Anda di halaman 1dari 19

Alokasi Biaya Departemen Pendukung

A. Gambaran Umum Alokasi Biaya

Merupakan biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama, yang terjadi ketika sumber
daya yang sama digunakan dalam keluaran dua atau lebih jasa atau produk, disebut
sebagai biaya bersama (commont cost). Contonya: upah yang dibayarkan pada penjaga
keamanan di suatu pabrik merupakan biaya bersama semua produk berbeda yang diproduksi
di pabrik tersebut. Manfaat keamanan dapat dirasakan oleh semua produk, tetapi
pembebanan biaya keamanan kesetiap produk adalah proses arbitrer.

1. Jenis-jenis Departemen

Dalam model fungsi diperusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua
kategori departemen yaitu: Departemen produksi dan departemen pendukung.
Departemen produksi secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau
jasa yang dijual pada pelanggan.

Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang


diproduksi. Contoh, departemen pengesahan dan perakitan. Departemen pendukung
menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh departemen produksi.
Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu jasa atau produk
organisasi tersebut, misalnya: pemeliharaan, permesinan,pertamanan,rumah
tangga,personalia,dan penyimpanan.

Pabrik pembuat furnitur dapat dibagi menjadi dua Departemen Produksi (Perakitan
dan Penyesaian) dan empat Departemen Pendukung (Ruang Penyimpanan Bahan
Baku,Kafetaria,Pemeliharaan,General Factory).Bank dapat dibagi dalam tiga Departemen
Produksi (Kredit Kendaraan Bermotor,Kredit Komersial,serta Personal Banking) dan tiga
Departemen Pendukung (Kendaraan Lewat,Pemrosesan Data,dan Administrasi Bank).

2. Pengalokasian Biaya dari Departemen ke Produk

Mari,kita pertimbangkan alasan hal ini dilakukan.Anggaplah hanya


biaya overhead yang dapat ditelusuri secara langsung ke Departemen Produksi yang
dibebankan pada produk yang melewati departemen-departemen tersebut.Biaya
Departemen Pendukung tidak akan dibebankan pada produk karena berdasarkan
definisinya,produk tidak pernah melewati Departemen Pendukung.Akan tetapi,kita tahu
biaya penyediaan jasa pendukung adalah bagian dari biaya total produk dan harus
dibebankan pada produk.Oleh karena itu,biaya Departemen Pendukung harus
dialokasikan ke Departemen Produksi.

3. Jenis-jenis Dasar Alokasi

Departemen Produksi membutuhkan jasa pendukung,Oleh sebab itu, biaya


departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas Departemen Produksi.Faktor
penyebab (causal factor) adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi, yang
menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian
biaya Departemen Pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentivikasi
faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan
menghasilkan biaya produk yang lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor penyebab diketahui,
para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung dengan lebih baik.

Untuk mengilustrasikan jenis penggerak biaya yang dapat


digunakan,pertimbangkanlah tiga Departemen Pendukung berikut : Listrik,Personalia,dan
Penanganan Bahan Baku.Untuk biaya listrik,dasar alokasi yang logis adalah jam
penggunaan listrik yang dapat diukur dengan meteran terpisah untuk tiap
departemen.Jika meteran terpisah tidak ada,jam mesin yang digunakan tiap departemen
mungkin akan menjadi pengganti atau penggerak yang baik.Untuk biaya personalia,baik
jumlah karyawan Departemen Produksi maupun pergantian tenaga kerja
(contohnya,jumlah tenaga kerja baru) adalah penggerak biaya yang mungkin
digunakan.Penanganan bahan baku,jumlah perpindahan bahan,lamanya jam penanganan
bahan,dan jumlah bahan yang dipindahkan dapat menjadi penggerak biaya.

4. Tujuan Alokasi

Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung


ke departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:

1. Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan.

2. Untuk menghitung profibilitas lini produk.

3. Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian.

4. Untuk meniai persedian.

5. Untuk memotivasi para manajer.

Jika biaya tidak dialokasikan denga akurat, biaya beberapa jasa dapat terlalu tinggi,
hingga mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi
bisnis, sebaliknya, jika biaya terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa ini. Hal
yang berhubungan dekat dengan penentuan harga adalah laba. Dengan menilai laba
berbagai jasa, seseorang manajer dapat mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan. Tentu saja biaya yang akurat adalah hal yang penting untuk menentukan
laba.

Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya Departemen
Pendukung tidak di alokasikan ke Departemen Produksi, para menejer dapat
memperlakukan jasa ini seakan-akan jasa tersebut gratis. Tentu saja, pada kenyataanya,
biaya marginal sebuah jasa lebih besar dari nol. Dengan mengalokasikan biaya dan
meminta para manejer Departemen Produksi bertanggung jawab atas kinerja ekonomi
unit mereka, suatu organisasi dapat memastikan bahwa para manejer akan menggunakan
suatu jasa hingga manfaat marginal suatu jasa sama dengan biaya marginalnya. Jadi,
mengalokasikan biaya jasa membantu tiap Departemen Produksi memilih tingkat
konsumsi yang benar.

