Anda di halaman 1dari 28

AKUNTANSI MANAJEMEN

CHAPTER 2
KONSEP DAN PERILAKU BIAYA
(COST CONSEPT ANG BEHAVIOR)

Dosen: Dr. I.G.A Made Asri Dwija Putri, S.E., M.Si., Ak, CMA

Oleh :

KELOMPOK 1

IDA BAGUS NYOMAN RAMARTA PUTRA (1981611033/02)


KADEK ROSITA DEWI INDRA PRATIWI (1981611037/06)
NI PUTU ACHINTYA WIBAWA PUTRI (1981611056/25)
I MADE YOGA DARMA PUTRA (1981611057/26)
IDA AYU ARINA MAHADEWI (1981611061/30)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019

1
COST CONCEPT AND BEHAVIOR

I. Konsep Dasar Akuntansi Manajemen (Basic Cost Management Concepts)


1.1 Cost Assigment: Penelusuran Langsung (Direct Tracing), Penelusuran Penggerak
(Driver Tracing), dan Alokasi (Allocation).
Mempelajari akuntansi manajemen membutuhkan pemahaman akan arti biaya dan
terminology yang berkaitan dengan biaya. Pembebanan biaya pada produk, jasa, pelanggan,
dan objek lain merupakan salah satu tujuan dasar dari sistem informasi akuntansi manajemen.
Peningkatan keakuratan pembebanan biaya menghasilkan informasi yang lebih berkualitas
tinggi dan dapat digunakan untuk membuat keputusan lebih baik. Sebagai contoh, sebuah
divisi afiliasi pengecer minyak pelumas Mobil Oil’s Corporation menemukan bahwa
pembebanan biaya yang lebih akurat menghasilkan keputusan bauran produk yang lebih baik
dan peningkatan laba yang lebih berarti.
Salah satu contoh yang dapat dicatat dari pentingnya keakuratan biaya berasal dari
afiliasi Korea. Sistem akuntansi mereka mengidentifikasi bahwa mintak pelumas laut, yang
mewakili 20% volume total, mengalami kerugian. Setelah berubah ke system akuntansi biaya
yang lebih akurat, ditemukan bahwa produk bervolume tinggi ini adalah produk yang paling
murah dari produk sejenis yang dihasilkan. Sistem akuntansi biaya yang ada terlalu besar
menyatakan minyak pelumas laut sebesar 300%. Dalam sector jasa, United States Postal
Service menggunakan pembebanan biaya yang lebih akurat untuk membenarkan penawaran
pada pelanggan mengenai pelayanan dengan kartu debit/kredit, yang meningkatkan kepuasan
pelanggan yang secara serempak menghasilkan penghematan tahunan $28,8 juta pada tahun
2001. Pengalaman-pengalaman dari Mobil and United States postal Service menggambarkan
pentingnya pembebanan biaya yang akurat.

a. Cost Object (Objek Biaya)


Sistem akuntansi manajemen dibuat untuk megukur dan membebankan biaya pada
entitas yang disebut sebagai objek biaya. Objek biaya dapat berupa apapun, seperti produk,
pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan lain-lain yang digunakan untuk mengukur dan
membebankan biaya. Sebagai contoh, jika suatu Bank ingin menetapkan biaya kartu kredit
platinum, maka objek biaya adalah kartu kredit platinum. Jika sebuah rumah sakit ingin
menetaapkan biaya departemen operasional, maka objek biaya adalah departemen
operasional. jika sebuah pabrik mainan ingin menetapkan biaya pengembangan mainan baru,
maka objek biaya adalah proyek pengembangan mainan baru.

2
Dalam beberapa tahun, “aktivitas” muncul sebagai objek biaya yang penting. Aktivitas
adalah unit dasar dari kerja yang dilakukan dalam sebuah organisasi dan dapat juga
dideskripsikan sebagai kumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi manajer
untuk melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengembalian keputusan. Aktivitas tidak
hanya bertindak sebagai objek biaya, tetapi juga berperan utama dalam pembeban biaya untuk
objek biaya lainnya. Contoh, aktivitas meliputi memasang peralatan untuk produksi,
memindahkan bahan dan barang, membeli komponen, mengirim tagihan kepada pelanggan,
membayar tagihan, memelihara peralatan, memenuhi pesanan, mendesain produk, dan
memeriksa produk. Perhatikan bahwa aktivitas digambarkan dengan kata kerja (misalnya,
pembayaran dan perancangan) digabung dengan sebuah objek (misalnya, tagihan dan produk)
yang menerima tindakan. Perhatikan juga bahwa kata kerja tindakan dan objek menunjukkan
tujuan yang sangat spesifik.

b. Accuracy of Assigments (Keakuratan Pembebanan)


Pembebanan biaya secara akurat pada objek sangatlah penting. Gagasan mengenai
keakuratan tidak direvaluasi berdasarkan pengetahuan tentang biaya yang “sebenarnya”.
Keakuratan adalah suatu konsep yang relatif dan harus dilakukan secara wajar logis terhadap
penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannya adalah mengukur dan membebankan
biaya dari sumber daya yang dikonsumsi objek biaya sebaik mungkin. Pembebanan biaya
yang terdistorsi dapat menghasilkan keputusan yang salah dan evaluasi yang buruk. Sebagai
contoh, jika seorang manajer pabrik sedang mencoba memutuskan apakah akan melanjutkan
produksi listrik secara internal atau membelinya dari perusahaan fasilitas umum local, maka
penilaian secara akurat mengenai besarnya biaya memproduksi listrik adalah hal mendasar
untuk analisis. Biaya produksi listrik yang dinyatakan terlalu tinggi dapat mendorong manajer
menutup depaartemen listrik internal dan membeli listrik dari luar, padahal pembebanan biaya
yang lebih akurat mungkin menyarankan hal sebaliknya. Merupakan hal yang mudah untuk
dilihat bahwa pembebanan biaya yang buruk dapat menciptakan pemborosan. Sebagaimana
diusulkan dalam contoh pizza, melakukan hubungan sebab akibat antara biaya yang
dibebankan dan objek biaya adalah kunci untuk membuat pembebanan biaya yang secara
wajar akurat.

c. Ketelusuran (Traceability)
Hubungan antara biaya dengan objek biaya dapat digali untuk membantu meningkatkan
keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat berkaitan dengan objek biaya secara langsung
atau tidak langsung. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat

3
ditelusuri dengan mudah dan akurat secara objek biaya. Biaya langsung (direct cost) adalah
biaya yang yang dapat ditelusuri dengan mudah dan akurat sebagai objek biaya. “Ditelusuri
dengan mudah” berarti biaya dapat dibebankan dengan cara yang layak secara ekonomi,
sedangkan “ditelusuri dengan akurat” berarti biaya dapat dibebankan dengan menggunakan
hubungan sebab-akibat. Jadi, “Ketelusuran” adalah kemampuan membebankan biaya pada
objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi dan berdasarkan hubungan sebab-
akibat.Semakin besar biaya yang dapat ditelusuri pada objeknya, semakin akurat pembebanan
biayanya.
d. Metode Penelusuran (Methods of Tracing)
Ketelusuran memiliki arti bahwa biaya dapat dibebankan dengan mudah dan akurat,
sedangkan “Penelusuran” (tracing) berarti pembebanan aktual biaya pada objek biaya dengan
menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya.
Penelusuran biaya pada objek biaya dapat terjadi melalui salah satu dari dua cara berikut ini :
1) Penelusuran langsung
Penelusuran langsung (direct tracing) adalah suatu proses pengidentifikasian dan
pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu objek.
Penelusuran ini paling sering dikerjakan melalui pengamatan secara fisik.
2) Penelusuran penggerak
Penelusuran penggerak (driver tracing) adalah penggunaan penggerak untuk
membebankan biaya pada objek biaya. Di dalam konteks pembebanan biaya, penggerak
adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan faktor penyebab yang mengukur
konsumsi sumber daya objek biaya. Oleh sebab itu, penggerak adalah faktor yang
menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya dan memiliki hubungan
sebab-akibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya.
Penelusuran penggerak biasanya kurang akurat dibandingkan penelusuran
langsung. Akan tetapi, jika hubungan sebab-akibatnya kuat, maka tingkat keakuratan
yang lebih tinggi dapat diperkirakan. Penelusuran penggerak, dapat menghasilkan
pembebanan biaya yang kurang akurat daripada penelusuran langsung. Perhatian yang
lebih penting adalah situasi saat objek biaya bukan merupakan pemakai sumber daya
satu-satunya, dan tidak ada hubungan sabab-akibat yang dapat ditetapkan (atau adanya
kendala biaya jika menggunakan hubungan sebab-akibat).
e. Membebankan Biaya Tidak Langsung (Assigning Indirect Cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan pada objek-objek
biaya, baik dengan menggunakan penelusuran langsung maupun penggerak. Hal ini, berarti

4
tidak ada hubungan sebab akibat antara biaya dan objek biaya, atau penelusuran tidak layak
dilakukan secara ekonomis. Pembebanan biaya secara tidak langsung disebut alokasi. Karena
tidak ada hubungan sebab-akibat, pengalokasian biaya tidak langsung didasarkan pada
kemudahan atau beberapa asumsi yang berhubungan. Sebagai contoh, mari kita
pertimbangkan biaya pemanasan dan penerangan suatu pabrik yang memproduksi lima
produk. Misalkan bahwa biaya utilitas dibebankan kelima produk tersebut. Sudah jelas bahwa
dalam hal ini tentu saja sulit untuk melihat adanya hubungan sebab akibat. Cara mudah untuk
pengalokasian biaya adalah hanya dengan membebankannya secara proposional pada jam
tenaga kerja langsung yang digunakan setiap produk. Pembebanan biaya tidak langsung pada
objek biaya secara arbitrer mengurangi keakuratan pembebanan biaya secara keseluruhan.
Oleh sebab itu, kebijakan perhitungan biaya yang terbaik mungkin hanya membebankan biaya
(yang ditelusuri) langsung pada objek biaya.

f. Ikhtisar Pembebanan Biaya (Cost Assigment Summarized)


Pembahasan sebelumnya menjelaskan tiga metode pembebanan biaya ke objek biaya;
penelusuran langsung, penelusuran penggerak dan alokasi. Metode-metode ini diilustrasikan
pada Tampilan 1-1. Apabila dibandingkan dari ketiga metode tersebut, penelusuran langsung
merupakan metode yang paling akurat; metode ini bergantung pada hubungan sebab akibat
yang dapat diamati secara fisik. Penelusuran penggerak, dalam hal keakuratan pembebanan
biaya, mengikuti penelusuran langsung. Penelusuran penggerak bergantung pada faktor-faktor
sebab-akibat yaitu penggerak, untuk membebankan biaya ke objek biaya. Keakuratan
penelusuran penggerak tergantung pada kualitas hubungan sebab-akibat yang digambarkan
oleh penggerak. Pengidentifikasian penggerak dan penilaian kualitas dari hubungan sebab
akibat, jauh lebih besar biayanya dibanding dengan penelusuran langsung atau alokasi.

Tampilan 1-1 Metode Pembebanan Biaya


Metode Pembebanan Biaya

Biaya Sumber Daya

Penelusuran Penelusuran Alokasi


langsung Penggerak

Pengamatan Fisik Hubungan sebab- Asumsi Hubungan


akibat

5
1.2 Biaya Produk (Product Costs) Biaya Sumber Daya
Keluaran (output) organisasi merupakan salah satu objek biaya terpenting. Ada 2 jenis
keluaran, yaitu produk berwujud dan jasa. Produk berwujud adalah barang yang dihasilkan
dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan masukan (input) modal,
seperti pabrik, lahan dan mesin. Televisi, hamburger, mobil, komputer, pakaian, dan
perabotan adalah contoh produk berwujud. Jasa (service) adalah tugas atau aktivitas yang
dilakukan untuk pelanggan atau aktivitas yang dijalankan oleh pelanggan dengan
menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa merupakan produk yang tidak tahan lama,
maksudnya adalah pemanfaatan produk berupa jasa hanya dilakukan pada saat tertentu saja.
Jasa juga diproduksi dengan menggunakan bahan, tenaga kerja, dan masukan modal.
Perlindungan asuransi,perawatan kesehatan, perawatan gigi, jasa pemakaman, dan akuntansi
adalah contoh berbagai aktivitas jasa yang dilakukan untuk pelanggan. Penyewaan kendaraan,
video dan alat ski adalah contoh dari jasa yang memungkinkan pelanggan menggunakan
produk atau fasilitas organisasi.
Jasa berbeda dengan produk berwujud dalam empat dimensi penting : tak berwujud
(inseparability), dan tidak selalu sama (heterogenity). Tak berwujud berarti pembeli jasa tidak
dapat melihat, merasaksan, mendengar atau mencicipi suatu jasa sebelu jasa tersebut dibeli.
Jadi, jasa produk tak berwujud. Tidak tahan lama, berarti jasa tidak dapat disimpan untuk
kegunaan masa depan oleh pelanggan (ada beberapa kasus yang tidak umum, yaitu saat
barang-barang berwujud tidak dapat disimpan), tetapi harus dikonsumsi saat diadakan.
Contoh jasa yang berulang adalah jasa rekening giro, jasa penjagaan rumah, dan binatu.
Tidak dapat dipisahkan berarti produsen dan pembeli jasa biasanya harus melakukan kontak
langsung saat terjadi pertukaran. Akibatnya, jasa kerap tidak dapat dipisahkan dari
produsennya. Tidak selalu sama berarti terdapat peluang variasi yang lebih besar pada
penyelengaraan jasa daripada produksi produk. Penyelenggara jasa bisa saja dipengaruhi oleh
pekerjaan yang dilakukan, bauran individu lainnya yang bekerja dengan mereka, pendidikan
dan pengalaman mereka, serta faktor-faktor pribadi seperti kehidupan rumah tangga. Faktor-
faktor ini membuat penyelengaraan tingkat jasa yang konsisten menjadi sulit. Pengukuran
produktivitas dan kualitas pada perusahaan jasa harus dilakukan secara terus menerus.
Perbedaan ini memengaruhi jenis informasi yang diperlukan untuk perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan. Organisasi yang membuat produk berwujud

6
disebut “organisasi manufaktur”. Organisasi yang memproduksi produk tak berwujud disebut
“organisasi jasa”

a. Definisi Biaya Produk (Product Cost Definitin)


Untuk keputusan penetapan harga, keputusan bauran produk, dan analisis profitabilitas
strategis, semua biaya yang dapat dilacak sepanjang rantai nilai perlu ditetapkan untuk produk
tersebut. Untuk keputusan desain produk yang strategis dan analisis keuntungan taktis, biaya
untuk produksi, pemasaran, dan layanan pelanggan (termasuk biaya pasca pembelian
pelanggan) diperlukan. Untuk pelaporan keuangan eksternal, aturan dan konvensi Dewan
Standar Akuntansi Keuangan (FASB) mengamanatkan bahwa hanya biaya produksi yang
digunakan dalam menghitung biaya produk. Tujuan lain mungkin masih menggunakan
definisi biaya produk lainnya.

