Anda di halaman 1dari 3

POINTER ASISTENSI PENYUSUNAN RKA-SKPD PROVINSI KALBAR TAHUN

ANGGARAN 2022

1. Penyusunan RKA- SKPD harus sesuai dengan Plafond yang diberikan sesuai dengan Pagu Indikatif
dan KUA-PPAS Tahun Anggaran 2022;
2. Penyusunan RKA-SKPD harus sudah mengacu pada Rencana Kerja SKPD dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Kalbar Tahun Anggaran 2022;
3. RKA-SKPD yang akan dibahas/di asistensi adalah RKA hasil Print out yang telah dientri melalui
program aplikasi SIPD;
4. Penyusunan RKA-SKPD harus mengutamaan prinsip-prinsip hemat, efisien, tidak mewah, terarah
terkendali sesuai dengan rencana program/kegiatan serta memperhatikan Standar pelayanan minimal
yang telah ditetapkan;
5. Penyusunan RKA-SKPD harus berdasarkan prestasi kerja, indikator kinerja, capaian atau target
kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga dan terukur,HSPK dan ASB;
6. Dalam penentuan Anggaran Belanja yang dituangkan dalam RKA harus mengutamakan skala
prioritas penggunaan anggaran agar benar-benar didasarkan pada kebutuhan yang sangat mendesak
dan mengutamakan kepentingan masyarakat;
7. Bagi SKPD yang Tugas Pokok dan Fungsinya saling keterkaitan dengan SKPD lainnya dalam
menyusun kegiatan harus ada keselarasan program dan kegiatan agar tidak terjadi duplikasi anggaran;
8. Penyusunan RKA-SKPD harus mempedomani :
a. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
b. Peraturan Gubernur Nomor 15 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual serta
perubahannya.
c. Peraturan Gubernur tentang Petunjuk Teknis Penyusunan RKA-SKPD Tahun Anggaran 2022.
d. Peraturan Gubernur tentang Kode Rekening APBD Tahun Anggaran 2022.
e. Peraturan Gubernur tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2022.
f. Peraturan Gubernur tentang Standar Satuan Harga Barang dan Jasa Tahun Anggaran 2022.
g. Plafon Anggaran untuk masing-masing SKPD merupakan patokan dasar bagi penyusunan anggaran
belanja sebagaimana tercantum Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran
2022.
9. Dalam rangka penyusunan pelaporan realisasi pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022, agar
mencantumkan sumber pendanaan dari setiap sub kegiatan yang terdiri:
a. Dana Umum - Pendapatan Asli Daerah (PAD) diutamakan untuk membiayai sub kegiatan rutin
SKPD pada Belanja Tambahan Penghasilan, Belanja Gaji dan Tunjangan DPRD, Belanja Gaji dan
Tunjangan KDH/WKDH, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja Modal serta sub kegiatan prioritas
SKPD pada Belanja Barang dan Jasa, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial
b. Dana Umum - Dana Transfer Umum - Dana Alokasi Umum diutamakan untuk membiayai Belanja
Gaji dan Tunjangan ASN, Belanja Pemeliharaan dan Belanja Modal untuk pelayanan publik .
c. Dana Umum - Dana Transfer Umum - Dana Bagi Hasil diutamakan untuk membiayai Belanja
Pemeliharaan dan Belanja Modal untuk pelayanan publik.
d. Dana Umum - Pendapatan Hibah untuk membiayai sub kegiatan yang telah ditentukan pada
Program Hibah READSI, Program Hibah PHJD dan operasional kantor bersama Samsat.
2

