A. LATAR BELAKANG
Kabupaten Pidie terletak pada 04,30 – 04,60 Lintang Timur dan 95,75 - 96,20 Bujur
Timur, bersebelahan dengan Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan
Internasional. Disamping itu, Kabupaten Pidie juga merupakan jalur lintasan
Sumatera yang terakhir menuju ibukota Provinsi Aceh. Adapun luas Kabupaten
Pidie adalah 3.562,14 Km2 yang secara administrative wilayah terbagi atas 23
kecamatan, 94 kemukiman, 730 desa dengan kepadatan penduduk 443.718 jiwa.
Kecamatan Mutiara merupakan salah satu dari 23 Kecamatan yang ada di.
Kabupaten Pidie Provinsi Aceh. Kecamatan Mutiara dengan luas wilayah 35.05 km2
dan jumlah penduduk 21.267 jiwa serta kepadatan 124 jiwa/Km2. Kecamatan
mutiara memiliki ibu kota Beureunuen, dimana setiap hari terdapat aktifitas
pedagang di pasar beureunuen yang berlangsung setiap hari mulai pukul
06.00 WIB s/d 18.00 WIB. Jumlah pedagang aktif pada pasar tersebut lebih kurang
200 orang dengan komoditi dagangan diantaranya sayur, ikan, daging, ayam dan
bumbu. Saat ini kondisi pasar sangat memprihatinkan ,yaitu: kondisi atap pasar
rendah (banyak yang sudah bocor), bangunan los banyak yang telah rusak, pasar
tidak memiliki sarana penunjang seperti drainase, sumber air bersih, kamar
mandi/wc, tempat ibadah, tempat pembuangan sampah, dan belum masuk arus
listrik. Sehingga dengan keadaan pasar seperti ini banyak pedagang yang berjualan
di pinggir jalan dan tidak pada tempatnya.
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Pidie melalui Dinas Perdagangan Koperasi Usaha
Kecil dan Menengah Kabupaten Pidie berencana melaksanakan Pembangunan/
Revitalisasi Pasar Rakyat Beureunuen Kecamatan Mutiara. Penetapan
jenis bangunan pasar yang direncanakan adalah pasar rakyat yang sederhana dan
tidak bertingkat yang terletak di atas tanah yang luasnya lebih kurang 1070 M2.
Anggaran yang digunakan bersumber dari Alokasi Dana Tugas Pembantuan
Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2022 dengan pagu anggaran sebesar
Rp.2.785.000.000,- (Dua milyar tujuh ratus delapan puluh lima ribu rupiah).
C. TARGET/SASARAN
D. LOKASI KEGIATAN
F. SUMBER PENDANAAN
Masa Pelaksanaan selama 150 (Seratus lima puluh) hari kalender terhitung sejak
Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).
H. URAIAN PEKERJAAN
1. Peserta yang melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) maka jumlah anggota KSO
dapat dilakukan dengan batasan paling banyak 3 (tiga) perusahaan dalam 1
(satu) kerjasama operasi untuk pekerjaan yang bersifat tidak kompleks;
2. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan usaha di bidang jasa
konstruksi, yaitu IUJK atau IUJK OSS atau NIB KBLI 41014 - Konstruksi Gedung
Perbelanjaan;
3. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha Kecil, serta
disyaratkan sub bidang klasifikasi/ layanan Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan
Komersial (BG004) atau Konstruksi Gedung Perbelanjaan (BG004);
4. Memiliki NPWP;
5. Mempunyai status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil Konfirmasi
Status Wajib Pajak, kecuali untuk peserta yang secara peraturan perpajakan
belum diwajibkan memiliki laporan perpajakan tahun terakhir;
6. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila
ada perubahan);
7. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau
yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani
sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara,
kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan Negara;
8. Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan konstruksi dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman subkontrak;
9. Memenuhi Sisa Kemampuan Paket (SKP)dengan perhitungan : SKP = 5 - P,
dimana P adalah Paket pekerjaan yang sedang dikerjakan.
J. PERSYARATAN TEKNIS
K. SPESIFIKASI TEKNIS
L. PERTENTANGAN KETENTUAN
Dalam hal terdapat pertentangan ketentuan yang diatur pada peraturan yang lebih
tinggi dengan yang terdapat pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini, maka yang
digunakan adalah ketentuan yang diatur pada peraturan yang lebih tinggi.
M. PENUTUP
Nuraini, S. Sos
Nip. 19660218 198612 2 001