Anda di halaman 1dari 8

LEADERLESS GROUP DISCUSSION

UNIVERSITAS KRISTEN PARASANTHA (UKP)

Situasi Umum Perguruan Tinggi


Universitas Kristen Parasantha (UKP) adalah sebuah universitas swasta Kristen yang sudah cukup
lama berkiprah di Kota Pasundane negara Endosia. Universitas ini telah berdiri sejak tahun 1960an dan
diawali dengan pendirian Fakultas Ekonomi. Para pendiri universitas ini adalah kaum intelektual Kristen
dan aktivis gereja-gereja di lingkungan Jawa Barat yang merasa prihatin dengan situasi pendidikan saat
itu. Mereka merasa bahwa kebtuhan pendidikan tinggi di Indonesia dan Jawa Barat pada khususnya
masih belum mencukupi kebutuhan SDM yang ada. Seperti yang diketahui, Indonesia pada akhir 1970
sedang berada dalam masa giat-giatnya membangun. Disana sini mulai dibangun pabrik dan juga
perusahaan baru, sementara tenaga kerja yang ada khususnya sarjana belumlah mencukupi. Beranjak
dari kebutuhan tersebut, para pendiri UKP merasa perlu untuk segera mendirikan sebuah universitas.
Permasalahan lain yang dianggap cukup mendesak adalah minimnya lembaga pendidikan tinggi
yang mengedepankan nilai nilai kristiani. Para pendiri UKP khawatir bila sarjana-sarjana yang dihasilkan
hanya mengedepankan aspek intelektual semata, maka di masa depan, Indonesia akan dipimpin oleh
orang orang yang cerdas namun tidak berakhlak. Oleh karena itu, mereka berupaya mendirikan sebuat
universitas yang didasari nilai nilai Kristiani.
Visi UKP

Menjadi Perguruan Tinggi yang independen dan berinovasi serta mampu mengisi dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni abad ke-21 berdasarkan kasih dan keteladanan Tuhan.

Misi UKP

Mengembangkan cendekiawan yang handal, suasana yang nyaman dan nilai-nilai hidup yang Kristiani
sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam penyelenggaraan Tridarma
Perguruan Tinggi”.

Pada tahun 1960, didirikanlah UKP dan diawali dengan pembukaan Fakultas Ekonomi mengingat
pada saat itu, kebutuhan akan sarjana yang paham akan manajemen dan keuangan sangatlah
mendesak. Pilihan itu ternyata adalah sesuatu yang jitu karena hanya dalam dua tahun jumlah
mahasiswa per angkatan sudah mendapai 200 orang. Kebutuhan lain yang kemudian dicoba diantisipasi

1
adalah kebutuhan akan permasalaha manusia sebagai akibat pergeseran budaya dari budaya agraris
menjadi industrialis. Pergeseran ini tentunya tidak menjamin kesiapan manusia yang ada dan dapat
berakibat pada timbulnya berbagai masalah social yang notabene akan menyengsarakan manusia yang
ada. Oleh karena itu pada tahun 1982 didirikanlah Fakultas Psikologi. Pada tahun 1985, didirikanlah
FSRD sebagai antisipasi terhadap kebutuhan masyarakat akan pemanfaatan seni dalam konteks
kebutuhan akan media yang menarik sebagai komunikasi kepada masyarakat. Hal ini ternyata juga
merupakan pilihan yang tepat, dimana pada awal 1990, FSRD menjadi salah satu pilihan jurusan yang
favorit pada calon mahasiswa. Dalam decade 1990-2000, UKP mengalami perkembangan pesat baik
dalam hal jumlah mahasiswa, dosen, karyawan maupun infrastruktur. Keputusan yang jitu dalam
memilih pendirian fakultas sesuai dengan kebutuhan masa itu serta usaha dalam mempertahankan
kualitas merupakan daya tarik utama dari UKP. Sudah cukup banyak lulusan yang dihasilkan dan prestasi
alumni pun cukup membanggakan serta tidak kalah bersaing dengan lulusan universitas lainnya.
Jumlah mahasiswa pada tahun 2006:
Fakultas Jurusan Jumlah Persentase
Manajemen 3809 35.47%
Ekonomi
Akuntansi 2850 26.21%
Psikologi 1076 9.89%
Desain Komunikasi & 1102 10.14%
Visual
Seni Rupa & Desain Desain Interior 808 7.43%
Desain Produk 809 7.43%
Seni Murni 256 2.36%
Total 10.870

Mengingat jumlah peminat yang cukup besar dan kebutuhan akan lingkungan pendidikan yang
kondusif (ketersediaan kelas yang nyaman, fasilitas memadai, dll) maka dalam memanfaatkan dana, UKP
seringkali mengalokasikannya untuk mengembangkan infrastruktur. Misalnya dengan membeli tanah,
mendirikan gedung baru, melengkapi laboratorium, dll. Sejak awal 1990-2005, UKP tidak henti hentinya
membangun atau melengkapi gedung barunya. Upaya untuk menjaga kualitas pengajaran dilakukan
dengan menjaga rasio jumlah antara mahasiswa dengan dosen yang optimal dan berusaha menjaring
dosen dosen berkualitas baik dari lingkungan UKP ataupun dr universitas terkemuka lainnya. Cukup
banyak dosen terpandang dari univ negeri dan swasta lain di Kota Pasundane yang bersedia mengajar di

2
UKP. Sudah menjadi rahasia umum di lingkungan dosen di Pasundane bahwa UKP berani membayar
mahal dosen luar biasa yang berkualitas.
Kedua strategi pengembangan ini tentunya membutuhkan sumber dana yang besar, sedangkan UKP
hanya mengandalkan dua sumber dana, yaitu pembayaran mahasiswa dan donator. Yang mana 90%
kebutuhan dipenuhi oleh pembayaran mahasiswa dan sisanya dipenuhi oleh donator. Sejak tahun 1995,
Yayasan dan pihak rektorat menyiasati masalah ini dengan berusaha menjaring sebanyak mungkin
mahasiswa dengan promosi yang agresif dan terus melakukan pembangunan infrastruktur. Dalam 10
tahun terakhir, terdapat beberapa masalah yang belum terselesaikan di lingkungan UKP:
- Persaingan yang ketat antar perguruan tinggi. Jumlah perguruan tinggi di Endosia khususnya di
Pulau Jana meningkat pesat. Bahkan terdapat informasi bahwa 40 perguruan tinggi di
lingkungan Jana Barat sebenarnya digerogoti masalah keuangan karena jumlah mahasiswa yang
terlalu sedikit. Hal ini tidak terlepas dari jumlah perguruan tinggi yang membengkak sementara
jumlah lulusan SMA yang mampu membiayai dirinya untuk meneruskan ke perguruan tinggi
mamsih terbatas. UKP pun merasakan dampaknya. Walaupun masih dianggap kasus favorit,
tetapi secara umum jumlah pembeli formulir pendaftaran mengalami penurunan.

Pembeli formulir dalam 5 tahun terakhir & asal siswa pembeli formulir pendaftaran UKP
Asal 2002 2003 2004 2005 2006
Pasundane 8534 8230 7100 6809 6700
Pulau Jana 8046 9742 5856 7058 4978
Luar Jana 3765 3908 4587 4908 4890
Total 20345 21880 17543 18775 16568

- Banyak dosen yang mengeluh bahwa beasiswa dosen dalam melanjutkan studi ke universitas
terkemuka di luar negeri terlalu sedikit. UKP lebih suka membayar mahal dosen dari universitas
lain atau memberikan dosen beasiswa ke perguruan tinggi di dalam negeri saja. Mereka yang
bisa mendapatkan beasiswa ke luar negeri adalah dosen yang luar biasa menonjol
kompetensinya (sehingga jumlahnya sangat sedikit) atau mereka yang berhasil mendapatkan
beasiswa dari luar lingkungan UKP. Pihak yayasan berkilah bahwa dengan strategi ini, kualitas
tetap terjaga dan universitas tetap memiliki dana yang memadai untuk operasional. Akan tetapi,
hal ini tentu saja menurunkan motivasi kerja dosen, sehingga dosen tetap mulai tertarik untuk

3
pindah ke kampus lain dan UKP semakin sulit untuk mendapatkan dosen baru dari
lingkungannya sendiri
- Biaya kuliah yang dianggap terlalu mahal. Sejak krisis moneter pada tahun 1997, maka
pengeluaran di berbagai sektor meningkat pesat. 10 tahun kemudian, pertumbuhan ekonomi di
Endosia mulai menggeliat terutama didorong oleh consumer economy yang berdampak pada
inflasi yang meningkat. Secara singkat, hal hal tersebut berarti peningkatan harga di semua
sektor. Hal ini berdampak juga pada aspek keuangan UKP yang mana biaya operasional terus
meningkat dan mau tidak mau UKP harus dapat meningkatkan pendapatan. Diantaranya dengan
meningkatkan biaya kuliah. Hanya saja, lemahnya daya beli masyarakat pada waktu krisis
moneter yang belum sepenuhnya terselesaikan, berarti peningkatan biaya kuliah ini dirasakan
memberatkan kalangan menengah ke bawah yang tadinya mengisi sepertiga dari mahasiswa
yang ada. Akibatnya, terjadi pergeseran kelas dari mahasiswa baru yang mana mereka mereka
yang dapat ke UKP adalah golongan yang berpendapatan lebih atau dari kalangan menengah ke
atas.

