Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

TEORI PRODUKSI DAN TEORI BIAYA


PRODUKSI

Disusun Oleh:

Raditya Dwita Ardana 21061020038


Wulang Daudi Wuryo 21061020039
Sabda Alam 21061020040

PROGRAM S-2 MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas
karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyusun
makalah ini.
Makalah berjudul Teori Produksi dan Teori Biaya Produksi disusun guna memenuhi
tugas pada dosen pengampu Dr. Muchtolifah, SE, MP pada mata kuliah Teori
Ekonomi di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dan kerjasama tim yang baik tantangan ini bisa teratasi.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua dan dengan kerendahan hati,
kami memohon maaf apabila ada ketidak sesuaian kalimat dan kesalahan.
Meskipun demikian, kami terbuka pada kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah.

Surabaya, 28 Desember 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perusahaan untuk dapat berkembang haruslah melalui perjuangan
dan didukung dengan perencanaan yang matang dalam menghadapi berbagai
masalah dengan rintangan yang timbul dari produk yang diproduksi. Pada pe-
rusahaan manufaktur, penghasilan yang diperoleh dari hasil penjualan produk
yang diolah sendiri dalam hal ini perusahaan manufaktur harus mengolah ter-
lebih dahulu bahan baku melalui proses produksi. Masalah persaingan antar
perusahaan mengharuskan perusahaan harus terus menerus melakukan per-
baikan dalam mutu barang dalam menekan biaya produksi.
Teori produksi merupakan analisa mengenai bagaimana seharusnya
seorang pengusaha, dalam teknologi tertentu memilih dan mengkombinasikan
berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah produksi ter-
tentu, seefisien mungkin. Produksi adalah suatu proses mengubah input men-
jadi output, sehingga nilai barang tersebut bertambah. Dalam suatu produksi
diusahakan untuk mencapai efisiensi produksi, yaitu menghasilkan barang dan
jasa dengan biaya yang paling rendah untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Produksi dalam Jangka Pendek merupakan kurun waktu yang terjadi
ketika salah satu atau lebih faktor produksi yang tidak bisa diubah atau tetap.
Faktor-faktor yang tidak dapat diubah disebut juga fixed input atau masukan
tetap. Fixed input dalam jangka waktu ini umumnya adalah capital atau modal.
Modal bersifat tetap karena jumlahnya tetap dan tidak akan berpengaruh ter-
hadap banyaknya hasil produksi. Sedangkan tenaga kerja bersifat variabel ka-
rena penggunaannya berubah sesuai dengan banyaknya hasil produksi. Misal-
nya saat produsen A ingin meningkatkan banyaknya hasil produksi perus-
ahaannya dalam jangka pendek, maka yang bisa ia lakukan adalah menambah
jumlah tenaga kerjanya. Ia tidak bisa menambah alat-alat seperti mesin, karena
ini hanya dalam jangka pendek atau tidak akan selamanya.
Produksi jangka panjang merupakan suatu proses produksi yang tidak
bisa diukur dengan waktu tertentu, misalnya 10 tahun, 5 tahun, 15 tahun dan
seterusnya. Jangka panjang suatu proses produksi adalah jangka waktu di
mana semua input atau faktor produksi yang dipergunakan untuk proses
produksi bersifat variabel. Dengan kata lain, dalam jangka panjang tidak ada
input tetap.
Biaya produksi adalah semua biaya dan sumber ekonomis yang
dikeluarkan selama proses produksi untuk menghasilkan suatu produk dari ba-
han baku menjadi barang jadi. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi
untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya
produksi menjelaskan bahwa, biaya produksi yaitu biaya yang berkaitan dengan
perhitungan beban pokok produksi atau beban pokok penjualan. biaya produksi
atau penjualan terdiri dari atas biaya bahan baku dan bahan penolong, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Biaya dapat dibagi berdasarkan sifatnya, artinya mengkaitkan antara
pengeluaran yang harus dibayar dengan produk atau output yang dihasilkan
yaitu:
a. Biaya eksplisit adalah biaya yang secara nyata dibayarkan atau
dikeluarkan selama proses produksi oleh perusahaan untuk input yang
berasal dari luar, seperti (biaya bahan baku, bahan pembantu, biaya
tenaga kerja, biaya penyusutan alat, biaya sewa tempat usaha).
b. Biaya implisit adalah biaya faktor produksi milik perusahaan sendiri yang
diikutsertakan dalam proses produksi atau menghasilkan output, seperti
biaya bahan milik sendiri, biaya bunga modal sendiri, biaya sewa tempat
milik sendiri.
Jenis -jenis biaya produksi yaitu biaya produksi jangka pendek dan
biaya produksi jangka Panjang.
a. Biaya produksi jangka pendek merupakan perhitungan biaya produksi
yang mana sebagian faktor produksinya tidak dapat mengalami penam-
bahan jumlah. Dalam jenis biaya produksi ini, jangka waktunya termasuk
pendek, sehingga beberapa faktor produksinya tidak bisa ditambah pe-
rusahaan, atau sifatnya tetap.
b. Biaya produksi jangka panjang merupakan perhi-
tungan biaya produksi yang mana semua faktor produksinya bisa men-
galami perubahan. Jenis biaya produksi ini berbeda dengan jangka pen-
dek, karena semua faktor produksi dalam biaya produksi jangka panjang
bisa mengalami perubahan.

Biaya produksi juga merupakan dasar yang memberikan perlindungan


bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian. Kerugian akan mengakibatkan
suatu usaha tidak dapat tumbuh dan dapat mengakibatkan perusahaan harus
menghentikan kegiatan bisnisnya. Untuk menghindari kerugian, salah satu cara
adalah dengan berusaha memperoleh pendapatan yang dapat menutup biaya
produksi.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
penulis ingin menyusun makalah mengenai “TEORI PRODUKSI DAN TEORI
BIAYA PRODUKSI ” guna memenuhi tugas pada dosen pengampu Dr. Much-
tolifah, SE, MP pada mata kuliah Teori Ekonomi di Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jawa Timur. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Teori Produksi dan Teori
Biaya Produksi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka diambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan teori produksi?
2. Apa yang dimaksdu dengan teori biaya produksi?

C. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan diatas maka secara keseluruhan tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui teori produksi
2. Untuk mengetahui teori biaya produksi

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi wacana dan bahan evaluasi
tentang Teori Produksi dan Teori Biaya Produksi. Diharapkan juga makalah ini
nantinya agar dapat dijadikan sebagai bahan studi kasus bagi pembaca dan
acuan bagi mahasiswa serta dapat memberikan bahan referensi sebagai bahan
acuan yang dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca dalam hal ini
mahasiswa yang lainnya dan menjadi sumber informasi tambahan bagi peneliti
lain yang tertarik dengan topik Teori Produksi dan Teori Biaya Produksi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.1 Teori Produksi

Teori produksi adalah teori yang mempelajari berbagai macam input


pada tingkat teknologi tertentu yang menghasilkan sejumlah output tertentu
(Sudarman dalam Sisno, 2002). Sasaran dari teori produksi adalah untuk
menentukan tingkat produksi yang optimal dengan sumber daya yang ada.
Menurut Aziz N. (2003), teori produksi dapat dibedakan menjadi dua bagian
yaitu yang pertama, teori produksi jangka pendek dimana apabila seseorang
produsen menggunakan faktor produksi maka ada yang bersifat variabel dan
yang bersifat tetap. Kedua, teori produksi jangka panjang apabila semua input
yang digunakan adalah input variabel dan tidak terdapat input tetap, sehingga
dapat diasumsikan bahwa ada dua jenis faktor produksi yaitu tenaga kerja (TK)
dan modal (M). Dalam ilmu ekonomi, terdapat tiga masalah pokok berupa men-
cari jawaban atas pertanyaan 1). Apa (what) yang akan diproduksi dan berapa
jumlahnya. 2).Bagaimana (how) cara menghasilkan/memproduksi baran dan
atau jasa tersebut. 3).Untuk siapa (for whom) barang dan atau jasa tersebut
dihasilkan/diproduksi. Perusahaan yang akan menghasilkan suatu produk
menghadapi keterbatasan sumber daya (faktor produksi), sehingga perusahaan
memilih alternatif terbaik yang akan digunakan untuk menghasilkan produk
yang diinginkan. Cara perusahaan menghasilkan produk yang diinginkan ter-
gambar dalam proses produksi. Setiap proses produksi memiliki elemen utama
sistem produksi yaitu input, proses dan output. Input merupakan sumberdaya
yang digunakan dalam proses produksi, proses merupakan cara yang
digunakan untuk menghasilkan produk dan output merupakan produk yang
ingin dihasilkan. Keterkaitan antara elemen sistem produksi (Soeratno, dkk,
2000) digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1
Skema Sistem produksi

Input Proses Output

How ? What ?

Sumber : Soeratno, dkk., 2000.


Sedangkan produksi adalah suatu proses dimana beberapa ba-
rang dan jasa yang disebut input diubah menjadi barang-barang dan jasa lain
yang Input Proses Output disebut output. Banyak jenis aktivitas yang terjadi
dalam proses produksi, meliputi perubahan bentuk, tempat dan waktu
penggunaan hasil-hasil produksi. Output perusahaan yang berupa barang-ba-
rang produksi tergantung pada jumlah input yang digunakan dalam produksi.
Hubungan antara input dan output ini dapat diberi ciri dengan menggunakan
suatu fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu hubungan matematis yang
menggambarkan suatu cara dimana jumlah dari hasil produksi tertentu tergan-
tung pada jumlah input tertentu yang digunakan. Sugiarto, dkk. (2002), me-
nyebutkan bahwa produksi merupakan suatu kegiatan yang mengubah input
menjadi output. Kegiatan produksi tersebut di dalam ekonomi biasa dinyatakan
dalam fungsi produksi, dimana fungsi produksi ini menunjukkan jumlah maksi-
mum output yang dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan
menggunakan teknologi tertentu. Lebih lanjut Gunawan, dkk. (1997), menga-
takan bahwa produksi mencakup setiap pekerjaan yang menciptakan atau
menambah nilai dan guna suatu barang atau jasa. Agar produksi yang dijalan-
kan dapat menciptakan hasil, maka diperlukan beberapa faktor produksi (input).
Dan untuk menghasilkan output, maka faktor-faktor produksi yang merupakan
input perlu diproses bersama-sama dalam suatu proses produksi (metode
produksi). Hubungan teknis antara input dan output digambarkan dalam fungsi
produksi. Bahwa produksi adalah perubahan dari dua atau lebih input (sumber
daya) menjadi satu atau lebih output (produk). Dalam kaitannya dengan Perus-
ahaan produksi merupakan esensi dari suatu perekonomian. Untuk ber-
produksi diperlukan sejumlah input yaitu adanya kapital, tenaga kerja dan
teknologi. Dengan demikian terdapat hubungan antara produksi dengan input
berupa output maksimal yang dihasilkan dengan input tertentu atau disebut
fungsi produksi.

2.1.2 Fungsi Produksi

Menurut Sadono Sukirno (2003), fungsi produksi adalah


kaitan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dicip-
takan. Faktor- faktor produksi dikenal sebagai input dan jumlah
produksi sebagai output. Fungsi produksi dinyatakan dalam bentuk ru-
mus sebagai berikut :
Q = f ( K, L, R, T ) ……………………………...……………….… (2.1)
Dimana :

K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga


kerja, R adalah kekayaan alam dan T adalah tingkat teknologi yang
digunakan.
Selanjutnya Soekartawi (1990) mengatakan bahwa fungsi
produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (Y)
dengan variabel yang menjelaskan (X). Variabel yang dijelaskan berupa
output dan variabel yang menjelaskan berupa input. Bentuk matema-
tisnya sebagai berikut :
Y = f ( X1, X2, . . . ,Xi, . . . ,Xn ) …………………………...….….... (2.2)

Dimana :

Y adalah produk atau variabel yang dipengaruhi oleh X, dan X


adalah faktor produksi yang mempengaruhi Y.
Fungsi produksi menunjukkan berapa banyak jumlah
maksimum output yang dapat diproduksi apabila sejumlah input tertentu
dipergunakan di dalam proses produksi. Sehingga fungsi produksi ada-
lah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan fisik antara input dan out-
put, maka dapat dituliskan sebagai berikut (Adiningsih, 2003) :
Ymax = f (input) ………………………………..…………………. (2.3)
Ymax = f (X1, X2, X3, … Xn) ……………………...…………..… (2.4)
Dimana :

Xn adalah sejumlah input yang digunakan oleh setiap jenis


output. Hal ini dijelaskan dengan menggunakan himpunan produksi,
seperti gambar 2.2. berikut ini.
Gambar 2.2. Fungsi Produksi

output Y

Y2 Y = f (X)

Y1 A

0 X1 X input

Sumber : Adiningsih, 2003.


Gambar 2.2. menunjukkan bahwa dengan penggunaan in-
put sebesar X1, output maksimum yang dapat dihasilkan adalah Y2,
yaitu tepat pada fungsi produksi Y = f (X). Sedangkan produksi
di titik A adalah layak dilaksanakan namun belum optimal, sehingga
produsen yang rasional tidak akan memilih berproduksi di titik A.
Sugiarto, dkk. (2002), fungsi produksi menunjukkan jumlah
maksimum output yang dihasilkan dari pemakaian sejumlah input
dengan menggunakan teknologi tertentu. Secara sistematis fungsi
produksi ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Q = f (K, L, X, E) ………………………………………….………. (2.5)
Dimana :

