B. Terminologi Biaya
Apa yang dimaksud dengan biaya? Biaya umumnya didefinisikan sebagai kas atau setara kas
yang dikorbankan untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan dapat memberikan
manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi perusahaan. Terdapat empat unsur pokok
dalam definisi biaya tersebut:
1. Merupakan pengorbanan ekonomi
2. Diukur dalam satuan moneter/uang
3. Yang telah terjadi atau potensial akan terjadi
4. Dilakukan untuk tujuan tertentu
Contoh:
Membeli kain untuk memproduksi batik sebanyak 1.000 meter dengan harga Rp15.000 per
meter sehingga biaya kain tersebut Rp15.000.000,00. Artinya, untuk memperoleh bahan baku
kain diperlukan pengorbanan sejumlah uang. Uang yang dibayarkan dapat diukur nilainya,
yaitu Rp15.000.000,00. Pengorbanan tersebut telah terjadi dan dilakukan dengan suatu tujuan,
yaitu memproduksi batik.
1
C. Klasifikasi Biaya
Dalam akuntansi manufaktur, biaya dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok biaya.
Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan oleh tujuan yang diharapkan dari penggolongan
biaya tersebut. Hal ini dikenal dengan konsep “biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda”
(different cost for different purposes). Berikut ini adalah beberapa dasar yang digunakan dalam
klasifikasi biaya:
1. Elemen produk
a. Biaya bahan baku (raw material costs): semua pengeluaran perusahaan untuk
memperoleh bahan baku sampai bahan baku siap diproduksi.
b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour costs): pengeluaran perusahaan untuk
memberikan balas jasa kepada pekerja/karyawan.
c. Biaya overhead manufaktur (manufacturing overhead costs): semua pengeluaran
perusahaan untuk memproduksi barang, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja.
2. Ketertelusuran terhadap produk
a. Biaya langsung (direct costs): biaya yang dapat dilacak dengan mudah dan secara
ekonomis (dilacak) ke objek biaya.
b. Biaya tidak langsung (indirect costs): biaya yang tidak dapat dengan mudah atau
secara ekonomis ditelusuri ke objek biaya.
3. Hubungan dengan produksi
a. Biaya utama (prime costs): komponen utama biaya produksi, terdiri dari biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya konversi (conversion costs): biaya yang diperlukan untuk mengubah bahan
baku menjadi produk jadi, terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
4. Perilaku Biaya
a. Biaya variabel (variable costs): biaya yang jumlah totalnya akan berubah seiring
dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya tetap (fixed costs): biaya yang jumlah totalnya tetap selama rentang volume
kegiatan tertentu, tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan.
c. Biaya campuran (mixed costs): biaya yang memiliki karakteristik komponen biaya
variabel maupun biaya tetap, sebagian bersifat tetap sebagian lagi bersifat variabel.
2
5. Fungsi pokok
a. Biaya produksi (production costs): biaya yang dikeluarkan oleh fungsi produksi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi
b. Biaya pemasaran (marketing costs): biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan
produk perusahaan.
c. Biaya administrasi dan umum (administrative costs): biaya yang dikeluarkan oleh
fungsi-fungsi selain produksi dan pemasaran.
6. Periode
a. Biaya produk (products costs): biaya yang melekat pada nilai produk sampai produk
tersebut terjual, sehingga akan melekat dalam nilai persediaan produk dalam proses
maupun persediaan produk jadi.
b. Biaya periodik (periodic costs): biaya yang diakui sebagai biaya dari periode tertentu
dimana biaya tersebut terjadi, bukan bagian dari nilai sediaan produk.
