net/publication/333557450
CITATIONS READS
0 19
4 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Dwi cahyono Cahyono on 02 June 2019.
MANAGEMENT
AUDIT
Teori, Konsep & Aplikasi
Oleh:
Dr. Dwi Cahyono, SE, M.Si, Akt
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jember
ISBN 979-25-4905-6
i
Hak cipta dilindungi undang-undang, Dilarang memperbanyak buku ini
sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan dengan cara apapun juga, baik
secara mekanis maupun elektronis, termasuk fotocopi, rekaman, dan lain-
lain tanpa izin tertulis dari penerbit.
MANAGEMENT AUDIT
Oleh : Dr. Dwi Cahyono, SE, M.Si, Akt
ii
KATA PENGANTAR
Wassalam
Hormat saya,
iii
iv
DAFTAR ISI
v
Contoh Produk-Produk ISO ---------------------------------------------------------------------- 95
Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab ---------------------------------------------------------- 97
BAB VIII : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE ------- 101
8.1 Pendahuluan ------------------------------------------------------------------------------------ 103
8.2 Sistem Mutu Malco Baldrige ---------------------------------------------------------------- 104
8.3 Interpretasi Sistem Mutu --------------------------------------------------------------------- 106
8.3.1 Organizational Description (Uraian Organisasi) ------------------------------------ 106
8.3.2 Organizational Challenges (Tantangan Organisasi) ------------------------------- 106
8.3.3 Leadership (Kepemimpinan) ------------------------------------------------------------- 107
8.3.4 Strategic Planning (Perencanaan Strategis) ----------------------------------------- 107
8.3.5 Student, Stakeholder And Market ------------------------------------------------------ 107
8.3.6 Measurement, Analysis And Knowledge Management --------------------------- 108
8.3.7 Faculty And Staff Focus (Staf Dan Pengajar) --------------------------------------- 108
8.3.8 Process Management (Proses Manajemen)----------------------------------------- 108
8.3.9 Organizational Performance Result (Hasil Performansi Organisasi) ---------- 108
8.4 Tahap Implementasi -------------------------------------------------------------------------- 109
8.5 Kesimpulan -------------------------------------------------------------------------------------- 109
8.6 Contoh Implementasi Sistem Mutu Malcom Baldrige Di Perguruan Tinggi ---- 109
vi
SASARAN BELAJAR
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini peserta belajar diharapkan:
Mampu menggambarkan proses pemeriksaan manajemen.
Mampu mengklasifikasi manajemen dan good management practises
Mampu membedakan manajemen audit dan audit laporan keuangan
Memahami prinsip-prinsip dasar dalam management audit
Terampil menyiapkan pendekatan awal untuk melakukan management
audit
1
BAB 1: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN
2
MANAGEMENT AUDIT
BAB 1
PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN
Setelah anda membaca ini bab ini diharapkan anda dapat memahami
istilah-istilah yang digunakan dalam management audit, hubungan audit dengan
kegiatan manejemen dan tanggung-jawab audit, serta bukti- bukti yang
diperlukan dalam audit. Selain itu diharapkan anda juga memahami definisi
tentang performance audit, management auditing dan program auditing.
Bagaimana anda dapat mengklasifikasikan hasil audit apakah untuk ekonomi
dan efisiensi (audit manajemen) atau efektivitas (audit program). Standard audit
yang dapat diaplikasikan dalam organisasi pemerintahan, kegiatan, program dan
fungsi.
Elemen-elemen itu akan ditemukan dalam kesimpulan pada kegiatan audit
yang mengarah pada peningkatan kinerja manajemen perusahaan atau kinerja
sumberdaya manusia secara individual, dan yang terakhir setelah anda
membaca bab ini anda akan mengetahui pengetahuan apa saja yang diperlukan
dalam pelaksanaan audit agar menghasilkan kualitas management audit yang
berkualitas.
1. PENDAHULUAN
Tak seorangpun mengetahui audit yang pertama dibuat, tetapi ada bukti
yang menyatakan bahwa pada awal peradaban menyajikan beberapa format yang
meninjau ulang dan mengomentari tanggung-jawab seseorang atau kelompok
orang kepada pihak lain.Tetapi pemeriksaan ini sangat berbeda dari apa yang kita
pelajari dengan yang dipraktekkan sepanjang awal abad ke duapuluh ini.
Sedangkan tujuan pengujian rekening atau tanggung jawab yang
digunakan adalah untuk mendeteksi penipuan yang diperlukan suatu ketelitian,
tujuan utama audit sekarang ini akan menyatakan pendapat atas kewajaran
laporan keuangan sedangkan tujuan dari pemeriksaan manajemen adalah untuk
memastikan pemenuhan atas hukum, kebijakan dan peraturan.
3
BAB 1: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN
3. PEMERIKSAAN MANAJEMEN
4
MANAGEMENT AUDIT
a. Apakah aktivitas diotorisasi dan dilaksanakan untuk dan dengan cara yang
dikehendaki atau direncakanan.
b. Apakah aktivitas dilaksanakan secara efektif, efisien dan ekonomis.
c. Apakah sumber-sumber aktivitas dikontrol secara memadai dan digunakan
secara efektif, efisien dan ekonomis.
d. Apakah pendapatan dan penerimaan dikontrol dan dipertanggungjawabkan
dengan tepat.
e. Apakah aktivitas atau objek yang diperiksa mempunyai atau
menyelenggarakan sistem akuntansi yang tepat untuk menghasilkan
laporan kinerja keuangan yang dapat dipercaya.
f. Apakah laporan aktivitas yang disampaikan kepada pimpinan yang lebih
tinggi dibuat dengan benar dan tepat dan lain-lain.
harus dilakukan sebuah proses “pemastian pelaksanaan” atau kita kenal dengan
istilah Actuating. Langkah terakhir adalah “pemastian pencapaian sasaran” atau
Proses Manajemen Kegiatan yang Sistem Infomasi Manajemen
dilakukan
PLANNING pemastian SASARAN Action Plan
ORGANIZING pemastian TUGAS Job Description
ACTUATING pemastian Dinamika Kelompok
PELAKSANAAN (Motivasi dan Komunikasi)
6
MANAGEMENT AUDIT
7
BAB 1: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN
8
MANAGEMENT AUDIT
10
MANAGEMENT AUDIT
4.3. Kompetensi.
Konsep kompetensi sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Menurut
Organisasi Industri Psikologi Amerika (Mitrani, Palziel dan Fitt, 1992) gerakan
tentang kompetensi telah dimulai pada tahun 1960 dan awal 1970. Menurut
gerakan tersebut banyak hasil studi yang menunjukkan bahwa hasil test sikap
dan pengetahuan, prestasi belajar di sekolah dan diploma tidak dapat
memprediksi kinerja atau keberhasilan dalam kehidupan. Unsur tersebut sering
menimbulkan bias terhadap minoritas, wanita dan orang yang berasal dari strata
sosiol ekonomi yang rendah. Temuan tersebut telah mendorong dilakukan
11
BAB 1: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN
12
PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN
KEUANGAN
SASARAN BELAJAR
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini peserta belajar diharapkan:
Mampu menggambarkan proses pemeriksaan manajemen keuangan.
Mampu membuat peta kinerja manajemen keuangan
Mampu membuat action plan untuk program peningkatan kinerja
keuangan
13
14
MANAGEMENT AUDIT
BAB 2
PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN
KEUANGAN
Pemeriksaan kinerja manajemen keuangan berbeda dengan pemeriksaan
laporan keuangan perusahaan atau audit laporan keuangan. Audit laporan
keuangan adalah audit yang meliputi penghimpunan dan pengevaluasian bukti
mengenai laporan keuangan suatu entitas yang bertujuan memberikan pendapat
apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prisip
akuntansi yang berterima umum.
Sedangkan pemeriksaan kinerja majamen keuangan adalah pemeriksaan
yang dilakukan terhadap kinerja-kinerja keuangan perusahaan atau organisasi
apakah sudah memenuhi target yang sudah ditetapkan. Dalam melakukan
pemeriksaan kinerja manajemen keuangan, pemeriksa diharapkan dapat
menentukan dan membuat kesepakatan terdahulu dengan objek pemeriksaan,
indikator-indikator keuangan apa saja yang digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan.
Menurut Kaplan (1996) pada saat perusahaan melakukan pengukuran
secara finansial, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mendeteksi
keberadaan industri yang dimilikinya, Kaplan menggolongkan tiga tahap-tahap
perkembangan industri yaitu growth, sustain, dan harvest.
GROWTH (TUMBUH)
Perusahaan yang sedang tumbuh berada pada awal siklus hidup
perusahaan. Mereka menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi
pertumbuhan. Untuk memanfaatkan potensi ini, mereka harus melibatkan sumber
daya yang cukup banyak untuk mengembangkan dan meningkatkan berbagai
produk dan jasa baru, membangun dan memperluas fasilitas produksi,
membangun kemampuan operasi menanamkan investasi dalam sistem,
infrastruktur, dan jaringan distribusi yang akan mendukung terciptanya hubungan
global dan mengembangkan hubungan yang erat dengan pelanggan.
15
BAB 2: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN KEUANGAN
SUSTAIN (BERTAHAN)
Sebagian besar unit bisnis dalam sebuah perusahaan mungkin berada dalam
tahap bertahan, situasi dimana unit bisnis masih memiliki daya tarik bagi
penanaman investasi dan investasi ulang, tetapi diharapkan mampu
menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi. Unit bisnis seperti ini
diharapkan mampu mempertahankan pangsa pasar yang memiliki dan secara
bertahap tumbuh dari tahun ke tahun.
Tujuan finansial pada tahap bertahan berkaitan dengan profitabilitas seperti laba
operasi dan gross margin. Ukuran yang digunakan untuk unit bisnis seperti ini
menyelaraskan laba akuntansi yang dihasilkan dengan tingkat investasi yang
ditanamkan. Ukuran seperti tingkat pengembalian investasi, return on capital
employed, dan nilai tambah ekonomis.(EVA)
HARVEST (MENUAI)
Sebagian unit bisnis akan mencapai tahap kedewasaan dalam siklus hidupnya,
tahap di mana perusahaan ingin “menuai” investasi yang dibuat pada dua tahap
sebelumnya. Bisnis tidak lagi membutuhkan investasi yang besar, cukup untuk
pemeliharaan peralatan dan kapabilitas, bukan perluasan atau pembangunan
berbagai kapabilitas baru. Tujuan finansial keseluruhan untuk bisnis pada tahap
menuai adalah arus kas kembali ke operasi (sebelum depresiasi) dan
penghematan berbagai kebutuhan modal kerja.
Neraca (Balanced sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri
pada saat tertentu, dan laporan Rugi Laba mencerminkan hasil-hasil yang dicapai
selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun. Dalam
mengadakan interpretasi dan analisa laporan keuangan suatu perusahaan
diperlukan ukuran atau yard stick tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam
analisa keuangan adalah rasio. Penganalisa keuangan dapat menggunakan dua
macam cara perbandingan yaitu (Bambang Riyanto, 1996)
16
MANAGEMENT AUDIT
a. Current Ratio
Current Ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar
disini meliputi kas, Piutang Usaha, efek, dan aktiva lancar lainnya.
Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang wesel,
hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera harus dibayar.
Rumus Current Ratio adalah:
Current Ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
b. Cash Ratio
Cash Ratio adalah rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva
lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Aktiva
lancar yang bisa segera menjadi uang kas adalah efek atau surat
berharga. Dengan demikian rumus untuk Cash Ratio adalah sebagai
berikut:
Cash Ratio = Kas + Efek
Hutang Lancar
17
BAB 2: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN KEUANGAN
a. Profit Margin
Profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan pendapatan yang
dicapai. Rumus yang bisa digunakan adalah sebagai berikut:
d. Return on Invesment
Return on Invesment merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup
investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur
rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT.
a. Perputaran Piutang
Perputaran piutang atau receivable turnover merupakan ukuran
efektifitas pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang,
semakin efektif perusahan dalam mengelola piutangnya. Piutang
berkaitan dengan pendapatan kredit, sehingga rumus untuk
menghitung perputaran piutang adalah:
Rasio total hutang terhadap total aktiva biasanya disebut rasio hutang, Rasio ini
mengukur prosentase terhadap besarnya dana yang berasal dari hutang. Yang
dimaksud dengan hutang adalah semua hutang yang dimiliki perusahaaan baik
hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Kreditor lebih menyukai
debt ratio yang rendah sebab tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik.
19
BAB 2: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN KEUANGAN
Rasio hutang dengan modal sendiri merupakan perbandingan antara hutang yang
dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal
sendiri semakin sedikit dibandingkan dengan hutangnya. Bagi perusahaan,
sebaiknya besar hutang tidak melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak
terlalu tinggi.
Contoh lain, bagi seorang pemegang kas, salah satu ukuran keberhasilannya
adalah tingkat akurasi (ketelitian) penghitungan uang yang diterima atau
dikeluarkan. Sekali lagi seluruh kegiatan yang dilakukan harus dapat dinyatakan
ukuran keberhasilannya. Beberapa kata yang biasa digunakan untuk mengukur
kinerja sebuah kegiatan adalah :
a. akurasi
b. prosentasi
c. lama waktu
d. jumlah
e. frekwensi
f. kecepatan
Berikut ini saudara akan melakukan audit kinerja manajemen keuangan sebuah
perguruan tinggi swasta (PTS) . Pada akhir audit selesai saudara diminta untuk
dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada manajemen agar pihak
manajemen dapat memperoleh informasi untuk pengambilan keputusan khusus
yang berkaitan dengan keuangan sebuah PTS. Untuk itu tentukan Key
Performance Indikator (KPI) berikut dan sesuaikan dengan kondisi dilapangan
serta didiskusikan dengan yang berkaitan langsung dengan kinerja keuangan ini.
Adapun KPI yang dapat dikembangkan dan didiskusikan adalah sebagai berikut,
sekali lagi ini bukan kata akhir akan tetapi dapat kita kembangkan secara
kondisional.Dalam tabel berikut ini terdiri kolum yang menampunga KPI Lag
maupun Lead dan Target serta Realisasi, diharapkan dengan tabel ini kita
20
MANAGEMENT AUDIT
21
BAB 2: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN KEUANGAN
Sumber daya manusia adalah aset yang paling penting, yang ironisnya
ternyata paling kurang dipahami dan paling sulit diukur, sehingga paling sulit
dikelola. Permasalahan ditambah lagi seiring terjadinya gap antara manajer dan
professional sumber daya manusia dengan pimpinan puncak dan manajemen
lini. Disatu sisi manajer sumber daya manusia merasa punya peran penting,
peran strategic, tetapi di sisi lain pimpinan puncak dan manajemen lini tidak
melihat kontribusinya pada keberhasilan perusahaan. Apa yang bisa dimonitor
oleh seorang manajer sumber daya manusia adalah seputar biaya pegawai, turn
over karyawan, jam pelatihan per karyawan, kepuasan karyawan, masa kerja,
distribusi umur, disiplin, absensi sampai dengan keterlambatan. Sementara itu,
menurut manajer lini dan manajer puncak, yang penting adalah keingintahuan,
dan ingin diyakinkan bahwa perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan
punya komitmen, kepuasan kerja yang tinggi, proses belajar yang lebih cepat dari
pesaing. Inilah gap, sebuah kondisi ketidaksesuaian yang ada antara apa yang
diukur oleh departemen sumber daya manusia dengan apa yang sebenarnya
penting dan diperlukan. Oleh karena itu, untuk memastikan kontribusi manajer
sumber daya manusia secara strategic, harus dikembangkan system pengukuran
yang meyakinkan mengenai kontribusi sumber daya manusia pada kinerja bisnis.
Melalui perancangan arsitektur sumber daya manusia, para manajer perusahaan
dapat memahami dengan tepat bagaimana karyawan menciptakan nilai dan
bagaimana cara mengukur proses penciptaan tersebut.
Dalam melihat system individu pada umumnya perusahaan selalu
berusaha untuk mengurangi tingkat perputaran yang terjadi pada karyawannya.
Tingginya tingkat perputaran karyawan pada perusahaan akan mengakibatkan
timbulnya kerugian yang cukup material terhadap perusahaan. Tingkat perputaran
karyawan perusahaan pada umumnya disebabkan dua hal yaitu keinginan
perusahaan atau atas keinginan karyawan itu sendiri. Perputaran karyawan akibat
dari keinginan karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk dihindari
perusahaan agar tidak menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan
Salah satu yang mengakibatkan timbulnya keinginan berpindah pada
karyawan adalah pengaruh buruk dari proses pemikiran menyimpang
(dysfunctional) (Judge dan Locke,1993). Proses pemikiran (thingking processes)
dysfunctional tersebut akan muncul akibat terjadinya konflik atau perasaan tidak
gembira dan tidak puas dari karyawan atas lingkungan pekerjaan mereka. Teori
hirarki kebutuhan Maslow (Gibson, 1997) menyatakan kebutuhan dalam suatu
hirarki. Salah satu jenjang kebutuhan tersebut adalah kebutuhan akan bebas dari
ancaman. Dengan demikian kebutuhan rasa aman dan bebas dari perasaan
terancam merupakan kebutuhan yang mendasar dari individu.
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan
ditempat kerja (Riggio,1990). Studi mengenai kepuasan kerja dan komitmen
organisasi merupakan topik yang menarik dan dapat dijadikan pertimbangan saat
mengkaji model pergantian karyawan yang bekerja di perusahaan. Menurut
Gregson (1992) kepuasan kerja adalah sebagai pertanda awal komitmen
organisasi dalam sebuah pergantian karyawan yang bekerja di perusahaan.
Dalam studi lain yang berkaitan, Aranya, et. al (1982) menganalisis efek
komitmen organisasi dan profesional pada kepuasan kerja para karyawan yang
diperkerjakan. Dengan menggunakan komitmen organisasi dan komitmen
22
MANAGEMENT AUDIT
23
BAB 2: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN KEUANGAN
Menurut Becker, Huselid dan Ulrich (2001), system pengukuran sumber daya
manusia yang efektif mempunyai 2 (dua) tujuan penting yaitu : (1) memberikan
petunjuk bagi pembuatan keputusan dalam organisasi (2) berfungsi sebagai
dasar untuk mengevaluasi kinerja sumberdaya manusia. Konsep yang
dikembangkan dalam HR Scorecard tersebut lebih ditujukan kepada peran
penting dari para profesi sumber daya manusia di masa datang.
24
MANAGEMENT AUDIT
25
BAB 2: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN KEUANGAN
Peran sumber daya manusia atau “human capital” yang stratejik akan
memfokuskan pada produktivitas perilaku karyawan dalam organisasi. Perilaku
stratejik adalah perilaku produktif yang secara langsung mengimplementasikan
strategi organisasi. Strategi ini terdiri dari dua kategori umum, seperti:
Perilaku inti (core behavior) adalah alur yang langsung berasal dari
kompetensi inti perilaku yang didefinsikan organisasi. Perilaku tersebut
sangat fundamental untuk keberhasilan organisasi.
Perilaku spesifik yang situasional (situation specific behavior) yang esensial
sebagai key point dalam organisasi atau rantai nilai dari suatu bisnis.
4.3. Kompetensi.
Konsep kompetensi sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Menurut
Organisasi Industri Psikologi Amerika (Mitrani, Palziel dan Fitt, 1992) gerakan
tentang kompetensi telah dimulai pada tahun 1960 dan awal 1970. Menurut
gerakan tersebut banyak hasil studi yang menunjukkan bahwa hasil test sikap
dan pengetahuan, prestasi belajar di sekolah dan Diploma tidak dapat
memprediksi kinerja atau keberhasilan dalam kehidupan. Unsur tersebut sering
menimbulkan bias terhadap minoritas, wanita dan orang yang berasal dari strata
sosiol ekonomi yang rendah. Temuan tersebut telah mendorong dilakukan
penelitian terhadap variable kompetensi yang diduga memprediksi kinerja
individu dan tidak bias dikarenakan faktor rasial, jender dan sosio ekonomi.
26
MANAGEMENT AUDIT
27
BAB 2: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN KEUANGAN
28
PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN
OPERASIONAL
SASARAN BELAJAR
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini peserta belajar diharapkan:
Mampu menggambarkan proses pemeriksaan manajemen
Operasional.
Mampu membuat peta kinerja manajemen Operasional
Mampu membuat action plan untuk program peningkatan kinerja
Operasional
29
30
MANAGEMENT AUDIT
BAB 3
PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN
OPERASIONAL
Proses operasional yang mengindentifikasi sumber-sumber pemborosan
dalam operasional serta mengembangkan solusi masalah yang terdapat dalam
proses operasioanl itu demi meningkatkan efisiensi produksi, meningkatkan
kualitas produk dan proses, memperpendek waktu siklus (cycle time) sehingga
meningkatkan penyerahan produk berkualitas tepat waktu dan lain-lain.Menurut
Indriantoro (2000) pada perspektif ini, manajemen mengidentifikasi proses-proses
yang paling kritikal untuk mencapai sasaran pelanggan dan keuangan. Sasaran
dan ukuran perspektif ini ditentukan setelah manajemen menentukan sasaran dan
ukuran pelanggan dan keuangan.
Manajemen mendefinisikan rangkaian nilai yang utuh yang dimulai dari
proses inovasi, proses operasi dan proses jasa/layanan purna jual (Kaplan dan
Norton, 2000). Dalam proses inovasi, unit bisnis meneliti kebutuhan pelanggan
yang sedang berkembang atau masih tersembunyi, dan kemudian menciptakan
jasa yang akan memenuhi kebutuhan tersebut.
Proses operasi adalah tempat dimana produk dan jasa diproduksi dan
disampaikan kepada pelanggan. Proses ini secara historis telah menjadi fokus
sebagian besar sistem pengukuran kinerja perusahaan. Pelaksanaan operasi
yang baik dan penghematan biaya dalam berbagai proses manufaktur dan
layanan jasa tetap merupakan tujuan yang penting. Tetapi rantai nilai
menunjukkan bahwa kehebatan operasional mungkin hanya salah satu
komponen, dan barangkali bukanlah komponen yang paling menentukan dari
upaya perusahaan mencapai tujuan finansial dan pelanggan.
Proses jasa/layanan purna jual adalah proses layanan kepada pelanggan
setelah pendapatan atau penyampaian produk dan jasa. Sebagian perusahaan
mempunyai strategi yang eksplisit untuk menyediakan layanan purna layanan
yang istimewa. Misalnya pada perusahaan yang menjual peralatan atau sistem
yang canggih mungkin menawarkan berbagai program pelatihan bagi pelanggan
31
BAB 3: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN OPERASIONAL
32
MANAGEMENT AUDIT
33
BAB 3: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN OPERASIONAL
34
PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA
SASARAN BELAJAR
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini peserta belajar diharapkan:
Mampu menggambarkan proses pemeriksaan manajemen sumber daya
manusia.
Mampu membuat peta kinerja manajemen sumber daya manusia
Mampu membuat action plan untuk program peningkatan kinerja sumber
daya manusia
35
36
MANAGEMENT AUDIT
BAB 4
PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia adalah aset yang paling penting, yang ironisnya
ternyata paling kurang dipahami dan paling sulit diukur, sehingga paling sulit
dikelola. Permasalahan ditambah lagi seiring terjadinya gap antara manajer dan
professional sumber daya manusia dengan pimpinan puncak dan manajemen
lini. Disatu sisi manajer sumber daya manusia merasa punya peran penting,
peran strategik, tetapi di sisi lain pimpinan puncak dan manajemen lini tidak
melihat kontribusinya pada keberhasilan perusahaan. Apa yang bisa dimonitor
oleh seorang manajer sumber daya manusia adalah seputar biaya pegawai,
turnover karyawan, jam pelatihan per karyawan, kepuasan karyawan, masa kerja,
distribusi umur, disiplin, absensi sampai dengan keterlambatan.
Sementara itu, menurut manajer lini dan manajer puncak, yang penting
adalah keingintahuan, dan ingin diyakinkan bahwa perusahaan memiliki karyawan
yang kompeten dan punya komitmen, kepuasan kerja yang tinggi, proses belajar
yang lebih cepat dari pesaing. Inilah gap, sebuah kondisi ketidaksesuaian yang
ada antara apa yang diukur oleh departemen sumber daya manusia dengan apa
yang sebenarnya penting dan diperlukan.
Oleh karena itu, untuk memastikan kontribusi manajer sumber daya
manusia secara strategik, harus dikembangkan system pengukuran yang
meyakinkan mengenai kontribusi sumber daya manusia pada kinerja bisnis.
Melalui perancangan arsitektur sumber daya manusia, para manajer perusahaan
dapat memahami dengan tepat bagaimana karyawan menciptakan nilai dan
bagaimana cara mengukur proses penciptaan tersebut.
Dalam melihat sistem individu pada umumnya perusahaan selalu
berusaha untuk mengurangi tingkat perputaran yang terjadi pada karyawannya.
Tingginya tingkat perputaran karyawan pada perusahaan akan mengakibatkan
timbulnya kerugian yang cukup material terhadap perusahaan. Tingkat perputaran
karyawan perusahaan pada umumnya disebabkan dua hal yaitu keinginan
perusahaan atau atas keinginan karyawan itu sendiri. Perputaran karyawan akibat
37
BAB 4: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA
dari keinginan karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk dihindari
perusahaan agar tidak menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan.
Salah satu yang mengakibatkan timbulnya keinginan berpindah pada
karyawan adalah pengaruh buruk dari proses pemikiran menyimpang
(dysfunctional) (Judge dan Locke,1993). Proses pemikiran (thingking processes)
dysfunctional tersebut akan muncul akibat terjadinya konflik atau perasaan tidak
gembira dan tidak puas dari karyawan atas lingkungan pekerjaan mereka. Teori
hirarki kebutuhan Maslow (Gibson, 1997) menyatakan kebutuhan dalam suatu
hirarki. Salah satu jenjang kebutuhan tersebut adalah kebutuhan akan bebas dari
ancaman. Dengan demikian kebutuhan rasa aman dan bebas dari perasaan
terancam merupakan kebutuhan yang mendasar dari individu.
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan ditempat kerja
(Riggio,1990). Studi mengenai kepuasan kerja dan komitmen organisasi
merupakan topik yang menarik dan dapat dijadikan pertimbangan saat mengkaji
model pergantian karyawan yang bekerja di perusahaan. Menurut Gregson
(1992) kepuasan kerja adalah sebagai pertanda awal komitmen organisasi dalam
sebuah pergantian karyawan yang bekerja di perusahaan. Dalam studi lain yang
berkaitan, Aranya, et. al (1982) menganalisis efek komitmen organisasi dan
profesional pada kepuasan kerja para karyawan yang diperkerjakan. Dengan
menggunakan komitmen organisasi dan komitmen profesional sebagai prediktor
kepuasan kerja. Mereka melaporkan adanya suatu korelasi antara komitmen
organisasi dan kepuasan kerja.
Suwandi dan Indriantoro (1999) menemukan hasil yang konsisten dengan
penelitian sebelumnya yaitu kepuasan kerja berkorelasi positif dengan komitmen
organisasi. Bukti empiris lain menunjukkan adanya ketidakjelasan hubungan
antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Penelitian yang menguji
hubungan antara kedua variabel tersebut menunjukkan hasil yang tidak
konsisten.Misalnya Mathieu (1988), Price dan Mueller (1986), William dan Hazer
(1986) menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan variabel yang mendahului
komitmen organisasi dan Bateman dan Strasser (1984) menemukan bahwa
komitmen organisasi mendahului kepuasan kerja.
Sedangkan Dwi Cahyono dan Imam Ghozali (2002) menemukan
komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
Tetapi studi lain mengenai urutan kausal kedua variabel menemukan bahwa
komitmen organisasi dan kepuasan kerja berhubungan secara resiprokal, tanpa
ada yang mempengaruhi variabel lainnya secara lebih kuat Mathieu (1991). Oleh
karena itu penelitian yang menguji hubungan tingkat kepuasan kerja dalam
peningkatan komitmen organsasi merupakan satu topik yang menarik dan banyak
kegunaannya dalam penelitian-penelitian bidang keprilakuan (Poznanski dan
Bline, 1997).
Tujuan Human Resources Management adalah Memastikan karyawan
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan pekerjaan
tersebut telah dirancang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasannya. Dalam
Balanced Scorecard kinerja sumberdaya manusia adalah perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan. Semua sasaran dalam perspektif ini adalah
merupakan faktor pendorong untuk ketiga perspektif yang lain yaitu keuangan,
operasional dan pemasaran atau customer (Indriantoro, 2000).
38
MANAGEMENT AUDIT
39
BAB 4: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA
card dan juga yang telah berhasil menyelaraskan kinerjanya dengan strategi
perusahaan.
40
MANAGEMENT AUDIT
Peran sumber daya manusia atau “human capital” yang stratejik akan
memfokuskan pada produktivitas perilaku karyawan dalam organisasi. Perilaku
stratejik adalah perilaku produktif yang secara langsung mengimplementasikan
strategi organisasi. Strategi ini terdiri dari dua kategori umum, seperti:
Perilaku inti (core behavior) adalah alur yang langsung berasal dari kompetensi
inti perilaku yang didefinsikan organisasi. Perilaku tersebut sangat fundamental
untuk keberhasilan organisasi.
Perilaku spesifik yang situasional (situation specific behavior) yang esensial
sebagai key point dalam organisasi atau rantai nilai dari suatu bisnis.
4.3. Kompetensi.
Konsep kompetensi sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Menurut
Organisasi Industri Psikologi Amerika (Mitrani, Palziel dan Fitt, 1992) gerakan
tentang kompetensi telah dimulai pada tahun 1960 dan awal 1970. Menurut
gerakan tersebut banyak hasil studi yang menunjukkan bahwa hasil test sikap
dan pengetahuan, prestasi belajar di sekolah dan Diploma tidak dapat
memprediksi kinerja atau keberhasilan dalam kehidupan. Unsur tersebut sering
menimbulkan bias terhadap minoritas, wanita dan orang yang berasal dari strata
sosiol ekonomi yang rendah. Temuan tersebut telah mendorong dilakukan
penelitian terhadap variable kompetensi yang diduga memprediksi kinerja
individu dan tidak bias dikarenakan faktor rasial, jender dan sosio ekonomi.
Sedangkan menurut Mitrani et al, (1992); Spencer dan Spencer (1993)
kompetensi adalah sebagai karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan
dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya. (an underlying
characterictic’s of an individual which is causally related to criterion-referenced
41
BAB 4: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA
42
MANAGEMENT AUDIT
43
BAB 4: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA
44
PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN
PEMASARAN
SASARAN BELAJAR
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini peserta belajar diharapkan:
Mampu menggambarkan proses pemeriksaan manajemen pemasaran.
Mampu membuat peta kinerja manajemen pemasaran
Mampu membuat action plan untuk program peningkatan kinerja pemasa-
ran
45
46
MANAGEMENT AUDIT
BAB 5
PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN
PEMASARAN
5.1.KONSEP PEMASARAN
Salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan laba. Hal ini dapat
diperoleh dengan berbagai cara, namun dari segi pemasaran hasil produksi,
dapat dikatakan bahwa “kepuasan konsumen” merupakan jalan kearah
tercapainya laba. Tanpa adanya kepuasan konsumen, kesinambungan
pemasaran akan terhambat. Cara berfikir “lama” dalam aktivitas usaha adalah bahwa
proses memperoleh laba merupakan suatu proses mendapatkan dana sebagai sarana
usaha, atas sarana mana barang dan jasa diproduksi untuk selanjutnya dijual agar
47
BAB 5: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN PEMASARAN
terciptalah laba. Konsep berfikir “lama” yang disebutkan diatas ini, dikenal sebagai
konsep penjualan yang dapat digambarkan sebagai berikut. :
FOKUS ALAT TUJUAN
Hasil Aktivitas Laba melalui
Produksi penjualan volume
promosi
Atas dasar dari uraian diatas, menjadi jelaslah bagi kita bahwa penjualan dan
pemasaran mempunyai arti yang berbeda walaupun seringkali diartikan sama.
Komponen pertama sudah jelas, manusia, karena itu pasar terdiri dari
orang-orang yang berinteraksi untuk tujuan ekonomis tertentu. Manusia-manusia
ini harus memenuhi lagi dua kriteria dasar yaitu kemampuan untuk membeli dan
48
MANAGEMENT AUDIT
mungkin yang lebih penting lagi adalah kemauan untuk membeli. Dengan tiga
komponen dasar itu, menjadi jelas bahwa perhatian kita dalam memanajemeni
pasar adalah dengan memberdayakan manusia, kemampuan belinya dan
mungkin sangat utama pula adalah kemauan membelinya. Perhatian kita akan
sangat tercurah pada upaya-upaya untuk membangun kemauan membelinya.
Lingkungan pemasaran
Tanggung jawab pemasaran
Evaluasi sasaran
Pasar konsumen dan perilaku konsumen
Riset dan system informasi pemasaran
Keputusan/kebijakan produk
Keputusan/Kebijakan harga
Keputusan/kebijakan promosi
Keputusan/kebijakan distribusi penjualan
KEPUTUSAN-KEPUTUSAN STRATEGIK
49
BAB 5: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN PEMASARAN
yang kurang baik, pemberian kompensasi yang rendah, atau bahkan kurang
mutunya produk yang dihasilkan atau kegiatan promosi yang kurang efektif.
Untuk mengetahui masalah yang sebenarnya, kita dapat melakukan audit
pemasaran secara komprehensif. Sistematis artinya audit pemasaran harus
melibatkan tahap diagnosis yang telah disusun sesuai dengan logika atau yang
memerlukan suatu rangkaian langkah yang terintegrasi dengan baik. Tahap
diagnosis tersebut dimulai dari analisis makro organisasi, analisis lingkugan,
analisis tujuan pemasaran sampai kegiatan pemasaran secara spesifik. Hal
terpenting dalam audit pemasaran adalah tindakan korektif yang disusun dalam
bentuk action plan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang untuk
meningkatkan efektifitas pemasaran secara keseluruhan.
Independen artinya audit pemasaran harus dilakukan secara obyektif dan
bebas. Meskipun audit pemasaran dapat dilakukan secara internal oleh
manajernya, obyektifitas audit pemasaran harus tetap dipertahankan. Kesulitan
untuk mendapatkan audit pemasaran yang obyektifitas inilah yang mendorong
banyak perusahaan untuk melakukan audit pemasaran dengan bantuan para
konsultan.
Periodik artinya audit pemasaran harus dilakukan secara berkala, sehingga
kinerja perusahaan tersebut dapat dibandingkan dan dan ditingkatkan setiap
waktu. Keuntungan dari pemeriksaan secara berkala ini memungkinkan
perusahaan tersebut memonitor posisi. Mereka terhadap pesaing dan perubahan
lingkungan bisnis dari industri yang bersangkutan.Mengingat pentingnya audit
pemasaran dalam rangka memberikan gambaran tentang posisi pemasaran
suatu perusahaan, audit pemasaran ini merupakan langkah awal dalam
melakukan penyusunan marketing plan.
Komponen audit pemasaran yang utama terdiri dari dua bagian, yaitu:
Pertanyaan-pertanyyan berikut ini terdiri dari tiga bagian penting untuk mengukur
Company Alignment Profile, yaitu:
*Strategy (terdiri dari segmentasi ,targeting dan positioning).
*Tactic ( terdiri dari differentiation,marketing mix,danselling)
*Value (terdiri dari brand,sevice,dan proses)
Semua pertanyaan ini harus dijawab oleh para manajer dalam suatu perusahaan
atau suatu unit bisnis.
Pilih salah satu yang menurut anda paling cepat cara penilaian:
1. Apabila jawaban yang dipilh (a) maka nilainya adalah 1;(b)=2;(c)=3;(d)=4 dan
(e)=5.
2. Kesembilan variable (pertanyaan) ini jumlahnya,lalu nilainya dibagi dengan 9,
sehingga diperoleh nilai rata-rata untuk Company Alignment Profile .
Strategi
1. Strategi segmentasi PT.X untuk produk Y yang dihasilkan saat ini dibuat
berdasarkan variable :
a. Geografi (berdasarkan wilayah, ukuran kota/desa, kepadatan
penduduk, dan sebagainya).
b. Demografi (berdasarkan umur, jenis kelamin ,pendapatan, pekerjaan,
pendidikan ,agama ,jumlah keluarga dan sebagainya).
c. Psikografi (berdasarkan gaya hidup,kelas sosial,dan keperibadian).
d. Perilaku(berdasarkan waktu pembelian ,manfaat yang diingikan ,satus
pembeli,tingkat penggunaan,status loyalitas,tingkat kesiapan
konsumen,sikap terhadap produk,dan sebagainya).
e. Individu (menganggap pasar terdiri dari individu yang berbeda satu
sama lain sehingga harus dilayani secara pribadi).
3. Strategi penentuan posisi pasar (positioning) PT.X untuk produk Y pada saat ini
adalah:
a. The only one (sebagai satu-satunya perusahaan dalam industri
tersebut)
b. The botter one (sebagai perusahaan yang lebih baik dari perusahaan
lain).
c. One statement (sebagai perusahaan yang berbeda dengan perusahaan
lain ,tidak sekedar “lebih”).
d. Different ones (sebagai perusahaaan yang memilikiposisi yang
berlainan dibenak setiap pelanggan ).
Taktik
Taktik differensiasi PT.X untuk produk Y pada saat ini adalah:
a. Good for company (diferensiasi dilakuakan menurut “selera”
perusahaan.Perusahaan hanya berbuat yang baik untuk dirinya sendiri).
b. Better than competition (diferensiasi dilakukan perusahaan untuk
membuktikan bahwa dirinya lebih baik dari pesaing).
c. Preferred by custumer (diferensiasi yang diberikan tersebut disukai oleh
pelanggan).
d. Specialized for niches (diferensiasi yang diberikan dirancang secara
khusus untuk mengetahui para penghuni ceruk pasar tertentu yang
dituju).
e. Customized for individuals (diferensiasi dirancang khusus sesuai
dengan setiap pribadi atau individu)
Taktik bauran pemasaran (marketing mix) PT.X untuk produk Y pada saat ini
adalah:
a.Pilihan pertama, yang meliputi hal-hal berikut ini:
* Product assortment
Perusahaan menyediakan berbagai macam pilihan.Bisa dalam bentuk
ukuran,kualitas /mutu ,atau lainnya disesuaikan dengan kapasitas produksi tanpa
memperhatikan keingina n konsumen.
* Affordable price
Harga produk dapat terjangkau.
*Availability
Nilai penjualan sangat ditentukan oleh tersedianya barang.Makin tersedia,makin
mungkin dibeli.Tersedianya barang tersebut tidak perlu dikatkan dengan
kepuasan pelanggan karena konsumen tidak mempunyai kekuasaan dalam
memilih barang.
*Announcement
Tidak perlu promosi,tinggal memberikan pengumuman bahwa produk telah
tersedia, tinggal membeili.
52
MANAGEMENT AUDIT
53
BAB 5: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN PEMASARAN
54
MANAGEMENT AUDIT
Jika di buat model Path Diagram Customer Dimand adalah sebagai berikut :
55
BAB 5: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN PEMASARAN
Enlingtened,
56
MANAGEMENT AUDIT
General
Seberapa banyak pesaing pontensial yang berada dalam industri untuk
Y1
5 tahun mendatang?
Seberapa baik kualitas produk pesaing terdekat dalam industri ini untuk
Y2
5 tahun mendatang ?
Seberapa banyak produk subtansi yang ada di pasar untuk 5 tahun
Y3
mendatang ?
Seberapa banyak kemungkinan adanya pesaing baru dalam industri ini
Y4
untuk 5 tahun mendatang ?
Aggresivenes
Seberapa besar kemampuan para pesaing di industri ini dalam
Y5 menerapkan strategi segementasi dalam memasarkan produknya untuk
5 tahun mendatang
Seberapa besar usaha konsumen untuk mencari informasi (bertanya,
Y6 mengevaluasi pilhan dan sebagaiya) sebelum memutuskan untuk
membeli merek produk yang dipilihnya 5 tahun mendatang
Seberapa besar kemampuan para pesaing di Industri ini dalam
Y7
menentukan posisi dalam memasarkan produknya 5 tahun mendatang?
Seberapa besar kemampuan para pesaing dalam strategi penetapan
Y8 harga, dalam upaya memenangkan persaingan di dalam industri ini
untuk tahun mendatang?
Seberapa besar kemampuan para pesaing dalam hal pengembangan
X10
kualitas produk pada industri ini untuk 5 tahun mendatang?
Capabilitas
Seberapa besar kemampuan para pesaing di industri ini dalam dalam
Y11 industri ini jika dilihat dari kondisi keuangan mereka untuk 5 tahun
mendatang
Seberapa besar kemampuan pesaing dalam industri ini jika dilihat dari
Y12
kemampuan SDM mereka untuk 5 tahun mendatang
Seberapa besar aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan perusahaan
Y13
yang bergerak dalam industri ini untuk 5 tahun mendatang?
Seberapa besar kemampuan para pesaing dalam memanfaatkan
Y14 perkembangan teknologi informasi dalam memenangkan persaingan
untuk 5 tahun mendatang?
Seberapa besar kemungkinan sebuah perusahaan dalam industri ini
X15
dapat mengenali pesaingnya dengan jelas?
57
BAB 5: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN PEMASARAN
Jika di buat model Path Diagram Competetive Situation adalah sebagai berikut :
C.Change driver (terdiri dari variable technology, economic dan social dengan
pilhan skala 1 sampai dengan 5 yaitu jika kecil 1 dan jika besar 5 Semua
pertanyaan ini harus dijawab oleh para manajer dalam suatu perusahaan atau
dalam suatu unit bisnis.
58
MANAGEMENT AUDIT
Technology
Y1 Seberapa besar peruabahan yang ditimbulkan teknolgi terhadap struktur
industri ini dalam 5 tahun mendatang?
Y2 Seberapa besar perubahan yang ditimbulkan oleh inovasi teknologi pada
industri ini dalam 5 tahun mendatang ?
Y3 Seberapa besar peranan teknolgi terhadap keunggulan bersaing
(competetive advantage) dalam industri ini untuk 5 tahun mendatang ?
Y4 Seberapa besar perubahan yang ditimbulkan oleh teknologi terhadap
strategi perusahaan untuk 5 tahun mendatang?
Economic
Y5 Seberapa besar perubahan ekonomi dapat mempengaruh penjualan
produk Y ini untuk 5 tahun mendatang ?
Y6 Seberapa besar perubahan ekonomi dapat mempengaruhi daya beli
konsumen, yang pada gilirannya akan mempengaruhi penjualan produk Y
ini untuk 5 tahun mendatang ?
Y7 Seberapa besar pengaruh pemulihan krisis ekonomi terhadap penjul;an
produk Y ini dalam 5 tahun mendatang?
Y8 Seberapa besar perubahan ekonomi yang ditimbulkan akaibat adanya
era globalisasi dan liberalisasi perdagangan yang terjadi penjualan produk
Y ini untuk 5 tahun mendatang ?
Market/Social
Y9 Seberapa besar pengaruh persyaratan standar kesehatan dari
departemen kesehatan atau instasnsi terkait denga izin industri dan
perdagangan, terhadap perilaku konsumen dalam pembelian produk Y 5
tahun mendatang?
Y10 Seberapa besar kemungkinan peningkatan permintaan konsumen
terhadap produk Y akibat perubahan lingkungan (misalnya kelas sosial,
gaya hidup, dan perilaku konsumen) 5 tahun mendatang.
Y11 Seberapa besar kekuatan serikat pekerja dapat mempengaruhi kegiatan
perusahaan, 5 tahun mendatang..
59
BAB 5: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN PEMASARAN
Jika di buat model Path Diagram Change driver adalah sebagai berikut :
Cara penilaian :
1. Masing-masing variable terdiri dari berbagai pertanyaan Contohnya, Variabel
enlightened (terdiri dari tiga pertanyaan) Jaawaban dari ketiga pertanyaan ini
kemudian dirata-rata, sehingga diperoleh satu nilai rata-rata.
Contoh penghitungan nilai rata-rata
Variabel enlightended, jawaban :
Pertanyaan a = 4
Pertanyaan b = 3
Pertanyaan c = 3
Maka rata-ratanya adalah (4+3+3)/3=3.33
2. Kesembilan variabel ini dijumlah , lalu nilainya dibagi dengan 9, sehingga
diperoleh nilai rata-rata total untuk CSP
60
MANAGEMENT AUDIT
61
BAB 5: PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN PEMASARAN
62
PEMERIKSAAN KINERJA
MANAJEMEN DENGAN
BALANCE SCORECARD
SASARAN BELAJAR
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini peserta belajar diharapkan:
63
64
MANAGEMENT AUDIT
BAB 6
PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN
DENGAN BALANCE SCORECARD
65
BAB 6 : PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN DENGAN BALANCE SCORECARD
merupakan akibat atau hasil dari kinerja non keuangan (costumer, proses bisnis,
dan pembelajaran).
Pada awal perkembangan penerapan konsep balanced scorecard,
perusahan-perusahaan yang ikut sebagai “kelinci percobaan” mengalami
pelipatgandaan kinerja keuangan mereka. Keberhasilan ini membuka cakrawala
baru bagi eksekutif akan pentingnya perspektif non keuangan yang berperan
sebagai pemicu kinerja keuangan (measures that drive performance).
Bagaimana balanced scorecard ditinjau dari sistem manajemen strategik
perusahaan ? Di dalam sistem manajemen strategik (Strategik management
sistem) ada 2 tahapan penting yaitu tahapan perencanaan dan implementasi.
Posisi balanced scorecard awalnya berada pada tahap implementasi saja yaitu
sebagai alat ukur kinerja secara komprehensif bagi para eksekutif dan
memberikan feedback tentang kinerja manajemen. Dampak dari keberhasilan
penerapan balanced scorecard memicu para eksekutif untuk menggunakan
balanced scorecard pada tahapan yang lebih tinggi yaitu perencanaan strategik.
Mulai saat itu, balanced scorecard tidak lagi digunakan sebagai alat pengukur
kinerja namun berkembang menjadi strategik management sistem. Cerita
suksesnya penerapan konsep balanced scorecard pada berbagai perusahaan
dilaporkan pada artikel Harvard Business Review (1996) yang berjudul “Using
Balanced Scorecard as a strategik management sistem ”. Terobosan konsep
balanced scorecard menyebar dengan cepat melalui seminar, artikel manajemen,
akademic dan journal ekonomi seluruh dunia.
Mengapa balanced scorecard lebih unggul dibandingkan dengan metode
pengukuran lainnya? Sepanjang pengamatan saya dari berbagai artikel dan
literature bahwa keunggulan balanced scorecard adalah sebagai berikut:
1. Komprehensif
Sebelum konsep Balanced scorecard lahir, perusahaan beranggapan
bahwa perspektif keuangan adalah perspektif yang paling tepat untuk mengukur
kinerja perusahaan. Setelah balanced scorecard berhasil diterapkan, para
eksekutif perusahaan baru menyadari bahwa perspektif keuangan sesungguhnya
merupakan hasil dari 3 perspektif lainnya yaitu customer, proses bisnis, dan
pembelajaran pertumbuhan. Pengukuran yang lebih holistic, luas dan menyeluruh
(komprehensif) ini berdampak bagi perusahaan untuk lebih bijak dalam memilih
strategi korporat dan memampukan perusahaan untuk memasuki arena bisnis
yang kompleks.
2. Koheran
Di dalam balanced scorecard dikenal dengan istilah hubungan sebab aki-
bat (causal relationship. Setiap perspektif (Keuangan, costumer, proses bisnis,
dan pembelajaran-pertumbuhan) mempunyai suatu sasaran strategik (strategic
objective) yang mungkin jumlahnya lebih dari satu. Definisi dari sasaran strategik
adalah keadaan atau kondisi yang akan diwujudkan di masa yang akan datang
yang merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan. Sasaran strategik untuk se-
tiap perspektif harus dapat dijelaskan hubungan sebab akibatnya, sebagai contoh
pertumbuhan Return on investmen (ROI) ditentukan oleh meningkatnya kualitas
pelayanan kepada customer, pelayanan kepada customer bisa ditingkatkan kare-
na perusahaan menerapkan teknologi informasi yang tepat guna. dan keberhasi-
lan penerapan teknologi informasi didukung oleh kompetensi dan komitmen dari
karyawan. Hubungan sebab akibat ini disebut koheren, kalo disimpulkan semua
66
MANAGEMENT AUDIT
sasaran strategik yang terjadi di perusahaan harus bisa dijelaskan. Sebagai con-
toh mengapa loyalitas customer menurun, mengapa produk perusahaan
menurun, mengapa komitmen karyawan menurun dan sebagainya. Ilustrasi
mengenai komprehensif dan koheren dapat dilihat melalui diagram dibawah ini:
3. Seimbang
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan dalam 4 perspektif
meliputi Jangka pendek dan panjang yang berfokus pada faktor internal dan
eksternal. Keseimbangan dalam balanced scorecard juga tercermin dengan
selarasnya scorecard personal staff dengan scorecard perusahaan sehingga
setiap personal yang ada di dalam perusahaan bertanggungjawab untuk
memajukan perusahaan.
4. Terukur
Dasar pemikiran bahwa setiap perspektif dapat diukur adalah adanya
kenyakinan bahwa „if we can measure it, we can manage it, if we can manage it,
we can achieve it’. Sasaran strategik yang sulit diukur seperti pada perspektif
customer, proses bisnis/ intern serta pembelajaran dan pertumbuhan dengan
menggunakan balanced scorecard dapat dikelola sehingga dapat diwujudkan.
Proses Manajemen
Proses Kegiatan yang Sistem Infomasi Manajemen
Manajemen dilakukan
PLANNING pemastian SASARAN Action Plan
ORGANIZING pemastian TUGAS Job Description
ACTUATING pemastian Dinamika Kelompok
PELAKSANAAN (Motivasi dan Komunikasi)
CONTROLLING pemastian PENCAPAIAN Standar, Aturan, Standard
SASARAN Operating Prosedure
(SOP/Protab), dll.
Tabel-2
Paradigma Proses Manajemen
No INPUT PROSES OUTPUT
1. Jelek Baik Baik
2. Jelek Jelek Jelek
3. Baik Jelek Jelek
4. Baik Baik Baik
68
MANAGEMENT AUDIT
Tabel diatas menunjukkan kepada kita dengan sangat jelas bahwa apapun
input yang ada : JELEK ataupun BAIK, asal DIPROSES dengan BAIK akan
memberikan hasil (OUTPUT) yang BAIK. Oleh karena itu kita harus
memanajemeni PROSES.
Atau dengan perkataan lain dapat dinyatakan bahwa :
69
BAB 6 : PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN DENGAN BALANCE SCORECARD
Karena itu untuk dapat melaksanakan tuga kita secara baik, dalam modul ini
kita mengenal dua macam istilah dasar yang sebaiknya kita mulai
sosialisasikan, yaitu:
1. AGF : Achievement Generating Factors
Tugas-tugas yang menjadi ciri utama sebuah jabatan / seorang pejabat
yang menentukan keberhasilannya. Bila dilakukan akan berpeluang
berhasil, bila tidak dilakukan hampir pasti menyebabkan kegagalan.
2. SGF : Support Generating Factors
Tugas-tugas yang komplementer, yang bila dilakukan dapat berkontribusi
positif, tetapi bila tidak dilakukan sendiri, tidak menjadi masalah karena
telah menjadi AGF orang lain
Gambar 4
Kategori Tugas dan Peranannya Terhadap Kinerja
AGF KINERJA
SGF
70
MANAGEMENT AUDIT
Gambar 5
Konsekuensi Ikutan Karakteristik Tugas
AGF DECISION
Achievement
Generating Factors
KINERJA
SGF SUGGESTION
Support Generating
Factors
Apabila kita dapat mendefinisikan tugas-tugas AGF kita dengan baik (fit-
job definition), maka kita berpeluang besar akan sukses dalam bekerja. Ditambah
dengan melakukan tugas-tugas SGF maka kita akan lebih sukses lagi dalam
bekerja.Pada modul ini, kita akan lebih menekankan pada pembahasan tugas-
tugas yang bersifat AGF, sedangkan tugas-tugas AGF sebagai pelengkap
dimana tugas-tugas itu hakekatnya menjadi tugas AGF bagian lain.
71
BAB 6 : PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN DENGAN BALANCE SCORECARD
Hal ini sejalan dengan Konsep Dasar the Balance Scorecard yang
nampak seperti pada gambar berikut ini :
72
MANAGEMENT AUDIT
DIMENSI KEUANGAN
Untuk berhasilk secara
finansial, apa yang harus
dilakukan dan terliaht oleh
pemegang saham
73
BAB 6 : PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN DENGAN BALANCE SCORECARD
Jumlah.KomplainMasuk
PI Komplain Pasien= x Konstansta x 100%
JumlahPasienTotal
JmlPasienLama
PI Pasien Lama = x100 %
JmlPasienTotal
Berikut Contoh Aplikasi Manajemen Audit yang di lakukan pada Rumah Sakit :
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas maka dapat diilustrasikan
dengan contoh berikut ini :
525
= 100% - { x 20 x 100%}
20 .000
= 100% - {0,026250 x 20 x 100 %}
= 47,5 %
74
MANAGEMENT AUDIT
15 .000 500
= x 100%
21 .000
= 73,81 %
Hasil dari identifikasi di atas disajikan dalam Scorecard seperti berikut ini :
Contoh Kinerja Kepuasan Konsumen Rumah Sakit
Objective Statement :
Meningkatkan Indeks Kepuasan Konsumen dengan mengurangi
tingkat komplain menjadi maksimal 2,5% dan meningkatkan
tingkat pasien lama (ulangan) menjadi 85%
75
BAB 6 : PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN DENGAN BALANCE SCORECARD
LAGGING LEADING
STRATEGIC
PERFORMANCE INDICATOR PERFORMANCE INDICATOR
OBJECTIVE
Ukuran Target Realisasi Ukuran Target Realisasi
Meningkatkan Tingkat
Indeks Komplain ……. %
Kepuasan Pasien
Konsumen Prosentase
Pasien
Ulangan
(Lama) ……. %
terhadap
Total Pasien
yang dilayani
Melaksanakan Jumlah
Survey Survey
..... kali setahun
Kepuasan Kepuasan
Konsumen Pelanggan
Jenis 5 macam survey
Survey 1. Pelayanan RJ
Kepuasan 2. Pelayanan RI
Pelanggan 3. Dokter
4. Perawat
5. Tarif
Evaluasi ...... kali setahun
Survey
Kepuasan
Pelanggan
Contoh
Lagging Performance Kepuasan Konsumen Rumah Sakit
PERFORMANCE AUDIT
KRITERIA : KEPUASAN KONSUMEN
Key Lagging Kinerja Indek Kinerja Index
Bobot
Performance Indicator Nyata Kinerja Puncak Gap
(1) (2) (3) (4) = (2) x (5)=(2)x nilai (6)
(3) 5
Tingkat Komplain Pasien 50 250
Prosentase Pasien
Ulangan (Lama)
50 250
terhadap Total Pasien
yang dilayani
Jumlah 100 500
DOCS = Degree of Compliance to the Standard
76
MANAGEMENT AUDIT
Audit Penilaian Kinerja ini akan lebih lengkap jika dilakukan juga audit atas
Kinerja Proses (Leading Performance Indicator), yang nampak pada tabel berikut
ini.
Contoh
Leading Performance Kepuasan Konsumen Rumah Sakit
RSUD “Lekas Sembuh”
MANAGEMENT AUDIT SCORECARD
PERFORMANCE AUDIT
KRITERIA : KEPUASAN KONSUMEN
Key Lagging Performance Kinerja Indek Index
Bobot Kinerja Puncak
Indicator Nyata Kinerja Gap
(1) (2) (3) (4) = (2)x (3) (5)=(2)x nilai 5 (6)
Jumlah Survey Kepuasan
50 250
Pelanggan
Jenis Survey Kepuasan
25 125
Pelanggan
Evaluasi Survey Kepuasan
25 125
Pelanggan
Jumlah 100 500
DOCS = Degree of Compliance to the Standard
Hasil dari dua macam penilaian tadi menjadi dasar untuk mengambil
tindakan selanjutnya. Apakah nilai Leading Performance lebih jelek dibandingkan
dengan nilai Lagging performance Indocator? Apabila hal itu terjadi, berarti proses
kerja perlu dibenahi dan ditingkatkan kinerjanya.
Indeks ini disusun dengan maksud untuk mengetahui Kinerja Rumah Sakit
secara keseluruhan. Indeks kinerja rumah sakit merupakan sekumpulan dari
indeks kinerja dari seluruh kriteria yang dinilai di atas. Untuk menilai kinerja RS
maka seluruh kinerja tadi disajikan dalam suatu indeks gabungan yang nampak
seperti pada tabel berikut (Kinerja hasil Akhir – Lagging Performance Indicator):
77
BAB 6 : PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN DENGAN BALANCE SCORECARD
PERFORMANCE AUDIT
RUMAH SAKIT (KESELURUHAN)
Kinerja
Indeks Kinerja
No Indeks Kinerja Bobot Nyata Gap
Kinerja Puncak
(DOCS)
1 Indeks Kinerja Penggunaan 15 1.500
Alat-alat medis
2 Indeks Kinerja Penggunaan 10 1.000
Alat-alat Non Medis
3 Indeks Kinerja Sumber Daya 25 2.500
Manusia
4 Kinerja Unit Yang 25 2.500
Menghasilkan (Bangsal /
Farmasi/OK-VK, dll.)
5 Indeks Kinerja Kepuasan 25 2.500
Pasien
Audit kinerja ini semakin lengkap bila ditambah dengan audit atas kinerja
proses (Leading Performance Indicator) yang nampak pada tabel berikut ini :
Tabel di atas dalam menilai sudah diperhitungkan pula BOBOT dari masing-
masing kriteria kinerja. Pembobotan ini sesuai dengan bobot atau kepentingan
dari masing-masing kriteria.
78
MANAGEMENT AUDIT
Ada dua hasil yang diperoleh dari penilaian kriteria kinerja ini, yaitu :
1. DOCS (Degree of Compliance to Standard) dari LAGGING Performance
Indicator
2. DOCS (Degree of Compliance to Standard) dari LEADING Performance
Indicator
Hasil dari audit performance rumah sakit akan menghasilkan tiga macam hasil,
yaitu :
1. Lead PI SAMA dengan Lag PI
2. Lead PI LEBIH BESAR dibanding Lag PI
3. Lead PI LEBIH KECIL dibanding Lag PI
Kesimpulan : Pengukuran kinerja sebuah kegiatan perlu memperhatikan
kebermaknaan dari pekerjaan yang dilakukan oleh sebuah bagian/unit atau
bidang di dalam sebuah organisasi. Sebuah kegiatan dikatakan bermakna bila
kegiatan tersebut dapat diukur sehingga dapat dinilai baik atau buruknya, kedua
apabila kegiatan tersebut memang wajar untuk dilakukan di bagian tersebut, dan
ketiga adalah dilakukan secara transaparan untuk menilai kinerjanya.
Apabila kegiatan tersebut sudah dapat dikatakan bermakna, maka langkah
selanjutnya kita akan mengidentifikasikan hasil kinerjanya. Kinerja sebuah
kegiatan akan dapat dilihat dari kinerja hasil akhir (lagging performance indicator)
dan kinerja pemacu proses (disebut dengan leading performance indicator).
Keduanya musti dikerjakan akar memperoleh kinerja yang baik. Kinerja yang baik
ini disajikan dalam scorecard untuk rumah sakit secara keseluruhan dan juga
disajikan untuk masing-masing unit untuk menilai kinerja masing-masing.
Scorecard ini akan sangat bermanfaat bagi manajemen maupun pelaksana untuk
merencanakan, sebagai pedoman kerja dan sebagai alat untuk melakukan
evaluasi kegiatan.
79
BAB 6 : PEMERIKSAAN KINERJA MANAJEMEN DENGAN BALANCE SCORECARD
80
MENGENAL STANDART
MANAJEMEN ISO
SASARAN BELAJAR
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini peserta belajar
diharapkan:
81
82
MANAGEMENT AUDIT
BAB 7
MENGENAL STANDART MANAJEMEN ISO
ISO adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“sama”, hal ini mempunyai analogi yang sama dengan beberapa istilah yaitu
“isoterm” yang berarti suhu yang sama, “isobar” yang berarti tekanan yang sama.
Alasan dipakainya kata “ISO” adalah agar mempermudah dalam penggunaan dan
mudah diteliti. Jika yang digunakan adalah singkatan tentunya setiap Negara akan
berbeda singkatannya. Jadi bisa diambil pengertian bahwa ISO hanyalah sebuah
kata yang dijadikan standar cara untuk mempermudah dalam penggunaan,
pemahaman. Caspersz menjelaskan bahwa ISO 9000 merupakan suatu sen dan
standar-standar internasional untuk sistem kualitas, yang menspesifikasikan
persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain, langkah-langkah
produksi dan penilaian dan suatu sistem manajemen. Dari pengertian diatas, bisa
disimpulkan bahwa 1S0 9000 merupakan suatu standar yang memegang peranan
penting dalam bidang sistem mutu, khususnya yang membahas pengendalian
langkah-langkah produksi atau pelayanan dalam lingkup produk atau jasa. ISO
9001:2000 adalah suatu standar Internasional untuk sistem manajemen mutu,
yang menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan
penilaian dari suatu sistem manajemen mutu yang bertujuan untuk menjamin
bahwa organisasi akan memberikan produk (barang/jasa) yang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat
merupakan kebutuhan spesifik dan pelanggan, yang mana organisasi yang
dikontrak ini bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dan produk-produk
tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan
oleh organisasi. ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak
menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk
(barang/jasa). Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001:2000,
sehingga kita tidak dapat menginspeksi suatu produk terhadap standar-standar
produk. ISO 9001:2000 hanya merupakan standar sistem manajemen mutu.
Dengan demikian apabila ada perusahaan yang mengiklankan bahwa produknya
telah memenuhi standar Internasional, itu merupakan hal yang salah dan keliru,
83
BAB 7 : MENGENAL STANDARD MANAJEMEN ISO
b. Sistem manajemen mutu berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Halini
sering mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar
kerja.
84
MANAGEMENT AUDIT
85
BAB 7 : MENGENAL STANDARD MANAJEMEN ISO
isasi sebagai rangkaian dari proses-proses yang saling terkait dan saling
mempengaruhi. Organisasi dapat mengetahui dengan jelas output yang
dihasilkan dari setiap proses, kemana output tersebut dialirkan dan apa
yang diharapkan oleh penerima output tersebut. Ini menjadi dasar yang
berguna untuk mengatur bagaimana sebuah proses harus dilakukan dan
bagaimana mengukur keberhasilan suatu proses.
Meningkatkan kemampuan untuk peningkatan kinerja secara berke-
lanjutan
ISO-9001 mensyaratkan agar organisasi melakukan tindakan koreksi yang
sistematis, dimulai dari identifikasi masalah sampai pemantauan efektifitas
tindakan koreksi. Tujuannya untuk menghilangkan akar penyebab setiap
masalah tidak muncul kembali. Hal ini tentu akan membuat terus menerus
berkembang ke arah yang lebih baik, bersih dari masalah-masalah kronis
yang merugikan. ISO-9001 juga memberikan persyaratan lain yang
memungkinkan terjadinya peningkatan kinerja secara berkelanjutan seperti
penetapan sasaran mutu, analisa data (termasuk tingkat kepuasan
pelanggan) dan audit internal.
86
MANAGEMENT AUDIT
QUALITY MANAGEMENT
SYSTEM
DWC Consulting
Program ini terbatas pada konsultasi ketentuan-ketentuan implementasi ISO
9001:2000 dan dukungan di lokasi organisasi dari hari ke hari (sesuai jam kerja
organisasi) untuk memberikan dukungan maksimal secara efektif kepada
perusahaan bapak/ ibu untuk mencapai kualifikasi pencapaian standar
internasional ISO 9001:2000.
Tahap-Tahap Implementasi
CERTIFICATION AUDIT
Target :
QUALITY ASSURANCE Untuk mengidentifikasi kesenjangan
sistem kualitas (Quality System)
QUALITY SYSTEM IMPLEMENTATION organisasi yang ada dengan persyaratan
ketentuan ISO 9001:2000
QUALITY SYSTEM DOCUMENTATION
Untuk mengidentifikasi
ACTION PLAN ketidakkonsistenan implementasi sistem
kualitas yang ada.
TRAINING
Untuk memperoleh masukan atau umpan
INITIAL ASSESSMENT
balik tentang sistem kualitas (Quality
System) yang ada dan kondisi lingkungan
kerja yang mempengaruhi implementasi
sistem kualitas yang ada.
87
BAB 7 : MENGENAL STANDARD MANAJEMEN ISO
Implementasi :
Melaksanakan penilaian diagnosa terhadap sistem kualitas (Quality System)
organisasi dengan melaksanakan wawancara terhadap karyawan-karyawan
kunci organisasi dan pemeriksaan secara menyeluruh sistem kualitas
dokumentasi yang dimiliki organisasi.
Mempersiapkan laporan temuan-temuan penting dilapangan untuk tujuan
pengembangan dan evaluasi.
Melaksanakan diagnosa kesiapan karyawan dalam menghadapi perubahan.
Mendesain strategi komunikasi yang akan diimplementasikan.
Memberikan pengarahan pembentukan tim pelaksana proyek yang dibutuhkan
dan mendefinisikan area tanggung jawab dari tim pelaksana proyek yang telah
dibentuk.
Hasil :
Laporan Penilaian Sistem Kualitas (Quality System).
Pembentukan tim pelaksana proyek dan mendefinisikan tugas dan tanggung
jawab untuk masing-masing anggota tim pelaksana.
Hasil diagnosa kesiapan terhadap perubahan dan perencanaan strategi
komunikasi.
Target :
o Untuk memberikan pemahaman tentang ISO 9001:2000 terkait dengan
persyaratan-persyaratan tambahan yang berkaitan dengan tanggung
jawab dari Top Management.
88
MANAGEMENT AUDIT
Subjek :
o Visi dan Misi Organisasi.
o Quality Policy dalam kaitannya dengan Visi dan Misi Organisasi.
o Business Plan, SWOT, dan Strategi Organisasi.
o Perubahan paradigma terhadap kualitas, termasuk kepuasan pelanggan
(Internal, and External)
o Sasaran-Sasaran Kualitas (Key Performance Indicator)
o Catatan : Tanggung jawab top management dan pihak yang berwenang
akan dijelaskan dan dielaborasikan, termasuk apa yang harus dilakukan
dan tidak boleh dilakukan oleh top management selama pelaksanaan
proyek.
Target :
o Untuk membekali peserta dengan pengetahuan dan keahlian yang
dibutuhkan untuk mengembangkan dan mengimplementasi sistem
kualitas yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan ISO 9001:2000.
Subjek :
o Konsep Manajemen Kualitas
o Latar Belakang ISO 9001 Sistem Kualitas (Quality System)
o Manfaat dan Keuntungan Implementasi ISO 9001 Sistem Kualitas
(Quality System)
o Persyaratan-Persyaratan Dokumentasi
o Metodologi Penerapan
o Hambatan-Hambatan dalam Dokumentasi dan Implementasi.
o Proses Sertifikasi
Target :
o Untuk mengidentifikasi area pengembangan dan penghematan biaya.
o Untuk mengidentifikasi kebutuhan dan harapan pelanggan internal dan
eksternal.
Subjek :
o Workshop dan pelatihan untuk mengidentifikasi pelanggan eksternal
terbesar organisasi.
89
BAB 7 : MENGENAL STANDARD MANAJEMEN ISO
4. Pelatihan Efektifitas
Peserta :
o Seluruh manajer
Target :
o Untuk mengevaluasi effektifitas dari pelatihan
Subjek :
o Pelaksanaan dan cara mengevaluasi efektifitas dari pelatihan.
o Workshop untuk pengisian kuisioner pengukuran efektifitas pelatihan
o Workshop untuk membuat rangkuman dari hasil kuisioner.
o Workshop untuk menganalisa hasil yang diperoleh dari pengukuran
Peserta :
o Seluruh Manajer
Target :
o Untuk mempersiapkan tim pelaksana proyek dengan pemahaman yang
mendalam tentang bagaimana mengembangkan dokumentasi yang
efektif dan efisien yang sesuai dengan persyaratan ISO 9001:2000.
Subjek :
o Struktur dokumentasi Sistem Kualitas (Quality System)
o Prosedur dan format instruksi kerja
o Karakteristik dari dokumentasi yang berkualitas
o Pengembangan kualitas manual (Quality Manual), prosedur dan instruksi
kerja
o Penerbitan, administrasi dan pengawasan sistem kualitas dokumentasi
o Workshop dan umpan balik dengan instruktor
90
MANAGEMENT AUDIT
CERTIFICATION AUDIT
Tahap-3 ACTION PLAN
QUALITY ASSURANCE
Target :
Untuk membantu manajemen dalam
QUALITY SYSTEM IMPLEMENTATION menentukan kebijakan kualitas dan
sasaran-sasaran mutu
IMPLEMENTATION
QUALITY SYSTEM DOCUMENTATION Untuk mengidentifikasi dan
mempersiapkan serangkaian rencana
ACTION PLAN kerja yang telah disetujui untuk
pengembangan prosedur yang
TRAININ
dipersyaratkan sekaligus waktu
INITIAL ASSESSMENT
pelaksanaannya
Untuk mempelajari Pemetaan Proses
Bisnis dan Strategi dan Rencana
komunikasi
Implementasi :
Untuk mengembangkan draft kualitas manual yang mewakili kebijakan
manajemen terkait dengan setiap persyaratan ISO 9001:2000.
Untuk mengembangkan kebijakan kualitas organisasi dan sasaran-sasaran
kualitas yang juga meliputi indikator-indikator kinerja kunci dari masing-masing
departemen organisasi
Untuk mengidentifikasi seluruh elemen yang diprasyaratkan sistem kualitas,
meliputi prosedur-prosedur
Untuk mengembangkan rencana kerja yang realistis dan telah disepakati yang
merujuk pada pemanfaatan sumber daya organisasi dan jangka waktu
pelaksanaannya
Untuk mendefinisikan peranan dan tanggung jawab sebelum dan sesudah
pengembangan prosedur-prosedur sistem kualitas
Hasil :
Pedoman Mutu, pernyataan kebijakan mutu dan sasaran-sasaran (Draft
version).
91
BAB 7 : MENGENAL STANDARD MANAJEMEN ISO
Jadwal Rencana Kerja yang realistis dan disetujui berikut waktu pelaksanaan
yang telah mencakup keseluruhan elemen sistem kualitas yang akan
dikembangkan
Pemetaan Proses Bisnis
Strategi dan Rencana Komunikasi
TRAININ
INITIAL ASSESSMENT
ASSESSMENT
Implementasi :
Untuk mendiskusikan dan finalisasi kebijakan kualitas dan sasaran-sasaran
mutu.
Untuk membantu tim pelaksana proyek dalam mengembangkan dan
memperbaiki prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi kerja.
Untuk melakukan pemeriksaan seluruh dokumentasi yang telah dipersiapkan
dan untuk melaksanakan pertemuan review mengenai kemajuan yang telah
dicapai yang diikuti oleh manajemen dan tim pelaksana.
Untuk membantu tim pelaksana dalam menentukan jadwal pelatihan seluruh
karyawan yang secara relevan terkait dengan setiap dokumentasi yang
dipersiapkan.
Hasil :
Pernyataan Kebijakan Mutu dan sasaran-sasaran mutu (versi final).
Pedoman Mutu, prosedur-prosedur dan Instruksi-instruksi kerja.
Deskripsi pekerjaan dan dokumen-dokumen ISO yang dibutuhkan.
92
MANAGEMENT AUDIT
CERTIFICATION AUDIT
Tahap-5
QUALITY SYSTEM IMPLEMENTATION
QUALITY ASSURANCE
Target :
Untuk memastikan bahwa dokumentasi
QUALITY SYSTEM IMPLEMENTATION
Implementasi :
Untuk membantu Tim pelaksana proyek dalam melaksanakan pelatihan
tentang dokumen-dokumen sistem kualitas yang telah dikembangkan untuk
seluruh karyawan yang terkait.
Untuk memberikan suatu rekomendasi dalam menentukan tim auditor mutu
internal termasuk kualifikasi yang dibutuhkan, peranannya, dan tanggung
jawabnya.
Untuk melaksanakan pelatihan dan workshop sebagai berikut :
Target :
o Untuk membekali auditor internal yang telah dipilih dengan keahlian dan
pengetahuan tentang auditing, termasuk perencanaan, tata cara
pelaksanaan, pelaporan, dan pengawasan.
93
BAB 7 : MENGENAL STANDARD MANAJEMEN ISO
CERTIFICATION AUDIT
Implementasi :
Melaksanakan audit konsultan independen mengenai kriteria standar ISO
9001:2000
Memandu dan memecahkan segala keluhan selama proses audit konsultan
independen.
Melaksanakan modul pelatihan setengah hari sebagai berikut :
94
MANAGEMENT AUDIT
Hasil :
Laporan Audit Jaminan Kualitas (Quality Assurance).
Tindakan-tindakan perbaikan dan pencegahan yang telah teridentifikasi.
Tindakan-tindakan perbaikan dan pencegahan terhadap temuan-temuan audit
eksternal awal, jika ada.
CERTIFICATION AUDIT
Tahap-7 CERTIFICATION AUDIT
QUALITY ASSURANCE
Target :
QUALITY SYSTEM IMPLEMENTATION
Untuk mempersiapkan mitra organisasi
QUALITY SYSTEM DOCUMENTATION
dalam menghadapi audit sertifikasi ISO
9001:2000 oleh pihak eksternal yaitu
ACTION PLAN badan sertifikasi
TRAINING
INITIAL ASSESSMENT
Implementasi :
Membantu organisasi mitra dalam menyeleksi lembaga sertifikasi yang akan
digunakan.
Memberikan konsultasi bernilai tambah terkait dengan skema akreditasi, tipe
penilaian, auditor dan biaya penilaian.
Melaksanakan tindakan-tindakan perbaikan dan pencegahan pada setiap
ketidaksesuaian yang ditemukan selama proses audit sertifikasi.
Memberikan dukungan kepada personil manajemen selama audit eksternal.
Hasil :
Sertifikasi ISO 9001:2000 dari lembaga sertifikasi (opsi pilihan sertifikasi)
95
BAB 7 : MENGENAL STANDARD MANAJEMEN ISO
96
MANAGEMENT AUDIT
Wewenang
1. Memerintahkan Program Studi untuk melakukan perbaikan ataupun pen-
ingkatan kurikullum yang diberikan kepada mahasiswa
2. Mengevaluasi hasil perbaikan program
3. Memberikan masukan / pendapat untuk peningkatan mutu dan layanan
Pendidikan.
4. Menegakkan kedisiplinan dan memberikan surat tilang pada mahasiswa
yang tidak disiplin.
5. Menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan lembaga.
97
BAB 7 : MENGENAL STANDARD MANAJEMEN ISO
STRUKTUR PELAPORAN:
Rektor
QA
STRUKTUR PELAPORAN:
Rektor
Dekan
99
BAB 7 : MENGENAL STANDARD MANAJEMEN ISO
* Produksi
* Pengukuran, analisis dan perbaikan
100
MENGENAL
APLIKASI SISTEM MUTU
MALCOM BALDRIGE
SASARAN BELAJAR
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini peserta belajar
diharapkan:
101
102
MANAGEMENT AUDIT
BAB 8
MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU
MALCOM BALDRIGE
Kritik tajam sebagai akibat ketidaksesuaian antara spesifikasi lulusan
Perguruan Tinggi dengan kebutuhan lapangan menuntut pemahaman yang akurat
mengenai kondisi lapangan di satu sisi dan kemampuan menghasilkan lulusan yang
sesuai dengan kebutuhan tersebut. Demikian pula dengan lulusan program studi
semakin dituntut untuk lebih berperan dalam memecahkan masalah-masalah yang
timbul di industri/jasa berdasarakan kemampuan dalam merancang, memperbaiki,
instalasi dan mengoperasikan sistem tersebut. Untuk itu diperlukan suatu sistem
jaminan mutu yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan tersebut, yaitu sistem mutu
Malcom Baldrige.Sistem Mutu Malcom Baldrige (MB) dikembangkan dengan tujuan
untuk meningkatkan performansi dan daya saing suatu organisasi secara
menyeluruh, mulai dari proses awal hingga pada pengukuran hasil akhir yang
dicapai. Pada makalah ini akan dibahas sejauh mana aplikasi Sistem Mutu MB
Kategori Pendidikan dapat berperan dalam meningkatkan kompetensi program studi
yang diinginkan dan permasalahan-permasalahan apa yang akan timbul dan
bagaimana pemecahannya.
8.1. PENDAHULUAN
Kebutuhan terhadap lulusan perguruan tinggi yang mampu bersaing dalam
iklim kompetisi bisnis yang semakin kompleks, merupakan konsekuensi logis dari
timbulnya persaingan di tingkat lokal maupun global. Namun demikian perusahaan
yang memiliki keunggulan performansi dan didukung oleh sumber daya manusia
yang kompeten akan mampu terus bersaing. Perguruan tinggi, sebagai salah satu
penyedia sumber daya dituntut untuk senantiasa menjaga mutu penyelenggaraan
pendidikannya melalui suatu strategi Jaminan Mutu (Quality Assurance/QA) yang
berbasis pada standar yang berlaku secara umum. Ada dua faktor utama dalam
sistem jaminan mutu, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor Internal bertujuan
melakukan analisis terhadap performansi dan kondisi mutu yang ada dengan tujuan
akhir menentukan rencana mutu yang ingin dicapai. Faktor eksternal merupakan
unsur pendukung masukan dalam hal analisis terhadap performansi dan sistem
103
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
mutu yang ada dilihat dan dinilai oleh pihak luar, baik melalui perbandingan langsung
maupun tidak. Pengertian mutu sendiri dibagi menjadi dua hal, yaitu mutu produk
dan mutu proses. Mutu produk terdiri dari: Standar, Kompetensi (Skill, Knowledge,
Ability, Behaviour), Kualifikasi Akademik dan Kualifikasi Profesional. Sementara
mutu proses terdiri dari Mutu Provisi (Persiapan) dan Mutu Program. Jaminan Mutu
di perguruan tinggi, terutama untuk pendidikan pada program studi dalam
menghadapi banyak masalah dari berbagai sisi. Mulai dari mutu kurikulum yang
digunakan, proses pembelajaran, suasana akademik, sarana dan prasarana apa
yang digunakan, hingga jaminan tersedianya pekerjaan setelah lulus. Di sisi lain,
pihak industri dan pemerintah menginginkan lulusan yang siap untuk bekerja, bukan
hanya dari aspek keilmuannya, tetapi juga dengan kemampuan komunikasi,
interpesonal dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan. Semua ini
akhirnya menimbulkan satu pertanyaan besar:
“Bagaimana pendidikan dapat meyakinkan ‘pelanggannya’ bahwa semua
kebutuhan mereka terhadap mutu pendidikan akan senantiasa terpenuhi?”
Berbagai macam metoda digunakan untuk menjawab pertanyaan ini. Banyak
yang memulai dengan program Total Quality Management (TQM). Pemerintah pun,
dalam hal ini Dirjen Dikti merasa perlu mendirikan Badan Akreditasi Nasional
sebagai lembaga yang melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pendidikan
dengan sistem Borang BAN dan Evaluasi Diri. Ada juga yang menerapkan sistem
mutu yang selama ini banyak digunakan di sektor bisnis dan jasa yaitu sistem mutu
ISO 9000. Sementara ada juga yang melakukan program peningkatan performansi
melalui penerapan model Six Sigma dan Balanced Score Card. Meski semua
pendekatan tersebut kelihatan berbeda, namun ada dua hal kesamaan yang terlihat
pada semua sistem. Pertama, diperlukan suatu perubahan yang sistematik dan
kontinyu untuk dapat bertahan di lingkungan yang dinamik (competencybased).
Kedua, meski standar penyusunan/acuan kurikulum telah ada (mis. Kurnas,
Kepmen, ABET), tetap tidak mencukupi untuk dijadikan sebagai dasar peningkatan
mutu yang berkelanjutan. Metoda-metoda tersebut sering menimbulkan pertanyaan
yang “sulit” dijawab, seperti Siapa pelanggan pendidikan? Apa yang dimaksud
dengan produk pendidikan? Bagaimana mengukur kualitas penyelenggaraan
pendidikan dilihat dari perspektif pelanggan, pesaing dan masyarakat? Apa
perananprogram studi dalam meningkatkan kompetensi lulusannya? Bagaimana
lulusan program studi bisa memenuhi semua kebutuhan dan tuntutan masyarakat?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dicoba diuraikan dengan mengadopsi
item dari setiap kategori sistem mutu Malcom Baldrige untuk Kriteria Pendidikan
tahun 2003, dengan sasaran akhir terbentuknya suatu kerangka sistem mutu untuk
peningkatan kompetensi lulusan program studi yang juga bisa digunakan oleh
institusi pendidikan secara umum dalam meningkatkan keunggulan performansinya.
Secara umum kerangka sistem mutu Malcom Baldrige untuk kriteria pendidikan
digambarkan seperti di bawah ini.
dan Organization profile. Setiap kategori terdiri dari beberapa sub criteria atau
disebut dengan item, dan setiap item terdiri dari area atau persyaratanpersyaratan
yang harus dipenuhi dalam bentuk pertanyaanpertanyaan.Setiap item selanjutnya
dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai persyaratan dengan bentuk pertanyaan.
Enam kategori pertama berorientasi pada Pendekatan (Approach) dan Pelaksanaan
(Deployment) dari area yang dipersyaratkan, biasanya diawali dengan pertanyaan
Bagaimana (How) atau Apa (What). Misalnya, bagaimana organisasi mengetahui
kepuasan pelanggannya, metoda/strategi apa yang digunakan?.Bagaimana
pelaksanaan pengukuran kepuasan pelanggan tersebut, apakah metoda/strategi
yang disusun dijalankan dengan benar dan kontinyu? Kategori ke tujuh merupakan
item hasil atau data yang menunjukkan performansi organisasi setiap saat dan
kedudukannya dibanding dengan pesaing. Organizational Profile menunjukkan
gambaran pintas profil organisasi, produk utama, pelanggan dan kaitannya aspek
lingkungan, hubungan dan tantangan yang dihadapi.
106
MANAGEMENT AUDIT
107
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
108
MANAGEMENT AUDIT
8.5. KESIMPULAN
Sistem Mutu Malcom Baldrige yang dipaparkan pada makalah ini merupakan
langkah awal menuju keunggulan performansi program studi dalam bersaing dengan
program pendidikan lain. Untuk meningkatkan kompetensiprogram studi diperlukan
analisis yang menyeluruh mulai dari penyusunan visi/misi, hingga pengukuran hasil
akhir yang ingin dicapai dengan memperhatikan perkembangan keilmuan program
studi dimasa yang akan datang dan juga dengan memperhatikan kebutuhan industri.
Langkah awal aplikasi dimulai dengan menggunakan standar Malcom Baldrige.
Identifikasi kebutuhan dan ruang lingkup yang akan dicapai, secara bertahap hingga
ke penilaian dengan menggunakan standar Malcom Baldrige.
109
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
1. KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
1.1. Kepemimpinan Organisasi
a. Arahan-Arahan Pimpinan
1.1.a(1) Dalam menjalankan roda organisasi, Pimpinan STT Telkom
menetapkan beberapa bentuk arahan. Bentuk-bentuk arahan tersebut,
yaitu :
a. Nilai-nilai organisasi, merupakan elemen dasar budaya organisasi
STT Telkom, yang berisi (1) Orientasi Kualitas, (2) Saling Percaya, (3)
Keteladanan dan (4)Transparansi. Nilai-nilai organisasi tersebut
ditetapkan oleh senat, setelah sebelumnya dirumuskan oleh Tim
Penyusun dengan memperhatikan berbagai masukan dari seluruh
stakeholder.
b. Arahan Induk pengembangan, merupakan strategi pencapaian untuk
menjadi PT yang mandiri dan pusat unggulan di bidang sains dan
teknologi telekomunikasi yang harus dicapai dalam kurun waktu 15
tahun. Rencana Pengembangan (RIP) dirumuskan oleh Tim Penyusun
setelah mendengar masukan dari seluruh stakeholders yang ada dan
ditetapkan oleh Pimpinan dengan persetujuan Senat & Yayasan.
Secara rinci proses penyusunan RIP ini dapat dilihat dalam gambar
1.1. RIP digunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Lima
tahunan dan Harapan Kinerja
Pengembangan (RIP)
110
MANAGEMENT AUDIT
menyeimbangkan value (kepentingan) dari mahasiswa dan
stakeholder yang lain. Oleh karena itu dimensi kinerja yang dijadikan
target bersifat multidimensi sesuai dengan kepentingan setiap
stakeholders. Hubungan antara target dengan value setiap
stakeholders dapat dijelaskan dalam Tabel 1.1 sebagai berikut :
Arahan yang telah ditetapkan, dikomunikasikan oleh Pimpinan kepada
seluruh dosen, staf dan warga kampus yang lain dengan cara sebagai
berikut :
a. Nilai-nilai organisasi dikomunikasikan secara lisan melalui
pertemuan formal atau informal secara berjenjang, melalui Nota
Dinas Ketua, ditempel pada dinding di beberapa ruang kerja dan
dengan memberikan contoh-contoh nyata penerapan nilai-nilai yang
ada.
b. Arahan Jangka Pendek dan Jangka Panjang dikomunikasikan
melalui rapat koordinasi di lingkungan institusi dan dokumen RIP,
RKM & RKA dibagikan kepada masing-masing unit kerja untuk
disosialisasikan kepada seluruh pegawai.
c. Harapan Kinerja dikomunikasikan secara lisan dan tertulis dalam
rapat
d. Koordinasi di lingkungan institusi dan dokumen harapan kinerja
disampaikan melalui Nota Dinas Pimpinan kepada seluruh unit
terkait, untuk dijalankan.
Memberikan
Masukan Penguru/ Visi dan
RJP YPT Misi Pembahasan Lakukan Pembahasan
Arahan Persiapan Kelompok
Dewan
Penyantun Pembentukan
Tim Susun Pembahasan
Masukan Laporan Pleno
Pembahasan Awal
Pembahasan Sempurnakan
& masukan Laporan Akhir
Setuju Senat
T
Y Serahkan
ke Ketua
Senat
Serahkan ke Setuju T
YPT
Y
Terbitkan
SK RIP
111
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
112
MANAGEMENT AUDIT
1.1.a(2) Cara-cara yang dilakukan Pimpinan untuk menciptakan lingkungan
yang mendukung :
a) Pemberdayaan. Pimpinan memberikan kewenangan dan otoritas yang
luas kepada setiap Ketua Jurusan / Kepala Unit untuk mengelola dan
mengambil keputusan yang dianggap perlu berkaitan dengan tugas yang
dihadapinya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan atau
kebijakan pimpinan yang telah ditetapkan. Sebagai bentuk dari
pemberdayaan, Pimpinan memberikan kebebasan kepada setiap
jurusan/PPDU untuk memilih Ketua Jurusan/Ka.PPDU oleh mereka
sendiri. Pemberdayaan juga dilakukan oleh tingkatan manajemen
dibawahnya kepada bawahan mereka.
b) Inovasi. Pimpinan memberikan penghargaan kepada setiap pegawai
yang mampu menunjukkan inovasi, baik berupa suatu penemuan atau
perbaikan yang dianggap penting bagi institusi. Penghargaan ini diberikan
kepada pegawai dalam berbagai bentuk, dapat berupa pemberian
kenaikan tingkat istimewa atau bentuk reward yang lain. Mekanisme
pemberian kenaikan tingkat istimewa diatur dalam aturan kepegawaian
STT Telkom.
c) Keselamatan. Pimpinan memberikan perhatian kepada keselamatan
kerja seluruh pegawai dan mahasiswa dengan cara merancang fasilitas
ruang kerja dan belajar yang aman. Bentuk-bentuk pengamanan tersebut
seperti : (1) di beberapa ruang kerja disediakan perangkat pemadam
kebakaran, (2) semua ruang kelas diinstalasi dengan smoke detector, (3)
gedung berisiko tinggi dipasang panic button, (4)di sekitar kampus
dipasang hydrant pemadam kebakaran . Selain itu kepada seluruh
pegawai diberikan program asuransi kecelakaan kerja dan asuransi
kematian. Asuransi kecelakaan dan jiwa juga diberikan kepada semua
mahasiswa.
d) Kesamaan (equity for all students). Pimpinan menciptakan kesamaan
status di lingkungan kampus dengan tidak membuat peraturan–peraturan
yang mendiskriminasi-kan mahasiswa dan semua keputusan diambil
secara objektif. Sebagai upaya menciptakan kesamaan juga, pemberian
beasiswa kepada mahasiswa diupayakan secara merata, ada beasiswa
yang diberikan dengan kriteria kemampuan akademis, tapi ada juga
beasiswa yang diberikan berdasarkan kriteria kemampuan ekonomi.
113
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
berupaya mengadopsi berbagai quality assurance untuk meningkatkan
kinerja seluruh unit organisasi, seperti : Malcolm Baldrige Performance
Excellence, Evaluasi Diri Dirjen Dikti dan Portfolio & Evaluasi Diri Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
g) Pembelajaran Dosen dan Staf. Pimpinan secara konsisten melalui
Urusan SDM, secara terus menerus mendorong dan melaksanakan
berbagai bentuk program pengembangan SDM, baik melalui pengiriman
Dosen untuk mengikuti studi lanjut S2/S3 maupun dengan mengirim
dosen/ staff untuk mengikuti pelatihan/ workshop/ seminar atau program
pengembangan lainnya. Data-data mengenai jumlah kegiatan
pengembangan SDM ini dapat dilihat dalam Kategori 5.
h) Ketaatan akan Aspek Legal & Ethical Behavior. Pimpinan berupaya
mendorong organisasi dan seluruh warganya untuk taat hukum, taat aturan
dan menjunjung etika dalam perilaku dengan melakukan cara: (1
menjalankan organisasi berdasarkan seluruh peraturan yang berlaku, (2)
Mengeluarkan PAPP sebagai panduan dalam menjalankan proses
pendidikan, (3) menerbitkan Kode Etik Dosen (4) mengeluarkan Pedoman
Kehidupan Kampus, (5) menjalankan program IBO dan (6) membentuk
Komisi Disiplin pegawai sebagai lembaga yang melakukan pembinaan
terhadap pegawai yang terbukti melanggar aturan.
114
MANAGEMENT AUDIT
Kegiatan evaluasi ini dilakukan pada setiap pertengahan tahun dan setiap
akhir tahun
KOPERTIS /
RAPAT
YPT KETUA BSMM UNIT TERKAIT DIKTI /
PIMPINAN
BAN-PT
Mulai
Arahan&
Permintaan Langkah
Evaluasi Persiapan Informansi
Performansi Evaluasi Internal Performans
Unit Kompetitor
Distribusi Form
Evaluasi
Evaluasi Menyusun
Performansi Int. Laporan
BSMM Hasil Evaluasi
Susun Hasil
Evaluasi Perf.
BSMM Menyerahkan
Laporan Hasil
Evaluasi
Koord & Performansi Unit
Kompilasi
Laporan Hasil
Evaluasi Seluruh
Unit
Undang Rapat
Pimpinan Susun Draft
Pembahasan Hasil Laporan
Evaluasi valuasi Perf.
Performansi Institusi
Arahan &
Institusi
Evaluasi
Susun Laporan
Akhir Evaluasi
Perf. Institusi
selesai
115
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
pembelajaran monitoring dilakukan oleh dosen wali dan evaluasi
dilakukan dalam Rapat Koordinasi Akademik yang dilakukan setiap
semester.
e. Kebutuhan Perubahan dalam organisasi.
Diperoleh dari hasil pengukuran terhadap sukses organisasi,
kemampuan daya saing dan kemajuan relatif jangka pendek dan jangka
panjang di atas. Sifat perubahan dapat bersifat mayor seperti perubahan
struktur organisasi atau perubahan minor sebatas perbaikan program kerja
atau layanan.Selain menempuh proses evaluasi kinerja seperti dijelaskan di
atas, mulai tahun 2002 STT Telkom juga menerapkan system mutu
Malcolm Baldrige for Performance Excellence yang diharapkan nilainya
akan semakin meningkat dalam setiap tahunnya. Sistim Mutu Malcolm
Baldrige ini merupakan pelengkap dari sistim mutu yang telah dijalankan
sebelumnya seperti Evaluasi Diri Dikti dan Akreditasi BAN-PT.
Tabel 1.2 Hasil Temuan Utama Kinerja STT Telkom Saat Ini
Kinerja Hasil Temuan Utama Kinerja Saat Ini
Kinerja Pembelajaran Mahasiswa Rata-rata IP membaik dan rata-rata waktu penyelesaian studi lebih pendek
Kinerja Pelayanan kepada Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap Dosen dan Staf ( pegawai) meningkat
Mahasiswa & Stakeholder
Kinerja Anggaran, Keuangan dan Rencana kerja dan anggaran (RKA) tercapai, jumlah pendaftar calon mahasiswa
Pasar membaik meningkat
Kinerja Dosen dan Staf Komposisi jabatan akademis dosen membaik, hasil karya ilmiah dosen masih relatif
kurang
Kinerja Effektifitas Organisasi Kinerja Institusi melebihi target.
Salah satu bentuk perbaikan /inovasi yang dilakukan dalam dua tahun
terakhir adalah melakukan perubahan kurikulum silabus 2004 dengan
memperbaiki proses penyampaian dan menambah tatap muka 30%.
116
MANAGEMENT AUDIT
Memperluas orientasi bidang pendidikan yang semula fokus pada bidang
telekomunikasi menjadi bidang telekomunikasi dan informasi (infokom).
Berkaitan dengan ini maka STT Telkom mulai tahun 2005 berencana untuk
membuka program studi baru secara bertahap. Program studi baru yang
rencananya dibuka meliputi Program Studi Sistim Informasi, Teknik
Komputer, dan Teknik Elektronika & Instrumentasi. Saat ini ketiga program
studi tersebut sedang dalam tahap persiapan akhir.
Sosial
a. Tanggung Jawab Terhadap Public
1.2. a(1) Untuk memastikan dampak dari program, layanan dan operasi
tidak merugikan masyarakat, STT Telkom dalam operasinya selalu
mengacu pada Undang-undang dan peraturan yang berlaku,
mengajukan akreditasi dan mem-perhatikan faktor keselamatan. Adapun
proses utama (key compliance processes), ukuran (measures) dan
tujuan (goals) untuk mencapai dan meningkatkan ketaatan akan factor-
faktor tersebut ditunjukkan pada Tabel 1.3. Sedangkan proses utama,
ukuran-ukuran dan tujuan dalam mengendalikan resiko dari produk,
penawaran, layanan dan operasi ditunjukkan dalam Tablel 1.4.
117
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
1.2.a(2) Untuk mengantisipasi public concern saat ini dan masa datang, STT
Telkom berupaya menyediakan berbagai media komunikasi kepada
masyarakat untuk memberikan umpan balik, masukan maupun keluhannya.
Media yang dimaksud adalah pertemuan formal maupun informal dengan
Dewan Penyantun, Executive Gathering, penyebaran kuesioner kepada
industri pengguna, melakukan pertemuan dengan orang tua mahasiswa dan
masyarakat serta dengan membuka kotak saran. Segala masukan dari
masyarakat ini kemudian digunakan institusi untuk memperbaiki kinerja.
untuk melakukan sidang jika ditemukan masalah yang cukup serius. Proses
dan ukuran atau indicator dalam pengawasan perilaku etik ini, ditunjukkan
dalam Tabel 1.5 berikut:
119
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
Selain itu Pimpinan dan pegawai STT Telkom pun ikut berperan secara aktif untuk
memberikan kontribusinya dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Tabel 1.7
menunjukkan peran serta pimpinan dan pegawai dalam berbagai kegiatan
kemasyarakatan
Tabel 1.7. Peran Serta Pimpinan & Pegawai dalam Kegiatan Kemasyarakatan
No Nama Tahun Organisasi /Kegiatan Keterangan
1 Harsono, Ir.,MSc 1994 – sekarang Tim Penasehat Instalasi Bangunan Anggota
Pemda DKI Jakarta
1976-sekarang IEEE-USA Anggota
1979-sekarang ACM-USA Anggota
2. Sugito, Ir.MT 1998-sekarang Masyarakat Telekomunikasi (MASTEL) Anggota
3. Imam Harjono,Ir.MBAT 2003 – 2006 Asosiasi Komite SMA Sekota Ketua
Bandung
2004 - 2009 Komite SMA 14 Ketua
2003 - 2006 Dewan Pendidikan Kota Bandung Ketua Bidang
2003 – 2008 Dewan Pendidikan Jawa Barat Wakil Ketua I
4 Soewono, Drs. 1997- sekarang Tim Olimpiade Matematika Anggota
Internasional
5 Hadi Suwastio
6 Yani Nuraeni 2000 – sekarang Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Anggota
(FP2T) se Jawa barat
2. PERENCANAAN STRATEGIS
2.1.a Proses Pengembangan Strategi
2.1.a(1) Untuk mewujudkan visi, misi, dan mencapai tujuan, STT Telkom telah
menyusun rencana pengembangan jangka panjang yang tertuang dalam Rencana
Induk Pengembangan YPT tahun 2004-2018. RIP tersebut disusun dengan
memperhatikan elemen-elemen yang berada di dalam dan luar STT Telkom
dengan melihat kebutuhan dan tuntutan masing-masing elemen tersebut. RIP
STT Telkom yang menginduk RIP YPT dijabarkan dalam tiga Rencana Lima
Tahunan (RLT) dan Program Kerja Tahunan. Dengan adanya perkembangan
lingkungan dan kondisi internal, serta sejalan dengan kebijakan penerapan dan
pengembangan sistem mutu pendidikan di STT Telkom, maka Rencana dan
Program tersebut akan senantiasa ditinjau secara berkala.
Perencanaan Strategis STT Telkom secara umum dibagi menjadi 3 tahapan RLT,
yaitu Tahap Pertama adalah Perumusan RIP, Tahap II adalah penjabaran RIP ke
dalam Rencana Lima Tahunan (RLT). Dan terakhir penyusunan program
Rencana Kerja Manajerial Tahunan (RKM).
120
MANAGEMENT AUDIT
Posisi
STT TELKOM ?
Rencana Induk
Pemilihan & Perumusan
Pengembangan
Strategic Objectives RIP STT TELKOM
STT Telkom
2004-2018
Program
Penanggung Jawab Program Alokasi Sumber Daya Program
Kerja
Tahunan
RIP, RLT, dan RKM/RKA dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi satu
kesatuan yang utuh. RIP memiliki horizon waktu 15 tahun, RLT memiliki horizon
waktu 5 tahun, RKM/RKA memiliki horizon waktu 1 tahun. Penyusunan RIP
dengan horizon waktu 15 tahun didasarkan pada pertimbangan dan
kecenderungan- kecenderungan pada stabilitas dan kompleksitas lingkungan
penyelenggaraan industri pendidikan saat sekarang. RLT memiliki horizon waktu 5
tahun didasarkan pada pertimbangan satu siklus penyelesaian studi program S1
dan peluang-peluang untuk melakukan perubahan-perubahan strategi, rencana,
maupun target bilamana terjadi perubahan-perubahan yang tidak diprediksikan
sebelumnya. RKM/RKA memiliki horizon waktu 1 tahun disesuaikan dengan tahun
kalender/fiscal.Penyusunan Perencanaan Strategis dilakukan oleh suatu tim
dengan melibatkan Pimpinan STT Telkom, Pimpinan Unsur Pelaksana Akademik,
Pimpinan Unsur Pendukung, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT). Proses umum
perencanaan strategis dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini. RIP STT
Telkom di review selambat-lambatnya setiap 4 tahun, RLT di review setiap tahun,
dan RKM/RKA di review berdasarkan laporan evaluasi dan kinerja setiap 6
bulan.Untuk memberikan acuan kerja, pimpinan STT Telkom memberikan
penjelasan dan penjabaran visi, misi, tujuan, dan nilai-nilai STT Telkom dan YPT
(visioning session) dalam forum Rapat Pimpinan. Selanjutnya tim yang ditunjuk
121
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
akan bekerja untuk melakukan pengumpulan data dan analisis faktor-faktor
eksternal dan internal STT Telkom.
2.1.a.(2) Penyusunan Rencana Strategis selalu memperhatikan faktor-faktor
eksternal sebagai berikut : (1) Kebutuhan dan harapan mahasiswa, kebutuhan
dan harapan eksternal stakeholders dan pasar (industri pengguna lulusan,
pemerintah, alumni, orang tua mahasiswa, masyarakat luas), (2) lingkungan
kompetitif (persaingan antara perguruan tinggi sejenis, perubahan-perubahan
kebutuhan pasar lulusan serta perubahan perubahan pada lingkungan ekonomi
baik lokal, regional, maupun national, (3) anggaran pendidikan, aspek-aspek
social dan etika serta resiko-resikonya, aspek perundang-undangan/regulasi
dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, reformasi dalam bidang pendidikan,
perubahan dan inovasi teknologi, (4) kekuatan dan kelemahan supplier dan mitra
kerja.
Faktor-faktor internal yang dipertimbangkan dalam Perencanaan Strategi adalah
sebagai berikut : (1) Kapabilitas dan kebutuhan tenaga akademik (dosen) dan
pegawai, (2) kapabilitas operasional proses-proses kerja utama, (3) fleksibilitas
realokasi sumberdaya pada kegiatan-kegiatan (program-progran) yang memiliki
prioritas yang lebih tinggi.Informasi faktor-faktor eksternal mencakup lingkungan
makro, lingkungan mikro, dan lingkungan kompetitif. Pengumpulan dan analisis
data dan informasi faktor-faktor eksternal dilakukan sebagai berikut :
Tabel 2.2 Pengumpulan Data & Analisis Lingkungan Makro dan Mikro
Metoda Pengumpulan
Faktor-Faktor Eksternal Metoda Analisis
Data
Lingkungan Makro :
Teknologi Studi Literatur,
Kebijakan Pemerintah Seminar,
Deskriptif Analisis
Hankam Pendapat Pakar
Sosial Budaya (FGD)
Ekonomi
Regulasi
Lingkungan Mikro :
Kebutuhan & Harapan :
Mahasiswa Survey, Sarasehan
Industri Pengguna Survey, Executive
Gathering, Career Days Deskriptif
Yayasan Rapat Koordinasi Analisis
Alumni Survey, Temu Alumni
Gap Analysis
Orangtua mahasiswa Survey, sarasehan
Pemerintah Studi Kebijakan
Masyarakat luas Survey, sarasehan
Mitra Survey
Suplier Wawancara
Calon Mahasiswa Survey
Deskriptif
Perguruan Tinggi Pesaing dan
Survey Analisis
Lingkungan Kompetitif
122
MANAGEMENT AUDIT
2.1.b Sasaran Strategik
2.1.b(1) Tujuan Umum dirumuskan dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP).
Terdapat 3 (tiga) tujuan umum yang akan dicapai dalam kurun waktu 15 tahun,
yaitu : Peningkatan citra STT Telkom yang lebih baik di mata masyarakat (Tahun
2004 - 2008); Peningkatan peran STT Telkom dalam membangun masyarakat
infokom (Tahun 2009 - 2013); dan Menjadi Perguruan Tinggi yang unggul dan
mandiri. (Tahun 2014-2018). Tujuan umum pertama : "Peningkatan citra STT
Telkom yang lebih baik di mata masyarakat" akan dicapai melalui pada RLT
Pertama, yaitu pada tahun 2004 - 2008. Dalam kurun 5 (lima) tahun ke depan
STT Telkom menetapkan 3 sasaran strategik, yaitu : 1. Peningkatan kualitas
program akademik (S.O.#1), 2. Peningkatan kualitas manajemen program dan
institusi (S.O.#2), 3. Peningkatan kerjasama dengan industri, perguruan tinggi
(S.O.#3). Berdasarkan metode analisis prioritas, diperoleh sasaran-sasaran yang
memiliki prioritas tertinggi dari masing-masing sasaran strategik ditetapkan
sebagai 10 sasaran utama (key goals), yang ingin dicapai, terdapat paa Tabel
2.4:
Tabel 2.3 Pengumpulan Data & Analisis Faktor-Faktor Internal
Metoda
Faktor-Faktor Internal Metoda Pengumpulan
Analisis
Efektivitas dan Kinerja Sistem Survey, temuan-temuan, Performance Analysis
Kerja Laporan
Competency Analysis,
Faculty & Staf Development Survey, FG
SW Analysis
Kesejahteraan dan Kepuasan Satisfaction Index &
Survey Kepuasan
Pegawai Gap Analysis
Kebutuhan dan Harapan Satisfcation & Gap
Survey,
Mahasiswa Analysis
Iklim Pendidikan (Academic Survey
Descrp. Analysis
Climate)
Sarana dan prasarana Buku Invetaris
Rasio Analysis
pembelajaran STT Telkom
Keberhasilan proses pembelajaran Kajian pelaksanaan proses
EPSBED, BAN
pembelajaran
Sistem Informasi Kajian Pengembangan S/I SW Analysis
Pengembangan kemahasiswaan Rakor Bidang Kemahasiswaan,
Rasio Analysis
coffee moring
Kinerja Keuangan Kajian Laporan Keuangan Rasio Analysis
Tabel 2.4 Strategic Objectives & Key Goals STT Telkom 2004-2008
Strategic Key Goals Respon to
Objectives (Most Important Goals) C/O*
(1) (2) (3)
Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Short-term
Meningkatkan kualitas lulusan Short-term
S.O.#1
Meningkatkan kompetensi dan kualifikasi staf pengajar. Short-term
Meningkatkan pengembangan kurikulum secara berkelanjutan. Long-term
Meningkatkan pelayanan terhadap mahasiswa. Short-term
S.O.#2 Meningkatkan motivasi dan kesejahteraan pegawai. Short-term
Meningkatkan akuntabilitas institusi. Short-term
Meningkatkan kerjasama dengan industri IT dan Telekomunikasi Long-term
Meningkatkan kerjasama dengan asosiasi Pengusaha bidang IT
S.O.#3 Long-term
dan Telekomunikasi
Meningkatkan peran dan kontribusi institusi terhadap masyarakat Long-term
* C/O : Challenges/Opportunities
123
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
124
MANAGEMENT AUDIT
Tahap Penyusunan dan Pembahasan Draft RKM/RKA : Panitia RKM/RKA
menyusun dan memproyeksikan rencana anggaran pendapatan tahun depan.
Panitia RKM/RKA membahas setiap usulan program kerja dan sasaran yang ingin
dicapai serta relevansinya dengan prioritas program yang ditetapkan oleh Ketua
STT Telkom. Pada tahapan ini Tim menggunakan pendekatan-pendekatan yang
mampu menjamin tercapainya sasaran-sasaran secara efektif dan efisien serta
memungkinkan adanya fleksibilitas dalam pengalokasian sumber daya. Tahap
Pembahasan dan persetujuan pada tingkat institusi : Pimpinan dan Panitia
akan melakukan sosialisasi draft RKM/RKA dalam forum Rapat Pimpinan. Tahap
9, Senat STT Telkom akan membahas Draft RKM/RKA untuk disetujui.
Pembahasan Draft RKM/RKA oleh senat ditekan pada relevansinya dengan
visi,misi, dan tujuan STT Telkomserta tercapai program-program dan sasaran-
sasaran jangka panjang. Tahap Pembahasan dan persetujuan oleh YPT :
Bilamana senat menyetujui, maka Draft RKM/RKA tersebut akan diserahkan ke
YPT paling lambat Minggu IV Bulan September untuk dibahas dan disyahkan oleh
Dewan Pimpinan. Pimpinan akan mensosilisasikan RKM/RKA yang telah
disyahkan oleh YPT paling lambat pada IV bulan Desember.
RencanaLima Ta-
hunan/RLT
Pengarahan
Ketua STT
1/8
Tim Dewan Pengu-
No
/Workshop rus
RKM/RKA
30/9
15/8
Usulan
Daftar Usulan Rencana RKM/A STT
Kegiatan Manajerial Telkom
(DURKM) 28/9
5/9
Sidang Senat
Usulan RKA
- Jurusan/PPDU
- Unit
25/9
10/9 Draft Usulan
RKA
Ketua 20/9
STT Telkom
15/9
20/9
Kompulasi Usulan STT Telkom
RKA OK?
No
125
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
2.2.a(2) RKM adalah sekumpulan program (actions plan) yang bersifat jangka
pendek (1 tahun). Tabel 2.5 di bawah ini menampilkan program-program untuk
mencapai ketiga sasaran strategik yang telah dijelaskan di atas.
126
MANAGEMENT AUDIT
program tahunan dan sebagai tolok ukur pelaksanaan rencana strategis. Review
terhadap program dilakukan setiap 6 bulan, untuk melihat dan memutuskan
apakah diperlukan realokasi sumber daya, evaluasi dan perubahan target.
Penetapan indicator kunci telah memperhatikan /mempertimbangkan keseluruhan
area kunci pengembangan, yang mencakup pengembangan kemahasiswaan,
dosen dan TPA, infrastruktur, serta stakeholders lainnya.
127
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
128
MANAGEMENT AUDIT
3.1.a Pemahaman Mahasiswa, Stakeholder, dan Pasar
3.1.a(1) Segmentasi Mahasiswa dan Pasar Prosedur segmentasi secara
umum dapat dilihat pada gambar berikut :
Identifikasi Populasi
(mahasiswa, pasar, dan stakeholder)
Metoda Segmentasi
Tujuan B
Segmentasi a
si
s
Has S
Pesaing il e
Seg g
men m
tasi e
Target nt A
Segmen a n
si a
li
si
Metoda Rumusan s
Penentuan kebutuhan,
Kebutuhan,
harapan dan I
harapan dan
preferensi n
preferensi t
e
r
n
Gambar 3.1 Prosedur Segmentasi Mahasiswa, Pasar, dan Stakeholder a
l
Segmentasi Mahasiswa
Segmentasi mahasiswa bertujuan untuk mendapatkan kelompok-kelompok
yang mempunyai kesamaan dalam hal kebutuhan dan harapan. Dengan
cara ini maka institusi dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan dan harapan tersebut. Pada saat ini institusi menetapkan jenis
segmentasi berdasarkan program studi, kemajuan studi, dan kemampuan
ekonomi. Metoda dan tujuan segmentasi dapat dilihat pada tabel 3.1.
Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar dilakukan terhadap pasar yang dilayani oleh institusi, yaitu
pasar untuk alumni (industri), pasar program pendidikan (calon mahasiswa/
siswa SMA/K), dan pengguna produk kepakaran.
129
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
Jenis dan metoda segmentasi pasar dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Segmentasi Pasar
Metoda/Basis Tujuan/Target Layanan
Segmentasi
Pasar pengguna alumni Sektor industri Perencanaan prodi
Keahlian yang diperlukan (kapasitas, profil alumni)
Desain prodi (kursil,
Potensi Akademik fasilitas, layanan, biaya
Potensi Ekonomi studi)
Pasar calon mahasiswa
Asal Sekolah Metoda seleksi mahasiswa
Geografi baru (lokasi, modus seleksi)
Jenjang Studi
Minat
Pasar Pengguna Jenis industri Jenis layanan sesuai bidang
Produk Kepakaran Jenis instansi keahlian dan kebutuhan
pasar
Informasi dari Perguruan Tinggi (PT) pesaing dipakai sebagai salah satu
pertimbangan dalam menetapkan jenis dan metoda segmentasi. PT pesaing
umumnya melakukan segmentasi mahasiswa berdasarkan peminatan prodi,
jenjang studi, dan faktor ekonomi. Sementara itu dalam menetapkan target
pasar pendidikan (calon mahasiswa) mempertimbangkan dua faktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mempertimbangkan visi-
misi dan kekuatan institusi. Sedangkan faktor eksternal yaitu posisi pesaing,
antara lain :
Jumlah peminat dan jumlah mahasiswa;
Fasilitas dan layanan;
Prodi dan jangka waktu studi;
Biaya studi.
130
MANAGEMENT AUDIT
Keterangan :
1. Survei, wawancara
2. Observasi Penggunaan fasilitas, layanan
3. Pertemuan langsung (coffee morning, rapat)
4. Komplain (kotak saran, web)
5. Pendapat ahli (seminar, lokakarya, studi media massa)
Informasi mengenai peminatan suatu offering, penggunaan fasilitas, baik dari
mahasiswa atau stakeholder lainnya dipakai sebagai pelengkap.
2) Analisis
Data yang terkumpul setiap perioda diolah secara agregat dan
dikelompokkan menurut program atau layanan yang terkait. Informasi yang
dihasilkan mencakup kebutuhan dan prioritas kepentingan dari setiap
kebutuhan tersebut. Hasil analisis diteruskan ke unit-unit terkait sebagai
masukan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Dengan
mendengar dan mempelajari data-data tersebut digunakan untuk
memperbaiki diri, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.4.
131
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
3.2 Program Relationship dan Kepuasan Mahasiswa dan Stakeholder
Prosedur untuk menentukan program relationship yang akan dilaksanakan
dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut :
Requirement
Karakteristik
Proses Belajar
segmen
Mengajar (PBM)
mahasiswa dan
dan Pendukung
stakeholder
Identifikasi
Pengukuran Program Pengukuran
Kepuasan Relationshi Kinerja PBM
Mahasiswa & p dan Program
Stakeholder Pendukung
Perancangan
Pelaksanaan
Program
Relationship
Kepuasan Kinerja PBM
Mahasiswa dan Program
dan Evaluasi Pendukung
Stakeholder
132
MANAGEMENT AUDIT
5. IOM
6. IKA-ST3
7. CDC (Pusat Pengembangan Karir)
8. Rapat Koordinasi
9. Try out dan presentasi
10. Program IBO (iman, budaya dan olahraga)
Program-program relationship ditujukan untuk menarik dan mempertahankan
mahasiswa dan stakeholder, meningkatkan prestasi mahasiswa, memenuhi
harapan mahasiswa dalam kaitannya dengan PBM, memuaskan mahasiswa
dan stakeholder, juga untuk mendorong interaksi serta dampak positif dari
hubungan yang terjadi.
Tujuan dari setiap Program Relationship dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut :
Program
Calon Stake
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Membangun Hubungan v
Mempererat Hubungan v
Meningkatkan hasil v v
Industri Mahasiswa
belajar
Memenuhi harapan v v
Mempererat hubungan v v v v
Memenuhi harapan v
Mempererat hubungan v v v v
Orang
Memenuhi harapan v
tua
Mempererat hubungan V
Alumni
Memenuhi ekspektasi v
Mempererat hubungan v V v v
Memenuhi ekspektasi v
YPT
Mempererat hubungan v
Memenuhi ekspektasi v
DIKTI
Mempererat hubungan v v
Memenuhi ekspektasi V v v v
Dosen
& staf
Mempererat hubungan v v v
Keterangan :
Lihat keterangan tabel 3.5
133
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
Tabel 3.7 Mekanisme Akses
Mekanisme Tujuan Syarat Deployment
Akses 1 2 3
Website v pemutakhiran data www.stttelkom.ac.id
millist v v v Responsif dosen@stttelkom.ac.id,
karyawan@stttelkom.ac.i
d
Perwalian v v v Jadwal reguler Pengesahan KRS,
konsultasi
Telpon Hotline v v Operator well +62227564500
inform
Kuisioner online v v v registrasi www.stttelkom.ac.id
Kotak saran v Respon berkala Ged. A, B, Perpustakaan
SMS Kampus v Updatable Telkomsel: 7890
Indosat Group, Telkom
Flexi: 3733
ProXL: -
Keterangan :
1. Mencari informasi
2. Menggali tujuan/kepentingan bersama
3. Komplain
134
MANAGEMENT AUDIT
3) Kuesioner yang berkaitan dengan kegiatan.
b. Stakeholder
Untuk setiap kelompok stakeholder, dalam penentuan tingkat kepuasan/
ketidakpuasan, dilakukan prosedur pengumpulan data sebagai berikut :
1. Orangtua/ wali mahasiswa, dilakukan survei pada saat wisuda dan saat
registrasi mahasiswa baru, serta pengiriman kuesioner bersamaan
dengan pengiriman laporan kemajuan studi.
2. Pengguna alumni/ industri, dilakukan survei dengan mengambil sampel,
pengguna terbesar,
3. Alumni, melalui maillist,
4. YPT, melalui rapat koordinasi institusi, respon terhadap kinerja institusi
5. Dosen dan staf, melalui maillist dan kuesioner.
Dalam melakukan survei kepuasan/ ketidakpuasan digunakan kuesioner
yang item pertanyaannya mencerminkan aspek teknis operasional dari
proses pelayanan. Hasil analisis dari penentuan kepuasan/ ketidakpuasan
mahasiswa dan stakeholder, diteruskan kepada unit-unit terkait untuk
dijadikan masukan dalam perencanaan dan perbaikan proses pendidikan dan
layanan lainnya.
135
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
Industri Kurikulum Pameran pendidikan, pameran industri,
matakuliah Humaniora, dan coop
Pemerintah Peningkatan Mutu Akreditasi, EPSBED
Dosen & staf Peningkatan Coffee morning, rapat koordinasi, dan
Kinerja SDM Lokakarya
136
MANAGEMENT AUDIT
2) Data proses akademik dimiliki oleh Program Studi / Jurusan. Data ini
meliputi data nilai, Tugas Akhir, dan data yang berkaitan dengan kegiatan
akademik lainnya.
3) Data sumber daya manusia, aset institusi, keuangan dimiliki oleh Bagian
Administrasi Umum (BAU).
4) Data yang berkaitan dengan hubungan antar lembaga, data kinerja
institusi, dan data kesekretariatan lembaga dimiliki oleh Bagian Sekretariat
dan Manajemen Mutu (BSMM).
5) Data tentang lulusan / alumni, dan data kegiatan kemahasiswaan dimiliki
oleh Bagian Kemahasiswaan dan Alumni (BKA).
6) Data mengenai buku, jurnal ilmiah, dan buku Tugas Akhir / Proyek Akhir
dimiliki oleh Perpustakaan
137
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
Informasi hasil olahan ini dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan oleh
seluruh bagian di STT Telkom. Dengan hasil olahan ini pula pimpinan dapat
melakukan inovasi, yaitu melakukan perubahan program atau proses untuk
perbaikan kinerja, penggunaan teknologi/sistem baru demi meningkatkan
efektifitas dan produktifitas, juga mengadopsi cara-cara yang lebih baik yang
telah dilakukan oleh institusi lain. Contoh-contoh inovasi yang telah dilakukan
diantaranya :
proses perwalian baru yang menggunakan data potensi mahasiswa
sebagai dasar penentuan jenis pembinaan.
Jadwal kuliah dan ujian telah diumumkan sebelum registrasi untuk
mengurangi terjadinya bentrok jadwal kuliah / ujian.
Pemberlakuan jam tatap muka responsi untuk meningkatkan kelulusan
mata kuliah dan meningkatkan rata-rata IPK.
Tabel 4.1.2 dan Tabel 4.1.3 menjelaskan data indikator kinerja yang
digunakan untuk pengambilan keputusan organisasi dan pelacakan
operasional harian.
Tabel 4.1.2 Indikator kinerja untuk pelacakan operasional harian
Proses Indikator kinerja
Perkuliahan - jumlah pertemuan kuliah terlaksana
- kesesuaian materi dengan silabus
- penggunaan alat bantu
- kepuasan mahasiswa
Praktikum - Jumlah praktikum terlaksana
Geladi/ Co-op/ KP - jumlah lokasi
139
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
4.1.b(2) Hasil review kinerja dan analisis yang sudah dibuat diinformasikan
melalui rapat yang berjenjang (rapim, rapat level unit, baru ke dosen / staf).
Tabel 4.1.6 Analisis untuk mendukung perencanaan strategis
Data Jenis analisis Pengguna
- Faktor-faktor eksternal SWOT Komisi senat bidang
- Isu dan tantangan strategis pengembangan (untuk menentukan
- Lingkungan kompetitif RJP)
- Faktor-faktor internal
Kinerja institusi Trend analysis Pimpinan (untuk menentukan
sasaran jangka pendek dan
menentukan action plan)
Kinerja pembelajaran Cause-effect Pimpinan, Program studi (untuk
mahasiswa analysis menentukan RKM/RKA dan
sasaran jangka pendek).
140
MANAGEMENT AUDIT
4.2.a(2) Untuk menjamin bahwa hardware dan software handal (reliable),
aman (secure) dan mudah dipakai(user
friendly) STT Telkom melakukan proses seperti pada tabel 4.2.2
Selain mempertahankan reliabilitas, sekuriti, dan user friendly, STT
Telkom juga secara berkala melakukan update dari sistem yang digunakan
dan melakukan backup data dan sistem, sehingga pada saat terjadi kerusakan
pada server, administrator dapat dengan mudah
memperbaikinya.Dokumentasi sistem juga dilakukan untuk mempermudah
administrator maupun asisten administrator untuk dapat memperbaiki sistem
(minor troubleshooting).
4.2.a(3) Sistem informasi yang ada (software, aplikasi, dan infrastruktur)
selalu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pemakai.
4.2.bPengetahuan Organisasi
4.2.b(1) STT Telkom menyediakan aplikasi berbasis web untuk menampung
dan menyebarluaskan pengetahuan dosen dan staf yang dapat diakses oleh
semua stakeholder. Aplikasi web ini juga bisa menjadi sarana untuk berbagi
pengalaman, baik di dalam maupun antar unit di STT Telkom. Untuk menjamin
bahwa dosen dan karyawan yang telah melakukan
141
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
Tabel 4.2.3 proses untuk menjamin kondisi data sesuai kebutuhan
Integrity Dilakukan pemeriksaan integritas data di level perangkat lunak
Timelines data yang terkumpul selalu diback-up secara otomatis setiap 12
jam dan sebagian tersedia melalui intranet selama 24/7
Reliability Digunakan UPS untuk menjaga catuan listrik dan mematikan
server dengan benar jika catuan dari PLN gagal.
Dilakukan Backup data setiap 12 jam yang disertai pelaporan.
Security Digunakan firewall di server untuk mencegah akses yang tidak
diinginkan
Accuracy Pemilik data diberikan laporan data hasil pemasukan / editing
terakhir untuk menjamin kebenaran datanya.
Confidentiality Untuk informasi penting cara akses dibatasi dengan password.
5.1.a(2) Karyawan STTTelkom terdiri dari berbagai suku, budaya, dan agama
serta tingkat pendidikan yang berbeda. Setiap karyawan diberi kebebasan
untuk mengembangkan hal-hal tersebut di atas dengan ketentuan tidak
bertentangan dengan tujuan organisasi maupun hukum yang berlaku.
Karyawan dengan minat tertentu ditunjuk sebagai Pembina UKM (Olahraga,
kesenian, keagamaan, dll).
142
MANAGEMENT AUDIT
Ide, pemikiran, maupun usulan karyawan yang bersifat strategis bagi organisasi
disampaikan dan dibahas dalam rapat intern unit, hasilnya disampaikan ke pimpinan
melalui Ka. Unit atau anggota senat. Sedangkan yang bersifat operasional dapat
disampaikan langsung ke unit terkait atas persetujuan atasan langsung. Hasil tindak
lanjutnya disampaikan ke setiap karyawan dan komunitas terkait melalui Ka.Unit, e-
mail, dan rapat koordinasi. Gagasan dari stakeholder dibahas dalam rapim,
kemudian dikomunikasikan ke seluruh karyawan melalui beberapa media di atas.
5.1.b Untuk meningkatkan dan mengevaluasi unjuk kerja serta pembinaan pola karir
pegawai dilaksanakan berdasarkan Nilai Kinerja Individu (NKI) selama setahun mulai
Januari sampai Desember. NKI dilaksanakan oleh atasan langsung dan pada saat
penandatanganan formulir NKI dibahas kelebihan dan kekurangan karyawan
tersebut antara karyawan dengan penilai. Karyawan berhak mengajukan keberatan
atas hasil penilaian. Jika terjadi ketidak sepakatan terhadap hasil penilaian, nilai NKI
ditentukan oleh penilai kedua. Nilai NKI digunakan untuk beberapa hal yaitu :
kenaikan tingkat, studi lanjutan atau pelatihan, suksesi kepemimpinan, dan
identifikasi karakteristik karyawan
Untuk meningkatkan kerjasama antar pegawai dan unit, diterapkan sistem
penilaian untuk unit/ institusi dalam bentuk nilai kerja unit (NKU). Butir-butir NKU
mencakup banyak hal antara lain : hubungan dan layanan terhadap stakeholder dan
mahasiswa antara lain berupa pemantauan terhadap kehadiran dosen dan materi
pengajaran yang diberikan, sehingga dengan sistem ini diharapkan bahwa ada
kerjasama yang solid antar karyawan dalam mendukung pencapaian target unit atau
institusi, sehingga peningkatan kinerja individu berdampak positif terhadap
peningkatan kinerja institusi. NKU dinilai dua kali setahun untuk periode Januari s/d
Juni dan periode Juli s/d Desember.
Selain dua hal di atas institusi memberikan kompensasi dan insentif , yang
bertujuan memberikan penghargaan terhadap prestasi kinerja yang telah dicapai
karyawan. Contoh kegiatan yang diberikan kompensasi : kerja lembur, mengajar
lebih dari 12 SKS, koreksi ujian, membimbing TA/PA. Contoh insentif : Insentif akhir
tahun diberikan jika terjadi surplus anggaran, insentif bagi dosen yang memasukkan
nilai tepat waktu.
Sedangkan untuk meningkatkan tanggung jawab pegawai, bagi yang melanggar
disiplin akan dikenakan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
5.1.c(3) Pengisian Jabatan Struktural dilakukan dengan dua cara yaitu pemilihan
dan penunjukan, di mana persyaratan dan aturan mainnya tertuang dalam aturan
yasayan tentang pola karir. Hasil kedua cara tersebut dievaluasi oleh dewan jabatan
dalam sidang jabatan di tingkat institusi dan tingkat yayasan. Penetapan jabatan
ditentukan seperti tabel 5.1-3.
Tabel 5.1-1. Suksesi Jabatan
JABATAN PEJABAT YANG MENETAPKAN
144
MANAGEMENT AUDIT
5.2.a(2) Pendidikan dan pelatihan bagi dosen dan TPA pada prinsipnya untuk
memenuhi kebutuhan organisasi dan kebutuhan pegawai ybs. Sebagai contoh dari
pelatihan adalah masa orientasi pegawai baru selama satu tahun (TKBW)
merupakan pelatihan awal untuk bekal bagi pegawai, penerapan kode etik dosen,
pola karir. Pendidikan dan pelatihan diberikan kepada dosen untuk meningkatkan
kemampuan pengajaran dan penelitian. Sedangkan untuk TPA meningkatkan
kemampuan dalam memproyeksikan tugas dan mengikuti perkembangan teknologi.
Bagi pegawai yang baru menjabat jabatan struktural diikutkan dalam pelatihan
managemen dan kepemimpinan.
145
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
5.2.a(3) Dalam mencari masukan kebutuhan pendidikan dan pelatihan bagi para
pegawai, dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut :
a) Survei secara langsung dan menggunakan kuesioner
b) Diskusi atau pertemuan formal dan informal.
c) Memperhatikan hasil penilaian kinerja pegawai dan evaluasi gap kompetensi.
d) Bank data pelatihan
Data masukan tersebut di atas dipergunakan oleh Ka.Unit untuk menentukan
dan melakukan analysis tentang kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang
diinginkan oleh masing-masing pegawai dan dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan dan menetapkan program pendidikan dan
pelatihan bagi institusi pada umumnya dan Unit pada
khususnya.Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dievaluasi secara periodik
baik pada tingkat Institusi, Unit maupun secara individu yang dalam
pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan. Hasil evaluasi yang telah
dilaksanakan dihimpun dan dianalisa untuk digunakan sebagai bahan
pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan.
146
MANAGEMENT AUDIT
5.2.a(5) Bagi pegawai yang telah menyelesaikan pendidikan dan pelatihan, untuk
memperkuat pengetahuan dan keterampilan baru, dilakukan
147
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
Target Keselamatan Kerja dan Keamanan adalah tidak terjadi : kecelakaan kerja,
pencurian, ancaman, dan gangguan,dan kebakaran
Untuk meningkatkan keindahan lingkungan dan pasokan oksigen, dilakukan
penghijauan areal tanah / halaman yang kosong oleh warga kampus. Tata letak
gedung dikelompokkan berdasarkan fungsinya yang dihubungkan dengan koridor-
koridor untuk melindungi karyawan dari hujan dan panas.
Dukungan terhadap pengamanan Lingkungan kampus, dilakukan dengan cara
seperti pada tabel 5.3.3.
148
MANAGEMENT AUDIT
149
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
150
MANAGEMENT AUDIT
5.3.b(3) Metode penilaian informal dan formal yang digunakan untuk menentukan
ukuran Kesejahteraan, Kepuasan dan Motivasi dilakukan dengan survey kepuasan
pegawai yang hasilnya akan dievaluasi untuk ditindak lanjuti, sehingga Turn Over
pegawai semakin berkurang. Indikator lain yang digunakan untuk menilai dan
meningkatkan KKM diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Mengevaluasi kehadiran pegawai (absensi), yang dikaitkan dengan pemberian
tunjangan transport.
b) Meningkatkan produktivitas pegawai, yaitu dari hasil Nilai Kinerja Institusi (NKI)
yang dikaitkan dengan prosentase besarnya Tunjangan Prestasi.
c) Keluhan pegawai, ditanggapi sesuai dengan keluhannya.
5.3.b(4) Identifikasi prioritas untuk meningkatkan iklim lingkungan pekerjaan, dosen
dan staff pendukung dapat dianalisa terhadap dosen dan tenaga penunjang
akademik untuk menentukan prioritas parameter Kesejahteraan, Kepuasan dan
Motivasi Kerja. Temuan-temuan yang terjadi diidentifikasi, dan hasilnya akan ditindak
lanjuti sesuai dengan urutan prioritas (mutasi dan rotasi dipergunakan untuk
memperbaiki lingkungan kerja dan penyegaran pegawai yang bersangkutan). Dari
hasil survei yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa parameter Kesejahteraan,
Kepuasan dan Motivasi Kerja (KKM) antara dosen dan tenaga penunjang akademik
menunjukkan adanya perbedaan urutan prioritas. Perbedaan ini disebabkan karena
tugas dan tanggung jawab mereka memang berbeda. Urutan prioritas yang berbeda
ini oleh STT Telkom digunakan untuk meningkatkan lingkungan kerja dan iklim kerja,
sehingga hasil kinerja unit akan meningkat. Temuan dari inspeksi mendadak,
digunakan sebagai bahan untuk perbaikan.
151
.BAB 8 : MENGENAL APLIKASI SISTEM MUTU MALCOM BALDRIGE
152
LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
SASARAN BELAJAR
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini peserta belajar
diharapkan:
Mampu melaporkan proses pemeriksaan manajemen
Mampu membuat penilaian kinerja hasil pemeriksaan manajemen
Mampu membuat action plan dari hasil pemeriksaan manajemen
153
154
MANAGEMENT AUDIT
BAB 9
LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
RINGKASAN KAJIAN
Total 35,0%
Indeks Kinerja Menyeluruh SEDANG
I. PENDAHULUAN
155
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
156
MANAGEMENT AUDIT
Kwitansi
Blanko-blanko standar dari Pemda
Beberapa ciri khas bisnis perusahaan ini adalah:
Produk utama adalah jasa percetakan dan penjilidan atas dasar pesanan dengan
potensi pasar yang cukup baik, terutama melalui kerjasama dengan Pemdan dan
Instansi pemerintah.
Memiliki pesaing-pesaing sangat potensial yakni percetakan dan sablon swasta,
percetakan Perusda Kodya dan Kabupaten Tegal.
Mesin-mesin cetak yang dimiliki perusahaan umumnya umur ekonomisnya sudah
lama sehingga kualitas hasil cetakan kalah jauh dibandingkan dengan percetakan
swasta yang umumnya memiliki mesin-mesin yang modern.
Ketergantungan sangat besar pada pesanan cetakan dari pemerintah daerah dan
instansi-instansi pemerintah.
Pembayaran bergantung pada termin proyek pemerintah, dengan jangka waktu
pembayaran 1-2 bulan, sementara perusahaan sendiri kekurangan modal kerja
untuk mengembangkan usaha.
Kategori perusahaan adalah klasifikasi K, untuk kelas dibawah Rp. 500 Juta
Kegiatan utama perusahaan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Order Cetakan
dari Pemda,
Instansi-instansi Mencetak dan
menjilid, sablon
sesuai pesanan
Distribusi dan
Pengadaan Penagihan
bahan baku
Pemeliharaan
dan
perbaikanMesin-
Pemenuhan mesin Cetakan
kebutuhan
Modal Kerja
Pada dasarnya bidang bisnis ini adalah bidang yang mempunyai prospek
usaha yang cukup baik karena perusahaan memiliki potensi pasar yang baik, yakni
dengan menggalang kemitraan dan kerjasama dengan pemda-pemda dan instansi-
instansi pemerintah, serta perusahaan dilingkungan Perusda. Kinerja perusahaan
saat ini, masih positif walaupun masih jauh dari standar dasar untuk menjadi
perusahaan penjualan yang profesional.
Beberapa indikator manajemen stratejik yang diamati dan dianalisis adalah
sebagai berikut:
1. Profil manajemen perusahaan ini adalah perusahaan industri di bidang Grafika
yang mempunyai lingkup kegiatan utama menerima pesanan dan memproduksi
atau mencetak pesanan, dan memiliki potensi pasar yang masih dapat
dikembangkan jika didukung dengan pengembangan manajemen yang
profesional.
2. Analisis bisnis (SWOT, Strategy Profiling dsb) belum menjadi kebiasaan kerja
manajemen perusahaan ini. Analisis yang dilakukan hanya berpusat pada
kecukupan modal dan ketersediaan mesin-mesin untuk melakukan kegiatan
proses produksi atau percetakan.
3. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri grafika, kapasitas produksi
yang dicapai perusahaan sangat terbatas karena kondisi fisik mesin-mesin yang
157
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
B. MANAJEMEN PEMASARAN
1. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Kajian atas bidang ini dilakukan dengan mengamati berbagai aktivitas pokok, key
activities yang dipandang dapat memberikan kontribusi positif pada pencapaian
kinerja pemasaran perusahaan ini. Beberapa lag performance indicator bidang ini
adalah sebagai berikut:
158
MANAGEMENT AUDIT
PD. Moegiran
Manajer Unit
Pembantu RT Kantor
Moegiran
Manajer Unit
Ka.Produksi Pemasaran/Penjualan
Gudang Salesman
Volume Penjualan
Profitabilitas Penjualan
Stabilitas Penjualan
Pertumbuhan penjualan
160
MANAGEMENT AUDIT
Melayani Pasar Dengan Multi Product- Jumlah Varians Produk Top 80 Tidak ada
Multi Segement Jumlah Segmen Tidak ada
161
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
PRODUCT STRATEGY
Mengelola pertumbuhan&
pengembangan produk yang
berkualitas.
Menentukan Varian Produk Secara Jenis Produk Yang Ditawarkan
Ada
Menguntungkan Penjualan Produk Per Jenis
Ada
Produk
Menyajikan Produk Dengan Variasi Kemasan Produk Tidak Ada
Kemasan Yang Sesuai Variasi Produk Ada
162
MANAGEMENT AUDIT
Menetapkan Tingkat Harga Selling - Out Informasi harga Pesaing Tidak ada
terdokumentasi
Evaluasi Kelayakan Program Promosi Iklan Yang Dilakukan Tidak Ada
Media Yang Digunakan Tidak Ada
Personal Selling Tidak ada
Pengeluaran Untuk Kegiatan Tidak Ada
Promosi
Rapat Promosi Tidak Ada
PROMOTION STRATEGY
Daya Tarik “Promotion Copy” Jenis Media Tidak Ada
Media, Sponsorship Tidak Ada
Efektivitas Media Media Efektif Tidak Ada
Jangkauan Tayangan Yang Efektif Jarak Wilayah Yang Disasar Tidak Ada
Wilayah Sasaran Tidak Ada
Frekuensi Tayangan Yang Efektif Tayangan Per Peride Tertentu Tidak Ada
Waktu Tayang
Rapat Evaluasi Untuk Tayangan Tidak Ada
Efektif
Catatan Pembeli Karena Tertarik Tidak ada
Pada Media Tertentu
Tingkat Efek AIDAS Yang Layak Keluhan Ada
Beli Ulang Ada
Pelanggan Aktif Ada
Meningkatkan Jumlah Tatap Muka Tatap Muka Terjadual Tidak Ada
Dengan Pelanggan Tatap Muka Tidak Terjadual Ada
Memastikan Tenaga Penjualan Secara Rata-Rata Kunjungan Penjualan Tidak Ada
Efisien Per Wiraniaga Per Hari
Rata-Rata Waktu Kunjungan Tidak Ada
Penjualan Per Pertemuan
Rata-Rata Pendapatan Per Tidak ada
Kunjungan Penjualan
Rata-Rata Biaya Per Kunjungan Tidak ada
Penjualan
% Pesanan Terjadi Per 100 Kali Tidak Ada
Kunjungan Penjualan
Pelanggan Baru Per Periode Tidak Ada
Pelanggan Hilang Per Periode Tidak Ada
Biaya Tenaga Penjualan Dari Tidak ada
Penjualan Total Yang Dihasilkan
163
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
Membuat Peta Geografis Pelanggan Ada Catatan Peta Geografis Tidak Ada
Pelanggan
Pelanggan Setiap Wilayah Tidak ada
Geografis
Pelanggan Aktif Dari Seluruh Ada
Wilayah
Wilayah Aktif Tidak ada
Membuat Peta Potensi Pelanggan Informasi Pelanggan Berpotensi Ada
Riset Mengenai Potensi Pasar Tidak Ada
Catatan Potensi Pelanggan Ada
SALES & DISTRIBUTION
STRATEGY
Mengoptimumkan Jumlah Kunjungan Kunjungan Yang Dilakukan Tidak Ada
Wilayah Yang Harus Dikunjungi Tidak Ada
Jadual Kunjungan
Tenaga Yang Tidak Ada
Melakukan Tidak Ada
Kunjungan
Rasio Antara Wilayah Kunjungan
dengan Tenaga Yang Dimiliki
Mengembangkan Kunjungan Efektif Kunjungan Yang Menghasilkan Tidak ada
Pembelian
Pengeluaran Untuk Kunjungan Tidak ada
Mengembangkan Teknik Pemajangan Tenaga Yang Terampil Untuk Tidak Ada
Yang Menarik Pemajangan
Pemajangan Tidak Ada
Biaya Pemajangan Tidak Ada
Jangka Waktu Pemajangan Tidak Ada
Modifikasi Berkala Tidak ada
Pengecekan Hasil Pajangan Tidak Ada
Memastikan Delivery Yang Optimum Jangka Waktu Delivery Order Tidak Ada
Armada Yang Digunakan Tidak Ada
Sopir Tidak Ada
Sales Force Tidak Ada
164
MANAGEMENT AUDIT
Siaga Untuk Urusan Repair & Tenaga Urusan Repair & Ada
Maintenance Maintenance
Tempat Untuk Repair & Ada
Maintenance
Latar Belakang Pendidikan Tenaga Ada
Repair & Maintenance
Pendidikan Ketrampilan Untuk Tidak Ada
Tenaga Repair & Maintenance Ada
Prosedur Untuk Repair &
Maintenance
Menangani Keluhan Media Menyampaikan Keluhan Ada
Keluhan Ada
Keluhan Yang Dipecahkan Ada
Perbaikan Terhadap Keluhan Ada
Ketentuan Orang Yang Menangani Ada (Manager)
Keluhan
Menangani Pertanyaan Pelanggan Tenaga Khusus Pelayanan Tidak Ada
Pendidikan Mengenai Pelayanan Tidak Ada
Menjawab Pertanyaan Mengenai Harga Daftar Harga Ada
Secara Cepat
Memproses Order/Pesanan Dengan Jadual Penyampaian Pesanan Ada
Cepat/Tepat Waktu Catatan Pesanan
Perjanjian Order Dengan Pemesan Ada
165
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
bisnis yang berorientasi pada pasar. Hal ini menjadi hambatan yang mendasar
dalam upaya meningkatkan kinerja pemasaran khususnya dan kinerja perusahaan
pada umumnya.
Gambaran rantai nilai kegiatan pemasaran Percetakan Arum Tegal adalah sebagai
berikut:
Rantai nilai Kegiatan Sifat Tugas
1. Melakukan kunjungan dan mencari pesanan AT
1 6 ke pelanggan aktif (Pemda Tegal, Brebes,
Terminal Bus Tegal.)
2
5
2. Mendapatkan pesanan dan contok cetakan AT
dari pelanggan.
4
3
3. Memeriksa ketersediaan bahan baku dan AT
bahan penolong untuk produksi pesanan.
4. Melakukan pembelian bahan baku dan AT
bahan penolong, jika persediaan tidak ada.
5. Melakukan proses produksi sesuai AT
permintaan pelanggan.
6. Memeriksan kualitas produksi. AT
7. Mengirim pesanan kepada pelanggan RI
166
MANAGEMENT AUDIT
167
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
IV. SCORECARD
168
MANAGEMENT AUDIT
PD. Moegiran
Manajer Unit
Kaur Keuangan
PD. Moegiran
Manajer Unit
Aniek Juwarsi
Kasi Adm/Keuangan
ROI
Modal kerja
Mengendalikan biaya
Tingkat keuntungan bersih aktiva
Arus Kas
Laporan Keuangan
Revenue cost
169
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
170
MANAGEMENT AUDIT
171
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
172
MANAGEMENT AUDIT
173
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
174
MANAGEMENT AUDIT
5. SCORECARD
Ukuran kinerja Standard ideal Stqndard Nyata Ki.Puncak Gap
175
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan Kabag Akuntansi Ibu Tri Astuti
dan Administrasi Gudang bapak, diperoleh suatu gambaran bahwa seluruh kegiatan
keuangan saat ini dilaksanakan dengan cara yang sangat sederhana, dimana yang
ada hanyalah proses catat–mencatat, sedangkan proses perencanaan terhadap
kebutuhan dan realisasi keuangan perusahaan sekarang danyang akan datang tidak
dilakukan. Selain itu masih tumpang tindihnya pekerjaan yang dilakukan setiap
bagian yang ada di unit usaha. Hal ini selain menghambat pekerjaan juga tidak
fokusnya setiap orang dalam perusahaan khususnya dalam bidang akuntansi dan
keuangan. Dalam bidang administrasi gudang, diperoleh gambaran bahwa tidak ada
sistem dan prosedur yang jelas, sehingga proses pencatatan hanya dilandasi rasa
saling percaya, bukan pada sistem dan prosedur yang baik. Gambaran rantai nilai
kegiatan pemasaran Pabrik Keramik Mayong adalah sebagai berikut:
Rantai nilai Kegiatan Sifat Tugas
Penjualan
1.
2.
3.
4.
5.
176
MANAGEMENT AUDIT
BUDAYA ORGANISASI
Kajian atas rantai nilai kegiatan manajemen budaya organisasi adalah seperti yang
disajikan dibawah ini.
177
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
179
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
180
MANAGEMENT AUDIT
ORGANISASI
Kajian atas rantai nilai kegiatan manajemen organisasi adalah seperti yang disajikan
dibawah ini.
KEGIATAN INDIKATOR KETERANGAN
UTAMA
Jumlah Personel yang terlibat TAD
Tingkat Organisasi yang terlibat
TAD
Jumlah kalimat rumusan visi
Jumlah kalimat rumusan misi TAD
Merumuskan Visi dan Misi TAD
Tingkat kejelasan visi dan misi untuk
Unit Usaha
dipahami anggota organisasi TAD
Jumlah variabel yang dikaji dalam rumusan TAD
visi dan misi
Jumlah Sosialisasi pada anggota organisasi TAD
Jumlah Kalimat rumusan strategi TAD
Tingkat kejelasan strategi untuk dipahami TAD
Merumuskan Strategi
dalam realitas organisasi
Perusahaan
Tingkat kejelasan strategi untuk diwujudkan
dalam struktur organisasi TAD
Ketersediaan Konsep tertulis TDA
Jumlah Pekerjaan yang ada di organisasi
ADA
Jumlah Staf
Jumlah Departementasi ADA
Jumlah bagian / bidang ADA
Menyusun Format Jumlah Jabatan
Organisasi ADA
Jumlah lapis Organisasi ADA
Jumlah Rentang Kendali / span of control
Pimpinan Puncak terhadap departement ADA
Pimpinan Departemen / Bagian/Bidang ADA
terhadap karyawan operasional
Jumlah Supervisi & Penugasan ke bawah ADA
untuk level pimpinan
Menyusun dan memastikan Jumlah Pertanggungjawaban / konsultasi
aliran pekerjaan dalam seorang bawahan dengan atasan TAD
struktur Jumlah Pengecualian ( Bypass ) terhadap
aliran pekerjaan / koordinasi normal TAD
181
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
MANAJEMEN STRATEJIK
Kajian atas rantai nilai kegiatan manajemen stratejik adalah seperti yang
disajikan dibawah ini.
KEGIATAN INDIKATOR KETERANGAN
UTAMA
Merumuskan Visi, Misi, Σ Kalimat Visi, Misi ADA
Tujuan Dan Perusahaan Σ Faktor Yang Dianalisis
Σ Divisi Yang Dilibatkan
Σ Orang Yang Dilibatkan ADA
Frekuensi Pengadaan Analisis TDA
Frekuensi Pengadaan Analisis SWOT TDA
Frekuensi Rapat Direksi
Frekuensi Rapat Perencanaan Dan TDA
Evaluasi ADA
Σ Keputusan Yang Diambil Per Periode
Tertentu ADA
Σ Keputusan Baru ADA
Σ Usulan Baru
182
MANAGEMENT AUDIT
183
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
184
MANAGEMENT AUDIT
ADA
Menyusun Peraturan Ketersediaan Konsep tertulis ADA
Perusahaan Jumlah ketentuan yang diatur
Jumlah sosialisasi Peraturan perusahaan ADA
ADA
185
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
186
MANAGEMENT AUDIT
187
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
SCORECARD KINERJA
NAMA PERUSAHAAN : PERCETAKAN ARUM TEGAL
No. DEFINISI KINERJA BUKTI EMPIRIS NK
(Wawancara, Laporan Internal)
I. MANAJEMEN STRATEGJIK
KELAYAKAN BISNIS
1 1,1 Peluang produk dan pertumbuhan Mampu memenuhi pesanan cetakan dari semua
permintaan baru pelanggan 2
Potensi dan peluang pasar cukup besar,
khususnyamelalui melakukan kerja sama
dengan Pemda, Dipenda dan instansi-intansi
dan unit usaha Perusda.
Kapasitas produksi dapat ditingkatkan lagi jika
ada investasi perbaikan mesin dan didukung
dengan tenaga profesional bidang produksi.
2 1,2 Prospek bisnis dan kemampuan Laporan keuangan tahun 2000 menunjukkan 1
memberikan balas jasa finansial hasil penjualan yang dapat memberikan
keuntungan finansial sebesar Rp. 10.241.728,73
namun hanya menghasilkan ROI sebesar 5,4%
atau kurang dari bunga bank.
SINERGI SISTEM
3 2,1 Dukungan antar bidang untuk Dalam struktur organisasi terdapat devisi 1
peningkatan penjualan pemasaran, namun tidak ada tenaga penjualan
khusus. kegiatan pemasaran dirangkap dan
dilakukan oleh manajer unit dan tenaga operasi
produksi.
4 2,2 Ketersediaan pedoman manajemen Dalam profil uang dibuat tahun 2001 terdapat 0
untuk pengembangan sistem rumusan Visi, misi dan tujuan usaha ini. Namun
demikian rumusan Visi, misi dan tujuan ini baru
dalam wacana dan belum ada penjabaran
konkrit ke dalam rumusan strategi organisasi
dan implementasinya untuk melaksanakan Visi,
misi dan tujuan tersebut.
5 2,3 Keterlibatan lintas bidang dalam Tidak ada rapat lintas bidang. Kegiatan kritical 1
kegiatan kritikal untuk mencapai terutama bidang pemasaran dan produksi belum
sasaran dilakukan dalam lintas bidang dan masih
menjadi tanggung jawab masing-masing bidang.
PROFESIONALISME SDM
6 3,1 Pengelolaan waktu kerja terfokus Karyawan tidak mempunyai catatan waktu kerja 1
pada perusahaan terukur untuk masing-masing individu atau
masing-masing bagian. Pelaksanaan tugas
umum menunggu perintah dan permintaan
manajer atau pimpinan.
7 3,2 Pengelolaan proses kerja melalui Tidak ada dokumen mengenai indikator proses 0
indikator kinerja terukur dan hasi kerja.
ORIENTASI PROFITABILITAS
8 4,1 Pengembangan keputusan berbasis Dalam tahun 2000 tidak dilakukan studi 0
kelayakan usaha kelayakan proyek, namun dalam tahun 2001
diadakan profiling terhadap unit usaha yang
berhubungan dan analisa SWOT, rencana
investasi perbaikan mesin.
9 4,2 Tingkat orientasi pada pertumbuhan Manajemen berorientasi untuk menghasilkan 0
jangka panjang laba, walaupun profit yang dihasilkan hanya
sebesar 22,76% dari target laba sebesar Rp.
45.000.000.
188
MANAGEMENT AUDIT
16 8,2 Upaya & Ketersediaan program Tidak ada bukti terdokumentasi maupun 0
perbaikan mutu manajer pelatihan-pelatihan program perbaikan mutu
manajer .
17 8,3 Upaya & Ketersediaan program Tidak ada bukti terdokumentasi adanya program 0
organisasi pembelajaran maupun pelatihan learning organization untuk
manajer.
18 8,4 Upaya & Ketersediaan program Tidak ada bukti terdokumentasi mengenai 0
Kompetensi Tehnis karyawan program kompetensi staff maupun pelatihan
teknis untuk para staff.
19 8,5 Upaya & Ketersediaan Program Tidak ada bukti adanya program jenjang karier, 0
Jenjang Karier yang ada hanya kenaikan golongan secara
berkala.
TINGKAT KETERGANTUNGAN
EKSTERNAL-IN
20 9 Ketergantungan Keputusan Stratejik Semua keputusan strategik dan cepat harus 1
& Cepat sepersetujuan kantor pusat.
TINGKAT KETERGANTUNGAN
EKSTERNAL-OUT
21 10 Ketergantungan Keputusan Stratejik Semua keputusan strategik dan cepat harus 1
pada Pemda/DPRD sepersetujuan Pemda dan DPRD
KEWENANGAN STRATEJIK &
OPERASIONAL
189
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
190
MANAGEMENT AUDIT
191
BAB 9 : LAPORAN MANAJEMEN AUDIT
51
IV MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA
52 1 Tingkat pendidikan formal Kualitas SDM dengan berpendidikan formal S1 1
dan S2 tidak ada. Umumnya tingkat pendidikan
formal seluruh karyawan dalam unit usaha
percetakan Arum berpendidikan sederajat SLTA
namun mempunyai pengalam kerja cukup
lama.
53 2 Keahlian profesional sesuai bidang Sebagian karyawan mempunyai keahlian 2
dibidangnya, terutama karena pengalaman
dalam menekuni bidang percetakan selam
bertahun-tahun.
54 3 Pengembangan keahlian profesional Tidak ada program peningkatan keahlian, baru 1
direncanakan oleh manajer unit untuk
melakukan pelatihan sesuai bidang pekerjaan
dengan program kemitraaan, kerjasama dengan
Depnaker Jawa Tengah.
55 4 Tingkat kelayakan penggajian Gaji yang diterima dibawah UMR , rerata gaji 1
pokok untuk tahun 2000 per kepala adalah
68.106,27.
56 5 Ketersediaan Human Resource Tidak ada dokumen yang mendukung adanya 1
Mangement Support System HRM support system.
56
V MANAJEMEN KEUANGAN
57 1,1 Tingkat kontribusi keuangan Pendapatan yang ditargetkan Direksi Perusda 1
perusahaan thdp PAD/APBD untuk tahun 2000 sebesar Rp. 45.000000
sedangkan realisasi pencapaiannya adalah RP.
10.241.728,73 atau sebesar 22,76% dsari
target.
58 1,2 Keunggulan kontribusi sesama Kontribusi laba terhadap ROI sebesar 5,4% 2
BUMD – BPD atau kurang dari bunga bank sehingga
kontribusi terhadap PAD 50% dibawah bunga
bank BPD.
59 1,3 Keunggulan kontribusi sesama 2
BUMD – BPR/BKK
192
MANAGEMENT AUDIT
193
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Beer, M. 2003. Why total quality management programs do not persist: the role of
management quality and implications for leading a TQM transformation.
Decision Science. 2003, 34, b 623-642.
Becker, B.E., Mark A. H., & Ulrich,D.2001. The HR scorecard, linking people,
strategy, and performance.
Brown, M.G. 1996. Keeping Score: Using the Right Metrics to Drive World-Class
Performance. Quality Resources, New York, NY
195
MANAGEMENT AUDIT
Ghozali, Imam 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Gibson, JL, J.M. Ivancevich, J.H. Donnely,Jr. 1996. Organisasi: Perilaku, Struktur,
Proses. Jilid 1. Edisi 8. Edisi Indonesia. Binarupa Aksara Jakarta.
Gryna, F.M. 1991. The quality director of the '90s. Quality Program 24, 51-54.
Hair, J. F, Anderson, R.E, Tatham, R.L. & Black, W.C. 1995 Multivariate Data
Analysis, New Jersey: Prentice Hall
Hansen, Don R. dan M.M. Mowen 2000. Management Accounting, 5th Edition.
South-Western College Publishing.
Juran, J.M., 1993. Why quality initiatives fail. Journal of Business management.
14, 35-38.
Kaplan, R.S. & Norton, D.P. (1996). The balanced scorecard: translating strategy
into action. Boston: Harvard Business School Press.
Kanulf, E. B., Berger, R.A. and Gray, S.T.1991. Profile of excellence: Achieving
success in the non-profit sector. San Francisco: Jesssy -Bass Publishers.
196
DAFTAR PUSTAKA
Lingle, J.H. and Schiemann, W.A. 1996. Balanced Score Card to strategy gauge:
is measurement worth it. Management Review, March: 56-62.
Maisel, L.S. 1992. Performance measurement: the Balanced Score Card ap-
proach. Journal of Cost Management, 5/2:47-52.
Marquardt 1999. Global advantage- How world class organizations improve per-
formance through globalization. Houston: Gulf Publications.
Michael. D, F, Jhonny Deng, Yutaka Kato. 2000. “The design and affect of control
system : test of direct and indirect – effect models”, Accounting,
Organizations and Society, 23, 467-483
Micro Soft Corporation. 2008. Map Point in the Healthcare Industry: Today's Chal-
lenges in the Healthcare Industry. Available at
ww.microsoft.com/mappoint/industries/healthcare/hea_challenges.mspx
Moullin, M. 2002. Delivering Excellence in Health and Social Care. Open Universi-
ty Press, Buckingham.
197
MANAGEMENT AUDIT
Steeples, M.M., 1992. The Corporate Guide to the Malcolm Baldrige National
Quality Award: Proven Strategies for Building Quality into Your Organiza-
tion. Business One Irwin, Homewood, IL.
198