Disusun Oleh :
Hatiba Maji Samay (105731104620)
Nurfadila Safitri (105731105620)
Widiya Lestari (105731106620)
Citra Aprilia Handayani (105731106520)
Resky Salsabyla Faizal (105731107220)
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan Taufik dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Makalah ini dengan judul “Pengelolaan
Aktivitas Untuk Peningkatan Nilai (Value) Produk Atau Jasa Konsumen, Meningkatkan Daya
Saing, Dan Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan Dengan Metode ABM – Activity Based
Management”
Sholawat dan Salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita suri tauladan kita yakni Nabi
Muhammad saw yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju jaman islamiyah
seperti sekarang ini.
Kami berusaha semaksimal mungkin menyusun makalah ini agar dapat bermanfaat
untuk memberi pengetahuan tentang Pengelolaan aktivitas untuk peningkatan nilai (value)
produk atau jasa konsumen, meningkatkan daya saing, dan meningkatkan profitabilitas
perusahaan dengan metode ABM – activity based management.
Di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,segala kritik dan
saran yang bersifat perbaikan dari Guru Bidang Studi akan kami terima dengan senang hati.
Mudah-mudahan,makalah ini dapat bermanfaat untuk mendapatkan illmu untuk
kehidupan sehari-hari.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian ABM..............................................................................................3
B. ABM Oprasional Dan Abm Strategis............................................................3
C. Activity Based Costing Dan Activity Based Management...........................4
D. Analisis Nilai Proses (Process Value Analysis).............................................5
E. Pengukuran Kinerja Aktivitas.......................................................................7
F. Pengukuran Non-Kinerja Aktivitas...............................................................9
BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................12
A. Kesimpulan.....................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................13
iii
A. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1
5. Jelaskan pengukuran non kinerja aktivitas ?
2
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ABM
ABM (activity based management) merupakan suatu metode pengelolaan
aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk
konsumen, meningkatkan daya saing dan meningkatkan profitabilitas perusahaan. ABM
mengandalkan activity based costing sebagai sumber informasinya. Sementara fokus
perhatiannya adalah efektivitas dan efisiensi aktivitas serta proses kunci bisnis.
Penggunaan ABM akan memberikan manfaat bagi bisnis melalui perbaikan operasi,
pengurangan biaya, atau penciptaan nilai bagi konsumen dengan mengidentifikasi
sumber daya yang dikeluarkan untuk konsumen, produk, atau jasa. ABM membantu
manajemen berfokus pada faktor-faktor sukses perusahaan yang paling penting dan
membawa pada keunggulan kompetitif.
4
C. Activity Based Costing Dan Activity Based Management
ABC activity based costing telah lama dikenal. ABC merupakan suatu teknik
untuk memahami biaya dan membatasi biaya dalam produk untuk konsumen. ABC
sering disebut sebagai teknik untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Oleh
karena itu:
1. Manajemen akan mendapatkan pemahaman mendalam mengenai proses
bisnisnya dan perilaku biaya dalam proses analisis ABC.
2. Manajemen akan mengaplikasikan pandangan yang diperoleh selama
menjalankan proses mendapatkan fakta dalam ABC. Hal tersebut bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan titik aktivitas manajemen
ini disebut sebagai activity based management.
ABC merupakan bagian ABM yang di gunakan untuk hal-halberikut ini :
1. Mendesai produk atau jasa untuk memenuhi bahkan melebihi keinginan
konsumen dan mampu menghasilkan laba yang lebih besar
2. Memberikan tanda untuk melanjutkan atau menghentikan perbaikan kualitas,
kecepatan, danefisiensi yang berkelanjutan
3. Mengarahkan penentuan bauran produk dan keputusan investasi
4. Memilih pemasok
5. Negosiasi produk, fitur, kualitas, dan layanan untuk konsumen.
6. Memanfaatkan proses distribusi dan layanan pada konsumen sasaran secara
efisiensi dan efektif
5
D. Analisis Nilai Proses (Process Value Analysis)
Pengguna ABC dalam ABM akan memberikan arah yang tepat dalam
perhitungan biaya produk dan analisis nilai proses.
Model ABM memiliki dua dimensi yaitu :
Dimensibiaya, memberikan informasi mengenai sumber daya, aktivitas, produk,
konsumen, dan objek biaya lain yang menjadi perhatian. Dalam model ini, biaya sumber
daya di telusur kembali pada aktivitas. kemudian biaya aktivitas tersebut di bebankan
pada produk dan konsumen.
Dimensi proses, memberikan informasi tentang aktivitas yang di kerjakan, tujuan di
lakukannya aktivitas, dan seberapa baik aktivitas itu di lakukan. Dimensi ini
memberikan kemampuan untuk melakukan dan mengukur perbaikan yang
berkelanjutan. Untuk memahami sudut pandang proses yang berkaitan dengan perbaikan
berkelanjutan, manajer perlu memahami Analisis proses (process value analysis).
Analisis nilai proses merupakan dasar dalam ABM. Analisis ini lebih fokus pada
pertanggungjawaban aktivitas dan cara memaksimalkan kinerja sistem secara luas
daripada hal-hal yang berhubungan dengan biaya dan Kinerja individu. Analisis nilai
proses membantu mewujudkan ABM menjadi basis operasional.
7
aktivitas lain dapat dilakukan.
Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activity) adalah suatu aktivitas
yang mengonsumsi waktu, sumber daya, atau tempat tetapi hanya memberikan
sedikit nilai tambah bagi kepuasan konsumen atau bahkan sama sekali tidak
memberi nilai tambah. jika aktivitas ini dihilangkan, nilai atau kepuasan konsumen
tidak akan berkurang, tetapi Konsumen tidak akan menyadarinya. Tujuan analisis
aktivitas adalah untuk menghilangkan pemborosan (waster). Seiring hilangnya
pemborosan, biaya menjadi berkurang. Pengurangan biaya mengikuti penghapusan
pemborosan.
Strategi pengurangan biaya
Salah satu metode yang dapat digunakan adalah penentuan biaya Kaizen Kaizen
costing. Rezen adalah istilah Jepang yang artinya perbaikan berkelanjutan. Analisis
aktivitas menjadi elemen kunci dalam metode Kaizen. Andes aktivitas dapat
mengurangi biaya dengan empat cara berikut ini.
1. Penghapusan aktivitas (activity elimination)
2. Pemilihan aktivitas (activity selection)
3. Pengurangan aktivitas (activity reduction)
4. Pembagian aktivitas (activity sharing)
9
Penganggaran fleksibel aktivitas (activity flexible budgeting)
Semua formulasi perhitungan biaya untuk setiap unsur biaya adalah hasil
fungsi dari tenaga kerja langsung yang dilakukan untuk memprediksi
besaran biaya berapapun banyaknya aktivitas. Dalam penganggaran
fleksibel aktivitas, anggaran disusun menggunakan lebih dari satu pemicu.
Agar penyajiannya sederhana dan mudah dipahami, disusun berkelompok
menurut kesamaan aktivitas.
Life-cycle cost budgeting
Siklus hidup produk product life-cycle secara sederhana adalah jangka
waktu sejak sebuah produk dikonsepkan sampai dengan produk tersebut
dihentikan. Biaya siklus hidup (life-cycle cost) adalah semua biaya yang
berkaitan dengan seluruh siklus hidup sebuah produk. Dimulai dari tahapan
pengembangan (perencanaan, desain, dan pengujian), tahapan produksi
(aktivitas pengubahan bentuk atau konversi), dan pendukung logistik
(diantaranya pengadvertasian, distribusi, garansi, dan service). Pada tahap
pengembangan produk, biaya peluncuran produk dan biaya untuk
mendapatkan konsumen sangat tinggi. Untuk dapat memanfaatkan peluang
pengurangan biaya produk dalam tahapan pengembangan, ahli desain
produk harus memiliki modul biaya yang akurat, termasuk biaya untuk
komponen-komponen yang unik, biaya untuk menjaga keberlangsungan
produk (product sustaining), dan mereka harus bekerja berdasarkan
penentuan biaya target (target costing) yang ketat.
10
cepat merespons (action) suatu kejadian bahkan sebisa mungkin harus sudah bereaksi
sebelum terjadinya suatu1 kondisi. Penggunaan pendekatan tradisional sering kali
memakan waktu karena harus menunggu suatu periode standar selesai dan kadang
butuh waktu beberapa minggu, bulan, bahkan tahun. Hal tersebut mengakibatkan
manajemen terlambat untuk merespons suatu kejadian. Perubahan yang berkelanjutan
membutuhkan evaluasi yang lebih tepat waktu. Untuk mencapai tujuan perubahan
berkelanjutan maka peran pekerja dalam kinerja aktivitas harus ditingkatkan.
