Anda di halaman 1dari 7

Manajemen Perubahan

(Unsur-Unsur Penerimaan Dan Penolakan Perubahan)


5 Manajemen Pemasaran KA
Kelompok 2
1. Rizka Azhara 201110116
2. Gunawan Cahyo Nugroho 201110085
3. Imam Muslim 201110101
4. Taufiq Hidayat 201110179
5. Gislan haodi 181120022
Unsur-Unsur Penerimaan Dan Penolakan Perubahan
• Penerimaan dan penolakan dalam perubahan
• Mengatasi hambatan dalam perubahan
• Unsur keberhasilan perubahan
Manajemen Perubahan
Manajemen Perubahan adalah pendekatan untuk mengubah individu, tim, dan
organisasi kepada kondisi masa depan yang diinginkan, memastikan bahwa perubahan
dilakukan secara menyeluruh dan lancar serta memastikan bahwa perubahan yang
dilakukan membawakan manfaat bagi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan
organisasinya. Tujuannya untuk merencanakan dan menerapkan strategi perubahan,
mengendalikan perubahan serta membantu orang untuk beradaptasi terhadap perubahan.
Perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan untuk bergerak maju ke depan
dengan berbagai inovasi dan perbaruan proses untuk mencapai efisiensi operasional
organisasinya.
Masalah atas perubahan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya
mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga
tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi
kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain
sebagainya.
Penerimaan Dan Penolakan Dalam Perubahan
Pada umumnya perubahan yang terjadi akan membuat ketakutan dan kepanikan, oleh
sebab itu reaksi yang lazim dalam masa transisi adalah penolakan itu karena tidak banyak
orang yang suka akan suatu perubahan, tetapi ada juga orang yang bisa menerima
perubahan, namun walau begitu perubahan tidak bisa dihindarkan. Harus dihadapi. Karena
hakikatnya memang seperti itu maka diperlukan satu manajemen perubahan agar proses
dan dampak dari perubahan tersebut mengarah pada titik positif. Berikut ini ada
penerimaan dan penolakan individual Mau pun organisasional dalam perubahan:
A. Penerimaan perubahan
Penerimaan perubahan diwujudkan dengan menerima perubahan, bukan melawan dan
mengabaikannya. Setelah penerimaan, perubahan diintegrasikan ke dalam proses,
pemikiran, dan nilai-nilai organisasi. Perubahan mempunyai manfaat bagi
kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa adanya perubahan maka dapat dipastikan
bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama.
Penerimaan dalam perubahan bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis melainkan
tetap dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman, kemajuan teknologi dan dibidang
pelayanan kesehatan adalah peningkatan kesadaran pasien akan pelayanan yang
berkualitas. Tujuan perubahan adalah ke arah sukses organisasi. Dapat diperhatikan orang-
orang sukses di sekitar kita, pastilah kesuksesan mereka dicapai dengan melakukan
perubahan. 1
Masyarakat itu terbagi atas dua kriteria :
Masyarakat Statis yaitu sulit menerima perubahan atau mengalami perubahan secara
lambat. Contoh dari masyarakat statis:
 Dalam menghadapi perkembangan jaman dan teknologi, suku badui, zaman dulu alat
elektronik saja tidak ada disana. Masyarakatnya masih sangat tradisional dalam melakukan
segala hal.
Masyarakat Dinamis yaitu cepat dan mau menerima perubahan. Contoh masyarakat
dinamis:
 Dalam menghadapi perkembangan jaman dan teknologi, Masyarakat pada umumnya
yang merupakan mayoritas biasanya tinggal di perkotaan.
Alasan masyarakat mau menerima perubahan :
1. Organisasi yang menerima perubahan dan selalu mampu melakukan perubahan akan
dapat tetap eksis walaupun usianya sudah lebih seratus tahun karena organisasi
mampu berubah menyesuaikan diri.
2. Dengan ada perubahan bisa saja terjadi kemajuan yang signifikan.
3. Perubahan ini dapat membuat kehidupan semakin mudah. Dalam artian kebanyakan
perubahan yang ada bersangkut paut dengan teknologi dimana negara maju pun terus
mengikuti perkembangan jaman seiring berjalannya perkembangan teknologi.
4. Adanya suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengakibatkan
masyarakat mau tidak mau harus mengikutinya agar tidak ketinggalan informasi
5. Perubahan ini dapat memperbaiki kesalahan lampau dan berani menjauhi zona
nyaman. Dengan adanya perubahan pada masyarakat maka masyarakat dapat menilai
sendiri mana yang pas, baik, dan cocok bagi masyarakat dan mana yang tidak.
Sumber 1: Indayani, Lilik. Sumartik. 2019. Manajemen Perubahan. UMSIDA PRESS
B. Penolakan Terhadap Perubahan
Walaupun perubahan merupakan suatu keharusan, tetapi manusia sering merasa ragu atau
bahkan enggan untuk melakukannya. Alasan tidak melakukan perubahan yaitu takut
karena kita tidak tahu pasti apa yang menanti di depan kita, adanya resiko kegagalan yang
dihadapi ataupun kesulitan melakukan perubahan. Adapun Sumber Penolakan atas
perubahan yaitu masalah yang dilakukan oleh individual dan yang dilakukan oleh
kelompok atau organisasional.2
a) Penolakan individual. Ini disebabkan karena persoalan kepribadian, persepsi, dan
kebutuhan, maka individu punya potensi sebagai sumber penolakan atas perubahan.
 Kebiasaan. Kebiasaan merupakan pola tingkah laku yang kita tampilkan secara
berulang-ulang sepanjang hidup kita. Kita lakukan itu, karena kita merasa nyaman,
menyenangkan.
 Rasa aman. Jika kondisi sekarang sudah memberikan rasa aman, dan kita memiliki
kebutuhan akan rasa aman relatif tinggi, maka potensi menolak perubahan pun besar.
 Faktor ekonomi. Menurun-nya pendapatan misalnya, Pegawai menolak konsep 5
hari kerja karena akan kehilangan upah lembur.
 Takut akan sesuatu yang tidak diketahui. Rasa ini muncul karena karena kita tidak
tahu pasti apa yang menanti di depan kita. Banyak dari kita yang beranggapan bahwa
melakukan perubahan itu ibarat melangkah memasuki kegelapan. Kita tidak tau apa
yang ada di depan kita: lubang, batu, ataupun benda-benda tajam yang mungkin bisa
melukai kita
 Persepsi. Persepsi cara pandang individu terhadap dunia sekitarnya. Cara pandang ini
mempengaruhi sikap. Pada awalnya program keluarga berencana banyak ditolak oleh
masyarakat, karena banyak yang memandang program ini bertentangan dengan ajaran
agama, sehingga menimbulkan sikap negatif.
b) Penolakan Organisasional. Organisasi, pada hakekatnya memang konservatif.
Secara aktif mereka menolak perubahan. Misalnya saja, organisasi pendidikan yang
mengenal-kan doktrin keterbukaan dalam menghadapi tantangan ternyata merupakan
lembaga yang paling sulit berubah. Sistem pendidikan yang sekarang berjalan di sekolah-
sekolah hampir dipastikan relatif sama dengan apa yang terjadi dua puluh lima tahun yang
lalu, atau bahkan lebih. Begitu pula sebagian besar organisasi bisnis. Terdapat 6
penolakan padaperubahan yaitu:
1. Inersia struktural. Artinya penolakan yang terstrukur. Organisasi, lengkap dengan
tujuan, struktur, aturan main, uraian tugas, disiplin, dan lain sebagainya menghasilkan
stabilitas. Jika perubahan dilakukan, maka besar kemungkinan stabilitas terganggu.
2. Fokus perubahan berdampak luas. Perubahan dalam organisasi tidak mungkin
terjadi hanya difokuskan pada satu bagian saja karena organisasi merupakan suatu
sistem. Jika satu bagian diubah maka bagian lain pun terpengaruh olehnya. Jika
manajemen mengubah proses kerja dengan teknologi baru tanpa mengubah struktur
organisasinya, maka perubahan sulit berjalan lancar.
3. Inersia kelompok kerja. Walau ketika individu mau mengubah perilakunya, norma
kelompok punya potensi untuk menghalanginya. Sebagai anggota serikat pekerja,
walau sebagai pribadi kita setuju atas suatu perubahan, namun jika perubahan itu
tidak sesuai dengan norma serikat kerja, maka dukungan individual menjadi lemah.
4. Ancaman terhadap keahlian. Perubahan dalam pola organisasional bisa mengancam
keakhlian kelompok kerja tertentu. Misalnya, penggunaan komputer untuk merancang
suatu desain, mengancam kedudukan para juru gambar.
5. Ancaman terhadap hubungan kekuasaan yang telah mapan. Mengintroduksi
sistem pengambilan keputusan partisipatif seringkali bisa dipandang sebagai ancaman
kewenangan para penyelia dan manajer tingkat menengah.
