Anda di halaman 1dari 23

USULAN PROGRAM

IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN (I


b
K)















Ipteks bagi Kewirausahaan (I
b
K) UKSW





Dr. Ir. Lasmono Tri Sunaryanto, MSc. (Ketua)
Dra. Emy Wuryani, M.Hum
Herry Sanoto, S.Pd., M.Pd






LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2010


3

Ipteks bagi Kewirausahaan di UKSW


1. ANALISIS SITUASI
1.1. Kondisi Kewirausahaan di PT
Lembaga perguruan tinggi (LPT) mempunyai tugas dan tanggung jawab
menghasilkan sumber daya manusia yang terdidik yang dapat menyumbang terhadap daya
saing bangsa (nation competitiveness). Namun demikian, semakin banyak lulusan LPT
(sarjana) di Indonesia ternyata tidak mengindikasikan negara Indonesia semakin makmur,
justru sebaliknya semakin banyak sarjana semakin tinggi pula tingkat pengangguran.
Secara umum muncul berbagai masalah berkaitan dengan para lulusan lembaga perguruan
tinggi (LPT) di Indonesia. J umlah penganggur tenaga terdidik (intelektual) di Indonesia
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1996 angka pengangguran terbuka
sebesar 4,29% dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 10,85%. Data menunjukkan bahwa
pada tahun 2001 jumlah penganggur terdidik mencapai 1.83 juta orang yang kemudian
membengkak menjadi 2.56 juta orang pada tahun 2004. Data pada tahun 2007
menunjukkan sekitar 10,01 juta jiwa (9,11%) dari jumlah penduduk Indonesia yang
menganggur termasuk penduduk usia produktif dan lebih dari 4 juta diantaranya
merupakan kaum terpelajar (www.beritabaru.com/11/6/2008). Diperkirakan angka tersebut
semakin bertambah dari waktu ke waktu jika tidak dilakukan uapaya antisipasi.
Tiap tahun perguruan tinggi di Indonesia menghasilkan sejumlah 250.000
350.000 orang lulusan. Namun dari jumlah tersebut, hanya sekitar 90.000 lulusan yang
dapat terserap ke sektor formal yang sesuai bidangnya, sedangkan sisanya menganggur
atau bekerja di sektor informal (Kompas, 1 April 2005). Hal ini disebabkan mayoritas
lulusan perguruan tinggi di Indonesia berorientasi menjadi pegawai (Job Seeker), masih
jarang lulusan perguruan tinggi yang berorientasi menjadi wirausahawan (Job Creator)
walaupun peluang di dunia kewirausahaan masih terbuka lebar. Kondisi yang dihadapi
akan semakin diperburuk dengan situasi persaingan global (misal pemberlakuan AFTA)
yang akan memperhadapkan lulusan perguruan tinggi Indonesia bersaing secara bebas
dengan lulusan dari perguruan tinggi asing. Dari uraian permasalahan di atas, LPT di
Indonesia dituntut mengambil langkah langkah kongkrit untuk ikut mengatasi
permasalahan yang ada.

4

Secara khusus, kondisi mengenai lulusan perguruan tinggi di atas juga di hadapi
oleh Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Dengan student bodi sekitar 12.000
mahasiswa, setiap tahun UKSW dapat menghasilkan sekitar 3000 lulusan. Namun
demikian, kondisi beberapa tahun terakhir memperlihatkan semakin sulitnya para lulusan
UKSW mendapatkan pekerjaan. Waktu tunggu mereka untuk mendapatkan tawaran
pekerjaan semakin panjang, sehingga tidak jarang sejumlah dari mereka bekerja disektor
maupun bidang yang tidak sesuai, katimbang harus menganggur.
UKSW menyadari dan sangat mendukung dilakukannya berbagai perubahan dan
terobosan dalam sistim perkuliahan di LPT agar dapat menghasilkan lulusan (sarjana) yang
tidak menganggur. Disamping menghasilkan para lulusan yang siap kerja dengan pihak
lain, LPT juga perlu diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang siap menjadi
wirausahawan/wati muda yang dapat menciptakan lapangan kerja bagi diri mereka sendiri.
Sebagai suatu lembaga pengembangan ilmu yang memiliki berbagai fakultas, UKSW
menjadi wadah yang ideal dan potensial untuk menghasilkan para technopreneur muda
handal yang berpendidikan tinggi, memiliki gagasan baru, dan inovatif bernuansa
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (Ipteks).
Berbagai upaya kongkrit telah dilakukan pada level sejumlah program studi di
lingkungan UKSW, seperti perombakan kurikulum yang lebih mengarah pada
pembentukan lulusan yang siap terjun sebagai wirausahawan. Misalnya penyelenggaraan
mata kuliah kewirausahaan dan technopreneurship telah dilakukan mulai tahun 2007 pada
berbagai fakultas. Untuk memotivasi dan memberi inspirasi kepada mahasiswa, berbagai
kegiatan seminar kewirausahaan telah diselenggarakan di kampus UKSW dalam 2 tahun
terakhir ini (lihat lampiran 1)
Selain itu, pendirian berbagai unit penunjang akademik (UPA) dan pusat studi yang
bernuansa pembentukan dan pembelajaran kewirausahaan di UKSW juga gencar dilakukan
belakangan ini. Sebut saja misalnya CEMSED (Centre for Micro and Small Enterprises
Development), Biro Kewirausahaan UKSW, SWBTC (Satya Wacana Bisnis Teknologi
Centre), UPKM (Unit Pendidikan dan Konsultasi Manajemen), Pusat Studi Gandum, dll.
Cara-cara konvensional dalam mendidik mahasiswa mulai ditanggalkan dan diganti dengan
pendekatan baru yang inovatif seperti pendekatan Broad base education system yang

5

memberi pembekalan kepada mahasiswa sebagai insan yang utuh baik dalam penguasaan
kompetensi tertentu maupun penguatan aspek kepribadiannya.
Perguruan tinggi dengan segala keterbatasannya tidak mungkin menghadapi
masalah ini sendirian, melainkan harus bekerja sama dengan kalangan industri/swasta,
pemerintah, dan masyarakat. Situasi krisis ekonomi berkepanjangan yang dilanjutkan
dengan berbagai kebijakan ekonomi yang memberatkan kondisi ekonomi masyarakat,
ditambah lagi dengan situasi persaingan industri pendidikan tinggi (domestic dan asing)
yang ketat, membuat pihak lembaga perguruan tinggi diperhadapkan pada situasi
pengelolaan pembiayaan pendidikan tinggi yang semakin ketat. Disadari bahwa kondisi ini
juga ikut membatasi pihak LPT untuk mengembangkan berbagai terobosan baru dalam
mengupayakan sistim pendidikan yang lebih berkualitas. Oleh karena itu diperlukan
dukungan dana diluar dana pembiayaan pendidikan tinggi yang dikelola oleh perguruan
tinggi untuk digunakan dalam program pengembangan mutu lulusan.
Pemerintah/Negara mempunyai tanggung jawab untuk menyelenggarakan
pendidikan yang bermutu bagi warga negaranya. Oleh karena itu upaya LPT untuk
menghasilkan lulusan yang berpengetahuan dan berkemampuan kewirausahaan sehingga
dapat berkontribusi terhadap daya saing bangsa, perlu mendapat dukungan dari pemerintah.
Salah satu bentuk nyata dukungan pemerintah adalah melalui Direktorat J enderal
Pendidikan Tinggi yang telah mengembangkan sebuah program Hibah Ipteks Bagi
Kewirausahaan (I
b
K) yang merupakan kelanjutan dari program-program kewirausahaan
sebelumnya, seperti Program Mahasiswa Wirausaha (Student Entrepreneur Program)
(PKM, CO-OP, KKU, dll). Program ini ditujukan untuk menjembatani para mahasiswa
memasuki dunia bisnis riil melalui fasilitasi start-up business sehingga menjadi wirausaha
baru dari kampus yang mandiri.
Sebagai sebuah perguruan tinggi yang juga sangat peduli dengan pengembangan
kewirausahaan di lingkungan kampus, penyelenggaraan program Hibah Ipteks Bagi
Kewirausahaan (I
b
K) di UKSW ini akan menjadi bagian dari strategi pendidikan yang
dimaksudkan untuk memfasilitasi para mahasiswa yang rnempunyai minat dan bakat
kewirausahaan untuk menjadi technopreneur dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni yang sedang dipelajarinya. Fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan dan
pelatihan kewirausahaan, magang, penyusunan rencana bisnis, dukungan permodalan dan

6

pendampingan usaha. Program ini diharapkan mampu mendukungo visi-misi pemerintah
dalam mewujudkan kemandirian bangsa melalui penciptaan lapangan kerja dan
pemberdayaan UKM. . Untuk program ini, UKSW telah menyiapkan model penerapan
yang berorientasi pada prinsip profesionalitas, kemandiran yang berfokus pada student
based, community based, serta aspek berkelanjutan (sustainability).

1.2. Data PKMK
UKSW baru mulai mengajukan proposal PKMK sejak tahun 2007. Dari proposal
yang diajukan sejak tahun 2007 tersebut, sudah disetujui 3 proposal yang salah satunya
sudah menghasilkan wirausaha baru, sementara dua yang lainnya masih dalam proses.
Secara keseluruhan rincian masing-masing PKMK tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Data Peserta PKMK
No J enis Usaha Nama Ketua Tahun Kondisi
1 Pemanfaatan Ekstrak Kasar Artemisia
sebagai Agen Pencegah Penyakit
Malaria
Antonius Guntur Kusnadi Cs. 2007 J alan (pelan)
2 Multimedia House: Usaha di Bedang
J asa Pembuatan Produk Multimedia
Puspita Cahya Cs. 2007 J alan (cepat)
3 Franchise Bubur Gandum
GRE..ZZZ
Ari Kencana Cs. 2009 Persiapan


1.3. Potensi Pengembangan Usaha Baru

Pada dasarnya pelaksanaan pengajaran di fakultas-fakultas telah diarahkan dan
diupayakan untuk dapat membuka peluang untuk menjadi wirausaha baru bagi lulusan-
lulusannya. Beberapa program/peluang yang tersedia, misalnya:
- Fakultas Teknik Elekro: robotik, servis elektronik, dan pembuatan pembangkit listrik
mikro hidro.
- Fakultas Pertanian: produk gandum (bubur gandum, sereal katul gandum dan juice
gandum muda (wheat grass juice)).
- Fakultas Biologi: produksi artemisia sebagai bahan anti malaria.
- Fakultas Teknologi Informatika: software house.
- Fakulas Ilmu Sosial: komunikasi dan desain house.