B. Mengalokasikan Biaya Suatu Departemen ke Departemen Lainnya

Biaya Departemen Pendukung sering dialokasikan ke departemen lain melalui


penggunaan tarif pembebanan.Pada kasus ini,kita berfokus pada alokasi biaya suatu
departemen ke departemen lain.Sebagai contoh,Departemen Pemrosesan Data suatu
perusahaan melayani berbagai departemen lainnya.Kemudian,biaya pengoperasian
Departemen Pemrosesan Data dialokasikan ke departemen-departemen yang dilayani.

1. Tarif Pembebanan Tunggal

Misal bahwa perusahaan mengembangkan Departemen Fotokopi sendiri untuk


melayani tiga departemen produksinya (Audit, Pajak, dan Konsultan Manajemen Sistem
atau MAS). Biaya Departemen Fotokopi termasuk biaya tetap sebesar $0,023 per lembar
fotokopi (kertas dan tinta). Estimasi penggunaan (dalam kertas) oleh ketiga Departemen
Produksi adalah sebagai berikut :

Departemen Audit 94.500


Departemen Pajak 67.500
Departemen MAS 108.000
Total 270.000

Jika tarif pembebanan tunggal di gunakan, biaya tetap sebesar $26.190 akan
digabungkan dengan estimasi biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). total
biaya sebesar $32.400 dibagi dengan estimasi jumlah lembar yang di fotokopi sebanyak
270.000 yang akan menghasilkan tarif per lembar sebesar $0,12.

Jumlah yang dibebankan ke Departemen Produksi merupakan suatu fungsi jumlah


lembar yang di fotokopi. Anggaplah bahwa penggunaan aktual adalah sebagai berikut :
Departemen Audit 92.000 halaman,Departemen Pajak 65.000 halaman,dan MAS 115.000
halaman. Total biaya fotokopi yang dibebankan pada masing-masing departemen dapat
diperlihatkan sebagai berikut :
Jumlah X Beban per = Total
Halaman Halaman Pembebanan

Audit 92.000 $0,12 $11.040


Pajak 65.000 0,12 7.800
MAS 115.000 0,12 13.800
Total 272.000 $32.640

Apakah Departemen Fotokopi membutuhkan $32.640 untuk membutuhkan 272.000


lembar? Tidak, Departemen Fotokopi hanya membutuhkan $32.446 [$26.190 + (272.000
x $0,023)].

2. Tarif Pembebanan Ganda

Mari, asumsikan Departemen Audit dan MAS memiliki kebutuhan yang hampir sama
dalam setahun. Dengan kata lain, kedua departemen ini mengantisipasi kebutuhan
sebanyak 202.500 (94.500 + 108.000) halaman per tahun dan rata-ratanya akan sebesar
16.875 per bulan. Karena tidak ada satu bulan yang penggunaannya lebih tinggi daripada
bulan lainnya, penggunaan bulanan tertinggi bagi kedua departemen ini juga 16.875
halaman. Akan tetapi, Departemen Pajak mengantisipasi pola yang berbeda. Dari 67.500
halaman tahunan yang dianggarkan, departemen tersebut diperkirakan membutuhkan
sepertiganya atau 22.500 halaman dalam hulan April. Oleh karena itu, penggunaan
tertinggi dalam satu bulan diperkirakan menjadi 39.375 halaman. Penggunaan inilah yang
dijadikan dasar desain ukuran Departemen Fotokopi.

Sekarang, kita dapat mengembangkan dua tarif pembebanan untuk Departemen


Fotokopi. Tarif pertarna adalah tarif variabel untuk tinta dan kertas. Tarif ini dapat
dihitung dengan mudah, yaitu sebesar $ 0,023 per halaman. Tentu saja, faktor
penyebabnya adalah jumlah halaman yang difotokopi. Tarif kedua adalah tarif untuk biaya
tetap sewa peralatan dan upah. Biaya ini dibebankan pada Departemen Produksi
berdasarkan pada rencana penggunaan tertinggi Departemen Produksi.

Jumlah Proporsi Total Biaya Jumlah yang


Halaman Penggunaan Tetap Dialokasikan ke
Tertinggi Tertinggi Tiap Departemen

Audit 7.875 0,20 $ 26.190 $ 5.328


Pajak 22.500 0,57 26.190 14.928
MAS 9.000 0,23 26.190 6.024
Total 39.375 $ 26.190

Jumlah yang dibebankan pada Departemen Produksi sekarang adalah fungsi dari
jumlah halaman yang difotokopi dan penggunaan tertinggi yang diantisipasi. Anggaplah
penggunaan aktual Departemen Audit 92.000 halaman, Pajak 65.000 halaman, dan MAS
115.000 halaman. Total beban Departemen Fotokopi akan menjadi seperti berikut ini.
Jumlah Halaman + Alokasi Biaya Tetap = Total
x $0,023 Pembebanan

Audit $ 2.116 $ 5.238 $ 7.354


Pajak 1.495 14.928 16.423
MAS 2.645 6.024 8.669
Total $ 6.256 $ 26.190 $ 32.446

Perhatikan bahwa alokasi biaya Departemen Fotokopi menjadi sangat berbeda jika dua
tarif pembebanan digunakan. Dalam kasus ini, Departemen Pajak menyerap proporsi
biaya yang lebih besar karena penggunaan tertingginya adalah dasar untuk ukuran
Departemen Fotokopi. Perhatikan juga bahwa jumlah yang dibebankan sebesar $ 32.446
sangat dekat dengan biaya aktual dalam menjalankan Departemen Fotokopi. Dengan dua
tarif pembebanan, setiap tarif pembebanan didasarkan pada faktor penyebab yang kuat,
alokasi biaya pada departemen yang menggunakan tarif pembebanan didasarkan pada
jumlah biaya sebenarnya yang ditimbulkan Departemen Pendukung.

