Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

“ PENENTUAN BIAYA VARIABEL DAN PELAPORAN SEGMEN ”

Disusun Oleh :

Hatiba Maji Samay 105731104620

Widiya Lestari 105731106620

Nurfadilah 105731105620

Citra Apriliya Handayani 105731106520

Risky Salsabyla Faizal 105731107220

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya pada kita semua, serta tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW. Akhirnya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“Penilaian Kinerja Pusat Investasi Serta Penentuan Harga Transfer ”

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk membantu mahasiswa meningkatkan


pemahaman tentang “ Penentuan Biaya Variabel Dan Pelaporan Segmen ” dan juga merupakan
salah satu tugas yang harus diselesaikan guna memenuhi tugas mata kuliah “ Akuntansi
Manajemen ”. Selanjutnya pada kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman
dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan serta arahan dalam proses
penulisan makalah ini, terutama pertolongan dari Allah SWT. sehingga makalah kami ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari sepenuhnya tanpa ada bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak
akan terwujud dan masih jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan sesungguhnya hanya
datang dari Allah SWT. oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami harapkan kritik
dan saran dari para pembaca. Kami ucapkan mohon maaf jika ada kesalahan kata, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Makassar, 24 Desember 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

Latar Belakang .......................................................................................................................... 1

Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2

Tujuan ........................................................................................................................................ 2

BAB II ............................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3

Analisis Dan Perbandingan Antara Metode PBV Dan Metode PBP ................................... 3

Metode Penentuan Biaya Variabel Dan Evaluasi Kinerja Manajer .................................... 6

Metode Penentuan Biaya Variabel Dan Pelaporan Segmen ................................................. 7

Metode Penentuan Biaya Variabel Untuk Perencanaan Dan Pengendalian ....................... 8

BAB III......................................................................................................................................... 10

PENUTUP.................................................................................................................................... 10

Kesimpulan .............................................................................................................................. 10

Saran......................................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi biaya yang
dibutuhkan oleh manajemen. Informasi biaya yang akurat dan relevan memungkinkan
manajer untuk menganalisis masalah yang terjadi, menyelesaikan masalah, dan
mengambil keputusan yang tepat. Berkaitan dengan pelanggan, informasi tentang
kontribusi laba dan kinerja setiap pelanggan sangat diperlukan oleh manajemen.
Pelaporan segmen dapat membantu manajer dengan memberikan informasi yang baik
tentang kontribusi laba dan kinerja setiap segmen pelanggan. Pelaporan segmen juga
memudahkan manajemen dalam melakukan evaluasi dan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan keberlanjutan setiap segmen.
Beberapa perusahan besar yang menjual beragam produk atau jasa telah
menghasilkan laporan segmen secara rutin. Mereka menyadari pentinganya pelaporan
segmen. Namun, tidak semua perusahaan besar yang menjual berbagai macam produk
atau jasa membuat laporan segmen. Dalam laporan segmen, metode yang digunakna
adalah pelaporan segmen berdasarkan metode penentuan biaya penuh, pelaporan segmen
berdasarkan metode penentuan biaya variabel, dan pelaporan segmen dengan pendekatan
penentuan biaya berdasarkan aktivitas.
Laporan segmen dipandang akurat dalam memberikan informasi kepada
manajemen. Selain digunakan sebagai alat pengendalian dan pengukuran prestasi dan
tingkat profitabilitas tiap bisnis unit, laporan segmen dengan menggunakan metode biaya
variable juga mempunyai manfaat yang besar karena dapat memberikan wawasan yang
luas kepada pihak manajemen mengenai aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Dengan
menggunakan laporan segmen, manajer akan memperoleh informasi yang luas mengenai
bisnis unit mana yang perlu diperbaiki, ataupun yang harus ditutup. Laporan segmen
menunjukkan profitabilitas berbagai bisnit unit agar mampu membuat berbagai macam
evaluasi dan keputusan yang berhubungan dengan eksistensi tiap bisnis unit.

1
B. Rumusan Masalah
Berikut ini kami merumuskan masalah- masalah pokokyang akan dibahas dalam
makalah ini, diantaranya adalah :
1. Bagaimana analisis dan perbandingan antara metode PBV dan PBP?
2. Bagaimana penentuan biaya variabel dan evaluasi kinerja manajer?
3. Bgaimana metode penentuan biaya variabel dan pelaporan segmen?
4. Bagaimana metode penentuan biaya variabel untuk perencanaan dan
pengendalian?

C. Tujuan
Dalam materi yang telah di sajikan penulis tentunya memeliki tujuan, yaitu
Mahasiswa dapat mengerti tentang :
1. Untuk mengetahui perbandingan antara metode PBV dan PBP
2. Untuk mengetahui manfaat PBV dalam evaluasi kinerja manajer
3. Untuk mengetahui bagaimana pelaporan segmen
4. Untuk mengetahui metode PBVuntuk perencanaan dan pengendalian

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Dan Perbandingan Antara Metode Penentuan Biaya Variabel Dan Metode
Penentuan Biaya Penuh
Terdapat dua metode penentuan biaya produk yaitu metode penentuan biaya
variabel (PBV) dan metode penentuan biaya penuh (PBP). Perbedaan di antara kedua
metode penentuan biaya tersebut adalah pada perlakukan terhadap biaya overhead pabrik
tetap. Metode PBV membedakan antara biaya produksi variabel dengan biaya produkai
tetap Metode PBV hanya membebankan biaya produksi variabel ke produk yang meliputi
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.
Biaya overhead tetap tidak dimasukkan sebagai hiaya produk dan diperlakukan sebagai
biaya periodik. Alasan yang digunakan adalah karena biaya overhead tetap adalah biaya
kapasitas Ketika suatu periode berlalu, maka manfaat yang disediakan oleh lapasitas juga
berlalu atau hilang dan seharusnya tidak melekat pada persediaan. Dalam PBV, biaya
overhead tetap pada suatu periode dipandang hilang manfaatnya sejalan dengan
berlalunya periode yang bersangkutan, dan semua dibebankan ke pendapatan dalam
periode yang sama.
Metode PBP membebankan semua biaya produksi ke produk yang meliputi biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya
overhead pabrik tetap. Dalam PBP, biaya overhead pabrik tetap dipandang sebagai biaya
prodak, bukan biaya periodik. Pada metode ini biaya overhead pabrik tetap dibebankan
ke produk melalui penggunaan tarif biaya overhead pabrik tetap dan tidak diakui sebagai
biaya sampai dengan produk dijual. Oleh karena mu, biaya overhead pabrik tetap
dipandang melekat pada persediaaan. Peraga 14.1 menyajikan klasifikasi biaya sebagai
biaya produk dan biaya periodik menurut metode PBV dan metode PBP.

➢ Penilaian Persediaan
Perbedaan metode penentuan biaya produk akan memengaruhi nilai
persediaan. Pada metode PBV nilai persediaan hanya meliputi biaya produksi

3
variabel saja, sedangkan pada metode PBP nilai persediaan meliputi semua biaya
produksi.

➢ Laporan Laba Rugi: Analisis dan Rekonsiliasi


Oleh karena biaya produk per unit merupakan dasar penentuan harga
pokok penjualan, maka perbedaan penggunaan metode PHV atau metode PBP
akan mengakibatkan angka laba yang berbeda Perbedaan angka laba terjadi
karena jumlah biaya overhead pabrik tetap yang diakui sebagai biaya periodik
adalah berbeda di antara kedua metode penentuan biaya produk.

➢ Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba


Hubungan antara laba menurut metode PBV dengan metode PBP berubah
sejalan dengan perubahan hubungan antara produksi dengan penjualan. Apabila
jumlah unit yang dijual lebih banyak daripada jumlah unit yang diprodukal, maka
laba menurut metode PBV akan lebih besar daripada laba dengan metode PBP.
Penyebabnya adalah bahwa jumlah unit dijual lebih banyak daripada jumlah unit
diprodukal berarti terdapat persediaan akhir periode sebelumnya yang ikut dijual.
Pada metode PBP, dalam jumlah unit persediaan akhir periode sebelumnya yang
ikut terjual melekat biaya overhead pabrik tetap, sehingga pada metode PBP,
biaya overhead total yang diakui sebagai biaya periodik lebih besar daripada
metode PBV.
Jika jumlah unit produkal lebih kecil daripada jumlah unit yang dijual,
maka pada metode PBP biaya overhead pabrik yang diakui sebagai biaya meliputi
biaya overhead pabrik tetap pada periode yang bersangkutan ditambah dengan
biaya overhead pabrik tetap yang melekat pada unit persediaan akhir periode
sebelumnya yang ikut dijual dalam periode yang bersangkutan Namun, pada
metode PBV, biaya overhead pabrik tetap yang diakui sebagai biaya periodik
hanya meliputi biaya overhead pabrik tetap yang timbul pada periode yang
bersangkutan saja.
Apabila jumlah unit yang dijual lebih kecil daripada jumlah unit yang
diproduksi, maka laba menurut metode PBV akan lebih kecil daripada laba

4
menurut metode PBP. Dalam kasus ini berarti terdapat sejumlah unit yang
diproduksi dalam periode tersebut yang belum dijual yang di dalamnya melekat
sebagian biaya overhead pabrik tetap yang timbul dalam periode yang
bersangkutan. Hal ini meningkatkan jumlah unit persediaan akhir periode yang
bersangkutan.
Jika jumlah unit produksi lebih besar daripada jumlah unit yang dijual,
maka pada metode PBP, biaya overhead pabrik yang diakui sebagai biaya
periodik hanya meliputi biaya overhead pabrik tetap yang melekat pada jumlah
unit yang dijual dalam periode yang bersangkutan saja, dan masih terdapat biaya
overhead pabrik tetap yang melekat pada persediaan akhir yang belum terjual
yang berasal dari produksi dalam periode yang bersangkutan. Di pihak lain, pada
metode PBV, biaya overhead pabrik yang diakui sebagai biaya meliputi semua
biaya overhead pabrik tetap yang timbul pada periode yang bersangkutan.
Apabila jumlah unit produksi sama dengan jumlah unit dijual, maka tidak
ada perbedaan di antara laba operasi menurut metode PBP dengan metode PBV
Oleh karena jumlah unit yang diproduksi sama dengan yang dijual, maka biaya
overhead pabrik tetap total yang diakui adalah sama dalam metode PBP maupun
metode penentuan biaya variabel, dan tidak ada biaya overhead pabrik tetap yang
melekat pada persediaan yang ikut terjual.

➢ Perlakuan Biaya Overhead Pabrik Tetap dalam Metode Penentuan Biaya Penuh
Perbedaan antara metode PBP dengan metode PBV adalah pada
pengakuan biaya yang berhubungan dengan biaya overhead pabrik tetap. Dalam
metode PBP, biaya overhead pabrik tetap harus dibebankan ke unit-unit yang
diproduksi. Pembebanan biaya overhead pabrik tersebut mempunyai dua masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana mengonversikan biaya overhead pabrik yang dibebankan tidak
berdasarkan unit, misalnya jam tenaga kerja langsung atau jam mesin
menjadi biaya overhead pabrik yang dibebankan ke unit-unit yang
diproduksi?

5
2. Apa yang harus dilakukan jika biaya overhead pabrik sesungguhnya
berbeda dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan?

Masalah pertama dapat diatasi dengan mudah. Biaya overhead pabrik


dibebankan berdasarkan jam tenaga kerja langsung, misalnya satu unit produk
membutuhkan 0,5 jam tenaga kerja langsung. Jika tarif biaya overhead pabrik
tetap per jam tenaga kerja langsung adalah Rp20, maka biaya overhead pabrik
tetap yang dibebankan ke setiap unit produk adalah Rp10 (0,5 x Rp20).

Masalah kedua dapat diatasi dengan beberapa langkah. Pertama, tarif


biaya overhead pabrik tetap harus dihitung dan kemudian dibebankan ke unit-unit
produk. Kedua, biaya overhead pabrik tetap total yang dibebankan dibandingkan
dengan biaya overhead pabrik tetap yang sesungguhnya. Jika kelebihan atau
kekurangan pembebanan tidak material, maka dibebankan ke harga pokok
penjualan Jika kelebihan atau kekurangan pembebanan adalah material, maka
dialokasikan di antara barang dalam proses akhir, barang jadi akhir, dan harga
pokok penjualan.

B. Metode Penentuan Biaya Variabel Dan Evaluasi Kinerja Manajer


Evaluasi kinerja manajer sering dihubungkan dengan profitabilitas unit-unit bisnis
yang mereka kendalikan. Perubahan laba dari periode ke periode dan perbandingan antara
laba sesungguhnya dengan laba dianggarkan sering digunakan sebagai sinyal kinerja
manajerial Namun demikian, agar laba dapat menjadi sinyal yang tepat, laba harus
mencerminkan usaha manajerial yang dilakukan oleh manajer. Misalnya, apabila manajer
telah bekerja keras meningkatkan penjualan dengan menggunakan biaya total yang sama,
maka laba akan lebih besar daripada periode sebelumnya. Peningkatan laba tersebut
merupakan sinyal keberhasilan manajer. Secara umum, jika kinerja laba mencerminkan
kinerja manajerial, manajer dapat berharap tiga hal berikut ini.
1. jika terjadi peningkatan penjualan, hal-hal lain dianggap tetap, maka labu akan
meningkat.
2. Jika terjadi penurunan penjualan, hal-hal lain dianggap tetap, maka laba akan
menurun.

