Fungsi permintaan memiliki gradien / slope yang Fungsi penawaran memiliki gradien / slope yang
negatif yang menunjukkan adanya hubungan yang negatif yang menunjukkan adanya hubungan yang
berbanding terbalik antara harga barang (P) dan berbanding terbalik antara harga barang (P) dan
jumlah permintaan barang (Qd). Jika P maka jumlah penawaran barang (Qs). Jika P maka
Qd. Sebaliknya jika P maka Qd Qs. Sebaliknya jika P maka Qs.
Kurva Permintaan Kurva Penawaran
Kurva Permintaan Kurva atau grafik yang Kurva Penawaran Kurva atau grafik yang
menggambarkan keterkaitan antara berbagai menggambarkan keterkaitan antara berbagai
tingkat harga barang (P) dengan jumlah barang tingkat harga barang (P) dengan jumlah barang
yang diminta (Qd) oleh pembeli/konsumen. yang ditawarkan (Qs) oleh produsen.
Bentuk Kurva Permintaan: Bentuk Kurva Penawaran:
P P
a/b
Kurva Permintaan
Kurva Penawaran
c/d
Qd Qs
0 b -c 0
Contoh Kasus
Pada harga Rp 500, jumlah barang yang ditawarkan produsen (Qs) sebanyak 100 unit, sedangkan
jumlah yang diminta pembeli (Qd) sebanyak 225 unit. Ketika harga naik menjadi Rp. 750 jumlah
yang ditawarkan produsen (Qs) naik menjadi 200 unit, sedang jumlah yang diminta pembeli (Qd)
turun menjadi 175 unit. Dari data tersebut: (a) Tentukan fungsi penawaran dan fungsi permintaan
barang; dan (b) Gambarkan kurva permintaan dan penawarannya!
Penyelesaian:
P1 = 500 ===> Qs1 = 100 dan Qd1 = 225
P2 = 750 ===> Qs2= 200 dan Qd2 = 175
Sehingga:
P1, Qs1 (500, 100) dan P2, Qs2 (750, 200)
P1,Qd1 (500, 225) dan P2, Qd2 (750, 175)
Dengan metode dua titik, fungsi penawaran dan fungsi permintaan dapat ditentukan. Dengan
mengganti nilai x dan y masing-masing dengan P dan Q maka rumus metode dua titik adalah:
Fungsi Penawaran Produk: Kurva Penawaran Produk
Q – Q1 = (Q2 – Q1 / P2 – P1) x (P – P1) P
Q – 100 = (200 – 100 / 750 – 500) x (P - 500)
Q – 100 = (100 / 250) x (P – 500)
Q – 100 = 0,4 x (P – 500) Qs = 0,4P - 100
Q – 100 = 0,4P – 200
Q = 0,4P – 200 + 100 250
Qs = 0,4P – 100 ==> Fungsi Penawaran
Atau: Qs
-100 0
-0,4P = -Q – 100
P = (-Q / -0,4) – (100 / -0,4)
P = 2,5Q + 250 ==> Fungsi Penawaran
Fungsi Permintaan Produk: Kurva Permintaan Produk
Q – Q1 = (Q2 – Q1 / P2 – P1) x (P – P1) P
Q – 225 = (175 – 225 / 750 – 500) x (P - 500)
1625
Q – 225 = (-50 / 250) x (P – 500)
Q – 225 = -0,2 x (P – 500)
Qd = -0.2P + 325
Q – 225 = -0,2P + 100
Q = -0,2P + 100 + 225
Qs = -0,2P + 325 ==> Fungsi Permintaan
Atau: Qd
0 325
0,2P = -Q + 325
P = (-Q / 0,2) + (325 / 0,2)
P = -5Q + 1625 ==> Fungsi Permintaan
A. SYARAT KESEIMBANGAN PASAR
Pasar berada pada posisi keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah barang yang diminta
konsumen sama dengan jumlah barang yang ditawarkan produsen/penjual, atau pada saat
harga yang bersedia dibayar oleh konsumen sama dengan harga yang diinginkan oleh produsen.
Secara matematis keseimbangan pasar terjadi pada saat fungsi permintaan sama dengan fungsi
penawaran atau Qd = Qs. Jika fungsi permintaan adalah: Qd = a – bP dan fungsi penawaran: Qs
= -c + dP, maka keseimbangan pasar secara matematis adalah:
Pada kondisi keseimbangan pasar tersebut harga yang bersedia dibayarkan oleh konsumen akan
sama dengan harga yang diinginkan oleh produsen, serta jumlah yang diminta oleh konsumen
juga sama dengan jumlah barang yang bersedia dijual oleh produsen.
Contoh Kasus
Dengan menggunakan fungsi permintaan dan fungsi penawaran pada contoh kasus sebelumnya
yaitu:
Fungsi Penawaran ==> Qs = 0,4P – 100 atau P = 2,5Q + 250
Fungsi Permintaan ==> Qs = -0,2P + 325 atau P = -5Q + 1625
Maka keseimbangan pasar dan kurva keseimbangan pasar dapat dihitungdan digambarkan
sebagai berikut.
Keseimbangan Pasar :
Qd = Qs
0,4P – 100 = -0,2P+ 325
0,4P + 0,2P = 325 + 100
0,6P = 425
Pe= 425 / 0,6 = 708,33 ≈ 708 ==> Harga keseimbangan (Pe)
Kuantitas keseimbangan (Qe):
Qe = 0,4(708,33) – 100
Q = 283,33 – 100 = 183,33 ≈ 183
Keseimbangan pasar terjadi pada harga (Pe) sebesar 708 dan kuantitas (Qe) sebesar 183 unit.
Kurva Keseimbangan Pasar
P
Qs = 0,4P - 100
708
Qd = -0,2P + 325
250
Q
-100 0 183 325
B. PAJAK DAN KESEIMBANGAN PASAR
Adanya pajak penjualan atas suatu barang akan menyebabkan harga jual barang menjadi lebih
mahal. Adanya beban pajak akan mengubah fungsi penawaran produsen (Qs), sementara fungsi
permintaan konsumen tetap.
Dampak pajak terhadap keseimbangan pasar dibedakan atas: (a) Dampak pajak spesifik atau pajak
tetap disimbolkan dengan t; (b) Dampak pajak proporsional atau pajak yang dinyatakan sebagai
persentase tertentu dari harga dan dinotasikan dengan tP.
Masing-masing pajak memiliki dampak berbeda terhadap kurva penawaran. Pada pajak spesifik (t),
pengenaan pajak menyebabkan pergeseran kedudukan kurva penawaran secara sejajar dengan
kurva penawaran sebelum pajak, (gradien atau kecuraman kurva penawaran tetap). Secara
matematis hal ini ditunjukkan oleh perubahan pada nilai konstanta fungsi.
Pada kasus pajak proporsional (tP), penggal kurva penawaran pada sumbu horizontal tetap, tetapi
gradien atau kecuraman kurva penawaran menjadi lebih besar. Secara matematis hal ini
ditunjukkan oleh perubahan pada nilai koefisien fungsi penawaran.
Pajak Spesifik dan Fungsi Penawaran
Jika fungsi penawaran sebelum ada pajak adalah:
Qs = -c + dP
Setelah ada pajak spesifik sebesar t, fungsi penawaran produsen berubah menjadi:
Qs = -c + d(P – t)
Qs = -c + dP – dt
Qs = (-c – dt) + dP
Jika fungsi penawaran sebelum pajak berbentuk:
P = c + dQ
Setelah ada pajak spesifik sebesar t, fungsi penawaran produsen berubah menjadi:
P = c + dQ + t
P = (c + t) + dP
Pajak Proporsional dan Fungsi Penawaran
Jika fungsi penawaran sebelum ada pajak adalah:
Qs = -c + dP
Setelah ada pajak proporsional sebesar tP fungsi penawaran produsen berubah menjadi:
Qs = -c + d(P – tP)
Qs = -c + (dP – dtP)
Jika fungsi penawaran sebelum pajak berbentuk:
P = c + dQ
Setelah ada pajak proporsional sebesar tP, fungsi penawaran produsen berubah menjadi:
P = c + dQ + tP
P – tP = c + dQ
(1 – t) P = c + dQ
P = c/1-t + (d/1-t)Q
Contoh Kasus 1: Pajak Spesifik
Jika fungsi permintaan produk adalah Qd = 100 – 2P, sedangkan fungsi penawarannya Qs = -50 +
3P. Kemudian pemerintah mengenakan pajak spesifik (t) sebesar Rp 50/unit. Tentukan
keseimbangan pasar sebelum dan sesudah ada pajak serta gambarkan grafik keseimbangan
pasarnya!
