Anda di halaman 1dari 5

AKUNTANSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ALOKASI BIAYA: PRAKTIK

OLEH:

WEKO INDRA JATMONO ( 16/ 402075/ PEK/ 21610)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2017
ALOKASI BIAYA : PRAKTIK

A. Death Spiral
Satu masalah yang muncul saat biaya tetap dengan jumlah yang signifikan dialokasikan
dan pengguna memilki kewenangan atas penggunaan servis yang dialokasikan akan
melibatkan death spiral. Death spiral terjadi saat pemanfaatan dari sumber daya umum
(dengan biaya tetap yang signifikan) turun, menyebabkan kapasitas berlebih. Rata- rata biaya
(penuh) transfer dibebankan pengguna untuk sumber daya umum.
Mengetahui bahwa death spiral dapat terjadi kapanpun harga transfer biaya penuh
digunakan, ada biaya tetap yang signifikan, dan pengguna memilki keleluasaan atas kuantitas
dari sumber daya umum untuk digunakan. Ada beberapa solusi untuk death spiral. Saat
kapasitas berlebih terjadi, pengguna dapat membebankannya untuk hanya biaya variabel pada
sumber daya. Alternatifnya, beberapa biaya tetap dapat dikecualikan dari harga transfer. Cara
lain yang menjadi solusi dari death spiral adalah dengan menggunakan kapasitas secara
praktiknya daripada menggunakan pemanfaatan aktual dalam mengkalkulasikan tingkat
overhead.

B. Mengalokasiakan biaya kapasitas: Depresiasi


Dalam menentukan apakah untuk mengalokasikan depresiasi ke sumber daya umum
untuk penggunanya, perusahaan membuat trade- off antara investasi yang efisien dalam
sumber daya umum dan pemanfaatan efisien setelah akuisisi. Membebankan depresiasi
membantu mengontrol masalah investasi berlebih, tapi pada beban dibawah pemanfaatan aset
setelah akuisisi. Hampir semua perusahaan membebankan pengguna atas depresiasi. Jadi,
kontrol pada masalah kelebihan investasi cenderung untuk mendominasi kesalahan
pembuatan keputusan terkait pemanfaatan aset (the death spiral).

C. Mengalokasikan Biaya Departemen Servis


Ada beberapa cara untuk megalokasikan biaya depatemen servis ke divisi operasi, yaitu:
1. Metode alokasi langsung, adalah metode yang paling sederhana dimana biaya jasa
variabel dialokasikan secara langsung ke departemen operasi sesuai proporsi penggunaan
jasa departemen tersebut. Biaya tetap juga dialokasikan secara langsung ke departemen
operasi, dengan sesuai proporsi kapasitas normal atau praktis departemen operasi.
2. Metode alokasi berurutan, metode ini mengakui adanya interaksi antar departemen
servis, tetapi tidak sepenuhnya mengakui interaksi antar departemen. Alokasi biaya
dilakukan secara menurun, mengikuti prosedur ranking yang telah ditetapkan terlebih
dahulu. Ranking biasanya ditentukan dari departemen yang memberikan layanan
terbanyak hingga yang paling sedikit.
3. Metode timbal balik, Metode ini mengakui semua interaksi antar departemen servis.
Dalam metode timbal balik, pemakaian suatu departemen servis oleh departemen servis
yang lain menentukan biaya total tiap depertemen servis dimana biaya total
mencerminkan interaksi antar departemen servis, kemudian biaya total departemen servis
yang baru tersebut dialokasikan ke departemen operasi.

Ada tiga alasan untuk mengalokasikan biaya departemen jasa:


1. Dengan mengenakan harga yang sesuai, pengguna mengurangi konsumsi dari apa
yang akan menyebabkan harga berada dibawah nol (tidak ada alokasi biaya).

2. Dengan mengalokasikan biaya departemen Jasa, manajemen senior menerima


informasi tentang total permintaan untuk layanan dengan biaya yang dialokasikan.

3. Dengan membandingkan biaya yang dialokasikan internal dengan harga eksternal di


luar jasa sebanding, manajemen senior dapat menilai efisiensi operasional departemen
layanan ini.

D. Joint Cost
Joint cost adalah biaya- biaya yang dikeluarkan sejak pertama kali bahan baku diolah
sampai saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Joint cost dikeluarkan
untuk memproduksi dua atau lebih output dari input yang sama. Joint product diproduksi dari
satu input yang menghasilkan lebih dari satu output. Terdapat tiga alternatif yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan joint cost kepada setiap jenis produk yang
dihasilkan, yaitu: 1) pendekatan harga jual/ harga pasar, 2) pendekatan satuan atau unit
produksi, dan 3) pendekatan harga pokok per unit.

E. Pelaporan Segmen Dan Manfaat Bersama

Segmen perusahaan adalah komponen suatu entitas yang aktivitasnya mewakili kegiatan
usaha utama atau kelompok pelanggan. Suatu segmen dapat berbentuk sebuah anak
perusahaan, suatu divisi ataupun suatu departemen. Pelaporan segmen mencangkup
pelaporan tiap segmen untuk selnjutnya dibuat keputusan apakah pelaporan tersebut telah
sesuai dan kebijakan apa yang akan diambil atas pelaporan tersebut. Beberapa manajer dan
akuntan berpendapat bahwa setiap laporan segmen usaha harus dipisahkan ke dalam biaya-
biaya yang dapat dikontrol oleh divisi dan biaya-biaya yang tidak dapat dikontrol, melainkan
dialokasikan untuk divisi. Tabel berikut mengilustrasikan pelaporan sigment.
Secara umum, perusahaan menghasilkan beberapa produk karena ada sinergi-baik
produksi maupun permintaan. Perusahaan memiliki beberapa segmen karena sinergi antar
segmen. sinergi ini adalah manfaat bersama yang biasanya sulit untuk dihitung, apalagi
mengalokasikan. Seperti biaya bersama, mereka tidak dapat dialokasikan untuk segmen
dengan cara yang berarti. Perusahaan menyiapkan laporan segmen sebagai ukuran kinerja
untuk membantu mengurangi biaya agensi. Tapi sejauh ada saling ketergantungan yang besar
di antara segmen, manfaat bersama membuat sangat sulit untuk menggunakan laporan
segmen untuk menentukan segmen untuk menjatuhkan tanpa analisis lebih lanjut.

Kasus

PENERAPAN ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM PENETUAN


HARGA POKOK PRODUK DI PT. PUPUK KUJANG (Persero)
PT. Pupuk Kujang (Persero) melakukan proses produksi melalui tiga tahap yang
ditangani oleh tiga departemen, yaitu departemen amoniak, departemen urea curah, dan
departemen urea in bag. Biaya overhead pabrik PT. Pupuk Kujang (Persero) meliputi biaya-
biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik pada PT. Pupuk Kujang yang berperan adalah
bagian penysunan anggaran yang bekerja sama dengan fungsional- fungsional di bawah
pengawasan dan persekutuan dari pimpinan perusahaan. Penyusunan anggaran biaya ovehead
pabrik dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui penyebaran
formulir penyusunan anggaran kepada masing- masing departemen setelah disetujui oleh
kepala departemen, kemudian diserahkan kembali kebagian penysunan anggaran.

PT. Pupuk Kujang memproduksi berbagai macam jenis produk sesuai dengan
spesifikasi pemesanan dan setiap jenis produk yang perlu dihitung harga pokok produksinya
secara individual, oleh karena itu untuk keperluan distribusi biaya overhead pabrik, unsur-
unsur biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu biaya
ovehead langsung departemen dan biaya overhead tidak langsung departemen. Dalam
mengalokasikan biaya overhead pabrik, perusahaan menggunakan metode alokasi langsung
dengan pertimbangan bahwa metode ini cukup sederhana dan mudah dilakukan. PT. Pupuk
Kujang menetapkan tarif biaya overhead pabrik berdasarkan perhitungan satuan produk.
Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk.

Adapun kelemahan pengalokasian biaya overhead pabrik yang dilakukan perusahaan


dalam kaitannya dengan perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan, yaitu:

- Tidak adanya pemisahan antara biaya variabel dan biaya tetap sehingga menyulitkan
perusahaan apabila melakukan upaya pengendalian biaya produksi dan juga penyajian
harga pokok produksi.
- Perusahaan tidak melakukan survei pabrik dalam rangka mengalokasikan biaya
departemen tidak langsung dan biaya departemen jasa yang manfaatnya untuk
departemen produksi. Jadi, hal ini dapat sedikit mempengaruhi tarif biaya produksi dan
penentuan dasar yang paling wajar untuk mendistribusikan biayanya.

Oleh karena itu, untuk lebih memudahkan perusahaan kedepannya perusahaan harus
memberikan pemisahan antara biaya variabel dan biaya tetap yang akan dibebankan ke
produk agar lebih memudahkan dalam melakukan kontrol akan biayanya dan pengambilan
keputusan untuk kedepannya, perusahaan juga perlu melakukan survei langsung untuk
menentukan alokasi biaya departemen dengan lebih akurat sehingga dapat menemukan tarif
biaya produksi dan penentuan dasar yang wajar untuk pendistribusian biayanya.

Anda mungkin juga menyukai