Salah satu cara untuk meningkatkan peran pekerja adalah pengukuran kinerja
operasional. Pengukuran operasional berfokus pada ukuran fisik kinerja aktivitas.
Para pekerja berkaitan langsung dengan ukuran-ukuran operasional. Ukuran
pelaporan dapat direspons dengan lebih cepat sehingga meningkatkan efisiensi.
Ukuran kinerja operasional harus mewakili ukuran-ukuran yang ada untuk
memenangkan persaingan dan dapat ditranslasikan dalam ukuran-ukuran keuangan.
Selain itu, ukuran kinerja operasional harus berkaitan dengan tiga dimensi kinerja
aktivitas sebagai berikut.
1. Pengukuran Efisiensi
Kinerja efisiensi diukur dengan membandingkan antara output yang dihasilkan
dengan input yang dipergunakan. Pada pengukuran kinerja operasional, lazimnya
output untuk proses produksi diukur dalam satuan unit produksi. Satuan ukuran
sangat tergantung pada aktivitas yang diukur. Ukuran aktivitas penerimaan,
misalnya dapat diukur dengan banyaknya jumlah penerimaan. Tujuan
pengukurannya adalah untuk meningkatkan produktivitas aktivitas penerimaan. Hal
ini dapat dicapai misalnya dengan mengurangi jumlah penerimaan barang untuk
jumlah pembelian barang yang sama atau dengan jumlah penerimaan barang yang
sama untuk jumlah pembelian yang lebih banyak. Topik ini secara lebih lanjut akan
dibahas pada Bab 8.
2. Pengukuran Kualitas
Kualitas produk atau jasa secara operasional dapat didefinisi sebagai pemenuhan
harapan atau bahkan melebihi harapan konsumen. Ukuran operasional kualitas
sangat ditentukan oleh jenis aktivitas atau proses dan input yang digunakan. Pada
proses produksi dengan produk barang jadi atau komponen, ukuran operasional
yang dapat digunakan misalnya jumlah unit cacat.Jumlah unit cacat dibagi unit total
yang diproduksi, persentase kegagalan eksternal, dan banyaknya bahan sisa dibagi
jumlah bahan digunakan.
11
Pengukuran kinerja kualitas dimaksudkan untuk mendapatkan informasi
guna mencapai kualitas total, yaitu cacat nol (zero defect). Cacat nol adalah
kinerja aktivitas tanpa kesalahan.Tujuan pengukuran ini adalah untuk
mengetahui perkembangan kualitas yang dicapai perusahaan dan memberikan
motivasi kepada para pekerjanya.
3. Pengukuran Waktu
Terdapat dua karakteristik yang berkaitan dengan kinerja waktu, yaitu
keandalan (reliability) dan daya tanggap (responsiveness).Keandalan berarti
ketepatan waktu output dari aktivitas dapat disampaikan pada konsumennya. Ini
dapat diartikan sebagai kemampuan memenuhi waktu pengiriman yang dijanjikan.
Daya tanggap mengukur lama waktu tunggu yang dibutuhkan untuk menghasilkan
output yang dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengurangi waktu tunggu.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ActivityBased Management (ABM) merupakan suatu pendekatan di seluruh
sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai
aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba
sebagaihasilnya. Menurut Baldric Siregar, “Activity Based Management merupakan
suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai
(value) produk atau jasa untuk konsumen, meningkatkan daya saing, dan
meningkatkan profitabilitas perusahaan”. Dengan demikian ABM merupakan
pendekatan pengelolaan terpadu dan bersistem terhadap aktivitas dengan tujuan
untuk meningkatkan customer value dan laba yang dicapai dari penyediaan value
tersebut, kemudian ABM merupakan proses manajemen untuk menggunakan
informasi yang dipasok oleh biaya dasar aktivitas untuk meningkatkan
profitabilitasorganisasional.ABC memberikan informasi dan ABM menggunakan
informasi ini dalam berbagai analisis yang di desain untuk menghasilkan perbaikan
yang berkesinambungan. Jadi setelah menerapkan Activity-Based Costing
(ABC), perusahaan kemudian melakukan Activity-Based Management (ABM).
14