6. Ancaman terhadap alokasi sumberdaya. Kelompok-kelompok dalam organisasi
yang mengendalikan sumber daya dengan jumlah relatif besar sering melihat
perubahan organisasi sebagai ancaman bagi mereka.
Sumber 2: Stephen P. Robbins. 1991. Organizational Behavior, Concepts, Controversies,
and Application.
Mengatasi hambatan dalam perubahan, Coch dan French Jr. mengusulkan ada enam
taktik yang bisa dipakai untuk mengatasi resisten perubahan yaitu: 3

1. Pendidikan dan Komunikasi. Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang,
tujuan, akibat, dari diadakannya perubahan kepada semua pihak. Komunikasikan dalam
berbagai macam bentuk. Ceramah, diskusi, laporan, presentasi, dan bentuk-bentuk lainnya.
2. Partisipasi. Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan hanya
bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Biarkan anggota organisasi yang mengambil
keputusan.
3. Memberikan kemudahan dan dukungan. Jika pegawai takut atau cemas, lakukan
konsultasi atau bahkan terapi. Beri pelatihan-pelatihan. Memang memakan waktu, namun
akan mengurangi tingkat penolakan.
4. Negosiasi. Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah melakukan negosiasi dengan pihak-
pihak yang menentang perubahan. Cara ini bisa dilakukan jika yang menentang
mempunyai kekuatan yang tidak kecil. Misalnya dengan serikat pekerja. Tawarkan
alternatif yang bisa memenuhi keinginan mereka.
5. Manipulasi dan Kooptasi. Manipulasi adalah menutupi kondisi yang sesungguhnya.
Misalnya memelintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan hal
yang negatif, sebarkan rumor, dan lain sebagainya. Kooptasi dilakukan dengan cara
memberikan kedudukan penting kepada pimpinan penentang perubahan dalam mengambil
keputusan.
6. Paksaan. Taktik terakhir adalah paksaan. Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi
siapapun yang menentang dilakukannya perubahan.
Sumber 3: L. Coch dan J.R.P. French, Jr 1948. “Overcoming Resistance to Change”.
1948
Unsur keberhasilan perubahan, Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dapat
dibagi dua, yaitu Karakteristik Organisasi dan, Karakteristik dari Perubahan itu Sendiri.
Pada buku Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan yang dibuat oleh Husaini
Usman, Faktor-faktor kritis sukses (critical factors success) yang menentukan keberhasilan
perubahan antara lain: 4
1. Kemauan yang keras untuk berubah adalah niat dalam hati yang kuat untuk melakukan
perubahan karena di mana ada kemauan di situ ada jalan.
2. Kesamaan visi untuk berubah adalah kesamaan ke mana hendak berubah. Ada
kesamaan arah yang jelas ke mana kita hendak berubah atau arah mana yang ingin kita
tuju dalam mencapai perubahan yang dimaksud.
3. Kebersamaan teman sejawat untuk berubah adalah di dalam suatu organisasi,
perubahan yang dilakukan bersama-sama teman sejawat lebih mudah dicapai daripada
perubahan yang dilakukan seorang diri.
4. Kolaborasi dalam memecahkan masalah adalah dalam memecahkan masalah digunakan
manajemen partisipatif sehingga hasilnya menjadi tanggung jawab bersama.
5. Komunikasi yang efektif adalah untuk menghindarkan miscommunication dalam
melakukan perubahan. Banyak kegagalan dan pertentangan karena miscommunication.
6. Kesejahteraan adalah perubahan itu menjamin akan lebih menyejahterakan.
7. Kerjakan sekarang juga adalah jangan menunda-nunda perubahan yang diniatkan untuk
berubah ke arah yang lebih baik.
Sumber 4: Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara. Hal.246-247
KESIMPULAN
Menghadapi perubahan kita perlu melakukam manajemen perubahan yang berarti
upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya
perubahan dalam organisasi. Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau
begitu perubahan tidak bisa dihindarkan. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang
seperti itu maka diperlukan satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari
perubahan tersebut mengarah pada titik positif.
Apabila diperhatikan, sebenarnya yang paling sulit untuk dirubah itu adalah
manusianya, terutama mindset, pola pikir, dan paradigmanya, bukan bentuk fisiknya,
bukan pula sistemnya. Pada umumnya dikarenakan perebutan kepentingan yang akhirnya
dapat menimbulkan suatu konflik. Apabila ditelaah kembali, semua manusia itu
sebenarnya mampu berubah. Hanya yang menjadi masalah adalah ada kemauan atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
 Indayani, Lilik. Sumartik. 2019. Manajemen Perubahan. UMSIDA PRESS
 Stephen P. Robbins. 1991. Organizational Behavior, Concepts, Controversies, and
Application.
 L. Coch dan J.R.P.French, Jr 1948. “Overcoming Resistance to Change”.
 Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. Hal.246-247.
PERTANYAAN
1. Zefanya Kelompok 5
Bagaimana caranya mengubah masyarakat statis menjadi dinamis dan fleksibel
terhadap perubahan?
Masyarakat Statis yaitu masyarakat yang mengalami perubahan secara lambat.
Masyarakat Dinamis yaitu masyarakat yang mengalami berbagai perubahan dengan cepat
dan mau menerima perubahan. Contoh dari masyarakat statis adalah suku badui, zaman
dulu alat elektronik saja tidak ada disana. Masyarakatnya masih sangat tradisional dalam
melakukan segala hal. Sedangkan masyarakat dinamis adalah masyarakat pada umumnya
yang merupakan mayoritas (biasanya tinggal di perkotaan).
Cara mengubah masyarakat statis menjadi dinamis yaitu dengan memperbanyak
interaksi dari masyarakat luar ke dalam, biar tumbuh rasa ingin tau. Masyarakat luar
melakukan pendekatan dan edukasi ke masyarakat statis secara perlahan agar menigkatkan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Masyarakat statis fanatik akan budaya,
jadi melakukan pendekatan itu harus dibarengi sama pengertian. Kalau perubahan bukan
berarti meninggalkan budaya dan tradisi.
Masyarakat dinamis ke statis yaitu masyarakat kota ke suku badui, mereka tidak
bisa menggunakan alat tradisional suku badui, contohnya masyarakat kota belajar
memacul ia melakukan perubahan tapi berjalan dengan lambat.
2. Amelia Pramesti Kelompok 3
Apa yg akan terjadi jika penolakan individual dan organisasional terjadi secara
bersamaan? Untuk menghindari kasus ini, apa saja langkah preventif yg harus
dilakukan pemimpin untuk menghindari hal tersebut?
Jika penolakan individual dan organisasional terjadi secara bersamaan maka
akan muncul masalah atas perubahan tersebut misalnya mengajukan protes, mengancam
mogok, demonstrasi, loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun,
kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya. Agar hal ini
tidak terjadi seorang pemimpin itu harus mengatasi hambatan yang terjadi tersebut
seperti:
1. Pendidikan dan Komunikasi. Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang,
tujuan, akibat, dari diadakannya perubahan kepada semua pihak. Komunikasikan dalam
berbagai macam bentuk.
2. Partisipasi. Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan.
3. Memberikan kemudahan dan dukungan. Jika pegawai takut atau cemas, lakukan
konsultasi atau bahkan terapi. Beri pelatihan-pelatihan.
4. Negosiasi. Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah melakukan negosiasi dengan pihak-
pihak yang menentang perubahan.
5. Manipulasi dan Kooptasi. Manipulasi adalah menutupi kondisi yang sesungguhnya.
Kooptasi dilakukan dengan cara memberikan kedudukan penting kepada pimpinan
penentang perubahan dalam mengambil keputusan.
6. Paksaan. Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi siapapun yang menentang
dilakukannya perubahan.
3. Ferdianus Kelompok 1
Dari pernyataan slide ke 4 tersebut ada alasan masyarakat mau menerima
perubahan, yaitu perubahan dapat membuat kehidupan semakin mudah.
Pertanyaannya menurut kalian dengan adanya perubahan pemerintah tentang
kenaikan harga BBM apakah dapat membuat kehidupan semakin mudah dan apa
alasannya?
Kenaikan harga BBM berdampak positif karena mengurangi biaya subsidi
(pengeluaran) negara agar tidak disalah gunakan oleh orang-orang yang mampu. Dengan
adanya perubahan ini kita sebagai masyarakat bisa menyikapinya dengan:
- Mengurangi pengeluaran konsumtif dengan melatih diri membiasakan budaya hemat.
- Memaksimalkan jumlah penumpang dalam satu kendaraan.
- Menggunakan moda transportasi non BBM, misalkan sewaktu-waktu bisa dengan
bersepeda atau berjalan kaki bagi yang masih kuat dan bugar.
- Usahakan mengurangi kegiatan keluar rumah untuk urusan yang tidak penting.

Anda mungkin juga menyukai