DOSEN PENGAMPU :
Dr. I Gst. Ngr. Jaya Agung Widagda K, S.E., M.M.
OLEH :
Kelompok 6
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan limpahan
rahmat-Nya dan meluangkan waktu kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan makalah
ini sesuai dengan waktu yang kami rencanakan.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi
Manajerial. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi lebih jauh mengenai
Teori Produksi Jangka Panjang. Sehingga nantinya pembaca dapat pandangan baru mengenai
materi tersebut.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ...................................................................................................................... i
2.1 ...................................................................................................................................
2.2 ...................................................................................................................................
2.3 ...................................................................................................................................
2.4 ...................................................................................................................................
2.5 ...................................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam produksi jangka panjang semua input diperlakukan sebagai input variabel. Jadi,
tidak ada input tetap. Maka dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai
biaya variabel (variabel cost), tidak ada biaya tetap. Dalam jangka panjang, perusahaan dapat
menambah semua faktor-faktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan. Jangka
panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu
jumlah daripada faktor-faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan dapat ditambah
apabila memang dibutuhkan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar produksi jangka panjang.
2. Untuk mengetahui bagaimana nilai produksi optimal jangka panjang dengan satu input
variabel
1
3. Untuk mengetahui bagaimana nilai MPL dan APL dari input tenaga kerja dan MPK
dan APK dari input modal.
4. Untuk mengetahui bagaimana elastisitas input modal dan input tenaga kerja.
1.4. Manfaat
1. Bagi penulis, paper diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi penulis mengenai teori produksi jangka panjang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
selanjutnya tentang konsep produksi jangka panjang, kita mengansumsikan bahwa hanya
terdapat dua input dalam proses produksi, yaitu: input modal dan input tenaga kerja, dimana
kedua input tersebut merupakan input variabel. Dalambahasan ini, input modal dinotasikan
dengan huruf K, sedangkan input tenaga kerja dinotasikan L, sedangkan output produksi
dinotasikan dengan huruf Q.
Fungsi produksi jangka panjang adalah kurun waktu di mana semua faktor produksi
adalah bersifat variabel. Ini berarti dalam jangka panjang perubahan output dapat dilakukan
dengan cara mengubah faktor produksi dalam tingkat kombinasi yang seoptimal
mungkin.Dalam jangka panjang, mungkin akan lebih ekonomis baginya bila menambah skala
perusahaan dan tidak perlu menambah jam kerja. Setelah satu cara untuk menggambarkan
fungsi produksi yang menggunakan dua macam input biasanya digambarkan dengan
menggunakan isoquant. Sebuah isoquant menunjukkan kombinasi-kombinasi yang biasa
digunakan memproduksi output yang sama besarnya (Nicholson, 2002: 165).
Misalkan untuk menghasilkan output Q diperlukan dua input, yaitu K dan L,maka
hubungan input dan output dapat ditunjukkan dalam gambar 1.1 seperti di bawah ini :
Sifat-sifat dari kurva isoquant :
a. Isoquant yang lebih jauh dari titik nol menunjukkan tingkat output lebih tinggi. Setiap
tingkat output mempunyai isoquant, dari isoquant yang lebih jauh dari titik nol
menunjukkan tingkat output yang lebih tinggi
b. Tidak berpotongan. Karena setiap isoquant merujuk pada satu tingkat output tertentu,
maka tidak ada isoquant yang saling berpotongan semacam itu akan menunjukkan
bahwa sebuah kombinasi sumber daya, dengan tingkat efisiensi tertentu, dapat
menghasilkan dua input yang berbeda
c. Belereng negatif atau mempunyai slope yang negatif (kiri atas ke kanan bawah) pada
sebuah isoquant tertentu, jumlah tenaga kerja yang digunakan berbanding terbalik
terhadap jumlah kapital yang digunakan
4
Ada dua konsekuensi kondisi yang terjadi dalam jangka panjang. Pertama, perusahaan
bisa meningkatkan ataupun mengurangi skala operasi produksi. Kedua, bebas keluar masuk
dalam industry. Perusahaan lama dapat keluar dari industryitersebut bila merasa bisnisnya
tidak menghasilkan laba. Sebaliknya, perusahaan baru dapat memasuki industry tersebut bila
merasakan bisnis dalam industry tersebut dapat memberikan laba. Pada pengertian jangka
pendek dan jangka panjang tidak menemukan dimensi waktu yang spefisik seperti 1 bulan, 1
tahun atau 10 tahun. Sebab pada pada proses produksi dan biaya produksi, bukanmerujuk waktu
spesifik. Yang ada justru periode waktu yang muncul karena adanya kriteria keadaan tertentu
terjadi.
2.2. Nilai Produksi Optimal Jangka Panjang Dengan Satu Input Variabel
Untuk melihat bagaimana produktivitas ekonomis suatu input, yakni yang ditentukan
oleh MRP-nya, berhubungan dengan penggunaan input tersebut untuk tujuan-tujuan produktif,
kita hanya perlu memperhatikan sebuah pertanyaan yang sederhana: jika harga input X dalam
sistem produksi yang digambarkan dalam tabel sebesar Rp 12.000,- berapa banyak X yang
digunakan oleh sebuah perusahaan? Jelas sekali jawabnya adalah 3 unit X,karena nilai dari
setiap unit yang ditambahkan yang diukur dengan MRP lebih besar dari biaya yang terkait.
Unit X yang keempat tidak akan digunakan, karena mlai MRP yang dihasilkan olehinput X
yang keempat tersebut (Rp 10.000,-) lebih kecil dari biaya input sebesar (Rp 12.000,-).
Hubungan antara produktivitas sumber daya yang diukur dengan MRP dan
pengerjaan/penggunaan input yang optimal bisa digeneralisasi dengan mengacu pada prinsip-
prinsip marjinal dari maksimisasi laba
5
Ingat, sepanjang MR lebih besar dari MC, maka laba pasti naik. Dalam konteks
keputusan-keputusan produksi, hal ini bahwa jika MRP suatu input, yaitu MR yang dihasilkan
karena penggunaan input tersebut dalam sistem produksi lebih besar dari MC-nya, maka laba
meningkat jika penggunaan input juga meningkat. Sama halnya jika MRP lebih kecil dari
biaya faktor produksi tersebut akan mengurangi penggunaan faktor produksi tersebut.
Konsep penggunaan input yang optimal ini bisa diperjelas dengan penelaahan
terhadap fungsi produksi yang sangat sederhana, dimana hanya satu input variabel yang
digunakan yaitu L (tenaga kerja) untuk menghasilkan output tunggal Q. Maksimisasi laba
mengharuskan bahwa produksi akan terjadi pada tingkat di mana MR = MC. Karena
dalamsistem produksi tersebut hanya ada satu input variabel yaitu L, maka MC bisa,
ditunjukkan sebagai berikut:
Δ𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
𝑀𝐶0 =
Δ𝐾𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑃𝐿
=
𝑀𝑃𝐿
Yaitu membagi PL (harga dari unit marjinal L) dengan NVL jumlah unit output yang
diperoleh dari penggunaan unit tambahan L) diperoleh suatu besaranMC untuk menghasilkan
setiap unit tambahan dari produk tersebut.
Karena MR harus sama dengan MC untuk menghasilkan tingkat output yang
maksimum, maka MRO bisa diganti dengan MCQ dalam persamaan di atas sehingga
menghasilkan hubungan sebagai berikut:
𝑃𝐿
𝑀𝑅𝑄 =
𝑀𝑃𝐿
𝑃𝐿 = 𝑀𝐶𝑄 . 𝑀𝐶𝐿
Atau karena MCQ . MCi tersebut didefinisikan sebagai MRP dari L, maka
𝑃𝐿 = 𝑀𝐶𝐿𝐿
6
besar dari MRP, maka laba akan meningkat dengan adanya penggunaan input yang lebih
sedikit. Hanya pada tingkat penggunaan input dimana MRP = P maka laba akan maksimum.
Mengikuti analisis di atas, jelas bahwa kurva permintaan akan input ditentukan oleh
MRPnya. Gambar di bawah menggambarkan hal ini. Disitu MRP input L ditunjukkan
bersama-sama dengan harga pasarnya PL*, peningkatan penggunaan L akan meningkatkan
laba total, karena MRP yang dipreroleh dari pemakaian penggunaan setiap unit Ladalah lebih
besar dari harganya. Melampaui L*, kenaikan penggunaan L justru akan mengurangi laba,
karena manfaat yang diperoleh (MRPL) lebih kecil dari biaya yang terjadi (PL). Hanya pada
L*, dimana PL = MRPL, laba total akan maksimum. Tentu saja, jika PL* lebih rendah, maka
kuantitas L yang dibeli akan lebih banyak.
2.3. MPL dan APL Dari Input Tenaga Kerja dan MPK dan APK Dari Input Modal
Produk Marjinal (MP) adalah tambahan produk untuk setiap tambahan penggunaan
satu unit input. Informasi ini diperlukan untuk mendapatkan besarnya kontribusi masing-
masing unit input, terhadap produk total yang dihasilkan. Produk Marjinal input (MP),
besarnya berubah sesuai dengan perubahan penggunan input, dan tingkat produksi. Untuk
mendapatkan informasi diperlukan pendekatan produksi dengan penggunaan salah satu input
tetap, sementara input lainnya berubah, seperti fungsi berikut:
Q = f ( K,L,K = C ) atau Q = f ( L/C ) menunjukkan hubungan salah satu input dengan
hasil yaitu pemakaian input L dengan K tetap.
