OLEH:
2017
ALOKASI BIAYA : PRAKTIK
A. Death Spiral
Satu masalah yang muncul saat biaya tetap dengan jumlah yang signifikan dialokasikan
dan pengguna memilki kewenangan atas penggunaan servis yang dialokasikan akan
melibatkan death spiral. Death spiral terjadi saat pemanfaatan dari sumber daya umum
(dengan biaya tetap yang signifikan) turun, menyebabkan kapasitas berlebih. Rata- rata biaya
(penuh) transfer dibebankan pengguna untuk sumber daya umum.
Mengetahui bahwa death spiral dapat terjadi kapanpun harga transfer biaya penuh
digunakan, ada biaya tetap yang signifikan, dan pengguna memilki keleluasaan atas kuantitas
dari sumber daya umum untuk digunakan. Ada beberapa solusi untuk death spiral. Saat
kapasitas berlebih terjadi, pengguna dapat membebankannya untuk hanya biaya variabel pada
sumber daya. Alternatifnya, beberapa biaya tetap dapat dikecualikan dari harga transfer. Cara
lain yang menjadi solusi dari death spiral adalah dengan menggunakan kapasitas secara
praktiknya daripada menggunakan pemanfaatan aktual dalam mengkalkulasikan tingkat
overhead.
D. Joint Cost
Joint cost adalah biaya- biaya yang dikeluarkan sejak pertama kali bahan baku diolah
sampai saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Joint cost dikeluarkan
untuk memproduksi dua atau lebih output dari input yang sama. Joint product diproduksi dari
satu input yang menghasilkan lebih dari satu output. Terdapat tiga alternatif yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan joint cost kepada setiap jenis produk yang
dihasilkan, yaitu: 1) pendekatan harga jual/ harga pasar, 2) pendekatan satuan atau unit
produksi, dan 3) pendekatan harga pokok per unit.
Segmen perusahaan adalah komponen suatu entitas yang aktivitasnya mewakili kegiatan
usaha utama atau kelompok pelanggan. Suatu segmen dapat berbentuk sebuah anak
perusahaan, suatu divisi ataupun suatu departemen. Pelaporan segmen mencangkup
pelaporan tiap segmen untuk selnjutnya dibuat keputusan apakah pelaporan tersebut telah
sesuai dan kebijakan apa yang akan diambil atas pelaporan tersebut. Beberapa manajer dan
akuntan berpendapat bahwa setiap laporan segmen usaha harus dipisahkan ke dalam biaya-
biaya yang dapat dikontrol oleh divisi dan biaya-biaya yang tidak dapat dikontrol, melainkan
dialokasikan untuk divisi. Tabel berikut mengilustrasikan pelaporan sigment.
Secara umum, perusahaan menghasilkan beberapa produk karena ada sinergi-baik
produksi maupun permintaan. Perusahaan memiliki beberapa segmen karena sinergi antar
segmen. sinergi ini adalah manfaat bersama yang biasanya sulit untuk dihitung, apalagi
mengalokasikan. Seperti biaya bersama, mereka tidak dapat dialokasikan untuk segmen
dengan cara yang berarti. Perusahaan menyiapkan laporan segmen sebagai ukuran kinerja
untuk membantu mengurangi biaya agensi. Tapi sejauh ada saling ketergantungan yang besar
di antara segmen, manfaat bersama membuat sangat sulit untuk menggunakan laporan
segmen untuk menentukan segmen untuk menjatuhkan tanpa analisis lebih lanjut.
Kasus
PT. Pupuk Kujang memproduksi berbagai macam jenis produk sesuai dengan
spesifikasi pemesanan dan setiap jenis produk yang perlu dihitung harga pokok produksinya
secara individual, oleh karena itu untuk keperluan distribusi biaya overhead pabrik, unsur-
unsur biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu biaya
ovehead langsung departemen dan biaya overhead tidak langsung departemen. Dalam
mengalokasikan biaya overhead pabrik, perusahaan menggunakan metode alokasi langsung
dengan pertimbangan bahwa metode ini cukup sederhana dan mudah dilakukan. PT. Pupuk
Kujang menetapkan tarif biaya overhead pabrik berdasarkan perhitungan satuan produk.
Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk.
- Tidak adanya pemisahan antara biaya variabel dan biaya tetap sehingga menyulitkan
perusahaan apabila melakukan upaya pengendalian biaya produksi dan juga penyajian
harga pokok produksi.
- Perusahaan tidak melakukan survei pabrik dalam rangka mengalokasikan biaya
departemen tidak langsung dan biaya departemen jasa yang manfaatnya untuk
departemen produksi. Jadi, hal ini dapat sedikit mempengaruhi tarif biaya produksi dan
penentuan dasar yang paling wajar untuk mendistribusikan biayanya.
Oleh karena itu, untuk lebih memudahkan perusahaan kedepannya perusahaan harus
memberikan pemisahan antara biaya variabel dan biaya tetap yang akan dibebankan ke
produk agar lebih memudahkan dalam melakukan kontrol akan biayanya dan pengambilan
keputusan untuk kedepannya, perusahaan juga perlu melakukan survei langsung untuk
menentukan alokasi biaya departemen dengan lebih akurat sehingga dapat menemukan tarif
biaya produksi dan penentuan dasar yang wajar untuk pendistribusian biayanya.