0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
40 tayangan23 halaman
IBK DI UKSW
Dr. Ir. Lasmono Tri Sunaryanto, MSc. (Ketua)
Dra. Emy Wuryani, M.Hum
Herry Sanoto, S.Pd., M.Pd
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2010
IBK DI UKSW
Dr. Ir. Lasmono Tri Sunaryanto, MSc. (Ketua)
Dra. Emy Wuryani, M.Hum
Herry Sanoto, S.Pd., M.Pd
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2010
IBK DI UKSW
Dr. Ir. Lasmono Tri Sunaryanto, MSc. (Ketua)
Dra. Emy Wuryani, M.Hum
Herry Sanoto, S.Pd., M.Pd
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2010
Dr. Ir. Lasmono Tri Sunaryanto, MSc. (Ketua) Dra. Emy Wuryani, M.Hum Herry Sanoto, S.Pd., M.Pd
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2010
3
Ipteks bagi Kewirausahaan di UKSW
1. ANALISIS SITUASI 1.1. Kondisi Kewirausahaan di PT Lembaga perguruan tinggi (LPT) mempunyai tugas dan tanggung jawab menghasilkan sumber daya manusia yang terdidik yang dapat menyumbang terhadap daya saing bangsa (nation competitiveness). Namun demikian, semakin banyak lulusan LPT (sarjana) di Indonesia ternyata tidak mengindikasikan negara Indonesia semakin makmur, justru sebaliknya semakin banyak sarjana semakin tinggi pula tingkat pengangguran. Secara umum muncul berbagai masalah berkaitan dengan para lulusan lembaga perguruan tinggi (LPT) di Indonesia. J umlah penganggur tenaga terdidik (intelektual) di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1996 angka pengangguran terbuka sebesar 4,29% dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 10,85%. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2001 jumlah penganggur terdidik mencapai 1.83 juta orang yang kemudian membengkak menjadi 2.56 juta orang pada tahun 2004. Data pada tahun 2007 menunjukkan sekitar 10,01 juta jiwa (9,11%) dari jumlah penduduk Indonesia yang menganggur termasuk penduduk usia produktif dan lebih dari 4 juta diantaranya merupakan kaum terpelajar (www.beritabaru.com/11/6/2008). Diperkirakan angka tersebut semakin bertambah dari waktu ke waktu jika tidak dilakukan uapaya antisipasi. Tiap tahun perguruan tinggi di Indonesia menghasilkan sejumlah 250.000 350.000 orang lulusan. Namun dari jumlah tersebut, hanya sekitar 90.000 lulusan yang dapat terserap ke sektor formal yang sesuai bidangnya, sedangkan sisanya menganggur atau bekerja di sektor informal (Kompas, 1 April 2005). Hal ini disebabkan mayoritas lulusan perguruan tinggi di Indonesia berorientasi menjadi pegawai (Job Seeker), masih jarang lulusan perguruan tinggi yang berorientasi menjadi wirausahawan (Job Creator) walaupun peluang di dunia kewirausahaan masih terbuka lebar. Kondisi yang dihadapi akan semakin diperburuk dengan situasi persaingan global (misal pemberlakuan AFTA) yang akan memperhadapkan lulusan perguruan tinggi Indonesia bersaing secara bebas dengan lulusan dari perguruan tinggi asing. Dari uraian permasalahan di atas, LPT di Indonesia dituntut mengambil langkah langkah kongkrit untuk ikut mengatasi permasalahan yang ada.
