KELOMPOK 5 :
1
DAFTAR GAMBAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
memberikan nilai bagi pelanggan. Manajemen berdasarkan aktivitas
memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengelola
aktivitas. Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena perusahaan dapat
menciptakan keunggulan kompetitif dengan menciptakan nilai bagi
pelanggan yang lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih rendah dari
pesaing atau menciptakan nilai yang sama dengan biaya lebih rendah dari
pesaing.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
2. Pengelompokkan Activity Based Management
6
memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:
1) Melakukan perbaikan operasi.
2) Mengurangi biaya.
3) Meningkatkan nilai bagi suatu perusahaan.
Adapun manfaat utama Activity Based Management adalah selain dapat
digunakan sebagai pengukur kinerja keuangan maupun non-keuangan,
perusahaan akan dapat melakukan efisiensi biaya-biaya yang terjadi dalam
operasi perusahaan dengan cara mengeliminasikan aktivitas tidak bernilai
tambah. Di samping itu, ABM dapat menjamin bahwa pembuatan keputusan,
perencanaan, dan pengendalian didasarkan pada isu-isu bisnis dari luar dan
tidak semata-mata berdasarkan informasi keuangan.
7
4. Membebankan nilai – nilai waktu dan biaya pada setiap aktivitas.
5. Menentukan keterkaitan antara aktivitas – aktivitas dengan fungsi –
fungsi dan lintas fungsi.
6. Membuat arus produk dan jasa lebih efisien.
7. Mengurangi atau meniadakan aktivitas – aktivitas yang tidak bernilai
tambah.
8. Menganalisa dua atau lebih aktivitas yang saling berhubungan untuk
menentukan trade off diantara aktivitas – aktivitas tersebut agar
mengarah pada pengurangan biaya.
9. Menyempurnakan berkesinambungan.
Menurut Hilton (2010:269) ada lima langkah penerapan Activity Based
Management sebagai berikut:
1. Identifikasi aktivitas.
2. Identifikasi aktivitas tidak bernilai tambah.
3. Memahami Actiity linkagers, root causes, dan triggers.
4. Melakukan pengukuran kinerja.
5. Melaporkan biaya tidak bernilai tambah.
8
dan peran dari manajemen puncak sangat diperlukan untuk keberhasilan
penerapannya.
3. Perubahan proses
Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah
dirancang untuk menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari
proses yang sudah ada sangat mendukung keberhasilan penerapannya.
Elemen-elemen dari proses diantaranya adalah daftar dari aktivitas,
sekumpulan tujuan dan tindakan lanjutan.
4. Pelatihan berkelanjutan
Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan
serta meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja mereka
yang cepat berubah sangatlah penting. Keberhasilan penerapan dari
program manajemen biaya yang baru membutuhkan keahlian, peran
serta kerja sama dari karyawan suatu organisasi.
9
Gambar 2.1. Model Analisis ABM Dua Dimensi
1. Dimensi Biaya
Dimensi biaya memberikan informasi biaya dari sumber daya
(resources), aktivitas (activity), produk dan pelanggan (customer). Dimensi
biaya mencerminkan kebutuhan organisasi untuk menelusuri sumber-sumber
pada aktivitas-aktivitas dan akhirnya membebankannya pada objek-objek
untuk menganalisa keputusan-keputusan penting suatu organissasi. Ada tiga
tahapan yang digunakan dalam menyempurnakan keakuratan penelusuran
biaya pada objek-objek biaya. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai
berikut:
1) Mengidentifikasikan biaya sumber daya. Maksudnya adalah unsur
ekonomis yang dibebankan atau digunakan dalam pelaksanaan
aktivitas.
2) Menelusuri biaya-biaya sumber pada aktivitas. Aktivitas diartikan
sebagai semua proses atau prosedur yang dilaksanakan oleh perusahaan.
3) Membebankan biaya pada objek-objek biaya. Objek biaya adalah
segala sesuatu yang menjadi tujuan pembebanan biaya pada aktivitas.
10
2. Dimensi Proses
Dimensi proses memberikan informasi tentang aktivitas-aktivitas apa
saja yang dilakukan, mengapa aktivitas dilakukan, dan bagaimana
pelaksanaannya. Dimensi ini ingin mengetahui kinerja setiap aktivitas yang
dilakukan perusahaan. Dimensi ini memberi kemampuan untuk melakukan
dan mengukur perbaikan yang berkelanjutan. Untuk memahami sudut
pandang proses yang berkaitan dengan perbaikan berkelanjutan, manajer
perlu memahami analisis nilai proses (process value analisys).
Analisis nilai proses merupakan dasar ABM. Analisis ini lebih berfokus
pada pertanggungjawaban aktivitas dan cara memasimalkan kinerja sistem
secara luas dari hal hal yang berhbungan dengan biaya dan kinerja individu.
Analisis nilai proses membantu mewujudkan ABM menjadi basis operasional
yang awalnya hanyalah sebuah basis konsep.
Dimensi proses atau nilai proses adalah dimensi ABM untuk
mengendalikan aktivitas-aktivitas dengan cara:
1) Menganalisis driver-driver biaya
Analisis driver biaya adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang
menyebabkan biaya aktivitas atau menjelaskan mengapa biaya aktivitas
terjadi. Dengan mengetahui apa yang menjadi penyebab biaya, maka
perbaikan untuk menghemat penyebab biaya akan dapat dilakukan.
2) Menganalisis aktivitas
Menilai aktivitas-aktivitas apa yang dilaksanakan. Untuk menentukan
aktivitas apa yang dilakukan, jumlah pekerja yang terlibat, waktu dan
sumber ekonomi yang digunakan serta rekomendasi bagi manajemen
tentang aktivitas tersebut. Analisis aktivitas merupakan proses untuk
mengidentifikasi, menjelaskan, dan mengevaluasi berbagai aktivitas
yang dilakukan oleh perusahaan (Hansen dan Mowen, 2013:237).
Ada empat langkah analisis aktivitas yang dilakukan yaitu:
1) Aktivitas apa yang telah dilakukan.
2) Berapa banyak orang yang telah melakukan aktivitas.
3) Waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan aktivitas.
11
4) Menentukan nilai aktivitas bagi organisasi, secara keseluruhan
organisasi termasuk rekomendasi untuk tetap mempertahankan
aktivitas bernilai tambah setiap aktivitas bagi organisasi.
Dari empat hal tersebut, hasil akhir dari dari suatu analisa aktivitas
adalah penentuan nilai tambah setiap aktivitas bagi organisasi.
3) Menganalisis kinerja
Menganalisis kinerja adalah evaluasi aktivitas-aktivitas yang
dilaksakan untuk menilai seberapa baik kinerja.
12
(2011 : 222), “Value Added Activity adalah peningkatan nilai produk atau jasa
secara signifikan bagi pelanggan”. Jika aktivitas ini dihilangkan, maka sudah
pasti akan menurunkan kualitas dari produk yang dihasilkan dan akan
berpengaruh terhadap konsumen jangka panjang.
Hansen dan Mowen (2009 : 238) menyebutkan bahwa terdapat dua
macam aktivitas bernilai tambah (value added activity), yaitu :
1) Aktivitas yang diperlukan (required activity), merupakan aktivitas yang
harus dilaksanakan.
2) Aktivitas diskrusioner (discretionary activity), merupakan aktivitas
kebijakan. Aktivitas ini disebut aktivitas bernilai tambah jika secara
bersamaan memenuhi kondisi berikut :
a) Aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan keadaan.
b) Perubahan keadaan tersebut tidak dapat dicapai melalui aktivitas
sebelumnya.
c) Aktivitas ini memungkinkan aktivitas lainnya dapat dilakukan.
13
sehingga perlu dihilangkannya aktivitas ini agar tidak terjadi pemborosan
dalam perusahaan.
Menurut Hilton (2007 : 225) ada dua kriteria untuk menentukan apakah
suatu aktivitas menambah nilai produk atau tidak, yaitu :
a. Apakah aktivitas tersebut dibutuhkan?
Jika aktivitas yang meniru atau merupakan pengulangan aktivitas
sebelumnya, maka aktivitas tersebut merupakan non value added
activity.
b. Apakah aktivitas tersebut dilakukan secara efisien?
Apabila aktivitas tersebut menambah nilai dasar produk yang
ditetapkan dalam anggaran, sasaran atau tolak ukur eksternal, maka
aktivitas tersebut merupakan value added activity.
14
a. Suatu aktivitas mempunyai nilai, jika aktivitas tersebut penting bagi
pelanggan.
b. Suatu aktivitas mempunyai nilai, apabila aktivitas tersebut adalah
penting terhadap pengfungsian organisasi.
“Aktivitas tidak bernilai tambah (non value added activity) adalah aktivitas-
aktivitas yang tidak perlu atau aktivitas-aktivitas yang perlu tidak efisien dan
dapat disempurnakan”. Supriyono (2008 : 377).
Aktivitas tidak bernilai tambah ini jika dilaksanakan akan
mengakibatkan penambahan biaya yang tidak perlu dan merintangi kinerja.
Dalam kegiatan pabrikasi, terdapat lima golongan aktivitas tidak bernilai
tambah, yaitu : Pembuatan schedule, pemindahan, penantian, inspeksi dan
penyimpanan Tunggal (2009 : 90). Penjelasan atas lima golongan aktivtas
tersebut adalah sebagai berikut ;
a. Pembuatan schedule (penjadwalan), adalah penggunaan waktu dan
sumber daya untuk menentukan berbagai produk yang berbeda ke
dalam proses produksi dan bagaiman berbagai produks tersebut
diproduksi.
b. Pemindahan, adalah aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber
daya untuk memindahkan bahan baku, produk dalam proses, dan
produk jadi dari satu department ke departemen yang lain.
c. Penantian, adalah aktivitas yang di dalamnya bahan baku dan produk
dalam proses menggunakan waktu dan sumber daya dalam menanti
proses berikutnya.
d. Inspeksi, adalah akticitas yang mengkonsumsi waktu dan sumber daya
untuk menjamin produk dihasilkan sesuai spesifikasi mutu yang telah
ditetapkan.
e. Penyimpanan, adalah aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber
daya selama produk dan bahan baku disimpan sebagai persediaan.
Menurut Hansen dan Mowen (2009 : 228-242) terdapat lima langkah
yang dapat digunakan untuk mengeliminasi biaya tidak bernilai tambah baik
15
dalam perusahaan manufaktur maupun dalam perusahaan jasa, yaitu :
a. Identifikasi aktivitas, lamgkah pertama adalah analisis aktivitas yang
mengidentifikasi semua aktivitas-aktivitas penting dalam organisasi.
b. Identifikasi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah.
c. Memahami hubungan aktivitas, akar penyebab dan pemicu.
dalam mengidentifikasi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah
sangatlah penting untuk memahami cara dimana aktivitas-aktivitas
tersebut dihubungkan.
d. Menetapkan pengukuran kinerja. Secara knotiniu mengukur kinerja
aktivitas dan membandingkan kinerja dengan benchmarks, perhatian
pihak manajemen dapat diarahkan pada aktivitas-aktivitas yang tidak
perlu dan tidak efisien.
e. Melaporkan biaya tidak bernilai tambah. Dengan mengidentifikasi
aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah.
16
diperlukan untuk melakukan aktivitas tersebut.
b. Eliminasi aktivitas yaitu menghilangkan aktivitas tersebut seluruhnya.
c. Seleksi aktivitas yaitu memilih alternatif yang berbiaya rendah dari
sekelompok alternative desain.
d. Berbagi aktivitas yaitu membuat perubahan yang membuat berbagi
aktivitas dengan produk lain menjadi mungkin untuk mencapai skala
ekonomis.
Menurut Hansen dan Mowen (2009 : 240), cara yang dapat ditempuh
untuk meningkatkan efisiensi aktivitas yang bernilai tambah dan mengurangi
serta akhirnya menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah yaitu :
a. Eliminasi Aktivitas
Pendekatan ini memfokuskan pada aktivitas tidak bernilai tambah.
Setelah aktivitas yang tidak bernilai tambah ini diidentifikasi,
pengukuran harus dilakukan untuk menghilangkan atau mengeliminasi
aktivitas tersebut dari organisasi.
b. Pemilihan Aktivitas
Pendekatan ini merupakan pemilihan berbagai rangkaian aktivitas yang
ditimbulkan oleh beberapa stategi yang berbeda. Setiap strategi desain
produk memiliki rangkaian aktivitas dan biayanya sendiri. Strategi
desain produk dengan biaya ternedah yang harus dipilih. Pengurangan
aktivitas.
c. Pengurangan Aktivitas
Pendekatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki efisiensi dari berbagai
aktivitas yang dibutuhkan, atau dalam strategi jangka pendek untuk
memperbaiki aktivitas tidak bernilai tambah samai dengan aktivitas
tersebut dapat dieliminasi.
”Dalam mengelola aktivitas, hal yang tidak boleh ditinggalkan adalah
mengetahui penggerak aktivitas tersebut. Penggerak dapat diartikan juga
sebagai penyebab biaya aktivitas. Setiap aktivitas memiliki masukan (input)
aktivitas dan keluaran (output) aktivitas. Input aktivitas adalah berbagai
17
sumber daya yang dikonsumsi suatu aktivitas dalam rangka menghasilkan
output-nya. Output aktivitas adalah hasil atau produk dari suatu aktivitas”
Hansen dan Mowen (2009 : 236 ).
Analisis penggerak bertujuan mengungkapkan akar pemicu. Menurut
Hansen dan Mowen (2009 : 237), “Analisis penggerak adalah usaha yang
dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang merupakan akar,
pemicu dari biaya aktivitas”.
18
2. Identifikasi Non-Value-Added Activities
Tiga kriteria untuk menentukan apakah suatu aktivitas menambah
nilai adalah sebagai berikut:
1. Is the activity necessary? Jika itu adalah operasi duplikat atau tidak
penting, itu adalah tidak bernilai tambah.
2. Is the activity efficiently performed? Dalam menjawab pertanyaan
ini, akan sangat membantu untuk membandingkan kinerja aktual
dari aktivitas dengan nilai tambah dasar yang ditetapkan
menggunakan anggaran, target, atau tolak ukur eksternal.
3. Is an activity sometimes value-added and sometimes non-value-
added? Contohnya, mungkin perlu untuk memindahkan unit barang
dalam proses antara operasi produksi, tetapi tidak perlu
memindahkan bahan mentah saat berada di penyimpanan.
3. Memahami Activity Linkages, Root Causes, and Tiggers
Dalam mengidentifikasi non-value-added-activities, sangat penting
untuk memahami cara-cara di mana aktivitas dihubungkan secara
bersama. Berikut contoh Rantai aktivitas :
Rework of Inspection of
Defective Finished
Products Goods
19
produksi yang harus disalahkan.
4. Melaporkan Non-Value-Added-Costs
Biaya aktivitas yang tidak bernilai tambah (non-value-added) harus
dilaporkan kedalam laporan biaya. Dengan mendidentifikasikan aktivitas
yang tidak bernilai tambah dan melaporkan biaya-biayanya. Manajemen
dapat berusaha melakukan proses perbaikan berkelanjutan penghapusan
biaya biaya aktivitas yang tidak bernilai tambah.
Salah satu pendekatan yang dapat membantu menidentifikasikan
aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah mengkategorikan waktu yang
dihabiskan dalam sebuah proses produksi.
20
BAB III
PEMBAHASAN KASUS SLOAN STYLE Inc..
21
tahun 1998 SS’s ditinggalkan dengan overstock signifikan yang dilikuidasi
dikarenakan diskon berantai. Pengalaman itu memperjelaskan bahwa branded
merchandising memerlukan investasi yang jauh lebih besar dalam pemasaran
dan promosi daripada direncakan sebelumnya. Apakah tetap dengan "House
Brand" di luar tahun 1998 adalah pilihan terbesar yang dihadapi
perusahaan.Tanpa kerugian "House Brand" keuntungan dalam 1998 bisa
melebihi dari $2 juta. Namun, dua tahun merupakan waktu yang singkat
untuk menyimpulkan bahwa SS’s harus menggunakan segmen label sendiri.
Perusahaan sebagian terintegrasi, seperti yang ditunjukkan di bawah ini
dalam skema penilaian sistem pengiriman. Perusahaan desain masing-masing
style dalam kerjasama dengan pelanggan, sumber kain dan trim (resleting,
buah baju, dll), memproduksi sampel produksi dan paket pakaian jadi untuk
pengiriman langsung ke pelanggan (gerai) penjualan. Informasi lebih lanjut
tentang proses pengiriman nilai disajikan dalam lampiran pada akhir kasus.
Menganalisa Masalah
Berpikir tentang keuntungan "Squeeze" Gary memberikan perhatian
yang lebih tentang peningkatan jumlah style lebih kecil dari 500 unit.
Kesediaan untuk menerima pesanan dalam jumlah kecil merupakan bagian
dari strategi SS's yang kompetitif, tapi beban yang lebih pada sistem biaya
22
pengiriman tidak signifikan. Gary khawatir dampak keuntungan dari pesanan
jumlah yang kecil yang tampaknya mengabaikan semua produk dan
pelanggan.
Gary bertemu dengan Chief Accountant untuk membahas penurunan
keuntungan. Dia seorang karyawan lama yang pernah merasakan tahun-tahun
dengan keuntungan yang tinggi sekitar 1990 dan tahun-tahun akhir ini dengan
keuntungan yang rendah. Dia melihat masalah utama sebagai penurunan
keuntungan. Penjual harus memahami bahwa 28% kontribusi margin tidak
akan memberikan keuntungan apapun pada nantinya bagi kita. Mereka harus
bekerja lebih keras untuk mendapatkan harga yang pantas." Gary merasa ia
naif tentang harga yang fleksibilitas dalam situasi sangat kompetitif.
Gary merasa bahwa sasaran biaya langsung yang sudah di gunakan oleh
ayahnya cukup berhasil untuk jangka waktu yang cukup panjang dan untuk
kembali diterapkan sebagai kerangka resmi manajemen dalam rangka untuk
perusahaan bisa kembali mendapatkan keuntungan yang wajar. Sebelumnya,
Chet memperkirakan harga grosir-nya sekitar 50% dari harga eceran
diharapkan untuk pakaian, karena pelanggan ingin mendapatkan sekitar 50%
gross margin. Kemudian dia kembali menurunkan biaya untuk mendapatkan
kontribusi margin 30% (20% marjin kotor). Hasilnya, pada tahun 1993
sebagai contoh, perusahaan mendapatkan level keuntungan yang sangat
memuaskan. Untuk pasar yang sangat kompetitif dan fluktuatif saat ini SS’s
hanya menurunkan 2% dari keseluruhan kontribusi margin, tetapi overhead
tetap sekarang ini sebenarnya menghabiskan semua keuntungan kontribusi
margin. Overhead tetap ternyata tidak tetap sama sekali. Overhead tetap
tambahan bagi Gary seperti diluar kontrolnya. Dia merasa yakin bahwa SS
harus menerima harga pasar saat ini, mengurangi keuntungan yang
diharapkan dan belajar bagaimana untuk menjalankan sesuai dengan target
biaya yang dihasilkan.
Gary menyusun penjualan dan laporan kontribusi margin dalam
kelompok pelanggan, oleh produk group dan jumlah pesanan yang
ditunjukkan di Exhibit 2, 3, dan 4.
23
ABC Profitability
Untuk memahami profitabilitas by produk, by customer dan oleh
order size gary membutuhkan breakdown yang lebih detail dari volume unit
yang tampak pada Exhibit 2, 3 dan 4. Exhibit 5 dan 6 disini menampilkan
rincian tambahan untuk produk pelanggan dan ukuran pesanan. Gary tahu
bahwa SS menginvestasikan banyak waktu dan usaha dalam menciptakan
gaya baru bagi para pelanggannya. Jumlah pekerjaan yang sama mengarah
pada suatu gaya menjual ribuan unit menjadi satu penjualan yang hanya
menjual 100 unit. Untuk memahami pengaruh ukuran pesanan pada
profitabilitas, Gary ingin melakukan profitabilitas ABC dengan ukuran
pesanan untuk dua kelompok produk (Jacktet, dan Tops) dan dua untuk
pelanggan- pelanggan khusus (Nordstrom dan Dillard’s).
Exhibit 7 menampilkan rincian Overhead perusahaan untuk tahun
1998. Di breakdown dengan item-item garis utama, seperti yang ditampilkan
pada laporan keuangan bulanan. Breakdown untuk tahun 1997 secara materi
tidaklah berbeda. Gary menemukan break down biaya ini sia-sia dalam
memikirkan masalah-masalah bisnis yang ia hadapi.
Exhibit 8 adalah potongan pertama analisis ABC, tentang biaya yang
Gary persiapkan, di breakdown dengan tahap-tahap value delivery yang
utama. Dalam menafsirkan Exhibit 8, tiga hal yang harus dipertimbangkan
adalah:
1. Biaya tetap vs Biaya variabel. Penting untuk memahami bagaimana
cost per driver unit akan berubah dengan perubahan volume, baik itu
berubah naik atau berubah turun. Biaya sangat sedikit semata-mata
merupakan variabel untuk jangka pendek, tetapi keseluruhan biaya
merupakan variable diatas 3 sampai 5 tahun.
2. Excess capacity juga merupakan merupakan isu kritikal untuk
memahami biaya tetap per unit. Perubahan pada biaya tetap per driver
unit karena volume berubah sangat di pengaruhi oleh tingkat kapasitas
kegunaan pada setiap aktivitas. “bottleneck analysis” merupakan isu
utama disini.
24
3. Akhirnya effisiensi proses bisa menjadi isu utama. Manajemen harus
memahami bahwa, bila area-area tertentu dari rantai penawaran
tidaklah dirancang atau dikelola secara effisien, harga saat ini per
driver unit tidak bermanfaat untuk tujuan-tujuan perencaaan.Area-
area tersebut dapat mencapai kondisi “bottleneck” sebelum
waktunya.Atau dapat muncul dengan lebih sangat mahal ketimbang
yang seharusnya.
Analisa yang ditampilkan pada exhibit 8 bersifat tetap, dalam hal tidak satu
pun dari tiga isu diatas di dalami secara penuh.
1. Exhibits
EXHIBIT 1
Comparative Financial Statements (000 omited)
25
EXHIBIT 2
1998 Sales Analysis by Customer
EXHIBIT 3
1998 Sales Anaysis by Product Group
EXHIBIT 4
1998 Sales Analysis by Order Size
Product Ave. Unit sold #styles #shipm. Net Sales Var. CM %CM Units/ Units/
Group Price COGS Shipment Style
< 100 $ 37.2 12.767 321 1.218 $ 475 $ 374 $ 101 21% 10 40
100 – 500 41.9 130.048 525 6.606 5.444 3.985 1.459 27% 20 248
500 – 1.000 42.3 112.697 159 5.921 4.764 3.321 1.443 30% 19 709
> 1.000 38.8 996.237 277 23.976 37.453 26.903 10.550 28% 40 3.488
Total $ 39.40 1.221.749 1.282 37.721 $ 48.136 $ 34.583 $ 13.553 28% 32 953
26
EXHIBIT 5
A. Actual Unit sales by customer by product group
Customers Pants Tops Dresses Skirts Jackets Total
Talbots 163.906 28.871 3.656 161.777 177.450 535.660
Nordstrom 15.555 10.920 6.901 45.013 79.569 157.958
Dillards 15.264 4.352 - 28.258 27.289 75.163
J.Jill Ltd 7.865 23.153 14.158 14.870 1.540 61.586
Land’s End 5.272 - 4.233 31.385 15.445 56.335
Stein Mart 18.038 2.340 943 17.954 17.039 56.314
The Ovris company 1.028 672 - 7.175 13.567 22.442
Other (178) customer’s 60.816 30.993 3.146 87.617 73.719 256.291
Total 287.744 101.301 33.037 394.049 405.618 1.221.749
27
D. ABC Information for Dillard’s by Order Size
Product Group < 100 100 to 500 500 to 1.000 >1.000 Total
# styles 4 12 8 19 43
# shipment 4 104 185 774 1.067
Net Sales $ 11 $ 188 $ 201 $ $ 3.147
2.747
Contribution Margin 3 60 63 820 946
EXHIBIT 6
Unit Volume Data and ABC Information for Two Products, By Customer
and By Order Size
28
ABC Information for Jackets, by size
Product Group < 100 100 to 500 500 to 1.000 >1.000 Total
# styles 101 156 51 90 398
# shipment 372 2.317 2.290 9.122 14.101
Net Sales $188 $ 2.215 $ 2,171 $ $
17.472 22.046
Contribution Margin 37 622 659 4.977 6.295
Land’s End - - - - -
29
EXHIBIT 7
Breakdown of Selling, Production Support and General Expenses - 1998
Selling 1998
Salaries (Note. 4) $ 1.508
Travel & Enterain (sales) 170
Travel & Entertain (quality control) 100
Modeling 38
Rent & phone (Note. 1) 253
Office Expense 30
Purchased Samples 35
Courrier Services 252
Advertising (Note. 5) 246
$ 2.632
General 1998
30
Computer 63
Other 139
$ 3.646
TOTAL $ 12.342
Note. 1
Selling 23%
Production 70%
Pengambilan sampel 7%
Purchasing 7%
Gudang (bahan penanganan) 17%
Production Support 18%
Pengiriman 21%
General 7%
Note. 2
Maintenance of space and equipment.
About 35% of equipment is in sample
making area, 45% in shipping, and the
rest in the warehouse.
Equipment maintenance is about 80% of
total maintenance expense. Building
maintenance is the other 20%.
Note. 3
The CEO spends about 65% of this time on direct customer
Service and about 35% of his time on management issues.
Note. 4
Account Executive, account assistant and designers spends
about 45% of their time on work related to the number of
styles being offered (selling support). The only 55% is on
work related to customer service. Within any one customer,
the customer service work relates best to units for different
products. Selling cost other than salaries can be assigned
according to the same 45%/55%.
31
Note. 5
½ % of sales vs average of 8 + % of sales for branded
companies.
EXHIBIT 8
ABC Analysis (Nearest $ 000)
32
Vehicle Lease 71 71
Rent & Phone
73 73 182 182 218 728
(Note. 1)
Insurance 26 26 25 25 26 128
Supplies 24 16 6 3 49
Fabric and trim
831 831
for sample
Maintanance
40 14 23 15 52 144
(Note. 2)
Depreciation 118 68 152 338
$ 6.064
General
Salaries-Officer
383 206 589
(Note. 5)
Salaries-Office 1.116 1.116
Rent 70 70
Legal fees 403 403
Professional fees 482 482
Insurance 573 573
Office Expense 106 106
Telephone 105 105
Computer 63 63
Other 139 139
3.646
Total 1.786 1.129 2.407 623 458 1.802 874 3.263 12.342
Per driver unit (Note. 1) (Note. 2) (Note. 3) (Note. 2) (Note. 4) (Note. 2) (Note. 5) (Note. 6)
$. 881 $ 486 $ 0.31 $ 1.406 $ 23.2 7%
33
Note to Exhibit 8
Note. 3 Out of sample manufacturing costs, fabric and trim for samples
($831.000) is variable cost assigned per equivalent yard (Note.4).
The balance of costs is fixed ($1.576.000) and is assigned based on
#of styles. Fixed costs per style is $ 1.229.
Note. 4 Costs assigned by material usage (sample making variable, and
materials handling). The number of sample patterns varies with
volume since multiple copies of the pattern are sent to the factory,
depending on volume
34
Pants Tops Dresses Skirt Jackets Total
RelativeMaterial Usage/unit 1.30 0.80 2.50 2.50 1.70
Units 287.744 101.301 33.037 394.049 405.618 1.221.749
Equivalent Material Usage 374.067 81.041 82.593 256.132 689.551 1.483.383
Per
Equivalent
Yd.
Sample making variable $ 210 $ 45 $ 46 $ 144 $ 386 $831 $ 0.56
Materials handling $ 115 $ 25 $ 26 $79 $213 $ 458 $ 0.31
PEMBAHASAN
Pertanyaan :
1. Hitunglah Profitabilitas ABC oleh Customer, Product Group dan Order Size
35
Jawaban:
Customers Cust. Selling Sample Purch. Mater. Prod. Shipping Admin. Total COGS Gross
Svc Support Manuf Handling Support Profit
Talbots 305 202 646 111 201 322 88 1.638 3.512 17.015 7.146
Nordstrom 336 211 402 117 59 337 221 413 2.097 4.477 1.616
Dillards 130 38 104 21 28 60 25 213 619 2.261 886
TJ Maxx* 10 59 5 25 15 1 64 180 1.355 (407)
J. Jill. Ltd. 177 56 121 31 23 90 5 137 640 1.443 583
Lands' End 134 41 95 22 21 65 8 179 565 1.953 684
Stein Mart 48 53 112 29 21 84 41 162 551 1.776 619
Ross
318 473 175 16 507 0 44 1.534 1.319 (673)
Stores*
Marshall's* 100 157 55 9 160 0 23 506 809 (464)
The Orvis
46 43 76 24 8 69 3 63 332 700 226
Company
Other (175)
610 57 163 32 46 91 481 326 1.806 3.275 1.537
Customers
Total 1.786 1.129 2.407 623 458 1.802 874 3.263 12.342 36.385 11.751
Jackets 54,35 405.618 398 14.101 22.046 15.751 6.295 29% 374.067
36
Skirts 27,67 394.049 365 11.258 10.903 7.792 3.111 29% 81.041
Pants 37,85 287.744 317 9.715 10.892 7.972 2.920 27% 82.593
Tops 26,74 101.301 133 2.121 2.709 2.004 705 26% 256.132
Dresses 48,01 33.037 69 526 1.586 1.064 522 33% 689.551
Total 39,4 1.221.749 1.282 37.721 48.136 34.583 13.553 28% 1.483.384
Jacket 593 351 876 193 213 559 327 1.494 4606 16.310 5.736
Skirt 576 321 592 177 79 513 261 739 3259 8.305 2.598
Pants 421 279 599 154 115 446 225 738 2978 8.418 2.474
Tops 148 117 209 65 25 187 49 184 983 2.191 518
Dresses 48 61 131 34 26 97 12 108 516 1.161 425
Total 1.786 1.129 2.407 623 458 1.802 874 3.263 12.342 36.385 11.751
37
Profitabilitas ABC by ABC by Order Size
Jawaban:
Jadi, untuk Probalility by Order Size, pada tabel diatas terlihat bahwa dari
beberapa jenis Order Size yakni :< 100, 100-500, 500-1000 dan > 1000, hanya Size
< 100 yang memperoleh kerugian, ketimbang jenis Order Size lainnya. Order Size
> 1000 lebih menghasilkan keuntungan yang sangat tinggi.
Dalam hal ini disarankan untuk SS untuk tetap memproduksi Order Size <
100, tetapi porsi produksinya dikurangi sehingga biaya produksi tidak membengkak
dan SS harus mengontrol dan melakukan survei tehadap minat consumer terhadap
Order Size < 100, sehingga dapat memproduksi Order Size sesuai dengan
kebutuhan pasar dan wajar, sehingga dapat mengurangi keurgian atau malah
menghasilkan keuntungan walaupun tidak terlalu tinggi.
38
2. Untuk dua produk tertentu (jaket dan atasan) dan dua pelanggan tertentu
(Nordstrom dan Dillard's) menghitung profitabilitas ABC dengan ukuran
pesanan. Ini menganggap interaksi dua arah antara produk atau pelanggan
dengan ukuran pesanan. Informasi rincian volume yang diperlukan untuk
perhitungan ini termasuk dalam Exhibit 5 dan 6.
# Styles 4 12 8 19 43
39
ABC Information for Nordstrom, by Order Size
<100 100 to 500 500 to 1000 >1000 Total
# Styles
51 118 28 43 240
# Shipments
361 1.488 976 6.719 9.544
Net Sales
133 1.181 761 4.018 6.093
Contribution
Margin
31 348 247 1.327 1.953
Var. COGS
102 833 514 2.691 4.140
1. Customer’s Dillard’s, terdapat Order Size < 100 memperoleh kerugian sebesar $
(3) Million, sementara Order Size Lainnya seperti 100-500, 500-1.000 dan >1.000
memperoleh keuntungan berturut-turut sebesar $ 43 Million, $ 53 Million dan $ 793
Million. Sehingga jika dikalkulasikan tingkat keuntungan Customer Dillard’s
overall masih memperoleh keuntungan sebesar $ 886 Million.
40
2. Customer’s Nordstrom, terdapat Order Size < 100 memperoleh kerugian sebesar $
(41) Million lebih besar dari kerugian yang dimiliki oleh Dillard’s, sementara Order
Size lainnya seperti 100-500, 500-1.000 dan >1.000 memperoleh keuntungan
berturut-turut sebesar $ 182 Million, $ 208 Million dan $ 1.267 Million yang lebih
tinggi ketimbang Dillard’s. Sehingga jika dikalkulasikan tingkat keuntungan
Customer Nordstrom overall masih memperoleh keuntungan sebesar $ 1.616
Million.
Selling Support
88,95 137,38 44,91 79,26 351
Sample Manuf
222,19 343,19 112,20 197,99 876
Purch.
49,08 75,81 24,78 43,74 193
Mater. Handling
1,82 21,39 20,97 168,73 213
Prod. Support
141,97 219,28 71,69 126,51 559
Shipping
8,62 53,69 53,06 211,36 327
Admin.
12,74 150,15 147,17 1184,38 1.494
41
Total 530 981 501 2.365 4.606
Jadi, untuk Profitability by Oder Size by Product Group yakni Product Jacket, juga
memperoleh kerugian sebesar $ (105) Million pada Order Size < 100.Sementara
untuk Product Jacket yang memiliki Order Size 100-500, 500-1.000 dan > 1.000
memperoleh keuntungan bertutur-turut sebesar $ 403 Million, $ 587 Million dan $
4.850 Million. Sehingga jika dikalkulasikan tingkat perolehan hasilnya Product
Jacket secara overall masih memperoleh keuntungan sebesar $ 5.736 Million.
# Styles 41 57 10 25 133
42
Jadi, untuk Profitability by Order Size by Product Group yakni Tops, juga
memperoleh kerugian sebesar $ (42) Million dan (0.120 Million pada Order Size
berturut-turut < 100 dan 100-500. Sementara untuk Product Tops yang memiliki
Order Size 500-1.000 dan > 1.000 memperoleh keuntungan bertutur-turut sebesar
$ 27 Million dan $ 533 Million. Sehingga jika dikalkulasikan tingkat perolehan
hasilnya Product Tops secara overall masih memperoleh keuntungan sebesar $ 518
Million.
3. Apakah saran Anda untuk Gary dan Chet Sloan? Jelaskan rekomendasi Anda
dengan analisis eksplisit.
Perusahaan mungkin harus menaikkan harga jual Product dengan Order
Size < 100 unit, hal ini disebabkan karena harga rata-ratanya dibawah harga rata-
rata Order Size lainnya dan juga hanya perusahaan SS yang mau menerima Order
Size < 100 Unit. Jadi, pada saat perusahaan SS menaikkan harga pada Order Size <
100 unit mungkin pelanggan masih bisa menerima dengan catatan perusahaan SS
dalam menentukan kebijakan kenaikan harga pada Order Size < 100 telah
melakukan observasi dan survei harga pada pasar kompetitor lainnya, sehingga
dapat menentukan tingkat harga yang sesuai, wajar dan tidak terlalu signifikan
terhadap harga kompetitor lainnya.
Jika kondisinya, setelah perusahaan SS telah menetapkan harga sesuai
dengan kondisi perusahaan dan kondisi pasar, ternyata konsumen masih sensitif
terhadap tingkat kenaikan harga yang telah ditetapkan perusahaan SS, maka
dianjurkan perusahaan SS untuk memberhentikan produksi Order Size < 100 unit.
Karena nantinya akan menimbulkan kerugian lagi pada perusahaan SS.
Selama perusahaan mulai beroperasional Sloan Style tidak menerapkan
sistem bonus (insentif) terhadap para karyawannya. Di suatu sisi bonus (insentif)
merupakan suatu motivasi terhadap kinerja yang dicapai oleh karyawannya. Jika
saja perusahaan SS menerapkan sistem bonus (insentif) terhadap pencapaian kinerja
karyawannya, mungkin karyawannya akan lebih termotivasi untuk mencari
pelanggan dan lebih banyak menciptakan penjualan, sehingga target mereka
tercapai ataupun bahkan melebih dari target yang mereka miliki. Untuk itu pihak
43
manajemen perusahaan SS harus memperbaiki pelayanan baik terhadap pihak
internal maupun pihak eksternal.
Mengenai house brand, “House Brand” merupakan salah satu faktor
penunjang penjualan bagi setiap perusahaan. Tetapi tidak terlihat dalam kasus
perusahaan SS, karena dengan membawa label pribadi, setiap perusahaan harus
benar-benar menjaga kualitas dari produk yang dihasilkan. Pelanggan akan melihat
label tersebut sebagai refleksi perusahaan secara keseluruhan dan Sloan Style harus
meningkatkan penjualannya. Dengan kurun waktu yang singkat, perusahaan SS
membutuhkan waktu agar brand-nya dikenal masyarakat. Ketika berbicara “house
brand” berarti memproduksi produk sendiri dan menimbulkan tambahan biaya-
biaya, jadi disarankan perlunya dilakukan analisis biaya-biaya yang lebih matang
dan pertimbangan modal yang besar agar pada saat realisasi operasionalnya tidak
terjadi kemungkinan naik/turunnya keuntungan atau kerugian sekalipun.
Kesimpulan Kasus
Strategi peningkatan penjualan memang sesuatu yang harus dilakukan oleh
Gary, namun disisi efektifitas dan efisiensi produksi juga harus diperhatikan oleh
Gary. Karna peningkatan penjualan akan berimbang dengan peningkatan jumlah
produksi yang artinya jika tidak hati hati maka biaya juga akan meningkat seiring
peningkatan aktivitas produksi. Oleh karena itu Gary harus jeli untuk memilih
produk yang mungkin akan lebih dikembangkan dan memberikan nilai margin yang
tinggi bagi perusahaan.
Jika kita lihat dari hasil analisis ABC maka produk jackets mungkin bisa
dijadikan prioritas karna memberikan keuntungan yang paling tinggi. Dilihat dari
sisi ABM Jika saja perusahaan SS menerapkan sistem bonus (insentif) terhadap
pencapaian kinerja karyawannya, mungkin karyawannya akan lebih termotivasi
untuk mencari pelanggan dan lebih banyak menciptakan penjualan, sehingga target
mereka tercapai ataupun bahkan melebih dari target yang mereka miliki. Untuk itu
pihak manajemen perusahaan SS harus memperbaiki pelayanan baik terhadap pihak
internal maupun pihak eksternal.
44
BAB IV
PENUTUP
45
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, Stout., dkk. 2011. Manajemen Biaya. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Blocher, Edward J. Kung H_ Chen, Gary Cokins, Thomas W. Lin. 2005. Cost
Management: A Strategic Emphasis Third Edition, Prentice Hall
International Ltd.
Carter, William. K. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Ke-14. Alih bahasa Krista.
Salemba Empat: Jakarta.
Garisson, Ray H., Noreen, Eric W., Brewer Peter C. 2006. Managerial Accounting,
Seventh Edition, McGraw-Hill International Edition.
46