7


1.4. Kesiapan Pengelola

Program I
b
K diharapkan dapat menjadi bagian dari sistem pendidikan yang ada di
perguruan tinggi. Dengan demikian, penyelenggaraan Program I
b
K dapat terintegrasi
dengan pendidikan kewirausahaan yang sudah ada dan disinergikan dengan program-
program yang sudah ada, antara lain Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Program
Coop, Kuliah Kerja Usaha (KKU) dan program kewirausahaan lain.
Penyelenggaraan Program I
b
K di lingkungan UKSW memiliki potensi untuk
dilaksanakan secara maksimal sehingga mampu menciptakan wirausaha baru yang
profesional dan mandiri. Ada beberapa alasan yang mendukung kondisi tersebut:
1) UKSW yang dikenal dengan sebutan Indonesia Mini merupakan sumber dari calon-
calon SDM yang berkualitas bagi penciptaan entrepreneur. Mahasiswa UKSW berasal
dari berbagai wilayah di Indonesia dan tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dengan
demikian manfaat program ini juga akan tersebar lebih luas di berbagai wilayah
Indonesia .
2) Penyelenggaraan PBM di UKSW didukung oleh jajaran staf pengajar yang berkualitas
dan punya kompetensi dalam bidangnya masing-masing. Sejumlah dosen mendalami
bidang kewirausahaan dalam studi lanjutnya dan banyak dosen yang menaruh minat
besar dalam pengembangan kewirausahaan sejalan dengan diajarkannya mata kuliah
kewirausahaan dan technopreneurships pada sejumlah program studi di lingkungan
UKSW.
3) Dukungan berbagai fasilitas seperti kurikulum, modul, laboratorium, pusat studi,
peralatan pengajaran serta peralatan komunikasi yang modern di UKSW bisa
didayagunakan untuk menyelenggarakan program mahasiswa wirausaha (Program I
b
K)
ini. Keberadaan CEMSED (Centre for Micro and Small Enterprises Development),
Biro Kewirausahaan UKSW, SWBTC, UPKM, Pusat studi kewirausahaan dan lain lain
di UKSW memberikan daya dukung tersendiri.
4) Adanya dukungan kerjasama dalam bentuk MOU dengan berbagai lembaga dunia
usaha seperti TELKOM, BNI 1946, Bank Mandiri, PT Djarum, PT Pura Barutama, PT
J ob Street.com, UKM binaan UKSW, PEMDA Kotamadya Salatiga dan Berbagai

8

Dinas di Kotamadya Salatiga, dan Ikatan Alumni UKSW di yakini akan sangat
mendukung dalam penyelenggaraan berbagai tahap kegiatan Program I
b
K (lihat
Lampiran 2).



9

2. METODE PELAKSANAAN I
b
K

2.1. Pola Rekruitmen

Dalam penyelenggaraan Program I
b
K ini, UKSW akan melaksanakan sesuai dengan
langkah-langkah pengembangan wirausahabaru yang meliputi: sosialisasi program kepada
para mahasiswa, identifikasi dan seleksi mahasiswa, pembekalan kewirausahaan,
penyusunan rencana bisnis sambil magang di dunia usaha (UKM). Untuk mendapatkan
dukungan permodalan dalam rangka pendirian usaha baru (business start-up) mahasiswa
harus menyusun rencana bisnis yang layak dengan mengacu pada kriteria technopreneur
yang telah ditentukan. Kelayakan rencana bisnis ditentukan oleh tim penyeleksi yang
melibatkan unsur dari perbankan, UKM dan UKSW.
Selama program berjalan UKSW akan bekerja sama dengan para
pengusaha/alumni, UKM binaan UKSW, koperasi, perusahaan besar dan pihak PEMDA
setempat. Pengusaha dilibatkan secara aktif untuk memberikan bimbingan praktis
wirausaha, mulai dari pendidikan dan pelatihan, magang, penyusunan rencana bisnis, dan
pendampingan terpadu. Dalam hal ini persaingan yang tidak sehat antara mahasiswa dan
UKM pendamping akan menjadi perhatian UKSW dan dihindari terjadi. Hal yang akan
menjadi perhatian adalah tercapainya sinergi atau komplementaritas antara jenis usaha
yang dikembangkan mahasiswa peserta Program I
b
K dengan jenis usaha UKM
pendamping.
Penjaringan mahasiswa untuk pendirian usaha baru akan dilakukan secara
individual ataupun secara berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang. J umlah
modal kerja yang disediakan untuk pendirian usaha sesuai dengan panduan adalah
maksimal Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah) per kelompok mahasiswa. Pelaksanaan
pendampingan pasca magang dilakukan baik oleh UKM pendamping maupun UKSW
selama kurang lebih 8 bulan. Skema pelaksanaan program secara keseluruhan dapat dilihat
dalam Gambar di bawah ini.


