“KENAKALAN REMAJA”
DiSusun Oleh :
KAREL PUTRI AURELIA
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan
sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan
sebuah makalah dengan judul
“KENAKALAN REMAJA”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada
tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
Memberikan manfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tawuran............................................................................................ 3
2.2 Narkoba ........................................................................................... 5
2.3 Bullying ........................................................................................... 9
2.4 Pemalakan ....................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan
kriminal.”
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui defenisi Tawuran
2. Untuk mengetahui definisi Narkoba
3. Untuk mengetahui apa itu Bullying
4. Untuk mengetahui apa Pemalakan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tawuran
1. Pengertian Tawuran
diantaranya :
a. Faktor Keluarga
b. Faktor Sekolah
c. Faktor Lingkungan
Tak jarang disebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling
menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan
wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab
lainnya.
3
4. Dampak Tawuran Pelajar
korban. Baik itu cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian.
apabila pelajar yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah
warga.
menghargai.
b. Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar.
diwaktu luangnya.
4
e. Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan
2.2 Narkoba
1. Pengertian Narkoba
2. Jenis-jenis/golongan narkoba
Adapun jenis-jenis narkoba lain antara lain :
1. Marijuana
2. Cocaine.
3. Methamphetamine.
4. Heroin.
5. Club Drugs.
a. Ecstasy.
b. Rohypnol.
3. Dampak Penyalahgunaan Narkoba
Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja
seperti Daya ingat sehingga mudah lupa,Perhatian sehingga sulit
berkonsentrasi,Presepsi sehingga memberi perasaan
semu/khayal,Motivasi sehingga keinginan dan kemampuan belajar
merosot
5
Keracunan yakni gejala yang timbul akibat pemakaian narkoba dalam
jumlah yang cukup banyak, berpengaruh pada tubuh dan perilakunya.
Gejalanya tergantung pada jenis, jumlah, dan cara penggunaan.
Overdosis dapat menyebabkan kematian karena terhentinya pernapasan
atau perdarahan otak. Overdosis terjadi karena toleransi sehingga perlu
dosis yang lebih besar, atau karena sudah lama berhenti pakai, lalu
memakai lagi dengan dosis yang dahulu digunakan.
Gangguan perilaku/mental-sosial yakni acuh tak acuh, sulit
mengendalikan diri, mudah tersinggung, marah, menarik diri dari
pergaulan, serta hubungan dengan keluarga/sesama terganggu. Terjadi
perubahan mental: gangguan pemutusan perhatian, motivasi belajar/
bekerja lemah, ide paranoid.
Gangguang kesehatan yakni kerusakan atau gangguan fungsi organ
tubuh seperti hati, jantung, paru, ginjal, kelenjar endokrin, alat
reproduksi, penyakit kulit dan kelam1n.
Kendornnya nilai-nilai yakni kendornya nilai-nilai kehidupan agama-
sosial-budaya, seperti perilaku seks bebas dengan akibatnya (penyakit
kelam1n dan kehamilan yang tidak diinginkan). Sopan santun hilang. Ia
menjadi asosial, mementingkan diri sendiri, dan tidak memperdulikan
orang lain.
Masalah ekonomi dan hukum yakni pecandu terlibat hutang.
Suasana nyaman dan tentram terganggu.
Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses
belajar.
6
2. Perubahan psikologis :gelisah, bingung, apatis, suka menghayal, dan
linglung.
3. Perubahan prilaku sosial :menghindari kontak mata langsung; suka
melawan; mudah tersinggung; ditemukan obat-obatan, jarum suntik dalam
kamar/ tas; suka berbohong; suka bolos sekolah; malas belajar, suka
mengurung diri di kamar.
7
Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa alternative penanggulangan yang
dapat kami tawarkan:
a. Penanggulangan secara nasional, yang teramat penting adalah
pelaksanaan Hukum yang tidak pandang bulu, tidak pilih kasih.
b. Khusus untuk penanggulangan narkoba di sekolah agar kerja sama
yang baik antara orang tua dan guru diaktifkan.
c. Polisi dan aparat terkait agar secara rutin melakukan razia mendadak
terhadap berbagai diskotik, karaoke dan tempat-tempat lain yang
mencurigakan sebagai tempat transaksi narkoba.
d. Pihak Departemen Kesehatan bekerjasama dengan POLRI untuk
menerbitkan sebuah booklet yang berisikan tentang berbagai hal yang
terkait dengan narkoba. Misalnya apakah narkoba itu, apa saja yang
digolongkan kedalam narkoba, bahayanya, kenapa orang
mengkomsumsi narkoba, tanda- tanda yang harus diketahui pada
orang- orang pemakai narkoba cara melakukan upaya preventif
terhadap narkoba.
e. Kerja sama dengan tokoh-tokoh agama perlu dieffektifkan kembali
untuk membina iman dan rohani para umatnya agar dalam setiap
kotbah para tokoh agama selalu mengingatkan tentang bahaya narkoba.
f. Seperti di Australia, misalnya pemerintah sudah memiliki komitmen
untuk memerangi narkoba. Karena sasaran narkoba adalah anak-anak
usia 12-20 tahun, maka solusi yang ditawarkan adalah komunikasi
yang harmonis dan terbuka antara orang tua dan anak-anak mereka.
Booklet tentang narkoba tersebut dibagi-bagikan secara gratis kepada
semua orang dan dikirin lewat pos kealamat-alamat rumah, aparteman,
hotel, sekolah-sekolah dan lain-lain. Sehubungan dengan kasus ini,
maka keluarga adalah kunci utama yang sangat menentukan terlibat
atau tidaknya anak-anak pada narkoba.
8
2.3 Bullying
1. Definisi Bullying
1. Bullying secara verbal; perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan,
fitnah, kritikan kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan yang
bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual, terror, surat-surat
yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar kasak-kusuk
yang keji dan keliru, gosip dan sebagainya.
2. Bullying secara fisik; yang termasuk dalam jenis ini ialah memukuli,
menendang, menampar, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, dan
merusak serta menghancurkan barang-barang milik anak yang tertindas.
3. Bullying secara relasional; adalah pelemahan harga diri korban secara
9
sistematis melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran.
4. Bullying elektronik; merupakan bentuk perilaku bullying yang
dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone,
internet, website, chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya
ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi,
gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi,
menyakiti atau menyudutkan.
10
teknik pengajaran yang terlalu kaku. Sehingga sulit bagi remaja untuk
menyalurkan bakat nonakademisnya Penyalurannya dengan kejahilan-
kejahilan dan menyiksa.
11
korban secara berulang-ulang. Konsekuensi bullying bagi para korban, yaitu
korban akan merasa depresi dan marah, Ia marah terhadap dirinya sendiri,
terhadap pelaku bullying, terhadap orang-orang di sekitarnya dan terhadap
orang dewasa yang tidak dapat atau tidak mau menolongnya. Hal tersebut
kemudan mulai mempengaruhi prestasi akademiknya. Berhubung tidak
mampu lagi muncul dengan cara-cara yang konstruktif untuk mengontrol
hidupnya, ia mungkin akan mundur lebih jauh lagi ke dalam pengasingan.
12
Dengan melakukan bullying, pelaku akan beranggapan bahwa
mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Jika dibiarkan terus-menerus
tanpa intervensi, perilaku bullying ini dapat menyebabkan terbentuknya
perilaku lain berupa kekerasan terhadap anak dan perilaku kriminal lainnya.
13
4. Cenderung kurang empatik dan mengarah ke psikotis (Banks R.,
1993).
1. Memberitahu pada anak bahwa bullying tidak baik dan tidak dapat
dibenarkan dengan alasan maupun tujuan apapun. Setiap orang layak
diperlakukan dengan hormat, apapun perbedaan yang mereka
miliki.
14
bagi pihak-pihak yang terlibat maupun bagi yang menjadi “saksi bisu”.
15
campur tangan saksi –anak anak lain yang hadir saat kejadian tersebut
berlangsung- misalnya dengan membela korban bullying melalui kata-kata
ataupun secara fisik (memisahkan korban dengan pelaku). Anak-anak yang
menyaksikan kasus bullying juga dapat membantu dengan cara:
16
lainnya dapat melihat. Akan lebih baik lagi, jika anak tersebut bersama-
sama dengan teman, atau mencoba berteman dengan anak-anak
penyendiri lainnya.
6. Harus berani melapor pada orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya
yang dipercayainya. Ajaklah anak tersebut untuk berani bertindak dan
mencoba
17
Fisik : bela diri, berenang, kemampuan motorik yang baik (bersepeda,
berlari), kesehatan yang prima. Pertahanan diri Psikis : rasa percaya
diri, berani, berakal sehat, kemampuan analisa sederhana, kemampuan
melihat situasi (sederhana), kemampuan menyelesaikan masalah.
c) Sosialisasi yang baik dengan orang yang lebih tua, guru atau
pengasuh atau lainnya, akan memudahkan anak ketika ia
mengadukan tindakan kekerasan yang ia alami.
1. Segera ajak anak bicara mengenai apa yang ia lakukan. Jelaskan bahwa
18
tindakannya merugikan diri dan orang lain. Upayakan bantuan dari
tenaga ahlinya agar masalah tertangani dengan baik dan selesai dengan
tuntas.
2.4 Pemalakan
1. Definisi Pemalakan
19
Akibat dari kenakalan yang dia lakukan akan berdampak bagi
dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun
perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua
hanya kenikmatan sesaat saja. Kenakalan yang dilakukan yang
dampaknya bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit
karena karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi
mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya
kepada memtal-mental yang lembek, berfikirnya tidak stabil dan
keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya
akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus
berlangsung selama tidak ada yang mengarahkan.
b. Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi
tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi
bekerja. Dan oleh para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan
menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi ketidak
harmonisan didalam kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak
akan terputus. Dan tentunya ini sangat tidak baik, Sehingga
mengakibatkan anak remaja sering keluar malam dan jarang pulang
serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk
bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras, mengkonsumsi
narkoba dan narkotika. Dan menyebabkan keluarga merasa malu serta
kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Yang mana
kesemuanya itu hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya saja
terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya.
20
oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi
kaum remaja. Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan
dampaknya akan buruk bagi dirinya, dan keluarga. Sehingga
masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat keonaran,
mabuk-mabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat
mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan
masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk
merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang
lama dan hati yang penuh keikhlasan.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat
secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile
court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Kenakalan remaja meliputi
semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang
dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang di sekitarnya.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor
eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman
tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh budaya
barat serta pergaulan dengan teman sebaya, dan tempat pendidikan. Untuk
menanggulanginya Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur
orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga
mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap
ini.
22
DAFTAR PUSTAKA
23