Anda di halaman 1dari 15

KONSEP BIAYA

PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI BIAYA

Penggunaan istilah kos (cost) atau biaya (cxpense) secara konsisten dalam semua konteks

bukan hal yang mudah. Ada kalanya terjadi perbedaan pendapat untuk memilih istilah

yang lebih tepat. Misalnya, istilah kos barang dijual (bukan biaya barang dijual) lebih sering

digunakan untuk menggambarkan harga pokok penjualan (cost of goods sold), padahal

esensi dari cost of goods sold adalah biaya, bukan kos. Walaupun pembahasan tentang

topik kos dan biaya masih belum final, maka diperlukan pendefinisian kos dan biaya

yang dianggap dapat mewakili makna kos dan biaya tersebut. Oleh karena itu, dehnisi

kos dan biaya yang akan dijelaskan pada bagian berikut ini masih terbuka untuk dibahas

lebih lanjut.

PENGERTIAN BIAYA

Salah satu konsep penting dalam akuntansi manajemen adalah konsep kos. Agar pemahaman
terhadap akuntansi manajemen lebih baik, seseorang perlu memahami arti. Kos (cost) adalah
pengorbanan Sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberi
manfaat sekarang atau masa yang akan datang. Kos diukur dalam satuan mata uang.

Saat barang dan jasa dimanfaatkan, kos akan menjadi biaya. Kos yang belum dimanfaatkan
dikelompokkan sebagai aset. Biaya (expense) adalah kos barang atau jasa yang telah digunakan
untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan adalah nilai barang yang dijual atau jasa yang
diberikam. Laba atau rugi merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya.

Klasifikasi Biaya

Data suatu transaksi dapat menghasilkan informasi yang berbeda. Misalnya dari data biaya bahan
dapat dihasilkan informasi tentang biaya produk atau biaya per fungsi. Akuntan manajemen dituntut
untuk menghasilkan informasi yang berbeda sesuai dengan tujuan penggunaan informasi. Informasi
biaya yang berbeda dapat dihasilkan dengan mengklasifikasikan biaya secara berbeda pula. Pada
dasarnya biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan:

1. Ketertelusuran biaya

2. Perilaku biaya

3. Fungsi biaya

4. Elemen biaya produksi

Ada klasifikasi biaya lain, yaitu klasifikasi berdasarkan proses pokok manajerial.

Sebagian biaya yang berdasarkan klasifikasi ini adalah biaya standar dan biaya

sesungguhnya. Topik ini dibahas dalam akuntansi biaya bagian biaya standar. Contoh
lain biaya berdasarkan klasifikasi ini adalah biaya relevan dan tidak relevan. Kedua jenis

biaya tersebut diuraikan lebih lanjut pada bab ini dengan topik biaya dalam pembuatan

keputusan. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Ketertelusuran. Berdasarkan ketertelusuran biaya ke


produk,

biaya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. biaya langsung (direct COSt):

2. biaya tidak langsung (indirect COSt).

Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusur sampai kepada produk secara langsung. Biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang langsung dapat ditelusur sampai
kepada produk. Dalam pembuatan meja, kayu merupakan bahan baku yang mudah ditelusur sampai
kepada produk jadi berupa meja. Banyaknya kayu dan biaya kayu yang dapat digunakan ditelusur ke
setiap meja yang diproduksi. Biaya tenaga kerja langsung adalah gaji atau upah karyawan dan jam
kerjanya dapat diidentifikasi hingga ke setiap produk yang dihasilkan.

Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat secara langsung ditelusur ke produk. Gaji mandor
produksi adalah contoh biaya tidak langsung. Seorang mandor tidak langsung terlibat dalam
pengerjaan suatu produk tertentu. Seorang mandor dapat mengawasi pengerjaan beberapa produk
sekaligus. Oleh karena itu, gaji mandor produksi tidak dapat dikategorikan sebagai biaya langsung
melainkan biaya tidak langsung.

Klasifikasi Biaya Berdasarkan perilaku. Tingkat aktivitas dapat berubah-ubah, naik atau turun.
Perilaku biaya menggambarkan pola variasi perubahan tingkat aktivitas terhadap perubahan biaya.
Berdasarkan perilakunya, biaya dapat diklasifikasi menjadi:

1. biaya variabel (variable cos):

2. biaya tetap (fixed cost):

3. biaya campuran (mixed cost).

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan

perubahan tingkat aktivitas. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung. Apabila tingkat produksi bertambah, jumlah biaya variabel

bertambah. Apabila tingkat produksi menurun, jumlah biaya variabel menurun. Namun,

biaya variabel per unit tidak berubah walaupun jumlah biaya berubah sesuai dengan

perubahan aktivitas.

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahya tidak terpengaruh oleh tingkat aktivitas

dalam kisaran tertentu. Walaupun tingkat aktivitas meningkat atau menurun, jumlah

biaya tetap tidak berubah. Meskipun demikian, biaya tetap per unit akan berubah seiring

dengan perubahan tingkat aktivitas. Apabila tingkat aktivitas meningkat, biaya tetap per

unit menurun. Sebaliknya, apabila tingkat aktivitas menurun, biaya tetap per unit akan
meningkat. Contoh biaya tetap adalah biaya sewa peralatan pabrik.

Biaya campuran adalah biaya yang memiliki karakteristik biaya variabel dan

sekaligus biaya tetap. Sebagian unsur biaya campuran berubah sesuai dengan perubahan

aktivitas. Sementara, sebagian unsur biaya campuran yang lain tidak berubah walaupun

tingkat aktivitas berubah. Biaya listrik adalah contoh biaya campuran. Biaya pemakaian

listrik berubah sesuai dengan perubahan tingkat pemakaian listrik. Sementara, biaya

abonemen listrik tidak berubah walaupun pemakaian listrik berubah.

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi. Pada dasarnya ada tiga jenis fungsi pokok di perusahaan

manufaktur. Fungsi pokok tersebut adalah fungsi produksi,

fungsi administrasi dan umum. Berdasarkan fungsi

diklasifikasikan menjadi:

1. biaya produksi (production cos):

2. biaya pemasaran (marketing expense),

3. biaya administrasi dan umum (general and administrative eXxpense).

Biaya produksi adalah biaya untuk membuat bahan menjadi produk jadi. Biaya

produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

pabrik. Biaya pemasaran meliputi berbagai biaya yang terjadi untuk memasarkan produk

atau jasa, Biaya pemasaran terjadi dalam fungsi pemasaran. Contoh biaya pemasaran adalah biaya
promosi, biaya iklan, dan biaya pengiriman

Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang terjadi dalam rangka mengarahkan,

menjalankan, dan mengendalikan perusahaan. Biaya administrasi dan umum terjadi

dalam fungsi administrasi dan umum. Contoh biaya administrasi dan umum adalah gaji

pegawai administrasi, biaya depresiasi gedung kantor, dan biaya perlengkapan kantor.

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Elemen Biaya Produksi. Aktivitas produksi adalah aktivitas

mengolah bahan menjadi produk jadi. Pengolahan bahan dilakukan oleh tenaga kerja,

mesin, peralatan, dan fasilitas pabrik lainnya. Berdasarkan fungsi produksi, biaya dapat

diklasifikasi menjadi tiga, yaitu:

1. biaya bahan baku (raw material cost),

2. biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost),

3. biaya overhead pabrik (manufacture overhead cos).


Biaya bahan baku adalah nilai bahan baku yang digunakan dalam proses produksi

untuk diubah menjadi produk jadi. Pada dasarnya ada dua kategori bahan, yaitu bahan

baku dan bahan penolong. Bahan dikategorikan menjadi bahan baku dan bahan penolong

tergantung pada keputusan manajemen. Umumnya, ketertelusuran dan signifikansi nilai

bahan dijadikan dasar untuk mengklasifikasi bahan menjadi bahan baku atau bahan

penolong. Apabila bahan mudah ditelusur ke produk atau nilainya signifikan, maka bahan

tersebut dapat dikategorikan sebagai bahan baku. Sebagai contoh, untuk pembuatan buku

diperlukan bahan berupa kertas, tinta, lem, dan benang. Kertas dan tinta dikategorikan

sebagai bahan baku, sedangkan lem dan benang dikategorikan sebagai bahan penolong.

Bahan penolong tidak termasuk biaya bahan baku melainkan biaya overhead pabrik.

Biaya tenaga kerja langsung adalah besarnya nilai gaji dan upah tenaga kerja yang

terlibat langsung untuk mengerjakan produk. Pada dasarnya ada dua jenis tenaga kerja,

yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Karyawan produksi yang

langsung terlibat dalam pembuatan produk, misalnya buruh, termasuk tenaga kerja

langsung. Supervisor dan kepala pabrik tidak secara langsung terlibat mengerjakan

produk sehingga dikategorikan sebagai tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja

tidak langsung bukan biaya tenaga kerja langsung melainkan biaya overhead pabrik.

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan

biaya tenaga kerja langsung. Contoh biaya overhead pabrik adalah nilai bahan penolong

yang digunakan, gaji tenaga kerja tidak langsung, depresiasi peralatan pabrik, depresiasi

gedung pabrik, dan asuransi pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung

relatif mudah ditelusur ke produk, sebaliknya biaya overhead pabrik relatif sulit ditelusur

ke produk.

PEMBEBANAN BIAYA

Ada tiga konsep yang perlu diketahui dalam membebankan biaya. Ketiga konsep tersebut adalah
biaya, objek biaya (cost object), dan metode pembebanan biaya(cost assignment).

Sebagai contoh, PT Koronalex memproduksi pakaian melalui dua departemen produksi, yaitu

departemen penjahitan dan departemen penyelesaian. Perusahaan memproduksi baju

dan celana. Aktivitas di departemen penyelesaian meliputi pengancingan, penyeterikaan,

dan pembungkusan. Perusahaan memiliki dua pelanggan, yaitu Toko Abadi dan Toko Budiman.
Biaya dapat dibebankan ke masing-masing produk, yaitu baju dan celana. Baju

dan celana adalah objek biaya berupa produk. Biaya dapat dibebankan ke departemen

penjahitan dan departemen penyelesaian. Dalam hal ini, departemen penjahitan dan

departemen penyelesaian adalah objek biaya berupa departemen.

Biaya dapat dibebankan ke aktivitas pengancingan, penyeterikaan, dan pembungkusan.

Pengancingan, penyeterikaan, dan pembungkusan adalah objek biaya berupa aktivitas.

Biaya juga dapat dibebankan ke Toko Abadi dan Toko Budiman. Dalam hal ini, Toko

Abadi dan Toko Budiman adalah objek biaya berupa pelanggan.

Akuntansi manajemen konvensional tidak mempertimbangkan aktivitas sebagai

objek biaya. Sementara dalam akuntansi manajemen kontemporer, aktivitas merupakan

objek biaya yang menjadi fokus perhatian. Aktivitas adalah tindakan yang dilakukan

oleh manajemen. Suatu aktivitas menggambarkan suatu tindakan. Contoh aktivitas pada

perusahaan manufaktur adalah mengeset mesin, memindahkan bahan dan produk,

membeli bahan, menagih pelanggan, membayar tagihan, memelihara peralatan, mengirim

pesanan, mendesain produk, dan menginspeksi produk.

Metode Pembebanan Biaya

Pembebanan biaya adalah penentuan biaya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Ada tiga

metode pembebanan biaya. Ketiga metode tersebut adalah:

1. penelusuran langsung (direct tracing),

2. penelusuran pemicu (driver tracing):

3. alokasi (allocation).

Ilustrasi ketiga metode pembebanan biaya digambarkan pada Peraga 2.1.

Penelusuran Langsung. Penelusuran langsung adalah proses penentuan biaya yang

dikonsumsi objek biaya dengan mengamati hubungan langsung antara biaya dan objek

biayanya. Seperti tampak pada Peraga 2.1, penelusuran biaya sumber daya ke objek biaya

dilakukan melalui pengamatan hubungan fisik. Berikut ini adalah ilustrasi penelusuran

langsung.

Objek biaya — : Meja (objek biaya berupa produk).

Biaya : Biaya bahan baku kayu dan upah buruh pabrik.

Pembebanan: Mudah menelusuri berapa banyak kayu yang digunakan dan berapa jam
kerja buruh pabrik yang diperlukan untuk memproduksi sebuah meja. Biaya bahan baku kayu dan
biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke meja.

Metode Pembebanan Biaya

Objek biaya : Departemen penjahitan (objek biaya berupa departemen).

Biaya : Biaya bahan baku kain dan upah operator mesin jahit.

Pembebanan : Mudah menelusuri berapa kain yang digunakan dan berapa jam kerja

Operator mesin jahit yang terjadi di departemen penjahitan. Biaya bahan

baku kain dan upah operator mesin jahit dibebankan ke departemen

penjahitan.

Penelusuran Pemicu, Pemicu adalah faktor penyebab besar atau kecilnya konsumsi biaya

oleh objek biaya yang dapat diamati. Pemicu menyebabkan perubahan dalam penggunaan

sumber daya. Pemicu memiliki hubungan sebab-akibat antara biaya dan objek biaya.

Penelusuran pemicu adalah Proses penentuan biaya yang dikonsumsi objek biaya dengan

mengamati hubungan sebab-akibat antara pemicu dan objek biaya.

Pemicu biaya (cost driver) adalah faktor yang menentukan besar atau kecilnya permintaan biaya

oleh aktivitas. Pemicu ini digunakan untuk membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.

Pemicu aktivitas (activity driver) adalah faktor yang menentukan besar atau kecilnya

permintaan aktivitas oleh objek biaya, Pemicu ini digunakan untuk membebankan biaya

aktivitas ke objek biaya. Berikut ini adalah ilustrasi penelusuran pemicu.

Objek biaya : Meja (objek biaya berupa produk).

Aktivitas : Pengesetan,

Biaya : Biaya pengesetan,

Pemicu : Jumlah pengesetan.

Pembebanan: Sebanyak 20 dari 100 kali pengesetan dilakukan untuk aktivitas pengesetan

produk meja. Sebesar 20 persen biaya pengesetan dibebankan ke meja.

Objek biaya: Departemen penjahitan (objek biaya berupa departemen).

Aktivitas : Pengesetan.

Biaya : Biaya pengesetan.


Pemicu : Jumlah pengesetan.

Pembebanan: Sebanyak 60 dari 100 kali pengesetan dilakukan di departemen penjahitan.

Sebesar 60 persen biaya pengesetan: dibebankan ke departemen penjahitan.

Pemicu biaya bersifat kontekstual dan sesuai dengan kondisi perusahaan.

Manajemen harus mengidentifikasi berbagai alternatif pemicu biaya dan kemudian

memilih satu dari alternatif pemicu biaya yang tersedia yang dianggap paling mewakili.

Misalnya, pemicu biaya pengiriman barang dapat berupa jumlah pelanggan, frekuensi

pengiriman, dan jarak tempuh. Di antara tiga alternatif pemicu tersebut, perusahaan

memilih salah satu, misalnya frekuensi pengiriman.

Alokasi adalaha biaya yang terjadi akan tetapi tidak memiliki hubungan sebab-akibat dengan

objek biaya. Ada juga biaya yang tidak secara langsung dapat ditelusuri ke objek biaya.

Apabila hal ini terjadi, maka alternatif metode yang tersedia untuk membebankan biaya

ke objek biaya adalah alokasi. Oleh karena tidak memiliki hubungan langsung dan sebab-

akibat, maka metode alokasi biaya dilakukan berdasarkan kemudahan (convenience).

Dasar Aktivitas dan Pemicunya

Aktivitas : Pemicu

Pengesetan peralatan : Jumlah pengesetan

Pemindahan bahan : Jumlah pemindahan

Pemesanan bahan : Jumlah order pembelian

Pendesainan kembali produk : Jumlah order desain ulang

Pembayaran tagihan : Jumlah faktur

Menginspeksi produk jadi : Jumlah kelompok produksi

Pemeliharaan peralatan : Jam pemeliharaan

Penyediaan listrik : Jumlah kilowatt listrik

Pembungkusan barang : Jumlah kotak

Penjadwalan produksi : Jumlah jenis produk

alokasi yang lazim digunakan adalah jam mesin, jam kerja langsung, jumlah karyawan, jam
pemeliharaan, luas lantai, dan jumlah kwh listrik. Berikut ini adalah ilustrasi alokasi

Objek biaya : Meja (objek biaya berupa produk).


Aktivitas : Mendepresiasikan gedung.

Biaya : Depresiasi gedung.

Dasar alokasi : Jam mesin.

Pembebanan : Tidak ada hubungan langsung dan sebab-akibat antara depresiasi

gedung dan jumlah unit meja. Perusahaan memutuskan mengalokasikan berdasarkan jam mesin.
Besarnya depresiasi yang dialokasi ke meja

ditentukan berdasarkan besarnya jam mesin yang dikonsumsi untuk memproduksi meja.

Objek biaya : Departemen penjahitan (objek biaya berupa departemen).

Aktivitas : Pertamanan.

Biaya : Pemeliharaan taman pabrik.

Dasar alokasi : Luas lantai.

Pembebanan : Tidak ada hubungan langsung dan sebab-akibat antara pemeliharaan

taman dan departemen penjahitan. Perusahaan memutuskan

mengalokasikan berdasarkan luas lantai. Besarnya biaya pemeliharaan

taman yang dialokasi ke departemen penjahitan ditentukan berdasarkan

luas lantai departemen penjahitan.

Dibandingkan penelusuran pemicu dan alokasi, penelusuran langsung memiliki

akurasi yang paling tinggi. Metode ini membebankan biaya ke objek biaya berdasarkan

hubungan yang secara fisik dapat diamati. Metode yang paling akurat berikutnya adalah

metode penelusuran pemicu. Pada metode ini masih terdapat hubungan sebab-akibat.

Metode yang paling kurang akurat adalah metode alokasi. Walaupun metode alokasi kurang

akurat, metode ini mudah dan murah untuk diterapkan. Pertimbangan biaya manfaat

dapat dijadikan dasar untuk memilih metode. Walaupun metode penelusuran pemicu lebih akurat
daripada metode alokasi, perusahaan belum tentu memilih metode tersebut apabila usaha untuk
menerapkan metode tersebut lebih mahal daripada manfaatnya.

Akurasi Pembebanan Biaya

Pembebanan biaya secara akurat ke Objek biaya sangatlah penting. Akurasi bukanlah konsep yang
absolut, misalnya mencari metode pembebanan biaya yang “benar”. Akurasi adalah suatu konsep
relatif, pembebanan biaya yang masuk akal dan logis, bukan pembebanan biaya yang “benar”.
Tujuan pembeban biaya adalah mengukur dan membebankan sebaik mungkin biaya sumber daya
yang dikonusumsi suatu objek biaya. Suatu metode pembebanan biaya dapat lebih akurat
dibandingkan dengan metode pembebanan biaya lainnya. Sebagai contoh, biaya overhead pabrik
dari departemen jasa dibebankan ke departemen produksi berdasarkan jumlah karyawan. Oleh
karena departemen produksi tersebut pada modal, bukan padat karya, maka pembebanan
berdasarkan jam mesin mungkin lebih akurat.

Pembebanan biaya yang terdistorsi dapat menyebabkan kesalahan dalam pembuatan

keputusan. Sebagai contoh, seorang manajer pabrik sedang mempertimbangkan apakah

terus menyediakan listrik secara internal untuk kebutuhan pabrik atau memasoknya

dari pihak lain. Kemudian manajer tersebut menghitung seberapa besar biaya untuk

memproduksi listrik selama ini. Hasil pembebanan biaya dapat menyebabkan biaya

penyediaan listrik terlalu besar atau terlalu kecil. Apabila-hasil perhitungan menghasilkan

biaya yang terlalu besar, maka manajer mungkin memutuskan menutup departemen listrik

yang selama ini memasok listrik dan memperoleh listrik dari pemasok luar. Sebaliknya,

apabila hasil perhitungan menghasilkan biaya yang terlalu kecil, maka manajer mungkin

memutuskan tetap menghasilkan listrik secara internal.

Sebagai ilustrasi, metode pembebanan biaya yang akurat menunjukkan bahwa

biaya penyediaan listrik adalah Rp40.000.000. Biaya penyediaan listrik dari pemasok luar

adalah Rp44.000.000. Selama ini pembebanan biaya kurang akurat dan menghasilkan

biaya penyediaan listrik Rp46.000.000. Oleh karena pembebanan biaya listrik yang kurang

akurat, perusahaan memutuskan memperoleh listrik dari pemasok luar. Keputusan ini

adalah keputusan yang salah karena menyebabkan perusahaan merugi Rp4.000.000

(Rp44.000.000 — Rp40.000.000).

Ketertelusuran (traceability) merupakan konsep yang penting dalam akurasi

pembebanan biaya. Untuk membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya, maka

hubungan antara biaya dan objek biaya harus dilacak. Biaya dapat secara langsung atau

tidak langsung berkaitan dengan objek biaya. Biaya langsung adalah biaya yang mudah

dan akurat ditelusuri hingga ke objek biaya. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak

mudah dan tidak akurat ditelusuri hingga ke objek biaya. Istilah mudah ditelusuri (easily

traced) berarti bahwa biaya dapat dibebankan dengan cara yang ekonomis pada objek

biaya. Istilah akurat ditelusur (accurately traced) berarti bahwa biaya dibebankan ke

objek biaya dengan menggunakan hubungan sebab-akibat (cause and efJect relationship).

Dengan demikian, kemampuan untuk dapat ditelusuri berarti bahwa kemampuan untuk
membebankan biaya ke objek biaya dengan cara yang ekonomis melalui hubungan sebab-

akibat. Semakin mudah dalam menelusuri biaya hingga ke objek biaya, semakin akurat

pembebanan biaya.

PENENTUAN PEMICU BIAYA

Pemicu biaya adalah faktor yang menentukan besar atau kecilnya permintaan biaya oleh

aktivitas. Aktivitas adalah pekerjaan atau aksi yang dilakukan dalam perusahaan. Aktivitas

mengonsumsi biaya. Konsumsi biaya oleh aktivitas dipengaruhi oleh pemicu biaya. Pemicu

biaya perlu diidentifikasi dan ditentukan oleh perusahaan untuk setiap aktivitas. Agar

tepat dalam membebankan biaya ke aktivitas, perusahaan harus menentukan pemicu

biaya yang tepat pula.

Tahapan Penentuan Pemicu Biaya

Pemicu biaya ditentukan dengan melakukan tahapan mulai dari analisis aktivitas, analisis biaya,
Inventarisasi pemicu biaya, dan pemilihan pemicu biaya. Hal tersebut tampak bahwa analisis
aktivitas dan analisis biaya berada dalam posisi sejajar. Hal ini menunjukkan bahwa kedua analisis
tersebut dapat dilakukan secara berurutan atau sekaligus bersamaan.

Tujuan analisis aktivitas adalah untuk mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan.

Hasil akhir analisis aktivitas adalah inventarisasi aktivitas. Analisis biaya bertujuan untuk

menentukan besar biaya yang digunakan dan aktivitas yang mengakibatkan konsumsi

biaya tersebut. Setelah analisis biaya dilakukan, maka biaya setiap aktivitas dapat diketahui.

Kemudian, ditentukan alternatif aktivitas yang menjadi faktor penyebab besarnya konsumsi

biaya. Setelah itu, manajemen akan memilih satu di antara beberapa alternatif yang tersedia

untuk menentukan pemicu biaya yang paling tepat.

Analisis Aktivitas

Analisis aktivitas (activity analysis) adalah proses identifikasi aktivitas yang dilakukan:

Dengan melakukan analisis aktivitas dapat dibuat inventarisasi aktivitas. Ada aktivitas

yang dilakukan oleh seorang karyawan atau sekelompok karyawan. Ada juga aktivitas
yang dilakukan oleh karyawan dengan alat bantu mesin dan peralatan. Walaupun aktivita?

dilakukan oleh mesin dan peralatan, pada dasarnya aktivitas tersebut dilakukan Uk

karyawan karena karyawanlah yang menyebabkan mesin dan peralatan bekerja. Berikul

tiga tahap yang dilakukan dalam menganalisis aktivitas.

1. Wawancara karyawan.

2. Inventarisasi aktivitas.

3, Pengecekan ulang.

Metode yang lazim digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas adalah wawancara.

Pewawancara memberikan pertanyaan kepada karyawan mengenai aktivitas yang dilakukannya.


Selain aktivitas, pewawancara juga akan bertanya mengenai konsumsi waktu setiap aktivitas. Dalam
hal ini, karyawan dituntut dapat mendeskripsikan aktivitas yang dilakukannya dengan baik.

Aktivitas dapat terperinci atau lebih ringkas. Contoh aktivitas yang terperinci, yaitu

memeriksa order. penjualan, menulis faktur penjualan, melakukan pengecekan ulang

perhitungan dalam faktur penjualan, dan mendistribusikan faktur penjualan. Aktivitas

tersebut dapat digabungkan menjadi satu aktivitas yang lebih ringkas, yaitu penyiapan

faktur penjualan.

Tahap analisis aktivitas sering memerlukan estimasi lunak (soft estimate) atau

perkiraan (approximation) tentang aktivitas yang dilakukan. Analisis aktivitas perlu dibuat

sesederhana mungkin sesuai kebutuhan. Analisis dikhawatirkan akan dilakukan terlalu

kompleks dan terperinci sehingga tidak parsimoni (kurang sederhana sesuai dengan kebutuhan).

Selain identitas aktivitas, konsumsi waktu pelaksanaan aktivitas juga perlu diketahui.

Besarnya konsumsi waktu pelaksanaan aktivitas dapat menjadi salah satu pertimbangan

dalam menentukan peringkasan aktivitas jika daftar aktivitas terlalu terperinci. Inventarisasi

aktivitas dapat dilakukan bersamaan dengan distribusi waktunya. Pengelompokan aktivitas

yang terperinci menjadi aktivitas yang ringkas, tetapi mewakili berbagai aktivitas terperinci

perlu dilakukan.

Inventarisasi aktivitas dan konsumsi waktu setiap aktivitas perlu dikomunikasikan

kepada karyawan. Pewawancara dan karyawan perlu melakukan pengecekan ulang. Pada

tahap ini, pewawancara dan karyawan akan mengkaji sejauh mana tingkat kewajaran isi

dari inventarisasi aktivitas.


Analisis aktivitas perlu dibuat sesederhana mungkin tanpa menghilangkan esensi pokok aktivitas
yang digabungkan. Banyaknya karyawan yang terlibat, jumlah konsumsi waktu, dan jumlah aktivitas
sejenis dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengelompokkan aktivitas menjadi

lebih ringkas. Aktivitas yang dilakukan supervisor dan operator mesin dapat digabungkan

menjadi aktivitas pengesetan peralatan dan mesin. Aktivitas yang dilakukan oleh

supervisor dan operator forklifi juga dapat digabung menjadi aktivitas penanganan bahan.

Demikian juga aktivitas yang dilakukan oleh supervisor dan karyawan pemeliharaan

dapat digabung menjadi aktivitas pemeliharaan peralatan dan mesin. Oleh karena itu, faktor
judgment dan konteks yang dihadapi manajemen dapat menyebabkan terperinci atau ringkasnya
pengelompokan aktivitas. Hal ini dapat berbeda antara situasi yang satu dengan situasi yang lainnya.

ANALISIS BIAYA

Analisis biaya bertujuan untuk menentukan jumlah biaya yang dikonsumsi untuk

setiap aktivitas. Analisis biaya dijadikan dasar untuk mengidentifikasi unsur biaya yang

dikonsumsi oleh setiap aktivitas. Data biaya diperoleh dari bagian akuntansi manajemen yang ada di
perusahaan.

Biaya untuk gaji dan upah operator peralatan dan mesin merupakan biaya yang dikonsumsi ativitas
pengesetan peralatan. Biaya untuk gaji dan upah operator penanganan barang merupakan biaya
yang dikonsumsi aktivitas penanganan barang. Sedangkan biaya untuk gaji dan upah karyawan
pemeliharaan serta biaya bahan bakar dan suku cadang merupakan biaya aktivitas pemeliharaan.
Hasil inventaris biaya aktivitas tampak pada peraga 2.6

INVENTARIS PEMICU BIAYA

Setelah aktivitas dan biaya yang dikonsumsi diketahui, langkah selanjutnya adalah
melakukan inventarisasi faktor kemungkinan yang menyebabkan tinggi rendahnya
konsumsi biaya tersebut. Faktor penyebab tinggi rendahnya konsumsi biaya oleh aktivitas
disebut pemicu biaya. Pemicu biaya dapat lebih dari satu untuk suatu aktivitias tertentu.
Oleh karena itu, perlu dilakukan inventarisasi agar dapat ditentukan faktor pemicu yang
paling tepat.
Contoh pemicu biaya untuk aktivitas pengesetan meliputi jumlah pengesetan, jam
kerja karyawan, dan jam mesin. Jumlah pengesetan menunjukkan banyaknya frekuensi
pengesetan peralatan yang terjadi. Jam kerja karyawan menunjukkan jumlah jam kerja
yang dikonsumsi setiap kali melakukan pengesetan. Sedangkan jam mesin menunjukkan
lamanya mesin digunakan dalam setiap kelompok produksi. Inventarisasi yang sama dapat
dilakukan untuk aktivitas lain, seperti tampak pada Peraga 2.7.

PENENTUAN PEMICU BIAYA


Dasar yang digunakan manajemen untuk menentukan pemicu biaya adalah adanya
hubungan sebab-akibat antara biaya dan aktivitas. Apabila manajemen menemukan
hubungan sebab-akibat pada lebih dari satu pemicu biaya, maka ia harus memilih yang
terbaik di antara alternatif pemicu biaya yang ada. Pemicu biaya yang baik adalah pemict
biaya yang memiliki karakteristik berikut ini :
1. Dapat diukur. Perusahaan dapat mengukur besaran pemicu biaya dengan mudah.
2. Dapat dikendalikan. Besar kecilnya pemicu biaya dapat dikelola oleh manajemen. Apabila
manajemen berencana mengubah biaya, maka manajemen dapat melakukannya dengan
mengubah pemicu biaya.
3. Sederhana. Pemicu biaya bukan merupakan data yang kompleks yang berasal dari
perhitungan yang rumit, Pemicu biaya yang menggunakan rata-rata tertimbang semua
alternatif pemicu biaya merupakan contoh pemicu biaya yang tidak sederhana.
4. Berhubungan dengan objek biaya. Ada hubungan sebab-akibat antara pemicu biaya dan
objek biaya.
5. Dapat diterima, Pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan dan pengendalian biaya dapat
menerima pemicu biaya yang dipilih.

Dengan adanya kriteria di atas, pemicu biaya yang benar (true cost driver) tidak
selalu diperoleh. Perlu ada kompromi dalam penentuan pemicu biaya sehingga ditemukan
pemicu biaya terbaik yang tersedia (best available cost driver). Pemicu biaya terbaik yang
tersedia ini adalah masalah pilihan perusahaan terhadap pemicu biaya yang memenuhi
syarat di atas. Setelah mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Peraga 2.8 menyajikan
pemicu biaya yang dipilih oleh manajemen.

Penentuan pemicu biaya bukanlah tujuan akhir. Pemicu biaya ini dapat digunakan
untuk menentukan biaya yang dibebankan pada objek biaya lain, misalnya produk. Setelah
pemicu biaya ditentukan, perusahaan dapat menghitung biaya per pemicu biaya. Biaya .
per pemicu biaya ini digunakan sebagai tarif untuk membebankan biaya terhadap objek
biaya.

BIAYA BARANG DAN JASA


Output yang dihasilkan er peras merepresentasi objek biaya. Pada dasarnya ada dua
jenis produk perusahaan, yaitu produk berwujud dan produk tidak berwujud. Produk
berwujud adalah barang yang diproduksi dengan mengonversi bahan melalui penggunaan
tenaga kerja dan berbagai sumber daya lain, seperti peralatan, mesin, dan tanah. Oleh
karena itu, produk berwujud disebut barang. Mobil, motor, televisi, komputer, dan pakaian
adalah contoh produk berwujud berupa barang.

Produk tidak berwujud adalah jasa yang diproduksi dengan menggunakan sumber
daya manusia dan sumber daya lain, seperti perlengkapan dan peralatan. Produk tidak
berwujud disebut jasa. Jasa merupakan pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan untuk
pelanggan. Jasa juga merupakan pekerjaan atau aktivitas yang dilaksanakan oleh pelanggan
dengan menggunakan produk atau fasilitas perusahaan. Jasa juga diproduksi menggunakan
bahan, tenaga kerja, dan sumber daya modal. Asuransi kesehatan merupakan contoh aktivitas jasa
yang dilakukan untuk kepentingan pelanggan. Sewa mobil dan sewa peralatan adalah contoh jasa
yang dilakukan oleh pelanggan melalui produk atau fasilitas perusahaan

Perusahaan yang membuat produk berupa arang disebut perusahaan manufaktur sedangkan
perusahaan yang membuat produk berupa jasa disebut perusahaan jasa. Perusahaan manufaktur
maupun perusahaan jasa sama-sama membutuhkan akuntansi manajemen. Tujuannya untuk
menentukan biaya produk, menjalankan aktivitas pokok manejerial, dan membuat keputusan.
Contohnya penentuan biaya produk yang akurat dibutuhkan untuk menentukan perancang produk
produk dan penetapan harga jual.

FITUR JASA
Fitur produk barang dan jasa memiliki dimensi tang membedakan fitur keduanya :
1. kewujudan, dikarenakan jasa tidak berwujud maka jasa tidak dapat disimpan.dampak dimensi
ini terhadap akuntasni manajemen adalah tidak ada persediaan, perlu pengaturan kode etik,,
perlu deskripsi naratif jasa, dan pembebanan biaya menjadi lebih rumit.
2. daya tahan, manfaat jasa dapat segera hilang setelah digunakan. Isu akuntansi
manajemennya adalah bahwa persedian tidak ada dan perlu pembuatan standar agar terdapat
konsistensi dalam pemberian jasa.
3. Keterpisahan. Terkadang jasa diberikan kepada pelanggan, sementara pelanggan
itu sendiri tidak terlibat dalam proses produksi jasa tersebut, misalnya jasa asuransi.
Namun, ada jasa yang diproduksi secara bersama-sama antara pelanggan dan
perusahaan menggunakan fasilitas perusahaan, misalnya sewa mobil. Oleh karena
jasa tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, seperti barang berwujud, maka produksi massal
jasa juga tidak dimungkinkan.
4. heterogenitas, Jasa sangat heterogen. Perusahaan perlu mengukur dan
meningkatkan produktivitas dan kualitas antarjenis jasa.

BIAYA BERBEDA UNTUK TUJUAN BERBEDA


Biaya produk meupakan pembebanan biaya untuk mendukung tujuan manajerial tertentu.
Sesuai dengan istilah “biaya berbeda untuk tujuan berbeda” (different cost for different
purposes). Sebagai contoh, manajemen tertarik untuk menganalisis tingkat laba produk. Untuk
mendukung tujuan ini, manajemen memerluka informasi tentang semua pendapat dan biaya
yang berhubungan dengan suatu produk. Dalam hal ini, rantai nilai (value chai) biaya produk
tetap digunakan untuk memperhitungkan semua pendaptan dan biaya yang terjadi dalam setiap
aktivitas rantai nilai. Rantai nilai adalah seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang,
mengembangkan, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan melayani pelanggan.
Setiap definisi tersebut digunakan untuk tujuan manajerial yang berbeda. Ketiga definisi biaya
produk tersebut adalah sebagai berikut:
1. Biaya produk rantai nilai (value chain product cost).
2. Biaya produk operasional (operating product cost).
3. Biaya produk tradisional (traditional product cost).
Biaya produk rantai nilai adalah biaya produk yang mempertimbangkan semua
biaya, mulai dari riset dan pengembangan, produksi, pemasaran, sampai layanan
pelanggan. biaya produk rantai nilai diperoleh pertama kali dengan membebankan biaya ke
dalam setiap aktivitas dalam rantai nilai tersebut.
Biaya produk operasional adalah biaya produk yang mempertimbangkan aktivitas
yang dikonsumsi produk mulai dari produksi, pemasaran, sampai dengan layanan
pelanggan. Dalam penentuan biaya produk operasional tidak dipertimbangkan biaya
riset dan pengembangan karena biaya tersebut muncul sebelum aktivitas operasi produk
dimulai. Informasi biaya produk operasional digunakan untuk pembuatan keputusan
desain produk dan analisis profitabilitas taktis.
Biaya produk tradisional adalah akumulasi biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead
pabrik yang digunakan dalam menghasilkan produk. Dalam penentuan biaya produk
sehari-hari, biaya inilah yang sering dianggap sebagai biaya produk. Biaya produk
tradisional tidak mempertimbangkan biaya riset dan pengembangan, biaya pemasaran,
dan biaya layanan pelanggan sebagai bagian dari biaya produk. Informasi biaya produk
tradisional umumnya digunakan untuk pelaporan keuangan eksternal.

Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal


Salah satu tujuan utama sistem akuntansi manajemen adalah penentu biaya produk untuk
pelaporankeuangan eksternal. Untuk tujuan perhitungan biaya produk,biaya harus
diklasifikasikan berdasarkan fungsinya. Biata produksi adalah biaya yang berkaitan dengan
pembuatan barang dan penyedia jasa. Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan
pembuat barang atau penyedia jasa.

Anda mungkin juga menyukai