Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN PERUBAHAN

Pertemuan 3

Proses Manajemen Perubahan


Manajemen perubahan melibatkan serangkaian tahapan yang penting untuk
mencapai perubahan yang sukses dalam organisasi. Tahapan-tahapan tersebut
meliputi persiapan dan pemahaman awal, perencanaan perubahan,
pengkomunikasian perubahan, pelaksanaan perubahan, dan evaluasi dan
penyesuaian.
Manajemen perubahan juga memperhatikan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan perubahan seperti resistensi perubahan, kepemimpinan,
motivasi, dan dukungan dari berbagai pihak di dalam organisasi.
Tiga tahapan teori Lewin dalam manajemen perubahan. Kurt Lewin memperkenalkan
model perubahan terencana yaitu:
1. Mencairkan (Unfreeze)
2. Perubahan (Movement)
3. Membekukan kembali (Refreeze)
Untuk meningkatkan kinerja ketersediaan dan throughput, manajemen perubahan
penting dilakukan. Sebagai seorang manajer, perubahan yang terencana secara
sistematis dalam organisasi akan mengurangi kesalahan yang dapat terjadi.
Perubahan tidak terencana adalah perubahan terjadi karena adanya pergeseran
dalam aktivitas organisasi. Perubahan ini terjadi karena adanya hal-hal berikut yaitu:
1. Pergeseran demografis pekerja;
2. Kesenjangan kinerja;
3. Peraturan pemerintah;
4. Persaingan global;
5. Kemajuan teknologi.
adalah lima proses yang umumnya diperlukan dalam pengembangan organisasi.
1. Identifikasi dan Definisi Masalah. Pemahaman dan identifikasi masalah
dalam organisasi adalah langkah pertama proses yang harus dilakukan
2. Pengumpulan Data yang diperlukan
3. Diagnosis
4. Perencanaan Perubahan dan Implementasinya. ...

1|MANAJEMEN PERUBAHAN
5. Evaluasi dan Feedback.
Agar perubahan organisasi dapat berjalan dengan baik maka perlu diperhatikan
prinsip-prinsip manajemen perubahan yang meliputi:
1. perubahan harus benar-benar diinginkan,
2. adanya penanggung jawab,
3. realistis,
4. mengetahui kendala yang akan dihadapi,
5. bersikap positif,
6. optimis,
7. serta harus bersyukur.
Melibatkan karyawan dalam proses perubahan dapat membantu mengurangi
resistensi terhadap perubahan dan meningkatkan motivasi karyawan. Karyawan
harus diberikan kesempatan untuk memberikan masukan tentang perubahan yang
sedang terjadi dan terlibat dalam pengambilan keputusan.
Dalam menghadapi perubahan yang cepat, organisasi perlu mengembangkan
ketangguhan atau resiliensi dengan cara seperti membangun fleksibilitas, melibatkan
karyawan, membangun budaya inovasi, dan memperkuat kapasitas pembelajaran
organisasi.
Dalam kondisi apapun perubahan itu diperlukan, bahkan baik untuk perusahaan,
tetapi harus diperkenalkan dengan bijaksana. Karena suatu perusahaan terdiri dari
para karyawan yang merupakan kunci sukses yang utama, maka orang-orang yang
ada harus berubah dulu sebelum suatu sistem dapat berubah.
Dalam mengatasi penolakan atas perubahan, Coch dan French Jr. (L, et al., 1948)
mengusulkan ada enam (6) taktik yang bisa dipakai untuk
mengatasi resistensi perubahan, yaitu sebagai berikut:
1. Pendidikan dan Komunikasi. Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar
belakang, tujuan, akibat, dari diadakannya perubahan kepada semua pihak.
Komunikasikan dalam berbagai macam bentuk. Ceramah, diskusi,
laporan, presentasi, dan bentuk-bentuk lainnya.
2. Partisipasi. Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan hanya
bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Biarkan anggota organisasi yang
mengambil keputusan.

2|MANAJEMEN PERUBAHAN
3. Memberikan kemudahan dan dukungan. Jika pegawai takut atau cemas, lakukan
konsultasi atau bahkan terapi. Beri pelatihan-pelatihan. Memang memakan waktu,
namun akan mengurangi tingkat penolakan.
4. Negosiasi. Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah melakukan negosiasi dengan
pihak-pihak yang menentang perubahan. Cara ini bisa dilakukan jika yang
menentang mempunyai kekuatan yang tidak kecil. Misalnya dengan serikat
pekerja. Tawarkan alternatif yang bisa memenuhi keinginan mereka.
5. Manipulasi dan Kooptasi. Manipulasi adalah menutupi kondisi yang sesungguhnya.
Misalnya memelintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak
mengutarakan hal yang negatif, sebarkan rumor, dan lain sebagainya. Kooptasi
dilakukan dengan cara memberikan kedudukan penting kepada pimpinan
penentang perubahan dalam mengambil keputusan.
6. Paksaan. Taktik terakhir adalah paksaan. Berikan ancaman dan
jatuhkan hukuman bagi siapapun yang menentang dilakukannya perubahan.

3|MANAJEMEN PERUBAHAN

Anda mungkin juga menyukai