1
Komang Sri Endrayani,
1
I Made Pradana Adiputra, 2Nyoman Ari Surya Darmawan
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan anggaran
berbasis kinerja terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pada Dinas
Kehutanan UPT KPH Bali Tengah. Teknik penentuan sampel menggunakan purposive
sampling yang menjadi kriterianya adalah pegawai yang memiliki masa kerja minimal
satu tahun, serta yang semua melakukan aktivitas dalam anggaran berbasis kinerja dan
akuntabilitas kinerja.
Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 47 buah, dari kuesioner yang disebar
13 kuesioner gugur dan 34 kuesioner dapat diolah. Sebelum menggunakan analisis
regresi linier sederhana, terlebih dahulu melakukan uji kualitas data (uji validitas dan uji
reliabilitas) dan uji asumsi klasik (uji normalitas dan uji heteroskedastisitas) dengan
program SPSS 19,0.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penerapan anggaran berbasis kinerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Abstract
This present study was intended to identify the impact of the implementation of
the performance-based budget on the accountability of performance of the government
institution at the Department of Forestry, UPT KPH Central Bali. The sample was
determined using the purposive sampling technique. The criteria of the sample were that
the staff used as the sample had been working for at least one year, all the people who
did the estimate of performance-based budget and accountability of performance.
The number of questionnaire distributed totaled 47; however, 13 were invalid,
meaning that 34 could be processed. Before the simple linear regression analysis was
used, the quality of the data was tested using validity test and reliability test. In addition,
the classic assumption of the data was also tested using normality test and
heteroskedastisity test supported with SPSS 19.0 program.
The result of the study showed that the implementation of the performance-
based budget positively and significantly contributed to the accountability of performance
of the government institution.
untuk kegiatan tersebut bersumber dari mengawasi hutan tesebut. Selain hal
Anggaran Pendapatan dan Belanja tersebut, dilihat dari tugas pokok dan
Daerah Provinsi Bali (APBD I), Dinas fungsi Dinas Kehutanan UPT KPH yaitu
Kehutanan Provinsi Bali. menyelenggarakan pengelolaan hutan.
Bahri (2012) telah melakukan Maka penelitian ini sangat penting
penelitian dengan judul Pengaruh dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja diterapkannya anggaran berbasis kinerja
terhadap Akuntabilitas Publik pada oleh Dinas Kehutanan UPT KPH Bali
Instansi Pemerintah (Studi pada Dinas Tengah pada akuntabilitas kinerja dalam
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan penyelenggaraan pengelolaan hutan
Daerah Kota Cirebon), hasil dari lindung tersebut.
penelitiannya menunjukan bahwa Dari pemaparan tersebut, yang
pengaruh penerapan anggaran berbasis menjadi permasalahan dalam penelitian ini
kinerja terhadap akuntabilitas publik yaitu adalah apakah terdapat pengaruh
sebesar 64,1 tetapi ada faktor lain yaitu penerapan anggaran berbasis kinerja
sebesar 35,9% dipengaruhi oleh faktor lain terhadap akuntabilitas kinerja instansi
diantaranya: adanya upaya perbaikan pemerintah pada Dinas Kehutanan UPT
kesejahteraan pegawai, hilangkan budaya KPH Bali Tengah. Adapun tujuan
ewuh pakeuwuh yang berpotensi kolusi, penelitian ini adalah untuk mengetahui
asas pertanggungjawaban dalam setiap adanya pengaruh penerapan anggaran
kegiatan, penegakkan hukum secara berbasis kinerja terhadap akuntabilitas
konsisten. Haspiarti (2012) pun meneliti kinerja instansi pemerintah pada Dinas
Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kehutanan UPT KPH Bali Tengah.
Kinerja terhadap Akuntabilitas Kinerja Menurut Indra Bastian (2006: 164)
Instansi Pemerintah (Studi pada mengemukakan bahwa anggaran
Pemerintah Kota Parepare) mendapatkan merupakan rencana operasi keuangan
hasil penelitian yang menunjukan yang mencakup estimasi pengeluaran
perencanaan anggaran dan yang diusulkan, dan sumber pendapatan
pelaporan/pertanggungjawaban anggaran yang diharapkan untuk membiayainya
berpengaruh positif dan signifikan dalam periode waktu tertentu. Indra
terhadap akuntabilitas kinerja instansi Bastian (2006: 171) mengemukakan
pemerintah dan pelaksanaan anggaran anggaran berbasis kinerja adalah sistem
serta evaluasi kinerja berpengaruh positif penganggaran yang berorientasi pada
dan tidak signifikan terhadap akuntabilitas output organisasi yang berkaitan sangat
kinerja instansi pemerintah. Sedangkan erat dengan visi, misi, dan rencana
menurut penelitian Harjanti (2009) yang strategis organisasi. Anggaran berbasis
berjudul Pengaruh Penerapan Anggaran kinerja memiliki prinsip yang mana
Berbasis Kinerja terhadap Akuntabilitas menurut Abdul Halim (2007: 178) prinsip-
Kinerja Instansi Pemerintah Daerah Kota prinsip tersebut antara lain: (1)
Depok, hasil dari penelitiannya transparansi dan akuntabilitas anggaran,
menunjukkan bahwa penerapan anggaran (2) disiplin anggaran, (3) keadilan
berbasis kinerja mempunyai pengaruh anggaran, (4) efisiensi dan efektivitas
yang sangat lemah terhadap akuntabilitas anggaran, dan (5) disusun dengan
kinerja instansi pemerintah. pendekatan kinerja. Sedangkan Haspiarti
Mengingat dipandang cukup (2012) mengatakan prinsipprinsip yang
pentingnya peran UPT KPH Bali Tengah digunakan dalam penganggaran berbasis
dengan fungsi hutan seluruh wilayahnya kinerja meliputi: alokasi anggaran
merupakan hutan lindung, dan banyak berorientasi pada kinerja, fleksibilitas
terjadi kasus seperti perambahan, pengelolaan anggaran untuk mencapai
pencurian hasil hutan, dan penggunaan hasil dengan tetap menjaga prinsip
kawasan untuk kepentingan lain diluar akuntabilitas, money follow function dan
kehutanan, maka Dinas Kehutanan UPT function followed by structure.
KPH Bali Tengah dituntut agar lebih Setiap melakukan apapun, pasti
profesional dalam menjaga dan memiliki tujuan, anggaran pun memiliki
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)
tujuan. Tujuan anggaran berbasis kinerja resources), pilihan (choice), dan trade offs,
menurut Pedoman Reformasi (3) anggaran diperlukan untuk meyakinkan
Perencanaan dan Penganggaran dalam bahwa pemerintah telah bertanggung
Bahri (2012) antara lain: (1) menunjukkan jawab terhadap masyarakat. Tahap-tahap
keterkaitan antara pendanaan dan penyusunan anggaran berbasis kinerja
prestasi kerja yang akan dicapai, (2) menurut Deddi Nordiawan (2006: 79)
meningkatkan efisiensi dan transparansi adalah penetapan strategi organisasi,
dalam pelaksanaan, (3) meningkatkan pembuatan tujuan, penetapan aktivitas,
fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam evaluasi dan pengambilan keputusan.
melaksanakan tugas dan pengelolaan Badan Perencanaan dan Pembangunan
anggaran. Karakteristik utama dari Nasional (BAPPENAS) di Buku 2
anggaran berbasis kinerja menurut Deddi Pedoman Penerapan Penganggaran
dan Ayuningtyas (2010: 82) sebagai Berbasis Kinerja dalam Bahri (2012)
berikut: (1) mengelompokkan anggaran langkah-langkah pokok penerapan
berdasarkan program atau aktivitas, (2) anggaran berbasis kinerja sebagai berikut:
setiap program atau aktivitas dilengkapi penyusunan rencana strategi, sinkronisasi,
dengan indikator kinerja yang menjadi penyusunan kerangka acuan, perumusan
tolok ukur keberhasilan, (3) pada tingkat atau penetapan indikator kinerja,
yang lebih maju, pendekatan ini dicirikan pengukuran kinerja, pelaporan kinerja.
dengan diterapkannya unit costing untuk Pelaporan kinerja ini dituangkan
setiap aktivitas. Dengan demikian total dalam laporan akuntabilitas kinerja.
anggaran untuk suatu organisasi adalah Akuntabilitas kinerja menurut Pusat
jumlah dari perkalian dari biaya standar Pendidikan dan Pelatihan
per unit dengan jumlah unit aktivitas yang Pengawasan/Badan Pengawasan
diperkirakan pada periode mendatang. Keuangan dan Pembangunan (2011: 2)
Elemen-elemen utama anggaran adalah perwujudan kewajiban suatu
berbasis kinerja yang harus ditetapkan instansi pemerintah untuk
menurut Departemen Keuangan Republik mempertanggungjawabkan keberhasilan/
Indonesia/Badan Pendidikan dan kegagalan pelaksanaan program dan
Pelatihan Keuangan (BPPK, 2008: 10) kegiatan yang telah diamanatkan para
yaitu visi dan misi yang ingin dicapai, pemangku kepentingan dalam rangka
tujuan, sasaran, program, dan kegiatan. mencapai misi organisasi secara terukur
Unsur-unsur pokok anggaran berbasis dengan sasaran/target kinerja yang telah
kinerja yang harus dipahami menurut ditetapkan melalui laporan kinerja instansi
Badan Pendidikan dan Pelatihan pemerintah yang disusun secara periodik.
Keuangan (BPPK, 2008: 14) yaitu Bentuk akuntabilitas menurut Mardiasmo
pengukuran kinerja, penghargaan dan (2009: 21) terdapat dua macam yaitu
hukuman, kontrak kinerja, kontrol akuntabilitas vertikal dan akuntabilitas
eksternal dan internal, dan horizontal.
pertanggungjawaban manajemen. Dimensi akuntabilitas dalam
Anggaran berbasis kinerja memiliki organisasi sektor publik menurut Hopwood
manfaat bagi pemerintahan, Mardiasmo dan Ellwood yang dikutip oleh Mahmudi
(2009: 63) mengemukakan manfaat dalam Bahri (2012) yaitu akuntabilitas
tersebut yaitu: (1) anggaran merupakan hukum dan kejujuran, akuntabilitas
alat bagi pemerintah untuk mengarahkan manajerial, akuntabilitas program,
pembangunan sosial ekonomi, menjamin akuntabilitas kebijakan, dan akuntabilitas
kesinambungan, dan meningkatkan finansial. Pusat Pendidikan dan Pelatihan
kualitas hidup masyarakat, (2) anggaran Pengawasan/Badan Pengawasan
diperlukan karena adanya kebutuhan dan Keuangan dan Pembangunan (2011: 21)
keinginan masyarakat yang tak terbatas sistem akuntabilitas kinerja instansi
dan terus berkembang, sedangkan pemerintah merupakan suatu tatanan,
sumber daya yang ada terbatas. Anggaran instrumen, dan metode
diperlukan karena adanya masalah pertanggungjawaban yang intinya meliputi:
keterbatasan sumber daya (scarcity of penetapan perencanaan strategis,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)
melakukan pemberdayaan masyarakat di yaitu sebesar 0,831 dan 0,863 dan semua
dalam dan sekitar hutan secara kolaboratif nilai alpha lebih besar dari rtabel. Jadi dapat
dengan tujuan untuk meningkatkan indek disimpulkan untuk variabel anggaran
pembangunan manusia (IPM) masyarakat berbasis kinerja dan akuntabilitas kinerja,
setempat. Dinas Kehutanan UPT KPH Bali nilai item secara parsial maupun komposit
Tengah pun mempunyai tugas pokok dan dinyatakan reliabel.
fungsi KPH (PP No. 6/2007) yaitu
menyelenggarakan pengelolaan hutan
yang meliputi: (1) tata hutan dan
penyusunan rencana pengelolaan hutan,
(2) pemanfaatan hutan, (3) penggunaan
kawasan hutan, (4) rehabilitasi hutan dan
reklamasi, (5) perlindungan hutan dan
konservasi alam.
Kuesioner desebarkan mulai dari
tanggal 10 Pebruari 2014 hingga 3 Maret
2014. Dari keseluruhan kuesioner yang
kembali, terdapat beberapa kuesioner
yang tidak dapat diolah, karena ada Gambar 1. Normal P-P Plot of Regression
beberapa kuesioner yang beberapa item Standardized Residual
pernyataan tidak terjawab dan ada
beberapa yang sama sekali tidak terjawab Hasil uji normalitas dengan melihat
oleh responden. Jumlah kuesioner yang grafik normal plot pada gambar 1, bahwa
disebar sebanyak 47 buah, dari kuesioner titik menyebar disekitar garis diagonal dan
yang disebar 13 kuesioner gugur dan 34 penyebarannya mengikuti garis diagonal,
kuesioner yang dapat diolah. sehingga dapat dikatakan bahwa pola
Berdasarkan hasil uji validitas distribusinya normal.
variabel X (anggaran berbasis kinerja)
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000
0,018 yang berarti nilai signifikansinya <
dari 0,05 dinyatakan valid. Sedangkan
hasil uji validitas variabel Y (akuntabilitas
kinerja) memiliki nilai signifikansi sebesar
0,000 0,028 yang berarti nilai
signifikansinya < dari 0,05 dinyatakan
valid. Hal ini diartikan bahwa semua
pernyataan dalam kuesioner dapat
mengungkapkan penerapan anggaran
berbasis kinerja dan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah.
Uji reliabilitas untuk variabel Gambar 2. Scatterplot
anggaran berbasis kinerja dan
akuntabilitas kinerja, menunjukkan Berdasarkan gambar 2. diagram
koefisien Cronbachs Alpha secara scatterplot, data tersebar secara acak
simultan atas 15 dan 19 item. Nilai alpha tanpa membentuk suatu pola tertentu,
dibandingkan dengan rtabel, yang dicari serta titik-titiknya menyebar diatas dan
pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dibawah 0 pada sumbu Y, ini
dan jumlah data (n) = 34, maka diperoleh membuktikan tidak terjadi
nilai rtabel 0,3291. Dapat dilihat bahwa heteroskedastisitas.
Cronbachs Alpha anggaran berbasis
kinerja dan akuntabilitas kinerja > 0,60
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .701a .491 .475 4.218 1.368
a. Predictors: (Constant), Anggaran Berbasis Kinerja
b. Dependent Variable: Akuntabilitas Kinerja
Sumber: data primer diolah (2014)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 29,184 8,470 3,446 ,002
Anggaran ,752 ,135 ,701 5,558 ,000
Berbasis Kinerja
a. Dependent Variable: Akuntabilitas Kinerja
Sumber: data primer diolah, 2014