Edisi Kesatu
Cetakan pertama, April 2008 Cetakan kedua belas, Juni 2013
Cetakan kedua, Juli 2008 Cetakan kelima belas, September 2014
Cetakan ketiga, Mei 2009 Cetakan keenam belas, Juni 2015
Cetakan kelima, April 2010 Cetakan ketujuh belas, September 2015
Cetakan kedelapan, November 2011 Cetakan kedelapan belas, Mei 2016
Cetakan kesepuluh, Agustus 2012 Cetakan kesembilan belas, November 2016
Penulis :
1. Luluk Asmawati, S.S., M.Pd 5. Dian Novita, S.Pd.
2 Mukti Amini, S.Pd, M.Pd 6. Sri Indah Pujiastuti, M.Pd.
3. Dra Sri Tatminingsih 7. Eriva Syamsiatin, S.Pd.
4. Drs. Denny Setiawan, M.Ed.
Penelaah Materi :
1. Dra Siti Aisyah, M.Pd. 4. Dra. Titi Chandrawati, M.Ed.
2. Mukti Amini, S.Pd, M.Pd. 5. Dra. Trini Prastati
3. Dra Sri Tatminingsih
Pengembang Desain Instruksional : 1. Mukti Amini, S.Pd, M.Pd.
2. Dra. Asnah Limbong, M.Si..
Desain oleh Tim P2M2 :
Kover & Ilustrasi : Suparmi
Tata Letak : Sofyanusuri
Penyunting Bahasa : Nining S
372.21
MAT MATERI pokok pengelolaan kegiatan pengembangan AUD; 1 – 12/
PAUD4407/ 4 sks/ Luluk Asmawati [et.al.]. -- Cet.19; Ed 1--.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2016.
653 hal.: ill.; 21 cm
ISBN 978-979-011-293-3
Daftar Isi
Kegiatan Belajar 2:
Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain (KB) ........................... 1.14
Latihan …………………………………………............................... 1.33
Rangkuman ………………………………….................................... 1.33
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 1.34
Kegiatan Belajar 3:
Pengelolaan Kegiatan di Taman Penitipan Anak ............................... 1.37
Latihan …………………………………………............................... 1.46
Rangkuman ………………………………….................................... 1.46
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 1.47
Kegiatan Belajar 2:
Pendirian Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini ................................ 2.23
Latihan …………………………………………............................... 2.42
Rangkuman ………………………………….................................... 2.43
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 2.44
Kegiatan Belajar 3:
Pengajuan Rintisan Program Pendidikan Anak Usia Dini ................. 2.47
Latihan …………………………………………............................... 2.56
Rangkuman ………………………………….................................... 2.56
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 2.57
Kegiatan Belajar 2:
Teknik Penataan Ruangan dan Perlengkapan Belajar di Lembaga
PAUD ................................................................................................. 3.33
Latihan …………………………………………............................... 3.71
Rangkuman ………………………………….................................... 3.72
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 3.73
Kegiatan Belajar 2:
Aplikasi Kegiatan Outdoor di Kelompok Bermain dan Taman
Penitipan Anak ................................................................................... 4.15
Latihan …………………………………………............................... 4.42
Rangkuman ………………………………….................................... 4.42
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 4.43
Kegiatan Belajar 2:
Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan di Tempat Penitipan Anak
(TPA) .................................................................................................. 5.27
Latihan …………………………………………............................... 5.48
Rangkuman ………………………………….................................... 5.49
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 5.49
Kegiatan Belajar 2:
Penilaian Kegiatan Pengembangan pada Lembaga PAUD Sejenis ... 6.29
Latihan …………………………………………............................... 6.43
Rangkuman ………………………………….................................... 6.44
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 6.45
Kegiatan Belajar 2:
Kegiatan Circle Time di Kelompok Bermain dan Taman Penitipan
Anak ................................................................................................... 7.15
Latihan …………………………………………............................... 7.21
Rangkuman ………………………………….................................... 7.21
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 7.22
Kegiatan Belajar 2:
Prinsip, Rambu, dan Pengaturan Kegiatan Berbasis Sentra di KB
dan TPA .............................................................................................. 8.22
Latihan …………………………………………............................... 8.41
Rangkuman ………………………………….................................... 8.42
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 8.43
Kegiatan Belajar 2:
Penataan Ruang dan Media serta Rambu-rambu Pelaksanaan Sentra
Persiapan di KB dan TPA .................................................................. 9.24
Latihan …………………………………………............................... 9.55
Rangkuman ………………………………….................................... 9.56
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 9.58
Kegiatan Belajar 2:
Pengelolaan Kegiatan Sentra Sains di Kelompok bermain dan
Taman Penitipan Anak ....................................................................... 10.27
Latihan …………………………………………............................... 10.41
Rangkuman ………………………………….................................... 10.41
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 10.42
Kegiatan Belajar 2:
Sentra Seni .......................................................................................... 11.31
Latihan …………………………………………............................... 11.40
Rangkuman ………………………………….................................... 11.41
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 11.41
Kegiatan Belajar 2:
Prosedur Penilaian Circle Time Berdasarkan BCCT dan Berbasis
Sentra di KB dan TPA ........................................................................ 12.29
Latihan …………………………………………............................... 12.47
Rangkuman ………………………………….................................... 12.48
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 12.49
Peta Kompetensi
Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini/PAUD4407/4 sks
Modul 1
PENDAHULUA N
A nak khususnya anak usia dini merupakan masa yang paling optimal
untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang
sangat besar dan melakukan apapun untuk memenuhi rasa ingin tahunya.
Selain itu, secara naluriah mereka aktif bergerak. Mereka akan menuju ke
mana saja sesuai dengan minat atau kesenangan.
Dengan aktivitasnya tersebut anak memenuhi kebutuhan perkembangan
dan belajarnya. Belajar bagi anak juga akan terjadi sebagai dampak dari
partisipasinya dengan baik anak-anak lain sebayanya serta orang-orang
terdekatnya termasuk guru dan orang tuanya.
Anak usia dini menurut J. Piaget berada pada tahap praoperasional-
konkret yang bertumpu pada pengalaman langsung. Oleh karenanya
kekhasan belajar mereka adalah melalui aktivitas atau kegiatan langsung
(hands on) dan berkaitan dengan minat dan pengalamannya sendiri. Anak
senang mengulang-ulang berbagai kegiatan atau permainan yang sama
meskipun rentang perhatian yang pendek. Oleh karenanya pendidik dapat
memfasilitasinya melalui kegiatan yang memberikan kesempatan karena
anak-anak senang mengenal dan mengidentifikasi benda-benda yang berada
di lingkungan sekitarnya maka pendidik juga perlu memfasilitasinya dengan
alur atau petunjuk-petunjuk yang sifatnya sederhana dan khusus, untuk dapat
memfasilitasi anak dengan sebaik-baiknya, pendidik perlu membuat
rancangan pengelolaan kegiatan secara sistematik, efektif, dan efisien.
Dalam Modul 1 ini Anda akan membahas tentang Ruang Lingkup
Pengelolaan Kegiatan di Lembaga PAUD khususnya untuk Kelompok
Bermain (KB) Taman Penitipan Anak (TPA).
Setelah mempelajari seluruh modul ini, Anda diharapkan dapat
menjelaskan ruang lingkup pengelolaan di lembaga PAUD khususnya di KB
dan TPA secara lebih khusus Anda diharapkan dapat:
1.2 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Jangan lupa, Anda juga perlu membaca rangkuman yang disajikan dalam
tiap kegiatan belajar untuk membantu mengingat kembali pokok-pokok
pembahasan pada kegiatan belajar tersebut. Selain itu, Anda juga diharapkan
mengerjakan latihan dan tes formatif yang telah disediakan sehingga
pemahaman Anda akan lebih komprehensif. Tes formatif ini dikembangkan
untuk membantu Anda mengukur seberapa jauh pemahaman Anda terhadap
materi yang dipaparkan.
Kegiatan Belajar 1
A. LANDASAN YURIDIS
C. LANDASAN EMPIRIK
D. LANDASAN KEILMUAN
Landasan keilmuan secara teoretis yang melandasi agar anak usia dini
mendapatkan pengasuhan dan perlindungan yang tepat. Hal ini penting guna
memberikan stimulasi yang sesuai dengan usia, perkembangan, dan
kebutuhan setiap anak. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
memberikan perhatian besar terhadap pendidikan anak usia dini terutama
tentang perkembangan dan pertumbuhan anak.
Seorang bayi yang baru lahir mempunyai lebih dari 100 miliar sel otak.
Selama sembilan bulan masa kehamilan, paling tidak setiap menit dalam
pertumbuhan otak diproduksi 250 ribu sel otak (Madeleine J Nash, 1997).
Sel-sel otak ini terbentuk karena stimulasi dari luar otak. Setiap sel otak
saling terhubung dengan lebih dari 15 ribu simpul elektrik kimia yang sangat
rumit sehingga bayi yang berusia 8 bulan pun diperkirakan memiliki biliunan
z PAUD4407/MODUL 1 1.9
sel syaraf di dalam otaknya. Sel-sel syaraf harus sering distimulasi dan
didayagunakan agar terus berkembang jumlahnya dan terorganisir fungsinya
secara teratur (orderly) dan dapat digunakan (usable). Jika tidak jumlahnya
akan semakin berkurang atau fungsinya akan beralih ke tugas-tugas lain di
luar pengembangan kecerdasan. Otak anak terdiri dari neuron (sel-sel syaraf
yang sangat lembut) yang mampu menganalisis, mengoordinasi, dan
menyimpan semua informasi yang diterima lewat indra (Lise Eliot, 2004).
Faktor genetik (nature) dan faktor lingkungan (nurture) mempunyai
pengaruh yang cukup besar terhadap pembentukan dan kemampuan otak.
Stimulasi lingkungan dengan menyediakan lingkungan yang sehat dan sesuai
dengan tahap perkembangan anak pada awal-awal masa pertumbuhan anak
sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak selanjutnya. Stimulasi perlu
diberikan sejak anak lahir. Hal ini memiliki alasan yang sangat kuat, yaitu
berdasarkan hasil penelitian longitudinal “.......bahwa 50% perkembangan
kecerdasan anak terjadi pada usia 0−4 tahun maka disebut masa emas (golden
age) untuk perkembangan kecerdasan anak, 30% perkembangan selanjutnya
terjadi pada anak usia 4−8 tahun dan usia 8−12 tahun perkembangan dan
pertumbuhan terjadi hanya 20% saja dan selebihnya 10% perkembangan
kecerdasan terjadi pada usia sekitar 12−18 tahun (Direktorat PADU, 2004).
Berdasarkan rentangan usia kehidupan maka ruang lingkup pengelolaan
lembaga PAUD terdiri dari:
0,0 tahun - 2 tahun : Pendidikan keluarga
2,1 tahun - 6 tahun : Pendidikan di Taman Penitipan Anak (TPA)
3 tahun - 6 tahun : Kelompok Bermain (KB)
4 tahun - 6 tahun : Taman Kanak-kanak
6,1 tahun - 8 tahun : SD Kelas Awal.
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 1
C. kesehatan anak
D. lembaga pendidikan anak
Kegiatan Belajar 2
Pengelolaan Kegiatan di
Kelompok Bermain (KB)
1992). Anak pada masa usia 0−8 tahun ini mengalami masa yang cepat dalam
rentang perkembangan hidup manusia (Berk, 1992). Pendidikan anak usia
dini khususnya pada jenjang Kelompok Bermain dalam menyelenggarakan
pendidikan memfokuskan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik motorik kasar dan motorik halus, kecerdasan dalam
berpikir, mencipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, kecerdasan sosial
emosional atau kecerdasan sikap dan perilaku serta beragama, kecerdasan
bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini (http://id.wikipedia.org/
wiki/pendidikan), dan sebaiknya kegiatan yang disediakan harus sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan setiap anak.
Pada kenyataannya, sebagian besar orang tua dan pendidik tidak
memahami akan potensi luar biasa yang dimiliki oleh anak usia dini. Kondisi
itu disebabkan oleh keterbatasan orang tua dan pendidik akan pengetahuan
dan informasi yang berkaitan dengan pengasuhan dan perlindungan pada
anak usia dini. Keterbatasan itu pada akhirnya mengakibatkan multipotensi
dan multikecerdasan yang dimiliki oleh anak tidak dapat berkembang dengan
optimal (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0205/11/1104.htm).
tua dapat memberikan bantuan, dan stimulasi yang tepat pada anak. Secara
garis besar karakteristik perkembangan sosial emosional, kognitif, dan fisik
anak usia Kelompok Bermain adalah sebagai berikut (Lesia
Oesterrich:ISU:NNCC, http://www.nncc.org/Child.Dev/).
a. Masa peka
Sebagian besar pendidik dan orang tua belum sepenuhnya mampu
menciptakan suatu kondisi yang kondusif, yaitu memberi kesempatan dan
mengadakan permainan serta alat permainan tertentu yang dapat memicu
munculnya masa peka atau menumbuhkembangkan potensi anak yang sudah
memasuki masa peka atau masa kritis perkembangan.
b. Masa egosentrisme
Orang tua dan pendidik harus memahami bahwa anak usia KB masih
berada pada masa egosentris yang ditandai dengan seolah-olah setiap
tindakan yang dilakukan anak adalah paling benar, setiap keinginannya harus
selalu dituruti dan sikapnya selalu mau menang sendiri. Sebaiknya pendidik
(Guru dan Orang Tua) dapat memberi pengertian secara bertahap pada anak
agar anak dapat menjadi makhluk sosial yang baik, dengan memberikan
contoh dan teladan bagaimana seharusnya bersikap dan bertingkah laku
dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Masa meniru
Pada masa ini, proses peniruan anak terhadap segala sesuatu yang ada di
sekitarnya tampak semakin meningkat. Peniruan ini ditunjukkan anak dengan
meniru atau mengikuti sikap perilaku, tindakan, dan ucapan orang-orang di
1.20 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
d. Masa berkelompok
Pendidik harus dapat memfasilitasi dan memberi kesempatan pada anak
dengan cara membiarkan anak bermain di luar rumah bersama teman-teman
sebaya, jangan terlalu membatasi anak dalam pergaulan sehingga anak kelak
dapat bersosialisasi dan beradaptasi sesuai dengan perilaku di lingkungan
sosialnya. Namun, pendidik tetap harus mengawasi dan Memantau
lingkungan sosial di mana anak tersebut bergaul dan mengenal kehidupan
kelompok.
e. Masa bereksplorasi
Masa ini merupakan wujud dari karakteristik anak usia KB yang
memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Oleh karenanya pendidik harus
memahami pentingnya eksplorasi bagi anak. Pendidik harus dapat
memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada anak
untuk menyalurkan rasa ingin tahunya tersebut dengan cara membiarkan
anak mengeksplorasi dan memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitarnya
serta membiarkan anak melakukan coba ralat (trial and error) karena anak
adalah penjelajah yang ulung. Dengan cara demikian, anak akan dapat
mencari dan menemukan sendiri konsep-konsep dan pengetahuan tentang
sekitarnya dan rasa ingin tahunya dapat terpuaskan.
f. Masa pembangkangan
Orang tua dan pendidik disarankan cukup menegur dengan penuh kasih
sayang apabila anak dalam kondisi membangkang. Hal ini karena masa
pembangkangan adalah suatu fase alamiah yang dialami dan akan dilalui oleh
semua anak usia 3−5 tahun. Selain itu, apabila terjadi pembangkangan
sebaiknya anak diberi waktu untuk pendinginan (cooling down). Misalnya,
berupa penghentian aktivitas dan membiarkan anak sendiri berada di dalam
kamarnya atau di sebuah sudut. Beberapa waktu kemudian barulah anak
diberikan nasihat tentang mengapa ia harus melakukan hal tertentu.
z PAUD4407/MODUL 1 1.21
atau tidak dipahami atau tidak dikembangkan secara optimal oleh pendidik
maka anak akan mengalami perkembangan dengan tahap perkembangan yang
kurang tepat. Hal tersebut dalam jangka panjang akan berdampak pada
perilaku anak yang menyimpang dan cenderung berkembang ke arah yang
negatif. Oleh karena itu, penting bagi setiap pendidik untuk memahami
karakter dan tahap perkembangan yang berbeda pada setiap. Sehingga
pendidik dapat memfasilitasi, mendukung, dan memberi kesempatan pada
setiap anak sehingga kelak akan menemukan jati dirinya secara positif.