e. Dana Khusus - Pajak Rokok untuk membiayai sub kegiatan yang telah ditentukan dalam
penggunaan pajak rokok untuk pelayanan kesehatan, penegakan disiplin dan kontribusi jaminan
kesehatan bagi PBI.
f. Dana Khusus - DBH CHT, Dana Khusus - DBH SDA Kehutanan-DR, Dana Khusus - DAK Fisik,
Dana Khusus – DAK Non Fisik dan Dana Khusus - Dana Insentif Daerah untuk membiayai sub
kegiatan yang telah ditentukan penggunaannya sesuai peraturan perundang-undangan.
10. Sesuai Permendagri Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran
2022, hibah dan bansos dianggarkan pada masing-masing SKPD sesuai tupoksi. Apabila hibah dan
bansos tersebut tidak berkaitan dengan tupoksi SKPD, maka dialokasikan pada Setda Provinsi Kalbar
di Biro Kesra.
11. Penyusunan RKA SKPD harus menggunakan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang merupakan
gambaran umum dan Penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tugas
dan fungsi SKPD;
12. Penganggaran pengadaan dan pemeliharaan barang milik daerah didasarkan pada perencanaan
kebutuhan barang milik daerah dan dilakukan sesuai dengan analisa kebutuhan dengan
memperhatikan standar barang, standar harga, standar kebutuhan, Inventarisasi barang, Rencana
Kebutuhan Barang Unit (RKBU) dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Unit (RKPBU) SKPD;
13. Dilarang penganggaran kegiatan yang hanya diuraikan kedalam 1 (satu) objek belanja “Belanja
Pegawai” atau hanya “Belanja Perjalanan Dinas” dalam satu kegiatan karena objek belanja tersebut
tidak memiliki korelasi langsung dengan keluaran yang diharapkan apabila ditinjau dari aspek indikator,
tolok ukur dan target kinerja, kecuali untuk rutin di sekretariat SKPD;
14. SKPD tidak diperkenankan untuk menganggarkan sewa kendaraan dinas operasional SKPD;
15. Kendaraan dinas yang diperkenankan pemeliharaannya meliputi Kendaraan Dinas Operasional
Kepala SKPD, Kendaraan Dinas Operasional Kantor, Kendaraan Dinas Operasional Khusus;
16. SKPD tidak diperkenankan menganggarkan operasional/pemeliharaan rumah dinas;
17. Besaran gaji/honorarium Tenaga Kontrak berpedoman pada Keputusan Gubernur terbaru (jika ada)
menggunakan standar Upah Minimum Provinsi. Dikarenakan sampai dengan batas waktu peng-
Inputan RKA belum ada standar upah yang baku, diminta kepada tiap-tiap SKPD untuk mengAccres
anggaran honorarium tenaga Kontrak;
18. Tidak diperkenankan untuk menambah Tenaga Kontrak dan mengganti tenaga kontrak yang
mengundurkan diri/berhenti;
19. Penganggaran Belanja Modal dan Belanja Pemeliharaan berada pada Sekretariat SKPD/Biro/UPT,
kecuali untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan SKPD teknis;
20. Perjalanan Dinas kegiatan teknis yang berada dalam kegiatan harus diuraikan sesuai dengan tujuan
untuk kegiatan-kegiatan yang sudah ditentukan lokasinya. Sedangkan kegiatan yang belum ditentukan
lokasinya, diperkenankan tidak terinci;
21. Batas Kapitalisasi Asset sebesar Rp.500.000,00 dengan masa manfaat lebih dari 1 Tahun;
 Meminta penjelasan SKPD terhadap penganggaran dan status aset kegiatan-kegiatan
Rehabilitasi/Peningkatan dan Pemeliharaan agar tidak s
 alah dalam menempatkan kode rekening Belanja Modal atau Belanja Barang dan Jasa;
Rehabilitasi sifatnya menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas objek yang
di rehab.
 Pemeliharaan sifatnya tidak menambah asset
22. Pelaksanaan rapat pada SKPD dilaksanakan dalam bentuk zoom meeting.
3

23. Untuk sub kegiatan yang berkaitan dengan penyusunan laporan kinerja SKPD, tidak lagi
menggunakan batasan pagu dan pengaggaran honorarium dalam standar OB, bukan OK.
24. Rencana Anggaran Kas agar menyesuaikan dengan rencana Pengadaan Barang terutama yang
harus melalui mekanisme lelang, agar ditempatkan di awal triwulan;
25. Untuk SKPD yang mengakomodir POKIR Anggota DPRD, tidak diperkenankan melakukan
perubahan kegiatan-kegiatan tersebut dalam tahun anggaran berjalan, dikecualikan ada arahan dari
pimpinan.
26. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor dan Penyediaan Jasa Keamanan Lingkungan
Kantor/Rumah Jabatan dan Pendukung Perkantoran Lainnya dianggarkan menggunakan jasa pihak
ketiga
27. Setiap SKPD di wajibkan membawa laptop, karena mekanisme Pelaksanaan Asistensi yaitu
diperbaiki langsung di tempat, apabila kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan perbaikan dan atau
penyesuaian dalam penganggaran kode rekening kegiatan maupun belanja;
28. Apabila dalam Pembahasan/Asistensi RKA-SKPD terjadi pengurangan anggaran kegiatan, maka
hasil pengurangan dimaksud menjadi kewenangan TAPD;
29. Setiap kelompok dalam tim membuat daftar koreksi anggaran SKPD hasil asistensi, sebagai
pedoman koreksi dari tim asistensi di tindaklanjuti oleh SKPD.
30. Batasan pagu belanja pemeliharaan dan belanja modal (penjelasan dari bidang Perencanaan,
Penatausahaan dan Pemanfaatan Aset).
31. Dalam Struktur APBD Tahun 2022, inputan SKPD masih relative tinggi pada jenis belanja barang
dan jasa, dan belanja modal Gedung. Hal ini agar menjadi pencermatan tim, untuk dilakukan
rsionalisasi dan menambah pada porsi belanja modal jalan sesuai dengan misi Kepala Daerah.

Anda mungkin juga menyukai