Merupakan biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama, yang terjadi ketika sumber
daya yang sama digunakan dalam keluaran dua atau lebih jasa atau produk, disebut
sebagai biaya bersama (commont cost). Contonya: upah yang dibayarkan pada penjaga
keamanan di suatu pabrik merupakan biaya bersama semua produk berbeda yang diproduksi
di pabrik tersebut. Manfaat keamanan dapat dirasakan oleh semua produk, tetapi
pembebanan biaya keamanan kesetiap produk adalah proses arbitrer.
1. Jenis-jenis Departemen
Dalam model fungsi diperusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua
kategori departemen yaitu: Departemen produksi dan departemen pendukung.
Departemen produksi secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau
jasa yang dijual pada pelanggan.
Pabrik pembuat furnitur dapat dibagi menjadi dua Departemen Produksi (Perakitan
dan Penyesaian) dan empat Departemen Pendukung (Ruang Penyimpanan Bahan
Baku,Kafetaria,Pemeliharaan,General Factory).Bank dapat dibagi dalam tiga Departemen
Produksi (Kredit Kendaraan Bermotor,Kredit Komersial,serta Personal Banking) dan tiga
Departemen Pendukung (Kendaraan Lewat,Pemrosesan Data,dan Administrasi Bank).
4. Tujuan Alokasi
Jika biaya tidak dialokasikan denga akurat, biaya beberapa jasa dapat terlalu tinggi,
hingga mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi
bisnis, sebaliknya, jika biaya terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa ini. Hal
yang berhubungan dekat dengan penentuan harga adalah laba. Dengan menilai laba
berbagai jasa, seseorang manajer dapat mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan. Tentu saja biaya yang akurat adalah hal yang penting untuk menentukan
laba.
Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya Departemen
Pendukung tidak di alokasikan ke Departemen Produksi, para menejer dapat
memperlakukan jasa ini seakan-akan jasa tersebut gratis. Tentu saja, pada kenyataanya,
biaya marginal sebuah jasa lebih besar dari nol. Dengan mengalokasikan biaya dan
meminta para manejer Departemen Produksi bertanggung jawab atas kinerja ekonomi
unit mereka, suatu organisasi dapat memastikan bahwa para manejer akan menggunakan
suatu jasa hingga manfaat marginal suatu jasa sama dengan biaya marginalnya. Jadi,
mengalokasikan biaya jasa membantu tiap Departemen Produksi memilih tingkat
konsumsi yang benar.
Jika tarif pembebanan tunggal di gunakan, biaya tetap sebesar $26.190 akan
digabungkan dengan estimasi biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). total
biaya sebesar $32.400 dibagi dengan estimasi jumlah lembar yang di fotokopi sebanyak
270.000 yang akan menghasilkan tarif per lembar sebesar $0,12.
Mari, asumsikan Departemen Audit dan MAS memiliki kebutuhan yang hampir sama
dalam setahun. Dengan kata lain, kedua departemen ini mengantisipasi kebutuhan
sebanyak 202.500 (94.500 + 108.000) halaman per tahun dan rata-ratanya akan sebesar
16.875 per bulan. Karena tidak ada satu bulan yang penggunaannya lebih tinggi daripada
bulan lainnya, penggunaan bulanan tertinggi bagi kedua departemen ini juga 16.875
halaman. Akan tetapi, Departemen Pajak mengantisipasi pola yang berbeda. Dari 67.500
halaman tahunan yang dianggarkan, departemen tersebut diperkirakan membutuhkan
sepertiganya atau 22.500 halaman dalam hulan April. Oleh karena itu, penggunaan
tertinggi dalam satu bulan diperkirakan menjadi 39.375 halaman. Penggunaan inilah yang
dijadikan dasar desain ukuran Departemen Fotokopi.
Jumlah yang dibebankan pada Departemen Produksi sekarang adalah fungsi dari
jumlah halaman yang difotokopi dan penggunaan tertinggi yang diantisipasi. Anggaplah
penggunaan aktual Departemen Audit 92.000 halaman, Pajak 65.000 halaman, dan MAS
115.000 halaman. Total beban Departemen Fotokopi akan menjadi seperti berikut ini.