Berikut adalah tabel tahap perkembangan psikososial yang dikemukakan
oleh Erik Erikson. Dalam tabel tersebut tampak bahwa anak usia KB berada
pada 3 tahap pertama.
Tabel 1.1.
Tahap Perkembangan Psikososial Erik Erikson
Tabel 1.2.
Tahap Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Setiap tahap ini saling berkaitan dan tidak terpisahkan. Urutan tahapan
tidak dapat ditukar atau dibalik karena tahap sebelumnya melandasi
terbentuknya tahap selanjutnya. Akan tetapi, proses dan saat terbentuknya
tahap tersebut dalam diri seseorang dapat berubah-ubah sesuai situasi orang
tersebut. Perbedaan antartahap sangat besar karena ada perbedaan kualitas
pemikiran yang lain meskipun demikian unsur dari perkembangan
1.24 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
sebelumnya tetap tidak dibuang. Jadi, ada kesinambungan dari tahap ke tahap
walaupun ada juga perbedaan yang sangat mencolok.
Tahap sensori motorik dan tahap praoperasional dipandang sesuai
dengan kegiatan belajar tentang pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain,
(Agus Mahendra, 1988: 74).
Pada anak usia lahir-usia 2 tahun interaksi anak dengan lingkungan
benar-benar merupakan sensorimotorik dan hanya berhubungan dengan
kekinian. Anak pada tahap ini sangat egosentris, segala sesuatu dilihat
berdasarkan sudut pandangnya sendiri. Pada akhir tahap ini barulah anak
mengembangkan konsep objek yang permanen, yaitu anak baru menyadari
bahwa objek tertentu tetap ada walaupun tidak dapat terlihat secara langsung.
Tahap praoperasional terjadi pada usia 2−7 tahun. Tahap ini terdiri dari
dua bagian, yaitu sebagai berikut.
1) Tahap yang dicirikan dengan pemikiran prakonsep. Pemahaman konsep
masih kasar dan sudut pandangnya bersifat egosentris, yaitu memandang
sesuatu hanya dari sudut dirinya sendiri.
2) Tahap di mana anak dapat memecahkan masalahnya dengan intuitif. Ciri
yang paling nyata adalah kegagalan anak dalam mengembangkan
konservasi, yaitu kemampuan untuk menyadari bahwa jumlah, panjang,
dan substansi akan tetap konstan atau tetap walaupun hal itu ditampilkan
dengan cara yang berbeda.
Tabel 1.2.
Siklus Belajar Mengajar untuk Anak Kelompok Bermain
Penggunaan
Gunakan belajar dengan berba- a. Ciptakan alat untuk mengaplikasikan dalam dunia
gai cara nyata
Belajar menjadi lebih fungsional b. Bantu anak untuk mengaplikasikan dalam situasi
Tampilkan belajar dalam cara baru
yang bervariasi c. Sediakan situasi yang berarti untuk menggunakan
Aplikasikan dalam situasi baru belajar.
Formulasikan hipotesis baru dan
Ulangi siklusnya
1.28 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 2
7) Berikut ini adalah teori perkembangan anak yang sangat penting untuk
dipahami oleh pendidik, kecuali teori....
A. domain BS Bloom
B. kognitif Piaget
C. perkembangan psikososial Erik Erikson
D. interaksi sosial Vygotsky
Kegiatan Belajar 3
Pengelolaan Kegiatan di
Taman Penitipan Anak
c. Anak belajar melalui interaksi sosial baik dengan orang dewasa maupun
dengan teman sebaya yang ada di lingkungannya.
d. Minat dan ketekunan anak akan memotivasi belajar anak.
e. Perkembangan dan gaya belajar anak seharusnya dipertimbangkan
sebagai perbedaan individu.
f. Anak belajar dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang konkret
ke yang abstrak dari gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial.
a. Tempa
Tempa adalah upaya yang dilakukan untuk mewujudkan dan
meningkatkan kualitas fisik anak usia dini melalui upaya pemeliharaan
kesehatan, peningkatan mutu gizi, olahraga yang teratur dan terukur serta
pendidikan jasmani sehingga anak memiliki nilai-nilai karakteristik. Nilai-
nilai karakteristik ini, di antaranya fisik yang kuat, lincah, memiliki daya
tahan dan disiplin tinggi. Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan
karakteristik itu di antaranya berikut ini.
1) Olahraga
Olahraga diarahkan kepada peningkatan kesehatan dan kesegaran
jasmani serta mendukung pembentukan disiplin, tanggung jawab, kerja
keras, daya tahan, dan sportivitas yang tinggi. Selain itu, olahraga juga
diarahkan untuk meningkatkan prestasi baik tingkat nasional maupun
internasional yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional.
Pelaksanaan dilakukan melalui penyediaan sarana dan prasarana
olahraga yang memadai di lingkungan TPA dan juga meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan (guru-guru dan atau pengasuh) di TPA
tentang keolahragaan untuk anak usia dini.
2) Kesehatan
Kesehatan pada anak usia dini diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran
hidup sehat bagi pendidik, keluarga, dan orang-orang terdekat. Upaya
perbaikan kesehatan anak akan terus ditingkatkan, antara lain melalui
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyehatan
z PAUD4407/MODUL 1 1.45
b. Asah
Asah dimaksudkan agar anak usia dini memiliki kondisi intelektual yang
berkembang secara optimal, sehat, dan berkualitas. Hal ini dapat dilakukan
dengan pendidikan melalui berbagai program kegiatan di TPA yang
dirancang dan direncanakan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat
membantu anak menumbuhkembangkan potensi, minat, bakat, apresiasi,
persepsi, dan kreativitas intelektualnya secara berkelanjutan dan bertujuan.
c. Asih
Asih pada dasarnya merupakan pendampingan dan perlindungan
terhadap anak usia dini. Asih juga merupakan upaya mewujudkan dan
menjamin pemenuhan kebutuhan anak, hak kelangsungan hidup, emansipasi,
hak tumbuh kembang, hak mendapat perlindungan terhadap pengaruh yang
dapat merugikan pertumbuhan dan perkembangan anak, misalnya perlakuan
kasar dan eksploitasi. Selain itu, asih juga merupakan upaya pembinaan
lanjutan yang mengutamakan prinsip kepentingan terbaik bagi anak,
mewujudkan hak anak untuk berpartisipasi penuh dan pendayagunaan waktu
luang mereka secara bermanfaat.
d. Asuh
Asuh dimaksudkan untuk mewujudkan kualitas kepribadian dan jati diri
anak agar memiliki karakteristik sebagai berikut.
1) Integritas, iman, dan takwa.
2) Patriotisme, nasionalisme, dan kepeloporan
3) Rasa tanggung jawab, jiwa kesatria, dan sportivitas
1.46 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
L A TIH A N
Pelajari kembali materi dalam modul ini secara lebih mendalam dan
kaitkan dengan pengalaman Anda sebagai pendidik di Lembaga PAUD.
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 3
Tes Formatif 2
1) B. Early child education berarti Pendidikan Anak Usia Dini.
2) B. Kegiatan pengembangan PAUD sebaiknya dilakukan melalui belajar
dan bermain.
3) D. Taman Kanak-kanak buka PAUD jalur nonformal.
4) B. Pernyataan tersebut terdapat pada Pasal 9 ayat (1).
5) D. Amandemen UUD 1945 Pasal 31 ayat (3) mengamanatkan
pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu
pendidikan nasional.
6) C. Pasal 28 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003 berbunyi PAUD
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
7) A. UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.
8) C. PAUD nonformal di bawah pembinaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, dan Olahraga.
9) B. Perlindungan dan perkembangan anak dalam layanan pendidikan
dasar 9 tahun dinyatakan dalam Convention on The Right of The
Child.
10) A. Tujuan kedua dari Millennium Development Goal’s adalah
pencapaian pendidikan dasar untuk semua orang.
Tes Formatif 2
1) A. Usia emas pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini disebut
golden age.
2) C. NAEYC singkatan dari The National Association for the Education
of Young Children.
3) A. Pasal 28 UU No. 20 Tahun 2003 tentang PAUD.
4) A. Kesempatan belajar melalui bermain diberikan KB pada anak usia
2−4 tahun.
5) C. Pendekatan pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain
berdasarkan pada prinsip PAUD, perkembangan anak, prinsip
belajar melalui bermain.
6) B. Pendidik harus memahami masa kritis yang dialami oleh setiap anak
usia dini yang dikenal sebagai ZPD.
z PAUD4407/MODUL 1 1.51
Tes Formatif 3
1) A. TPA adalah wahana asuhan kesejahteraan sosial untuk anak yang
berfungsi sebagai pengganti keluarga.
2) D. Memantapkan usaha TPA bukan merupakan fungsi TPA.
3) A. Penyelenggaraan pendidikan 3 kali seminggu tidak termasuk jenis
TPA berdasarkan bentuk dan karakternya.
4) A. Jumlah kompetensi yang harus dikuasai anak pada lembaga TPA
adalah sebanyak 6 kompetensi.
5) C. Pengelolaan kegiatan di TPA, tidak ditujukan untuk pengelolaan
TPA itu sendiri.
6) A. Prinsip modelling tidak termasuk dalam salah satu prinsip
pendekatan yang ditetapkan di TPA.
7) C. Dasar filsafat pendidik di TPA adalah tempa, asah, asih, dan asuh.
8) A. Kegiatan olahraga di TPA harus dapat mengembangkan aspek
kesehatan dan kesegaran jasmani.
9) B. Alat permainan indoor dan outdoor, air bersih, dan gizi merupakan
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam unsur kesehatan dan
sanitasi di TPA.
10) A. Pemenuhan gizi seimbang di TPA dilakukan melalui pemberian
makanan sehat sesuai kebutuhan anak.
1.52 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Glosarium
Art : seni.
Autonomy : mandiri.
Basic trust : rasa percaya.
Child care center : taman penitipan anak.
Colling down : pendinginan.
Craft : kerajinan
Creation : kreasi
Critical period : masa kritis perkembangan.
Declaration of : Deklarasi Millenium.
Millineum
Despair : tidak menyukai diri sendiri karena banyak
gagal dalam kehidupan.
Developmentally : konsep pembelajaran yang sesuai dengan
Appropriate Practice kebutuhan setiap anak.
Discovery learning : belajar sambil menemukan.
Discovery learning : belajar dengan menemukan.
Early child education : pendidikan anak usia dini.
Education for All : Pendidikan untuk Semua.
Emotional intelligence : kecerdasan emosi.
Exploration : eksplorasi.
Expression : ekspresi.
Finding : menemukan.
Fullday care center : taman penitipan anak sehari penuh.
Generativity : ingin membimbing yang muda.
Golden age : usia emas perkembangan.
Golden age : usia emas pertumbuhan dan perkembangan.
Good governance : pemerintahan yang bagus.
Guilt : perasaan bersalah.
Halfday care center : taman penitipan anak setengah hari.
Identity : memiliki identitas diri.
Identity Confusion : kebingungan menentukan jati diri.
Ideogragraphic : perkembangan ideografis.
development
Industry : berkompetensi.
Inferior : rendah diri.
Insidental daycare : taman penitipan anak yang berada di pusat
perbelanjaan.
z PAUD4407/MODUL 1 1.53
Integrity : pengakuan.
Intimacy : keintiman dengan lawan jenis.
Isolation : mengurung diri dengan lawan jenis.
Learning through : belajar melalui bermain.
games
Lerning though games : belajar melalui bermain.
Life skills : keterampilan hidup.
Linguistic intelligence : kecerdasan berbahasa.
Logica mathematics : kecerdasan logika matematika.
intelligence
Millineum : Tujuan Pembangunan Millenium.
Development Goal
Mistrust : rasa tidak percaya.
Nature : genetik.
Normative development : perkembangan secara normatif.
Nurture : pengasuhan.
Orderly : pesan.
Playdough : tanah liat.
Scaffolding : pijakan.
Shame : malu.
Spiritual intelligence : kecerdasan spiritual.
Stagnation : kebosanan.
The Nationa l : Asosiasi Para Pendidik Anak usia Dini yang
Association for the Berpusat di Amerika.
Education of Young
Children
the Right time growing : masa yang tepat pertumbuhan dan
up child perkembangan anak.
Toddler : anak usia 2−3 tahun.
Trial and error : coba dan ralat.
Trigger : dipicu.
Usable : berguna.
Visual spatial : kecerdasan visual spasial.
intelligence
Zone Praximal : daerah potensial anak untuk belajar.
Development/ZPD
1.54 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Daftar Pustaka
Rambu-rambu Pendirian
Lembaga PAUD
Dra. Sri Tatminingsih
PENDAHULUA N
Kegiatan Belajar 1
Gambar 2.1.
Setiap Anak Memiliki Hak yang Harus Dipenuhi
z PAUD4407/MODUL 2 2.9
Anak berupa sanksi moral dan sanksi politis, bisa dalam bentuk embargo
bantuan ekonomi, pengucilan, mempermalukan di tingkat internasional.
Jika pelanggaran dilakukan oleh orang tua atau anggota masyarakat
maka negara berkewajiban menjamin agar orang tua atau anggota masyarakat
tidak melakukan pelanggaran akan hak anak atau menjamin jika terjadi
pelanggaran seperti itu maka pelaku harus mempertanggungjawabkan
tindakannya dan korban dibantu pemulihannya. Hal ini bisa dilakukan
dengan menyelaraskan perundangan dan peraturan nasional sesuai Konvensi
Hak Anak.
1. Landasan Yuridis
Landasan hukum yang terkait dengan pentingnya PAUD tersirat dalam
amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 28 ayat (2), yaitu
negara menjamin kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan anak
terhadap eksploitasi dan kekerasan. Pemerintah Indonesia juga telah
meratifikasi Konvensi Hak Anak melalui Keppres (Keputusan Presiden)
Nomor 36 Tahun 1990 yang mengandung kewajiban negara untuk
pemenuhan hak anak. Secara khusus, pemerintah juga telah mengeluarkan
Undang-undang (UU) Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27/1990 tentang Pendidikan Prasekolah,
PP Nomor 39/1992 mengenai Peran serta Masyarakat dalam Pendidikan
Nasional.
