“Teori Produksi”
Disusun oleh :
Kelompok 1
Jelita Natania Damo 211011030039
Cristhina Embong Bulan 211011030034
Chantika Nitami 211011030002
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa oleh karena Karunia dan lindungan-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Teori Produksi” dengan baik. Makalah ini untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Matematika Ekonomi yang diampu oleh Mner Tohap
Manurung, S.Si, M.Si.
Dalam penyusunan makalah ini diucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat
dan dengan rasa rendah hati kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan
dimasa yang akan datang. Harapan kami sebagai penyusun yakni semoga makalah ini dapat
berguna untuk menambah wawasan pembaca.
Kelompok I
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................2
2.1 Pengertian....................................................................................................................................2
2.2 Jangka Pendek dan Jangka Panjang..............................................................................................3
2.3 Produksi dengan Satu Input Variabel............................................................................................4
2.4 Elastisitas Produksi.......................................................................................................................8
2.5 Produksi dengan Dua (Semua) Input variabel...............................................................................9
2.6 Fungsi Produksi dengan Proporsi Tetap......................................................................................12
2.7 Skala Pengembalian....................................................................................................................14
2.8 Kendala Biaya.............................................................................................................................19
2.9 Keseimbangan Produsen............................................................................................................22
2.10 Jalur Ekspansi..............................................................................................................................25
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................29
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................29
3.2 Saran...........................................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................iv
iii
BAB I PENDAHULUAN
Hubungan antara jumlah input dengan ouputnya dalam kurun waktu tertentu disebut
faktor produksi. Dalam teori ini terdapat penjelasan tentang producen behavior atau perilaku
produsen yang memaksimalkan keuntungan hasil produksi namun dengan penggunaan
kombinasi antara faktor produksi dengan fungsi produksi yang seefektif mungkin.
1.3 Tujuan
Mengetahui pengertian produksi
Menjelaskan hal-hal yang terdapat dalam teori produksi
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan tersebut
dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan
jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan
menggunakan teknologi tertentu. Produksi dapat digambarkan sebagai berikut
Perusahaan sebagai pelaku ekonomi yang bertanggung jawab menghasilkan barang atau
jasa menentukan kombinasi berbagai input yang akan dipakai untuk menghasilkannya.
Sebagai contoh, fungsi produksi kelapa sawit menunjukkan jumlah tandan buah kelapa
sawit yang dihasilkan dari luas kebun tertentu, jumlah bibit yang ditanam, banyaknya
pupuk dan obat-obatan yang dipakai, jam kerja karyawan dan lain-lain.
Contoh Soal :
Jika berlaku efek ’learning by doing’ maka apakah yang akan terjadi terhadap jumlah
produksi untuk kapital dan tenaga kerja tertentu sepanjang waktu?
Penyelesaian :
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa output tidak hanya tergantung dari jumlah faktor
produksi saja tetapi juga dari sejarah total produksi perusahaan. Produktivitas dari
perusahaan diperoleh dari pengetahuan sepanjang produksi (pengalaman). Sehingga fungsi
produksi dapat ditulis sebagai
2
Q = f (K, L; ∑Z)
Jadi perusahaan dengan ∑Z yang lebih banyak akan mampu memproduksi lebih banyak
dibandingkan perusahaan lain yang tanpa ∑Z.
Catatan : untuk selanjutnya terhadap segala sesuatu yang besarnya dianggap tetap akan
dituliskan lambang garis diatas karakter yang memiliki sifat tetap tersebut.