,Q = output.
K, L, X, E = input (capital, tenaga kerja, bahan baku,
keahlian keusahawanan)
Sedangkan Lincolin Arsyad (2003), menyatakan sebuah fungsi
produksi menghubungkan input dengan output. Fungsi tersebut menen-
tukan kemungkinan output maksimum yang bias diproduksi dengan
sejumlah input tertentu, atau sebaliknya, kuantitas input minimum
yang diperlukan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu.
Fungsi produksi ditentukan oleh teknologi yang tersedia bagi sebuah pe-
rusahaan. Karena itu, hubungan input output untuk setiap system
produksi merupakan suatu fungsi dari tingkat teknologi dari pabrik,
peralatan, tenaga kerja, bahan-bahan dan lain-lain yang digunakan pe-
rusahaan tersebut. Selanjutnya dikatakan bahwa fungsi produksi bisa
dilukiskan melalui penelaahan sederhana dengan sistem dua-input satu-
output. Suatu proses produksi dimana kombinasi kantitas 2 input (X dan
Y) digunakan untuk memproduksi produk Q. Fungsi prodksi tersebut
ditulis dalam hubungan berikut :
Q = f ( X, Y ) ………………………………………...…………….. (2.6)
Menurut Soeratno, dkk (2000), fungsi produksi adalah suatu
fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat (dan
kombinasi) penggunaan input dan tingkat output per satuan waktu.
Fungsi produksi tersebut dinyatakan sebagai berikut :
Q = f ( X1, X2, ….,Xn ) ……………………………...………….….. (2.7)

Dimana:
Q adalah tingkat output, dan X1, X2, ….,Xn adalah
berbagai jumlah input yang digunakan.
Sama dengan Soeratno (2000), Budiono (2000), menyatakan
bahwa setiap proses produksi mempunyai landasan teknis, yang
dalam teori ekonomi disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah
suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara ting-
kat output dan kombinasi penggunaan input-input. Hubungan antara
masukan dan keluaran ini secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut :

Q = f ( X1, X2, ….,Xn ) ……………………………...………….…..

Dimana :
Q = tingkat produksi (output) dipengaruhi oleh faktor
produksi X.
X1, X2, …Xn = berbagai input yang digunakan
atau variabel yang mempengaruhi Q.
Fungsi produksi merupakan landasan teknis dari proses
produksi yang menggambarkan hubungan antara faktor produksi
dengan kuantitas produksi. Hubungannya rumit dan kompleks karena
beberapa faktor produksi secara bersama-sama mempengaruhi kuanti-
tas produksi. Namun demikian, dalam teori ekonomi digunakan asumsi
dasar mengenai sifat fungsi produksi dimana semua produsen tun-
duk pada hukum The Law of Diminishing Return. Hukum ini
menyatakan bahwa semakin banyak variabel yang ditambahkan pada
sejumlah tertentu sumberdaya tetap, perubahan output yang diakibat-
kannya akan mengalami penurunan dan bisa menjadi negatif
(Mc.Eachern, 2001).
Secara grafik penambahan faktor-faktor produksi yang
digunakan dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut (Pindyck,
Roberts dan Daniel L. Rubinfield, 1995 .
Gambar 2.3.
Grafik Produksi dengan Satu Variabel Input

Sumber : Pindyck, Roberts dan Daniel L. Rubinfield, 1995

Hubungan antara ketiga kurva tersebut adalah pada saat


semua masukan kecuali tenaga kerja adalah tetap, kurva total product,
dalam grafik (a) memperlihatkan output produksi untuk tingkat masukan
tenaga kerja yang berbeda. Pada average dan marginal product dalam
grafik (b) demikian pula seperti kurva Total Produk. Di titik B pada grafik
(a) average product dari masukan tenaga kerja memberikan garis yang
menaik dan cembung ke atas.
Dari kurva produksi total (TP) dapat dibagi menjadi tiga tahap
daerah produksi, yaitu daerah I. II dan III. Sebagai seorang produsen
yang rasional akan berproduksi pada tahap II, hal ini disebabkan pada
daerah ini tambahan.
Satu unit faktor produksi akan memberikan tambahan
produksi total (TP), walaupun produksi rata-rata (AP) dan marginal produk
(MP) menurun tetapi masih positif
Pentingnya fungsi produksi dalam teori produksi adalah karena :
1. Dengan fungsi produksi dapat diketahui hubungan antara faktor
produksi dan produksi secara langsung dan hubungan tersebut dapat
dengan mudah dimengerti.
2. Dengan fungsi produksi dapat diketahui hubungan antara variable
yang menjelaskan (X) sekaligus hubungan antar variabel penjelas.
2.1.3 Faktor Produksi Dengan Dua Input Variabel
Jika faktor produksi yang dapat berubah adalah jumlah tenaga kerja
dan jumlah modal atau sarana yang digunakan, maka fungsi produksi
dapat dinyatakan Q = f (K,L). Pada fungsi produksi ini diketahui , bahwa tingkat
produksi dapat berubah dengan mengubah faktor tenaga kerja (L) dan atau
jumlah modal (K). Perusahaan mempunyai dua alternatif jika berkeinginan un-
tuk menambah tingkat produksinya. Perusahaan dapat meningkatkan produksi
dengan menambah tenaga kerja, atau menambah modal atau menambah
tenaga kerja dan modal.
a. Isoquant
Isoquant menunjukkan kombinasi dua macam input yang berbeda
yang menghasilkan input yang sama. Isoquant adalah sebuah
kurva yang
memperlihatkan semua kemungkinan kombinasi dari input
yang
menghasilkan output yang sama.
K