Sebagai bagian dari masyarakat internasional, pemerintah Indonesia juga
telah terikat komitmen dengan berbagai peraturan maupun konvensi
internasional yang terkait dengan hak asasi anak. Berbagai komitmen dan
konvensi tersebut telah mengikat dan bahkan telah diratifikasi. Beberapa isu
global seperti pemenuhan hak-hak dasar anak (CRC-20 Nopember 1989,
dalam Depdiknas 2004), pencegahan diskriminasi dan adanya persamaan hak
bagi anak dan wanita (CEDAW-18 Desember 1979, dalam Depdiknas 2004),
perlunya nilai-nilai dasar yang bersifat universal yang harus ditanamkan pada
z PAUD4407/MODUL 2 2.11
2. Landasan Empiris
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2003, diperkirakan jumlah anak usia
dini (0–6 tahun) di Indonesia adalah 26, 17 juta jiwa. Dari 13,50 juta anak
usia 0–3 tahun yang terlayani melalui layanan Bina Keluarga Balita sekitar
2,53 juta (18,74%). Sedangkan untuk anak usia 4–6 tahun dengan jumlah
12,67 jutayang terlayani melalui Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul
Athfal (RA), Kelompok Bermain, dan Taman Penitipan Anak sebanyak 4,63
juta (36,54%). Artinya, baru sekitar 7,16 juta (27,36%) anak yang terlayani
PAUD melalui program PAUD sehingga dapat disimpulkan masih terdapat
sekitar 19,01 juta anak usia dini (72,64%) yang belum terlayani program
PAUD.
Rendahnya tingkat partisipasi anak mengikuti pendidikan anak usia dini
berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Menurut laporan UNDP (United Nations Development Program) tentang
Human Development Index (HDI) pada tahun 2002 Indonesia menempati
peringkat 110 dari 173 negara dan 111 pada tahun 2004, jauh di bawah
Negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia (59), Filipina (77), Thailand (77),
bahkan peringkat Indonesia berada di bawah Vietnam, sebuah negara yang
baru bangkit dari porak-poranda akibat perang berkepanjangan.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia diikuti juga dengan
terpuruknya kualitas pendidikan di segala bidang dan tingkatan. Berdasarkan
hasil studi “kemampuan membaca” peserta didik tingkat Sekolah Dasar (SD)
yang dilaksanakan oleh International Educational Achievement (IEA)
diketahui bahwa siswa SD di Indonesia berada di urutan 38 dari 39 negara.
Hasil penelitian The Third International Mathematics and science Study
Repeat tahun 1999, kemampuan siswa Indonesia di bidang IPA berada di
2.12 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
3. Landasan Keilmuan
Pentingnya PAUD didukung oleh penelitian-penelitian tentang
kecerdasan otak (Lihat lagi BMP Perkembangan dan Konsep Dasar
Pengembangan Anak Usia Dini PAUD 4306).
Secara alamiah perkembangan anak berbeda-beda, baik dalam
inteligensi, bakat, minat, kreativitas, kematangan emosi, kepribadian,
keadaan jasmani dan keadaan sosialnya. Namun penelitian tentang otak
menunjukkan bahwa apabila anak distimulasi sejak dini maka akan
ditemukan genius (potensi paling baik/unggul) dalam diri anak. Setiap anak
memiliki kemampuan tak terbatas dalam belajar (limitess capacity to learn)
yang inheren (telah ada) dalam diri anak untuk dapat berpikir kreatif dan
produktif. Oleh karena itu, anak memerlukan program pendidikan yang
z PAUD4407/MODUL 2 2.13
a. Jalur formal
Pendidikan anak usia dini pada jalur formal berbentuk Taman Kanak-
kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA) atau bentuk lainnya yang sederajat.
1) Taman Kanak-kanak
TK adalah pendidikan prasekolah yang ditujukan bagi anak usia 4–
6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar (PP Nomor 27/1990).
Tujuan penyelenggaraan TK adalah membantu meletakkan dasar ke arah
perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan, serta daya
z PAUD4407/MODUL 2 2.15
b. Jalur nonformal
Pendidikan anak usia dini pada jalur nonformal berbentuk kelompok
bermain (KB), Taman penitipan Anak (TPA) atau bentuk lainnya yang
sederajat.
1) Kelompok Bermain (KB)
Kelompok bermain adalah salah satu bentuk layanan pendidikan bagi
anak usia dini, khususnya anak yang berusia 3 tahun sampai dengan
memasuki pendidikan dasar. Sasaran kelompok bermain dikelompokkan
menjadi 3, yaitu kelompok usia 3–4 tahun, 4–5 tahun, dan 5–6 tahun.
Kegiatan belajar di kelompok bermain secara garis besar dikelompokkan
menjadi dua, yaitu (a) penanaman nilai-nilai dasar yang meliputi nilai
agama, dan budi pekerti, dan (b) pengembangan kemampuan berbahasa,
2.16 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
motorik, emosi, sosial, dan daya cipta, yang meliputi seluruh aspek
perkembangan. Penyelenggaraan kelompok bermain hanya sebagian
kecil yang dilakukan oleh pemerintah. Instansi yang berwenang
membina kelompok bermain adalah Departemen Sosial (Depsos) pada
aspek kesejahteraan anak dan Depdiknas pada aspek pendidikan.
2) Taman Penitipan Anak (TPA)
TPA adalah wahana kesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai
pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya
berhalangan (bekerja, mencari nafkah atau halangan lain) sehingga tidak
berkesempatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada anaknya
melalui penyelenggaraan sosialisasi dan pendidikan prasekolah bagi
anak usia 3 bulan hingga memasuki pendidikan dasar.
Jenis layanan program TPA, antara lain berupa (a) layanan kepada anak
(perawatan, pengasuhan, pendidikan), (b) layanan kepada orang tua
(konsultasi keluarga, penyuluhan sosial), (c) layanan kepada masyarakat
(penyuluhan, fasilitasi penelitian, magang/job training bagi mahasiswa
dan masyarakat).
TPA yang tumbuh dan berkembang di masyarakat pada umumnya
memiliki 2 karakteristik yang berbeda, yaitu TPA yang berkembang di
lapisan masyarakat bawah, seperti TPA tipe pasar, rumah sakit, dan panti
sosial. Kegiatan yang menonjol pada TPA jenis ini umumnya hanyalah
sebagai wahana penitipan dan pengasuhan anak dan TPA yang
berkembang di lapisan menengah ke atas. Kegiatan pada TPA ini adalah
sebagai wahana penitipan dan pengasuhan anak, juga berfungsi sebagai
wahana pendidikan dini.
Penyelenggaraan TPA umumnya dilaksanakan oleh yayasan atau
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan hanya sebagian kecil yang
dilaksanakan oleh pemerintah. Instansi pembina TPA pada aspek
kesejahteraan anak adalah Depsos dan Depdiknas bertanggung jawab
terhadap pembinaan pada aspek edukatifnya.
3) Bentuk lain yang sejenis
Bentuk pelayanan PAUD lain yang sejenis yang sudah berkembang saat
ini antara lain. Pendidikan jalur ini yang sudah ada, seperti Posyandu dan
Bina Keluarga Balita (BKB).
a) Posyandu
Posyandu adalah wahana untuk kesejahteraan memberikan kepada
ibu dan anak melalui pemberian layanan terpadu yang mencakup
z PAUD4407/MODUL 2 2.17
aspek perawatan kesehatan dan gizi, terutama bagi ibu hamil dan
anak usia 0–5 tahun. Kegiatan Posyandu merupakan kegiatan dari
masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat dengan
bimbingan dari petugas kesehatan.
Dalam upaya mendukung pengembangan Posyandu, Universitas
Padjajaran (Unpad) bekerja sama dengan WHO (World Health
Organization) Collaborating Centre for Prenatal Care, Maternal
and child health tengah melakukan uji coba dengan tujuan
memberikan sentuhan pendidikan kepada anak melalui program
yang dinamakan Taman Posyandu sehingga diharapkan Posyandu
berfungsi dengan sebenar-benarnya. Posyandu dibina oleh Depdagri
(Departemen Dalam Negeri) sebagai Leading sector dan Depkes
sebagai penanggung jawab teknis, sedangkan jajaran Tim penggerak
PKK adalah pembina secara operasional.
b) Bina Keluarga Balita (BKB)
BKB adalah suatu kegiatan yang bertujuan memberikan
pengetahuan dan keterampilan kepada orang tua dan anggota
keluarga lainnya mengenai bagaimana mendidik, mengasuh dan
memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balita. Layanan
kegiatan BKB pada dasarnya merupakan pembinaan tumbuh
kembang balita yang terdiri dari tiga aspek, yaitu kesehatan, gizi dan
psikososial. Program ini diperuntukkan terutama bagi ibu-ibu yang
memiliki anak balita dan termasuk dalam kategori keluarga
berpenghasilan rendah. Melalui pelaksanaan program ini diharapkan
orang tua memiliki konsep diri yang sehat dan terjadi peningkatan
pengetahuan dan keterampilan dalam mengasuh dan membina anak
serta mampu menerapkan pola asuh yang berwawasan gender sejak
dini.
Lembaga yang membina BKB adalah Kantor Kementerian
Pemberdayaan perempuan sebagai perumus kebijakan dan BKKBN
secara operasional.
Program PAUD jenis apa pun yang akan, sedang dan telah
diselenggarakan oleh berbagai pihak, yang terpenting adalah menyediakan
wahana yang dapat memfasilitasi hak-hak anak untuk bermain dan
melakukan kegiatan-kegiatan yang menantang dan menyenangkan sesuai
dengan tahap perkembangan anak.
2.18 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
L A TIH A N
RA NGK UMA N
Setiap anak memiliki hak yang sama dan harus diperhatikan oleh
seluruh masyarakat. Hak Setiap Anak tersebut adalah:
1. untuk dilahirkan, untuk memiliki nama dan kewarganegaraan;
2. untuk memilik keluarga yang menyayangi dan mengasihi saya;
3. untuk hidup dalam komunitas yang aman, damai dan lingkungan
yang sehat;
4. untuk mendapatkan makanan yang cukup dan tubuh yang sehat dan
aktif;
5. untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan mengembangkan
potensinya;
6. untuk diberikan kesempatan bermainan waktu santai;
7. untuk dilindungi dari penyiksaan, eksploitasi, penyia-siaan,
kekerasan dan dari mara bahaya;
8. untuk dipertahankan dan diberikan bantuan oleh pemerintah;
9. agar bisa mengekspresikan pendapat sendiri.
Setiap pelanggaran atas hak anak tersebut mendapat sanksi, baik
secara legislatif, administratif maupun tindakan lainnya secara moral dan
politis.
Landasan Dasar PAUD di Indonesia meliputi landasan yuridis
(hukum), empiris maupun keilmuan.
Jalur dan Bentuk layanan pendidikan anak usia dini di Indonesia
tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bagian VII
Pasal 28 ayat (1–6), yaitu sebagai berikut.
1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar.
2. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, nonformal dan/atau informal.
3. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk
Taman kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA) dan bentuk lain
yang sederajat.
4. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal
berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA),
atau bentuk lain yang sederajat.
5. Pendidikan anak usia dini pada jalur informal berbentuk pendidikan
keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
6. Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), diatur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah
Jalur dan bentuk layanan PAUD dilaksanakan melalui jalur formal
(TK/RA), Nonformal (KB, TPA, dan bentuk lain yang sejenis, seperti
posyandu dan BKB)
2.20 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Program PAUD jenis apa pun yang akan, sedang dan telah
diselenggarakan oleh berbagai pihak, yang terpenting adalah
menyediakan wahana yang dapat memfasilitasi hak-hak anak untuk
bermain dan melakukan kegiatan-kegiatan yang menantang dan
menyenangkan sesuai dengan tahap perkembangan anak dan Konvensi
Hak Anak.
TES FORMATIF 1
4) Semua anak di dunia ini harus diperlakukan secara sama dan tidak boleh
dibedakan dengan cara apa pun. Hal tersebut tertuang dalam prinsip
konvensi hak anak, yaitu....
A. terbaik bagi anak
B. nondiskriminasi
C. hak hidup, kelangsungan dan perkembangan
D. penghargaan terhadap pendapatnya
z PAUD4407/MODUL 2 2.21
6) Negara yang tidak melakukan tindakan apa pun terhadap anak-anak usia
dini yang berada di wilayahnya akan mendapatkan sanksi dari dunia
internasional. Negara seperti ini disebut juga....
A. Non-discrimination
B. Nonformal
C. Non-compliance
D. Non-protective
9) Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan anak usia dini
pada jalur nonformal yang pembinaannya berada di bawah wewenang....
A. Dephum dan Balitbang
B. Depsos dan Depdiknas
C. Depag dan depdiknas
D. Depdiknas, depag, dan Depsos
2.22 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
10) Bentuk pendidikan anak usia dini yang berada pada jalur pendidikan
nonformal, adalah sebagai berikut kecuali....
A. KB
B. TPA
C. Posyandu
D. keluarga
Kegiatan Belajar 2
2) Kewajiban
Pendidik KB berkewajiban untuk membimbing anak, menyiapkan
lingkungan belajar yang mendukung pengembangan semua potensi anak
dan pembentukan sikap serta perilaku anak.
a. Kualifikasi
Pengelola KB hendaknya memiliki kualifikasi sebagai berikut.
1) Pendidikan minimal SLTA atau sederajat.
2) Memiliki kemampuan dalam mengelola program KB secara profesional.
3) Memiliki kemampuan dalam melakukan koordinasi dengan tenaga
pendidik, instansi terkait dan masyarakat.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat dan anak didik
serta orang tuanya.
5) Memiliki tanggung jawab moril mempertahankan dan meningkatkan
keberlangsungan KB yang dikelolanya
a. Persyaratan pendirian
Setiap pendirian/penyelenggaraan program KB, baik secara perorangan,
lembaga maupun organisasi ataupun lembaga swadaya masyarakat harus
memenuhi syarat penyelenggaraan sebagai berikut.
1) Memiliki tempat yang layak untuk menyelenggarakan kegiatan KB.
2) Memiliki anak didik.
3) Memiliki tenaga pendidik.
4) Memiliki pengelola.
5) Memiliki sarana dan prasarana.
6) Memiliki Alat Permainan Edukatif (APE).
7) Memiliki Program Pembelajaran (Program Pengembangan).
b. Prosedur perizinan
1) Setiap pendiri/penyelenggara program KB, baik secara perorangan,
lembaga maupun organisasi ataupun lembaga swadaya masyarakat
mengajukan permohonan izin penyelenggaraan ke Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota setempat melalui Dinas Pendidikan Kecamatan (Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)) yang membidangi PAUD jalur
pendidikan luar sekolah.
2) Prosedur: Setelah enam bulan kegiatan KB berjalan,
penyelenggara/pengelola KB mendaftar untuk minta izin operasional KB
ke Dinas Pendidikan Kecamatan atau UPTD dan Kabupaten/Kota
dengan membawa laporan tertulis yang berisi tentang gambaran KB
dalam memenuhi syarat minimal penyelenggaraan
3) Penetapan: paling lambat tiga bulan setelah proposal diterima, pihak
dinas pendidikan setempat menilai kelayakan penyelenggaraan program
KB, apabila dinilai telah layak menyelenggarakan program maka KB
tersebut berhak mendapat izin pendirian. Apabila dinilai belum layak
maka harus diadakan perbaikan-perbaikan terlebih dahulu sampai dinilai
layak mendapat izin pendirian.
c. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan KB mengacu pada kalender pendidikan yang telah
ditetapkan oleh Kantor Depdiknas. Dalam pelaksanaan kegiatan KB terdapat
2.28 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
layanan bimbingan yang diberikan KB terhadap anak didik dan orang tuanya.
Berikut adalah penjelasannya.
1) Bimbingan kepada anak
a) Mencakup bimbingan kepada anak didik. Misalnya, membantu
mengenal lingkungan KB dan rumahnya, membantu memahami
bakat dan minatnya, membantu mengenal kemampuan dirinya
sendiri.
b) Mencakup penilaian bimbingan kepada anak didik untuk
mengetahui sejauh mana anak dapat mengenal lingkungan KB dan
rumahnya, bisa memahami bakat dan minatnya serta bisa mengenal
kemampuan dirinya sendiri.
2) Bimbingan kepada orang tua
a) Memberikan informasi yang diperlukan orang tua berkenaan dengan
keadaan anaknya, memberikan bantuan cara mengatasi masalah
anak, membantu memahami keseluruhan kegiatan bermain di
lembaga yang bersangkutan.
b) Memberikan informasi yang diperlukan orang tua tentang proses
pembelajaran di KB.
c) Pembinaan kepada orang tua anak didik mengenai tumbuh kembang
anak, kesehatan anak, gizi anak, dan program pembelajaran di KB.
6. Pengelolaan Administrasi di KB
Pengelolaan Administrasi pada KB minimal, meliputi 3 jenis.
a. Administrasi pengelolaan Kegiatan
Administrasi pengelolaan kegiatan meliputi: formulir pendaftaran calon
anak didik, buku induk anak didik, buku absensi anak didik, buku mutasi
anak didik, buku absensi tenaga pendidik, buku administrasi persuratan,
buku tamu dan buku inventaris barang.
b. Administrasi pengelolaan Keuangan
Administrasi pengelolaan keuangan, meliputi buku kas,
pendokumentasian bukti pengeluaran dan penerimaan uang, kartu
pembayaran iuran anak didik, pedoman keuangan.
Taman Penitipan Anak (TPA) adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur
pendidikan nonformal sebagai wahana kesejahteraan yang berfungsi sebagai
pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya
bekerja. TPA menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuhan
terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun dengan prioritas
anak usia empat tahun ke bawah.
a. Tempa
Tempa adalah mewujudkan kualitas fisik anak usia dini melalui upaya
pemeliharaan kesehatan, peningkatan mutu gizi, olahraga yang teratur dan
terukur serta pendidikan jasmani sehingga anak memiliki nilai-nilai
karakteristik, seperti kuat, lincah, memiliki daya tahan, dan disiplin tinggi.
Upaya mewujudkan karakteristik itu antara lain dengan melakukan hal-hal
berikut.
1) Olahraga
Olahraga diarahkan pada peningkatan kesehatan dan kesegaran jasmani,
dan dalam mendukung pembentukan disiplin, tanggung jawab, kerja
keras, daya tahan dan sportivitas yang tinggi, serta berupaya
meningkatkan prestasi baik tingkat nasional maupun tingkat
internasional yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional.
Pelaksanaannya melalui upaya gerakan memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragakan masyarakat, penyediaan sarana dan prasarana olahraga
yang memadai di lingkungan TPA maupun di lingkungan perumahan.
2) Kesehatan
Kesehatan anak usia dini diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran
hidup sehat. Upaya perbaikan kesehatan anak akan terus ditingkatkan
antara lain melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, penyediaan air bersih,
penyuluhan kesehatan ibu dan anak, serta penyediaan sarana dan
prasarana kesehatan yang memadai baik di TPA maupun di rumah.
z PAUD4407/MODUL 2 2.31
3) Gizi
Peningkatan gizi dimaksudkan agar anak usia dini dapat tumbuh dan
berkembang secara alami dan diupayakan secara terus-menerus,
ditempuh melalui pemberian makanan yang sehat dan bergizi tinggi,
serta penyediaan sarana dan prasarana peningkatan mutu gizi yang
memadai di TPA maupun di rumah.
b. Asah
Asah dimaksudkan agar anak usia dini memiliki intelektual yang
berkembang, sehat, dan berkualitas. Hal ini dapat dilakukan melalui
pendidikan untuk menumbuh kembangkan potensi, minat, bakat, apresiasi,
persepsi, dan kreativitas intelektualnya secara berkelanjutan dan prospektif.
c. Asih
Asih pada dasarnya merupakan pendampingan dan perlindungan anak
usia dini, sebagai upaya mewujudkan dan menjamin pemenuhan kebutuhan
anak, hak kelangsungan hidup, emansipasi, hak tumbuh kembang, hak
mendapat perlindungan dari pengasuh yang dapat merugikan pertumbuhan
dan perkembangan, misalnya perlakuan kasar dan eksploitasi, serta upaya
pembinaan lanjutan dengan mengutamakan prinsip kepentingan terbaik bagi
anak, serta hak untuk berpartisipasi penuh dan pendayagunaan waktu luang
secara bermanfaat.
d. Asuh
Asuh dimaksudkan untuk mewujudkan kualitas kepribadian dan jati diri
anak agar memiliki karakteristik berikut.
1) Integritas, iman, dan takwa.
2) Patriotisme, nasionalisme dan kepeloporan.
3) Rasa tanggung jawab, jiwa kesatria, dan sportivitas.
4) Jiwa kebersamaan, demokratis, tahan uji.
5) Jiwa tanggap (penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi), daya kritis
dan idealisme.
6) Optimis dan keberanian mengambil risiko.
7) Jiwa kewirausahaan, kreatif dan profesional.
2.32 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
3. Peserta Didik
a. Anak usia lahir–4 tahun yang orang tuanya bekerja (prioritas).
b. Anak usia lahir–6 tahun yang tidak mendapat layanan PAUD.
c. Peserta didik yang sekurang-kurangnya berusia 3 bulan sampai dengan
6 tahun dan berjumlah 5 orang atau lebih (kecuali anak yang
berkebutuhan khusus).
4. Pendidik
a. Kualifikasi
Pendidik di TPA memiliki kualifikasi dasar sebagai berikut.
1) Memiliki kualifikasi akademik minimal SLTA sederajat.
2) Mendapat pelatihan pendidikan anak usia dini.
3) Memahami dan menyayangi anak.
4) Memahami tahapan tumbuh kembang anak.
5) Memahami prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini.
6) Memiliki kemampuan mengelola (merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi, membuat laporan) kegiatan/proses pembelajaran
pendidikan anak usia dini.
7) Diangkat secara sah oleh Pengelola TPA.
8) Sehat jasmani dan rohani.
5. Pengelola
a. Kualifikasi
Pengelola TPA mempunyai kualifikasi dasar sebagi berikut.
1) Lulusan SLTA sederajat.
2) Memiliki keterampilan tentang dasar-dasar manajemen.
3) Memiliki wawasan tentang pendidikan anak usia dini.
4) Memiliki pengalaman dalam mengelola suatu lembaga. Diangkat secara
sah oleh Pengurus Yayasan dan atau Pemilik TPA.
5) Sehat jasmani dan rohani.
6. Pengasuh/Perawat
a. Kualifikasi pengasuh/perawat
Pengasuh/perawat di TPA mempunyai kualifikasi dasar sebagai berikut.
2.34 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
a. Lingkungan
Lingkungan TPA harus dapat menciptakan suasana rasa aman kepada
anak untuk belajar dan berkembang sehingga anak merasa seperti di
rumahnya sendiri. Hal ini akan dapat mengurangi rasa takut pada lembaga
dan lingkungan tempat anak dititipkan. Lingkungan di dalam hendaknya
disusun dan direncanakan sesuai dengan kegiatan dan jumlah anak. Fasilitas
yang terdapat di luar ruangan harus dapat digunakan untuk kegiatan dan
perkembangan motorik kasar anak-anak yang dititipkan.
b. Tempat belajar
1) Gedung, TPA sebaiknya didirikan dengan bangunan/gedung permanen
yang mudah dijangkau oleh semua orang tua calon peserta didik, cukup
aman dan tenang dan memiliki surat-surat yang sah dan izin dari instansi
yang berwenang.
z PAUD4407/MODUL 2 2.35
2) Ruangan, luas ruangan disesuaikan dengan jumlah peserta didik. Hal ini
perlu diperhatikan agar anak-anak dapat bergerak dengan leluasa dan
tidak saling bertabrakan antara anak satu dengan lainnya.
3) Perabot, setiap ruangan sebaiknya dilengkapi perabot sesuai dengan
keperluan dan ketersediaan dana; seperti meja, kursi, almari, rak-rak
untuk alat permainan, box, tempat tidur, kasur, telepon, perlengkapan
administrasi.
Selain sarana belajar tersebut, sebuah TPA juga harus menyediakan alat
permainan untuk anak usia dini baik indoor maupun outdoor. Alat permainan
tersebut sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1) Mudah dibongkar pasang.
2) Jika terdiri dari bagian-bagian yang kecil-kecil, ukurannya aman dan
diperbolehkan untuk mainan anak.
3) Alat-alat mainan diletakkan di tempat terbuka dan mudah dijangkau oleh
anak.
4) Mudah dibersihkan sehingga dapat secara rutin dirawat, dibersihkan dan
diganti bila sudah rusak.
5) Aman, sisi-sisinya tidak ada yang tajam sehingga dapat membahayakan
kulit atau tangan atau anggota badan anak lainnya.
6) Kuat, kokoh, tidak mudah patah atau pecah.
7) Alat permainan harus sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak
dan dapat mendukung kegiatan belajar anak yang berbeda-beda.
2.36 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
d. Pemeliharaan kebersihan
Setiap hari lantai, perabot dan perlengkapan belajar harus dibersihkan.
Toilet dan kamar mandi harus dirawat agar tidak licin sehingga dapat
membahayakan anak. Usahakan agar jangan sampai ada air tergenang, agar
terhindar dari sarang nyamuk atau penyakit menular lainnya.
e. Perizinan
Perizinan TPA merupakan suatu ketetapan pemerintah yang diberikan
kepada setiap TPA setelah memenuhi persyaratan administrasi dan dinilai
kelayakannya untuk menyelenggarakan program pembelajaran bagi anak usia
dini yang dititipkan pada TPA tersebut. Izin ini berlaku pada kurun waktu
tertentu dan dapat diperpanjang kembali.
Izin ini merupakan pengakuan dan atau legalitas pendirian TPA untuk
melindungi anak-anak yang tergabung dalam TPA dan sebagai
pertanggungjawaban secara hukum serta perundangan yang berlaku.
Perizinan dikeluarkan oleh Dinas yang ditunjuk pemerintah Daerah
(Pemda) setempat dalam hal ini Dinas Pendidikan (bidang Pendidikan Luar
sekolah/Subdin PLS) atau Dinas Sosial di tingkat Kabupaten/Kota dan atau
lembaga lain yang ditunjuk Pemerintah kabupaten/Kota.
a. Administrasi umum
Sebuah lembaga TPA yang baik dapat dilihat dari pengelolaan
administrasi di bidang pelayanan, ketenagaan, keuangan maupun dalam
kegiatan pembelajaran yang tertib dan teratur. Administrasi umum yang
harus tersedia formulir-formulir dan kearsipan, antara lain berikut ini.
1) Formulir pendaftaran calon peserta didik.
2) Pernyataan Orang tua.
3) Buku Induk Peserta Didik.
4) Buku Daftar Hadir Untuk Anak.
5) Buku Daftar Hadir Untuk Pendidik dan pengasuh.
6) Buku tamu.
7) Buku Agenda.
8) Buku inventaris Barang.
9) Buku untuk kearsipan lainnya.
b. Administrasi keuangan
Administrasi keuangan sederhana perlu dibuat guna membuat
pengelolaan keuangan yang baik, antara lain sebagai berikut.
1) Buku Kas/bank.
2) Buku Pengeluaran dan penerimaan uang.
3) Kartu pembayaran/iuran peserta didik.
c. Administrasi kegiatan
Pengelolaan kegiatan pembelajaran perlu juga ada administrasinya agar
tertib dan teratur, antara lain berikut ini.
1) Buku Pedoman kegiatan Harian dan Mingguan.
2) Jadwal kegiatan bermain.
3) Buku catatan perkembangan anak.
4) Buku komunikasi/penghubung antara pendidik dan orang tua.
2.38 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program kegiatan
yang dilaksanakan di TPA telah tercapai. Evaluasi ini sangat berguna dalam
menentukan arah kebijakan yang akan dilakukan dan pembinaan selanjutnya.
1) Waktu evaluasi
Pelaksanaan penilaian dilakukan setiap hari dan secara berkala serta
berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan.
2) Kompetensi hasil keluaran dari TPA
Anak usia dini yang telah dibina dalam program kegiatan di TPA
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut.
a) Melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan
mencintai sesama.
b) Mengelola keterampilan tubuh termasuk gerakan-gerakan yang
mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar, serta
menerima rangsangan sensori-motorik (pancaindra).
c) Menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat
berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan
belajar.
d) Berpikir logis, kritis, memberi alasan, memecahkan masalah, dan
menemukan hubungan sebab akibat.
e) Mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat
dan menghargai keragaman sosial dan budaya, serta mampu
mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar, kontrol
diri dan rasa memiliki.
f) Peka terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk tangan,
serta menghargai hasil karya yang kreatif.
g) Mengenal nilai-nilai kebangsaan agar lebih mencintai tanah air
sendiri.
(Kompetensi tersebut sesuai dengan kurikulum (Acuan menu
Pembelajaran) AUD dan perkembangan anak pada tahap usianya.
b. Pelaporan
Setiap TPA wajib membuat laporan kepada Dinas Pendidikan setempat
untuk mengetahui keberadaan dan kemajuan dari lembaga tersebut. Laporan
tersebut meliputi, beberapa hal berikut.
z PAUD4407/MODUL 2 2.39
c. Pembinaan
Pembinaan TPA dilakukan oleh penilik dan atau Petugas PAUD di
tingkat kecamatan terhadap penyelenggaraan TPA, yaitu sebagai berikut.
1) Memonitor kemajuan lembaga (termasuk memberikan informasi baru
dari direktorat PAUD).
2) Memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
program TPA.
3) Membimbing di bidang administrasi lembaga.
4) Membantu memecahkan masalah.
7. Tenaga Pendidik
Rasio tenaga pendidik dengan jumlah anak yang dilayani untuk usia 0−5
tahun 1 : 10, 3−5 tahun 1 : 10, 4−6 tahun 1 : 15, 6 tahun ke atas 1 : 20
(Depsos). Apabila anak yang dilayani beragam dari 0−6 tahun jika
memungkinkan hendaknya dikelompokkan menjadi 0−1 tahun,
1−2 tahun, 2−3 tahun, 3−4 tahun, 4−5 tahun dan 5−6 tahun. Masing-
masing kelompok dipandu oleh Tenaga PAUD yang sudah terlatih.
8. Penilaian
Penilaian Program PAUD Sejenis, terdiri atas berikut ini.
1) Penilaian Program
Mencakup: kemajuan program, sarana, tenaga pendidikan.
2) Penilaian Hasil Kegiatan
Mencakup: Seluruh kemajuan perkembangan anak
9. Indikator Keberhasilan
1) peserta mengikuti kegiatan PAUD secara berkesinambungan.
2) Memiliki dana mandiri untuk pelaksanaan Program.
3) Jumlah peserta program bertambah.
4) Adanya dukungan dari masyarakat.
10. Jaringan Kerja
Pengelola/Pelaksana Satuan PAUD Sejenis senantiasa harus membangun
mitra kerja dengan berbagai pihak terkait, misalnya BKKBN, Dep.