4
Marginal Product (MP) menunjukan perubahan produksi yang diakibatkan oleh
perubahan penggunaan satu-satuan faktor produksi variabel. Pada kasus
sebelumnya faktor produksi yang berubah adalah tenaga kerja, maka MPnya
dikenal dengan MPL (Marginal Product of Labor). MPL menunjukkan perubahan
Q yang dihasilkan dari setiap perubahan pemakaian L. Jika penyebab dari
timbulnya Marginal Product adalah perubahan Kapital maka MP menjadi MPK
(Marginal Product of Kapital). Jika ∆L adalah adalah perubahan tenaga kerja dan
∆Q adalah perubahan produksi total, maka Marginal Product of Labor (MPL )
dapat diperoleh dengan menggunakan formula berikut :
∆Q
MP L =
∆L
3. Average Product
Average Product (AP) menunjukkan besarnya rata-rata produksi yang dihasilkan
oleh setiap penggunaan faktor produksi variabel. Jika L menunjukan tenaga kerja
yang digunakan, maka Average Productnya disebut sebagai Average Product of
labor (APL). APL Menunjukkan jumlah output yang dihasilkan per tenaga kerja
Q
AP L =
L
Ilustrasi tentang hubungan TP, MP, dan AP akan diperlihatkan pada tabel berikut.
Tabel. Produksi Dengan Satu Input Variabel
L Q MPL APL
0 0 - -
1 5 5 5
2 18 13 9
3 30 12 10
4 40 10 10
5 45 5 9
6 48 3 8
7 49 1 7
5
8 49 0 6,1
9 45 -4 5
Pada tabel diatas diasumsikan bahwa input tetap digunakan pada suatu tingkat tertentu.
Sebagai input variabel adalah tenaga kerja (L). Besarnya TP dilambangkan oleh Q. Terlihat
dari Tabel bahwa faktor produksi variabel (L) terus menerus ditambah jumlahnya, pada
mulanya pertambahan produksi total akan semakin banyak, tetapi setelah mencapai suatu
tingkat tertentu, produksi tambahan yang diperoleh akan semakin berkurang dan akhirnya
mencapai nilai negatif. Keadaan ini menyebabkan pertambahan produksi yang semakin
melambat sebelum akhirnya mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun.
Keadaan ini dikenal dengan hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang (The law of
diminishing marginal return). Hukum ini menyatakan bahwa penambahan faktor produksi
tidak selalu memberikan peningkatan hasil yang sebanding, pada titik tertentu, penambahan
hasil akan semakin berkurang meskipun faktor produksi terus ditambah. Dalam hukum
tersebut dinyatakan bahwa hubungan antara tingkat produksi dan jumlah input variabel
yang digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:
Tahap pertama : saat Total Product mengalami pertambahan yang semakin cepat
Tahap kedua : saat pertambahan Total product semakin lama semakin kecil
Tahap ketiga : saat Total Product semakin lama semakin berkurang.
Dari tabel terlihat bahwa dengan adanya tambahan input L maka Q akan terus naik hingga
unit L ke 8, dan setelah itu mengalami penurunan. Perubahan output yang disebabkan
karena peruabahn input L menunjukan marginal product dengan pola menaik lalu menurun.
Terlihat pula bahwa Average Product menunjukkan pola yang menaik kemudian menurun.
Jika data pada tabel, ditampilkan dalam bentuk kurva maka gambar dapat dibagi menjadi
3 bagian (daerah) produksi, yaitu pada saat APL naik hingga APL maksimum (daerah I); dari
APL maksimum hingga TP maksimum (daerah II); dan daerah TP yang menurun (daerah
III). Daerah I dikatakan ‘irrational region’ karena penggunaan input masih menaikkan TP
sehingga pendapatan input masih terus diperbesar (catatan : secara rasional tujuan
memproduksi adalah memaksimalkan penerimaan, berarti TP maksimum). Daerah II adalah
‘rational region’ karena pada daerah ini dimungkinkan pencapaian pendapatan maksimum.
Pada daerah ini pula tercapai TP maksimum. Sedangkan deerah III adalah ‘irrational
region’ karena TP telah menurun.