Penyelesaian:
Keseimbangan Pasar Sebelum Pajak
100 – 2P = -50 + 3P
100 + 50 = 3P + 2P
150 = 5P Pe = 150 / 5 = 30
Qe = 100 – 2(30)
Qe = 100 – 60 = 40
Keseimbangan pasar sebelum pajak Pe = 30 dan Qe = 40
Keseimbangan Pasar Setelah Pajak
Setelah ada pajak tetap (t = 10), fungsi penawaran berubah menjadi:
Qs = -50 + 3(P – 10)
Qs = -50 + 3P – 30
Qs = -80 + 3P atau Ps = 0,33Q + 26,67
100 – 2P = -80 + 3P
100 + 80 = 3P + 2P
180 = 5P Pe = 36 ==> Harga setelah ada pajak
Qe = 100 – 2(36)
Qe = 100 – 72 = 28 ==> Kuantitas setelah pajak
Grafik Keseimbangan Pasar:
Contoh Kasus 2: Pajak Proporsional
Dengan menggunakan fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang sama, tentukan
keseimbangan pasarnya apabila pemerintah mengenakan pajak proporsional dengan tarif pajak
sebesar 10% dari harga jual produk!
Penyelesaian:
Pajak 10% dari harga jual atau 0,1P. Fungsi penawaran setelah ada pajak menjadi:
Qs = -50 + 3(P – 0,1P)
Qs = -50 + 3P – 0,3P
Qs = -50 + 2,7P Fungsi penawaran setelah pajak
Keseimbangan pasar setelah pajak:
100 – 2P = -50 + 2.7P
150 = 4.7P Pe = 150 / 4,7 = 31,92
Qe = 100 – 2(31,92)
Qe = 100 – 63,84 = 36,16 ≈ 36 unit
A. FUNGSI KONSUMSI (C)
Fungsi Konsumsi Fungsi atau persamaan matematis yang menunjukkan hubungan antara
jumlah pengeluaran konsumsi (C) dan tingkat pendapatan (Y) dan dinyatakan sebagai berikut:
C = f(Y) = a + bY
Dimana: a adalah konstanta dan disebut dengan pengeluaran konsumsi otonom yaitu pengeluaran
yang tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, dan b adalah gradien (slope) kurva konsumsi
yaitu ∆C/∆Y yang disebut kecondongan mengkonsumsi marjinal atau MPC,
Fungsi konsumsi menunjukkan pengeluaran konsumsi (C) adalah fungsi positif dari pendapatan
(Y). Jika pendapatan naik maka pengeluaran konsumsi juga naik yaitu sebesar MPCx∆Y. Hubungan
konsumsi dan pendapatan dinyatakan dalam kurva fungsi konsumsi sebagai berikut:
B. FUNGSI TABUNGAN (S)
Fungsi Tabungan Fungsi atau persamaan matematis yang menunjukkan hubungan antara
jumlah tabungan (S) dengan tingkat pendapatan (Y) dan dinyatakan sebagai berikut:
C = f(Y) = -a + (1-b)Y
Dimana: -a adalah konstanta dari fungsi tabungan, dan 1-b adalah gradien (slope) kurva tabungan
yaitu ∆S/∆Y yang disebut kecondongan menabung marjinal atau MPS,
Seperti fungsi konsumsi, fungsi tabungan juga merupakan fungsi positif dari pendapatan (Y). Jika
pendapatan naik maka tabungan juga akan naik yaitu sebesar MPSx∆Y. Hubungan tabungan dan
pendapatan dinyatakan dalam kurva fungsi tabungan sebagai berikut:
C. HUBUNGAN PENDAPATAN, KONSUMSI DAN TABUNGAN
Hubungan pendapatan (Y), konsumsi (C) dan tabungan (S) dapat dinyatakan dengan persamaan
identitas berikut:
