Anda di halaman 1dari 20

PENENTUAN BIAYA

PER UNIT
Alokasi Biaya Departemen Penunjang Dan Alokasi Joint
Cost

Kelompok 2
Asrianti Pebriani 151402008
Anna Merdiyana 151402009
Nicky Shendi 151402010
Teguh Apriyadi 151402011
Ibnu El M. 151402012

GAMBARAN UMUM ALOKASI BIAYA
Biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama, yang terjadi
ketika sumber daya yang sama digunakan dalam keluaran dua
atau lebih jasa atau produk, disebut sebagai biaya bersama
(commont cost).

Jenis-Jenis Dapartemen :
Dalam model fungsi diperusahaan, obyek biaya adalah
departemen. Terdapat dua kategori departemen yaitu:
Departemen produksi dan departemen pendukung.
Departemen produksi adalah departemen secara langsung
mengerjakan produksi yang diproduksi.
Departemen pendukung menyediakan pelayanan pendukung
yang diperlukan oleh departemen produksi. Departemen ini
berhubungan secara tidak langsung dengan suatu jasa atau
produk organisasi tersebut.

Langkah-langkah dalam pengalokasian biaya
departemen pendukung ke departemen produksi dan
mengalokasikannya ke biaya produk:

Membagi perusahaan ke dalam departemen-departemen.
Mengklasifikasikan tiap departemen sebagai departemen
pendukung atau departemen produksi.
Menelsuri semua biaya overhead perusahaan di departemen
pendukung atau departemen produksi.
Mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen
produksi.
Menghitung tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu untuk
departemen produksi.
Mengalokasikan biaya overhead ke tiap unit produk melalui tarif
overhead yang ditentukan terlebih dahulu.

Tujuan Alokasi
Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya
departemen pendukung ke departemen produksi, dan akhirnya ke
produk tertentu:

Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan
Untuk menghitung profibilitas lini produk
Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan
pengendalian
Untuk meniai persedian
Untuk memotivasi para manajer

PENGALOKASIAN BIAYA SATU
DEPARTEMEN KE DEPARTEMEN LAINNYA
Saat biaya dari departemen pendukung dialokasikan
pada departemen lain, tarif pembebanan harus
dikembangkan. Tarif tunggal mengkombinasikan
biaya variabel dan tetap dari departemen pendukung
untuk menentukan tarif pembebaban. Tarif ganda
memisahkan biaya tetap dan variabel. Biaya tetap
departemen pendukung dialokasikan pada basis
kapasitas awal, dan tarif variabel dikembangkan
berdasarkan penggunaan anggaran


1. Tarif Pembebanan Tunggal
Misal bahwa perusahaan mengembangkan departemen
foto copy sendiri untuk melayani tiga departemen
produksinya (audit, pajak, dan konsultan menajemen
sistem atau MAS). Biaya departemen foto copy termasuk
biaya tetap sebesar $0,023 per lembar foto copy (kertas
dan tinta). Estimasi penggunaan (dalam kertas) oleh ketiga
departemen produksi adalah sebagai berikut ;
Departemen audit 94.500
Departemen pajak 67.500
Departemen MAS 108.000
Total 270.000

(lanjutan)
Jika tarif pembebanan tunggal di gunakan, biaya tetap sebesar $26.190 akan
digabungkan dengan estimasi biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x
$0,023). total biaya sebesar $32.400 dibagi dengan estimasi jumlah lembar
yang di foto copy sebanyak 270.000 yang akan menghasilkan tarif per lembar
sebesar $0,12.
Jumlah yang d bebankan ke departemen produksi merupakan suatu fungsi
jumlah lembar yang di foto copy. Anggaplah bahwa penggunaan aktual
adalah ssebagai berikut ; departemen audit sejumlah 92.000 lembar; dan
departemen MAS 115.000 lembar. Total biaya foto copy yang dibebankan
pada masing-masing departemen dapat diperlihatkan sebagai berikut ;


Jumlah
x
Pembebanan
=
Total

Lembar per Lembar Pembebanan
Audit 92.000

$0,12

$11.040
Pajak 65.000

0,12

7.800
MAS 115.000

0,12

13.800
Total 272.000

$32.640

Tarif Pembebanan Berganda
Walaupun penggunaan tarif tunggal adalah sederhana, namun hal ini
mengabaikan dampak diferensial dari perubahan penggunaan biaya.
Biaya variabel departemen pendukung naik sesuai tingkat kenaikan jasa.
Sebagai contoh, biaya kertas dan tinta untuk departemen foto copy
meningkat sesuai peningkatan jumlah lembar yang di foto copy.

