Anda di halaman 1dari 22

UAS

COST MANAGEMENT

Oleh: Carlence Maurlen (0106011910404)


Dosen Pengampu: Christina Yanita Setyawati, S.E., S.Pd., M.M

COST MANAGEMENT

UNIVERSITAS CIPUTRA

SURABAYA

2020
BAB 1 – Deskripsi Bisnis & Profil Diri
Nama: Carlence Maurlen
NIM : 0106011910404
Bisnis: Veruxe
Jabatan : CPO (Chief Product Officer)
Tanggung Jawab:

• Melakukan riset untuk kebutuhan supply faktor


produksi secara berkala guna ekspansi produk
perusahaan.
• Mengukur efektifitas dan efisiensi proses operasional
baik secara internal maupun eksternal dan
menemukan cara untuk meningkatkan proses.
• Melakukan product research.
• Mengawasi dan meng-handle operasi harian dan melakukan penyesuaian
seperlunya.
• Menghadirkan ide-ide baru terkait inovasi dan perkembangan produk secara
berkala.
• Melakukan teknis packaging produk-produk yang meiputi shrink wrap, bubble
wrap, dan polymailer.

Deskripsi Bisnis:

VERUXE merupakan Men’s Fashion Brand dengan spesialisasi produk fashion


clothing dan accesories yang memiliki pemilihan style “Mature Fashion”, yaitu simple
dan minimalis namun berkesan elegan dan exclusive. Selain dalam hal style, value
utama dari Veruxe adalah kualitas produk yang premium dan mengutamakan
authenticity. Terdapat 2 produk yang kami jual yaitu Veruxe Leather dan Veruxe
Clothing yang akan keluar nantinya.

Veruxe menjual menggunakan platform digital mulai dari social media sebagai
funnel utama marketing yang kemudian ditujukan ke website sebagai platform untuk
melihat produk secara detail dan mendapat informasi yang lebih dalam mengenai
men’s fashion, yang juga menjadi sumber data yang didapat dari Facebook Pixel yang
ditanamkan kepada hosting websitenya, dan kami juga menjual melalui Shopee
sebagai payment gateway (meskipun bisa langsung membeli melalui website).

Kedepannya, Veruxe tidak hanya menjual Men’s Fashion tetapi kami juga akan
menjadi platform dimana para pria bisa belajar untuk berpakaian lebih dewasa. Dari
hal ini bisa kita lihat bahwa salah satu value yang kita kedepankan adalah
pembelajaran bagi para pria.

BAB 2 – Refleksi Materi Yang Saya Pelajari Selama Semester 3

2.1. KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

Proses Manajemen: (Griffin, 2004).


• Perencanaan (planning). Manajemen organisasi menentukan tujuan serta
mengidentifikasikan strategi dan metode untuk mencapai tujuan tersebut.
• Pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian meliputi pengaturan
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan dan strategi
yang ditetapkan, termasuk di dalamnya mengembangkan struktur perusahaan
untuk membagi berbagai tanggungjawab,tugas dan wewenang pada masing-
masing bagian.
• Pengarahan dan Pemberian Motivasi (directing/leading). Proses ini
melibatkan aktivitas operasional dari hari ke hari untuk menjaga kelancaran
aktivitas organisasi, antara lain melalui pemberian tugas kepada karyawan,
penyelesaian masalah rutin, penyelesaian konflik dan komunikasi efektif.
• Pengendalian (controlling). Pengendalian berfungsi untuk memastikan
tercapainya tujuan organisasi.
Informasi akuntansi manajemen dikelola dalam suatu sistem, yaitu sistem
informasi akuntansi manajemen.

Sistem akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan utama:


• Menyediakan informasi untuk pembiayaan jasa, produk dan obyek lain yang
menjadi kebutuhan/kepentingan manajemen.
• Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian
dan perbaikan berkelanjutan.
• Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
2.2. PENGERTIAN BIAYA
• Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatakan
barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa
depan bagi organisasi. Bastian Bustami dan Nurlela (2010:04)
• Pembebanan biaya menjadi perhatian dalam manajemen adalah salah satu
tujuan dasar dari system akuntansi manajemen dimana semakin akurat
pembebanan biaya maka memberikan informasi yang lebih berkualitas.
(Farah, Suhadak, & Siti, 2019) (Patty, Mitchell, & Cooper, 2013) (Bartlet,
2017)
Keakuratan adalah sebuah konsep yang relative dan harus dilakukan secara
wajar dan logis terhadap penggunaan metode pembebanan biaya. Ketelusuran
(traceability) dalam hal ini hubungan antara biaya dan objek biaya harus digali untuk
meningkatkan keakuratan pembebanan biaya sebab biaya dapat berkaitan dengan
objek biaya langsung dan objek biaya tidak langsung.
• Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat
ditelusuri secara mudah dan akurat sebagai objek biaya. (Patty, Mitchell, &
Cooper, 2013)
• Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat ditelusuri dengan
mudah dan akurat sebagai objek biaya. (Patty, Mitchell, & Cooper, 2013)
(Bartlet, 2017)
Ketelusuran berarti biaya dapat dibebankan dengan mudah dan akurat
sedangkan penelusuran berarti pembebanan actual biaya pada objek biaya dengan
menggunakan ukuran yang dapat diamati atau sumber daya yang dikonsumsi oleh
objek biaya.
Ada dua macam penelusuran:
1. Penelusuran langsung (direct tracing) adalah suatu proses
pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik
dengan suatu objek sehingga dapat dikerjakan paling sering melalui pengamatan
secara fisik dan kasat mata.
2. Penelusuran penggerak (driver tracing) adalah penggunaan penggerak
untuk membebankan biaya pada objek biaya, jadi penggerak adalah factor penyebab
yang dapat diamati dan mengukur konsumsi sumber daya objek biaya.
2.3. KONSEP PERILAKU BIAYA
Berdasarkan perilaku biaya yang muncul, saya memahami bahwa biaya dibedakan
menjadi:
1. Biaya Tetap (fixed cost) Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh
perubahan jumlah output.
2. Biaya Variabel (variable cost) Biaya variable adalah biaya yang jumlahnya
berubah-ubah, dipengaruhi oleh perubahan jumlah output.
3. Biaya Campuran (mixed cost). Biaya campuran adalah biaya yang memiliki
komponen biaya tetap dan biaya variable.
Sumber daya disediakan dengan dua cara, yaitu, ketika
digunakan/diperlukan dan sebelum digunakan.
1. Sumber daya fleksibel (flexible resources) atau sumber daya yang tersedia
ketika diperlukan adalah sumber daya yang diperoleh dari luar dan tidak diperlukan
adanya komitmen jangka panjang untuk setiap jumlah tertentu sumber daya.
2. Sumber daya terikat (committed resources) atau sumber daya yang tersedia
sebelum penggunaan adalah sumber daya yang diperoleh dengan menggunakan
kontrak eksplisit maupun implisit untuk mendapatkan kuantitas tertentu sumber
daya, tanpa memperhatikan apakah kuantitas sumber daya tersedia seluruhnya atau
tidak, disebut juga.
Ada 2 jenis biaya step:
1. Biaya Variabel Step (step variable cost) Dalam biaya variabel step, lebar step
kecil dan biaya sumber daya berubah sebagai akibat perubahan kecil dalam
penggunaan sumber daya. Biasanya biaya variabel step dianggap sebagai biaya
variabel yang ketat.
2. Biaya Tetap Step (step fixed cost) Biaya tetap step merupakan biaya yang
mengikuti perilaku biaya dengan step lebar. Banyak committed resources yang
mengikuti fungsi biaya ini.
Terdapat tiga metode yang digunakan secara luas untuk memisahkan biaya
campuran menjadi komponen biaya tetap dan variabel:
1. Metode Tinggi Rendah (high low method)
Dengan metode tinggi rendah, kita memilih terlebih dahulu dua titik, titik terendah
dan titik tertinggi. Titik terendah menunjukkan aktivitas terendah dan titik tertinggi
menunjukkkan aktivitas tertinggi. Untuk mencari rumus biaya digunakan persamaan
berikut:
2. Metode Scatter Plot (scatter plot method)

Dengan metode scatter plot, kita dapat memplot titik-titik data sehingga diperoleh
hubungan biaya dan aktivitas. Hal ini dilakukan untuk menilai validitas hubungan
linear yang diasumsikan.

3. Metode Kuadrat Terkecil (least square method)

Metode kuadrat terkecil mengidentifikasi garis terbaik dengan


mengkuadratkan deviasi (selisih antara biaya yang diprediksi dengan biaya aktual,
ditunjukkan oleh jarak dari titik ke garis) yang terdapat pada masing-masing titik dan
kemudian menjumlahkan deviasi yang dikuadratkan tersebut sebagai ukuran
keseluruhan kedekatan.
Pertimbangan Manajerial
Pertimbangan manajerial dapat dilakukan secara terpisah atau digabungkan
dengan metode tinggi rendah, scatterplot atau kuadrat terkecil. Manajer
menggunakan pengetahuan dan pengalamannya mengenai hubungan biaya dan
tingkat aktivitas untuk mengidentifikasi outliers, memahami pergeseran struktural,
dan menyesuaikan parameter sebagai antisipasi atas kondisi yang berubah.
2.4. BIAYA UNIT, PRODUK TRADISIONAL, dan Activity Based Costing (ABC)
Biaya per Unit
Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan
biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Biaya per unit
digunakan untuk menilai sediaan, menentukan laba, menyediakan input untuk
berbagai keputusan seperti penentuan harga, keputusan membuat atau membeli, dan
menerima atau menolak pesanan khusus.
Kalkulasi Biaya Produk Tradisional
Dalam sistem biaya tradisional, hanya penggerak aktivitas tingkat unit yang
digunakan untuk membebankan biaya pada produk. Penggerak aktivitas tingkat unit
(unit level activity driver) adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya
sebagai akibat perubahan unit yang diproduksi.
Activity Based Costing (ABC)
Sistem biaya berdasar aktivitas menelusuri biaya aktivitas dan kemudian ke produk.
Tidak seperti sistem tradisional, ABC menekankan penelusuran langsung dan
penelusuran penggerak dengan menekankan hubungan sebab akibat. ABC
menggunakan penggerak biaya aktivitas berdasarkan unit maupun non unit. Ada dua
prosedur yang digunakan untuk menerapkan ABC, yaitu:
Prosedur Tahap I:
• Identifikasi aktivitas
• Biaya-biaya dibebankan ke aktivitas
• Aktivitas yang berkaitan dikelompokkan untuk membentuk kumpulan sejenis
yang:
o (a) secara logika berkolerasi
o (b) memiliki rasio konsumsi yang sama untuk setiap produk
• Biaya aktivitas yang dikelompokkan dijumlah untuk mendefinisikan kelompok
biaya sejenis
• Tarif overhead kelompok dihitung
Prosedur tahap II: biaya dari setiap kelompok overhead ditelusur ke produk.
Fokus dari sistem ABC adalah aktivitas sehingga identifikasi aktivitas menjadi
langkah pertama dalam ABC. Aktivitas merupakan tindakan-tindakan yang harus
diambil atau setiap pekerjaan yang dilakukan. Setelah teridentifikasi, dicari atribut
aktivitas untuk menjelaskan dan mengklasifikasikan aktivitas lebih lanjut.
Atribut aktivitas adalah jenis informasi keuangan maupun non keuangan yang
menggambarkan setiap aktivitas. Atribut aktivitas digunakan untuk mengelompokkan
aktivitas terkait ke dalam kelompok-kelompok yang menjadi landasan bagi
pengelompokan biaya sejenis.
Kumpulan aktivitas diklasifikasikan menjadi salah satu dari empat kategori umum
aktivitas berikut ini:
• Tingkat unit: aktivitas yang dilakukan setiap suatu unit diproduksi. Contoh:
pengujian produk.
• Tingkat batch: aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch barang diproduksi.
Contoh: persiapan, pemeriksaan, jadwal produksi, penanganan bahan.
• Tingkat produk: aktivitas yang dilakukan untuk mendukung berbagai produk
yang diproduksi perusahaan. Contoh: perubahan rekayasa, pengembangan
prosedur pengujian produk, pemasaran produk, rekayasa produk.
• Tingkat fasilitas: aktivitas yang menopang proses umum manufaktur suatu
pabrik. Contoh: manajemen pabrik, landscaping, keamanan, pajak kekayaan,
dan penyusutan pabrik
Hasil kalkulasi biaya produk dengan menggunakan ABC menunjukkan perbedaan
yang signifikan dengan kalkulasi produk menggunakan tarif pabrik maupun tarif
departemental. Sistem ABC memperbaiki keakuratan biaya produk dengan mengakui
bahwa banyak dari biaya overhead tetap ternyata bervariasi secara proporsional
dengan perubahan selain volume produksi.
2.5. JOB ORDER COSTING

Perhitungan Biaya berdasarkan pesanan adalah suatu sistem akuntansi


yang menelusuri biaya pada unit individual atau pekerjaan, kontrak, tumpukan atau
pesanan pelanggan yang spesifik.
Karakteristik Biaya Pesanan :

1. Sifat proses produksi yang dilakukan terputus-putus, dan tergantung pada


pesanan yang diterima.
2. Spesifikasi dan bentuk produk tergantung pada pemesan.
3. Pencatatan biaya produksi masing-masing pesanan dilakukan pada kartu biaya
pesanan secara terperinci untuk masing-masing pesanan.
4. Total biaya produksi untuk setiap elemen biaya dikalkulasi setelah pesanan
selesai.
5. Biaya per-unit dihitung, dengan membagi total biaya produksi yang terdiri dari:
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead dibebankan
dengan total unit yang dipesan.
6. Akumulasi biaya pada umumnya menggunakan biaya normal.
7. Produk yang sudah selesai dapat disimpan di gudang atau langsung diserahkan
pada pemesan.

Dalam penentuan biaya berdasarkan pesanan ini dapat ditinjau dari tiga elemen
biaya bagian yang saling berhubungan yaitu:

1. Akuntansi bahan baku memelihara catatan persediaan bahan baku langsung


membebankan bahan baku langsung ke pesanan dan membebankan bahan
baku tak langsung ke biaya overhead pabrik.
2. Akuntansi tenaga kerja langsung memelihara akun yang berhubungan dengan
beban gaji dan membebankan biaya tenaga kerja langsung ke pesanan dan
membebankan biaya tenaga kerja tak langsung ke biaya overhead.
3. Akuntansi biaya overhead pabrik mengakumulasi biaya overhead pabrik,
memelihara catatan terinci dari overhead yang telah dikeluarkan dan
membebankan sebagian dari biaya overhead ke setiap pesanan.
Job Order Costing

Sistem perhitungan berdasarkan pesanan (Job-Order Costing) digunakan


untuk perusahaan yang memproduksi berbagai produk yang cukup berbeda antara
yang satu dengan yang lain selama periode tertentu. Produk khusus atau produk yang
dibuat menurut pesanan termasuk dalam kategori ini, begitu juga pesanan yang
menyediakan jasa yang berbeda kepada pelanggan. (Garisson, et all., 2008: 123 dan
Hansen dan Mowen, 2009 : 290).

2.6. PROCESS COSTING


Process costing adalah sistem kalkulasi biaya yang digunakan oleh perusahaan
yang memproduksi produk yang sama secara kontinu.
Persamaan antara job order costing dan process costing terletak pada:
• Tujuan: membebankan biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead ke
produk
• Jenis akun manufaktur dasar yang dipakai: overhead pabrik, bahan baku,
BDP dan barang jadi
• Aliran biaya melalui akun manufaktur
Perbedaan antara job order costing dan process costing terletak pada:
• Aliran unit dalam sistem perhitungan biaya (sesuai pekerjaan/ pesanan vs
terus-menerus)
• Unit yang diproduksi (heterogen vs homogen)
• Dokumen pengendali yang digunakan (kartu biaya per pekerjaan vs laporan
produksi per departemen)

Aliran Biaya dalam Process Costing


Departemen pemrosesan (processing department) adalah departemen di dalam
organisasi yang digunakan untuk menghasilkan produk dan tempat di mana bahan,
tenaga kerja dan biaya overhead ditambahkan ke dalam produk

Unit Ekuivalen Produksi

Masalah yang timbul dalam process costing adalah umumnya suatu


departemen memiliki persediaan akhir barang dalam proses. Oleh karena itu perlu
dikonversi secara matematis barang setengah jadi tersebut ke jumlah ekuivalen dari
unit barang yang telah selesai. Unit ekuivalen adalah jumlah unit selesai yang
seharusnya diperoleh dari bahan dan usaha yang digunakan untuk menghasilkan
barang jadi.

Metode Perhitungan Unit Ekuivalen Produksi

1. Metode rata-rata tertimbang (Weighted Average)

Metode yang menggabungkan unit dan biaya dari periode sekarang dengan unit dan
biaya periode sebelumnya

Unit ekuivalen produksi = Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya atau


barang jadi + Unit ekuivalen dalam persediaan akhir barang dalam proses

2. Metode FIFO ( First In First Out)


Memisahkan unit dalam persediaan awal dari unit yang diproduksi dalam
periode saat ini. Diasumsikan bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan dulu, dan
ditransfer keluar bersama dengan semua biaya periode sebelumnya ditambah biaya
periode saat ini

Unit ekuivalen produksi = Unit ekuivalen untuk melengkapi persediaan awal* +


unit yang masuk dan diselesaikan selama periode tertentu + unit ekuivalen
persediaan akhir barang dalam proses

*Unit ekuivalen untuk menyelesaikan persediaan awal = Jumlah unit dalam


persediaan awal X (100% - % penyelesaian persediaan awal)

2.7. STANDART COSTING

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah
biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk
membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-
faktor lain tertentu.

Biaya standar unit untuk suatu input tertentu bergantung pada standar
kuantitas dan standar harga. Standar kuantitas mengacu pada jumlah input yang
seharusnya digunakan per unit output. Standar harga mengacu pada jumlah yang
seharusnya dibayar untuk jumlah input yang digunakan.

Biaya standar unit dapat dihitung dengan mengalikan kedua standar ini :

• Standar Kuantitas x Standar Harga.

MANFAAT

1. Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya.


2. Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya
yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
3. Sistem biaya standar menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya
dan biaya standar.

PROSEDUR PENENTUAN BIAYA BAHAN BAKU STANDAR

Biaya bahan baku standar terdiri dari:


• Kuantitas standar
• Harga standar.

Kuantitas standar bahan baku ditentukan dengan menggunakan;

• Penyelidikan khusus
• Analisis catatan masa lalu.

Harga yang dipakai sebagai standar dapat berupa;

• Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang


• Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar
• Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang

Prosedur Penentuan Biaya Tenaga Kerja Standar

Biaya tenaga standar terdiri dari dua unsur:

• jam tenaga kerja standar


• tarif upah standar.

Jam tenaga standar dapat ditentukan dengan cara;

• Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan masa lalu
• Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan
• Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan di bawah
keadaan nyata yang diharapkan.
• Mengadakan taksiran yang wajar, didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan
operasi produksi dan produk.

Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar;

• Perjanjian dengan organisasi karyawan


• Data upah masa lalu
• Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.

Prosedur Penentuan Biaya Overhead Pabrik Standar


Standar biaya overhead pabrik ditentukan dengan langkah langkah sebagai berikut :

• Penentuan anggaran biaya overhead pabrik


• Penentuan dasar pembebanan biaya overhead dengan dasar pembebanan yang
akan dipakai.
• Penentuan tarif standar biaya overhead pabrik

Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik

• Model satu selisih (the one-way model)


• Model dua selisih (the two-way model)
• Model tiga selisih (the three-way model)
• Model empat selisih (the four-way model)

2.8, AKUNTANSI MANAJERIAL


Akuntansi Manajemen atau Akuntansi Manajerial adalah sistem akuntansi
yang berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer
atau manajemen dalam suatu organisasi dan untuk memberikan dasar kepada
manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang akan memungkinkan manajemen
akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol.

2.9. COST VOLUME PROFIT


Cost Volume Profit adalah analisis yang digunakan untuk menentukan
bagaimana perubahan dalam biaya dan volume dapat mempengaruhi pendapatan
operasional (operating income) perusahaan dan pendapatan bersih (net income).

Dalam mengambil keputusan, manajemen juga melihat lima elemen penting


terkait analisis cost volume profit, yaitu:
1. Harga produk yaitu harga yang ditetapkan di dalam suatu periode tertentu secara
konstan.
2. Volume atau tingkat aktivitas yaitu besarnya produk yang dihasilkan dan
direncanakan akan dijual di dalam suatu periode tertentu.
3. Biaya variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan secara
langsung pada setiap unit barang yang diproduksi.
4. Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik di dalam suatu periode
tertentu.
5. Bauran volume produk yang dijual yaitu proporsi volume relatif produk-produk
perusahaan yang akan dijual.

Dalam melihat hubungan diantara kelima elemen tersebut terdapat beberapa


asumsi yang harus digunakan didalam hubungan diantara besarnya biaya dan
volume serta laba yang akan diperoleh, yaitu :
1. Harga jual produk yang konstan dalam cakupan yang relevan. Hal ini berarti
harga jual setiap unit produk tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume
penjualan.
2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi
secara akurat ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya
variabel per unit konstan dan jumlah biaya tetap total juga harus konstan.
3. Dalam perusahaan mulitiproduk, bauran penjualannya tidak berubah.
4. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit yang dijual. Berarti,
jumlah persediaan tidak berubah.

Dalam referensi lain, asumsi dasar analisis cost volume profit disederhanakan
menjadi

(a) semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap,

(b) fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relevan,

(c) fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan dan
harga jual dianggap konstan,

(d) hanya terdapat satu pemicu biaya yaitu volume unit produk/rupiah
penjualan

(e) tidak ada persediaan.


BAB 3 – IMPLEMENTASI DAN RENCANA KEDEPAN

3.1 COGS milik Veruxe

BOX CLUTCH

Component Cost
Produk Rp 200,000.00
Box Rp 30,250.00
Laser Rp 5,000.00
Thanks card Rp 1,584.00
Hangtag Rp 680.00
Polymailer Rp 2,000.00
Bubblewrap Rp 2,000.00
COGS Rp 241,514.00
Price Rp 483,028.00
Rp 485,000.00

3.2 Laporan Laba Rugi

VERUXE
LAPORAN LABA RUGI
PERIODE SEMESTER III PROJECT EVE

Pendapatan dari Penjualan


Penjualan Rp 340.000
Harga Pokok Penjualan Rp (194.514)
Laba Kotor Rp 145.486
Beban Operasi:
Beban pemasaran Rp 86.000
Beban administrasi Rp 25.000
Beban perlengkapan Rp 13.428
Jumlah Beban Operasi Rp (124.428)
Laba Usaha Rp 21.059
3.3 Laporan Perubahan Modal

VERUXE
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
PERIODE SEMESTER III

Modal awal Rp 1.200.000,00


Tambahan:
Modal tambahan Rp 9.800.000,00
Laba bersih Rp 21.058,50
Total Rp 11.021.058,50
Prive Rp -
Modal akhir Rp 11.021.058,50

3.4 Neraca (Laporan Posisi Keuangan)

VERUXE
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PERIODE SEMESTER III

Aset Kewajiban
Aset Lancar Utang dagang Rp 43.000,00
Kas Rp 1.381.804,00 Total Kewajiban Rp 43.000,00
Piutang dagang Rp -
Persediaan barang dagang Rp 4.616.991,00 Ekuitas
Perlengkapan Rp 58.058,50 Modal akhir Rp11.021.058,50
Total Aset Lancar Rp 6.056.853,50 Tota Ekuitas Rp11.021.058,50
Aset Tidak Lancar
Peralatan Netto Rp -
Intangible asset Rp 2.010.300,00
Selling platform Rp 2.996.905,00
Total Aset Tidak Lancar Rp 5.007.205,00

Total Kewajiban dan


Total Aset Rp 11.064.058,50 Rp11.064.058,50
Ekuitas
VERUXE
LAPORAN ARUS KAS
PERIODE SEMESTER III

Aktivitas operasi
Net income Rp 21.058,50
Ditambah:
Biaya depresiasi Rp -
Penurunan persediaan Rp -
Penurunan perlengkapan Rp -
Kenaikan utang dagang Rp 43.000,00
Rp 43.000,00
Dikurang:
Kenaikan piutang Rp -
Kenaikan persediaan barang Rp (4.616.991,00)
Kenaikan biaya dibayar dimuka Rp -
Kenaikan perlengkapan Rp (58.058,50)
Penurunan utang dagang Rp -
Rp (4.675.049,50)

Kas Neto Aktivitas operasi Rp (4.610.991,00)

Aktivitas Investasi
Kenaikan selling platform Rp (2.996.905,00)
Kenaikan intangible asset Rp (2.010.300,00)
Membeli peralatan Rp -

Kas Neto Aktivitas investasi Rp (5.007.205,00)

Aktivitas Pendanaan
Tambahan modal kerja Rp 9.800.000,00

Kas Neto Aktivitas pendanaan Rp 9.800.000,00

Kenaikan Kas Rp 181.804,00


Kas awal semester Rp 1.200.000,00

Kas akhir semester Rp 1.381.804,00


3.5 Laporan Arus Kas

1. Cost Volume Profit (CVP)

No Komponen Fixed Cost Nominal

1 Depresiasi backdrop (kain latar untuk foto produk) Rp 50,00

Depresiasi Lighting Kit Rp. 200,00

2 Biaya pemasaran (Facebook ADS) Rp 150.000,00

3 Maintain Website Veruxe Rp 250.000,00

4 Beban transportasi Rp 25.000,00

5 Beban telepon Rp 25.000,00

6 Beban Admin Rp 5.000,00

Total Fixed Cost Rp 305.250

5.1 Titik Impas dalam Unit dan Rupiah


• Titik impas dalam unit
Titik Impas = Fixed cost/P-VC
= Rp 305.250,00/Rp 485.000,00 – Rp. 241.514,00
= Rp. 305.250,00 / Rp 243.486
= 1,254 unit

• Titik impas dalam Rupiah


BEP corona finger = BEQ x Harga jual
= 1,254 unit x Rp 485.000
= Rp 608.190,00
5.2 Analisis Biaya-Volume-Laba
Asumsi target laba = Rp 1.000.000,00
Titik impas pada target laba = ( 305.250 + 1.000.000) / 241.514
= ( Rp 1.305.250) / Rp 241.514
= 5,404 unit
BEP Box Clutch pada target laba
= 5,404 unit x 485.000
= Rp. 2.621.157
Dalam hal penelusuran biaya, Veruxe menggunakan Penelusuran langsung,
dimana hal ini memepermudah kami dalam mengidentifikasi beban biaya yang
berhubungan secara langsung. Hal ini diterapkan pada Veruxe karena sebagian
besar dari transaksi dan pembayaran Veruxe dapat ditelusuri secara langsung
seperti harga pembelian produk dari supplier ataupun maintenance website.
Melihat dari laporan laba rugi diatas dapat kita lihat bahwa keuntungann yang
Veruxe dapatkan pada semester ini hanyalah Rp. 21.059 dengan penjualan 1 unit
Box Clutch. Sedangkan Titik Impas yang harus kami raih adalah 1,254 unit/ paling
tidak 2 unit untuk setiap pembuatan produk. Oleh karena itu kami telah
merencanakan untuk melakukan boosting dalam marketing dan menargetkan
penjualan kami dengan harapan dapat mendapatkan laba Rp. 1000.000 dalam 1
bulan yang berarti bahwa kami harus melakukan penjualan sebanyak 5,404 unit /
paling tidak 6 unit untuk mendapatkan target profit kami yaitu Rp. 1.000.000.
Melalui pengalaman kami selama satu semester ini, kami berencana untuk
melakukan Job Rotation, agar setiap human resource dalam Veruxe dapat paham
betul mengenai Job Desk sesamanya, dan besar harapan ketika Job Rotation ini
dilakukan terdapat ideasi baru mengenai product dengan cost yang lebih rendah
namun memiliki demand tinggi dan cocok dengan pasar kami.
Selain itu Veruxe pada semester depan juga akan melakukan ekspansi produk
sehingga produk kami nantinya akan bertambah banyak, dan dengan adanya
pembelajaran titik impas multi produk pada cost management ini, kami dapat
mengetahui titik impas dari Veruxe walaupun nantinya barang – barang kami akan
banyak, dan melalui ini juga Veruxe dapat menentukan target penjualan atas target
profit yang kami inginkan menggunakan metode Cost volume Profit.
BAB 4 – KESIMPULAN
Tidak terasa saya telah menjalani cost management ini selama 1 semester,
banyak kesulitan yang saya rasakan, namun dari situ saya mendapatkan banyak
insight dan Knowledge baru berkat penjelasan dari bu Yanita yang sangat mudah
untuk di pahami walau dalam kondisi Pandemi seperti ini.
Tentunya Cost Management sangat mengubah cara pandang saya terhadap
bisnis yang tengah saya jalani. Dari pertamanya bingung untuk menentukan target
penjualan, sekarang saya telah memiliki gambaran dan tahu apa yang harus saya
lakukan untuk mencapai target profit saya. Melalui mata kuliah ini juga saya belajar
banyak cara menata rapi dan mengenal banyak mengenai tata cara keuangan
dalam sebuah perusahaan bekerja. Mulai dari arus kas, neraca saldo, tabel titik
impas, klasifikasi biaya dan lain sebagainya.
Untuk Veruxe kedepannya kami akan melakukan ekspansi produk dan
marketing, dimana kami ingin mengembangkan Variasi produk, dan boosting up
marketing kami. Namun tentunya hal ini tidak akan mudah mengingat biaya yang
dibutuhkan cukup besar, dan hal ini dapat ditanggulangi dengan peningkatan pada
price atau melakukan targeting unit yang harus dijual untuk menutupi biaya – biaya
tersebut.
Selain itu Analisis dan sistem pencatatan dengan metode job order costing &
ABC membantu untuk melihat keadaan internal dan eksternal yang mempengaruhi
laju perkembangan bisnis kami sangat membantu untuk pelanggan kami yang ingin
melakukan special request atau PO. Banyak analisa yang dapat dilakukan misal
pada proses produksi yang lambat, maka keputusan penambahan supplier dapat
menjadi solusinya
Hal yang perlu kami perhatikan adalah perbesaran anggaran untuk
pengembangan produk baru sehingga bisa mencapai kapasitas produksi yang lebih
besar sehingga durasi untuk mencapai BEP lebih cepat dan tetap menjaga kualitas
serta kami harus kompak dan konsisten dalam melakukan hal ini.
Akhir kata dapat saya simpulkan bahwa kedepannya materi dalam mata kuliah ini
akan sangat berguna dalam development bisnis saya yaitu Veruxe, dan memiliki
pengaruh krusial dalam perbaikan dana dan kerapian pencatatan keuangan kami.
Besar
Refference

• Hansen, Mowen.(2004). Akuntasi Manajerial:Salemba Empat


• Hoang.Paul.(2014). Business Management 3rd Edition: IBID Press
• Hariyani, Diyah. (2018). Akuntansi Manajemen : Teori dan Aplikasi. Malang :
Aditya Media Publishing.
• Mulyadi. (2007). Akuntansibiaya(5thed.). Yogya- karta: Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
• Pratiwi, Juvita. (2013). Penerapan Biaya Standar dalam Pengendalian Biaya
Produksi pada PT. Pertani Cabang Sulawesi Utara. Jurnal EMBA, 1, 4, 1619–
1620.
• Assa, Rina. (2013). Analisis Cost- Volume-Profit (CVP) dalam Pengambilan
Keputusan Perencanaan Laba pada PT. Tropica Cocoprima. Jurnal EMBA, 1,
3, 594
• Anwar, Chairul, dkk. (2010). Harga Pokok Produksi dalam Kaitannya dengan
Penentuan Harga Jual untuk Pencapaian Target Laba Analisis. Jurnal
Akuntansi & Keuangan, 1, 1, 81.
• Siregar, dkk. 2014. Akuntansi Biaya, Edisi 2.Yogyakarta: Salemba Empat.
• Mulyadi.2014.Sistem Akuntansi.Yogyakarta.Bagian Penerbitan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
• Armanto Witjaksono, SE, AK, MM., Akuntansi Biaya, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), edisi revisi.
• Supriyono. 2011. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
Pokok, Buku 1 Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
• Bustami, Bastian dan Nurlela. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi kedua. Jakarta:
Mitra Wacana Media.

Anda mungkin juga menyukai