Kesehatan, Dep. Sosial, Dep. Agama dan LSM. Pengembangan program
Satuan PAUD Sejenis sangat tergantung pada seberapa besar dukungan
dari masyarakat dan bimbingan/pendampingan dan instansi terkait.
11. Program yang Sudah dan Sedang Dikembangkan
Program PAUD Sejenis yang sudah dan sedang dikembangkan adalah
PAUD terintegrasi dengan Posyandu. Di Posyandu, anak-anak
mendapatkan layanan kesehatan dan pendidikan melalui bermain.
Program lain yang segera dikembangkan adalah PAUD terintegrasi
dengan kegiatan keagamaan (Pengajian, Sekolah Minggu, Sekolah di
Pura, Sekolah di Vihara, dan tempat keagamaan lainnya).
12. Mengapa PAUD Perlu Diintegrasikan dengan Posyandu?
a. Posyandu sebagai program layanan anak pada dasarnya lebih tertuju
pada aspek kesehatan dan gizi.
b. Keberadaan Posyandu yang telah melembaga di masyarakat hingga
pelosok pedesaan merupakan wahana yang tepat untuk memperluas
layanan PAUD.
2.42 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
c.
Fungsi PAUD pada prinsipnya adalah pemberian berbagai
perangsangan untuk mengoptimalkan perkembangan potensi anak
melalui kegiatan bermain.
d. Dalam bentuk yang paling sederhana, fungsi tersebut dapat
dilakukan di lingkungan keluarga, teman sepermainan, Posyandu,
dan wahana berkumpulnya anak-anak.
e. Kegiatan bermain akan lebih terarah apabila memiliki tujuan yang
jelas dengan menggunakan menu dan alat permainan edukatif yang
dirancang untuk itu, serta dikelola oleh tenaga terlatih.
f. Alat permainan edukatif tidak harus modern buatan pabrik, tetapi
dapat dikembangkan dengan memanfaatkan kekayaan lingkungan
sekitar sambil mengajarkan anak bereksplorasi.
13. Tujuan Program PAUD Terintegrasi Posyandu
a. Memberikan fasilitas bermain yang mendidik bagi anak
b. Memperluas jangkauan layanan PAUD, terutama untuk daerah yang
belum terjangkau layanan PAUD apa pun.
c. Memperkenalkan fungsi bermain bagi anak agar dipahami para
orang tua/pengasuh dan selanjutnya untuk dilakukan di rumah
masing-masing.
d. Mengkondisikan anak agar memiliki kesiapan masuk sekolah.
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 2
1) Salah satu bentuk layanan PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan
bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun (dengan prioritas anak
usia dua sampai empat tahun) adalah pengertian dari....
A. Kelompok Bermain
B. Taman Penitipan Anak
C. Taman Kanak-kanak
D. Pos pelayanan terpadu
6) Salah satu dasar filsafat TPA adalah perwujudan kualitas fisik AUD
melalui upaya pemeliharaan kesehatan, peningkatan mutu gizi dan
olahraga yang teratur dan terukur disebut dengan istilah....
A. asah
B. tempa
C. asih
D. asuh
10) Pada TPA dengan anak-anak berusia 5–6 tahun maka rasio yang
dianjurkan antara pendidik dengan anak didik adalah....
A. 1 : 3
B. 1 : 7
C. 1 : 12
D. 1 : 20
Kegiatan Belajar 3
A. KETENTUAN UMUM
1. Latar Belakang
Misi utama Direktorat PAUD adalah (a) mengupayakan pemerataan,
peningkatan mutu, dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dini;
(b) meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya PAUD bagi masa
depan anak-anaknya; (c) meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan peran
serta masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan dini. Oleh karena itu,
Direktorat PAUD mengajak masyarakat luas untuk berperan serta dalam
melaksanakan pengembangan model/rintisan program PAUD di daerah
masing-masing.
Dalam kaitan tersebut, Direktorat PAUD melalui APBN menyediakan
dana bantuan yang bersifat simultan kepada masyarakat yang akan
melakukan pengembangan model/rintisan program PAUD di wilayahnya.
2.48 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Pengajuan rintisan program PAUD bertujuan untuk memotivasi
masyarakat dalam memperluas layanan dan meningkatkan mutu layanan
PAUD.
b. Tujuan khusus
1) Memperluas layanan PAUD, khususnya bagi kalangan keluarga tidak
mampu (miskin).
2) Memperkuat lembaga PAUD dalam menyelenggarakan Program PAUD.
3) Meningkatkan mutu layanan PAUD melalui pendekatan yang sesuai
dengan karakteristik anak.
3. Sasaran
Calon penerima dana rintisan program dapat perorangan atau lembaga,
yang dikelompokkan menjadi:
a. masyarakat yang berpengalaman mengelola lembaga pendidikan;
b. masyarakat yang belum berpengalaman mengelola lembaga pendidikan;
c. tokoh masyarakat;
d. Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) Sanggar kegiatan belajar
(SKB);
e. Pusat PAUD.
e. Pusat PAUD
Program yang diajukan berbeda dengan program yang sebelumnya
dikelola.
7. Dana Rintisan
a. Jumlah dana rintisan PAUD minimal sebesar Rp10.000.000,00 dan
maksimal Rp30.000.000,00 atau sesuai dengan anggaran yang tersedia di
daerah untuk masa waktu satu tahun.
b. Dana rintisan hanya diberikan sekali dalam tahun anggaran yang
bersangkutan dan tidak ada dana rintisan lanjutan pada tahun anggaran
selanjutnya untuk penerima dana rintisan yang sama.
z PAUD4407/MODUL 2 2.51
9. Keberlangsungan Program
a. Penerima dana rintisan program harus dapat menjamin keberlangsungan
program sehingga mandiri.
b. Pemerintah tidak akan memberikan dana rintisan program untuk
kegiatan yang sama dan/atau sejenis pada penerima dana rintisan yang
sama.
c. Untuk menjaga keberlangsungan program penerima dana rintisan dapat
menjalankan usaha penggalian dana yang tidak bertentangan dengan
perundangan yang ada, termasuk menerima warga belajar dari keluarga
mampu untuk melakukan subsidi silang.
B. PELAKSANAAN
1. Mekanisme Pelaksanaan
a. Sosialisasi
Sosialisasi rintisan program secara luas kepada masyarakat yang
dilakukan oleh Pemimpin Proyek/pemimpin Bagian Proyek PAUD.
b. Pengajuan proposal
Masyarakat yang berminat dan memenuhi persyaratan dapat menyusun
dan mengirimkan proposal kepada pemimpin Proyek PAUD di
wilayahnya.
c. Penilaian dan penetapan penerima dana
Penilaian terhadap proposal dan kondisi lapangan dilakukan oleh tim
penilai.
d. Penetapan penerima dana
Pemimpin Proyek/pemimpin Bagian Proyek menerbitkan Surat
Keputusan Penetapan Penerima Dana Rintisan Program dengan
persetujuan Kepala Dinas Pendidikan setempat.
2.52 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
2. Penyusunan Proposal
Proposal yang diajukan memuat kelengkapan sebagai berikut.
a. Halaman muka
Halaman muka memuat: Nama jenis program yang diusulkan, jati diri
pengusul, lokasi kegiatan tersebut akan dilaksanakan (Desa/kelurahan,
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi).
b. Latar Belakang
Dalam uraian latar belakang memuat alasan-alasan yang rasional
mengapa program itu dilaksanakan. Alasan tersebut harus objektif
didukung oleh data yang relevan dengan program yang diajukan.
c. Tujuan
Merumuskan apa yang ingin dicapai melalui program yang akan
dikembangkan/dilaksanakan.
d. Sasaran
Dalam proposal ini harus diuraikan dengan jelas, siapa sasaran program
yang akan dilaksanakan, dari lapisan mana, jumlah anak yang menjadi
sasaran, dan jumlah sasaran yang akan dijangkau.
e. Lokasi
Memuat alamat lokasi tempat rintisan program akan dilaksanakan
f. Jadwal pelaksanaan
Memuat secara rinci rencana kegiatan mulai dari persiapan hingga
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dimulai.
g. Ketenagaan
Diuraikan siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan rintisan program
disertai kualifikasi pendidikan dan rincian tugas masing-masing.
z PAUD4407/MODUL 2 2.53
h. Biaya
Menguraikan rencana pembiayaan rintisan program yang akan
dilaksanakan, beserta asal sumber pembiayaan. Rencana pembiayaan
yang dicantumkan dalam tubuh proposal cukup komponen besarannya
saja, sedangkan rinciannya dicantumkan sebagai lampiran proposal.
i. Daya dukung
Diuraikan apa saja yang mendukung kegiatan tersebut, seperti: data
sarana dan prasarana yang telah dimiliki, data ketenagaan lengkap
dengan kualifikasi pendidikannya, dan dukungan masyarakat terhadap
pelaksanaan rintisan program yang akan dilaksanakan, dibuktikan
dengan surat pernyataan kelompok masyarakat.
j. Tindak lanjut
Diuraikan tindak lanjut yang akan dilaksanakan setelah perintisan/
pengembangan program selesai dan apa yang akan dilaksanakan untuk
memperkuat program di masa yang akan datang.
k. Lampiran
1) Jadwal kegiatan pelaksanaan rintisan program.
2) Peta lokasi rintisan program.
3) Rincian pembiayaan rintisan program.
4) Status kelembagaan jika berbadan hukum agar melampirkan
fotocopy akte pendirian.
5) Izin lingkungan.
6) Status kepemilikan bangunan/gedung.
7) Daftar sasaran yang digarap.
8) Pernyataan kesanggupan.
3. Pengajuan Proposal
a. Bagi calon penerima rintisan yang lokasinya berada pada kab/kota
Bagian Proyek PAUD, usulan kegiatan atau proposal disampaikan
kepada Pemimpin Bagian Proyek PAUD kab/kota setempat.
b. Bagi calon penerima rintisan yang lokasinya tidak ada Bagian Proyek
PAUD usulan kegiatan/proposal disampaikan kepada Pimpro PAUD
provinsi.
c. Batas waktu penyusunan proposal dan pengiriman berdasarkan pada
ketentuan yang ditetapkan oleh tim penilai proposal pada masing-masing
proyek/bagian proyek PAUD setempat.
2.54 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
C. PENILAIAN
1. Tim Penilai
a. Unsur tim penilai, tim penilai adalah tim yang ditunjuk oleh Pemimpin
Proyek/pemimpin bagian proyek atas persetujuan kepala dinas, yang
berasal dari unsur subdin PLS dengan susunan Ketua, sekretaris, dan
3 orang anggota.
b. Kriteria tim penilai
1) Memahami teknik penilaian proposal.
2) Memahami program PAUD.
3) Jujur dan bersifat objektif (tidak memihak).
4) Berpengalaman dalam penilaian proposal.
c. Tugas tim penilai
1) Melaksanakan seleksi dan penilaian terhadap seluruh proposal yang
diajukan termasuk melakukan penilaian lapangan.
2) Membuat Berita Acara (BA) hasil proses seleksi dan penilaian
proposal.
3) Menyampaikan Berita Acara (BA) hasil penilaian kepada kepala
dinas pendidikan provinsi/kab/kota cq. Pimpinan proyek/bagian
proyek PAUD sebagai dasar untuk mengeluarkan Surat keputusan
Penetapan Penerima Dana Rintisan Program PAUD.
4) Menetapkan batas waktu penerimaan proposal dari masyarakat.
2. Langkah-langkah Penilaian
Proses penilaian dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah berikut.
a. Menghimpun proposal yang dikirim dari masing-masing lembaga sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Proposal yang sudah terkumpul
dikirimkan ke tim penilai.
b. Tim penilai menyusun daftar lembaga/organisasi yang mengirim
proposal (calon pelaksana program).
z PAUD4407/MODUL 2 2.55
D. TINDAK LANJUT
4. Pelaporan
Penerima dana rintisan wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan
program kepada proyek/bagian proyek PAUD setiap 3 bulan.
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 3
3) Berikut ini adalah sasaran calon penerima dana rintisan program PAUD,
kecuali....
A. masyarakat baik yang berpengalaman maupun belum
berpengalaman
B. tokoh masyarakat
C. pusat-pusat PAUD
D. yayasan-yayasan pendidikan yang besar
Tes Formatif 1
1) D. Kecerdasan seseorang pada usia 4 tahun telah terjadi sebesar 80%.
2) A. Pertemuan Forum pendidikan Dunia dilaksanakan di Dakar–
Senegal.
3) B. Memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan PAUD
bagi anak-anak yang sangat rawan dan kurang beruntung,
merupakan salah satu pernyataan dalam 6 komitmen aksi pendidikan
untuk semua.
4) B. Semua anak di dunia ini harus diperlakukan secara sama dan tidak
boleh dibedakan dengan cara apa pun, disebut juga nondiskriminasi.
5) D. Dipuja dan diprioritaskan dari kebutuhan apa pun bukan merupakan
hal anak.
6) C. Negara yang tidak melakukan tindakan apa pun terhadap anak-anak
usia dini yang berada di wilayahnya disebut non-compliance.
7) C. Negara menjamin kelangsungan hidup, pengembangan dan
perlindungan terhadap eksploitasi dan kekerasan. Pernyataan
tersebut merupakan landasan yuridis tentang pentingnya PAUD
yang tercantum dalam Amandemen UUD 1945 Pasal 28 ayat (2).
8) A. TK dan RA adalah pendidikan anak usia dini pada jalur formal.
9) B. Kelompok bermain pembinaannya berada di bawah wewenang
Depsos dan Depdiknas.
10) D. Keluarga adalah bentuk pendidikan anak usia dini yang berada pada
jalur pendidikan informal.
Tes Formatif 2
1) A. Kelompok bermain adalah salah satu bentuk layanan PAUD pada
jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program
pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak sejak lahir
sampai dengan enam tahun (dengan prioritas anak usia dua sampai
empat tahun).
2) D. Setiap anak adalah unik dan tidak individu yang sama persis dengan
lainnya, merupakan salah satu prinsip KB.
3) D. Memahami pengelolaan pendidikan anak usia dini tidak termasuk
dalam kualifikasi pendidik KB.
z PAUD4407/MODUL 2 2.61
Tes Formatif 3
1) A. Mengingatkan kesadaran orang tua akan pentingnya PAUD bagi
anak merupakan salah satu dari 3 misi utama Direktorat PAUD.
2) B. Tujuan dikeluarkannya Pedoman pengajuan program rintisan adalah
untuk memotivasi masyarakat dalam memperluas layanan dan
peningkatan mutu PAUD.
3) D. Yayasan-yayasan besar tidak termasuk dalam sasaran yang dapat
diberikan dana rintisan.
4) A. Dukungan masyarakat terhadap program rintisan adalah untuk
keberlangsungan program selanjutnya.
5) B. Masyarakat yang sudah berpengalaman mengelola lembaga PAUD,
boleh mengajukan dana rintisan dengan syarat model/rintisan yang
akan dilaksanakan harus berbeda atau lokasinya berjarak radius
minimal 1 km.
6) A. Bagi masyarakat atau tokoh masyarakat yang belum berpengalaman
mengelola pendidikan, persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain
sanggup merekrut pendidik yang memahami perkembangan AUD.
2.62 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Glosarium
Daftar Pustaka
Dewan Umum PBB. (1989). Konvensi Hak-hak Anak. Alih bahasa: Susi
Septaviana. Jakarta.
Direktorat PAUD, Ditjen PLS. (2004). Konsep Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdiknas.
________. (2002). Aku Anak Dunia. Bacaan Hak-hak Anak bagi Anak.
Jakarta: Penerbit Yayasan Aulia.
http://www.idp-europe.org/indonesia/compendium/id/crc_id.php.
http://www.elsam.or.id
Modul 3
PENDAHULUA N
A nak usia dini khususnya anak usia 3–4 tahun adalah anak-anak yang
memiliki karakteristik spontan, memiliki rasa ingin tahu yang sangat
besar, memiliki rentang perhatian yang pendek, bersifat egosentris dan
senang berpetualang dengan mengeksplor lingkungan sekitarnya.
Karakteristik seperti ini perlu dipahami oleh pendidik (guru, pengasuh, dan
orang tua) agar dapat membantu memfasilitasi anak dengan menyediakan
lingkungan belajar yang sesuai dan dapat mengembangkan potensi dan aspek
perkembangan anak secara optimal.
Lingkungan belajar yang memiliki kualitas performance yang tinggi
dengan mudah dapat menumbuhkan minat anak untuk ingin mencoba
memasukinya dan membuat anak mengetahui apa dan bagaimana lingkungan
belajar tersebut. Apabila anak-anak selalu antusias ingin memasuki suatu
lingkungan belajar yang diciptakan oleh pendidik dan mereka tidak nampak
bosan maka hal mengindikasikan bahwa pendidik berhasil menciptakan dan
menyiapkan lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Sebaliknya, apabila anak-anak tidak tertarik dengan lingkungan belajar yang
telah disiapkan atau bahkan anak nampak bosan saat bermain dalam
lingkungan belajar tersebut dengan menunjukkan penolakannya maka hal
tersebut merupakan indikasi bahwa lingkungan belajar yang disiapkan oleh
pendidik belum sesuai dengan kebutuhan anak.
Seperti kita ketahui bahwa perkembangan seorang anak dapat
berlangsung secara optimal apabila setiap aspek perkembangan distimulasi
atau dirangsang secara optimal pula, bahkan sangat dianjurkan untuk
dilakukan perangsangan secara multisensori (Rita Mariana, 2005).
Maksudnya, rangsangan-rangsangan belajar perlu disentuhkan oleh pendidik
kepada anak melalui berbagai alat indra mendengar, berucap, melihat,
merasa, dan mencium. Hal ini sangat penting dilakukan pada anak usia dini
3.2 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Kegiatan Belajar 1
Jika Anda harus memilih tentang dua hal. Pilihan pertama adalah jika
untuk memenuhi kebutuhan proses pembelajaran, di hadapan Anda ada
seorang guru dengan kemampuannya sangat memadai, tetapi ruangan dan
peralatan sangat terbatas. Pilihan kedua sebaliknya, yaitu guru dengan
z PAUD4407/MODUL 3 3.5
1. Ruangan Bayi
Ruang bagi bayi merupakan kebutuhan penting yang perlu dipenuhi
untuk perawatan fisik, kenyamanan, rangsangan sensori, motorik, dan
keamanan emosional. Pendidik (guru atau pengasuh) mempertemukan
kebutuhan ini dengan memberikan kesempatan untuk bertukar kegiatan
secara efektif. Misalnya, untuk latihan mendengar, bayi tidak hanya
memerlukan suara yang dapat mendorong kesehatan emosional tetapi juga
memberikan mereka kepercayaan untuk menjelajah lingkungan. Bayi juga
membutuhkan kehangatan dan keamanan lingkungan. Dalam hal ini, peran
pengasuh sangat penting, namun ia tidak dapat bekerja sendiri.
Dalam menata ruang bayi, sangat bijaksana untuk mengikuti beberapa
aturan dasar. Salah satunya adalah karena bayi menghabiskan waktu yang
cukup banyak untuk tidur maka ruang bayi sebaiknya memiliki tempat untuk
mereka dapat sendiri yang berhawa sejuk, bersih, dan tenang sehingga
mereka dapat tidur tanpa ada gangguan. Satu hal yang juga perlu diperhatikan
adalah sebaiknya ruang atau area tidur sebagai tempat pribadi ini terletak di
tempat yang terpisah atau terpencil dan tertutup dari ruang utama. Setiap bayi
mempunyai jadwal dan pola tidur yang berbeda, jadi sebaiknya ruangan ini
sesuai dengan harapan mereka untuk dapat merebahkan diri dan tidur secara
tepat dalam waktu yang sama setiap harinya. Beberapa bayi yang lainnya
mungkin membutuhkan waktu untuk bermain di ruang utama ketika yang
lainnya tidur. Jadi, pemisahan ruangan untuk tidur siang dan bermain adalah
penting.
Mebel (furnitur) sebaiknya dengan konstruksi sederhana, praktis, dan
mudah untuk dibersihkan. Jika Anda harus menggunakan mebel bekas
yakinkanlah bahwa catnya sudah bebas dari racun sebelum dicat ulang. Salah
satu ide yang bagus untuk tempat tidur sebaiknya besar (cukup lebar), kuat
dan kokoh, matras yang rapi dan sprei atau alas tidur yang cocok dan bantal
3.8 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
yang tahan air untuk menjaga kenyamanan bayi, tanpa guling tentu saja.
Selain itu, sisi yang berjeruji sebaiknya dilapis plastik yang tahan gigitan
terutama pada bagian atasnya sehingga bebas untuk anak-anak. Jeruji yang
memiliki celah sebaiknya lebarnya tidak melebihi 2 atau 3 sampai 8 inci (5–
7,5 cm sampai 10 cm). Untuk keamanan, sebaiknya bantal sebagai pelindung
diletakkan di tepi dan tidak mudah bergeser-geser ke sekeliling tempat tidur.
Lemari kecil bergambar untuk pakaian bayi, sepatu bayi atau kaos kaki bayi,
“celana monyet” (over all) dan kelengkapan pakaian lainnya yang
diperlukan. Seorang bayi biasanya membutuhkan antara 10 sampai dengan 12
popok per hari dan sama banyak dengan baju katun, baju hangat, celana
pendek anti air, kaos kaki atau sepatu bayi dan sepatu (untuk melindungi kaki
saat berjalan). Anda dan bayi Anda akan menikmati kursi goyang saat makan
dan kesenangan lainnya saat Anda bersama dan saling berbagi.
Perlengkapan kamar bayi yang penting lainnya meliputi lemari es untuk
menyimpan susu bayi atau susu formula, ember untuk popok, keranjang
pakaian, meja ganti, ayunan bayi yang mudah dipindahkan, dan kotak
penyimpanan mainan. Peralatan lainnya yang juga sangat penting adalah
kursi makan bayi yang berkancing kuat, dan memiliki selempang pengikat
untuk mencegah bayi tergelincir lengkap dengan penunjang kaki yang dapat
disetel, dan kursi dengan bantalan di belakang untuk penyangga kepala.
Usahakan terdapat arena bermain yang dapat ditutup dan dikunci rapat.
Bantalan busa untuk menyangga dan melindungi lantai, jaring-jaring dan
bantal pelindung. Sediakan pula kereta bayi untuk memudahkan transportasi
dari satu tempat ke tempat lainnya. Kereta bayi ini sebaiknya dengan roda
yang berdiameter besar atau lebar agar dapat stabil.
Di dalam ruang bayi juga sebaiknya terdapat perlengkapan mandi yang
minimal harus disediakan, antara lain sabun dan shampo yang lembut, sikat
dan sisir, handuk dan lap badan (3–4 untuk setiap anak), kain penyeka dari
katun, gunting kuku bayi, termometer bayi dan sediakan pula gantungan
untuk handuk basah.
Sama dengan perlengkapan mandi, di dalam ruang bayi perlengkapan
makan bayi yang perlu diperhatikan, meliputi bahan dan alat pembersih
kuman (8 botol/anak dan alat pembersihnya), pemanas botol, alat makan dan
piring bayi, saringan makanan, pemanas makanan, dan celemek.
Ketika kira-kira berusia 6 bulan, bayi membutuhkan ruangan untuk
merangkak, berguling, dan merayap. Bayi membutuhkan ruang di lantai
untuk menendang, menggeliat, dan menggerakkan tangan dan kaki. Matras,
z PAUD4407/MODUL 3 3.9
bantal atau mebel dengan kasur kecil ditempatkan di lantai yang akan dapat
menambah tantangan untuk bayi sehingga mereka dapat melakukan berbagai
kegiatan tersebut melalui, melebihi atau di bawah kemampuannya. Demi
keselamatan anak, sediakan penutup lantai atau karpet yang mudah
dibersihkan, seperti keset atau bantal-bantal sehingga mereka dapat
mempraktikkan keterampilan yang baru muncul. Sebaiknya tempat tersebut
dijaga kebersihan, kenyamanan, dan ekonomis.
Ketika mereka merangkak, bayi senang menjangkau sesuatu dan melihat
objek yang bergerak atau pola yang bercahaya. Perawat anak sebaiknya
memfasilitasi dengan menawarkan rangsangan yang berhubungan dengan
minat ini, dengan memasang penutup lantai yang berwarna, besar, dan
cemerlang. Pada dinding dapat dilengkapi dengan gambar hewan atau tokoh
lain yang bernuansa bayi atau kartun, bunga-bunga atau gambar-gambar yang
mewakili watak anak-anak yang populer yang dilaminating. Selain itu,
sebaiknya disediakan kaca besar yang tahan pecah yang ditempel di dinding
di atas lantai.
Di dalam ruang bayi sebaiknya juga disediakan mainan yang bervariasi
yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Tidak disarankan untuk
menyediakan mainan yang rumit dan mahal. Mainan harus menyenangkan
karena bayi akan kehilangan minat apabila mainan membosankan. Selain itu
mainan juga harus dapat meningkatkan kemampuan perkembangan anak.
Misalnya, mainan yang cukup besar untuk dapat dipegang oleh bayi dengan
nyaman dan dibuat dari bahan-bahan yang mudah dibersihkan (plastik, karet,
kayu lunak dengan tepi yang tumpul) dan pastikan bahwa tidak ada bagian
tepi atau sudut yang tajam. Bagian-bagian mainan sebaiknya tidak mudah
terlepas atau terlalu kecil sehingga tidak tertelan oleh bayi (misalnya bagian
mata boneka, roda kecil, bagian dari lonceng yang kecil). Benda-benda
tersebut juga perlu diwaspadai agar tidak masuk ke mata atau hidung. Hal
lain yang perlu diperhatikan tentu saja mainan tersebut tidak mengandung cat
yang beracun. Terakhir, beberapa paket mainan memang sengaja dibuat
untuk kelompok usia tertentu, jadi ada baiknya untuk memeriksa label saat
membeli mainan.
Mainan yang lebih disukai oleh bayi yang lebih muda terutama adalah
mainan yang saat digenggam dapat berbunyi, melambai atau dapat diletakkan
di mulut. Terakhir, bayi membutuhkan mainan yang dapat meningkatkan
ketangkasan. Mereka membutuhkan mainan yang bergerak dan ia dapat
”melakukan sesuatu” – misalnya tombol untuk ditekan, pegangan untuk
menjalankan sesuatu, lempengan untuk diputar, jenis-jenis untuk membangun
dan merobohkan atau sesuatu alat untuk mengambil bagian atau meletakkan.
3.10 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Tabel 3.1.
Rambu-rambu Lingkungan dan Perlengkapan untuk
Bayi Usia 0–3 Tahun menurut Standar NAEYC
2. Ruangan Anak-anak
Tidak ada satu pun yang dapat menarik perhatian anak, mengalahkan
perhatian anak terhadap ruangan besar yang cerah dengan pengelolaan yang
baik, bersih, ketika mereka berada di tempat yang jauh dari rumah. Sebuah
ruangan akan ditemukan kebebasan jika di ruangan tersebut terdapat area
kosong. Hal ini baru merupakan langkah awal. Guru yang bijak memahami
bahwa ruangan harus direncanakan secara hati-hati dan baik. Pengelola
sekolah dan pendidik hendaknya mempersiapkan ruangan sedemikian rupa
sehingga sebelum hari pertama masuk sekolah ruangan sudah rapi dan layak
untuk anak-anak belajar dan bermain dengan lebih produktif. Sebagai contoh,
kita tahu bahwa anak-anak adalah fisik. Jika kita memenuhi ruangan mereka
dengan mebel sehingga tidak cukup ruang untuk aktivitas fisik, berarti kita
berpacu dengan risiko untuk berkreasi menciptakan lingkungan yang sesuai.
Jika di sana terdapat cukup ruang terbuka akan memberikan ide pada anak-
anak untuk berlari-lari tanpa tujuan dari satu area ke area lainnya. Kita juga
mengetahui bahwa anak-anak kecil mudah berubah sesuai dengan pergantian
lingkungan sekitarnya. Oleh karenanya perlu diperhatikan: apakah ada area di
3.12 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
a. Karpet besar
Disediakan ketika berkumpul semua, saat bercerita, diskusi atau aktivitas
lainnya yang meliputi seluruh kelompok. Karpet itu sebaiknya cukup besar
untuk mengakomodasi 20 anak-anak dan dibuat dari bahan yang mudah
dibersihkan.
c. Rak penyimpanan
Sebaiknya seukuran anak sehingga anak-anak dapat mengambil mainan
atau bahan-bahan lain dengan, nyaman ketika mereka membutuhkannya.
Dalam program sehari penuh, di mana istirahat dan tidur siang merupakan
kebutuhan maka pelbet atau matras menjadi keharusan. Pelbet dan matras
sebaiknya mempunyai penutup yang mudah dibersihkan dan terlihat cukup
lebar untuk dapat dilipat dan disimpan. Sebagai tambahan yang utama dan
pertama, beberapa guru –dengan tidak memperhatikan dan berorientasi pada
filosofi ruangan– membagi ruangan mereka ke dalam beberapa area secara
jelas yang diorganisasikan secara tematik dan diisi dengan bahan dan alat
yang sesuai dan bervariasi.
Tabel 3.2.
Rambu-rambu Lingkungan dan Perlengkapan untuk Anak Usia 3−5 Tahun
berlari-lari tanpa tujuan yang jelas dan berkeliling dari satu area ke area
lainnya.
Gambar 3.1.
Rancangan ruangan untuk Anak Usia 4 Tahun
Gambar 3.2.
Alternatif Rancangan Ruangan untuk Anak Usia 4 Tahun
peralatan dapur), kita dapat menentukan situasi baru tanpa rasa takut akan
hilangnya kedisplinan anak akibat penggunaan peralatan tersebut.
5–6 anak. Anda dapat menyarankan A untuk bermain dahulu di sentra rumah
tangga sampai ada satu anak di sentra balok yang keluar atau pindah dari
sana yang ditandai dengan dipindahkannya papan nama anak tersebut ke
sentra lainnya.
Gambar berikut adalah contoh penataan ruang kelas dalam sentra dengan
berbagai peralatan yang telah diuraikan sebelumnya.
Gambar 3.3.
Contoh Penataan Kelas dalam Sentra (Pusat Minat)
3.24 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
2. Faktor Keamanan
Bagaimana dengan faktor keamanan? Saat merancang sebuah ruangan,
sangat penting untuk memperhatikan faktor keamanan terutama ruangan
untuk anak usia dini. Sebaiknya perlu dipertimbangkan secara khusus.
Berikut adalah beberapa pertimbangan faktor keamanan yang dapat
dilakukan untuk merencanakan lingkungan belajar untuk anak-anak.
a. Pastikan bahwa semua area yang berjendela rendah adalah aman.
b. Berhati-hati terhadap segala jenis racun, cat yang mengandung racun,
tanaman berduri dan tanaman yang mengandung getah yang berbahaya
(membuat gatal atau panas), serta pindahkan dari tempat yang dapat
dijangkau anak-anak.
c. Tutup pipa atau radiator yang panas. Berikan pelindung pada semua
saluran pembuangan zat elektrik yang berbahaya. Tutupi gigi garpu (alat
pertanian) dan sediakan tempat penyimpanan khusus untuk perangkat
keras dan perlengkapan elektrik yang dianggap dapat berbahaya untuk
anak-anak.
d. Pasang tombol kunci pintu yang hanya dapat dibuka oleh orang dewasa
pada area yang terlarang untuk anak-anak (tempat penyimpanan
perangkat keras/peralatan elektrik/gardu listrik). Juga pasang tombol
kunci pada tempat yang tinggi pada laci yang terletak di area terlarang.
e. Periksa fasilitas secara berkala untuk meyakinkan bahwa di area tersebut
tidak terdapat kaitan, gantungan yang menonjol, sudut atau sisi suatu
benda yang tajam yang mungkin dapat membahayakan atau benda tajam
lainnya terutama pada tempat yang seukuran anak-anak.
f. Yakinkan bahwa dalam ruangan terdapat peralatan dan perlengkapan
untuk menanggulangi situasi dan keadaan yang berbahaya, seperti
kebakaran atau keadaan darurat lainnya.
g. Periksa dan lihat apakah terdapat alat pemadam kebakaran, apakah
alarmnya bekerja dengan baik, apakah peralatan pemadam tersebut juga
bekerja dengan baik dan pastikan bahwa peralatan tersebut diletakkan
pada tempat yang tepat.
2. Pengawasan
Faktor keamanan sangat erat kaitannya dengan pengawasan. Ada dan
tidaknya suatu peristiwa yang berakibat pada aman dan tidaknya suatu
lingkungan karena ada orang yang mengawasi.
Pertimbangan lain dalam penataan ruangan untuk anak-anak kecil adalah
pengawasan terhadap ruangan. Ruang bermain terbuka sebaiknya tidak
terlalu besar sehingga ruangan tersebut sulit untuk diawasi dengan baik.
Teknik yang biasa adalah dengan membagi ruangan dalam beberapa pusat
minat atau pusat kegiatan atau sentra. Selain itu juga dengan membatasi
jumlah anak yang diizinkan untuk bermain pada setiap sentra. Pada saat
istirahat penggunaan sedikit ruangan merupakan salah satu cara untuk
mempermudah pengawasan. Cara lainnya adalah dengan memindahkan
papan buletin anak, rak buku, pembatas ruangan sehingga tersedia pandangan
bebas, hal ini dapat dilakukan apabila ruangan yang digunakan dibuat
fleksibel.
3. Fleksibilitas
Ruangan sebaiknya dijaga untuk tetap terbuka dan fleksibel sehingga
memungkinkan ruangan tersebut dapat mendorong pertumbuhan dan
perkembangan anak dan dapat diubah sesuai kebutuhan sehingga anak-anak
dapat mengembangkan intelektual, sosial, emosional, dan fisiknya. Ruangan
harus mendorong perkembangan tersebut dengan tepat. Untuk menanggapi
kemampuan pertumbuhan setiap anak dibutuhkan beberapa konsep,
tambahan peralatan dan persediaan dan ruangan sebagai pusat minat
membutuhkan kerja sama dalam ruangan. Lingkungan yang fleksibel dapat
ditata dengan mudah menjadi sentra baru tanpa memerlukan renovasi yang
besar. Sebagai instansi, untuk menata ruangan menjadi beberapa pusat
kegiatan tidaklah mahal. Hal ini dapat disiasati dengan menggunakan kardus
tebal yang dilipat, papan yang digantung dapat digunakan untuk memajang
hasil karya anak pada kedua sisinya. Dengan cara ini, kita dapat menciptakan
lingkungan yang berbeda tanpa memerlukan biaya yang besar dan hanya
dengan sedikit penyesuaian.
5. Ruang Pribadi
Pada tahun-tahun awal masa kanak-kanak, seorang anak tidak hanya
tumbuh dan berkembang fisik dan intelektualnya, tetapi juga mereka
mengembangkan perasaan terhadap dirinya sendiri. Untuk alasan inilah maka
sangat penting untuk merencanakan agar setiap anak mempunyai tempat
sendiri secara pribadi. Memiliki ruangan untuk diri sendiri akan menjaga
perasaan individu, menyimpan pakaian ekstranya, hasil pekerjaan seninya
dan catatan saat pulang ke rumah akan membantu mendorong perasaan anak
terhadap dirinya sendiri. Saat tidur siang dapat digunakan untuk menandai
tempat pribadi anak. Hal ini juga merupakan salah satu cara yang baik juga
untuk membantu pertumbuhan perasaan anak terhadap dirinya sendiri. Pada
saat tidur siang, pendidik dapat memindahkan peralatan pribadi anak sebelum
anak-anak dapat belajar mengenal namanya. Setiap anak membutuhkan
waktu untuk memperhitungkan bahwa mereka memiliki tempat yang hanya
menjadi miliknya sendiri.
Dalam pengembangan konsep diri yang positif, anak-anak kecil juga
membutuhkan privasi. Di samping menghormati privasi anak-anak bayi.
3.28 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Ruangan dalam sentra juga sebaiknya di tata sebagai tempat yang tenang
untuk tempat anak-anak menyendiri. Secara khusus, ketika intelektual anak-
anak tumbuh, dia membutuhkan ruang dan waktu untuk merefleksikan diri
dan berpikir. Tempat yang tenang akan mendorong anak-anak sendiri untuk
merefleksikan dirinya di mana mereka dapat menikmati pikiran mereka
sendiri dan persepsi mental mereka terhadap dunia.
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 1
2) Perencanaan dan pengorganisasian kelas yang baik dan berhati hati, akan
memberikan keuntungan pada pendidik, yaitu....
A. tidak akan mudah bosan
B. dapat bekerja lebih produktif dan tertantang
C. mempermudah pekerjaan
D. akan berkeliling secara terus-menerus
3) Berikut adalah tiga hal yang harus dilakukan oleh seorang penanggung
jawab peralatan dan persediaan di sekolah untuk menyiapkan lingkungan
yang sesuai dengan perkembangan anak, kecuali....
A. memilih anak-anak yang diizinkan masuk ke ruangan dengan sangat
selektif
B. memilih beberapa peralatan dan persediaan yang sesuai
perkembangan
C. menata peralatan dan persediaan dalam cara yang terorganisir
D. menciptakan jadwal harian dengan rutinitas yang konsisten dan
masa transisi yang fleksibel
Kegiatan Belajar 2
1. Nilai Bermain
Seperti telah kita ketahui bahwa semboyan kegiatan pengembangan pada
anak usia dini adalah “bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain”.
Oleh karenanya akan diulas kembali mengenai nilai bermain pada anak usia
dini.
Bagi anak usia dini bermain merupakan komponen penting dan
berpengaruh pada kualitas suatu program. Bermain adalah pekerjaan anak-
anak dan anak-anak selalu ingin bermain. Dalam bermain anak-anak
mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dengan berbagai cara
melakukan sesuatu yang berbeda dan membedakan pendekatan yang terbaik.
Dalam bermain anak-anak menggunakan bahasa untuk melancarkan kegiatan,
menjelajah dan menyaring bahasa mereka ketika mereka bicara dan
mendengarkan dengan anak-anak lainnya. Ketika bermain, mereka belajar
tentang orang-orang lain sehingga mereka menguji coba peraturan dan
keputusan yang berbeda ketika mereka bekerja bersama. Bermain alami
anak-anak dikembangkan dalam semua area, yang meliputi intelektual, sosial
emosional, dan fisik.
Ruangan kelas untuk anak-anak kecil dibagi ke dalam area tematik yang
terpisah yang disebut pusat-pusat kegiatan (activity centers), kadang-kadang
disebut pusat minat (interest centers). Guru melakukan ini karena dua alasan.
Pertama, anak-anak kecil bekerja lebih efisien dalam kelompok-kelompok
kecil Untuk menciptakan area kegiatan yang terpisah, Anda dibatasi oleh
jumlah anak-anak yang dapat bermain bersama dalam satu waktu. Kedua,
ruangan dibagi dengan menawarkan kesempatan pada anak-anak untuk
membuat pilihan. Suatu area ditata dengan menawarkan lebih dahulu pada
anak-anak. Sebagai contoh, undang anak-anak yang ingin segera/lebih cepat
dalam bekerja untuk memilih terlebih dahulu, ingatlah bahwa area balok akan
lebih menarik anak-anak yang ingin bermain lebih aktif.
Anak-anak adalah pembelajar aktif dengan menyentuh, merasakan,
pengalaman dan menciptakan. Pusat kegiatan yang efektif didesain sesuai
dengan dunia pembelajar aktif dan direncanakan untuk menyediakan
kebutuhannya. Anak-anak kecil akan tertarik dengan dunia di sekitarnya di
mana mereka hidup. Sentra (pusat kegiatan) adalah simbol yang menyajikan
dunia mereka. Dalam “dunia sentra” mereka dapat mencoba beberapa ide dan
menyusun kembali kejadian dengan benar sesuai dengan tingkat
pemahamannya. Dalam lingkungan ini, mereka dapat membangun
kepercayaan dirinya dan mulai untuk mempercayai kemampuan belajarnya.
Dalam sentra kelompok kecil anak-anak dapat bekerja bersama,
memungkinkan anak-anak untuk berinteraksi lebih sering daripada kelompok
besar. Anak-anak belajar bekerja sama ketika mereka mendapatkan
kesempatan merespons, mengomunikasikan, dan mengerjakan ide mereka.
Ketika belajar dalam sentra anak-anak melakukan hal-hal berikut ini.
a. Membuat pilihan, mengembangkan rasa percaya diri, dalam kemampuan
memecahkan masalah.
b. Menjelajah bahasa oral mereka, mengkombinasikan kata dalam aktivitas
mereka.
c. Meningkatkan kemampuan kreatif mereka, membedakan perintah pada
permainan mereka dan menyeleksi peralatan.
d. Mengembangkan kemampuan sosial ketika mereka bekerja dengan anak
lainnya.
e. Memahami anak lain ketika mereka mencoba aturan dan berpartisipasi
dalam bermain urutan.
f. Mengembangkan tanggung jawab ketika mereka membangun dan
mempedulikan peralatan yang mereka gunakan.
3.36 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
e. Sentra sains
Tempat untuk belajar tentang alam. Di sini anak-anak dapat memajang
apa pun yang mereka temukan di rumah atau di alam saat berjalan.
Tempat ini merupakan tempat untuk mengeksplor dan menjawab
berbagai pertanyaan.
f. Sentra musik
Tempat untuk mendengarkan rekaman, menyanyi, menciptakan tarian,
dan memainkan alat musik.
g. Sentra buku dan area tenang
Tempat untuk anak menyendiri, tenang dengan pikirannya sendiri, dan
mengeksplor dunia melalui buku-buku.
h. Sentra bermain pasir dan air
Tempat untuk belajar melalui pengalaman sensori dengan pasir dan air,
seperti percobaan mengapung dan tenggelam, menimbang, mengukur
dan membandingkan jumlah, membuat perahu, menggambar bentuk,
angka dan huruf dalam pasir, melakukan percobaan dengan air dan
pewarna makanan, membuat bangunan dari pasir.
i. Sentra studi sosial
Sentra ini merupakan area spesial untuk belajar tentang keluarga,
perbedaan budaya, kesadaran bermasyarakat, pekerjaan khusus dan gaya
hidup.
j. Sentra pertukangan
Area yang menyediakan kesempatan untuk mengembangkan otot besar
dan kecil dengan bekerja dengan menumpuk, merekat, memasang,
mengebor dan menggergaji.
k. Sentra bermain di luar
Lingkungan belajar alami sehingga kegiatan belajar indoor dapat
diperluas.
Kegiatan dengan arahan guru, seperti circle time, dapat dilakukan pada
waktu sentra dengan keinginan anak. Alternatif kegiatan dengan arahan guru
dan keinginan anak memberikan variasi ketika membantu anak-anak belajar
untuk mengontrol perilaku mereka sendiri. Mereka dapat fokus lebih baik
pada kegiatan dengan arahan guru dan mereka mengetahui bahwa kegiatan
itu dapat diikuti dalam sentra saat mereka diizinkan memilih kegiatan. Sentra
juga memberikan kesempatan untuk berganti kegiatan dan periode tenang
3.38 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
kali anak-anak yang tak yakin dengan kejadian di kelas akan kembali
memprediksi sentra rumah tangga untuk membangun rasa percaya diri.
Sentra rumah tangga diperkenalkan pada minggu pertama sekolah.
Kunjungi sentra dengan kelompok kecil anak dan diskusikan peralatan dalam
area ini. Selama mengunjungi dan selama waktu bermain dalam sentra ini,
ingatlah untuk merubah komposisi keluarga. Anak-anak akan memerankan
aktivitas dalam keluarga dan peraturannya sesuai dengan pengalaman
mereka.
Sentra rumah tangga mendorong anak-anak untuk bermain secara
individual maupun kelompok. Beberapa anak menghabiskan banyak
waktunya di area ini.
1) Tujuan belajar untuk anak-anak di Sentra Rumah tangga
a) Memperluas bahasa oral anak ketika mereka bicara tentang kegiatan
di suatu tempat (dapur, ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, dan
ruang tamu).
b) Mengembangkan pandangan yang positif pada kemampuan anak
ketika mereka memerankan kejadian dalam keluarga.
c) Memahami orang-orang lain, dan belajar tentang kebutuhan dan
tanggung jawab dirinya (anak-anak).
2) Rancangan (siteplan) sentra rumah tangga
z PAUD4407/MODUL 3
Gambar 3.4.
Contoh Rancangan Ruangan Sentra Rumah Tangga
3.41
3.42 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
a)
Menjadikan anak-anak lebih kreatif ketika mereka berpartisipasi
dalam kegiatan seni.
b) Memahami dunia mereka ketika mereka mencoba menggunakan
bahan-bahan dan peralatan yang berbeda.
c) Belajar tentang pekerja seni dan ilustrator.
d) Membangun kepercayaan diri ketika mereka membuat keputusan
dan menerapkan ide.
2) Rancangan (siteplan) sentra seni
z PAUD4407/MODUL 3
Gambar 3.6.
Contoh Rancangan Ruangan Sentra Seni
3.47
3.48 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Gambar 3.9.
Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Gambar 3.11.
Contoh Rancangan Ruangan Sentra Sains dan Alam
Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
z PAUD4407/MODUL 3 3.59
Gambar 3.12.
Contoh Rancangan Ruangan Sentra Mal
3.61
3.62 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
dan produk yang mereka lihat di toko tersebut. Selain itu, diskusikan juga
tentang orang-orang yang bekerja di toko grosir dan tanggung jawabnya. Di
sini ajaklah anak-anak untuk memilih sayuran dan bahan makanan untuk
dibawa ke dalam kelas. Saat kembali ke kelas buatlah sup dari bahan-bahan
yang dibeli di toko grosir. Ketika anak-anak menyiapkan sup, catat sayuran
dan bahan-bahan sup dalam daftar. Kemudian mintalah anak-anak untuk
menggambar item-item yang terdapat dalam daftar. Tempatkan daftar ini di
sudut produk dalam sentra toko grosir.