4
Secara khusus, kondisi mengenai lulusan perguruan tinggi di atas juga di hadapi oleh Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Dengan student bodi sekitar 12.000 mahasiswa, setiap tahun UKSW dapat menghasilkan sekitar 3000 lulusan. Namun demikian, kondisi beberapa tahun terakhir memperlihatkan semakin sulitnya para lulusan UKSW mendapatkan pekerjaan. Waktu tunggu mereka untuk mendapatkan tawaran pekerjaan semakin panjang, sehingga tidak jarang sejumlah dari mereka bekerja disektor maupun bidang yang tidak sesuai, katimbang harus menganggur. UKSW menyadari dan sangat mendukung dilakukannya berbagai perubahan dan terobosan dalam sistim perkuliahan di LPT agar dapat menghasilkan lulusan (sarjana) yang tidak menganggur. Disamping menghasilkan para lulusan yang siap kerja dengan pihak lain, LPT juga perlu diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang siap menjadi wirausahawan/wati muda yang dapat menciptakan lapangan kerja bagi diri mereka sendiri. Sebagai suatu lembaga pengembangan ilmu yang memiliki berbagai fakultas, UKSW menjadi wadah yang ideal dan potensial untuk menghasilkan para technopreneur muda handal yang berpendidikan tinggi, memiliki gagasan baru, dan inovatif bernuansa penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (Ipteks). Berbagai upaya kongkrit telah dilakukan pada level sejumlah program studi di lingkungan UKSW, seperti perombakan kurikulum yang lebih mengarah pada pembentukan lulusan yang siap terjun sebagai wirausahawan. Misalnya penyelenggaraan mata kuliah kewirausahaan dan technopreneurship telah dilakukan mulai tahun 2007 pada berbagai fakultas. Untuk memotivasi dan memberi inspirasi kepada mahasiswa, berbagai kegiatan seminar kewirausahaan telah diselenggarakan di kampus UKSW dalam 2 tahun terakhir ini (lihat lampiran 1) Selain itu, pendirian berbagai unit penunjang akademik (UPA) dan pusat studi yang bernuansa pembentukan dan pembelajaran kewirausahaan di UKSW juga gencar dilakukan belakangan ini. Sebut saja misalnya CEMSED (Centre for Micro and Small Enterprises Development), Biro Kewirausahaan UKSW, SWBTC (Satya Wacana Bisnis Teknologi Centre), UPKM (Unit Pendidikan dan Konsultasi Manajemen), Pusat Studi Gandum, dll. Cara-cara konvensional dalam mendidik mahasiswa mulai ditanggalkan dan diganti dengan pendekatan baru yang inovatif seperti pendekatan Broad base education system yang
5
memberi pembekalan kepada mahasiswa sebagai insan yang utuh baik dalam penguasaan kompetensi tertentu maupun penguatan aspek kepribadiannya. Perguruan tinggi dengan segala keterbatasannya tidak mungkin menghadapi masalah ini sendirian, melainkan harus bekerja sama dengan kalangan industri/swasta, pemerintah, dan masyarakat. Situasi krisis ekonomi berkepanjangan yang dilanjutkan dengan berbagai kebijakan ekonomi yang memberatkan kondisi ekonomi masyarakat, ditambah lagi dengan situasi persaingan industri pendidikan tinggi (domestic dan asing) yang ketat, membuat pihak lembaga perguruan tinggi diperhadapkan pada situasi pengelolaan pembiayaan pendidikan tinggi yang semakin ketat. Disadari bahwa kondisi ini juga ikut membatasi pihak LPT untuk mengembangkan berbagai terobosan baru dalam mengupayakan sistim pendidikan yang lebih berkualitas. Oleh karena itu diperlukan dukungan dana diluar dana pembiayaan pendidikan tinggi yang dikelola oleh perguruan tinggi untuk digunakan dalam program pengembangan mutu lulusan. Pemerintah/Negara mempunyai tanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu bagi warga negaranya. Oleh karena itu upaya LPT untuk menghasilkan lulusan yang berpengetahuan dan berkemampuan kewirausahaan sehingga dapat berkontribusi terhadap daya saing bangsa, perlu mendapat dukungan dari pemerintah. Salah satu bentuk nyata dukungan pemerintah adalah melalui Direktorat J enderal Pendidikan Tinggi yang telah mengembangkan sebuah program Hibah Ipteks Bagi Kewirausahaan (I b K) yang merupakan kelanjutan dari program-program kewirausahaan sebelumnya, seperti Program Mahasiswa Wirausaha (Student Entrepreneur Program) (PKM, CO-OP, KKU, dll). Program ini ditujukan untuk menjembatani para mahasiswa memasuki dunia bisnis riil melalui fasilitasi start-up business sehingga menjadi wirausaha baru dari kampus yang mandiri. Sebagai sebuah perguruan tinggi yang juga sangat peduli dengan pengembangan kewirausahaan di lingkungan kampus, penyelenggaraan program Hibah Ipteks Bagi Kewirausahaan (I b K) di UKSW ini akan menjadi bagian dari strategi pendidikan yang dimaksudkan untuk memfasilitasi para mahasiswa yang rnempunyai minat dan bakat kewirausahaan untuk menjadi technopreneur dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sedang dipelajarinya. Fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, magang, penyusunan rencana bisnis, dukungan permodalan dan
6
pendampingan usaha. Program ini diharapkan mampu mendukungo visi-misi pemerintah dalam mewujudkan kemandirian bangsa melalui penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan UKM. . Untuk program ini, UKSW telah menyiapkan model penerapan yang berorientasi pada prinsip profesionalitas, kemandiran yang berfokus pada student based, community based, serta aspek berkelanjutan (sustainability).
1.2. Data PKMK UKSW baru mulai mengajukan proposal PKMK sejak tahun 2007. Dari proposal yang diajukan sejak tahun 2007 tersebut, sudah disetujui 3 proposal yang salah satunya sudah menghasilkan wirausaha baru, sementara dua yang lainnya masih dalam proses. Secara keseluruhan rincian masing-masing PKMK tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Data Peserta PKMK No J enis Usaha Nama Ketua Tahun Kondisi 1 Pemanfaatan Ekstrak Kasar Artemisia sebagai Agen Pencegah Penyakit Malaria Antonius Guntur Kusnadi Cs. 2007 J alan (pelan) 2 Multimedia House: Usaha di Bedang J asa Pembuatan Produk Multimedia Puspita Cahya Cs. 2007 J alan (cepat) 3 Franchise Bubur Gandum GRE..ZZZ Ari Kencana Cs. 2009 Persiapan
1.3. Potensi Pengembangan Usaha Baru
Pada dasarnya pelaksanaan pengajaran di fakultas-fakultas telah diarahkan dan diupayakan untuk dapat membuka peluang untuk menjadi wirausaha baru bagi lulusan- lulusannya. Beberapa program/peluang yang tersedia, misalnya: - Fakultas Teknik Elekro: robotik, servis elektronik, dan pembuatan pembangkit listrik mikro hidro. - Fakultas Pertanian: produk gandum (bubur gandum, sereal katul gandum dan juice gandum muda (wheat grass juice)). - Fakultas Biologi: produksi artemisia sebagai bahan anti malaria. - Fakultas Teknologi Informatika: software house. - Fakulas Ilmu Sosial: komunikasi dan desain house.
7
1.4. Kesiapan Pengelola
Program I b K diharapkan dapat menjadi bagian dari sistem pendidikan yang ada di perguruan tinggi. Dengan demikian, penyelenggaraan Program I b K dapat terintegrasi dengan pendidikan kewirausahaan yang sudah ada dan disinergikan dengan program- program yang sudah ada, antara lain Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Program Coop, Kuliah Kerja Usaha (KKU) dan program kewirausahaan lain. Penyelenggaraan Program I b K di lingkungan UKSW memiliki potensi untuk dilaksanakan secara maksimal sehingga mampu menciptakan wirausaha baru yang profesional dan mandiri. Ada beberapa alasan yang mendukung kondisi tersebut: 1) UKSW yang dikenal dengan sebutan Indonesia Mini merupakan sumber dari calon- calon SDM yang berkualitas bagi penciptaan entrepreneur. Mahasiswa UKSW berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dan tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dengan demikian manfaat program ini juga akan tersebar lebih luas di berbagai wilayah Indonesia . 2) Penyelenggaraan PBM di UKSW didukung oleh jajaran staf pengajar yang berkualitas dan punya kompetensi dalam bidangnya masing-masing. Sejumlah dosen mendalami bidang kewirausahaan dalam studi lanjutnya dan banyak dosen yang menaruh minat besar dalam pengembangan kewirausahaan sejalan dengan diajarkannya mata kuliah kewirausahaan dan technopreneurships pada sejumlah program studi di lingkungan UKSW. 3) Dukungan berbagai fasilitas seperti kurikulum, modul, laboratorium, pusat studi, peralatan pengajaran serta peralatan komunikasi yang modern di UKSW bisa didayagunakan untuk menyelenggarakan program mahasiswa wirausaha (Program I b K) ini. Keberadaan CEMSED (Centre for Micro and Small Enterprises Development), Biro Kewirausahaan UKSW, SWBTC, UPKM, Pusat studi kewirausahaan dan lain lain di UKSW memberikan daya dukung tersendiri. 4) Adanya dukungan kerjasama dalam bentuk MOU dengan berbagai lembaga dunia usaha seperti TELKOM, BNI 1946, Bank Mandiri, PT Djarum, PT Pura Barutama, PT J ob Street.com, UKM binaan UKSW, PEMDA Kotamadya Salatiga dan Berbagai
8
Dinas di Kotamadya Salatiga, dan Ikatan Alumni UKSW di yakini akan sangat mendukung dalam penyelenggaraan berbagai tahap kegiatan Program I b K (lihat Lampiran 2).
9
2. METODE PELAKSANAAN I b K
2.1. Pola Rekruitmen
Dalam penyelenggaraan Program I b K ini, UKSW akan melaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pengembangan wirausahabaru yang meliputi: sosialisasi program kepada para mahasiswa, identifikasi dan seleksi mahasiswa, pembekalan kewirausahaan, penyusunan rencana bisnis sambil magang di dunia usaha (UKM). Untuk mendapatkan dukungan permodalan dalam rangka pendirian usaha baru (business start-up) mahasiswa harus menyusun rencana bisnis yang layak dengan mengacu pada kriteria technopreneur yang telah ditentukan. Kelayakan rencana bisnis ditentukan oleh tim penyeleksi yang melibatkan unsur dari perbankan, UKM dan UKSW. Selama program berjalan UKSW akan bekerja sama dengan para pengusaha/alumni, UKM binaan UKSW, koperasi, perusahaan besar dan pihak PEMDA setempat. Pengusaha dilibatkan secara aktif untuk memberikan bimbingan praktis wirausaha, mulai dari pendidikan dan pelatihan, magang, penyusunan rencana bisnis, dan pendampingan terpadu. Dalam hal ini persaingan yang tidak sehat antara mahasiswa dan UKM pendamping akan menjadi perhatian UKSW dan dihindari terjadi. Hal yang akan menjadi perhatian adalah tercapainya sinergi atau komplementaritas antara jenis usaha yang dikembangkan mahasiswa peserta Program I b K dengan jenis usaha UKM pendamping. Penjaringan mahasiswa untuk pendirian usaha baru akan dilakukan secara individual ataupun secara berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang. J umlah modal kerja yang disediakan untuk pendirian usaha sesuai dengan panduan adalah maksimal Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah) per kelompok mahasiswa. Pelaksanaan pendampingan pasca magang dilakukan baik oleh UKM pendamping maupun UKSW selama kurang lebih 8 bulan. Skema pelaksanaan program secara keseluruhan dapat dilihat dalam Gambar di bawah ini.
