taksiran biaya prosrs lanjutan (xxx)
 Taksiran biaya pemasaran (xxx)
 Taksiran biaya administrasi (xxx)
 Biaya produk sampingan xxx
PENGENDALIAN BIAYA MATERIAL
(MATERIAL CONTROLLING)
• Bahan Baku adalah bahan dasar yang diolah menjadi
produk selesai.

• Bahan Baku dapa dibagi menjadi 2 :

1. Bahan baku langsung, yaitu bahan baku yang


mempunyai ciri-ciri; mudah ditelusuri ke produk selesai,
merupakan bahan utama produk selesai, dapat
diidentifikasi langsung ke proses produksi setiap produk.
2. Bahan baku tidak langsung, adalah selain bahan baku
langsung yang digunakan dalam proses produksi dan
biaya ini dipandang sebagai biaya overhead pabrik.
PEMBELIAN BAHAN BAKU

• Prosedur pembelian bahan baku :

 Permintaan pembelian
 Pesanan pembelian
 Penerimaan bahan
PENILAIAN PERSEDIAAN AKHIR

• Metode perhitungan nilai persediaan akhir bahan


baku

 Metode identifikasi khusus


 Metode rata-rata
 Metode masuk pertama keluar pertama (FIFO)
 Metode masuk terakhir keluar pertama (LIFO)
METODE IDENTIFIKASI KHUSUS

• Metode penilaian harga pokok bahan yang


digunakan dan penilaian harga pokok persediaan
ini banyak ditentukan oleh frekuensi pembelian
bahan baku, harga beli yang ber beda-beda .
Untuk mengatasi hal ini maka digunakan metode
identifikasi khusus.

• Metode ini memang sangat prkatis, tetapi


metode ini kurang tepat apabila terjadi pembelian
beberapa jenis bahan baku sekaligus, dan dalam
jumlah yang banyak.
contoh

• Tgl pembelian harga keluar


1/7/10 800 unit awal Rp 500 -
1/7/10 1.200 unit “ 500 -
9/7/10 - - 380 unit
12/7/10 5.250 unit “ 475 2.200 unit
16/7/10 1.800 unit “ 480 -
17/7/10 2.150 unit “ 500 -
20/7/10 - - 4.000 unit
- - 1.900 unit
25/7/10 1.700 unit “ 450 -
27/7/10 - - 1.400 unit
31/7/10 - - 800 unit
Total 12.900 unit 10.680 unit
Hasil stock opname berdasarkan identifikasi khusus pd tgl 31/710
persediaan yg ada, yaitu dari pembelian tgl 12/7/10=350 unit, tgl
16/7/10 =240 unit, tgl 17/7/10 = 540 unit dan tgl. 25/7/10 = 1.090
unit

• Nilai persediaan akhir bahan baku :


Pembelian tgl 12/7/10 = 350 unit x Rp 475 = Rp 166.250
“ 16/7/10 = 240 unit x “ 480 = “ 155.200
“ 17/7/10 = 540 unit x Rp 500 = “ 270.000
“ 25/7/10 = 1.090 unit x Rp 450 = “ 490.500
Total = Rp1.041.950
Biaya bahan digunakan :
Persediaan awal bahan baku Rp 400.000
Pembelian bahan baku “ 5.797.750
Bahan baku siap digunakan Rp 6.197.750
Persediaan akhir bahan baku “ 1.041.950
Biaya bahan baku digunakan Rp5.155.800
METODE RATA – RATA

• Pada metode ini nilai persediaan akhir dihitung


dg cara membagi total biaya pembelian bahan
dalam satu periode dengan total unit yang
dibeli dikalikan dengan unit persediaan akhir.
Dalam metode rata-rata ini ada dua cara yaitu :

1. Rata – rata sederhana


2. Rata - rata bergerak
METODE RATA-RATA SEDERHANA

• contoh
• Tgl pembelian harga keluar
1/7/10 1.400 unit awal Rp 600 -
9/7/10 - - 380 unit
12/7/10 5.250 unit “ 525
14/7/10 2.200 unit
15/7/10 1.800 unit “ 500 -
17/7/10 2.150 unit “ 550 -
19/7/10 - - 4.000 unit
23//7/10 - - 1.900 unit
25/7/10 1.700 unit “ 450 -
26/7/10 - - 1.400 unit
31/7/10 - - 900 unit
Total 12.300 unit 10.780 unit

Anda mungkin juga menyukai