Akumulasi
Biaya &
Alokasi Biaya
Pada Pelayanan Kesehatan
1
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Overhead
Seluruh biaya yang tidak termasuk dalam biaya material langsung dan tenaga kerja
langsung dibebankan sebagai biaya overhead. Misalnya biaya depresiasi gedung dan peralatan,
pemeliharaan, gaji supervisor, listrik, pajak bangunan, keamanan gedung, dan sebagainya.
Biaya lembur tenaga kerja langsung umumnya dibebankan pada biaya overhead.
Direct Material
Cost Prime Cost
Production Cost/
Inventoriable Direct Labor Cost Conversion Cost
Cost
Overhead Cost
Product Cost
Research &
Development
Non Production
Selling
Cost/ Period Cost
Administration
2
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
COST ACCUMULATION
Cost system terbentuk dari 3 elemen yaitu 1) Cost accumulation; 2) Cost measurement;
dan 3) Cost assignment. Lihat gamar 1 berikut.
Sebagaimana gambar 2 di atas, sistem akuntansi biaya terdiri dari tiga tahap yakni 1)
mengumpulkan biaya (cost accumulation); 2) mengklasifikasikan biaya berdasarkan biaya
material, tenaga kerja, atau overhead (cost measurement); dan 3) mencocokkan dengan cost
object (cost assignment) dalam hal ini adalah jasa layanan rawat inap dan rawat jalan.
Cost accumulation juga merupakan proses pengakuan dan pencatatan biaya. Dalam
proses cost accumulation dibutuhkan dokumen-dokumen yang merupakan sumber transaksi
yang kemudian dicatat pada database keuangan (Hansen, Mowen & Guan, 2009).
Cost measurement dapat dilakukan dengan dua cara yaitu 1) actual costing; dan 2)
normal costing. Pada actual costing seluruh biaya material, tenaga kerja, dan overhead dihitung
berdasarkan biaya aktual. Sedangkan normal costing memperhitungkan biaya material dan
tenaga kerja secara aktual, sementara biaya overhead ditentukan sebelumnya.
Setelah biaya dikumpulkan dan dihitung, tahap selanjutnya adalah menempatkan atau
mencocokkan biaya tersebut dengan unit produk/jasa yang dihasilkan.
3
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Apotik Dewi baru beroperasional pada bulan April tahun 2017. Selama bulan April
berdasarkan laporan penjualan telah melayani 1.000 resep dokter, tanpa ada WIP. Adapun
biaya-biaya yang terjadi selama April 2017 adalah sebagai berikut:
Jawab:
4
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Pada bulan May 2017 Apotik Dewi melayani 980 resep dokter. Ternyata berdasarkan data
penjualan dari terdapat 1000 resep dokter yang masuk, namun 20 resep dokter belum
sepenuhnya terlayani karena terdapat obat yang masih kosong stoknya, dengan tingkat
penyelesaiannya dianggap 50%. Biaya-biaya yang terjadi selama bulan May 2017 adalah:
Jawab:
Pada contoh di atas berlaku untuk proses produksi/operasi yang menghasilkan satu
produk/jasa. Bagaimana dengan unit yang menghasil lebih dari satu produk?
Unit farmasi Puskesmas A selama bulan Juli 2017 melayani resep yang berasal dari poli
Puskesmas dan luar poli Puskemas. Pelayanan resep melalui tiga tahap yaitu penerimaan
resep, penyiapan obat, dan verifikasi resep. Unit farmasi dilayani oleh 1 Apoteker dan 3
Asisten Apoteker. Kinerja selama melayani resep dokter karena tercatat sebagai berikut:
1
Menggunakan biaya teranggarkan.
5
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Hitunglah:
a. Biaya overhead untuk melayani resep dokter dari Internal PKM dan Eksternal PKM
b. Total biaya dan biaya per resep masing-masing unit
c. Apa kesimpulan yang Anda dapat?
Jawab:
a. Pertama kita menentukan overhead-rate sebagai “dasar alokasi” untuk tiap unit. Pada
kasus ini bisa menggunakan jumlah Asisten Apoteker, sehingga overhead-rate adalah:
Rp 21.000.000 : 3 = Rp 7.000.000. Dengan demikian biaya overhead untuk:
- Unit internal PKM = Rp 7.000.000 x 2 = Rp 14.000.000
- Unit eksternal PKM = Rp 7.000.000 x 1 = Rp 7.000.000
c. Kesimpulan:
- Biaya produk unit Internal lebih rendah dibanding unit Eksternal, atau unit Internal
bekerja lebih efisien dibanding unit Eksternal
Laboratorium klinik C melayani tiga jenis pelanggan yaitu Atas Permintaan Sendiri (APS),
Rujukan Dokter, dan Perusahaan. Selama bulan Agustus 2017 total melayani pemeriksaan
laboratorium sebanyak 3.000 pasien. Laboratorium mempekerjakan 2 orang customer
service, 5 orang Analis Kesehatan dan 1 orang Dokter PJ. Adapun alokasi jam kerja masing-
masing karyawan menurut data SDM adalah
2
Menggunakan biaya teranggarkan.