Situasi Kemahasiswaan di UKP


Di lingkungan UKP, yang bertanggung jawab atas masalah bidang kemahasiswaan adalah PR3
dan Wakil Dekan III di masing masing fakultas. Adapun wadah kegiatan mahasiswa di UKP terdapat
dalam bentuk senat mahasiswa dan unit kegiatan. Senat dan unit kegiatan di UKP yaitu:
a. Senat Fakultas Ekonomi
b. Senat Fakultas Psikologi
c. Senat FSRD
d. Unit Olahraga
e. Unit Pengembangan Seni
f. PSM
g. Palang Merah
h. Kelompok Debat
i. Conversation Club
j. Kelompok Kerohanian (terbagi menjadi kelompok rohani masing masing agama)
Pihak UKP berharap dengan kegiatan mahasiswa, maka dapat menjadi wadah untuk belajar dan
bekerjasama sehingga memberikan nilai tambah bagi mahasiswa. Pihak universitas memberikan fasilitas
seperti sekretariat, dana kegiatan, dan konsultasi atas kegiatan yang dilakukan PR3 dan juga Wakil

4
Dekan III. Prestasi yang dicapai cukup membanggakan, khususnya oleh UKOR dan PSM. UKOR berhasil
secara konsisten memenangkan beberapa pertandingan di tingkat nasional. Bahkan PSM sering
memenangi perlombaan di tingkat nasional dan bahkan pernah di tingkat Asia. Meski demikian, terdapat
beberapa permasalahan yang menghantui dunia kemahasiswaan di UKP, yaitu:
- Sumber daya untuk kegiatan mahasiswa masih terbatas. Kegiatan kemahasiswaan seolah olah
dianaktirikan di lingkungan UKP dalam konteks sumber daya yang disediakan. Sekretariat untuk
senat, HIMA dan unit kegiatan memang diadakan, akan tetapi kecil sekali dan minim peralatan.
Dana untuk kegiatan pun terbatas sehingga mahasiswa harus aktif mencari sponsor. Sementara
beberapa sponsor dari produk tertentu seringkali ditolak masuk ke kampus karena alasan “tidak
kristiani”. Padahal sponsor yang dilarang, selama ini dikenal mudah dalam menyalurkan dana
serta berani mensponsori kegiatan dengan budget besar di lingkungan kegiatan mahasiswa.
- Perkuliahan yang padat menyulitkan mahasiswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan
kemahasiswaan. Kesibukan kuliah merupakan alasan klasik yang diberikan mahasiswa untuk
menolak menjadi pengurus di lembaga kemahasiswaan. Mereka yang mau dan terlibat aktif
dalam kegiatan kemahasiswaan biasanya dinilai oleh teman- temannya sebagai mahasiswa yang
memang pandai atau yang nekat berjuang dengan mengorbankan nilai.
- Masih banyak mahasiswa yang beranggapan bahwa kegiatan aktifitas kemahasiswaan adalah
kegiatan yang membosankan. Mayoritas mahasiswa hanya berperan sebaga “penikmat”
kegiatan saja. Mereka lebih suka untuk menjadi peserta ketimbang harus menjadi panitia, itu
pun hanya untuk kegiatan yang dianggap “fun”, seru dan juga heboh. Kegiatan ilmiah dan social
masih dipandang sebelah mata dan hanya segelintir peminat saja. Jumlah aktivis kegiatan
mahasiswa hanya sebesar 15% saja dari total jumlah mahasiswa. Sehingga tidak muncul proses
regenerasi di dalamnya. Masalah setiap tahunnya adalah sulit mendapatkan pengurus unit
kegiatan baru dan senat baru, apalagi yang memiliki komitmen tinggi.
- Mahasiswa UKP dianggap sebagai mahasiswa yang kurang peka terhadap permasalahan sosial.
Hal ini disebabkan lamban dan minimnya bantuan serta peran mahasiswa UKP dalam
memberikan layanan sosial. Seperti halnya akhir akhir ini ada bencana kelaparan di Sukabumi,
UKP merupakan salah satu universitas terakhir di Pasundane yang menyumbangkan dana dan
tenaga untuk melakukan pertolongan. Kepedulian dalam permasalahan kebangsaan dan politik
bahkan lebih marginal. Hal yang menarik, sebenarnya terdapat beberapa mahasiswa yang aktif
dalam kegiatan sosial, tetapi mereka lebih suka melakukannya dalam wadah di luar lingkungan
kampus, misalnya dengan mengikuti LSM, Ormas ataupun lewat institusi agama. Alasannya