10
O U T P U T I N P U T MAHASISWA UKSW Seminar & Workshop Kewirausahaan (Technopreneurship) DIKLAT Magang Penyusunan Business Plan (3 bulan) PENDIRIAN USAHA BARU Oleh Mahasiswa Peraih Grant Max. Rp 8 Juta / mahasiswa (individu dan group) PENDAMPINGAN USAHA TERPADU & BERKELANJUTAN MONITORING & EVALUASI Kerjasama dengan UKM / Praktisi Bisnis dan Perbankan Wirausaha (Technopreneur) berpendidikan tinggi Lembaga Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan
Gambar 1. Skema Pelaksanaan Program IbK di UKSW
2.2. Metode Pendekatan
1) Dasar Kegiatan Dari penjelasan sebelumnya, dalam upaya menciptakan wirausaha baru mandiri, program I b K UKSW akan dilaksanakan dalam bentuk pelatihan kewirausahaan, menempatkan mahasiswa untuk melaksanakan magang pada perusahaan yang mapan dan memfasilitasi mahasiswa berwirausaha. Pelatihan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan kewirausahaan, mendorong tumbuhnya motivasi berwirausaha, meningkatkan pemahaman manajemen (organisasi, produksi, keuangan dan pemasaran) dan membuat rencana bisnis atau studi kelayakan usaha. Kegiatan magang pada perusahaan dilaksanakan untuk memberikan pengalaman praktis kewirausahaan kepada mahasiswa dengan cara ikut bekerja sehari-hari pada perusahaan tersebut. Mahasiswa yang telah mulai berwirausaha dan mahasiswa PKMK, bisa menyempurnakan kegiatan kewirausahaan yang telah dilakukan sebelumnya, untuk meningkatkan usahanya. Unit layanan program I b K UKSW setiap tahun akan membina minimal 20 calon wirausaha yang seluruhnya adalah mahasiswa PKMK/mahasiswa yang merintis usaha baru. I b K UKSW juga akan bersinergi dengan bidang kemahasiswaan untuk merekrut mahasiswa yang mendapatkan Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan dan peserta kegiatan kewirausahaan yang didanai Direktorat Kelembagaan Dikti sebagai tenant. Luaran
11
kegiatan I b K UKSW adalah (1) wirausaha baru mandiri per tahun yang siap berkompetisi di masyarakat. (2) 80 % dari calon wirausaha tahun pertama menjadi wirausaha baru. Hasil program I b K UKSW juga akan diseminasikan dalam bentuk artikel dan dipublikasikan melalui jurnal/majalah internasional. Dasar dari pelaksanaan seluruh kegiatan I b K UKSW adalah ilmu kewirausahaan. Ilmu kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapi dalam konteks bisnis (Zimmewer, Thomas W, 2002). Sedangkan entrepreneur (wirausahawan) adalah orang- orang yang mengenal potensi (traits) dan belajar dari potensinya untuk menangkap peluang dan mengorganisir usaha dalam mewujudkan cita-citanya. J adi pengertian kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Kewirausahaan adalah suatu proses kreativitas dan inovasi yang mempunyai resiko tinggi untuk menghasilkan nilai lambah bagi produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan mendatangkan kemakmuran bagi wirausahawan. Kewirausahaan itu dapat dipelajari walaupun ada juga orang-orang tertentu yang mempunyai bakat dalam hal kewirausahaan. Strategi pendidikan yang diwujudkan dalam Program I b K UKSW bertujuan untuk membentuk softskill agar berperilaku sesuai karakter wirausaha. Dari teori tersebut, mitos/kepercayaan bahwa orang Indonesia itu tidak dapat menjadi wirausaha dan tidak dapat menjadi manajer dapat diruntuhkan, karena semua kegiatan dapat dipelajari, dilatihkan, dan dapat dikuasai. Ciri-ciri seorang wirausaha meliputi: 1. Memiliki rasa percaya diri dan mampu bersikap positif terhadap diri dan lingkungannya 2. Berperilaku pemimpin 3. Memiliki inisiatif, berperilaku kreatif dan inovatif 4. Mampu bekerja keras 5. Berpandangan luas dan memiliki visi ke depan 6. Berani mengambil risiko yang diperhitungkan
12
7. Tanggap terhadap saran dan kritik Ciri tersebut dapat diwujudkan dalam berbagai kemampuan seperti dalam memilih jenis usaha, mengelola produksi, mengembangkan pemasaran, meningkatkan pengelolaan keuangan dan permodalan, mengorganisasikan dan mengelola kelompok usaha, dan mengembangkan jalinan kemitraan usaha. Sebagaimana telah disebutkan di depan, bahwa LPT mempunyai tugas dan tanggung jawab menghasilkan sumber daya manusia yang terdidik yang dapat menyumbang terhadap daya saing bangsa (nation competiveness). Selain itu melalui LPT pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dikembang tumbuhkan, diantaranya melalui lulusan yang dihasilkannya. Hasil perpaduan antara daya kreativitas ilmu pengetahuan dengan perilaku wirausaha dikenal dengan istilah technopreneurship. Technopreneurship atau wirausaha teknologi merupakan proses dan pembentukan usaha baru yang melibatkan teknologi sebagai basisnya, dengan harapan bahwa penciptaan strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor untuk pengembangan ekonomi nasional.
2) Technopreneur Technopreneur dapat diartikan sebagai wirausahawan/entrepreneur yang merintis usaha/bisnis baru dengan mengandalkan pada inovasi serta mendasarkan usahanya pada basis ilmu dan pengetahuan teknologinya. Technopreneurship muncul sebagai konsekuensi dari proses globalisasi, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, yang akhirnya menuntut paradigma penataan perekonomian dari resources based economy ke knowledge based Economy. Salah satu kunci penciptaan knowledge based economy adalah adanya technology entrepreneur atau yang disingkat Techno-preneur. Pada masa sekarang, berwirausaha tidak sekedar dituntut berani mencoba saja, Untuk bisa bertahan dan berkembang, seorang wirausahawan perlu menjadi planful entrepreneur, yaitu berusaha dengan melakukan perencanaan yang baik. Teristimewa untuk para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi technopreneur, yaitu menjadi wirausahawan berwawasan luas dan kreatif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang mereka miliki secara kreatif berbasiskan teknologi. Diharapkan para technopreneur ini selanjutnya dapat ikut mengembangkan Creative Industry di Indonesia.
13
3) Start-Up Business Start-Up business merupakan salah satu bentuk program untuk memunculkan enterpreneur-entrepreneur baru yang melakukan perintisan usaha baru. Untuk lulusan perguruan tinggi, mereka dapat dikategorikan sebagai Young Start Up Entrepreneurs. Konteks berwirausaha ini bukan semata-mata berbisnis atau yang seringkali diasosiasikan seperti pedagang. Wirausaha yang dimaksud adalah sikap mental yang mampu membaca peluang dan bisa memanfaatkan peluang itu hingga bernilai bisnis (Wijaya, 2008) Beberapa studi awal menunjukkan menjadi wirausahawan muda dan baru bagi lulusan perguruan tinggi tidak mudah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryana dan Lanawati (2005) menunjukkan jenis usaha baru yang dirintis oleh para wirausahawan muda cenderung berkaitan dengan minat dan hobby mereka. Penelitian lain yang dilakukan oleh Elisabeth (2008) terhadap sejumlah mahasiswa yang berwirausaha (entrepreneu student), memperlihatkan sebagian besar (45%) dari mereka mengaku tidak punya pengalaman berwiraswasta sebelumnya, 50% berasal dari keluarga wiraswasta dan sebanyak 30% mendapat dukungan/bantuan modal dari keluarga. Botha (2006, p. 57) menyatakan bahwa banyak program pendidikan kewirausahaan yang menekankan lebih banyak pada teori dan sangat lemah dalam hal ketrampilan serta perilaku yang sangat diperlukan dalam menunjang keberhasilan seorang wirausahawan muda yang akan merintis usaha baru. Berdasarkan kondisi ini, maka penyelenggaraan Program I b K akan difokuskan pada upaya kongkrit menjadikan seorang mahasiswa berani, mampu dan siap melaksanakan start up bisnisnya.
2.3. Peluang Kolaborasi
Kegiatan Program I b K di UKSW didukung oleh berbagai lembaga internal yang terdapat di UKSW seperti CEMSED, SWBTC dan pusat-pusat studi serta berbagai lembaga internal lainnya yang telah memiliki pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan, konsultasi dan penelitian dalam bidang kewirausahaan. Selain itu, pihak eksternal seperti perbankan, dunia usaha dan Pemda juga dapat mendukung terlaksananya program ini dengan baik. Berbagai lembaga yang telah memiliki MOU dengan UKSW
14
seperti Telkom, PT Djarum, PT Pura Barutama, dan asosiasi UKM dapat menjadi tempat magang bagi para peserta Program I b K. Melalui Program I b K diharapkan UKSW dapat menjalankan peran Tri Darmanya sekaligus berfungsi sebagai fasilitator yang efektif bagi pengembangan dunia usaha yang dibantu oleh perbankan dan dunia usaha.
