Anda di halaman 1dari 5

NAMA : L.M.

OKTASYAN TRISYAL ARDIANSYAH


NIM : B1 C1 22 094

Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik


Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian
yang disebut departemen atau pusat biaya (cost center) yang dibebani dengan biaya overhead pabrik.
Dalam departementalisasi biaya overhead pabrik, tarif biaya overhead dihitung untuk setiap
departemen produksi dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda diantara departemen-
departemen produksi yang ada. Oleh karena itu departementalisasi biaya overhead pabrik memerlukan
pembagian perusahaan ke dalam departemen-departemen untuk memudahkan pengumpulan biaya
overhead pabrik yang terjadi. Departemen-departemen inilah yang merupakan pusat-pusat biaya yang
merupakan tempat ditandingkannya biaya dengan prestasi yang dihasilkan oleh departemen tersebut.

A. Langkah-Langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik Per Departemen


1. Menyusun anggaran Biaya Overhead Pabrik per departemen
Anggaran BOP departemen produksi dan biaya departemen jasa terdiri atas anggaran biaya
langsung dan biaya tidak langsung, baik yang bersifat variabel maupun tetap. Contoh biaya
langsung adalah supervisor, bahan penolong, pemeliharaan, bahan bakar dan telepon, karena
pemakaiannya dapat ditelusuri langsung melalui alat pengukur. Contoh biaya tidak langsung
adalah depresiasi gedung yang dipakai bersama-sama oleh beberapa departemen. Depresiasi
gedung tersebut dialokasikan pada setiap departemen berdasarkan luas lantai.

Penyusunan anggaran biaya overhead per departemen dibagi menjadi empat tahap utama berikut
ini :

1. Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapastitas yang direncanakan
untuk tahun anggaran .
Dalam menyusun anggaran di bagi menjadi dua, yaitu :
 Biaya biaya overhead pabrik langsung adalah jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau
dapat langsung dibebankan kepada departemen tertentu. Contoh: Upah tenaga kerja tidak
langsung merupakan biaya overhead langsung.
 Penaksiran biaya overhead pabrik tidak langsung departemen adalah jenis biaya overhead
pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh: Biaya
depresiasi gedung, biaya asuransi.
2. Penaksiran Biaya Overhead Tidak Langsung Depatemen
 Biaya tidak langsung departemen Dasar distribusi
 Biaya depresiasi gedung Meter persegi luas lantai Biaya reparasi dan pemeliharaan gedung
Meter persegi luas lantai Gaji pengawas gedug Jumlah karyawan.
 Biaya angkut bahan baku Biaya bahan baku Pajak bumi dan bangunan (PBB)
Perbandingan harga pokok aktiva tetap dalam tiap departemen atau perbandingan meter
persegi luas lantai.
3. Distribusi Biaya Overhead Tidak Langsung Departemen ke Departemen – Departemen yang
Menikmati Manfaatnya
Penentuan harga tarif, biaya – biaya overhead pabrik tidak langsung departemen harus
distribusikan kepada departemen – departemen yang menempati manfaatnya atas salah satu
dasar distribusi tersebut.
4. Menjumlah Biaya Overhead Pabrik Per Departemen
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik pabrik hanya hanya dihitung untuk departemen
– departemen produksi. Dalam perubahan volume kegietan, ke dalam biaya overhead tetap dan
biaya ovderhead variabel.
2. Menetapkan dasar alokasi biaya departemen jasa
Dasar alokasi biaya departemen jasa tergantung pada pemicu biayanya. Contoh: departemen
listrik menggunakan dasar alokasi konsumsi kwh departemen pengguna, departemen kafetaria
yang banyak menggunakan tenaga karyawan dasar alokasi yang sesuai adalah jumlah karyawan
atau jam kerja karyawan.
3. Mengalokasikan biaya departemen jasa pada departemen produksi
Biaya departemen produksi yang digunakan untuk menghitung tarif meliputi biaya yang
terjadi di departemen tersebut ditambah dengan biaya alokasi dari departemen jasa. Biaya
departemen jasa dapat dialokasikan dengan menggunakan metode langsung, bertahap dan aljabar.
a. Metode Alokasi Langsung (Direct Allocation Method)
Pada metode ini biaya departemen jasa hanya dialokasikan ke departemen produksi. Metode
ini dapat diterapkan jika selisih hasil perhitungan biaya produk dibandingkan dengan metode lain
tidak material atau suatu departemen jasa tidak menggunakan jasa departemen jasa lainnya.
Kebaikan metode ini adalah :
 Sederhana dan muda dilaksanakan
 Tepat dipakai pada perusahan perusahan di mana jasa departemen pembantu hanya dinikmati
oleh departemen produksi saja
 Dari segi pengendalian biaya melalui akutansi pertanggungjawaban, kepada departemen
pembantu hanya bertanggung- jawab atas biaya yang terjadi dan dapat dikendalikan di
departemen saja.

Kelemahan metode ini dalah :


 Tidak dapat menggambarkan aliran biiaya sesuai dengan jasa yang dinikmati oleh setiap
departemen
 Harga pokok jasa yang di alokasikan terlalu renda karena tidak memperhitunggkan harga
pokok dari departemen pembantu lainnya.

b. Metode Alokasi Bertahap (Step Method)


Metode ini sering disebut metode alokasi tidak langsung yang tidak bertimbal balik (indirect
allocaton method,non reciprocal ), atau metode alokasi bertahap yang urutan alokasinya diatur.
Dalam metode alokasi bertahap tidak bertimbal balik digunakan ketentuan- ketentuan sebagai
berikut:
 Biaya overhead pabrik depertemen pembantu di samping dialokasikan kepada departemen
produksi, juga dialokasikan pula kepada departemen pembantu lainya yang dinikmati jasa dari
departemen pembantu dialokasikan tersebut.
 Harus ditentukan urutan atau tahapan alokasi biaya departemen pembantu.
 Dalam metode ini dipakai anggapan bahwa suatu departemen pembantu yang biayanya sudah
habis di alokasikan tidak lagi memperoleh alokasi biaya dari pembantu lainnya, meskipun
departemen pembantu tersebut juga menikmati jasa dari departemen pembantu lain yang
biayanya dialokasikan.
 Dalam menyusun tabel alokasi biaya departemen pembantu, di mana departemen produksi
diletakkan pada sebelah kiri dan departemen pembantu diletakan pada sebelah kanan,
departemen pembantu yang dialokasikan pertama diletakkan pada kolom yang paling kanan
demikian seterusnya urutan kedua di kirinya.

B. Alokasi Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu Ke Departemen Produksi


Alokasi biaya overhead pabrik dari departemen pembantu ke departemen produksi adalah suatu
proses di mana biaya overhead yang terjadi di departemen pembantu dialokasikan atau didistribusikan
ke departemen produksi. Ini umumnya terjadi dalam sistem biaya departemen di perusahaan
manufaktur. Proses ini bertujuan untuk menghitung biaya produk secara lebih akurat dengan
memperhitungkan semua biaya produksi, termasuk biaya overhead.
Berikut adalah beberapa langkah umum yang dilibatkan dalam alokasi biaya overhead dari
departemen pembantu ke departemen produksi:

C. Metode Alokasi Bertahap Yang Memperhitungkan Jasa Timbal Balik Antar Departemen
Pembantu
Biaya overhead departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi secara langsung,
tanpa memperhitungkan jasa yang antar departemen pembantu. Jika diantara departemen –
departemen pembantu terdapat transfer jasa secara timbal balik, dan di dalam pembantu tarif biaya
overhead transfer ini akan diperhitungkan, maka perlu dilakukan alokasi biaya overhead antar
departemen pembantu, sebelum biaya overhed departemen pembantu akhirnya dialokasikan
seluruhnya ke departemen produksi. Tarif distribusi adalah tarif yang digunakan untuk membagikan
biaya overhead tidak langsung departemen kepada departemen – departemen yang menikmati
manfaatnya, baik departemen pembantu maupun produksi. Tarif Alokasi adalah tarif yang digunakan
untuk membagikan biaya overhead departemen pembantu kepada departemen produksi, baik secara
langsung maupun bertahap. Tarif Pembebanan adalah tarif yang digunakan untuk membagikan biaya
overhead pabrik kepada produk.

D. Metode Alokasi Bertahap Yang Tidak Memperhitungkan Transfer Jasa Timbal Balik
Antardepartemen Pembantu
Karakteristik metode urutan alokasi yang diatur adalah sbb :
1. Biaya overhead departemen pembantu dialokasikan secara bertahap.
2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu diatur urutannya sedemikian rupa sehingga
arus alokasi biaya menuju ke satu arah.
3. Pedoman umum di dalam mengatur urutan alokasi biaya overhead departemen pembantu,
adalah sebagai berikut :

 Biaya overhead departemen pembantu yang jasanya paling banyak dipakai oleh departemen-
departemen lain, dialokasikan pada urutan pertama.
 Urutan alokasi biaya dapat juga didasarkan pada urutan besarnya biaya overhead dalam
masing-masing departemen pembantu.
 Departemen pembantu yang paling banyak menerima jasa dari departemen lain, maka
diletakkan pada urutan paling akhir dalam proses alokasi biaya overhead.
Selama melakukan alokasi biaya overhead harus diperhatikan pedoman umum berikut ini :
 Tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalam departemen yang biaya overheadnya telah
telah habis dialokasikan ke departemen lain. Dengan kata lain tidak dimungkinkan
timbulnya arus balik dalam proses alokasi biaya overhead.
 Departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa, bila jumlahnya tidak tidak
material dan saling mengkompensasi, tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalamnya.

E. Penghitungan Tarif Pembebanan Biaya Overhead Pabrik


Apabila terjadi tarif overhead pabrik yang keberadaannya terkait lebih dari satu departemen,
maka salah satu solusi adalah membagi overhead menjadi dua kategori atau lebih yang disebut tempat
penampungan biaya (cost pool), serta menghitung suatu tarif overhead untuk setiap tempat
penampungan biaya. Jangan mencampuradukkan pendekatan tarif overhead lebih dari satu dengan
keberadaan banyak departemen dalam satu fasilitas.

F. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik Per Departemen


Jika tarif biaya overhead telah ditentukan pada awal tahun, maka selama tahun anggaran,
pesanan atau produk yang diolah dalam departemen produksi yang diolah dalam departemen
produksi, dibebani dengan biaya overhead atas dasar tarif tersebut.
Biaya overhead yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dan dicatat selama tahun anggaran
tersebut, agar supaya pada akhir tahun dapat dilakukan pembandingan antara biaya overhead yang
dibebankan berdasarkan angka taksiran dengan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi.
Langkah-langkah yang harus ditempuh selama tahun anggaran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan tiap jenis biaya overhead yang terjadi sesungguhnya dalam masing-masing
departemen selama tahun anggaran.
2. Mengumpulkan data sesungguhnya yang berhubungan dengan dasar distribusi dan alokasi
biaya overhead pabrik.
3. Mengalokasikan biaya overhead sesungguhnya departemen pembantu dengan cara yang sama
seperti yang dilakukan pada waktu penentuan tarif biaya overhead pabrik.
4. Membandingkan biaya overhead sesungguhnya tiap-tiap departemen produksi dengan yang
dibebankan kepada produk berdasarkan tariff, untuk perhitungan biaya overhead yang lebih
atau kurang dibebankan.
5. Menganalisis biaya overhead per departemen.

G. Akuntansi Biaya Overhead Pabrik


Akuntansi biaya overhead pabrik terdiri dari pencatatan:
1. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di
muka. Apabila produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, untuk menampung
biaya produksi, di dalam buku besar dibentuk rekening barang dalam proses untuk tiap
departemen produksi. Biaya overhead yang dibebankan kepada produk ditampung dalam
rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan. Rekening biaya overhead pabrik yang
dibebankan perlu dibentuk untuk tiap departemen produksi.
2. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Pencatatan biaya overhead
pabrik yang dilakukan dengan mendebit rekening biaya overhead pabrik. Dari data yang
dikumpulkan dalam buku pembantu, secara periodik (setiap bulan) dibuat daftar biaya
overhead tiap – tiap departemen.
3. Penutupan rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke rekening biaya overhead
pabrik sesungguhnya.
5. Perhitungan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik.

Untuk menghitung biaya overhead pabrik yang kurang atau lebih dibebankan kepada produk,
pada akhir periode akuntansi dihitung saldo rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya per
departemen. Jurnal pembebanan kurang atau lebih biaya overhead per departemen. Penentuan
Pembebanan Lebi atau Kurang Biaya Overhead Pabrik
Untuk menghitung pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik, pada akhir periode
akuntansi dihitung saldo rekening biaya oveerhead pabrik per departemen.

H. Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik Dalam Metode Variable Costing


Dalam metode variable costing, produk hanya dibebani dengan biaya produksi variable saja,
yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.
Tarif biaya pabrik variabel per departemen dihitung dengan langkah :
1. Biaya overhead pabrik langsung departemen dipisahkan ke dalam biaya variabel dan biaya
tetap.
2. Biaya overhead pabrik variabel departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi
berdasarkan kuantitas jasa yang dikonsumsi oleh departemen pembantu lain dan departemen
pembantu.
3. Biaya overhead pabrik variabel departemen produksi setelah ditambah dengan biaya overhead
pabrik variabel yang diterima dari alokasi biaya departemen pembantu dibagi dengan dasar
pembebanan untuk mendapatkan tarif biaya overhead pabrik.

I. Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Dalam Metode Variable Costing


Akuntansi biaya overhead pabrik dalam metode variable costing berbeda dengan akuntansi biaya
yang sama dengan metode full costing. Perbedaan tersebut terletak pada :
1. Dalam metode variable costing biaya overhead pabrik perlu dipisahkan menurut perilaku
biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Kemudian pada akhir periode
akuntansi tertentu, misalnya pada akhir bulan, dilakukan pemisahan biaya overhead pabrik
menurut perilakunya dengan memindahkan unsure biaya variable ke dalam rekening biaya
overhead pabrik variable departemen tertentu dan rekening biaya overhead pabrik tetap
departemen tertentu.
2. Karena metode variable costing menghendaki pemisahan biaya variable dan biaya tetap, maka
alokasi biaya overhead pabrik dari departemen pembantu ke departemen pembantu lain dan
ke departemen produksi harus selalu memisahkan unsure biaya variable dari biaya tetap.
Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka
adalah biaya overhead pabrik variable. Dari rekening yang terakhir inilah selisih antara biaya
overhead pabrik variable yang dibebankan kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan di muka
dengan biaya overhead pabrik variable yang sesungguhnya terjadi. Jumlah selisih yang dihitung pada
akhir periode akuntansi ini dipindahkan dari rekening biaya overhead pabrik variable sesungguhnya
ke rekening Rugi-Laba.

Anda mungkin juga menyukai