5
karena mereka merasa situasi UKP tidak kondusif dan akhirnya malah membuat frustrasi. Saat
ini sendiri sedang ada kondisi banjir di Pasundane Selatan dan respon mahasiswa UKP masih
sama; lamban dan apatis.
- Hubungan yang kurang baik antara pihak PR3, WD III dan aktivis mahasiswa. Aktivis merasa
bahwa pihak universitas tidak sungguh sungguh dalam mengembangkan kemahasiswaan bahkan
justru menghambat. Mereka merasa birokrasi dilakukan terlalu berbelit belit, dana yang
terbatas dan pimpinan yang tidak fair. Beberapa unit kegiatan bisa dengan mudah mendapatkan
dana dan ijin sedangkan yang lainnya terseok seok. Sementara dari pihak universitas merasa
bahwa mereka seringkali “direpotkan” dengan kegiatan mahasiswa. Mereka menganggap
bahwa mahasiswa seringkali tidak berpikir panjang dan mengantisipasi dampak dari suatu
kegiatan. Misalnya saja kegiatan penerimaan mahasiswa baru yang berbau perploncoan
sehingga merusak citra dari UKP ataupun kegiatan panggung seni dengan bintang tamu artis
ternama; dimana kegiatan berhasil mendatangkan banyak penonton dari mahasiswa tapi tetap
tidak berhasil menutup dana yang ada sehingga universitas yang harus mencari dana tambahan
demi menutup hutang. Hal inilah yang membuat pihak pimpinan universitas lebih suka
mengucurkan dana untuk unit kegiatan dan senat yang prestasinya sudah cukup terbuktikan

6
LEMBAR PERSOALAN
Saat ini anda adalah wakil dari salah satu pengurus senat dan unit kegiatan di lingkungan UKP.
Anda diharapkan datang ke rapat yang diadakan secara mendadak oleh PR3. Beliau mengumumkan
adanya dana sebesar 20 juta yang berasal dari bantuan pemerintah. Mengingat dana tersebut di luar
dari anggaran tahunan, PR3 memutuskan untuk mengajak beberapa organisasi kemahasiswaan yang
dianggap aktif untuk menggunakannya. Selama ini, setiap unit kegiatan atau organisasi kemahasiswaan
diberi bantuan dana oleh universitas.

Berikut adalah rekapitulasi alokasi dana ke beberapa unit kegiatan atau


organisasi kemahasiswaan favorit:
Unit Organisasi Alokasi Dana Tahunan Persentase
Senat FE 60 jt 24%
Senat FP 25 jt 10%
UKOR 30 jt 12%
UK Seni 25 jt 10%
PSM 100 jt 30%
Senat FSRD 10 jt 3%
Alokasi dana untuk unit organisasi lainnya sebesar 5%

Pihak senat mahasiswa UKP melepaskan keputusan kepada hasil rapat ini, dengan alasan bahwa
mereka tidak berhak membuat keputusan secara sepihak. Untuk menghindari terjadinya kesan
pemihakan yang akan dianggap tidak fair. Maka Badan Pengurus Harian Senat Mahasiswa UKP tidak
akan hadir dalam rapat tersebut.
Berdasarkan rapat kilat di unit kegiatan senat mahasiswa masing masing, maka Anda sudah
dibekali dengan beberapa program yang akan diusulkan untuk memanfaatkan dana tersebut.
Bagaimanapun, sebagai perwakilan masing masing unit kegiatan, Anda diberikan wewenang untuk
memberikan usulan di luar usulan program yang diputuskan dalam rapat kilat tersebut. Jadi Anda tidak
harus terpaku pada usulan program yang diusulkan masing-masing unit kegiatan/senat mahasiswa

7
TUGAS ANDA:
1. Anda memiliki waktu 15 menit untuk mempelajari materi yang ada serta mempersiapkan diri.
Selama masa persiapan, Anda bekerja secara mandiri. Anda boleh mengembangkan asumsi
berdasarkan wawasan dan pengalaman Anda untuk melengkapi info serta data yang sudah
disediakan.
2. Setelah masa persiapan selesai, maka Anda dipersilahkan untuk berdiskusi. Di akhir diskusi
diharapkan ada kesepakatan bersama mengenai alokasi dana bantuan tersebut bagi unit
kegiatan/senat.
3. Sebagai wakil dari unit kegiatan atau senat, tentunya Anda bertugas memperjuangkan unit
kegiatan atau senat Anda dengan berupaya mendapatkan dana terbesar. Jelaskan argumentasi
anda mengapa unit kegiatan Anda berhak mendapatkan dana tersebut.
4. Waktu diskusi adalah 25 menit. Mekanisme dan pembagian peran dalam diskusi diserahkan
kepada peserta diskusi

Anda mungkin juga menyukai