Jumlah Halaman + Alokasi Biaya Tetap = Total
x $0,023 Pembebanan
Perhatikan bahwa alokasi biaya Departemen Fotokopi menjadi sangat berbeda jika dua
tarif pembebanan digunakan. Dalam kasus ini, Departemen Pajak menyerap proporsi
biaya yang lebih besar karena penggunaan tertingginya adalah dasar untuk ukuran
Departemen Fotokopi. Perhatikan juga bahwa jumlah yang dibebankan sebesar $ 32.446
sangat dekat dengan biaya aktual dalam menjalankan Departemen Fotokopi. Dengan dua
tarif pembebanan, setiap tarif pembebanan didasarkan pada faktor penyebab yang kuat,
alokasi biaya pada departemen yang menggunakan tarif pembebanan didasarkan pada
jumlah biaya sebenarnya yang ditimbulkan Departemen Pendukung.
Apakah bisa terdapat lebih dari dua tarif pembebanan? Tentu saja bisa. Akan tetapi,
jika perusahaan membagi sumber daya Departemen Pendukung dan faktor-faktor
penyebab secara lebih baik, hal ini hampir mirip dengan perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas. Tarif-tarif pembebanan yang lebih akurat tersebut harus diimbangi dengan biaya
untuk menetapkan dan menerapkan tarif tersebut. Seperti biasanya, perusahaan harus
mempertimbangkan biaya dan manfaatnya.
Tampilan 7-4 Penggunaan Data yang Dianggarkan untuk Perhitungan Harga Pokok Produk
Selama tahun berjalan, setiap Departemen Produksi juga akan bertanggung jawab
pada beban aktual yang terjadi yang didasarkan pada jumlah aktual halaman yang dikopi.
Kembali pada penggunaan aktual yang diasumsikan sebelumnya, alokasi kedua sekarang
dilakukan untuk mengukur kinerja aktual tiap departemen dibandingkan dengan
anggarannya. Biaya aktual pemfotokopian yang dialokasikan ke tiap departemen untuk
tujuan evaluasi kinerja ditunjukkan pada Tampilan 7-5.
Metode langsung adalah metode yang paling sederhana dan paling langsung untuk
mengalokasikan biaya Departemen Pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan secara
langsung ke Departemen Produksi sesuai proporsi penggunaan jasa departemen tersebut.
Untuk mengilustrasikan metode langsung, lihatlah data pada Tampilan 7-7 yang
menunjukkan aktivitas yang dianggarkan dan biaya yang dianggarkan dari dua
Departemen Pendukung dan dua Departemen Produksi. Anggaplah faktor penyebab biaya
listrik adalah jam penggunaan listrik dan faktor penyebab biaya pemeliharaan adalah jam
pemeliharaan.Dalam metode langsung, hanya jam penggunaan listrik dan jam
pemeliharaaa di Departernen Produksi yang digunakan untuk menghitung rasio alokasi.
Rasio alokasi metode langsung dan alokasi biaya Departemen Pendukung berdasarkan
data yang diberikan pada Tampilan 7-7 ditunjukkan pada Tampilan 7-8. (Untuk
menyederhanakan ilustrasi, tidak dibedakan antara biaya tetap dan biaya variabel).
Sumber
Pemeliharaan Pengasahan Perakitan
Tenaga
Pengasahan Perakitan
Sumber Tenaga 0,75 –
– 0,25
Pemeliharaan 0,50 –
– 0,50
Alokasi yang diperoleh dengan metode berurutan ditunjukkan pada Tampilan 7-10.
Langkah pertatna adalah menghitung rasio alokasi. Perhatikan bahwa rasio alokasi untuk
Departemen Pemeliharaan mengabaikan penggunaan oleh Departemen Sumber Tenaga
karena biaya Departemen Pemeliharaan tidak dapat dialokasikan ke Departemen
Pendukung yang berada di urutan atasnya dalam urutan alokasi. Langkah kedua adalah
mengalokasikan biaya Departemen Pendukung dengan menggunakan rasio alokasi yang
dihitung dalam langkah pertama.
Sumber 0.20 – –
Tenaga
– 0.60 –
– – 0.20
Pemeliharaan – 0,50 –
– – 0,50
Metode ini paling bagus dijelaskan dengan menggunakan suatu contoh yang
menggunakan data yang sama dengan yang digunakan untuk mengilustrasikan metode
langsung dan berurutan (lihat Tampilan 7-11).
Rasio alokasi yang dibutuhkan untuk persarnaan simultan diinterpretasikan sebagai
berikut : Departemen Pemeliharaan menerima 20 persen dari output Departemen
Sumber Tenaga; Departemen Sumber Tenaga menerima 10 persen
dari outputDepartemen Pemeliharaan. Sekarang, P adalah biaya total Departemen
Sumber Tenaga dan M adalah biaya total Departemen Perneliharaan. Seperti yang
ditunjukkan sebelumnya, biaya total Departemen Pendukung adalah jumlah biaya
langsungnya ditambah proporsi jasa yang diterima dari Departemen Pendukung
lainnya. Dengan menggunakan data dan rasio alokasi dari Tampilan 7-11, persamaan
biaya untuk tiap Departemen Pendukung dapat dinyatakan sebagai berikut.
Rasio Alokasi :
Sumber Tenaga – 0,20 0,60 0,20
Pemeliharaan 0,10 – 0,45 0,45
* Pada Departemen Produksi, biaya langsung didefinisikan sebagai biaya overhead yang secara
langsung dapat ditelusuri ke departemen bersangkutan
0,98 M = $210.000
M= $ 214.286
Substitusi nilai ini untuk M dalam Persamaan 7.1 menghasilkan biaya total
Departemen Sumber Tenaga.
= $ 250.000 + $ 21.429
= $ 271.429
Tampilan 7-13 memperlihatkan alokasi biaya dari Departemen Sumber Tenaga dan
Pemeliharaan ke Departemen Pengasahan dan Perakiran dengan menggunakan tiga
metode alokasi biaya Departemen Pendukung. Seberapa berbedakah hasilnya?
Apakah jenis metode yang digunakan benar-benar menjadi masalah? Ketiga metode
alokasi dapat memberikan hasil yang sangat berbeda, tergantung pada tingkat
interaksi antar-Departemen Pendukung. Dalam contoh yang telah dibahas, metode
langsung mengalokasikan $12.500 lebih banyak ke Departemen Pengasahan ($ 12.500
lebih sedikit ke Departemen Perakitan) daripada yang dihitung oleh metode
berurutan. Manajer Departemen Perakitan tentu akan lebih menyukai metode
langsung, sedangkan manajer Departemen Pengasahan akan lebih menyukai metode
berurutan. Karena metode alokasi dapat memengaruhi tanggung jawab manajer atas
biaya, akuntan harus memahami berbagai konsekuensi yang ditimbulkan oleh
penggunaan metode yang berbeda dan memiliki alasan tepat bagi pilihan yang
dibuatnya.
Metode Langsung Metode Berurutan Metode Timbal Balik
Pengasahan Perakitan Pengasahan Perakitan Pengasahan Perakitan
Timbal Balik
Dengan cara yang sama, asumsikanlah Departemen Perakitan menggunakan jam tenaga
kerja langsung untuk membebankan overhead-nya. Dengan tingkat aktivitas normal sebesar
107.500 jam tenaga kerja langsung,
tarif overhead untuk Departemen Perakitan adalah sebagai berikut.
Dengan menggunakan tarif-tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan. Sebagai
contoh, anggaplah suatu produk membutuhkan dua jam
mesin pengasahan dan satu jam perakitan untuk satu unit yang diproduksi.
Biaya overhead yang dibebankan pada satu unit produk ini menjadi $ 12
[(2 x $ 5) + (1 x $ 2)]. Jika produk yang sama menggunakan bahan baku senilai
$ 15 dan tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal dari Pengasahan dan Perakitan),
maka biaya total per unit adalah $ 33 ($ 12 + $ 15 + $ 6).