7. Jangka waktu manfaat
a. Pengeluaran modal (capital expenditure): biaya yang mempunyai manfaat lebih dari
satu periode akuntansi.
b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure): biaya yang hanya memiliki manfaat
dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
3
Dasar Jenis Biaya Contoh Biaya
penggolongan (di usaha percetakan)
Fungsi pokok Biaya produksi Biaya kertas dan tinta, upah buruh,
upah lembur, biaya depresiasi mesin
Biaya pemasaran Biaya iklan, gaji karyawan pemasaran
Biaya administrasi dan umum Biaya gaji karyawan keuangan dan
akuntansi, biaya pemeriksaan akuntan
Ketertelusuran Biaya langsung Biaya kertas dan tinta
terhadap Upah karyawan produksi
produk Biaya tidak langsung Gaji supervisor produksi, bahan
penolong, biaya listrik & air
Periode Biaya produk Biaya kertas dan tinta, upah karyawan
produksi, biaya reparasi peralatan
Biaya periodik Aneka biaya pemasaran dan biaya
administrasi & umum
Jangka waktu Pengeluaran modal Biaya depresiasi, biaya amortisasi,
manfaat biaya deplesi
Pengeluaran pendapatan Biaya iklan, biaya telepon, biaya
tenaga kerja
Gambar di bawah ini menunjukkan metode pembebanan biaya yang dapat kita lakukan
terhadap masing-masing biaya tersebut.
4
Gambar 1. 1 Metode pembebanan biaya
Sumberdaya Biaya
Objek Biaya
Sumber: Hongren (2009)
5
biaya, yaitu hal apa saja - seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, kegiatan - yang kita
bisa mengukur dan membebankan biaya terhadapnya.
Berikutnya kita akan bahas tiga komponen biaya produksi secara lebih detail.
1. Biaya Bahan Baku
Bahan baku adalah barang-barang yang dibeli perusahaan untuk digunakan dalam proses
produksi dan menghasilkan barang jadi siap dipakai. Bahan baku dibagi menjadi dua yaitu
bahan baku utama dan bahan baku pembantu/penolong.
Biaya bahan baku adalah jumlah rupiah (biaya) yang melekat pada bahan baku yang
dimasukkan dalam produksi (cost of raw material used). Biaya bahan baku terdiri dari semua
pengeluaran perusahaan untuk memperoleh bahan baku sampai bahan baku siap diproduksi.
Harga bahan baku, potongan dan retur, ongkos angkut, biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan bahan baku merupakan elemen yang membentuk biaya bahan baku.
Dalam suatu periode akuntansi harga bahan baku berfluktuasi sehingga harga beli bahan baku
tidak sama antara pembelian satu dengan pembelian berikutnya. Oleh karena itu, persediaan
bahan baku yang ada di gudang mempunyai harga pokok per satuan yang berbeda-beda
meskipun jenisnya sama. Hal ini menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok bahan
baku yang dipakai dalam produksi. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan metode
penentuan harga pokok bahan baku tertentu dalam produksi (materials costing methods). Ada
beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan harga pokok bahan baku, yaitu:
6
Dalam metode ini, setiap jenis bahan baku yang ada di gudang harus diberi tanda pada
harga pokok per satuan berapa bahan baku tersebut dibeli. Setiap pembelian bahan baku
yang harga per satuannya berbeda dengan harga persatuan bahan baku yang sudah ada di
gudang, harus dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda pada harga berapa bahan
tersebut dibeli. Dalam metode ini, tiap-tiap jenis bahan baku yang ada di gudang jelas
identitas harga pokoknya, sehingga setiap pemakaian bahan baku dapat diketahui harga
pokok per satuannya secara tepat. Kesulitan yang timbul dari pemakaian metode ini adalah
terletak dalam penyimpanan bahan baku di gudang.
7
untuk tahun anggaran tertentu. Pada saat dipakai, bahan baku dibebankan kepada produk
pada harga standar tersebut.
Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada semua
karyawan. Biaya tenaga kerja di pabrik digolongkan ke dalam biaya tenaga kerja langsung dan
biaya tenaga kerja tidak langsung.
a. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap proses
pengolahan barang, baik menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan
mesin. Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan sebagai
biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja langsung meliputi semua kontraprestasi
yang diberikan kepada tenaga kerja langsung. Contohnya upah pekerja di departemen
produksi.
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Tarif Upah x Jam Kerja Karyawan
8
produk, karena itu diperlakukan sebagai Biaya Overhead Pabrik. Contohnya pengawas
(mandor), administrasi dan pemeriksa produk.
Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi
9
b. Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala
6) Biaya Overhead Pabrik Lain yang Secara Langsung Memerlukan Pengeluaran Uang
Tunai
Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya
reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya.
Dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik harus diperhatikan tingkat kegiatan
(kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik. Ada tiga
macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead
pabrik: kapasitas praktis, kapasitas normal, dan kapasitas sesungguhnya yang diharapkan.
Penentuan kapasitas praktis dan kapasitas normal dapat dilakukan dengan lebih dulu
menentukan kapasitas teoritis, yaitu volume produksi maksimum yang dapat dihasilkan
oleh pabrik.
10
2) Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk
Setelah anggaran biaya overhead pabrik disusun, langkah selanjutnya adalah memilih
dasar yang akan dipakai untuk membebankan secara adil biaya overhead pabrik kepada
produk. Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya
a) Satuan Produk
Metode ini adalah yang paling sederhana dan yang langsung membebankan biaya
overhead pabrik kepada produk. Beban biaya overhead pabrik untuk setiap produk
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Taksiran Biaya Overhad Pabrik
Tarif BOP per Unit =
Taksiran Satuan Produk yang Dihasilkan
Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu macam
produk. Bila perusahaan menghasilkan lebih dari satu macam produk yang serupa dan
berhubungan erat satu dengan yang lain (perbedaannya hanya pada berat atau
volume), pembebanan biaya overhead pabrik dapat dilakukan dengan dasar
tertimbang atau dasar nilai (point-basis). Jika dasar berat dan volume tidak
menghasilkan pembebanan yang wajar atas overhead maka metode ini dapat
diperbaiki dengan memberikan sejumlah poin ke setiap produk untuk
mengkompensasi perbedaan dalam jumlah sumber daya yang dikonsumsi.
11
menerima beban biaya overhead pabrik yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
produk yang kedua.
12
e) Jam Mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (misalnya
bahan bakar atau listrik yang dipakai untuk menjalankan mesin), maka dasar yang
dipakai untuk membebankannya adalah jam mesin.
Taksiran Biaya Overhad Pabrik
Tarif BOP per Unit =
Taksiran Jam Biaya Kerja Mesin
13
3. Tahap 3: Harga pokok produksi $104,000 dihitung dengan rumus: persediaan barang awal
($6,000) ditambah total biaya produksi ($105,000) dikurangi sediaan barang akhir
($7,000). Informasi harga pokok produksi ini selanjutnya digunakan untuk menghitung
sediaan barang jadi yang tersedia untuk dijual. Sediaan barang jadi yang tersedia untuk
dijual diperoleh dari sediaan barang jadi awal ($22,000) ditambah dengan sediaan barang
jadi ($104,000), hasilnya $126,000.
4. Tahap 4: Untuk menghitung harga pokok penjualan: sediaan barang jadi yang siap untuk
dijual ($126,000) dikurangi dengan sediaan barang jadi akhir ($18,000), hasilnya
$108,000. Apabila diketahui penjualan sebsar $210,000 maka jumlah laba kotor menjadi
$102,000 ($210,000 - $108,000). Selanjutnya laba kotor dikurangi dengan biaya periode
sebesar $70,000 (seperti biaya pengembangan, biaya desain, biaya pemasaran, biaya
distribusi, biaya jasa konsumen), hasil laba bersih menjadi $32,000.
H. Dokumen Transaksi
Dokumen transaksi untuk perusahaan manufaktur secara umum meliputi transaksi yang
menyangkut aktivitas produksi dan aktivitas penjualan hasil produksi. Dokumen transaksi
aktivitas penjualan perusahaan manufaktur pada dasarnya tidak berbeda dengan transaksi yang
digunakan perusahaan jasa dan dagang. Dokumen transaksi yang menyangkut aktivitas
produksi pada umumnya merupakan dokumen transaksi internal, antara lain:
14
1. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang sebagai bukti transaksi pemakaian
2. Kartu jam kerja atau kartu tugas, daftar gaji dan upah sebagai bukti pemakaian tenaga kerja
4. Laporan produk selesai sebagai dokumen pencatatan harga pokok yang ditransfer ke
1. Akun Sediaan Bahan Baku, sebagai tempat mencatat mutasi bahan baku.
2. Akun Gaji dan Upah, sebagai tempat mencatat gaji dan upah yang terjadi pada suatu
periode, baik gaji dan upah bagian produksi maupun bagian penjualan dan administrasi
umum.