6
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Selama bulan Agustus 2017, kinerja melayani pemeriksaan laboratorium tercatat sebagai
berikut:
Hitunglah:
a. Biaya overhead untuk melayani pemeriksaan laboratoium (menggunakan rate jam
alokasi jam kerja)
b. Total biaya dan biaya per pemerikaan laboratorium masing-masing pelanggan
c. Apa kesimpulan yang Anda dapat?
Jawab:
a. Biaya Overhead masing-masing pelanggan:
- APS = 17/48 x Rp 48.000.000,- = Rp 17.000.000
- Rujukan = 16/48 x Rp 48.000.000,- = Rp 16.000.000
- Perusahaan = 15/48 x Rp 48.000.000,- = Rp 15.000.000
Biaya produk:
a. APS = Rp 120.500.000 : 500 = Rp 241.000,00
b. Rujukan = Rp 146.000.000 : 1.500 = Rp 97.333,33
c. Perusahaan = Rp 102.000.000 : 1.000 = Rp 102.000,00
c. Kesimpulan:
- Biaya produk pelanggan APS paling tinggi, sedangkan yang paling rendah adalah
pelanggan Rujukan
- Pelayanan pasien rujukan adalah yang paling efisien
7
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Cost accumulation atau costing system terdiri dari 3 metode yaitu job order costing,
process costing, dan operation costing.
8
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
4. Menghitung biaya total job = semua biaya langsung + semua biaya tidak langsung
5. Menghitung unit cost = total biaya / jumlah unit
Sebuah pabrik herbal kelas menengah ke bawah berencana membuat 25 batch pesanan
jamu kunyit dengan Surat Pesanan No.123 ke pedagang besar seharga Rp 114.800.000,-.
Biaya langsung yang timbul selama periode permbuatan jamu tersebut adalah 1) Biaya
bahan baku langsung Rp 50.000.000,- dan 2) Biaya Tenaga Kerja Langsung (TKL) Rp
19.000.000,-.
Proses produksi untuk Pesanan No.123 ini membutuhkan 500 jam-mesin. Sementara
seluruh kegiatan produksi di pabrik tersebut (bukan hanya pesanan No.123) dianggarkan
2.000 jam-mesin, dan aktualnya sebesar Rp 2.480 jam-mesin.
Total Biaya Overhead Pabrik (BOP) yang dibebankan kepada seluruh pesanan (bukan hanya
pesanan No.123) dianggarkan sebesar Rp 64.800.000,- dan aktualnya ternyata mencapai
Rp 65.100.000,-
Pertanyaan:
a. Jika menggunakan biaya aktual, pada pesanan No.123 tersebut hitunglah: 1) Biaya total
(total cost); 2) Unit cost; 3) Laba/rugi per unit yang dihasilkan
b. Jika menggunakan biaya anggaran, pada pesanan No.123 tersebut hitunglah: 1) Biaya
total (total cost); 2) Unit cost; 3) Laba/rugi per unit yang dihasilkan
c. Kesimpulan apa yang dapat Anda berikan berdasarkan jawaban nomor a dan b di atas.
