Anda di halaman 1dari 149

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA ANAK USIA DINI


TAMAN KANAK-KANAK di KECAMATAN BANJARBARU UTARA

Beta Tivi Phariandi


Nim. 1720131320001

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN

2021
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………… i
HALAMAN JUDUL…………………...……………………………………… ii
ABSTRAK …………………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… v
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… vii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 9
C. Tujuan Penelitan…………………………………………………….. 10
D. Manfaaat penelitian………………………………………………… 10
E. DefinisiOperasional………………………………………………… 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………. 13
A. Hakikat Pembelajaran Kontekstual………………………………… 13
1. Pengertian pemebelajran kontekstual……………………… 13
2. Karakteristik pemebelajaran CTL…………………………. 16
3. Langkah-Langkah Strategi Pembelejaran CTL…………… 16
B. Hakikat PendekatanSaintifik……………………………………… 17
1. Pengertian pedekatan saintifik……………………………… 17
2. Tahapan pendekatsaintifik………………………………… 18
3. Karakteristik dan pendekatan saintifik…………………… 21
C. Pembelajaran Dalam Jaringan ……………………………..…….. 22
1. Pengertian pembelajaran Dalam Jaringan………………… 22
2. Manfaaat pemebelajaran dalam jaringan…………………… 24
D. Penelitian Relevan………………………………………………… 25
E. Kerangka Berpikir………………………………………………… 27
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………… 29
A. Rancangan Penelitian……………………………………………. 29
B. Tahapan Pelaksanaan……………………………………………… 30
1. Identifikasi masalah……………………………………… 30
2. Pengumpulan informasi………………………………….. 31
3. Desain produk ………………………………………….. 31
4. Validasi desain…………………………………………… 32
5. Perbaiakan produk ………………………………………… 32

v
6. Uji coba produk skala kecil………………………………… 32
7. Revisi produk………………………………………………. 32
C. Uji Coba Produk
1. Desian uji coba……………………………………………… 33
2. Subjek uji coba produk……………………………………… 34
D. Instrumen Penelitian……………………………………………….. 34
E. Jenis Data………………………………………………………….. 37
F. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….. 38
G. Teknik Analisa Data……………………………………………….. 39
H. Analisis Uji Coba Produk…………………………………………… 40
BAB IV HASIL PENELITIAN………………………………………………… 42
A. Rancangan Perangat Pembelajaran Daring di PAUD………………. 42
B. Model Perangkat Pembelajaran dan Penilian yang dikembengkan…… 44
C. Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Penelitian Skala Kecil……………… 52
D. Hasil Wawancara Dengan Pendidik………………………………….. 60
E. Hasil Pengembangan Model Perangkat Pembelajaran yang efektif,
Efesien Dan praktis sesuai dengan kurikulum 2013 diterapkan
di PAUD……………………………………………………………. 67
1. Hasil Rancangan Pretest Awal……………………………….. 68
2. Hasil Pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan……... 69
3. Hasil Pelaksanaan Pembuatan Rancangan Pelaksanaan
pembelajaran Yangdikembangkan………………………… 73

BAB V PEMBAHASAN……………………………………………………… 80
BAB VI KESIMPULAN & SARAN …………………………………………… 84
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 84
B. Saran………………………………………………………………… 86
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 88
LAMPIRAN ……………………………………………………………………. 89

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 kisi kisi instrument …………………………………………. … 35


Table 4.1 Data penilian dari pakar uji coba pertama…………………… 46
Tabel 4.2 Data penlian dari praktisi…………………………………….. 50
Tabel. 4.3 Data penilian dari guru ………………………………………. 52
Table 4.4 data penelitian dari guru ……………………………………… 56
Table 4.5 data penilian dari guru………………………………………… 58

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 kerangka……………………………………… 28


Gambar 3.1 mideldesain Bord & Gal………………………. 30
Gambar 2 Desain Experimen ………………………………. 33

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mengantisipasi

dan menjawab tantangan ke depan melalui pendidikan akan menghasilkan tenaga

yang terampil dalam menentukan dan membentuk, sikap, keterampilan,

pengetahuan, pembiasaan yang baik. Pendidikan anak usia dini yang termuat

dalam undang-undang sistem pendidikan Nasional No 20 tahun 2003, menyatakan

pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada

anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani

dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebihlanjut.

Komponen lain yang tidak kalah penting juga berperan dalam melaksanakan

pembelajaran yaitu kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana atau

rangsangan mengenai berbagai tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang digunakan

sebagai pedoman guru terselenggaranya tujuan pendidikan. Berdasarkan Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014

tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan

mengacu pada teori pendidikan berbasis standar dan kurikulum berbasis

kompetensi.

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari

pengembangan dan penyempurnaan kurikulum sebelumnya. dirancang sesuai

dengan latar belakangnya, karakteristik, dan usia anak. Sebagaimana Di ketahui

1
2

bahwa kurikulum 2013 mengandung lima esensi yakni pembelajaran tematik,

pembelajaran kontekstual, pendidikan karakter, pendekatan saintifik (mengamati,

menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan) dan penilaian autentik yang

perlu dimiliki siswa (Permendikbud, 2013).

Pembelajaran memerlukan strategi yang mampu mengembangkan

kemampuan kognitif anak, salah satu strategi pembelajaran yang cocok

mengembangkan kemampuan kognitif anak yakni strategi pembelajaran

kontekstual. Strategi pembelajaran kontekstual merupakan salah satu strategi

pembelajaran yang sangat dekat dengan dunia anak. Hal ini dilihat dari pola pikir

anak bahwa anak belajar dari hal konkret menuju hal yang bersifat abstrak.

Elaine menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem

pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan

menghubungkan muatan akademis, dengan konteks dari kehidupan sehari-hari.

Strategi pembelajaran kontekstual merupakan model pembelajaran yang

menekankan proses keterlibatan anak dalam menemukan sendiri materi

pembelajaran, mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata, sehingga materi

tersebut tertanam dalam pemahaman anak, dan materi yang di dapat melalui

pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) dapat diterapkan

dalam kehidupan.

Sejalan dengan pendapat Sanjaya yang mengatakan bahwa Contextual

Teaching And Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat

menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan


3

nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Sedangkan menurut Blanchard mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual

adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman

sesungguhnya.

Proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran

kontekstual mempunyai keterkaitan yang saling mendukung dengan penerapan

pendekatan saintifik. Daryanto (2014: viii) menyatakan bahwa, “kurikulum 2013

mempunyai dua tahapan dalam penerapannya, yaitu pendekatan saintifik dan

penilaian autentik”. Pada pendekatan saintifik peserta didik diberikan pemahaman

untuk mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah

sehingga suasana pembelajaran yang diciptakan untuk mendorong anak dalam

mencari tahu informasi melalui observasi, bukan diberi tahu. Tahapan pendekatan

saintifik adalah mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk

jaringan. Sani (2014: 50-51) mengemukakan bahwa metode saintifik (ilmiah)

pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan yang pada dibutuhkan untuk

perumusan hipotesis atau mengumpulkan data, dilandasi dengan pemaparan data

yang diperoleh melalui pengamatan dan dapat digantikan dengan kegiatan

memperoleh informasi dari berbagai sumber.

Berdasarkan itulah, penting bagi guru agar mampu merancang perangkat

pembelajaran dengan menggunakan strategi dan pendekatan yang cocok bagi

peserta didik. Dalam strategi pembelajaran kontekstual, guru diharapkan mampu

mengelola materi pembelajaran berdasarkan tema yang diajarkan di sekolah

dengan mengaitkan kehidupan sehari-hari anak. Strategi pembelajaran kontekstual


4

ini tidak hanya didasari oleh pemberian pembelajaran secara teori, namun

bagaimana pembelajaran yang diberikan dapat berkaitan dengan masalah-masalah

nyata yang di alami anak. Selanjutnya, dengan pendekatan saintifik hendaknya

guru dapat merancang pembelajaran berbasis 5M (mengamati, menanya,

mencoba, menalar, dan mengomunikasikan) agar dapat memberikan pengalaman

belajar nyata bagi peserta didik.

Penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran di PAUD diharapkan

menjadi jawaban untuk merubah paradigma pendidikan dari Teacher Center

menjadi Studen Center. Pola piker yang menggap bahwa guru sebagai satu

sumber untuk mendapatkan pengalaman atau memperoleh informasi baru. Anak

tidak lagi dianggap sebagai tokoh pasif yang hanya melakukan hal yag

diperintahkan oleh pendidik, di mana anak tidak diberi kesempatan untuk

menuangkan ide mereka, melakukan percobaan, dan berinteraksi dengan

lingkungan.

Begitu pentingnya pembelajaran kontekstual dengan penerapan pendekatan

saintifik sebagai aplikasi kurikulum 2013 yang dikembangkan terus menerus oleh

pemerintah baik dari pusat sampai ke daerah-daerah melalui gugus sekolah.

Namun, pemahaman guru terhadap pengembangan perangkat pembelajaran

kontekstual dengan penerapan pendekatan saintifik masih belum maksimal. Hal

ini didukung data penelitian terdahulu.

Bedasarkan surat edaran No 4 tahun 2020 tentang Himbauan dari

Pemerintah sesuai dengan protokol kesehatan tentang prosedur pencegahan

penyebaran virus Covid-19 semua kegiatan sekolah harus ditiadakan dan anak-
5

anak belajar dari rumah dan semua guru harus bekerja dari rumah. Dengan

penerapan Work From Home (WFH) maka semua pihak harus mematuhi aturan

yang diberikan. Dengan adanya himbauan ini , guru agar tetap memantau dan

memberikan kegiatan kepada anak melalui pembelajaran dalam jaringan (daring).

Sebuah tantangan baru bagi guru Pendidikan Anak Usia dini, yang selama ini

belum pernah menggunakan penerapan pembelajaran dalan jaringan untuk

kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya WFH pada jenjang Pendidikan Anak

Usia Dini diharapkan guru tetap bisa memantau perkembangan dan kegiatan anak

di rumah , dan terus berinteraksi dengan anak dan orang tua.

Diberlakukannya libur sekolah dimasa pandemi virus Covid-19 mulai dari

jenjang PAUD sampai Perguruan Tinggi maka setiap satuan pendidikan

menerapkan pembelajaran jarak jauh demi menjaga dan memutus mata rantai

penyebaran virus Covid-19. Semua kebiasaan berubah, begitu juga dengan

pembelajaran-pembelajaran yang harus diterapkan dan tentunya harus tetap

berjalan agar anak-anak sekolah tetap bisa belajar dan meningkatkan kemampuan

akademiknya. Semua anak yang bersekolah punya hak yang sama untuk tetap

menerima kegiatankegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Jenjang PAUD pun dimasa pandemi darurat virus Covid-19 memungkinkan

sekali untuk tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Dengan adanya

teknologi yang semakin canggih, pendidik yang sudah mahir dalam

mengaplikasikan teknologi dan orang tua yang semakin mengikuti perkembangan

ilmu teknologi. Anak-anak PAUD pun berhak untuk tetap mengikuti kegiatan

pembelajaran di masa pandemi virus Covid-19 karena mereka juga merupakan


6

bagian dari wajib belajar, dan tentunya agar orang tua yang menyekolahkan anak-

anaknya di lembaga PAUD tetap terpenuhi haknya. Bukan hal yang mudah, tetapi

sangat mungkin sekali dilaksanakan pembelajaran untuk anak-anak PAUD.

Pengajar Anak Usia Dini dituntut mampu merancang dan mendesain

pembelajaran jarak jauh (online) yang mampu menyampaikan dan tersampaikan

kepada para peserta didik dengan efektif, menarik, dan menyenangkan.

Pemanfaatan perangkat atau media daring diharapakan sesuai dengan teknik

dan kebermanfaatannya.

Kesiapan pengajar dalam memahami dan memanfaaatkan teknologi

informasi dan komunikasi dalam berinteraksi dan berkomunikasi dalam berbagai

bentuk. Bentuk yang dimaksud dalam hal ini adalah menciptakan, mengolaborasi,

mengkomunikasikan dan bekerja sesuai tujuan. Menurut Hanifa (2017) bahwa

guru yang memiliki kesiapan dalam pembelajaran ditandai dengan menyusunn

rencana, melakukan proses implementasi, dan evaluasi, serta dengan

pertimbangan tertentu oleh masing-masing guru.

Berdasarkan surat Edaran Sesjen No. 15 Tahun 2020 tentang pedoman

Pelaksanaan BDR Selama Darurat Covid-19. Menambahkan dari isi Surat Edaran

No. 15 Tahun 2020 bahwa terdapat dua metode yang dapat dilaksanakan dalam

kegiatan belajar dari rumah yaitu (1) menggunakan gawai (gadget) maupun laptop

melalui beberapa portal dan aplikasi pembelajaran daring, (2) Jaringan/offline

(Luring), menggunakan televisi, radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja,

bahan ajar cetak, alat peraga dan media belajar dari benda di lingkungan sekitar.

Adapun peran pendidik dalam mempersiapkan proses pembelajaran secara


7

daring sebagai berikut (1) membuat mekanisme komunikasi dengan wali murid,

(2) menyusur RPP sesuai minat anak, (3) berdiskusi dengan wali murid dalam

penyusunan RPP, (4) memastikan proses pembelajaran berjalan lancar, (5) selalau

berkordinasi dg wali murid dalam penugasan, (6) mengumpilkan dan merekap

tugas yang telah dikumpulkan.

Menurut (Huang, at all: 2020) dalam penelitian (abdul Latif:2020)

menyebutkan bahwa sistem pembelajaran masa covid-19 memiliki sistem

“Flexible Learning” dengan ciri (1) dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja,

(2) dapat belajar tentang apa saja yang diinginkan, (3) dapat melakukan

pembelajaran langsung maupun melalui media, (4) pengajar memiliki keluluasaan

untuk memilih dan menentukan pelaksanaan pembelajatran (diskusi online,

seminar, dan lainnya, (5) penilaian dapat dilakukan dengan fleksibel

menyesuaikan aktifitas selama pandemic covid-19.

Menurut Moore, dkk. (2011) dalam penelitian mengelompokkan

pembelajaran jarak jauh menjadi tiga macam yaitu (1) kegiatan belajar jarak jauh

yaitu kegiatan belajar yang dilakukan secara jarak jauh. (2) E-learning adalah

sarana elektronik yang dipakai dalam proses pembelajaran, (3) Pembelajaran

daring yaitu pembelajaran yang membutuhkan konektivitas dan aksesibilitas.

Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dilakukan tidak berlangsung dalam

satu ruangan sehingga tidak adanya interaksi secara langsung antara pengajar

dengan siswa karena fokus pada pembelajaran jarak jauh adalah metode

pembelajaran yang dibantu dengan adanya teknologi sebagai media untuk

mengirimkan materi pembelajaran kepada siswa secara virtual (Tavuccu, at all)


8

dalam penelitian (Abdul Latif, 2020).

Demikian pula hasil pengamatan dan wawancara dengan pendidik PAUD

yang ada di TK Kecamatan Banjarbaru. Para pendidik umumnya belum

sepenuhnya mampu merancang perangkat pembelajaran kontekstual dengan

pendekatan saintifik dikarenakan bingung, kesulitan, dan bahkan malas.

Walaupun sudah diberikan pelatihan, namun para pendidik belum memahaminya

secara maksimal. Hal ini terbukti dengan hasil temuan awal dari rancangan RPPH

yang telah dibuat pendidik baik waktu mereka mengajar di sekolah maupun saat

mengikuti pendidikan profesi guru.

Perangkat pembelajaran yang mereka buat jauh dari apa yang diharapkan

dalam kurikulum yang memuat pembelajaran kontekstual dan pendekatan

saintifik. RPPH yang dibuat berupa lebaran mingguan yang dibagikan kepada

orang tua bersama dengan tugas anak seminggu sekali sesuai jadwal yang

ditentukan oleh sekolah. Rencana pembelajaran yang dibuat berupa panduan

mingguan untuk orang tua di rumah dalam mendampingi anak belajar. Pendidik

hanya beberapa kali dalam satu minggu mengadakan pertemuan daring bersama

anak untuk menanyakan terkait materi apa yang belum dan yang sudah di

kerjakan oleh anak.

Memperhatikan uraian di atas penelitian ini sangat tepat dan sesuai dengan

kebutuhan guru yang akan melaksanakan kurikulum 2013. Rancangan

pembelajaran kontekstual dengan pendekatan saintifik, diharapkan dapat

mendorong guru dalam merancang pembelajaran yang berkualitas, efektif, dan

efisien dalam mencetak generasi yang berkualitas agar tercapai tujuan pendidikan,
9

baik instruksional, institusional, maupun tujuan nasional. Untuk itu, perlu adanya

buku panduan sebagai pegangan guru dan calon guru PAUD dalam merancang

pembelajaran kontekstual secara daring dengan menggunakan pendekatan

saintifik pada kurikulum 2013 di PAUD. Mengacu padahal tersebut, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan judul “Pengembangan

Model Pembelajaran Kontekstual Menggunakan Pendekatan Saintifik pada Anak

Usia Dini Taman Kanak-kanak Kecamatan Banjarbaru Utara”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah model rancangan perangkat pembelajaran kontekstual

dengan pendekatan saintifik yang selama pandemi ini dilaksanakan di TK

Kecamatan Banjarbaru Utara?

2. Bagaimana hasil pengembangan model rancangan pembelajaran kontekstual

dengan pendekatan saintifik untuk anak usia dini selama proses

pembelajaran?

3. Seberapa tinggikah efektifitas, efesien dan kpraktisan model rancangan

pembelajaran kontekstual dengan pendekatan saintifik?

4. Bagaimana pelaksanaan oleh pendidik terhadap model pembelajaran

kontekstual dengan pendekatan saintifik?

5. Bagaimanakah tanggapan kepala sekolah dan pendidik terhadap model

pembelajaran kontekstual dengan pendekatan saintifik untuk anak usia dini?


10

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan model rancangan perangkat pembelajaran kontekstual

dengan pendekatan saintifik yang selama pandemi ini dilaksanakan di TK

Kecamatan Banjarbaru Utara

2. Mengetahui hasil pengembangan model rancangan pembelajaran

kontekstual dengan pendekatan saintifik untuk anak usia dini selama proses

pembelajaran

3. Mengetahui tinggikah efektifitas, efesien dan kepraktisan model rancangan

pembelajaran kontekstual dengan pendekatan saintifik.

4. Mengetahui pelaksanaan oleh pendidik terhadap model pembelajaran

kontekstual dengan pendekatan saintifik

5. Mendeskripsikan tanggapan kepala sekolah dan pendidik terhadap model

pembelajaran kontekstual dengan pendekatan saintifik untuk anak usia dini

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

Pertama, bagi pendidik, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

sumber belajar sehingga pendidik dapat menghimpun informasi-informasi yang

ada dalam penelitian ini guna menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya

yang terjadi dalam pembelajaran, khususnya dalam melaksanakan pembelajaran

kontekstual daring dengan pendekatan saintifik.

Kedua, bagi kepala sekolah penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai

bahan pertimbangan untuk mengarahkan, dan memberikan pembinaan pada para

pendidik dalam menentukan, menetapkan dan meningkatkan pola pelaksanaan


11

pembelajaran kontekstual secara daring dengan pendekatan saintifik di lingkungan

sekolah.

Ketiga, bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

masukan dan informasi serta referensi bagi peneliti yang berminat melaksanakan

penelitian sejenis, dapat dikembangkan menjadi penelitian lanjutan yang menggali

lebih dalam permasalahan yang berkaitan dalam penelitian ini.

E. Definisi Operasional

Agar lebih mudah dalam memahami penelitian ini terkait dengan judul yang

diangkat oleh peneliti, berikut adalah definisi operasional:

1. Pembelajaran kontekstual adalah strategi pembelajaran materi yang

disampaikan oleh guru di kelas dalam proses belajar mengajar yang di

sampaikan kepada siswa, dalam materi tersebut guru harus mengaitkan materi

dengan pengalaman atau kehidupan sehari-hari anak.

2. Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang diberikan pada

anak usia dini mengacu pada kurikulum 2013 dengan merancang buku

panduan pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar dan

mengkomunikasikan berdasarkan KD dan indikator yang meliputi aspek

perkembangan.

3. Pembelajaran daring adalah karakteristik pembelajaran dalam jaringan

dimana materi ajar disajikan dalam bentuk teks, grafik, dan berbagai elemen

multimedia disampaikan melalui video conference, chats rooms, atau

discussion forum pada waktu dan tempat yang berbeda antara pendidik

dengan peserta didikdan menggunakan ragam sumber belajar yang luas di


12

internet.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Pembelajaran Kontekstual

1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pada hakikatnya adalah pendidikan

yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan

perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan

seluruh aspek kepribadian anak oleh karena itu, PAUD memberi kesempatan bagi

anak untuk mengembangkan kepribadian dan potensi secara maksimal. Faktor-

faktor yang mempengaruhi system pembelajaranadalah guru. Guru berperan

penting dalam menentukan kualitas dalam pengajaran yang telah direncankan.

Guru sebagai tenaga pendidik perlu mengupayakan suatu proses pembelajaran

yang dapat menciptakan suasana aktif,efektif dan menyenangkan, sehingga pada

akhirnya dapat berpengaruh pada peningkatan hasil belajar, (Sagala: 2005).

Strategi pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang

holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi

pembelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi pelajaran yang

dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan

mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultur) sehingga siswa memiliki

pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu

permasalahan/ konteks ke permasalahan konteks lainnya.

Untuk memperkuat dimilikinya pengalaman belajar yang aplikatif bagi

siswa, tentu akan diperlukan pembelajaran yang lebih banyak memberikan

13
14

kesempatan kepada siswa untuk melakukan, mencoba, dan mengalami sendiri

(learningtodo), dan bahkan sekedar pendengar yang pasif sebagaimana penerima

terhadap semua informasi yang disampaikan guru. Dengan demikian

pembelajaran akan lebih bermakna, sekolah lebih dekat dengan lingkungan

masyarakat (bukan dari segi fisik), akan tetapi secara fungsional apa yang

dipelajari di sekolah senantiasa lingkungannya (keluarga dan masyarakat).

Sistem CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa

melihat makna dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan jalan

menghubungkan mata pelajaran akademik dengan isi kehidupan sehari-hari, yaitu

dengan konteks kehidupan pribadi, sosial dan budaya. Oleh sebab itu, melalui

strategi pembelajaran kontekstual, mengajar bukan transformasi pengetahuan dari

guru kepada siswa dengan menghafal sejumlah konsep-konsep yang sepertinya

terlepas dari kehidupan nyata, akan tetapi lebih ditekankan pada upaya

memfasilitasi siswa untuk mencari kemampuan bisa hidup (lifeskill).

Pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning) merupakan

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dan

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka

sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran

diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah

dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami. Dengan melibatkan tujuh

komponen pembelajaran efektif, yakni: kontruktivisme (constructivism), bertanya

(questioning), menemukan, (inquiri), masyarakat belajar, (learning community),


15

pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).

Sanjaya (2011) berpendapat, Contextual Teaching And Learning (CTL)

adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan

siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk

menerapkannya dalam kehidupan mereka. Sedangkan Blanchard mengemukakan

bahwa pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman

sesungguhnya. Trianto (2013) berpendapat pula mengenai CTL bahwa

pembelajaran CTL terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang

sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang

berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga,

warga Negara, siswa, tenaga kerja.

Pembelajaran kontekstual di Taman Kanak-Kanak merupakan sistem belajar

yang didasarkan pada prinsip bahwa peserta didik mampu menyerap pelajaran

apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima,

dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah kita mereka bisa

mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah

mereka miliki sebelumnya.

Dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Contextual Teaching And

Learning (CTL) adalah strategi pembelajaran materi yang disampaikan oleh guru

di kelas dalam proses belajar mengajar yang di sampaikan kepada siswa, dalam

materi tersebut guru harus mengaitkan materi dengan pengalaman atau kehidupan

sehari-hari anak.
16

2. Karakteristik Pembelajaran CTL

Berikut dibawah ini karakteristik pembelajaran CTL yaitu: kerja sama,

saling menunjang, menyenangkan tidak membosankan, belajar dengan bergairah,

pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, sharing

dengan teman, siswa kritis guru kreatif, dinding dan lorong-lorong penuh dengan

hasil kerja sama, peta-peta, gambar, artikel, humor, dan lain-lain, laporan kepada

orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum,

karangan siswa.

Pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana

kegiatan kelas yang dirancang guru, berisi skenario tahap demi tahap tentang apa

yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan

dipelajarinya, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran,

langkah-langkah pembelajaran, dan authentic asesmennya.

Program yang dirancang guru benar-benar rencana pribadi tentang apa yang

akan dikerjakannya bersama siswanya. Secara umum tidak ada perbedaan

mendasar format antara program pembelajaran konvensional dengan program

pembelajaran kontekstual. Program pembelajaran konvensional lebih menekankan

pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan operasional), sedangkan

program untuk pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario

pembelajarannya.

3. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran CTL

Kontekstual hanya sebuah strategi pembelajaran. Seperti halnya strategi

pembelajaran lainnya, kontekstual dikembangkan dengan tujuan agar


17

pembelajaran berjalan kondusif danbermakna. Pendekatan kontekstual dapat

dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum, dalam bidang studi apa saja, dan

tidak diperlukan biaya yang mahal. Secara garis besar penerapan pembelajaran

kontekstual, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan

cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri

pengetahuan dan keterampilan barunya.

b) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.

c) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

d) Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok).

e) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

f) Lakukan refleksi diakhir pertemuan.

g) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

B. Hakikat Pendekatan Saintifik

1. Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan yang dilaksanakan

pada kurikulum 2013 pada Pendidikan Anak Usia Dini, karena pendekatan ini

dapat menciptakan kreativitas, gagasannya maupun daya imajinasinya dan dapat

pula menumbuh dan mengembangkan semua aspek perkembangan sesuai usia

anakdan sesuai dengan prinsip belajar sambil bermain. Bermain dapat

menumbuhkan kemampuan multi potensi pada anak, memerlukan desain dan

rancangan berbagai model permainan, yang cocok bagi kebutuhan

perkembangan anak, dan perlu dinilai ketepatan peralatannya, tujuannya, tempat


18

dan waktunya, (Suyanto, 2009 : 141). Stimulus dapat diberikan pada anak usia

dini dengan mengembangkan cara berpikirnya dan melibatkan anak secara

langsung dalam kegiatan pembelajaran, dengan mengembangkan sikap,

pengetahuan danketerampilan.

Lebih tegas lagi Hosnan memberikan pengertian pendekatan saintifik

adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik

secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan

mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

mengkomunikasikan (Hosnan, 2014: 34). Pendekatan saintifik dijenjang taman

kanak-kanak diawali dengan gagasan pembelajaran dengan pendekatan tematik,

merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada anak dan menitik

beratkan pada keterpaduan antar aspek perkembangan.

Berdasarkan pendapat dan teori di atas yang dimaksud dengan pendekatan

saintifikadalahpendekatanpembelajaranyangdiberikanpada anak usia dini

mengacu pada kurikulum 2013 dengan merancang buku panduan pembelajaran

meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan

berdasarkan KD dan indikator yang meliputi aspek perkembangan.

2. Tahapan Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik memiliki hubungan erat dengan metode saintifik.

Metode saintifik atau metode dengan pendekatan ilmiah pada umumnya

menggunakan bentuk pengamatan atau observasi untuk memenuhi kebutuhan


19

dalam merumuskan hipotesis atau mengumpulkan data. Pendekatan saintifik

menggunakan landasan pemaparan data dengan melalui bentuk pengamatan atau

percobaan (Sani, 2014: 50-51). Tahapan pengamatan atau percobaan tersebut

dapat menggunakan tahapan lainnya dalam memperoleh informasi dari berbagai

sumber. Tahapan yang dilaksanakan dan komponen yang digunakan dalam

pendekatan pembelajaran saintifik adalah sebagai berikut.

a. Melakukan pengamatan atau observasi

Pengamatan atau observasi merupakan sebuah tahapan untuk memperoleh

informasi dengan memanfaatkan panca indranya. Hasil pengamatan yang berlaku

dalam mengamati sebuah benda adalah karakteristik dari benda itu sendiri, seperti

warna, bentuk, suhu, volume,berat, bau, suara, dan tekstur. Pengamatan tidak

berlaku bagi benda saja, tetapi juga berlaku bagi makhluk hidup yang mempunyai

karakteristik seperti sifat, kebiasaan, respons, dan lain sebagainya. Bentuk

pengamatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu pengamatan kualitatif dan

pengamatan kuantitatif. Pengamatan kualitatif lebih mengandalkan pancaindra,

misalnya warna benda itu putih atau tekstur permukaannya kasar. Pengamatan

kuantitatif lebih mengandalkan penggunaan alat ukur dalam memperoleh

informasi seperti panjang benda itu adalah 23 centimeter atau berat benda tersebut

adalah 2 kilogram.

b. Mengajukan pertanyaan

Dalam tahapan ini peserta didik perlu mendapatkan pelatihan atau kebiasaan

mengenai mengajukan pertanyaan. Peserta didik perlu mendapatkan bimbingan

untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topik atau materi


20

pembelajaran. Tahapan mengajukan pertanyaan menjadi suatu aspek yang penting

karena dapat mendorong dan meningkatkan keingintahuan peserta didik dalam

mengembangkan kemampuan mereka di dalam kegiatan pembelajaran. Tahapan

mengajukan pertanyaan tidak hanya berlaku pada peserta didik, tetapi juga

berlaku bagi pendidik. Pendidik bisa memberikan pertanyaan yang sesuai dengan

topik pembelajaran dengan tujuan peserta didik mendapat stimulus atau dorongan

dan motivasi dalam mengajukan pertanyaan.

c. Melakukan eksperimen atau percobaan

Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik atau ilmiah

pasti melibatkan peran peserta didik dalam melakukan tahapan eksperimen atau

percobaan untuk memperoleh informasi yang mereka perlukan. Untuk

mendapatkan informasi peserta didik dapat mencari tahu dari berbagai sumber

informasi yang tepat sehingga informasi tidak keluar dari jalur topik atau materi

pembelajaran yang sudah ditentukan.

d. Mengasosiasikan atau menalar

Kemampuan dalam mengasosiasikan atau menalar merupakan aspek penting

bagi peserta didik. Informasi yang peserta didik peroleh dari berbagai sumber

akan mengalami tahap proses untuk menemukanketerkaitan satu informasi dengan

informasi lainnya. Tahap berikutnya peserta didik akan mampu mengambil

kesimpulan. Pengolahan informasi membutuhkan kemampuan logika untuk

melakukan penalaran secara empiris (hasil dari suatu percobaan). Penalaran

informasi menggunakan bukti khusus seperti fakta, data, informasi, dan pendapat

dari para ahli.Berdasarkan bukti empiris tersebut, dapat diambil kesimpulan dari
21

informasi tersebut.

e. Membangun atau mengembangkan jaringan dalam berkomunikasi

Secara sadar atau tidak setiap individu sebenarnya memiliki jaringan dalam

berkomunikasi seperti keluarga, teman, teman dari keluarga, tema dari teman, dan

tetangga. Sebuah jaringan terbentuk ketika individu tersebut mengikuti dan

berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya dimulai dari lingkungan keluarga,

lingkungan pendidikan formal, hingga lingkungan masyarakat. Kemampuan untuk

membangun jaringan dan berkomunikasi perlu mendapatkan pengembangan

dalam diri peserta didik karena kompetensi tersebut sama pentingnya dengan

pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman (Sani, 2014: 71).

3. Karakteristik dan Tujuan Pendekatan Saintifik

Daryanto (2014: 53) menjelaskan, pembelajaran dengan metode saintifik

memiliki karakteristik sebagai berikut: a) berpusat pada siswa, b) melibatkan

keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip, c)

melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang

perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, d)

dapat mengembangkan karakter siswa.

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada

keunggulan pendekatan tersebut (Daryanto, 2014: 54), yaitu: a) untuk

meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi

peserta didik, b) membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan

suatu masalah secara sistematik, c) terciptanya kondisi pembelajaran dimana

peserta didik merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, d)


22

diperolehnya hasil belajar yang tinggi, e) melatih peserta didik dalam

mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, dan f)

mengembangkan karakter peserta didik.

C. Pembelajaran dalam Jaringan

1. Pengertian Pembelajaran dalam Jaringan

Menurut Dick dan Carey sebagaimana dikutip oleh Hayati menjelaskan

bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa yang disampaikan secara

terstruktur dan terencana dengan menggunakan satu atau berbagai media (Hayati

dan Purnama, 2019: 8). Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

pembelajaran adalah perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

Definisi pembelajaran juga telah tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003 yang menyebutkan pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara

peserta didik dan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Sedangkan cara yang digunakan pendidik untuk menyampaikan sumber

belajar/materi terhadap peserta didik ini disebut dengan metode/strategi belajar.

Pemilihan strategi yang tepat menjadi faktor penting dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Pembelajaran tidak selamanya harus dilakukan menggunakan

strategi tatap muka antara pendidik, peserta didik serta sumber belajarnya.

Ketidakmampuan saling bertatap muka dikarenakan berbagai sebab seperti jarak

misalnya, bukan berarti pembelajaran dan pendidikan tak mampu tersampaikan.

Pendidikan jarak jauh (distance education) merupakan pendidikan formal berbasis

lembaga yang peserta didik dan instrukturnya berada di lokasi terpisah sehingga

memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya


23

dan berbagai sumber daya yang diperlukan didalamnya.

Hal ini seperti yang telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 119 Tahun 2014 yang mengatur

tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Pendidikan Dasar dan

Menengah disebutkan bahwa Pendidikan Jarak Jauh adalah Pendidikan yang

peserta didik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui

penerapan prinsip-prinsip teknologi pendidikan/pembelajaran.

Secara khusus kata daring (dalam jaringan) dalam bahasa inggris berarti

online. Secara umum, online menunjukkan keadaan terhubung/tersambung

(https://id.m.wikipedia.org). Lebih lanjut jika daring dikaitkan dengan

pembelajaran, maka pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, terutama yang berupa

elektronik seperti intranet, satelit, TV, CD ROM, dan lain-lain (Elliot Massie,

Cisco and Comellia, 2000).

Berbagai istilah digunakan untuk mengemukakan gagasan mengenai

pembelajaran yang memanfaatkan elektronik, antara lain seperti elearning, on-line

learning, internet-enabled learning, virtual learning, web-learning dan lain

sebagainya. Terlepas dari berbagai istilah yang digunakan untuk menamakan

pembelajaran dalam jaringan, pembelajaran yang memanfaatkan elektronik ini

merupakan bagian dari pendidikan jarak jauh yang secara khusus menggabungkan

teknologi elektronika dan teknologi berbasis internet.


24

2. Manfaat Pembelajaran Dalam Jaringan

Manfaat pembelajaran daring menurut Bates dan Wulf (1997:15) dalam

Mustofa. (2019) disebutkan terdiri dari 4 hal, yaitu: 1). meningkatkan kadar

interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur

(enhanceinteractivit), 2) memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari

mana saja dan kapan saja (time and place flexibity), 3) menjangkau peserta didik

dalam cakupan yang luas ( potencial to reach a global audience) , 4)

mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy

updating of content as well as aechivable capabillities) dan fungsi pembelajaran

dalam jaringan.

Menurut Codemi (Collaboration Academy Indonesia) manfaat pembelajaran

daring dapat dirasakan, karena memberikan kemudahan mendapatkan materi yang

optimal, meliputi: 1) menunjang proses pembelajaran semua materi disampaikan

secara digital yang memungkinkan untuk diakses dengan mudah dimana saja dan

kapan saja serta sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, 2) waktu

belajar yang lebih fleksibel, 3) dapat memonitor performa bagi pengajar,

keberadaan e-learning mampu melacak atau memonitor perkembangan peserta

latihan khususnya terhadap pencapaian materi yang diberikan,(Abdul Latif, 2020).

Di sini pengajar dapat menemukan solusi bersama dalam proses belajar mengajar

yang sesuai dirasa sesuai kebutuhan peserta belajar. 4) Menghemat biaya

pembelajaran berkat adanya e-learning, karena semua dilakukan secara online

maka tidak memerlukan biaya lain seperti sewa gedung untuk pelatihan,

akomodasi ataupun biaya cetak materi pembelajaran karena semua dikemas dalam
25

bentuk digital.

D. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

Hasil penelitian Karim (2020) Implementasi Pendekatan Saintifik pada

Pembelajaran PPKn Era Daring di MAN Kota Batu”. Hasil dari penelitian ini

adalah hasil dari implementasi pendekatan saitifik pada pembelajaran PPKn di era

daring di MAN Kota Batu adalah peserta didik pasif karena ada kendala yang

dihadapi oleh guru dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik di era

pembelajaran daring yaitu kurangnya menguasai teknologi dan mendesain

pembelajaran yang menarik, sedangkan kendala yang dihadapi oleh peserta didik

yaitu belum terbiasa dengan pembelajaran daring , keterbatasan akses jaringan

internet dan penghambat biaya pembelajaran seperti kuota internet.

Hasil penelitian Anta (2020) “Penerapan Pembelajaran dalam Jaringan (daring)

pada Anak Usia Dini selama Pandemi Virus Covid-19 di Bustanul Atfhal

Aisyiyah Timbang Purbalingga”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa

penerapan pembelajaran dalam jaringan menggunakan aplikasi whatsapp yang

tergabung dalam group di whatsapp, pelaksanaan pembelajaran daring yang

dilaksanakan meliputi kegiatan pembukaan, kegiatan inti, teknik tampilan dan

sharing ilmu. Dan yang terakhir tahapan evaluasi pembelajaran daring yang

berisi penilaian terhadap hasil kegiatan anak yang dikirim melalui video, foto dan

voicenote dan digunakan sebagai dasar penilaian harian, mingguan, bulanan dan

akhir semester.

Hasil penelitiaan Sofariah, dkk (2020) “Pengembangan Asesmen Model


26

Stem Pada Konsep Terapung Melayang Tenggelam Untuk Memfasilitasi

Keterampilan Saintifik Anak Usia Dini melalui Pembelajaran Daring” Dengan

dilaksanakannya proses asesmen maka dapat diperoleh karakteristik tingkat

perkembangan atau performansi yang dimiliki anak. Hal ini akan bermanfaat

untuk merencanakan program kaitannya memberi pelayanan untuk melihat

ketercapaian anak melalui semua aspek perkembangan. Penilaian adalah

penggunaan sistem evaluasi yang bersifat menyeluruh untuk menentukan

kualitas dari suatu program atau kemajuan dari seorang anak. Penilaian di

PAUD merupakan usaha mendapatkan informasi secara berkala,

berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan

dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan belajar.

Asesmen pada anak usia dini dengan memerhatikan prinsip-prinsipnya maka

akan membantu anak mencapai tahap perkembangan sesuai dengan usianya.

Dengan asesmen dan teknik penilaian yang tepat maka Permendikbud RI

Nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan. Anak Usia Dini

akan membantu pendidik untuk mempersiapkan proses pembelajaran sesuai

dengan kebutuhan anak serta dapat dilaporkan perkembangan anak kepada orang

tua. Dalam penelitian ini, informasi yang didapat adalah informasi tentang

perkembangan anak yang didapat dengan mengimplementasikan teknik- teknik

asesmen baik yang bersifat formal maupun informal selain itu asesmen dapat

dijadikan alat untuk mendeteksi sejak dini.


27

E. Kerangka Berfikir

Proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kontekstual

mempunyai keterkaitan yang saling mendukung dengan penerapan pendekatan

saintifik. Dimana pada kurikulum 2013 mempunyai dua tahapan dalam

penerapannya, yaitu pendekatan saintifik dan penilaian autentik”. Pelaksanaan

pendekatan saintifik peserta didik diberikan pengetahuan dalam mengenal dan

memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah sehingga suasana

pembelajaran diharapkan dapat mendorong anak dalam mencari tahu informasi

melalui observasi atau pengamatan secara langsung sebagai pengalaman yang

bermakna bagi anak melaui proses mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan

mengkomunikasikan.

Sehingga peserta didik tidak lagi dianggap sebagai tokoh yang pasif, hanya

melakukan hal yang diperintahkan oleh pendidik, di mana peserta didik tidak

diberi kesempatan untuk menuangkan ide mereka, melakukan percobaan dan

berintegrasi dengan lingkungan. Melihat begitu pentingnya pembuatan RPPH

dengan yang memuat pembelajaran kontekstual menggunakan pendekatan

saintifik sebagai proses pelaksanaan walaupun di masa pandemic covid-19 pada

pembelajaran secara daring pendidik harus tetap merancang rencana pembelajaran

yang dimana pada kenyataan dilapangan pendidik masih belum semua mampu

membuatnya. Terlebih pada masa sekarang ini pendidik harus mampu merancang

pembelajaran yang berorientasi pada proses pembelajaran daring serta mampu

mengoprasionalkan segala bentuk teknologi sebagai akses untuk menyampaikan

pesan informasi kepada peserta didik. Diharapkan dengan pengembangan model


28

pembelajaran kontekstual daring menggunakan pendekatan saintifik dalam

merancang rencana pembelajaran dapat memberikan bekal pengetahuan bagi

pendidik selama peroses pelaksanaan pembelajaran secara daring sekarang ini.

Berdasarkan uraian di atas maka kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat di

gambarkan seperti berikut:

Pendidik belum mampu Pendidik belum Pengembangan Model


merancang perangkat terbiasa Pembelajaran
pembelajaran mengoprasionalkan Kontekstual
kontekstual dengan teknologi, untuk Menggunakan
pendekatan saintifik, peroses Pendekatan Saintifik
bahkan ada hanya pembelajaran daring pada pendidik di TK
mencopypaste yang Kecamatan Banjarbaru
sudah ada

Hasil Produk RPPH Pembelajaran Mengembangkan dan revisi desain


Kontekstual Menggunakan rancangan pembelajaran saintifik untuk
Pendekatan Saintifik pembelajaran daring dan membuat produk

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian dan

pengembangan (Researchand Development) bertujuan mengembangkan dan

menvalidasi produk-produk pembelajaran yang layak digunakan dan bermanfaat

sesuai dengan kebutuhan pendidik (Margono, 2005:23). Hal ini sesuai pendapat

Sugiyono (2013: 297) menjelaskan R&D adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk

tersebut.

Lebih tegas lagi Borg & Gall (Setyosari, 2012:215) menyatakan penelitian

pengembangan bertujuan menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan dari

serangkaian uji coba, melalui perorangan, kelompok kecil, kelompok sedang, uji

coba lapangan, direvisi untuk mendapatkan hasil atau produk yang memadai atau

layak dipakai. Jenis penelitian R&D yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model desain Borg dan Gall (2003:81).

Adapun tahapan dalam penelitian pengembangan ini mengacu pada

langkah-langkah yang dikembangkan oleh Borg & Gall dapat di lihat pada bagan

di bawah ini:

29
30

Identifikasi Pengumpulan Desain produk Validitas desain


masalah informasi

Uji coba produk Revisi produk Uji coba produk Perbaikan


desain

Revisi Produk
Tahap Akhir

Gambar 3.1. Model Desain Borg dan Gall (2003)

B. Tahap Pelaksanaan

Berdasarkan pendapat Sugiyono, dirumuskan tahap-tahap penelitian yang

disesuaikan dengan kebutuhan. Penelitian yang akan dilakuakan hanya sampai uji

coba pemakaian skala kecil dan diakhiri denagn revisi produk, sebab penelitian ini

merupakan penelitian pengembangan sederhana. Jadi, langkah-lagkah penelitian

yang akan dilakukan yaitu (1 ) potensi dan masalah (2) pengumpulan data (3)

desain produk (4) validasi desain (5) revisi desain produk (6) uji coba produk

skalar kecil (7) Revisi Produk, (8) uji coba pemakaian, (9) Revisi produk dan

tahap akhir.

1. Identifikasi masalah

Langkah pertama dalam penelitian dan pengembangan adalah identifikasi

masalah. Pada tahap awal penelitian pendahuluan diketahui bahwasannya

diketahui pendidik membuat rencana pembelajaran dalam bentuk mingguan berisi


31

panduan pendampingan bagi orang tua mengajari anak di rumah. Hal ini ternyata

akan menghambat kekreaktifan pada anak dan keaktifan pada anak serta

kurangnya komunikasi interaktif antara anak dengan pendidik selama proses

pembelajaran di saat pandemic sekarang ini.

2. Pengumpulan Informasi

Setelah potensi masalah yang telah diidentifikasi, selanjutnya dilakukan

pengumbulan informasi kebutuhan atau analisis, kebutuhan pendidik sebagai

pemakai produk yang dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan ini.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan proses pengumpulan informasi produk

yang akan peneliti akan kembangkan kepada pendidik di TK Pembina Kota

Banjarbaru. Metode yang digunakana adalah dengan penyebaran angket pada

dosen ahli dan guru yang akan menjadi narasumber yang akan memberikan

informasi.

3. Desain Produk

Setelah melakukan analisis kebutuhan, langkah selanjutnya penelitian dan

pengembangan membuat desain dari produk yang akan dikembangkan. Produk

yang akan dikembangakan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran kontekstual

menggunakan pendekatan saintifik untuk pembelajaran daring oleh pendidik di

TK Pembina Kota Banjarbaru. Pada tahap ini kegiatan yang akan dilakukan untuk

mendesain produk adalah dengan melakukan tindakan berikut ini: a. Menganalisis

Produk RPPH yang telah ada sebelumnya dengan mengembangkan produk

rencana pembelajaran yang baru yang mengandung langkah-langkah saintifik

untuk pembelajaran dari bagi pendidik Taman kanak-kanak.


32

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses penelitian rancangan produk yang

dilakukan dengan memberikan penilaian berdasarkan pemikiran rasional, tanpa uji

coba lapangan validasi lapangan dapat dilakukan meminta dari beberapa orang

pakar dalam bidang nya untuk menilai desain yang telah dibuat. Setelah desain

produk validasi oleh pakar atau ahli lainnya, maka akan dapat diketahui

kelemahannya, dimana kelemahan tersebut kemudian dikurangi dan diperbaiki

oleh peneliti.

5. Perbaikan Desain

Setelah desain produk telah divalidasi melalui penilaian pakar atau Forum

diskusi, peneliti selanjutnya melakukan revisi terhadap produk yang dibuat

berdasarkan masukan-masukan dari pakar atau ahli tersebut.

6. Uji Coba Produk Skala Kecill

Setelah melakan revisi dari desain produk, maka langkah selanjutnya

penelitian dan pengembangan adalah menguji coba produk pada kelompok

terbatas, uji coba produk ini dilakukan untuk mengetahui efektifiatas dari produk

yang dikembangkan. Pengeuji kelompok kecil ini bertujuan untuk mendapatkan

informasi apakah model pengembangan pembelajaran daring menggunakan

pendekatan saintifik berpengaruh terhadap pembelajaran yang dilaksanakan oleh

pendidik pada anak AUD.

7. Revisi Produk

Hasil uji coba dalam skala kecil ini selanjutnya akan ditindak lanjuti dengan

melakukan revisi kekurangan-kekurangan pada model pengembangan


33

pembelajaran daring menggunakan pendekatan saintifik yang ditemukan selama

proses uji coba, sehingga produk uji coba yang telah di revisi dan dikembangkan

menjadi layak untuk digunakan. Adapun revisi produk perlu dilakukan apabila

terjadi hal-hal berikut ini: a) Uji coba dilakukan masih bersifat terbatas sehingga

tidak mencerminkan situasi dan kondisi yang sesungguhnya, b) dalam uji coba ini

ditemukan kelemahan dan kekurangan dari produk yang dikembangkan, c) data

untuk revisi produk dapat disaring melalui penggunaan produk atau yang menjadi

sasaran penggunaan produk.

C. Uji Coba Produk

Seperti yang telah djelaskan diatas uji coba produk dilakuakan setelah

melakukan revisi dari desain produk, uji coba produk dilakukan guna, mengetahui

keefektifan produk yang dikembangkan pada kelompok terbatas.

1. Desain uji coba

Dalam penelitian desain uji coba keefektifan produk menggunakan metode

experiment desain Pre-test dan Post-tets, yaitu membandingkan sebelum dan

sesudah memakai produk baru dan produk lama, medote experiment ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Desain Experimen O1 Nilai Sebelum Treatment Dan O2

Nilai Sesudah Treatment, Dan X Adalah Teatmen

O1 X O2

Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa experiment dilakukan

dengan membandingkan hasil observasi O1 nilai sebelum treatment dan O2 nilai


34

sesudah treatment. O1 adalah Nilai kemampuan guru merancang RPPH K13

sebelum menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan

saintifik, sedangkan O2 adalah Nilai kemampuan guru merancang RPPH K13

sesudah menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan

saintifik yang telah di desain dan diukur dengan membandingkan antara nilai O1

dengan O2 . Apabila nilai O2 lebih besar dari pada O1 maka model pembelajaran

tersebut lebih efektif.

2. Subjek uji coba

Subjek penelitian untuk uji coba produk yang dikembangkan dalam

penelitian ini adalah seluruh pendidik di TK Pembina se Kecamatan Kota

Banjarbaru yang akan di beri perlakuan sebelum dan sesudah treatment.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen perangkat

pembelajaran kontekstual dengan pendekatan saintifik yang dirancang oleh

peneliti, sehingga sebelum digunakan perlu diadakan uji coba terhadap instrumen

tersebut. Uji coba diadakan bertujuan untuk memperoleh butir-butir instrumen

yang baik, dapat mengukur secara tepat (valid) & tetap (reliabel). Adapun kisi-kisi

instrumen tersebut sebagaiberikut.


35

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Perangkat Pembelajaran Menggunakan Model

Pembelajaran Kontekstual

No Variabel Aspek Skor

1 Peta konsep • Kesesuaian KD denganindikator

• Kesesuaian indikator dengantema

• Kesesuaian indikatordengan

materi

• Kesesuaian tema denganmateri

2 Tujuan • Kesesuaian tujuan dan indikator


Pembelajaran pencapaiankompetensi

• Kata kerja operasional yang

dapat digunakan dan dapat

diukur

• Tujuan pembelajaran mencakup

sikap, pengetahuan dan

keterampilan

• Perumusan tujuanpembelajaran

• mencakup A-B-C-D (Audience,

Behavior, Condition, Degree)

3 Materi Pembelajaran • Kesesuaian materi pembelajaran

dengan KD danIndikator

• Susunan materi kegiatan

berdasarkan pengembangan sikap

dan karakter, pengetahuan dan


36

keterampilan

4 Strategi • Model pendekatan dan metode


pembelajaran pembelajaran

• Tahapan kegiatan pembelajaran:

Pendahuluan, Inti dan Penutup

(Waktu).

• Penerapan pembelajaran aktif

• dan pembelajaran saintifik

5 Media pembelajaran • Sesuai dengan tujuan

pembelajaran, materi

pembelajaran, tahap usia anak,

• konkrit dan aman.

6 Sumber Belajar • Buku cetak, bahanajar

• Elektronik, lingkungan sekitar,

relevan dan mutakhir

7 Evaluasi/penilaian • Cakupan aspek penilaian sesuai

dengan enam aspek

perkembangan

• Kesesuaian penilaian dengan

tujuan indikator

• Teknik penilaian yang meliputi,


37

anekdot, penugasan, unjuk kerja,

observasi, catatan hasil karya dan

percakapan

• Merencanakan kegiatan tindak

lanjut (memberikanpesan-pesan

moral sesuai dengan temadan

sub tema)

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Perangkat Pembelajaran Menggunakan Pendekatan

Saintifik

Pendekatan Saintifik
Kegiatan Belajar Mengamati Menanya Mengumpulkan Menalar Mengomunikasikan
Informasi
Pendahuluan
Inti
Penutup

E. Jenis Data

Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang

suatu keadaan atau masalah, baik berupa angka-angka (golongan) maupun bentuk

kategori, seperti baik, buruk, tinggi rendah dan sebagainya (Sugiono, 2010:221).

Pada penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu: 1) data kualitatif diperoleh

dari hasil tanggapan ahli materi dan model pembelajaran yang berisikan masukan,

tanggapan dan saran yang nantinya akan dianalisis, kemudian hasil dari analisis di
38

lakukan perbaikan atau merevisi model pengembangan pembelajaran kontekstual

daring menggunakan pendekatan saintifik. 2) Data kuantitatif adalah data berupa

penilaian, yang dihimpun melakui angket penilaian pembuatan RPPH melalui

pengembangan model pembelajaran kontekstual daring menggunakan pendekatan

saintifik yang kemudian dianalisis secara kuantitatif deskriftif persentase, dan uji

coba menggunkanan statistik.

F. Teknik Pengumpulan data

a. Observasi

Observasi adalah cara mengimpun bahan-bahan keterangan (data) yang

dilakukan dengan mengadakan pengamatan atau pencatatan secara sistematis

terhadap Fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan,

(Sudijono, 2005:76). Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan pembuatan

RPPH untuk mengetahui keefektifan dari produk pengembangan

b. Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal-hal yang ia ketahui.( Arikunto,2002:128). Angket dalam penelitian

Pengembangan Model pembelajaran kontekstual daring menggunakan pendekatan

saintifik disebarkan sebelum penelitian guna menganalisisi kebutuhan produk

yang akan dikembangkan yaitu model pembelajaran kontekstual daring

menggunakan pendekatan saintifik pada Taman Kanak Kanak diKecamatan

Banjarbaru Utara. Adapun yang menjadi responden adalah guru-guru Taman

Kanak-Kanak di Kecamatan Banjarbaru Utara Dan Dosen Ahli.


39

c. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

dan juga apabila ingin mengetahui hal-hal dari responden yang mendalam dan

jumlah respondent sedikit/kecil, (Sugiyono, 2018: 137)

d. Dokumentasi

Studi Dokumen merupakan teknik pengumpulan data sejumlah fakta dan

data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebegai besar

data berbentuk surat, catatan, arsif poto, jurnal dan sebagainya.

G. Teknik Analisis Data

Data analisis data dalam penelitian dan pengembangan ini meliputi analisis

deskriptif data kuantitatif dan analisa data kuantitatif. Analisa data kualitatif

dinyatakan dalam kata-kata dan symbol. Sedangkan data kuantitatif adalah data

yang berupa penilaian yang dihimpun melalui angket penilaian atau tanggapan uji

coba produk model pembelajaran kontekstual daring menggunakan pendekatan

saintifik yang kemudian dianalisis dengan analisis kuantitatif deskriftif persentase

(Sugiyono, 2018). Untuk lebih jelasnya dalam penelitian pengembangan ini

penelitin membagi analis data ke dalam tiga proses, hal ini sesuai dengan rumusan

masalah yaitu :

1. Analisis data secara kualitatif dalam penelitian ini menerangkan bagaimana

pengembangan model pembelajaran kontekstual daring menggunakan

pendekatan saintifik. Dalam analisis ini diperoleh berdasarkan hasil catatan

lapangan dan penyebarka angket terhadap validator.


40

Analisis untuk mengetahui apakah produk model pembelajaran

pembelajaran kontekstual daring menggunakan pendekatan saintifik, dalam

analisis ini peneliti menggunakan analisis kuantitatif deskriftif presentase terhadap

kemampuan pendidik. Sehingga akan terlihat tingkat perubahan pre-tes dan post

tes yang terjadi yang diukur dengan persen melalui rumus. Hasil validasi dari ahli

dihitung dengan cara rata-rata skor nilai kevalidan produk minimal dalam kategori

“sesuai” dan memperoleh nilai 75% dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
Xk = Nilai Kriterium
n = banyak responden
Xk = 𝑛. 𝑆𝑡. 𝐵𝑖
St = skor tertinggi
Bi = banyaknya butir instruman

Keterangan:
XRs = ∑Xp : Xk x 100
XRs = nilai rancangan system
∑Xp = nilai skor perolehan
Xk = nilai kreterium
(Sugiono, 2017: 475)

- Analisis Observasi Guru

Analisis observasi terhadap guru selama uji coba produk serta pada tahap

uji coba kelompok kecil hasilnya selain dihitung dianalasis secara diskriptif

kualitatif. Hasil hitungan diskriptit kualitatif, nilai yang dikonversikan pada table

(Amirono & Daryanto, 2016: 126).

c. Analisis Uji Coba Produk

Analisis ujicoba produk menggunakan metode eksprimen dengan desain

one group pretest posttest dapat digambarkan sebagai berikut:

O1 X O2 (Sugiono, 2017: 649)


41

Dengan rumus tersebut, maka didapat kan hasil persentasi kemampuan

pendidik dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya peneliti

membanding kan hasil persentasi kelas pre-test dan post-test apakah berbeda atau

tidak. Jika hasil post-test lebih tinggi dibanding pre-test, maka dinyatakan bahwa

produk hasil pengembangan efektif digunakan untuk kemampuan pendidik dalam

membuat rancangan pembelajaran daring menggunakan pendekatan saintifk.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Rancangan Perangkat Pembelajaran Daring di PAUD

Rancangan perangkat pembelajaran pada (Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran Harian RPPH) yang dibuat oleh guru PAUD selama pandemi saat

ini sewaktu kami melaksanakan observasi dan wawancara langsung dengan

beberapa orang guru yang ada di Kecamatan Banjarbaru, sebelum menentukan

masalah penelitian yang kami tentukan.

Hasil temuan kami selama ini guru merancang perangkat pembelajaran

daring masih belum menggunakan pendekatan saintifik, di mana kolaborasi 5M

harus dimasukan dalam mengembangkan enam aspek perkembangan yang harus

dilaksanakan antara lain aspek nilai agama dan moral, sosial emosional, kognitif,

bahasa, fisik motorik, dan seni. Menyajikan tema maupun sub tema harus

mengacu pada keenam aspek tersebut dengan menyajikannya secara terpadu,

maksudnya mengkaitkan indicator yang dikembangkan pada aspek tersebut terkait

dengan sub tema yang telah dipilih atau ditentukan.

Pendekatan yang harus ada merupakan ciri dari kurikulum 2013 adalah

memasukan 5 M, mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan

mengkomunikasikan atau yang disebut dengan pendekatan saintifik, serta

penilaannya menggunakan penilaian autentik, dengan proses pembelajaran secara

daring selama kondisi sekarang ini pada masa pandemic atau pembelajaran

dilaksanakan secara terbatas.

Perencanaan perangkat pembelajaran seharusnya mengacu pada: pertama

42
43

kita harus melihat kurikulum yang kita gunakan apakah kelompok A aatau

kelompok B, semester berapa, kemudian kita pilih tema dan sub tema apa yang

akan dikembangkan, di dalam kurikulum 2013 ada 11 tema yang dikembangkan

baik kelompok A maupun Kelompok B, namun yang perlu diingat tema maupun

sub tema guru harus bisa mengembangkan dan menyesuaikan dengan lingkungan

kita tinggal atau daerah masing-masing tema untuk semester pertama ini yang bisa

dikembangkan antara lain diri sendiri, lingkunganku, kebutuhanku, binatang dan

tanaman, dengan berbagai macam sub temanya yang bisa dikembangkan.

1. Hasil temuan dalam merancang RPPH format yang guru buat di kecamatan

Landasan Ulin masih belum jelas aspek perkembangan apa yang akan

dilaksanakan mereka langsung memasukan tahap-tahap pembelajaran, nama

kegiatan, kegiatan awal, pijakan sebelum bermain, pijakan sesudah bermain

dan kegiatan akhir, dengan tema lingkunganku, sub tema keluargaku.

2. Dari kecamatan Banjarbaru Utara berbeda pula mereka memasukan

kompetensi dasar yang dikembangkan, memasukan indikator, tujuan

pembelajaran, materi, kegiatan pembelajaran mulai pembukan, inti, istirahat

dan penutup, ada metode, alat/media & sumber belajar, alat penilaian, dan

rubrik.

3. Bentuk RPPH model lain yang dikembangkan dari Kecamatan Banjarbaru

Selatan mereka memasukan kompetensi dasar, materi, kegiatan main, alat dan

bahan, pada proses kegiatan pembukaan, inti, recalling, penutup, rencana

penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.


44

4. Bentuk RPPH model lain yang dikembangkan dari Kecamatan Cempaka

mereka memasukan Tema & Sub Tema, Kompetensi Dasar dan aspek

perkembangan anak, tujuan pembelajaran, muatan materi terdiri dari

pembiasaan dan kegiatan, strategi pembelajaran yang terdiri dari saintifik

utama dan saintifik pendukung, alat dan bahan, sumber belajar, proses

kegiatan pembelajaran teridri dari penyambutan anak, kegiatan berbaris di luar

kelas, pijakan sebelum bermain, pijakan selama bermain, pijakan setelah

bermain, istirahat, kegiatan akhir. Sedangkan rencana penilaian yang

digunakan sesuai dengan aspek pengembangan KD dan indicator serta teknik

penilaian anekdot, rating scale, anekdot, hasil karya.

Berdasarkan hasil temuan di atas ada bermacam-macam bentuk RPPH

yang berbeda dan beragam dari masing-masing sekoloah di beberapa Kecamatan,

atas dasar temuan itulah akhirnya kami, merancang perangkat pembelajaran yang

mengacu dan memadukan dengan beberapa bentuk RPPH yang ada, di mana

masing-masing perangkat pembelajaran tersebut masih ada kelemahannya

terutama bagi guru pemula, yang belum terbiasa merancang dan menggunakan

RPPH sewaktu mengajar serta bagi guru yang masih belum proposional.

B. Model perangkat pembelajaran dan penilaian yang dikembangkan

Model perangkat pembelajaran yang dikembangkan dibuat sesuai dengan

temuan dilapangan, di mana peneliti membuat perangkat pembelajaran

berdasarkan pendekatan saintifik untuk pembelajaran daringn, sebelum di

gunakan perangkat pembelajaran ini terlebih dahulu diuji cobakan sesuai dengan

langkah-langkah penelitian pengembangan yang di kembangkan oleh Borg dan


45

Gall. Perangkat pembelajaran, penilaian serta pendekatan yang digunakan melalui

dua kali pengujian, pertama secara internal dan kedua uji coba terbatas. Pertama

uji coba internal dilaksanakan pada tanggal 28 April 2021 diberikan pada tiga

orang ahli, yang bergelar doktor mereka berlatar belakang pendidikan anak usia

dini, ( Dr. AR, Dr. A, dan Dr. KA,) ), dan tiga orang dari praktisi mereka juga

berlatar belakang S2 pendidikan anak usia dini, ( NH, RW, dan M,) dan sudah

berpangalaman mengajar sepuluh tahun lebih.

Tema dan sub tema yang dikembangkan dalam penelitian ini mengacu

pada kurikulum 2013 semester pertama baik untuk kelompok A dan kelompok B,

di mana tema dan sub tema yang dikembangkan sama namun yang

membedakannya hanya pada indikator, sedangkan kompetensi dasarnya sama.

Tema pertama, Aku, sub tema panca indra untuk kelompok A, dan sub tema

anggota Tubuhku untuk kelompok B, Tema kedua Tanaman, sub tema tanaman

buah sirsak untuk kelompok A, dan sub tema tanaman buah pisang untuk

kelompok B, ketiga tema Binatang sub tema binatang hidup di air untuk kelompok

A, dan sub tema binatang hidup di darat untuk kelompok B, Keempat Lingkungan

sub tema lingkungan keluarga untuk kelompok A, dan sub tema Lingkungan

sekolah untuk kelompok B, Ke lima, tema Kebutuhanku sub tema pakaian sehari-

hari untuk kelompok A, dan sub tema makanan untuk kelompok B.

Rancangan perangkat pembelajaran yang diberikan format penilaiannya

mengacu pada penilaian uji kinerja (UKIN) dan dimodifikasi dengan

menambahkan nilai karakter dalam rancangan RPPH. Format RPPH dapat dilihat

pada table dibawah ini:


46

Tabel 4.1 Data Penilaian dari pakar pada uji coba pertama

No. Skor Butir Isntrumen Perangkat Pembelajaran


Jlh
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 7 6 7 7 7 6 8 7 7 6 6 7 7 7 7 7 6 115
2 7 6 8 8 7 7 7 7 8 7 7 7 6 7 7 8 7 121
3 7 6 7 7 7 6 6 7 7 7 7 6 6 7 7 6 6 112
Jumlah 21 18 22 22 21 19 21 21 22 20 20 20 19 21 21 21 19 348

Berdasakan table 4.1 Tersebut terlihat bawa jumlah nilai untuk tiga orang

pakar = 354. Jumlah skor kriterium = 3 x 10 x 17 =510. Dengan demikian nilai

rancangan perangkat pembelajaran (RPPH) = 348 : 510 x 100 = 68,2. Jadi, nilai

rancangan pembelajaran daring menggunakan pendekatan saintifik yang diberikan

oleh pakar = 68,2. Sedangkan standar yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 75,

dengan demikian maka, rancangan perangkat pembelajaran yang dibuat masih

perlu diperbaiki karena tidak sesuai dengan kriteria 75 yang sudah ditetapkan.

Masukan untuk uji internal dari tiga pakar yang mengajar sebagai dosen di

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidik terdiri dari:

Penilaian (AR) TemaKebutuhanku yang dikembangkan baik untuk

kelompok A, tujuannya sudah bagus dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran

di RPPH, tujuan pembelajaran masih sudah menjabarkan kata kerja operasional

yang dapat diukur,yang mencakup unsur A, B, C, dan D. Sumber belajar hanya

mengacu pada kurikulum, padahal masih banyak lagi sumber belajar dari lain

misalnya, buku dan majalah, elektronik, dan lingkungan sekitar. Bahan ajar dan

media tidak usah dilampirkan tetapi dimasukkan pada kolom kegiatan

pembelajaran. Media dan alat yang digunakan untuk mendukung kegiatan


47

pembelajaran di lengkapi dengan gambar atau pernyataan menggunakan benda

langsung. Bahan ajar tidak dimasukkan pada lampiran tapi di gabung untuk

dijabarkan di kolom kegiatan pembelajaran. Contoh-contoh gambar yang

digunakan bisa dipertegas atau diperjelas sehingga mudah untuk dipahami anak.

Pada lembar peserta didik pengembangan social media gambar yang digunakan

berbeda dengan intruksinya.

Pada kolom kegiatan pembelajaran dibuat empat kolom yang terdiri dari

kolom KD/Aspek, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, media dan penilaian dan

rubrik penilaian di buat dalam lampiran pada teknik penilaian. Penetapan alokasi

waktu dimasukkan pada setiap kegiatan pembelajaran seperti pada kegiatan

awal/pendahuluan, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan penutup. Uraian langkah

kegiatan disesuaikan dengan kegiatan sentra atau kelompok secara umum. Kolom

penilaian masukkan sesuai dengan aspek pengembangan NAM, Sosem, Bahasa,

Kognitif, Fisik Motorik dan Seni. Misalnya penilaian hasil karya, unjuk kerja,

ceklis, anekdot diletakkan pada kolom ke empat yaitu kolom penilaian dan

disesuaikan dengan aspek indikator kegiatan yang dinilai.Sudah melampirkan

lembar kerja penilaian baik anekdot, hasil karya, unjuk kerja dan ceklis. Teknik

penilaian yang ada hanya format penilaian lembar ceklist dilengkapi dengan

rubriknya, namun perlu dilengkapi dengan rubrik yang jelas untuk mengukur

sesuai tujuan indikator semua aspek perkembangan anak. Untuk penilaian, kriteria

seharusnya jika anak hanya memenuhi kriteria satu.

Penilaian (A) Tema Kebutuhanku yang dikembangkan untuk

kelompok B, tujuannya harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran di RPPH,


48

tujuan pembelajaran masih belum sepenuhnya menjabarkan kata kerja operasional

yang dapat diukur. Sumber belajar hanya mengacu pada kurikulum, padahal

masih banyak lagi sumber belajar dari lain misalnya, buku dan majalah,

elektronik, dan lingkungan sekitar. Bahan ajar dan media tidak usah dilampirkan

tetapi dimasukkan pada kolom kegiatan pembelajaran. Media dan alat yang

digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran di lengkapi dengan gambar

atau pernyataan menggunakan benda langsung. Bahan ajar tidak dimasukkan pada

lampiran tapi digabung untuk dijabarkan di kolom kegiatan pembelajaran

Pada kolom kegiatan pembelajaran dibuat empat kolom yang terdiri dari

kolom KD/Aspek, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, media dan penilaian dan

rubric penilaian di buat dalam lampiran pada teknik penilaian. Penetapan alokasi

waktu dimasukkan pada setiap kegiatan pembelajaran seperti pada kegiatan

awal/pendahuluan, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan penutup. Kolom penilaian

masukkan sesuai dengan aspek pengembangan NAM, Sosem, bahasa, Kognitif,

Fisik Motorik dan Seni. Misalnya penilaian hasil karya, unjuk kerja, ceklis,

anekdot diletakkan pada kolom ke empat yaitu kolom penilaian dan dsesuaikan

dengan aspek indikator kegiatan yang dinilai.

Lampirkan lembar kerja penilaian baik anekdot, hasil karya, unjuk kerja dan

ceklis.Format teknik penilaian yang ada hanya format penilaian lembar ceklist

dilengkapi dengan rubriknya, namun tidak dilengkapi dengan lembar dan rubrik

penilaian dalam bentuk catatan anekdot, unjuk kerja, dan hasil karya. Jabaran

penilaian dan tindak lanjut harus termuat dalam rancangan RPPH.

Penilain (KA) Tema Lingkunganku yang dikembangkan baik untuk


49

kelompok A, tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan KD dan indikator setiap

perkembangan, rumusannya sudah mengandung unsur Audence, Behavior,

Condition, Deigre. Kolom kegiatan pembelajaran dibuat empat kolom yang terdiri

dari kolom KD/Aspek, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, media dan

penilaian. Bahan ajar dan materi ajar yang dimasukkan sudah bagus sesuai urutan

tujuan pembelajaran.Dalam mengembangkan materi pada kegiatan pembelajaran

perlu dijelaskan uraian kegiatan yang disampaikan guru dan kegiatan yang

dilaksanakan anak. Inti materi pengembangan nilai karakter pada pelaksanaan

saintifik sudah dimasukkan sesudah materi ajar dimasukan pada kegiatan

pembelajaran dari pijakkan sebelum main, pijakan saat main, istirahat dan pijakan

setelah main.

Media pembelajaran dicek kembali, karena pada kegiatan berdoa sebelum

makan dan sesudah makan, media yang digunakan yaitu doa sebelum makan yang

dibuat. Sumber belajar yang termuat kurikulum, buku dan majalah, namun bisa

dilengkapi dengan bahan ajar elektronik, dan lingkungan sekitar. Bahan ajar tidak

usah dilampirkan tetapi dimasukkan pada kolom kegiatan pembelajaran.

Guru harus bisa mencontohkan gerakan sederhana agar anak mudah

memahami, begitu juga penggunaan bahasa kepada anak terutama bagi anak

kelompok A agar bahasa yang digunakan bisa lebih dihami oleh anah. Untuk

RPPH dimasa pandemic atau atau pembelajaran daring bisa dibuat secara singkat.

Setelah uji internal dilaksanakan dilanjutkan dengan merivisi rancangan

perangkat pembelajaran yang akan di ujicobakan untuk mengetahui kelemahan-

kelemahannya atau belum memenuhi sepesifikasi produk rancangan pembelajaran


50

yang 3 Mei 2021. Pengujian berikutnya diberikan kepada para praktisi yang sudah

ditentukan sebelumnya yaitu ada tiga orang yang berlatar belakan pendidikan S2

PAUD dan sudah lama berpengalaman di bidang pendidikan anak usia dini.

Tabel 4.2 Data Penilaian dari praktisi pada uji coba pertama

No Skor Butir Isntrumen Perangkat Pembelajaran


Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Jlh
1 6 6 6 6 6 6 6 7 7 6 7 6 6 7 6 6 6 106
2 7 7 8 6 7 7 6 7 7 8 7 7 6 7 7 7 7 118
3 7 7 7 7 7 7 7 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 111
Jumlah 20 20 21 19 20 20 19 20 20 20 20 19 18 20 19 20 20 335

Berdasakan tabel 4.1 Tersebut terlihat bawa jumlah nilai untuk 6 orang

praktisi = 783. Jumlah skor kriterium = 3 x 10 x 17 = 510. Dengan demikian nilai

rancangan perangkat pembelajaran (RPPH) = 335 : 510 x 100 = 66. Jadi, nilai

rancangan pembelajaran daring menggunakan pendekatan saintifik yang diberikan

oleh praktisi = 66. Sedangkan standar yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 75,

dengan demikian maka, rancangan perangkat pembelajaran yang dibuat masih

perlu diperbaiki karena tidak sesuai dengan kriteria 75 yang sudah ditetapkan.

Masukan untuk uji internal yang pertama dari tiga praktisi guru yang

mengajar di PAUD terdiri dari:

Penilaian (NH) Tema 1 tanaman yang dikembangkan baik untuk

kelompok A, tujuaan pembelajaran untuk kalimat bisa dikurangi atau dipertegas

secara singkat agar mudah dipahami oleh pendidik, contohnya (anak dapat, anak

mampu, dll). Pada pembelajaran sentra harus satu focus misalnya “mainan

Prosostan”
51

Sumber belajar jangan hanya kurikulum, buku dan majalah, namun bisa

dilengkapi dengan bahan ajar elektronik, dan lingkungan sekitar. Bahan ajar dan

media tidak usah dilampirkan tetapi dimasukkan pada kolom kegiatan

pembelajaran. Pada kolom kegiatan pembelajaran dibuat empat kolom yang terdiri

dari kolom KD/Aspek, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, media dan

penilaian. Penetapan alokasi waktu dimasukkan pada setiap kegiatan

pembelajaran seperti pada kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti, istirahat dan

kegiatan penutup.

Kolom penilaian masukkan sesuai dengan aspek pengembangan NAM,

Sosem, Bahasa, Kognitif, Fisik Motorik dan Seni. Misalnya penilaian hasil karya,

unjuk kerja, ceklis, anekdot diletakkan pada kolom ke empat yaitu kolom

penilaian dan disesuaikan dengan aspek indikator kegiatan yang dinilai.

Lampirkan lembar kerja penilaian baik anekdot, hasil karya, unjuk kerja dan

ceklis. Lembar peserta didik harus ada gambar agar anak mudah memahami tugas

yang diberikan oleh guru. Perkembangan kognitif untuk gambar yang diberikan

masih terlalu sulit.

Penilaian (RW) Tema 2 tanaman yang dikembangkan untuk kelompok

B, tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan KD dan indikator setiap

perkembangan lebih dirincikan lagi pada tiap tema, namun penempatannya

seharusnya dikeluarkan pada kolom kegiatan pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran dibuat empat kolom yang terdiri dari kolom KD/Aspek, kegiatan

pembelajaran, alokasi waktu, media dan penilaian. Bahan ajar dan materi ajar

dimasukkan setelah urutan tujuan pembelajaran, tidak dimasukkan pada lampiran.


52

Dalam mengembangkan materi pada kegiatan pembelajaran perlu dijelaskan

uraian kegiatan yang disampaikan guru dan kegiatan yang dilaksanakan anak.

Tidak dilampirkan pada bahan ajar, tetapi diuraikan pada kolom kegiatan

pembelajaran.

Sumber belajar yang termuat hanya kurikulum, buku dan majalah, namun

bisa dilengkapi dengan bahan ajar elektronik, dan lingkungan sekitar. Bahan ajar

dan media tidak usah dilampirkan tetapi dimasukkan pada kolom kegiatan

pembelajaran. Teknik penilaian yang dijabarkan sudah bagus, namun penilaian

yang dibuat hanya format penilaian bentuk cek list, seharusnya dibuat juga format

penilaian untuk catatan anekdot dan hasl karya.

Pembelajaran daring sekarang ini bisa disiapkan media dan bahan ajar yang

bukan hanya berbentuk gambar agar anak tidak bosan ketika belajar dari rumah

bersama anggota keluarganya.

C. Tingkat Efektifitas Pelaksanaan Penelitian Skala Kecil

Pelaksanaan penelitian pada ujicoba terbatar untuk melihat tingkat efetifitas

perangkat pembelajaran kontekstual daring menggunakan pendekatan saintifik

yang di berikan kepada sepuluh orang pendidik dari tiga sekolah Taman Kanak-

Kanak yang ada di Banjarbaru Utara, yaitu TK M.A, TK P. B, TK K.K.

Data hasil efektifitas perangkat pembelajaran yang diberikan oleh guru di

TK M.A pada tahun ajaran 2020/2021.


53

Tabel 4.3 Data Penilaian dari guru di TK M.A pada ujicoba terbatas.

No. Skor Butir Isntrumen Perangkat Pembelajaran


Jlh
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 9 8 8 8 9 8 8 8 9 8 9 8 9 9 9 8 9 144
8
2 9 8 8 9 9 8 8 8 8 9 9 9 8 9 9 9 145

3 8 9 8 9 8 9 8 8 9 8 9 9 8 9 9 9 8 145
4 9 8 8 9 8 8 8 8 9 8 9 9 9 8 9 9 8 144
Jumlah 35 33 32 35 34 33 32 32 35 32 36 35 35 34 36 35 34 578

Berdasakan tabel 4.3 Tersebut terlihat bawa jumlah nilai untuk 4 orang

pendidik = 578. Jumlah skor kriterium = 4 x 10 x 17 = 680. Dengan demikian

nilai rancangan perangkat pembelajaran (RPPH) = 578 : 680 x 100 = 85. Jadi,

nilai rancangan pembelajaran kontekstual daring menggunakan pendekatan

saintifik yang diberikan oleh 4 orang pendidik = 85. Standar yang ditetapkan oleh

peneliti yaitu 75, dengan demikian maka, rancangan perangkat pembelajaran yang

dibuat sudah melebihi dengan kriteria 75 yang sudah ditetapkan.dan dinyatakan

layak untuk djadikan sebagai produk pembelajaran.

Masukan untuk uji coba skala kecil yang dinilai oleh 4 orang guru yang

mengajar di TK M. A terdiri dari:

Tema 1 yaitu Tema Tanaman yang dikembangkan untuk kelompok A

dengan sub tema Pakaian, revisi dari DK, pada caver depan perlu dimasukkan

nama identitas sekolah, semester berjalan, nama guru. Kompetensi dasar dan

kegiatan pada aspek perkembangan Sosem dimasukkan pada kegiatan istirahat, di

kolom media dijabarkan sesuai media yang digunakan untuk aktivitas


54

pembelajaran, tidak hanya gambarnya saja.

Ragam main di kegiatan inti minimal 4 ragam main. Pada kolom kegiatan

pembelajaran keterangan pendahuluan di ganti kegiatan awal. Pada kegiatan

penutup anak mengerjakan tugas yang disipakan, sambil diberi penilaian

diperbaiki dengan memberikan penguatan konsep yang ditemukan dalam kegiatan

hari ini. Untuk RPPH yang dibuat sudah lengkap dan dapat

diterapkan/dilaksanakan pada pembelajaran PAUD, akan tetapi pada penulisan

kata/huruf masih ada tang terulang dan tertinggal hurufnya.

Media untuk anak dicantumkan sebagai alat untuk penilaian anak,

contohnya (tugas yang nantinya sebagai fortofolio). Penggunaan bahasa untuk

disampaikan kepada anak kelompok A digunakan bahasa sesuai perkembangan

anak. Penilaian hasil karya diberikan gambar hasil karya anak sesuai dengan

kegiatan yang sudah dijabarkan pada kegiatan pembelajaran.

Tema 2 yaitu Tema Tanaman yang dikembangkan untuk kelompok B

dengan sub tema Buah Pisang, revisi dari AS, pada caver depan perlu dimasukkan

nama identitas sekolah, semester berjalan, nama guru. Di halaman sesudah caver

pada kelompok identitas dilengkapi dengan keterangan minggu ke. Media yang

digunakan berupa benda nyata/konkret. Di kolom media dijabarkan sesuai media

yang digunakan untuk aktivitas pembelajaran, tidak hanya gambarnya saja.

Ragam main di kegiatan inti minimal 4 ragam main. Pada kolom kegiatan

pembelajaran keterangan pendahuluan di ganti kegiatan awal. Pada kegiatan

penutup anak mengerjakan tugas yang disipakan, sambil diberi penilaian

diperbaiki dengan memberikan penguatan konsep yang ditemukan dalam kegiatan


55

hari ini. Pada kolom penilaian disesuaikan dengan kegiatan yang akan dinilai

menggunakan teknik unjuk kerja, observasi, catatan anekdot dan hasil karya.

Secara umum RPPH yanh dibuat sudah bagus serta penggunaan bahasa sesuai

dengan perkembangan anak kelompok B dan mudah dipahami anak.

Tema 3 yaitu Tema Kebutuhanku yang dikembangkan untuk kelompok A

dengan sub tema pakaian, revisi dari S, pada caver depan perlu dimasukkan nama

identitas sekolah, semester berjalan, nama guru. Di halaman sesudah caver pada

kelompok identitas dilengkapi dengan keterangan minggu ke 3, media yang

digunakan berupa benda nyata/konkret. Di kolom media dijabarkan sesuai media

yang digunakan untuk aktivitas pembelajaran, tidak hanya gambarnya saja.

Ragam main di kegiatan inti minimal 4 ragam main. Pada aspek bahasa kegiatan

pembelajaran anak mengucapkan kata pakaian muslim dengan benar diperbaiki

dengan menyimak cerita guru tentang manfaat pakaian. Pada kolom kegiatan

pembelajaran keterangan pendahuluan di ganti kegiatan awal. Pada kolom

penilaian disesuaikan dengan kegiatan yang akan dinilai menggunakan teknik

unjuk kerja, observasi, catatan anekdot dan hasil karya. Semua aspek sudah

lengkap namun ada beberapa media gambar yang masih belum sesuai.

Tema 4 yaitu Tema Binatang yang dikembangkan untuk kelompok A

dengan sub tema binatang yang hidup di darat, revisi dari AK, pada caver depan

perlu dimasukkan nama identitas sekolah, semester berjalan, nama guru. Di

halaman sesudah caver pada kelompok identitas dilengkapi dengan keterangan

minggu ke. Pada kolom kegiatan pembelajaran keterangan pendahuluan di ganti

kegiatan awal. Media yang digunakan berupa benda nyata/konkret. Di kolom


56

media dijabarkan sesuai media yang digunakan untuk aktivitas pembelajaran,

tidak hanya gambarnya saja. Untuk RPPH yang dibuat sudah bisa

diterapkan/dilaksanakan pada pembelajaran AUD. Namun untuk evaluasi pada

teknik penilaian catatan hasil karya untuk kerja harus dibuat lebih spesifik lagi.

Dalam RPPH ini masih ada beberapa kata yang salah dalam penulisannya.

Data perangkat pembelajaran yang diberikan oleh kepala sekolah dan guru

di TK P. B pada semester satu tahun ajaran 2020/2021.

Tabel 4.4 Data Penilaian dari guru di TK P. B pada coba terbatas.

No. Skor Butir Isntrumen Perangkat Pembelajaran


Jlh
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 9 9 8 9 8 9 8 9 9 8 9 8 9 9 9 8 9 147
2 8 9 8 9 9 8 7 9 8 9 9 9 9 8 9 9 9 146
3 8 9 8 9 8 9 8 8 9 8 9 9 8 9 9 9 8 145
Jumlah 25 27 24 27 25 26 23 26 26 25 27 26 26 26 27 26 26 438

Berdasakan tabel 4.4 Tersebut terlihat bawa jumlah nilai untuk 3 orang

guru = 438. Jumlah skor kriterium = 3 x 10 x 17 = 510. Dengan demikian nilai

rancangan perangkat pembelajaran (RPPH) = 438 : 510 x 100 = 86. Jadi, nilai

rancangan menggunakan penilaian autentik berbasis saintifik dan karakter yang

diberikan oleh 3 orang pendidik = 86. Standar yang ditetapkan oleh peneliti yaitu

75, dengan demikian maka, rancangan perangkat pembelajaran yang dibuat sudah

melebihi dengan kriteria 75 yang sudah ditetapkan dan dinyatakan layak untuk

djadikan sebagai produk pembelajaran.

Masukan untuk uji coba skala kecil yang dinilai oleh 3 orang guru yang

mengajar di TK P. B terdiri dari:


57

Tema 1 yaitu Tema Kebutuhanku yang dikembangkan untuk kelompok B

dengan sub tema Pakaian Muslim, revisi dari M, pada tujuan pembelajaran untuk

menggosok gigi dimasukkan dalam materi ajar. Pada kegiatan pendahuluan

dijelaskan surah yang akan dsampaikan pada anak. Menetapkan aturan main

bersama anak. Kolom media ditambah keterangan sumber belajar. Pada aspek

bahasa kegiatan pembelajaran uraiannya diperbaiki anak memperhatikan guru

mengucapkan kata pada kartu gambar yang diperlihatkan, anak mengikuti kata

yang diucapkan guru, anak mengucapkan kata dengan benar.

Kegiatan pembelajaran dan media yang digunakan diseuaikan dengan

tema. Kegiatan pada aspek sosem media ditambah dengan gambar cara/langkah-

langkah melipat pakaian. Dalam pemilihan kegiatan/pembuatan kegiatan

pembelajaran sebaiknya tidak selalu dengan LKPD. Pada pembuatan LKPD tidak

selalu dengan conterng boleh dengan menarik garis, memberi warna pada kotak,

menempel stiker serta disesuaikan dengan usia anak. Penilaian hasil karya

diberikan gambar hasil karya anak sesuai dengan kegiatan yang sudah dijabarkan

pada kegiatan pembelajaran. Secara keseluruhan RPPH yang dibuat sudah bagus

dan mudah dipahami, keterangan sudah tergambar dengan jelas, hanya saja untuk

kriteria bisa dibuat dengan singkat saja, dan penulisan singkatan bisa diberi

keterangan.

Tema 2 yaitu Diri Sendiri yang dikembangkan untuk kelompok B dengan

sub tema Anggota Tubuhku, revisi dari SM, setiap kegiatan awal, inti dan

kegiatan akhir dilengkapi dengan waktu yang disesuaikan dengan jam pelajaran

sebagai informasi untuk orang tua. Pada kolom penilaian ditambahkan keterangan
58

tujuan pembelajaran. Penilaian hasil karya diberikan gambar hasil karya anak

sesuai dengan kegiatan yang sudah dijabarkan pada kegiatan pembelajaran. Secara

keseluruhan sudah sangat lengkap dan baik, sangat mudah dipahami oleh

pendidik, maupun orang tua murid karena selama masa pandemic ini anak banyak

belajar dengan orang tua di rumah.

Tema 3 yaitu Tema Diri Sendiri yang dikembangkan untuk kelompok B

dengan sub tema Panca Indra, revisi dari M, pada kolom kegiatan pembelajaran

keterangan pendahuluan di ganti kegiatan awal. Media yang digunakan berupa

benda nyata/konkret. Di kolom media dijabarkan sesuai media yang digunakan

untuk aktivitas pembelajaran, tidak hanya gambarnya saja. Untuk tujuan

pembelajaran sudah sesuai kurikulum 2013. Untuk penulisan setiap kata/kalimat

bisa lebih singkat

Data perangkat pembelajaran yang diberikan oleh kepala sekolah dan guru

di TK K. K Banjarbaru pada tahun ajaran 2020/2021.

Tabel 4.5 Data Penilaian dari guru di TK K. K pada coba Terbatas.

No. Skor Butir Isntrumen Perangkat Pembelajaran


Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Jlh
1 9 9 8 10 8 9 8 9 9 8 10 9 9 9 10 8 9 151
2 9 9 9 9 9 8 8 9 9 9 10 9 9 8 9 9 9 151
3 8 9 8 10 9 9 8 8 9 8 9 9 8 9 9 9 8 147
Jumlah 26 27 25 29 26 26 24 26 27 25 29 27 26 26 28 26 26 449
Berdasakan tabel 4.5 Tersebut terlihat bawa jumlah nilai untuk 3 orang

guru = 449. Jumlah skor kriterium = 3 x 10 x 17 = 510. Dengan demikian nilai

rancangan perangkat pembelajaran (RPPH) = 449 : 510 x 100 = 88. Jadi, nilai

rancangan menggunakan penilaian autentik berbasis saintifik dan karakter yang


59

diberikan oleh 3 orang pendidik = 88. Standar yang ditetapkan oleh peneliti yaitu

75, dengan demikian maka, rancangan perangkat pembelajaran yang dibuat sudah

melebihi dengan kriteria 75 yang sudah ditetapkan dan dinyatakan layak untuk

djadikan sebagai produk pembelajaran.

Masukan untuk uji coba skala kecil yang dinilai oleh 3 orang guru yang

mengajar di TK K.K terdiri dari:

Tema 1 yaitu Tema Lingkunganku yang dikembangkan untuk kelompok A

dengan sub tema Keluargaku, revisi dari S, KD aspek bahasa perbaiki 3.10 & 4.10

sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Kolom media ditambah keterangan

sumber belajar. Pada aspek bahasa kegiatan pembelajaran uraiannya diperbaiki

anak memperhatikan guru mengucapkan kata pada kartu gambar yang

diperlihatkan, anak mengikuti kata yang diucapkan guru, anak mengucapkan kata

dengan benar. Kegiatan pembelajaran dan media yang digunakan diseuaikan

dengan tema. Penilaian hasil karya diberikan gambar hasil karya anak sesuai

dengan kegiatan yang sudah dijabarkan pada kegiatan pembelajaran. Semua aspek

sudah lengkap hanya ada beberapa media gambar yang masih perlu di perjelas.

Tema 2 yaitu Tema Lingkunganku yang dikembangkan untuk kelompok A

dengan sub tema Lingkungan sekolah, revisi dari D, KD aspek bahasa perbaiki

3.10 & 4.10 sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Peta konsep muatan

materi, melompat denagn memakai bisa diperbaiki dengan kalimat melompat

dengan berbagai media.

Kolom media ditambah keterangan sumber belajar. Pada aspek bahasa

kegiatan pembelajaran uraiannya diperbaiki anak memperhatikan guru


60

mengucapkan kata pada kartu gambar yang diperlihatkan, anak mengikuti kata

yang diucapkan guru, anak mengucapkan kata dengan benar. Pada aspek seni,

penilaian bisa ditambah dengan penugasan atau unjuk kerja. Kegiatan

pembelajaran dan media yang digunakan diseuaikan dengan tema. Penilaian hasil

karya diberikan gambar hasil karya anak sesuai dengan kegiatan yang sudah

dijabarkan pada kegiatan pembelajaran. RPPH yang dibuat secara keseluruhan

sudah lengkap dan sesuai dengan Kurikulun 2013, dari segi pemilihan indicator,

kemampuan aspek perkembangan anak, metode dan media serta penilaian.

Tema 3 yaitu Tema Binatang yang dikembangkan untuk kelompok B

dengan sub tema Binatang yang hidup di darat, revisi dari F, KD aspek bahasa

perbaiki 3.12 & 4.12 sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yaitu 3.10 & 4.10.

Kolom media ditambah keterangan sumber belajar. Kegiatan pembelajaran dan

media yang digunakan diseuaikan dengan tema. Lengkapi dengan penilaian hasil

karya yang diberikan gambar hasil karya anak sesuai dengan kegiatan yang sudah

dijabarkan pada kegiatan pembelajaran. Materi ajar lengkap dan bisa diterapkan di

PAUD kel. B namun ada kata ‘melukis’ bisa diganti mewarnai saja.

D. HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIDIK

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru (S) di TK M. A diketahui bahwa

kurikulum yang digunakan selama ini di sekolah, menyatakan:

Kurikulum yang digunakan di sekolah sudah menggunakan kurikulum

2013 yang mengacu pada pendekatan saintifik, namun penggunaan pelaksanaan

kurikulum pendidik masih belum memahami jabaran dari kurikulum tersebut

terkait dengan kompetensi dasar dan indikator (S/P/TK-MA/07/04/2021).


61

Dari pertanyaan tentang RPPH yang digunakan selama ini di sekoah:

RPPH yang digunakan selama ini mengacu pada KKG Kecamatan yang

memuat pembukaan, inti, recalling, penutup, dan rencana penilaian. Sedangkan

pendekatan saintifik yang diharuskan ada dimasukkan dalam kegiatan

pembelajaran juga tidak bisa memasukan kedalam kegiatan pembelajaran

(S/P/TK-MA/07/04/2021)..

Rancangan pembuatan RPPH di jelaskan oleh pendidik Saniah S.Pd

Tidak diberikan arahan baik dari kepala sekolah maupun dari pengawas

TK dalam merancang pembuatan RPPH, mereka hanya memberikan contoh yang

sudah ada secara umum sehingga tidak mengerti dalam memasukkan pendekatan

saintifik yang digunakan dalam perangkat pembelajaran. (S/P/TK-

MA./07/04/2021)..

Kendala yang dihadapi pendidik dalam merancang RPPH:

Masih kurangnya sosialisasi tentang pembuatan RPPH yang mengacu pada

kurikulum 2013. Serta yang ikut pelatihan pembuatan RPPH hanya orang-orang

tertentu serta mereka tidak menyampaikan informasi ilmu yang didapat terkait

pembuatan RPPH. Selain itu tidak ada pengawasan berkelanjutan yang

dilaksanakan oleh pengawas TK dan kepala sekolah (S/P/TK-MA/07/04/2021)..

Pendekatan Saintifik memuat 5 M (Mengamati, Menanya, Mencoba,

Menalar dan Mengkomunikasikan) yang terlasana dalam rancangan RPPH:

Pendekatan saintifik yang selama ini terkait dengan pelaksanaan K13 saya

belum sepenuhnya mengerti dalam memasukan pada kegiatan pembelajaran dan

mengakaitkan dengan Kompetensi Dasar dan Indikator serta apsek yang akan
62

dikembangkan. Demikian juga untuk mencari bahan ajar yang akan digunakan

terbatas hanya pada buku paket yang ada di sekolah (S/P/TK-MA/07/04/2021).

Teknik penilaian yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran:

Teknik yang sering kami gunakan yaitu dalam bentuk chek list. Untuk

teknik penilaian yang lain kami jarang menggunakan bahkan tidak sama sekali.

Karena menurut kami checklist lebih gampang digunakan (S/P/TK-

MA/07/04/2021).

Nilai yang diberikan pada anak apakah dicatat dan di administrasikan:

Mengenai nilai yang diberikan pada pelaksanaan pembelajaran masih

belum teradministrasi dengan baik, sehingga memyulitkan untuk melihat

kemajuan perkembangan anak. Apalagi selama pembelajaran daring sekarang ini

guru hanya menerima hasil penugasan dari kiriman foto atau video kegiatan dari

rumah yang dikirim oleh orang tua melalui aplikasi whatshap (S/P/TK-

MA./07/04/2021)..

Kebijakan pemerintah untuk merancang RPPH yang cukup satu halaman:

Menurut saya, dalam merancang RPPH memang lebih baik yang terperinci

dan berurutan sehingga jelas tergambar aspek yang akan dikembangakan dan

dapat di ukur sesuai dengan komponen pembelajaran dari pengembangan KD,

indikator, tujuan, strategi, metode, media, kegiatan pembelajaran dan penilaian.

kalau hanya satu lembar rasanya tidak menggambarkan aspek yang akan

dikembangkan (S/P/TK-MA./07/04/2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru (M) di TK P.B diketahui bahwa

kurikulum yang digunakan selama ini di sekolah, menyatakan:


63

Kurikulum yang digunakan di sekolah sudah menggunakan kurikulum

2013 yang mengacu pada pendekatan saintifik, namun penggunaan pelaksanaan

kurikulum pendidik masih belum memahami jabaran dari kurikulum tersebut

terkait dengan kompetensi dasar dan indikator (M/P/TK-P/07/04/2021).

Dari pertanyaan tentang RPPH yang digunakan selama ini di sekoah:

RPPH yang digunakan selama ini mengacu pada KKG Kecamatan yang

memuat pembukaan, inti, recalling, dan penutup. Pendekatan saintifik yang

diharuskan ada dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran juga tidak bisa

memasuka kedalam kegiatan pembelajaran (M/P/TK-PB/07/04/2021)..

Rancangan pembuatan RPPH di jelaskan oleh pendidik Masniah, S.Pd:

Tidak diberikan arahan baik dari kepala sekolah maupun dari pengawas

TK dalam merancang pembuatan RPPH, mereka hanya memberikan contoh yang

sudah ada secara umum sehingga tidak mengerti dalam memasukkan pendekatan

saintifik untuk pembelajaran daring yang digunakan dalam perangkat

pembelajaran (M/P/TK-P.B/07/04/2021).

Kendala yang dihadapi pendidik dalam merancang RPPH daring:

Masih kurangnya sosialisasi tentang pembuatan RPPH yang mengacu pada

kurikulum 2013. Serta yang ikut pelatihan pembuatan RPPH hanya orang-orang

tertentu serta mereka tidak menyampaikan informasi ilmu yang didapat terkait

pembuatan RPPH daring. Selain itu tidak ada pengawasan berkelanjutan yang

dilaksanakan oleh pengawas TK dan kepala sekolah (M/P/TK-P.B/07/04/2021).

Pendekatan Saintifik memuat 5 M (Mengamati, Menanya, Mencoba,

Menalar dan Mengkomunikasikan) yang terlasana dalam rancangan RPPH:


64

Pendekatan saintifik yang selama ini terkait dengan pelaksanaan K13 saya

belum sepenuh mengerti dalam memasukan pada kegiatan pembelajaran dan

mengakaitkan dengan Kompetensi Dasar dan Indikator serta apsek yang akan

dikembangkan. Demikian juga untuk mencari bahan ajar yang akan digunakan

terbatas hanya pada buku paket yang ada di sekolah (M/P/TK-P.B/07/04/2021).

Teknik penilaian yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran:

Teknik yang sering kami gunakan yaitu dalam bentuk chek list. Untuk

teknik penilaian yang lain kami jarang menggunakan bahkan tidak sama sekali.

Karena menurut kami checklist lebih gampang digunakan (M/P/TK-

P/07/04/2021).

Nilai yang diberikan pada anak apakah dicatat dan di administrasikan:

Mengenai nilai yang diberikan pada pelaksanaan pembelajaran masih

belum teradministrasi dengan baik, sehingga memyulitkan untuk melihat

kemajuan perkembangan anak. Apalagi untuk memasukan dalam mengisi narasi

perkembangan pada rapot anak tiap semester (M/P/TK-P.B/07/04/2021).

Kebijakan pemerintah untuk merancang RPPH yang cukup satu halaman dalam

bentuk RPPM:

Menurut saya, dalam merancang RPPH memang lebih baik yang terperinci

dan berurutan sehingga jelas tergambar aspek yang akan dikembangakan dan

dapat di ukur sesuai dengan komponen pembelajaran dari pengembangan KD,

indikator, tujuan, strategi, metode, media, kegiatan pembelajaran dan penilaian.

kalau hanya satu lembar rasanya tidak menggambarkan aspek yang akan

dikembangkan (M/P/TK-P/07/04/2021)..
65

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru (R) di TK K K diketahui bahwa

kurikulum yang digunakan selama ini di sekolah, menyatakan:

Kurikulum yang digunakan di sekolah sudah menggunakan kurikulum

2013 yang mengacu pada pendekatan saintifik, namun penggunaan pelaksanaan

kurikulum pendidik masih belum memahami jabaran dari kurikulum tersebut

terkait dengan kompetensi dasar dan indikator (R/P/TK-KK/07/04/2021).

Dari pertanyaan tentang RPPH yang digunakan selama ini di sekoah:

RPPH yang digunakan selama ini mengacu pada KKG Kecamatan yang

memuat pembukaan, inti, recalling, penutup. Pendekatan saintifik yang

diharuskan ada dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran juga tidak bisa

memasuka kedalam kegiatan pembelajaran (R/P/TK-KK/07/04/2021).

Rancangan pembuatan RPPH di jelaskan oleh pendidik Rika, S.Pd:

Tidak diberikan arahan baik dari kepala sekolah maupun dari pengawas

TK dalam merancang pembuatan RPPH pembelajaran daring, mereka hanya

memberikan contoh yang sudah ada secara umum sehingga tidak mengerti dalam

memasukkan pendekatan saintifik serta penilaian yang digunakan dalam

perangkat pembelajaran (R/P/TK-KK/07/04/2021).

Kendala yang dihadapi pendidik dalam merancang RPPH pembelajaran daring:

Masih kurangnya sosialisasi tentang pembuatan RPPH yang mengacu pada

kurikulum 2013. Serta yang ikut pelatihan pembuatan RPPH hanya orang-orang

tertentu serta mereka tidak menyampaikan informasi ilmu yang didapat terkait

pembuatan RPPH.Selain itu tidak ada pengawasan berkelanjutan yang

dilaksanakan oleh pengawas TK dan kepala sekolah (R/P/TK-KK/07/04/2021).


66

Pendekatan Saintifik memuat 5 M (Mengamati, Menanya, Mencoba,

Menalar dan Mengkomunikasikan) yang terlasana dalam rancangan RPPH:

Pendekatan saintifik yang selama ini terkait dengan pelaksanaan K13 saya

belum sepenuh mengerti dalam memasukan pada kegiatan pembelajaran dan

mengakaitkan dengan Kompetensi Dasar dan Indikator serta apsek yang akan

dikembangkan. Demikian juga untuk mencari bahan ajar yang akan digunakan

terbatas hanya pada buku paket yang ada di sekolah (R/P/TK-KK/07/04/2021).

Teknik penilaian yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran:

Teknik yang sering kami gunakan yaitu dalam bentuk chek list. Untuk

teknik penilaian yang lain kami jarang menggunakan bahkan tidak sama sekali.

Karena menurut kami checklist lebih gampang digunakan (R/P/TK-

KK/07/04/2021).

Nilai yang diberikan pada anak apakah dicatat dan di administrasikan:

Mengenai nilai yang diberikan pada pelaksanaan pembelajaran masih

belum teradministrasi dengan baik, sehingga memyulitkan untuk melihat

kemajuan perkembangan anak. Apalagi untuk memasukan dalam mengisi narasi

perkembangan pada rapot anak tiap semester (R/P/TK-KK/07/04/2021).

Kebijakan pemerintah untuk merancang RPPH yang cukup satu halaman:

Menurut saya, dalam merancang RPPH memang lebih baik yang terperinci

dan berurutan sehingga jelas tergambar aspek yang akan dikembangakan dan

dapat di ukur sesuai dengan komponen pembelajaran dari pengembangan KD,

indikator, tujuan, strategi, metode, media, kegiatan pembelajaran dan penilaian.

kalau hanya satu lembar rasanya tidak menggambarkan aspek yang akan
67

dikembangkan (R/P/TK-KK/07/04/2021).

E. Hasil Pengembangan Model Perangkat Pembelajaran yang Efektif, Efisien,

dan Praktis sesuai dengan Kurikulum 2013 Diterapkan di PAUD

Hasil revisi akhir uji terbatas pada rancangan perangkat pembelajaran

harian sesudah diadakan perbaikan melalui ujicoba yang dilaksanakan di tiga

sekolah meliputi TK M. A, TK P.B, TK K K dengan jumlah guru 10 orang yang

dimana akreditasi masing-masing sekolah sudah terakreditasi A. Hasil revisi

produk sudah termasuk sangat baik sehingga layak untuk di ujicobakan pada

lapangan utama. Pelaksanaan ujicoba pada lapangan utama dengan jumlah

responden 25 orang di lima sekolah yang ada di kecamatan Banjarbaru Utara

Pengujian yang dilaksanakan pada lapangan utama menggunakan metede

kombinasi dan dicampur dengan eksperimen (kuantitatif, pengamatan dan

wawancara) selama dan sesudah eksperimen. Kegiatan pada uji lapangan utama

dilakukan dengan menggunakan pretest, perlakuan dan postest. Membandingkan

nilai sebelum dan sesudan perlakuan dengan menggunakan rumus: O1 X O2.

O1 ialah menilai hasil pembuatan RPPH sebelum diberi perlakuan dengan

model pembelajaran kontekstual daring menggunakan pendekatan saintifik. X

ialah pemberian perlakuan dengan mengembangkan RPPH pembelajaran

kontekstual daring menggunakan pendekatan saintifik yang sudah divalidasi. O2

ialah menilai hasil rancangan RPPH responden setelah diberikan perlakuan

dengan model pembelajaran kontekstual daring menggunakan pendekatan

saintifik.
68

1. Hasil Rancangan Pretest Awal

Berdasarkan hasil pretes awal pada lima sekolah yang ada di Kecamatan

Banjarbaru Utara dalam merancang RPPH mereka sama dalam satu gugus karena

copypaste sesama sekolah tersebut. Di dalam RPPH yang mereka buat memuat

judul, keterangan hari, tanggal, kelompok usia, tema dan subtema serta

kompetensi dasar. Pada jabaran materi kegiatan sudah menjabarkan sesuai dengan

yang akan di laksanakan pada pembelajaran dalam satu hari. Namun dalam

rancangan yang mereka buat tidak memuat jabaran indikator sesuai kurikulum

2013 dan tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan main menggunakan sistem sentra

dengan kegiatan pijakan main.

Media yang digunakan masih berupa LKA, krayon, buku gambar, pensil,

dan gambar terkait tema yang akan di ajarkan. Mereka tidak menjabarkan alat dan

bahan yang dugunakan berupa benda kongkrit agar anak lebih mudah untuk

memahami pengetahuan terkait dengan tema yang akan di sampaikan. Proses

kegiatan pada kegiatan pembukaan, inti, recalling dan penutup, hanya

menyebutkan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tidak memuat pelaksanaan

pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Tidak dijabarkan kegiatan guru

dan anak pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam rancangan

pembelajaran tidak memuat kegiatan istirahat. Penilaian yang digunakan hanya

menilai sikap dan pengetahuan serta keterampilan sesuai kegiatan anak pada

pelaksanaan pembelajaran.
69

Tabel 4.6 Data Penilaian Pretes dari lima sekolah di TK Kecamatan Banjarbaru.
No. Skor Butir Isntrumen Perangkat Pembelajaran
Jlh
Nama TK Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 6 5 5 6 7 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 102
2 6 6 6 7 6 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 104
A 3 6 5 5 6 7 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 102
4 6 5 6 6 6 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 102
5 6 5 5 7 6 7 6 6 6 7 5 7 6 6 6 6 6 103
6 6 6 5 6 7 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 103
7 6 5 5 6 6 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 101
A.M 8 6 6 5 7 7 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 104
9 6 6 5 6 6 7 6 7 6 6 6 7 6 6 6 7 6 105
10 6 5 6 7 7 7 6 6 6 7 5 7 6 6 6 6 6 105
11 6 5 5 6 6 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 101
12 6 5 6 7 7 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 104
A.H 13 6 6 5 6 6 7 6 7 6 7 5 7 6 6 6 7 7 106
14 6 6 6 7 6 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 104
15 6 5 6 6 7 7 6 6 6 7 6 7 6 6 6 6 6 105
16 6 6 6 7 6 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 104
17 7 5 5 6 6 7 6 7 6 6 5 7 6 6 6 7 6 104
A. L 18 6 5 5 6 7 7 6 6 6 6 5 7 6 6 7 6 6 103
19 6 5 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 6 6 6 6 6 103
20 6 5 6 6 6 6 7 6 6 6 6 6 7 6 7 6 7 105
21 6 6 5 7 7 7 6 6 6 7 6 5 7 7 6 6 6 106
22 7 5 5 7 7 7 6 6 7 7 5 6 6 7 7 7 6 108
G 23 6 5 6 6 6 6 7 7 7 6 5 7 7 6 7 6 6 106
24 7 6 5 6 7 6 7 7 6 6 5 6 6 6 7 6 7 106
25 6 6 5 7 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 106
Jumlah 153 135 134 161 161 171 153 155 152 156 131 169 153 153 156 155 154 2602
70

Hasil penilaian pretes pada lima sekolah yang ada di Kecamatan

Banjarbaru Utara dengan jumlah nilai untuk 25 orang guru = 2602. Jumlah skor

kriterium = 25 x 10 x 17 = 4250. Dengan demikian nilai rancangan perangkat

pembelajaran (RPPH) yang diperoleh pada hasil pretes = 2602 : 4250 x 100 =

61,2. Jadi, nilai rancangan model pembelajaran kontekstual daring menggunakan

pendekatan saintifik yang diberikan oleh 25 orang pendidik = 61,2 dengan

kategori kurang. Standar yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 75, dengan demikian

maka, rancangan perangkat pembelajaran yang dibuat belum memenuhi dengan

kriteria 75 yang sudah ditetapkan dan dinyatakan belum layak untuk dijadikan

sebagai produk pembelajaran.

2. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran yang Dikembangkan

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada lima sekolah yang ada di

Kecamatan Banjarbaru Utara menggunakan produk pembelajaran yang sudah

divalidasi sebelumnya. Kegiatan pembelajaran di laksanakan selama tiga hari

diamati oleh peneliti langsung pada sekolah-sekolah yang menjadi tempat

pengambilan sampel penelitian.

Ada empat sekolah yaitu TK A, TK A.L, TK G, dan TK H yang sudah

bagus dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran karena TK Kota Banjarbaru

terletak dekat dengan pusat Kota Banjarbaru, dan TK A.L dengan beberapa

pendidiknya ada yang sudah sertifikasi. Hal ini terlihat pada pembelajaran,

dimana guru saat membuka pembelajaran mampu menyiapkan peserta didik

secara fisik dan mental, memotivasi anak, menyampaikan apersepsi, dan

menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti dalam penguasaan materi


71

ketika menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran pada RPPH,

menerapkan konsep materi pembelajaran dengan memberikan contoh-contoh riil,

mengaitkan dengan lingkungan sekitar.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan langkah-langkah pembelajaran

sesuai dengan pendekatan saintifik. Menumbuhkan kebiasaan positif kepada anak,

menggunakan alat/bahan dan media pembelajaran yang bersifat kongkrit, efektif

dan efesien dengan menumbuhkan partisipasi aktif anak dalam pembelajaran dan

meningkatkan pemahaman anak serta menarik perhatian anak. Dalam pengelolaan

pembelajaaran pendidik sudah terampil dalam membimbing anak secara

perorangan baik pembelajaran daring melalui zoom maupun homevisit, kelompok

dan individual agar pembelajaran tetap kondusif serta memberikan penguatan dan

motivasi kepada anak. Penggunaan bahasa yang digunakan jelas dan mudah

dipahami, volume suara terdengar jelas dan menggunakan bahasa yang santun.

Guru juga pada saat proses pembelajaran memantau kemajuan belajar

anak, memotivasi anak untuk mencapai perkembangan yang lebih baik, namun

belum melaksanakan penilaian proses sesuai dengan rencana pembelajaran.

Melakukan penilaian sesuai tujuan, melaksanakan penilaian hasil sesuai dengan

perencanaan, menggunakan rubrik dalam menilai namun menindaklanjuti hasil

penilaian setelah proses pembelajaran. Kepekaan sosial yang dilakukan oleh guru

dengan memberikan sikap peduli terhadap kebutuhan anak dan bersikap terbuka

terhadap perbedaan kondisi anak. Memiliki sikap terbuka yang bersahabat,

berpenampilan rapi, bersih dan sopan serta bersemangat.

Pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan penutup atau kegiatan akhir guru


72

merangkum materi pembelajaran dengan melibatkan anak melalui recalling

berdiskusi kegiatan main apa saja yang telah dimainkan anak, dan apa yang paling

disukai serta memberikan umpan balik. Melakukan refleksi dan tindak lanjut

terhadap materi konsep yang telah diajarkan, membimbing anak melakukan

evaluasi diri untuk menemukan manfaat, dan menginformasikan rencana kegiatan

pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Satu sekolah yaitu TK A.L masih kurang maksimal dalam pelaksanaan

pembelajaran karena pendidikan gurunya yang masih banyak hanya lulusan SMA,

ada beberapa yang sudah Sarjana namun tidak linier dengan Pendidikan S1

PAUD, prasarana dan ruang belajar yang belum memenuhi standar sekolah sesuai

kurikulum 2013, kurangnya pemahaman pendidik terhadap teknik pelaksanaan

pembelajaran daring agar anak tetap mengembangkan seluruh aspek

perkembangan anak. Vasilitas teknologi berupa alat dan jaringan internet yang

kurang memadai oleh beberapa pendidik dan orang tua anak.

Kegiatan pendahuluan guru dalam membuka pembelajaran sudah

menyiapkan peserta didik secara fisik dan mental. Kurang dalam memotivasi

anak, jarang dalam mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dan kehidupan sehari-hari dengan materi yang akan dipelajari.

Menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi sesuai tema dan sub

tema dengan indikator yang dirumuskan pada rancangan pembelajaran. Pada

Kegiatan inti penguasaan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran pada RPPH,

sebagian guru yang hanya menerapkan konsep materi pembelajaran dengan

memberikan contoh-contoh riil dengan mengkaitkan pada informasi terkini.


73

Dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran guru belum mendorong anak

untuk melakukan kegiatan mengalami langsung sesuai dengan pendekatan

saintifik yang 5M.

Menumbuhkan kebiasaan positif dengan memberikan arahan kepada anak

untuk menerapkan kebiasaan baik pada kegiatan pembelajaran, mendorong anak

untuk membiasakan berbicara santun. Menggunakan alat/bahan dan media dengan

efektif dan efesien dalam pembelajaran serta menguatkan pemahaman siswa dan

menarik perhatian anak. Dalam pengelolaan kelas guru sudah terampil

membimbing anak secara klasikal, klompok dan individual sehingga kelas tetap

kondusif, serta memberi penguatan dan memotivasi anak. Penggunaan bahasa

dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami, volume suara yang terdengar

jelas dan menggunakan bahasa yang santun.

Penilaian proses pembelajaran guru belum memantau kemajuan anak

secara maksimal, jarang mengajukan pertanyaan untuk memantau capaian siswa,

kadang-kadang melaksanakan penilaian proses sesuai rencana pembelajaran.

Penilaian hasil belajar dilakukan sesudah kegiatan pembelajaran berlangsung

dengan menggunakan rubrik penilaian dan hanya dalam bentuk penilaian ceklist.

Kepekaan sosial guru menunjukan sikap empati kepada anak dan bersikap terbuka

terhadap perbedaan kondisi anak, memiliki kepribadian yang baik dengan

berpenampilan rapi, bersih dan sopan serta bersemangat. Pada kegiatan penutup

guru merangkum materi pembelajaran dengan melibatkan anak, membimbing

anak serta memberikan umpan balik, melakukan refleksi dan tindak lanjut

terhadap konsep materi yang telah diajarkan serta menginformasikan rencana


74

kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

3. Hasil Pelaksanaan Pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran yang

Dikembangkan

Pelaksanaan pembuatan rencana pembelajaran yang dilakukan pada lima

sekolah yang ada di Kecamatan Banjarbaru Utara menggunakan produk

rancangan pembelajaran yang sudah divalidasi sebelumnya. Kegiatan pembuatan

rencana pembelajaran di laksanakan selama tiga hari diamati oleh peneliti

langsung pada sekolah-sekolah yang menjadi tempat pengambilan sampel

penelitian. Ada empat sekolah yaitu TK A, TK A, TK G, dan A.H yang sudah

baik dalam membuat rencana pembelajaran sesuai kurikulum 2013 menggunakan

pendekatan saintifik pembelajaran kontekstual secara daring yang sebelumnya

sudah diberikan pengetahuan oleh peneliti tentang pembuatan RPPH tersebut.

Hasil rancangan RPPH yang dapat digambarkan dari tujuan pembelajaran

sudah sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi pada kurikulum, kata kerja

operasional yang digunakan sudah dapat diamati dan diukur. Tujuan pembelajaran

sudah mencakup tiga ranah kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan dan

keterampilan, perumusan tujuan pembelajaran mencakup aspek Audience,

Behvior, Conditian, dan Degree. Pada materi pembelajaran sudah sesuai dengan

kompetensi dasar indikator yang akan dicapai, susunan materi kegiatan sudah

dikelompokkan menjadi dua berdasarkan pengembangan sikap serta berdasarkan

pengembangan pengetahuan dan keterampilan. Materi untuk pengembangan sikap

sudah dimasukkan ke dalam SOP atau kegiatan awal pada kegiatan RPPH

sedangkan materi untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan disusun


75

menjadi kegiatan inti dalam RPPH yang sesuai dengan materi dan tema yang akan

diajarkan kepada anak.

Strategi pembelajaran menggunakan beberapa metode dan model

pendekatan saintifik yang sesuai dengan karakteristik anak serta langkah-langkah

sintak pembelajaran sudah sesuai dengan model pembelajaran kelompok karena

empat sekolah tersebut menggunakan metode pembelajaran kelompok setiap

harinya yang tahap kegiatan pembelajarannya mencakup tahap pendahuluan, inti,

serta penutup dimana setiap tahapan pembelajaran tersebut disertai dengan alokasi

waktu yang sudah disesuaikan dengan jam pelajaran pada kurikulum 2013 dengan

menerapkan pembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik yang melibatkan

seluruh anak untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya anak diajak untuk

melakukan kegiatan mengamati lingkungan sekitaranya yang ada banyak jenis

tanaman sekitar atau diajak melakukan sebuah percobaan kecil di rumah dengan

didampingi orang dewasa.

Pemilihan media pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan dan materi

pembelajaran serta tahap usia anak dengan menggunakan media kongkret dan

memperhatikan tingkat keamanan bagi anak ketika menggunakan media tersebut.

Pemilihan sumber belajar yang digunakan ada beberapa yang disesuaikan dengan

tema dan materi yang dikembangkan pada RPPH seperti bahan cetak dan dari

lingkungan sekitar, sedangkan bahan ajar dari elektronik atau IT jarang

digunakan. Pada tahap evaluasi guru sudah membuat format penilaian yang

mencakup enam aspek pengembangan yang meliputi NAM, Sosem, bahasa,

kognitif, fisik/motorik dan seni pada penilaian sikap, pengetahuan dan


76

keterampilan anak yang sesuai dengan seluruh tujuan dan indikator. Teknik

penilaian yang digunakan sudah membuat penilaian berupa catatan hasil karya,

catatan anekdot, penugasan dan unjuk kerja serta observasi. Kegiatan penutup

sudah merencanakan kegiatan tindak lanjut dan memberikan pesan-pesan moral

pada anak yang disesuaikan dengan materi, tema/subtema yang diajarkan pada

hari itu.

Sedangkan Guru-guru yang di TK A.L dalam pembuatan RPPH masih

kurang memahami dalam pembuatan rencana pembelajaran walaupun sudah

diberikan pengetahuan dan contoh RPPH yang sesuai dengan kurikulum 2013

menggunakan pendekatan saintifik pada pembelajaran kontekstual daring

Hasil dari rancangan RPPH oleh guru yang ada di TK A.L yaitu tujuan

pembelajaran sudah sesuai dengan indikator dan pencapaian kompetensi, kata

kerja operasional yang digunakan ada beberapa guru yang masih sebagian yang

dapat di ukur dan di amati, serta masih ada yang belum lengkap pada tujuan

pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Perumusan

tujuan beberapa guru yang lengkap dalam memasukan unsur A, B, C, dan D

(Audiencee, behavior, condition dan Degree).

Materi pembelajaran sudah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator

yang akan dicapai, disusun berdasarkan pengembangan sikap, pengetahuan dan

keterampilan yang dimasukan kedalam SOP atau kegiatan pendahuluan

sedangkan materi untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan disusun

menjadi kegiatan inti pada RPPH yang sesuai dengan tema dan materi yang

dikembangkan hari itu. Pelaksanaan pembelajaran dalam RPPH menggunakan


77

beberapa metode sesuai karakteristik anak dengan langkah-langkah sintak yang

biasa digunakan di sekolah selama ini yaitu model pembelajaran sistem kelompok

mencakup dari tahapan pendahuluan, inti, dan penutup yang disertai alokasi waktu

disetiap tahapan kegiatan dengan langkah-langkah pembelajaran yang melibatkan

anak agar aktif pada proses kegiatan pembelajaran.

Pemilihan media pembelajaran sesuai dengan tujuan dan materi

pembelajaran, tahap usia anak dengan menggunakan media konkret serta

memperhatikan keamanan bagi anak. Sumber belajar yang digunakan meliputi

bahan cetak yang disediakan dari sekolah dan lingkungan sekitar sekolah sesuai

dengan tema dan materi yang diajarkan. Pada aspek penilaian kepada anak guru

hanya melakukan evaluasi terhadap aspek sikap dan pengetahuan terkain dengan

perkembangan yang meliputi nilai agama dan moral, fisik motorik kognitif dan

seni. Penilaian hanya mencakup empat aspek perkembangan anak yang sesuai

dengan tujuan dan indikator. Teknik penilaian yang digunakan berupa unjuk kerja,

observasi, penugasan dan ceklist serta tidak dilengkapi dengan rubrik penilaian.

Dikegiatan akhir guru merencanakan/memberikan kegiatan tindak lanjut dan

memberikan pesan-pesan moral pada anak sesuai dengan tema/sub tema yang

diajarkan pada hari itu.


78

Tabel 4.7 Data Penilaian Postest dari lima sekolah di TK Kecamatan Banjarbaru.
No. Skor Butir Isntrumen Perangkat Pembelajaran
Nama TK Jlh
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 8 8 9 7 8 7 9 9 9 9 8 9 8 8 8 9 9 142
2 9 9 9 6 7 7 9 8 9 9 9 9 9 9 7 8 8 141
A 3 8 9 8 7 7 8 8 9 9 9 8 9 8 9 8 9 9 142
4 8 9 9 6 8 7 9 8 9 9 8 9 8 9 8 8 9 141
5 9 8 9 7 9 7 8 9 9 9 9 9 9 8 7 8 9 143
6 8 9 8 6 8 8 9 9 9 9 8 8 8 9 8 9 8 141
7 8 9 9 7 8 7 9 8 9 9 9 9 8 8 8 9 8 142
A.M 8 9 8 8 6 8 8 8 9 9 9 8 8 9 9 8 9 9 142
9 9 9 9 7 9 7 9 8 9 9 9 9 9 9 7 8 9 145
10 8 8 9 6 8 8 9 9 9 8 9 8 9 9 8 9 9 143
11 9 8 8 7 8 7 8 8 9 9 9 9 8 9 8 9 9 142
12 8 9 9 7 8 8 9 9 9 8 8 9 8 9 8 9 9 144
A.H 13 8 9 8 6 8 8 9 9 9 9 8 8 8 8 7 8 8 138
14 9 8 8 7 9 8 8 8 9 8 9 9 8 9 8 9 9 143
15 8 9 8 7 9 7 9 9 9 8 9 9 8 9 8 9 9 144
16 7 7 6 6 7 7 8 8 8 8 7 7 7 7 7 7 8 122
17 7 7 6 7 8 7 7 7 8 8 7 6 6 7 7 6 8 119
A.L 18 7 8 7 7 8 7 7 7 8 7 7 8 7 6 6 6 7 120
19 6 7 6 7 8 7 6 7 8 8 7 7 7 6 6 6 7 116
20 6 8 6 7 7 8 7 8 8 8 7 8 7 7 6 6 8 122
21 8 8 7 7 9 8 9 9 9 9 9 9 8 9 8 8 9 143
22 9 9 8 7 9 7 8 9 9 9 9 8 9 8 7 9 8 142
G 23 8 9 9 6 8 8 9 9 9 8 8 9 8 9 8 8 9 142
24 9 9 8 7 8 7 8 8 9 9 9 9 9 8 9 9 9 144
25 9 8 9 7 8 8 8 9 9 8 8 9 8 8 7 9 9 141
Jumlah 202 209 200 167 202 186 207 210 220 213 206 211 201 206 187 204 213 3444
79

Hasil penilaian pretes pada lima sekolah yang ada di Kecamatan

Banjarbaru Urata dengan jumlah nilai untuk 25 orang guru = 3444. Jumlah skor

kriterium = 25 x 10 x 17 = 4250. Dengan demikian nilai rancangan perangkat

pembelajaran (RPPH) yang diperoleh pada hasil pretes = 3444 : 4250 x 100 =

80,4. Jadi, nilai rancangan model pembelajaran kontekstual daring menggunakan

pendekatan saintifik yang diberikan oleh 25 orang pendidik = 81 dengan

kategori layak/lengkap. Standar yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 75, dengan

demikian maka, rancangan perangkat pembelajaran yang dibuat sudah

memenuhi dengan kriteria 81 yang sudah ditetapkan dan dinyatakan sesuai dan

dapat dijadikan sebagai produk pembelajaran.


BAB V

PEMBAHASAN

1. Implementasi Pengembangan Model Pembelajaran Kontekstual

menggunakan Pendekatan Saintifik pada Anak Usia Dini Taman Kanak

Kanak dikecamatan Banjarbaru Utara

Berdasarkan data yang sudah dipaparkan, didapat bahwa model rancangan

perangkat pembelajaran dan cara penilaian yang berjalan selama ini di PAUD

belum sepenuhnya menggunakan pendekatan siantifik pada pengembangan model

pembelajaran kontekstual daring. Pendidik yang berada jauh dari kota banyak

menggunakan perangkat pembelajaran dari hasil copypaste dari teman-teman

sejawat mereka. Mereka menginginkan perangakat pembelajaran yang siap untuk

di laksanakan di lapangan tanpa harus membuatnya sebelum kegiatan

pembelajaran dilaksanakan. Sementara itu untuk memperlancar kegiatan

pembelajaran dan untuk memperoleh hasil yang maksimal pembuatan perangkat

sebelum kegiatan dilaksanakan adalah suatu cara yang dilakukan seseorang secara

sistematik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini sejalan dengan

pendapat Atwi Suparman mendefenisikan pembelajaran sebagai interaksi antara

pengajar dengan satu atau lebih siswa dalam kegiatan pembelajaran yang

direncanakan sebelumnya dalam rangka untuk menumbuhkembangkan

pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman belajar kepada anak, (Atwi

Suparman: 2001).

Pembelajaran merupakan sebuah sistem dalam suatu pendekatan mengajar

yang menekankan hubungan sistematik antara berbagai komponen dalam

80
81

pembelajaran. Pembelajaran sebagai suatu sistem, harus memenuhi beberapa

langkah perencanaan program pembelajaran, agar rencana pembelajaran yang

disusun oleh seorang guru dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan

pembelajaran yang berkualitas, (Anwar Kasful: 2014)

Berdasarkan hasil temuan diketahui, selama ini guru merancang perangkat

pembelajaran masih belum mengacu pada kurikulum 2013, di mana dalam

kurikulum tersebut ada enam aspek perkembangan yang harus dilaksanakan

antara lain aspek nilai agama dan moral, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik

motorik, dan seni. Di mana dalam menyajikan pada tema maupun sub tema harus

mengacu pada keenam aspek tersebut dengan menyajikannya secara terpadu,

maksudnya mengkaitkan indicator yang dikembangkan pada aspek tersebut terkait

dengan sub tema yang telah dipilih atau ditentukan.

Perencanaan perangkat pembelajaran seharusnya mengacu pada

kurikulum. Pertama kita harus melihat kurikulum yang kita gunakan apakah

kelompok A apa kelompok B, semester berapa, kemudian kita pilih tema dan sub

tema apa yang akan dikembangkan, di dalam kurikulum 2013 ada 5 tema yang

dikembangkan baik kelompok A maupun Kelompok B, namun yang perlu diingat

tema maupun sub tema guru harus bisa mengembangkan dan menyesuaikan

dengan lingkungan kita tinggal atau daerah masing-masing tema untuk semester

pertama ini yang bisa dikembangkan antara lain diri sendiri, lingkunganku,

kebutuhanku, binatang dan tanaman, dengan berbagai macam sub temanya yang

bisa dikembangkan. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh E. Mulyasa

(2007) yang menyatakan bahwa silabus adalah perencanaan pembelajaran pada


82

suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar

kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi

waktu dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

Sedangkan yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran, seperti

yang di ungkapkan oleh Abdul Majid, perencanaan pembelajaran adalah suatu

proses penyusunan materi pembelajaran, penggunaan media pembelajaran,

penggunaan pendekatam dan metode pembelajaran, dan penilaian pada suatu

alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada saat tertentu untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan (Majid, 2006:17).

Penerapan pendekatan saintifik sekaligus penilaian dalam kegiatan

pembelajaran dengan menanamkan pembiasaan yang baik sebagai aplikasi

kurikulum 2013 yang dikembangkan terus menerus oleh pemerintah baik dari

pusat sampai ke daerah-daerah melalui gugus sekolah yang kemudian

diimplemtasikan oleh seluruh guru pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini. Di

mana tuntutan Pemerintah Sekolah harus menggunakan kurikulum 2013 dengan

menggunakan pendekatan saintifik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Petunjuk pelaksanaan pembelajaran menggunkan pendekatan saintifik sudah

dirumuskan dengan jelas. Namun kenyataan dilapangan, para guru terutama guru

yang mengajar di sekolah-sekolah yang berada didaerah aliran sungai ternyata

masih belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran sesuai yang tertuang dalam

kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik berbasis karakter dengan

model penilaian autentik, sehingga hasil yang diharapkan pemerintah tidak

tercapai sebagaimana yang diharapkan. Dengan menerapkan pembelajaran


83

menggunakan pendekatan saintifik berbasis karakter serta mengembangkan model

penilaian autentik di sekolah guru akan terarah dalam melaksanakan pembelajaran

di kelas serta mampu mengevaluasi hasil kemampuan perkembangan anak secara

berkala dan berkesinambungan.

Menurut Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 119

Tahun 2014 yang mengatur tentang penyelenggaran Pendidikan Jaraj Jauh jenjang

Pendidikan dasar dan Menengah disebutkan bahwa Pendidikan Jarak Jauh adalah

Pendidikan yang peserta didik dan pembelajaran menggunakan berbagai sumber

belajar melalui penerapan prinsip-prinsip teknologi pendidikan/pembelajaran,

dengan tujuan untuk menfasilitasi peserta didik kegiatan pembelajaran yang bisa

menjangkau secara luas.

Dimasa pandemic sekarang ini proses pembelajaran berubah total dimana

yang sebelumnya harus tatap muka setiap harai anatar pendidik dengan peserta

didik. Namun kondisi ini tidak menjadi hambatan bagi pendidik untuk

memberikan fasilitas layananan pendidikan walaupun memang semua pendidik di

tuntuk untuk siap menjalani pembelajaran secara daring. Selain pendidik dan

peserta didik, orang tua atau wali murid pun merasakan hal yang sama, yang mana

banyak ditemukan keluhan dari orang tua terkait pembelajaran secara daring

sekarang ini. Pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan perangkat online

dengan tanpa mengurangi tahap-tahap pemberian rangsangan aspek

perkembangan anak dalam kegiatan pembelajaran. Media daring menjadi subtansi

yang sangat penting juga sudah membuat paradigm media massa bergeser pada

paradigm media digital sekarang ini.


84

Menurut M. Romli (2021:34) media daring yaitu segala jenis format

media yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, video dan

suara sebagai sarana komunikasi secara daring. Interaksi proses pembelajaran di

masa pandemic sekarang ini lebih banyak melalui dunia maya seperti whatshap,

goglee meet, dll, mengakibatkan pendidik kurang maksimal dalam memberikan

pembelajaran seperti halnya tatap muka secara langsung berintraksi antar pendidik

dan peserta didik. Perubahan teknologi yang begitu cepat menggeser eksistensi

media, menuju (new media), konsep media baru yang merupakan media interaktif

(internet) merupakan suatu lingkungan baru tempt manusia saling berkomunikasi.

Selama belajar dari rumah semua kegiatan anak berubah total dari yang

biasa pagi berangkat ke sekolah, saat ini harus mengikuti pembelajaran dalam

jaringan melalui WhatsApp Group dan tatap muka melalui google meet, yang

sudah di buat dan dinformasikan sebelumnya.

Dari paparan hasil penelitian diatas dapat di lihat bahwa pada lembaganya

yang berada di sekitar perkotaan atau gurunya sudah ada yang berkualifikasi S1

dan sudah bersertifikasi berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran melalui

model pembelajaran kontekstual daring menggunakan pendekatan saintifik sudah

dapat terlaksanan dengan baik. Namun dalam beberapa hal atau sekolahnya yang

dengan kualifikasi gurunya yang belum S1 serta letak sekolah yang agak masuk

jauh dari perkotaan belum dapat terlaksana dengan sempurna.

Sebagaimana kurikulum 2013 sebagai pedoman bagi guru dalam

merancang rencana pembelajaran anak usia dini bertujuan untuk mendorong

perkembangan peserta didik secara optimal melalui pengalaman belajar yang


85

bermakna dan menyenangkan sehingga anak mencapai kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang mendukung keberhasilan di sekolah dan

pendidikan pada tahap selanjutnya, https://www.paud.id/2021/01/tujuan-dan-

kerangka-dasar-kurikulum-paud-2021.html, selaa 31 Mei 2021. Melalui buku

pedoman pembelajaran anak usia dini berbasis saintifik diharapkan tidak ada lagi

pendidik anak usia dini yang tidak mampu merancang rencana pembelajaran

sesuai kurikulum 2013 juga merupakan suatu kewajiban bagi seorang pendidik

ketika ingin melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pedoman pembuatan rencana pembelajaran

sesuai kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik pada pembelajaran

kontekstual daring sebenarnya memberikan manfaat dalam penyelenggaraan

pendidikan khususnya bagi pendidik yang ada di kota Banjarbaru. Rancangan

pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik pada pembelajaran kontekstual

daring sangat membantu dalam memberikan hasil dan dampak yang positif baik

dari segi kualitas pembelajaran maupun hasil perkembangan kemampuan anak

didik. Pernyataan ini sesuai denga tujuan kurikulum 2013 yaitu, memberikan

petunjuk kepada guru untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran, memberikan

petunjuk kepada penyelenggara pendidikan dalam mengelola satuan PAUD

berdasarkan kurikulum sesuai prinsip-prinsip pembelajaran anak, memberikan

petunjuk kepada penyelanggara satuan pendidikan dalam mewujudkan proses

pembalajaran sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minat serta karakteristik

peserta didik, (Direktorat Pembinaan AUD, Direktorat Jenderal PAUD Nonforma

dan Informal, Kemdikbud, 2014:7).


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan

bahwa:

1. Rancangan perangkat pembelajaran pada (Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran Harian RPPH) yang dibuat oleh guru PAUD masih belum

mengacu pada kurikulum 2013, di mana dalam kurikulum tersebut ada

enam aspek perkembangan yang harus dilaksanakan antara lain aspek nilai

agama dan moral, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik, dan

seni. Serta dalam menyajikan pada tema maupun sub tema harus mengacu

pada keenam aspek tersebut dengan menyajikannya secara terpadu,

maksudnya mengkaitkan indicator yang dikembangkan pada aspek

tersebut terkait dengan sub tema yang telah dipilih atau ditentukan. RPPH

yang dibuat hanya satu lembar dan kurang penjelasan tentang kegiatan

anak untuk belajar dirumah sehingga orang tua merasa direpotkan dengan

tambahan kegiatan anak belajar di rumah.

2. Rencana pembelajaran yang dibuat oleh pendidik sudah dapat diterapkan

selama masa pandemic untuk menfasilitasi kegiatan belajar anak dan

berkomunikasi dengan pendidik secara daring dengan tidak dominan

melibatkan orang tua di rumah, serta pendidik dapat langsung memantau

hasil perkembangan anak dan penugasan yang sudah diberikan

86
87

3. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru hanya memuat

lembar penilaian berupa ceklsist, sedangkan untuk mengetahui seluruh

sapek perkembangan anak diperlukan beberapa teknik penilaian saat guru

memebrikan pembejaran dan mengamati anak ketika berada di lingkungan

sekolah.

4. Lembaganya yang berada di sekitar perkotaan atau gurunya sudah ada

yang berkualifikasi S1 dan sudah bersertifikasi berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran kontekstual daring melalui pendekatan saintifik

pada anak usai dini sudah dapat terlaksanan dengan baik. Namun dalam

beberapa hal atau sekolahnya yang dengan kualifikasi gurunya yang belum

S1 serta letak sekolah yang agak masuk jauh dari perkotaan belum dapat

terlaksana dengan sempurna.

5. Rencana pembelajaran kontekstual daring menggunakan pendekatan

saintifik sudah siap digunakan sebagai pegangan pendidik untuk

meberikan pembelajaran kepada anak selama masa pandemic secara

daring, dan bagi pendidik atau orang tua yang mempunya kendala dalam

sarana pendukung seperti belum tersedianya handphone atau jaringan

internet yang kurang maksimal, pendidik bisa melakanakan pembelajaran

dengan melakukan home visite.

Berdasarkan hasil kesimpulan tesebut maka peneliti membuat rancangan

kegiatan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tema dan sub tema yang ada

pada pembelajaran di PAUD, dimana peneliti merancang RPPH sesuai kurikulum


88

2013 dengan memasukkan pendekatan saintifik serta memasukan kegiatan

mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan, yang nantinya

dapat digunakan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran daring baik

pertemuan lewat media online maupun pelaksanaan homevisite.

B. SARAN

Pertama bagi pendidik, tetap memiliki peranan utama dalam kegiatan

pembelajaran, tugas pendidik bukan semata hanya mengajarkan semua indikator

seperti yang tertera pada kurikulum, tetapi juga harus mengetahui apakah

indikator yang disampaikan sudah sesuai dengan tema, usia anak serta kebutuhan

perkembangan anak. Telah dijelaskan bahwa anak memiliki kemampuan yang

berbeda, oleh karena itu guru hendaknya menguasai dalam membuat rancangan

pembelajaran, serta menyajikan pembelajaran melalui metode dan model

pembelajaran yang bervariatif sesuai pendekatan saintifik yang memuat langkah-

langkah 5 M kedalam kegiatan inti pembelajaran pada RPPH yang sudah

dirancang dan dapat diterapkan sebagai pembelajaran daring melalui media online

maupun pertemuan homevisite.

Kedua bagi kepala sekolah hendaknya mempunyai dasar pertimbangan

dalam rangka menentukan, menetapkan dan meningkatkan pola pembelajaran

sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu memuat pendekatan saintifik pada

pembelajaran yang dilaksanakan secara daring serta membuat penilaian sesuai

kebutuhan pembelajaran untuk melihat hasil perkembangan kemampuan anak

dengan memperhatikan faktor psikologis baik internal maupun ekseternal,

terutama dalam hal perancangan RPPH yang setiap harinya di buat oleh guru
89

sebagai dasar dalam memberikan materi pembelajaran kepada anak usia dini.

Ketiga, bagi peneliti yang lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis dengan variabel yang

berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Predana
Media Group.

Amirono dan Daryanto, (2016), Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum


2013, Yogyakarta: Gava Media

Andani, Retno. 2016. Model ContextualTeachingLearning Dalam Pengembangan


Kognitif Anak Kelompok B. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 6.

Anta. Sri .2020. Penerapan Pembelajaran dalam Jaringan (daring) pada Anak
Usia Dini selama Pandemi Virus Covid-19 di Bustanul Atfhal Aisyiyah
Timbang Purbalingga. Hasil Penelitan

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Gava Media.

Djiwandono. Sri Esti Wuryani. 2009. Psikologi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta:
Gramedia.

Indrijati. Herdina. 2016. Psikologi Perkembangan Dan Pendidikan Anak Usia


Dini. Jakarta : Kencana.

Jaya. Indra dan Ardat, 2017. Penerapan Statistik untuk Pendidikan. Medan: Cita
Pustaka.

Khadijah. 2015. Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Medan: Perdana.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Malawi, Ibadullah & Ani Kadarwati. 2017. Pembelajaran Tematik. Jawa Timur:
CV AE Media Grafika.

Maulana. dkk. 2015. Ragam Model Pembelajran di Sekolah Dasar. Sumedang :


UPI.

Karim. Muhammad (2020) Implementasi Pendekatan Saintifik pada


Pembelajaran PPKn Era Daring di MAN Kota Batu. Hasil Penelitian.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru.


Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

S. Sagala. 2005. Konsep dan maknaPembelajaran,Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sanjaya. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia
Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: KENCANA.

Sina Sofariah, dkk. 2020. Pengembangan Asesmen Model steam Pada Konsep
Terapung Melayang Tenggelam Untuk Memfasilitasi Keterampilan Saintifik
Anak Usia Dini melalui Pembelajaran Daring. Hasil Penelitian

Slamet. Suyanto. 2013. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:


Hikayat Publishing.

Sugiono. 2017. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and


Development / R&D). Bandung: Alfabeta

Suyadi dan Dahlia. 2014. Implementasi dan Inovasi Kurikulum PAUD 2013.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2013. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia


Dini TK/RA & Anak Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK B

TEMA : LINGKUNGAN
SUB TEMA : LINGKUNGAN SEKOLAH
SUB-SUB TEMA : HALAMAN SEKOLAH

OLEH : ……………………………..

2021
PETA KONSEP
NAM
KD : 1.2Menghargai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan sekitar sebagai ungkapan rasa BAHASA
syukur KD : 3.12&4.12Mengenal dan Menunjukkan
Indikator : Mengucapkan kalimat syukur kemampuan keaksaraan awal dalam
berbagai bentuk karya
Materi : Mengucapkan kalimat “Alhamdulillah “
Kelompok : B Indikator : Membuat gambar dengan beberapa
ketika melihat lingkungan halaman coretan/tulisan yang sudah berbentuk
sekolah yang bersih Tema : Lingkungan
huruf/kata
Sub Tema : Lingkungan
Materi : menulis huruf dari nama benda (alat
Sekolah permainan ) yang ada di halaman
Sub-Sub Tema : Halaman sekolah
Sekolah
SOSIAL EMOSIONAL
KD : 2.1Memiliki perilaku yang KOGNITIF
mencerminkan sikap menghargai KD : 3.5 Mengetahui cara memecahkan
dan toleran kepada orang lain masalah sehari-hari dan
Indikator :Mau bekerja sama dengan teman berperilaku kreatif
/orang lain 4.5 Menyelesaikan masalah sehari-hari
Materi : Melakukan kegiatan menyapu secara kreatif
halaman sekolah bersama dengan Indikator : Mampu memecahkan sendiri
masalah sederhana yang dihadapi

FISIK MOTORIK SENI


KD : 3.3&3.4 Mengenal dan menggunakan KD : 3.15
anggota tubuh, fungsi dan Mengenal dan menunjukkan karya dengan
gerakannya untuk pengembangan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai
motorik kasar dan halus media
Indikator :Melakukan kegiatan yang Indikator :Menampilkan karya seni sederhana
menunjukkan anak mampu Materi : Melukis lingkungan halaman sekolah
terampil menggunakan tangan yang bersih
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)

PAUD …………………….

Kelompok/Usia : B/ Usia 5-6 Tahun


Semester/Waktu : I (Satu) / 150 menit
Tema/ Sub Tema : Lingkungan/Lingkungan Sekolah
Sub-sub Tema : Halaman Sekolah
Hari/ tanggal :
Kompetensi Dasar : 1.2, 2.1, 3.3 - 4.3, 3.5 – 4.5, 3.12 – 4.12, 3.15 – 4.15.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan melafalkan kalimat thoyyibah (Alhamdulillah) anak mampu mengucapkan kalimat thoyyibah (Alhamdulillah, ) denganlafaz
dan makhroj yang tepat dan lancar dengan sikap berdoa yang benar.
2. Melalui pengamatan dilingkungan halaman sekolah anak mampu mengidentifikasi area halaman dan sekolah dan nama benda (alat
permainan )dengan menyebutkan kata sesuai kosa kata yang benar
3. Melalui kegiatan pemberian tugas anak mampu mempraktekan cara memegang dan menyapu dengan sapu lidi dan memegang serok sampah
di halaman sekolah yang belum bersih
4. Melalui kegiatan yang menunjukkan anak mencerminkan sikap mampu bekerja sama membersihkan halaman sekolah
5. Melalui kegiatan pemberian tugas anak mampu menyusun puzzel menjadi bentuk yang utuh dengan benar dan tepatwaktu
6. Melalui kegiatan praktik langsung anak mampu melukis dengan tema halaman sekolah dengan menggunakan media kerayon dengan indah
dan rapi

B. Materi Ajar
1. Mengucapkan kalimat alhamdulillah jika mensyukuri ni’mat ketika melihat lingkungan yang bersih dan sehat
2. Tulisan nama-nama benda alat permainan
3. Menyapu halaman sekolah dengan menggunakan sapu lidi dan serok sampah
4. Bekerja sama dan bergontong royong bersama teman membersihkan halaman sekolah
5. Menyelesaikan puzzel
6. Melukis dengan tema halaman sekolah
C. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Tanya jawab, Bercakap-cakap, Demonstrasi, Praktik langsung, dan Pemberian tugas
1. Alat dan Media Pembelajaran:
a. Alat:
b. Media:
D. Kegiatan Pembelajaran
KD/ Indikator Kegiatan Pembelajaran Alat/ Media & Sumber Belajar Alat Penilaian

1 2 3 4
KEGIATAN AWAL (30 MENIT) Kurikulum 2013 PAUD
- Anak berbaris di lapangan dipimpin oleh bu guru
- Anak dan guru duduk melingkar, mengucapkan salam, dan
berdoa bersama di dalam kelas Buku do’a-do’a
- Membaca surah-surah pendek (Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq,
An Naas)(Relegius)
- Bercakap-cakap tentang kabar hari ini, sambil menanyakan
kehadiran anak, dan berbagi cerita tentang Lingkungan yang
Observasi
ada di sekolah
- Guru menyampaikan tema hari ini yaitu: lingkungan halaman
sekolah menetapkan aturan main dalam mengerjakan
kegiatan hari ini
NAM KEGIATAN INTI (80 MENIT)
KD : - Guru membawa siswa ke halaman sekolah untuk melihat Observasi
lingkungan di sekitar sekolah kemudian dilanjutkan
1.2Menghargai diri
dengan
sendiri, orang lain dan
- Anak di ajak mengamati langsung tulisan kalimat Unjuk kerja
lingkungan sekitar
sebagai ungkapan rasa thoyibah “Hamdallah ”sambil melafalkan kalimat
syukur thoyyibah tersebut bersama guru;
- Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk
Indikator : bertanya mengapa kita harus mengucapkan kalimat
Mengucapkan kalimat thoyyibah ( alhamdulillah )
thoyyibah “Alhamdulillah” - Menjelaskan pada anaksikap waktu berdoa (tidak
berbicara dengan teman, tidak mengganggu teman,berdoa
mengangkat tangan, beroda dengan Khusyu ) dan
menjelaskan Bacaan Alhamdulillah adalah tanda syukur
kita kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan
Allah kepada kita semua, dengan bersyukur maka rezeki
seseorang akan ditambah lebih banyak oleh Allah SWT
(mengumpulkan informasi)
- Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk
bertanya mengapa kita harus mengucapkan kalimat
thoyyibah ( alhamdulillah )(mengumpulkan informasi)
- Anak dapat juga mengucapkan kalimat thoyyibah yang
lainnya jika mensyukuri ni’mat yang lainnya seperti pada
saat melihat pemandangan, melihat sesuatu yang
menakjubkan,matahari yang indah dipagi hari. Anak
mengucapkan Al hamdulillah digunakan untuk ungkapan
perasaan bahagia ketika mendapat sesuatu yang
diharapkan, dan di ucap kan ketika menyelesaikan suatu
pekerjaan (menalar) karakter religius
- Anak memperagakan sikap dan mengucapkan kalimat
thoyibah “Alhamdulullah” dengan artinya segala puji bagi
Allah dengan lafal yang tepat dan benar secara
bergantian di depan kelas(mengkomunikasikan)
BAHASA - Anak dan Guru diajak untuk melakukan pengamatan
KD :3.12 Mengenal berkeliling di area lingkungan sekolah untuk mengamati Kurikulum 2013 PAUD
Observasi
keaksaraan awal alat permainan yang sudah tersedia, guru memperlihatkan
melalui bermain tulisan nama alat permainan dengan kartu kata yang Kartu kata nama alat permainan
4.12 Menunjukkan terpampang di alat permainan yang ada dilingkungan ayunan
kemampuan sekolah (ayunan, jungkit-jungkit , papan titian, putaran jungkit-jungkit
bola dunia, tangga majemuk dan prosotan). mengamati papan titian Unjuk kerja
keaksaraan awal
- Anak memperhatikan penjelasan guru cara belajar menulis putaran bola dunia
dalam berbagai
antara lain menulis dengan menebalkan, dengan pola tangga majemuk
bentuk karya - Anak meniru salah satu tulisan kata menulis nama alat
Indikator :
permainan yang ada di halaman sekolah(ayunan, jungkit-
Membuat gambar jungkit , papan titian, putaran bola dunia, tangga
dengan beberapa majemuk dan prosotan).(mengumpulkan informasi
coretan/tulisan yang - Anak dapat membuat tulisan nama benda lain yang ada
sudah berbentuk
huruf/kata dilingkungan halaman sekolah (menalar)Anak
memperagakannya hasil tulisannya dengan
memajangkannya di kelas mengkomunikasikan

FISIK MOTORIK - Anak dan guru membersihkan halaman sekolah yang


belum bersih dengan berkelompok menggunakan sekolah Kurikulum 2013 PAUD
KD : Hasil karya
(sapu lidi dan serok sampah)
3.3 Mengenal anggota - Menjelaskan manfaat menjaga kebersihan lingkungan
tubuh, fungsi dan sekolah Sapu lidi dan serok sampah
gerakannya untuk - Anak diberi kesempatan untuk menanyakan bagaimana
pengembangan motorik menjaga kebersihan lingkungan sekolah (menanya) Unjuk kerja
kasar dan halus (karakter rasa ingin tahu) Observasi
4.3 Menggunakan anggota - Menjelaskan lingkungan kelas dan halaman sekolah harus
tubuh untuk dijaga kebersihannya, dengan tidak boleh membuang
pengembangan motorik sampah sembarangan , buanglah sampah pada tempat
kasar dan halus yang sudah disiapkan (disiplin)
- Anak dan guru bersama-sama mempraktikan kegiatan
Indikator : menyapu halaman dengan cara yang benar
Melakukan kegiatan yang (mengumpulkan informasi)
menunjukkan anak - Anak dapat pula membersihkan lingkungan tidak hanya
mampu terampil pada halaman sekolah , tapi bisa pula di halaman rumah,
menggunakan tangan maupun dikelas, dijalan bila melihat sampah maupun
kanan dan kiri dalam lingkungan yang tidak bersih (menalar)
berbagai aktivitas
SOSIAL EMOSIONAL - Anak memperhatikan gambar anak bekerja sama dengan
temannya menyapu halaman sekolah, dengan baik dan
KD : Observasi
benar dalam membersihkan halaman sekolah (mengamati)
2.1Memiliki perilaku - Menjelaskan sikap yang baik dalam bekerja sama jangan
yang mencerminkan egoes, jangan memaksakan kehendak , saling menghargai,
sikap menghargai dan sikap toleran terhadap orang lain, bekerja sama dengan
toleran kepada orang lain teman, saling bantu membantu bila teman mendapat
kesulitan mengerjakan tugas (sikap peduli social)
Indikator : - Anak bersama teman kelompoknya bekerja sesuai
Mau bekerja sama tugasnya bekerja sama dan bergotong royong dengan , hati
dengan teman /orang lain yang gembira, dan suka rela membersihkan halaman
sekolah (mengumpulkan informasi)

KOGNITIF - Anak mengamatigambar puzzleyang utuh dan kepingan


puzzel yang terurai
KD : Kurikulum 2013 PAUD Observasi
- Anak diberi kesempatan untuk menanyakan terkait
3.5 Mengetahui cara dengan gambar puzzel yang sudah di perlihatkan
memecahkan masalah (menanya) Kepingan puzzel tentang suasana
sehari-hari dan - Menjelaskan manfaat puzzle dapat melatih konsentrasi, sekolah (lebih dari 10 kepingan
berperilaku kreatif memperkuat daya ingat, melatih koordinasi mata dan Unjuk kerja
puzzel)
4.5 Menyelesaikan tangan dan dapat melatih berpikir matematik. Caranya
dengan menyusun potongan gambar yang terdiri dari Gambar puzzel
masalah sehari-hari
secara kreatif beberapa potongan, kemudian dari potongan-potongan
itu dicocokan satu dengan lainnya sehingga membentuk
Indikator :Mampu suatu gambar atau bentuk yang utuh lagi sesuai waktu
memecahkan sendiri yang ditentukan (mengumpulkan informasi)
masalah sederhana yang - Anak dapat pula menyusun puzzle dari bentuk dan
dihadapi gambar lain seperti alat transportasi, mobil, beca, buah ,
binatang dll (menalar)
- Anak menceritakan pengalamannya saat menyusun
puzzel secara mandiri (mengkomunikasikan)
SENI - mendemonstrasikan cara memegang kerayon dengan
benar dan cara menggambar dengan rapi, menggunakan
KD : Kurikulum 2013 Hasil Karya
krayon (mengamati)
3.15 Mengenal berbagai - Anak diberi kesempatan untuk menanyakan cara mewana PAUD
karya dan aktivitas seni - Menjelaskan harus rapi, jangan keluar dari garis, tapi juga Observasi
4.15 Menunjukkan karya permainan gradasi warna, jangan mengubah letak
susunan pewarna yang ada pada krayon yang sudah Krayon oil pastel gambar
dengan aktivitas seni
dengan menggunakan berbaris rapi dalam tempatnya supaya memudahkan kita
berbagai media menyesuaikan warna, terkecuali kita sudah hapal letak
urutan gradasi warna tadi
Indikator : - Anak memperaktekkan melukis dengan tema halaman
sekolah ku(mengumpulkan informasi)
Menampilkan karya seni
- Anak dapat menggunakan kerayon untuk melukis dengan
sederhana
teknik impasto, menggosokkan jari untuk mendapatkan
warna yang pucat sehingga menghasilkan tekstur yang
jelas (menalar)
Anak menampilkan hasil karya lukisan di tempat pajangan
(mengkomunikasikan)

ISTIRAHAT (20 MENIT)


Mencuci tangan
- Berdoa sebelum makan (karakter religious)
- Makan bekal bersama dan berbagi bekal dengan teman
di kelas (karakter sikap peduli)
- berdoa sesudah makan (karakter religious)
- Bermain bebas
PENUTUP (20 Menit)
- Anak dan guru merefleksikan dan membuat kesimpulan
hasil pembelajaran tentang lingkungan halan sekolah
- Anak mengerjakan tugas yang disiapkan, sambil diberi
penilaian
- Guru menanyakan perasaan anak selama kegiatan
pembelajaran
- Memberikan pesan moral pada anak untuk selalu i rajin
berlatih mewarna di rumah, membantu orang tua
membersihkan atau menyapu rumah dan halaman agar
bersih dan menghindari kita dari penyakit
- Menginformasikan tentang tema dan kegiatan untuk
besok hari.
- Anak dan Guru ber do’a mengucapkan salam, dan
pulang
PENILAIAN:
Prosedur : Proses
Teknik : Observasi, unjuk kerja, dan catatan anekdot
Bentuk: Lembar Observasi dan Rubrik Penilaian
F. Tindak lanjut
a. Materi Pengayaan (Pengaman): ………………
b. Materi Remidial : ………………………………

………….., .…,…………. 2021

Kepala Sekolah Guru Kelas

……………………………………………………… ………………………………………….
LEMBAR KERJA
PESERTA DIDIK
(LKPD)
LEMBAR PESERTA DIDIK PERKEMBANGAN NAM

INDIKATOR Mengucapkan kalimat thoyyibah “Alhamdulillah”


BERI TANDA √ PADA GAMBAR SIKAP BERDOA YANG BENAR

NAMA NILAI PARAF GURU PARAF ORANG TUA


LEMBAR PESERTA DIDIK PERKEMBANGAN BAHASA

INDIKATOR Membuat gambar dengan beberapa coretan/tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata
TIRU LAH TULISAN NAMA-NAMA ALAT PERMAINAN DI BAWAH INI

ayunan

jungkit-jungkit

prosotan

tangga majemuk

putaran bola dunia

papan titian
NAMA NILAI PARAF GURU PARAF ORANG TUA
LEMBAR PESERTA DIDIK PERKEMBANGAN SOSIAL MEDIA

INDIKATOR Mau bekerja sama dengan teman /orang lain.


BERI TANDA √ PADA GAMBAR SIKAP BERDOA YANG BENAR

NAMA NILAI PARAF GURU PARAF ORANG TUA


LEMBAR PESERTA DIDIK PERKEMBANGAN KOGNITIF

INDIKATOR Mampu memecahkan sendiri masalah sederhana yang dihadapi


SUSUNLAH KEPINGAN PUZZEL MENJADI GAMBAR YANG UTUH

NAMA NILAI PARAF GURU PARAF ORANG TUA


LEMBAR PESERTA DIDIK PERKEMBANGAN SENI

INDIKATOR Menampilkan karya seni sederhana


LUKISLAH DAN WARNAI GAMBAR TEMA HALAMAN SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN KERAYON

NAMA NILAI PARAF GURU PARAF ORANG TUA


PENILAIAN KELOMPOK B
TEMA : LINGKUNGAN
SUB TEMA :LINGKUNGAN SEKOLAH
SUB-SUB TEMA : LINGKUNGAN HALAMAN SEKOLAH
NO NAMA NAM BAHASA FISIK MOTORIK SOSIAL EMOSIONAL KOGNITIF SENI
NAM BAHASA FISIK MOTORIK SOSIAL EMOSIONAL KOGNITIF SENI
KD 2.1 KD 3.12-4.12 KD 3.3 – 4.3 KD2.1 KD3.5-4.5 KD3.15-4.15
Tujuan : Tujuan : Tujuan: Tujuan : Tujuan: Tujuan:
Melalui kegiatan Melalui Melalui kegiatan Melalui kegiatan Melalui kegiatan Melalui kegiatan
melafalkan kalimat pengamatan pemberian tugas yang menunjukkan yang menunjukkan praktik langsung
thoyyibah dilingkungan anak mampu anak mencerminkan anak anak mampu
(Alhamdulillah) halaman sekolah mempraktekan sikap mencerminkan melukis dengan
anak mampu
anak mampu cara memegang bertanggungjawab sikap tema halaman
mengucapkan
mengidentifikasi dan menyapu anak mampu bertanggungjawab sekolah dengan
kalimat thoyyibah
(Alhamdulillah, ) area halaman dan dengan sapu lidi menyelesaikan anak mampu menggunakan
denganlafaz dan sekolah dan nama dan memegang tugasnya memotong menyelesaikan media kerayon
makhroj yang tepat benda (alat serok sampah di buah pisang dengan tugasnya dengan indah dan
dan lancar permainan halaman sekolah benar memotong buah rapi
)dengan yang belum pisang dengan
menyebutkan kata bersih benar
sesuai kosa kata
yang benar
B
No Nama BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
B
MB BSH BSB BB MB BSH BSB

Dst
RUBRIK PENILAIAN
KETERANGAN :

NAM
KD 2.1
Tujuan : Melalui kegiatan melafalkan kalimat thoyyibah (Alhamdulillah) anak mampu mengucapkan kalimat thoyyibah (Alhamdulillah, )
denganlafaz dan makhroj yang tepat dan lancar
Kriteria 1 : Anak mampu mengucapkan kata Alhamdulillah dengan lapaz yang tepat
Kriteria 2 : Anak mampu mengucapkan kata Alhamdulillah dengan makhraj yang tepat
Kriteria 3 : Anak mampu mengucapkan kata Alhamdulillah dengan sikap yang benar
Kriteria 4 : Anak mampu mengucapkan kata Alhamdulillah dengan mandiri

BB ( ) : Jika anak hanya memenuhi 1 kriteria


MB ( ) : Jika anak hanya memenuhi 2 kriteria
BSH ( ) : Jika anak hanya memenuhi 3 kriteria
BSB ( ) : Jika anak memenuhi 4 kriteria

BAHASA
KD 3.12 – 4.12
Tujuan : Melalui pengamatan dilingkungan halaman sekolah anak mampu mengidentifikasi area halaman dan sekolah dan nama benda
(alat permainan )dengan menyebutkan kata sesuai kosa kata yang benar
Kriteria 1 : Anak mampu menulis kata dengan lengkap
Kriteria 2 : Anak mampu menulis kata tanpa salah
Kriteria 3 : Anak mampu menulis kata dengan ukuran yang tepat
Kriteria 4 : Anak mampu menulis kata dengan rapi
BB ( ) : Jika anak hanya memenuhi 1 kriteria
MB ( ) : Jika anak hanya memenuhi 2 kriteria
BSH ( ) : Jika anak hanya memenuhi 3 kriteria
BSB ( ) : Jika anak memenuhi 4 kriteria

FISIK MOTORIK

KD 3.3 – 4.3
Tujuan : Melalui kegiatan pemberian tugas anak mampu mempraktekan cara memegang dan menyapu dengan sapu lidi dan memegang
serok sampah di halaman sekolah yang belum bersih
Kriteria 1 : Anak mampu memegang sapu dan serok dengan ajeg
Kriteria 2 : Anak mampu memegang sapu dan serok dan mengayunkan sapu dengan benar
Kriteria 3 : Anak mampu memegang sapu dan serok dengan kekuatan tetap
Kriteria 4 : Anak mampu memegang sapu dan serok dengan stabil

BB ( ) : Jika anak hanya memenuhi 1 kriteria


MB ( ) : Jika anak hanya memenuhi 2 kriteria
BSH ( ) : Jika anak hanya memenuhi 3 kriteria
BSB ( ) : Jika anak memenuhi 4 kriteria

SOSIAL EMOSIONAL

KD . 2.1

Tujuan :Melalui kegiatan yang menunjukkan anak mencerminkan sikap bertanggungjawab anak mampu menyelesaikan tugasnya
memotong buah pisang dengan benar
Kriteria 1 : Anak mampu bekerja sama dengan teman
Kriteria 2 : Anak mampu bekerja sama secara konsisten
Kriteria 3 : Anak mampu bekerja sama dengan tanpa diingatkan
Kriteria 4 : Anak mampu bekerja sama dengan ceria
BB ( ) : Jika anak hanya memenuhi 1 kriteria
MB ( ) : Jika anak hanya memenuhi 2 kriteria
BSH ( ) : Jika anak hanya memenuhi 3 kriteria
BSB ( ) : Jika anak memenuhi 4 kriteria

KOGNITIF
KI. 3 & 4 KD. 3.5 – 4.5
Tujuan : Melalui kegiatan yang menunjukkan anak mencerminkan sikap bertanggungjawab anak mampu menyelesaikan tugasnya
memotong buah pisang dengan benar
Kriteria 1 : Anak mampu menyusun puzzel dengan lengkap
Kriteria 2 : Anak mampu menyusun puzzel dengan benar
Kriteria 3 : Anak mampu menyusun puzzel tepat waktu

Kriteria 4 : Anak mampu menyusun puzzel dengan mandiri

BB ( ) : Jika anak hanya memenuhi 1 kriteria


MB ( ) : Jika anak hanya memenuhi 2 kriteria
BSH ( ) : Jika anak hanya memenuhi 3 kriteria
BSB ( ) : Jika anak memenuhi 4 kriteria
SENI
KI. 3 & 4 / KD 3.15 – 4.15
Tujuan : Melalui kegiatan praktik langsung anak mampu melukis dengan tema halaman sekolah dengan menggunakan media kerayon
dengan indah dan rapi
Kriteria 1 : Anak mampu melukis dengan rapi
Kriteria 2 : Anak mampu melukis dengan kombinasi warna yang harmonis
Kriteria 3 : Anak mampu melukis dengan warna yang pernuh

Kriteria 4 : Anak mampu melukis dengan tepat waktu

BB ( ) : Jika anak hanya memenuhi 1 kriteria


MB ( ) : Jika anak hanya memenuhi 2 kriteria
BSH ( ) : Jika anak hanya memenuhi 3 kriteria
BSB ( ) : Jika anak memenuhi 4 kriteria
CATATAN ANEKDOT

Hari/ Tanggal :
Kelompok :

Nama anak Tempat Waktu Peristiwa/ Perilaku


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELOMPOK A

TEMA : KEBUTUHAN KU

SUB TEMA : PAKAIAN

SUB SUB TEMA : PAKAIAN MUSLIM

OLEH :.

DINAS PENDIDIKAN KOTA BANJARBARU

2021
FISIK MOTORIK SOSEM
KD : 3.3& 4.3 Mengenal dan menggunakan KD : 2.8 Memiliki perilaku yang mencerminkan
anggota tubuh untuk pengembangan mandiri.
morik kasar dan motorik halus PETA KONSEP .
Indikator: gerakan terkoordinasi secara Indikator : Mencerminkan sikap kemandirian
terkoordinasi secra terkontrol Muatan Materi :Melipat pakaian sendiri
seimbang dan lincah
Muatan Materi: Melompat dengan memakai
benda
KOGNITIF
KD : 3.6 & 4.6 Mengenal dan menyampaikan
benda-benda tentang apa bagaiana
BAHASA
benda disekitarnya yang dikenalnya
KD : 3.1 &4.10.Memahami dan
(nama,warna,bentuk,ukuran,ola,sipa
Menunjukan kemampuan berbahasa Kelompok : A t, srara, tekstur, fungsi,dan ciri-ciri
reseftif ( menyimak dan membaca ) TEMA : Kebutuhanku lainnya
Indikator: Menyebut kata dari gambar yang Sub Tema : Pakaian Indikator : Melakukan kegiatan menunjukkan
diperlihatkan Sub-sub Tema : Pakaian anak mampu mengenal benda
Muatan Materi : Mengulang kata pada Muslim dengan pasangannya
gambar yang diperlihatkan
Muatan Materi :Memasangkan pakaian
muslim dengan pasangannya

NAM SENI
KD : 1.1 mempercayai adanya Tuhan melalui KD : 3.15 & 4.15 Mengenal dan Menunjukan
ciptaannya karya dan aktivitas seni dengan
Indikator: Mengucapkan Doa pendek menggunakan brbagai media
Muatan Materi: Mengucapkan Doa Indikator: Membuat hasil karya seni sesuai
berpakaian kreatifitasnya
Muatan Materi: Menjiplak macam-macam
pakaian
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN ( RPPH )

Kelompok/Usia : A/ 4-5 tahun


Tema : Kebutuhan
Sub Tema : Pakaian
Sub-Sub Tema : Pakaian muslim
Semester : 1 ( Satu)
Hari / Tanggal :
Kompetensi Dasar : KD 1.1 / 2.8 /3.3-4.3 / 3.6-4.6 /3.10 - 4.10 / 3.15- 4.15

A. Tujuan Pembelajaran
1. Anak dapat melakukan gerakan terkoordinasi cecara terkontrol melalui kegiatan meloncat memakai benda dengan lincah Melalui kegiatan mengosok
gigi, anak mampu menggosok gigi dengan benar.
2. Anak dapat mengucapkan kata melalui mengulang pada gambar yang diperlihatkan dengan benar
3. Anak mampu mengucapkanDoa pendek mellalui mengucapkan doa berpakaian dengan lafal yang benar
4. Anak mampu mencerminkan sikap mandiri melalui melipat pakaian sendiri dengan rapi
5. Anak mampu memasangkan gambar benda dengan pasagannya melalui kegiatan memasangkan jens pakaian muslim ( pakaian muslim laki-laki dan
perempuan dengan benar )
6. Anak mampu membuat karya seni melalui kegiatan menjiplak macam – macam pakaian muslim dengan rapi

B. Materi Ajar
1. Melompat dengan memakai benda
2. Mengulang kata pada gambar yang diperlihatkan
3. Mengucapkan Doa berpakaian
4. Melipat pakaian sendiri
5. Memasangkan jsnis pakaian muslim laki-laki san perempuan
6. Menjiplak macam-macam pakaian

C. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Tanya jawab, Bercakap-cakap, Demonstrasi, Praktik langsung, dan Pemberian tugas

D. Kegiatan Pembelajaran
KD/ ASPEK KEGIATAN PEMBELAJARAN MEDIA PENILAIAN

1 2 3 4

PENDAHULUAN (30 menit) Kurikulum 2013


- Anak berbaris di lapangan dipimpin oleh bu guru PAUD
- Anak dan guru duduk melingkar, mengucapkan salam, dan
berdoa bersama di dalam kelas
- Membaca surah-surah pendek (Relegius)
- Bercakap-cakap tentang kabar hari ini, sambil menanyakan
kehadiran anak, dan berbagi cerita tentang macam-macam
pakaian yang dia ketahui
- Guru menyampaikan tema hari ini yaitu: tentang pakaian dan
menetapkan aturan main dalam mengerjakan kegiatan hari ini
KEGIATAN INTI (80 menit)
- Anak diajak ke lapangan halaman sekolah dan mengamati Kurikulum 2013
cara guru melompat dengan meliwati karet gelang yang PAUD
Fisik Motorik
3.3 Mengnal anggota tubuh, dan mau dilompati, kemudian anak mendemonstrasikan cara
gerakannyauntuk pengembnagn melompat dua kaki di atas gelang karet (mengamati) Karet gelang
motorik kasar dan motorik halus karakter mandiri
4.3 Mengunakan anggota tubuh - Anak mendemonstrasikan dengan meniru dan
untuk pengembangan morik kasar dan mempraktikan cara melompat tali dua kaki di atas gelang Penugasan
motorik halus karet secara bergiliran (mengumpulkan informasi) karakter
mandiri
Indikator : gerakan terkoordinasi - Selain anak dapat melompat anak juga dapat meloncat
secara terkontrol, seimbang dan (menalar)
lincah
- Anak menceritakan pada temanya kalau sudah bisa meloncat
dengan benar (mengkomunikasikan )
- Anak dan guru mengamati gambar baju muslim
BAHASA perempuan, dan baju muslim laki-laki dan bagian –bagian
KD : pakaian baju muslim(Mengamati)
3.10 memahami bahasa reseptif - Anak mendengarkan penjelasan guru tentang baju muslim
(menyimak dan membaca) yang nyaman dipakai (mengumpulkan informasi)
4.10 Menunjukan kemampuan - Anak memperhatikan guru Menjelaskan cara membaca
berbahasa reseptif (menyimak dan mengenalkan huruf A sampai Z sambil melapalkannya, Observasi
membaca) menghapal suku kata dari kosonan dan vocal a, i, u, e, o,
(mengumpulkan informasi)(karakter rasa ingin tahu
- Anak mengulang kata membaca “pakaian muslim” dengan
Indikator : benar (mengumpulkan informasi) (menalar)
menyebutkan kata dari gambar - Anak mengucapkan kata” pakaian muslim “ dengan benar
yang diperli-hatkan (mengkomunikasikan )

- Anak mengamati tulisan doa berpakaian (Mengamati)


- Anak menanya mengapa kita harus berdoa berpakaian (
NAM Menanya) Observasi
KD : - Anak mendengarkan penjelasan guru kita berdoa saat
1.1 Mempercayai adanya Tuhan mengenakan pakaian menunjukan bahwa kita bersyukur dan
melalui ciptaannya berterima kasih kepada Allah atas rejeki pakaian yang ia
berikan ( Mengumpulkan informasi) (disiplin)
Indikator: Mengucapkan doa - Anak mengucapkan doa berpakaian, dan mempraktikkan
pendek cara memakai pakaian memulai dari sebelah kanan dengan
benar didepan temannya (mengkomunikasikan dan
menalar)(mandiri)
1. Anak mengamati guru saat melipat pakaian Observasi
2. Anak diberi kesempatan untuk bertanya tentang cara melipat
SOSEM Kurikulum 2013
pakaian ( menanya)
KD : PAUD
3. Anak mempraktekan cara melipat pakaian, melipat
2.8 Memiliki perilaku yang
pekerjaan yang menggunakan tangan, (Mengumpulkan
mencerminkan mandiri Pakaian muslim
informasi)Karakter tanggung jawab
4. Selain anak dapat melipat pakaian anak juga dapat mencuci
Indikator :
pakaian (Menalar)
Mencerminkan sikap kemandirian Macam-macan baju
5. Anak menceritakan pada temannya kalau sudah bisa melipat
pakaian dengan rapi (mengkomunikasikan)
KOGNITIF - Mengamati Anak mengamati jenis pakaian muslim untuk
Kurikulum 2013
KD :3.6 & 4.6 anak laki-laki, dan pakaian muslim anak perempuan
PAUD
Mengnal dan menyampaikan - Anak diberi kesempatan untuk bertanya tentang model
tentang apa dan bagaimana benda pakaian muslim bagi anak (Menanya)
disekitar yang dikenalnya ( nama, - Anak mencoba memasangkan jenis muslim (pakaian muslim Unjuk kerja
pakain laki-laki
warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, laki-laki dan perempuan sesuai pasanganya laki-laki pakai
suara, tekstur, fungsi dan ciri-ciri pici/kupiah, anak perempuan pasangannya dengan jilbab Observasi
gambar 5 model
lainnya Menalar (karakter tanggung jawab)
pakaian anak
Indikator : - Anak dapat memasangkan pakaian muslim sesuai dengan
Melakukan kegiatan menunjukkan pasangannya (Mengkomunikasikan)
anak mampu mengenal benda
SENI Mengamati
KD : 3.15 & 4.15 Anak mengamati cara menjiplak gambar pakaian muslim
Mengenal & menunjukan karya Menanya Anak diberi kesempatan untuk menanyakan tentang
dan aktivitas seni dengan cara menjiplak pakaian muslim
Observasi
menggunakan brbagai media Mengumpulkan informasi Anak menjiplak gambar pakaian
muslim (karakter tanggug jawab)
Indikator: Membuat hasil karya Anak menampilkan hasil karyanya menjipkak gambar pakaian
seni sesuai kreatifitasnya muslim
- ISTIRAHAT (20 MENIT)
- Mencuci tangan
- Berdoa sebelum makan (karakter religious)
- Makan bekal bersama dan berbagi bekal dengan teman di
kelas (karakter sikap peduli)
- berdoa sesudah makan (karakter religious)
- Bermain bebas
- PENUTUP (20 Menit)
- Anak dan guru merefleksikan dan membuat kesimpulan hasil
pembelajaran tentang pakaian muslim baik untuk anak laki-
laki maupun perempuan
- Guru menanyakan perasaan anak selama kegiatan
pembelajaran dan memberikan pesan pada anak agar anak
terbiasa memakai pakaian yang rapi, dan di sesuaikan dengan
situasinya
- Memberikan pesan moral pada anak untuk belajar dan
membiasakan memakai sendiri pakaian yang dikenakan baik PENI
untuk di rumah maupun ke sekolah-Menginformasikan tentang
LAI
tema dan kegiatan untuk besok hari.
- Anak dan Guru ber do’a mengucapkan salam, dan pulang AN:
Prosedur : Proses
Teknik : Observasi, unjuk kerja, dan catatan anekdot
Bentuk: Lembar Observasi dan Rubrik Penilaian
F. Tindak lanjut
a. Materi Pengayaan (Pengaman): ………………
b. Materi Remidial : ………………………………

Mengetahui Banjarbaru , 2021


Kepala Sekolah Guru Kelas

(…………………………..) (……………………………….)
LKPD
EMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK

INDIKATOR : Gerakan terkoordinasi secara terkontrol ,seimbang dan lincah

TUJUAN Anak dapat melakukan terkoordinasi secara terkontrol melalui kegiatan meloncat memakai bendah dengan lincah

Beri tanda √ pada gambar anak yang sedang melompat

Nama Nilai Paraf Guru Paraf orang tua


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PENGEMBANGAN BAHASA

INDIKATOR : Menyebutkan kata dari gambar yang di perlihatkan


TUJUAN : Anak dapat mengucapkan kata melalui mengulang pada gambar yang di perlihatkandengan benar
Beri tanda √ pada gambar pakaian muslim

Nama Nilai Paraf Guru Paraf orang tua


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PENGEMBANGAN NAM

INDIKATOR Mengucapkan doa pendek


TUJUAN : Anak mampu mengucapka doa pendek melalui mengucapkan doa berpakaian dengan lafal yang benar

Beri tanda √ pada gambar Anak yang berdoa dengan sikap yang baik

Nama Nilai Paraf Guru Paraf orang tua


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PENGEMBANGANSOSEM

INDIKATOR : Mencerminkan sikap kemandirian


TUJUAN : Anak mampu mencerminkan sikap mandiri melalui melipat pakaian sendiri dengan rapi

Beri tanda √ pada gambar anak melipat baju secara mandiri

Nama Nilai Paraf Guru Paraf orang tua


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PENGEMBANGAN KOGNITIF

INDIKATOR : Melakukan kegiatan menunjukkan anak mampu mengenal benda dengan pasangannya
: Anak mampu memasang gambar benda dengan pasangannya melalui kegiatan memasangkan jenis pakaian( pakaian muslim laki –
TUJUAN
laki dan perempuan
Pasangkanlah gambar dibawah ini sesuai dengan pasangannya..!!!

Nama Nilai Paraf Guru Paraf orang tua


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PENGEMBANGAN SENI

INDIKATOR : Membuat hasil karya seni sesuai kreatifitasnya


TUJUAN : Anak mampu membuat karya seni melalui kegiatan menjiplak macam – macam pakaian muslim dengan rapi

Ayo kita menjiplak baju dengan rapi..!!!!

Nama Nilai Paraf Guru Paraf orang tua


PENILAIAN KELOMPOK A
TEMA : KEBUTUHANKU
SUB TEMA/SUB-SUB TEMA: PAKAIAN/PAKAIAN MUSLIM
NO NAMA FISIK MOTORIK BAHASA NAM SOSEM KOGNITIF SENI
KD : 3.3 – 4.3 KD : 3.10 – 4.10 Anak mampu KD : 2.8 KD : 3.6-4.6 KD :3.15-4.15
Anak dapat melakukan Anak dapat mengucapkan mengucapkan doa Anak mampu Anak mampu Anak mampu membuat
gerakan terkoordinasi kata melalui mengulang pendek melalui mencerminkan sikap memasangkan karya seni melalui
secara terkontrol pada gambar yang mengucapkan doa mandiri melalui melipat gambar benda jenis kegiatan menjiplak
melalui kegiatan deperlihatkan dengan berpakaian dengan pakaian sendiri dengan pakaian macam-macam pakaian
melompat memakai benar lafal yang benar rapi muslim(pakaian muslimdengan rapi
benda dengan lincah muslim laki-laki
dan perempuan
BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11.
12.
13

RUBRIK PENILAIAN :
FISIK MOTORIK
KI 3&4 / 3.3-4.3
Anak dapat melakukan gerakan terkoordinasi secara terkontrol melalui kegiatan melompat memakai benda dengan cepat, tepat dan lincah
Kriteria 1 : Anak belum mampu melakukan gerakan terkoordinasi secara terkontrol melalui kegiatanmelompat
Kriteria 2 : Anakmampu melakukan gerakan terkoordinasi secara terkontrol melalui kegiatan melompat dengan tertib
Kriteria 3 : Anak mampu melakukan gerakan terkoordinasi secara terkontrol melalui kegiatan melompat dengan tertib dan cepat
Kriteria 4 : Anak mampu melakukan gerakan terkoordinasi secara terkontrol melalui kegiatan melompat dengan tertib,cepat dan lincah
BB (*) : Anak hanya memenuhi 1 kriteria
MB (**) : Anak memenuhi 2 kriteria saja.
BSH (***) : Anak memenuhi 3 kriteria.
BSB (****) : Anak memenuhi 4 kriteria

BAHASA
KI 3 &4 /KD 3.10 , 4.10
Anak dapat mengucapkan kata melalui mengulang pada gambar yang diperlihatkan dengan cepat,tepat dan benar
Kriteria 1 : Anak belum mampu mengucapkan kata melalui mengulang pada gambar yang diperlihatkan
Kriteria 2 : Anak mampu mengucapkan kata melalui mengulang pada gambar yang diperlihatkan dengan cepat
Kriteria 3 : Anak mampu mengucapkan kata melalui mengulang pada gambar yang diperlihatkan dengan cepat,tepat
Kriteria 4 : Anak mampu mengucapkan kata melalui mengulang pada gambar yang diperlihatkan dengan cepat,tepatdan benar
BB(*) : Anak hanya memenuhi 1 kriteria
MB(**) : Anak memenuhi 2 kriteria saja.
BSH(***) : Anak memenuhi 3 kriteria.
BSB (****) : Anak memenuhi 4 kriteria
NAM
KI 1 /KD 1.1
Anak mampu mengucapkan doa pendek melalui mengucapkan doa berpakaian dengan prilaku lafal dan artiyang benar
Kriteria 1 : Anak belum mampumengucapkan doa pendek melalui mengucapkan doa berpakaian
Kriteria 2 : Anak mampu mengucapkan doa pendek melalui mengucapkan doa berpakaian dengan prilaku yang benar
Kriteria 3 : Anak mampu mengucapkan doa pendek melalui mengucapkan doa berpakaian dengan prilaku dan lafal yang benar
Kriteria 4 : Anak mampu mengucapkan doa pendek melalui mengucapkan doa berpakaian dengan prilaku , lafal dan arti yang benar
BB(*) : Anak hanya memenuhi 1 kriteria
MB(**) :Anak memenuhi kriteria 2 saja
BSH(***) :Anak memenuhi 3 kriteria
BSB (****) : Anak memenuhi 4 kriteria

SOSEM
KI.2 /KD 2.8
Anak mampu mencerminkan sikap mandiri melalui melipat pakaian sendiri dengan bersih,cepat dan rapi
Kriteria 1 : Anak belum mampu mencerminkan sikap mandiri melalui melipat pakaian sendiri
Kriteria 2 : Anaksikap mampumencerminkan mandiri melalui melipat pakaian sendiri dengan bersih
Kriteria 3 : Anak mampu mencerminkan mandiri melalui melipat pakaian sendiri dengan bersih dan cepat
Kriteria 4 : Anak mampu mencerminkan mandiri melalui melipat pakaian sendiri dengan bersih dan cepat dan rapi
BB(*) : Anak hanya memenuhi 1 kriteria
MB(**) :Anak memenuhi 2 kriteria saja
BSH(***) :Anak memenuhi 3 kriteria
BSB (****) : Anak memenuhi 4 kriteria

KOGNITIF
KI 3 /KD 3.6 -4.6
Anak mampu memasangkan gambar benda dengan pasangannya melalui kegiatan memasangkan jenis pakaian muslim dengan terampil, rapi
dan benar
Kriteria 1 : Anak belum mampu memasangkan gambar benda dengan pasangannya melalui kegiatan memasangkan jenis pakaian muslim
Kriteria 2 : Anak mampu memasangkan gambar benda dengan pasangannya melalui kegiatan memasangkan jenis pakaian muslim dengan terampil
Kriteria 3 : Anak mampu memasangkan gambar benda dengan pasangannya melalui kegiatan memasangkan jenis pakaian dengan terampil dan rapi
Kriteria 4 : Anak mampu memasangkan gambar benda dengan pasangannya melalui kegiatan memasangkan jenis pakaian muslim dengan terampil,rapi
dan benar
BB (*) : Anak hanya memenuhi 1 kriteria
MB (**) : Anak memenuhi 2 kriteria
BSH (***) : Anak memenuhi 3 kriteria
BSB (****) : Anak memenuhi4 kriteria

SENI
KI 3/KD 3.15 - 4.15

Anak mampu membuat karya seni melalui kegiatan menjiplak macam – macam pakaian muslim dengan cepat,bersih dan rapi

Kriteria 1 : Anak belum mampu membuat karya seni melalui kegiatan menjiplak macam – macam pakaian muslim
Kriteria 2 : Anak mampu membuat karya seni melalui kegiatan menjiplak macam – macam pakaian muslim dengan cepat
Kriteria 3 : Anak mampu membuat karya seni melalui kegiatan menjiplak macam – macam pakaian muslim dengan cepat dan bersih
Kriteria 4 : Anak mampu membuat karya seni melalui kegiatan menjiplak macam – macam pakaian muslim dengan cepat, bersih dan rapi
BB(*) : Anak memenuhi hanya 1 kriteria
MB(**) : Anak memenuhi 2 kriteria saja
BSH(***) : Anak memenuhi 3 kriteria
BSB (****) : Anak memenuhi 4 kriteria
CATATAN ANEKDOT

Hari/ Tanggal :
Kelompok :

Nama anak Tempat Waktu Peristiwa/ Perilaku


POSTEST
Skor Butir Isntrumen Perangkat Pembelajaran
Nama TK No. Resp Jlh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 8 8 9 7 8 7 9 9 9 9 8 9 8 8 8 9 9 142
2 9 9 9 6 7 7 9 8 9 9 9 9 9 9 7 8 8 141
3 8 9 8 7 7 8 8 9 9 9 8 9 8 9 8 9 9 142
4 8 9 9 6 8 7 9 8 9 9 8 9 8 9 8 8 9 141
1 5 9 8 9 7 9 7 8 9 9 9 9 9 9 8 7 8 9 143
6 8 9 8 6 8 8 9 9 9 9 8 8 8 9 8 9 8 141
7 8 9 9 7 8 7 9 8 9 9 9 9 8 8 8 9 8 142
8 9 8 8 6 8 8 8 9 9 9 8 8 9 9 8 9 9 142
9 9 9 9 7 9 7 9 8 9 9 9 9 9 9 7 8 9 145
2 10 8 8 9 6 8 8 9 9 9 8 9 8 9 9 8 9 9 143
11 9 8 8 7 8 7 8 8 9 9 9 9 8 9 8 9 9 142
12 8 9 9 7 8 8 9 9 9 8 8 9 8 9 8 9 9 144
13 8 9 8 6 8 8 9 9 9 9 8 8 8 8 7 8 8 138
14 9 8 8 7 9 8 8 8 9 8 9 9 8 9 8 9 9 143
3 15 8 9 8 7 9 7 9 9 9 8 9 9 8 9 8 9 9 144
16 7 7 6 6 7 7 8 8 8 8 7 7 7 7 7 7 8 122
17 7 7 6 7 8 7 7 7 8 8 7 6 6 7 7 6 8 119
18 7 8 7 7 8 7 7 7 8 7 7 8 7 6 6 6 7 120
19 6 7 6 7 8 7 6 7 8 8 7 7 7 6 6 6 7 116
4 20 6 8 6 7 7 8 7 8 8 8 7 8 7 7 6 6 8 122
21 8 8 7 7 9 8 9 9 9 9 9 9 8 9 8 8 9 143
22 9 9 8 7 9 7 8 9 9 9 9 8 9 8 7 9 8 142
23 8 9 9 6 8 8 9 9 9 8 8 9 8 9 8 8 9 142
24 9 9 8 7 8 7 8 8 9 9 9 9 9 8 9 9 9 144
5 25 9 8 9 7 8 8 8 9 9 8 8 9 8 8 7 9 9 141 4250
Jumlah 202 209 200 167 202 186 207 210 220 213 206 211 201 206 187 204 213 3444 81,03529
POSTEST
Skor Butir Isntrumen Perangkat Pembelajaran
Nama TK No. Resp Jlh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 8 8 9 7 8 7 9 9 9 9 8 9 8 8 8 9 9 142
2 9 9 9 6 7 7 9 8 9 9 9 9 9 9 7 8 8 141
3 8 9 8 7 7 8 8 9 9 9 8 9 8 9 8 9 9 142
4 8 9 9 6 8 7 9 8 9 9 8 9 8 9 8 8 9 141
1 5 9 8 9 7 9 7 8 9 9 9 9 9 9 8 7 8 9 143
6 8 9 8 6 8 8 9 9 9 9 8 8 8 9 8 9 8 141
7 8 9 9 7 8 7 9 8 9 9 9 9 8 8 8 9 8 142
8 9 8 8 6 8 8 8 9 9 9 8 8 9 9 8 9 9 142
9 9 9 9 7 9 7 9 8 9 9 9 9 9 9 7 8 9 145
2 10 8 8 9 6 8 8 9 9 9 8 9 8 9 9 8 9 9 143
11 9 8 8 7 8 7 8 8 9 9 9 9 8 9 8 9 9 142
12 8 9 9 7 8 8 9 9 9 8 8 9 8 9 8 9 9 144
13 8 9 8 6 8 8 9 9 9 9 8 8 8 8 7 8 8 138
14 9 8 8 7 9 8 8 8 9 8 9 9 8 9 8 9 9 143
3 15 8 9 8 7 9 7 9 9 9 8 9 9 8 9 8 9 9 144
16 7 7 6 6 7 7 8 8 8 8 7 7 7 7 7 7 8 122
17 7 7 6 7 8 7 7 7 8 8 7 6 6 7 7 6 8 119
18 7 8 7 7 8 7 7 7 8 7 7 8 7 6 6 6 7 120
19 6 7 6 7 8 7 6 7 8 8 7 7 7 6 6 6 7 116
4 20 6 8 6 7 7 8 7 8 8 8 7 8 7 7 6 6 8 122
21 8 8 7 7 9 8 9 9 9 9 9 9 8 9 8 8 9 143
22 9 9 8 7 9 7 8 9 9 9 9 8 9 8 7 9 8 142
23 8 9 9 6 8 8 9 9 9 8 8 9 8 9 8 8 9 142
24 9 9 8 7 8 7 8 8 9 9 9 9 9 8 9 9 9 144
5 25 9 8 9 7 8 8 8 9 9 8 8 9 8 8 7 9 9 141 4250
Jumlah 202 209 200 167 202 186 207 210 220 213 206 211 201 206 187 204 213 3444 81,03529
POSTEST
Skor Butir Isntrumen Perangkat Pembelajaran
Nama TK No. Resp Jlh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 8 8 9 7 8 7 9 9 9 9 8 9 8 8 8 9 9 142
2 9 9 9 6 7 7 9 8 9 9 9 9 9 9 7 8 8 141
3 8 9 8 7 7 8 8 9 9 9 8 9 8 9 8 9 9 142
4 8 9 9 6 8 7 9 8 9 9 8 9 8 9 8 8 9 141
1 5 9 8 9 7 9 7 8 9 9 9 9 9 9 8 7 8 9 143
6 8 9 8 6 8 8 9 9 9 9 8 8 8 9 8 9 8 141
7 8 9 9 7 8 7 9 8 9 9 9 9 8 8 8 9 8 142
8 9 8 8 6 8 8 8 9 9 9 8 8 9 9 8 9 9 142
9 9 9 9 7 9 7 9 8 9 9 9 9 9 9 7 8 9 145
2 10 8 8 9 6 8 8 9 9 9 8 9 8 9 9 8 9 9 143
11 9 8 8 7 8 7 8 8 9 9 9 9 8 9 8 9 9 142
12 8 9 9 7 8 8 9 9 9 8 8 9 8 9 8 9 9 144
13 8 9 8 6 8 8 9 9 9 9 8 8 8 8 7 8 8 138
14 9 8 8 7 9 8 8 8 9 8 9 9 8 9 8 9 9 143
3 15 8 9 8 7 9 7 9 9 9 8 9 9 8 9 8 9 9 144
16 7 7 6 6 7 7 8 8 8 8 7 7 7 7 7 7 8 122
17 7 7 6 7 8 7 7 7 8 8 7 6 6 7 7 6 8 119
18 7 8 7 7 8 7 7 7 8 7 7 8 7 6 6 6 7 120
19 6 7 6 7 8 7 6 7 8 8 7 7 7 6 6 6 7 116
4 20 6 8 6 7 7 8 7 8 8 8 7 8 7 7 6 6 8 122
21 8 8 7 7 9 8 9 9 9 9 9 9 8 9 8 8 9 143
22 9 9 8 7 9 7 8 9 9 9 9 8 9 8 7 9 8 142
23 8 9 9 6 8 8 9 9 9 8 8 9 8 9 8 8 9 142
24 9 9 8 7 8 7 8 8 9 9 9 9 9 8 9 9 9 144
5 25 9 8 9 7 8 8 8 9 9 8 8 9 8 8 7 9 9 141 4250
Jumlah 202 209 200 167 202 186 207 210 220 213 206 211 201 206 187 204 213 3444 81,03529
POSTEST
Skor Butir Isntrumen Perangkat Pembelajaran
Nama TK No. Resp Jlh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 8 8 9 7 8 7 9 9 9 9 8 9 8 8 8 9 9 142
2 9 9 9 6 7 7 9 8 9 9 9 9 9 9 7 8 8 141
3 8 9 8 7 7 8 8 9 9 9 8 9 8 9 8 9 9 142
4 8 9 9 6 8 7 9 8 9 9 8 9 8 9 8 8 9 141
1 5 9 8 9 7 9 7 8 9 9 9 9 9 9 8 7 8 9 143
6 8 9 8 6 8 8 9 9 9 9 8 8 8 9 8 9 8 141
7 8 9 9 7 8 7 9 8 9 9 9 9 8 8 8 9 8 142
8 9 8 8 6 8 8 8 9 9 9 8 8 9 9 8 9 9 142
9 9 9 9 7 9 7 9 8 9 9 9 9 9 9 7 8 9 145
2 10 8 8 9 6 8 8 9 9 9 8 9 8 9 9 8 9 9 143
11 9 8 8 7 8 7 8 8 9 9 9 9 8 9 8 9 9 142
12 8 9 9 7 8 8 9 9 9 8 8 9 8 9 8 9 9 144
13 8 9 8 6 8 8 9 9 9 9 8 8 8 8 7 8 8 138
14 9 8 8 7 9 8 8 8 9 8 9 9 8 9 8 9 9 143
3 15 8 9 8 7 9 7 9 9 9 8 9 9 8 9 8 9 9 144
16 7 7 6 6 7 7 8 8 8 8 7 7 7 7 7 7 8 122
17 7 7 6 7 8 7 7 7 8 8 7 6 6 7 7 6 8 119
18 7 8 7 7 8 7 7 7 8 7 7 8 7 6 6 6 7 120
19 6 7 6 7 8 7 6 7 8 8 7 7 7 6 6 6 7 116
4 20 6 8 6 7 7 8 7 8 8 8 7 8 7 7 6 6 8 122
21 8 8 7 7 9 8 9 9 9 9 9 9 8 9 8 8 9 143
22 9 9 8 7 9 7 8 9 9 9 9 8 9 8 7 9 8 142
23 8 9 9 6 8 8 9 9 9 8 8 9 8 9 8 8 9 142
24 9 9 8 7 8 7 8 8 9 9 9 9 9 8 9 9 9 144
5 25 9 8 9 7 8 8 8 9 9 8 8 9 8 8 7 9 9 141 4250
Jumlah 202 209 200 167 202 186 207 210 220 213 206 211 201 206 187 204 213 3444 81,03529
PRETEST
Skor Butir Isntrumen Perangkat Pembelajaran
Nama TK No. Resp Jlh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 6 5 5 6 7 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 102
2 6 6 6 7 6 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 104
3 6 5 5 6 7 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 102
4 6 5 6 6 6 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 102
5 6 5 5 7 6 7 6 6 6 7 5 7 6 6 6 6 6 103
6 6 6 5 6 7 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 103
7 6 5 5 6 6 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 101
8 6 6 5 7 7 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 104
9 6 6 5 6 6 7 6 7 6 6 6 7 6 6 6 7 6 105
10 6 5 6 7 7 7 6 6 6 7 5 7 6 6 6 6 6 105
11 6 5 5 6 6 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 101
12 6 5 6 7 7 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 104
13 6 6 5 6 6 7 6 7 6 7 5 7 6 6 6 7 7 106
14 6 6 6 7 6 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 104
15 6 5 6 6 7 7 6 6 6 7 6 7 6 6 6 6 6 105
16 6 6 6 7 6 7 6 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 104
17 7 5 5 6 6 7 6 7 6 6 5 7 6 6 6 7 6 104
18 6 5 5 6 7 7 6 6 6 6 5 7 6 6 7 6 6 103
19 6 5 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 6 6 6 6 6 103
20 6 5 6 6 6 6 7 6 6 6 6 6 7 6 7 6 7 105
21 6 6 5 7 7 7 6 6 6 7 6 5 7 7 6 6 6 106
22 7 5 5 7 7 7 6 6 7 7 5 6 6 7 7 7 6 108
23 6 5 6 6 6 6 7 7 7 6 5 7 7 6 7 6 6 106
24 7 6 5 6 7 6 7 7 6 6 5 6 6 6 7 6 7 106
25 6 6 5 7 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 106 4250
Jumlah 153 135 134 161 161 171 153 155 152 156 131 169 153 153 156 155 154 2602 61,22353

Anda mungkin juga menyukai