6
Tinjauan dari pendekatan metematis menunjukan bahwa Q, MPL , dan APL maksimal akan
dicapai pada saat Q’, MPL’, APL’ = 0. Pada saat APL mencapai maksimum, MPL
berpotongan dengan APL. Hal ini disebabkan karena pola dari Marginal Product. Dari
gambar terlihat bahwa pada saat MPL naik maka APL juga naik. Pada saat MPL menurun
maka APL akan naik selama nilai MPL > APL. Pada saat MPL terus turun dan nilai MPL < APL
maka APL akan menurun. Karena pola seperti inilah maka MPL memotong APL saat APL
maksimal. Dalam contoh Tabel keadaan ini terjadi saat penggunaan L sebesar 4 orang.
Pada saat AP mencapai maksimum, tercapai kondisi Efisiensi Teknis. Dalam kaitannya
dengan konsep efisiensi teknis ini suatu tingkat pemakaian faktor produksi dikatakan lebih
efisien dari tingkat pemakaian yang lain apabila dapat memberikan AP yang lebih besar.
Disisi lain seringkali perusahaan lebih memfokuskan perhatian kepada konsep Efisiensi
Ekonomis dibandingkan Efisiensi Teknis. Dalam hal ini efisiensi ekonomis tercapai pada
saat pemakaian faktor produksi tersebut menghasilkan keuntungan yang maksimum.
Contoh soal :
7
Diketahui fungsi produksi suatu komoditas adalah:
2 3
Y =12 X −0.2 X
8
2.4 Elastisitas Produksi
Konsep elastisitas yang telah dipelajari sebelumnya dapat pula diterapkan dalam
produksi. Elastisitas produksi (ƞ) menunjukkan ratio perubahan relative output yang
dihasilkan terhadap perubahan relative jumlah input yang digunakan. Misalkan input yang
berubah adalah pamakaian tenaga kerja (L) maka elasitisitas produksi dapat diformulasikan
sebagai berikut :
%∆Q
Ƞ=
%∆L
∆Q L
= .
∆L Q
MP L
= AP L
Jadi pada daerah I elastisitas produksi lebih besar satu (elastis); artinya jika input L
dinaikkan satu persen maka output akan naik lebih besar dari satu persen. Pada daerah II
nilai elastisitas produksi antara nol sampai satu. Untuk daerah III nilai elastisitas
produksinya kurang dari nol.
10
MP L
MRTS = MP
K K
A
S ∆K
1 B
∆K C
D
∆
2
K ISOQUANT
3
∆L ∆L ∆L L
Contoh soal 2:
Jika diketahui fungsi produksi Q= aKb Lc Xd, dengan
a= 10; b=0,2; c=0,4; dan d=1,1
Q= output (tingkat kelulusan mahasiswa)
K= suasana ruang, peralatan OHP
L= kualifikasi pengajar
X= Bahan baku (referensi)
Pertanyaan:
a. Jika K=10,L=10 dan X=10, berapakah MPk,MPL dan MPX
b. Berapakah MRTS(KL),MRTS(LX),dan MRTS(KX). Bandingkan hasilnya.
c. Berapakah skala pengembalian fungsi tersebut? Dapatkah produksi dilakukan hanya
dengan 1 input saja. Jelaskan.
d. Apakah makna angka dari a dari persamaan diatas? Manakah yang lebih penting a,b,c
atau d?
11
Penyelesaian :
Q= aKb Lc Xd = 10K0,2 L0,4X 1,1
a. K=10,L=10 dan X=10
12
Contoh soal :
Anggur hanya dapat dipanen secara manual. Fungsi produksi anggur berciri proporsi
tetap, yaitu setiap pekerja memerlukan sebuah gunting untuk memetik anggur. Seorang
pekerja yang sudah terampil dengan gunting dapat memanen 50kg anggur per jam
IQ1500
IQ1000
IQ500
a. Gambarlah isoquant produksi anggur untuk Q1= 500, Q2= 1.000, Q3=1.500 dan
tunjukkan posisi yang paling optimal
b. Misalkan pemilik perkebunan anggur mempunyai 15 buah gunting. Jika dia ingin
memaksimalkan pemakaian gunting, berapa orang pekerja harus ia pakai? Berapa kg
yang dapat dihasilkan ?
