Dari ketiga sistem perhitungan biaya dapat diringkas pada tabel dibawah ini :
Sistem aktual membebankan biaya produksi atas dasar biaya aktual, sementara sistem standar
membebankan biaya produksi ke produk atas dasar biaya standar. Biaya aktual baru diketauhi
pada akhir periode sedangkan pada biaya standar dapat dihitung pada awal periode. Sistem
normal merupakan perpaduan sistem aktual dan sistem standar. Biaya baha baku dibebankan
ke produk atas biaya aktual sedangkan biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar biaya
standar yang diestimasikan pada awal periode.
Perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi membebankan biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung ke produk dengan menggunakan penelusuran langsung (direct
tracing). Biaya overhead pabrik dibebankan dengan menggunakan penelusuran penggerak
dan alokasi. Penggerak aktivitas tingkat unit adalah faktor yang menyebabkan perubahan
biaya seiring dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi. Contoh-contoh penggerak
tingkat unit yang umum digunakan adalah:
Dalam memperkirakan jumlah aktivitas kita dapat menggunakan beberapa jenis kapasitas
diantaranya :
1. Biaya overhead dianggarkan akan diakumulasi menjadi satu untuk keseluruhan pabrik
(pembebanan biaya tahap pertama). Biaya overhead dibebankan secara langsung ke
ke kesatuan biaya tersebut.
2. Biaya overhad dibebankan ke produk dengan cara mengalikan tarif overhead pabrik
dengan jumlah total jam kerja langsung aktual yang digunakan masing-masing
produk.
Tarif Keseluruhan Pabrik
Biaya Jumlah
Estimasi Anggaran Overhead Rp 150.000.000
Estimasi Jam Mesin 600 jam mesin
Tarif Departemen
Misalnya sebuah perusahan CV Makmur mengolah produk jadinya melalui dua departemen
produksi yaitu departemen produksi A dan B. Departemen produksi A menggunakan dasar
pembebanan jam mesin (JM) sedangkan departemen produksi B menggunakan dasar
pembebanan jam kerja langsung (JKL). Diketauhi estimasi jumlah jam mesin adalah 1.000
jam dan estimasi jam kerja langsung adalah 1.500 jam. Tarif BOP per departemen dapat
dihitung pada tabel dibawah ini :
Perhitungan Tarif Departemen
Tarif keseluruhan dan tarif departemen telah digunakan selama beberapa dekade
dengan sukses, hingga terus dilanjutkan penggunaannya di banyak organisasi. Akan tetapi
dalam beberapa situasi, tarif-tarif tersebut tidak berfungsi dengan baik dan dapat
menimbulkan distorsi yang besar bagi biaya produk. Berikut dijelaskan beberapa
keterbatasan sistem biaya berdasarkan fungsi yang meliputi :
a. Hasil dari penawaran sulit dijelaskan dalam proses pengambilan keputusan karena
melalui proses pembebanan biaya produksi terlebih dahulu.
b. Perusahaan tidak dapat bersaing dari sisi harga dengan pesaing apabila harga jual
produk pesaing di bawah harga pasar.
c. Produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang lebih tinggi.
d. Manajer operasional berkecenderungan menghentikan produk-produk yang tampak
menguntungkan.
e. Margin laba sulit dijelaskan.
f. Perusahaan mengalami kondisi yang menghasilkan keuntungan yang tinggi hanya
bagi perusahaan sendiri.
g. Pelanggan mempunyai kepekaan atas kenaikan harga.
h. Departemen akuntansi menghabiskan waktunya untuk memberikan data biaya bagi
proyek khusus.
i. Beberpa departemen menggunakan sistem akuntansi biayanya sendiri.
j. Biaya produk berubah karena perubahan peraturan pelaporan keuangan.