K1 A

C
K3
Is
oq
ua
nt

0 L1 L2 L3 L

Gam-
bar 2.4
Kurva Produksi Sama
(Isoquant)
Sumber: (Sukirno, Teori Pengantar Ekonomi Mikro, 2013)
Bentuk kurva isoquant bermacam-macam, bisa linier apabila
kombinasi antara input tersebut akan memberikan perubahan yang
proporsional bila salah satunya berubah, dan dapat juga cembung
dari titik origin (seperti kurva indifference). Yang terpenting adalah
bahwa isoquant tidak berupa garis lurus vertikal maupun horizontal,
karena lazimnya tidak mungkin untuk menghasilkan barang dalam
jumlah tak terhingga atau nol dengan menggunakan jumlah faktor
produksi terbatas. Oleh karena itu dalam kurva isoquant akan ter-
dapat batas atas, yaitu titik merupakan kombinasi input dalam jumlah
tidak ada atau 0 dan batas bawah yang merupakan kombinasi tak
terhingga dari input.
b. Isocost
Isocost menggambarkan gabungan faktor-faktor produksi yang dapat
diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu. Untuk
menghemat biaya produksi dan memaksimalkan keuntungan, perus-
ahaan harus meminimumkan biaya produksi. Untuk membuat analisis
mengenai peminimuman biaya produksi perlulah dibuat garis atau iso-
cost.
K

TC/r

Slope = -w/r

TC/w L

Gambar 2.5
Kurva Biaya Sama (Isocost)
Sumber: (Sukirno, Teori Pengantar Ekonomi Mikro, 2013)

Kurva isocost dapat berslope negatif dan positif. Negatif apabila ada penam-
bahan satu unit input akan menyebabkan penurunan pemakaian input lain.
Sebaliknya bila input lain dikurangi maka akan menyebabkan input yang
satunya akan bertambah. Kemudian kurva isoqost dapat berslope positif,
yaitu hanya sebagai pemuasan kebutuhan yang dipetakan oleh kurva
indifference sifatnya tidak efisien, karena bila produsen menambah input
yang satu, maka input yang lainnya juga bertambah, dan begitu juga se-
baliknya.
2.1.4 Faktor Produksi

Faktor produksi atau input merupakan hal yang mutlak harus


ada untuk menghasilkan suatu produksi. Dalam proses produksi,
seorang pengusaha dituntut mampu menganalisa teknologi tertentu
yang dapat digunakan dan bagaimana mengkombinasikan beberapa faktor
produksi sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh hasil produksi yang opti-
mal dan efisien.
Untuk mempermudah dalam melakukan analisis, semua
faktor produksi dianggap tetap kecuali tenaga kerja, sehingga
pengaruh faktor produksi terhadap kuantias produksi dapat diketahui secara
jelas. Artinya, kuantitas produksi dipengaruhi banyaknya tenaga kerja yang
digunakan dalam proses produksi. Faktor produksi tetap adalah faktor
produksi yang dianggap konstan, dan banyaknya faktor produksi ini tidak
dipengaruhi oleh banyaknya hasil produksi. Sedangkan faktor produksi
variabel adalah faktor produksi yang dapat berubah kuantitasnya selama
proses produksi atau banyaknya faktor produksi yang dipergunakan
tergantung pada hasil produksi. Dalam proses produksi akan terdapat faktor
produksi yang bersifat variabel maupun tetap apabila periode produksinya
merpakan jangka pendek. Sedangkan untuk proses produksi jangka panjang
semua faktor produksi bersifat variabel.
Menurut Suryawati (2004), faktor-faktor produksi (input) diperlukan
oleh perusahaan atau produsen untuk melakukan proses produksi. Input dapat
dikategorikan menjadi 2 (dua) yakni :
- Input Tetap, yaitu input yang tidak dapat diubah jumlahnya
dalam jangka panjang, misalnya gedung, lahan.
- Input Variabel, yaitu input yang dapat diubah-ubah
jumlahnya dalam jangka pendek, contohnya tenaga kerja.
Untuk mencapai tingkat output tertentu, dalam jangka pendek hanya bisa
dilakukan pengkombinasian input tetap dengan mengubah-ubah jumlah input varia-
bel. Sedangkan dalam jangka panjang, pengusaha atau produsen dimungkinkan un-
tuk mengubah jumlah input tetap sehingga dapat dikatakan dalam jangka panjang
semua input adalah merupakan input variable.

2.2 Biaya Produksi

Biaya dalam pengertian produksi ialah semua “beban” yang harus di-
tanggung oleh produsen untuk menghasilkan suatu produksi. Biaya produksi adalah
semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-
faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan
barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Untuk menghasilkan ba-
rang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja,
modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktor-faktor produksi yang dipakai adalah
merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran
untuk menentukan harga pokok barang. Input yang digunakan untuk memproduksi
output tersebut sering disebut biaya oportunis. Biaya oportunis sendiri merupakan
biaya suatu faktor produksi yang memiliki nilai maksimum yang menghasilkan output
dalam suatu penggunaan alternatif.

2.2.2. Jenis-jenis Biaya Produksi


Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk
menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode
akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang
juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi:

a. Biaya bahan baku (direct material cost)


Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk
mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan
didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi
secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala
peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.

c. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)


Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak
langsung dan biaya pabrik lainnya, seperti ; biaya pemeliharaan pabrik, yang
tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.

Biaya produksi yang di keluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan men-


jadi dua, yaitu :
- Biaya Eksplisit : Semua pengeluaran untuk memperoleh faktor-
faktor produksi dan input lain yang dibayar melalui pasaran (pembayaran
berupa uang).
- Biaya Implisit : Biaya Implisit adalah biaya yang tidak terlihat
secara langsung, misalnya biaya penyusutan barang modal.

Teori biaya produksi menurut jangka waktunya, dibedakan menjadi 2 yakni:

1. Biaya Jangka Pendek


Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian
faktor produksi tidak dapat di tambah jumlahnya. Teori – teori biaya
produksi dalam jangka pendek, yakni:

Dalam hubungannya dengan tujuan biaya


a. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi
secara langsung pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu.
Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja
yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise,
listrik, dan biaya overhead lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada
departemen tertentu.

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)


Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat di-
identifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu atau output
tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air Conditioning pada
suatu fasilitas.

- Dalam hubungannya dengan volume kegiatan

a. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/FC)


Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun
perusahaan tidak berproduksi. Biaya tetap merupakan biaya setiap
unit waktu untuk pembelian input tetap. Misalnya: gaji pegawai, biaya
pembuatan gedung, pembelian mesin-mesin, sewa tanah dan lain-
lain. Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari
penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan rumus tersebut,
adalah:

TC = FC + VC
FC = TC – VC

Keterangan: TC = Biaya total (Total


Cost) FC = Biaya tetap
(Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel (Variable Cost)

Kurva Biaya Tetap


Biaya tetap (FC) adalah biaya yang besarnya tidak berubah seiring dengan beru-
bahnya jumlah produksi (Q). Berapapun jumlah produksi akan mengalami kenaikan
atau penurunan, maka jumlah biaya (P) yang dikeluarkan adalah tetap.
b. Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost/VC)

Biaya Variabel Total adalah biaya yang dikeluarkan apabila ber-


produksi dan besar kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya ba-
rang yang diproduksi. Semakin banyak barang yang diproduksi biaya
variabelnya semakin besar, begitu juga sebaliknya. Biaya variabel
rata-rata dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut,
yaitu:

VC = TC – FC

Kurva Biaya Variabel

Biaya variable (VC) adalah


biaya yang besarnya berubah
searah dengan berubahnya
jumlah produksi. Itulah sebab-
nya kurva VC ini mengarah ke
kanan atas.

c. Biaya Total (Total Cost/TC)

Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang


dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya varia-
bel. Dengan kata lain, biaya total adalah jumlah biaya tetap dan
biaya variabel.

Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai beri-


kut:

TC = FC + VC

Biaya variabel merupakan unsur biaya total karena biaya total memiliki
sifat yang juga dimiliki biaya variabel, yaitu bahwa besarnya biaya total
itu berubah-ubah seiring dengan berubah-ubahnya output yang
dihasilkan.
Kurva
Biaya Total

Biaya Total (TC) adalah penjumla-


han biaya tetap dan biaya varia-
bel. Kurva TC memiliki bentuk
yang persis sama dengan bentuk
kurva Variabel Cost (VC), serta
antara keduanya terpisah oleh
suatu jarak vertikal yang selalu
sama.

d. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost/AFC)


Biaya Tetap Rata-Rata adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan
jumlah barang yang dihasilkan. Rumus:

AFC = FC/Q

Keterangan: FC = Biaya tetap total


Q = kuantitas

Kurva Biaya Tetap


Rata-Rata

Kurva AFC merupakan sebuah garis lengkung yang mengarah


ke kanan bawah.