6
3. Jika tidak terjadi perubahan penjualan, hal-hal lain dianggap tetap, maka laba juga
tidak berubah.

C. Metode Penentuan Biaya Variabel Dan Pelaporan Segmen


Manfaat metode PBV untuk evaluasi kinerja tidak hanya untuk mengevaluasi
kinerja manajer, tetapi juga dapat digunakan untuk mengevaluasi aktivitas-aktivitas yang
menjadi tanggung jawab seorang manajer Misalnya, seorang manajer harus mengevaluasi
kontribusi terhadap laba total perusahaan dari setiap pabrik, lini produk, dan daerah
pemasaran yang dimiliki.
Pemisahan biaya menjadi blaya tetap dan biaya variabel dalam PBV penting agar
dapat dilakukan evaluasi kinerja secara akurat. Evaluasi kinerja secara implisit
berhubungan dengan keputusan-keputusan, misalnya keputusan apakah akan melanjutkan
atau menghentikan operasi suatu pabrik, atau apakah mempertahankan atau
menghentikan suatu produk. Apabila tidak melakukan pemisahan biaya ke dalam biaya
tetap dan biaya variabel, evaluasi terhadap aktivitas-aktivitas untuk menghasilkan laba
akan menghasilkan keputusan yang salah.
Pelaporan kontribusi dari setiap aktivitas atau daerah pemasaran atau unit bisnis
terhadap laba perusahaan disebut pelaporan segmen (segmented reporting). Laporan
segmen disiapkan berdasarkan metode PBV untuk menghasilkan evaluasi dan keputusan
yang lebih baik daripada jika disiapkan dengan metode PBP.
Manajer memerlukan informasi yang lebih terperinci daripada informasi ringkas
yang ada dalam laporan laba rugi untuk melakukan evaluasi berbagai aktivitas dalam
perusahaan. Misalnya, dalam perusahaan terdapat beberapa divisi yang beroperasi dalam
pasar yang berbeda, manajer pasti ingin mengetahui profitabilitas setiap divisi.
Pengetahuan yang diperoleh dapat mengarahkan pada pemerolehan laba keseluruhan
yang lebih besar dengan melakukan penghapusan divisi yang tidak menguntungkan,
memberi perhatian khusus terhadap masalah divisi, mengalokasikan dana tambahan ke
divisi yang lebih menguntungkan.
Laporan laba rugi divisi yang dihasilkan oleh suatu sistem akuntansi manajemen
mungkin masih belum cukup. Segmentasi yang lebih tepat dan jelas diperlukan oleh
manajer untuk melaksanakan pertanggungjawaban secara benar. Pabrik-pabrik

7
memproduksi produk dan informasi profitabilitas setiap produk adalah penting. Sebagian
produk mungkin menguntungkan, sedangkan sebagian produk yang lain merugikan.
Demikian juga, informasi laba berdasarkan daerah pemasaran, proyek khusus, dan tenaga
penjualan individual adalah penting.
Manajer perlu mengetahui profitabilitas setiap segmen dalam perusahaan agar
mampu membuat evaluasi dan keputusan yang berhubungan mengenai berkelanjutan
setiap segmen, jumlah pendanaan, dan sebagainya. Suatu segmen adalah suatu entitas
yang menghasilkan laba dalam suatu perusahaan. Suatu laporan segmen dapat memberi
informasi yang bernilai mengenal biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer segmen.
Biaya yang dapat dikendalikan adalah biaya yang dapat dipengaruhi secara memadai oleh
seorang manajer. Apabila seorang manajer yang tidak mempunyai wewenang yang cukup
terhadap timbulnya suatu biaya, maka manajer tersebut seharusnya tidak bertanggung
jawab terhadap timbulnya biaya tersebut. Misalnya, seorang manajer divisi tidak
mempunyai wewenang untuk mengotorisasi biaya yang muncul di kantor pusat, seperti
biaya penentuan dan pengembangan, serta gaji manajemen puncak. Oleh karena itu,
manajer divisi seharusnya tidak dimintai tanggung jawab atas timbulnya biaya-biaya
tersebut. Jika biaya yang tidak dapat dikendalikan dimasukkan dalam laporan segmen,
biaya tersebut harus dipisahkan dari biaya yang dapat dikendalikan dan diberi nama biaya
yang tidak dapat dikendalikan. Misalnya, biaya tetap yang dikonsumsi bersama oleh dua
atau lebih pabrik dalam suatu divisi tidak akan dialokasikan ke setiap pabrik, tetapi
disajikan sebagai biaya bersama divisi. Ada beberapa pelaporan segmen yaitu :
1. Pelaporan Segmen Berdasarkan Metode Penentuan Biaya Penuh
2. Pelaporan Segmen Berdasarkan Metode Penentuan Biaya Variabel
3. Pelaporan Segmen dengan Pendekatan Penentuan Biaya Berdasarkan Aktivitas

D. Metode Penentuan Biaya Variabel Untuk Perencanaan Dan Pengendalian


Perencanaan keuangan mengharuskan manajer untuk mengestimasi penjualan,
produksi, biaya pada masa mendatang, dan sebagainya Oleh karena peramalan penjualan
yang menjadi dasar anggaran bersifat tidak pasti, manajemen berusaha menentukan
beberapa tingkatan volume penjualan yang berbeda untuk memperkirakan berbagai
kemungkinan yang dihadapi oleh perusahaan. Pengetahuan mengenai perilaku biaya

8
penting untuk aktivitas tersebut. Biaya tetap tidak bervariasi dengan perubahan volume
aktivitas dalam suatu rentang relevan tertentu, pembedaan antara biaya tetap dan biaya
variabel penting untuk membuat perkiraan biaya secara akurat pada berbagai level
volume produkal dan penjualan.
Ketika manajemen telah memilih suatu level volume produksi dan penjualan yang
diharapkan untuk tahun yang akan datang, biaya yang diharapkan terjadi juga dapat
ditentukan. Kemudian, rencana keuangan terdiri atas level aktivitas dan level biaya yang
diharapkan. Rencana keuangan digunakan sebagal pedoman untuk pelaksanaan operasi.
Jika kinerja sesungguhnya berbeda dari kinerja yang diharapkan, tindakan koreksi
mungkin diperlukan dengan hasil sesungguhnya dengan hasil yang diharapkan. Adanya
tindakan koreksi yang diperlukan, manajer dapat melakukan aktivitas pengendalian. Agar
proses pengendalian berjalan, perilaku blaya harus diketahui terlebih dahulu.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis Dan Perbandingan Antara Metode Penentuan Biaya Variabel Dan Metode
Penentuan Biaya Penuh
Terdapat dua metode penentuan biaya produk yaitu metode penentuan biaya variabel
(PBV) dan metode penentuan biaya penuh (PBP). Metode PBV hanya membebankan
biaya produksi variabel ke produk yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Metode PBP membebankan semua biaya
produksi ke produk yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap.
Metode Penentuan Biaya Variabel Dan Pelaporan Segmen
Manfaat metode PBV untuk evaluasi kinerja tidak hanya untuk mengevaluasi kinerja
manajer, tetapi juga dapat digunakan untuk mengevaluasi aktivitas-aktivitas yang
menjadi tanggung jawab seorang manajer Misalnya, seorang manajer harus mengevaluasi
kontribusi terhadap laba total perusahaan dari setiap pabrik, lini produk, dan daerah
pemasaran yang dimiliki.
Metode Penentuan Biaya Variabel Untuk Perencanaan Dan Pengendalian
Perencanaan keuangan mengharuskan manajer untuk mengestimasi penjualan, produksi,
biaya pada masa mendatang, dan sebagainya Oleh karena peramalan penjualan yang
menjadi dasar anggaran bersifat tidak pasti, manajemen berusaha menentukan beberapa
tingkatan volume penjualan yang berbeda untuk memperkirakan berbagai kemungkinan
yang dihadapi oleh perusahaan.

B. Saran
sebaiknya menggunakan metode penentuan biaya variabel untuk mengevaluasi
kinerja manajer dan pelaporan segmen karena dapat menghasilkan evaluasi dan
keputusan yang lebih baik daripada menggunakan metode penentuan biaya penuh.
Metode penentuan biaya variabel juga digunakan dalam perencanaan dan pengendalian.

10
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, Baldric Dkk. (2017). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat

11

Anda mungkin juga menyukai