15
3. RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN
3.1. Persiapan, Pelaksanaan dan Evaluasi
Program I b K UKSW ini pada tahap awal akan dilaksanakan dalam bentuk persiapan kegiatan yang secara khusus ditujukan untuk menyiapkan segala aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan program secara keseluruhan. Dalam kegiatan persiapan ini beberapa hal yang akan dipersiapkan antara lain adalah: 1) Penyusunan dan pembentukan Tim Kerja (Tim I b K UKSW 2010) yang akan bertugas menangangi pelaksanaan kegiatan secara menyeluruh. Tim Kerja ini secara formal akan diangkat dengan SK Rektor. 2) Penyusunan panduan pelaksanaan kegiatan (SOP dan TOR) yang akan dijadikan sebagai panduan dan acuan pelaksanaan kegiatan oleh semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. 3) Persiapan-persiapan lainnya yang dianggap perlu untuk dilakukan
Setelah berbagai kegiatan persiapan tersebut dilaksanakan, kegiatan selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan I b K UKSW. Program ini diharapkan dapat diikuti oleh mahasiswa SI yang telah menyelesaikan kuliah 4 semester atau minimal telah menempuh 80 SKS dan mahasiswa program diploma yang telah menyelesaikan kuliah 3 semester atau minimal telah menempuh 60 SKS. Mahasiswa yang telah memenuhi syarat di atas harus menempuh seleksi tahap awal yang meliputi minat, motivasi berwirausaha dan soft skills yang lain. Selain persyaratan diatas, mahasiswa juga harus memenuhi syarat telah lulus mengikuti mata kuliah kewirausahaan di fakultas masing-masing dan pernah mengikuti minimal 1 kali seminar dengan topik kewirausahaan dalam 1 tahun terakhir. Diharapkan akan diperoleh 20 orang mahasiswa yang akan dijadikan sebagai tenant dalam kegiatan ini. Prioritas utama adalah mahasiswa penerima kegiatan PKMK. Bagi peserta yang lulus seleksi tahap I berhak mengikuti kegiatan pembekalan kewirausahaan dan penyusunan bisnis plan. Setelah pelatihan, akan dilakukan seleksi tahap berikutnya yang difokuskan pada ide bisnis dan rancangan bisnis plan. Seleksi di UKSW akan dilakukan oleh tim yang professional yang melibatkan berbagai unsur dari dalam maupun
16
luar kampus. Secara ringkas tahapan kegiatan akan dilaksanakan seperti pada tabel berikut:
Tabel 1. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahapan Kegiatan I. TAHAP PERSIAPAN Sosialisasi Program Mahasiswa Wirausaha kepada mahasiswa Seleksi peserta tahap awal Persiapan Materi Pembekalan bagi mahasiswa yang lolos seleski
II. TAHAP PEMBEKALAN
Kegiatan terbagi dalam beberapa kegiatan: Seminar Kewirausahaan/ technopreneurships Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendorong minat mahasiswa menjadi technopreneur. Materi yang diberikan dalam seminar ini meliputi hakikat wirausaha, karakteristik wirausaha, cara memasuki dunia usaha, kiat menjadi pengusaha sukses, sumber-sumber pendanaan, memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi. Pelatihan berpikir kreatif dan inovatif Kegiatan pelatihan ini kiat menggali ide bisnis, melihat sumber potensi peluang, menggali kemampuan dan pengetahuan peserta. Penjaringan ide Bisnis Setelah mahasiswa mengikuti seminar dan pelatihan pada kegiatan 2, mahasiswa yang berminat diminta mengajukan gagasan/ide bisnis yang bernuansa technopreneur. Ide-ide bisnis yang masuk akan diseleksi oleh tim PMW Workshop Penyusunan Bisnis plan Bagi peserta yang ide bisnisnya lolos seleksi penjaringan ide, akan mengikuti kegiatan berikutnya yaitu pelatihan menyusun bisnis plan dan persiapan pendirian usaha. Dalam pelatihan perencanaan usaha, akan diberikan materi tentang visi, misi, usulan usaha, operasional usaha, analisis pasar dan strategi pemasaran, perincian kebutuhan investasi dan proyeksi laporan keuangan, aspek personalia, aspek legal, dan sebagainya. Seleksi Bisnis Plan untuk menentukan penerima grant PMW Setelah mengikuti kegiatan penyusunan bisnis plan, peserta akan diberi waktu untuk menterjemahkan ide bisnisnya ke dalam
17
sebuah rencana bisnis. Dari dokumen rencana bisnis yang ada, akan dilakukan penyaringan untuk menentukan rencana bisnis yang akan menerima dana hibah. Seleksi dilakukan oleh tim terpadu dari UKSW, dunia usaha dan perbankan Pemagangan peserta yg lolos seleksi ke UKM/dunia usaha
III. TAHAP PELAKSANAAN Pemberian grant kepada peserta yang lolos seleksi Realisasi pencairan dana hibah kepada usaha-usaha yang lolos seleksi sesuai dengan term and condition yang disepakati. Pendampingan dan Monitoring Kegiatan pendampingan dilakukan dengan menunjuk seorang dosen untuk mendampingi pelaksanaan pendirian usaha baru untuk jangka waktu 6 bulan (umur dana hibah). Pada rentang tersebut, akan dilakukan kegiatan-kegiatan: o Konsultasi usaha o Pelatihan pembukuan o Pelatihan strategi mengembangkan usaha
IV. MONITORING DAN TINDAK LANJ UT Monitoring. Setelah program PMW berjalan, pihak UKSW akan terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan. Monitoring akan dilaksanakan secara langsung oleh Tim Monevin UKSW Tindak lanjut. Setelah program PMW berakhir, pihak UKSW akan terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap mahasiswa penerima dana hibah yang telah menjadi wirausaha baru.