Tampilan 1-2 Contoh Definisi Biaya Produk

Definisi Harga Rantai Nilai Harga Biaya Produk Biaya Produk


Pokok Produk Pokok Produk Bagian Operasional Tradisional

Penelitian dan Pengembangan

Produksi Produksi Produksi

Pemasaran Pemasaran

Layanan Pelanggan Layanan Pelanggan

Tujuan Keputusan Penetapan Harga Keputusan Perancangan Pelaporan Keuangan


Manajerial Keputusan Bauran Produk Strategis Analisis Tingkat Ekstternal
yang Diemban Analisisi Tingkat Laba Strategis Laba Taktis

b. Harga Pokok Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal (Product Costs and
External Financial Reporting)
Salah satu tujuan system manajemen biaya adalah perhitungan biaya produk untuk
pelaporan keuangan eksternal. Dalam perhitungan biaya produk, konvensi yang berlaku
secara eksternal menyatakan biaya tidak dapat diklasifikasikan. Menurut tujuan khusus atau
fungsi yang hendak dicapai. Biaya dikelompokkan dalam dua kategori fungsional utama :
produksi dan nonproduksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan
barang dan penyediaan jasa. Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi

7
desain, pengembangan, pasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum. Biaya
nonproduksi sering dibagi dalam dua kategori umum: biaya penjualan yang mencakup biaya
pemasaran , disrtribusi, dan layanan pelanggan, dan administrasi yang mencakup biaya
desain, pengembangan, dan administrasi umum.

Untuk barang berwujud, biaya produksi dan nonproduksi sering disebut sebagai “biaya
manufaktur dan nonmanufaktur”. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai
bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Dalam pelaporan keuangan eksternal,
hanya ketiga elemen biaya ini yang dapat dibebankan pada produk.

1) Bahan Langsung (Direct Materials)


Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang
diproduksi. Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan pada produk karena pengamatan
secara fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi setiap produk.
Bahan yang menjadi bagian produk berwujud atau bahan yang digunakan dalam penyediaan
jasa umumnya diklasifikasikan sebagai bahan langsung.

2) Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)


Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung pada
barang atau jasa yang sedang diproduksi. Item ini biasanya dihitung dengan satuan waktu atau
lama pekerja menyelesaikan sebuah pekerjaan. Pengamatan secara fisik/langsung dilakukan
untuk mengidentifikasi besar biayanya.

3) Overhead
Semua biaya produksi-selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung-dikelompokkan
dalam satu kategori yang disebut overhead. Pada perusahaan manufaktur, overhead juga
dikenal sebagai beban pabrik atau overhead manufaktur. Selain bahan langsung dan tenaga
kerja langsung, banyak input diperlukan untuk membuat produk. Contoh-contohnya termasuk
penyusutan bangunan dan peralatan, pemeliharaan, perlengkapan, pengawasan, penanganan
bahan, tenaga listrik, dan lain-lain. Perlengkapan umumnya adalah bahan-bahan yang
diperlukan untuk produksi yang tidak menjadi bagian dari produk jadi atau yang tidak
digunakan dalam penyediaan jasa.
Biaya lembur tenaga kerja langsung biasanya juga dibebankan pada overhead. Biaya
lembur adalah hal yang umum bagi semua operasi produksi, dan merupakan biaya manufaktur
tidak langsung. Contoh, jika pekerja dibayar dengan tarif regular $8 per jam dan $4 untuk

8
premi lembur per jam, maka hanya $4 premi lembur yang dibebankan ke overhead. Tarif
regular 8$ tetap diperhitungkan sebagi biaya tenaga kerja langsung.

4) Biaya Utama dan Konversi (Prime and Conversion Costs)


Klasifikasi produksi dan non produksi membrikan pengaruh pada beberapa konsep
biaya. Gabungan dari biaya produksi yang berbeda juga melahirkan konsep biaya konversi
dan biaya utama. Biaya utama adalah jumlah dari biaya bahan langsung dan biaya tenaga
kerja langsung. Sedangkan biaya konversi adalah jumlah dari biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead.

1.3 Laporan Keuangan Eksternal (External Financial Statements)


Ketika menyusun laporan laba rugi, biaya produksi dipisahkan dari biaya nonproduksi
(biaya penjualan dan administrasi). Hal ini dilakukan karena biaya produksi dianggap sebagai
biaya/harga pokok produk, sedangkan biaya penjualan dan administrasi dianggap sebagai
biaya periode. Jadi, biaya produksi yang melekat pada produk yang terjual diakui sebagai
beban (beban pokok penjualan/biaya penjualan) pada laporan laba rugi. Biaya produksi yang
melekat pada produk yang belum terjual dilaporkan sebagai persediaan di neraca. Beban
penjualan dan administratif dianggap sebagai biaya periode dan harus dikurangi setiap periode
sebagai beban di laporan laba rugi, hal ini tidak tampak pada laporan neraca.

a. Laporan Laba Rugi: Perusahaan Manufaktur (Income Statement: Manufacturing)


Laporan laba-rugi berdasarkan klasifikasi fungsional pada perusahaan manufaktur
ditunjukkan pada tampilan 1-3. Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi fungsional
sering disebut sebagai perhitungan pemasukan biaya absorpsi (full-costing) karena semua
biaya manufaktur dibebankan ke produk.

Tampilan 1-3 Laporan Laba Rugi: Perusahaan Manufaktur

Organisasi manufaktur
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode Tahun yang berakhir 31 Desember 2010
Dalam dollar ($)

Penjualan 2.000.000
(-) Harga Pokok Penjualan 1.300.000
Margin kotor 700.000
(-) beban operasi:
Beban penelitian 150.000
Beban penjualan 300.000
Beban administrasi 150.000 550.000
Laba sebelum pajak 150.000
9
Menurut pendekatan perhitungan biaya absorpsi, beban dipisahkan menurut fungsi,
kemudian dikurangi dari penjualan untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Seperti yang
dapat dilihat pada tampilan 1-3, beban memiliki dua kategori fungsional utama: harga pokok
penjualan dan beban operasi. Harga pokok penjualan adalah biaya bahan langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead yang melekat pada unit yang terjual. Untuk menghitung harga
pokok penjualan, pertama-tama perlu menentukan harga pokok produksi.

1) Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufacture)


Harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama
periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan pada barang yang diselesaikan adalah biaya
manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Rincian dari
pembebanan biaya ini diuraikan dalam daftar pendukung, yang disebut sebagai laporan harga
pokok produksi.
2) Barang dalam proses
Barang dalam proses terdiri dari semua unit yang telah diselesaikan sebagian dalam
produksi, pada titik waktu tertentu. Barang dalam proses awal terdiri atas unit yang
diselesaikan sebagian dan telah ada pada awal periode. Barang dalam proses akhir terdiri atas
unit yang ada pada akhir periode. Dalam laporan harga pokok produksi, biaya unit yang
diselesaikan sebagian dilaporkan sebagai biaya barang dalam proses awal dan biaya barang
dalam proses akhir. Biaya barang dalam proses awal mencerminkan biaya manufaktur yang
tercatat dari peiode sebelumnya, sedangkan biaya barang dalam proses akhir mencerminkan
biaya manufaktur yang akan dicatat pada periode selanjutnya.

b. Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa (Income Statement: Service Organization)


Pada perusahaan jasa, perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari biaya penjualan
dalam perusahaan manufaktur. Berbeda dari perusahaan manufaktur, perusahaan jasa tidak
memiliki persediaan barang jadi karena tidak mungkin menyimpan jasa. Jadi, jika
dibandingkan dengan perusahaan manufaktur, biaya penjualan jasa dapat disamakan dengan
harga pokok produksi.

1.4 Sistem Akuntansi Manajemen (Cost Management Systems)

10
Sistem akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan secara umum sebagai sistem
berdasarkan fungsi (Functional-based management-FBM) dan system berdasarkan aktivitas
(activity-based management-ABM).

a. Sistem Akuntansi Manajemen berdasarkan Fungsi (Functional-Based Cost


Management Systems)
Dalam Sistem akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan pada unit-unit
fungsional, kemudian pada produk. Dalam pembebanan biaya, digunakan penelusuran
langsung dan penelusuran penggerak. Namun, penelusuran penggerak dalam system FBM
hanya menggunakan penggerak produksi (tingkat unit) yang merupakan pengukuran
konsumsi yang sangat berkolerasi dengan keluaran produksi. Jadi, unit-unit produk atau
penggerak yang sangat berkolerasi dengan unit-unit diproduksi, seperti jam kerja dan tenaga
kerja langsung, bahan langsung dan jam tenaga mesin adalah hanya penggerak yang
diasumsikan penting. Karena system FBM hanya menggunakan penggerak yang berhubungan
dengan fungsi produksi untuk membebani biaya, pendekatan pembebanan biaya ini dianggap
sebagai perhitungan biaya berdasarkan produksi atau fungsional (FBC). Produksi atau
penggerak tingkat unit dimana FBC sering bergantung padanya adalah bukan satu-satunya
penggerak yang menjelasksan hubungan sebab akibat. Selain penggerak produksi, penggerak
yang mendeskripsikan hubungan sebab-akibat dianggap sebagai penggerak tingkat nonunit.
Model umum sistem akuntansi berdasarkan aktivitas (activity-based management-ABM)
dapat dilihat pada tampilan 1-4.
Tampilah 1-4 Model Manajemen Berdasarkan Fungsi

Tinjauan Biaya

Sumber Daya

Tinjauan Operasional

Analisis
Apa? Fungsi Analisis Kinerja
Penggerak

Mengapa? Apa? Seberapa baik?

Produk dan
Pelanggan

11
Tujuan perhitungan biaya produk dari perhitungan biaya berdasarkan fungsi dapat dipenuhi
dengan pembebanan biaya-biaya produksi ke persediaan dan beban pokok penjualan (HPP)
untuk tujuan pelaporan keuangan eksternal.
Kinerja diukur dengan mebandingkan hasil actual dengan standar atau hasil yang
dianggarkan. Penekanannya adalah ukuran keruangan dari kinerja (ukuran nonkeuangan
biasanya diabaikan). Jadi, pendekatan berdasar fungsi menelusuri biaya ke individual yang
bertanggung jawab pada biaya yang terlibat. Sistem penghargaan digunakan untuk
memotivasi individual ini untuk mengelola biaya dengan meningkatkan efisiensi operasional
unit organisasional mereka. Pendekatan ini menganggap bahwa memaksimalkan kinerja dari
organisasi keseluruhan tercapai dengan memaksimalkan kinerja subunit organisasional
individual (dinamakan sebagai pusat tanggung jawab)

b. Activity-Based Cost Management Systems


Dalam pembiayaan berdasarkan aktivitas (activity-based costing-ABC), biaya ditelusuri
hingga aktivitas, kemudian produk. Seperti Jadi, pembebanan biaya berdasarkan aktivitas
menekankan pada penelusuran alokasi, bahkan bisa disebut sebagai penelusuran yang intensif.
Penggunaan penggerak unit dan nonunit meningkatkan keakuratan pembebanan biaya,
kualitas keseluruhan dan informasi biaya yang relevan. Model umum sistem akuntansi
berdasarkan aktivitas (activity-based management-ABM) dapat dilihat pada tampilan 1-5.

Tampilah 1-5 Model Manajemen Berdasarkan Aktivitas

Tinjauan Biaya

Sumber Daya

Tinjauan Operasional
Analisis Aktivitas Analisis Kinerja
Penggerak

Mengapa? Apa? Seberapa baik?

Produk dan
Pelanggan

Perhitungan biaya proses berdasarkan aktivitas cenderung fleksibel. Definisi


peritungan biaya produk yang lebih komprehensif ditekankan untuk perencanaan,
pengndalian, dan pengambilan keputusan yang lebih baik, dengan kelengkapan informasi

12
akan biaya, aktivitas, dan penggerak, dapat bertindak sebagi sistem pengingat awal dari
problem etis.
Secara signifikan, subsistem pengendalian berdasarkan aktivitas berbeda secara
signifikan dengan system berdasarkan fungsi. Penekanan berdasarkan fungsi adalah
pengelolaan biaya. Manajemen berdasarkan aktivitas fokus pada aktivitas manajemen dengan
tujuan memperbaiki nilai yang diterima oleh analisis penggerak, analisis aktivitas, dan
evaluasi kinerja dan penggambaran atas pembiayaan berdasarkan aktivitas sebagai sumber
mayoritas dari informasi.
Tinjauan proses diperhatian dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan
biaya suatu aktivitas (menjelaskan mengapa biaya muncul), pengukuran pekerjaan apa yang
telah dilakukan (mengidentifikasi aktivitas), dan mengevaluasi kinerja pekerjaan dan hasil
yang dicapai (seberapa baik aktivitas dikerjakan). Jadi pengendalian berdasarkan aktivitas
membutuhkan informasi detail dari kegiatan.
Bentuk pengendalian ini mengakui bahwa memaksimalkan efisiensi dari subunit
individual tidak selalu mengarah pada efisiensi maksimum untuk system secara keseluruhan.

Perbandingan antara Sistem Manajemen Biaya berdasarkan Fungsi dan Aktivitas


Berdasarkan fungsi Berdasarkan Aktivitas
1. Penggerak berdasarkan unit 1. Penggerak berdasarkan unit dan
2. Intensif dalam pengalokasian nonunit
3. Perhitungan biaya produk secara 2. Intensif dalam penelusuran
sempit dan kaku 3. Perhitungan biaya produk secara luas
4. Berfokus pada pengelolaan biaya dan fleksibel
5. Informasi aktivitas sedikit 4. Berfokus pada pengelolaan aktivitas
6. Maksimalisasi kinerja unit individual 5. Informasi aktivitas terperinci
7. Penggunaan ukuran keuangan untuk 6. Maksimalisasi kinerja seluruh system
kinerja 7. Penggunaan ukuran keuangan dan
nonkeuangan untuk kinerja

c. Pilihan dari Sistem Akuntansi Manajemen (Choice of a Cost Management System)


Akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas menawarkan keuntungan yang signifikan,
termasuk memperbaiki keakuratan perhitungan pembiayaan produk, memperbaiki
pengambilan keputusan, serta meningkatkan perencanaan strategis dan kemampuan yang
lebih baik dalam mengelola aktivitas. Secara khusus, system berdasarkan aktivitas sesuai

13
untuk mendukung sasaran perbaikan berkelanjutan yang merupakan tujuan penting bagi
perusahaan untuk bersaing secara global.

II. PERILAKU BIAYA (COST BEHAVIOR)


2.1 Dasar-dasar Perilaku Biaya (Basics of Cost Behavior)
Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah umum yang digunakan untuk
mendeskripsikan apakah biaya berubah seiring dengan biaya keluaran. Pembahsan mengenai
hal ini biaya tetap, biaya variabel, dan biaya campuran akan dimulai dari kemungkina-
kemungkinan yang paling sederhana.

a. Biaya Tetap (Fixed Costs)


Biaya tetap (fix costs) adalah suatu biaya yang jumlahnya sama ketika output berubah
dengan kata lain bahwa biaya tetap adalah suatu biaya yang dalam jumlah total tetap konstan
dalam rentang yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah.

FIXED COST BEHAVIOR

Supervision
Cost

F = $108.000
$108.000

54.000

4.000 8000 12.000 16.000 20.000

Number of Computers Processed

F = Total Biaya Tetap

b. Biaya Variabel (Variable Costs)

14
Biaya variabel (variable costs) adalah biaya yang dalam jumlah total bervariasi secara
proporsional terhadap perubahan output. Oleh karena itu, biaya variabel naik ketika output
naik dan akan turun ketika output turun.

VARIABLE COST BEHAVIOR


Cost
(in thousand)

$600

480

360

240

120

4.000 8.000 12.000 16.000 20.000

Number
YV = Biaya of Computers
Variabel Processed
per unit x Jumlah unit

c. Biaya Campuran (Mixed Costs)


Biaya campuran (mixed costs) adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan
variabel. Misalnya agen penjualan sering dibayar dengan gaji yang ditambah dengan komisi
penjualan. Jadi biaya tetapnya adalah gaji dan biaya variabelnya adalah komisi penjualan.

MIXED COST BEHAVIOR


Cost
(in thousand)
15
$1.500

1.300

1.100

900 Variable
Costs

700
0
500

300
Fixed
Costs
4.000 8.000 12.000 16.000 20.000
d. Batasan Waktu (Time Horizon)
Number of Computers Sold
Menentukan apakah suatu biaya merupakan biaya tetap atau biaya variabel bergantung
Y =waktu.
pada batasan Total Biaya Tetap
Menurut + Total
ilmu Biayadalam
ekonomi, Variabel
jangka panjang semua biaya adalah
variabel, dalam jangka pendek, paling tidak satu biaya adalah tetap.

2.2 Sumber Daya, Aktivitas dan Perilaku Biaya (Resources, Activities, and Cost
Behavior)
Setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk menyelesaikan tugas yang harus
dilakukan. Sumber daya dapat meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, listrik,
peralatan, dan sebagainya. Input-input digabungkan untuk memproduksi suatu output. Jadi,
untuk memahami perilaku biaya, harus ditentukan aktivitas yang dilakukan dan ukuran output
(penggerak) yang terkait yang berfungsi sebagai pengukur kapasitas dan penggunaan
aktivitas.
Biaya-biaya jangka pendek sering kali tidak cukup memadai untuk menggambarkan
seluruh biaya yang dibutuhkan untuk merancang, memproduksi, memasarkan,
mendistribusikan, dan mendukung suatu produk. Pada awal tahun 1990-an terdapat beberapa
pandangan baru terhadap sifat perilaku biaya jangka panjang dan jangka pendek. Pandangan
ini berhubungan dengan aktivitas dan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk
melakukannya.
Kapasitas adalah kemampuan aktual atau potensi untuk melakukan sesuatu. Banyaknya
kapasitas yang diperlukan tergantung pada tingkat kinerja yang diminta. Diasumsikan bahwa

16
kapasitas yang diperlukan berhubungan dengan tingkat dimana aktivitas dikerjakan secara
efisien yang disebut dengan kapasitas praktis (practical capacity).

a. Sumber Daya Fleksibel (Flexible Recources)


Sumber daya fleksibel dipasok saat digunakan dan dibutuhkan. Saat digunakan dan
dibutuhkan, sumber daya ini diperoleh dari pihak luar dimana istilah perolehan tidak
membutuhkan komitmen jangka panjang untuk membeli sejumlah sumber daya tertentu. Oleh
karena itu, organisasi bebas untuk membeli hanya sebatas jumlah yang dibutuhkan.
Akibatnya, jumlah sumber data yang dipasok sama dengan jumlah yang diminta. Oleh karena
biaya sumber daya yang dipasok ketika diperlukan sama dengan biaya sumber daya yang
digunakan, maka total biaya sumber daya itu naik ketika permintaan untuk sumber daya
tersebut naik. Oleh karena itu, biaya sumber daya fleksibel merupakan biaya variabel.
Contohnya pada perusahaan manufaktur yang menggunakan just in time, dimana bahan
baku dibeli pada waktu dibutuhkan sesuai dengan jumlah kebutuhan. Menggunakan unit yang
diproduksi sebagai ukuran output, menyatakan bahwa apabila unit yang diproduksi meningkat
maka penggunaan (biaya) dari bahan baku langsung akan meningkat secara proporsional.
Energi juga merupakan sumber daya flesibel. Menggunakan kilowatt/ jam sebagai ukuran
aktivitas output, maka permintaan untuk energi meningkat dan biaya penggunaan energi juga
meningkat. Kesimpulan dari kedua contoh tersebut, sumber daya yang di pasok atau
digunakan diukur dari ukuran output.

b. Sumber Daya Terikat (Committed Recources)


Sumber daya yang terikat adalah sumber daya yang dipasok sebelum penggunaan,
mereka didapat dengan menggunakan kontrak eksplisit atau implisit untuk memperoleh
sejumlah tertentu sumber daya, tanpa memandang apakah sumber daya yang tersedia
digunakan secara penuh atau tidak. Sumber daya terikat dapat memiliki kapasitas tidak
terpakai, kerena lebih banyak yang tersedia daripada yang sebenarnya digunakan.
Banyak sumber daya yang dibeli sebelum muncul kebutuhan aktual akan sumber daya
tersebut. Sebagai contoh, banyak organisasi memperoleh berbagai kapasitas pelayanan
multiperiode dengan membayar tunai di depan atau dengan membuat kontrak eksplisit yang
memerlukan pembayaran tunai secara periodik. Pembelian atau penyewaan gedung dan
peralatan adalah contoh dari bentuk akuisisi sumber daya di muka. Pembebanan tahunan yang
berhubungan dengan kategori multiperiode tidak tergantung dari penggunaan aktual sumber
daya, oleh karena itu pembebanan-pembebanan tersebut dapat didefinisikan sebagai beban
tetap terikat dan menyediakan kapasitas aktivitas jangka panjang.

17
Contoh kedua dan lebih penting dari sumber-sumber daya terikat menyangkut
organisasi yang memperoleh sumber daya didepan melalui kontrak implisit, misalnya kontrak
tersebut dibuat dengan karyawan tetap dan karyawan paruh waktu. Pengertian implisitnya
adalah bahwa organisasi akan mempertahankan jumlah karyawan meskipun terdapat
penurunan kuantitas aktivitas yang digunaan untuk sementara. Akibatnya pembebanan yang
berhubungan dengan kategori sumber daya lain ini tidak tergantung dari kuantitas yang
digunakan-paling tidak dalam jangka pendek. Oleh karena itu dalam jangka pendek, jumlah
beban sumber daya ini tidak berubah meskipun kuantitas yang digunakan bervariasi dan biaya
sumber daya kategori ini dapat diperlakukan (secara berhati-hati) sebagai beban tetap. Sumber
daya terikat untuk jangka pendek yang lebih pendek ini dapat disebut sebagai biaya tetap
diskresi (discretionary fixed expenses). Biaya ini adalah biaya yang terjadi karena adanya
perolehan kapasitas aktivitas jangka pendek.
Memperkerjakan tiga staf administrasi di bagian penerimaan dengan biaya sebesar
$150.000 untuk memproses 7.500 pesanan adalah contoh kontrak implisit (jumlah pesanan
yang diproses adalah penggerak yang digunakan untuk menukur kapasitas aktivitas
penerimaan dan penggunaannya). Tentu saja tidak satupun dari ketiga staf ini berharap untuk
diberhentikan jika hanya 5.000 pesanan yang sebenarnya dapat di proses-kecuali penurunan
dalam permintaan dipandang permanen. Kontrak implisit ini menimbulkan masalah etika,
banyak perusahaan saat ini menggunakan system kepegawaian kontijensi untuk menangani
fluktuasi kebutuhan jasa tenaga kerja.

c. Perilaku Biaya Bertahap


Dalam pembahasan mengenai perilaku biaya diasumsikan bahwa fungsi biaya adalah
kontinu. Pada kenyataanya, beberapa fungsi biaya tidak kontinu seperti yang ditunjukkan
pada gambar di bawah ini.
STEP COST FUNCTION

Cost
$600

500

400

300

200

100
18

20 40 60 80 100 120
Activity Output (Units)
Jenis fungsi biaya seperti gambar diatas dikenal sebagai fungsi bertahap. Biaya
bertahap menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk rentang output tertentu dan pada
titik tertentu naik ke tingkat biaya yang lebih tinggi dimana biaya tersebut tidak berubah
untuk rentang output yang sama. Dari gambar diatas, biaya sebesar $100, selama output
antara 0 hingga 20 unit. Jika output antara 20 hingga 40 unit, biaya naik menjadi $200.

1) Biaya Variabel Bertahap


Hal-hal yang menunjukkan perilaku biaya bertahap, harus dibeli dalam jumlah tertentu.
Lebar dari setiap tahap menetapkan rentang output yang mengharuskan diperolehnya sumber
daya dalam jumlah tertentu. Biaya sumber daya akan berubah akibat terjadi perubahan kecil
dalam penggunaan sumber daya. Jika lebar tahap sempit, kita dapat mengansumsikan biaya
ini sebagai biaya variabel yang ketat.
2) Biaya Tetap Bertahap

STEP-FIXED COSTS
FUNCTION
Cost

150,000

100,000

50,000

2,500 5,000 7,500


0 of Engineering Change
Activity Output (Number
Orders)

Jenis lain dari biaya bertahap memiliki tahap-tahap yang lebar. Pada kenyataannya,
banyak biaya yang disebut sebagai biaya tetap mungkin lebih baik dideskripsikan dengan

19
fungsi biaya bertahap. Banyak sumber daya terikat, khususnya yang melibatkan kontrak
implisit, mengikuti fungsi biaya bertahap. Sebagai contoh bahwa suatu perusahaan
mempekerjakan tiga teknisi. Tiap teknisi dibayar $50.000 per tahun dan mampu memproses
2.500 pesanan pesanan perubahan teknisi per tahun. Jadi perusahaan dapat memproses
sebanyak 7.500 (3 x 2.500) pesanan perubahan per tahun dengan total biaya sebesar $150.000
(3 x $150.000).
Biaya bertahap dengan tahap-tahap yang lebar dikategorikan sebagai biaya tetap.
Sebagian besar dari biaya ini adalah tetap dalam rentang operasional normal perusahaan. Jika
rentangan pesanan perubahan 5.000 hingga 7.500, maka perusahaan menghabiskan $150.000
untuk sumber daya teknis.

2.3 Metode-metode untuk Memisahkan Biaya Campuran ke dalam Komponen-


komponen Tetap dan Variabel
Metode yang digunakan untuk mengukur fungsi biaya mengharuskan kita untuk
membuat asumsi penyederhanaan hubungan biaya linier, oleh karena itu, sebelum kita
memeriksa masing-masing metode ini , mari kita tinjau persamaan garis lurus beikut ini:

Biaya total = Biaya tetap + (Biaya Variabel per unit x Keluaran)

Persamaan tersebut adalah rumus biaya , biaya total adalah biaya terikat yang akan
diperkirakan. Dalam persamaan tersebut, biaya total hanya bergantung pada satu variabel ,
yaitu “ Keluaran”. Keluaran adalah ukuran aktivitas; output adalah variabel bebas. “Biaya
tetap" adalah parameter pemintas, dan merupakan bagian biaya tetap dari biaya total.
Akhirnya “Biaya Variabel per unit” adalah biaya tiap unit aktivitas yang juga disebut
parameter kemiringan.
Tiga metode akan dideskripsikan untuk memperkirakan biaya tetap dan biaya variabel
per unit. Metode-metode tersebut adalah metode tinggi rendah, metode scatterplot, dan
metode kuadrat terkecil.

a. Metode Tinggi-Rendah (The High-Low Method)


Metode tinggi-rendah adalah suatu metode untuk menetukan persamaan suatu garis
lurus dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan
untuk menghitung parameter perpotongan dan kemiringan. Titik tinggi didefinisikan sebagai
titik dengan tingkat output atau aktivitas tertinggi. Titik rendah didefinisikan sebagai titik
dengan tingkat output atau aktivitas terendah.

Persamaan untuk menentukan biaya variabel per unit dan biaya tetap adalah sebagai berikut:

20
Biaya variabel Per unit = Perubahan biaya/perubahan keluaran
Biaya variabel Per unit = (biaya tinggi - Biaya rendah) / (Keluaran tinggi –
Keluaran Rendah)

dan

Biaya tetap = Biaya total titik tinggi – (Biaya variabel per unit x Keluaran tinggi)
Biaya tetap = Biaya total titik rendah (Biaya Variabel per unit x Keluaran
rendah)

b. Metode Scatterplot (ScatterplotmMethod)


Metode scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis dengan
memplot data dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam menerapkan metode scatterplot
adalah memplot titik-titik data sehingga hubungan antara biaya penyetelan dan aktivitas dapat
dilihat. Plot ini disebut dengan grafik scatter. Grafik scatter memungkinkan seseorang untuk
secara visual menyesuaikan suatu garis dengan titik-titik dalam grafik scatter. Dalam
melakukan hal ini, garis yang dipilih seharusnya adalah garis yang paling sesuai dengan titik-
titik tersebut. Keunggulan signifikan metode scatterplot adalah memungkinkan kita untuk
melihat data secara visual. Sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya kriteria objektif
untuk memilih garis terbaik. Grafik scatter dapat membantu memberikan pengetahuan tentang
hubungan antara biaya dan penggunaan aktivitas.

c. Metode Kuadrat terkecil (The Method of Least Squares)


Metode kuadrat terkecil menguadratkan setiap deviasi, dan menjumlahkan deviasi yang
dikuadratkan tersebut sebagai ukuran kedekatan keseluruhan. Penguadratan deviasi ini
menghindari masalah yang disebabkan oleh bauran angka positif dan negatif. Karena ukuran
kedekatan adalah jumlah deviasi jumlah kuadrat titik-titik dari garis, semakin kecil
ukurannya, kesesuaian garis ke semua titik semakin baik.

d. Penggunaan Program Regresi (Using Regression Programs)


Perhitungan rumus regresi secara manual cukup melelahkan, bahkan hanya dengan lima
titik data. Ketika jumlah titik data meningkat, perhitungan manual menjadi tidak praktis.
Untungnya, paket spreadsheet seperti lotus 1-2-3, Quattro Pro, dan Microsoft Excel memiliki
regresi yang akan melakukan perhitungan.
Langkah pertama dalam penggunaan komputer untuk menghitung koefisien regresi
adalah memasukkan data seperti Tampilan 3-14 dibuku hal 118. Langkah berikutnya

21
menjalankan regresi. Dalam Excel (versi 7), Quattro Pro (versi 8), fungsi regresi terdapat
dalam menu tools ditarik turun menu lainnya akan terlihat. Dalam Quattro Pro, pilih numerik
Tools, kemudian Regression. Dalam Excel add in, kemudian tambahkan data analysis tools.
Setelah alat analisis data ini ditambahkan, data analysis akan muncul dibawah menu tools;
klik di-data analysis, kemudian klik di-Regression.
Ketika layar regression muncul, maka dapat menginfokan kepada program letak
variabel terikat dan bebas dengan mudah saat dilakukan. Letakkan kursor di awal kotak
variabel bebas lalu blok nilai-nilai yang terdapat di kolom variabel bebas dari C2 hingga C6.
Kemudian, pindahkan kursor di awal kotak variabel terikat dan blok nilai-nilai dalam sel B2
hingga B6. Beri perintah pada komputer untuk meletakkan output. Blok kotak dengan ukuran
yang tepat, dari A9 hingga F16 dan klik OK maka output regresi selesai.

2.4 Keandalan Rumus Biaya (Reliability of Cost Formulas)


Keluaran output komputer pada dapat menginformasikan mengenai koefisien biaya
tetap dan variabel, kegunaan utamanya terletak pada kemampuannya menginformasikan
seberapa jauh rumus biaya yang diperkirakan dapat diandalkan. Fitur ini tidak disediakan oleh
metode scatterplot maupun metode tinggi rendah. Sebagai dasar untuk membahas penilaian
statistik tentang keandalan rumus biaya goodness of fit. Meski output menyediakan informasi
berguna untuk menilai keandalan statistik. Ukuran ini penting karena metode kuadrat terkecil
mengidentifikasi garis yang paling sesuai, tetapi tidak mengungkapkan seberapa sesuai. Garis
kesesuaian terbaik bukan merupakan garis yang terbaik. Garis yang paling sesuai tidak dapat
memprediksi biaya yang baik.

2.5 Regresi Berganda (Mutipple Regression)


Mendapatkan rumus biaya terbaik terkadang lebih rumit daripada mengidentifikasikan
suatu penggerak aktivitas dan meregresikan biaya aktivitas untuk biaya ini. Hasilnya mungkin
bukan suatu rumus biaya yang cukup baik untuk kegunaan manajerial.
Dalam hal terdapat dua atau lebih variabel penjelasan, persamaan linear diperluas untuk
mencakup variabel tambahan:
Biaya total = b0 x (b1 x X1) + (b2 x X2) + ...
Di mana :
b0 = biaya tetap atau potongan
b1 = biaya variabel per unit untuk variabel bebas pertama
X1 = variabel bebas pertama
b2 = biaya variabel per unit untuk variabel bebas kedua
X2 = variabel bebas kedua

22
Sewaktu terdapat dua atau lebih variabel bebas, metode tinggi rendah dan scatterplot
tidak dapat digunakan. Jika kuadrat terkecil digunakan untuk membuat suatu persamaan yang
melibatkan dua atau variabel penjelas, metodenya disebut sebagai regresi berganda (multiple
regression). Karena perhitungan yang diperlukan untuk regresi berganda cukup rumit,
penggunaan komputer dibutuhkan.

2.6 Kurva Belajar Dan Perilaku Biaya Nonlinier


Sejauh ini kita telah mengasumsikan bahwa fungsi biaya adalah linear. Dalam
prakteknya, bagaimanapun, banyak fungsi biaya nonlinear. Jenis penting dari kurva biaya
nonlinier adalah kurva belajar. Kurva belajar menunjukkan bagaimana jam kerja bekerja per
unit penurunan sebagai volume yang dihasilkan meningkat. Dasar kurva belajar hampir
intuitif saat kita melakukan tindakan berulang-ulang, kita meningkatkan, dan setiap kinerja
tambahan membutuhkan waktu lebih sedikit daripada yang sebelumnya. Kami sedang belajar
bagaimana melakukan tugas, menjadi lebih efisien, dan merapikan keluar tempat yang kasar.
Dalam sebuah perusahaan manufaktur, belajar berlangsung sepanjang proses: pekerja belajar
tugas dan manajer mereka belajar untuk menjadwalkan produksi lebih efisien dan untuk
mengatur aliran kerja lebih baik. Efek ini pertama kali didokumentasikan di industri pesawat.

Manajer sekarang dapat melihat bahwa ide-ide di balik kurva pembelajaran dapat
meluas ke industri jasa serta perusahaan manufaktur. biaya dalam pemasaran, distribusi, dan
layanan setelah penjualan juga berkurang karena jumlah unit yang diproduksi dan dijual
meningkat. salah satu bentuk umum dari model kurva belajar adalah model kurva waktu
belajar kumulatif rata-rata.

a. Kurva Belajar Waktu Rata-Rata Kumulatif


Model kurva waktu pembelajaran rata-rata kumulatif menyatakan bahwa waktu rata-rata
kumulatif per unit menurun dengan persentase konstan, dari tingkat pembelajaran, setiap kali
jumlah kumulatif unit yang diproduksi berlipat ganda. tingkat pembelajaran dinyatakan
sebagai persen, dan memberikan persentase waktu yang dibutuhkan untuk membuat unit
berikutnya, berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk membuat unit sebelumnya. tingkat
pembelajaran ditentukan melalui pengalaman dan harus antara 50 dan 100 persen. Tingkat
pembelajaran 50 persen pada akhirnya akan menghasilkan tidak ada waktu kerja per unit hasil
yang absurd. Tingkat belajar 100 persen menyiratkan tidak ada pembelajaran (karena jumlah
penurunan adalah nol). Kurva pembelajaran 80 persen sering digunakan untuk
menggambarkan model ini (kemungkinan karena karya kurva pembelajaran asli dengan
industri pesawat terbang menemukan kurva belajar 80 persen).
23
2.7 Penilaian Manajerial (Managerial Judgment)
Pertimbangan manajerial merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan
perilaku biaya, dan merupakan metode yang paling luas digunakan. Banyak para manajer
menggunakan pengalaman dan observasi terhadap hubungan biaya pada masa lampau untuk
menentukan biaya tetap dan biaya variabel.
Beberapa manajer secara sederhana menentukan biaya aktivitas tertentu ke kategori
tetap dan lainnya ke kategori variabel, tidak menghiraukan kemungkinan adanya biaya
campuran. Daya tarik metode ini terletak pada kesederhanaannya. Sebelum memilih metode
ini, manajemen berupaya memastikan sebagian besar biaya adalah variabel atau tetap dan
keputusan yang dibuat tidak terlalu sensitif terhadap kesalahan pengklasifikasian biaya.
Kemungkinan lain adalah manajemen mengidentifikasi biaya campuran dan membagi
biaya-biaya ini dalam komponen tetap dan variabel dengan memutuskan bagian biaya yang
merupakan biaya tetap dan biaya variabel. Manajer menggunakan pengalaman untuk
menentukan bahwa sejumlah tertentu dari biaya adalah tetap, dan lainnya variabel.
Kemungkinan terakhir adalah manajemen menggunakan pengalaman dan
pertimbangannya untuk menyaring hasil estmimasi statistik. Saat manajer yang
berpengalaman dapat meneliti data dan membuang beberapa titik yang tidak biasa terjadi atau
merevisi hasil estimasi untuk memasukkan perubahan yang diproyeksikan ke dalam struktur
biaya atau teknologi. Teknik statistik sangat akurat dalam menggambarkan masa lalu, tetapi
teknik tersebut tidak mampu melihat masa depan yang tentunya merupakan keinginan
manajemen.
Keunggulan dari penggunaan pertimbangan manajerial untuk memisahkan biaya tetap
dan variabel terletak pada kesederhanaannya. Pada situasi manajer memiliki pengetahuan
yang mendalam tentang perusahaan dan pola biayanya, metode ini dapat memberikan hasil
yang baik. Akan tetapi, apabila manajer tidak memiliki pertimbangan yang baik, maka
kesalahan yang akan terjadi. Oleh karena itu, hal yang penting untuk mempertimbangkan
pengalaman manajer, potensi kesalahan, dan pengaruh pertimbangan yang salah terhadap
keputusan yang terikat.

24
PEMBAHASAN KASUS

Soal 3-6 Step Cost, Relevant Range

Diketahui:
Data biaya mekanis dan pengawas dari Sherwin, Inc. adalah sebagai berikut:
Jumlah yang Tenaga kerja
diproduksi langsung Pengawasan
0-500 $ 30,000 $ 45,000
501-1000 $ 60,000 $ 45,000
1001-1500 $ 90,000 $ 45,000
1501-2000 $ 120,000 $ 90,000
2001-2500 $ 150,000 $ 90,000
2501-3000 $ 180,000 $ 90,000
3001-3500 $ 210,000 $ 135,000
3501-4000 $ 240,000 $ 135,000

Dicari:
1. Grafik dari hubungan antara biaya tenaga kerja langsung dan junlah yang diproduksi,
serta antara pengawasan dan jumlah yang diproduksi.
2. Bagaimana anda mengklasifikasikan kedua biaya tersebut? Jelaskan!

25
3. Berapa peningkatan biaya tenaga kerja langsung dan pengawasan bila ingin
menambah 400 unit?

Jawab:

1. Grafik hubungan antar biaya, adalah sebagai berikut:

Grafik hubungan tenaga kerja langsung


dengan jumlah yang diproduksi
$300,000

$250,000

$200,000
Biaya

$150,000

$100,000 Direct Labor

$50,000

$-

Grafik hubungan pengawasan dengan jumlah yang diproduksi


$160,000

$140,000

$120,000

$100,000
Biaya

$80,000

$60,000 Supervisor

$40,000

$20,000

$-

2. Pengklasifikasian kedua jenis biaya, tenaga kerja langsung, dan pengawasan.


Biaya tenaga kerja langsung termasuk dalam biaya variabel yang berubah sejalan
dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi. Pada setiap peningkatan 500 unit yang
diproduksi, biaya tenaga kerja langsung meningkat secara konstan sebesar $30,000.

26
Sedangkan biaya pengawasan termasuk dalam biaya campuran (mixed cost) yang berubah
setiap unit yang diproduksi mencapai jumlah kelipatan 1.500 unit.
Jika diperhatikan lebih lanjut, maka kedua jenis biaya tersebut termasuk dalam
step-cost behavior. Biaya tenaga kerja langsung adalah termasuk dalam step-variable cost
karena biaya meningkat langsung ke angka $30,000 walaupun perusahaan tidak
memproduksi apapun, kemudian biaya tersebut menjadi tetap hingga produksi mencapai
500 unit. Pada produksi 501 unit, biaya langsung meningkat menjadi $60,000 hingga
mencapai 1000 unit produksi dan terus berlanjut sehingga menciptakan grafik seperti anak
tangga (step).
Biaya pengawasan termasuk dalam step-fixed cost. Hampir sama dengan biaya
tenaga kerja langsung, namun grafik biaya pengawasan memiliki kecenderungan
membentuk anak tangga yang lebih landai karena meningkat sebanyak $45,000 setiap 1500
unit yang diproduksi dan dengan biaya $45,000 saat belum melakukan produksi (nol unit).

3. Biaya Tenaga kerja langsung


30.000 : 500 = $60 / unit
Tambahan 400 unit : 400 x $60 = $24.000
Tambahan 30.000 untuk tiap mekanis karena tiap group hanya bisa memproduksi 500 unit
jadi perlu penambahan. Sehingga biaya yang dibutuhkan totalnya 30.000+24.000 =
$54.000.

Biaya pengawasan
Biaya pengawasan tetap $45.000
Untuk biaya pengawasan tidak ada penambahan biaya karena tiap pengawasan bisa
menangani 3 mekanik yang tiap mekaniknya dapat memproduksi 500 unit. Jadi
penambahan biaya dilakukan bila terjadi peningkatan lebih dari 1.500.

27
28

Anda mungkin juga menyukai