1. Pendidikan dan Komunikasi. Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang,
tujuan, akibat, dari diadakannya perubahan kepada semua pihak. Komunikasikan dalam
berbagai macam bentuk. Ceramah, diskusi, laporan, presentasi, dan bentuk-bentuk lainnya.
2. Partisipasi. Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan hanya
bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Biarkan anggota organisasi yang mengambil
keputusan.
3. Memberikan kemudahan dan dukungan. Jika pegawai takut atau cemas, lakukan
konsultasi atau bahkan terapi. Beri pelatihan-pelatihan. Memang memakan waktu, namun
akan mengurangi tingkat penolakan.
4. Negosiasi. Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah melakukan negosiasi dengan pihak-
pihak yang menentang perubahan. Cara ini bisa dilakukan jika yang menentang
mempunyai kekuatan yang tidak kecil. Misalnya dengan serikat pekerja. Tawarkan
alternatif yang bisa memenuhi keinginan mereka.
5. Manipulasi dan Kooptasi. Manipulasi adalah menutupi kondisi yang sesungguhnya.
Misalnya memelintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan hal
yang negatif, sebarkan rumor, dan lain sebagainya. Kooptasi dilakukan dengan cara
memberikan kedudukan penting kepada pimpinan penentang perubahan dalam mengambil
keputusan.
6. Paksaan. Taktik terakhir adalah paksaan. Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi
siapapun yang menentang dilakukannya perubahan.
Sumber 3: L. Coch dan J.R.P. French, Jr 1948. “Overcoming Resistance to Change”.
1948
Unsur keberhasilan perubahan, Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dapat
dibagi dua, yaitu Karakteristik Organisasi dan, Karakteristik dari Perubahan itu Sendiri.
Pada buku Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan yang dibuat oleh Husaini
Usman, Faktor-faktor kritis sukses (critical factors success) yang menentukan keberhasilan
perubahan antara lain: 4
1. Kemauan yang keras untuk berubah adalah niat dalam hati yang kuat untuk melakukan
perubahan karena di mana ada kemauan di situ ada jalan.
2. Kesamaan visi untuk berubah adalah kesamaan ke mana hendak berubah. Ada
kesamaan arah yang jelas ke mana kita hendak berubah atau arah mana yang ingin kita
tuju dalam mencapai perubahan yang dimaksud.
3. Kebersamaan teman sejawat untuk berubah adalah di dalam suatu organisasi,
perubahan yang dilakukan bersama-sama teman sejawat lebih mudah dicapai daripada
perubahan yang dilakukan seorang diri.
4. Kolaborasi dalam memecahkan masalah adalah dalam memecahkan masalah digunakan
manajemen partisipatif sehingga hasilnya menjadi tanggung jawab bersama.
5. Komunikasi yang efektif adalah untuk menghindarkan miscommunication dalam
melakukan perubahan. Banyak kegagalan dan pertentangan karena miscommunication.
6. Kesejahteraan adalah perubahan itu menjamin akan lebih menyejahterakan.
7. Kerjakan sekarang juga adalah jangan menunda-nunda perubahan yang diniatkan untuk
berubah ke arah yang lebih baik.
Sumber 4: Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara. Hal.246-247
KESIMPULAN
Menghadapi perubahan kita perlu melakukam manajemen perubahan yang berarti
upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya
perubahan dalam organisasi. Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau
begitu perubahan tidak bisa dihindarkan. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang
seperti itu maka diperlukan satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari
perubahan tersebut mengarah pada titik positif.
Apabila diperhatikan, sebenarnya yang paling sulit untuk dirubah itu adalah
manusianya, terutama mindset, pola pikir, dan paradigmanya, bukan bentuk fisiknya,
bukan pula sistemnya. Pada umumnya dikarenakan perebutan kepentingan yang akhirnya
dapat menimbulkan suatu konflik. Apabila ditelaah kembali, semua manusia itu
sebenarnya mampu berubah. Hanya yang menjadi masalah adalah ada kemauan atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Indayani, Lilik. Sumartik. 2019. Manajemen Perubahan. UMSIDA PRESS
Stephen P. Robbins. 1991. Organizational Behavior, Concepts, Controversies, and
Application.
L. Coch dan J.R.P.French, Jr 1948. “Overcoming Resistance to Change”.
Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. Hal.246-247.
PERTANYAAN
1. Zefanya Kelompok 5
Bagaimana caranya mengubah masyarakat statis menjadi dinamis dan fleksibel
terhadap perubahan?
Masyarakat Statis yaitu masyarakat yang mengalami perubahan secara lambat.
Masyarakat Dinamis yaitu masyarakat yang mengalami berbagai perubahan dengan cepat
dan mau menerima perubahan. Contoh dari masyarakat statis adalah suku badui, zaman
dulu alat elektronik saja tidak ada disana. Masyarakatnya masih sangat tradisional dalam
melakukan segala hal. Sedangkan masyarakat dinamis adalah masyarakat pada umumnya
yang merupakan mayoritas (biasanya tinggal di perkotaan).
Cara mengubah masyarakat statis menjadi dinamis yaitu dengan memperbanyak
interaksi dari masyarakat luar ke dalam, biar tumbuh rasa ingin tau. Masyarakat luar
melakukan pendekatan dan edukasi ke masyarakat statis secara perlahan agar menigkatkan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Masyarakat statis fanatik akan budaya,
jadi melakukan pendekatan itu harus dibarengi sama pengertian. Kalau perubahan bukan
berarti meninggalkan budaya dan tradisi.
Masyarakat dinamis ke statis yaitu masyarakat kota ke suku badui, mereka tidak
bisa menggunakan alat tradisional suku badui, contohnya masyarakat kota belajar
memacul ia melakukan perubahan tapi berjalan dengan lambat.
2. Amelia Pramesti Kelompok 3
Apa yg akan terjadi jika penolakan individual dan organisasional terjadi secara
bersamaan? Untuk menghindari kasus ini, apa saja langkah preventif yg harus
dilakukan pemimpin untuk menghindari hal tersebut?
Jika penolakan individual dan organisasional terjadi secara bersamaan maka
akan muncul masalah atas perubahan tersebut misalnya mengajukan protes, mengancam
mogok, demonstrasi, loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun,
kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya. Agar hal ini
tidak terjadi seorang pemimpin itu harus mengatasi hambatan yang terjadi tersebut
seperti:
1. Pendidikan dan Komunikasi. Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang,
tujuan, akibat, dari diadakannya perubahan kepada semua pihak. Komunikasikan dalam
berbagai macam bentuk.
2. Partisipasi. Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan.
3. Memberikan kemudahan dan dukungan. Jika pegawai takut atau cemas, lakukan
konsultasi atau bahkan terapi. Beri pelatihan-pelatihan.
4. Negosiasi. Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah melakukan negosiasi dengan pihak-
pihak yang menentang perubahan.
5. Manipulasi dan Kooptasi. Manipulasi adalah menutupi kondisi yang sesungguhnya.
Kooptasi dilakukan dengan cara memberikan kedudukan penting kepada pimpinan
penentang perubahan dalam mengambil keputusan.
6. Paksaan. Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi siapapun yang menentang
dilakukannya perubahan.
3. Ferdianus Kelompok 1
Dari pernyataan slide ke 4 tersebut ada alasan masyarakat mau menerima
perubahan, yaitu perubahan dapat membuat kehidupan semakin mudah.
Pertanyaannya menurut kalian dengan adanya perubahan pemerintah tentang
kenaikan harga BBM apakah dapat membuat kehidupan semakin mudah dan apa
alasannya?
Kenaikan harga BBM berdampak positif karena mengurangi biaya subsidi
(pengeluaran) negara agar tidak disalah gunakan oleh orang-orang yang mampu. Dengan
adanya perubahan ini kita sebagai masyarakat bisa menyikapinya dengan:
- Mengurangi pengeluaran konsumtif dengan melatih diri membiasakan budaya hemat.
- Memaksimalkan jumlah penumpang dalam satu kendaraan.
- Menggunakan moda transportasi non BBM, misalkan sewaktu-waktu bisa dengan
bersepeda atau berjalan kaki bagi yang masih kuat dan bugar.
- Usahakan mengurangi kegiatan keluar rumah untuk urusan yang tidak penting.