Tujuan otak adalah mengendalikan perilaku, dan perilaku adalah gerak. Otak
membantu memahami apa yang dilihat dan didengar, seperti memahami ucapan.
Bila diibaratkan semua fungsi otak adalah sebagai “input”, otot merupakan
“output” yang melengkapi kerja otak.
Gerakan bergantung pada kontraksi otot yang pada makhluk vertebrata dibagi
menjadi 3 kategori :
1. Smooth Muscles (otot halus) : mengendalikan sistem pencernaan dan
organ-organ lain.
2. Skeletal / Striated Muscles (otot rangka atau lurik) : mengendalikan
gerakan tubuh dalam kaitannya dengan lingkungan, dan
3. Cardiac Muscles (otot jantung) : mengendalikan jantung.
Setiap otot memiliki banyak serat. Masing-masing serat otot menerima informasi
hanya dari 1 akson. Namun 1 akson bisa mensarafi / menjadi supply informasi
untuk banyak serat otot. Jika dibandingkan, gerakan mata lebih akurat
dibandingkan gerakan bisep. Hal ini dikarenakan perbedaan rasio. Pada otot mata 1
akson hanya terhubung pada 3 serat otot, sedangkan pada otot bisep 1 akson
terhubung pada ratusan serat otot.
Gerakan dengan serat otot berkedut lambat (slow-twitch fibers) bersifat aerobik,
yakni menggunakan oksigen selama kegiatan berlangsung. Misalnya, ketika
berbicara selama berjam-jam tanpa merasa lelah pada otot bibir atau berjalan untuk
waktu yang lama.
Gerakan dengan serat otot berkedut cepat (fast-twitch fibers) bersifat anaerobik,
yang tidak menggunakan oksigen selama kegiatan berlangsung, namun oksigen
dibutuhkan untuk pemulihan paska kegiatan. Misalnya, ketika berlari menaiki
bukit yang curam dan aktivitas berat lainnya.
Jumlah atau persentase slow-twitch dan fast-twitch fibers bisa berbeda-beda
tergantung pada genetik atau adaptasi melalui pelatihan. Contohnya, pelari ultra
marathon memiliki lebih banyak slow-twitch fibers karena mengorbankan fast-
twitch fibers yang menyebabkan daya tahan pelari ultra marathon yang bagus,
namun tidak mengesankan apabila berlari dalam kecepatan maksimum. Pelari
kompetitif yang memiliki rasio slow-twitch dan fast-twitch fibers yang berbanding
terbalik dengan pelari ultra marathon untuk lebih beradaptasi perihal kecepatan
(speed) dibandingkan ketahanan (endurance).
Proprioception (dari bahasa Latin proprius, yang berarti "milik sendiri") adalah
reseptor yang mendeteksi posisi atau pergerakan bagian tubuh. Proprioceptors otot
mendeteksi peregangan dan ketegangan otot dan mengirim pesan yang
memungkinkan sumsum tulang belakang untuk menyesuaikan sinyal. Ketika otot
diregangkan, sumsum tulang belakang mengirimkan sinyal untuk berkontraksi
secara refleks. Refleks peregangan (bukan dihasilkan, namun) disebabkan oleh
peregangan.
Salah satu jenis proprioception adalah muscle spindle, sebuah reseptor yang sejajar
dengan otot yang merespons peregangan. Organ Tendon Golgi (GTO, Golgi
Tendon Organs), juga proprioseptor, merespons peningkatan ketegangan otot.
Terletak di tendon di ujung otot yang berlawanan, mereka bertindak sebagai rem
terhadap kontraksi yang sangat kuat. Proprioceptors tidak hanya mengendalikan
refleks penting tetapi juga memberi otak informasi.
Units Of Movements
Beberapa perilaku adalah murni sukarela atau tidak sukarela, refleksif atau
tidak refleksif. Berjalan, sebuah gerakan sebagai sukarela, termasuk dalam
komponen yang geraj involunter. Ketika berjalan, kita secara otomatis
mengkompensasi gundukan dan penyimpangan di jalan, mengangkat kaki
bagian atas secara refleks menggerakkan kaki bagian bawah ke depan dalam
kesiapan untuk langkah selanjutnya, dan mengayunkan lengan secara
otomatis sebagai konsekuensi dari berjalan.
C. Sequence Behaviors
Banyak perilaku kita terdiri dari urutan singkat, seperti berbicara, menulis,
menari, atau memainkan alat musik. Beberapa dari sekuens ini bergantung
pada generator pola sentral, mekanisme saraf pada sumsum tulang belakang
yang menghasilkan pola ritmik dari keluaran motor.
Menguap adalah salah satu contoh urutan gerakan dari built-in motor
program manusia. Menguap meliputi inhalasi mulut terbuka yang
berkepanjangan, sering disertai dengan peregangan, dan pernafasan yang
lebih pendek. Menguap konsisten dalam durasi, dengan rata-rata hanya di
bawah 6 detik. Ekspresi wajah tertentu juga diprogram, seperti senyum,
cemberut, dan ucapan alis yang terangkat. Pelukan bukanlah program motor
bawaan, tetapi menarik untuk dicatat bahwa rata-rata durasi pelukan non-
romantis adalah 3 detik untuk orang di seluruh dunia. Artinya, bahkan
perilaku sukarela kita memiliki tingkat keteraturan dan tingkat kemampuan
untuk ditebak yang mengejutkan.
Brain Mechanisms of Movement
Cerebral Cortex
Korteks serebral sangat penting untuk tindakan kompleks seperti berbicara atau
menulis dan kurang berperan untuk kegiatan seperti batuk, bersin, tersedak,
tertawa, atau menangis. Kurangnya kontrol otak menjelaskan mengapa sulit untuk
melakukan tindakan volunter atau sukarela.
Korteks motorik primer (Primary Motor Cortex) adalah salah satu area otak
utama yang terlibat dalam fungsi motorik. Letaknya di lobus frontal otak, di girus
precentral (precentral gyrus) dari korteks frontal, tepat di depan sulkus sentral.
Peran korteks motorik primer adalah untuk menghasilkan impuls saraf yang
mengontrol otot dan memunculkan gerakan.
Korteks motorik mewakili kontrol otot pada area tubuh yang selaras dengan cara
korteks somatosensorik (somatosensory cortex) mewakili sensasi dari area
tersebut. Korteks somatosensorik terletak tepat di belakang korteks motorik.
Planning A Movement
Korteks motorik primer berperan penting dalam membuat gerakan. Namun, bagian
yang memainkan peran penting dalam perencanaan gerak, memahami lokasi
objek dan pengendalian tujuan adalah Korteks parietal posterior (posterior
parietal cortex).
Orang dengan kerusakan parietal posterior kesulitan menemukan objek walaupun
mampu menggambarkan objek secara akurat atau sering menabrak saat berjalan.
Korteks premotor (premotor cortex) bekerja paling aktif tepat sebelum gerakan
dieksekusi. Korteks premotor menerima informasi target arah pergerakan
tubuh dan informasi posisi dan postur tubuh saat ini.
Korteks prefrontal dan korteks motorik pelengkap juga berperan penting dalam
merencanakan gerak dan mengorganisasi urutan gerakan yang cepat. Korteks
motorik tambahan (supplementary motor cortex) bekerja penting untuk
menghambat kebiasaan (habit) apabila ada gerakan lain yang perlu dilakukan
sesaat sebelum gerakan terjadi. Korteks prefrontal (prefrontal cortex) aktif
selama penundaan sebelum gerakan, menyimpan informasi sensorik yang relevan
dengan suatu gerakan dan mempertimbangkan kemungkinan hasil dari gerakan
yang memungkinkan. Apabila ada kerusakan pada korteks prefrontal maka gerakan
menjadi tidak teratur, seperti mandi dengan masih menggunakan pakaian atau
membuang baju ke tempat sampah bukannya ke keranjang baju kotor. Pergerakan
yang linglung di pagi hari dapat disebabkan karena korteks prefrontal belum
sepenuhnya terjaga.
Kegiatan menghambat perilaku adalah ketika kita perlu menahan diri untuk tidak
mengikuti beberapa dorongan kuat. Misalnya ketika lampu lalu lintas berubah dari
merah menjadi hijau, tetapi saat Anda akan melaju, Anda mendengar sirine
ambulans yang menyuruh Anda keluar dari jalan. Atau ketika seseorang mulai
mengayunkan bola tenis dalam pertandingan ganda ketika rekan berteriak,
"lepaskan saja," karena bola hasil pukulan lawan akan keluar dari batas (out).
Mirror Neurons
Neuron cermin yang aktif baik selama persiapan untuk suatu gerakan dan saat
menonton orang lain melakukan gerakan yang sama atau serupa. Fungsi neuron
cermin masih merupakan gagasan bahwa mereka mungkin penting untuk
memahami orang lain, mengidentifikasi diri dengan mereka, dan meniru mereka.
Sebagai contoh, neuron cermin di bagian korteks frontal menjadi aktif ketika orang
tersenyum atau melihat orang lain tersenyum.Neuron cermin diaktifkan tidak
hanya dengan melihat suatu tindakan, tetapi juga oleh setiap pengingat tindakan.
Spekulasi muncul bahwa neuron cermin penting untuk pembelajaran sosial, yakni
dengan imitasi gerakan dan perilaku sosial yang dilihat. Kemungkinan lain, neuron
cermin hanya menjadi pengingat atas tindakan sendiri dengan melihat tindakan
orang lain. Namun, Neuron cermin tidak menjadi hal dasar dalam proses belajar
melalui meniru apabila gerakan harus dilatih terlebih dahulu sebelum neuron
mengembangkan sifat cermin nya, seperti pada contoh kasus bayi yang
mengimitasi mimik orang dewasa.
Neuron cermin memodifikasi sifat-sifat mereka dengan belajar, dan karena itu
mungkin mereka mengembangkan sifat-sifat asli mereka dengan belajar juga.
Modifikasi yang dimaksud adalah sifat neuron “kontra-cermin” dimana gerakan
yang dihasilkan seseorang kontra dengan gerakan yang dilihat. Modifikasi ini bisa
dikembangkan melalui pelatihan.
Video : https://www.youtube.com/watch?v=pGYKcqzG_7M
Pesan dari otak akhirnya harus mencapai medula dan sumsum tulang belakang,
yang mengendalikan otot. Jalur dari korteks serebral ke sumsum tulang belakang
disebut saluran kortikospinalis. Kami memiliki dua saluran tersebut, saluran
kortikospinalis lateral dan medial. Keduanya berkontribusi dalam beberapa cara
untuk hampir semua gerakan, tetapi suatu gerakan mungkin lebih bergantung pada
salah satu saluran.
Penyakit sumsum tulang belakang merusak kontrol gerakan dengan berbagai cara.
Berikut adalah beberapa gangguan pada sumsum tulang belakang :
1. Paralysis
Kelumpuhan yang disebabkan oleh kerusakan pada sumsum tulang
belakang, neuron motorik, dan aksonnya.
2. Paraplegia
Kehilangan sensasi dan kontrol otot sukarela di kedua kaki. Refleks tetap
ada.
Meskipun tidak ada pesan yang lewat antara otak dan alat kelamin, alat
kelamin masih merespon sentuhan. Orang lumpuh tidak memiliki sensasi
genital, tetapi mereka masih bisa mengalami orgasme.
3. Quadriplegia
Hilangnya sensasi dan kontrol otot pada alat gerak.
4. Hemiplegia
Hilangnya sensasi dan kontrol otot pada lengan dan tungkai di satu sisi.
Selebihnya ada Tabes dorsalis, Polio, Lateral Amyotrophic, dan Sklerosis.
The Cerebellum
Masao Ito (1984) mengusulkan bahwa peran utama otak kecil adalah untuk
membuat program motorik baru yang memungkinkan seseorang untuk melakukan
serangkaian tindakan secara keseluruhan.
Secara singkat, hasil dari banyak penemuan lainnya mengatakan bahwa otak kecil
itu penting terutama untuk tugas-tugas yang membutuhkan perhitungan waktu.
Otak kecil juga tampak penting untuk beberapa aspek perhatian. Contohnya,
orang dengan kerusakan otak kecil perlu lebih lama untuk mengalihkan perhatian
mereka.
Cellular Organization
Otak kecil menerima input dari sumsum tulang belakang, dari masing-masing
sistem sensorik melalui inti saraf kranial, dan dari korteks serebral. Informasi itu
akhirnya mencapai korteks serebelar (permukaan otak kecil). Sel-sel otak kecil
diatur dalam pola teratur yang memungkinkan mereka untuk menghasilkan output
dengan durasi yang terkontrol secara tepat.
Sel Purkinje Cerebellum bagian dari otak kecil (bersama dengan basal Ganglia)
bekerja menghaluskan gerakan pada alur gerak jaringan saraf yang terdapat pada
otak bagian sistem motorik yang mempengaruhi koordinasi dari gerakan dengan
tujuan untuk lebih menghaluskan gerakan yang terstruktur. Setiap sel Purkinje
mentransmisikan pesan penghambatan ke sel-sel di nukleus serebelum (kelompok-
kelompok sel tubuh di bagian dalam otak kecil) dan nuklei vestibular di batang
otak.
Semua area otak bertanggung jawab untuk mengendalikan gerakan dan penting
untuk mempelajari keterampilan baru.
Ide bahwa keputusan yang kita ambil secara sadar itu menentukan aksi kita
selanjutnya diragukan oleh laporan yang menyatakan bahwa otak mulai
mempersiapkan gerakan sebelum individu memutuskan secara sadar untuk
bergerak. Rata-rata, keputusan dibentuk 200 ms sebelum gerakan. Korteks motorik
kita menghasilkan semacam aktivitas yang disebut potensi kesiapan (readiness
potential) sebelum gerakan sukarela (voluntary movement), dan rata-rata, potensi
kesiapan dimulai setidaknya 500 ms sebelum gerakan. Artinya, potensi kesiapan
otak dimulai setidaknya 300 ms sebelum keputusan dibuat.
Intinya, aktivitas otak yang bertanggung jawab atas gerakan tampaknya dimulai
sebelum seseorang sadar akan keputusannya. Keputusan yang dibentuk secara
sadar tidak menyebabkan tindakan. Sebaliknya, orang menjadi sadar akan
keputusan setelah proses yang mengarah ke tindakan telah berlangsung sekitar 300
ms.
Movement Disorders
gangguan otak yang mengganggu gerakan juga merusak suasana hati, ingatan, dan
kognisi. Pembahasan ini akan terfokus pada dua contoh penyakit, yakni Penyakit
Parkinson dan penyakit Huntington.
Cause
Peningkatan risiko serangan Parkinson’s Disease ada pada orang yang terpapar
kimia dari obat-obatan terlarang atau bahkan bahan kimia lingkungan berbahaya
seperti insektisida, herbisida, dan fungisida, termasuk paraquat, rotenone, maneb,
dan ziram. Paparan bahan kimia ini meningkatkan risiko, terutama di antara orang-
orang dengan gen yang menjadi predisposisi (kecenderungan untuk terjangkit)
Parkinson. Jika seseorang juga mengalami cedera kepala traumatis, resikonya
semakin meningkat. Singkatnya, sebagian besar kasus dihasilkan dari beberapa
pengaruh atau kasus yang digabungkan, bukan hanya satu.
Sementara itu hasil riset yang membandingkan gaya hidup antara yang terjangkit
PD dan tidak, menemukan adanya pengurangan risiko serangan PD pada perokok
tembakau dan mereka yang minum kopi atau teh, tidak melupakan bahwa faktor-
faktor tersebut dapat mengarahkan tubuh pada penyakit lainnya.
L-Dopa Treatment
Other Treatment
Banyak upaya, obat-obatan untuk mencegah hilangnya neuron lebih lanjut sejauh
ini tidak berhasil. Dokter kadang-kadang menanamkan elektroda untuk
merangsang daerah yang jauh di dalam otak.
Perawatan lain yang mungkin adalah transplantasi jaringan otak dari janin yang
diaborsi. Neuron janin yang ditransplantasikan ke otak pasien dengan Parkinson
kadang-kadang bertahan selama bertahun-tahun dan membuat sinapsis dengan sel
pasien sendiri. Namun pada saat orang mencapai titik ketika L-dopa dan obat-
obatan lain tidak lagi membantu, mungkin sudah terlambat bagi jaringan yang
ditransplantasikan untuk membantu.
Pendekatan yang terkait adalah dengan mengambil sel punca (stem cells) — sel
yang tidak matang yang mampu berdiferensiasi menjadi tipe sel lain — memandu
perkembangannya sehingga menghasilkan L-dopa dalam jumlah besar, dan
kemudian mentransplantasikannya ke otak. Idenya terdengar menjanjikan, tetapi
para peneliti perlu mengatasi beberapa kesulitan sebelum ini menjadi pengobatan
yang efektif.
Penyakit Huntington disebabkan oleh gen dominan autosomal (mis., Gen yang
tidak ada pada kromosom X atau Y). Sebagai aturan, gen mutan yang
menyebabkan hilangnya fungsi adalah resesif. Fakta bahwa gen Huntington
dominan menunjukkan bahwa gen tersebut menghasilkan keuntungan dari
beberapa fungsi yang tidak diinginkan. Pemeriksaan kromosom Anda dapat
mengungkapkan dengan akurasi yang hampir sempurna apakah Anda akan
mendapatkan penyakit Huntington atau tidak. Pemeriksaan kromosom
memprediksi tidak hanya apakah seseorang akan mendapatkan penyakit
Huntington tetapi juga kapan.
Area kritis gen mencakup urutan basa C-A-G (sitosin, adenin, guanin), yang
diulangi 11 hingga 24 kali pada kebanyakan orang. Pengulangan itu menghasilkan
11 hingga 24 rantai glutamin dalam protein yang dihasilkan. Orang dengan hingga
35 pengulangan C-A-G dianggap aman dari penyakit Huntington. Mereka yang
berusia 36 hingga 38 tahun mungkin atau mungkin tidak mendapatkannya, tetapi
mungkin tidak sebelum usia tua. Orang dengan 39 pengulangan atau lebih
cenderung terkena penyakit ini, kecuali mereka meninggal karena sebab lain
sebelumnya. Semakin banyak pengulangan C-A-G yang dimiliki seseorang,
semakin dini kemungkinan timbulnya penyakit.
Fungsi Basal Ganglia. (2017, February 10). Retrieved March 20, 2020, from
https://budisma.net/2015/02/fungsi-basal-ganglia.html
Mirror neuron. (2020, March 5). Retrieved March 20, 2020, from
https://en.wikipedia.org/wiki/Mirror_neuron
Parkinson's disease. (2020, March 12). Retrieved March 21, 2020, from
https://en.wikipedia.org/wiki/Parkinson's_disease