Anda di halaman 1dari 14

Bab

Konsep Biaya Dan Akuntansi Biaya


1

A. Konsep Cost dan Expense


Pengertian biaya dalam akuntansi ada dua yaitu biaya yang diartikan
sebagai cost dan biaya yang diartikan sebagai expense. Cost adalah
pengorbanan sumber daya tertentu (pengurangan kas atau setara
kas) untuk memperoleh manfaat di masa datang. Sedangkan expense
adalah biaya yang digunakan dalam rangka menjalankan aktifitas
untuk memperoleh pendapatan. Misalnya, membeli bahan baku kertas
untuk membuat buku. Biaya kertas disebut dengan cost karena biaya
tersebut dikeluarkan untuk memperoleh manfaat di masa datang
(pendapatan ketika buku sudah terjual). Cost yang melekat pada
kertas akan dicatat sebagai aset (di neraca). Contoh lain adalah ketika
membeli kendaraan, maka cost kendaraan akan dicatat sebagai aset.
Ketika kendaraan digunakan untuk menjalankan aktifitas bisnis, maka
cost tersebut akan menjadi expense karena ada pengurangan
manfaat ekonomi (biaya depresiasi). Contoh lain dari expense adalah
membayar gaji karyawan administrasi. Gaji karyawan administrasi
disebut dengan expense karena biaya tersebut dikeluarkan dalam
rangka menjalankan aktifitas untuk memperoleh pendapatan. Jadi
perbedaan antara cost dan expense adalah:
1. Cost terletak di neraca (aset) sedangkan expense di laporan laba
rugi (biaya/beban).
2. Cost mempunyai periode akuntansi yang lebih lama dan jumlah
yang lebih besar daripada expense karena cost merupakan
pengeluaran modal (capital expenditure), sedangkan expense
merupakan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).

B. Klasifikasi Biaya
Biaya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori:
1. Berdasarkan fungsi kegiatan perusahaan (biaya produksi dan biaya
non produksi) biaya diklasifikasikan menjadi dua yaitu: biaya
produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi adalah biaya-
biaya yang berhubungan dengan pembuatan produk (mengolah
bahan baku menjadi produk selesai). Biaya produksi meliputi biaya
Bab 1 2
Konsep Biaya dan Akuntansi Biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead


pabrik. Biaya non produksi adalah biaya-biaya yang berhubungan
dengan administrasi dan pemasaran. Biaya pemasaran terjadi
karena adanya kegiatan penjualan dan pengiriman produk
(meliputi biaya promosi penjualan, biaya transportasi, biaya
penyimpanan, dan biaya distribusi). Sedangkan biaya administrasi
adalah biaya yang terjadi dari pelaksanaan aktifitas umum
perusahaan. (meliputi biaya gaji bagian akuntansi, biaya telepon,
biaya staf administrasi).
2. Berdasarkan periode pembebanannya, biaya diklasifikasikan
menjadi biaya produk dan biaya periode. Biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
diperlakukan sebagai biaya produk (product cost) , sedangkan
biaya pemasaran dan administrasi diperlakukan sebagai biaya
periode (period cost). Biaya produk diakui sebagai biaya pada
periode penjualan produk, artinya biaya produk belum menjadi
biaya sebelum produk terjual. Biaya periode diakui sebagai biaya,
pada periode pelaporan, artinya biaya periode akan ditandingkan
dengan pendapatan pada akhir periode sehingga akan diakui
sebagai biaya pada periode tersebut. Oleh karena itu biaya
produk dapat diinventarisasi (inventoriable cost) sedangkan biaya
periode tidak dapat diinventarisasi.
3. Berdasarkan hubungannya dengan produk biaya dapat
diklasifikasikan menjadi biaya utama dan biaya konversi. Biaya
utama (prime cost) meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung. Biaya konversi (convertion cost) adalah biaya yang
diperlukan dalam rangka mengubah bahan baku menjadi produk
jadi. Biaya tersebut meliputi biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead.Biaya konversi disebut juga dengan processing cost.
4. Berdasarkan hubungan biaya dengan obyek biaya, biaya
diklasifikaskan menjadi biaya langsung dan biaya tak langsung.
Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat dengan
mudah diidentifikasi atau ditelusur ke obyek biaya. Biaya tak
langsung (indirect cost )adalah biaya yang tidak dapat dengan
mudah diidentifikasi atau ditelusur ke obyek biaya. Misal, jika obyek
biayanya adalah produk maka biaya bahan baku dan biaya
Bab 1 3
Konsep Biaya dan Akuntansi Biaya

tenaga kerja langsung dikategorikan sebagai biaya langsung,


sedangkan biaya overhead pabrik merupakan biaya tak
langsung.
5. Berdasarkan perilaku biaya, biaya diklasifikasikan menjadi biaya
tetap dan biaya variabel .Biaya tetap adalah biaya yang jumlah
totalnya tetap, namun biaya per unitnya berubah-ubah. Contoh
biaya tetap adalah biaya gaji manajer produksi, biaya asuransi,
biaya depresiasi, biaya sewa, biaya pemeliharaan gedung. Biaya
variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah secara
proporsional dengan perubahan aktifitas, sedangkan biaya per
unitnya tetap. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan bakar,
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya komunikasi,
biaya lembur.

Gambar 1.1
Hubungan antara jenis-jenis biaya

Biaya bahan
baku
Prime
cost
Biaya tenaga kerja langsung

Biaya
produksi
Biaya bahan
penolong

Biaya tenaga
kerja tak Overhead
langsung cost Biaya
Biaya ttak operasi
langsung
lainnya Biaya
pemasara
n

Biaya non
produksi

Biaya
administrasi
Bab 1 4
Konsep Biaya dan Akuntansi Biaya

C. Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah proses mengidentifikasi, mendefinisikan,
mengukur, melaporkan, dan menganalisa berbagai elemen biaya
langsung maupun biaya tak langsung yang berhubungan dengan
pembuatan dan pemasaran produk dan jasa. Akuntansi biaya juga
dapat dikatakan sebagai suatu sistem informasi yang mengolah data
biaya (input) menjadi informasi biaya (output) yang bermanfaat bagi
pemakainya.
Tujuan akuntansi biaya adalah :
1. Menentukan harga pokok produk. Harga pokok produk adalah
akumulasi biaya yang dibebankan ke produk atau jasa. Penentuan
harga pokok tersebut digunakan untuk menghitung biaya
persediaan yang disajikan dalam neraca dan perhitungan harga
pokok penjualan untuk menentukan laba rugi.
2. Perencanaan dan pengendalian biaya. Akuntansi biaya
menyajikan informasi mengenai anggaran dan realisasinya. Jika
realisasi biaya tidak sama dengan anggarannya, maka terdapat
selisih biaya. Selisih tersebut menunjukkan adanya penyimpangan
dari yang telah direncanakan, maka manajemen dapat
memfokuskan perhatiannya terhadap penyimpangan yang terjadi
untuk mencari penyebabnya.
3. Pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan adalah tindakan
untuk memilih dari berbagai alternatif tindakan. Untuk dapat
mengambil keputusan dengan tepat, manajemen memerlukan
informasi biaya yang relevan. Informasi biaya tersebut disajikan
oleh akuntansi biaya.
4. Pengukuran kinerja, kualitas produk dan produktifitas. Jika terjadi
selisih (penyimpangan biaya ) di departemen tertentu, maka
penyimpangan tersebut dapat diketahui siapa yang harus
bertanggung jawab.
Sistem informasi akuntansi merupakan subsistem dari sistem
informasi manajemen perusahaan secara keseluruhan. sistem informasi
akuntansi memiliki dua subsistem yaitu sistem akuntansi manajemen
dan sistem akuntansi keuangan. Akuntansi keuangan adalah sistem
akuntansi yang menyediakan informasi untuk pihak eksternal
mengenai aset perusahaan, kewajiban perusahaan, dan ekuitas.
Bab 1 5
Konsep Biaya dan Akuntansi Biaya

Akuntansi keuangan juga melaporkan hasil operasi, perubahan


ekuitas, dan arus kas (cash flow) untuk satu periode akuntansi.
Sedangkan akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang
menyediakan informasi bagi pihak internal perusahaan untuk
pengambilan keputusan. Akuntan biaya menyediakan data biaya
untuk kedua sistem penilaian persediaan dan penentuan laba yang
digunakan oleh akuntansi keuangan. Namun informasi biaya untuk
pelaporan eksternal biasanya tidak relevan untuk pengambilan
keputusan manajemen. Informasi biaya untuk pihak eksternal biasanya
disajikan secara keseluruhan, sedangkan manajemen membutuhkan
data yang lebih rinci dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan.
Jadi organisasi membutuhkan dua sistem akuntansi dengan tingkat
kelengkapan (completeness) dan ketepatan waktu (timelines) yang
berbeda yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.

Gambar 1.2
Hubungan antara akuntansi biaya, akuntansi keuangan, dan akuntansi
manajemen

Penyusunan AKUNTANSI
laporan KEUANGAN
keuangan

AKUNTANSI
BIAYA Informasi
biaya

1. Perencanaan
2. Pengendalian AKUNTANSI
3. Pengambilan MANAJEMEN
keputusan

C. Pembebanan Biaya
Akuntansi biaya merupakan sistem untuk mengukur dan membebankan
biaya ke obyek biaya. Obyek biaya adalah segala sesuatu yang
dikenai biaya. Obyek biaya dapat berupa produk, pelanggan,
departemen, proyek, aktifitas, dsb. Pembebanan biaya yang akurat
merupakan sesuatu yang penting karena pembebanan biaya yang
tidak akurat akan menghasilkan keputusan yang kurang tepat. Contoh
Bab 1 6
Konsep Biaya dan Akuntansi Biaya

jika manajer akan memutuskan apakah akan membuat sendiri


komponen produknya atau membeli komponen dari pihak eksternal,
maka penilaian yang akurat mengenai biaya pembuatan komponen
sangat diperlukan. Keakuratan pembebanan biaya dapat ditingkatkan
dengan menelusuri hubungan biaya dengan obyek biaya.
Pembebanan biaya ke obyek biaya dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu:
1. Penelusuran langsung. Penelusuran langsung dilakukan dengan
mengidentifikasi dan membebankan biaya yang dapat dikaitkan
secara fisik dengan suatu obyek. Penelusuran ini biasanya dilakukan
dengan pengamatan secara fisik.
2. Penelusuran penggerak (driver) yaitu mengidentifikasi biaya dengan
mengunakan driver untuk membebankan biaya ke obyek biaya.
Driver adalah faktor penyebab yang dapat diamati, yang
menyebabkan perubahan dalam pengunaan sumber daya, dan
memiliki hubungan sebab akibat dengan biaya.
3. Alokasi merupakan pembebanan biaya tak langsung ke obyek
biaya, sehingga tidak ada hubungan sebab akibat. Alokasi
merupakan metode pembebanan biaya yang mengurangi
keakuratan pembebanan.

E. Perbedaan Akuntansi Perusahaan Dagang Dan Akuntansi Perusahaan


Manufaktur
Perbedaan akuntansi perusahaan dagang dan akuntansi perusahaan
manufaktur adalah pada neraca dan laporan rugi laba.
Bab 1 7
Konsep Biaya dan Akuntansi Biaya

Tabel 1.1
Perbedaan akuntansi perusahaan dagang dan perusahaan
manufaktur

P. DAGANG P. MANUFAKTUR
NERACA Hanya ada satu akun Terdapat lebih dari satu akun
persediaan yaitu persediaan
persediaan barang  Persediaan bahan baku
dagangan  Persediaan bahan
penolong
 Persediaan barang dalam
proses
 Persediaan barang jadi
LAP. R/L Barang tersedia Barang tersedia dijual diperoleh
dijual diperoleh dari dari persediaan awal barang
persediaan awal dalam proses + harga pokok
barang dagangan + produksi.
pembelian

F. Aliran Biaya Dalam Proses Produksi Dan Proses Akuntansi Biaya


Pada perusahaan manufaktur aliran biaya dimulai dari
pengadaan bahan sampai dengan penerimaan hasil penjualan.
Berikut ini hubungan antara aliran biaya dalam proses produksi di
perusahaan manufaktur dengan proses data biaya dalam akuntansi
biaya.
Tabel 1.2
Hubungan arus biaya dan proses data biaya

Aliran proses produksi Proses data biaya dalam akuntansi biaya


1. Pembelian bahan baku dan 1. Menghitung dan mencatat harga pokok bahan
bahan penolong baku dan bahan penolong.
2. Pemakaian bahan baku dan 2. Menghitung dan mencatat pemakaian bahan
bahan penolong baku dan bahan penolong.
3. Pemakaian jasa tenaga kerja 3. Menghitung dan mencatat pemakaian jasa
tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak
langsung
4. Pemakaian fasilitas produksi 4. Menghitung dan mencatat biaya overhead pabrik
Bab 1 8
Konsep Biaya dan Akuntansi Biaya

5. Pengumpulan biaya produksi 5. Menghitung harga pokok produksi


6. Penyimpanan produk selesai 6. Menghitung dan mencatat persediaan produk
selesai
7. Menghitung dan mencatat persediaan produk
dalam proses
7. Penjualan 8. Menghitung dan mencatat harga pokok
penjualan.
9. Menghitung dan mencatat hasil penjualan

G. HUBUNGAN AKUNTANSI BIAYA DENGAN LAPORAN LABA RUGI


Output akuntansi biaya adalah informasi biaya yang disusun
dalam laporan biaya produksi. Laporan biaya produksi digunakan
sebagai dasar penyusunan laporan harga pokok produksi. Laporan
harga pokok produksi digunakan untuk membuat laporan harga pokok
penjualan, sedangkan laporan harga pokok penjualan digunakan
sebagai dasar penyusunan laporan rugi laba. Berikut ini gambar
keterkaitan antara laporan-laporan tersebut. Hubungan laporan biaya
dengan laporan rugi laba dapat digambarkan sebagai berikut:
Bab 1 9
Konsep Biaya dan Akuntansi Biaya

Gambar 1.3
Hubungan Antar Laporan Biaya

LAP. BIAYA PRODUKSI LAP. HRG. PK. PRODUKSI

BBB
P. BB AWAL XXX PERS. BDP.AWAL XXX
(+)PEMBELIAN XXX BIAYA PRODUKSI XXX (+)
XXX XXX
(-)P. BB. AKHIR XXX PERS. BDP AKHIR XXX (-)
XXX HPP XXX
BTKL XXX
BOP XXX
(+)
BIAYA PRODUKSI XXX

LAP. LABA- RUGI LAP. HRG. PK. PENJUALAN

PENJUALAN XXX
HPPj XXX PERS. BRG JADI AWAL XXX

LABA KOTOR XXX HPP XXX (+)


BIAYA USAHA XXX XXX
LABA BERSIH USAHA XXX PERS. BRG JADI AKHIR XXX (-)
BIAYA NON USAHA XXX HPPj XXX
LABA BERSIH SEBLM PJK XXX
TAKSIRAN PJK XXX
LABA BERSIH SETLH PJK XXX

H. Ikhtisar
Cost adalah pengorbanan sumber daya tertentu untuk
memperoleh manfaat di masa datang. Expense adalah biaya yang
digunakan dalam rangka menjalankan aktifitas untuk memperoleh
pendapatan. Cost terletak di neraca sebagai aset dan mempunyai
periode akuntansi yang lebih lama dan jumlah yang besar karena
merupakan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).
Akuntansi biaya adalah proses mengidentifikasi, mendefinisikan,
mengukur, melaporkan, dan menganalisa berbagai elemen biaya
Bab 1 10
Konsep Biaya dan Akuntansi Biaya

langsung maupun biaya tak langsung yang berhubungan dengan


pembuatan produk dan jasa. Tujuan akuntansi biaya adalah : (1)
menentukan harga pokok produk. (2) alat perencanaan dan
pengendalian biaya. (3) menyediakan informasi untuk pengambilan
keputusan, dan (4) sebagai alat untuk mengukur kinerja, kualitas
produk dan produktifitas. Akuntansi biaya merupakan sistem untuk
mengukur dan membebankan biaya ke obyek biaya. Pembebanan
biaya ke obyek biaya dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan
penelusuran langsung, penelusuran penggerak (driver), dan alokasi.
Bab 1 11
Konsep Biaya dan Akuntansi Biaya

Soal 1
Berikut ini informasi PT. Cinta selama tahun 20XX.
a. Pembelian bahan (langsung dan tak langsung) Rp 100.000.000.
b. Tidak ada persediaan awal bahan. Persediaan akhir bahan Rp
20.000.000 (Rp 3.000.000 merupakan ba
c. han tak langsung)
d. Pemakaian bahan tak langsung Rp 5.000.000
e. Biaya tenaga kerja Rp 95.000.000; Rp 25.000.000 dikategorikan sebagai
biaya tenaga kerja tak langsung.
f. Biaya pemeliharaan pabrik Rp 35.000.000
g. Biaya penjualan, umum dan administrasi Rp 40.500.000
h. Jumlah barang selesai 16.000 unit. Barang terjual 15.000 unit.
i. Harga jual Rp 20.000/unit
Berapakah:
1. Biaya utama (prime cost)
2. Biaya konversi (convertion cost)
3. Biaya produksi
4. Biaya periode
5. Harga pokok penjualan
6. Laba/Rugi perusahaan

Jawaban soal 1
Perhitungan:
 Pembelian bahan tak langsung=pemakaian bahan tak langsung +
persediaan akhir bahan tak langsung.
Pembelian bahan tak langsung= Rp 5.000.000 + Rp 3.000.000 = Rp
8.000.000
 Pembelian bahan langsung= Rp 100.000.000-Rp 8.000.000=Rp
92.000.000.
 Pemakaian bahan langsung= Rp92.000.000-(Rp20.000.000-
Rp3.000.000)=Rp75.000.000
 Biaya tenaga kerja langsung=Rp95.000.00-Rp25.000.000= Rp70.000.000
Bab 1 12
Konsep Biaya dan Akuntansi Biaya

 Biaya overhead pabrik=BOP+BB tak langsung+BTK tak


langsung=Rp35.000.000+Rp25.000.000+Rp5.000.000=Rp65.000.000
 Jadi BBB= Rp 75.000.000, BTKL Rp 70.000.000, BOP Rp65.000.000

Jawaban :
1. Biaya utama (prime cost): BBB+BTKL= Rp 75.000.000+ Rp70.000.000=Rp
145.000.000
2. Biaya konversi (convertion cost)= BTKL+BOP= Rp 70.000.000 +
Rp65.000.000= Rp 135.000.000
3. Biaya produksi = BBB+BTKL+BOP= Rp 75.000.000 + Rp70.000.000 + BOP
Rp65.000.000= Rp210.000.000
4. Biaya periode= Rp 40.500.000
5. HPP per unit = Rp210.000.000/16.000 unit= Rp13.125
6. Harga pokok penjualan= 15.000 unit* Rp13.125 = Rp196.875.000
7. Laba/Rugi perusahaan
Penjualan Rp 300.000.000
Harga Pokok Penjualan 196.875.000
Laba Kotor 103.125.000
Biaya operasi 40.500.000
Laba bersih Rp 62.625.000

Soal 2
Berikut ini saldo setelahpenyesuaian dari PT. Suci pada tanggal 31
Desember 20XX.
Pembelian bahan (langsung dan tak langsung) Rp 240.000.000
Biaya bahan langsung Rp 185.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 225.000.000
Biaya tenaga kerja tak langsung Rp 45.000.000
Asuransi pabrik Rp 6.000.000
Listrik dan sumber daya pabrik Rp 30.000.000
Penyusutan gedung pabrik Rp 10.500.000
Penyusutan gedung kantor Rp 19.000.000
Penyusutan mesin Rp 42.000.000
Pemeliharaan pabrik Rp 8.000.000
Administrasi umum Rp 38.000.000
Biaya pemasaran Rp 60.000.000
Data persediaan perusahaan adalah sebagai berikut:
Bab 1 13
Konsep Biaya dan Akuntansi Biaya

Persediaan 1 Januari 20XX 31 Desember 20XX


Bahan Rp 60.000.000 Rp 105.000.000
Barang dalam proses 18.500.000 35.000.000
Barang jadi 45.000.000 35.000.000

Diminta:
Hitunglah:
a. Biaya produksi
b. Harga pokok produksi
c. Harga pokok penjualan
d. Laba perusahaan jika terjual 8.000 unit dengan harga Rp 90.000 per
unit

Jawaban soal 2
a. Biaya produksi:
BBB 185.000.000
BTKL 225.000.000
BOP:
Bahan tak langsung 10.000.000 *)
TK tak langsung 45.000.000
Asuransi pabrik 6.000.000
Listrik dan sumber daya pabrik 30.000.000
Penyusutan gedung pabrik 10.500.000
Penyusutan mesin 42.000.000
Pemeliharaan pabrik 8.000.000 151.500.000
Biaya produksi 561.500.000

*) Total pemakaian bahan = 60.000.00+240.000.000-105.000.000 =195.000.000.


Pemakaian bahan tak langsung= 195.000.000-185.000.000= 10.000.000

b. Harga pokok produksi:


Persediaan awal barang dalam proses Rp 18.500.000
(+) Biaya produksi 561.500.000
(-) Persediaan akhir barang dalam proses (35.000.000)
Harga pokok produksi Rp 545.000.000

c. Harga pokok penjualan:


Bab 1 14
Konsep Biaya dan Akuntansi Biaya

Persediaan awal barang jadi Rp 45.000.000


(+) Harga pokok produksi 545.000.000
(-) Persediaan akhir barang jadi (35.000.000)
Harga pokok penjualan Rp 555.000.000

d. Laba
Penjualan Rp 720.000.000
(-) Harga pokok penjualan 555.000.000
Laba kotor 399.000.000
(-)Biaya operasi 117.000.000
Laba Rp 282.000.000

Soal 3
Beri

Anda mungkin juga menyukai