Apakah bisa terdapat lebih dari dua tarif pembebanan? Tentu saja bisa. Akan tetapi,
jika perusahaan membagi sumber daya Departemen Pendukung dan faktor-faktor
penyebab secara lebih baik, hal ini hampir mirip dengan perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas. Tarif-tarif pembebanan yang lebih akurat tersebut harus diimbangi dengan biaya
untuk menetapkan dan menerapkan tarif tersebut. Seperti biasanya, perusahaan harus
mempertimbangkan biaya dan manfaatnya.

3. Penggunaan yang Dianggarkan versus Penggunaan Aktual

Keputusan untuk memakai penggunaan yang dianggarkan atau penggunaan aktual


bergantung pada tujuan alokasi. Untuk perhitungan harga pokok pruduk, alokasi
dilakukan pada awal tahun dengan dasar penggunaan yang dianggarkan sehingga
tarifoverhead yang ditentukan terlebih dahulu dapat dihitung. Akan tetapi, jika tujuannya
adalah evaluasi kinerja, alokasi dilakukan pada akhir periode dan didasarkan pada
penggunaan aktual.
Mari, kembali pada contoh fotokopi. Ingatlah kembali bahwa biaya tetap tahunan yang
dianggarkan adalah $ 26.190 dan biaya variabel per halaman yang dianggarkan adalah
$0,023. Ketiga Departemen Produksi –Audit, Pajak, dan MAS– memperkirakan
penggunaan sebanyak 94.500 halaman, 67.500 halaman, dan 108.000 halaman.
Berdasarkan data ini, biaya yang dialokasikan ke setiap departemen pada awal tahun
dengan menggunakan tarif pembebanan tunggal diperlihatkan pada Tampilan 7-4.

Jumlah Halaman x Tarif Total = Biaya yang


Dialokasikan

Audit 94.500 $ 0,12 $ 11.340


Pajak 67.500 0,12 8.100
MAS 108.000 0,12 12.960
Total 270.000 $ 32.400

Tampilan 7-4 Penggunaan Data yang Dianggarkan untuk Perhitungan Harga Pokok Produk

Jumlah Halaman x Tarif Total = Biaya yang Dialokasikan

Audit 92.000 $ 0,12 $ 11.040


Pajak 67.500 0,12 7.800
MAS 115.000 0,12 13.800
Total 270.000 $ 32.400

Tampilan 7-5Penggunaan Data Aktual untuk Tujuan Evaluasi Kinerja

Ketika alokasi dilakukan dengan tujuan menganggarkan biaya Departemen Produksi,


biaya yang digunakan tentu adalah biaya Departemen Pendukung yang dianggarkan. Biaya
pemfotokopian yang dialokasikan ke tiap departemen akan ditambahkan ke biaya
Departemen Produksi lainnya, termasuk biaya yang secara langsung dapat ditelusuri ke
tiap departemen ditambah alokasi Departemen Pendukung lainnya untuk menghitung
antisipasi pengeluaran tiap departemen. dalam sebuah pabrik manufaktur, alokasi biaya
Departemen Pendukung yang dianggarkan ke Departemen Produksi akan mendahului
perhitungan tarif overheadyang ditentukan terlebih dahulu.

Selama tahun berjalan, setiap Departemen Produksi juga akan bertanggung jawab
pada beban aktual yang terjadi yang didasarkan pada jumlah aktual halaman yang dikopi.
Kembali pada penggunaan aktual yang diasumsikan sebelumnya, alokasi kedua sekarang
dilakukan untuk mengukur kinerja aktual tiap departemen dibandingkan dengan
anggarannya. Biaya aktual pemfotokopian yang dialokasikan ke tiap departemen untuk
tujuan evaluasi kinerja ditunjukkan pada Tampilan 7-5.

C. Memilih Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung

1. Metode Alokasi Langsung

Metode langsung adalah metode yang paling sederhana dan paling langsung untuk
mengalokasikan biaya Departemen Pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan secara
langsung ke Departemen Produksi sesuai proporsi penggunaan jasa departemen tersebut.

Untuk mengilustrasikan metode langsung, lihatlah data pada Tampilan 7-7 yang
menunjukkan aktivitas yang dianggarkan dan biaya yang dianggarkan dari dua
Departemen Pendukung dan dua Departemen Produksi. Anggaplah faktor penyebab biaya
listrik adalah jam penggunaan listrik dan faktor penyebab biaya pemeliharaan adalah jam
pemeliharaan.Dalam metode langsung, hanya jam penggunaan listrik dan jam
pemeliharaaa di Departernen Produksi yang digunakan untuk menghitung rasio alokasi.
Rasio alokasi metode langsung dan alokasi biaya Departemen Pendukung berdasarkan
data yang diberikan pada Tampilan 7-7 ditunjukkan pada Tampilan 7-8. (Untuk
menyederhanakan ilustrasi, tidak dibedakan antara biaya tetap dan biaya variabel).

Departemen Pendukung Departemen Produksi

Sumber
Pemeliharaan Pengasahan Perakitan
Tenaga

Biaya langsung* $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 –$ 60.000


Aktivitas Normal :
Jam Penggunaan Listrik – 200.000 600.000 200.000
Jam Pemeliharaan 1.000 – 4.500 4.500
*Pada Departemen Produksi, biaya langsung hanya merujuk pada biaya overhead
yang dapat ditelusuri secara langsung ke departemen tersebut.

Tampilan 7-7Data untuk Mengilustrasikan Metode Alokasi

Langkah 1 : Hitung Rasio Alokasi

Pengasahan Perakitan
Sumber Tenaga 0,75 –
– 0,25
Pemeliharaan 0,50 –
– 0,50

Langkah 2 : Alokasikan Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan


Rasio Alokasi
Departemen Pendukung Departemen Produksi

Sumber Tenaga Pemeliharaan Pengasahan Perakitan

Biaya Langsung $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000


Sumber Tenagaa (250.000) – 187.000 62.500
Pemeliharaanb – (160.000) 80.000 80.000
$0 $0 $ 367.000 $ 202.500
a Alokasi biaya listrik berdasarkan rasio alokasi dari Langkah 1 : 0,75 x 250.000, 0,25 x $ 250.000
b Alokasi biaya pemeliharaan berdasarkan rasio dari Langkah 1 : 0,50 x $ 160.000, 0,25 x $ 160.000

Tampilan 7-8 Ilustrasi Alokasi Langsung

2. Metode Alokasi Berurutan

Metode alokasi berurutan (atau bertahap) mengakui adanya interaksi antar -


Departemen Pendukung. Akan tetapi, metode berurutan tidak sepenuhnya mengakui
interaksi antar-Departemen Pendukung. Alokasi biaya dilakukan dengan cara menurun,
mengikuti prosedur ranking yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Urutannya biasanya
ditentukan dengan me-ranking Departemen Pendukung sesuai urutan jumlah pelayanan
yang diberikan dari urutan terbanyak hingga paling sedikit. Tingkat pelayanan biasanya
diukur dengan biaya langsung tiap Departemen Pendukung; departemen dengan biaya
tertinggi dianggap sebagai pemberi layanan terbanyak.

Alokasi yang diperoleh dengan metode berurutan ditunjukkan pada Tampilan 7-10.
Langkah pertatna adalah menghitung rasio alokasi. Perhatikan bahwa rasio alokasi untuk
Departemen Pemeliharaan mengabaikan penggunaan oleh Departemen Sumber Tenaga
karena biaya Departemen Pemeliharaan tidak dapat dialokasikan ke Departemen
Pendukung yang berada di urutan atasnya dalam urutan alokasi. Langkah kedua adalah
mengalokasikan biaya Departemen Pendukung dengan menggunakan rasio alokasi yang
dihitung dalam langkah pertama.

Perhatikanlah bahwa biaya Departemen Sumber Tenaga sebesar


$ 50.000 dialokasikan ke Departemen Pemeliharaan. Hal ini mencerminkan kenyataan
bahwa Departemen Pemeliharaan menggunakan 20 persen output dari Departemen
Sumber Tenaga. Akibatnya, biaya pengoperasian Departemen Pemeliharaan meningkat
dari $ 160.000 menjadi $ 210.000. Perhatikan juga bahwa ketika biaya Departemen
Pemeliharaan dialokasikan, tidak ada biaca yang dialokasikan kembali ke Departemen
Sumber Tenaga meskipun Departemen Sumber Tenaga menggunakan 1.000 jam output
Departemen Pemeliharaan.
Metode berurutan lebih akurat daripada metode langsung karena mengakui beberapa
interaksi antar-Departemen Pendukung. Akan tetapi, merode ini tidak mengakui semua
interaksi; tidak ada biaya pemeliharaan yang dibebankan
pada Departemen Sumber Tenaga meskipun departemen tersebut menggunakan 10
persen output Departemen Pemeliharaan. Metode timbal balik memperbaiki kelemahan
ini.