Secara lebih lengkap, keseluruhan tahapan tahapan kegiatan dapat dilihat pada gambar berikut:
18
Melakukan Penyusunan Business Plan Dilibatkan Pengumpulan Business Plan Untuk diseleksi Mengikuti Page 1 Sosialisasi IbK Kepada Mahasiswa Pendaftaran Peserta IbK Seleksi (Awal) Mahasiswa Peserta IbK Mahasiswa Peserta IbK Lolos Seleksi Awal Seleksi Oleh Tim Penilai Untuk Mahasiswa Peraih Grant Persiapan Materi Pembekalan P e r s i a p a n Mulai Page 1 P e m b e k a l a n Materi Pembekalan Menghasilkan Pembekalan Kewirausahaan 1. Seminar Kewirausahaan (technopreneurship) 2. Workshop / Pelatihan Penyusunan Business Plan Diberikan Mahasiswa Peraih Grant $ Perbankan Praktisi Bisnis Pemagang Ke UKM $ $ Pemberian Dana Pengikatan Kontrak P e l a k s a n a a n Mahasiswa Peraih Grant Melaksanakan Pengembangan Usaha Pemagang Ke UKM Pemagang Ke UKM Tim Pendampingan serta Monitoring & Evaluation Melakukan Pendampingan Dan Monev Selesai Penyusunan Business Plan Penyusunan Business Plan Penyusunan Business Plan Pelaporan Kepada Pihak Terkait
Gambar 2. Tahapan Lengkap Pelaksanaan I b K UKSW
19
3.2. Jumlah Tenant Kegiatan ini diharapkan akan diikuti oleh 20 orang mahasiswa yang menjadi tenant dalam kegiatan ini. Prioritas utama adalah mahasiswa penerima kegiatan PKMK. Meskipun secara khusus program ini hanya akan membina 20 orang tenant, tetapi untuk kegiatan seminar dan pelatihan awal akan dilaksanakan untuk sebanyak mungkin mahasiswa yang terlibat. Setiap peserta yang telah mengikuti dan lulus dari kegiatan- kegiatan seminar dan pelatihan ini secara otomatis menjadi calon tenant yang setiap saat dapat direkrut dan ditingkatkan statusnya menjadi tenant, jika ada tenant yang sudah berhasil dan/atau lulus.
3.3. Jadwal Kegiatan
No Tahapan Bulan (2011) Keterangan Mar Apr Mei J un J ul Agt Sep Okt Nov Des 1 Sosialisasi Programdan Seminar Ide Bisnis 2 Pendaftaran dan Seleksi Ide Bisnis 3 Workshop dan Pelatihan Business Plan 4 Penyusunan Business Plan 5 Seleksi Business Plan Melibatkan praktisi dan pihak perbankan 6 Magang Usaha Melibatkan UKM mitra CEMSED, SWBTC, dll 7 Pemberian Modal Kerja 8 Monitoring dan Pendampingan Melibatkan UKM dan UKSW 9 Pelaporan dan Evaluasi
20
IV. KELAYAKAN PT
4.1. Tim Pelaksana Pelaksanaan seluruh kegiatan I b K ini akan dilaksanakan dibawah tanggungjawab Wakil Rektor III (urusan Kemahasiswaan). Pelaksanaan seluruh kegiatan di lapangan adalah di bawah koordinasi Direktur LPPM. Secara keseluruhan susunan Tim Pelaksana kegiatan ini adalah sebagai berikut: Penanggung J awab Umum : Rektor Penanggung J awab Kegiatan : Wakil Rektor III (Urusan Kemahasiswaan) Ketua Pelaksana Kegiatan : Dr. Ir. Lasmono TS, MSc. (Direktur LPPM) Sekretaris : Dra. Emy Wuryani, M.Hum Anggota : Herry Sanoto, S.Pd., M.Pd Praktisi : Bayu Wijayanto, SE, MS (Ketua CEMSED) Dr. Lieli Suharti, SP, MA (Direktur Kewirausahaan) Drs. Fery Revino
Secara khusus seluruh anggota Tim Pelaksana memiliki pengalaman dan kemampuan dalam mengembangkan kewirausahaan mahasiswa serta siap untuk melaksanakan kegiatan. Sebagai gambaran, ketua tim pelaksana adalah Direktur LPPM yang telah memiliki banyak pengalaman dalam melakukan kegiatan pengembangan masyarakat. Tim anggota lainnya adalah Ketua CEMSED (dengan banyak pengalaman dalam mengembangkan UKM) dan Wakil Rektor III Urusan Kemahasiswaan (banyak pengalaman dalam menangani kegiatan kemahasiswaan dan kewirausahaan mahasiswa), serta Kepala Biro Kemahasiswaan yang aktif dan intens dalam melaksanakan pengawasan dan pendampingan dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan.