10


O
U
T
P
U
T
I
N
P
U
T
MAHASISWA
UKSW
Seminar & Workshop
Kewirausahaan
(Technopreneurship)
DIKLAT
Magang
Penyusunan
Business Plan
(3 bulan)
PENDIRIAN USAHA BARU
Oleh Mahasiswa Peraih Grant
Max. Rp 8 Juta / mahasiswa
(individu dan group)
PENDAMPINGAN USAHA
TERPADU & BERKELANJUTAN
MONITORING & EVALUASI
Kerjasama dengan UKM / Praktisi
Bisnis dan Perbankan
Wirausaha (Technopreneur)
berpendidikan tinggi
Lembaga Pengembangan
Pendidikan Kewirausahaan


Gambar 1. Skema Pelaksanaan Program IbK di UKSW


2.2. Metode Pendekatan

1) Dasar Kegiatan
Dari penjelasan sebelumnya, dalam upaya menciptakan wirausaha baru mandiri,
program I
b
K UKSW akan dilaksanakan dalam bentuk pelatihan kewirausahaan,
menempatkan mahasiswa untuk melaksanakan magang pada perusahaan yang mapan dan
memfasilitasi mahasiswa berwirausaha. Pelatihan dilaksanakan untuk memberikan
pengetahuan kewirausahaan, mendorong tumbuhnya motivasi berwirausaha, meningkatkan
pemahaman manajemen (organisasi, produksi, keuangan dan pemasaran) dan membuat
rencana bisnis atau studi kelayakan usaha. Kegiatan magang pada perusahaan
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman praktis kewirausahaan kepada mahasiswa
dengan cara ikut bekerja sehari-hari pada perusahaan tersebut. Mahasiswa yang telah mulai
berwirausaha dan mahasiswa PKMK, bisa menyempurnakan kegiatan kewirausahaan yang
telah dilakukan sebelumnya, untuk meningkatkan usahanya.
Unit layanan program I
b
K UKSW setiap tahun akan membina minimal 20 calon
wirausaha yang seluruhnya adalah mahasiswa PKMK/mahasiswa yang merintis usaha baru.
I
b
K UKSW juga akan bersinergi dengan bidang kemahasiswaan untuk merekrut mahasiswa
yang mendapatkan Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan dan peserta kegiatan
kewirausahaan yang didanai Direktorat Kelembagaan Dikti sebagai tenant. Luaran

11

kegiatan I
b
K UKSW adalah (1) wirausaha baru mandiri per tahun yang siap berkompetisi
di masyarakat. (2) 80 % dari calon wirausaha tahun pertama menjadi wirausaha baru.
Hasil program I
b
K UKSW juga akan diseminasikan dalam bentuk artikel dan
dipublikasikan melalui jurnal/majalah internasional.
Dasar dari pelaksanaan seluruh kegiatan I
b
K UKSW adalah ilmu kewirausahaan.
Ilmu kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan (ability) dan perilaku seorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapi dalam konteks bisnis
(Zimmewer, Thomas W, 2002). Sedangkan entrepreneur (wirausahawan) adalah orang-
orang yang mengenal potensi (traits) dan belajar dari potensinya untuk menangkap peluang
dan mengorganisir usaha dalam mewujudkan cita-citanya. J adi pengertian kewirausahaan
adalah semangat, sikap, perilaku kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau
kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja,
teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Kewirausahaan adalah suatu proses kreativitas dan inovasi yang mempunyai resiko
tinggi untuk menghasilkan nilai lambah bagi produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan
mendatangkan kemakmuran bagi wirausahawan. Kewirausahaan itu dapat dipelajari
walaupun ada juga orang-orang tertentu yang mempunyai bakat dalam hal kewirausahaan.
Strategi pendidikan yang diwujudkan dalam Program I
b
K UKSW bertujuan untuk
membentuk softskill agar berperilaku sesuai karakter wirausaha.
Dari teori tersebut, mitos/kepercayaan bahwa orang Indonesia itu tidak dapat menjadi
wirausaha dan tidak dapat menjadi manajer dapat diruntuhkan, karena semua kegiatan
dapat dipelajari, dilatihkan, dan dapat dikuasai. Ciri-ciri seorang wirausaha meliputi:
1. Memiliki rasa percaya diri dan mampu bersikap positif terhadap diri dan
lingkungannya
2. Berperilaku pemimpin
3. Memiliki inisiatif, berperilaku kreatif dan inovatif
4. Mampu bekerja keras
5. Berpandangan luas dan memiliki visi ke depan
6. Berani mengambil risiko yang diperhitungkan

12

7. Tanggap terhadap saran dan kritik
Ciri tersebut dapat diwujudkan dalam berbagai kemampuan seperti dalam memilih
jenis usaha, mengelola produksi, mengembangkan pemasaran, meningkatkan pengelolaan
keuangan dan permodalan, mengorganisasikan dan mengelola kelompok usaha, dan
mengembangkan jalinan kemitraan usaha.
Sebagaimana telah disebutkan di depan, bahwa LPT mempunyai tugas dan
tanggung jawab menghasilkan sumber daya manusia yang terdidik yang dapat
menyumbang terhadap daya saing bangsa (nation competiveness). Selain itu melalui LPT
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dikembang tumbuhkan, diantaranya
melalui lulusan yang dihasilkannya. Hasil perpaduan antara daya kreativitas ilmu
pengetahuan dengan perilaku wirausaha dikenal dengan istilah technopreneurship.
Technopreneurship atau wirausaha teknologi merupakan proses dan pembentukan usaha
baru yang melibatkan teknologi sebagai basisnya, dengan harapan bahwa penciptaan
strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor
untuk pengembangan ekonomi nasional.