c. Seorang pekerja yang sangat mahir dapat meggunakan dua gunting sekaligus di
tangan kiri dan tangan kanan dengan produksi 75 kg per jam. Gambarlah isoquant
produksi anggur untuk Q1= 500, Q2= 1.000, Q3= 1.500 dan tunjukkan posisi yang
paling optimal
Penyelesaian:
a. APL = 50 kg/jam
Q
APL =
L
Q
L=
AP L
Q1= 500
500
L1= =10 sehingga K1= 10
50
Q2 = 1.000
13
30 IQ1500
20 IQ1000
10 IQ500
10 20 30 L
Gambar Isoquant
1.000
L2= =20 sehingga K2= 20
50
Q3= 1.500
1.500
L3= = 30 sehingga K3= 30
50
b. Jika pemilik perkebunan memiliki 15 buah gunting, maka ia harus mempekerjakan 15
orang. Sedangkan produksinya adalah 15 X 50 = 750 kg/Jam
c. APL = 75 kg/Jam
Q
APL =
L
Q
L=
AP L
Q1=500
500
L1 = =6,7sehingga K1= 13
75
Q2= 1.000
1.000
L2= =13,333 sehingga K2=26
75
40 IQ1500
26 IQ1000
13 IQ500
6,7 13 20
Gambar isoquant L
Q3= 1.500
1.500
L3= =20 sehingga K3 = 40
75
14
2.7 Skala Pengembalian
Skala pengembalian (returns to scale) merupakan hal yang ‘paling sering’ diteliti dalam
topik produksi. Skala pengembalian menunjukkan hubungan perubahan input secara
bersama-sama (dalam persentase) terhadap perubahan output.
Fungsi produksi jangka panjang yang paling umum dipakai adalah fungsi produksi Cobb-
Douglas dengan persamaan Q=aLα K β . Jumlah pangkat ¿) pada fungsi ini mempunyai
signifikansi ekonomi yaitu menunjukkan skala pengembalian. Jika nilai ¿ sama dengan
satu, skala pengembalian fungsi produksi tersebut adalah konstan (constant returns to
scale), artinya kenaikan input akan diikuti kenaikan output secara proposional. Jika nilai ¿
lebih besar dari satu, dikatakan skala pengembalian menaik (increasing returns to scale)
artinya kenaikan input (misalkan m persen) akan diikuti kenaikan output sebesar lebih dari
m persen. Sebaliknya jika nilai ¿ kurang dari satu dikatakan skala pengembalian menurun
(decreasing returns to scale), yang menunjukkan persentase kenaikan output lebih kecil
dari persentase penambahan inputnya.
Spesialisasi pekerja dan teknologi skala besar sering disebut sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhi baik increasing returns to scale ataupun decreasing returns to scale.
Sebagai ilustrasi pengalaman menunjukkan bahwa pekerja spesialis biasanya memiliki
kinerja yang membaik dengan bertambahnya waktu dan pengalaman. Tetapi bila mereka
secara terus menerus menggeluti pekerjaan tersebut kemungkinan timbul kejenuhan yang
pada akhirnya menurunkan kinerja. Teknologi skala besar terkait dengan economic of scale.
Sampai pada tingkat produksi tertentu bila kapasitas maksimal faktor produksi belum
terlampaui maka produksi masih bisa dioptimalkan, tetapi bila kapasitas optimal faktor
produksi telah terlampaui, maka penambahan produksi walaupun sangat kecil berdampak
pada peningkatan biaya produksi.
15
Secara umum increasing returns to scale muncul pada saat skala operasi perusahaan masih
kecil hingga sedang, kemudian diikuti munculnya kondisi constant returns to scale dan
selanjutnya muncul kondisi decreasing returns to scale saat skala operasi perusahaan sudah
besar. Gambar 5.5 mengilustrasikan keadaan tersebut. Dari titik A ke titik D berlaku
kondisi increasing return to scale, dari titik D ke titik F berlaku kondisi constant return to
scale dan di atas F berlaku kondisi decreasing returns to scale.