Q = f ( K, L, L = C ) atau Q = f ( K/L ) menunjukkan hubungan salah satu input dengan
hasil yaitu pemakaian input L dengan L tetap.
Besarnya Produk Marjinal dari penggunaan inpıut (MP) ini adalah ratio dari perubelia
Total Produk (TP) dengan perubahan penggunaan input, atau secara ringkas dapat
7
dirumuskan :
MP = TP / Input → MPL= (TPi – Tpi-1) / (Li-Li-1) dan MPK = (TPi -TPi -1) / (Ki-Ki-1)
Produk rata-rata adalah rata-rata produksi, atau rata-rata output yang dihasilkan,
dengan penggunaan input tertentu, sesuai dengan fungsi produksi. Besarnya produk rata-rata
atau Avarage Product (AP) dari penggunaan input ini adalah ratio dari perubahan Produk
Total (TP), dengan perubahan penggunaan input, atau secara ringkas dapat dirumuskan:
APi = TPi / Input → APL = TPi / Li dan APK = TPi / Ki
a. Ukuran Produktivitas Marginal
Jika input adalah K = 16 dan L = 16, maka produk rata-rata dari tenaga
kerja adalah APL = [(16) 0.5 (16) 0.5] / 16 =1
8
a. Marginal Product (MP)
Marginal Produk adalah perubahan output sebagai akibat perubahaninput tertentu
dimana faktor lain dianggap konstan.
MPL : Perubahan output akibat perubahan input L (Labour / tenaga kerja)
MPK : Perubahan output akibat perubahan input K (Kapital / modal) .
Jika TP = f (L,K)
Δ𝑇𝑃
𝑀𝑃𝐿 = Δ𝑇𝑃 dan 𝑀𝑃𝐾 =
Δ𝐿 Δ𝐾
Keterangan:
MPL : Produksi marjinal tenaga kerja
MPK : Produksi marjinal modal
∆TP : Total tambahan dari produksi total (total product)
Hukum ini menyatakan berkurangnya tambahan output dari penambahan satu unit
input variable, pada saat output telah mencapai maksimum.
1. Hanya ada satu unit input variabel, input yang lain tetap.
9
b. Average Product (AP)
Average product adalah rata-rata output yang dihasilkan perunit input tertentu.
Jika TP = f(L, K)
𝑇𝑃
𝐴𝑃𝐿 = dan 𝐴𝑃𝐾 = 𝑇𝑃
𝐿 𝐾
APL : rata-rata output yang dihasilkan per unit tenaga kerja atau labour.
APK : rata-rata output yang dihasilkan per unit modal atau kapital.
10
c. Jika poduk marginal dari tenag kerja lebih kecil dari pada produk rata – rata tenaga
kerja (MPL > APL), maka elasisitas output (produksi) tenaga kerja lebih besar dari
pada (EL > 1). Dalam situasi ini penambahan penggunaan tenaga kerja masih
menguntungkan karena mampu memberikan tambahan output yang lebih besar
sehingga produktifitas rata – rata tenaga kerja aka meningkat.
d. Jika poduk marginal dari tenag kerja lebih besar dari pada produk rata – rata dari tenaga
kerja (MPL < APL), maka elasisitas output (produksi) tenaga kerja lebih besar dari
pada (EL < 1). Dalam situasi ini penggunaan tenaga kerja, perlu dikurangi agar tetap
mempertahankan atau meningkatkan produktifitas rata – rata tenaga kerja. Penambahan
penggunaan tenaga kerjadalam situasi diman elasisitas output tenaga keja lebih kecil
dari satu (EL >1) akan menurunkan poduktifitas rata – rata tenaga kerja.
e. Jika poduk marginal dari tenag kerja sama dengan produk rata – rata dari tenaga kerja
(MPL = APL), maka elasisitas output (produksi) tenaga kerjasama dengan satu (EL =
1). Dalam situasi ini produktifitas rata – rata tenaga kerja mencapai maksimum,
sehingga kondisi ini harus dipertahankan. Dengan demikian sistem produksi yang
berorientasi pada upaya memaksimumkan produktifitas input variable jangka pendek
harus beoperasi pada kondisi dimana elasisitas outputdari input variable itu sama
dengan satu.
Skala produksi (Return to Scale) adalah gambaran mengenai arah atau kecenderungan
(trend) dari hubungan antara kombinasi penggunaan input denganoutput yang dihasilkan. Ada
3 jenis skala produksi, yaitu:
f. Skala produksi yang meningkat (increasing return to scale): adalah skala produksi
dengan arah (trend) yang meningkat. Skala produksi yang meningkat ini ditunjukkan
oleh lebih besarnya persentase peningkatan output dibandingkan dengan persentase
peningkatan penggunaan input
11
(Gambar 4.2a)
g. Skala produksi yang tetap (constant return to scale) adalah skala produksi dengan arah
(trend) yang tetap atau sama. Skala produksi yang tetap atau sama ini ditunjukkan oleh
kesamaan persentase peningkatan output denganpersentase peningkatan penggunaan
input
(Gambar 4.2b)
h. Skala produksi yang menurun (decreasing return to scale): adalah skala produksi
dengan arah (trend) yang menurun. Skala produksi yang menurun ini ditunjukkan oleh
lebih kecilnya persentase peningkatan output dibandingkan dengan persentase
peningkatan penggunaan input
12
(Gambar 4.2c)
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Produksi (production) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dengan melakukan perubahan bentuk dari berbagai input atau segala sumber
daya yang ada menjadi suatu output yang baru baik itu dalam bentuk barang ataupun jasa.
Konsep produksi jangka Panjang tersebut mengacu kepada periode waktu produksi atau
horizon perencanaan produksi, di mana semua input dalam proses produksi merupakan input
varibel dan tidak ada input tetap. Perusahaan dapat menambah semua faktor-faktor produksi
yang akan digunakan oleh perusahaan. Faktor-faktor produksi jangka panjang yaitu, faktor
pasar, faktor bahan mentah, faktor fasilitas angkutan, dan faktor tenaga kerja.
Perlu diingat, bahwa jika sepanjang MR lebih besar dari MC, maka laba pasti naik.
Dalam konteks keputusan-keputusan produksi, bahwa jika MRP suatu input, yaitu MR yang
dihasilkan karena penggunaan input tersebut dalam sistem produksi lebih besar dari MC-nya,
maka laba meningkat jika penggunaan input juga meningkat.
Produk Marjinal (MP) adalah tambahan produk untuk setiap tambahan penggunaan
satu unit input. Informasi ini diperlukan untuk mendapatkan besarnya kontribusi masing-
masing unit input, terhadap produk total yang dihasilkan. Sedangkan produk rata-rata
merupakan rata-rata produksi atau rata-rata output yang dihasilkan dengan penggunaan input
tertentu sesuai dengan fungsi produksi.
Elastisitas produksi input merupakan rasio antara produk marginal input (MPI) terhadap
produk rata – rata input (API) jika input tenaga kerja (L) maka elastisitas produksi tenaga kerja.
Selanjutnya yaitu, skala produksi (Return to Scale) adalah gambaran mengenai arah atau
kecenderungan (trend) dari hubungan antara kombinasi penggunaan input dengan output yang
dihasilkan.
3.2. Saran
Hendaknya dalam pembuatan paper ini mampu menjadi referensi lain dalam
pengetahuan yang berkaitan teori produksi jangka panjang. Dalam hal ini pembaca diharapkan
mampu memahami konsep dasar produksi jangka panjang, nilai produksi optimal jangka
panjang dengan satu input variabel, nilai MPL dan APL dari input tenaga kerja dan MPK dan
APK dari input modal, elastisitas input modal dan input tenaga kerja serta return to scale suatu
fungsi produksi.
14
SOAL PILIHAN GANDA
1. Berikut ini yang termasuk nilai produksi optimal jangka panjang dengan satu input
variabel adalah?
a. Rata-rata produk
b. Produksi marginal
c. Produksi rata-rata
d. Jawaban b dan c benar
2. Kurva yang menunjukkan hubungan antara produksi total dengan satu faktor produksi
variabel sedangkan faktor lainnya dianggap tetap adalah kurva produksi atau dikenal
dengan istilah?
a. Total product
b. Isoquant
c. Total average
d. Labour
3. Dalam produksi dengan satu input variabel berlaku hukum pertambahan hasil yang
semakin berkurang disebut?
a. The Law of Diminishing Return
b. The Law of Return
c. The Law of Money
d. The Law of Diminishing
4. Jika kita mempunyai pengembalian yang konstan atas skala produksi dan kita menambah
jumlah tenaga kerja yang digunakan sebesar 10% per unit waktu, tetapi tetap
mempertahankan jumlah barang modal pada tingkat yang konstan, maka output akan...
a. Meningkat sebesar 10%
b. Menurun sebesar 10%
c. Meningkat sebesar lebih dari 10%
d. Meningkat kurang dari 10%
5. Skala produksi yang ditunjukkan oleh lebih besarnya persentase peningkatan output
dibandingkan dengan persentase peningkatan penggunaan input disebut…
a. Constant return to scale
b. Decreasing return to scale
c. Increasing return to scale
d. Return to scale
15
DAFTAR PUSTAKA
16