2) Technopreneur
Technopreneur dapat diartikan sebagai wirausahawan/entrepreneur yang merintis
usaha/bisnis baru dengan mengandalkan pada inovasi serta mendasarkan usahanya pada
basis ilmu dan pengetahuan teknologinya. Technopreneurship muncul sebagai konsekuensi
dari proses globalisasi, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, yang akhirnya menuntut
paradigma penataan perekonomian dari resources based economy ke knowledge based
Economy. Salah satu kunci penciptaan knowledge based economy adalah adanya
technology entrepreneur atau yang disingkat Techno-preneur.
Pada masa sekarang, berwirausaha tidak sekedar dituntut berani mencoba saja,
Untuk bisa bertahan dan berkembang, seorang wirausahawan perlu menjadi planful
entrepreneur, yaitu berusaha dengan melakukan perencanaan yang baik. Teristimewa
untuk para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi technopreneur, yaitu
menjadi wirausahawan berwawasan luas dan kreatif dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan yang mereka miliki secara kreatif berbasiskan teknologi. Diharapkan para
technopreneur ini selanjutnya dapat ikut mengembangkan Creative Industry di Indonesia.

13


3) Start-Up Business
Start-Up business merupakan salah satu bentuk program untuk memunculkan
enterpreneur-entrepreneur baru yang melakukan perintisan usaha baru. Untuk lulusan
perguruan tinggi, mereka dapat dikategorikan sebagai Young Start Up Entrepreneurs.
Konteks berwirausaha ini bukan semata-mata berbisnis atau yang seringkali diasosiasikan
seperti pedagang. Wirausaha yang dimaksud adalah sikap mental yang mampu membaca
peluang dan bisa memanfaatkan peluang itu hingga bernilai bisnis (Wijaya, 2008)
Beberapa studi awal menunjukkan menjadi wirausahawan muda dan baru bagi
lulusan perguruan tinggi tidak mudah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryana dan
Lanawati (2005) menunjukkan jenis usaha baru yang dirintis oleh para wirausahawan
muda cenderung berkaitan dengan minat dan hobby mereka. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Elisabeth (2008) terhadap sejumlah mahasiswa yang berwirausaha (entrepreneu
student), memperlihatkan sebagian besar (45%) dari mereka mengaku tidak punya
pengalaman berwiraswasta sebelumnya, 50% berasal dari keluarga wiraswasta dan
sebanyak 30% mendapat dukungan/bantuan modal dari keluarga. Botha (2006, p. 57)
menyatakan bahwa banyak program pendidikan kewirausahaan yang menekankan lebih
banyak pada teori dan sangat lemah dalam hal ketrampilan serta perilaku yang sangat
diperlukan dalam menunjang keberhasilan seorang wirausahawan muda yang akan
merintis usaha baru. Berdasarkan kondisi ini, maka penyelenggaraan Program I
b
K akan
difokuskan pada upaya kongkrit menjadikan seorang mahasiswa berani, mampu dan siap
melaksanakan start up bisnisnya.

2.3. Peluang Kolaborasi

Kegiatan Program I
b
K di UKSW didukung oleh berbagai lembaga internal yang
terdapat di UKSW seperti CEMSED, SWBTC dan pusat-pusat studi serta berbagai
lembaga internal lainnya yang telah memiliki pengalaman dalam menyelenggarakan
pendidikan, konsultasi dan penelitian dalam bidang kewirausahaan. Selain itu, pihak
eksternal seperti perbankan, dunia usaha dan Pemda juga dapat mendukung terlaksananya
program ini dengan baik. Berbagai lembaga yang telah memiliki MOU dengan UKSW

14

seperti Telkom, PT Djarum, PT Pura Barutama, dan asosiasi UKM dapat menjadi tempat
magang bagi para peserta Program I
b
K. Melalui Program I
b
K diharapkan UKSW dapat
menjalankan peran Tri Darmanya sekaligus berfungsi sebagai fasilitator yang efektif bagi
pengembangan dunia usaha yang dibantu oleh perbankan dan dunia usaha.