Contoh Soal:
Tentukan apakah pernyataan berikut benar atau salah dan berikan alasannya
Pada skala pengembalian yang menaik, berarti untuk menghasilkan kenaikan output
sebesar ‘m’ persen diperlukan penambahan input sebesar kurang dari ‘m’ persen.
Penyelesaian:
Jika skala pengembalian naik berarti persentase kenaikan output lebih besar dibandingkan
persentase kenaikan masing-masing input (benar).
Contoh Soal:
Tentukan apakah pernyataan berikut benar atau salah dan berikan alasannya
Jika skala pengembalian konstan maka fungsi biaya total dalam jangka panjang akan naik
secara linear dengan kenaikan output?
Penyelesaian:
Skala pengembalian konstan menunjukkan proporsi kenaikan input sama dengan kenaikan
output; berarti memang biaya akan berubah secara linear (benar).
Contoh Soal:
Diketahui fungsi produksi ikan asap adalah
Q=100 √ KL
Q = jumlah ikan asap yang diproduksi (kwintal/jam)
K = jam kerja mesin peengasap
L= jumlah pekerja
b. Jika K = 10, maka untuk menghasilkan Q = 1000, banyaknya L yang diperlukan adalah
1000=100 √10 L
10=√ 10 L
100=10 L
L=10
17
1000
AP L = =100
10
c. Q=200 √ KL
1000=200 √ KL
5=√ KL
25=√ KL
Jadi semua kombinasi K dan L yang perkaliannya sama dengan 25 akan menghasilkan Q
= 1000.
Jika K = 10, maka untuk menghasilkan Q = 1000 diperlukan L:
1000=200 √10 L
5=√10 L
25=10 L
L=2,5
1000
AP L = =400
2,5
K L KL
1 25 25
2 12,5 25
5 5 25
. . .
. . .
. . .
25 1 25
18
Contoh Soal:
Diketahui suatu fungsi produksi sebagai berikut
Q=4 K 0.3 L0.5 X 0.1
Q = output; L = tenaga kerja; K = modal; X = bahan baku
Pertanyaan:
a. Jelaskan arti masing-masing koefisien
b. Berapakah perubahan output jika masing-masing input dinaikkan sebesar m persen?
c. berapakah perubahan output jika masing-masing input dinaikkan 2 kali?
Penyelesaian:
a. Pangkat K = 0,3 menunjukkan satu persen perubahan K akan menyebabkan 0,3 persen
perubahan Q; ceteris paribus. Pangkat L = 0,5 menunjukkan satu persen perubahan L
akan menyebabkan 0,5 persen perubahan Q; ceteris paribus. Pangkat X = 0,1
menunjukkan satu persen perubahan X akan menyebabkan 0,1 persen perubahan Q;
ceteris paribus. Satu persen perubahan input kapital, tenaga kerja dan bahan baku secara
bersama-sama akan menyebabkan perubahan output sebesar 0,3+0,5+ 0,1=0.9 persen.
