Fredericson
dipandang sebagai cikal bakal terbentuknya Good Governance pada system pemerintahan. Jelaskan
oleh saudara pandangan mengenai paradigm New Public Administration yang dikembangkan oleh G.
Fredericson.
Paradigma New Public Administration (NPA) berkembang sejak akhir tahun 1960an sampai dengan
awal tahun 1970an. Paradigma Administrasi Publik Baru (New Public Administration) muncul dari
perdebatan hangat tentang kedudukan administrasi publik sebagai disiplin ilmu maupun profesi.
Selain itu, lahirnya NPA juga dilandasi oleh hal-hal sebagai berikut :
George Frederickson merumuskan lima model paradigma administrasi publik yang duraikan dari
sudut teori, dalam arti pengetahuan yang positif atau yang punya dasar empiris. Kelima model
tersebut adalah (1) Birokrasi Klasik, (2) Birokrasi Neo-Klasik, (3) Kelembagaan, (4) Hubungan Antar
Manusia, dan (5) Pilihan Publik. Sebagai tambahan, ia juga menyertakan sebuah model paradigma
„Administrasi Negara Baru‟ dengan dimensi dan implikasi nilai yang ingin diwujudkan dalam model
ini. Fokus pengamatan model Birokrasi Klasik adalah struktur (disain) organisasi dan fungsi atau
prinsip-prinsip manajemen, sedangkan locusnya adalah berbagai bentuk organisasi pemerintah dan
bisnis. Nilai pokok yang ingin diwujudkan dalam paradigma ini adalah efisiensi, efektivitas, ekonomi
dan rasionalitas. Tokoh administrasi yang dapat dikategorikan dalam paradigma ini antara lain
Frederick taylor, Max Weber, Woodrow Wilson, serta L. Gulick dan L. Urwick. Model Birokrasi Neo-
Klasik sebenarnya mengandung nilai yang serupa dengan paradigma pertama, tetapi dengan fokus
dan locus berbeda. Fokus dari paradigma ini adalah proses pengambilan keputusan yang dimabil
birokrasi pemerintahan dengan perhatian khusus kepada penerapan ilmu perilaku, ilmu manajemen,
analisa sistem, dana penelitian operasinya, sedangkan locusnya adalah „keputusan‟ yang dihasilkan.
Tokohtokoh yang dapat dimasukkan ke dalam paradigma ini antara lain Herbert Simon, William Gore,
Richard Cuert dan James March. Model Kelembagaan berfokus pada pemahaman tentang perilaku
birokrasi yang dipandang juga sebagai suatu organisasi yang kompleks. Masalah-masalah efisiensi,
efektivitas, dan produktivitas organisasi kurang mendapat perhatian. Salah satu perilaku birokrasi
yang diungkapkan dalam paradigma ini adalah proses pengambilan keputusan yang inkremental dan
gradual, yang dipandang sebagai satu-satunya cara untuk memadukan kemampuan dan keahlian
birokrasi dengan preferensi kebijaksanaan dan berbagai kemungkinan bias dari pejabat politis.
Tokoh-tokoh dalam paradigma ini antara lain Charles Linblom, J. Thomson, Michel Crozier, Anthony
Downs, Frederick Mosher, dan Amitai Etzioni. Di pihak lain, model Hubungan Antar Manusia berfokus
pada dimensi-dimensi hubungan antar-manusia dan aspek sosial-psikologi dalam tiap bentuk
organisasi dan birokrasi. Sementara nilai-nilai yang mendasari adalah partisipasi dalam pengambilan
keputusan, minimasi perbedaan dalam status dan hubungan antarpribadi, keterbukaan, aktualisasi
diri, dan optimasi kepuasan. Menurut Mustopadidjaja, akhir-akhir ini berkembang pula paradigma
pembelajaran (learning paradigm) yang dapat dimasukkan ke dalam kelompok ini dan berorientasi
pada peningkatan kapasitas individu dan institusi. Tokoh-tokoh dalam paradigma ini antara lain
Rennis Likert, Daniel Katz dan Robert Kahn, Warren Bennis, dan Eugene McGregor. Selanjutnya
dalam Model Piliham Publik dinyatakan, bahwa administrasi publik tak lepas dari politik, sedangkan
locusnya adalah pilihan-pilihan publik dalam pelayanan barang dan jasa yang harus diberikan oleh
berbagai bentuk dan jenis organisasi. “Bentuk ekonomi politik modern,” kata Frederickson,
“didasarkan pada pilihan pendekatan antara ekonomi pasar bebas dan pilihan publik.” Tokoh-tokoh
dalam paradigma ini adalah Vincent Orstrom, James Buchanan, Michel Olson, dan George Tullock. 8
Melalui konsep Administrasi Publik Baru, Frederickson berupaya untuk mengorganisasikan,
mendisaian, dan membuat organisasi dapat berjalan ke arah perwujudan nilai-nilai kemanusiaan
secara maksimal melalui pengembangan sistem desentralisasi dan pembentukan organisasi-
organisasi yang responsif dan partisipatif, serta dapat memberikan jasa yang diperlukan. Karakteristik
Administrasi Publik Baru, menurut Frederickson, adalah menolak anggapan bahwa teori-teori
administrasi dan para praktisi bersifat netral atau bebas-nilai, sementara nilai-nilai yang dianut dalam
berbagai paradigma relevan walaupun terkadang saling bertentangan satu sama lain.