Y = C + S ∆Y = ∆C + ∆S
Jika masing-masing ruas pada persamaan di atas dibagi dengan ∆Y, maka:
∆Y/ ∆Y = (∆C/∆Y) + (∆S/∆Y) 1 = (∆C/ /∆Y) + (∆S/∆Y)
Karena ∆C/∆Y adalah MPC dan ∆S/∆Y adalah MPS, maka
1 = MPC + MPS MPC = 1 – MPS MPS = 1 – MPC
Secara bersamaan, hubungan antara pendapatan, pengeluaran konsumsi dan tabungan
digambarakan dalam grafik berikut:
Contoh Kasus 1:
Pada saat Pendapatan Nasional 150 triliun, jumlah pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah
100 triliun, dan ketika Pendapatan Nasional naik menjadi 200 triluan, pengeluaran konsumsi naik
menjadi 130 triliun. (a) Tentukan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan! (b) Tentukan nilai saat
pengeluaran konsumsi sama dengan nilai pendapatan (C = Y) atau pada saat S = 0! (c) Jika Y naik
menjadi 250 triliun, berapakah jumlah C dan jumlah S?
Penyelesaian:
C1 = 100 dan C2 = 130 ∆C = 30
Y1 = 150 dan Y2 = 200 ∆Y = 50
b = MPC = ∆C/∆Y = 30/50 = 0,6
Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Dengan metode satu titik dan kemiringan, fungsi C dan S dapat ditentukan sebagai berikut:
C – C1 = b(Y – Y1)
C – 100 = 0,6(Y – 150)
C – 100 = 0,6Y – 90
C = 10 + 0,6Y Fungsi Konsumsi
S = -10 + 0,4Y Fungsi tabungan:
Besaran nilai Y saat sama dengan nilai C
Y=CS=0
Y = 10 + 0,6Y
Y – 0,6Y = 10
0,4Y = 10 Y = 10 / 0,4 = 25
Perpotongan kurva Y dan C terjadi pada saat pendapatan sebesar 25, pada saat ini maka S = 0,
hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan berikut:
S = -10 + 0,4(25)= 0
Nilai C dan S ketika Y = 250
C = 10 + 0,6(250) = 160 Jumlah konsumsi
S = Y – C = 250 – 160 = 90 Jumlah konsumsi
Contoh Kasus 2:
Jika diketahui nilai a atau MPC dalam sebuah perekonomian adalah 0.70. Tentukan fungsi
konsumsi dan fungsi tabungan jika diketahui pada saat pendapatan (Y) sebesar 500 milyar
besarnya pengeluaran konsumsi adalah 450! Berapa C dan S jika Y sebesar 2000 milyar?
Penyelesaian:
Diketahui
b = MPC = 0,70
Y = 500 miliar C = 450 miliar
C = a + bY
450 = a + bY
450 = a + 0,70(500)
a = 450 – 350 = 100
Maka fungsi konsumsi (C) dan fungsi tabungan adalah:
C = 100 + 0,70Y dan S = -100 + 0,30Y
Nilai C dan S pada saat Y = 2000 milyar adalah:
C = 100 + 0,70(2000) = 1500 milyar
S = -100 + 0,30(2000) = 500 milyar
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Referensi:
Widayat, Wahyu. (2017). Matematika Ekonomi: Buku Materi Pokok. Edisi 1. Cet. 13. Tangerang
Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.
Dumairy. (2012). Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi 2. Cet. 5. Yogjakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Widodo, Tri. (2005). Matematika Ekonomi dan Bisnis. Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.