b. Jika masing-masing input dinaikkan m kali maka:
¿ 0.3 0.5 0.1
Q =4 (mK ) (mL) ( mX )
Q¿ =4 (m¿¿ 0.3)(m¿¿ 0.5)(m¿¿ 0.1)( K ¿¿ 0.3)( L¿¿ 0.5)(X ¿¿ 0.1)¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
Q¿ =Q(m¿¿ 0.3+0.5+ 0.1)=Q( m¿¿ 0.9) ¿ ¿
c. Jika input dinaikkan 2 kali (m = 2) misal semula K = 10, L = 9, X = 15, sekarang K =
20; L = 18; X = 30 maka output akan terbentuk sebesar:
Q=4 (10¿¿ 0.3)(9¿¿ 0.5)(15¿¿ 0.1)=31,5 ¿ ¿ ¿
¿
Q =4 (20¿¿ 0.3)(18¿¿ 0.5)(30¿¿ 0.1)=58,6 ¿ ¿ ¿
Jadi
Q¿ 58,6
= =1,86
Q 31,5
Nilai tersebut adalah 20.9
19
2.8 Kendala Biaya
Kendala biaya menunjukkan ketersediaan dana untuk melakukan produksi, atau membeli
bahan baku. Kendala biaya dapat dianalogikan dengan ‘garis anggaran’. Garis anggaran
dari dana yang tersedia dapat dituliskan sebagai berikut:
C=wL+rK
C = dana yang tersedia
L= jumlah tenaga kerja yang dipakai
K = jumlah kapital yang dipakai
w = gaji per satuan tenaga kerja
r = biaya sewa per satuan mesin
Kendala biaya ini dikenal sebagai isocost, yang menunjukkan jumlah dana yang tersedia
untuk membeli berbagai kombinasi input. Perusahaan dapat mengganti kapital dengan
tenaga kerja atau sebaliknya, sebatas kombinasi tersebut masih dapat dijangkau dengan
anggaran yang ada. Pertukaran antara kapital dengan tenaga kerja dapat dilihat dengan
lebih jelas dengan garis anggaran menjadi:
C w
K= − L
r r
Persamaan ini adalah isocost karena dana yang tersedia (C) konstan pada seluruh
kombinasi kapital dan tenaga kerja yang memenuhi besar anggaran. Slope dari isocost
adalah rasio harga input dan dapat dituliskan sebagai:
∂ K −w
=
∂L r
Contoh Soal:
Diketahui saat ini sebuah perusahaan menggunakan 2 faktor produksi yakni komputer
(100 unit) dan operator (30 orang). Untuk membantu industri komputer domestik maka
pemerintah memberi- kan subsidi sebesar 10 persen (off) untuk tambahan ekstra komputer
20
jika perusahaan membelinya dari industri komputer domestik. Dengan bantuan grafik
tunjukkanlah bagaimana subsidi ini mempengaruhi garis isocost?
Penyelesaian:
Titik a menunjukkan keseimbangan (100 K dan 30L). Jika lebih dari 100 maka tingkat
harga menjadi 0,9 berarti dapat membeli K lebih banyak lagi dan titik potong terhadap
sumbu K akan naik (dari b ke c).
Contoh Soal:
Ditentukan hubungan antara produk Y dan faktor-faktor produksi X 1 dan X 2 adalah
2 3
Y = X1 X 2
Misal harga satuan X 1 5000
Misal harga satuan X 2 3000
Berapa X 1 harus dikombinasikan dengan X 2 agar biaya yang dikeluarkan menjadi
minimum untuk mencapai produk 100 satuan
Penyelesaian:
Analisis dengan La Grange Multiplier
Fungsi tujuan (Objective Functions)
Min E=P X 1 X 1 + P X 2 X 2 −λ ( X 12 X 23−100 )
21
Derivatif pertama E terhadap X 1 , X 2 , λ = 0
Derivatif kedua harus positif
∂E 3
=5000−2 λ X 1 X 2 =0 (1)
∂ X1
5000
λ=
( 2 X 1 X 23 )
∂E 2 2
=3000−3 λ X 1 X 2 =0 (2)
∂ X2
3000
λ=
( 3 X 12 X 22 )
∂E 2 3
=−X 1 X 2 +100=0 (3)
∂λ
5000 3000
Dari (1) dan (2) diperoleh =
( 2 X 1 X 2 ) ( 3 X 1 2 X 2 2)
3
2 2 3
15000 X 1 X 2 =6000 X 1 X 2
15 X 1=6 X 2
X 2 =2,5 X 1
(3) X 12 X 22=100
X 12 ( 2,5 X 1 )3=100
5
15,625 X 1 =1,45
Jadi kombinasi X 1 ≈ 1,45 satuan
X 2 ≈ 3,625 satuan
E=P X 1 X 1 + P X 2 X 2
¿ 5000 ( 1,45 )+ 3000 (3,625 )=18,125
Contoh Soal:
Apakah kombinasi 17 K dan 90L merupakan kombinasi yang meminimumkan biaya untuk
memproduksi 500 unit? Gunakan isoquant dan isocost
Penyelesaian:
MP L =12,5
22
MP L =25
MP L 1
= =Rasio harga input
MP K 2
Jadi kombinasi 90 L dan 17 K akan menghasilkan kombinasi input dengan biaya minimum.
