Anda di halaman 1dari 14

BAB 2

KONSEP KONSEP DASAR


AKUNTANSI MANAJEMEN

Oleh :
KELOMPOK 2

1. Ketut Ega Cantika Dewi (1833121022)


2. I Gusti Agung Istri Widya Maharani (1833121151)
3. Ida Ayu Nanda Suci Pertiwi (1833121190)
4. Ni Luh Nengah Natya Devi Mahayani (1833121361)

FAKLTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
2020
A. Tujuan Pembelajaran 1 : Mendeskripsikan Proses Pembebanan Biaya

Biaya Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa depan bagi
organisasi. Biaya dikatakan sebagai setara kas karena sumber nonkas dapat ditukar
dengan barang atau jasa yang diinginkan. Sebagai contoh menukar peralatan dengan
bahan yang digunakan untuk produksi. Biaya bisa dianggap sebagai ukuran dolar dari
sumber daya yang digunakan untuk mencapai keuntungan tertentu. Mengurangi biaya
yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu berarti memebuat perusahaan menjadi
lebih efisien. Biaya harus dikelola secara strategis.
Manajer harus memahami apa yang dimaksud dengan biaya peluang ( opportunity
cost). Biaya peluang adalah manfaat yang dikorbankan ketika satu alternative dipilih dari
alternative lainnya. Biaya dikeluarakan untuk mendapatkan manfaat dimasa depan. Pada
perusahaan yang beroientasi pada laba, manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan.
Ketika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, biaya tersebut
dinyatakan kadaluwarsa. Biaya yang kadaluwarsa disebut beban (expenses). Disetiap
periode, beban akan dikurangkan dari pendapatan dalam laporan laba rugi untuk
menentukan laba periode tersebut. Agar perusahaan dapat teteap berjalan, pendapatan
harus selalu melebihi beban dan laba yang dihasilakan harus cukup besar untuk
memuaskan pemilik perusahaan. Jadi, biaya dan harga berkaitan dalam pengertian bahwa
harga harus melebihi biaya agar dapat menghasilkan laba yang cukup banyak. Penurunan
harga dapat meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengurangi pengorbanan
pelanggan dan kemampuan menurunkan harga berkaitan dengan kemampuan mengurang
biaya.

Objek Biaya Sistem akuntansi manajemen dibuat untuk membebankan biaya pada
entitas yang disebut juga sebagai objek biaya. Objek biaya dapat berupa apa pun, seperti
produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan lain-lain yang digunakan untuk
mengukur dan membebankan biaya. Aktivitas muncul sebagai objek biaya yang penting.
Aktivitas adalah unit dasar dari kerja yang dilakukan dalam sebuah organisasi dan dapat
juga dideskripsikan sebagai kumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi
para manajer melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Aktivitas tidak hanya bertindak sebagai objek biaya, tetapi juga berperan utama dalam
pembebanan biaya untuk objek biaya lainnya.

Keakuratan Pembebanan Pembebanan biaya secara akurat pada objek biaya sangatlah
penting. Keakuratan adalah suatu konsep yang relative dan harus dilakukan secara wajar
dan logis terhadap penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannnya adalah mengukur
dan membebankan biaya dari sumber daya yang dikonsumsi objek biaya sebaik mungkin.
Pembebanan biaya yang terdistorsi dapat menghasilkan keputusan yang salah dan
evaluasi yang buruk. Hal yang dapat dilihat bahwa pembebanan biaya yang buruk dapat
menciptakan pemborosan. Menetapkan hubungan sebab-akibat antaraya dan yang
dibebankan dan objek biaya adalah kunci untuk membuat pembebanan biaya secara wajar
dan akurat.

Ketelusuran ( traceability) Hubungan antara biaya dan objek biaya harus digali untuk
membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat berkaitan dengan
objek biaya secara langsung maupun tidak langsung. Biaya tidak langsung ( indirect cost)
adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri dengan mudah dan akurat sebagai objek biaya.
Biaya langsung ( direct cost) adalah biaya yang dapat ditelusuri dengan mudah dan
akurat sebagai objek biaya. “ Ditelusuri dengan mudah” berarti biaya dapat dibebankan
dengan cara yang layak secara ekonomi, sedangkan “ ditelusuri dengan akurat” berarti
biaya dapat dibebankan dengan menggunakan hubungan sebab-akibat. Jadi ketelusuran
adalah kemampuan membebankan biaya pada objek biaya dengan cara yang layak secara
ekonomi berdasarkan hubungan sebab-akibat. Semakin besar biaya yang dapat ditelusuri
pada objeknya semakin akurat pembebanan biayanya. Ketelusuran adalah unsur utama
dalam pengembangan pembebanan biaya yang akurat. System akuntansi manajemen
umumya berurusan dengan banyak objek biaya, semua bergantung pada objek biaya yang
menjadi acuan.

Metode penelusuran Ketelusuran berarti biaya yang dapat dibebankan dngan mudah
dan akurat, sedangkan penelusuran (tracing) berarti pembebanan actual biaya pada objek
biaya dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atau sumber daya yang di
konsumsi oleh objek biaya. Penelusuran biaya pada objek biaya dapat terjadi melalui
salah satu dari dua cara, yaitu: penelusuran langsung, dan penelusuran penggerak.
Penelusuran langsung (direct tracing) adalah suatu proses pengidentifikasian atau
pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu objek.
Penulusuran ini paling sering dikerjakan melalui pengamatan secara fisik. Penggunaan
bahan baku dan tenaga kerja dapat diamati secara fisik sehingga biayanya dapat
dibebankan langsung. Semua biaya harus dibebankan pada objek yang menggunakan
penelusuran langsung. Tetapi, objek biaya kerap bukan merupakan pengguna sumber
daya satu-satunya. Penelusuran penggerak ( driver tracing) adalah penggunaan
penggerak untuk membebankan biaya pada objek biaya. Di dalam konteks pembebanan
biaya, penggerak adalah factor penyebab yang dapat diamati dan factor penyebab yang
mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Penggerak adalah factor yang
menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya objek biaya. Penelusuran
penggerak biasanya kurang akurat dibandingan penelusuran langsung, akan tetapi, jika
hubungan sebab-akibatnya kuat, maka tingkat keakuratan yang lebih tinggi daapat
diperkirakan.

Membebankan Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang
tidak dapat dibebankan pada objek-objek biaya, baik dengan menggujnakan penelusuran
langsung maupun penggerak. Hal ini berarti tidak ada hubungan sebab akibat antara
biaya dan objek biaya, atau penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomis.
Pembebanan biaya tidak langsung pada objek biaya disebut alokasi. Salah satu
keunggulan alokasi adalah kemudahan dan rendahnya biaya implementasi. Akan tetapi,
alokasi adalah metode yang tingkat keakuratan pembebanan biayanya paling rendah dan
penggunaannya harus sedapat mugkin dihindari. Karena tidak terdapat hubungan sebab-
akibat, pengalokasian biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa
asumsi yang berhubungan. Cara mudah untuk pengalokasian biaya adalah hanya dengan
membebankan secara proposional pada jam tenaga kerja langsung yang digunakan setiap
produk. Pembebanan biaya tidak langsung pada objek biaya secara arbitrer mengurangi
keakuratan pembebanan biaya secara keseluruhan. Oleh sebab itu, kebijakan perhitungan
biaya yang terbaik mungkin hanya membebankan biaya ( yang ditelusuri), langsung pada
objek biaya. Akan tetapi, alokasi biaya tidak langsung mungkin bermanfaat untuk tujuan
lain disamping keakuratan. Sebagai contoh, pengalokasian biaya tidak langsung pada
produk (objek biaya) mungkin dibutuhkan untuk memenuhi peraturan pelaporan
eksternal. Walaupun demikian, manfaat material dari pembebanan biaya umumnya lebih
baik dalam hal keakuratan. Jadi, paling tidak, penelusuran dan alokasi pembebanan biaya
sebaiknya dilaporkan secara terpisah.

B. Tujuan Pembelajaran 2 : Mengidentifikasi Produk Berwujud dan Tidak Berwujud,


serta Menjelaskan Perbedaan Beberapa Definisi Harga Pokok Produk.

Harga Pokok Produk dan Jasa Keluaran ( output) organisasi merupakan salah satu
objek biaya terpenting. Ada dua jenis keluaran, yaitu produk berwujud dan jasa. Produk
berwujud adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui tenaga
kerja dan masukan ( input) modal, seperti pabrik, lahan dan mesin. Televisi, hamburger,
mobil, adalah contoh produk berwujud. Jasa adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan
pelanggan atau aktivitas yang dijalankan oleh pelanggan dengan menggunakan produk
atau fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi dengan menggunakan bahan, tenaga kerja,
dan masukan modal. Perlindungan asuransi, perawatan kesehatan, jasa pemakaman, dan
akuntansi adalah contoh sebagai aktivitas jas yang dilakukan untuk pelanggan.
Penyewaan kendaraan, video, dan alat ski adalah contoh jasa yang memungkinkan
pelanggan menggunakan produk atau fasilitas organisasi.
Jasa berbeda dengan produk berwujud dalam empat dimensi penting:
a) Tidak berwujud
b) Tidak tahan lama
c) Tidak dapat dipisahkan
d) Tidak selalu sama

Tidak berwujud berarti pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar,atau
mencicipi suatu jasa tersebut sebelum dibeli. Tidak tahan lama berarti jasa tidak dapat
disimpan untuk kegunaan masa depan oleh pelanggan ( ada beberapa kasus yang tidak
umum, yaitu saat barang- barang berwujud tidak disimpan) tetapi harus dikonsumsi saat
diadakan. Tidak dapat dipisahkan berarti produsen dan pembeli jas biasanya harus
melakukan kontak langsung saat terjadinya pertukaran. Akibatnya jasa kerap tidak dapat
dipisahkan dari produsennya. Tidak selalu sama berarti terdapat peluang variasi yang
lebih besar pada penyelenggara jasa daripada porduksi produk.

Biaya yang berbeda untuk Tujuan yang Berbeda Harga pokok produk ( produk cost)
adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial yang spesifik. Arti “ Harga
Pokok Produk” bergantung pada tujuan manajerial yang sedang berusaha dicapai. Hal ini
mengilustrasikan prinsip manajemen biaya yang fundamental yaitu “ biaya yang berbeda
untuk tujuan yang berbeda”. Rantai nilai internal perusahaaan adalah seperangkat
aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesai, mengembangkan, memproduksi,
memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk. Rantai nilai harga pokok produk
diperoleh dengan membebankan biaya pada serangkaian aktivitas yang mendefinisikan
rantai nilai, kemudian membebankan biaya dari berbagai aktivitas itu pada produk.

Harga Pokok Porduk dan Pelaporan Keuangan Eksternal Salah satu tujuan utama
system manajemen biaya adalah perhitungan harga pokok produk untuk pelaporan
keuangan eksternal. Dalam perhitungan harga pokok produk, konvensi yang berlaku
secara eksternal menyatakan biaya dapat diklasifikasikan menurut tujuan khusus atau
fungsi yang hendak dicapai. Biaya dikelompokkan dalam dua kategori fungsional utama,
yaitu: produksi dan nonproduksi
Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan
penyediaan jasa. Biaya Nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi desain,
pengembangan , pemasaran, distribusi, layanan pelanggan,dan administrasi umum. Biaya
nonproduksi dibagi dalam dua kategori umum yaitu:
a. Biaya penjualan yang mencakup pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan
b. Biaya administrasi yang mencakup biaya desain, pengembangan, dan administrasi
umum

Untuk barang berwujud biaya produksi dan produksi sering disebut sebagai biaya
manufaktur dan nonmanufaktur. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut
sebagai: Bahan langsung, Tenaga Kerja Langsung, Overhead

Dalam pelaporan keuangan eksternal, hanya ketiga elemen biaya ini yang dapat
dibebankan pada produk.
Bahan Langsung Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri secara langsung
pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Biaya bahan ini dapat langsung
dibebankan pada produk karena pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk
mengukur kuantitas yang dikonsumsi setiap produk. Bahan yang menjadi bagian produk
berwujud atau bahan yan digunakan dalam penyediaan jasa umumnya diklasifikasikan
sebagai bahan langsung.

Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat
ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Seperti halnya
bahan langsung, pengamatan secara fisik dapat digunakan dalam mengukur kuantitas
karyawan yang terlibat dalam memproduksi suatu produk dan jasa. Karyawan yang
mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa kepada pelanggan
diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung.

Overhead Semua biaya overhead produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja
langsung dikelompokkan dalam suatu kategori yang disebut overhead. Pada perusahaan
manufaktur, overhead bisa juga dikenal sebagai beban pabrik ( factory burden) atay
overhead manufaktur ( manufacturing overhead). Selain beban langsung dan tenaga kerja
langsung, banyak masukan diperlukan untuk membuat produk. Perlengkapan (supplies)
adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi yang tidak menjadi bagian dari
produk jadi atau yang tidak digunakan dalam penyediaan jasa. Bahan langsung yang
merupakan bagian yang tidak signifikan dari produk jadi umumnya dimasukkan dalam
kategori overhead sebagai jenis khusus dari beban tidak langsung. Biaya penelusuran
lebih besar dibandinkan dengan manfaat dari peningkatan keakuratan. Biaya lembur
tenaga kerja langsung biasanya dibebankan pada overhead. Biaya lembur adalah hal yang
umum bagi semua operasi produksi sehingga merupakan biaya manfukatur tidak
langsung.

Biaya Utama dan Konversi Biaya utama ( prime cost) adalah jumlah dari biaya bahan
langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya konversi ( conversion cost) adalah
jumlah dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Untuk perusahaan
manufaktur, biaya konvensi yang diinterpretasikan sebagai biaya untuk mengonversi
bahan baku menjadi produk akhir.

Biaya Penjualan dan Administrasi Biaya nonproduksi terdiri atas dua kategori umum,
yaitu: Biaya penjualan, dan biaya administrasi. Untuk pelaporan keuangan eksternal,
biaya penjualan dan admnistrasi disebut biaya yang tidak dapat diinventarisasi atau biaya
periode. Biaya yang tidak dapat diinventarisasi dibebankan dalam periode waktu
terjadinya. Biaya-biaya ini tidak ada yang dapat dibebankan pada produk atau muncul
sebagai bagian dari nilai persediaan yang dilaporkan pada neraca. Biaya yang diperlukan
untuk memasarkan, mendistribusi, dan melayani produk atau jasa merupakan biaya
pemasaran (penjualan). Biaya ini sering disebut sebagai biaya mendapatkan pesanan
( order getting cost) dan biaya memenuhi pesanan (order filling cost). Seluruh biaya yang
berkaitan dengan penelitian, pengembangan, dan administrasi umum pada organisasi
yang tidak dapat dibebankan pada pemasaran ataupun produksi, dikelompokkan sebagai
biaya administrasi.administrasi umum bertanggung jawab dalam memastikan bahwa
berbagai aktvitas organiasi terintegrasi secara tepat sehingga misi perusahaan secara
keseluruhan dapat terealisasi. Contoh administrasi umum adalah gaji eksekutif puncak,
biaya jasa, konsultasi hukum,dll. Biaya penelitian dan pengembangan adalah biaya yang
berkaitan dengan desain dan pengembangan produk baru.

Laporan Keuangan Eksternal Demi memenuhi kebutuhan pelaporan eksternal, biaya-


biaya diklasifikasikan berdasarkan fungsi. Ketika menyusun laporan laba rugi, biaya
produksi dipisahkan dari biaya penjualan dan adminstrasi. Ini dilakukan karena biaya
produksi dipandang sebagai biaya periode. Biaya produksi yang melekat pada produk
yang terjual diakui sebagai beban (harga pokok penjualan) pada laporan laba rugi. Biaya
produksi yang melekat pada produk yang belum terjual dilaporkan sebagai persediaan di
neraca. Beban penjualan dan administrative dianggap sebagai biaya periode dan harus
dikurangi setiap periode sebagai beban: hal ini tidak Nampak pada neraca
C. Tujuan Pembelajaran 3 : Menyusun Laporan Laba Rugi untuk Organisasi
Manufaktur dan Jasa

Laporan laba rugi : Perusahaan Manufaktur


Laporan laba rugi ini mengikuti format tradisional. Pemasukan yang dihitung menurut
klasifikasi fungsional sering disebut sebagai perhitungan pemasukan biaya absorpsi
karena semua biaya manfukatur dibebankan ada produk. Menurut pendekatan
perhitungan biaya absorpsi, beban dipisahkan menurut fungsi, kemudian dikurangi dari
penjualan untukk menghasilkan laba sebelum pajak.
Berikut adalah contoh Laporan Laba Rugi Organisasi Manufaktur:
Organisasi Manufaktur
Laporan Laba Rugi
untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember
Penjualan   $ 2.800.000
Dikurangi harga pokok penjualan:  
Persediaan awal barang jadi $ 500.000  
Ditambah: Harga pokok produksi $ 1.200.000  
Barang yang tersedia untuk dijual $ 1.700.000  
Dikurangi: Persediaan akhir barang jadi $ 300.000 $ 1.400.000
Margin kotor $ 1.400.000
Dikurangi beban operasi:  
Beban Penjualan $ 600.000  
Beban Administrasi $ 300.000 $ 900.000
Laba sebelum pajak   $ 500.000

Seperti laporan laba rugi diatas, Beban memiliki dua kategori fungsional utama: harga
produk penjualan, dan bebas oprasi. Setiap kategori tersebut berhubungan dengan beban
manufaktur dan nonmanufaktur perusahaan. Harga pokok penjualan ( cost of goods sold)
adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsun, dan overhead yang melekat pada unit
yang terjual. Untuk menghitung harga pokok penjualan, pertama-tama, harga pokok
produksi perlu ditentukan.

Harga Pokok Produksi (cost of goods manufactured) Mencermikan total biaya barang
yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan pada barang
yang diselesaikan adalah biaya manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead. Perincian dari pembebanan biaya ini diuraikan dalam daftar pendukung
yang disebut sebagai laporan harga pokok produksi.
Berikut adalah contoh Laporan Harga Pokok Produksi:

Organisasi Manufaktur
Laporan Laba Rugi
untuk Tahun yang berakhir 31 Desmber
2008
$
Bahan baku langsung 200.000  
$
Persediaan awal 450.000  
$
Ditambah: pembelian 650.000  
$
Bahan baku yang tersedia 50.000  
Dikurangi: persediaan akhir $ 600.000
Bahan baku langsung yang terpakai $ 350.000
Tenaga kerja langsung  
Overhead manufaktur  
$
Tenaga kerja tidak langsung 122.500  
$
Depresiasi 177.500  
$
Sewa 50.000  
$
Listrik, air, dll 37.500  
$
Pajak property 12.500  
$
Pemeliharaan 50.000 $ 450.000
Total tambahan biaya manufaktur $ 1.400.000
Ditambah: barang dalam proses awal $ 200.000
Total biaya manufaktur $ 1.600.000
Dikurangi: barang dalam proses akhir $ 400.000
Harga pokok produksi   $ 1.200.000
Pada laporan diatas, total biaya manufaktur yang bertambah selama periode tersebut
ditambahkan ke biaya manufaktur pada barang dalam proses awal yang menghasilkan
total biaya manufaktur.kemudian, biaya pada barang dalam proses akhir dikurangi dari
total biaya manufaktur untuk mendapatkan harga pokok produksi. Jika harga pokok
produksi adalah untuk produk tunggal,maka biaya rata-rata perunit dapat dihitung dengan
membagi harga pokok produksi dengan unit produksi.

Barang dalam proses (work in process) terdiri atas semua unit yang telah diselesaikan
sebagian dalam proses produksi pada titik waktu tertentu. Dalam laporan harga pokok
produksi, biaya unit yang diselesaikan sebagian dilaporkan sebagai biaya barang dalam
proses awal dan biaya barang dalam proses akhir. Biaya barang dalam proses awal
mencerminkan biaya manufaktur yang tercatat dalam periode sebelumnya, sedangkan
biaya barang dalam proses akhir mencerminkan biaya manufaktur yang akan dicatat pada
periode selanjutnya.

Laporan laba rugi : Perusahaan Jasa Berikut adalah contoh Laporan laba rugi
organisasi jasa:

Laporan Laba Rugi


Organisasi Jasa
untuk Tahun yang berakhir 31 Desmber 2008

     
$
Penjualan 300.000
Dikurangi beban:  
Harga pokok penjualan jasa  
Barang dalam proses awal $ 5.000  
Biaya Jasa yang Ditambahkan  
Bahan baku langsung $ 40.000  
Tenaga kerja langsung $ 80.000  
Overhead $ 100.000 $ 220.000  
Total $ 225.000  
$
$ 10.000
Dikurangi: barang dalam proses akhir 215.000
$
Margin kotor 85.000
Dikurangi beban operasi  
Beban penjualan $ 8.000  
$
$ 22.000
Beban administrasi 30.000
$
   
Laba sebelum pajak 55.000

Pada perusahaan jasa, perhitungan biaya jasa yang terjual ebrbeda dari biaya penjualan
dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal atau akhir
barang jadi. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang jadi karena tidak mungkin
menyimpan jasa, biaya penjualan jasa dapat disamakan dengan harga pokok produksi.

D. Tujuan Pembelajaran 4 : Menjelaskan Perbedaan antara System Akuntansi


Manajemen berdasarkan Fungsi dan Aktivitas

Jenis-jenis Sistem Akuntansi Manajemen System akuntansi manajemen dapat


diklasifikasikan secara umum sebagai system berdasarkan fungsi dan system berdasarkan
aktivitas. Pendekatan berdasarkan fungsi dan aktivitas dapat ditemukan dalam praktik
nyata. Sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi ( functional based management-
FBM) digunakan dalam sector manfukatur dan jasa. System akuntansi manajemen
berdasarkan aktivitas ( activity based management- ABM) system ini digunakan secara
luas dan pemanfaatannya semakin tinggi, khususnya di organisasi yang memiliki
beragam produk dan pelanggan produk yang lebih rumit,siklus waktu produksi yang lebih
singkat, peningkatan persyaratan kualitas dan tekanan persaingan yang ketat.

Sistem Akuntansi FBM dan ABM Elemen utama dari model FBM adalah fungsi,
sedangkan elemen utama dari model ABM adalah aktivitas. Fungsi-fungsi biasanya
dikelompokkan dalam unit-unit organisasional, seperti departemen dan pabrik. Aktivitas-
aktivitas dengan tujuan umum dikelompokkan bersama dalam satu bentuk proses.

Tinjauan Biaya FBM Dalam system akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya
dibebankan pada unit-unit yang berfungsi, kemudian pada produk. Dalam pembebanan
biaya, penelusuran langsung dan penelusuran penggerak digunakan. Penelusuran
penggerak dalam system FBM hanya menggunakan penggerak produksi ( tingkat unit)
yang merupakan pengukuran konsumsi yang sangat berkorelasi dengan keluaran
produksi. Jadi unit-unit produk atau penggerak sangat berkolerasi dengan unit-unit yang
diproduksi, seperti jam kerja dari tenaga kerja langsung, bahan langsung, dan jam kerja
mesin adalah hanya penggerak yang diasumsikan penting. Karena system FBM hanya
menggunakan penggerak yang berhubungan dengan fungsi produk untuk membebani
biaya, pendekatan pembebanan biaya ini dianggap sebagai perhitungan biaya berdasarkan
produksi atau fungsi. Selain penggerak produksi, penggerak yang mendeskripsikan
hubungan sebab akibat dianggap sebagai penggerak tingkat nonunit. Jika biaya tingkat
nonunit seperti pembelian signifikan, perhitungan biaya berdasarkan fungsi dapat
dideskripsikan sebagai alokasi yang insentif. Tujuan perhitungan harga pokok produk
dari perhitungan biaya berdasarkan fungsi dapat dipenuhi dengan pembebanan biaya-
biaya produksi ke persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan pelaporan
keuangan eksternal.

Tinjauan Biaya ABM Dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas ( activity based
costing- ABC). Biaya ditelusuri hingga aktivitas, kemudian produk. Peranan penelusuran
penggerak secara signifikan diperluas dengan mengidentifikasikan dan menggunakan
penggerak yang tidak berhubungan dengan volume produk yang diproduksi ( penggerak
berdasarkan nonunit). Pembebanan biaya berdasarkan aktivitas menekankan pada
penelusuran alokasi bahkan, bisa disebut sebagai penelusuran yang intensif. Penggunaan
penggerak unit dan nonunit meningkatkan keakuratan pembebanan biaya, kualitas
keseluruhan, dan informasi biaya yang relevan. Perhitungan harga pokok produk
berdasarkan aktivitas cendrung fleksibel. Informasi yang dibuat untuk mendukung
berbagai tujuan manajerial, termasuk tujuan pelaporan keuangan.

Tinjauan Efisiensi Operasional FBM Penyediaan informasi untuk perencanaan dan


pengendalian adalah tujuan lain dari akuntansi manajemen. Pendekatan manajemen
berdasarkan fungsi untuk pengendalian membebankan biaya pada unit organisasioanal,
kemudian menuntut tanggung jawab manajer unit organisasioanal untuk mengendalikan
biaya yang dibebankan. Kinerja diukur dengan membandingkan hasil actual dengan
standar atau hasil yang dianggarkan. Penekanannya adalah ukurangan keuangan dari
kinerja. Pendekatan berdasarkan fungsi menelusuri biaya individu yang bertanggung
jawab atas biaya yang terjadi. Pendekatan ini menganggap bahwa memaksimalkan
kinerja organisasi secara keseluruhan tercapai dengan memaksimalkan kinerja subunit
organsisasi individual

Tinjauan Efisiensi Operasional ABM Secara signifikan, subsitem pengendalian


berdasarkan aktivitas berbeda dengan system berdaasarkan fungsi. Penekaanan
berdasarkan fungsi adalah pada pengelolaan biaya. Manajemen berdasarkan aktivitas
berfokus pada pengelolaan aktivitas dengan tujuan memperbaiki nilai yang diterima
pelanggan dan laba yang diterima dengan menyediakan nilai ini. Hal ini meliputi analisis
penggerak, analisis aktivitas, dan evaluasi kinerja serta penggunaan perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas sebagai sumber informasi utama. Pengendalian berdasarkan
aktivitas membutuhkan informasi terperinci mengenai aktivitas. Pendekatan baru ini
berfokus pada akuntabilitas dari aktivitas daripada biaya, dan menekankan maksimalisasi
kinerja system secara luas daripada kinerja individu. Aktivitas lintas fungsi dan garis
departemen adalah system meluas dalam focus tertentu dan membutuhkan pendekatan
global untuk mengendalikannya. Dalam system akuntansi manajemen berdasarakan
aktivitas, ukuran keuangan dan nonkeuangan kinerja adalah penting.

Pilihan dari System Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen berdasarkan


aktivitas menawarkan keuntungan yang signifikan, termasuk memperbaiki pengambilan
keputusan, serta meningkatkan perencanaan strategis dan kemampuan yang lebih baik
dalam mengelola aktivitas. Secara khusus system berdasarkan aktivitas sesuai untuk
mendukung sasaran perbaikan berkelanjutan yang merupakan tujuan penting bagi
perusahaan untuk bersaing secara global. System akuntansi manjemen berdasarkan
aktivitas lebih rumit dan memerlukan perbaikan signifikan atas aktivitas pengukuran, dan
pengukuran bisa menjadi mahal. Kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan juga telah meningkatkan daya tarik pendekatan berdasarkan aktivitas. Bagi
banyak perusahaan, manfaat perpindahan system FBM menjadi ABM melebihi
biayanya . jadi penggunaan ABC dan ABM semakin meluas. Perhatian terhadap akuntasi
manajemen berdasarkan aktivitas pun menjadi tinggi.

Anda mungkin juga menyukai