15

3. RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN

3.1. Persiapan, Pelaksanaan dan Evaluasi

Program I
b
K UKSW ini pada tahap awal akan dilaksanakan dalam bentuk persiapan
kegiatan yang secara khusus ditujukan untuk menyiapkan segala aspek yang berkaitan
dengan pelaksanaan program secara keseluruhan. Dalam kegiatan persiapan ini beberapa
hal yang akan dipersiapkan antara lain adalah:
1) Penyusunan dan pembentukan Tim Kerja (Tim I
b
K UKSW 2010) yang akan bertugas
menangangi pelaksanaan kegiatan secara menyeluruh. Tim Kerja ini secara formal
akan diangkat dengan SK Rektor.
2) Penyusunan panduan pelaksanaan kegiatan (SOP dan TOR) yang akan dijadikan
sebagai panduan dan acuan pelaksanaan kegiatan oleh semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan ini.
3) Persiapan-persiapan lainnya yang dianggap perlu untuk dilakukan

Setelah berbagai kegiatan persiapan tersebut dilaksanakan, kegiatan selanjutnya
adalah pelaksanaan kegiatan I
b
K UKSW. Program ini diharapkan dapat diikuti oleh
mahasiswa SI yang telah menyelesaikan kuliah 4 semester atau minimal telah menempuh
80 SKS dan mahasiswa program diploma yang telah menyelesaikan kuliah 3 semester atau
minimal telah menempuh 60 SKS. Mahasiswa yang telah memenuhi syarat di atas harus
menempuh seleksi tahap awal yang meliputi minat, motivasi berwirausaha dan soft skills
yang lain. Selain persyaratan diatas, mahasiswa juga harus memenuhi syarat telah lulus
mengikuti mata kuliah kewirausahaan di fakultas masing-masing dan pernah mengikuti
minimal 1 kali seminar dengan topik kewirausahaan dalam 1 tahun terakhir.
Diharapkan akan diperoleh 20 orang mahasiswa yang akan dijadikan sebagai tenant
dalam kegiatan ini. Prioritas utama adalah mahasiswa penerima kegiatan PKMK. Bagi
peserta yang lulus seleksi tahap I berhak mengikuti kegiatan pembekalan kewirausahaan
dan penyusunan bisnis plan. Setelah pelatihan, akan dilakukan seleksi tahap berikutnya
yang difokuskan pada ide bisnis dan rancangan bisnis plan. Seleksi di UKSW akan
dilakukan oleh tim yang professional yang melibatkan berbagai unsur dari dalam maupun

16

luar kampus. Secara ringkas tahapan kegiatan akan dilaksanakan seperti pada tabel
berikut:

Tabel 1. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan
Kegiatan
I. TAHAP PERSIAPAN
Sosialisasi Program Mahasiswa Wirausaha kepada mahasiswa
Seleksi peserta tahap awal
Persiapan Materi Pembekalan bagi mahasiswa yang lolos seleski

II. TAHAP PEMBEKALAN

Kegiatan terbagi dalam beberapa kegiatan:
Seminar Kewirausahaan/ technopreneurships
Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendorong minat
mahasiswa menjadi technopreneur.
Materi yang diberikan dalam seminar ini meliputi hakikat
wirausaha, karakteristik wirausaha, cara memasuki dunia usaha,
kiat menjadi pengusaha sukses, sumber-sumber pendanaan,
memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi.
Pelatihan berpikir kreatif dan inovatif
Kegiatan pelatihan ini kiat menggali ide bisnis, melihat
sumber potensi peluang, menggali kemampuan dan pengetahuan
peserta.
Penjaringan ide Bisnis
Setelah mahasiswa mengikuti seminar dan pelatihan pada
kegiatan 2, mahasiswa yang berminat diminta mengajukan
gagasan/ide bisnis yang bernuansa technopreneur. Ide-ide bisnis
yang masuk akan diseleksi oleh tim PMW
Workshop Penyusunan Bisnis plan
Bagi peserta yang ide bisnisnya lolos seleksi penjaringan ide,
akan mengikuti kegiatan berikutnya yaitu pelatihan menyusun
bisnis plan dan persiapan pendirian usaha.
Dalam pelatihan perencanaan usaha, akan diberikan materi
tentang visi, misi, usulan usaha, operasional usaha, analisis pasar
dan strategi pemasaran, perincian kebutuhan investasi dan
proyeksi laporan keuangan, aspek personalia, aspek legal, dan
sebagainya.
Seleksi Bisnis Plan untuk menentukan penerima grant PMW
Setelah mengikuti kegiatan penyusunan bisnis plan, peserta
akan diberi waktu untuk menterjemahkan ide bisnisnya ke dalam

17

sebuah rencana bisnis. Dari dokumen rencana bisnis yang ada,
akan dilakukan penyaringan untuk menentukan rencana bisnis
yang akan menerima dana hibah. Seleksi dilakukan oleh tim
terpadu dari UKSW, dunia usaha dan perbankan
Pemagangan peserta yg lolos seleksi ke UKM/dunia usaha

III. TAHAP PELAKSANAAN
Pemberian grant kepada peserta yang lolos seleksi
Realisasi pencairan dana hibah kepada usaha-usaha yang lolos
seleksi sesuai dengan term and condition yang disepakati.
Pendampingan dan Monitoring
Kegiatan pendampingan dilakukan dengan menunjuk seorang
dosen untuk mendampingi pelaksanaan pendirian usaha baru untuk
jangka waktu 6 bulan (umur dana hibah).
Pada rentang tersebut, akan dilakukan kegiatan-kegiatan:
o Konsultasi usaha
o Pelatihan pembukuan
o Pelatihan strategi mengembangkan usaha

IV. MONITORING DAN TINDAK LANJ UT
Monitoring.
Setelah program PMW berjalan, pihak UKSW akan terus
melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
kegiatan. Monitoring akan dilaksanakan secara langsung oleh Tim
Monevin UKSW
Tindak lanjut.
Setelah program PMW berakhir, pihak UKSW akan terus
melakukan monitoring dan evaluasi terhadap mahasiswa penerima
dana hibah yang telah menjadi wirausaha baru.

Secara lebih lengkap, keseluruhan tahapan tahapan kegiatan dapat dilihat pada
gambar berikut:

18

Melakukan
Penyusunan
Business Plan
Dilibatkan
Pengumpulan Business Plan
Untuk diseleksi
Mengikuti
Page 1
Sosialisasi IbK
Kepada Mahasiswa
Pendaftaran Peserta IbK
Seleksi (Awal) Mahasiswa
Peserta IbK
Mahasiswa Peserta IbK
Lolos Seleksi Awal
Seleksi Oleh Tim Penilai
Untuk Mahasiswa Peraih Grant
Persiapan Materi
Pembekalan
P
e
r
s
i
a
p
a
n
Mulai
Page 1
P
e
m
b
e
k
a
l
a
n
Materi Pembekalan
Menghasilkan
Pembekalan Kewirausahaan
1. Seminar Kewirausahaan (technopreneurship)
2. Workshop / Pelatihan Penyusunan Business Plan
Diberikan
Mahasiswa Peraih Grant
$
Perbankan
Praktisi Bisnis
Pemagang Ke UKM
$ $
Pemberian Dana
Pengikatan Kontrak
P
e
l
a
k
s
a
n
a
a
n
Mahasiswa Peraih Grant
Melaksanakan Pengembangan Usaha
Pemagang Ke UKM
Pemagang Ke UKM
Tim
Pendampingan serta
Monitoring & Evaluation
Melakukan Pendampingan
Dan Monev
Selesai
Penyusunan Business Plan Penyusunan Business Plan Penyusunan Business Plan
Pelaporan
Kepada Pihak
Terkait

Gambar 2. Tahapan Lengkap Pelaksanaan I
b
K UKSW


19

3.2. Jumlah Tenant
Kegiatan ini diharapkan akan diikuti oleh 20 orang mahasiswa yang menjadi tenant
dalam kegiatan ini. Prioritas utama adalah mahasiswa penerima kegiatan PKMK.
Meskipun secara khusus program ini hanya akan membina 20 orang tenant, tetapi untuk
kegiatan seminar dan pelatihan awal akan dilaksanakan untuk sebanyak mungkin
mahasiswa yang terlibat. Setiap peserta yang telah mengikuti dan lulus dari kegiatan-
kegiatan seminar dan pelatihan ini secara otomatis menjadi calon tenant yang setiap saat
dapat direkrut dan ditingkatkan statusnya menjadi tenant, jika ada tenant yang sudah
berhasil dan/atau lulus.

3.3. Jadwal Kegiatan



No Tahapan
Bulan (2011)
Keterangan
Mar Apr Mei J un J ul Agt Sep Okt Nov Des
1
Sosialisasi Programdan Seminar Ide
Bisnis
2 Pendaftaran dan Seleksi Ide Bisnis
3
Workshop dan Pelatihan Business
Plan
4 Penyusunan Business Plan
5 Seleksi Business Plan
Melibatkan
praktisi dan pihak
perbankan
6 Magang Usaha
Melibatkan UKM
mitra CEMSED,
SWBTC, dll
7 Pemberian Modal Kerja
8 Monitoring dan Pendampingan
Melibatkan UKM
dan UKSW
9 Pelaporan dan Evaluasi

20

IV. KELAYAKAN PT

4.1. Tim Pelaksana
Pelaksanaan seluruh kegiatan I
b
K ini akan dilaksanakan dibawah tanggungjawab
Wakil Rektor III (urusan Kemahasiswaan). Pelaksanaan seluruh kegiatan di lapangan
adalah di bawah koordinasi Direktur LPPM. Secara keseluruhan susunan Tim Pelaksana
kegiatan ini adalah sebagai berikut:
Penanggung J awab Umum : Rektor
Penanggung J awab Kegiatan : Wakil Rektor III (Urusan Kemahasiswaan)
Ketua Pelaksana Kegiatan : Dr. Ir. Lasmono TS, MSc. (Direktur LPPM)
Sekretaris : Dra. Emy Wuryani, M.Hum
Anggota : Herry Sanoto, S.Pd., M.Pd
Praktisi : Bayu Wijayanto, SE, MS (Ketua CEMSED)
Dr. Lieli Suharti, SP, MA (Direktur
Kewirausahaan)
Drs. Fery Revino

Secara khusus seluruh anggota Tim Pelaksana memiliki pengalaman dan
kemampuan dalam mengembangkan kewirausahaan mahasiswa serta siap untuk
melaksanakan kegiatan. Sebagai gambaran, ketua tim pelaksana adalah Direktur LPPM
yang telah memiliki banyak pengalaman dalam melakukan kegiatan pengembangan
masyarakat. Tim anggota lainnya adalah Ketua CEMSED (dengan banyak pengalaman
dalam mengembangkan UKM) dan Wakil Rektor III Urusan Kemahasiswaan (banyak
pengalaman dalam menangani kegiatan kemahasiswaan dan kewirausahaan mahasiswa),
serta Kepala Biro Kemahasiswaan yang aktif dan intens dalam melaksanakan pengawasan
dan pendampingan dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan.

4.2. Struktur Organisasi

Semua kegiatan program Program I
b
K akan dikelola oleh LPPM-UKSW yang
dalam kegiatan ini bertanggung jawab langsung kepada Wakil Rektor III UKSW (Bidang

21

Kemahasiswaan) UKSW. Untuk lebih jelasnya, organisasi dan kelembagaan kegiatan
Program I
b
K di UKSW digambarkan dalam skema berikut.

Mahasiswa
Penerima Grant
IbK

Mahasiswa
Penerima Grant
IbK

Mahasiswa
Penerima Grant
IbK

Wakil Rektor III
UKSW
LPPM - UKSW
Staff
Administrasi
Asosiasi UKM

Lembaga
Eksternal Terkait

L
e
m
b
a
g
a

E
k
s
t
e
r
n
a
l
L
e
m
b
a
g
a

I
n
t
e
r
n
a
l
Cemsed

Lembaga
Internal Lainnya

Dosen / Konsultan

SWBTC

Perbankan

Pemda


Gambar 3. Struktur Organisasi Program I
b
K UKSW

4.3. Fasilitas Kewirausahaan

Pada dasarnya, upaya pengembangan kewirausahaan telah disadari sebagai satu
kebutuhan yang mendasar bagi upaya penciptaan lulusan yang siap menciptakan
pekerjaan oleh semua fakultas dan program studi. Oleh karena itu selain melalui
pelaksanaan kuliah reguler, materi pengembangan kewirausahaan juga telah seringkali
dilaksanakan dalam bentu ceramah dan seminar. Selain itu pada beberapa program studi
juga sudah dilaksanakan kegiatan magang di perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra
selama ini.
Selain melalui kegiatan perkuliahan regler, magang dan seminar-seminar
kewirausahaan, upaya pengembangan kewirausahaan juga dilaksanakan melalui berbagai
laboratorium kewirausahaan dan bisnis yang dimiliki oleh beberapa jurusan/progdi.
Beberapa gambar berikut menunjukkan keberadaan laboratorium kewirausahaan tersebut
dan/atau kegiatan praktek usaha oleh mahasiswa di kampus UKSW.

22




23































Gambar 4. Fasilitas Kewirausahaan dan Kegiatan Usaha Mahasiswa di UKSW

24

4.4. Reputasi Kelembagaan di Luar Kampus

Beberapa lembaga di luar kampus yang akan dijadikan mitra dalam melaksanakan
kegiatan I
b
K ini antara lain adalah PT Telkom, Bank Mandiri dan PT Djarum. Ketiga
lembaga tersebut telah dikenal reputasinya baik dalam kegiatan usahanya maupun dalam
kepeduliannya untuk membantu mahasiswa, melalui berbagai bentuk beasiswa, bimbingan
karier dan magang. Selama ini ketiga lembaga tersebut telah menjalin kerjasama
kesepakatan (MoU) dengan UKSW, khususnya dalam hal pengembangan karier/rekrutmen,
pemberian beasiswa dan pembinaan kewirausahaan (terutama oleh Bank Mandiri).


V. BIAYA PEKERJAAN (per tahun)
Kegiatan
Perhitungan
Frekuensi Satuan Cost/Unit Jumlah
Pengelolaan Program:
Sosialisasi Program 1 kali 150 orang Rp 10,000 Rp 1,500,000
Seminar Ide Bisnis 1 kali 75 orang Rp 10,000 Rp 750,000
Seleksi Mahasiswa dan UKM mitra 2 kali

Rp 1,000,000

2,000,000
Workshop 2 kali

Rp 2,500,000

5,000,000
Monitoring Magang 1 kali 20 tenant Rp 250,000

5,000,000
Evaluasi 1 kali 20 tenant Rp 200,000

4,000,000
Kesekretariatan 8 bulan

Rp 1,250,000

10,000,000
Sub Total

Rp

Rp 28,250,000
Pendidikan. Pelatihan dan Magang
Pelatihan Business Plan 1 kali 3 hari Rp 2,000,000 Rp 6,000,000
Seleksi Business Plan 1 kali

Rp 1,750,000 Rp 1,750,000
Pendampingan ( UKSW) 6 bulan 20 tenant Rp 100,000 Rp 12,000,000
Pendampingan (UKM) 6 bulan 20 tenant Rp 100,000 Rp 12,000,000
Sub Total

Rp 31,750,000
Modal Kerja


Individu 10 orang

Rp 5,000,000 Rp 50,000,000
Kelompok 2 kelompok

Rp 10,000,000 Rp 20,000,000
Sub Total

70,000,000
TOTAL

Rp 130,000,000
Sumber Dana

- Dikti

Rp 100,000,000
- UKSW

Rp 10,000,000
- Mitra

Rp 20,000,000
TOTAL Rp 130,000,000

Anda mungkin juga menyukai