Langkah 1 : Hitung Rasio Alokasi


Pemeliharaan Pengasahan Perakitan

Sumber 0.20 – –
Tenaga
– 0.60 –
– – 0.20
Pemeliharaan – 0,50 –
– – 0,50

Langkah 2 : Alokasikan Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan


Rasio Alokasi
Departemen Pendukung Departemen Produksi
Sumber Tenaga Pemeliharaan Pengasahan Perakitan

Biaya Langsung $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000


Sumber Tenagaa (250.000) 50.000 150.000 50.000
Pemeliharaanb – (210.000) 105.000 105.000
$0 $0 $ 355.000 $215.000
a Alokasi biaya listrik berdasarkan rasio alokasi dari Langkah 1 : 0,20 x 250.000; 0,60 x $ 250.000;
0,20 x $ 250.000
b Alokasi biaya pemeliharaan berdasarkan rasio dari Langkah 1 : 0,50 x $ 210.000; 0,25 x $ 210.000

Tampilan 7-10Ilustrasi Alokasi Berurutan

3. Metode Alokasi Timbal Balik

Metode alokasi timbal balik(reciprocal) mengakui semua interaksi antar-Departemen


Pendukung. Dalam metode timbal balik, pemakaian suatu Departemen Pendukung oleh
departemen menentukan biaya total tiap
Departemen Pendukung yang biaya totalnya mencerminkan interaksi
antar-Departemen Pendukung. Kemudian, biaya total Departemen Pendukung yang baru
tersebut dialokasikan ke Departemen Produksi. Metode ini memperhitungkan semua
interaksi antar-Departemen Pendukung.

a) Biaya Total Departemen Pendukung

Untuk menentukan biaya total Departemen Pendukung agar mencerminkan


interaksi dengan Departemen Pendukung lainnya, suatu sistem persamaan linear yang
simultan harus dipecahkan. Setiap persamaan yang merupakan suatu persamaan biaya
bagi sebuah Departemen Pendukung; didefinisikan sebagai jumlah biaya langsung
departemen ditambah proporsi jasa yang diterima dari Departemen Pendukung
lainnya.

Biaya Total = Biaya Langsung + Biaya yang Dialokasikan

Metode ini paling bagus dijelaskan dengan menggunakan suatu contoh yang
menggunakan data yang sama dengan yang digunakan untuk mengilustrasikan metode
langsung dan berurutan (lihat Tampilan 7-11).
Rasio alokasi yang dibutuhkan untuk persarnaan simultan diinterpretasikan sebagai
berikut : Departemen Pemeliharaan menerima 20 persen dari output Departemen
Sumber Tenaga; Departemen Sumber Tenaga menerima 10 persen
dari outputDepartemen Pemeliharaan. Sekarang, P adalah biaya total Departemen
Sumber Tenaga dan M adalah biaya total Departemen Perneliharaan. Seperti yang
ditunjukkan sebelumnya, biaya total Departemen Pendukung adalah jumlah biaya
langsungnya ditambah proporsi jasa yang diterima dari Departemen Pendukung
lainnya. Dengan menggunakan data dan rasio alokasi dari Tampilan 7-11, persamaan
biaya untuk tiap Departemen Pendukung dapat dinyatakan sebagai berikut.

P = Biaya Langsung + Bagian Biaya Pemeliharaan (7.1)

= $ 250.000 + 0,1M (Persamaan biaya Departemen Sumber Tenaga)

M = Biaya Langsung + Bagian Biaya Listrik (7.2)

= $ 160.000 + 02,P (Persamaan Biaya Departemen Pemeliharaan)

Komponen-komponen biaya langsung untuk tiap persamaan diambil dari Tampilan


7-11, begitu juga dengan rasio alokasinya.Persamaan biaya Departemen Sumber
Tenaga (Persamaan 7.1) dan persamaan biaya Departemen Pemeliharaan (Persamaan
7.2) dapat diselesaikan secara simultan untuk menghasilkan biaya total tiap
Departemen Pendukung. Substitusi Persamaan 7.1 ke dalam Persamaan 7.2
memberikan hasil berikut.

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Sumber Pemeliharaan Pengasahan Perakitan
Tenaga

Biaya langsung* $ 250 $ 160 $ 100.000 $ 60.000


Aktivitas Normal :
Jam Penggunaan Listrik – 200.000 600.000 200.000
Jam Pemeliharaan 1.000 – 4.500 4.500
Proporsi dari Output yang Digunakan oleh Setiap Departemen
Sumber
Pemeliharaan Pengasahan Perakitan
Tenaga

Rasio Alokasi :
Sumber Tenaga – 0,20 0,60 0,20
Pemeliharaan 0,10 – 0,45 0,45
* Pada Departemen Produksi, biaya langsung didefinisikan sebagai biaya overhead yang secara
langsung dapat ditelusuri ke departemen bersangkutan

Tampilan 7-11 Ilustrasi Alokasi Langsung

Mengalokasikan Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio Alokasi (Tampilan 7-


11) dan Biaya Total Departemen Pendukung dari
Persamaan Metode Timbal Balik
Departemen Pendukung Departemen Produksi
Sumber Tenaga Pemeliharaan Pengasahan Perakitan

Biaya Langsung $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000


Sumber Tenagaa (271.429) 54.286 162.857 54.286
Pemeliharaanb 21.429 (214.286) 96.429 96.429
$0 $0 $ 359.286 $ 210.715

a Sumber tenaga : 0,20 x $ 271.429, 0,60 x $ 271,429, 0,2 x $ 271.429


b Pemeliharaan : 0,10 x $ 214.286, 0,45 x $ 214.286, 0,45 x $ 214.286

Tampilan 7-12 Ilustrasi Alokasi Timbal Balik

M = $ 160.000 + 0,2 ($250.000 + 0,1M)

M = $ 160.000 x $ 50.000 + 0,02M

0,98 M = $210.000

M= $ 214.286
Substitusi nilai ini untuk M dalam Persamaan 7.1 menghasilkan biaya total
Departemen Sumber Tenaga.

P = $ 250.000 + 0,1 ($ 214.286)

= $ 250.000 + $ 21.429

= $ 271.429

Setelah persamaan diselesaikan, biaya total untuk tiap Departemen Pendukung


diketahui.

b) Alokasi ke Departemen Produksi

Setelah biaya total tiap Departemen Pendukung diketahui, alokasi ke Departemen


Produksi dapat dilakukan. Alokaeialokasi ini berdasarkan pada proporsi output yang
digunakan tiap Departemen Produksi, seperti ditunjukkan pada Tampilan 7-12.
Perhatikan bahwa biaya total -yang dialokasikan ke Departemen Produksi (dari
Departemen Sumber Tenaga dan Pemeliharaan) sama dengan $ 410.000. Hal itu
'menipakan total biaya langsung kedua Departemen Pendukung ($ 250.000 + $
160.000). Biaya total yang dialokasikan sebenarnya sama dengan $410.001, tetapi
perbedaan tersebut disebabkan oleh pembulatan.

c) Perbandingan Ketiga Metode

Tampilan 7-13 memperlihatkan alokasi biaya dari Departemen Sumber Tenaga dan
Pemeliharaan ke Departemen Pengasahan dan Perakiran dengan menggunakan tiga
metode alokasi biaya Departemen Pendukung. Seberapa berbedakah hasilnya?
Apakah jenis metode yang digunakan benar-benar menjadi masalah? Ketiga metode
alokasi dapat memberikan hasil yang sangat berbeda, tergantung pada tingkat
interaksi antar-Departemen Pendukung. Dalam contoh yang telah dibahas, metode
langsung mengalokasikan $12.500 lebih banyak ke Departemen Pengasahan ($ 12.500
lebih sedikit ke Departemen Perakitan) daripada yang dihitung oleh metode
berurutan. Manajer Departemen Perakitan tentu akan lebih menyukai metode
langsung, sedangkan manajer Departemen Pengasahan akan lebih menyukai metode
berurutan. Karena metode alokasi dapat memengaruhi tanggung jawab manajer atas
biaya, akuntan harus memahami berbagai konsekuensi yang ditimbulkan oleh
penggunaan metode yang berbeda dan memiliki alasan tepat bagi pilihan yang
dibuatnya.
Metode Langsung Metode Berurutan Metode Timbal Balik
Pengasahan Perakitan Pengasahan Perakitan Pengasahan Perakitan

Biaya Langsung : $ 100.000 $ 60.000 $ 100.000 $ 60.000 $ 100.000 $ 60.000


Dialokasikan dari 187.500 62.500 150.000 50.000 162.857 54.286
Depaertemen
Sumber Tenaga
Dialokasikan dari 80.000 80.000 105.000 105.000 96.429 96.429
Departemen
Pemeliharaan
Total Biaya $ 367.500 $ 202.500 $ 355.000 $ 215.000 $ 359.286 $ 210.715

Tampilan 7-13 Perbandingan Alokasi Biaya Departemen Pendukung

dengan Menggunakan Metode Langsung, Berurutan dan

Timbal Balik

Faktor lain dalam mengalokasikan biaya Departemen Pendukung adalah


perubahan teknologi yang cepat. Saat ini, banyak perusahaan menyadari alokasi biaya
Departemen Pendukung berguna bagi mereka. Akan tetapi, perpindahan menuju,
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dan manufaktur just-in-time dapat
meniadakan kebutuhan atas alokasi biaya Departemen Pendukung secara virtual.
Dalam pabrik yang menerapkan JTT dengan sel-sel manufaktur, banyak pelayanan
(misalnya, pemeliharaan, penanganan bahan baku, dan penyetelan) dikerjakan oleh
para pekerja sel.

D. Tarif Overhead Departemen dan Perhitungan Harga Pokok Produk

Setelah mengalokasikan semua biaya pendukung ke Departemen Produksi, tarif overhead


dapat dihitung untuk tiap departemen. Tarif ini dihitung dengan menambahkan biaya
Departemen Pendukung yang dialokasikan dengan biaya overhead yang secara langsung
dapat ditelusuri ke Departemen Produksi dan membagi jumlah total ini dengan beberapa
ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin.
Sebagai contoh, dari Tampilan 7-10, biaya total overhead untuk Departemen Pengasahan
setelah alokasi biaya pendukung adalah $ 355.000. Asumsikan bahwa jam mesin adalah dasar
untuk pembebanan biaya overhead pada produk yang melewati Departemen Pengasahan
dan tingkat aktivitas normal adalah 71.000 jam mesin. Tarif overhead untuk Departemen
Pengasahan dihitung sebagai berikut.

Tarif overhead = $ 355.000/71.000 jam mesin = $ 5 per jam mesin

Dengan cara yang sama, asumsikanlah Departemen Perakitan menggunakan jam tenaga
kerja langsung untuk membebankan overhead-nya. Dengan tingkat aktivitas normal sebesar
107.500 jam tenaga kerja langsung,
tarif overhead untuk Departemen Perakitan adalah sebagai berikut.

Tarif overhead = $ 215.000/107.500 jam tenaga kerja langsung

= $ 2 per jam tenaga kerja langsung

Dengan menggunakan tarif-tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan. Sebagai
contoh, anggaplah suatu produk membutuhkan dua jam
mesin pengasahan dan satu jam perakitan untuk satu unit yang diproduksi.
Biaya overhead yang dibebankan pada satu unit produk ini menjadi $ 12
[(2 x $ 5) + (1 x $ 2)]. Jika produk yang sama menggunakan bahan baku senilai
$ 15 dan tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal dari Pengasahan dan Perakitan),
maka biaya total per unit adalah $ 33 ($ 12 + $ 15 + $ 6).

E. Lampiran : Bentuk Alokasi Biaya Patungan

Produk patungan (joint products) adalah dua atau lebih produk yang diproduksi secara
simultan dengan proses yang sama hingga pada titik “pemisahan”. Titik pemisahan (split-of
point) adalah titik yang produk patungannya menjadi terpisah dan bisa diidentifikasi. Sebagai
contoh, minyak dan gas alam adalah produk patungan. Ketika suatu perusahaan mengebor
minyak, perusahaan tersebut juga akan mendapatkan gas alam. Biaya eksplorasi, perolehan
hak atas mineral, dan pengeboran terjadi pada awal hingga titik pemisahan. Biaya-biaya
tersebut diperlukan untuk membawa minyak mentah dan gas alam keluar dari tanah. Biaya-
biaya itu termasuk biaya umum untuk kedua produk tersebut. Beberapa produk patungan
tentu memerlukan pemrosesan setelah titik pemisahan. Sebagai contoh, minyak mentah bisa
diproses lebih lanjut untuk bahan bakar pesawat, bensin, minyak tanah, naptha, dan produk
petrokimiawi lainnya. Intinya adalah biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead yang terjadi hingga titik pemisahan awal adalah biaya patungan yang bisa
dialokasikan ke produk akhir secara abritrer. Tampilan 7-14 menunjukkan proses produksi
patungan.

1. Akuntansi untuk Biaya Produk Patungan

Akuntansi untuk seluruh biaya patungan dari produksi (bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung dan overhead) tidak berbeda dengan akuntansi untuk biaya produk secara
umum. Alokasi dari biaya patungan ke setiap produk adalah sumber kesulitannya. Alokasi
harus dilakukan untuk tujuan pajak penghasilan dan pelaporan keuangan-untuk menilai
persediaan yang dimasukkan ke neraca dan menentukan laba. Jadi, meskipun abritrer,
suatu metode alokasi harus ditemukan untuk mengalokasikan biaya sewajar mungkin.
Berbagai metode digunakan untuk mengalokasikan biaya patungan. Metode ini mencakup
metode unit fisik, nilai penjualan-saat-pemisahan, dan metode nilai bersih yang dapat
direalisasikan.

Pork Meat

Hides

Processing

Material :
Hog
Split-
Off
Point

a. Metode Unit Fisik

Berdasarkan metode unit fisik (physical units method), biaya patungan


didistribusikan ke produk berdasarkan ukuran fisik. Ukuran fisik ini bisa dinyatakan
dalam unit, seperti pon, ton, galon, kaki persegi, berat atom, atau suhu.
Secara perhitungan, metode unit fisik mengalokasikan ke setiap produk patungan
proporsi yang sama dari biaya patungan dengan proporsi unit yang mendasarinya.
Jadi, jika suatu proses patungan menghasilkan 300 pon Produk A dan 700 pon produk
B, maka Produk A menerima 30 persen dari biaya patungan dan Produk B menerima
70 persen. Perhitungan alternatifnya adalah membagi total biaya patungan dengan
total output untuk menemukan rerata biaya per unit. Kemudian, rerata biaya per unit
dikalikan dengan jumlah unit dari setiap produk. Meskipun tidak sepenuhnya
memuaskan, metode ini memiliki logika ukuran yang mendasarinya.

Sebagai contoh, anggaplah perusahaan penggergajian kayu memproses kayu


menjadi empat kelas dengan luar total 3.000.000 kaki persegi berikut.

Pertama dan kedua 450.000

Umum nomor 1 1.200.000

Umum nomor 2 600.000

Umum nomor 3 750.000

Total 3.000.000

Total biaya patungan adalah $ 186.000. Dengan menggunakan metode unit fisik,
berapa biaya patungan yang dialokasikan ke setiap kelas kayu? Pertama, tentukan
proporsi dari total unit untuk setiap kelas, kemudian bebankan proporsi biaya
patungan pada setiap kelas.

Alokasi Biaya
Unit Persen Unit
Patungan

Pertama dan kedua 450.000 0,15 $ 27.900


Umum nomor 1 1.200.000 0,40 74.400
Umum nomor 2 600.000 0,20 37.200
Umum nomor 3 750.000 0,25 46.500
Total 3.000.000 $ 186.000
Metode unit fisik menganggap setiap unit bahan baku pada produk akhir memiliki
biaya yang sama untuk diproduksi. Hal ini paling tepat jika elemen yang dominan bisa
ditelusuri hingga ke produk.

b. Metode Nilai Penjualan saat Pemisahan

Metode nilai penjualan saat pemisahan (sales value at split of


method) mengalokasikan biaya patungan berdasarkan proporsi setiap produk pada
nilai penjualan pada titik pemisahan. Berdasarkan metode ini, semakin tinggi nilai
pasar, sernakin besar bagian dari biaya patungan yang dibebankan terhadap produk
tersebut. Asalkan harga saat pemisahan stabil atau fluktuasi harga dari berbagai
produk disinkronisasi (tidak harus pada jumlahnya, tetapi bisa juga pada tingkat
perubahan), biaya yang dialokasikannya akan tetap konstan.

Dengan mengunakan contoh yang sama, yaitu pada biaya penggergajian kayu di
pembahasan sebelumnya dari metode unit fisik, biaya patungan sebesar $ 186.000
didistribusikan ke berbagai kelas berdasarkan nilai pasarnya saat pemisahan.

Harga Saat Nilai Penjualan Aloksai Biaya


Unit Persen
Pemisahan Saat Pemisahaan Patungan

Pertama dan kedua 450.000 $ 300 $ 135.000 0,2699 $ 50.201


Umum nomor 1 1.200.000 200 240.000 0,4799 89.261
Umum nomor 2 600.000 121 72.600 0,1452 27.007
Umum nomor 3 750.000 70 52.500 0,1050 19.530
Total 3.000.000 $ 500.100 $185.999*

*Jumlah totalnya bukan $186.000 karena pengaruh pembulatan

Perhatikan bahwa biaya patungan dialokasikan berdasarkan proporsi nilai


penjualan pada titik pemisahan. Sebagai contoh, kelas kayu Umum nomor 1 bernilai $
240.000 saat pemisahan, dan jumlah itu berarti 47,99 persen dari total nilai penjualan.
Oleh sebab itu, 47,99 persen dari total biaya patungan dibebankan pada kelas kayu
Umum nomor 1.

c. Metode Nilai Bersih yang Dapat Direalisasikan

Ketika nilai pasar digunakan untuk mengalokasikan biaya patungan, kita


menggunakan nilai pasar saat titik pemisahan. Akan tetapi, harga pasar untuk produk
tertentu terkadang tidak ada yang tersedia saat titik pemisahan. Dalam hal ini,
metodenilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value method) bisa
digunakan. Pertama, tentukan nilai penjualan hipotetis (hypotbetical sales
value) untuk setiap produk bersama dengan pengurangan semua biaya pemrosesan
yang bisa dipisahkan (atau lebih lanjut) dari nilai pasar akhir.

Kemudian, metode nilai bersih yang dapat direalisasikan bisa digunakan untuk
memproratakan biaya patungan berdasarkan bagian dari setiap produk atas nilai
penjualan hipotetis.

Misalkan, suatu perusahaan memproduksi produk Alpha dan Beta dengan

proses patungan. Biaya satu putaran produksi adalah $ 5.750, serta menghasilkan
1.000 galon Alpha dan 3.000 galon Beta. Kedua produk ini tidak bisa dijual saat
pemisahan, tetapi harus diproses lebih lanjut sehingga biaya pemisahan adalah
$ 1 per galon untuk Alpha dan $ 2 per galon untuk Beta. Harga pasar akhir untuk Alpha
sebesar $ 5 dan Beta sebesar $ 4. Alokasi biaya patungan dengan menggunakan
metode nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah sebagai berikut.

Biaya Harga
Harga Pasar Alokasi Biaya
Harga Pemrosesan Pasar Jumlah Unit
Hipotesis Patungan
Lebih Lanjut Hipotesis

Alpha $5 $1 $4 1.000 $ 4.000 $ 2.300


Beta 4 2 2 3.000 6.000 3.450
$ 10.000 $ 5.750

Perhatikan bahwa biaya patungan dialokasikan berdasarkan bagian dari setiap


produk atas nilai pasar hiporetis. Jadi, Alpha menerima 40 persen dari biaya patungan
($ 2.300) karena mencakup 40 persen dari nilai pasar hipotetis. Metode nilai bersih
yang dapat direalisasikan akan berguna ketika satu atau beberapa produk tidak bisa
dijual saat titik pemisahan, tetapi harus diproses lebih lanjut.

d. Produk Sampingan

Proses produksi patungan menghasilkan output yang terdiri atas dua atau lebih
produk yang diproduksi secara simultan. Produk patungan atau utama memiliki nilai
pepjualan yang relatif signifikan. Produk sampingan (by products) memiliki nilai
penjualan yang relatif kurang signifikan. Produk sampingan umumnya tidak
dialokasikan ke biaya produk patungan. Penjualan produk sampingan dirnasukkan
dalam “pendapatan lain-lain” pada laporan laba rugi atau diperlakukan sebagai kredit
untuk Barang dalam Proses dari produk utama.         

Anda mungkin juga menyukai