4.2. Struktur Organisasi
Semua kegiatan program Program I b K akan dikelola oleh LPPM-UKSW yang dalam kegiatan ini bertanggung jawab langsung kepada Wakil Rektor III UKSW (Bidang
21
Kemahasiswaan) UKSW. Untuk lebih jelasnya, organisasi dan kelembagaan kegiatan Program I b K di UKSW digambarkan dalam skema berikut.
Pada dasarnya, upaya pengembangan kewirausahaan telah disadari sebagai satu kebutuhan yang mendasar bagi upaya penciptaan lulusan yang siap menciptakan pekerjaan oleh semua fakultas dan program studi. Oleh karena itu selain melalui pelaksanaan kuliah reguler, materi pengembangan kewirausahaan juga telah seringkali dilaksanakan dalam bentu ceramah dan seminar. Selain itu pada beberapa program studi juga sudah dilaksanakan kegiatan magang di perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra selama ini. Selain melalui kegiatan perkuliahan regler, magang dan seminar-seminar kewirausahaan, upaya pengembangan kewirausahaan juga dilaksanakan melalui berbagai laboratorium kewirausahaan dan bisnis yang dimiliki oleh beberapa jurusan/progdi. Beberapa gambar berikut menunjukkan keberadaan laboratorium kewirausahaan tersebut dan/atau kegiatan praktek usaha oleh mahasiswa di kampus UKSW.
22
23
Gambar 4. Fasilitas Kewirausahaan dan Kegiatan Usaha Mahasiswa di UKSW
24
4.4. Reputasi Kelembagaan di Luar Kampus
Beberapa lembaga di luar kampus yang akan dijadikan mitra dalam melaksanakan kegiatan I b K ini antara lain adalah PT Telkom, Bank Mandiri dan PT Djarum. Ketiga lembaga tersebut telah dikenal reputasinya baik dalam kegiatan usahanya maupun dalam kepeduliannya untuk membantu mahasiswa, melalui berbagai bentuk beasiswa, bimbingan karier dan magang. Selama ini ketiga lembaga tersebut telah menjalin kerjasama kesepakatan (MoU) dengan UKSW, khususnya dalam hal pengembangan karier/rekrutmen, pemberian beasiswa dan pembinaan kewirausahaan (terutama oleh Bank Mandiri).
V. BIAYA PEKERJAAN (per tahun) Kegiatan Perhitungan Frekuensi Satuan Cost/Unit Jumlah Pengelolaan Program: Sosialisasi Program 1 kali 150 orang Rp 10,000 Rp 1,500,000 Seminar Ide Bisnis 1 kali 75 orang Rp 10,000 Rp 750,000 Seleksi Mahasiswa dan UKM mitra 2 kali
Rp 1,000,000
2,000,000 Workshop 2 kali
Rp 2,500,000
5,000,000 Monitoring Magang 1 kali 20 tenant Rp 250,000
5,000,000 Evaluasi 1 kali 20 tenant Rp 200,000
4,000,000 Kesekretariatan 8 bulan
Rp 1,250,000
10,000,000 Sub Total
Rp
Rp 28,250,000 Pendidikan. Pelatihan dan Magang Pelatihan Business Plan 1 kali 3 hari Rp 2,000,000 Rp 6,000,000 Seleksi Business Plan 1 kali
Rp 1,750,000 Rp 1,750,000 Pendampingan ( UKSW) 6 bulan 20 tenant Rp 100,000 Rp 12,000,000 Pendampingan (UKM) 6 bulan 20 tenant Rp 100,000 Rp 12,000,000 Sub Total
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro
Perluasan Implementasi Model Pendidikan Kewirausahaan Bagi Remaja Putus Sekolah Korban Gempa Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta