Anda di halaman 1dari 107

Penelitian Tindakan Kelas

“Peningkatan Hasil belajar siswa dalam Keterampilan Menulis


Karangan Narasi Implementasi Model MIND MAPPING Berbantuan
Media Audio Visual Siswa Kelas III SD Pertiwi 2 Kota Padang”.

Dibuat Oleh:
Nama : vivi firmalia
NIM : 835549481

TUTOR :
Dr. Ariswan

PROGRAM STUDI S1 PGSD


POKJAR PADANG

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) PADANG
TAHUN 2020

1
ABSTRAK

Firmalia, Vivi. 2020. Implementasi Model Mind Mapping Berbantuan Media Audio Visual
untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas III SD Pertiwi 2 kota
padang. Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Terbuka. Pembimbing: Dr Ariswan.

Berdasarkan observasi dan refleksi yang dilakukan peneliti, proses pem- belajaran dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran menulis karangan narasi di ke- las III SD Pertiwi 2 kota padang belum baik. Selain
itu, ketuntasan klasikal ke- terampilan menulis karangan narasi siswa hanya mencapai 54,35%.
Perbaikan di- lakukan dengan model mind mapping berbantuan media audio visual untuk mem-
perbaiki proses pembelajaran serta meningkatkan aktivitas siswa dan keterampilan menulis karangan
narasi siswa kelas III SD Pertiwi 2kota padang.
Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi model mind mapping berbantuan
media audio visual dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi dan bagaimanakah model mind
mapping berbantuan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas serta keterampilan menulis
karangan narasi siswa? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pembelajaran serta
meningkatkan aktivitas siswa dan keterampilan menulis karangan narasi sis- wa dalam pembelajaran
dengan model mind mapping berbantuan media audio vi- sual di kelas III SD Pertiwi 2 kota padang.
Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap pe- rencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas III SD Pertiwi 2 kota padang.
Teknik pengumpulan data mengguna- kan tes dan nontes. Teknik analisis data menggunakan analisis
deskriptif kuantita- tif dan analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan:
(1) proses pembelajaran pada siklus I mem- peroleh skor 25 dengan kategori sangat baik, siklus II
memperoleh skor 26 dengan kategori sangat baik dan pada siklus III memperoleh skor 28 dengan
kategori san- gat baik,
(2) aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 17,33 dengan kategori baik, pada siklus II
memperoleh skor 20,93 dengan kategori baik dan pada siklus III memperoleh skor 24,91 dengan
kategori sangat baik,
(3) persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 73,91%, meningkat pada siklus II menjadi
84,78%, dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 95,65%.
Simpulan penelitian ini adalah implementasi model mind mapping berbantuan media audio visual dapat
memperbaiki proses pembelajaran serta meningkatkan aktivitas siswa dan keterampilan menulis
karangan narasi siswa. Saran bagi guru adalah hendaknya dalam mengajarkan keterampilan menulis

1
karangan narasi menggunakan model yang sesuai agar proses dan hasil belajar baik, antara lain dengan
model mind mapping berbantuan media audio visual.
Kata kunci: karangan narasi, audio visual, mind mapping

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan kelas ini. Salawat beriringan salam
tercurahkan kepada junjungan kita yakninya nabi Muhammad SAW.
Laporan penelitian tindakan kelas ini berjudul “

Dalam penulisan PTK ini, peneliti telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta kritik dan
saran dari tutor berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima
kasih. Semoga Allah membalasnya dengan pahala yang setimpal Amin Yarabbal Peningkatan Hasil
Belajar Siswa dalam Keterampilan Menulis Karangan Narasi Implementasi Model MIND
MAPPING Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas III SD Pertiwi 2 Kota Padang”.alamin.
Laporan penelitian tindakan kelas ini masih jauh dari kesempurnaannya. Oleh sebab itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan dari pembaca.

Padang, 8 November 2020

Peneliti

1
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
ABSTRAK .......................................................................................... .i
KATA PENGANTAR ........................................................................ .ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... .iii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Indentifikasi Masalah ............................................................... 4
C. Batasan Masalah ...................................................................... 4
D. Rumusan Masalah .................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian...................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ............................................................................. 6
1. Hasil Belajar .......................................................................
2. Penilaian Pembelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia .........
3. Ruang Lingkup Pendidikan Bahasa indonesia ..................... 8
4. Model Mind Mapping ......................................................... 8
5. Langkah-langkah Model Mind Mapping ............................. .9
6. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia
dengan Model Mind Mapping ............................................. .9
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian ......................................................................... 10
1. Subjek Penelitian ................................................................ 12
2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 12
3. Alat pengumpulan data ...................................................... 12

1
4. Alat pengolahan data .......................................................... 12
B. Prosedur Penelitian ................................................................... 13
a. Perencanaan .................................................................. 13
iii
b. Pelaksanaan ................................................................... 13
c. Pengamatan ................................................................... 14
d. Refleksi ........................................................................ 14
C. Alur penelitian ......................................................................... 14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Studi pendahuluan .................................................................... 15
B. Hasil Siklus I ............................................................................ 16
C. Hasil Siklus II .......................................................................... 20
D. Pembahasan.............................................................................. 24
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................. 26
B. Saran ........................................................................................ 26
DAFTAR RUJUKAN

iv
1
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................... 28
2. LKS siklus I ................................................................................... 28
3. Lembar pengamatan RPP siklus I ................................................... 28
4. Lembar pengamatan aspek guru siklus I ......................................... 28
5. Lembar pengamatan aspek siswa siklus I ........................................ 28
6. Lembar Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Siklus I .. .33
7. Lembar Skor Perkembangan Kelompok Siklus I............................. .34
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................................. ..35
9. LKS siklus II .................................................................................. 28
10. Lembar pengamatan RPP siklus II .................................................. 28
11. Lembar pengamatan aspek guru siklus II ........................................ 28
12. Lembar pengamatan aspek siswa siklus II ...................................... 28
13. Lembar Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Siklus II. 40
14. Lembar Skor Perkembangan Kelompok Siklus II..............................41

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu negara berkembang di dunia yang masih memi-
liki masalah besar dalam bidang pendidikan. Padahal, pendidikan adalah suatu u-
saha untuk menghasilkan sumber daya manusia terdidik dan cerdas dalam menja-
wab tantangan masa depan. Usaha pemerintah dalam mewujudkan pendidikan
yang menghasilkan sumber daya manusia terdidik dan cerdas dalam menjawab
tantangan masa depan sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional pa-
da Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, yaitu mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut Sho-
imin (2014:15), bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah pembangunan sum-
ber daya manusia yang mempunyai peranan yang sangat penting bagi kesuksesan
dan kesinambungan pembangunan nasional.
Berdasarkan hasil penelitian Depdiknas Balitbang Pusat Kurikulum yang di-
himpun dalam Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran
Bahasa pada tahun 2007, menunjukan bahwa guru kurang mampu memilih
metode pembelajaran yang sesuai dengan indikator, masih banyak guru yang
belum menggunakan metode pembelajaran yang variatif, serta belum dapat
menyusun bahan ajar berbasis informasi

1
Di dalam pelaksanaan pembelajaran juga sering terjadi kendala dikarenakan
siswa kurang mengerti dan memahami materi yang disampaikan oleh gurru.
Kendala tersebut juga dihadapi oleh guru kelas III SD Pertiwi 2 kota padang
dalam menyampaikan materi menulis karangan narasi.Berdasarkan hasil observasi
dan refleksi dikelas III SD Pertiwi 2 kota padang, tampak gambaran proses
pembelajaran menulis karangan narasi yamg belum baik. Pada kegiatan pra-
pembelajaran, guru belum melakukan pengondisikan kelas,sehingga masih ada ide
beberapa siswa yang gaduh. Kemudian guru langsung menjelaskan materi pelajara

1
2
tanpa melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, serta memotivasi siswa
sebelum penyampaian materi pelajaran. Guru dalam menjelaskan materi hanya menggunakan
buku teks, tanpa menggunakan media berbasis teknologi informasi yang inovatif dan menarik.
Materi hanya mencakup pengertian karangan narasi dan contoh karangan narasi, serta tidak
mencakup penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. Setelah menjelaskan materi, guru
memberikan tugas indi- vidual kepada siswa untuk menulis karangan narasi sesuai tema yang
disepakati bersama. Pada saat proses penugasan berlangsung, guru berkeliling kelas untuk
membimbing siswa, namun guru belum mengarahkan siswa untuk melakukan brainstorming
sebelum menulis karangan narasi. Selain itu, guru juga belum memberikan kiat yang menarik
dan inovatif agar siswa dapat menulis karangan narasi dengan mudah. Pada kegiatan selanjutnya,
hasil kerja siswa dikumpulkan
3

tanpa adanya kegiatan presentasi. Setelah itu, dilakukan kegiatan menutup pela-
jaran dengan menyimpulkan materi pelajaran. Di dalam kegiatan tersebut, guru
belum memberikan penguatan, umpan balik, dan pesan akademik kepada siswa.
Siswa di dalam pembelajaran menulis karangan narasi di kelas III SD
Pertiwi 2 kota padang belum menunjukkan aktivitas mempersiapkan diri dengan
baik untuk menerima pelajaran. Siswa belum tertib dan rapi di tempat duduk
masing-masing dan masih gaduh saat pelajaran dimulai. Namun demikian, siswa
sudah datang te- pat waktu dan menyiapkan alat tulis serta buku pelajaran
sebelum pelajaran dimu- lai. Pada aspek aktivitas mendengarkan penjelasan guru,
siswa sudah memperha- tikan penjelasan guru, namun siswa belum memberikan
umpan balik dan belum mampu membuat simpulan serta menjelaskan materi
pelajaran yang diajarkan gu- ru. Selain itu, siswa sudah berkonsentrasi terhadap
penjelasan guru, namun hanya sebagian siswa yang mencatat materi pelajaran dan
bertanya tentang materi pela- jaran yang diajarkan. Pada saat kegiatan penugasan
menulis karangan narasi, sis- wa sudah membuat karangan narasi sesuai tema
yang disepakati, namun masih ada sebagian siswa yang menulis karangan dengan
judul dan ide yang sama de- ngan milik temannya. Semua siswa dapat
menyelesaikan karangan narasi tepat waktu.
Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari ketuntasan klasikalnya. Hasil
pengolahan data prasiklus diperoleh ketuntasan klasikal siswa kelas III SD Pertiwi
2 kota padang pada pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi ma- sih
belum sesuai harapan, yaitu sekurang-kurangnya 85% (Hamdani, 2011:60). Data
menunjukkan ketuntasan klasikal siswa kelas III SD Pertiwi 2 kota padang
4

pada pembelajaran menulis karangan narasi mencapai 54,35%. Sebanyak 25 dari


46 siswa telah mendapatkan skor dengan kategori tuntas, sedangkan sebanyak 21
siswa belum mencapai ketuntasan skor. Skor tertinggi yang dapat dicapai siswa
kelas III SD Pertiwi2 kota padang adalah 75, dan skor terendahnya adalah 45,8.
Berpijak pada permasalahan dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa,
serta keterampilan menulis karangan narasi siswa, maka diperlukan adanya penan-
ganan untuk memperbaiki proses pembelajaran serta meningkatkan aktivitas siswa
dan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas III SD Pertiwi 2 kota
padang. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengangkat permasalahan
pembelajaran karangan narasi dalam sebuah penelitian tindakan kelas. Karangan
narasi merupa- kan karangan yang di dalamnya memuat cerita pengalaman dengan
kronologi waktu tertentu (Nurudin, 2012:54). Siswa mengalami banyak
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tentunya menjadi ide yang
sangat mudah dituang- kan dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, karangan
narasi adalah karangan yang cocok diajarkan pada siswa kelas III yang sedang
menekuni tahap permulaan menulis karangan.
Berdasarkan pemaparan gambaran proses pembelajaran menulis karangan
narasi di kelas III SD Pertiwi 2 kota padang, terdapat kecenderungan bahwa di
dalam kegiatan pembelajaran menulis karangan narasi, guru tidak menyampaikan
materi dengan model yang inovatif. Guru juga tidak menganjurkan kepada siswa
untuk mencari ide-ide dan kata kunci dalam kegiatan pramenulis, sehingga ka-
rangan narasi siswa tidak terorganisasi dengan baik dan hasilnya tidak sesuai yang
diharapkan. Media pembelajaran yang digunakan pun tidak berbasis teknologi in-
5

formasi dan guru hanya mengenalkan materi dengan komunikasi verbal, sehingga
siswa kurang memahami objek-objek abstrak yang diajarkan dalam pembelajaran.
Hal ini berakibat pada proses pembelajaran dan aktivitas siswa yang masih belum
baik, serta ketuntasan klasikal dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang
belum mencapai sekurang-kurangnya 85%.
Perbaikan proses pembelajaran serta peningkatan aktivitas siswa dan kete-
rampilan menulis karangan narasi siswa kelas III SD Pertiwi 2 kota padang dapat
dilakukan dengan model dan media yang menarik serta inovatif. Hambatan-
hambatan yang terjadi pada pembelajaran sebelumnya, seperti belum diterapkan-
nya model yang mampu mengarahkan siswa untuk merekam kata kunci dan ide
sebelum menulis serta belum digunakannya media berbasis teknologi informasi
sudah seharusnya diatasi. Oleh karena itulah, peneliti mengatasi hambatan-ham-
batan tersebut melalui implementasi model mind mapping berbantuan media audio
visual. Model mind mapping memiliki kelebihan (Swadarma, 2013:9), di antara-
nya: menarik dan mudah tertangkap mata (eye catching), orang dapat melihat se-
jumlah besar data dengan mudah pada mind mapping, meningkatkan kinerja ma-
najemen pengetahuan, memaksimalkan sistem kerja otak, saling berhubungan satu
sama lain sehingga semakin banyak ide dan informasi yang dapat disajikan, me-
macu kreativitas, sederhana dan mudah dikerjakan, serta sewaktu-waktu dapat
me-recall data yang ada dengan mudah. Dengan demikian, model mind mapping
adalah model yang inovatif dan tepat diterapkan dalam upaya memperbaiki proses
pembelajaran, serta meningkatkan aktivitas siswa dan keterampilan menulis ka-
rangan narasi siswa kelas III SD Pertiwi 2 kota padang.
Di dalam proses pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi, guru
perlu memanfaatkan media audio visual untuk menciptakan kegiatan pembela-
jaran yang menarik bagi siswa. Menurut Susilana dan Riyana (2009:20) media au-
dio visual memiliki kelebihan. Adapun kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh
media audio visual adalah dapat digunakan untuk menyajikan pesan di semua u-
kuran ruangan kelas, dapat menyajikan pesan yang banyak dalam waktu yang re-
latif singkat, serta menarik karena memungkinkan penyajian yang variatif dan di-
sertai dengan warna-warna yang menarik Selain itu, kelebihan yang dimiliki me-
dia audio visual adalah adanya unsur suara yang memungkinkan untuk memper-
jelas objek yang ditampilkan.
6
. Di dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi dengan model mind
mapping, media audio visual memungkinkan guru untuk me- nayangkan contoh
mind mapping yang sudah jadi serta contoh karangan narasi berdasarkan mind
mapping tersebut.
Oleh karena itulah peneliti bekerja sama dengan guru kolaborator menggu-
nakan model pembelajaran inovatif mind mapping berbantuan media audio visual.
Guru di dalam model mind mapping dituntut untuk dapat mengajak siswa menu-
angkan gagasan dalam alat organisasional informasi dengan mudah. Dengan mo-
del mind mapping berbantuan media audio visual, pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan karena siswa dapat berkreasi sesuai jalur imajinasinya dan siswa
dapat menyimak materi pelajaran pada media yang memanfaatkan indera peng-
lihatan dan pendengaran sekaligus, sehingga pembelajaran lebih menarik dan ti-
dak membosankan Guru sebagai tokoh yang berperan penting dalam menjalankan
proses pendidikan berkewajiban menciptakan kegiatan pembelajaran yang
menarik sesuai dengan Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
(2013:10), bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara in- teraktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, serta memotivasi siswa
untuk berpartisipasi aktif. Guru juga harus mampu membuat inovasi pembelajaran
yang dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat
memotivasi siswa dalam belajar. Hamdani (2011:204) menegaskan bahwa
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran menuntut pemikiran,
pengambilan keputusan dan pertimbangan guru. Model pembelajaran mind
mapping berbantuan media audio visual merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang dianggap sesuai dengan tuntutan tersebut.
Kondisi ini diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Sulis
tyaningsih pada tahun 2010 dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis
Narasi dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas V SD
Negeri Karangasem III Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 yang menunjukkan
pening- katan kualitas pembelajaran. Ada peningkatan kualitas pembelajaran
menulis na- rasi setelah diadakan tindakan kelas dengan metode mind mapping.
Hal itu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata kegiatan guru pada
siklus I yaitu 2,56 dengan kriteria baik dan meningkat pada siklus II dengan skor
sebesar 3,67 dengan kriteria sangat baik. Skor rata-rata kegiatan siswa pada siklus
I adalah se- besar 2,67 dengan kriteria baik dan meningkat pada siklus II menjadi
3,75 dengan kriteria sangat baik. Kedua, ada peningkatan kemampuan menulis
narasi setelah diadakan tindakan kelas dengan mind mapping.

Hal itu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan menulis narasi


siswa sebelum dan sesudah tindakan. Pada siklus I ada peningkatan kemampuan
menulis narasi dari rata-rata 61,2 men- jadi 65,8 dengan ketuntasan klasikal 68%
dan pada siklus II ada peningkatan ke- mampuan menulis narasi dari rata-rata 65,8
menjadi 73,4 dengan ketuntasan kla- sikal 84%.
8

Adapun manfaat penelitian ini adalah dapat memperbaiki proses pembela- jaran menulis
narasi serta meningkatkan aktivitas siswa dan keterampilan menulis karangan narasi dengan
model pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna, sehingga siswa dapat lebih
terampil, aktif, serta kreatif dalam menerima pelajaran. Berdasarkan uraian latar belakang
masalah tersebut maka peneliti melaku kan penelitian tindakan kelas dengan judul”
Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Keterampilan Menulis Karangan Narasi
Implementasi Model MIND MAPPING Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas
III SD Pertiwi 2 Kota Padang”.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Keterampilan Menulis Karangan Narasi
Implementasi Model MIND MAPPING Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas
III SD Pertiwi 2 Kota Padang”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas , identifikasi masalahnya adalah:
1. dalam pembelajaran menulis karangan narasi masih kurang paham dengan materi
pembelajaran
2. Siswa tidak memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat
3. tidak terbentuk kerja sama antar siswa
4. Tujuan pembelajaran belum tercapai
5. Hasil belajar siswa rendah
6. Pemilihanan model pembelajaran kurang tepat
7. Cara guru memberikan pelakaran cenderung berlangsung dari satu arah saja alias guru
hanya berceramah saja , yang umumnya dari guru ke siswa.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Hasil belajar siswa rendah
2. Pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat.

D Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah implementasi model mind mapping berbantuan media audio visual dalam
proses pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas III SD Pertiwi 2 kota padang.
8
2. Bagaimanakah model mind mapping berbantuan media audio visual dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas III SD
Pertiwi2 kota padang?
3. Bagaimanakah model mind mapping berbantuan media audio visual dapat meningkatkan
keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas III SD Pertiwi 2 kota padang?
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat diru-

muskan masalah penelitian sebagai berikut:

4. Bagaimanakah implementasi model mind mapping berbantuan media audio visual

dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas III SD Pertiwi 2 kota

padang?

5. Bagaimanakah model mind mapping berbantuan media audio visual dapat

meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis karangan narasi

siswa kelas III SD Pertiwi 2 padang?

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

7. Bagaimanakah implementasi model mind mapping berbantuan media audio visual

dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas III SD Pertiwi 2

padang?

8. Bagaimanakah model mind mapping berbantuan media audio visual dapat

meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis karangan

narasi siswa kelas III SD Pertiwi 2 kota padang?

9. Bagaimanakah model mind mapping berbantuan media audio visual dapat


meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas III SD Pertiwi 2
kota padang?

E. Tujuan penelitian
1) Mendeskripsikan implementasi model mind mapping berbantuan media audio
visual dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas III SD
Pertiwi 2 kota padang.
2) Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa
kelas III SD Pertiwi 2 kota padang dengan implementasi model mind mapping
berbantuan media audio visual.
3) Meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas III SD Pertiwi2
kota padang dengan implementasi model mind mapping berbantuan media audio
visual.
13
F. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan membawa suatu kontribusi terhadap pe- ngembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu:

Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai fakta bahwa model mind mapping berbantuan

media audio visual dapat memperbaiki proses pembelajaran serta meningkatkan aktivitas siswa

dan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas III SD Pertiwi 2 kota padang. Penelitian

ini juga dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

model mind maapig berbantuan media audio visual.

Manfaat Praktis

1). Bagi Siswa

Penerapan model mind mapping berbantuan media audio visual dan penggunaan penilaian

kelas melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran diharapkan menimbulkan kebermaknaan belajar, sehingga mampu

meningkatkan daya ingat siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa.

2). Bagi Guru

Guru dapat mengetahui keunggulan model mind mapping berbantuan media audio visual

sehingga guru menjadi lebih profesional dengan penggunaan model dan media tersebut. Hal ini

tentunya menambah wawasan bagi guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang aktif

dan menyenangkan serta memotivasi guru untuk lebih kreatif dalam pelaksanaan proses

pembelajaran.

3). Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, meningkatkan

mutu lulusan sekolah, mendorong sekolah untuk melakukan pembelajaran yang inovatif guna

perbaikan dalam pembelajaran menulis karangan narasi, serta menumbuhkan kerja sama

antarguru yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran di sekolah. Penelitian ini juga da-
14
pat digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi

melalui implementasi model mind mapping berbantuan media audio visual.


8
17

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

Menurut Yuniawan (2012:2), alat komunikasi yang paling ampuh adalah bahasa. Dengan

bahasa, manusia sebagai makhluk sosial dapat berinteraksi satu dengan yang lain secara

efektif. Hal ini diperkuat pendapat oleh Sugihastuti (dalam Kusumaningsih et al,

2013:13) yang menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

antarmanusia. Dalam berbagai macam situasi, bahasa dapat dimanfaatkan untuk

menyampaikan gagasan pembicara kepada pendengar atau penulis kepada pembaca.

Siswandi (2006:26) mengungkapkan bahwa empat pilar dalam berbahasa meliputi:

1. Mendengarkan

Mendengarkan, memahami, dan memberikan tanggapan terhadap gagasan, pendapat,

dan perasaan orang lain dalam berbahasa bentuk wacana lisan.

2. Berbicara

Berbicara secara efektif dan efisien untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, kritikan,

perasaan, dalam berbagai bentuk kepada berbagai mitra bicara sesuai dengan tujuan

dan konteks pembicaraan.

3. Membaca

Membaca dan memahami berbagai jenis wacana, baik secara tersurat maupun tersirat

untuk berbagai tujuan.

4. Menulis

Menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks.

Siswandi (2006:28) juga mengungkapkan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi dapat

digunakan untuk berbagai macam fungsi sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh

penutur, misalnya untuk menyampaikan informasi faktual (mengidentifikasikan,

melaporkan, menanyakan, dan mengoreksi); menyatakan sikap intelektual (menyatakan


18
setuju atau tidak setuju, menyanggah, dan sebagai- nya); menyatakan sikap emosional

(senang, tidak senang, harapan, kepuasan, dan sebagainya); menyatakan sikap moral

(meminta maaf, menyatakan penyesalan, penghargaan, dan sebagainya); menyatakan

perintah (mengajak, mengundang, memperingatkan, dan sebagainya); untuk

bersosialisasi (menyapa, memperke- nalkan diri, menyampaikan selamat, meminta

perhatian, dan sebagainya).

Bahasan dalam penelitian ini adalah tentang bahasa dalam ranah komunikasi tulis.

Finoza (2005:5) menegaskan tentang keunggulan berkomunikasi secara tulis yaitu:

1) mempunyai bukti autentik, 2) dasar hukumnya kuat, 3) dapat disajikan lebih matang,

dan 4) lebih sulit dimanipulasi.

Di dalam mempelajari bahasa, perkembangan bahasa juga seiring dengan

perkembangan kognitif, artinya, semakin tinggi kemampuan kognitif seseorang, maka

semakin bertambah pula kemampuan bahasanya (Umareani et al, 2014:3).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat

komunikasi yang efektif yang dapat digunakan antarmanusia untuk mengungkapkan

gagasan dan perasaan. Bahasa memiliki empat pilar yaitu mendengarkan, berbicara,

membaca, dan menulis, serta di dalam mempelajarinya sangat bergantung pada

kemampuan kognitif yang dimiliki seseorang.

B. Penilaiaan pPembelajaran Pendidikan Kewarganegaan

Sekolah dasar merupakan momentum awal bagi siswa untuk meningkatkan

kemampuan dirinya. Melalui pendidikan, pemerintah telah merancang berbagai

program yang bersifat mendidik guna meningkatkan kualitas generasi muda. Hal ini

lantaran kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu

sendiri (Umareani et al, 2014:2).

Salah satu kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh siswa sekolah dasar adalah

kemampuan berbahasa yang baik melalui pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurut

Abidin (2013:5), pembelajaran Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai serangkaian


19
aktivitas yang dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan bahasa

tertentu. Selaras dengan hal tersebut, Umareani et al (2014:2) berpendapat bahwa

pembelajaran Bahasa Indonesia dimaksudkan untuk melatih keterampilan me dengar,

berbicara, membaca, dan menulis yang masing-masing erat hubungannya.

Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Abidin (2013:14) bertujuan membentuk

kompetensi komunikatif pada diri siswa. Tidak hanya dalam hal komunikasi, namun juga

mencakup penguasaan kompetensi gramatika bahasa, sosiolinguistik, pragmatis,

wacana, dan strategis.

Susanto (2014:245) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di

sekolah dasar antara lain agar siswa mampu menikmati dan meman- faatkan karya

sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Adapun tujuan khususnya

yaitu agar siswa memiliki kegemaran membaca, meningkatkan karya sastra untuk

meningkatkan kepribadian, serta mempertajam kepekaan, perasaan, dan memperluas

wawasan kehidupanya.

Menurut Brown (dalam Abidin, 2013:81), prinsip pembelajaran bahasa yang bermakna

antara lain:

1. Dimulai dengan memberikan penyadaran psikologis kepada siswa bahwa apa pun

yang akan dipelajari merupakan hal penting bagi mereka, baik untuk mencapai

kepentingan akademik maupun kepentingan praktis di masa mendatang.

2. Pembangkitan motivasi dan minat belajar melalui apersepsi.

3. Didasarkan atas pengalaman berbahasa anak sehingga akan lebih mudah menguasai

konsep materi.

4. Bukan bersifat hafalan, sehingga perlu dihindari terlalu banyak teori abstrak dan

kompleks, aktivitas yang tujuannya tidak jelas, dan tidak menyempurnakan pencapaian

penguasaan bahan ajar.

Pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam aspek menulis di jenjang pendidikan


20
dasar menurut Susanto (2014:246) dapat dibedakan menjadi dua tahap, yakni menulis

permulaan di kelas I-II dan menulis lanjut yang terdiri atas menulis lanjut tahap pertama

di kelas III-IV serta menulis lanjut tahap kedua di kelas V sampai kelas IX (SMP).

Hairuddin et al (2008:3-28) berpendapat bahwa pembelajaran menulis merupakan

suatu kegiatan yang dilakukan melalui proses atau tahapan-tahapan. Proses yang

dilakukan pada pembelajaran menulis di SD disesuaikan dengan tingkat kelas dan

tingkat kesulitan, serta jenis atau bentuk tulisan yang dibinakan.

Langkah awal yang harus dilalui oleh guru sebelum merencanakan dan melaksanakan

pengajaran Bahasa Indonesia di SD adalah memahami benar-benar pedoman petunjuk

atau karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Pedoman ini dapat dibaca pada

kurikulum dengan perangkatnya, buku-buku pengajaran bahasa, dan buku-buku

mengenai bahasa dan sastra Indonesia (Cahyani, 2013:3).

Berdasarkan pendapat-pendapat sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Bahasa Indonesia yang terdiri atas kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca,

menulis, apresiasi sastra, dan kebahasaan membutuhkan metode khusus untuk

membantu tercapainya tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar.

C. Ruang Lingkup Bahasa indonesi

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik

secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara.

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif

untuk berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,

serta kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,


21
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berba- hasa.

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya

dan intelektual manusia Indonesia (Depdiknas, 2006:10 Mata pelajaran Bahasa

Indonesia menurut Siswandi (2006:28) merupakan mata pelajaran yang

menekankan pada aspek belajar berkomunikasi. Oleh karena itu aktivitas

pembelajaran diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pembelajaran

bahasa juga mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan

menulis. Keempat aspek tersebut sebaiknya mendapat porsi yang seimbang.

Kemampuan berkomunikas dapat ditingkatkan melalui pembelajaran mata

pelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Bahasa Indonesia

adalah mata pelajaran yang bertujuan agar siswa dapat berkomunikasi secara

efek- tif baik dalam aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Selain itu, siswa akan memiliki kebanggaan terhadap bahasa Indonesia dan

karya sastra bangsa ketika siswa mempelajari bahasa Indonesia dengan baik.
51

D. Model Pembelajaran kooperatif Mind Mapping

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan yang berpusat-kelompok dan berpusat-

siswa untuk pengajaran dan pembelajaran di kelas (Sharan, 1999:561). Mind mapping

merupakan salah satu jenis model pembelajaran yang dapat dimo- difikasi menjadi

model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran mind mapping mengajak siswa bekerja

sama dalam mengorganisasi pikiran dan ide-ide dalam bentuk mind mapping yang

penuh kreativitas sehingga menarik dan bermakna bagi siswa.

Mind mapping atau yang biasa disebut peta pikiran merupakan strategi ideal untuk

melejitkan pemikiran siswa. Mind mapping biasa digunakan untuk membentuk,

memvisualisasi, mendesain, mencatat, memecahkan masalah, mem- buat keputusan,

merevisi, dan mengklarifikasi topik utama, sehingga siswa dapat mengerjakan tugas

yang banyak sekalipun (Huda, 2013:307).

Mind mapping dapat menghindarkan anak dari mismanajemen otak. Mis manajemen

otak adalah tidak optimalnya penggunaan otak. Tanda-tandanya ada- lah mudah lupa,

sulit berkonsentrasi, sulit memahami penjelasan, serta sulit mengingat atau menghafal.

Mismanajemen otak salah satunya karena ketidakseimbangan antara otak kiri dan

kanan dalam aktivitas keseharian manusia. Memanfaatkan gambar dan teks ketika

seseorang mencatat atau mengeluarkan suatu ide yang ada dalam pikiran secara tidak

langsung telah menggunakan dua belahan otak secara sinergis (Olivia, 2013:viii-ix).

Selaras dengan hal itu, Beavers (2014:3) mengungkapkan bahwa mind mapping adalah

suatu alat pembelajaran yang efektif karena mind mapping memungkinkan guru dan

siswa merepresentasikan pemahaman terkini dari suatu topik menggunakan suatu

bentuk yang mencerminan konstruksi hubungan dari sebuah pemikiran tentang

pengetahuan.

Mind mapping merupakan hasil penemuan seorang ahli psikologi yang bernama Tony

Buzan pada sekitar tahun 1960-an. Buzan mengaitkan teknik peta konsep mapping
52
dengan teori radiant thinking pada otak manusia. Radiant thinking merupakan cara

berpikir yang sesuai dengan kerja sel otak yang saling terhubung satu sama lainnya.

Gaya belajar yang dikembangkan dari cara kerja otak ini adalah gaya belajar visual

(Swadarma, 2013:5-6).

Prahita et al (2014: 3) berpendapat bahwa pada hakikatnya, mind mapping digunakan

untuk menbrainstroming suatu topik. Hal ini diperjelas oleh Buzan (2014:8) yang

mengemukakan bahwa mind mapping dapat membantu mengatasi kemacetan dalam

menulis (writer block). Tata layout-nya akan membantu penulis mendapatkan

gambaran yang lebih baik dan membuat koneksi baru lebih terlihat sehingga penulis

dapat membuat jumlah gagasan dan asosiasi pada setiap topik dalam jumlah yang tidak

terbatas.

Menurut penelitian Wai Ling (dalam Buzan, 2014:11) yang dilakukan pada tahun 2004,

mind mapping adalah sebuah alat bantu yang ampuh dalam menulis apapun. 10 dari 12

orang yang terlibat mengalami kemajuan dalam menulis setelah menggunakan mind

mapping.

E. Langkah-langkah Model Mind Mapping

Untuk memastikan bahwa siswa menggunakan mind mapping dengan cara yang benar,

semua siswa diminta menggunakan metode tiga langkah yang sama:

1) instruksi langsung untuk membuat mind mapping untuk setiap siswa,

2) guru dan siswa membuat mind mapping bersama-sama, dan,

3) siswa membuat mind mapping sendiri dengan menggunakan topik yang ditugaskan.

Metode tiga langkah ini menjadikan siswa benar-benar memiliki karyanya (Long dan

Carlson, 2011:3).

Adapun langkah-langkah model mind mapping yang telah dimodifikasi oleh peneliti

berdasarkan langkah-langkah model mind mapping yang ditulis oleh Swadarma

(2013:83) adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Prapembelajaran
53
2) Membuka Pembelajaran dengan Apersepsi

3) Pengarahan Cara Membuat Mind Mapping

4) Kegiatan Penugasan Kelompok dan Bimbingan Pembuatan Mind Mapping

5) Kegiatan Penugasan Individual dan Bimbingan Penulisan Karangan Narasi

6) Presentasi Karya

7) Kegiatan Menutup Pelajaran

Al-Jafr (dalam Buzan, 2014:11) membuktikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan

pada tahun 2009 bahwa tulisan yang dikerjakan dengan menggunakan mind mapping

sebagai dasar memiliki hasil yang lebih baik, antara lain: lebih detail, relevan, serta

memiliki pengorganisasian dan keterhubungan ide-ide yang baik. Selain itu, mind

mapping membangkitkan performa siswa dalam segala kemampuan karena siswa

menjadi terbiasa lebih efisien dalam menghasilkan dan mengorganisasikan ide.

Polson (2004:26) melalui penelitiannya juga memperoleh umpan balik dari para guru

yang mengindikasikan bahwa mind mapping adalah suatu cara yang efektif dalam

mempersiapkan sebuah tulisan. 90% guru memberi label kualitas mind mapping sebagai

alat yang memudahkan siswa dalam mengembangkan tulisan. Temuan ini diperkuat

oleh Shoimin (2014:105) bahwa mind mapping membantu pembelajar mengatasi

kesulitan, mengetahui apa yang hendak ditulis, serta bagaimana mengorganisasi

gagasan, sebab teknik ini mampu membantu pembelajar menemukan gagasan,

mengetahui apa yang akan ditulis pembelajar, serta bagaimana memulainya.

Berdasarkan definisi mengenai model mind mapping, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa model mind mapping merupakan model pembelajaran yang sudah teruji dalam

berbagai penelitian dan dapat mendorong siswa untuk menghubungkan konsep-konsep

dalam pikirannya dalam rangka mengembangkan suatu topik pada sebuah catatan yang

terorganisasi, terstruktur, dan mudah diingat.

F. Pelaksanaan Implementasi Model Mind Mapping Berbantuan Media Audio Visual dalam
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi
54
Pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan model mind mapping berbantuan
media audio visual dapat diterapkan di kelas dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Guru menyiapkan media pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai.

2. Guru dan siswa melaksanakan prapembelajaran.

3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang


akan dicapai.
4. Siswa mengamati tayangan melalui media audio visual yang diputarkan oleh
guru tentang menulis karangan narasi menggunakan model mind
mapping.
5. Siswa mengamati tayangan media audio visual sambil mencatat hal-hal
penting tentang materi pembelajaran.
6. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai materi pelajaran.

7. Guru membagikan lembar kerja mind mapping kepada siswa.

8. Secara berkelompok siswa berlatih membuat mind mapping dengan

carabrainstorming.
52

9. Guru menginstruksi siswa untuk membuat mind mapping sebagai dasar


menulis karangan narasi.
10. Siswa membuat mind mapping secara berkelompok sambil kembali mencari
informasi pada media audio visual.
11. Guru membimbing siswa dalam kegiatan membuat mind mapping dengan
cara berkeliling kelas.
12. Guru menginstruksi siswa untuk menulis karangan narasi berdasarkan mind
mapping yang telah dibuat. Siswa menulis karangan narasi secara individu
berdasarkan mind mapping yang telah dibuat.
13. Guru membimbing siswa dalam kegiatan penulisan karangan narasi dengan
cara berkeliling kelas.
14. Siswa harus menyelesaikan karya dalam waktu yang telah ditentukan.

15. Beberapa siswa mempresentasikan karyanya, sedangkan siswa lain


menyampaikan pertanyaan atau tanggapan. Siswa yang belum mempre-
sentasikan karyanya dapat menempelkan karyanya di papan pajangan
sehingga siswa lain dapat membaca dan menanggapi pada papan
pajangan tersebut.
16. Siswa menyimpulkan materi pelajaran dengan bimbingan guru.

Kemudian lebih rinci langkah-langkah implementasi model mind mapping berbantuan


media audio visual dalam pembelajaran menulis karangan narasi dijelaskan pada tabel
2.1
51
Tabel 2.1 Sintaks Model Mind Mapping Berbantuan Media Audio Visual

Sintaks Sintak Sintaks Model Mind Mapping


Model s Media Audio Visual Berbantuan Media Audio Visual
Mind Mapping (Arsyad, 2014:143) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
(Swadarma, 2013:65)
- Guru menyam- paikan tujuan Mempersiapkan diri - Guru melaksanakan - Siswa melaksanakan
pembelajaran. Guru merencanakan dan kegiatan kegi- atan
- Guru memberi- kan mempersiapkan diri prapembela- jaran. prapembelajaran.
penjelasan tentang materi sebelum menya- jikan - Guru - Siswa memperhatikan
pelajaran dan cara membuat materi. menyampaikan pen- jelasan guru
mind mapping. Membangkitkan ke- tujuan tentang tujuan
- Siswa membuat siapan siswa pembelajaran pembelajaran yang
mind mapping. Guru (kompetensi) yang akan dicapai.
- Berdasarkan mind mapping memberikan ko- mentar ingin dicapai. - Siswa mengamati
yang telah di- buat, siswa dan pertanyaan yang - Guru memutarkan tayangan melalui media
me- nulis karangan narasi. memancing rasa ingin ta- yangan media audio visual.
- Siswa mempre- sentasikan tahu siswa me- ngenai audio visual - Siswa dan guru
kar- yanya, sedang- kan materi yang akan tentang materi bertanya ja- wab
siswa lain mengajukan dibahas. menulis karangan mengenai materi pel-
pertanyaan ma- upun Menjelaskan materi na- rasi dengan ajaran.
tanggap- an. dengan media audio menggu- nakan - Siswa membuat mind
- Guru bersama siswa visual mind mapping. map- ping secara
menyim- pulkan materi Guru menuntun siswa - Siswa dan guru berkelompok sambil
pelajaran. untuk menjalani peng- bertanya jawab ten- kembali mencari
alaman belajar dengan tang materi pelajaran. informasi dalam media
media yang digunakan. - Guru membimbing au- dio visual.
Diskusi materi dalam siswa dalam kegiatan - Siswa menulis karangan
media audio visual menggambar mind secara individu
Mengajukan pertan- mapping dengan tema berdasar- kan mind
yaan dan guru meminta yang telah disepakati mapping yang telah
siswa membuat rang- bersama. dibuat bersama
kuman. - Guru membimbing kelompok.
Menindaklanjuti siswa menulis karang- - Siswa
program an narasi berdasarkan mempresentasikan
52
Diskusi dan evaluasi, mind mapping yang karyanya, sedangkan
serta siswa diharapkan telah dibuat. sis- wa lain memberi
termotivasi untuk - Guru membimbing pertanya- an atau
mempelajari lebih ban- siswa menyimpulkan tanggapan.
yak hal yang berkaitan materi pelajaran. - Siswa menyimpulkan
dengan materi. ma- teri pelajaran
dengan bimbingan
guru.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan model mind

mapping berbantuan media audio visual dapat diterapkan di kelas dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan media pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai.

2. Guru dan siswa melaksanakan prapembelajaran.

3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang

akan dicapai.

4. Siswa mengamati tayangan melalui media audio visual yang diputarkan oleh

guru tentang menulis karangan narasi menggunakan model mind mapping.

5. Siswa mengamati tayangan media audio visual sambil mencatat hal-hal

penting tentang materi pembelajaran.

6. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai materi pelajaran.

7. Guru membagikan lembar kerja mind mapping kepada siswa.

8. Secara berkelompok siswa berlatih membuat mind mapping dengan cara

brainstorming.
52

9. Guru menginstruksi siswa untuk membuat mind mapping sebagai dasar

menulis karangan narasi.

10. Siswa membuat mind mapping secara berkelompok sambil kembali mencari

informasi pada media audio visual.

11. Guru membimbing siswa dalam kegiatan membuat mind mapping dengan cara

berkeliling kelas.

12. Guru menginstruksi siswa untuk menulis karangan narasi berdasarkan mind

mapping yang telah dibuat. Siswa menulis karangan narasi secara individu

berdasarkan mind mapping yang telah dibuat.

13. Guru membimbing siswa dalam kegiatan penulisan karangan narasi dengan

cara berkeliling kelas.

14. Siswa harus menyelesaikan karya dalam waktu yang telah ditentukan.

15. Beberapa siswa mempresentasikan karyanya, sedangkan siswa lain

menyampaikan pertanyaan atau tanggapan. Siswa yang belum mempre-

sentasikan karyanya dapat menempelkan karyanya di papan pajangan

sehingga siswa lain dapat membaca dan menanggapi pada papan pajangan

tersebut.

16. Siswa menyimpulkan materi pelajaran dengan bimbingan guru.

Kemudian lebih rinci langkah-langkah implementasi model mind mapping

berbantuan media audio visual dalam pembelajaran menulis karangan narasi dije-

laskan pada tabel 2.1.


67

Tabel 2.1 Sintaks Model Mind Mapping Berbantuan Media Audio Visual

Sintaks Model Sintaks Sintaks Model Mind Mapping


Mind Mapping Media Audio Visual Berbantuan Media Audio Visual
(Swadarma, (Arsyad, 2014:143)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
2013:65)
- Guru menyam- Mempersiapkan diri - Guru melaksanakan - Siswa melaksanakan kegi-
paikan tujuan Guru merencanakan kegiatan prapembela- atan prapembelajaran.
pembelajaran. dan mempersiapkan jaran. - Siswa memperhatikan pen-
- Guru memberi- diri sebelum menya- - Guru menyampaikan jelasan guru tentang tujuan
kan penjelasan jikan materi. tujuan pembelajaran pembelajaran yang akan
tentang materi Membangkitkan ke- (kompetensi) yang dicapai.
pelajaran dan siapan siswa ingin dicapai. - Siswa mengamati tayangan
cara membuat Guru memberikan ko- - Guru memutarkan ta- melalui media audio visual.
mind mapping. mentar dan pertanyaan yangan media audio - Siswa dan guru bertanya ja-
- Siswa membuat yang memancing rasa visual tentang materi wab mengenai materi pel-
mind mapping. ingin tahu siswa me- menulis karangan na- ajaran.
- Berdasarkan ngenai materi yang rasi dengan menggu- - Siswa membuat mind map-
mind mapping akan dibahas. nakan mind mapping. ping secara berkelompok
yang telah di- Menjelaskan materi - Siswa dan guru sambil kembali mencari
buat, siswa me- dengan media audio bertanya jawab ten- informasi dalam media au-
nulis karangan visual tang materi pelajaran. dio visual.
narasi. - Guru membimbing - Siswa menulis karangan
- Siswa mempre- Guru menuntun siswa siswa dalam kegiatan secara individu berdasar-
sentasikan kar- untuk menjalani peng- menggambar mind kan mind mapping yang
yanya, sedang- alaman belajar dengan mapping dengan tema telah dibuat bersama
kan siswa lain media yang digunakan. yang telah disepakati kelompok.
mengajukan Diskusi materi dalam bersama. - Siswa mempresentasikan
pertanyaan ma- media audio visual - Guru membimbing karyanya, sedangkan sis-
upun tanggap- Mengajukan pertan- siswa menulis karang- wa lain memberi pertanya-
an. yaan dan guru meminta an narasi berdasarkan an atau tanggapan.
- Guru bersama siswa membuat rang- mind mapping yang - Siswa menyimpulkan ma-
siswa menyim- kuman. telah dibuat. teri pelajaran dengan
pulkan materi - Guru membimbing bimbingan guru.
Menindaklanjuti
pelajaran. program siswa menyimpulkan
Diskusi dan evaluasi, materi pelajaran.
serta siswa diharapkan
termotivasi untuk
mempelajari lebih ban-
yak hal yang berkaitan
dengan materi.

B. Setting Penelitian
Adapun penelitian dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sistematis. Tahap-tahap yang akan
dilakukan dalam penelitian ini mencakup tahap perencanaan ,tahap pelaksanaan , tahap
pengamatan dan tahap refleksi.
1. Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap awal peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa
yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah
instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan
berlangsung (Arikunto et al, 2012:18). Dalam pelak- sanaan penelitian ini, maka perencanaan
68
pembelajarannya adalah sebagai berikut:
a. Menelaah materi pembelajaran menulis narasi serta menelaah indikator bersama tim
kolaborasi.
b. Menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario pembelajaran mind
mapping berbantuan media audio visual.
c. Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran yang dibutuhkan.
d. Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar kerja siswa.
e.Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan proses pembelajaran,
serta lembar catatan lapangan.
2. Tindakan
1. Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan yang telah diterapkan
yaitu mengenai tindakan kelas (Arikunto et al, 2012:18). Penelitian tindakan kelas (PTK) ini
direncanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan. Siklus pertama yaitu
pelaksanaan tindakan pada pembelajaran keterampilan menulis narasi di kelas III dengan menggunakan
model pembelajaran mind mapping berbantuan media audio visual. Jika ternyata tindakan perbaikan
pada siklus pertama belum berhasil menjawab masalah yang menjadi kerisauan guru maka terdapat
siklus berikutnya yang langkah-langkahnya tetap sama dengan menerapkan model pembelajaran mind
mapping berbantuan media audio visual. Setiap selesai ref-leksi peneliti berusaha mencari tahu apakah
masih ada hal-hal yang perlu dibenahi, dengan demikian dapat diketahui bagaimana cara untuk
memperbaiki pembelajaran di siklus berikutnya. Siklus I, II dan III dilaksanakan sesuai dengan RPP yang
telah disusun.
2. Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran bahasa indonesi tentang menulis karangan
narasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan o;eh
observer. Keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam bentuk lembar pengamatan.
3. Refleksi
1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus III.
2) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan model mind mapping
dengan media audio visual, kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya.
3) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus III.
4) Mengukur proses pembelajaran, aktivitas siswa dan hasil keterampilan menulis karangan
narasi siswa dalam pembelajaran dengan model mind mapping berbantuan media audio visual
pada siklus I, II dan III.
86

C. Lokasi ,Subjek,dan Obyek Penelitian


1. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Pertiwi 2 kota padang yang berada di Jalan koto tinggi nomor
2 kecamatan padang timur kota padang. Berdasarkan pengamatan awal, proses pembelajaran
dan aktivitas siswa belum baik, serta ketuntasan klasikal dalam pembelajaran menulis
karangan narasi siswa belum mencapai sekurang-kurangnya 85%. Oleh karena itu, dilakukan
upaya peningkatan keterampilan menulis karangaan narasi menggunakan model mind
mapping berbantuan media audio visual.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru (peneliti), siswa kelas III sebanyak 28 siswa yang terdiri atas
16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, tahun ajaran 2019/2020, dan guru kelas III SD
Pertiwi 2 kota padang yang bertindak sebagai kolaborator.
3. Obyek penelitian
Obyek penelitian ini adalah penerapan Implementasi Model Mind Mapping Berbantuan Media
Audio Visual dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dikelas III SD Pertiwi 2 kota padang.
Definisi Operasional Tindakan
Operasional tindakan menjelaskan teknis yang akan dilaksanakan agar dalam proses penelitian
sesuai dengan rencana.
1. Model Pembelajaran Mind Mapping Berbantuan Media Audio Visual
Mind mapping menurut Shoimin (2014:107) memiliki kelebihan antara lain: cara ini cepat,
teknik dapat digunakan untuk mengorganisasi ide-ide yang muncul dalam pemikiran, proses
menggambar diagram dapat memunculkan ide- ide yang lain, serta diagram yang sudah
terbentuk dapat menjadi panduan untuk menulis. Namun ada kekurangannya yaitu jumlah
detail informasi tidak dapat dimasukkan.
Keunggulan mind mapping adalah saling berhubungan satu sama lain sehingga semakin
banyak ide dan informasi yang dapat disajikan, memacu kreativitas sederhana dan mudah
dikerjakan, serta sewaktu-waktu dapat merecall data yang ada dengan mudah. Olivia (2013:xi)
menambahkan manfaat mind mapping bagi anak adalah membantu untuk berkonsentrasi,
meningkatkan kecerdasan visual, melatih kemampuan berpikir kritis dan komunikatif,
meningkatkan kreativitas dan daya cipta, membuat catatan dan ringkasan yang lebih baik,
membantu mengembangkan diri, serta merangsang pengungkapan pemikiran, membantu
87
menggunakan kedua belahan otak yang membuat kita ingin terus menerus belajar, serta
mampu menghemat waktu.
Selain kelebihan, menuru Kiranawati (dalam Wicaksono, 2013) mind mapping juga memiliki
kekurangan yaitu hanya siswa yang aktif yang terlibat serta mind mapping murid bervariasi
sehingga guru akan kesulitan memeriksa mind mapping siswa. Oleh karena itu, peneliti
menetapkan solusi untuk mencegah terjadinya permasalahan selama pembelajaran, dengan
cara melibatkan seluruh siswa dalam kelompok untuk membuat produk mind mapping dengan
alokasi waktu yang ditetapkan, memanfaatkan media audio visual agar siswa tidak merasa
jenuh, sehingga siswa berusaha mencari informasi sendiri, dan menetapkan indikator
penilaian produk, sehingga produk dinilai berdasarkan indikator yang sama.
2. Teknis pelaksanaan pembelajaran Mind Mapping Berbantuan Media Audio Visual.
Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menentukan pokok bahasan.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model mind mapping.
3) Mengembangkan skenario pembelajaran.
4) Menyiapkan sumber belajar.
5) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung.
6) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.
7) Menyiapkan lembar observasi proses pembelajaran dan aktivitas siswa, serta lembar
catatan lapangan.
3. Hasil Belajar siswa
Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan Pembelajaran Mind Mapping
Berbantuan Media Audio Visual diambil dari ketuntasan belajar siswa setelah diadakan tes
pada setiap akhir siklus untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dengan KKM (Kriteria
Kelulusan Minimum) yaitu 75.

D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data


1. Sumber data dan jenis Data
1.1 sumber data
Arikunto et al (2011:129) mengatakan bahwa sumber data merupakan subjek darimana
data dapat diperoleh. Dalam PTK ini sumber data adalah sebagai be- rikut:
1. Siswa
Sumber data dari siswa diperoleh dari observasi yang dilakukan pada siklus pertama,
kedua, ketiga, serta hasil evaluasi pembelajaran.
2. Guru
88
Diperoleh dari lembar pengamatan keterampilan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran menerapkan model mind mapping berbantuan media audio visual.
3. Data Dokumen
Sumber data dokumen berupa daftar skor awal sebelum dilakukan tindakan/solusi.
4. Catatan Lapangan
Sumber data ini berupa catatan-catatan kegiatan-kegiatan yang terjadi selama
pembelajaran berlangsung berupa data hasil observasi terhadap proses pembelajaran
dan aktivitas siswa.
1.2 Jenis Data
 Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang
diangkakan. Data kuantitatif ini berupa data hasil belajar dalam pembelajaran menulis
karangan narasi siswa kelas III SD Pertiwi 2 kota padang yang diambil dengan cara
memberikan tes pada setiap akhir siklus.
 Data Kualitatif
Data kualitatif berupa gambaran/deskripsi kegiatan pembelajaran yang diperoleh dari
hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan proses
pembelajaran, wawancara, serta catatan lapangan dalam pembelajaran menggunakan
model mind mapping berbantuan media audio visual.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan dua macam teknik pengumpulan data, yaitu teknik tes dan
nontes yang dijabarkan sebagai berikut.

2.1. Teknik Tes


1) Menurut Arikunto (2011:150) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat
lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sedangkan menurut
Poerwanti (2008:4-3). Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab,
pertanyaan-pertanyan yang harus dipilih atau ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus
dilakukan peserta tes dengan tujuan mengukur suatu aspek tertentu. Penggunaan
teknik tes biasanya bertujuan untuk:
1. Menilai kemampuan belajar siswa.
2. Memberikan bimbingan belajar kepada siswa.
3. Mengecek kemampuan belajar siswa.
4. Memahami kesulitan-kesulitan belajar.
5. Menilai efektivitas keberhasilan mengajar.
69
Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan belajar siswa dalam
pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan model mind mapping berbantuan media
audio visual.

2.2 Teknik Nontes

Menurut Poerwanti (2008:3.19) teknik nontes adalah proses evaluasi terhadap hasil belajar siswa
yang dilakukan dengan melakukan observasi, melakukan wawancara, menyebar angket, dan lain-lain.
Teknik nontes digunakan sebagai pelengkap dan dijadikan sebagai pertimbangan tambahan dalam
pengambilan keputusan penentuan hasil pembelajaran

Indikator Keberhasilan

Pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi dengan model mind mapping berbantuan
media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas III SD
Pertiwi 2 kota padang dengan indikator sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran menulis narasi menggunakan model mind mapping berbantuan media
audio visual mendapatkan skor ≥15 atau dengan kriteria minimal baik.
2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis narasi menggunakan model mind mapping
berbantuan media audio visual meningkat dengan kriteria minimal baik atau mendapatkan skor
≥15.
3) ≥85% siswa kelas III SD Pertiwi 2 kota padang mengalami ketuntasan belajar individual sebesar
≥ 65 dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

Prosedur Penelitian Tindakan


Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilakukan sampai dengan siklus n. Apabila siklus I
belum mencapai hasil yang diharapkan, maka dilakukan refleksi untuk siklus II. Apabila pada siklus
II ini, hasil belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian diberhentikan,
tetapi apabila siklus II belum mencapai hasil yang diharapkan, maka dilakukan ]]refleksi untuk
siklus berikutnya.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dilakaksanakan dengan menggunakan model
siklus yang dikembangkan oleh kemmis danMc Taggart ( dalam Uno,dkk 2012:87-88). Satu siklus
terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan , tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian
ini dilaksanakan dalam dua siklus , gambar alur penelitian dapat dilihat pada bagan berikut:
70

PERENCANAAN

Refleksi

SIKLUS I Pelaksanaan

PERENCANAAN
Observasi

PELAKSANAAN
Reflek
si

Observasi

A. Siklus I

a Perencanaan siklus I

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:


1) Menentukan pokok bahasan.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model mind mapping.
3) Mengembangkan skenario pembelajaran.
4) Menyiapkan sumber belajar.
5) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung.
6) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.
7) Menyiapkan lembar observasi proses pembelajaran dan aktivitas siswa, serta lembar
catatan lapangan.
b. Pelaksanaan siklus I
1. Prakegiatan (5 menit)
1) Salam
2) Berdoa
3) Mengondisikan siswa pada situasi belajar yang kondusif
4) Presensi
70

2. Kegiatan Awal (10 menit)


1) Guru memotivasi siswa untuk semangat dalam mengikuti proses pembela- jaran
yang akan dilakukan.
2) Apersepsi
Dengan metode tanya jawab, guru menanyakan kepada siswa tentang materi
menulis karangan narasi, misalnya: “Siapa yang memiliki buku cerita di rumah?”,
“Apakah kalian pernah menulis cerita seperti dalam buku tersebut?”, “Nah,
sekarang kita akan belajar tentang menulis cerita atau karangan.”
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan
dipelajari.
4) Guru menanyakan materi Bahasa Indonesia yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya.
3. Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
1) Guru bertanya mengenai pengalaman siswa yang berkaitan dengan me- nulis
karangan narasi.
2) Guru menjelaskan pengertian mind mapping dan penggunaannya dalam menyusun
karangan narasi.
3) Guru menayangkan materi menulis karangan narasi dengan model mind mapping
pada media audio visual.
4) Guru memberi penjelasan pembuatan mind mapping mulai dari tahap a- wal, yaitu
membuat judul di tengah-tengah, kemudian siswa memberikan tanggapan kira-kira
langkah apa yang dilakukan selanjutnya setelah judul di tengah-tengah sudah
diketahui. Guru juga menjelaskan pada siswa tentang penggunaan garis hubung
yang melengkung berwarna-warni serta kata kunci pada mind mapping. Siswa
memperhatikan penjelasan guru tentang cara membuat kerangka karangan dengan
mind mapping dan berperan aktif dalam kegiatan brainstorming tersebut.
5) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas
79
Elaborasi
1) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing 4-5 siswa.
2) Siswa menyiapkan alat tulis warna.
3) Siswa dan guru menentukan satu tema karangan yang akan dibuat mind mapping
bersama-sama. Guru memberikan penjelasan tentang tema yang diberikan.
4) Guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk membuat mind mapping.
5) Siswa bersama teman sekelompok melakukan brainstorming sebagai latihan dalam
pembuatan mind mapping.
6) Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang kesulitan dalam membuat mind
mapping.
7) Guru mengingatkan pada siswa agar menggunakan kreativitas dan imajinasi masing-
masing untuk membuat mind mapping.
8) Guru menjawab pertanyaan siswa dan memberikan bimbingan lebih pada siswa
yang belum mengerti.

9) Siswa membuat mind mapping sesuai dengan tema yang telah ditentukan guru.

10)Siswa membuat karangan narasi berdasarkan kerangka karangan mind mapping


tersebut.

11)Guru membimbing siswa dalam menguraikan mind mapping mereka menjadi


kalimat yang padu.

12) Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis
karangan narasi. 13) Guru mengingatkan siswa untuk menggunakan ejaan dan tanda baca
yang tepat.

14) Guru memberikan motivasi pada siswa untuk menyelesaikan tugasnya tepat waktu.

15) Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

16) Guru memilih beberapa karya untuk dipresentasikan.

17) Siswa maju ke depan kelas membacakan dan menunjukkan hasil karya.

18) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab serta menanggapi.

19) Siswa yang belum mempresentasikan karya dapat menempelkan karyanya di papan
pajangan, sehingga siswa lain dapat membaca dan memberikan tanggapan atas karya
tersebut.
80
20) Guru memberi reward kepada siswa yang aktif.

4. Kegiatan Akhir (5 menit)

Konfirmasi

1) Guru memberikan penguatan bagi siswa yang telah menyampaikan hasil diskusi
maupun bagi siswa yang lain.

2) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

3) Guru merefleksi dan memberikan umpan balik mengenai hasil karya siswa.

4) Guru menyampaikan pesan akademik agar siswa semakin giat belajar.

Observasi

Observasi pada siklus pertama ini dilakukan untuk mengamati pembelajaran yang
meliputi:

1) Guru kolaborator mengamati proses pembelajaran selama pelaksanaan tindakan.

2) Observer mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

3) Guru kolaborator mencatat hal-hal penting selama pelaksanaan tindakan dalam sebuah
catatan lapangan.

Refleksi

1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus I.

2) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan model mind mapping


berbantuan media audio visual, kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya.

3) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus I apakah efek- tif atau
tidak.

4) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I.

5) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II.


81
B. Siklus II

Perencanaan

Dalam pelaksanaan penelitian ini, maka perencanaan pembelajarannya adalah sebagai


berikut:

a. Menelaah materi pembelajaran menulis karangan narasi serta menelaah indikator


bersama tim kolaborasi.

b. Menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario pembelajaran mind
mapping.

c. Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran yang dibutuhkan.

d. Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar kerja siswa.

e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran dan aktivitas


siswa serta catatan lapangan.

Pelaksanaan Tindakan

A Prakegiatan (5 menit)

1 Salam
2 Berdoa
3 Mengondisikan siswa pada situasi belajar yang kondusif
4 Presensi

b. Kegiatan Awal (10 menit)

1 Guru memotivasi siswa untuk semangat dalam mengikuti proses pembelajaran yang
akan dilakukan.

2 Apersepsi :

Dengan metode tanya jawab, guru menanyakan kepada siswa tentang materi menulis
karangan narasi, misalnya: “Apakah kalian pernah menulis karangan narasi?”, “Coba
ceritakan bagaimana tahapan-tahapan yang kalian tempuh untuk menulis karangan narasi
dengan baik”, “Nah, sekarang kita akan belajar tentang menulis karangan narasi dengan
menggunakan mind mapping.”

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan


dipelajari.
82
2. Guru menanyakan materi Bahasa Indonesia yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya.

3. Kegiatan Inti (50 menit)

Eksplorasi

a. Guru bertanya mengenai pengalaman siswa yang berkaitan dengan menulis


karangan narasi.

b. Guru menjelaskan pengertian mind mapping dan penggunaannya dalam


menyusun karangan narasi.

c. Guru menayangkan materi menulis karangan narasi dengan model

mind mapping pada media audio visual.

d. Guru memberi penjelasan pembuatan mind mapping mulai dari tahap awal,
yaitu membuat judul di tengah-tengah, kemudian siswa memberikan tanggapan
kira-kira langkah apa yang dilakukan selanjutnya setelah judul di tengah-tengah
sudah diketahui. Guru juga menjelaskan pada siswa tentang penggunaan garis
hubung yang melengkung berwarna-warni serta kata kunci pada mind mapping.
Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara membuat kerangka
karangan dengan mind mapping dan berperan aktif dalam kegiatan
brainstorming tersebut.

e. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas.

Elaborasi

1) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing 4-5 siswa.

2) Siswa menyiapkan alat tulis warna.

3) Siswa dan guru menentukan satu tema karangan yang akan dibuat mind
mapping bersama-sama. Guru memberikan penjelasan tentang tema yang
diberikan.

4) Guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk membuat mind mapping.

5) Siswa bersama teman sekelompok melakukan brainstorming sebagai latihan


dalam pembuatan mind mapping.
83
6) Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang kesulitan dalam membuat
mind mapping. Guru mengingatkan pada siswa agar menggunakan kreativitas
dan imajinasi masing-masing untuk membuat mind mapping.

7) Guru menjawab pertanyaan siswa dan memberikan bimbingan lebih pada siswa
yang belum mengerti.

8) Siswa membuat mind mapping sesuai dengan tema yang telah ditentukan
guru.

9) Siswa membuat karangan narasi berdasarkan kerangka karangan mind mapping


tersebut.

10) Guru membimbing siswa dalam menguraikan mind mapping mereka menjadi
kalimat yang padu.

11) Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
menulis karangan narasi.

12) Guru mengingatkan siswa untuk menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat.

13) Guru memberikan motivasi pada siswa untuk menyelesaikan tugasnya tepat
waktu.

14) Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

15) Guru memilih beberapa karya untuk dipresentasikan.

16) Siswa maju ke depan kelas membacakan dan menunjukkan hasil karya.

17) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab serta
menanggapi.

18) Siswa yang belum mempresentasikan karya dapat menempelkan karyanya di


papan pajangan, sehingga siswa lain dapat membaca dan memberikan
tanggapan atas karya tersebut.

19) Guru memberi reward kepada siswa yang aktif.

C. Kegiatan Akhir (5 menit)

Konfirmasi

a. Guru memberikan penguatan bagi siswa yang telah menyampaikan hasil diskusi
maupun bagi siswa yang lain.

b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.


84
c. Guru merefleksi dan memberikan umpan balik mengenai hasil karya siswa.

d. Guru menyampaikan pesan akademik agar siswa semakin giat belajar

Observasi

a. Guru kolaborator mengamati proses pembelajaran selama pelaksanaan tindakan.

b. Observer mengamati aktivitas siswa saat kegiatan pembelajaran menulis karangan


narasi berlangsung.

c. Guru kolaborator mencatat temuan-temuan selama pelaksanaan pembelajaran dalam


sebuah catatan lapangan.

Refleksi

1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II.

2) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan mind mapping


berbantuan media audio visual, kemudian mempertimbangkan langkah selan- jutnya.

3) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II apakah efektif


atau tidak.

4) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus II.

5) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus III.

Siklus III

Perencanaan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Menentukan pokok bahasan.

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model peta pikiran (mind
mapping).

c. Mengembangkan skenario pembelajaran.

d. Menyiapkan sumber belajar.

e. Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung.

f. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran


85
g. Menyiapkan lembar observasi proses pembelajaran dan aktivitas siswa, serta lembar
catatan lapangan.

Pelaksanaan Tindakan

1. Prakegiatan (5 menit)

1) Salam

2) Berdoa
80
3) Mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang kondusif

4) Presensi

2. Kegiatan Awal (10 menit)

1) Guru memotivasi siswa untuk semangat dalam mengikuti proses pem- belajaran
yang akan dilakukan.

2) Apersepsi :

Melaksanakan tepuk hore, setelah itu melakukan tanya jawab tentang materi menulis
karangan narasi, misalnya: “Adakah yang masih ingat apa arti mind mapping?”, “Apa
fungsi mind mapping dalam menulis karangan narasi?”, “Nah, sekarang kita akan
belajar tentang menulis karangan narasi dengan menggunakan kerangka karangan
mind map- ping.”

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan


dipelajari.

4) Guru menanyakan materi Bahasa Indonesia yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya.

3. Kegiatan Inti (50 menit)

Eksplorasi

1) Guru bertanya mengenai pengalaman siswa yang berkaitan dengan menulis


karangan narasi.

2) Guru menjelaskan pengertian mind mapping dan penggunaannya dalam


menyusun karangan narasi.
81

3) Guru menayangkan materi menulis karangan narasi dengan mode

mind mapping pada media audio visual.

4) Guru memberi penjelasan pembuatan mind mapping mulai dari tahap awal, yaitu
membuat judul di tengah-tengah, kemudian siswa membe- rikan tanggapan kira-
kira langkah apa yang dilakukan selanjutnya se- telah judul di tengah-tengah
sudah diketahui. Guru juga menjelaskan pada siswa tentang penggunaan garis
hubung yang melengkung ber- warna-warni serta kata kunci pada mind mapping.
Siswa memperha- tikan penjelasan guru tentang cara membuat kerangka
karangan dengan mind mapping dan berperan aktif dalam kegiatan brain-
storming tersebut.

5) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas.

Elaborasi

1) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing 4-5 siswa.

2) Siswa menyiapkan alat tulis warna.

3) Siswa dan guru menentukan satu tema karangan yang akan dibuat mind
mapping bersama-sama. Guru memberikan penjelasan tentang tema yang
diberikan.

4) Guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk membuat mind mapping.

5) Siswa bersama teman sekelompok melakukan brainstorming sebagai latihan


dalam pembuatan mind mapping.
82

6) Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang kesulitan dalam membuat
mind mapping.

7) Guru mengingatkan pada siswa agar menggunakan kreativitas dan imajinasi


masing-masing untuk membuat mind mapping.

8) Guru menjawab pertanyaan siswa dan memberikan bimbingan lebih pada siswa
yang belum mengerti.

9) Siswa membuat mind mapping sesuai dengan tema yang telah ditentukan guru.

10) Siswa membuat karangan narasi berdasarkan kerangka karangan mind mapping
tersebut.

11) Guru membimbing siswa dalam menguraikan mind mapping mereka menjadi
kalimat yang padu.

12) Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang mengalami kesu- litan
dalam menulis karangan narasi.

13) Guru mengingatkan siswa untuk menggunakan ejaan dan tanda baca yang
tepat.

14) Guru memberikan motivasi pada siswa untuk menyelesaikan tugasnya tepat
waktu.

15) Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

16) Guru memilih beberapa karya untuk dipresentasikan.

17) Siswa maju ke depan kelas membacakan dan menunjukkan hasil karya.
83

18) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab serta
menanggapi.

19) Siswa yang belum mempresentasikan karya dapat menempelkan kar- yanya di
papan pajangan, sehingga siswa lain dapat membaca dan memberikan
tanggapan atas karya tersebut.

20) Guru memberi reward kepada siswa yang aktif.

4. Kegiatan Akhir (5 menit)

Konfirmasi

1) Guru memberikan penguatan bagi siswa yang telah menyampaikan hasil diskusi
maupun bagi siswa yang lain.

2) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

3) Guru merefleksi dan memberikan umpan balik mengenai hasil karya siswa.

4) Guru menyampaikan pesan akademik agar siswa semakin giat belajar.

Observasi

a. Guru kolaborator mengamati proses pembelajaran selama pelaksanaan tindak- an.

b. Observer mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran menulis karangan narasi


berlangsung.

c. Guru kolaborator mencatat temuan-temuan selama pelaksanaan pembelajaran dalam


sebuah catatan lapangan.
76
Refleksi

1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus III.

2) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan model mind mapping


dengan media audio visual, kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya.

3) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus III.

4) Mengukur proses pembelajaran, aktivitas siswa dan hasil keterampilan menu- lis karangan
narasi siswa dalam pembelajaran dengan model mind mapping berbantuan media audio
visual pada siklus I, II dan III
73
71
72
73
74
75
77
78
88
TEKNIK ANALISIS DATA

Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggu- nakan statistik deskriptif,
dengan menentukan mean atau rerata.

Adapun penyajian data kuantitatif akan disajikan dalam bentuk persentase.

Persentase tersebut adalah sebagai berikut;

1) Menentukan skor berdasarkan skor teoretis

Skor = x 100

Keterangan :

B = jumlah skor jawaban benar pada tiap butir/item soal St= Skor teoretis

(Poerwanti, 2008:6.15)

Kemudian, hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang
dikategorikan menjadi dua, yaitu tuntas dan tidak tuntas, sebagai berikut.
89
Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa

Kriteria Ketuntasan Kualifikasi

> 65 Tuntas

< 65 Tidak Tuntas

Sumber: KKM Bahasa Indonesia SDN Sekaran 01 Semarang

2) Mencari rata-rata (mean)

Aqib (2010:40) menyatakan bahwa untuk mencari skor rata-rata satu kelas, yaitu dengan rumus:

x=
90

Keterangan:

x = skor rata-rata

∑X= jumlah semua siswa

∑N= jumlah siswa

3) Menentukan ketuntasan klasikal

Menurut Aqib (2009:40-41), untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar klasikal siswa dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

p = persentase ketuntasan belajar klasikal siswa

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen (%)

Kriteria Ketuntasan Minimal

Individual Klasikal (Hamdani, Kualifikasi


2011:60)

<65 < 85% Tidak


Tuntas

≥65 ≥ 85% Tuntas

Dengan demikian, dapat ditentukan jumlah siswa yang tuntas dan jumlah siswa yang tidak tuntas
secara klasikal.
91
Kualitatif

Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan proses pembelajaran menulis
karangan narasi dengan model mind mapping berbantuan media audio visual. Adapun data
kualitatif pada penelitian ini dianalisis ber- dasarkan klasifikasi/ kriteria/kategori sangat baik (SB),
baik (B), tidak baik (TB), dan sangat tidak baik (STB) berdasarkan skor yang telah diperoleh.

Adapun cara untuk menentukan klasifikasi berdasarkan skor, langkah langkah yang ditempuh
yaitu:

1) menentukan skor maksimal

2) menentukan skor minimal

3) menentukan jumlah kelas interval/klasifikasi/kategori, yaitu sangat baik (SB), baik (B),
tidak baik (TB), dan sangat tidak baik (STB), sehingga ada 4.

4) menentukan jarak interval (i) dilakukan dengan cara sebagai berikut:

i=

Pilihan respon skala empat mempunyai variabilitas respon lebih baik atau lebih lengkap
dibandingkan skala tiga sehingga mampu mengungkap lebih mak- simal perbedaan sikap
responden. Selain itu juga tidak ada peluang bagi respon- den untuk bersikap netral sehingga
memaksa responden untuk menentukan sikap terhadap fenomena sosial yang ditanyakan atau
dinyatakan dalam instrumen (Wi- doyoko, 2013:106-110)
92
Data Proses Pembelajaran

Pada penelitian ini terdapat 7 indikator dalam proses pembelajaran keterampilan menulis narasi
dengan model mind mapping berbantuan audio visual. Skor maksimal adalah 28 dan skor minimal
adalah 0 dengan jumlah kelas interval 4, sehingga diperoleh:

R = Skor maksimal – skor minimal


(i) =

= 28-0
=
= 28
=7

Maka didapat kategori dari kriteria skor seperti pada tabel berikut:

Kriteria Skor Proses Pembelajaran

Skor Kategori

22 s.d. 28 Sangat Baik (SB)

15 s.d. 21 Baik (B)

8 s.d. 14 Tidak baik (TB)

0 s.d. 7 Sangat Tidak Baik (STB)

(Widoyoko, 2013:106-110)

Pada tabel 3.3 diperoleh dari skor tiap indikator proses pembelajaran dalam pembelajaran menulis
narasi melalui model mind mapping berbantuan media audio visual.
166
Data Aktivitas Siswa

Pada penelitian ini terdapat 7 indikator aktivitas siswa. Skor maksimal adalah 28 dan skor minimal
0 dengan jumlah kelas interval 4, sehingga diperoleh:

R = Skor makimal-skor minimal (i) =

= 28-0 =

= 28 =7

Sehingga tabel klasifikasi perolehan skor aktivitas siswa menjadi:

Kriteria Skor Aktivitas Siswa

Skor Kategori

22 s.d. 28 Sangat Baik (SB)

15 s.d. 21 Baik (B)

8 s.d. 14 Tidak Baik (TB)

0 s.d. 7 Sangat Tidak Baik


(STB)

(Widoyoko, 2013:106-110)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil MID semester 1 sebelum Siklus

Hasil belajar Pendidikan Bahasa indonesi siswa rendah. Hal tersebut terlihat pada nilai MID ujian Semester I
Pendidikan Bahasa indonesia. Hal tersebut menunjukan bahwa sebagian besar nilai siswa belum mencapai KKM
yang telah ditetapkan SD Pertiwi 2 kota padang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel

Nilai MID PendidikanBahasa indonesia Semester I Tahun Ajaran 2019/2020 SD Pertiwi 2 kota padang

No Jenis kelamin Perolehan hasil belajar

< KKM = KKM > KKM


167
Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Laki – laki = 15 9 37 ,5 3 12,5 3 12,5


orang

2 Perempuan = 9 6 25 2 0,8 1 0,4


orang

3 Jumlah = 24 orang 15 52,5 5 13,3 4 12,9

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama mengajar di kelas ini rata-rata motivasi belajar siswa
(52,5 %) rendah, sedang (13,3 %) sedang, dan (12,9 %) cukup.

1. Kecil dari KKM

Dari tabel di atas, terlihat jumlah siswa laki-laki yang nilainya berada di bawah KKM adalah 9 orang dengan
persentase 37,5 %. Sedangkan siswa perempuan yang nilainya berada di bawah KKM sebanyak 6 orang dengan
persentasenya 25 %.

2. Sama dengan KKM

Dari tabel di atas, terlihat jumlah sllaki-laki yang nilainya sama dengan KKM adalah 3 orang dengan persentase 12,5
%. Sedangkan siswa perempuan yangnilainya berada di bawah KKM sebanyak 2 orang dengan persentasenya 0,8 %.

3. Besar dari KKM

Dari tabel di atas, terlihat jumlah siswa laki-laki yang nilainya berada di atas KKM adalah 3 orang dengan persentase
12,5 %. Sedangkan siswa perempuan yang nilainya berada di atas KKM sebanyak 1 orang dengan persentasenya 0,4
%.

B. Hasil siklus I

Data pelaksanaan siklus I di kumpulkan berdasarkan hasil penelitian siklus I , melalui hasil belajar siswa. Rincian
nilai atau hasil tes yang diperoleh siswa masing –masing aspek dapat dilihat pada table 4.2. berikut .

Tabel 4.2

Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

No Nama Nilai Nilai Nilai Jumlah KKM Ketuntasa Kuali


Kogniti Afekt Psikomot Nilai n fikasi
Siswa f if or Rata-Rata
T TT

1 Aditia Warman Aulia Sari 50 55 75 60 75 - √ C

2 Aditya Sastra Maulana 70 90 75 78,33 75 √ - B

3 Akifa Zakirah Azzahra 80 90 87 85,67 75 √ - B

4 Aurel Wilana 85 80 75 80 75 √ - B

5 Bunga Nuraini Ramadani 60 45 75 60 75 - √ C


168
6 Chery Lovely Yuniq 70 90 75 78,33 75 √ - B

7 Daffa Alfaro 80 65 87 77,33 75 √ - B

8 Dara Oktavia 50 70 75 65 75 - √ C

9 Handika Arwana 75 75 87 79 75 √ - B

10 Harlan Apriyalni Putra 75 50 75 66,67 75 - √ C

11 Karen Marchila 75 65 87 75,67 75 - √ C

12 Khailla Alzahra 55 65 75 65 75 - √ C

13 Marvel Dwi Zulisko 45 70 75 63,33 75 - √ C

14 Muhammad Fardhan Ar-Razy 80 65 75 73,33 75 - √ C

15 Muhammad Pascal 50 50 62 54 75 - √ D

16 Muhammad Zaky Saputra 55 60 75 63,33 75 - √ D

17 Muhammad Iklas Ilham 60 50 75 61,67 75 - √ D

18 Nasya Aulia Rahmah 75 85 75 78,33 75 √ - B

19 Nayla Esa Hendrika 80 85 87 84 75 √ - B

20 Raka Tri Iswanto 80 80 62 74 75 - √ C

21 Rashid Arhad Febrori 60 50 62 57,33 75 - √ D

22 Rivel Fahlevy 65 70 75 70 75 - √ C

23 Sulthan Zahid Muzzaki 70 85 75 76,67 75 √ - B

24 Vikel Saputra Widodo 80 95 62 79 75 √ - B

Jumlah 1625 1685 1808 1705,99 10 14

Rata-rata 67,7 70,2 75,33 71,08 41, 58,


67 33

Persen tase 67,7% 70,2 75,33% 71,08% 41, 58,


% 67 33
% %

Dari data pada table 4.2. dapat dikelompokkan / direkapitulasi hasil belajar yang diperoleh siswa semester I tahun
ajaran 2019/ 2020 dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4.3Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

No Jenis kelamin Perolehan hasil belajar

< KKM = KKM > KKM

Jumlah % Jumlah % Jumlah %


169
1 Laki – laki = 15 7 29,2 0 0 8 33
orang

2 Perempuan = 9 6 25 0 0 3 12,5
orang

3 Jumlah = 24 orang 13 54,2 0 0 11 45,5

Berdasarkan table 4.3. di atas dapat di peroleh data sebagai berikut :

1. Kecil dari KKM

Dari tabel di atas, terlihat jumlah siswa laki-laki yang nilainya berada di bawah KKM adalah 7 orang dengan
persentase 29,2 %. Sedangkan siswa perempuan yang nilainya berada di bawah KKM sebanyak 6 orang dengan
persentasenya 25 %.

2. Sama dengan KKM

Dari tabel di atas, terlihat bahwa baik siswa laki-laki maupun perempuan tidak ada yang mendapat nilai sama
dengan KKM. Secara otomatis menunjukkan persentasenya 0 %.

3. Besar dari KKM

Dari tabel di atas, terlihat jumlah siswa laki-laki yang nilainya berada di atas KKM adalah 8 orang dengan persentase
33 %. Sedangkan siswa perempuan yang nilainya berada di atas KKM sebanyak 3 orang dengan persentasenya 12,5
%.

1. Refleksi Siklus

Berdasarkan hasil pengamatan tentang pelaksanaan dan evaluasi siswa pada siklus I ini menunjukkan bahwa
penerapan model cooperative learning tipe STAD pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan belum
terlaksana dengan maksimal. Dari refleksi pada siklus I disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran yang diharapkan
pada siklus I belum tercapai dengan baik. Dengan demikian, penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan
memperhatikan kendala-kendala yang ditemui pada siklus I.

C. Hasil siklus II

Data pelaksanaan siklus I di kumpulkan berdasarkan hasil penelitian siklus II, melalui hasil belajar siswa. Rincian
nilai atau hasil tes yang diperoleh siswa masing –masing aspek dapat dilihat pada table 4.4. berikut .

Tabel 4.4

Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

No Nama Nilai Nilai Nilai Jumlah KKM Ketuntasa Kuali


Kogniti Afekt Psikomot Nilai n fikasi
Siswa f if or Rata-Rata
T TT

1 Aditia Warman Aulia Sari 80 70 81,25 77,1 75 √ - B

2 Aditya Sastra Maulana 85 100 87,5 90,83 75 √ - SB

3 Akifa Zakirah Azzahra 100 100 81,25 93,75 75 √ - SB

4 Aurel Wilana 95 80 93,75 89,6 75 √ - SB


170
5 Bunga Nuraini Ramadani 70 80 81,25 77,1 75 √ - B

6 Chery Lovely Yuniq 80 95 93,75 89,6 75 √ - SB

7 Daffa Alfaro 100 90 81,25 90,41 75 √ - SB

8 Dara Oktavia 90 80 93,75 87,91 75 √ - SB

9 Handika Arwana 90 90 81,25 87,1 75 √ - SB

10 Harlan Apriyalni Putra 95 80 81,25 85,41 75 √ - B

11 Karen Marchila 90 70 81,25 80,41 75 √ - B

12 Khailla Alzahra 95 80 93,75 89,6 75 √ - SB

13 Marvel Dwi Zulisko 70 90 81,25 80,41 75 √ - B

14 Muhammad Fardhan Ar-Razy 70 95 93,75 86,25 75 √ - SB

15 Muhammad Pascal 65 75 75 71,67 75 - √ C

16 Muhammad Zaky Saputra 80 80 87,5 82,5 75 √ - B

17 Muhammad Iklas Ilham 75 85 87,5 82,5 75 √ - B

18 Nasya Aulia Rahmah 95 100 87,5 94,17 75 √ - SB

19 Nayla Esa Hendrika 80 100 81,25 87,1 75 √ - SB

20 Raka Tri Iswanto 95 95 75 88,33 75 √ - SB

21 Rashid Arhad Febrori 90 75 75 80 75 √ - B

22 Rivel Fahlevy 85 75 81,25 80,41 75 √ - B

23 Sulthan Zahid Muzzaki 95 90 87,5 90,83 75 √ - SB

24 Vikel Saputra Widodo 100 100 75 91,67 75 √ - SB

Jumlah 2070 2075 2018,75 2068,66 23 1

Rata-rata 86,25 86,4 86,11 86,19 95, 4,1


6 83 7

Persen tase 86,25 86,4 86,11% 86,19% 95, 4,1


% 6% 83 7%
%
171
Dari data pada table 4.4. dapat dikelompokkan / direkapitulasi hasil belajar yang diperoleh siswa semester I tahun
ajaran 2019/ 2020 dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4.5

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Pendidikan Kewarganegaraan dengan Model Kooperatif Tipe STAD

No Jenis kelamin Perolehan hasil belajar

< KKM = KKM > KKM

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Laki – laki = 15 1 0,4 0 0 14 58,3


orang

2 Perempuan = 9 0 0 0 0 9 37,5
orang

3 Jumlah = 24 orang 1 0,4 0 0 23 95, 8

Berdasarkan table 4.5. di atas dapat di peroleh data sebagai berikut :

1. Kecil dari KKM

Dari tabel di atas, terlihat jumlah siswa laki-laki yang nilainya berada di bawah KKM adalah hanya 1 orang dengan
persentase 0,4 %. Sedangkan siswa perempuan tidak ada yang mendapat nilai di bawah KKM sehingga
persentasenya 0 %.

2. Sama dengan KKM

Dari tabel di atas, terlihat bahwa baik siswa laki-laki maupun perempuan tidak ada yang mendapat nilai sama
dengan KKM. Secara otomatis menunjukkan persentasenya 0 %.

3. Besar dari KKM

Dari tabel di atas, terlihat jumlah siswa laki-laki yang nilainya berada di atas KKM adalah 14 orang dengan
persentase 58,3 %. Sedangkan siswa perempuan yang nilainya berada di atas KKM sebanyak 9 orang dengan
persentasenya 37, 5 %.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang siswa menyatakan bahwa siswa lebih senang belajar dengan
model kooperatif tipe STAD ini. Hal ini dapat di buktikan dengan hasil belajarnya siswa yang meningkat. Hasil
belajar siswa menunjukkan sudah 95, 8 % siswa yang nilainya berada di atas KKM.

Dengan ini membuktikan bahwa pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan model kooperatif tipe STAD
sudah berhasil. Oleh karena itu, penelitian tidak di lanjutkan ke siklus berikutnya.

D. PEMBAHASAN

1. Siklus I

Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran ini tidak hanya merujuk kepada
peningkatan kemampuan pada hasil saja, tetapi juga pada proses pemerolehan pengetahuan.

Setelah diperhatikan data hasil penelitian yang berkaitan dengan evaluasi pembelajaran, baik evaluasi proses
maupun evaluasi hasil, nilai yang diperoleh siswa pada siklus I masih di bawah ketuntasan belajar yang diharapkan
172
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang siswa menyatakan bahwa siswa lebih senang belajar dengan
model kooperatif tipe STAD ini, namun hasil belajar masih belum mencapai KKM yang diharapkan. Oleh karena itu,
penelitian di lanjutkan ke siklus II.

2. Siklus II

Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran ini tidak hanya merujuk kepada
peningkatan kemampuan pada hasil saja, tetapi juga pada proses pemerolehan pengetahuan.

Pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan. Hal ini membuktikan bahwa
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan model kooperatif tipe STAD sudah berhasil. Oleh karena itu,
penelitian tidak di lanjutkan ke siklus berikutnya.

Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada grafik nilai di bawah ini.

Grafik 1.

Perbandingan nilai siswa SD Pertiwi 2 kota padang Kota Padang dalam pembelajaran Pendidikan Bahasa
indonesia pada siklus I dengan siklus II

100
90
80
70
Batas KKM
60
50 Rata-rata Nilai Siswa
40
Siklus I
Rata-rata Nilai siswa
30 Siklus II
20
10
0
KKM Siklus I siklus II

Berdasarkan analisis penelitian pada siklus II, penerapan model Mind Mapping telah terlaksana sesuai dengan yang
diharapkan. Melihat hasil yang diperoleh pada siklus II, maka pelaksanaan siklus II telah terlaksana dengan baik.
jadi dapat disimpulkan peneliti telah berhasil menerapkan model Mind Mapping pada pembelajaran Pendidikan
Bahasa Indonesia di kelas III SD Pertiwi 2 Kota Padang dan telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga
tidak dilanjutkan dengan siklus berikutnya.
173
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai proses pembelajaran, aktivitas siswa, dan
keterampilan menulis karangan narasi siswa dengan menggunakan model mind mapping berbantuan
media audio visual pada siswa kelas III SD Pertiwi 2 kota padang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran menggunakan model mind mapping berbantuan media audio
visual pada pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi meningkat secara
bertahap pada siklus I mendapatkan skor 25 dengan kategori sangat baik. Pada siklus II
proses pembelajaran mendapatkan skor 26 dengan kategori sangat baik sedangkan
pada siklus III skor proses pembelajaran men- capai 28 dengan kategori sangat baik.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi dengan
model mind mapping berbantuan media audio visual dapat meningkat dilihat dari
pembelajaran siklus I aktivitas siswa memperoleh rata-rata 17,33 dalam kategori baik,
setelah dilakukan perbaikan pada siklus II aktivitas siswa meningkat sebesar 3,60
sehingga diperoleh skor 20,93 dalam kategori baik, selanjutnya dilakukan perbaikan
pada siklus III aktivitas siswa memperoleh peningkatan mencapai 3,98 sehingga
diperoleh rata-rata skor 24,91 dengan kategori sangat baik.
1. Hasil keterampilan menulis karangan narasi siswa dalam pembelajaran keterampilan
menulis karangan narasi dengan model mind mapping berbantuan media audio visual
mengalami peningkatan yang signifikan. Dapat dilihat pada saat prasiklus dengan
pencapaian rata-rata kelas sebesar 58,88 dengan ketuntasan kla-sikalnya 54,35% dalam
kategori cukup. Setelah diadakan perbaikan pada siklus I, pencapaian rata-rata kelas
sebesar 68,08 dengan ketuntasan klasikal 73,91%. Kemudian setelah diadakan perbaikan
pada siklus II, pencapaian rata-rata hasil belajar siswa menjadi 73,60 dengan ketuntasan
klasikal 84,78%. Setelah diadakan perbaikan lagi, pencapaian rata- rata hasil belajar siswa
pada siklus III meningkat menjadi 82,76 dengan ketuntasan klasikal mencapai 95,65%.
Keterampilan menulis karangan narasi siswa tersebut sudah memenuhi indikator
keberhasilan yaitu sekurang- kurangnya ketuntasan klasikal peningkatan mencapai 3,98
sehingga diperoleh rata-rata skor 24,91 dengan kategori Hasil sangat baik.
1. keterampilan menulis karangan narasi siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis
karangan narasi dengan model mind mapping berbantuan media audio visual
mengalami peningkatan yang signifikan. Dapat dilihat pada saat prasiklus dengan
pencapaian rata-rata kelas sebesar 58,88 dengan ketuntasan kla-sikalnya 54,35% dalam
kategori cukup. Setelah diadakan perbaikan pada siklus I, pencapaian rata-rata kelas
174
sebesar 68,08 dengan ketuntasan klasikal 73,91%. Ke-mudian setelah diadakan
perbaikan pada siklus II, pencapaian rata-rata hasil belajar siswa menjadi 73,60 dengan
ketuntasan klasikal 84,78%. Setelah diadakan perbaikan lagi, pencapaian rata- rata
hasil belajar siswa pada siklus III meningkat menjadi 82,76 dengan ketuntasan klasikal
mencapai 95,65%. Keterampilan menulis karangan narasi siswa tersebut sudah
memenuhi indikator keberhasilan yaitu sekurang- kurangnya ketuntasan klasikal
Bagi Guru
Penerapan model mind mapping berbantuan media audio visual hendaknya dapat
dijadikan acuan bagi guru sebagai solusi untuk meningkatkan keterampilan menulis
karangan narasi siswa.
Bagi Siswa
Penerapan model mind mapping dengan media audio visual diharapkan dapat
mengembangkan imajinasi dan kreativitas siswa dalam menulis karangan, baik
karangan narasi maupun karangan bukan narasi, sehingga kemampuan siswa dalam
menulis karangan semakin baik.
Bagi Sekolah/Lembaga
Penelitian dengan model mind mapping berbantuan media audio visual hendaknya
dapat dikembangkan lebih lanjut, baik oleh guru, lembaga, maupun pengembang
pendidikan lainya, sehingga model mind mapping dengan media audio visual dapat
menjadi lebih baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara lebih efektif dan
efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Y. 2013. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Aqib Z. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto S, Suhardjono, Supardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad A. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.


175
Artika, Marmawi, Ali M. 2014. Peningkatan Perhatian Belajar melalui Media Audio Visual pada
Anak TK. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 3(4): 1-13

Balitbang Kemdikbud. 2011. Survei Internasional PIRLS. http://litbang.kemdikbud. go.id


/index.php/survei-internasional-pirls. (20 Januari 2015)

. Survei Internasional PISA. http://litbang.kemdikbud.go.id


/index.php/survei-internasional-pisa. (20 Januari 2015)

Beavers K. 2014. Mind and Concept Mapping. http://www.ala.org


/acrl/sites/ala.org.acrl/files/content/aboutacrl/directoryofleadership/section
s/is/iswebsite/projpubs/tipsandtrends/2014winter.pdf. (1 Februari 2015)

Buzan T. 2014. Mind Mapping: Scientific Research and Studies.


http://b701d59276e9340c5b4dba88e5c92710a8d62fc2e3a3b5f53bbb.r7.cf 2.rackcdn.
com/docs/Mind%20Mapping%20Evidence%20Report.pdf. (2
Januari 2015)

Cahyani I. 2014. Kajian Proses Pembelajaran BahasaIndonesia.


http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_I
NDONESIA/196407071989012- ISAH_CAHYANI/19._KAJIAN_PROSES_ PEMBELAJARAN
BAHASA_INDONESIA.pdf. (3 Januari 2015)

Cahyo AN. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Yogyakarta: Diva Press.

Dengo, NH. 2012. Media Gambar Seri dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan pada
Siswa Kelas III SDN 2 Toyidito Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. (Tugas Akhir). Gorontalo.
Universitas Negeri Gorontalo
167

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa


Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan
Nasional.

. 2006. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Dewi SPP. 2010. Penerapan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Narasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Trirenggo Bantul Yogyakarta Tahun
Ajaran 2009/2010. (Skripsi). Surakarta. Universitas Negeri Surakarta.
Djamarah SB, Aswan Z. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, SB.
2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta.
Finoza L. 2005. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. Hairuddin, dkk. 2008.
Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Ditjen Dikti
Depdiknas.

Hamalik O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Haryoko S. 2012. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual sebagai Alternatif Optimalisasi
Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi@ Elektro 5(1): 1-10

Huda M. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Indriana D. 2011. Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif. Yogyakarta: Diva Press.

Keleş Ö. 2012. Elementary Teachers’ Views on Mind Mapping. International Journal of Education
4(1): 93-100

Kustandi C, Bambang S. 2011. Media Pembelajaran. Jakata: Ghalia Indonesia. Kusumaningsih, dkk.
2013. Terampil Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi.
168

Lestari WPD. 2013. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Think Pair Share dengan
Media Audio Visual pada Siswa Kelas VA SDN Wonosari 03 Semarang. (Skripsi). Semarang.
Universitas Negeri Semarang.

Long D, Carlson D. 2011. Mind the Map: How Thinking Maps Affect Student Achievement. Online
Journal for Teacher Research Vol. 13 No. 2, 1-7.

Mujiyanto Y. 2009. Penerapan Analisis Wacana Kritis dalam Pembelajaran Keterampilan


Mengarang Berbahasa Inggris. Lingua Vol. 5 No. 1, 85-94.

Napu FA. 2014. Penerapan Model STAD Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan
Narasi Pada Siswa Kelas IV SDN 11 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. (Skripsi). Gorontalo.
Universitas Negeri Gorontalo.

Nurudin. 2012. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: UMM Press.

OECD. PISA 2012 Result . http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012- results-overview.pdf.


(20 Januari 2015)

Olivia F. 2013. 5-7 Menit Asyik Mind Mapping Kreatif. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 2013. Jakarta:
Salinan dari Dokumen Presiden Republik Indonesia.
Poerwanti E. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas. Polson K. 2004.
How do Pupils and Teachers view the use of Mind Mapping in
Learning & Teaching?. http://www.gtcs.org.uk/web/FILES/FormUploads/ mind-mapping-in-
learning-and-teaching1781_342.pdf. (20 Januari 2015)

Prabawati A. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi


dengan Metode Kuantum pada Siswa Kelas IX SMPN 11 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Purworejo 1(1): 7-14
169
Prahita NPS, dkk. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil
Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
PGSD 2(1): 1-10

Prastowo A. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: Diva Press.


169

Sanaky HAH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.

Sardiman. 2013. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Sharan S. 1999. The Handbook of Cooperative Learning. London: Praeger Wesport.

Shoimin A. 2014. 60 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Siswandi HJ. 2006. Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi melalui Metode Diskusi Panel
dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Penabur 7(5): 24-35

Situmorang R. 2014. Hubungan antara Kebiasaan Membaca dan Kemampuan Menulis Narasi
Siswa Kelas IX SMP Tunas Harapan Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. (Skripsi).
Lampung. Universitas Negeri Lampung.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi. 2013. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Implementasi dan Pengembangannya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia. Sukoyo J. 2013.
Hubungan Penguasaan Kosakata dan Minat Membaca dengan
Kemampuan Menulis Eksposisi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Jawa
Unnes. Lingua Vol. 9 No. 1, 23-29.

Sulistyaningsih E. 2010. Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi dengan Metode Peta Pikiran
(Mind Mapping) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangasem III Surakarta Tahun Pelajaran
2010/2011. (Skripsi).
Surakarta. Universitas Negeri Surakarta.

Susanto A. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

Susilana R., Riyana C. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung:
Wacana Prima.
170

Sutikno MS. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica Swadarma D. 2013. Penerapan
Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran.
Jakarta: Elex Media Komputindo.

Tapantoko AA. 2011. Penggunaan Metode Mind Map (Peta Pikiran) untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Depok. (Skripsi).
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Tarigan HG. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Dewan Skripsi PGSD. 2010. Panduan Penyusunan Skripsi. Semarang: PGSD FIP UNNES.

Mullis IVS, dkk. PIRLS 2011 International Result in Reading. http://timss


andpirls.bc.edu/pirls2011/downloads/P11_IR_FullBook.pdf. (20 Januari
2015)

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.

. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis.


Jakarta: Prestasi Pustaka.

Umareani NPD, dkk. 2014. Hubungan antara Kecerdasan Linguistik dan Konsep Diri dengan
Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Gugus Kompyang Sujana. Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, Vol. 2 No. 1, 1-10.

Wicaksono RC. 2013. Keefektifan Pembelajaran Mind Mapping Berbantuan CD Pembelajaran


Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah. (Skripsi).
Semarang. Universitas Negeri Semarang.

Widoyoko EP. 2013. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yudhistira D. 2012. Menulis Penelitian Tindakan Kelas yang APIK. Jakarta: Grasindo.

Yuniawan T. 2012. Terampil Retorika Berbicara. Semarang: Unnes Press.

Lampiran 1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian


174

Implementasi Model Mind Mapping Berbantuan Media Audio Visual untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Karangan Narasi
Siswa Kelas III SD Pertiwi 2 kota padang
Alat/
Variabel Kriteria Sumber Instru
Data men
Pengu
mpul
Data

Proses 1. Melaksanakan - Proses - Lembar ob-

pembelajar prapembela- jaran. kegiatan servasi


an dengan 2. Membuka pelajaran belajar - Catatan la-

model mind dengan apersepsi menga- jar pangan


mapping 3. Mengarahkan cara - Keterampilan - Alat doku-
berbantuan membuat guru dalam mentasi
media mind mapping ke- giatan
audio visual 4. Membimbing siswa pembelajaran
dalam membuat mind - Pemanfaatan
mapping se- suai dengan media
imajinasi dan kreativitas pembela-
siswa jaran
5. Membimbing siswa
dalam membuat
karangan narasi
6. Membimbing siswa
dalam kegiatan
presentasi karangan
narasi
7. Menutup pelajaran
175
Aktivitas 1. Kesiapan dalam - - Lembar ob-

siswa da- menerima pelajaran Kegiatan servasi


lam 2. Kemampuan siswa siswa - Catatan la-

pembelajar mende- ngarkan dalam pangan


an dengan penjelasan guru pembela- - Alat doku-
model mind 3. Perhatian siswa jaran mentasi
mapping terhadap gambar mind dengan
berbantuan mapping da- lam media mo- del
media audio visual mind
audio visual 4. Kemampuan siswa map-
dalam membuat mind ping
mapping se- bagai dasar berbantu
penulisan ka- rangan an media
narasi audio
5. Kemampuan siswa visual
membuat karangan
narasi berdasarkan
mind mapping yang
telah di-
184

Alat/
Variabel Kriteria Sumber Instru
Data men
Pengu
mpul
Data

Buat
6.
Keterlibat
an siswa dalam
kegiatan presentasi
karangan narasi
Keterampil 1. Kemampuan siswa - Daftar - Tes tertulis

an menu- mengem- bangkan hasil bel- - Tes unjuk


lis karangan karangan sesuai de- ajar kerja
narasi ngan tema siswa
dengan 2. Kemampuan siswa
model mind dalam pemilihan kata
mapping 3. Kemampuan siswa
berbantuan meng- gunakan ejaan
media dan tanda baca dengan
audio visual tepat
4. Kemampuan siswa
dalam menyajikan
kelengkapan unsur
narasi
5. Kemampuan siswa
dalam menyajikan
karangan narasi dengan
memperhatikan as- pek
koherensi
6. Kemampuan siswa
untuk menulis dengan
185
memper- hatikan unsur
kerapian

Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Siklus I
Satuan Pendidikan : SD Pertiwi 2 kota padang
Kelas/Semester : III/2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan)
A. STANDAR KOMPETENSI

Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi

B. KOMPETENSI DASAR
Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan
kalimat yang tepat dengan memperhatikan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik
C. INDIKATOR
1. Menentukan judul karangan berdasarkan tema yang telah disepakati bersama.
2. Membuat kerangka karangan menggunakan mind mapping.
3. Menulis karangan narasi berdasarkan mind mapping yang telah dibuat.
190

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menentukan judul karangan berdasarkan tema yang telah disepakati
bersama melalui penugasan dengan tepat.
2. Siswa dapat membuat kerangka karangan menggunakan mind mapping
melalui penugasan dengan baik.
3. Siswa dapat membuat karangan narasi berdasarkan kerangka karangan
mind mapping melalui penugasan dengan baik.
E. MATERI AJAR
Menulis karangan narasi dengan model mind mapping
F. MODEL / PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Mind Mapping
G. KARAKTER YANG DIHARAPKAN
Disiplin, kerja keras, kreatif, demokratis, rasa ingin tahu.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Prakegiatan (5 menit)
1) Salam
2) Berdoa
3) Mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang kondusif
4) Presensi
2. Kegiatan Awal (10 menit)
1) Guru memotivasi siswa untuk semangat dalam mengikuti proses pembelajaran
yang akan dilakukan
2) Apersepsi :
3) Dengan metode tanya jawab, guru menanyakan kepada siswa tentang materi
menulis karangan narasi, misalnya: “Siapa yang memiliki buku cerita di rumah?”,
“Apakah kalian pernah menulis cerita dalam buku tersebut?”, “Nah, sekarang kita
akan belajar tentang menulis karangan narasi.”
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan
dipelajari.
5) Guru menanyakan materi Bahasa Indonesia yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya.

Kegiatan Inti (50 menit)

b. Eksplorasi
1) Guru bertanya mengenai pengalaman siswa yang berkaitan dengan menulis
karangan narasi.
191
2) Guru menjelaskan pengertian mind mapping dan penggunaannya dalam
menyusun karangan narasi.
4) Guru menayangkan materi menulis karangan narasi dengan model mind mapping pada
media audio visual.
5) Guru memberi penjelasan pembuatan mind mapping mulai dari tahap awal, yaitu
membuat judul di tengah-tengah, kemudian siswa mem- berikan tanggapan kira-kira
langkah apa yang dilakukan selanjutnya setelah judul di tengah-tengah sudah
diketahui. Guru juga menjelaskan pada siswa tentang penggunaan garis hubung yang
melengkung ber warna-warni serta kata kunci pada mind mapping. Siswa memper-
hatikan penjelasan guru tentang cara membuat kerangka karangan dengan mind
mapping dan berperan aktif dalam kegiatan brainstorming tersebut.
6) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas.
Elaborasi
1) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing 4-5 siswa.
2) Siswa menyiapkan alat tulis warna.
3) Siswa dan guru menentukan satu tema karangan yang akan dibuat mind mapping
bersama-sama. Guru memberikan penjelasan tentang tema yang diberikan.
4) Guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk membuat mind mapping.
5) Siswa bersama teman sekelompok melakukan brainstorming sebagai latihan
dalam pembuatan mind mapping.
6) Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang kesulitan dalam membuat
mind mapping.
7) Guru mengingatkan pada siswa agar menggunakan kreativitas dan imajinasi
masing-masing untuk membuat mind mapping.
8) Guru menjawab pertanyaan siswa dan memberikan bimbingan lebih pada siswa
yang belum mengerti.

7) Siswa membuat mind mapping sesuai dengan tema yang telah ditentukan guru.
8) Siswa membuat karangan narasi berdasarkan kerangka karangan mind mapping
tersebut.
9) Guru membimbing siswa dalam menguraikan mind mapping mereka menjadi kalimat
yang padu.
10) Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis
karangan narasi.
11) Guru mengingatkan siswa untuk menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat.
12) Guru memberikan motivasi pada siswa untuk menyelesaikan tugasnya tepat waktu.
13) Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.
14) Guru memilih beberapa karya untuk dipresentasikan.
15) Siswa maju ke depan kelas membacakan dan menunjukkan hasil karya.
16) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab serta menanggapi.
192
17) Siswa yang belum mempresentasikan karya dapat menempelkan karyanya di papan
pajangan, sehingga siswa lain dapat membaca dan memberikan tanggapan atas karya
tersebut.
18) Guru memberi reward kepada siswa yang aktif.

4. Kegiatan Akhir (5 menit)


Konfirmas
1) Guru memberikan penguatan bagi siswa yang telah menyampaikan hasil diskusi
maupun bagi siswa yang lain.
2) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Guru merefleksi dan memberikan umpan balik mengenai hasil karya siswa.
4) Guru menyampaikan pesan akademik agar siswa semakin giat belajar.
• MEDIA DAN SUMBER
Media : gambar mind mapping, contoh karangan narasi, alat tulis warna. Sumber
:
Darmadi, Kaswan. 2008. Bahasa Indonesia 3: untuk SD/MI kelas III. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Nurudin. 2012. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: UMM Press.

Olivia, Femi. 2013. 5-7 Menit Asyik Mind Mapping Kreatif. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Swadarma, Doni. 2013. Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
• EVALUASI
• Prosedur tes
a. Tes dalam proses: lembar kerja mind mapping
b. Tes hasil/tes akhir: lembar kerja karangan narasi
 Jenis tes
c. Nontes: Pengamatan pada kerja kelompok saat kegiatan
d. Tes: Tes tertulis
 Bentuk tes
e. Tes tertulis : uraian (terlampir)
 Alat Tes :
f. Soal-soal Tes : Terlampir
g. Kriteria Penilaian : Terlampir

Kolaborator Padang, November 2020

Peneliti

Deswita Vivi Firmalia


193
NIP.

Mengetahui

Kepala SD Pertiwi 2 kota padang

Nofri yenti

Nip.
189
190
185
186
187
188
189

5. Kegiatan Akhir (5 menit)


Konfirmas
1) Guru memberikan penguatan bagi siswa yang telah menyampaikan hasil diskusi
maupun bagi siswa yang lain.
2) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Guru merefleksi dan memberikan umpan balik mengenai hasil karya siswa.
4) Guru menyampaikan pesan akademik agar siswa semakin giat belajar.
• MEDIA DAN SUMBER
Media : gambar mind mapping, contoh karangan narasi, alat tulis warna. Sumber :
Darmadi, Kaswan. 2008. Bahasa Indonesia 3: untuk SD/MI kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Nurudin. 2012. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: UMM Press.

Olivia, Femi. 2013. 5-7 Menit Asyik Mind Mapping Kreatif. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Swadarma, Doni. 2013. Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
• EVALUASI
• Prosedur tes
h. Tes dalam proses: lembar kerja mind mapping
i. Tes hasil/tes akhir: lembar kerja karangan narasi
190

• Jenis tes
a. Nontes: Pengamatan pada kerja kelompok saat kegiatan
b. Tes: Tes tertulis
• Bentuk tes
 Tes tertulis : uraian (terlampir)
• Alat Tes :
a. Soal-soal Tes : Terlampir
b. Kriteria Penilaian : Terlampir

Kolaborator Padang, November 2020

Peneliti

Deswita Vivi Firmalia

NIP.

Mengetahui

Kepala SD Pertiwi 2 kota padang

Nofri yenti

Nip.
191

LAMPIRAN MATERI
A. Mind Mapping
Mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan infor- masi ke dalam otak dan
mengambil informasi keluar dari otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan
secara harfiah akan me- metakan pikiran kita. Simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi dapat
ditambahkan pada mind mapping yang dibuat untuk menambatkan ingatan yang lebih baik. Selain
itu mind mapping yang baik dibuat dengan mengkombinasikan bebe- rapa warna sehingga
terkesan berwarna-warni dan tidak monoton. Hal ini sangat membantu dalam menyusun kerangka
karangan.
Contoh Mind Mapping
195

B. Menulis Karangan Narasi


Karangan adalah sebuah cerita, hasil ciptaan atau hasil rangkaian (susunan). Karangan narasi
adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Karangan narasi
dibedakan menjadi dua, yaitu: na- rasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris
mempersoalkan ta- hap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca.
yang dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk memperluas pe- ngetahuan atau
pengertian pembaca. Sedangkan narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang
disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca.
Contoh Karangan Narasi Sederhana:
Bermain Layang-Layang
Pada hari Minggu sore, aku, Dito dan Romi bermain layang- layang. Kami bermain di pematang
sawah yang permai. Sawah itu berada di dekat sungai yang airnya jernih. Sungguh indah
pemandangannya. Kami naik sepeda dari rumah. Kami merasa sangat senang bisa bermain
bersama.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Siklus II
Satuan Pendidikan : SD Pertiwi 2 kota padang : III/2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan)
A. STANDAR KOMPETENSI
1. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana dan
puisi
B. KOMPETENSI DASAR
1. Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata
dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik
C. INDIKATOR
1. Menentukan judul karangan berdasarkan tema yang telah disepakati bersama.
2. Membuat kerangka karangan menggunakan mind mapping.
3. Menulis karangan narasi berdasarkan mind mapping yang telah dibuat.
196

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menentukan judul karangan berdasarkan tema yang telah disepakati
bersama melalui penugasan dengan tepat.
2. Siswa dapat membuat kerangka karangan menggunakan mind mapping melalui
penugasan dengan baik.
3. Siswa dapat membuat karangan narasi berdasarkan kerangka karangan mind
mapping melalui penugasan dengan baik.
E. MATERI AJAR
Menulis karangan narasi dengan model mind mapping
F. MODEL / PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Mind Mapping
G. KARAKTER YANG DIHARAPKAN
Disiplin, kerja keras, kreatif, demokratis, rasa ingin tahu.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Prakegiatan (5 menit)
1) Salam
2) Berdoa
3) Mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang kondusif
4) Presensi
2. Kegiatan Awal (10 menit)
1) Guru memotivasi siswa untuk semangat dalam mengikuti proses pembelajaran yang
akan dilakukan.
197

2) Apersepsi :
Dengan metode tanya jawab, guru menanyakan kepada siswa tentang materi
menulis karangan narasi, misalnya: “Apakah kalian pernah menulis karangan
narasi?”, “Coba ceritakan bagaimana tahapan- tahapan yang kalian tempuh untuk
menulis karangan narasi dengan baik”, “Nah, sekarang kita akan belajar tentang
menulis karangan narasi dengan menggunakan mind mapping.”
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan
dipelajari.
4) Guru menanyakan materi Bahasa Indonesia yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya.
Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
1) Guru bertanya mengenai pengalaman siswa yang berkaitan dengan menulis karangan
narasi.
2) Guru menjelaskan pengertian mind mapping dan penggunaannya dalam menyusun
karangan narasi.
3) Guru menayangkan materi menulis karangan narasi dengan model mind mapping pada
media audio visual.
4) Guru memberi penjelasan pembuatan mind mapping mulai dari tahap awal, yaitu
membuat judul di tengah-tengah, kemudian siswa mem- berikan tanggapan kira-kira
langkah apa yang dilakukan selanjutnya setelah judul di tengah-tengah sudah diketahui.
Guru juga menjelaskan
198

pada siswa tentang penggunaan garis hubung yang melengkung berwarna- warni serta kata kunci
pada mind mapping. Siswa memperhatikan penje- lasan guru tentang cara membuat kerangka
karangan dengan mind map- ping dan berperan aktif dalam kegiatan brainstorming tersebut.
5) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas.
Elaborasi
1)Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing 4-5 siswa.
2)Siswa menyiapkan alat tulis warna.
3)Siswa dan guru menentukan satu tema karangan yang akan dibuat mind mapping
bersama-sama. Guru memberikan penjelasan tentang tema yang diberikan.
4)Guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk membuat mind mapping.
5)Siswa bersama teman sekelompok melakukan brainstorming sebagai latihan dalam
pembuatan mind mapping.
6)Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang kesulitan dalam membuat mind
mapping.
7)Guru mengingatkan pada siswa agar menggunakan kreativitas dan imajinasi masing-
masing untuk membuat mind mapping.
8)Guru menjawab pertanyaan siswa dan memberikan bimbingan lebih pada siswa yang
belum mengerti.
9)Siswa membuat mind mapping sesuai dengan tema yang telah ditentukan guru
199

10) Siswa membuat karangan narasi berdasarkan kerangka karangan mind mapping
tersebut.
11) Guru membimbing siswa dalam menguraikan mind mapping mereka menjadi kalimat
yang padu.
12) Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
menulis karangan narasi.
13) Guru mengingatkan siswa untuk menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat.
14) Guru memberikan motivasi pada siswa untuk menyelesaikan tugasnya tepat waktu.
15) Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.
16) Guru memilih beberapa karya untuk dipresentasikan.
17) Siswa maju ke depan kelas membacakan dan menunjukkan hasil karya.
18) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab serta menanggapi.
19) Siswa yang belum mempresentasikan karya dapat menempelkan karyanya di papan
pajangan, sehingga siswa lain dapat membaca dan memberikan tanggapan atas karya
tersebut.
20) Guru memberi reward kepada siswa yang aktif.
200

4. Kegiatan Akhir (5 menit)


Konfirmasi
1) Guru memberikan penguatan bagi siswa yang telah menyampaikan hasil diskusi
maupun bagi siswa yang lain.
2) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Guru merefleksi dan memberikan umpan balik mengenai hasil karya siswa.
4) Guru menyampaikan pesan akademik agar siswa semakin giat belajar.
I. MEDIA DAN SUMBER
Media : gambar mind mapping, contoh karangan narasi, alat tulis warna. Sumber
:
Darmadi, Kaswan. 2008. Bahasa Indonesia 3: untuk SD/MI kelas III. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008
Nurudin. 2012. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: UMM Press.
Olivia, Femi. 2013. 5-7 Menit Asyik Mind Mapping Kreatif. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Swadarma, Doni. 2013. Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
J. EVALUASI
1. Prosedur tes
a. Tes dalam proses: lembar kerja mind mapping
b. Tes hasil/tes akhir: lembar kerja karangan narasi
201

2. Jenis tes
a. Nontes: Pengamatan pada kerja kelompok saat kegiatan
b. Tes: Tes tertulis
3. Bentuk tes
 Tes tertulis : uraian (terlampir)
4. Alat Tes :
- Soal-soal Tes : Terlampir
- Kriteria Penilaian : Terlampir

Padang, November 2020


Kolaborator Peneliti

Deswita Vivi Firmalia


Nip.

Mengetahui

Kepala SD Pertiwi 2 kota padang

Nofri yenti

Nip
202

LAMPIRAN MATERI
A. Mind Mapping
Mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan infor- masi ke dalam otak
dan mengambil informasi keluar dari otak.
Mind mapping dapat digunakan untuk membuat kerangka karangan.
Unsur-unsur mind mapping meliputi: garis, warna, kata kunci, serta simbol/gambar.

Contoh Mind Mapping

B. Menulis Karangan Narasi

Karangan adalah sebuah cerita, hasil ciptaan atau hasil rangkaian (susunan). Karangan narasi
adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Karangan narasi dibedakan
menjadi dua, yaitu: narasi eksposisi dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris mempersoalkan tahap- tahap
kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca. yang dimaksudkan untuk menyampaikan
informasi untuk memperluas pengetahuan atau pengertian pembaca. Sedangkan narasi sugestif
merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal
para pembaca.

Contoh Karangan Narasi Sederhana:

Nenek Meninggal
203
Pada Rabu siang saat pulang sekolah, aku merasa sedih sekali. Tepat pada waktu itu nenekku
menghembuskan nafas terakhirnya di rumah. Nenek meninggal karena sakit diabetes dan tidak mau
minum obat. Waktu itu kudapati nenek di kamarnya. Banyak orang membaca Al-Quran di sana. Aku
berdoa semoga nenek diterima dan bahagia di sisi Allah.

C. Menggunakan Huruf Kapital, Tanda Titik, dan Tanda Koma

1. Penggunaan Huruf Kapital

1. Huruf pertama kata pada awal kalimat. Contoh: Ibu pergi ke pasar.

2. Unsur-unsur nama orang. Contoh: Galih, Santi, dan Tuti.

D Penggunaan Tanda Titik (.)

- Akhir kalimat yang bukan berupa pertanyaan, saran, dan perintah.

- Memisahkan angka pada jam dan menit.

Contoh: 01.14 (pukul 1 lebih 14 menit)

• Penggunaan Tanda Koma

 Memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.

Contoh: Untuk memasak air, Santi mengambil panci.

 Penulisan rupiah yang diwujudkan dalam angka. Contoh: Rp 10.000,00


68
69

Anda mungkin juga menyukai