UNIT COST:
1. Pengertian biaya
2. Klasifikasi biaya
3. Total cost
4. Macam2 teknik perhitungan unit cost, beserta contoh
5. Kegunaan Unit cost dipelayanan kesehatan
1. Pengertian Biaya
*Berikan ilustrasi sebuah kasus untuk memahami “biaya” nanti dalam presentasi
**Kasus yang bisa diangkat yang mirip dengan contoh ilustrasi di file sumber 1
- Definisi biaya menurut Munawir (2002:307), adalah nilai kas atau setara kas yang dikorbankan untuk
memperoleh barang dan jasa yang diperkirakan akan memberi manfaat saat kini atau masa depan pada
organisasi atau pengorbanan yang terjadi dalam rangka untuk memperoleh barang atau jasa yang
bermanfaat.
- Definisi biaya yang lain dikemukakan oleh Mulyadi (2005:8-9), dimana biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu.
- Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2005:12), pengertian biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas
yang dikorbankan untuk mendapatkan barang ataupun jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini
atau dimasa depan.
Pada intinya ketiga definisi tersebut memiliki persamaan bahwa konsep biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomis yang dalam hal ini berwujud kas atau setara kas agar dapat memberikan manfaat tertentu. Manfaat
tertentu tersebut digunakan oleh pengguna (user) untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dengan informasi
yang berasal dari perhitungan biaya tersebut. Pengguna (user) dari informasi biaya tersebut dapat berasal dari
dalam perusahaan (intern) seperti manajer, atau analis keuangan, maupun berasal dari luar perusahaan (ekstern)
seperti investor maupun pemerintah.
Biaya berhubungan dengan segala macam tipe organisasi bisnis, nonbisnis, manufaktur, eceran, dan juga jasa.
Umumnya, beberapa macam biaya yang terjadi dan juga cara klasifikasi biaya tergantung pada mode
organisasinya.
(bridging to the next topic) Dalam dunia manajemen pembiayaan kesehatan, klasifikasi biayanya antara lain sbg
berikut :
2. Klasifikasi Biaya
Pengklasifikasian biaya memiliki dasar yang berbeda – beda. Hal tesebut sesuai dengan keperluan perhitungan
biaya yang diinginkan oleh penggunanya. Klasifikasi tersebut juga disesuaikan dengan tujuan dari pengguna
informasi agar dapat sejalan dengan hasil yang diinginkan sehingga apabila informasi tersebut digunakan untuk
pengambilan keputusan tidak memuat informasi yang salah nantinya.
Actual Cost = Budgeted Cost, Actual Cost > Budgeted Cost, Actual Cost < Budgeted Cost
(masukkan ilustrasi tabel contoh)
Ilustrasi tentang cost object sebagaimana yang dinyatakan Horngen dkk (2015) tersebut dapat
diimplementasikan pada operasional sebuah Rumah Sakit Swasta sebagai berikut :
Baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung dapat berhubungan langsung dengan cost object. Namun
pada biaya tidak langsung, jumlah finansial yang dikeluarkan tidak dapat dilacak (cost tracing) terhadap cost
object secara langsung.
Misalnya sebagaimana ilustrasi pada tabel sebelumnya, cost object dari biaya proyek MCU utk 700 calon
jamaah haji ONH Plus bisa terdiri dari pendaftaran pasien sampai pengolahan hasil pemeriksaan MCU utk
para calon jamaah haji yang dikhususkan menangani calon jamaah haji tersebut. Dengan demikian biaya gaji
petugas pendaftaran, perawat yang melakukan pemeriksaan awal, petugas lab dan radiologi, hingga dokter
yang menginterpretasikan hasil pemeriksaan adalah biaya langsung, karena berhubungan langsung dengan
cost object dan dapat dilacak secara langsung terhadap kegiatan proyek tersebut. Sementara biaya gaji
cleaning service yang membersihkan ruangan yang digunakan untuk menampung 700 calon jamaah haji
tersebut termasuk biaya tidak langsung, karena meskipun biaya ini berhubungan dengan proyek namun
kegiatan cleaning service bukan hanya membersihkan ruangan tersebut melainkan membersihkan seluruh
ruangan yang ada di Rumah Sakit Swasta tersebut sehingga secara langsung tidak dapat dilacak.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, Direct cost atau biaya langsung adalah biaya yang berhubungan dengan
cost object dan dapat secara langsung dilacak (cost tracing) terhadap cost object. Sedangkan Indirect Cost
atau Biaya Tidak Langsung adalah biaya yang berhubungan dengan cost object dan TIDAK dapat secara
langsung dilacak (cost tracing) terhadap cost object.
Cost
Assigment
Cost Cost
Tracing Allocation
3. Total Cost
Total cost merupakan penjumlahan dari Variable Cost dan Fixed Cost
Ilustrasi :
Diketahui di sebuah klinik swasta dengan honor dokter sebesar Rp 100.000/pasien
1) Simple distribution Merupakan cara langsung membagi habis biaya diunit-unit pusat biaya ke pusat
pendapatan berdasarkan bobot tertentu.
Cara menghitungnya :
Ilustrasinya diambil dari kasus sebelumnya, bahwa diketahui di sebuah klinik swasta dengan honor dokter
sebesar Rp 100.000/pasien. Maka untuk menentukan unit cost per pasien dihitung dengan menentukan Total
Cost yang berasal dari penjumlahan variabel cost dengan fixed cost. Seperti yang ada pada tabel berikut,
maka dapat ditentukan unit cost per pasien agar setidaknya tidak terjadi bangkrut.
Biaya per
Jumlah Biaya Honor Biaya Gaji
Total Cost pasien (Unit
Pasien Dokter (Variabel) Perawat (Fixed)
Cost)
0 Rp - Rp 4.000.000 Rp 4.000.000 Rp -
20 Rp 2.000.000 Rp 4.000.000 Rp 6.000.000 Rp 300.000
40 Rp 4.000.000 Rp 4.000.000 Rp 8.000.000 Rp 200.000
60 Rp 6.000.000 Rp 4.000.000 Rp 10.000.000 Rp 166.667
80 Rp 8.000.000 Rp 4.000.000 Rp 12.000.000 Rp 150.000
100 Rp 10.000.000 Rp 4.000.000 Rp 14.000.000 Rp 140.000
120 Rp 12.000.000 Rp 4.000.000 Rp 16.000.000 Rp 133.333
140 Rp 14.000.000 Rp 4.000.000 Rp 18.000.000 Rp 128.571
Dari tabel perhitungan diatas, sudah kelihatan unit cost yang dikeluarkan per pasien oleh klinik swasta
tersebut, maka untuk penentuan unit cost yang akan dikenakan kepada setiap pasien dapat diputuskan oleh
manajemen dengan target pada jumlah kunjungan tertentu, dalam hal ini ditentukan menjadi Rp
150.000/pasien maka akan menjadi seperti yang tampak pada tabel berikut :
Berdasarkan tabel di atas, maka sebaiknya jumlah kunjungan klinik swasta tersebut minimal 80 pasien per
bulan, hal ini disebabkan:
o Bila kunjungan kurang dari 80 pasien per bulan, klinik mengalami kerugian. Contoh pada tabel, jika
kunjungan 60 pasien per bulan maka kerugiannya adalah Rp 1.000.000,-
o Bila kunjungan lebih dari 80 pasien per bulan, klinik mengalami keuntungan. Contoh pada tabel, jika
kunjungan 100 pasien per bulan maka keuntungannya adalah Rp 1.000.000,- dan seterusnya.
o Titik impas atau Break Event Point (BEP) pada ilustrasi tabel di atas adalah pada jumlah pasien 80 per
bulan, karena pada titik ini Total Cost = Pendapatan.
2) Step down method Merupakan cara membagi biaya dari pusat biaya ke pusat pendapatan melalui beberapa
tahap, yaitu pertama alokasi antara pusat biaya (disusun dengan unit mulai dengan biaya tertinggi sebagai
unit yang memberi biaya kepusat biaya lain). Kemudian biaya yang diterima pusat biaya dibawahnya
digabung dengan biaya asli pusat. Biaya tersebut dialokasikan ke pusat pendapatan dengan dasar
pembobotan.
Cara menghitungnya :
3) Double distrtibution Merupakan cara membagi biaya dari pusat biaya ke pusat pendapatan, melalui
duatahap, yaitu mula-mula dilakukan alokasi antara pusat biaya ke pusat biaya lain danke pusat
pendapatan, selanjutnya dilakukan alokasi dari pusat biaya ke pusat pendapatan
Cara menghitungnya :
sumber :
1. PENGERTIAN, KONSEP, DAN KLASIFIKASI BIAYA, Oleh: Ade Heryana, SST, MKM, Dosen Akuntansi Biaya
Pelayanan Kesehatan Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Esa Unggul)
2. https://nakmami.wordpress.com/2011/10/17/pengertian-biaya-dan-klasifikasi-biaya
3. https://www.bastamanography.id/cara-penghitungan-unit-cost-rumah-sakit/
4. http://yasirmaulana.com/dasar-menghitung-unit-cost-rumah-sakit-dengan-activity-based-cost-system/
5. https://www.academia.edu/9715121/Tinjauan_pustaka_unit_cost
6. http://e-journal.uajy.ac.id/8681/3/2EA19226.pdf