Hal itu karena kedua ujung kurva AFC tidak pernah me-
nyinggung ataupun memotong sumbu-sumbunya. Semakin
tinggi jumlah output, semakin rendah nilai AFC.
e. Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variable Cost/AVC)
Biaya variabel rata-rata adalah biaya variabel satuan unit produksi.
Rumusnya:

AVC = VC/Q

Keterangan: VC = Biaya variabel total


Q = kuantitas

Kurva Biaya Variabel


Rata-Rata
Biaya variabel rata-rata adalah biaya per satuan output. Bentuk
kurvanya menyerupai huruf U. Kurva AVC akan menurun ka-
rena tergantung kepada besar kecilnya output (Q).

f. Biaya Total Rata-Rata (Average Cost/AC)


Average Cost adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari
Total
Cost dibagi banyaknya jumlah barang tertentu (Q). Nilainya dihi-
tung menggunakan rumus di bawah ini:

AC = TC/Q atau (VC+FC)/Q


AC = AVC + AFC

Kurva Biaya Total Rata-Rata


Biaya total rata-rata adalah biaya total per satuan output. Bentuk kurvanya juga
menyerupai huruf U, namun memiliki perbedaan dengan biaya variabel. Be-
danya adalah AC turun dengan cepat tetapi naik dengan perlahan-lahan, atau
dengan perkataan lain, bagian kiri kurva itu lebih curam dibanding dengan ba-
gian kanannya.
g. Biaya Marjinal (Marginal Cost/MC)
Biaya Marginal adalah tambahan biaya yang disebabkan karena
tambahan satu unit produksi. Biaya marginal diperoleh dari selisih
Total Cost dan selisih kuantitas dari barang yang diproduksi. Se-
hingga dapat
dirumuskan:

MC = dTC / dQ
atau
MC = TCn –
TCn-1
Oleh karena tambahan produksi satu unit output tidak akan menam-
bah atau mengurangi biaya produksi tetap (FC), maka tambahan
biaya marginal ini akan menambah biaya variable total (VC).

Kurva Biaya Mar-


ginal (MC)

Kurva biaya marginal juga menyerupai huruf U. Titik-titik


yang dilalui oleh kurva MC tidak tepat berada pada suatu
tingkat output tertentu melainkan berada diantara dua titik
output.

h. Hubungan Antara Kurva-Kurva Biaya

Berkaitan dengan hal itu, antara kurva biaya marginal dengan


kurva biaya rata-rata maupun dengan kurva biaya variabel rata-
rata terdapat hubungan tertentu. Hubungan itu adalah:

1. Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau


kurva MC di bawah kurva AVC, maka kurva AVC sedang
menurun.
2. Apabila MC > AVC, maka nilai AVC akan semakin besar (be-
rarti kalau kurva MC di atas AVC, maka kurva AVC sedang
menaik).
Sebagai akibat yang dinyatakan dalam (1) dan (2) maka kurva
AVC dipotong oleh kurva MC di titik terendah dari kurva AVC.
Dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa kurva AC
dipotong oleh kurva MC pada titik terendah kurva AC.
2. Biaya Jangka Panjang
Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor
produksi atau input yang akan digunakan. Oleh karena itu, biaya produksi tidak
perlu lagi dibedakan dengan biaya tetap dan biaya berubah. Dalam jangka
panjang semua biaya adalah variabel. Karena itu biaya yang relevan dalam
jangka panjang adalah biaya total, biaya variabel, biaya rata-rata dan biaya
marjinal. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel
dan sama dengan biaya marjinal.

Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang dapat memperluas ka-


pasitas produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plan
size) yang akan meminimumkan biaya produksi dalam analisis ekonomi kapa-
sitas pabrik dapat digambarkan kurva biaya rata-rata. (AC). Sehingga analisis
mengenai bagaimana produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam
usaha meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva
AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.

Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan yaitu


tingkat produksi yang akan dicapaiserta sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang
tersedia.

a. Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost/AC)


Biaya total jangka panjang adalah biaya total dibagi jumlah
output. Rumus:

LAC = LTC/Q
Keterangan: LAC = Biaya rata-rata jangka panjang
Q = Jumlah output

Kurva LAC menunjukkan biaya produksi per-unit terendah untuk


setiap output pada setiap skala pabrik yang dapat dibangun. LAC
menyinggung semua kurva biaya rata-rata jangka pendek Short-run
Average Cost (SAC) yang mencerminkan semua alternatif
perencanaan skala yang dapat dibangun oleh nperusahaan dalam
jangka panjang. Kurva LAC bukanlah dibentuk berdasarkan kepada
beberapa kurva AC saja, tetapi berdasarkan kurva AC yang tidak
terhingga banyaknya. Oleh karena kurva AC banyak jumlahnya
maka kurva LAC adalah suatu kurva yang berupa garis lengkung
yang berbentuk U. Kurva LAC tersebut merupakan kurva yang me-
nyinggung berbagai kurva AC jangka pendek. Titik-titik persinggun-
gan tersebut merupakan biaya produksi yang paling optimum/mini-
mum untuk berbagai tingkat produksi yang akan dicapai pengusaha
didalam jangak panjang.
b. Biaya Marginal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost/LMC)
Biaya marginal jangka panjang adalah tambahan biaya karena
menambah produksi sebanyak satu unit. Perubahan biaya total ada-
lah sama dengan perubahan biaya variabel. Biaya marginal jangka
panjang
dapat dihitung dengan rumus:

LMC = ∂LTC/ ∂Q

Keterangan: LMC = Biaya marginal jangka pan-


jang

∂LTC = Perubahan biaya total jangka panjang


∂Q = Perubahan output
Kurva biaya marginal jangka panjang (LMC) mengukur perubahan
biaya total jangka panjang (LTC) per unit perubahan output. LTC un-
tuk setiap tingkat output dapat diperoleh dengan mengalikan output
dengan LAC untuk setiap tingkat output tersebut. Dengan menerakan
nilai-nilai LMC pada pertengahan antara tingkat output yang beruru-
tan dan menghubungkan titik-titiknya, maka akan diperoleh kurva
LMC. Kurva ini berbentuk U dan mencapai titik minimum sebelum
kurva LAC mencapai titik minimumnya. Disamping itu, bagian kurva
LMC yang menarik akan melalui titik terendah kurva LAC tersebut.

c. Biaya Total Jangka Panjang (Long-run Total Cost/LTC)

Biaya total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan untuk


memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat variabel. Biaya
total jangka panjang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

LTC = LVC

Keterangan: LTC = Biaya total jangka panjang


LVC = Biaya variabel jangka panjang
LTC untuk tiap tingkat output dapat kita peroleh dengan men-
galikan output dengan biaya rata-rata jangka panjang (LAC)
pada tingkat output. Dengan menerakan nilai LTC untuk
berbagai tingkat output dan menghubungkan titik-titiknya, maka
akan didapat kurva LTC. Kurva LTC menunjukkan biaya total
minimum guna memproduksi tiap tingkat output
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

1. Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output, sehingga


nilai barang tersebut bertambah. Teori produksi merupakan analisa
mengenai bagaimana seharusnya seorang pengusaha atau produsen, da-
lam teknologi tertentu memilih dan mengkombinasikan berbagai macam
faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah produksi tertentu, seefisien
mungkin.
2. Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan un-
tuk dapat diambil kesimpulan bahwa biaya apa saja yang diperlukan untuk
membuat produk, baik barang maupun jasa. Biaya Produksi dapat dibagi
menjadi dua, biaya eksplisit dan biaya implisit. Jenis-jenis biaya produksi
terdiri dari produksi jangka panjang dan produksi jangka pendek. Biaya
produksi jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor
produksi tidak dapat ditambah jumlahnya. Sedangkan biaya jangka pan-
jang, yaitu jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan.
DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, Sri. 2003. Statistik. Yogyakarta: BPFE UGM Lincolin Arsyad dan
Adiningsih S., 2003, Ekonomi Pembangunan, Edisi Ketiga,
STIE YKPN, Yogyakarta.
Aziz N., 2003, Pengantar Mikro Ekonomi, Aplikasi dan Manajemen, Banyumedia
Publising, Malang.
Budiono, 2000, Mikro Ekonomi : Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi, No. 1,
Edisi Kedua, Cetakan Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Gunawan Sumodiningrat, Dr., M.Ec., 1997, Ekonometrika Pengantar, Edisi Per-
tama, Cetakan Kelima, BPFE, Yogyakarta.
Mc.Eachern, William A., 2001, Ekonomi Makro, Pendekatan Kontemporer,
diterjemahkan oleh Sigit Triandaru, SE., Penerbit
Salemba Empat, Jakarta,
Pindyck, Roberts dan Daniel L. Rubinfield, 1995, Microeconomics, Pren-
tice
Hall International, Inc.
Sadono Sukirno, 2003, Pengantar Teori Mikroekonomi, Edisi Ketiga,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Soeratno, dkk., 2000, Ekonomi Mikro Pengantar, STIE YKPN, Yogyakarta.
Sugiarto dkk., 2002, Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif,
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Soekartawi, 1990, Teori Ekonomi Produksi, , Cetakan Pertama, CV. Rajawali,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai