Anda di halaman 1dari 26

KEGIATAN 11

11.1. Judul
Perhitungan Biaya Satuan (Unit Cost) Rumah Sakit/Puskesmas
11.2. Tujuan
Diharapkan mahasiswa mampu menghitung biaya satuan (unit cost)
pelayanan kesehatan di rumah sakit atau puskesmas
11.3. Dasar Teori
Rumah sakit adalah salah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang
merupakan bagian integral dari system pelayanan kesehatan yang berfungsi
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif,
rehabilitative kepada masyarakat. Namun dalam melaksanakan fungsi
pelayanan dan fungsi sosialnya, rumah sakit harus mengikutsertakan
keterlibatan masyarakat dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam memberikan mutu pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi
masyarakat. Salah satu dimensi krusial dan sangat penting yang sering
mendapat sorotan di tengah-tengah masyarakat adalah berkaitan dengan
penentuan tarif.
Tarif atau price adalah harga dalam nilai uang yang harus dibayar oleh
konsumen untuk memperoleh atau mengkonsumsi suatu komoditas, yaitu
barang atau jasa. Menurut surat keputusan Menteri Keuangan Nomor S.-
60/MK.011/1987 Pengertian tarif adalah sebahagian atau seluruh biaya
penyelenggaraan kegiatan pelayanan medic dan non medic yang dibebankan
kepada masyarakat sebagai imbalan atas jasa yang diterimanya. Kemudian
menurut Benyamin Lumenta tarif dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang
harus dibayar pasien kepada rumah sakit sebagai imbalan atas jasa atau barang
yang diperolehnya dari rumah sakit.( Armen dan Azwar, 2013)
Tarif kadangkala ditentukan hanya berdasarkan pada tingginya biaya
pelayanan kesehatan dan tuntutan pelayanan kesehatan berkualitas tinggi
sehingga para pengelola rumah sakit dengan serta merta menaikkan tarif di
rumah sakit, puskesmas atau penyelenggara pelayanan kesehatan. Para
pengambil kebijakan menjadi lupa bahwa rumah sakit bukan merupakan
bisnis murni sama seperti bisnis yang lain seperti supermarket, hotel dan
sebagainya. Tetapi rumah sakit mempunyai tanggung jawab social dimana
sehat adalah hak yang harus diperoleh secara adil dan merata bagi masyarakat.
Sejatinya adalah bahwa tarif ditentukan berdasarkan berbagai
pertimbangan. Pertimbangan yang sering digunakan adalah biaya satuan (unit
cost), ability toPay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP), tarif pesaing, tarif
sebelumnya, kebijakan subsidi pemerintah dan besarnya “keuntungan” yang
ingin diperoleh. (Tim Penyusun, 2018)
Biaya adalah (cost) adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan atau
dipakai untuk menghasilkan suatu produk atau output, atau untuk
mengkonsumsi suatu produk atau output yang dapat diukur dengan uang.
Dengan demikian biaya bias berbentuk uang, barang, waktu atau kesempatan.
(Prayitno, 2005)
Pelatihan ini akan lebih menekankan pada penentuan tarif berdasarkan unit
cost.
1. Konsep Biaya
Biaya merupakan pengorbanan “sacrifice” yang bertujuan untuk
memproduksi atau memperoleh suatu komoditi (Gani, 1990). Biaya yang
betul-betul dibutuhkan untuk menyediakan pelayanan kesehatan sesuai
dengan standar medis dan non medis dikenal sebagai biaya normatif atau
“normative cost”, jadi dalam defisiensi ini biaya terdapat empat unsure
pokok yaitu :
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
b. Diukur dalam satuan uang
c. Yang telah terjadi maupun secara potensial akan terjadi
d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
2. Jenis-jenis biaya
Berdasarkan tujuan biaya, maka biaya dapat diklasifikasikan dalam
berbagai macam cara tergantung pada tujuan yang ingin hendak dicapai.
Menurut beberapa penulis, biaya dapat diklasifikasikan dalam
hubungannya dengan waktu persiapan (biaya normative dan biaya satuan
actual). Volume kegiatan/produksi (biaya tetap, biaya tidak tetap dan biaya
variabel), penggunaan (biaya langsung dan tak langsung) dan lama
penggunaan ( biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemeliharaan).
A. Klasifikasi biaya menurut waktu persiapan :
1. Biaya Satuan Actual
Biaya satuan diperoleh dari suatu hasil perhitungan berdasarkan atas
pengeluaran nyata untuk menghasilkan produk pada suatu kurun waktu
tertentu, disebut biaya satuan actual.
2. Biaya satuan normative
Biaya satuan yang secara normative dihitung untuk menghasilkan
suatu jenis pelayanan kesehatan menurut standar baku disebut biaya
satuan normative.
B. Klasifikasi biaya menurut sifatnya :
1) Biaya Tetap (Fixed Cost), ialah Biaya yang secara relative tidak
dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi. Biaya ini harus tetap
dikeluarkan terlepas dari persoalan apakah pelayanan diberikan atau
tidak. Biaya yang besar-kecilnya tidak dipengaruhi oleh perubahan
aktivitas organisasi. Ini berarti bahwa jika terjadi peningkatan ataupun
penurunan aktivitas organisasi, Biaya Tetap ini tidak mengalami
perubahan. Atau dengan lain perkataan, Biaya Tetap tidak peka
terhadap perubahan aktivitas organisasi. Dengan bahasa statistika
dapat dikatakan bahwa sampai dengan batas tertentu, tidak ada korelasi
antara aktivitas organisasi sebagai variable yang mempengaruhi
(independent) dengan Biaya Tetap sebagai variable yang dipengaruhi
(dependent).
2) Biaya variable (variable cost), ialah biaya yang besar-kecilnya
dipengaruhi oleh perubahan aktivitas organisasi. Ini berarti bahwa jika
terjadi peningkatan aktivitas organisasi, maka jumlah biaya variable
akan meningkat pula dan sebaliknya. Dengan bahasa statistika dapat
dikatakan bahwa terdapat korelasi positif antara aktivitas organisasi
sebagai variabel yang mempengaruhi (independent), dengan biaya
variabel sebagai variabel yang dipengaruhi (dependent).
3) Biaya semi-variabel (semivariable cost), ialah biaya yang sebagian
mempunyai sifat tetap, yang besar-kecilnya tidak dipengaruhi oleh
perubahan aktivitas organisasi, dan sebagian lainnya mempunyai sifat
variabel, yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh perubahan aktivitas
organisasi.
B. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Alokasinya
1) Biaya Langsung (Direct cost)
Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan pada unit yang
langsung melayani klien atau biaya yang langsung untuk memberikan
pelayanan, misalnya biaya obat, biaya reagen, biaya bahan medis habis
pakai.
2) Biaya tidak langsung (Indirect cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang digunakan secara tidak
langsung demi kelancaran pelayanan, misalnya biaya alat tulis,
administrasi, transportasi dan sebaginya.
C. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi
1) Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk barang modal yang
berhubungan dengan pembangunan maupun pengembangan fisik dan
kapasitas produksi yang kegunaan atau pemanfaatannya bias berlangsung
selama lebih dari satu tahun
2) Biaya operasional
Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat “habis
pakai” dalam kurun waktu relative singkat biasanya kurang dari satu
tahun.
3) Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan adalah biaya yang diperlukan untuk menjaga atau
mempertahankan kapasitas barang investigasi agar barang investigasi
tersebut dapat bertahan lama yang akan juga memperlama waktu untuk
produksi lebih lama.
3. Analisis Biaya
Analisi biaya adalah suatu proses pengumpulan dan pengelompokkan
data keuangan rumah sakit untuk memperoleh usulan biaya rumah sakit,
sedangkan menurut Wahyu Sulistiadi, analisis biaya adalah proses
menata kembali data atau informasi yang ada dalam laporan keuangan
untuk memperoleh usulan biaya pelayanan rumah sakit. Dengan kata
lain analisis biaya adalah pendistribusian biaya dari unit penunjang ke
unit produksi pelayanan rumah sakit dari pelayanan yang diberikan
kepada pasien.
Ada tiga syarat mutlak sebelum dilakukan suatu analisis biaya untuk
mendapatkan hasil yang akurat yaitu 1) struktur rumah sakit yang baik,
2) system akuntansi yang tepat, dan 3) adanya informasi yang akurat.
4. Tujuan analisis biaya : ( Sulistyorini dan Moediarso, 2012)
a. Mendapatkan gambaran mengenai unit/bagian yang merupakan Pusat
Biaya (cost center) serta Pusat Pendapatan (Revenue center)
b. Mendapatkan gambaran biaya pada tiap unit tersebut, baik biaya tetap
(fixed cost) atau biaya investasi yang disetahunkan maupun biaya tidak
tetap (variabel cost) atau biaya operasional dan pemeliharaan
c. Mendapatkan gambaran biaya satuan pelayanan disarana pelayanan
kesehatan
d. Mendapatkan gambaran tarif dengan menggunakan Break Even Point
dan peramalan pendapatan sarana pelayanan kesehatan.
5. Manfaat analisis biaya
Manfaat analisis biaya sebagai berikut :
a. Diperolehnya jumlah satuan biaya dari suatu unit produksi rumah sakit
dan biaya satuan dari tiap-tiap output rumah sakit. Informasi ini
diperlukan untuk alokasi dana dan perencanaan rumah sakit
b. Menentukan tarif dari berbagai jenis pelayanan rumah sakit
c. Peningkatan efisiensi penggunaan dana
d. Analisis rugi laba
e. Secara mikro, analisis biaya dapat digunakan oleh direktur rumah sakit
sebagai bahan pertimbangan bernegosiasi dengan pihak ketiga (misalnya
PT. Askes), sebagai alat untuk mengawasi dan mengendalikan biaya
secara periodic, sebagai bahan laporan rumah sakit kepada pengelola.
6. Analisis biaya rumah sakit
Dalam melakukan analisis biaya rumah sakit metode yang paling
sering digunakan adalah : (Gani, 1996)
a. Metode Double Distribution
Secara garis besar metode ini hampir sama dengan metode step
down, perbedaanya hanya terletak pada cara alokasi biaya yang
dilakukan dalam dua tahapan. Pada tahap pertama dilakukan distribusi
biaya yang dikeluarkan di unit penunjang ke unit penunjang lain dan
unit produksi. Hasilnya sebagian biaya unit penunjang sudah
didistribusikan ke unit produksi, akan tetapi sebagian masih berada di
unit penunjang (biaya yang diterima dari unit penunjang lain)
Pada tahapan kedua, seluruh biaya yang telah dialokasikan
terhadap unit penunjang dipindahkan ke seluruh unit produksi terkait
untuk mendapatkan biaya (total) akhir di unit unit produksi. Setelah di
dapat, biaya total akhir dari suatu unit produksi yang merupakan
penjumlahan dari biaya asli dan biaya alokasi yang di dapat, maka biaya
satuan layanan unit tersebut dapat diketahui dengan membaginya
dengan jumlah layanan yang diberikan oleh unit tersebut selama tahun
yang sama.
Kelebihan metode ini dilakukan dua sudah dilakukan distribusi
dari unit penunjang ke unit penunjang lain, dan sudah terjadi hubungan
timbal balik antara unit penunjang dengan unit penunjang secara
fungsional.
b. Simple Distribution Method
Metode ini adalah yang paling sederhana cara perhitungannya.
Metode ini mengabaikan kemungkinan terjadinya kaitan antar sesame
unit penunjang, sehingga hanya mengamati adanya kaitan biaya antar
unit penunjang dengan unit produksi yang relevan, yaitu yang secara
fungsional diketahui mendapat dukungan dari unit penunjang tersebut.
Dengan demikian hanya akan terjadi pengalokasian biaya dari unit
penunjang ke unit produksi dengan menggunakan dasar alokasi yang
sesuai dengan unit penunjang masing-masing
Kelebihan metode ini adalah kesederhanaannya sehingga
mudah dilakukan. Namun kelemahannya, adalah asumsi bahwa
dukungan fungsional hanya terjadi antara unit penunjang dengan unit
penunjang bias juga terjadi transfer jasa.
c. Step Down Method
Distribusi biaya dilakukan dari unit penunjang ke unit
penunjang lain dan unit produksi. Caranya, distribusi biaya dilakukan
secara berturut-turut, mulai dengan unit penunjang yang biayanya
terbesar. Biaya unit penunjang tersebut didistribusikan ke unit-unit lain
(penunjang dan produksi yang relevan). Setelah selesai, dilanjutkan
dengan distribusi biaya dari unit penunjang lain yang biayanya nomor
dua terbesar. Prosen ini terus dilakukan sampai semua biaya dari unit
penunjang habis di distribusikan ke unit produksi.
Kelebihan metode ini adalah sudah dilakukannya distribusi
dari unit penunjang ke unit penunjang lain. Namun distribusi ini
sebetulnya belum sempurna, karena distribusi tersebut hanya terjadi satu
arah, seakan-akan fungsi tunjang menunjang antara sesama unit
penunjang hanya terjadi sepihak. Padahal dalam kenyataan, bisa saja
hubungan tersebut timbal balik.
d. Multiple distribution method
Distribusi biaya dilakukan secara lengkap, yaitu antara sesama
unit penunjang, dari unit penunjang ke unit produksi, dan antara sesama
unit produksi, pada unit-unit memiliki hubungan fungsional. Misalnya
antara unit neonatologi harus membantu bagian kebidanan manakala
menghadapi kelahiran yang kompleks.
Alat bantu yang dibutuhkan untuk melakukan analisis biaya adalah :
a. Informasi mengenai struktur organisasi sarana pelayanan lesehatan dan
unit-unitnya
b. Informasi mengenai unit mana yang menjadi Pusar biaya dan mana yang
Pusat Pendapatan
c. Data kepegawaian : Nama pegawai, pendidikan, unit kerja, Jabatan,
Masa Kerja, Gaji dan Insentif
d. Data unit kerja pegawai : Nama pegawai, unit kerja pokok dan % waktu
yang digunakan di Unit kerja pokok tersebut, Unit kerja lain dan %
waktu yang digunakan di Unit kerja pokok tersebut
e. Data gedung : luas lantai masing-masing unit yang ada, dibangun tahun,
masa pakai, mas ahidup, biaya dan AFc
f. Data inventaris peralatan medis : Jenis alat, Jumlah alat, tahun beli,
masa pakai, masa hidup, harga satuan, Total biaya dan Afc
g. Data inventaris peralatan non medis : jenis alat, jumlah alat, tahun beli,
masa pakai, masa hidup, harga satuan, total biaya dan Afc
h. Data inventaris kenderaan : jenis kenderaan, jumlah kenderaan, tahun
beli, masa pakai, masa hidup, harga satuan, total biaya dan Afc
i. Data biaya obat dan bahan medis habis pakai : di unit-unit yang
berfungsi sebagai pusat pendapatan
j. Data bahan habis pakai nonmedis : di unit-unit baik di pusat biaya
maupun pusat pendapatan
k. Data biaya pemeliharaan gedung
l. Data biaya pemeliharaan peralatan medis
m. Data biaya pemeliharaan peralatan nonmedis
n. Data biaya umum misalnya telepon, air, listrik, dan lain-lain
Cara ini adalah yang paling akurat hasilnya karena hampir
mencerminkan keadaan yang sebenarnya karena itu bila secara teknis
memungkinkan cara ini yang di anjurkan untuk dipakai (Howard J.
Berman and Lewis Weeks, 1986).
Adapun langkah-langkah dalam melakukan distribusi ganda, yaitu :
a. Melakukan identifikasi pusat-pusat biaya
b. Menentukan hubungan fungsional antar pusat-pusat biaya
c. Menghitung biaya asli
d. Menentukan dasar alokasi
e. Membuat spreadsheet dengan menggunakan perangkat lunak
Micvsrosoft Excel
f. Menghitung biaya asli.
7. Pemisahan Biaya Semi Varibael
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan
besarnya unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel yang terkandung di
dalam Biaya Pemeliharaan tersebut adalah : ( Munandar, 2003)
1. Metode Biaya Berjaga (Stand by Cost Method)
Untuk menentukan unsur biaya tetap sesuatu biaya semi-
variabel dapat diperkirakan dengan cara menghentikan aktivitas
organisasi selama jangka waktu tertentu (misalnya selama satu bulan).
Dengan demikian selama jangka waktu tersebut tidak ada aktivitas
organisasi sama sekali. Unsur biaya yang masih tetap harus dibayar
(ditanggung) oleh organisasi selama organisasi tidak mengadakan
aktivitas itulah yang merupakan unsur biaya tetap.
2. Metode Taksiran Langsung (Direct Estimate Method)
Perkiraan dilakukan dengan cara mengandaikan organisasi
menghentikan aktivitasnya selama jangka waktu tertentu (misalnya satu
bulan). Dengan demikian diandaikan selama jangka waktu tersebut tidal
ada aktivitas organisasi sama sekali. Unsur biaya yang diperkirakan
masih tetap harus dibayar (ditanggung) oleh organisasi, seandainya
organisasi menghentikan aktivitasnya tersebut, merupakan taksiran
unsur biaya tetap.
3. Metode Maksimum – Minimum (Maximum – Minimum Method)
Yang menentukan bahwa unsur biaya variabel sesuatu biaya
semi variabel dapat diperkirakan dengan cara memperbandingkan
besarnya biaya semi-variabel yang bersangkutan pada aktivitas
maksimum yang pernah di capai oleh organisasi, dengan besarnya biaya
semi-variabel tersebut pada aktivitas minimum yang pernah dialami
organisasi.
4. Metode Regresi (Regression Method)
Metode regresi yang menentukan bahwa unsure biaya tetap dan
unsure biaya variabel sesuatu biaya semi-variabel dapat diperkirakan
dengan menggunakan data pengalaman di waktu-waktu yang telah lalu.
Data-data tersebut ialah data tentang aktivitas organisasi dari bulan
kebulan, yang merupakan variabel yang mempengaruhi (variabel X),
serta data biaya semi-variabel yang bersangkutan pada setiap tingkat
aktivitas organisasi dari bulan ke bulan tersebut, yang meurpakan
variabel yang dipengaruhi (variabel Y).
11.4. Alat dan Bahan
No Nama Gambar
1 Komputer/ Laptop

2 Program Excel

3 Modul
11.5. Cara Kerja
1. Penentuan Biaya Tetap (Fixed Cost)
a. Biaya Gedung ( AIC Gedung)
Biaya gedung terdiri dari biaya investasi masing-masing pusat biaya
yang terdiri dari pusat biaya kantor, apotek, instalasi gizi, laundry,
poliklinik, dan rawat inap. Berikut tabel biayanya :
1) Harga IIC
Untuk menentukan harga II C, menggunakan rumus :

Luas Pusat Biaya


= x Total harga II C
Total luas PB

=Klik luas PB kantor/ klik


total luas*klik total UC(
TEKAN ENTER)

2) Masa Pakai
Untuk menentukan masa pakai, menggunkan rumus :

= Tahun analisis – Tahun beli

*Tahun analisis adalah tahun dimana kita akan menganalisis barang (


Tahun sekarang)

=2018-klik tahun beli


(TEKAN ENTER)
3) Harga AIC
Untuk menentukan harga AIC, menggunakan rumus :

AIC = IIC(1+l)t
L

Ket : I : nilai inflasi


t : masa pakai
L : masa hidup

3
=Harga IIC *(1+ nilai
inflasi) shift 6 kemudian
klik masa pakai/ klik masa
hidup (TEKAN ENTER)
=E5*(1+H5)^ F5/G5

b. AIC Non-medis
1) Harga IIC
Untuk menentukan harga IIC, menggunakan rumus :

= Jumlah barang x harga satuan

1
==klik jumlah barang* klik
harga satuan barang
tsb(TEKAN ENTER)
2) Masa Pakai
Untuk menentukan masa pakai, menggunkan rumus :

= Tahun analisis – Tahun beli


*Tahun analisis adalah tahun dimana kita akan menganalisis barang (
Tahun sekarang)
2

=2018-klik tahun
beli(TEKAN ENTER)

3) Nilai AIC
Untuk menentukan harga AIC, menggunakan rumus :

AIC = IIC(1+l)t
L

Ket : I : nilai inflasi


t : masa pakai
L : masa hidup
3
=klik IIC*(1+klik nilai
inflasi) tekan shift 6
kemudian klik masa
pakai/klik masa hidup
=E5*(1+H5)^ F5/G5

c. AIC Medis
Untuk AIC medis, rumus yang digunakan sama dengan rumus yang
digunakan pada AIC non medis. Namun pada penggunaannya hanya pada
alat-alat yang terdapat pada pusat biaya yang mengarah kearah medis,
misalnya UFP bedah, poli gigi, poli umum dan instalasi rawat inap.
1) Harga IIC
1
==klik jumlah barang* klik
harga satuan barang
tsb(TEKAN ENTER)

2) Masa Pakai
2

=2018-klik tahun
beli(TEKAN ENTER)

3) Nilai AIC
3
=klik IIC*(1+klik nilai
inflasi) tekan shift 6
kemudian klik masa
pakai/klik masa hidup
=E5*(1+H5)^ F5/G5

d. Kendaraan
1) Harga IIC untuk kendaraan biasanya telah ditentukan oleh masing-masing
produsen kendaraan yang digunakan.
2) Masa Pakai
Untuk menentukan masa pakai, menggunakan rumus :
= tahun analisis – tahun beli

*Tahun analisis adalah tahun dimana kita akan menganalisis barang (tahun
sekarang.

=2018-klik tahun
beli(TEKAN ENTER)

3) Nilai AIC
Untuk menentukan harga AIC, menggunakan rumus :

AIC = IIC(1+l)t
L

Ket : I : nilai inflasi


t : masa pakai
L : masa hidup
3
=klik IIC*(1+klik nilai
inflasi) tekan shift 6
kemudian klik masa
pakai/klik masa hidup
=E5*(1+H5)^ F5/G5
Tabel 1
Distribusi Masing-Masing Kendaraan pada Masing-Masing Pusat Biaya
Jumlah AIC kendaraan yang
No Nama pusat biaya % Pegawai
pegawai ditanggung
1 Kantor 6 15 % 4.071.960
2 Apotek 3 7% 2.035.980
3 Instalasi Gizi 6 15 % 4.071.960
4 Laundry 2 5% 1.357.320
5 UPF Bedah 4 10 % 2.714.640
6 Poliklinik gigi 4 10 % 2.714.640
7 Poliklinik Umum 4 10 % 2.714.640
8 Instalasi Rawat Inap 12 29 % 8.143.920
Total 41 100 % 27.825.61

Sumber: Penuntun Praktikum Kesling, Tahun 2014

4) % Pegawai
Menggunakan rumus :

Jumlah Pegawai
= 𝑥 100 %
Total Pegawai

4
=klik jumlah
pegawai/total
pegawai*klik total %
pegawai(TEKAN
ENTER)
5) AIC Kendaraan yang ditanggung
Menggunakan rumus :

Jumlah Pegawai
= 𝑥 100 %
Total Pegawai

5
=klik %pegawai/klik total
%pegawai*klik total AIC
(TEKAN ENTER)

2. Penentuan Semi Variabel Cost


a. Gaji Pegawai
Untuk gaji pegawai terbagi atas pusat biaya kantor, apotek, instalasi gizi,
laundry, bedah, poli gigi, poli umum, dan rawat inap
1) Menentukan Total
Untuk menentukan biaya total kita dapat menggunakan rumus :

= THP(Take Home Pay) + Biaya Intensif

1
=THP(Take Home Pay) +
biaya intensif
2) Menentukan Biaya Beban
Untuk menentukan biaya beban, kita dapat menggunakan rumus

= Biaya Total x % Beban Kerja

*Dan untuk biaya beban yang lain rumus yang digunakan juga sama.

2
= Biaya Total x %Beban
Kerja

b. Biaya Pemeliharaan
Untuk biaya pemeliharaan terbagi atas biaya pemeliharaan alat non medis,
alat medis, gedung, dan kendaraan. Sebagai contohnya kita akan
menghitung biaya pemeliharaan alat non medis.
1) Menentukan AIC alat Non Medis
Untuk menentukan AIC alat non medis kita dapat mengambilnya dari data
Fixed Cost untuk alat non medis yaitu pada setiap total AIC pada masing-
masing tabel yang terdapat pada AIC non medis dengan cara ketik
=kemudian buka data fixed cost dan klik data yang kita inginkan pada
fixed cost dan tekan ENTER
Jika pada excel tampilan formulanya akan seperti ini
=’[FIXED COST.xls]AIC NON MEDIS’!$J22
2) Menentukan % AIC alat Non Medis
Untuk menentukan % AIC alat non medis kita dapat menggunakan rumus:

𝑎
= 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝐼𝐶

*Ket : a = nilai AIC untuk masing-masing pusat biaya

2
=nilai AIC untuk masing-
masing pusat biaya

3) Menentukan Biaya Pemeliharaan


Untuk menentukan biaya pemeliharaan kita dapat menggunakan rumus :

% 𝐴𝐼𝐶
= 𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛
% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝐼𝐶

3
=% AIC / Total persen (f4)
*1 total biaya(f4)

3. Penentuan Variabel Cost


a. Biaya Bahan Habis pakai
Biaya bahan habis pakai terdiri atas dua, biaya habis pakai non medis dan
biaya habis pakai medis. Sebagai contohnya kita akan menghitung biaya
bahan habis pakai non medis. Biaya bahan habis pakai non medis terdiri
atas dua yaitu biaya makanan dan biaya ATK.
1) % Pegawai
Untuk mencari % biaya pegawai kita dapat menggunkan rumus :

a
= x 100 %
Total jumlah pegawai

*Ket : a adalah jumlah pegawai pada masing- masing pusat biaya


1
=klik jumlah pegawai/total
pegawai*klik total %
pegawai(TEKAN ENTER))

2) Total Biaya Makan


Untuk menentukan total biaya makanan kita menggunakan rumus :

% biaya pegawai
= x Total biaya pemakaian
% total biaya pegawai

2
=klik % biaya Pegawai/
%total biaya pegawai*klik
total biaya pemakaian

b. Biaya pemakaian Listrik Pada masing-masing biaya


Pusat biaya terdiri atas kantor, apotek, gizi, laundry, bedah, poli gigi, poli
umum dan rawat inap. Sebagai contoh kita akan menghitung biaya
pemakaian listrik pada pusat biaya kantor.
1) Lama Pakaian satu tahun
Untuk menentuka lama pemakaian satu tahun kita dapat menggunakan
rumus :

= lama pemakaian satu hari x 6 x 52

Ket : - 6 adalah jumlah hari kerja dalam seminggu


- 52 adalah jumlah minggu selama 1 tahun

1
= klik lama pemakaian satu
har
i * 6 *52

2) Total Watt
Untuk menentukan total watt kita dapat menggunkan rumus :

= jumlah alat x watt x lama pemakaian satu tahun

Untuk mencari lama pemakaian dan total watt pada masing-masing pusat
biaya yang lain rumusnya juga sama.

2
=klik jumlah alat *klik watt *
klik lama pemakaian satu
tahun

c. Biaya Distribusi Pemakaian Listrik


1) Jumlah Watt
Jumlah watt dapat kita ambil dari total watt pada masing-masing pusat
biaya.
2) % Watt
Untuk menentukan % watt kita dapat menggunakan rumus :

Jumlah watt
= x 100 %
Total jumlah watt

2
= klik jumlah watt / klik total
jumlah watt*100%

3) Total Biaya Pemakaian


Untuk menentukan total biaya pemakaian kita dapat menggunakan rumus:

% watt
= x 100 %
Total % watt

3
= klik % watt/ klik total %
watt *100%
d. Biaya Pemakaian Telepon
1) AsumsI Biaya pemakaian
Untuk menentukan asumsi pemakaian kita dapat menggunakan rumus :
=axb
Ket : a = Jumlah pegawai
b = Jumlah titik telepon
1
= klik jumlah
pegawai*jumlah titik telepon

2) Total Pemakaian
Untuk menentukan total pemakaian kita dapat menggunakan rumus
Asumsi pemakaian
= x Jumlah total pemakaian
Total asumsi pemakaian

2
= klik asumsi pemakaian/klik
total asumsi
pemakaian*jumlah total
pemakaian

e. Biaya Pemakaian Air


Untuk menentukan asumsi pemakaian dan total pemakaian, rumus yang
digunakan sama dengan rumus yang digunakan pada biaya pemakaian
telepon.
11.6. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa kita dapat menghitung biaya satuan yang terdiri dari :
1. Biaya investasi (AIC) dari masing-masing pusat biaya yaitu AIC
kendaraan, AIC alat non medis, AIC alat medis, dan AIC gedung.
2. Biaya pemeliharaan dari masing-masing pusat biaya yang termasuk
dalam biaya gedung yaitu kantor, apotek, instalasi gizi, laundry,
poliklinik umum, poliklinik bedah, poliklinik gigi, dan rawat inap.
3. Biaya umum yang termasuk dalam biaya operasional yaitu biaya
pemakaian listrik, biaya bahan habis pakai medis, dan biaya bahan habis
pakai non medis.
4. Biaya satuan dari masing-masing pusat biaya pelayanan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Armen dan Azwar, 2013. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan Rumah Sakit.
Yogyakarta : Gosyen Publishing

Gani, Ascobat, 1996, Analisa Biaya Rumah Sakit, FKM Universitas Indonesia

Moediarso dan Sulistyorini, 2012, Analisi Biaya Unit Pelayanan Otopsi dengan
Metode Distribusi Ganda, Surabaya : Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal FK Unair

Munandar, 1995, Budgeting, BPFE, Yogyakarta

Prayitno, Subur, 2005, Dasar – Dasar Administarsi Kesehatan Masyarakat, Surabaya


:Airlangga University Press

Tim Penyusun. 2018. Penuntun Praktikum Kesmas Dasar. Gorontalo: Laboratorium


Kesehatan Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai