Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Istilah ”perhitungan unit cost” yang dikenal selama ini sebenarnya merupakan salah satu
bagian dari teori “akuntansi biaya”. Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan dan penyajian atas informasi biaya yang dikeluarkan dalam
menghasilkan produk atau pemberian jasa dengan cara tertentu serta penafsiran terhadapnya.
Proses ini berlaku bagi setiap organisasi yang menerapkan akuntansi biaya. Penentuan unit
cost dalam analisis biaya, atau yang dikenal secara umum dengan harga pokok, diperlukan
untuk menentukan tarif yang sesuai dengan biaya yang benar-benar terjadi (the real costs),
disamping tujuan lainnya seperti mengidentifikasi sistem akuntansi biaya, menilai efisiensi,
dan anggaran.

1.2. Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian unit cost
- Untuk mengetahui tujuan dan manfaat penghitungan unit cost
- Untuk mengetahui klasifikasi dan pengelompokkan biaya
- Untuk mengetahui langkah-langkah penghitungan unit cost
- Untuk mengetahui pengertian analisis biaya
- Untuk mengetahui berbagai metode analisis biaya
- Untuk mengetahui langkah-langkah analisis biaya

1.3. Manfaat
- Mengetahui pengertian unit cost
- Mengetahui tujuan dan manfaat penghitungan unit cost
- Mengetahui klasifikasi dan pengelompokkan biaya
- Mengetahui langkah-langkah penghitungan unit cost
- Mengetahui pengertian analisis biaya
- Mengetahui berbagai metode analisis biaya
- Mengetahui langkah-langkah analisis biaya
BAB 2
1
ISI

2.1. Pengertian unit cost

Secara sederhana, unit cost dapat diartikan sebagai biaya per unit produk atau biaya
per pelayanan. Sedangkan menurut Hansen & Mowen (2005) unit cost didefinisikan sebagai
hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk yang
dihasilkan. Produk yang dimaksudkan dapat berupa barang atau jasa.

2.2. Tujuan dan Manfaat Penghitungan Unit Cost

Sistem akuntansi biaya mengukur dan mengalokasikan biaya, dengan demikian unit
cost dapat ditentukan. Unit cost ini merupakan informasi yang sangat penting bagi suatu
entitas. Dengan penghitungan unit cost, efisiensi dan kinerja suatu entitas dapat dimonitor
dengan baik. Selain itu dengan penghitungan unit cost akan dihasilkan informasi mengenai
biaya per item, sehingga akan lebih memudahkan dalam membuat strategi, pengenggaran
maupun berbagai keputusan penting lainnya’. Dengan kata lain informasi mengenai unit cost
dapat dijadikan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan bagi suatu entitas.

2.3. Klasifikasi dan pengelompokan biaya

Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kegiatan


maupun berdasarkan hubungannya dengan yang dibiayai. Dala hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi:

1. Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya ini berubah secara proporsional dengan perubahan
tingkat aktivitas. Biaya bahan habis pakai adalah contoh biaya variabel, diaman biaya
ini tergantung dari banyaknya kegiatan dalam melayani pengguna jasa.
2. Biaya tetap
biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume tertentu. Gaji
pegawai adalah contoh dari biaya tetap, walaupun pengguna jasa yang dilayani
bertambah namun gaji pegawai tetap.
2
3. Biaya campuran
Biaya campuran adalah biaya yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya tetap
,ataupun biaya variabel. Dengan kata lain, biaya campuran merupakan biaya yang
mengandung sebagian unsur biaya tetap dan sebagian unsur biaya variabel.

Apabila dihubungkan dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi:

1. Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya
langsung di tiap-tiap ruang pelayanan adalah semua biaya yang terjadi dala ruang
tersebut dalam hubungannya dengan pelayanan pengguna jasa.
2. Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak harus disebabkan oleh
sesuatu yang dibiayainya. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan
pelayanan jasa yang diberikan adalah biaya produksi tidak langsung atau biaya
overhead.

2.4. Langkah-Langkah Penghitungan Unit Cost

Sebagai acuan dalam menghitung unit cost dalam suatu unit kerja ataupun sebagian,
berikut adalah langkah-langkah perhitungannya:

1. Tentukan unit cost yang akan menjadi analisis


2. Identifikasi semua produk/jasa yang dihasilkan oleh unit kerja, dan tentukan
produk/jasa yang akan dianalisis
3. Identifikasi semua biaya yang timbul di unit kerja karena melakukan pelayanan
kepada pengguna jasa, berupa biaya langsung dan biaya tidak langsung
4. Tentukan dasar alokasi biaya bersama. Biaya bersama adalah biaya yang digunakan
untuk menghasilkan 2 produk/layanan atau lebih
5. Telusuri dan hitkung semua biaya langsung yang terjadi
6. Analisis unit atau bagian lain yang secara logika biayanya timbul akibat peningkatan
aktivitas di unit kerja
7. Telusuri biaya tidak langsung dan hitung alokasi biaya tidak langsung untuk unit kerja
8. Hitung unit cost per pelayanan dengan cara mengalokasikan total biaya (biaya
langsung maupun biaya tidak langsung) ke setiap jasa pelayanan.

2.5. Pengertian analisis biaya


Analisis biaya merupkan suatu kegiatan menghitung biaya untuk berbagai jenis
pelayanan yang ditawarkan, baik secara total maupun pelayanan per klien dengan cara
menghitung seluruh biaya pada seluruh unit yang ada dimana biaya yang terdapat pada unit
3
yang tidak menghasilkan produk (pusat biaya) didistribusikan kepada unit-unit yang
menghasilkan pendapatan (pusat pendapatan). Tujuan analisis biaya adalah:
a. Mendapatkan gambaran mengenai unit/bagian yang merupakan pusat biaya (cost
center) serta pusat pendapatan (revenue center).
b. Mendapatkan gambaran biaya pada unit tersebut, baik biaya tetap (fixed cost)
ataupun biaya investasi yang disetahunkan maupun biaya tidak tetap (variable
cost) atau biaya operasional dan pemeliharaan.
c. Mendapatkan gambaran biaya satuan pelayanan di sarana pelayana kesehatan
primer
d. Mendapatkan gambaran tarif dengan menggunaakan “Break Event Point”
e. Mendapatkan gambaran dan peramalan pendapatan sarana pelayanan kesehatan
primer

Dalam kegiatan analisis biaya akan dilakukan kegiatan pendistribusian biaya dari
pusat biaya ke pusat pendapatan. Cara-cara dari proses tersebut adalah:
1. Simple distribution
Merupakan cara langsung membagi habis biaya diunit-unit pusat biaya ke pusat
pendapatan berdasarkan bobot tertentu.
2. Step down method
Merupakan cara membagi biaya dari pusat biaya ke pusat pendapatan melalui
tahap, yaitu pertama alokasi antara pusat biaya (disusun dengan unit mulai dengan
biaya tertinggi sebagai unit yang memberi biaya kepusat biaya lain). Kemudian
biaya yang diterima pusat biaya dibawahnya digabung dengan biaya asli pusat.
Biaya tersebut dialokasikan ke pusat pendapatan dengan dasar pembobotan.
3. Double distrtibution
Merupakan cara membagi biaya dari pusat biaya ke pusat pendapatan, melalui dua
tahap, yaitu mula-mula dilakukan alokasi antara pusat biaya ke pusat biaya lain dan
ke pusat pendapatan, selanjutnya dilakukan alokasi dari pusat biaya ke pusat
pendapatan
4. Activity-based costing
Merupakan cara analisis biaya berdasarkan aktivitas

Alat bantu yang digunakan untuk melakukan analsis biaya, adalah:

a. Informasi mengenai struktur organisasi sarana pelayanan kesehatan primer dan


unit-unitnya
b. Informasi mengenai unit mana yang menjadi pusat biaya dan mana yang menjadi
pusat pendapatan
c. Data pegawai: nama pegawai, pendidikan, unit kerja, jabatan, masa kerja, gaji dan
insentif

4
d. Data unit kerja pegawai : nama pegawai, unit kerja pokok dan persentase waktu
yang digunakan, unit kerja lain dan persentase waktu yang digunakan
e. Data gedung: luas lantai masing-masing unit yang ada, tahun pembangunan, masa
pakai, masa hidup, biaya dan AFc
f. Data inventaris peralatan medis: jenis alat, jumlah alat, tahun beli, masa pakai,
masa hidup, harga satuan, total biaya dan AFc
g. Data inventaris peralatan nonmedis: jenis alat, jumlah alat, tahun beli, masa pakai,
masa hidup, harga satuan, total biaya dan AFc
h. Data inventaris kendaraan: jenis kendaraan, jumlah kendaraan, tahun beli, masa
pakai, masa hidup, harga satuan, total biaya dan AFc
i. Data biaya obat dan bahan medis habis pakai: di unit-unit yang berfungsi sebagai
pusat pendapatan
j. Data bahan habis pakai nonmedis: di unit-unit pusat biaya maupun pusat
pendapatan
k. Data biaya pemeliharaan gedung
l. Data biaya pemeliharaan perlatan medis
m. Data biaya pemeliharaan peralatan nonmedis
n. Data biaya umum, misalnya telpon, air, listrik, dll

2.6. Berbagai metode analisis biaya

Aplikasi metode akuntansi biaya yang sering digunakan seperti metode satu langkah,
metode dua langkah, metode reciprocal, metode DRG, metode Activity Based Costing,
dan metode Real Cost.

1. Metode Satu Langkah, Dua Langkah Dan Metode Reciprocal


Dalam metode satu langkah, setiap biaya pusat pelayanan pendukung
dialokasikan pada beberapa pusat layanan utama yang menggunakan pelayanannya,
tetapi tidak untuk pusat pelayanan yang lain. Akan tetapi metode ini gagal untuk
mengenali bahwa beberapa pusat layanan menyediakan layanan untuk pusat layanan
lain: misalnya, housekeeping membersihkan departemen medical record, pusat
layanan yang lain. Kegagalan metode satu langkah ini kemudian memunculkan
metode dua langkah.
Metode dua langkah memperbaiki kekurangan metode satu langkah. Dengan
metode ini, biaya pusat layanan ‘dialairkan’ ke pusat layanan pendukung lain dan ke
pusat layanan utama yang menggunakan basis pengalokasian tertentu. Biasanya tahap
ini dimulai dengan pusat pelayanan pendukung yang melayani beberapa pusat
pelayanan lain di dalam organisasi dan membagikan ke pusat-pusat biaya sisanya.

5
Kemudian diteruskan dengan pusat-pusat layanan lain dengan menggunakan metode
seperti metode satu langkah.
Metode laiinya yang juga mencoba memperbaiki metode step down adalah
metode resiprocal. Dalam metode ini, biaya pusat layanan tidak ditunkan. Tetapi,
akuntan mengembangkan persamaan simultan yang menghitung dan mengalokasikan
setiap biaya pusat layanan lainnya, tidak hanya oleh pusat layanan yang ada
dibawahnya. Singkatnya, dalam metode ini akuntan melakukan3 aktivitas yang
berbeda dalam usaha akuntansi biaya. Pertama, mendefinisikan pusat biaya. Kedua,
memasukkan setiap biaya ke dalam pusat biaya – pusat layanan utama dan pusat
layanan pendukung. Dengan biaya langsung, maka hal ini mudah dilakukan, tetapi
lebih rumit jika dilakukan dengan pembiayaan tidak langsung. Dan yang ketiga,
mengalokasikan biaya pusat layanan pendukung ke pusat layanan utama.
Untuk melaksanakan proses alokasi, dilakukan dengan 2 langkah:
1. Memilih dasar pengalokasian (seperti luas ruangan) untuk setiap pusat
biaya layanan pendukung; dasar-dasar ini digunakan untuk menghitung
penggunaan layanan-layanan suatu pusat oleh pusat biaya lainnya.
2. Memilih metode pengalokasian (seperti metode step down) untuk
mendistribusikan biaya pusat layanan pendukung di antara pusat layanan
utama. Kadang-kadang biaya ini menjadi cukup rumit.

Dari ketiga metode ini akan menyebabkan hasil analisis biaya kurang tepat karena
banyaknyaasumsi. Aplikasi berbagai metode ini tidak didasari pada ide untuk
membangun sistem akuntansi biaya tetapi hanya bertujuan untuk menghasilkan
informasi biaya. Karena itu hasil analisisnya akan bias dan tidak ada usaha untuk
mengembangkan sistem akuntansi biaya di masa datang.

2. Metode Double Distribution

Metode ini pada dasarnya hampir sama dengan metode dua langkah. Pada metode ini
analisis diawali dengan membagi unit-unit kerja kedalam unit pendukung dan unit utama.
Alokasi biaya dimulai dengan membagi biaya-biaya di unit pendukung ke unit pendukung
lainnya, dan pada akhirnya ke unit utama. Alokasi dilakukan hingga semua biaya di unit
pendukung habis. Secara umum alokasi biaya dengan metode ini dapat dilihat pada peraga
berikut

Peraga 1

6
Biaya unit Biaya unit Biaya unit Biaya unit Biaya unit Biaya unit Biaya unit
pendukung pendukung pendukung pendukung utama utama utama

Setelah memperoleh alokasi biaya dari unit pendukung kemudian dilakukan analisis
biaya di unit utama tersebut. Namun dasar biaya yang akan dianalisis diunit utama adalah kas
yang keluar dalam membeli berbagaikebutuhan disuatuentitas. Padahal pembelian kebutuhan
tersebut bisa saja dilakukan dengan hutang pada pihak ketiga. Karena dasar biaya adalah
pengeluaran kas secara keseluruhan maka akibatnya tidak bisa mengedentifikasi biaya yang
terjadi diberbagai unit kerja.

Apabila kita menyimak cara analisis metode ini maka akan terliberbagai keterbatasan
yang bisa mengakibatkan hasil analisis akan bias dan jauh dari unsur keakuratan. Asumsi
yang terlalu banyak dalam mengalokasi biaya, dasar biaya yang dialokasi tidak real
merupakan beberapa kelemahan yang nampak terlihat. Padahal dalam konsep alokasi biaya
mensyaratkan agar asumsi diusahakan diperkecil atau bahkan kalau mungkin tidak ada.

Dari beberapa kelemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya konsep ini
lebih cocok untuk membuat standar (standar biaya) karena lebih memfokuskan pada hasil
akhir dan tidak berorientasi pada pengembangan sistem akuntansi bniaya berkelanjutan di
BLUD. Karena itu hasil analisis metode ini sebenarnya tidak sesuai apabila digunakan untuk
pengambilan keputusan manajerial seperti kebijakan tarif, penilaian kinerja unit-unit kerja
khususnya mengenai efisiensi, dan untuk anggaran BLUD.

3. Metode Analisis Biaya berdasarkan Aktivitas (ABC)

Metode ini merupakan metode terbaik dari keseluruhan metode analisis biaya
yang ada. Namun prasyarat metode ini mengharuskan system yang sangat baik dan
terkomputerisasi menyebabkan metode ini sulit dilakukan di BLUD tanpa adanya
perubahn system akuntansi dan keuangan. Walaupun demikian system ini dapat
digunakan untuk beberapa aktivitas di BLUD.

Pada awalnya, metode analisis biaya berbasis aktivitas (ABC) digunakan pada
organisasi yang menggunakan peralatan mesin yang cukup banyak sehingga biaya

7
overhead menjadi besar jika dibandingkan dengan biaya tenaga kerja langsung dan
bahan langsung. Namun dalam perkembangannya, konsep ABC ini kemudian menjadi
trend an digunakan oleh berbagai organisasi yang m,enginginkan ketepatan dalam
analisis biaya produk/jasanya.

Activity-based cost system (ABC systems) merupakan suatu alternatif penentuan


harga pokok produk atau jasa yang saat ini cukup dikenal sangat relevan. ABC
system, merupakan system informasi tentang pekerjaan (aktivitas) yang
mengkonsumsi sumber daya dan menghasilkan nilai bagi konsumen. Ada dua
anggapan penting yang mendasari system ABC, yaitu:

a. Aktivitas menyebabkan timbulnya biaya


Adanya anggapan bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya tidak langsung
menyediakan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas, bukan sekedar
menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan.
b. Produk (pelanggan) menyebabkan timbulya permintaan atas aktivitas
Dalam membuat produk diperlukan berbagai aktivitas dan pelaksanaannya
membutuhkan sumber daya. Biaya atas aktivitas membebankan biaya ke produk
atau jasa berdasar sumber daya yang dipakai. System ini mengindentifikasi biaya
aktivitas dan melacak aktivitas ke produk atau jasa tertentu yang memotivasi
terjadinya aktivitas.

Biaya tidak langsung atau overhead cost dilacak kesuatu produk atau jasa
tertentu daripada disebarkan keseluruh produk jasa secara arbiter. Sistem ABC
membuat pihak manajemen dapat belajar untuk mengendalikan timbulnya aktivitas
dan biaya.
Sumber daya mengalir ke aktivitas melalui resources drivers, kemudian
aktivitas mengalir ke objek biaya melalui activity drivers. Resources drivers
digunakan untuk membebankan biaya yang gunanya untuk memperkirakan konsumsi
sumber daya oleh aktivitas. Setiap sumber daya dilacak ke aktivitas menjadi suatu
elemen biaya (cost element). Kemudian elemen-elemen biaya tersebut berkumpul
menjadi suatu activity cost pool (biaya total yang dihubungkan dengan suatu
aktivitas). Activity cost pool selanjutnya dilacak ke objek biaya melalui activity
drivers.

4. Metode Modifikasi

8
Metode ini didasarkan pada pertimbangan mengenai adanya kelemahan metode
yang ada selama ini disatu sisi, dan keberadaan system yang tidak memungkinkan
untuk aplikasi metode ABC disisi lain.
Metode ini sebenarnya mengacu pada konsep ABCdengan berbagai perubahan
karena adanya kendala system, karena itu diusahakan asumsi yang ada sedikit
mungkin. Metode ini tidak hanya menghasilkan output hasil analisis tetapi juga akan
menghasilkan identifikasi system akutansi biaya yang harus segera dibenahi.
Disamping mengacu pada tujuan akutansi biaya, hasil akhir metode ini juga
berupa saran pengembangan system. Karena itu secara umum hasil analisis metode
modifikasi adalah:
a. Informasi harga pokok (unit cost) untuk setiap produk dan jasa
b. Informasi biaya untuk tujuan pencapaian
c. Informasi biaya untuk tujuan pengendalian biaya (berhubungan dengan anggaran)
d. Informasi manajemen untuk pengambilan keputusan khusus
e. Informasi mengenai kesiapan system akutansi biaya

Informasi biaya yang sesungguhnya yang diperoleh dari system akuntasi biaya
sangat bermanfaat dalam penyusunan anggran komprehensif dalam organisasi. Bagi
BLUD, konsep seperti ini juga berlaku. Informasi cost yang juga disertai informasi
penggunaan material, labor, dan overhead bagi tiap-tiap unit kerja di BLUD akan
digunakan oleh komisi atau bagian anggaran dalam membuat anggaran komprehensif.
Namun, efisiensi perencanaan dan pengendalian biaya sulit atau tidak dapat dilakukan
tanpa mengetahui perilaku biaya yang akan direncanakan maupun dikendalikan.
Pendekatan perhitungan unit cost yang mendekati keakuratan adalah sebanyak
mungkin menghindari pengasumsian karena kurang baiknya system akutansi.
Disamping itu, juga harus dapat mengidentifikasi biaya langsung (direct cost) dengan
objek biaya (cost objective) satuan kerja. Setelah itu dilakukan pengalokasian biaya
bersama (joint cost) satuan kerja penunjang ke satuan kerja yang menikmati.
Selanjutnya, biaya didistribusikan ke unit-unit kerja layanan dengan menggunakan
dasar alokasi yang paling adil untuk menghsilkan biaya satuan layanan.

Konsep biaya

Biaya adalah nilai dari sejumlah input yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk
(output). Dalam hal sarana pelayanan primer, maka untuk menghasilkan suatu pelayanan

9
kesehatan yang sadar mutu dan sadar biaya dibutuhkan sejumlah input yang dinilai/dikonfersi
dalam bentuk uang/nilai.

Dalam bidang kesehatan produk yang dihasilkan sebagian besar berupa jasa yaitu jasa
pelayanan. Misalnya penyuluhan, pemeriksaan medis dan sebagainya.agar dapat
menghasilkan jasa diperlukan sebuah input.

Jenis biaya

1. Biaya tetap (fixed cost) dan biaya tetap (variable cost)


-biaya tetap adalah biaya yang secara relatif tidak dipengaruhi oleh jumlah produk
yang dihasilkan. Biaya ini tetap harus dikeluarkan terlepas dari persoalan apakah
pelayanan yang diberikan atau tidak.
Misalnya : biaya menyewa gedung
Biaya pendidikan (diklat) dsb
Biaya mebel air

Total fixed cost behaviour


2000000 –

1500000 –

1000000 –

500000 –

0 5 10 15 20 25 30 35
Jml produk

Pada grafik terlihat bahwa secara total, fixed cost tetap walaupun jumlah
produk bertambah, misalnya bila harga tensimeter sebesar Rp. 2.000.000,-rupiah,
maka bila dilakukan pemeriksaan tekanan darah 5 klien maupun 45 klien, harga
tensimeter tersebut tetap sebesar Rp. 2.000.000,-. Makin banyak pemeriksaan yang
dilakukan, maka unit fixed costnya makin kecil seperti yang terlihat pada grafik.

2. Biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang dipengaruhi oleh jumlah produk
yang dihasilkan. Misalnya ; biaya obat-obatan; besarnya akan berbeda bila jumlah
klien sedikit dibandingkan dengan jumlah klien banyak.
Kebalikan dari fixed cost, maka total variable cost akan bertambah dengan
bertambahnya jumlah produk.

10
Total fixed cost behaviour
2000000 –

1500000 –

1000000 –

500000 –

0 5 10 15 20 25 30 35
Jml produk

Terlihat bahwa total variable cost akan bertambah sejalan dengan


bertambahnya jumlah produk, misalnya harga 1 spuit disposable adalah Rp 10.000
maka bila kita melakukan penyuntikan sebanyak 5 kali, total harga spuit tersebut
adalah Rp 10.000 x 5 =Rp 50.000 dst

Selanjutnya adalah variable dengan adalah unit variable cost. Nilai satu unit
spuit disposable tetap tidak berubah walaupun adanya pertambahan spuit, jadi nilai
1unit variable cost tetap walaupun jumlah produk bertamabah.

Total fixed cost behaviour


2000000 –

1500000 –

1000000 –

500000

0 5 10 15 20 25 30 35
Jml produk

3. Biaya investasi dan biaya operasional


biaya investasi adalah biaya yang kegunaannya dapat berlangsung dalam
waktu yang relatif lama. Biasanya lebih dari satu tahun. Misalnya; pembangunan
gedung, kendaraan,dsb. Karena perhitungan biaya biasanya dilakukan untuk
kurunwaktu setahun, maka biaya investasi dihitung disetahunkan. Dan disebut

11
annualized investment cost atau annualized fixed cost dengan memasukan nilai
inflasi, masa pakai dan umur pakai barang(umur ekonomis, life time).

Rumusnya;
Annualizzed fixed cost (Afc) = IIC (1+I)
L

Ket:
IIC= innitialized investment cost (harga beli)
I= laju inflasi
t=masa pakai
L= perkiraan masa pakai (life time)

Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-


kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat ‘’habis pakai’’ dalam kurun
waktu relatif singkat biasanya kurang dari satu tahun. Misalnya ; obat, makanan,
telepon, air, pemasaran, biaya perjalanan dsb.

4. Biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan pada unit yang langsung
melayani klien atau biaya yang langsung untuk memberikan pelayanan, misalnya;
biaya obat, biaya reagen, biaya bahan medis habis pakai.
Biaya tidak langsung adalah biaya yang digunakan secara tidak langsung demi
kelancaran pelayanan, misalnya; biaya alat tulis, administrasi, transportasi dsb.

5. Biaya total (total cost) dan biaya satuan (unit cost)


Biaya total adalah total biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable
cost).
Biaya satuan adalah biaya yang dihitung untuk satu-satuan produk pelayanan
yang diperoleh dengan cara membagi biaya total dengan jumlah produk.

Rumusny ;
Unit cost (Uc) = Total cost (Tc) / jumlah produk

KOMPONEN BIAYA
Setiap biaya terdiri dari berbagai komponen biaya, yaitu:
3. Biaya investasi, yaitu:
a. Biaya perizinan
b. Biaya gedung
c. Biaya kendaraan
d. Biaya alat medis dan nonmedis
e. Biaya pendidikan pegawai
f. Biaya atau gaji pegawai
g. Biaya linen
h. Biaya system informasi dan manajemen
12
Bila komponen diatas berumur lebih dari setahun, maka nilanya perlu disetahunkan (AFc)

4. Biaya operasional, yaitu:


a. Biaya/insentif pegawai
b. Biaya obat
c. Biaya alat dan bahan habis pakai
d. Baiya alat tulis kantor
e. Biaya rekam medis
f. Biaya perjalanan
g. Biaya pemasaran/jejaring pelayanan kesehatan
h. Biaya bahan bakar
i. Biaya system informasi dan manajemen
j. Biaya telpon, air, listrik
k. Biaya pemeliharaan gedung
l. Biaya pemeliharaan alat medis
m. Biaya pemeliharaan alat nonmedis
n. Biaya pemeliharaan kendaraan
o. Biaya makan, laundry, dll

2.7. Langkah-langkah analisis biaya adalah:


1. Menentukan asumsi untuk melakukan pendistribusian, yaitu:
a) Biaya gedung: luas lantai
b) Biaya peralatan medis: proporsi/perbandingan Rp/unit
c) Biaya perlatan nonmedis: proporsi/perbandingan Rp/unit
d) Gaji pegawai: jumlah pegawai
e) Biaya kendaraan: jumlah pegawai
f) Biaya air: jumlah westafel
g) Biaya listrik: jumlah titik lampu/watt
h) Biaya telepon: jumlah pegawai
i) Biaya pemeliharaan gedung: luas lantai
j) Biaya pemeliharaan peralatan medis: proporsi/perbandingan Rp/unit
k) Biaya pemeliharaan perlatan nonmedis: proporsi/perbandingan Rp/unit, dll
2. Identifikasi jenis pelayanan/unit yang ada disarana pelayanan kesehaan primer
Membutuhkan struktur/bagan organisasi atau denah ruangan sarana kesehatan primer
yang ada, missal ruang kepala, ruang staf, ruang pendaftaran, dll
3. Tentukan unit mana yang menjadi pusat biaya (cost center) dan pusat pendapatan
(revenue cost). Susun daftar ruangan tersebut sehingga di sayap kiri adalah pusat biaya
dan di sayap kanan adalah pusat pendapatan
4. Inventaris pelayanan kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Dibutuhkan
untuk perhitungan biaya tidak tetap (variable cost)
5. Inventaris gedung, peralatan medis dan nonmedis yang ada dan yang akan dibeli (alat
investasi) dan menentukan masa pakai dan masa hidupnya serta hitung annualized
fixed cost-nya

13
Setiap pusat biaya dan pusat pendapatan diinventaris biaya investasi (AFc) sehingga
didapatkan biaya asli masing-masing peralatan yang ada. Biaya asli adalah biaya yang
ada di pusat biaya dan pusat pendapatan.
6. Hitung dengan biaya operasional laindan pemeliharaan untuk setahun
Jika memungkinkan hitung seluruh biaya operasional dan pemeliharaan masing-
masing unit, baik pusat biaya atapun pusat pendapatan. Namun, jika tidak
memungkinkan dapat digunakan beberapa alternative, yaitu:
- Menghitung total biaya operasional dan pemeliharaan yang nantinya akan
dilakukan distribusi sesuai dengan pembobotan
- Mengasumsikan kebutuhan biaya operasional dan pemeliharaan yang juga
nantinya akan dilakukan distribusi sesuai dengan pembobotan
7. Dengan menggunakan metode “distribusi ganda” dilakukan pendistribusian masing-
masing-masing biaya investasi dan operasional. Distribusi dilakukan dua kali, yaitu:
- Dari unit pusat biaya ke pusat biaya lain dan pusat pendapatan, dimana dasar
pembobotannya/alokasi biaya dari satu unit ke unit lainnya menggunakan asumsi
dasar. Maka akan diperoleh biaya asli dan biaya hasil distribusi
- Dari unit pusat biaya langsung ke pusat pendapatan. Maka akan diperoleh biaya
asli, biaya hasil distribusi I dan biaya hasil distribusi II
8. Jumlahkan biaya total masing-masing pusat pendapatan yang meliputi investasi,
operasional (termasuk pemeliharaan) sehingga dipeoleh biaya total (total cost)
9. Untuk menhitung biaya satuan (unit cost), maka dibutuhkan informasi lain, yaitu jenis
pelayanan/pemeriksaan (produk) yang dihasilkan di sarana pelayana kesehatan primer,
misalnya: pemeriksaan EKG, pemerikasaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dll.
10. Biaya suatu unit/ruangan di sarana pelyanan kesehatan primer menghasilkan produk
yang homogeny, misalnya ruang pemeriksaan hanya untuk memeriksa, maka untuk
mendapatkan biaya satuan (unit cost, biaya total yang telah dihitung langsung dibagi
dengan jumlah/volume pemeriksaan selama setahun.
Rumusnya:
Biaya total = biaya satuan
Jumlah pemeriksaan setahun

Bila suatu unit/ruangan disaran pelayanan kesehatan primer menghasilkan


produk yang heterogen, misalnya ruang pemeriksaan menghasilkan produk:
pemeriksaan EKG, tes bangku, tes ergometer sepeda, test treadmill dan spirometri,
maka perhitungan biaya satuan menggunakan Relative Value Unit. Dasar
pembobotannya adalah biaya medis habis pakai dan bahan habis pakai (variable cost).
Pemeriksaan yang dilakukan ruangan tersebut selama tahun 2006 adalah:
Pemeriksaan EKG : 750 tindakan
Test bangku : 60 tindakan
Test ergometer sepeda : 300 tindakan
14
Test treadmill : 300 tindakan
Spirometri : 300 tindakan
Adapun biaya keseluruhan adalah Rp. 150.000,000,-
Rincian biaya medis habis pakai dan bahan habis pakai masing-masing tindakan
adalah:
a) Pemeriksaan EKG: kertas EKG, gel, tissue, alcohol = Rp. 12.000,-
b) Test bangku: kertas EKG, gel, tissue, alcohol, dilakukan 2x = Rp. 24.000,-
c) Test ergometer sepeda: kertas EKG, gel, tissue, alcohol, karet pengikat = Rp.
36.000
d) Test treadmill: kertas EKG, gel, tissue, elektroda, plester = Rp. 108.000,-
e) Spirometri: tabung kertas disposable, kertas printer = Rp. 24.000,-

Bobot dan besaran output tindakan dikalikan hasil, sebagai berikut:

Jenis tindakan Output Rincian biaya RVU = output x rincian


habis pakai biaya habis pakai

Pemeriksaan EKG 750 1 750

Test bangku 60 2 120

Test ergometer sepeda 300 3 900

Test treadmill 300 9 2700

Spirometri 300 2 600

Jumlah 1710 5070

Jadi, total cost dan unit cost masing-masing tindakan adalah:

Jenis tindakan Total cost (Rp) Unit cost (Rp)

Pemeriksaan EKG 750/5070 x 150.000.000 = 22.189.335/750 = 29.585


22.189.335

Test bangku 120/5070 x 150.000.000 = 3.550.290/60 = 59.171


3.550.290

Test ergometer sepeda 900/5070 x 150.000.000 = 26.627.205/300 = 88.757

15
26.627.205

Test treadmill 1800/5070 x 150.000.000 53.254.425/300 = 177.514


= 53.254.425

Spirometer 600/5070 x 150.000.000 = 17.751.465/300 = 59.171


17. 751.465

Penentuan biaya total sangat penting diketahui untuk kelangsungan hidup sarana
pelayanan kesehatan primer. Setelah dilakukan analisis biaya, maka juga
mempertimbangkan kebutuhan biaya lain, yaitu dengan pendekatan “total financial
requirement”, yaitu suatu pendekatan dengan memperhitungkan kebutuhan biaya secara
total, yaitu:
1. Biaya pelaksanaan kegiatan:
a. Biaya langsung dan tidak langsung layanan
b. Biaya tagihan yang tidak dilunasi
c. Pasien tidak mampu
d. Discount
2. Biaya bertahan dalam kegiatan:
a. Modal kerja
b. Pengembangan SDM dan penelitian
c. Peremajaan investasi
d. Pengendalian teknologi baru
3. Biaya pengembangan kegiatan:
a. Biaya perubahan layanan
b. Biaya pengadaan layanan baru
4. Biaya pengembalian capital/investasi:
a. Bunga pinjaman
b. Pengembalian pinjaman pokok, modal
5. Biaya ketidakpastian:
a. Biaya tuntutan hokum
b. Politis
6. Profit

SUMBER BIAYA
Untuk kelangsungan hidup sarana kesehatan primer, maka sangat perlu diketahui
sumber-sumber biaya yang dapat menunjang kegiatan sarana pelayanan kesehatan primer.
Secara umum, sumber utama biaya kesehatan adalah:
1. Pemerintah
a. Pemerintah pusat: APBN, bantuan dan pinjaman luar negeri
b. Pemerintah provinsi: APBD provinsi
c. Pemerintah daerah kabupaten/kota: APBD daerah
2. Nonpemerintah:
a. Perusahaan swasta: biaya kesehatan karyawan
16
b. Asuransi kesehatan
c. Sumbangan
d. Biaya kesehatan yang dikeluarkan masyarakat

PENYUSUNAN TARIF
Simulasi tarif merupakan kegiatan setelah diperoleh informasi mengenai biaya
satuan di sarana pelayanan kesehatan primer. Beberapa pertimbangan dalam menentukan
tarif adalah:
1. Break event point, yaitu:
Total cost (total cost) = total revenue (total pendapatan)
Atau
Total fixed cost + total variable cost = tarif x jumlah produk
Atau
Unit cost x jumlah produk = tariff x jumlah produk
Secara umum, unit cost tidak selalu sama dengan tarif. Perkiraan jumlah produk
yang akan terjual dalam setahun, makin banyak produk yang terjual, kemungkinan
tarif yang akan dijual makin rendah (pengaruh komponen biaya tetap/ fixed cost)
2. Adanya pertimbangan-pertimbangan lain dengan menggunakan total financial
requirement
3. Tingkat kemampuan masyarakat yang diukur dengan “Ability to pay” dan
“Willingness to pay”
4. Pesaing dapat memberikan jenis pelayanan yang sama
5. Subisidi silang antar pelayanan, misalnya dari perhitungan unit cost pemeriksaan
EKG adalah sebesar Rp. 29.585. Jika hal ini dinilai terlalu mahal, maka
dipertimbangkan unit cost-nya menjadi Rp. 20.000 dan sisa unit cost-nya
dibebankan ke pemeriksaan treadmill.

17
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk menghasilkan suatu produk (output) diperlukan sejumlah input (factor
produksi). Biaya adalah nilai dari sejumlah input yang dipakai untuk menghasilkan
suatu produk (output). Dalam hal pelayanan kesehatan, maka untuk menghasilkan
suatu pelayanan kesehatan yang sadar mutu dan sadar biaya dibutuhkan sejumlah
input yang dinilai / dikonversi dalam bentuk uang / nilai. Output atau produk dapat
berupa barang/ jasa.

3.2 Saran
Sistem akuntansi biaya mengukur dan mengalokasikan biaya, dengan
demikian unit cost dapat ditentukan. Unit cost ini merupakan informasi yang sangat
penting bagi suatu entitas. Dengan penghitungan unit cost, efisiensi dan kinerja suatu
entitas dapat dimonitor dengan baik. Selain itu dengan penghitungan unit cost akan
dihasilkan informasi mengenai biaya per item, sehingga akan lebih memudahkan
dalam membuat strategi, pengenggaran maupun berbagai keputusan penting lainnya’.
Dengan kata lain informasi mengenai unit cost dapat dijadikan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan bagi suatu entitas.

18

Anda mungkin juga menyukai