Jawab:
a. Menggunakan Biaya Aktual
Obyek biaya/cost object = Pesanan No.123
Menghitung biaya langsung
– Biaya material/bahan baku langsung = Rp 50.000.000,-
– Biaya tenaga kerja langsung = Rp 19.000.000,-
– Total biaya langsung = Rp 50.000.000,- + Rp 19.000.000,- = Rp 69.000.000,-
Menghitung biaya overhead
– Biaya overhead aktual adalah Rp 65.100.000,-
– Menentukan dasar alokasi biaya overhead yaitu jam-mesin, yaitu 500 jam-mesin
(Pesanan No.123), dan 2.480 jam-mesin (Seluruh pesanan secara aktual)
– Tarif aktual terhadap biaya overhead = Rp 65.100.000,- : 2.480 jam-mesin = Rp
26.250,- per jam-mesin
– Alokasi biaya overhead ke Pesanan No.123 = Rp 26.250,- x 500 jam-mesin = Rp
13.125.000,-
Menghitung total cost untuk Pesanan No.123
– Total biaya langsung = Rp 69.000.000,-
– Total biaya overhead = Rp 13.125.000,-
– Total biaya = Rp 69.000.000,- + Rp 13.125.000,- = Rp 82.125.000,-
Menghitung unit cost untuk Pesanan No.123
– Total cost = Rp 82.125.000
– Unit pesanan = 25
– Unit cost = Rp 82.125.000,- : 25 = Rp 3.285.000,-
Menghitung laba per unit
– Harga jual 25 unit = Rp 114.800.000,-
9
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
2. Process Costing,
Prosess costing yaitu sistem pengumpulan biaya yang digunakan bila produk/jasa
yang dihasilkan bersifat homogen dengan proses produksi/operasi sama untuk tiap unit
produk/jasa. Dalam menghitung biaya proses, faktor ‘proses dalam pengerjaan’ (work-in
process atau WIP) harus diperhatikan. Misalnya pada layanan laboratorium, contoh work-
in process adalah sampel atau spesimen yang belum 100% dikerjakan dan belum
diserahkan laporannya ke pasien, pada layanan farmasi contohnya adalah layanan resep
dokter yang masih menunggu kelengkapan obat, pada layanan radiologi contohnya adalah
10
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
hasil pemeriksaan yang masih menunggu pembacaan film oleh dokter spesialis radiologi,
dan sebagainya.
Langkah-langkah dalam menghitung biaya proses jika terdapat WIP adalah:
1. Menghitung unit fisik
2. Menghitung unit ekuivalen
3. Menghitung total biaya
4. Menghitung biaya per unit
5. Menghitung pembebanan biaya ke: 1) barang/jasa yang sudah jadi; dan 2) barang/jasa
yang masih dalam proses (WIP)
Dalam metode process costing terdapat biaya tambahan yang timbil yaitu
transferred-in cost atau biaya transfer produk/jasa dari departemen satu ke departemen
lain.
Metode process costing merupakan metode akumulasi biaya yang sangat kompleks
terutama pada aplikasinya di perusahaan dengan beragam departemen. Untuk itu
membutuhkan bantuan perhitungan dengan aplikasi komputer atau dengan microsoft
excell worksheet.
Laboratorium Klinik Esa Medhika melayani pemeriksaan imunologi untuk sampel darah
pasien yang melewati dua Unit utama yaitu Unit Analitik dan Unit Pasca Analitik. Adapun
informasi biaya dan sampel yang dihasilkan selama bulan Januari, dan Februari 2017 pada
Unit Analitik adalah sebagai berikut:
a. Januari 2017
1. Unit fisik sampel:
– Work-in Process awal = 0
– Sampel masuk dan diproses = 400
– Sampel selesai dan ditransfer ke Unit Pasca Analitik = 400
2. Biaya-biaya
– Biaya material langsung = Rp 32.000.000,-
– Biaya konversi = Rp 24.000.000,-
b. Februari 2017
1. Unit fisik sampel:
– Work-in Process awal = 0
– Sampel masuk dan diproses = 400
– Sampel selesai dan ditransfer ke Unit Pasca Analitik = 175
– WIP akhir (100% material dan 60% konversi) = 225
2. Biaya-biaya
– Biaya material langsung = Rp 32.000.000,-
– Biaya konversi = Rp 18.600.000,-
Dengan menggunakan informasi di atas, hitunglah total cost di Unit Analitik pada bulan
Januari dan Februari 2017.
11
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Jawab:
a. Bulan Januari 2017 di Unit Pre-Analitik
– Unit fisik sampel yang dihasilkan = 400
– Total biaya = biaya material langsung + biaya konversi = Rp 32.000.000 + 24.000.000
= Rp 56.000.000,-
– Biaya per unit = Rp 56.000.000,- : 400 = Rp 140.000,- per unit sampel
– Karena tidak ada WIP akhir, maka seluruh biaya dibebankan kepada produk jadi
(sampel yang sudah dikerjakan)
b. Bulan Februari 2017 di Unit Pre-Analitik
– Unit fisik sampel yang dihasilkan (output) dan unit ekuivalen)
Unit Ekuivalen
Jumlah
Unit Fisik Material
Unit Konversi
Langsung
WIP Awal 0
Masuk dan proses 400
Jumlah input 400
Selesai dan ditransfer ke Unit Pasca 175 175 175
Analitik
WIP Akhir* 225 225 135
Jumlah output 400 400 310
* Catatan: Ekuivalensi pada WIP Akhir adalah 100% material langsung dan 60% konversi,
sehingga WIP akhir dihitung sebagai berikut:
- WIP akhir pada material langsung = 100% x 225 = 225
- WIP akhir pada konversi = 60% x 225 = 135
Dengan demikian:
a. Total Biaya:
1. Pada bulan Januari 2017 = Rp 56.000.000,-
2. Pada bulan Februari 2017 = Rp 50.600.000,-
b. Biaya per Unit:
1. Pada bulan Januari 2017 = Rp 140.000,- per unit
2. Pada bulan Februari 2017 = Rp 80.000,- per unit ekuivalensi biaya material
langsung dan Rp 60.000,- per unit ekuivalensi biaya konversi.
12
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Berdasarkan soal nomor 6 di atas hitunglah total biaya, jika pada bulan Maret 2017
terdapat informasi biaya sebagai berikut:
a. Unit fisik sampel
1. WIP awal = 225
2. Mulai masuk dan proses = 275
3. Selesai dan transfer = 400
4. WIP Akhir = 100 (100% material dan 50% konversi)
b. Biaya-biaya
1. Biaya WIP awal:
a. Bahan langsung = Rp 18.000.000,-
b. Konversi = Rp 8.100.000,-
2. Biaya yang ditambahkan
a. Bahan langsung = Rp 19.800.000,-
b. Konversi = Rp 16.380.000,-
Jawab:
3. Pembebanan biaya
a. Terhadap produk/jasa jadi (yang sudah selesai 100%)
- Biaya Material Langsung = 400 unit x Rp 75.600 = Rp 30.240.000,-
- Biaya Konversi (TKL+OH) = 400 unit x Rp 54.400 = Rp 21.760.000,-
b. Terhadap WIP akhir
- Biaya Material Langsung = 100 unit x Rp 75.600 = Rp 7.560.000,-
- Biaya Konversi (TKL + OH) = 50 unit x Rp 54.400 = Rp 2.720.000,-
13
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Berdasarkan soal nomor 3 hitunglah total biaya pada Unit Pasca Analitik, jika pada bulan
Maret 2017 terdapat informasi-informasi biaya sebagai berikut:
a. Unit fisik sampel
1. WIP awal = 240
2. Mulai masuk dan proses = 400 (dari Unit Analitik)
3. Selesai dan transfer = 440
4. WIP Akhir = 200 (100% transfrerred-in, 0% material dan 80% konversi)
b. Biaya-biaya
1. Biaya WIP:
a. Transferred-in = Rp 33.600.000,-
b. Bahan langsung = Rp 0,-
c. Konversi = Rp 18.000.000,-
2. Biaya yang ditambahkan
a. Transferred-in = Rp 52.000.000,-
b. Bahan langsung = Rp 13.200.000,-
c. Konversi = Rp 48.600.000,-
Jawab:
14
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
3. Pembebanan biaya
a. Terhadap produk/jasa jadi (yang sudah selesai 100%)
- Biaya transferred-in = 440 unit x Rp 133.750 = Rp 58.850.000,-
- Biaya Material Langsung = 440 unit x Rp 30.000 = Rp 13.200.000,-
- Biaya Konversi (TKL+OH) = 440 unit x Rp 111.000 = Rp 48.840.000,-
b. Terhadap WIP akhir
- Biaya transferred-in = 200 unit x Rp 133.750 = Rp 26.750.000,-
- Biaya Material Langsung = 0 unit x Rp 30.000 = Rp 0,-
- Biaya Konversi (TKL + OH) = 160 unit x Rp 111.000 = Rp 17.760.000,-
TOTAL BIAYA = Rp 165.400.000,-
Tabel 2. Contoh Aplikasi Job Order Costing dan Process Costing pada Industri
Kesehatan
15
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
3. Operation Costing
Operation costing yaitu kombinasi job costing dan process costing. Dalam
beberapa hal, terdapat proses produksi/operasional yang menggabungkan antara job order
dengan process. Beberapa perusahaan/organisasi menerapkan metode campuran yang
disebut dengan operation costing.
COST ALLOCATION
Setiap perusahaan terdiri dari dua departemen utama yaitu operasional dan pendukung.
Cost allocation atau alokasi biaya adalah metode membebankan biaya tetap atau biaya tidak
langsung dari unit pendukung ke unit pelayanan/operasional. Pada pelayanan kesehatan,
contoh unit pendukung adalah departemen IT, SDM, Litbang, Keuangan, dan Pemasaran. Unit
operasional pada pelayanan kesehatan misalnya pelayanan rawat jalan, rawat inap, IGD,
farmasi, dan sebagainya.
Saat mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen operasional,
terdapat dua hal yang harus diperhatikan (Horngren, Datar & Rajan, 2015):
a. Apakah sebaiknya biaya tetap dari departmen pendukung dialokasikan ke departemen
operasional?
b. Jika harus dialokasi, apakah biaya variabel dan tetap dialokasikan dengan metode yang
sama?
Terdapat dua jenis kondisi alokasi biaya tetap, yakni 1) Alokasi biaya dari satu
departemen pendukung, dengan metode tarif tunggal atau tarif ganda; dan 2) Alokasi biaya dari
dua atau lebih departemen pendukung, dengan metode langsung, step-down, dan resiprokal.
Lihat gambar 3 berikut.
16
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Metode Tarif
Metode Step-
Ganda (dual-
Down
rate)
Metode
Resiprokal
Rumah Sakit Kesayangan Ayah adalah rumah sakit khusus persalinan tipe B yang terdiri
dari dua divisi pelayanan utama yaitu Pelayanan Medis (poli rawat jalan, poli rawat inap,
IGD) dan Pelayanan Penunjang (Apotik, Laboratorium, USG). Kedua divisi ini akan dibebani
biaya-biaya yang diakibatkan oleh kegiatan/operasional kantor pusat, yang disebut
dengan Biaya Umum. Biaya Umum ini terdiri dari tiga kategori yaitu biaya bunga, biaya
rekrutmen & training, dan biaya administrasi & umum, dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya bunga yang besarnya adalah 1,5% dari pinjaman pokok sebesar Rp 100.000.000,-
. Dana ini digunakan untuk divisi YanMedik sebesar Rp 60.000.000,- dan divisi YanJang
Rp 40.000.000,-
b. Biaya rekrutmen & training bagi divisi Pelayanan Medik dan Pelayanan Penunjang
sebesar Rp 20.000.000,-. selama tahun 2016. Jumlah karyawan yang menjalankan proses
rekrutmen dan training dari divisi YanMedik adalah 15 orang, sedangkan dari YanJang
5 orang.
c. Biaya administrasi umum sebesar Rp 6.000.000,-. Total jumlah karyawan divisi YanMedik
adalah 40 orang, sedangkan YanJang adalah 20 orang.
Pertanyaan: Berapa alokasi biaya untuk divisi YanMedik dan YanJang, untuk
1. Biaya bunga?
2. Biaya rekrutmen dan training?
3. Biaya administrasi dan umum?
Jawab:
17
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
2. Sesuai data yang ada maka dasar pembebanan biaya yang dipakai adalah jumlah
karyawan yang mengikuti proses rekrutmen dan seleksi, maka alokasi biayanya adalah:
a. Divisi YanMedik = (15/20) x Rp 20.000.000 = Rp 15.000.000,-
b. Divisi YanJang = ( 5/20) x Rp 20.000.000 = Rp 5.000.000,-
3. Sesuai data yang ada maka dasar pembebanan biaya yang dipakai adalah total jumlah
karyawan tiap divisi, maka alokasi biayanya adalah:
a. Divisi YanMedik = (40/60) x Rp 6.000.000 = Rp 4.000.000,-
b. Divisi YanJang = (20/60) x Rp 6.000.000 = Rp 2.000.000,-
1. Metode single-rate
Pada metode single-rate, alokasi biaya tidak membedakan antara biaya tetap dan
variabel, yaitu mengalokasikan biaya departemen pendukung dari setiap kumpulan biaya
(cost pool) ke cost object dari departemen operasional, dengan rate per unit yang sama.
Metode ini memiliki keunggulan: 1) murah untuk diterapkan; dan 2) dapat
mengendalikan operasional bagi departemen yang menggunakan. Kekurangannya adalah
dapat menyebabkan manajer departemen operasional membuat keputusan yang tidak
optimal karena mementingkan departemennya saja.
Departemen IT pada sebuah laboratorium klinik melayani dua divisi yaitu Pelayanan dan
Teknis/Laboratorium. Pada bulan November 2016 terdapat informasi biaya di departemen
IT sebagai berikut:
a. Biaya Tetap = Biaya sewa provider data per bulan Rp 2.000.000,-
b. Biaya Variabel = Biaya sewa Sistem Informasi Laboratorium Rp 5.000 per Gb data
c. Anggaran pemakaian data = Pelayanan 50 Gb dan Teknis 100 Gb
d. Realisasi pemakaian data = Pelayanan 70 Gb dan Teknis 80 Gb
Pertanyaan:
1. Tentukan alokasi biaya departemen IT ke divisi Pelayanan dan Teknis dengan
menggunakan metode tarif tunggal penggunaan data yang dianggarkan.
2. Tentukan alokasi biaya departemen IT ke divisi Pelayanan dan Teknis dengan
menggunakan metode tarif tunggal penggunaan data aktual.
18
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Jawab:
2. Metode dual-rate
Sementara pada metode dual-rate, alokasi biaya dibedakan antara biaya tetap dan
variabel, yaitu mengalokasikan biaya tetap dan variabel departemen pendukung dari
masing-masing kumpulan biaya (cost pool) ke cost object dari departemen operasional,
dengan rate per unit yang berbeda.
Keunggulan metode dual-rate adalah 1) dapat mendorong manajemer departemen
untuk mengambil keputusan yang menguntungkan bukan hanya departemennya tetapi juga
perusahaan secara keseluruhan; dan 2) membantu departemen operasional dalam
perencanaan jangka pendek dan jangka panjang karena dapat mengetahui alokasi biaya
pada masa yang akan datang. Kekurangannya adalah 1) membutuhkan identifikasi yang
tepat antara biaya variabel dan biaya tetap yang sebenarnya agak sulit; dan 2) tidak
19
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Departemen IT pada sebuah laboratorium klinik melayani dua divisi yaitu Pelayanan dan
Teknis/Laboratorium. Pada bulan November 2016 terdapat informasi biaya di departemen
IT sebagai berikut:
a. Biaya Tetap = Biaya sewa provider data per bulan Rp 3.000.000,-
b. Biaya Variabel = Biaya sewa Sistem Informasi Laboratorium Rp 5.000 per Gb data
c. Anggaran pemakaian data = Pelayanan 50 Gb dan Teknis 100 Gb
d. Realisasi pemakaian data = Pelayanan 70 Gb dan Teknis 80 Gb
Pertanyaan:
Tentukan alokasi biaya departemen IT ke divisi Pelayanan dan Teknis dengan
menggunakan metode tarif ganda dengan penggunaan data aktual.
Jawab:
3
Umumnya untuk alokasi tarif ganda, biaya tetap menggunakan anggaran sedangkan biaya variabel
menggunakan aktual pemakaian.
20
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Rumah Sakit Khusus Tipe B di kota A memiliki dua unit pelayanan yaitu Medis dan
Penunjang Medis, serta dua unit pendukung yaitu Sistem Informasi dan Pemeliharaan.
Adapun selama bulan Mei 2001 terdapat data dan informasi operasional sebagai berikut:
Hitunglah alokasi biaya dari Unit Pendukung ke Unit Pelayanan dengan menggunakan
metode langsung (direct method) !
Jawab:
Catatan: pada alokasi biaya dengan metode langsung TIDAK ADA alokasi biaya dari unit
pendukung ke unit pendukung lain. Sehingga jam pemeliharaan pada Sistem Informasi
dan jam penggunaan SI pada unit pemeliharaan dihilangkan. Tabel menjadi sebagai
berikut:
21
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
2. Metode Sted-Down
Disebut juga sequential allocation method yaitu metode yang mengalokasikan
biaya departemen pendukung ke departemen operasional dan departemen pendukung
lainnya dengan cara berurutan (sequential).
Rumah Sakit Khusus Tipe B di kota A memiliki dua unit pelayanan yaitu Medis dan
Penunjang Medis, serta dua unit pendukung yaitu Sistem Informasi dan Pemeliharaan.
Adapun selama bulan Mei 2001 terdapat data dan informasi operasional sebagai berikut:
Hitunglah alokasi biaya dari Unit Pendukung ke Unit Pelayanan dengan metode Step-
Down !
Jawab:
Catatan: pada alokasi biaya dengan metode Step-Down, TERDAPAT alokasi biaya dari unit
pendukung ke unit pendukung lain. Tabel menjadi sebagai berikut:
22
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
3. Metode Resiprokal
Disebut juga metode Timbal Balik/Aljabar karena metode ini mengalokasikan
biaya departemen pendukung ke departemen operasional yang mengakui semua interaksi
antar departemen tersebut.
Contoh Soal 14: Metode Resiprokal
Rumah Sakit Khusus Tipe B di kota A memiliki dua unit pelayanan yaitu Medis dan
Penunjang Medis, serta dua unit pendukung yaitu Sistem Informasi dan Pemeliharaan.
Adapun selama bulan Mei 2001 terdapat data dan informasi operasional sebagai berikut:
Hitunglah alokasi biaya dari Unit Pendukung ke Unit Pelayanan dengan metode Resiprokal!
Jawab:
23
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
S = 6.000.000 + 0,25P
= 6.000.000 + (0,25)(8.820.513)
= 8.205.128,-
KESIMPULAN
Biaya untuk menghasilkan produk disebut juga production cost terbagi menjadi tiga
macam: 1) biaya material langsung; 2) biaya tenaga kerja langsung; dan 3) biaya overhead.
Akumulasi biaya merupakan upaya mengidentifikasi biaya langsung dan tidak langsung
sehingga diperoleh informasi biaya untuk menghasilkan produk. Metode akumulasi biaya
untuk dapat menggunakan teknik job order costing, process costing, atau gabungan dari
keduanya (operation costing) tergantung jenis produksi/operasi yang dijalankan oleh
perusahaan.
Alokasi biaya merupakan upaya membebankan/mengalokasikan biaya dari departemen
penunjang (misal: Pemeliharaan, IT, SDM) ke departemen pelayanan. Bila jumlah departemen
penunjang yang dialokasikan hanya satu, maka bisa menggunakan metode single-rate atau
24
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
double-rate. Bila jumlah departemen yang dialokasikan sebanyak dua atau lebih, maka bisa
memakai teknik direct method, step-down method, atau reciprocal method.
LATIHAN SOAL
1. Klinik Gigi Bolong pada bulan Juni 2017 melayani 200 pasien tambal gigi. Berdasarkan
data keuangan, selama bulan Juni 2017 biaya-biaya yang dikeluarkan adalah 1) Biaya
material langsung Rp 20.000.000,- 2) Biaya tenaga kerja langsung Rp 15.000.000,- dan 3)
Biaya overhead Rp 30.000.000,-
Hitunglah biaya produk untuk melayani tambal gigi satu orang pasien !
2. Klinik Gigi Bolong pada bulan Juni 2017 menerima pendaftaran 200 pasien tambal gigi.
Pada ahir bulan ada 5 pasien yang belum seluruhnya selesai dilayani karena masalah
medis, dengan tingkat penyelesaian dianggaap 80%. Berdasarkan data keuangan, selama
bulan Juni 2017 biaya-biaya yang dikeluarkan adalah 1) Biaya material langsung Rp
20.000.000,- 2) Biaya tenaga kerja langsung Rp 15.000.000,- dan 3) Biaya overhead Rp
30.000.000,-
Hitunglah biaya produk untuk melayani tambal gigi satu orang pasien !
3. Soal sama dengan contoh nomor 4, namun jika masing-masing Analis Kesehatan melayani
full masing-masing pelanggan, sehingga Biaya Tenaga Kerja Langsung masing-masing
adalah Rp 7.000.000,-
25
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
d. Selama bulan April 2016, secara aktual klinik menggunakan 6500 jam-tenaga kerja,
sementara yang dianggarkan hanya 3000 jam-tenaga kerja. Pesanan No.20 (medical
check up karyawan) menggunakan 500 jam-tenaga kerja.
1. Hitunglah total cost, unit cost dan laba/rugi per unit jika menggunakan biaya aktual
2. Hitunglah total cost, unit cost dan laba/rugi per unit jika menggunakan biaya anggaran
Kesimpulan apa yang dapat dihasilkan dari perhitungan di atas.
5. Unit radiologi RS XYZ melayani pemeriksaan Thorax yang melalui dua unit pelayanan
yaitu Unit A (pendaftaran dan expose) dan Unit B (produksi dan hasil) dengan tenaga kerja
yang berbeda. Adapun data-data biaya dan unit yang terjadi selama bulan April, Mei, dan
Juni 2017 sebagai berikut:
April 2017 Mei 2017 Juni 2017
Uraian
Unit A Unit A Unit A Unit B
Unit Fisik
WIP Awal 0 0 400 300
Masuk & Proses 1.200 1.200 1.000 900
Selesai & transfer 1.200 800 850 1.000
WIP Akhir 0 400 550 200
Biaya WIP Awal
Trasferred-in 0,- 36.000.000,-
Material langsung 50.000.000,- 50.000.000,- 30.000.000,- 60.000.000,-
Konversi 42.000.000,- 38.000.000,- 25.000.000,- 30.000.000,-
Biaya yang Ditambahkan
Transferred-in 0,- 48.000.000,-
Material langsung 28.000.000,- 36.000.000,-
Konversi 15.000.000,- 18.000.000,-
Unit Ekuivalensi
Biaya material langsung 100% 100% 0%
Biaya konversi 80% 50% 80%
Transferred-in 100%
Berdasarkan data di atas hitunglah biaya total pada bulan April, Mei, dan Juni 2017 !
6. Klinik Kulit Halus memiliki tiga divisi pelayanan yaitu klinik perawatan gigi, klinik
perawatan kulit, dan farmasi. Setiap klinik menghasilkan jasa sebagai penyebab timbulnya
biaya operasional. Kantor pusat klinik yang berada satu gedung dengan tiga divisi ini
bermaksud membebankan biaya-biaya administrasi dan umum bulan Desember 2016
kepada ketiga divisi berdasarkan alokasi biaya yang sesuai. Adapun data-data yang
berhasil dihimpun oleh staff keuangan adalah sebagai berikut:
26
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Pertanyaan: Berapakah alokasi biaya listrik, pelatihan karyawan, dan perawatan kendaraan
pada ketiga divisi tersebut?
8. Bagian Kesling pada sebuah RS melayani limbah medis dari divisi YanMedik dan
YanJang. Pada bulan November 2016 terdapat informasi biaya di bagian Kesling untuk
pengolahan limbah medis sebagai berikut:
a. Biaya Tetap = Biaya honor tenaga outsourcing Rp 30.000.000,- dengan besaran gaji
sama
b. Biaya Variabel = Biaya pengolahan limbah medis cair oleh pihak ketiga Rp 20.000 per
Liter
c. Anggaran jumlah limbah medis cair = YanMedik 100 Liter dan YanJang 80 Liter
d. Realisasi jumlah limbah medis cair = YanMedik 120 Liter dan YanJang 60 Liter
Pertanyaan:
1. Tentukan alokasi biaya pengolahan limbah medis cair oleh bagian Kesling ke divisi
YanMedik dan YanJang dengan menggunakan metode tarif tunggal dan menggunakan
jumlah limbah cair yang dianggarkan.
27
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Tentukan alokasi biaya pengolahan limbah medis cair oleh bagian Kesling ke divisi
YanMedik dan YanJang dengan menggunakan metode tarif tunggal dan menggunakan
jumlah limbah cair aktual.
9. Bagian Kesling pada sebuah RS melayani limbah medis dari divisi YanMedik dan
YanJang. Pada bulan November 2016 terdapat informasi biaya di bagian Kesling untuk
pengolahan limbah medis sebagai berikut:
a. Biaya Tetap = Biaya honor tenaga outsourcing Rp 30.000.000,- dengan besaran gaji
sama
b. Biaya Variabel = Biaya pengolahan limbah medis cair oleh pihak ketiga Rp 20.000 per
Liter
c. Anggaran jumlah limbah medis cair = YanMedik 100 Liter dan YanJang 80 Liter
d. Realisasi jumlah limbah medis cair = YanMedik 120 Liter dan YanJang 60 Liter
Pertanyaan:
Tentukan alokasi biaya pengolahan limbah medis cair oleh bagian Kesling ke divisi
YanMedik dan YanJang dengan menggunakan metode tarif ganda!
10. Klinik Pratama memiliki dua unit pelayanan yaitu Rawat Jalan dan Laboratorium, serta
dua unit pendukung yaitu Kurir dan Pemeliharaan. Adapun selama bulan Juni 2001
terdapat data dan informasi operasional sebagai berikut:
Tentukan alokasi biaya dari unit Kurir dan Pemeliharaan dengan metode Langsung !
11. Klinik Pratama memiliki dua unit pelayanan yaitu Rawat Jalan dan Laboratorium, serta
dua unit pendukung yaitu Kurir dan Pemeliharaan. Adapun selama bulan Juni 2001
terdapat data dan informasi operasional sebagai berikut:
28
Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Tentukan alokasi biaya dari unit Kurir dan Pemeliharaan dengan metode Resiprokal !
12. Apotik Zaman Now memiliki tiga unit pelayanan yaitu Pendaftaran, Peracikan dan
Penyerahan, serta dua tiga unit pendukung yaitu Kurir, IT dan Pemeliharaan. Adapun
selama bulan Juni 2011 terdapat data dan informasi operasional sebagai berikut:
Tentukan alokasi biaya dari unit Kurir dan Pemeliharaan dengan metode Resiprokal !
KEPUSTAKAAN
Hansen, Don R, Maryanne M. Mowen, dan Liming Guan. 2009. Cost Management Accounting
and Control, OH: South-Western Cengage Learning
Lanen, William N., Shannon W. Anderson, dan Michael W. Maher. 2011. Fundamentals of
Cost Accounting. New York: McGraw-Hill Irwin
Lestari, Wiwik, dan Dhyka Bagus Permana. 2017. Akuntansi Biaya Dalam Perspektif
Manajerial. Jakarta: Rajawali Pers
Vanderbeck, Edward J. 2010. Principles of Cost Accounting, OH: South-Western Cengage
Learning
29