Pengembangan Tarif Tetap
Pengalokasian biaya tetap mengikuti prosedur tiga langkah ;
1. Penetapan biaya tetap yang di anggarkan.
2. Perhitungan rasio proporsi, dengan rumus :
Rasio proporsi = Jumlah masing-masing depatemen : total
3. Pengalokasian, dengan rumus ;
Alokasi = Rasio proporsi x Biaya tetap yang di anggarkan


Yang dapat kita asumsikan sebagai
berikut ;



Jumlah Foto Copy
Awal yang
Dianggarkan
Persentase
yang
di Foto copy
x
Biaya
Tetap
=
Bagian
Departemen
atas Biaya Tetap


Audit 94.500 35

$26.190

$9.167

Pajak 67.500 25

26.190

6.548

MAS 108.000
40

26.190

$10.476

Total 270.000 100

$26.191


Pengembangan Tarif Variabel

Tarif variabel tergantung pada biaya yang berubah ketika penggerak
biaya berubah. Pada departemen foto copy, penggerak biaya adalah
jumlah lembar yang di foto copy. Jika jumlah lembar yang di foto copy
meningkat, kertas dan tinta yang digunakan akan lebih banyak. Karena
biaya rata-rata adalah $0,023 per lembar, maka tarif variabel adalah
$0,023. Tarif variabel ini digunakan dalam hubungan dengan
departeman audit dibebani 35 persen, departeman pajak akan
dialokasikan 25 persen, Sementara itu MAS akan dialokasikan 40
persen dari biaya yang di tambah $0,023 per lembar yang difoto copy.

Jumlah
Foto copy
Jumlah
Tetap
Jumlah
Variabel
Total
Pembebanan
Audit 92.000 $9.167 $2.116 $11.283
Pajak 65.000 6.548 1.495 8.043
MAS 115.000 10.476 2.645 13.121
Total 272.000 $26.191 $6.256 $32.447

PENGGUNAAN AKTUAL VERSUS
YANG DIANGGARKAN
Ketika mengalokasikan biaya departemen pendukung ke
departemen produksi, kita mengalokasikan biaya yang
dianggarkan. Terdapat dua alasan dasar pengalokasian
biaya departemen pendukung, yaitu:
1) Untuk menghitung biaya produk yang diproduksi, dan
2) Untuk evaluasi kinerja departemen. Biaya Aktual
digunakan untuk evaluasi kinerja. Sedangkan Biaya
Dianggarkan digunakan untuk penetapan biaya.

MEMILIH METODE ALOKASI BIAYA
DEPARTEMEN PENDUKUNG
Metode langsung
Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen produksi secara
proporsional terhadap masing-masing departemen pengguna jasa. Biaya tetap
juga dialokasikan langsung kepada departemen produksi, tetapi berdasarkan
proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen produksi.

Metode Berurutan
Alokasi biaya dilakukan secara tahap, urutanya ditentukan dengan menyusun
peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang
diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil.
Alokasi yang di dapatkan dengan metode berurutan, di dapatkan dengan langkah
pertama adalah menghitung rasio alokasi. Langkah kedua adalah
mengalokasikan biaya departemen pendukung dengan menggunakan rasio
alokasi yang dihitung pada langkah pertama.

Metode timbal balik

Metode ini mengakui semua interaksi di antara departemen
pendukung. Departemen pendukung menggunakan angka
departemen lain dalam menentukan total biaya setiap
departemen pendukung dimana total biaya mencerminkan
interaksi antara departemen pendukung. Jadi, total biaya yang
baru dari departemen pendukung dialokasikan ke departemen
produksi.
Total biaya departemen pendukung. Total biaya pendukung
adalah jumlah dari biaya langsung ditambah proposisi biaya
yang diterima dari departemen pendukung lainnya.

TARIF OVERHEAD DEPARTEMEN
DAN PERHITUNGAN BIAYA PRODUK
Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan
biaya pendukung yang dialokasikan ke biaya overhead
yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen
produksi dan membaginya dengan beberapa ukuran
aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam
mesin.


Tarif overhead pengesahaan =
$355.000
71.000 jam Mesin

= $ 5 per jam mesin


Tarif overhead perakitan
=
$215.000

107.500 jam tenaga kerja

= $ 2 per jam tenaga kerja

PRODUK BERSAMA
Produk Bersama (Joint Products) yaitu beberapa produk yang dihasilkan
dari suatu rangkaian atau seri proses produksi secara serempak dengan
menggunakan bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik yang sama,
yang tidak dapat dilacak atau dibedakan/dipisahkan pada setiap produk dan
mempunyai nilai jual atau kuantitas produk relatif sama.

Karakteristik :
a. Produk bersama mempunyai hubungan fisik yang erat satu sama lain
dalam proses produksinya. Jika ada tambahan kuantitas untuk menambah
unit produk yang lain, maka kuantitas produk yang lain akan bertambah
secara proporsional.
b. Tidak ada satu produk pun dari produk bersama yang secara signifikan
nilainya lebih tinggi dari produk yang lain.
c. Dalam proses produk bersama dikenal istilah titik pisah yakni saat
terpisahnya (split-off) masing-masing jenis produk yang dihasilkan dari
bahan baku, tenaga kerja dan overhead yang telah dinikmati produk secara
bersama-sama.
d. Setelah terpisah (split-off) produk berdiri sendiri-sendiri yang mungkin
langsung dijual atau mungkin pula diproses lebih lanjut untuk mendapatkan
produk yang lebih menguntungkan.

BIAYA BERSAMA
Biaya produk bersama (joint product cost) adalah biaya yang dikeluarkan sejak saat
mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat
dipisahkan identitasnya. Biaya bersama yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik terjadi sejak input dimasukkan kedalam
proses produksi sampai titik pemisahan.

Tujuan :
a. Untuk menghitung harga pokok dan menentukan nilai persediaan untuk tujuan
pelaporan internal.
b. Menghitung harga pokok dan menentukan persediaan untuk tujuan pelaporan
eksternal.
c. Menilai persediaan untuk tujuan asuransi.
d. Menentukan nilai persediaan jika terjadi kerusakan terhadap nilai barang yang
rusak.
e. Biaya bahan yang hancur.
f. Menentukan biaya departemen atau devisi untuk tujuan pelaporan kinerja
eksekutif.
g. Pengaturan tarif karena adanya sebagian produk atau jasa yang diproduksi
dikenakan peraturan harga.
METODE ALOKASI BIAYA BERSAMA
1. Metode Nilai Jual Relatif
Dasar pemikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan
perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut.
2. Metode Satuan Fisik
Dalam metode ini biaya bersama dialokasikan kepada produk bersama atas
dasar koefisien fisik yaitu kuantitas bahan baku yang terdapat dalam masing-
masing produk. Koefisien ini dinyatakan dalam satuan berat, volume atau ukuran
yang lain.
3. Metode rata-rata biaya per satuan
Metode ini hanya dapt digunakan bila produk bersama yang dihasilkan diukur
dalam satuan yang sama. Dalam metode ini harga pokok masing-masing produk
dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas yang diproduksi.
4. Metode rata-rata tertimbang
Penentuan angka penimbang untuk tiap-tiap produk didasarkan pada jumlah
bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan produk, waktu yang dikonsumsi, dan
pembedaan jenis tenaga kerja yang dipakai untuk tiap jenis produk yang
dihasilkan.

PENDEKATAN HARGA JUAL

Asumsi dari pendekatan ini bahwa ada korelasi positif
antara harga jual setiap produk dengan harga pokoknya.
Metode ini dikenal juga sebagai nilai bersih yang dapat
direalisasi. Nilai bersih yang dapat direalisasi ini
merupakan estimasi nilai jual setiap produk pada titik
pisah (split off). Menurut pendekatan ini pengalokasian
biaya bersama dapat menimbulkan situasi:

1. Harga jual sudah diketahui saat spilt off.
2. Harga Jual tidak diketahui pada saat split off

PENDEKATAN SATUAN ATAU UNIT FISIK

Persyaratan dalam pendekatan ini satuan unit kuantitas
harus sama seperti unit, ton, kilogram, meter, dsb.
Metode ini digunakan bila harga produk keluaran sangat
cepat berubah atau banyak pemrosesan yang terjadi
antara titik pisah dan titik terawal suatu produk dapat
dijual atau bila harga produk tidak tersedia di pasar. Cara
perhitungan alokasi biaya bersama yaitu dengan
membagi jumlah kuantitas masing-masing produk dengan
jumlah total kuantitas produk dan hasilnya dikalikan
dengan total biaya bersama.

PENDEKATAN HARGA POKOK PER UNIT

1. Rata-rata Sederhana
Harga pokok per unit dihitung dengan membagi total
biaya bersama dengan total kuantitas yang diproduksi.

2. Rata-rata Tertimbang
Metode rata-rata tertimbang dipakai untuk produksi
bersama yang memiliki nilai yang berbeda dari masing-
masing jenis produksinya.

Anda mungkin juga menyukai