3. Akun Biaya Overhead Pabrik, sebagai tempat menampung biaya-biaya produksi selain
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
4. Akun Barang Dalam Proses (BDP), sebagai tempat menampung biaya produksi yang
terjadi dalam suatu periode. Akun tersebut dapat dipecah menjadi BDP-Biaya Bahan Baku,
BDP-Biaya Tenaga Kerja, dan akun BDP-Biaya Overhead Pabrik.
5. Akun Sediaan Produk Jadi, sebagai tempat mencatat harga pokok barang yang belum
selesai selama diproses pada akhir periode.
6. Akun Harga Pokok Penjualan, sebagai tempat mencatat harga pokok produk yang dijual.
15
Barang dalam proses Rp xxx
Sediaan bahan baku Rp xxx
*Catatan: Semua rekening yang dikredit dapat diganti dengan akun Biaya Overhead
Pabrik Dibebankan.
4. Prosedur pencatatan pemindahan produk selesai dari pabrik ke gudang produk jadi
Sediaan produk jadi Rp xxx
Barang dalam proses Rp xxx
Variasi dari jurnal-jurnal dasar di atas sangat dimungkinkan. Sepanjang perhitungan dan
pencatatan semua biaya mulai dari proses produksi hingga produk selesai dijual menghasilkan
perhitungan yang sama, perbedaan pencatatan jurnal tidak menjadi persoalan. Berikut ini
disajikan ilustrasi pencatatan jurnal umum perusahaan manufaktur, silahkan Anda cermati
dengan seksama.
16
Ilustrasi pencatatan pemakaian bahan baku
Perusahaan manufaktur mencatat persediaan bahan baku menurut sistem perpetual. Data
mutasi persediaan bahan baku pada bulan Juli 2018, antara lain:
Juli 1 Nilai persediaan bahan baku per tanggal 1 Juli 2018 sebesar Rp22.500.000,00
Juli 5 Pembelian bahan baku secara kredit seharga Rp 5.000.000,00
Juli 10 Pemakaian bahan baku dalam proses produksi seharga Rp20.000.000,00
17
Data daftar gaji dan upah di atas, lebih dahulu dicatat dalam akun Gaji dan Upah dengan jurnal
sebagai berikut:
31 Juli Gaji dan Upah 63,400,000
Utang gaji dan upah 59,420,000
Dana pensiun 1,850,000
Utang PPh pasal 21 1,280,000
Piutang pada karyawan 850,000
Dengan anggapan perusahaan yang bersangkutan membuat lebih dari satu jenis produk
sehingga biaya tenaga kerja tidak langsung dicatat dalam akun BOP sesungguhnya. Jumlah
debet akun Gaji dan upah Rp63.400.000,00 dari pos jurnal di atas, dialokasikan pada akun-
akun tempat pembebanannya dengan jurnal sebagai berikut:
31 Juli BDP - Biaya tenaga kerja 39,400,000
BOP sesungguhnya 8,800,000
Biaya gaji bagian penjualan 7,400,000
Biaya gaji bagian adm. dan umum 7,800,000
Gaji dan upah 63,400,000
Biaya tenaga kerja langsung menjadi bagian dari harga pokok produk, sehingga dari akun gaji
dan upah dialokasikan pada akun BDP – Biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja tak langsung
dialokasikan pada akun BOP Sesungguhnya. Apabila BOP yang dibebankan pada produk BOP
yang sesungguhnya, seperti pada perusahaan yang membuat satu jenis produk, maka biaya
tenaga kerja tidak langsung dialokasikan pada akun BDP – Biaya overhead pabrik. Apabila
BOP sesungguhnya yang dibebankan pada produk, prosedur pencatatan biaya tenaga kerja
digambarkan dalam hubungan akun buku besar yang terkait tampak sebagai berikut:
18
Gambar 1. 3 Aliran pencatatan biaya tenaga kerja yang digunakan
Daftar Gaji dan Upah
BDP - BTK
Dana pensiun
19
Biaya–biaya overhead pabrik yang sesungguhnya tersebut ditampung dalam akun BOP
sesungguhnya dengan jurnal sebegai berikut:
BOP Sesungguhnya 25,800,000
Sediaan bahan penolong 5,200,000
Gaji dan upah 5,500,000
Akum.penyst. Mesin 3,000,000
Akum.penyst. Gedung 1,500,000
Biaya pemeliharaan mesin 1,750,000
Biaya listrik pabrik 3,000,000
Biaya produksi tidak langsung lain-lain 5,850,000
Apabila biaya overhead pabrik yang sesungguhnya tidak ditulis rinciannya, akun yang dikredit
dalam jurnal digunakan “Akun-akun yang harus dikredit”. Seperti contoh diatas, BOP
sesungguhnya berjumlah Rp25.800.000,00. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
sebagai berikut:
BOP Sesungguhnya 25,800,000
Akun-akun yang harus dikredit 25,800,000
Dari data contoh di atas, jam kerja mesin yang sesungguhnya dapat dicapai 16.000 jam.
Tarif BOP Rp1.500.000,00 per jam mesin. Dari data tersebut, BOP yang dibebankan pada
produk sebesar 16.000 x Rp1.500,00 = Rp24.000.000,00. Pencatatan jurnalnya sebagai
berikut:
BDP- Biaya overhead pabrik 24,000,000
BOP yang dibebankan 24,000,000
Selisih biaya overhead pabrik akan tampak dalam akun BOP sesungguhnya setelah saldo
akun BOP Dibebankan ditutup (dipindahkan) ke dalam akun BOP sesungguhnya.
Selanjutnya saldo akun BOP sesungguhnya (selisih BOP), dipindahkan ke dalam akun
Selisih BOP. Sebagai contoh, berdasarkan data pos jurnal di atas akun BOP Dibebankan
kredit Rp24.000.000,00. Jumlah ini dipindahkan ke dalam akun BOP sesungguhnya
dengan jurnal sebagai berikut:
20
BOP dibebankan 24,000,000
BOP sesungguhnya 24,000,000
Dari pos jurnal pencatatan BOP yang sesungguhnya dan pos jurnal yang terakhir diatas,
akun BOP Sesungguhnya menunjukkan saldo debet (selisih BOP) sebesar
Rp1.800.000,00. Jumlah tersebut dipindahkan ke dalam akun Selisih BOP dengan jurnal
sebagai berikut:
Selisih BOP 1,800,000
BOP sesungguhnya 1,800,000
Dari pos-pos jurnal di atas, akun BOP Sesungguhnya menunjukkan data seperti di bawah ini:
Tabel 1. 2 Akun BOP Sesungguhnya
Saldo
Tgl Keterangan Debit Kredit Debit Kredit
Posting 25,800 - 25,800 -
Posting - 24,000 1,800 -
Posting - 1,800 - -
Akun BOP sesungguhnya di atas bersaldo nol, demikian pula akun BOP Dibebankan.
Sementara itu, akun Selisih BOP menunjukkan saldo debet Rp1.800.000,00 (selisih
merugikan). Pada akhir periode, Selisih BOP dipindahkan (dibebankan) pada Harga Pokok
Penjualan. Apabila BOP yang dibebankan pada produk ditetapkan berdasarkan tarif, prosedur
pencatatan biaya overhead pabrik, dapat digambarkan seperti di bawah ini.
21
Gambar 1. 4 Aliran pencatatan biaya overhead pabrik
BDP - BOP
Macam rekening
HPP
Selisih BOP
Alur prosedur pencatatan biaya produksi dapat digambarkan dalam hubungan akun-akun buku
besar seperti dibawah ini:
HPP
22
Perhatikan bagan diatas!
1. Bahan baku, tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang digunakan/dipakai dalam proses
2. Harga pokok produk yang selesai diproses, dari akun Barang Dalam Proses dipindahkan
ke dalam akun Persediaan Produk Jadi
3. Harga pokok barang yang belum selesai di proses pada akhir periode, dipindahkan dari
akun Barang Dalam Proses ke dalam akun Persediaan Barang Dalam Proses. Kegiatan
4. Harga pokok produk yang dijual, dipindahkan dari akun Persediaan Produk Jadi ke dalam
5. Harga pokok barang yang dijual dalam suatu periode, dipidahkan dari akun Harga Pokok
Penjualan ke dalam akun Ikhtisar Laba Rugi.
23
Berikut ini adalah tabel ringkasan contoh pencatatan transaksi akuntansi perusahaan
manufaktur:
24
K. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur digunakan untuk menyesuaian akun sediaan
baik sediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Adapun ayat jurnalnya sebagai
berikut:
1. Jurnal Penyesuaian untuk Biaya bahan baku, terdiri atas:
a. Jurnal penyesuaian untuk memindahkan pembelian bersih ke persediaan bahan baku:
Sediaan bahan baku Rp xxx
Potongan pembelian bahan baku Rp xxx
Retur pembelian bahan baku Rp xxx
Pembelian bahan baku Rp xxx
Biaya angkut pembelian Rp xxx
b. Jurnal penyesuaian untuk mencatat dan memindahkan biaya bahan baku ke persediaan
produk dalam proses:
Sediaan barang dalam proses Rp xxx
Sediaan bahan baku Rp xxx
2. Jurnal penyesuaian untuk biaya tenaga kerja langsung, yaitu untuk memindahkan ke
persediaan produk dalam proses
Sediaan barang dalam proses Rp xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp xxx
25
b. Jurnal penyesuaian untuk mengumpulkan BOP
BOP Rp xxx
Biaya bahan penolong Rp xxx
BTK-Tidak Langsung Rp xxx
Penyusutan mesin Rp xxx
Penyusutan peralatan pabrik Rp xxx
BOP lain-lain Rp xxx
26
Ilustrasi kasus:
Berikut ini adalah informasi neraca saldo PT. Kepompong:
PT KEPOMPONG
NERACA SALDO
31 Desember 2017
Kas 16,000,000
Piutang 80,000,000
Cadangan kerugian piutang 8,000,000
Sediaan bahan baku 32,800,000
Sediaan barang dalam proses 16,000,000
Sediaan barang jadi 64,000,000
Perlengkapan kantor 8,400,000
Perlengkapan pabrik 12,800,000
Asuransi dibayar di muka 9,600,000
Gedung 60,000,000
Akum.penyst. Gedung 12,000,000
Peralatan pabrik 40,000,000
Akum.penyst.peralatan pabrik 8,000,000
Tanah 40,000,000
Utang dagang 36,000,000
Modal saham 200,000,000
Laba ditahan 81,200,000
Penjualan 204,000,000
Pembelian bahan baku 68,000,000
Biaya angkut pembelian 4,000,000
Retur pembelian 2,000,000
Upah langsung 28,000,000
Upah tidak langsung 16,000,000
Gaji pegawai produksi 6,000,000
Biaya pemeliharaan mesin 4,000,000
Biaya penjualan 8,400,000
Biaya iklan 2,400,000
Biaya administrasi dan umum 32,000,000
Biaya lain-lain 2,800,000
Jumlah 551,200,000 551,200,000
27
6. Upah langsung yang belum dibayar Rp4.000.000,00
7. Gaji pengawas produksi yang belum dibayar Rp2.000.000,00
8. Sediaan bahan baku Rp40.000.000,00; barang dalam proses Rp20.000.000,00; barang jadi
Rp7.000.000,00
Buatlah jurnal penyesuaian PT Kepompong untuk tahun 2017!
Jawab:
28
Tanggal Akun Debit Kredit
29
L. Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur
Sama dengan perusahaan jasa dan dagang, perusahaan manufaktur juga menyusun laporan laba
rugi. Jika pada perusahaan dagang harga pokok penjualan dihitung berdasarkan sediaan awal
ditambah pembelian dan dikurangi sediaan akhir, pada perusahaan manufaktur harga pokok
penjualan belum dapat ditentukan sebelum harga pokok produksi diketahui. Harga pokok
produksi adalah kumpulan biaya produksi selama satu siklus akuntansi biaya. Berikut ini
adalah ilustrasi perhitungan harga pokok produksi:
PT HIMALAYA
Laporan Harga Pokok Produksi
untuk tahun 2017
Bahan Baku
Sediaan bahan baku awal 28,000,000
Pembelian 84,600,000
Bahan baku siap digunakan 112,600,000
Sediaan bahan baku akhir 18,000,000
Bahan baku yang digunakan 94,600,000
Tenaga kerja langsung 88,400,000
Overhead pabrik:
Bahan baku penolong 13,600,000
Supplies 6,400,000
Gaji mandor 15,200,000
Tenaga kerja tidak langsung 9,000,000
Asuransi 7,400,000
Penyusutan 14,800,000
Listrik dan air 10,200,000
Pemeliharaan 5,600,000
Teknik produksi 7,000,000
Total overhead pabrik 89,200,000
Jumlah biaya produksi 272,200,000
Sediaan barang dalam proses awal 42,000,000
Harga pokok barang siap diproduksi 314,200,000
Sediaan barang dalam proses akhir 38,000,000
Harga Pokok Produksi 276,200,000
Setelah harga pokok produksi diketahui maka harga pokok penjualan dapat dihitung dengan
menambahkan harga pokok produksi dengan sediaan barang jadi awal dikurangi sediaaan
barang jadi akhir. Berikut ini ilustrasinya:
30
PT HIMALAYA
Laporan Harga Pokok Penjualan
untuk tahun 2017
Setelah harga pokok penjualan diketahui dan ditandingkan (match) dengan penjualan maka
diperoleh laba kotor. Laba kotor dikurangi dengan biaya usaha akan menghasilkan laba usaha.
Selanjutnya jika ditambah dengan dengan pendapatan di luar usaha dan dikurangi biaya di luar
usaha serta pos-pos luar biasa dan pajak maka akan dihasilkan laba bersih. Laporan laba rugi
perusahaan manufaktur dapat disusun sebagai berikut:
PT HIMALAYA
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Untuk Tahun yang Berakhir 2017
Penjualan 600,000,000
Harga pokok penjualan 293,000,000
Laba kotor 307,000,000
Biaya penjualan 70,000,000
Biaya adm.&umum 85,000,000
Biaya bunga -5,000,000
Pajak final -22,200,000
127,800,000
Laba sebelum pajak 179,200,000
Pajak penghasilan -67,400,000
Laba periode berjalan 111,800,000
Catatan:
Seluruh laba periode berjalan dan laba komprehensif lain diatribusikan
kepada pemilik entitas
31
PT HIMALAYA
Laporan Perubahan Posisi Keuangan
31 Desember 2017
ASET
Aset Lancar
Kas 28,600,000
Deposito 7,000,000
Piutang 15,000,000
Persediaan 16,000,000
Biaya dibayar dimuka 2,500,000
Total Aset Lancar 69,100,000
Aset Tetap
Aset tetap 206,000,000
Properti investasi 47,000,000
Aset tidak berwujud 53,500,000
Aset pajak tangguhan 5,700,000
Total Aset tetap 312,200,000
Total Aset 381,300,000
Ekuitas
Modal saham 50,000,000
Laba ditahan 231,300,000
Jumlah Ekuitas 281,300,000
Total Liabilitas dan Ekuitas 381,300,000
32
PT HIMALAYA
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun yang Berakhir 2017
PT HIMALAYA
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Tahun yang Berakhir 2017
33
M. Jurnal Penutup
Jurnal penutup untuk perusahaan manufaktur tidak jauh berbeda dengan jurnal penutup pada
perusahaan jasa maupun dagang. Hal yang membedakan pada jurnal penutup perusahaan
manufaktur adalah akun yang terkait dengan kegiatan produksi harus ditutup. Akun “Ikhtisar
Harga Pokok Produksi” digunakan untuk menutup semua akun yang ada dalam laporan harga
pokok produksi. Seperti telah dijelaskan di awal pada materi biaya overhead pabrik (BOP),
perusahaan manufaktur pada umumnya membuat estimasi BOP sehingga pada akhir periode
akan muncul perbedaan antara BOP yang dianggarkan dengan BOP yang sesungguhnya. Akun
BOP yang dianggarkan ini harus ditutup. Jurnal penutup untuk transaksi tersebut adalah:
31 Des Biaya overhead pabrik dianggarkan Rp xxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp xxx
34