Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PERTEMUAN VIII

AKUNTASI BIAYA
***

DEPARTEMENTALISASI
BIAYA OVERHEAD PABRIK
*****

OLEH : NANI KUSUMAWATI


NIM : 090055798
MATA KULIAH : AKUNTANSI BIAYA
KLAS : MANAJEMEN IV/ KA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


PUTRA BANGSA
KEBUMEN

AKUNTANSI
2011 BIAYA
0
Tugas Pertemuan VIII(Delapan)
Oleh: Nani Kusumawati
NIM: 090055798
STIE PUTRA BANGSA
KEBUMEN

HALAMAN 2 AWAL INI JIKA INGIN MELIHAT ADA DI


WWW.NKSTIEPB.WORDPRESS.COM

2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi.Disini ada dua


macam metode :
a) Metode langsung
1
b) Metode alokasi bertahap,yang terdiri ari :
1. Metode alokasi kontinu
2. Metode Aljabar
3. Metode urutan alokasi yang diatur
3. Perhitungan tarif pembebanan biaya overhead perdepartemen

PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PER DEPARTEMEN

Ada 4 Tahap:
a) Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapasitas yang
direncanakan untuk tahun anggaran
b) Penaksiran biaya overhead tidak langsung departemen
c) Distribusi biaya overhead tidak langsung departemen ke departemen yang menikmati
manfaatnya.
d) Menjumlah biaya overhead pabrik per departemen( langsung maupoun tidak
langsung) untuk mendapatkan anggaran biaya overhead pabrik per depatemen ( baik
departemen produksi maupun pembantu.)

a) Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapasitas yang


direncanakan untuk tahun anggaran
Biaya overhead pabrik langsung departemen(direct departemental expenses) adalah
jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau dapat langsung dibebankan kepada
departemen tertentu.
Contoh: Upah tenaga kerja tidak langsung di departemen cetak merupakan bop
langsung departemen tersebut, Contoh lain BOP langsung departemen ini adalah biaya
bahan penolong, gaji mandor, lembur karyawan dan biaya penyusutan suatu
departemen.
Dalam penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen,langkah pertama
adalah dengan menaksir berapa biaya overhead langsung departemen pada tingkat
kapasitas yang direncanakan.
b) Penaksiran biaya overhead tidak langsung departemen
Adalah jenis biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati lebih dari satu
departemen. Contoh BOP tidak langsung departemen antara lain gaji pengawas
departemen, biaya penyusutan gedung pabrik, biaya perbaikan dan pemeliharaan
gedung.Biaya depresiasi gedung (misal gedung percetakan) manfaatnya dinikmati oleh
depatemen pengesetan,departemen cetak dan departemen penjilidan.
Dalam perhitungan tarif biaya overhead pabrik per departemen produksi,biaya
overhead tidak langsung harus didistribusikan lebih dulu ke departemen yang
menikmati manfaatnya atas dasar distribusi tertentu berikut ini:

2
c) Distribusi biaya overhead tidak langsung departemen ke departemen yang
menikmati manfaatnya
Untuk penentuan tarif, BOP tak langsung departemen harus didisjribusikan kepada
departemen-departemen yang menikmati manfaat berdasarkan salah satu dasar
distribusi diatas
d) Menjumlah biaya overhead pabrik per departemen
Setelah BOP tak langsung departemen didistribusikan kepada departemen-
departemen yang menikmati manfaat jasa departemen pembantu, langkah berikutnya
adalah menjumlahkan taksiran BOP langsung dan tidak langsung departemen dalam
tiap-tiap departemen. BOP per departemen ini kemudian dipisahkan menurut
perlakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan kedalam BOP
tetap dan BOP variabel.

ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DEPARTEMEN PEMBANTU KE


DEPARTEMEN PRODUKSI

Setelah anggaran BOP per departemen disusun langkah berikutnya adalaHh


mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati
manfaat jasa departemen pembantu. Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen
produksi dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara berikut yaitu Metode Alokasi
Langsung (direct allocation methods) dan Metode Alokasi Bertahap (step methods).

1. Metode Alokasi Langsung (direct allocation methods)


Dalam metode ini, BOP departemen pembantu dialokasikan ke tiap departemen produksi
yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh
departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Dalam metode ini
tidak ada departemen pembantu yang memanfaatkan jasa departemen pembantu lain.

2. Metode Alokasi Bertahap (step allocation methods)


Metode bertahap ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak
hanya produksi saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan atau departemen pembantu yang
lain.
Misalnya departemen pembangkit listrik yang memasok listrik yang tidak hanya untuk
departemen produksi saja, tetapi juga untuk departemen pembantu lain. Begitu juga
sebaliknya departemen listrik menerima jasa perbaikan dan perawatan dari departemen
bengkel. Oleh karena itu pada metode ini, sebelum BOP di dua departemen pembantu
tersebut dialokasikan ke departemen produksi, perlu diadakan alokasi BOP antar
departemen pembantu yang saling menikmati jasa tersebut. Sehingga alokasi BOP dari
3
departemen pembantu ke departemen produksi dilakukan secara bertahap, dengan
terlebih dahulu mengalokasikan BOP antar departemen pembantu yang baru kemudian
dilanjutkan dengan mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen produksi.

Metode alokasi bertahap dapat dibagi menjadi dua metode :


a) Metode alokasi bertahap yang mempertimbangkan transfer jasa timbal balik antar
departemen pembantu.
Dalam metode yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik ini terdapat beberapa
metode yang dapat digunakan, yaitu: Metode Alokasi Kontinyu (continous allocation
methods) dan Metode Aljabar (algebraic methods)
b) Metode alokasi bertahap yang tidak mempertimbangkan transfer jasa timbal balik
antar departemen pembantu.
Dalam metode yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik ini, metode alokasi
yang digunakan adalah Metode Urutan Alokasi yang Diatur (specified order of closing)
( Adapun contoh ada pada halaman 227-229 ,Akuntansi Biaya ,Oleh Mulyadi)

METODE ALOKASI BERTAHAP YANG MEMPERHITUNGKAN JASA TIMBAL BALIK


ANTAR DEPARTEMEN PEMBANTU
Berbeda dengan metode alokasi langsung, dimana BOP departemen pembantu
dialokasikan ke departemen produksi secara langsung, tanpa memperhitungkan jasa yang
dinikmati oleh antar departemen pembantu sendiri Metode alokasi bertahap ini digunakan
apabila antar departemen pembantu terdapat transfer jasa secara timbal balik dan di
dalam pembuatan tarif BOP transfer jasa timbal balik ini akan diperhitungkan, maka perlu
dilakukan alokasi BOP antar departemen pembantu, sebelum BOP departemen pembantu
dialokasikan seluruhnya ke departemen produksi.
Untuk mengikuti uraian dalam pembahasan ini dengan baik, dalam pembahasan ini perlu
diadakan pembedaan istilah yang akan dipakai. Istilah yang menggambarkan pembagian
BOP tak langsung departemen kepada departemen-departemen yang menikmati
manfaatnya,baik departemen produksi maupun departemen pembantu adalah distribusi
BOP.
Setelah biaya langsung dan tidak langsung departemen dikelompokkan dalam
masingmasing departemen, langkah selanjutnya adalah membagikan BOP departemen-
departemen pembantu ke departemen-departemen produksi (metode langsung) atau
kepada departemen pembantu lain dan departemen produksi (metode bertahap). Istilah
yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP departemen pembantu ke
departemen produksi atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu kin dan
departemen produksi adalah Alokasi BOP.
Untuk keperluan penentuan tarif BOP, jumlah BOP departemen produksi setelah alokasi
BOP dari departemen pembantu kemudian dibagi dengan dasar pembebanan yang dipakai
pada masing-masing departemen produksi. Atas dasar tarif ini BOP dibagikan kepada
produk di departemen produksi. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian
BOP di departemen produksi kepada produk adalah Pembebanan BOP.
Untuk menggambarkan perbedaan istilah distribusi, alokasi dan pembebanan BOP
digambarkan pada gambar

4
.

Distribusi
Alokasi
Pembebanan

Jika antar dua departemen pembantu terjadi transfer jasa secara timbal balik,maka tarif
alokasi biaya departemen pembantyu yang satu belum dapat dihitung,sebelum ada alokasi
biaya dari departemen pembantu yang lain, dan sebaliknya.Untuk memecahkan lingkaran
setan ini digunakan salah satu dari dua metode berikut : metode alokasi kontinu dan
metode aljabar

METODE ALOKASI KONTINU


Metode alokasi Kontinyu (continuous allocation methods). Dalam metode ini, BOP
departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa dialokasikan secara
terus menerus, sehingga jumlah BOP yang belum dialokasikan menjadi habis atau sampai
jumlah yang tak berarti.
Metode Aljabar (algebraic methods)
Dalam metode ini, jumlah biaya tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan
aljabar
CONTOH
PT. Rifani memiliki 3 Departemen Produksi, yaitu departemen A, departemen B dan
departemen C serta 2 departemen pembantu, yaitu departemen X dan Departemen Y.
Taksiran BOP dan taksiran kapasitas dari tiap departemen adalah sebagai berikut :

Taksiran Kapasitas Dept A : 100.000 JKL


5
Dept B : 25.000 JM
Dept C : Rp 36.000.000
Perbandingan Service atau jasa yang diberikan oleh departemen pembantu X dan Y kepada
departemen produksi adalah sebagai berikut:

Dari soal diatas perhitungan tarif BOP untuk tiap departemen produksi (A, B, C) dengan
menggunakan metode :
a. Metode alokasi kontinyu
b. Metode aljabar
Sebagai berikut:
a. Metode alokasi kontinyu

b. Metode aljabar
Jumlah biaya departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar.
Misal
X=jumlah biaya departemen X setelah menerima alokasi biaya dari departemen Y
Y= jumlah biaya departemen Y setelah menerima alokasi biaya dari departemen X
Maka:
X = Rp 3.046.000 + 10 % Y
Y = Rp 5.000.000 + 15 % X
Penyelesaian lanjutannya:
X = Rp 3.046.000 + 10 % (5.000.000 + 15 % X)
= Rp 3.046.000 + 500.000 + 0,015 X
= Rp 3.546.000 + 0,015 X
6
X - 0,015 X = Rp 3.546.000
0.985 X = Rp 3.546.000
X = Rp 3.600.000
Y = Rp 5.000.000 + 15 % (3.600.000)
= Rp 5.000.000 + 540.000
Y = Rp 5.540.000

METODE ALOKASI BERTAHAP YANG TIDAK MEMPERHITUNGKAN TRANSFER


JASA TIMBAL BALIK ANTAR DEPARTEMEN PEMBANTU
Dalam praktek metode Aljabar dan metode alokasi kontinu sering menimbulkan kesulitan
dalam perhitungan bila perusahaan memiliki banyak departemen pembantu.Maka dalam
praktek metode alokasi bertahap yang banyak digunakan adalah metode urutan alokasi
yang diatur(specified order of closing) yang mempunyai karakteristik:

1. Biaya overhead departemen pembantu dialokasikan secara bertahap.


2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu diatur urutannya sehingga arus
alokasi biaya menuju ke satu arah.
3. Pedoman umum di dalam mengatur urutan alokasi biaya overhead departemen
pembantu sbb:
a) Biaya overhead departemen pembantu yang jasanya paling banyak dipakai
oleh departemen lain,dialokasikan pada urutan yang pertama.
b) Urutan alokasi biaya dapat juga didasarkan pada urutan besarnya biya
overhead dalam masing-masing departemen pembantu.
c) Departemen pembantu yang paling banyak menerima jasa dari departemen
pembantu lain,diletakan paling akhi r dalam proses alokasi biaya overhead.
4. Selama melakukan alokasi biaya overhead harus diperhatikan pedoman umum
berikut:
a) Tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalam departemen yang biaya
overhead nya telah habis dialokasikan ke departemen lain.
b) Departemen pembantu yang saling memberikan jasa,bila jumlahnya tidak
material dan saling mengkompensasi ,tidak diadakan alokasi biaya overhead
kedalamnya.

7
Perhatikan gambar dibawah :
ALOKASI BIAYA OVERHEAD DEPARTEMEN PEMBANTU dengan METODE
URUTAN ALOKASI YANG DIATUR
Departemen Pembantu Departemen Produksi
Dep . A Dep . B Dep. C Dep . X Dep . Y

( 1)

(2) ( 3) ( 3)
( 1)

ALOKASI BIAYA OVERHEAD DEPARTEMEN PEMBANTU YANG


MEMPERHITUNGKAN JASA TIMBAL BALIK ANTAR DEPARTEMEN PEMBANTU
Departemen Pembantu Departemen Produksi
Dep . A Dep . B Dep. C Dep . X Dep . Y

= Arah alokasi biaya overhead pabrik,(…) angka urutan alokasi biaya

= Biaya overhead pabrik

ANALISA SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PER DEPARTEMEN

Biaya overhead yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dan dicatat selama tahun
anggaran tersebut,agar supaya pada akhir tahun dapat dilakukan pembandingan antara
8
biaya overhead yang dibebankan berdasarkan angka taksiran dengan biaya overhead yang
sesungguhnya terjadi.Adapun langkah yang digunakan:
a) Mengumpulkan jumlah tiap jenis biaya overhead yang terjadi sesungguhnya dalam
masing-masing departemen selama tahun anggaran
b) Mengumpulkan data sesungguhnya yang berhubungan dengan dasar distribusi dan
alokasi biaya overhead pabrik.
c) Mengalokasikan biaya overhead sesungguhnya departemen pembantu dengan
cara yg sama seperti yang dilakukan pada waktu penentuan tarif biaya overhead
pabrik
d) Membandingkan biaya overhead sesungguhnya tiap-tiap departemen produksi
dengan yang dibebankan kepada produk berdasarkan tariff untuk perhitungan
biaya overhead yang lebih atau kurang dibebankan.
e) Menganalisa selisih biaya overhead per departemen

Contoh Analisa Selisih biaya overhead pabrik per Departemen


=============================================================
PT Elinani Sari
Analisa Selisih Biaya Overhead Pabrik Tahun 20XX

Departemen A Departemen B
Selisih Anggaran
Biaya biaya overhead yang sesungguhnya Rp4.049.150 Rp3.539.850
Dikurangi: Biaya overhead tatap sesungguhnya 1.300.000 1.525.000
Biaya Overhead variable sesungguhnya 2.749.150 2.014.850
Biaya Overhead variable yang dianggarkan
60.000 x Rp40.85 2.451.000
20.000 x Rp104.70 2.094.000

Selisih anggaran Rp298.150(Rugi) Rp79.150(Laba)

Selisih Kapasitas
Kapasitas normal 50.000jam 25.000 jam
Kapasitas sesunguhnya yang terjadi 60.000 20.000
Selisih Kapasitas 10.000jam 5.000jam
Tarif biaya overhead tetap Rp26 Rp61
Selisih Kapasitas Rp260.000(Laba) Rp305.000( Rugi)
Selisih bersih biaya overhead tahun 20xx Rp38.150(Rugi) Rp225.850(Rugi)

AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK


Terdiri Atas Pencatatan :
1. Pemebebanan bop kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan dimuka
2. Pengumpulan bop yang sesungguhnya terjadi
3. Penutupan rekening BOP yang Dibebankan ke rekening BOP Sesungguhnya.
4. Penghitungan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik.

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM METODE VARIABLE


COSTING
Dalam metode variable costing,biaya overhead pabrik tidak seluruhnya dibebankan
kepada produk.
9
Unsur biaya overhead pabrik tetap tidak diperhitungkan ke dalam harga pokok produk.
Dalam penentuan tariff biaya overhead pabrik,hanya biaya overhead pabrik variable saja
yang diperhitungkan.
Tarif biaya overhead pabrik variable per departemen dihitung dengan langkah berikut:
1. BOP langsung departemen dipisahkan ke dalam biaya variable dan biaya tetap.
2. BOP pabrik variable departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi
berdasar kuatitas jasa yang dikonsumsi oleh departemen pembantyu lain dan
departemen produksi.
3. BOP pabrik variable departemen produksi setelah ditambah dengan bop variable
yang diterima dari alkasi biaya departemen pembantu dibagi dengan dasar
pembebanan untuk mendapatkan tariff biaya overhead pabrik variable.
Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik dalam metode variable costing,alokasi biaya
overhead pabrik dari departemen pembantu ke epartemen pembantu lain dan ke
departemen produksi menghendaki cara alokasi yang berbeda antar alokasi biaya
overhead pabrik variable dengan alokasi biaya overhead pabrik tetap.

AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM METODE VARIABLE COSTING

Urutan pencatatan biaya overhead pabrik dalam metode variable costing,disajikan jurnal-
jurnal untuk mencatat transaksi yang bersangkutan dengan biaya overhead berdasar
data( buku Mulyadi halaman 256 ).Setiap jurnal diberi nomor urut dan untuk memudahkan
pemahaman prosedur pencatatan biaya overhead pabrik berikut ini,nomor jurnal
dicantumkan dalam Gambar

Jurnal #1 Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Variable yang Dibebankan Departemen


Produksi

Jurnal #2 Pencatatan BOP yang Sesungguhnya Terjadi di Departemen Pembantu dan


Departemen Produksi

Jurnal #3 Pencatatan Pemisahan BOP ke dalam Biaya Tetap dan Biaya Variable.

Jurnal #4 Alokasi Biaya Overhead departemen Pembantu ke Departemen Produksi.

Jurnal #5 Penutupan Rekening BOP Variable yang Dibebankan ke Rekening BOP


Variable Sesungguhnya.

Jurnal #6 Penutupan Rekening BOP Variable Sesungguhnya ke Rekening Rugi Laba.

Jurnal #7 Penutupan Rekening BOP Tetap Sesungguhnya ke Rekening Rugi Laba

Gambar-Pencatatan Alokasi Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu,BOP yang


dibebankan,Penutupan Rekening biaya Overhead Variable yang dibebankan,Selisih BOP dan Penutupan
Rekening BOP Tetap

Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik Tetap 10


Sesungguhnya Sesungguhnya Departemen
Departemen Listrik Listrik
Berbagai Rekening
Yang dikredit Re-Chart By ESP

Jurnal #4

Jurnal #3a Biaya Overhead


Pabrik Variable
Sesungguhnya
Departemen Listrik

Jurnal #4

Biaya Overhead
Pabrik Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik Barang Dalam Proses
Sesungguhnya Variable Sesungguhnya Variable Yang Dibebankan BOP Variable
Departemen A Departemen A Departemen A Departemen A Rugi Laba

Jurnal #5 Jurnal #1
Jurnal #2

Jurnal #6

Jurnal #3b Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik Barang Dalam Proses
Variable Sesungguhnya Variable Yang Dibebankan BOP Variable
Departemen B Departemen B Departemen B

Jurnal #5 Jurnal #1

Biaya Overhead
Jurnal #6
Pabrik Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya Tetap Sesungguhnya
Departemen B Departemen A

Jurnal #7

Biaya Overhead Pabrik


Jurnal #3c Tetap Sesungguhnya
Departemen B

Jurnal #7

Selesai
Sumber Penulisan Tugas :
1. Akuntansi Biaya-Bab VIII,Departentalisasi Biaya Overhead Pabrik, Mulyadi
2. Sumber lain

11
12

Anda mungkin juga menyukai