Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DASAR DASAR AKUTANSI MANAJEMEN

OLEH KELOMPOK 2:

Claudia Yuniar Hutabarat (202128432)


Novia Claudia Ferdinandus (202128212)
Noni Anitia Lestusen (202128140)
Della Sanggur (202128320)
Restiana Ode (202128184)
Alhiyail Sedubun (202128056)
Darius Milen Luturnas (202128442)
Wa Hasrianti 202128106)
Mieyke Mafelda Pasanea (202128120)
Aprilia Elsion (202128426)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PATTIMURA

2022/2023
Proses Pembebanan Biaya

Pembebanan biaya adalah penentuan biaya yang di konsumsi oleh objek biaya.

Ada tiga metode pembebanan biaya yaitu:

 Penelusuran langsung(direct tracing)


 Penelusuran pemicu(driver tracing)
 Alokasi(allocation)

 Metode pembebanan biaya


 Penelusuran langsung adalah proses identifikasi dan pembebanan biaya pada obyek
biaya yang secara spesifik atau fisik berhubungan dengan obyek biaya.
 Penelurusan pendorong penelusuran pendorong/penggerak adalah penggunaan
pendorong/penggerak untuk membebankan biaya-biaya pada obyek biaya.
 Alokasi biaya adalah biaya tidak langsung tidak dapat di telusuri ke obyek biaya
karena tidak ada hubungan penyebab antara biaya dan obyek biaya.
 Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang di korbankan untuk mendapatkan barang
atau jasa yang di harapkan memberi manfaat saat ini atau di masa depan bagi
organisasi.

 Metode biaya
a. Objek biaya(cost object)

Objek biaya adalah segala sesuatu yang akan diukur dan dihitung biayanya, seperti
produk,jasa,proyek,pelanggan,pemasok,merek,aktivitas,departemen,dan program. contoh jika
sebuah rumah sakit ingin menetapkan biaya unit operasi, maka objek biayanya adalah unit
operasi.

Ada beberapa konsep biaya untuk menghitung biaya suatu objek yaitu:

 Biaya langsung adalah biaya yang dapat dibebankan secara langsung kepada obyek
biaya atau produk. contohnya adalah bahan langsung(bahan baku),upah pekerja yang
langsung terlibat dalam proses produksi barang di pabrik, iklan ,ongkos angkut, dan
sebagainya
 Biaya tidak langsung adalah biaya yang sulit untuk dapat dihubungkan dan
dibebankan secara langsung dengan unit produksi, dan secara akurat di telesuri ke
objek biaya. contohnya adalah biaya depresiasi, asuransi ,listrik.

b. Keakuratan pembebanan

Keakuratan adalah suatu konsep yang relatif dan harus dilakukan secara wajar dan logis
terhadap penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannya adalah mengukur dan
membebankan biaya dari sumber daya yang dikonsumsi objek biaya sebaik mungkin.

c. Ketertelusuran

Hubungan antara biaya dan objek biaya harus di gali untuk membantu meningkatkan
keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat berkaitan dengan objek biaya secara langsung
atau tidak langsung. ”ditelusuri dengan mudah” berarti biaya dapat di bebankan dengan cara
yang layak secara ekonomi ,sedangkan “ditelusuri dengan akurat” berarti biaya dapat
dibebankan dengan menggunakan hubungan sebab akibat. Jadi ketertelusuran adalah
kemampuan membebankan biaya pada objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi
berdasarkan hubungan sebab-akibat. Semakin besar biaya yang dapat ditelusuri pada
objeknya, semakin akurat pembebanan biayanya.

d. Metode penelusuran

Penelusuran adalah pembebanan aktual biaya pada objek biaya dengan menggunakan
ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya.

Penelusuran biaya pada objek lainnya dapat terjadi melalui salah satu dari dua cara yaitu:

 Penelusuran langsung adalah proses pengidentifikasikan dan pembebanan biaya yang


berkaitan secara khusus dengan suatu objektif
 Penelusuran tidak langsung adalah penggunaan penggerak untuk membebankan biaya
pada objek biaya.
e. Membebankan biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan pada objek-objek
biaya, baik dengan menggunakan penelusuran langsung maupun penggerak. Hal ini berarti
tidak ada hubungan sebab-akibat antara biaya dan objek biaya, atau penelusuran tidak layak
dilakukan secara ekonomis. Pembebanan biaya tidak langsung pada objek biaya di sebut
alokasi. Karena tidak terdapat hubungan sebab-akibat, pengalokasian biaya tidak langsung
didasarkan pada kemudahan atau beberapa asumsi yang berhubungan.

"PRODUK BERWUJUD DAN PRODUK TIDAK BERWUJUD"

 PRODUK BERWUJUD (BARANG)

Produk berwujud adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui
penggunaan tenaga kerja dan masukan (input) modal, seperti pabrik, lahan, dan mesin.
Televisi.

mobil, komputer, pakain, dan perabotan adalah contoh produk berwujud. Kelompok barang
berdasarkan kepuasan dan kesejahteraan masyarakat jangka panjang adalah :

1. Solutary product (barang yang bermanfaat) Yaitu barang-barang yang mempunyai


daya tarik sangat rendah, akan tetapi dapat memberikan manfaat yang sangat tinggi
kepada konsumen dalam jangka panjang misalnya sabun deterjen dengan fosfat yang
rendah.
2. Deficient product (barang yang kurang sempurna)Yaitu barang-barang yang tidak
mempunyai daya tarik tinggi, tetapi kualitasnya tetap mempunyai faedah untuk
konsumen misalnya obat obatan yang rasanya pahit tapi biasanya manjur.
3. Pressing product (barang yang sifatnya menyenagkan) Yaitu barang yang dapat
memberikan kepuasan kepada si pembeli, akan tetapi dapat berakibat sangat buruk
bagi para pemakai barang tersebut misalnya rokok, minuman keras, narkoba dan
lainnya
4. Desirable product (harang yang sangat diperlukan) Yaitu barang yang dapat
memberikan kepuasan dengan segera dan dapat bermanfaat bagi kehiduan manusia
misalnya makanan dan minuman yang bergizi.

 PRODUK TIDAK BERWUJUD (JASA)

Jasa adalah produk yang tidak berwujud karna tidak bida dilihat dan diraba untuk itu
maka produk jasa merupakan perbuatan, penampilan atau sebuah usaha jasa. Jasa adalah
tugas atau aktivitas yang dilakukan untuk pelanggan atau aktivitas yang dijalankan oleh
pelanggan dengan menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi
dengan menggunakan bahan, tenaga kerja Sementara itu, produksi jasa mungkin berkaitan
dengan produk fisik atau tidak. Jadi pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas
ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang
biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan
memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau
kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.

 Sifat-sifat Khusus Pemasaran Jasa

1. Menyesuaikan dengan selera konsumen.

2. Tidak adanya pelaksanaan fungsi penyimpanan. 3. Mutu produk jasa dipengaruhi oleh
barang berwujud.

 Karakteristik Jasa

Beberapa karakteristik utama dari jasa, menurut adalah sebagai berikut:

1. Intangibility (Tidak berwujud): Jasa mempunyai sifat tidak berwujud karma tidak bisa
dindentifikasi oleh ke lima indera manusia, seperti: dilihat, dirasa, diraba, didengar,
atau dicium sebelum terjadi proses transaksi pembelian.
2. Inseparability (Tidak dapat dipisahkan): Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya,
apakah sumber itu merupakan orang maupun mesin, disamping itu apakah sumber itu
hadir atau tidak, produk fisik yang berwujud tetap ada.
3. Variability (Berubah-ubah): Jasa dapat mudah berubah-ubah karena jasa ini
tergantung pada siapa yang menyajikan, kapan, dan dimana disajikan.
4. Perishability (Daya tahan): Jasa tidak dapat disimpan dan tidak memiliki daya tahan
yang lama karena sifatnya tergantung dari fluktuasi permintaan.

 Macam-Macam Jasa

Macam-macam jasa dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Personalized services

Personal services adalah jasa yang sangat mengutamakan pelayanan orang dan
perlengkapannya, seperti tukang cukur, salon kecantikan, laundry. Sementara itu, yang sangat
perlu diperhatikan dalam pemasaran jasa antara lain adalah, lokasi yang baik. menyediakan
fasilitas dan suasana yang menarik, serta nama baik yang bersangkutan.

2. Financial services

Financial services terdiri dari:

a) Banking services (Bank).


b) Insurance services (Asuransi).
c) Investment securities (Lembaga penanaman modal).
d) Public utility and Transportation services.

3. Entertainment

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah usaha-usaha dibidang olahraga, bioskop,gedung-
gedung pertunjukan, dan usaha-usaha hiburan lainnya. Metode marketing yang dipakai
adalah sistem penyaluran langsung dimana karcis dijual di loket-loket.

4. Hotel services
Hotel merupakan salah satu sarana dalam bidang kepariwisataan. Dalam hal ini hotel perlu
mengadakan kegiatan bersama dengan tempat-tempat rekreasi, hiburan, travel biro, dan
sebagainya.

HARGA POKOK PRODUKSI

 Pengertian harga pokok produksi

Harga pokok produksi adalah pernyataan yang menunjukkan total biaya produksi untuk
perusahaan selama periode waktu tertentu. Harga pokok produksi juga sering disebut biaya
produksi. Harga pokok produksi adalah total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
produk dan mentransfernya ke persediaan barang jadi untuk penjualan.
Harga pokok produksi adalah semua biaya yang
dikeluarkan untuk proses produksi atau kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk jadi.
Harga pokok produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik.

 Fungsi harga pokok produksi

Harga pokok produksi penting untuk memberikan gambaran umum kepada manajemen
tentang keseluruhan biaya produksi dan apakah biaya ini terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Dengan lebih memahami biaya barang yang diproduksi, perusahaan dapat melakukan
penyesuaian untuk memaksimalkan profitabilitas secara keseluruhan.
Dengan memiliki gambaran umum tentang apa yang dikeluarkan
perusahaan dalam hal biaya produksi di semua komponen spesifik bahan, tenaga kerja, dan
overhead, manajemen dapat memeriksa area ini lebih teliti untuk membuat penyesuaian atau
perubahan yang diperlukan untuk memaksimalkan laba bersih perusahaan. penghasilan.

 Cara menghitung harga pokok produksi


Cara menghitung harga pokok produksi adalah memperhitungkan semua biaya yang
berkaitan dengan pembuatan persediaan termasuk bahan langsung, overhead pabrik dan biaya
tenaga kerja. Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk menghitung harga pokok
produksi:

Harga pokok produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead
Pabrik.

 Biaya bahan baku: mengacu pada bahan yang digunakan dalam proses manufaktur
yang menjadi bagian integral dari produk dan biayanya dapat diidentifikasi dan
dibebankan langsung padanya.
 Biaya tenaga kerja: biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membayar para pekerja dan pegawai yang bekerja. Biaya tenaga kerja langsung
adalah bagian dari upah atau gaji.
 Biaya overhead pabrik: biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

 Tujuan menghitung harga pokok produksi

Menurut Mulyadi, tujuan menghitung harga pokok produksi adalah untuk:

 Menentukan harga jual produk: Harga pokok produksi bisa digunakan untuk
menentukan harga jual produk. Perhitungan ini memungkinkan perusahaan untuk
merencanakan dan menyesuaikan strategi penetapan harga persediaannya.
 Memantau realisasi biaya produksi: Mengumpulkan informasi biaya produksi yang
dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu membantu memantau apakah proses
produksi mengonsumsi total biaya produksi sesuai dengan ang diperhitungkan
sebelumnya.
 Menghitung laba rugi periodic: Harga pokok produksi dibutuhkan untuk
memproduksi produk dalam periode tertentu. Ini dilakukan untuk mengetahui apakah
kegiatan produksi dan pemasaran dalam periode mampu menghasilkan laba atau rugi.
Informasi laba rugi bruto periodik dibutuhkan untuk mengetahui kontribusi produk
dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba rugi.
 Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan dalam proses: Dalam
neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga
pokok produksi. Biaya ini, pada tanggal neraca masih dalam proses untuk tujuan
tersebut. Biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada
tanggal neraca disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam
proses.

MENYUSUN LAPORAN LABA RUGI UNTUK ORGANISASI MANUFAKTUR


DAN JASA

 Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur

Sama seperti halnya pada laporan keuangan perusahaan dagang dan industri jasa, laporan
laba rugi disusun untuk mengetahui kondisi finansial dari perusahaan berdasarkan produk
yang dijual dan pengeluaran yang ada. Isi dari laporannya terdapat nilai pendapatan dan
pengeluaran (beban) yang selisihnya menunjukkan nilai laba atau rugi perusahaan tersebut
selama periode tertentu.

Terdapat 4 elemen dasar yang menjadi indikator penting dalam penetapan laporan laba rugi,
yaitu :

 Pendapatan (Revenues), yaitu pendapatan perusahaan yang didapatkan dari


penjualan produk yang dibuat. 
 Biaya (Expense), yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memproduksi barang atau jasa dalam memperoleh pendapatan.
 Keuntungan (Profit), yaitu keadaan dimana pendapatan hasil penjualan
melebihi biaya total yang dikeluarkan. Sehingga Pendapatan lebih besar dari
biaya.
 Kerugian (Loss), yaitu keadaan dimana biaya yang diperlukan untuk
memproduksi suatu barang lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh.
Laporan laba rugi berdasarkan klasifikasi fungsional pada perusahaan manufaktur
ditunjukkan.

Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi fungsional sering disebut sebagai perhitungan
pemasukan biaya absorpsi (full costing) karena semua biaya manufaktur dibebankan pada
produk. Menurut pendekatan perhitungan ini, beban dipisahkan menurut fungsi, kemudian
dikurangi dari penjualan untuk menghasilkan laba sebelum pajak. beban memiliki dua
kategori fungsional utama: harga pokok penjualan dan beban operasi. Setiap kategori tersebut
berhubungan dengan beban manufaktur dan nonmanufaktur perusahaan. Harga pokok
penjualan (cost of goods sold) adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead yang melekat pada unit yang terjual. ntuk menghitung harga pokok penjualan, harga
pokok produksi perlu ditentukan. Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi (cost of
goods manufactured) mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode
berjalan. Biaya yang hanya dibebankan pada barang yang diselesaikan adalah biaya
manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Perincian dari
pembebanan biaya ini diuraikan dalam daftar pendukung yang disebut sebagai laporan harga
pokok produksi.

 Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa

Laporan laba rugi perusahaan jasa merupakan laporan untuk mengukur keberhasilan
operasional suatu usaha jasa, selama periode tertentu.

Pada perusahaan jasa, perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari biaya penjualan dalam
perusahaan manufaktur. perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal atau akhir barang
jadi. Jadi biaya penjualan jasa dapat disamakan dengan harga pokok produksi.

Dengan Rumus Laba/Rugi = Total Pendapatan - Total Beban

Ada pun metode penyusunan laporan laba rugi perusahaan jasa terbagi menjadi dua, yakni
metode langsung atau single step dan metode tidak langsung atau multiple step

o Metode Langsung (Single Step): Metode ini disusun dengan menjumlahkan


semua pendapatan dan semua beban tanpa memisahkan laba dari kegiatan
operasional dan non operasional.
o Metode Tidak Langsung (Multiple Step) Metode ini disusun dengan
mengelompokkan pendapatan dan beban berdasarkan jenisnya. Terdapat dua
jenis yang dikelompokkan, yakni kegiatan operasional dan non operasional.

Dengan catatan, setelah dilakukan perhitungan, perusahaan akan memperoleh laba, jika
jumlah pendapatan lebih besar daripada beban. Sebaliknya, perusahaan memperoleh rugi, jika
jumlah pendapatan lebih kecil daripada beban.

SISTEM AKUTANSI MANAJEMEN

 Pengertian

Sistem   Akuntansi manajemen adalah sitem akuntansi yang tujuan utamanya adalah
menyajikan laporan keuangan untuk kepentingan pihak internal perusahaan, seperti manajer
keuangan, manajer produksi, manajer pemasaran, dan pihak internal lainnya.

 Sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi atau FBM

Telah dikenal dari tahun 1900-an dan masih secara luas digunakan baik dalam sektor
manufaktur maupun jasa. (Hansen Mowen, 2006: 57)Tinjauan biaya FBM dalam sistem
akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan ke unit-unit fungsional dan kemudian
ke produk. Dalam pembebanan biaya digunakan penelusuran langsung dan penelusuran
penggerak, akan tetapi dalam sistem FBM penelusuran penggerak hanya menggunakan
penggerak produksi (tingkat unit), pengukuran konsumsi sangat berkorelasi dengan keluaran
produksi. Jadi, produk unit atau penggerak yang saling berkorelasi dengan unit yang
diproduksi.Pendekatan pembebanan biaya dianggap sebagai pembiayaan berdasarkan
produksi atau fungsional (Functional Based Costing – FBC). Produksi atau penggerak tingkat
unit dimana FBC sering tergantung padanya adalah bukan satu-satunya penggerak yang
menjelaskan hubungan sebab akibat. Penggerak selain dari penggerak produksi yang
menggambarkan hubungan sebab akibat dianggap sebagai penggerak tingkat non unit. Tujuan
pembiayaan produk dari pembiayaan berdasarkan fungsional dapat dipenuhi dengan
pembebanan biaya produksi untuk persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan
pelaporan keuangan eksternal. (Hansen, Mowen, 2006: 55)

 Sistem Akuntansi Manajemen Berbasis Aktivitas (ABM)

Permintaan informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan relevan telah
mengarah  pada perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas. Manajemen berdasarkan
aktivitas (activity based management) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi di seluruh
sistem yng memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas yang bertujuan
meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dihasilkan. (Hansen dan Mowen, 2009).
Dari definisi ini, terdapat dua frasa penting, yaitu :

1. Berfokus ke pengelolaan secara terpadu dan bersistem terhadap aktivitas Yaitu serangkaian
kegiatan yang membentuk suatu proses untuk pembuatan produk dan penyerahan jasa. Di
dalam manajemen tradisional, proses pembuatan produk dan penyerahan jasa dipecah ke
dalam bagian-bagian yang lebih kecil, karena diyakini bahwa jika pengerjaan bagian-bagian
yang lebih kecil dilaksanakan secara berkualitas dan efisien, proses pembuatan produk dan
penyerahan jasa secara keseluruhan akan berkualitas dan efisien. Oleh karena itu, manajemen
berbasis aktivitas berusaha memadukan kembali proses pembuatan produk dan penyerahan
jasa yang telah difragmentasi dalam manajemen tradisional tersebut, dengan memfokuskan
ke pengelolaan secara terpadu dan berbasis system terhadap aktivitas pembuatan produk dan
penyerahan jasa.

2. Bertujuan untuk meningkatkan customer value dan laba

Tujuan manajemen berbasis aktivitas adalah untuk improvement secara berkelanjutan


terhadap customer value dan penghilangan pemborosan. Dengan hilangnya pemborosan
tersebut, biaya dapat berkurang dan sebagai akibatnya laba akan meningkat. Pengurangan
biaya merupakan akibat dari dihilangkannya pemborosan. Pemborosan diakibatkan oleh
adanya aktivitas-bukan-penambah nilai (non-value-added activity) dan aktivitas penambah
nilai (value-added activity) yang tidak dilaksanakan secara efisien. Dengan demikian focus
manajemen berbasis aktivitas adalah penyebab terjadinya biaya itu sendiri. Aktivitas
berdasarkan aktivitas (Activity Based Manajement- ABM) mengelola sumber daya dan
aktivitas untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan serta meningkatkan
kompetensi dan probabilitas perusahaan. Manajemen berdasrkanaktivitas menarik
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas sebagai sumber informasiutama yang berfokus pada
efesiensi dan efektifitas dari proses dan aktivitas bisnis utama. Sistem akuntansi manajemen
berdasarkan aktivitas atau ABM merupakan sistem yang lebih baru. Sistem akuntansi
manajemen berdasarkan aktivitas juga digunakan secara luas dan manfaatnya adalah untuk
peningkatan. Contoh sistem berdasarkan aktivitas ditemukan dalam industri medis (rumah
sakit dan laboratorium medis), industri keuangan (bank dan bursa saham), industri
transformasi (penerbangan dan kereta api), serta dalam semua jenis manufaktur (perusahaan
elektronik dan mobil)

 Perbedaan FBM dan ABM

Anda mungkin juga menyukai