Pokok pikiran yang dikembangkan oleh Frederickson tentang NPA adalah, “Keadilan Sosial”. Oleh
karena itu penjelasan selanjutnya berkenaan dengan, “seperti apa keadilan sosial itu, dan bagaimana
caranya untuk mewujudkan keadilan sosial di dalam sebuah negara. Keadilan sosial adalah sebuah
ungkapan yang mencakup pengertian seperangkat pilihan nilai: pilihan kerangka organisasi, pilihan corak
manajemen,menekankan persamaan hak dalam pelayanan pemerintahan, menekankan
pertanggungjawaban atas keputusan-keputusan dan pelaksanaan program untuk manajer-manajer
publik, menekankan perubahan dalam manajemen publik, menekankan daya tanggap lebih kepada
kebutuhan warga negara ketimbang terhadap kebutuhankebutuhan organisasi publik, menekankan
suatu pendekatan terhadap studi mengenai administrasi negara dan pendidikan administrasi negara
yang bersifat interdisipliner, terapan, dan memecahkan masalah secara teoretis sehat.Salah satu
perhatian pokok administrasi negara baru adalah perlakuannya yang adil terhadap warga negara.
Pemerintah yang secara sistimatis melakukan diskriminasi dengan memihak pada birokrasi-birokrasi
yang mapan dan stabil, minoritas klien yang istimewa (departemen pertanian dan petani-petani besar
misalnya) dan menentang minoritas-minoritas lain (misalnya petani, buruh-buruh tani) yang miskin
dalam sumber-sumberdaya politik maupun ekonomi, berlangsungnya pengangguran secara luas,
kemiskinan, kebodohan, penyakit dan keputusasaan, merupakan hasil dalam era pertumbuhan
ekonomi. Keadaan ini secara moral patut dicela, dan apabila dibiarkan tanpa perubahan, akan
menimbulkan ancaman yang fundamental, walaupun dalam jangka lama, terhadap kelangusngan sistem
politik ini, atau dalam sistem politik manapun
2. Paradigma New Public Administration pada dasarnya mengkritisi paradigma administrasi lama atau
klasik yang terlalu menekankan pada parameter ekonomi. Menurut paradigma Administrasi Negara
Baru, kinerja administrasi publik tidak hanya dinilai dari pencapaian nilai ekonomi ,efisiensi, dan
efektivitas, tapi juga pada nilai “social equity” (disebut sebagai pilar ketiga setelah nilai efisiensi dan
efektivitas). Implikasi dari komitmen pada ”social equity”, maka administrator publik harus menjadi
’proactive administrator’ bukan sekedar birokrat yang apolitis.
Fokus dari Administrasi Negara Baru meliputi usaha untuk membuat organisasi publik mampu
mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan secara maksimal yang dilaksanakan dengan pengembangan
sistem desentralisasi dan organisasi demokratis yang responsif dan partisipatif, serta dapat
memberikan pelayanan publik secara merata. Karena administrasi negara mempunyai komitmen
untuk mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan (social equity), maka Frederickson menolak
pandangan bahwa administrator dan teori-teori administrasi negara harus netral dan bebas nilai.