Anda di halaman 1dari 23

PERUBAHAN PADA WEEK 6

ORGANISASI Oleh: I.G.B.H. Satrya,


Bbus Com., MIB.

1
• Suatu hari ada seseorang menemukan ulat kepompong di sebuah pohon yang
ada dihalaman rumahnya. Dan dia membantu kupu-kupu muda itu keluar
dari kepompongnya
• Orang yang berniat untuk membantu sang kupu-kupu malah tanpa disengaja
telah membuat kupu-kupu tersebut mati muda.
• Karena tidak dapat terbang akhirnya sang kupu-kupu tersebut menjadi mati.
ORGANIZATIONAL CHANGE
Adalah perubahan yg terjadi pada diri
organisasi,

Dapat dilihat dari:


- pergantian staf,
- konflik organisasi
- pertumbuhan dan
- pergantian pimpinan (Robbins,1994)

Perubahan organisasi  5W+1H


MENGAPA PERLU BERUBAH ? (WHY)

Perubahan organisasi dapat didorong


oleh pengaruh yang ditimbulkan dari:
lingkungan internal dan eksternal
organisasi.
Lingkungan internal mempengaruhi
organisasi terhadap cara organisasi
melaksanakan kegiatan-kegiatannya.
KAPAN DIPERLUKAN PERUBAHAN?
(WHEN)
a. Perubahan tujuan
b. Pembelian peralatan baru
c. Kelangkaan tenagakerja
d. Peraturan pemerintah
e. Ekonomi
f. Penggabungan
g. Menurunnya keuntungan
SIAPA YANG MELAKUKAN PERUBAHAN?
(WHO)
Agen-agen perubahan

-Pendiri Perusahaan
-Top Manager (CEO)
-Middle Manager
-Firstline Manager
-External Manager

-** diri sendiri / individu didalam


organisasi
DIMANA PERUBAHAN TERJADI?
(WHERE)

STRUKTUR
- Perubahan design organisasi

TEKNOLOGI & PROSES


- Perubahan teknologi produksi
- Perubahan proses bisnis / produksi

ORANG
- Perubahan Sikap
- Perubahan Perilaku
BAGAIMANA
CARA
PERUBAHANNYA
? (HOW)
PERUBAHAN PERLU
MANAJEMEN !

 Change Management
Upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang
ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi.

Adalah proses mendiagnosa, menginisialisasi, mengimplementasi


dan mengintegrasi perubahan individu, kelompok, atau organisasi
dalam rangka menyesuaikan diri dan mengantisipasi perubahan
lingkungannya agar tetap tumbuh, berkembang dan menghasilkan
keuntungan.
PENDEKATAN MANAJEMEN UNTUK
PERUBAHAN ORGANISASI

Pendekatan klasik yang dapat diterapkan ada 3 (tiga) Langkah Kurt Lewin:
UNFREEZING : Upaya-upaya untuk mengatasi tekanan-tekanan dari kelompok
penentang dan pendukung perubahan. Status quo dicairkan, kondisi yang
sekarang berlangsung diguncang sehingga orang merasa kurang nyaman.
MOVEMENT : Secara bertahap (step by step) tapi pasti, perubahan dilakukan.
Jumlah penentang perubahan berkurang dan jumlah pendukung bertambah.
Untuk mencapainya, hasil-hasil perubahan harus segera dirasakan.
REFREEZING : Jika kondisi yang diinginkan telah tercapai, stabilkan melalui
aturan-aturan baru, sistem kompensasi baru, dan cara pengelolaan organisasi
yang baru lainnya. Jika berhasil maka jumlah penentang akan sangat berkurang,
sedangkan jumlah pendudung makin bertambah.
MODEL-MODEL
MANAJEMEN PERUBAHAN
TEORI-TEORI PERUBAHAN & KORPORAT
1.Teori/ mental model :
2.Teori Force – Field dari Kurt Lewin (1951)
3.Teori Motivasi dari Beckhard & Harris
4.Teori Proses Perubahan Manajerial (GM-Led Process Model) dari Beer et.al. (1990)
5.Teori-teori OD (Organization Development) dalam Perubahan
6.Teori Perubahan Alfa, Beta, dan Gamma
7.Teori Contigency dalam Manajemen Perubahan dalari Tannenbaum & Schmidt (1973)
8.Teori Kerja Sama
9.Teori-teori untuk mengatasi resistensi dalam Perubahan
10.Model Accounting – Turnaround dari Harlan D.Plantt (1998)

11
TAHAP-TAHAP MANAJEMEN
PERUBAHAN
1. Tahap identifikasi perubahan
Diharapkan seseorang dapat mengenal perubahan apa yang akan
dilakukan /terjadi. Dalam tahap ini seseorang atau kelompok dapat
mengenal kebutuhan perubahan dan mengidentifikasi tipe perubahan.

2. Tahap perencanaan perubahan.


perubahan
Pada tahap ini harus dianalisis mengenai diagnostik situasional
tehnik, pemilihan strategi umum, dan pemilihan. Dalam proses ini
perlu dipertimbangkan adanya factor pendukung sehingga perubahan
dapat terjadi dengan baik.
LANJUTAN
3. Tahap implementasi perubahan
dimana terjadi proses pencairan, perubahan dan pembekuan yang
diharapkan. Apabila suatu perubahan sedang terjadi kemungkinan
timbul masalah. Untuk itu perlu dilakukan monitoring perubahan.

4. Tahap evaluasi dan umpan balik.


Untuk melakukan evaluasi diperlukan data, oleh karena itu dalam
tahap ini dilakukan pengumpulan data dan evaluasi data tersebut.
Hasil evaluasi ini dapat di umpan balik kepada tahap identifikasi
sehingga memberi dampak pada perubahan yang diinginkan
berikutnya.
TIGA BENTUK RESISTENSI

14
RESISTENSI INDIVIDUAL
1. KEBIASAAN / budaya . Kebiasaan merupakan pola tingkah laku yang kita tampilkan
secara berulang-ulang sepanjang hidup kita. Kita lakukan itu, karena kita merasa nyaman,
menyenangkan.

2. RASA AMAN. Jika kondisi sekarang sudah memberikan rasa aman, dan kita memiliki
kebutuhan akan rasa aman relatif tinggi, maka potensi menolak perubahan pun besar.

3. FAKTOR EKONOMI. Faktor lain sebagai sumber penolakan atas perubahan adalah soal
menurun-nya pendapatan.

4. TAKUT AKAN SESUATU YANG TIDAK DIKETAHUI.


Sebagian besar perubahan tidak mudah diprediksi hasilnya. Oleh karena itu muncul ketidak
pastian dan keraguraguan.

5. PERSEPSI. Persepsi cara pandang individu terhadap dunia sekitarnya. Cara pandang ini
mempengaruhi sikap.
RESISTENSI KELOMPOK
1.Perubahan Ideologi Budaya Perusahaan:
Perusahaan perubahan inti dasar budaya organisasi
menyebabkan resistensi dalam semua aspek perusahaan.

2.Perubahan Setengah Hati:


Hati resistensi sekumpulan orang menikmati kekuasaan di posisi lama
yang bisa terpengaruh dari perubahan.

3.Manipulatif: resistensi yang mencoba memutarbalikkan logika kekuasaan. Resistensi


memanfaatkan (dan mengatasnamakan) mereka yang terdominasi dan terhegemoni.

4. Narsis:
Narsis lebih sebagai satu ajang perlawanan yang bersifat menunjukan yang seolah-olah
melakukan perlawanan, tetapi bukan secara serius melakukan perlawanan itu sendiri.

5. Otentik:
Otentik resistensi yang dilakukan oleh mereka yang tertindas yakni petani, buruh,
pengangguran yang tidak memiliki akses apapun terhadap kekuasaan.

16
RESISTENSI ORGANISASI
1. INERSIA STRUKTURAL.
STRUKTURAL penolakan yang terstrukur. Organisasi, lengkap dengan tujuan,
struktur, aturan main, uraian tugas, disiplin, dan lain sebagainya menghasilkan stabilitas.

2. FOKUS PERUBAHAN BERDAMPAK LUAS. LUAS Perubahan dalam organisasi tidak mungkin
terjadi hanya difokuskan pada satu bagian saja karena organisasi merupakan suatu sistem. Jika satu
bagian dubah maka bagian lain pun terpengaruh olehnya.

3. INERSIA KELOMPOK KERJA. KERJA Walau ketika individu mau mengubah perilakunya, norma
kelompok punya potensi untuk menghalanginya.

4. ANCAMAN TERHADAP KEAHLIAN. KEAHLIAN Perubahan dalam pola organisasional bisa


mengancam keahlian kelompok kerja tertentu.

5. ANCAMAN TERHADAP ALOKASI SUMBERDAYA. SUMBERDAYA Kelompok-kelompok dalam


organisasi yang mengendalikan sumber daya dengan jumlah relatif besar sering melihat perubahan
organisasi sebagai ancaman bagi mereka.
MENGATASI RESISTENSI ATAS
PERUBAHAAN
Ada 6 (enam) hal yang bisa dipakai untuk mengatasi resistensi perubahan
1) Pendidikan dan Komunikasi.
Komunikasi Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar
belakang, tujuan, akibat, dari diadakannya perubahan kepada semua pihak.
Komunikasikan dalam berbagai macam bentuk. Ceramah, diskusi, laporan,
presentasi, dan bentuk-bentuk lainnya.

2) Partisipasi.
Partisipasi Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan
hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Biarkan anggota organisasi
yang mengambil keputusan.

3) Memberikan kemudahan dan dukungan.


dukungan Jika pegawai takut atau cemas,
lakukan konsultasi atau bahkan terapi. Beri pelatihan-pelatihan. Memang
memakan waktu, namun akan mengurangi tingkat penolakan.
LANJUTAN
4) Negosiasi.
Negosiasi Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah melakukan negosiasi
dengan pihak-pihak yang menentang perubahan. Cara ini bisa dilakukan jika
yang menentang mempunyai kekuatan yang tidak kecil. Misalnya dengan
serikat pekerja. Tawarkan alternatif yang bisa memenuhi keinginan mereka

5) Manipulasi.
Manipulasi Manipulasi adalah menutupi kondisi yang sesungguhnya.
Misalnya memlintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak
mengutarakan hal yang negatif, sebarkan rumor, dan lain sebagainya.
Kooptasi dilakukan dengan cara memberikan kedudukan penting kepada
pimpinan penentang perubahan dalam mengambil keputusan.

6) Paksaan.
Paksaan Taktik terakhir adalah paksaan. Berikan ancaman dan jatuhkan
hukuman bagi siapapun yang menentang dilakukannya perubahan.
PERILAKU UMUM PERUBAHAN
YANG SUKSES

1. Berkomunikasi secara terbuka


2. Mau bekerjasama
3. Mau mengambil tanggungjawab
4. Memiliki visi yang sama
5. Mampu memecahkan masalah secara efektif
6. Mendukung upaya manajemen
7. Mau mencoba yang baru
PERILAKU MANAJER DALAM
PERUBAHAN YANG SUKSES

1. Mampu membangun partisipasi bawahan


2. Manmpu memimpin dengan visi kedepan
3. Dapat berfungsi secara strategik
4. Mampu menjadi aliran informasi
5. Mampu mengembangkan potensi bawahan
SUDAH SIAP UNTUK UTS?

22
SEKIAN

&

TERIMA KASIH 

23

Anda mungkin juga menyukai