Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DASAR BIAYA DAN OBJEK BIAYA

Untuk memahami konsep dasar akuntansi manajemen, langkah mendasar


yang harus dilakukan adalah memahami konsep dasar biaya dan objek biaya.
Pembebanan biaya atas produk/jasa, pelanggan dan objek lain yang merupakan
kepentingan manajemen adalah salah satu tujuan dasar sistem informasi akuntansi
manajemen.

Biaya (Cost)

Konsep biaya menurut para ahli. Carter (2009) biaya “nilai tukar,
pengeluaran, pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat”.
Horngren et al. (2005) mendefinisikan biaya sebagai sumber daya yang
dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu. Sehingga definisi
biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang
bagi organisasi.

Objek Biaya (Cost Object)

Sistem akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan


biaya kepada entitas yang disebut obyek biaya. Obyek biaya dapat berupa apapun
seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan sebagainya yang
diukur biayanya dan dibebankan.

PEMBEBANAN BIAYA

Keakuratan Pembebanan

Keakuratan adalah konsep yang relatif, dan harus dilakukan dengan wajar serta
logis terhadap penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannya adalah
mengukur dan membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh objek
biaya.

1. Ketelusuran (Tracing)
Hubungan antara biaya dan obyek biaya harus digali. Biaya dapat secara
langsung atau tidak langsung berkaitan dengan obyek biaya. Biaya dapat
diklasifikasikan sebagai biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak
langsung (indirect cost). Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya
yang tidak mudah dan akurat dilacak sebagai obyek biaya, sedangkan
biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dengan mudah dan akurat
ditelusur sebagai objek biaya. Ketelurusan adalah kemampuan
membebankan biaya ke objek biaya dengan cara layak secara ekonomi
berdasarkan hubungan sebab akibat. Semakin akurat tingkat ketelusuran
biaya ke objek biaya, maka semakin akurat pembebana biayanya.
2. Metode Penelusuran
Penelusuran adalah pembebanan aktual biaya ke objek biaya, dengan
menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang
dikonsumsi oleh objek biaya. Penelusuran biaya ke objek biaya dapat
terjadi melalui salah satu dari dua cara berikut:
 Penelusuran Langsung :
Suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang
berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu objek. Penelusuran
ini paling sering dikerjakan melalui pengamatan fisik.
 Penelusuran Penggerak :
Penggunaan penggerak untuk membebankan biaya ke objek biaya.
Penggerak adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan yang
mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Penggerak adalah
faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber
daya dan memiliki hubungan sebab akibat dengan biaya yang
berhubungan dengan objek biaya.
3. Membebankan Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan ke
obyek-obyek biaya, baik dengan menggunakan penelusuran langsung
maupun penggerak. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan sebab akibat
antara biaya dan objek biaya, atau metode penelusuran tidak layak
dilakukan secara ekonomis. Pembebanan biaya tidak langsung ke obyek
biaya disebut alokasi.
4. Ikhtisar Pembebanan Biaya
Tiga metode pembebanan biaya ke obyek biaya adalah penelusuran
langsung, penelusuran penggerak dan alokasi. Berikut adalah penjelasan
dari metode masing-masing :
 Penelusuran Langsung (Direct Tracing)
Merupakan metode yang paling akurat karena metode ini
bergantung pada hubungan sebab akibat yang diamati secara fisik.
Penelusuran langsung dapat dilakukan terhadap biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja karena kedua biaya tersebut dapat diamati
secara langsung melalui proses produksi dan dapat ditelusuri secara
akurat melalui dokumen sumber yang memotret pemakaian bahan
baku dan penggunaan biaya tenaga kerja secara aktual atau nyata.
 Penelusuran penggerak
Penelusuran penggerak merupakan metode pembebanan biaya
yang bergantung pada hubungan sebab akibat, yaitu penggerak,
untuk membebankan biaya ke obyek biaya. Masalah keakuratan
metode ini tergantung pada kualitas hubungan sebab akibat yang
digambarkan oleh penggerak. Namun, penilaian kualitas hubungan
sebab akibat dan pengidentifikasian penggerak jauh lebih besar
biayanya daripada metode penulusuran langsung dan metode
alokasi. Salah satu metodenya adalah ABC (activity-based costing)
 Alokasi
Merupakan metode yang memiliki keunggulan dalam hal
kemudahan dan rendahnya biaya implementasi bila dibandingkan
dengan kedua metode lainnya. Namun, metode ini memiliki tingkat
keakuratan yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan metode
penelusuran langsung dan penelusuran penggerak.
Ikhitisar Pembebanan Biaya

Dari tampilan di atas dapat dilihat bahwa penelusuran langsung merupakan


metode yang paling akurat karena metode ini bergantung pada hubungan sebab
akibat yang dapat diamati secara langsung.

HARGA PRODUK DAN JASA

Ada dua jenis keluaran yang menggambarkan obyek terpenting dari obyek biaya
yaitu :

 Produk Berwujud adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan


baku melalui penggunaan tenaga kerja dan masukan modal.
 Jasa adalah aktivitas yang dilakukan bagi pelanggan tertentu atau aktivitas
yang dilakukan oleh pelanggan dengan menggunakan fasilitas organisasi.

Perbedaaan produk berwujud dan jasa dapat dilihat dalam empat dimensi penting
yaitu :

 Ketidakberwujudan berarti pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan


dan mendengar atau mencicipi jasa tersebut sebelum dibeli.
 Tidak tahan lama berarti bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk digunakan
dimasa depan oleh pelanggan.
 Tidak dapat dipisahkan berarti produsen dan pembeli harus melakukan
kontak langsung pada saat transaksi pertukaran terjadi.
 Heterogenitas berarti terdapat peluang variasi penyelenggaraan jasa lebih
banyak apabila dibandingkan dengan produk berwujud.
BIAYA YANG BERBEDA UNTUK TUJUAN YANG BERBEDA

Biaya produk adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan


manajerial yang spesifik. Jadi, arti dari “biaya produk” tergantung pada tujuan
manajerial yang akan dicapai. Definisi biaya produk mengilustrasikan prinsip
manajemen biaya yang bersifat fundamental, yaitu “biaya yang berbeda untuk
tujuan berbeda”. Rantai nilai biaya produk diperoleh pertama-tama dengan
membebankan biaya ke serangkaian aktivitas yang mendefinisikan rantai nilai,
dan kemudian membebankan biaya dari berbagai aktivitas itu ke produk.

Aktivitas rantai nilai internal dapat digambarkan sebagai berikut :

BIAYA PRODUK DAN PELAPORAN KEUANGAN EKSTERNAL

Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah perhitungan biaya produk
untuk pelaporan keuangan eksternal. Demi tujuan perhitungan biaya produk,
konvensi yang berlaku secara eksternal menyatakan bahwa biaya dapat
diklasifikasikan menurut tujuan khusus atau fungsi- fungsi, yang hendak mereka
capai.

Biaya Produksi vs. Biaya Non-Produksi

Biaya dikelompokkan ke dalam dua kategori fungsional utama yaitu biaya


produksi dan biaya nonproduksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan
dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi ini meliputi bahan
baku, tenaga kerja dan overhead pabrik. Biaya nonproduksi adalah biaya yang
berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, pemasaran, distribusi,
layanan pelanggan dan administrasi umum.

Biaya Produksi

Biaya produksi meliputi biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik. Biaya ini merupakan biaya yang dapat dibebankan ke
produk dalam pelaporan keuangan eksternal.

 Biaya bahan langsung


Bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi.
Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan ke produk karena pengamatan
fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh
setiap produk.
 Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang
diproduksi. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau
menyediakan jasa kedapa pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja
langsung.
 Overhead
Semua biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja
langsung dikelompokkan ke dalam satu kategori yang disebut ongkos
overhead.
 Biaya penjualan dan administrasi
Biaya ini termasuk biaya-biaya non produksi yang ditujukan untuk
pelaporan keuangan disebut sebagai biaya yang tidak dapat diinvestarisasi
atau biaya periode. Beban ini yang secara periodik ditandingkan dengan
pendapatan untuk menghasilkan laba atau rugi.
 Biaya utama dan konversis
Biaya utama adalah jumlah biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga
kerja langsung. Biaya konversi adalah jumlah biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
biaya konversi adalah biaya yang mengubah bahan baku menjadi produk
akhir.
LAPORAN KEUANGAN EKSTERNAL

Penyusunan laporan keuangan eksternal, biaya-biaya harus


diklasifikasikan berdasarkan fungsi. Hal tesebut dilakukan karena biaya produksi
yang melekat pada produk yang terjual dilaporkan dan diakui sebagai beban pada
laporan laba rugi, sedangkan biaya produksi yang melekat pada produk yang
belum terjual diakui sebagai persediaan di neraca. Apabila beban dikelompokkan
menurut fungsi dan kemudian dikurangkan dari pendapatan, maka diperoleh
laporan laba rugi berdasarkan sistem perhitungan biaya penuh.

Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur

Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi fungsional sering disebut sebagai


perhitungan pemasukan biaya absorpsi (full costing) karena semua biaya
manufaktur dibebankan ke produk.

Terdapat dua kategori fungsional terhadap beban, yaitu :

 Harga Pokok Produksi


Biaya ini mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama
periode berjalan. Biaya ini dibebankan ke barang yang diselesaikan
adalah biaya manufaktur bahan langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead.
 Barang Dalam Proses
Barang dalam proses terdiri dari semua unit yang telah diselesaikan
sebagaian dalam produksi, titik waktu tertentu. Dalam laporan harga
pokok produksi, barang unit yang diselesaikan sebagaian dilaporkan
sebagai biaya atau harga pokok barang.

Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa

Perhitungan biaya yang terjual berbeda dari perhitungan dalam perusahaan


manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang. Jadi kalau
dibandingkan dengan perusahaan manufaktur biaya penjualan jasa dapat
disamakan dengan harga pokok produksi.

JENIS-JENIS SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN


Sistem akuntansi manajemen diklasifikasikan sebagai sistem berdasarkan fungsi
dan sistem berdasarkan aktivitas. Berikut penjelasannya :

 Sistem Akuntansi Berdasarkan Fungsi (Functional-Based Management)


Tinjauan biaya, penelusuran penggerak hanya menggunakan penggerak
produksi tingkat unit. Hal ini disebabkan karena sistem FBM hanya
menggunakan penggerak yang berhubungan dengan fungsi produksi
untuk membebani biaya, pendekatan pembebanan biaya ini dianggap
sebagai pembiayaan berdasarkan produksi atau fungsional. Biaya
berdasarkan fungsi terbagi menjadi tiga yaitu : biaya produksi, biaya
administrasi umum dan biaya pemasaran.
Tinjauan efisien operasi, tujuan lain akuntansi manajemen adalah
penyediaan informasi untuk perencanaan dan pengendalian. Penyediaan
informasi untuk perencanaan dilakukan dalam menyusun anggaran,
menyusun biaya standar dan melakukan perencanaan yang berkaitan
dengan analisis biaya, volume dan laba. Penyediaan infromasi untuk
pengendalian dilakukan pada setiap fungsi di dalam perusahaan sebagai
tanggung jawab setiap manajer fungsi atas pembebanan biaya untuk setiap
fungsinya.

 Sistem Akuntansi ABM (Activity-Based Management)


Sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas juga banyak
digunakan sacara luas dan sangat bermanfaat, khususnya bagi oragnisasi
yang memiliki beragam produk dan pelanggan, yang menghadapi
peningkatan kompleksitas produk, siklus waktu produk yang lebih
pendek, permintaan kenaikan mutu dan tekanan persaingan yang ketat.
Tinjauan biaya, dalam sistem ABM biaya dilacak ke aktivitas dan
kemudian ke produk. Sistem akuntansi ABM menggunakan dua
penelusuran yaitu penelusuran penggerak dan penelusuran langsung. Jadi
pembebanan biaya berdasarkan aktivitas menekankan penelusuran yang
lebih baik daripada alokasi, yang dinamakan penelusuran intensif. Dalam
ABM, digunakan penelusuran unit dan penelusuran non-unit seperti
batch, produk dan fasilitas. Aktivitas ABM terbagi menjadi empat
aktivitas yaitu : aktivitas level unit, aktivitas level batch, aktivitas level
produk dan aktivitas level fasilitas.
Tinjauan efisiensi operasi, susbsitem pengendalian berdasarkan aktivitas
juga dibebankan secara signifikan dari sistem berdasarkan fungsi.
Penekanan berdasarkan fungsi adalah pada pengelolaan biaya. Majemen
berdasarkan aktivitas fokus pada manajemen aktivitas dengan tujuan
memperbaiki nilai yang diterima oleh pelanggan dan profit yang diterima
perusahaan dari menyediakan nilai tersebut.

Pilihan Sistem Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen berdasarakan aktivitas menawarkan keuntungan yang lebih


baik dibandingkan dengan akuntansi manajemen berdasarkan fungsi, yang
mencakup memperbaiki keakuratan pembiyaan produk, memperbaiki
pengembilan keputusan, meningkatkan perencanaan strategis dan kemampuan
yang lebih baik dalam mengelola aktivitas. Sistem akuntansi manajemen berdasar
aktivitas secara khusus sesuai untuk mendukung tujuan atau sasaran perbaikan
berkelanjutan yang penting bagi perusahaan agar dapat bersaing secara global
dalam mencapai keunggulan kompetitif perusahaan dibandingkan pesaing atau
kompetitor.
Perbandingan antara sistem manajemen biaya berdasarkan fungsional dan
aktivitas

No. FBM ABM


1 Penggerak berdasar unit dan non Penggerak berdasar unit
unit
2 Intensif alokasi Intensif dalam penelusuran
3 Pembiayaan produk sempit dan Pembiayaan produk luas dan
kaku fleksibel
4 Fokus pada pengelolaan biaya Fokus pada pengelolaan aktivitas
5 Informasi aktivitas sedikit Informasi aktivitas terinci
6 Maksimalisasi dari kinerja unit Maksimalisasi kinerja sistem meluas
individual
7 Penggunaan ukuran kinerja Penggunaan ukuran kinerja
finansial financial dan non financial

Anda mungkin juga menyukai