Produk patungan (joint products) adalah dua atau lebih produk yang diproduksi secara
simultan dengan proses yang sama hingga pada titik “pemisahan”. Titik pemisahan (split-of
point) adalah titik yang produk patungannya menjadi terpisah dan bisa diidentifikasi. Sebagai
contoh, minyak dan gas alam adalah produk patungan. Ketika suatu perusahaan mengebor
minyak, perusahaan tersebut juga akan mendapatkan gas alam. Biaya eksplorasi, perolehan
hak atas mineral, dan pengeboran terjadi pada awal hingga titik pemisahan. Biaya-biaya
tersebut diperlukan untuk membawa minyak mentah dan gas alam keluar dari tanah. Biaya-
biaya itu termasuk biaya umum untuk kedua produk tersebut. Beberapa produk patungan
tentu memerlukan pemrosesan setelah titik pemisahan. Sebagai contoh, minyak mentah bisa
diproses lebih lanjut untuk bahan bakar pesawat, bensin, minyak tanah, naptha, dan produk
petrokimiawi lainnya. Intinya adalah biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead yang terjadi hingga titik pemisahan awal adalah biaya patungan yang bisa
dialokasikan ke produk akhir secara abritrer. Tampilan 7-14 menunjukkan proses produksi
patungan.
Akuntansi untuk seluruh biaya patungan dari produksi (bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung dan overhead) tidak berbeda dengan akuntansi untuk biaya produk secara
umum. Alokasi dari biaya patungan ke setiap produk adalah sumber kesulitannya. Alokasi
harus dilakukan untuk tujuan pajak penghasilan dan pelaporan keuangan-untuk menilai
persediaan yang dimasukkan ke neraca dan menentukan laba. Jadi, meskipun abritrer,
suatu metode alokasi harus ditemukan untuk mengalokasikan biaya sewajar mungkin.
Berbagai metode digunakan untuk mengalokasikan biaya patungan. Metode ini mencakup
metode unit fisik, nilai penjualan-saat-pemisahan, dan metode nilai bersih yang dapat
direalisasikan.
Pork Meat
Hides
Processing
Material :
Hog
Split-
Off
Point
Total 3.000.000
Total biaya patungan adalah $ 186.000. Dengan menggunakan metode unit fisik,
berapa biaya patungan yang dialokasikan ke setiap kelas kayu? Pertama, tentukan
proporsi dari total unit untuk setiap kelas, kemudian bebankan proporsi biaya
patungan pada setiap kelas.
Alokasi Biaya
Unit Persen Unit
Patungan
Dengan mengunakan contoh yang sama, yaitu pada biaya penggergajian kayu di
pembahasan sebelumnya dari metode unit fisik, biaya patungan sebesar $ 186.000
didistribusikan ke berbagai kelas berdasarkan nilai pasarnya saat pemisahan.
Kemudian, metode nilai bersih yang dapat direalisasikan bisa digunakan untuk
memproratakan biaya patungan berdasarkan bagian dari setiap produk atas nilai
penjualan hipotetis.
proses patungan. Biaya satu putaran produksi adalah $ 5.750, serta menghasilkan
1.000 galon Alpha dan 3.000 galon Beta. Kedua produk ini tidak bisa dijual saat
pemisahan, tetapi harus diproses lebih lanjut sehingga biaya pemisahan adalah
$ 1 per galon untuk Alpha dan $ 2 per galon untuk Beta. Harga pasar akhir untuk Alpha
sebesar $ 5 dan Beta sebesar $ 4. Alokasi biaya patungan dengan menggunakan
metode nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah sebagai berikut.
Biaya Harga
Harga Pasar Alokasi Biaya
Harga Pemrosesan Pasar Jumlah Unit
Hipotesis Patungan
Lebih Lanjut Hipotesis
d. Produk Sampingan
Proses produksi patungan menghasilkan output yang terdiri atas dua atau lebih
produk yang diproduksi secara simultan. Produk patungan atau utama memiliki nilai
pepjualan yang relatif signifikan. Produk sampingan (by products) memiliki nilai
penjualan yang relatif kurang signifikan. Produk sampingan umumnya tidak
dialokasikan ke biaya produk patungan. Penjualan produk sampingan dirnasukkan
dalam “pendapatan lain-lain” pada laporan laba rugi atau diperlakukan sebagai kredit
untuk Barang dalam Proses dari produk utama.