Anda di halaman 1dari 13

“PENETAPAN TARIF DI

BIDANG KESEHATAN”
Nama : Nurhayati
NIM : P17125017061
Dosen Pembimbing : Ngatemi S.Si T.MKM
Tingkat Kelas : Karyawan (Semester 5)
Apa itu tarif?
Tarif adalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan dengan
ukuran sejumlah uang berdasarkan pertimbangan bahwa dengan
nilai uang tersebut sebuah perusahaan bersedia memberikan jasa
kepada pelanggannya (Gani, 1995). Kotler dan Keller (2006)
berpendapat bahwa harga adalah salah satu unsur bauran
pemasaran yang menghasilkan pendapatan yang paling mudah
disesuaikan. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang
dimaksudkan perusahaan kepada pasar tentang produk dan
mereknya.
 Menurut Azwar (1996), untuk dapat menetapkan tarif pelayanan
yang dapat menjamin total pendapatan yang tidak lebih rendah dari
total pengeluaran, banyak faktor yang perlu diperhitungkan
diantaranya:
1. Biaya Investasi
2. Biaya Kegiatan Rutin
a) Biaya untuk kegiatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan
pelayanan kesehatan (Direct cost)
b) Biaya untuk kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan
kebutuhan pelayanan kesehatan (Indirect cost)
3. Biaya Rencana Pembangunan
4. Besarnya Target Keuntungan
Penentuan tarif yang ideal dapat dilakukan dengan analisis
penetapan tarif itu sendiri yang bertujuan untuk
(Trisnantoro, 2006):
 Meningkatkan pemulihan biaya  Peningkatan mutu pelayanan, di
rumah sakit (cost recovery rate) beberapa rumah sakit pemerintah
rumah sakit, hal ini terutama daerah, kebijakan penetapan tarif pada
terdapat pada rumah sakit bangsal kelas I bertujuan untuk
pemerintah yang semakin berkurang meningkatkan mutu pelayanan dan
subsidinya. peningkatan kepuasan kerja dokter
 Peningkatan akses pelayanan, spesialis.
salah satu cara meningkatkan akses  Penetapan tarif dengan tujuan
pelayanan kesehatan bagi lain, Penetapan tarif yang bertujuan
masyarakat miskin adalah dengan mengurangi pesaing, memaksimalkan
menetapkan tarif pelayanan yang pendapatan, meminimalkan
rendah. Penetapan tarif dengan cara penggunaan dan menciptakan
ini hendaknya diikuti oleh subsidi corporate image. Penetapan tarif untuk
yang memadai dari pemilik atau tujuan mengurangi pesaing dilakukan
pemerintah sehingga mutu untuk mencegah rumah sakit baru
pelayanan tetap terjaga. yang akan menjadi pesaing.
Teknik Penetapan Tarif Pada Rumah Sakit?

Menurut Trisnantoro (2006):


1. Full cost pricing, Informasi serta analisis biaya mutlak diperlukan.
Berdasarkan unit cost maka asumsinya tidak ada pesaing atau demand
sangat tinggi.
2. Contract dan cost plus, Tarif ditetapkan berdasarkan kontrak, misalnya
kontrak dengan perusahaan asuransi atau konsumen yang tergabung dalam
suatu organisasi.
3. Target rate of return pricing, Penetapan tarif berdasarkan target yang
merupakan modifikasi dari metode full cost.
4. Acceptance pricing, Teknik ini diterapkan apabila pada suatu pasar
terdapat satu rumah sakit dianggap sebagai panutan harga, maka rumah
sakit lain akan mengikuti pola pentarifan yang digunakan oleh rumah sakit
tersebut.
Apa itu biaya?
■ Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam
rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan digunakan sebagai
pengurang dari penghasilan (Supriyono, 1999).
■ Menurut Masyhudi (2008), pengertian biaya adalah penggunaan sumber-
sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang, yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk objek atau tujuan tertentu.

Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan dapat


atau tidaknya biaya tersebut diidentifikasikan
terhadap objek biaya.
Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi (2007):
1. Obyek pengeluaran, dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran
merupakan dasar penggolongan biaya.
2. Fungsi pokok dalam perusahaan, dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi
pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum.
a) Biaya produksi
b) Biaya pemasaran
c) Biaya administrasi dan umum
3. Hubungan biaya dengan sesuati yang dibiayai, sesuatu yang dibiayai dapat berupa
produk atau departemen.
a) Biaya langsung
b) Biaya tidak langsung
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
Menurut Trisnantoro (2006) dalam hubungannya dengan perubahan
volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi:
1. Biaya tetap (fixed), Biaya yang bersifat tetap yang tidak dipengaruhi oleh
output, walaupun jumlah output produksi berubah-ubah, biaya tidak
berubah.
2. Biaya variable, Biaya yang berubah sesuai dengan perubahan dari output.
3. Biaya semivariabel, Perubahan biaya sesuai dengan variasi volume kegiatan
tetapi perubahan dalam biaya operasional ini tidak sebanding dengan
perubahan volume.
4. Jangka waktu manfaatnya, Dibagi menjadi dua, yaitu: Pengeluaran modal
(capital expenditures) dan Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures)
Apa itu Biaya Satuan (Unit Cost)?
Biaya satuan adalah biaya yang dihitung untuk satu
satuan produk pelayanan yang diperoleh dengan cara
membagi biaya total dengan jumlah produk. Untuk
menghitung biaya satuan harus ditetapkan terlebih
dahulu besaran produk (cakupan pelayanan). Per definisi
biaya satuan seringkali disamakan average cost
(Mulyadi, 2007).
Analisis Biaya
Analisis biaya merupakan suatu proses menghitung biaya untuk berbagai jenis
pelayanan yang ditawarkan, baik secara total maupun per pelayanan per klien
dengan cara menghitung seluruh biaya pada seluruh unit yang ada, dimana
biaya yang terdapat pada unit yang tidak menghasilkan produk (pusat biaya)
didistribusikan kepada unit-unit yang menghasilkan produk dan menghasilkan
pendapatan (Kartadinata, 2000).
Menurut Gani (1999), terdapat beberapa metode untuk menganalisis
biaya, yaitu:
1. Simple distribution, Melakukan distribusi biaya yang dikeluarkan pusat
biaya penunjang, langsung ke berbagai pusat biaya produksi.
2. Step down, Kelebihan dari metode ini adalah sudah dilakukannya distribusi
dari unit penunjang ke unit penunjang lain, namun distribusi ini masih belum
sempurna karena distribusi ini hanya terjadi satu pihak.
3. Double distribution, Pada tahap pertama metode ini, melakukan distribusi
biaya yang dikeluarkan di unit penunjang ke unit penunjang lain dan unit
produksi.
4. Multiple distribution, Distribusi biaya dilakukan secara lengkap, yaitu
antara sesama unit penunjang ke unit produksi dan antara sesama unit
produksi.
5. Activity-based costing, Fokus utama metode ini adalah akstivitas. Langkah
penyusunan metode ini adalah mengidentifikasi biaya aktivitas dan
kemudian ke produk.
6. Real cost, Metode ini sebenarnya mengacu pada konsep ABC dengan
berbagai perubahan karena adanya kendala sistem.
Menurut Sihombing (2004) terdapat empat langkah dasar yang harus
ditempuh dalam analisis biaya, yaitu:
1. Identifikasi biaya, Umumnya pusat biaya dapat dikelompokkan menjadi
pusat biaya produksi dan pusat biaya penunjang.
2. Pengumpulan data biaya, Data biaya dikumpulkan dari semua sumber
yang ada, baik dari laporan keuangan maupun perincian biaya di setiap
pusat biaya.
3. Perhitungan biaya asli, Perhitungan besarnya biaya asli diperoleh dari
setiap unit penunjang dan unit produksi yang diuraikan menurut jenis biaya
(investasi dan operasional) dan komponen-komponennya.
4. Pendistribusian biaya, Biaya asli setiap unit penunjang dipindahkan ke
setiap unit produksi yang terkait. Pada dasarnya setiap unit penunjang akan
memindahkan biaya aslinya secara berbeda jumlah di unit produksi terkait.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai