Pengarang :
Euis Rosidah
Universitas Siliwangi - Tasikmalaya
euisrosidah66@yahoo.com
Pemesanan buku :
Asep Hilman (082218576277)
Konsep Dasar
Akuntansi Biaya
Euis Rosidah
Universitas Siliwangi - Tasikmalaya
euisrosidah66@yahoo.com
Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Beban dan Biaya
“Setiap beban (expense) adalah biaya (cost),
namun tidak setiap biaya (cost) adalah beban (expense).”
Menentukan
target departemen dan operasi
Melakukan
Penyesuaian & perbaikan.
Fungsi produksi
Biaya tetap
Erha
Euis Rosidah
Universitas Siliwangi - Tasikmalaya
euisrosidah66@yahoo.com
Biaya bahan baku adalah harga pokok bahan baku
yang dipakai atau dikorbankan dalam proses produksi.
Untuk memperoleh produk jadi, biaya bahan baku
merupakan komponen biaya yang terbesar dalam
pembuatan produk jadi.
Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli
Metode LIFO
02 Menurut metode ini bahan yang terakhir dibeli / masuk, terlebih
dahulu dipakai dalam proses produksi.
Jurnal : Rp2.150.000,-
• Jika produk rusak terjadinya dikarenakan pengerjaan yang sulit, maka harga yang tidak memenuhi standar
mutu yang telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak bisa diperbaiki menjadi produk jadi.pokok produk
rusak dibebankan sebagai tambahan harga pokok produk yang baik dalam pesanan bersangkutan.
Produk Rusak
PT PINTAR dalam bulan September 2013 menerima pesanan 1.000 satuan produk A. karena pengerjaan yang sulit,
maka perusahaan membuat 1.100 unit dengan biaya:
• Biaya Bahan Baku Rp. 750.000,00
• Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 1.750.000,00
• Biaya Overhead Pabrik Rp. 2.620.500,00
Dalam pengerjaanya terdapat produk rusak 100 unit dan laku dijual Rp. 3.500,00.
Maka:
Jurnal untuk pembebanan biaya produksi 1.100 satuan:
BDP – BBB Rp. 750.000,00
BDP – BTKL Rp. 1.750.000,00
BDP – BOP Rp. 2.620.500,00
Persediaan Bahan Baku Rp. 750.000,00
Gaji dan Upah Rp. 1.750.000,00
BOP dibebankan Rp. 2.620.500,00
Produk Rusak
Masalah Bahan Baku
Produk Cacat (Defective Goods)
Adalah produk yang tidak memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan, produk cacat secara ekonomis dapat
diperbaiki menjadi produk baik dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali.
Perlakuan biaya pengerjaan tergantung penyebab terjadinya produk cacat.
1. Penyebabnya bersifat tidak normal (sulitnya proses produksi), maka biaya pengerjaan kembali produk
cacat akan dibebankan pada pesanan terkait;
2. Penyebabnya bersifat normal, maka biaya pengerjaan kembali produk cacat akan dibebankan ke seluruh
biaya produksi dan dimasukkan sebagai komponen biaya tarif biaya overhead pabrik.
Produk Cacat
Contoh:
PT CERDAS menerima pesanan untuk pembuatan 600 unit. Biaya produksi yang dikeluarkan terdiri dari biaya
bahan baku Rp. 600.000,00. Biaya tenaga kerja langsung Rp. 300.000,00 dan biaya overhead pabrik 125% dari
biaya tenaga kerja langsung. Saat menjadi produk jadi ternyata terdapat 60 unit produk cacat. Jika dikerjakan
kembali diperlukan biaya konversi (untuk menyelesaikan) yang terdiri dari biaya tenaga kerja langsung Rp.
60.000,00 dan biaya overhead pabrik sesuai tarif 125 % dari biaya tenaga kerja langsung.
Produk Cacat
Manajemen
Persediaan
Pengelolaan persediaan merupakan kegiatan fundamental untuk membangun keunggulan kompetitif jangka
Insert Your Image
panjang. Kualitas, teknik produksi, jam kerja lembur, kapasitas yang berlebih, kemampuan untuk menghadapi
pelanggan dan profitabilitas total, semua dipengaruhi oleh kegiatan dalam pengelolaan persediaan.
Manajemen persediaan sangat terkait dengan kemampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat
dan baik, di masa kini dan masa yang akan datang.
Metode
Manajemen Persediaan
Alasan Risiko
•
Metode Tradisional
Independensi dan kontinuitas • Kehilangan persediaan
operasi perusahaan (Traditional Inventory Management) misalnya karena
• Ketidakpastian permintaan ~ pencurian, kebakaran dan
• Antisipasi kegagalan Dalam metode ini, industri manufaktur dan lainnya.
berproduksi perdagangan sering kali menyimpan dan • Barang jadi kadaluarsa
• Antisipasi suku cadang dan (obselete)
menumpuk persediaan baik dalam bentuk
bahan baku • Biaya kesempatan, karena
bahan baku maupun produk jadi, terkadang
• Adanya potongan harga tumpukan persediaan
juga barang dalam proses.
(diskon) pembelian bahan baku memerlukan tempat
dalam partai besar (gudang), harus
• Antisipasi kenaikan harga dikeluarkan biaya sewa,
• Pemuasan terhadap pelanggan jasa keamanan, asuransi.
(costumer)
Biaya Persediaan
Keterangan:
TC = Total Biaya Pemesanan (atau perencanaan) dan Biaya
Penyimpanan
P = Biaya Penempatan dan penerimaan Pesanan (biaya
mempersiapkan produksi)
Q = Jumlah unit yang dipesan setiap kali dilakukan pemesanan
(jumlah unit yang diproduksi)
D = Permintaan Tahunan yang Diproduksi
C = Biaya Penyimpanan per unit Bahan Baku untuk Satu Tahun
Contoh
Waktu tunggu (lead time) merupakan waktu yang diperlukan untuk menerima kuantitas
pesanan ekonomis ketika suatu pesanan dilakukan/proses produksi dimulai.
Rumus:
Rop = Tingkat Pemakaian x Waktu Tunggu
Misalnya kegiatan memperbaiki menggunakan 100 suku cadang per hari dan waktu
tunggunya 4 hari, maka titik pemesanan kembali:
Rop = 100 x 4
= 400 unit
Artinya jika persediaan sebesar 400 unit maka harus dilakukan pemesanan kembali.
Persediaan pengaman (safety stock) merupakan
persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan
dalam menghadapi permintaan yang berfluktuasi.
Rumus:
SS = Pemakaian Maksimum – Pemakaian Rata-Rata x Waktu Tunggu
Risiko
Metode Kontemporer
Just In Time adalah filosofi yang Aspek yang paling menonjol
dipusatkan pada pengurangan ~ dalam Just In Time adalah
biaya melalui eleminasi Teknologi telah menghasilkan siklus umur usaha untuk mengurangi
persediaan. produk yang lebih pendek, produk dengan biaya persediaan barang dalam
Semua bahan baku dan komponen rendah dan bentuk-bentuk yang khusus.Akibat proses (Work In Proccess –
sebaiknya tiba di lokasi kerja pada WIP) dan bahan baku ini
teknologi ini menyebabkan tekanan yang besar
saat dibutuhkan tepat waktu. dikenal dengan istilah produksi
terhadap perusahaan dan mulai meninggalkan
Produk sebaiknya diselesaikan dan tanpa persediaan (stockless
EOQ untuk berpindah ke pendekatan
tersedia bagi pelanggan di saat production), produksi ramping
pelanggan menginginkan tepat Just In Time (JIT). (lean production) atau produksi
waktu. dengan persediaan nihil (zero
inventory production – ZIP).
Ilustrasi JIT
PT PINTAR memproduksi suku cadang “X”sebanyak 50 unit/batch. Setiap unit
harus melalui prores produksi yang terdiri dari 3 tahapan sebagai berikut:
- Proses awal, membutuhkan waktu 7 menit
- Perakitan, membutuhkan waktu 15 menit
- Pengujian produk, membutuhkan waktu 8 menit.
Solusi :
1. Atur ulang lay out pabrik agar proses saling berdekatan satu dengan yang lainnya. (Menghilangkan waktu tunggu)
2. Kurangi set up, bla memungkinkan ukuran batch diperkecil menjadi satu ukuran yang memungkinkan one-piece-flow.
Operasi secara JIT
Perubahan yang Terjadi?
1. Diterapkan sistem kanban
Kanban adalah kartu.Setiap aktivitas hanya dilakukan
setelah terbit “Surat Perintah Kerja (SPK)” dalam bentuk
kartu/kanban. SPK paling lambat harus diterbitkan 4 jam
90% sebelum kegiatan/aktivitas dimulai
80%
2. Proses produksi yang asalnya menganut konsep push
60%
(dorong) berubah menjadi konsep pull (tarik).
50%
3. Semua departemen berubah jadi sel-sel kegiatan yang
dikenal dengan istilah SHOP.
Jika menghasilkan > dari 2 produk yang sama
Metode Tradisonal VS JIT
Goresan Makna
Voltaire
“Pendidikan mengembangkan
kemampuan, tetapi tidak
menciptakannya.”
Biaya
Tenaga Kerja Langsung
Euis Rosidah
Universitas Siliwangi - Tasikmalaya
euisrosidah66@yahoo.com
Biaya Tenaga Kerja
Pembebanan biaya tenaga kerja jika yang sifatnya biaya tenaga kerja langsung akan dibebankan ke rekening
“Barang Dalam Proses-BTKL” sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung dibebankan ke rekening “Biaya
Overhead Pabrik Sesungguhnya” dan untuk biaya tenaga kerja di bagian pemasaran dibebankan ke
rekening “Biaya Pemasaran” sedangkan biaya administrasi dan umum dibebankan ke rekening “Biaya
Administrasi dan Umum”.
Contoh
Jurnal ...
• Untuk mencatat jumlah gaji dan upah dalam daftar: Jika besarnya upah kotor Rp. 964.000,00 terdiri dari:
Hutang Gaji dan Upah Rp790.800,00 Upah tidak langsung : Rp. 164.000,00 bop
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7
50% PPh pekerja baik tenaga kerja langsung 50% PPh pekerja dari pegawai pemasaran serta
ataupun tenaga kerja tidak langsung administrasi dan umum, diperlakukan sebagai
diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik biaya pemasaran serta administrasi dan
umum pada bagiannya masing-masing.
Jurnal untuk pencatatan daftar gaji dan upah :
Gaji dan upah Rp. xxx
Utang PPh pekerja Rp. xxx
Piutang karyawan Rp. xxx
Utang gaji dan upah Rp. xxx
Your Picture Here
Jurnal
Pencatatan Gaji
dan Upah
Jurnal untuk mencatat pembayaran PPh:
Utang PPh pekerja Rp. xxx
Kas Rp. xxx
Goresan Makna
NN
Euis Rosidah
Universitas Siliwangi - Tasikmalaya
euisrosidah66@yahoo.com
Biaya overhead pabrik merupakan komponen biaya
produksi, tetapi berbeda dengan biaya bahan baku
langsung dan biaya tenaga kerja langsung, biaya ini
tidak terlihat jejaknya secara langsung pada produk
yang dihasikan.
Pengelompokkan
BOP Biaya bahan
baku tidak langsung
(misalnya: bahan
Biaya tenaga
kerja tidak langsung
(misalnya: mandor,
Biaya pabrikasi lain-lain
(misalnya: penyusutan,
pajak, listrik, biaya
penolong/bahan inspektur dan pemeliharaan dan
pembantu); sebagainya); sebagainya).
Pengelompokkan BOP
Berdasarkan perilaku terhadap biaya produksi, BOP digolongkan menjadi:
BOP Tetap
01 Biaya yang jumlahnya tetap pada batas tertentu dan tidak akan
terpengaruh oleh kapasitas produksi, secara totap BOP tetap tidak
akan berubah, tetapi secara unit berubah berbanding terbalik
dengan kapasitas produksi.Contoh: biaya penyusutan aktiva tetap;
BOP Variabel
02 Biaya yang jumlahnya mengalami perubahan sebanding dengan
kapasitas produksi,BOP per unit jumlahnya selalu tetap.Contoh:
biaya bahan penolong;
Satuan produk
Tarif BOP = Taksiran (budget) BOP/Taksiran satuan produk
Jam mesin
Tarif BOP = Taksiran(budget) BOP/Taksiran jam mesin
Langkah-langkah 1
Tentukan penyusunan
3 anggaran biaya
overhead pabrik tiap
Tentukan alokasi biaya
4 departemen baik
overhead pabrik
departemen produksi
Tentukan tarif BOP departemen pembantu
maupun departemen
perdepartemen ke departemen produksi
pembantu
Hitung analisis selisih
BOP.
Departementalissi BOP merupakan pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian
yang disebut departemen atau pusat-pusat biaya,tempat overhead pabrik akan dibebankan.
Departementalisasi BOP sangat penting dilaksanakan pada perusahaan
yang mengolah produk pada proses yang berbeda, atau pada perusahaan yang bisa menjual produk sebelum
Insert Your Image
diolah pada tahapan selanjutnya.
Tujuan
Membebankan BOP secara Merupakan bentuk Membantu pengambilan
Departementalisasi akurat dan adil pada setiap
departemen yang
pengendalian BOP atas
tanggung jawab masing
keputusan manajemen.
BOP
mengkonsumsinya, karena masing departemen,
departemen produksi akan terutama kalau ada selisih
menyerap BOP dari BOP, maka harus jelas
departemen jasa; merupakan tanggung jawab
departemen terkait;
Contoh
Perusahaan SEGAR mempunyai dua departemen produksi: departemen produksi I dan departemen produksi II, serta
mempunyai dua departemen pembantu: departemen pembantu R dan departemen pembantu S. Pada tahun 2013 data
yang terkait dengan penyusunan anggaran BOP adalah sebagai berikut:
Departemen A : Rp600.000,00 (dasar alokasi; KWH) Departemen B : Rp500.000 (dasar alokasi: jam tenaga mesin)
Dialokasikan ke : Dept. I : 37 % x Rp600.000,00 = Rp. 222.000,00 Dialokasikan ke : Dept. I : 43 % x Rp500.000,00 = Rp215.000,00
Dept. II : 30 % x Rp600.000,00 = Rp. 180.000,00 Dept. II : 30 % x Rp500.000,00 = Rp150.000,00
Dept. III : 33 % x Rp600.000,00 = Rp. 198.000,00 Dept. III : 27 % x Rp500.000,00 = Rp135,000,00
BOP diurutkan berdasarkan urutan jumlah BOP terbesar dari departemen pembantu, akan dialokasikan ke departemen produksi dan
departemen jasa/pembantudan pada urutan berikutnya departemen jasa yang telah dialokasikan BOPnya tidak mendapatkan alokasi dari
departemen jasa lainnya.
Dari soal, alokasi diatur sebagai berikut:
Pertama : Departemen A dialokasikan dengan dasar alokasi KWH
Kedua : Departemen B dialokasikan dengan dasar jam tenaga mesin
KELEBIHAN KELEMAHAN
Sangat cermat dalam perhitungan alokasi antara Kesulitan menentukan departemen pembantu
Mudah dihitung dan sederhana untuk digunakan dari sisi biaya terbesar di departemen pembantu
kurang tepat, karena tidak menunjukkan manfaat
atau tidak dimanfaatkan oleh departemen yang
lain.
Tidak mempertimbangkan jasa timbal baik,
padahal mungkin saja departemen pembantu
yang tidak mendapatkan alokasi menikmati jasa
departemen pembantu yang lain.
Metoda Alokasi Bertahap Timbal Balik
Metoda arus biaya/alokasi kontinyu
BOP dialokasikan terus menerus dengan cara buka-tutup BOP departemen pembantu sampai jumlahnya habis atau ke angka 0 (nol),
atau ke angka yang relatif kecil. Untuk tujuan tersebut maka harus ditentukan urutan alokasi dari departemen pembantu yang dapat
didasarkan atas besarnya jasa yang dihasilkan.
Erha
Euis Rosidah
Universitas Siliwangi - Tasikmalaya
euisrosidah66@yahoo.com
Sistem harga pokok proses
adalah sistem pengumpulan biaya produksi melalui departemen
produksi, yang diterapkan pada perusahaan
yang berproses secara massal dan sejenis (homogen).
Pembebanan biaya pada semua unit produk sama besarnya, karena
total biaya produksi dalam satu periode akan dibagi dengan jumlah
satuan produk yang dihasilkan.
Proses produksi bersifat terus Tujuan produksi untuk mengisi
menerus/berkelanjutan/massal persediaan di gudang
dan bersifat standar
Ketika proses berakhir dan masih menyimpan merupakan jumlah pekerjaan yang benar-benar
produk dalam proses (karena belum selesai) maka dilaksanakan pada produk dengan berbagai
merupakan persediaan barang dalam proses pada tingkat penyelesaian. Didefinisikan juga sebagai
awal atau akhir periode. jumlah unit jadi yang dihasilkan selama satu
Untuk tujuan perhitungan biaya yang telah periode yang tersedia untuk menyelesaikan unit
Bagian pertama
Berisi tentang data produksi/skedul kuantitas, yang merupakan arus
fisik,termasuk unit ekuivalensi.
Bagian kedua
Berisi tentang biaya secara keseluruhan/pembebanan biaya.
Bagian ketiga
Berisi tentang pembagian biaya total terhadap nilai produk jadi dan
barang dalam proses.
Jurnal yang Dipakai dalam Sistem Harga Pokok Proses
Jurnal-jurnal:
• Jurnal untuk pemakaian bahan baku langsung • Jurnal untuk BOP yang dibebankan
BDP – BBB Rp800.000,00 BDP-BOP Rp900.000,00
BDP – BTKL Rp1.300.000,00 BOP dibebankan Rp900.000,00
Persediaan Bahan baku Rp800.000,00
Biaya gaji dan upah Rp1.300.000,00
Lanjutan ...
Jurnal-jurnal:
• Jurnal untuk BOP sesungguhnya • Jurnal untuk mencatat Produk Dalam Proses
BOP Sesungguhnya Rp850.000,00 Persediaan Produk Dalam Proses Rp912.756,25
Macam-macam rek dikredit Rp850.000,00 BDP-Biaya Bahan Baku Rp280.000,00
• Jurnal untuk mencatat selisih BOP BDP-Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp373.931,25
BOP dibebankan Rp900.000,00 BDP-Biya Overhead Pabrik Rp258.825,00
Selisih BOP (laba) Rp50.000,00
• Jurnal untuk penjualan produk jadi sebanyak 16.250 unit @ Rp.
BOP sesungguhnya Rp850.000,00
155:
• Jurnal untuk mencatat produk jadi dan produk dalam proses
Kas/Piutang dagang Rp2.518.750,00
Persediaan Produk jadi Rp2.087.312,50
Penjualan Rp2.518.750,00
Persediaan BDP Rp912.756,25
• Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Penjualan
BDP-Biaya Bahan Baku Rp800.000,00
Harga Pokok Penjualan Rp2.087.312,50
BDP-Biaya Tenaga kerja langsung Rp1.300.000,00
Persediaan Produk jadi Rp2.087.312,50
BDP-Biya overhead pabrik Rp900.000,00
Contoh 2
PT MERDEKA memiliki satu departemen produksi dalam mengolah produknya, selam bulan Juni 2013 melakukan
operasional sebagai berikut: (terdapat produk dalam proses awal )
• Produk Dalam Proses awal periode 500 unit dengan komposisi biaya produksi yang telah dikonsumsi sebagai berikut:
Biaya bahan baku langsung Rp. 800.000,00, Biaya tenaga kerja langsung Rp. 950.000,00, biaya overhead pabrik Rp.
350.000,00, tingkat penyelesaian, BB 100%, BK 70%.
• Produksi yang dimasukkan dalam bulan Juni 2013 sebanyak 1.200 unit, produk jadi yang ditransfer ke gudang 1.400
unit, produk dalam proses sebanyak 300 unit, tingkat penyelesaian BB 100% dan BK 60%.
• Biaya produksi yang dikeluarkan bulan Juni 2013: biaya bahan baku langsung Rp. 2.800.000,00, biaya tenaga kerja
langsung Rp. 3.300.000,00, biaya overhead pabrik Rp. 2.950.000,00.
• Menggunakan metoda harga pokok rata-rata, dimana unit ekuivalensi dihitung dengan rumus:
Jumlah unit produk selesai + Unit ekuivalensi produk dalam proses akhir periode
Jawaban
Maka, perhitungan harga pokok produk:
Laporan Harga Pokok Produksi yang dibuat:
Lanjutan
Perhitungan Biaya:
Perhitungan:
Karena terjadi hilang produk diawal, maka dianggap belum mengkonsumsi biaya produksi
• Unit Ekuivalensi : Produk jadi + (PDP x TP)
• BBB : 800 unit + (350 unit x 90%) = 1.115 unit
• BTKL dan BOP : 800 unit + (350 unit x 65%) = 1.027,5 unit
Lanjutan
Contoh
Kehilangan diakhir proses produksi
Perusahaan BENAR pada bulan April 2013, memiliki data produksi sebagai berikut:
• Masuk dalam proses 1.600 unit, produk jadi 1.200 unit, produk dalam proses akhir 300 unit (TP: BBB 80%,BK
75%),anggap hilang diakhir 100 unit
• Selama proses produksi biaya bahan baku langsung Rp. 4.500.000,00,biaya tenaga kerja langsung Rp. 1.750.000,00
dan BOP Rp. 1.500.000,00
Perhitungan: Karena terjadi hilang produk diakhir, maka dianggap TELAH mengkonsumsi biaya produksi.
• Unit Ekuivalensi : Produk jadi + (PDP x TP) + Produk hilang akhir
• BBB : 1.200 + (300 unit x 80%) + 100 unit = 1.540 unit
• BTKL : 1.200 + (300 unit x 75%) + 100 unit = 1.525 unit
• BOP : 1.200 + (300 unit x 75%) + 100 unit = 1.525 unit
Jawaban
Terimakasih
Akuntansi Biaya – Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Sistem
Harga Pokok Pesanan
Euis Rosidah
Universitas Siliwangi - Tasikmalaya
euisrosidah66@yahoo.com
Poduk pesanan merupakan produk yang dibuat
berdasarkan keinginan pelanggan dan merupakan ciri
dari perusahaan tersebut, karena jika tidak ada
pesanan maka perusahaan berhenti berproses dan
akan mengalami kerugian.
Sistem biaya pesanan adalah suatu sistem
yang dirancang untuk menelusuri biaya pada
kondisi banyak produk, pekerjaan atau
tumpukan produksi yang berbeda dan
diproduksi setiap periode.
Pada proses pembuatan produk berdasarkan
Your Picture Here
1 2
Pesanan dari pelanggan Penentuan tugas kerja
diterima untuk pekerjaan yang
spesifikasinya sudah ada
sesuai pesanan
3 4
Pemesanan bahan baku Produksi dilakukan
Ciri Sistem Harga Pokok Pesanan
Perhitungan biaya per unit/pekerjaan/tumpukan produk dihitung berdasarkan jumlah
biaya yang terkumpul dibagi dengan pesanan terkait, dilakukan setelah pesanan selesai.
Biaya produksi dihitung dan dicatat dalam kartu harga pokok pesanan
(job order cost sheet)
u re Here
P ict
Your Pekerjaan produksi dilakukan berdasarkan pesanan dengan
spesifikasi yang jelas
Ciri-ciri pengumpulan biaya produksi dalam harga pokok pesanan:
Perhitungan harga
pokok per unit
Biaya produksi tidak
dilakukan saat
langsung adalah
Biaya produksi pesanan selesai
biaya overhead
langsung terdiri selesai diprodusi
Biaya produksi pabrik (BOP) yang
atas: biaya bahan dengan cara
dipisahkan menjadi dibebankan
Dipakai jika baku langsung dan membagi jumlah
biaya produksi berdasarkan tarif
perusahaan biaya tenaga kerja biaya produksi yang
langsung dan biaya yang ditentukan di
memproduksi langsung dihitung dikeluarkan dengan
produksi tidak muka
pekerjaan berdasarkan berdasarkan biaya jumlah unit yang
langsung. yang sesungguhnya dihasilkan.
pesanan dan dihitung
harga pokoknya secara terjadi
individual
Akuntansi Harga Pokok Pesanan
Akuntansi bahan baku dan bahan pembantu:
• Jurnal untuk pembelian bahan baku:
Persediaan bahan baku Rp. xxx
Utang dagang/kas Rp. xxx
Setelah produksi selesai, semua pesanan sempurna dan diserahkan kepada pelanggan dengan harga masing-masing:
Rp. 240.000,00,Rp. 145.000,00 dan Rp. 162.000,00.
Euis Rosidah
Universitas Siliwangi - Tasikmalaya
euisrosidah66@yahoo.com
Pada produk jadinya terkadang dihasilkan dua produk atau lebih dengan nilai produk yang
berbeda,produk yang dihasilkan bersama disebut produk bersama (joint product)
atau sebagai produk sampingan (by product).
Pengertian
Contoh :
PT AZZAMSYAH memiliki biaya bersama sebesar Rp. 60.000.000,00 untuk produk AZZAM dan produk SYAH
yang setelah terpisah memerlukan pengolahan lebih lanjut. Produk AZZAM sebanyak 7.000 unit dengan harga jual
Rp.6.000,00 dan produk SYAH sebanyak 5.000 unit, memerlukan biaya tambahan per unit Rp. 1.000,00, dan
harga jual Rp. 4.000,00.
Hitung alokasi biaya bersama dan harga pokok per unit masing masing produk !
Akuntansi Produk Bersama
Aloasi Biaya Bersama dan Harga Pokok
Contoh:
PT DWIANI pada tahun 2013 mengeluarkan biaya bersama sebesar Rp55.000.000,00,untuk produk sabun mandi
cair, dengan data sebagai berikut:
Hitung alokasi biaya bersama dan harga pokok per liter produk!
Akuntansi Produk Bersama
Penyelesaian:
Alokasi biaya bersama dan harga pokok tiap liter produk adalah sebagai berikut:
Akuntansi Produk Bersama
Metode Biaya Rata-rata Per Unit
Metode ini hanya bisa digunakan pada produk bersama yang ukuran satuannya sama walaupu berbeda
kualitas.Pada umumnya metode ini digunakan pada perusahaan yang memproses beberapa produk yang sama
dalam satu proses produksi tetapi kualitas berlainan.
Contoh :
PT TRIANI memproduksi produk bersama berupa kain tenun dalam tahun 2013 sejumlah 4.000 yard, yang terdiri
dari:
• Kain tenun kw 1 : 1.200 yard
• Kain tenun kw 2 : 1.100 yard
• Kain tenun kw 3 : 1.000 yard
• Kain tenun kw 4 : 700 yard
• Biaya bersama yang dikeluarkan dalam produk tersebut adalah Rp. 23.800.000,00.
Hitung biaya alokasi biaya bersama dan harga pokok masing masing kain tenun!
Akuntansi Produk Bersama
Alokasi biaya bersama :
Jumlah seluruh biaya bersama = Rp. 23.800.000,00
Jumlah seluruh kain tenun yang dihasilkan = 4.000 yard
Harga pokok persatuan RP. 23.800.000,00/4.000 yard = Rp. 5.950,00
Akuntansi Produk Bersama
Metode Biaya Rata-rata Tertimbang
Metode ini dipakai untuk menyempurnakan metode unit produksi. Dalam metode ini unit yang diproduksi arus memiliki nilai
bobot/angka penimbang, yang dipakai sebagai dasar alokasi biaya bersama. Penentuan nilai bobot/angka penimbang
sangat tergantung pada tingkat kesulitan pembuatan produk, jumlah tenaga kerja ahli yag dipakai, waktu
pengerjaan,jumlah bahan yang dipakai dan pertimbangan lainnya yang sekiranya perlu dipakai dalam penentuan bobot
suatu produk. Nilai bobot/angka penimbang dipakai sebagai dasar peringkat produk.
Contoh :
PT 4 A dalam periode tahun 2013 memproduksi biaya bersama berupa produk BA,produk HA dan produk GIA,yang masing
masing sebanyak: 45.000 unit, 40.000 unit dan 55.000 unit, produk tersebut memiliki tingkat kesulitan dalam
pembuatannya, dengan peringkat angka penibang berturut-turut: 3,5 dan 1. Jumlah biaya bersama sebesar Rp.
22.200.000,00. Buat alokasi biaya bersama dan jika masing-masing terjual 50% dari hasil produksi dengan tingkat laba
yang diinginkan adalah 50 % dari harga pokok,hitung laba kotor masing masing produk!
Akuntansi Produk Bersama
Alokasi Biaya Bersama
Akuntansi Produk Bersama
Perhitungan Laba Kotor Setiap Produk
Akuntansi Produk Sampingan
Perusahaan yang memiliki produk bersama
berupa produk sampingan (by product) maka ini harus dicatat
4
secara akuntansi, jika produk tersebut memiliki nilai jual
dan dapat diual.
3
Diperlakukan
2
sebagai tambahan
Euis Rosidah
Universitas Siliwangi - Tasikmalaya
euisrosidah66@yahoo.com
Pengendalian biaya memerlukan patokan atau standar
sebagai dasar yang dipakai sebagaitolok ukur
pengendalian,ini disebut dengan biaya standar
Pengertian
Biaya yang ditentukan dimuka,yang merupakan jumlah biaya yang
Kapasitas Praktis
Adalah kapasitas teoritis dikurangi hambatan-hambatan/pemberhentian
kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari dan datangnya dari faktor
internal perusahaan. Misalnya karena hilangnya waktu untuk reparasi, waktu
tunggu, buruknya kualitas bahan baku dsb.
Kapasitas Normal
Kapasitas teoritis dikurangi hambatan-hambatan kegiatan produksi yang tidak
dapat dihindari baik yang disebabkan faktor internal maupun ekternal,
Hambatan ekternal dapat berupa penurunan tingkat penjualan dalam jangka
panjang disebabkan faktor musiman, siklus dan trend.
Kapasitas normal = kapasitas praktis dikurangi hambatan ekternal
Penyusunan Biaya Standar
Contoh
Untuk membuat 1 produk jadi, distandarkan menggunakan 10 satuan bahan dengan harga per satuan yang distandarkan
Rp.10.000,00. Biaya tenaga kerja langsung tarifnya Rp.30.000,00/jam dan dibutuhkan waktu 3 jam untuk satu unit produk.
Tarif overhead pabrik per jam mesin Rp. 25.000,00, dengan jam standar perunit produk 4 jam.
Perhitungan:
Bahan Baku Langsung Standar = Rp. 10.000,00 x 10 = Rp. 100.000,00
Tenaga Kerja Langsung Standar = Rp. 30.000,00 x 3 = Rp. 90.000,00
Overhead pabrik Standar = Rp. 25.000,00 x 4 = Rp. 100.000,00 +
= Rp. 290.000,00
Maka untuk membuat satu unit produk jadi memerlukan biaya standar Rp. 290.000,00.
Pada kenyataanya jarang sekali pengeluaran biaya produksi sesungguhnya sama dengan standar,dan hal
itu menyebabkan adanya perbedaan yang disebut selisih atau varian.
Standar itu sendiri merupakan patokan, sehingga jika biaya yang sesungguhnya dikeluarkan lebih besar dari
biaya standar,maka terdapat selisih “tidak menguntungkan/unvafavorable variance”.
Dan sebaliknya jika biaya yang sesungguhnya dkeluarkan lebih kecil dari biaya standar, maka terdapat selisih
Insert Your Image
Penyimpangan
Biaya Standar Selisih terhadap biaya Selisih terhadap biaya Selisih terhadap biaya
bahan baku langsung tenaga kerja langsung overhead pabrik yang
yang disebut selisih biaya yang disebut selisih disebut selisih biaya
bahan baku biaya tenaga kerja overhead pabrik.
langsung
Analisis Selisih Biaya Bahan Baku Langsung
Selisih biaya bahan baku langsung adalah selisih yang terjadi oleh adanya perbedaan biaya bahan baku langsung
sesungguhnya dengan biaya bahan baku langsung standar.
Ada 3 model analisis selisih biaya bahan baku, yaitu:
a. Model analisis satu selisih (the one way model)
• Selisih total biaya bahan baku langsung
Dalam model ini,selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar tidak dipecah ke dalam selisih
harga dan selisih kuantitas.
Dimana:
STbbbl = Selisih total biaya bahan baku langsung
Hst = Harga standar
Kst = Kuantitas standar
Hs = Harga sesungguhnya
Ks = kuantitas
Analisis Selisih Biaya Bahan Baku Langsung
2. Model Analisis dua selisih (the two way model)
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhya dengan biaya standar dipecah menjadi ke dalam selisih
harga dan selisih kuantitas.
Keterangan :
SH = Selisih harga
SK = Selisih kuantitas
Hst = Harga standar
Hs = Harga sesungguhnya
Ks = Kuantitas sesungguhnya
Kst = Kuantitas standar
Analisis Selisih Biaya Bahan Baku Langsung
3. Model analisis tiga selisih (the three way model)
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhya dengan biaya standar dipecah ke dalam selisih harga,
selisih kuantitas, selisih harga/kuantitas.
Rumus yang digunakan :
Keterangan :
SH = Selisih Harga
SK = Selisih Kuantitas
Hst = Harga standar
Hs = Harga sesungguhnya
Ks = Kuantitas sesungguhnya
Kst = Kuantitas standar
SHK = Selisih Harga Kuantitas
Contoh
PT INDUK SEMANG pada tahun 2013 memproduksi produk jadi A sebanyak 100.000 unit. Bahan baku yang dibeli
sebanyak 600.000 kg, yang digunakan dlam proses produksi 500.000 kg. Untuk 1 unit produk A standar kuantitas
bahan baku 6 kg dengan harga standar per kg Rp. 2.000, dan pada saat membeli harga bahan baku sesungguhnya
Rp. 1.900,00/kg.
Maka analisis selisih bahan baku yang bisa diperhitungkan adalah sebagai berikut:
1. Selisih Total Bahan Baku
3. Selisih Kuantitas
Dalam model ini selisih biaya tenaga kerja langsung secara total dihitung.
Rumus yang digunakan:
Dimana:
STbtkl = Selisih biaya tenaga kerja langsung
Ts = Tarif upah sesungguhnya
Tst = tarif upah standar
JKs = jam kerja sesungguhnya
JKst = Jam kerja standar
Analisa Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
2. Model Analisis dua selisih (the two way model)
Dalam model ini selisih biaya tenaga kerja langsung dipecah efisiensi upah menjadi selisih tarif upah
langsung dan selisih efisiensi upah langsung.
Rumus yang digunakan:
Keterangan :
STul = Selisih Total upah langsung
Ts = Tarif upah langsung per jam sesungguhnya
Tst = Tarif upah langsung per jam standar
JKs = Jam kerja sesungguhnya
JKst = Jam Kerja standar
Seul = Selisih Efisiensi upah langsung
Analisa Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
3. Model analisis tiga selisih (the three way model)
Dalam memproduksi produk jadi perunit, ditentukan standar adalah 2 jam kerja, dan biaya upah per jam standar Rp.
30.000,00. Pengeluaran upah sesungguhnya adalah Rp. 32.500,00 per jam. Jam yang dikonsumsi sesungguhnya
1.800 jam dan produksi yang dihasilkan 1.000 unit. Maka perhitungan analisis selisihnya adalah sebagai berikut:
PT NUGRAHA SAKTI memiliki informasi tentang BOP standar dan yang sesungguhnya sebagai berikut:
• Kapasitas normal BOP (dinyatakan dalam jam) 6.000 jam mesin
• Budget BOP variabel Rp. 900.000,00, budget BOP tetap Rp. 750.000,00
• BOP sesungguhnya yang dibayarkan Rp.1.800.000,00, jam sesungguhnya 5.500 jam,unit yang diproduksi 1.000 unit,
dengan standar untukmembuat satu unit 3 jam.
Euis Rosidah
Universitas Siliwangi - Tasikmalaya
euisrosidah66@yahoo.com
Dengan mempertimbangkan efisiensi, seorang manajer
yang berhubungan langsung dengan proses
pengambilan keputusan (yang terkait penentuan biaya)
sudah mulai mengaitkan biaya dengan suatu aktivitas
atas dasar sebab akibat (causal).
Secara umum perhitungan biaya produk
yang berdasarkan kegiatan (selanjutnya
digunakan istilah ABC) adalah metode
perhitungan biaya yang membebankan
biaya pertama-tama pada kegiatan, lalu
Melakukan
perhitungan biaya
produk lebih
akurat/cermat dan
informatif
Kelemahan
ABC Sistem
Ada beberapa biaya yang Karena ada kesulitan dalam Memerlukan biaya
diabaikan dalam analisis, menentukan aktivitas biaya, yang mahal dan waktu
contoh: biaya iklan dan maka pengalokasi biaya cukup lama dalam
riset, biaya penelitian dan terkait dihitung dengan penerapanya
pengembangan sembarang.
contoh: pemeliharaan pabrik
dan pengelolaan proses
produksi
Contoh
PT SELAMAT mempunyai dua buah produk yang memiliki spesifikasi berbeda, produk tersebut dikategorikan sebagai “
Produk Super” dan “Produk Hebat”. Pada tahun 2013 data yang berhubungan dengan kedua produk tersebut dapat
dilihat dalam tabel berikut ini:
Contoh
Aktivitas cost pool yang dianggarkan dan cost driver yang terjadi adalah sebagai berikut:
Dari data diatas buat perhitungan biaya produksi dan analisis profitabilitas untuk masing masing produk baik
secara konvensional ataupun ABC! (tarif BOP berdasarkan jam kerja langsung)
Cara Konvensional
Jawab :
Diketahui :
Anggaran Biaya Overhead pabrik adalah = Rp. 3.250.000
Jam kerja langsung : 50.000 jkl + 80.000 jkl = 130.000 jkl
1. Di sistem tradisional produk super yang harga pokoknya lebih rendah dijual dengan harga yang terlalu tinggi, sementara produk
hebat yang harga pokoknya lebih tinggi di jual dengan harga terlalu rendah. Ini bisa dilihat bahwa persentase dari masing-masing
produk atas laba penjualan adalah sebagai berikut:
• Produk Super : Rp. 225,00 / Rp. 800,00 = 28,125%
• Produk Hebat : Rp. 267,00 / Rp. 1.000,00 = 26,70%
Padahal produk hebat memiliki komposisi biaya yang lebih besar, dengan perhitungan komposisi biaya terhadap penjualan
sebagai berikut:
2. Dalam sistem activity based costing perhitungan harga pokok dan harga jual terlihat proporsional, karena pembebanan berdasarkan
aktivitas lebih akurat.
Terimakasih
Akuntansi Biaya – Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Falsafah Persediaan
Just In Time (JIT)
Euis Rosidah
Universitas Siliwangi - Tasikmalaya
euisrosidah66@yahoo.com
Manajemen persediaan akan sangat terkait dengan tingkat persediaan yang ideal,
bahwa jumlah persediaan itu sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebih (over inventory) ataupun
kekurangan (under inventory). Kelebihan persediaan akan menyebakan penambahan biaya, demikian
pula kekurangan akan menghambat proses produksi.
Insert Your Image
Tujuan inti dari JIT adalah memperoleh bahan tepat pada
waktunya untuk diproduksi dan menyediakan barang jadi tepat
waktunya untuk dijual dan unsur unsur persediaan lainya tepat
pada saat dibutuhkan.
Dalam JIT pengaruh terbesar dalam proses pengelolaan
persediaan adalah mengurangi persediaan sampai pada tingkat
yang sangat rendah, dan jika mungkin ke tingkat nol (zero
inventory).
Falsafah JIT
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7
Just In Time (JIT) selain bisa diterapkan pada perusaah besar, perusahaan kecilpun
dapat menerapkan sistem ini. Karena sebenarnya perusahaan kecil lebih mudah dalam hal redefine job
function (mendefinisikan fungsi pekerjaan/tugas), sehingga koordinasi atara fungsi lebih mudah.
Pengertian
Suatu sistem persediaan yang dirancang guna
01 mendapatkan barang secara tepat waktu untuk produksi
(pabrikasi) atau dalam penjualan (dalam perdagangan)
Waktu Set Up Pekerja dengan berbagai Komitmen dengan supllier Kulaitas barang
bisa dikurangi keahlian digunakan secara dan pelanggan merupakan orientasi
efisien (tidak harus butuh menjadikan hubungan hasil produk dengan
banyak pekerja) patnership biaya yang efisien.
Diperlukan waktu 15 menit untuk mengalihkan produk dari tahap Machine ke tahap Assembly, dan 17 menit dari
tahap Assembly ke tahap Testing. Aktivitas pemindahan bahan (handling) dan aktivitas tidak menambah nilai
lainnya, mengkonsumsi waktu 95 % dari waktu tunggu (led time).
Proses Produksi Sistem Tradisional
Proses Produksi Sistem Tradisional
Pada operasisecara tradisional setiap proses didorong (push) untuk melalui setiap departemen yang mengkhususkan
diri untuk 1 proses tertentu. Sehingga dibutuhkan waktu tunggu karena proses itu sifatnya harus berurutan.
Masalah :
• Terdapat waktu tunggu, karena proses berjauhan
• Waktu persiapan lama, kaena adanya tumpukkan (batch) yang akan diproduksi
Upaya Perbaikan :
• Hilangkan waktu tunggu (lead time), maka lay out proses harus berdekatan satu sama lain.
• Kurangi waktu persiapan (set up) dengan memungkinkan memperkecil ukuran bacth sehingga menjadi 1 ukuran
(one piece flow)
Proses Produksi Sistem JIT
Pada sistem JIT, proses produksi menganut sistem Pull (tarik) kemudian setiap departemen produksi (machining,
assembly dan testing) berubah menjadi sel-sel kegiatan yang disebut SHOP.
Terimakasih
Akuntansi Biaya – Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Target Costing
Euis Rosidah
Universitas Siliwangi - Tasikmalaya
euisrosidah66@yahoo.com
Pendahuluan
Berdasaran perhitungan biaya tersebut, manajemen merancang suatu produk yang mungkin diproduksi pada
tingkat biaya yang telah diperhitungkan (target costing).
Contoh
Perusahaan MULIA memiliki pangsa pasar (market share) 15%, dengan harga jual produk telah terbentuk di pasar Rp.
250.000,00/unit. Setelah dianalisis oleh cost analysts di perusahaan, maka harga jual bisa diturunkan sampai batas Rp.
225.000,00 dan pangsa pasar akan naik menjadi 25%, jika laba yag diharapkan perusahaan adalah Rp. 35.000,00.
Jika biaya produk per unit yang dilakukan selama ini adalah Rp. 205.000,00, maka pengurangan biaya yang harus
dilakukan supaya target cost tercapai adalah Rp. 205.000,00 – Rp. 190.000,00 = Rp.15.000,00
Sasaran Target Costing
Sasaran tesebut juga dilakukan dalam sistem Tradisional, tetapi sistem tradisional lebih
sederahana, sementara target costing lebih komplek.
Sistem Tradisional VS Target Costing
Solusi untuk menekan biaya adalah melaksanakan sistem target costing, bahwa biaya
bukan ditekan tetapi ditargetkan supaya harga pokok produk, harga jual dan margin/laba
yang diinginkan dapat tercapai.
Contoh
Perusahaan SEHAT menghasilkan produk “S” yang merupakan produk standar dan dijual dipasaran dengan harga
Rp.10.000,00/unit. Jika perusahaan menjual dengan harga diatas Rp. 10.000,00 tentu tidak akan laku. Maka perusahaan
dituntut untuk menjual dengan harga pasar dan mendapatkan keuntungan yang cukup. Supaya keuntungan itu
cukup/memadai maka perusahaan harus menerapkan target costing.
Dari uraian tentang target costing di atas, maka pada dasarnya target costing merupakan ;
Diperlukan waktu yang lama untuk bisa mencapai target costing, karena memerlukan riset.
Akuntansi Biaya
Terimakasih
Akuntansi Biaya – Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Theory of Constrain (TOC)
Euis Rosidah
Universitas Siliwangi - Tasikmalaya
euisrosidah66@yahoo.com
Pendahuluan
1. Throughput (lintas cepat), merupakan ukuran pada saat perusahaan mendapatkan uang dari hasil penjualan
(sales) bukan berasal dari produksi, sehingga harus fokus pada barang yang diproduksi untuk dijual bukan untuk
disimpan. Menghitung throughput accounting adalah penjualan dikurangi biaya bahan baku.
2. Inventory (persediaan) adalah seluruh uang yang dikeluarkan perusahaan dalam mengubah bahan baku
melalui throughput. Inventory mencakup: bahan baku, bahan pembungkus, barang dalam proses, barang jadi,
3. Operating expense (beban operasi) adalah semua uang yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah
5
4
Mengulang proses,
3
Meningkatkan
2
Menomor duakan kendala-kendala yang
1 Mendayagunakan mengikat, yaitu
segala sesuatu
kendala yang melakukan program
Mengidentifikasi dihadapan keputusan
mengikat, (memastikan perbaikan yang
kendala yang diambil pada
bauran produk optimal berkelanjutan.
perusahaan. nomor 2.
yang dihasilkan,
(Kendala Internal
kendala mengikat yang
dan kendala
utama disebut
eksternal)
drummer)
Contoh
Perusahaan AMANAH tahun 2013 memiliki data keuangan sebagai berikut :
• Penjualan Rp. 100.000.000,00
• Pembelian bahan baku Rp. 60.000.000,00
• Komisi penjualan 10% dari penjualan
• Biaya transportasi Rp. 8.000.000,00/1 kali pembelian
Throughput dihitung :
• Penjualan Rp. 100.000.000,00
• Komisi penjualan (Rp. 10.000.000,00) 10% dari penjualan
• Biaya transportasi (Rp. 8.000.000,00)
• Penjualan Rp. 82.000.000,00
• Pembelian bahan baku Rp. 60.000.000,00
• Throughput Rp. 22.000.000,00
Contoh
Perusahaan PINTAR pada tahun 2013 memiliki data keuangan sebagai berikut: bahan baku langsung Rp.
25.000.000,00. Barang dalam proses Rp. 7.000.000,00, barang jadi Rp. 27.000.000,00, peralatan Rp.
3.000.000,00, bangunan Rp. 60.000.000,00, biaya tenaga kerja langsung Rp. 6.000.000,00 dan biaya overhead
pabrik Rp. 6.500.000,00.