TC =(90× 5)+(17 x 10)=620
23
Contoh Soal:
Tentukan apakah pernyataan berikut benar atau salah dan berikan alasannya
Diketahui untuk menghasilkan suatu barang digunakan dua faktor produksi yaitu tenaga
kerja terampil ( L1) dan tenaga kerja tidak terampil ( L2). Jika upah L150 persen lebih tinggi
dari upah L2, maka perusahaan akan mempergunakan tenaga kerja L1 50 persen lebih
sedikit dibandingkan L2
Penyelesaian:
Jika W-L1 = 1,50 (W-L2) dapat diartikan MP-L1 = 1,50(MP-L2). Pekerja pertama lebih
produktif 1,5 kali dibandingkan pekerja kedua. Ini berarti untuk output yang sama pekerja 1
1 2
akan memerlukan waktu sebesar = waktu L2. (salah).
1,5 3
Contoh Soal:
Diketahui upah tenaga kerja turun sebesar Rp 16.000 per tenaga kerja dan perusahaan
mempunyai sepuluh tenaga kerja, sehingga per- usahaan dapat menghemat biaya sebesar
Rp 160.000 dan kemudian menggunakannya untuk menambah jumlah karyawan yang
dimiliki. Apakah dengan melakukan tindakan ini berarti perusahaan sekarang menggunakan
lebih banyak tenaga kerja dibandingkan kapital serta masih dapat memproduksi output
dengan jumlah yang sama?
Penyelesaian:
MP L MP K
Kondisi keseimbangan dicapai pada saat = dengan demikian jika w turun maka
w r
MP L MP K
> dan ini akan mendorong penggunaan L lebih banyak lagi agar memperoleh
w r
titik optimal untuk produksi yang sama.
Contoh Soal:
24
Diketahui fungsi produksi dengan dua input K dan L adalah sebagai berikut:
2 2
Q=40 L+ 150 K −L −K
Dana yang tersedia 4400 sedangkan harga satuan L adalah $20 dan harga satuan K adalah
$50. Carilah kombinasi penggunaan input yang optimal dan besarnya produksi.
Penyelesaian:
Z=f (Q)+ λ [ƒ(c )]
2 2
¿ 40 L+150 K−L −K + λ ( 4400−20 L−50 K )
∂Z
=40−2 L−20 λ=0 (1)
∂L
∂Z
=150−2 K−50 λ=0 (2)
∂K
∂Z
=440−2 L−50 K=0 (3)
∂λ
Dengan menggunakan Metode eliminasi terhadap (1), (2), (3) diperoleh L=21,7 ;
K=79,3 dan Q=6003,6
Contoh Soal:
Jika diketahui harga faktor produksi A Rp 20 per unit dan harga faktor produksi B Rp 300
per unit. MP A dan MP B masing-masing sebesar 40 dan 60 unit. Apakah perusahaan
sebaiknya menaikkan penggunaan A dan menurunkan penggunaan B untuk meminimalkan
biaya?
Penyelesaian:
MP A 40
=
PA 20
MPB 60
=
P B 300
MP A MPB
Karena > maka untuk meminimalkan biaya perusahaan harus memperbanyak
PA PB
pemakaian faktor produksi A (benar)
2.10 Jalur Ekspansi
Kondisi keseimbangan produsen (golden rule) dapat diperluas untuk beberapa input.
Kondisi optimum dicapai pada saat rasio dari marginal product dan harga untuk tiap-tiap
input itu sama. Jadi dapat dituliskan kondisi optimum jika:
25
MP1 MP 2 MP 3 MPn
= = =.. . . .=
P1 P2 P3 Pn
Jalur ekspansi (expanthion path) adalah garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi
optimum yaitu keseimbangan produsen pada berbagai tingkat output. Pada Gambar 5.8,
jalur ekspansi ditunjukkan oleh garis yang melalui titik A, B, C.
Contoh Soal:
Diketahui pada harga input tertentu, sebuah perusahaan mempunyai expantion path aa.
Setelah terjadi kenaikan upah tenaga kerja, expantion path perusahaan menjadi AA.
Dapatkah garis aa berpotongan dengan garis AA?
Penyelesaian:
Jika upah pekerja naik maka jumlah pekerja yang dipakai akan turun dan disubstitusi oleh
penggunaan kapital yang bertambah. Jadi mungkin akan terjadi perpotongan antara garis aa
dan AA seperti yang ditunjukkan pada Gambar berikut.
Contoh Soal:
26
Diketahui fungsi TC =2 K + 2 L sedangkan fungsi produksi Q=KL . Tunjukkan kombinasi
input yang optimal untuk setiap tingkat output yang diproduksi (Q= 100, 200, 300, 400,
500, dst) serta gambarkan jalur ekspansinya.
Penyelesaian:
V =2 K +2 L+ λ ( 100−KL )
∂V 2
=2−λL=0 sehingga λ=
∂K L
∂V 2
=2−λK =0 sehingga λ=
∂L K
2 2
Dengan demikian = sehingga L=K
L K
∂V
=100−KL=0
∂λ
Maka
100− K ( K ) =0
100− K 2=0
2
K =100
K=10
L=10
Q K L TL=2K+2L
100 10 10 40
200 14 14 56
300 17 17 68
400 20 20 80
27
Contoh Soal:
Diketahui seorang produsen menghasilkan barang Q dengan dua input K, L. Departemen
produksi memberikan informasi tentang produksi sebagai berikut:
Q K L Q K L
490 15 99 470 14 100
500 15 100 500 15 100
MP L =10 MP K =30
Jika tingkat upah $5 dan biaya kapital $10 apakah kombinasi input 15K dan 100L
menunjukkan kombinasi biaya terendah (Least cost combination)?
Penyelesaian:
MP L 10
Ekstra output per Tingkat upah L= = =2
w 5
MP K 30
Ekstra output per mesin ¿ = =3
r 10
MP L 1
MRTS= =
MP K 3
w 5 1
Rasio harga ¿ = =
r 10 2
29
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari materi-materi yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Produksi merupakan kegiatan ekonomi yang mengubah input menjadi output atau
memberi nilai pada suatu barang atau jasa. Dalam proses produksi, terdapat faktor
produksi sebagai inputnya yaitu, modal (capital), tenaga kerja (labour), keahlian
(skill), dan tanah atau sumber daya alam (land). Antara ouput dan input dapat
dihubungkan dalam suatu persamaan fungsi yang disebut dengan Fungsi Produksi.
2. Teori produksi dibagi menjadi dua yaitu jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam produksi jangka pendek terdapat fixed input dan variabel input. Fixed input
yang dimaksud adalah modal sedangkan variabel input adalah tenaga kerja. Untuk
meningkatkan hasil produksi dalam jangka pendek, pelaku usaha tidak bisa
menambah modal, namun mereka bisa menambah jumlah tenaga kerjanya. Tenaga
kerja yang ditambah pun tidak boleh terlalu banyak agar tetap produktif.
Sedangkan dalam produksi jangka panjang, modal dan tenaga kerja merupakan
input variabel dan tidak ada input tetapnya.
3.2 Saran
Sebagai seorang pengusaha yang ingin membuat sebuah produk patutnyalah ia harus
memahami setiap resiko dalam menambah input untuk menghasilkan output. Karena
jika kita salah dalam perhitungan untuk membuat sebuah produk maka kerugian pasti
akan menghampiri.
30
DAFTAR PUSTAKA