1) Tujuan belajar untuk anak-anak dalam sentra toko grosir
a) Belajar tentang dunia dalam kehidupan mereka.
b) Menggunakan pengalaman mereka dalam permainannya.
c) Memperluas bahasa mereka ketika mereka menggunakan kosa kata
baru yang berhubungan dengan toko grosir.
d) Belajar tentang pengoperasian toko grosir dan pekerjaan para
pekerjanya.
2) Rancangan (siteplan) sentra toko grosir
3.64
Gambar 3.13.
Contoh Rancangan Ruangan Sentra Toko Grosir
Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
z PAUD4407/MODUL 3 3.65
Sakit
z PAUD4407/MODUL 3 3.67
e)
Belajar tentang penelitian ilmiah ketika mereka berpartisipasi dalam
percobaan di sentra ruang angkasa.
2) Rancangan (siteplan) sentra ruang angkasa
L A TIH A N
1) Sentra apa saja yang akan Anda pilih untuk mengembangkan aspek
perkembangan anak-anak?
2) Buatlah rancangan ruangan tersebut secara umum! Gambarkanlah
siteplannya!
3) Gambarkan rancangan ruangan per sentra yang Anda pilih, lengkap
dengan peralatan yang dibutuhkan dalam setiap sentra!
4) Diskusikan hasil rancangan Anda dengan teman sejawat dan catatlah
kelebihan dan kekurangannya!
2) Perhatikan dan pahami setiap contoh sentra dalam Kegiatan Belajar 2 ini,
sebagai dasar Anda dalam membuat rancangan setiap sentra.
3) Gunakan daya kreativitas Anda sebagai seorang guru/pengasuh dalam
menyusun rancangan ruangan tersebut!
4) Gunakan hasil diskusi dengan teman sejawat yang berupa kelebihan dan
kekurangan rancangan yang Anda buat sebagai bahan masukan sehingga
rancangan yang Anda buat merupakan hasil yang terbaik.
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 2
5) Saat kegiatan dengan arahan guru yang biasanya dilakukan pada saat
awal sebelum kegiatan pengembangan dan setelah kegiatan
pengembangan dilakukan, dikenal dengan....
A. over time
B. circle time
C. part time
D. on time
7) Jumlah anak yang disarankan untuk bermain dalam satu area dalam satu
waktu adalah ....
A. 1–2 anak
B. 2–3 anak
C. 3–4 anak
D. 4–5 anak
8) Sentra memasak, sentra ruang dokter, sentra toko grosir termasuk dalam
sentra ....
A. rumah tangga
B. sosio-drama
C. tradisional
D. modern
z PAUD4407/MODUL 3 3.75
10) Peralatan berikut, adalah peralatan yang disarankan untuk sentra seni,
yaitu ....
A. easel, sumber air, kuas, jenis-jenis kertas dan plastik pelindung meja
atau lantai
B. sayuran dan binatang tiruan, kuas, peralatan menulis, plastik besar,
karpet
C. karpet, mainan orang-orangan, binatang dan tanaman tiruan, lego
D. buku cerita, alat tulis, bak cuci, piring kertas, alat cuci
Tes Formatif 2
1) C. Seorang guru tidak harus mengetahui di mana membeli peralatan
yang terbaik dan mahal untuk anak usia dini untuk menata ruangan
kelasnya.
2) C. Perencanaan dan pengorganisasian kelas yang baik dan berhati hati,
akan mempermudah pekerjaan pendidik.
3) A. memilih anak-anak yang diizinkan masuk ke ruangan dengan sangat
selektif bukan hal yang harus dilakukan oleh seorang penanggung
jawab peralatan sekolah untuk menyiapkan lingkungan yang sesuai
dengan perkembangan anak.
4) B. Dalam ruangan bayi harus disediakan tempat tidur karena bayi
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur.
5) C. mainan diletakkan dalam loker yang terbuka dengan tinggi loker
sesuai tinggi bayi sehingga bayi dapat memilihnya sendiri
merupakan perlengkapan bayi yang ditata sesuai DAP.
6) A. Karpet besar merupakan peralatan yang perlu disiapkan untuk
kegiatan berdiskusi dan kegiatan lain yang mengharuskan anak-anak
untuk berkumpul.
7) D. Pelbet dan matras untuk ruangan untuk bayi sebaiknya tidak dibuat
dari bahan yang keras karena akan membuatnya menjadi tidak
nyaman.
8) C. Dalam ruang kelas dengan setting sentra, sebaiknya ruang tenang
tidak terletak dekat dengan area balok, pasir, dan air, serta rumah
tangga karena area-area tersebut merupakan area gaduh.
9) A. Rak penyimpanan peralatan dapat lebih diberdayakan dengan
memanfaatkannya juga sebagai pembatas antar area.
10) B. Rak-rak, kursi-kursi, meja-meja, dan fasilitas penyimpanan
memiliki ukuran yang sesuai dengan anak, dipajang setinggi mata
anak dan mudah dijangkau anak merupakan salah satu ciri bahwa
ruangan tersebut mencerminkan minat, kebutuhan dan bakat anak-
anak.
z PAUD4407/MODUL 3 3.77
Tes Formatif 2
1) B. Ketika bermain anak-anak bekerja sama dan membuat serta menguji
aturan dalam kelompok, pada saat ini anak-anak belajar tentang
orang-orang di sekitarnya.
2) D. Hal yang tidak boleh dilakukan anak-anak di dalam sentra adalah
bermain sesuka hati di semua sentra yang diinginkannya dengan
sebebas-bebasnya.
3) A. Sentra merupakan simbol yang menyajikan dunia sekitar anak.
4) C. Ketika belajar dalam sentra anak-anak tidak meningkatkan
kemampuan kreatifnya saat menyusun dan menata sentra baru
karena hal ini dilakukan oleh pendidik.
5) B. Circle time adalah saat kegiatan dengan arahan guru yang biasanya
dilakukan pada saat awal sebelum kegiatan pengembangan dan
setelah kegiatan pengembangan dilakukan.
6) D. Sentra dapat membantu anak-anak mengembangkan seluruh
kemampuannya secara bersamaan. Dalam satu area, setiap aspek-
aspek perkembangan anak dapat dikembangkan secara optimal Oleh
karenanya sentra merupakan pembelajaran terpadu.
7) D. Jumlah anak yang disarankan untuk bermain dalam satu area dalam
satu waktu adalah 4–5 tahun.
8) B. Sentra memasak, sentra ruang dokter, sentra toko grosir termasuk
dalam sentra sosio-drama.
9) A. Sentra-sentra yang termasuk dalam sentra tradisional, di antaranya
adalah balok, menulis, rumah tangga, seni, menulis, pasir, dan air.
10) B. Peralatan berikut, adalah peralatan yang disarankan untuk sentra
seni, yaitu easel, sumber air, kuas, jenis-jenis kertas dan plastik
pelindung meja atau lantai.
3.78 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Daftar Pustaka
Dombro, Amy, Laura, et al. (2001). The Creative Curriculum for Infants and
Toddlers. Washington: Teaching Strategies.
Mayesky, Mary. (1990). Creative Activities for Young Children. 4th Ed. New
York: Delmar Publisher Inc.
Maxim, George. W. (1993). The Very Young. Giding Children from Infancy
Through The Early Years. 4th Ed. New York: Mc millan Publishing
Company.
http://www.angelfire.com/dc/childsplay/House_Area.htm.
http://www.angelfire.com/dc/childsplay/Music_and_Movement.htm.
http://www.angelfire.com/dc/childsplay/Sand_Water_Area.htm.
z PAUD4407/MODUL 3 3.79
http://www.angelfire.com/dc/childsplay/Science_Center.htm.
http://www.angelfire.com/dc/childsplay/Art.htm.
http://www.angelfire.com/dc/childsplay/Dramatic_Play.htm.
http://www.angelfire.com/dc/childsplay/Book_Writing_Area.htm.
http://www.angelfire.com/dc/childsplay/Block_Center.htm.
http://www.steiner-australia.org/other/playgroup.html.
http://hendrikofirman.blogspot.com/2007/12/lingkungan-belajar-yang-
tepat.html.
Modul 4
PENDAHULUA N
Anda juga perlu membaca rangkuman yang disajikan dalam tiap akhir
kegiatan belajar untuk membantu Anda mengingat kembali pokok-pokok
pembahasan pada kegiatan belajar tersebut. Selain itu, diharapkan Anda juga
mengerjakan latihan dan tes formatif yang telah disiapkan sehingga
pemahaman Anda akan lebih komprehensif. Tes formatif dikembangkan
dengan maksud membantu Anda mengukur tingkat pemahaman Anda
terhadap materi yang dipaparkan.
Agar Anda dapat mempelajari Modul 4 dengan baik, ikuti petunjuk
berikut ini.
1. Bacalah secermat mungkin setiap kegiatan belajar pada Modul 4 ini
hingga Anda memahami semua informasi dan pengetahuan yang
disajikan.
2. Kuatkan pemahaman Anda dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang ada pada Modul 4.
z PAUD4407/MODUL 4 4.3
Kegiatan Belajar 1
A. PENGERTIAN OUTDOOR
secara khusus agar anak dapat menikmati sendiri kegiatan bermainnya di area
bermain.
Oleh karena lingkungan outdoor tidak dibatasi dengan dinding maka
bermain dan belajar dapat dilakukan secara bereksplorasi baik berkelompok
ataupun mandiri dengan memanfaatkan taman atau sarana umum lainnya
yang terdekat yang dapat menambah pengalaman bermain outdoor pada
anak-anak.
Hal yang paling penting dari penataan lingkungan outdoor adalah anak
mendapatkan pengalaman yang unik. Misalnya, science, yang datang dengan
sendirinya secara natural, yaitu bereksplorasi dan mengobservasi dengan
tangannya sendiri. Anak dapat melihat tanaman-tanaman tumbuh dan
mengikuti perubahan musim. Anak-anak melihat tentang perubahan warna,
memegang kulit kayu sebatang pohon, mendengar suara jangkrik atau
mencium udara setelah hujan turun, anak-anak menggunakan semua perasaan
mereka untuk belajar tentang dunianya. Seni, musik, membaca, bermain
peran, bermain konstruktif, bermain sosial dan boneka juga dapat dibawa ke
dalam semua area outdoor.
Memperhatikan pentingnya tata lingkungan outdoor untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan anak maka Anda harus memberikan
perhatian serius dalam merancang dan menggunakan tempat bermain
outdoor. Dengan memperhatikan bentuk dan ukuran, alat permainan yang
tersedia maka pengalaman belajar anak usia dini menjadi sangat kaya.
Tempat yang besar adalah salah satu ciri dari lingkungan outdoor
menjadi sempurna bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan otot-
otot besar, misalnya berlari dan memanjat. Menggunakan perlengkapan di
area bermain juga dapat lebih meningkatkan ketahanan, keseimbangan, dan
koordinasi tubuh.
Dalam creative curriculum, lingkungan bermain outdoor adalah hal yang
memerlukan perhatian yang sama dengan kegiatan di dalam kelas. Hal ini
berarti bahwa berbagai pengembangan dipelajari (sosial-emosional, kognitif,
dan fisik) yang dimasukkan dalam kegiatan indoor juga masuk dalam
kegiatan outdoor karena alasan sebagai berikut.
4.6 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Gambar 4.1.
Perkembangan Sosial Anak dalam Pembelajaran Outdoor
Gambar 4.2.
Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran Outdoor
Gambar 4.3.
Pengembangan Fisik dalam Kegiatan outdoor
Gambar 4.4.
Lingkungan Luar Kelas
Gambar 4.5.
Area bermain Outdoor
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 1
Kegiatan Belajar 2
1. Lokasi
Tempat aktivitas outdoor diharapkan tidak dirancang mengelilingi
bangunan sekolah. Jika hal ini terjadi maka proses pengawasan sulit
dilakukan. Sementara anak masih membutuhkan pengawasan orang dewasa
karena mereka belum mampu sepenuhnya untuk membaca risiko dan bahaya
yang mungkin timbul. Area outdoor sebaiknya ditempatkan di lokasi yang
memungkinkan mendapat sinar matahari sepanjang hari. Outdoor space
harus dimasuki dari dalam ruangan untuk meminimalkan kemungkinan
kecelakaan ketika anak-anak berlalu dari dalam keluar kelas, atau sebaliknya.
Ruangan istirahat dan loker anak sebaiknya ditempatkan secara
berdekatan dengan arena outdoor. Jika hal ini mustahil, harus ada satu
4.16 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Gambar 4.6.
Lokasi Outdoor
2. Ukuran
Pada umumnya aturan perizinan mensyaratkan minimum 2,5 m² per anak
untuk mengadakan tempat aktivitas outdoor. The Child Welfare League
(1996) merekomendasikan sekitar 6 m² per anak. Untuk tempat naungan atau
teras harus ditambahkan minimal 4,5 m² per anak.
3. Pagar
Penggunaan pagar di lokasi outdoor dapat mengurangi beban tanggung
jawab yang berat para guru, membebaskan anak dari rasa khawatir, dan
mencegah binatang masuk ke dalam. Pagar yang tidak dapat dipanjat,
mendekati 120 cm tingginya itu cukup sebagai batas-batas dengan daerah-
daerah berbahaya (tempat parkir, jalan atau kolam). Sebagai tambahan,
gerbang dari bangunan tempat outdoor harus memiliki gerbang yang terbuka
z PAUD4407/MODUL 4 4.17
Gambar 4.7.
Pagar Lokasi Outdoor
4. Tanah Lapang
Tanah lapang yang datar dengan permukaan keras, cukup berbahaya bagi
anak karena membuat anak yang ingin berlari kencang tanpa hambatan
memiliki risiko jatuh lebih tinggi. Selain itu, tanah datar yang lapang juga
relatif membosankan dan kurang bervariasi, sedangkan tanah yang
bergelombang dapat memiliki beberapa keuntungan. Bukit-bukit kecil dari
permukaan tanah tersebut cukup ideal untuk permainan lompat dan aktivitas
lari serta merupakan suatu naungan alamiah untuk permainan pasif seperti
bermain pasir atau air. Permukaan tanah yang membukit dapat digunakan
bersama-sama dengan alat, misalnya, perosotan tanpa tangga, bukit berperan
sebagai tangga yang dapat dinaiki anak sehingga anak-anak dapat memanjat
bukit tersebut dan meluncur. Tangga dan papan dapat menghubungkan antar
bukit-bukit tersebut. Jalur sepeda roda tiga juga dapat memutari tanah lapang
yang bergelombang tersebut.
4.18 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Gambar 4.8.
Tanah Lapang
5. Permukaan
Permukaan tanah untuk anak usia dini pada dasarnya harus berumput,
atau menggunakan kayu, pasir atau tanah yang lembek. Tempat aktivitas
outdoor untuk anak yang lebih tua juga harus memiliki beragam permukaan
dan memiliki tempat yang paling cepat kering di dekat bangunan. Hal yang
dianjurkan adalah memiliki setengah sampai dua pertiga dari ukuran
keseluruhan arena ditutupi dengan rumput dan tersedianya permukaan keras
untuk aktivitas seperti mengendarai mainan yang beroda dan bangunan balok.
Beberapa lahan perlu dibiarkan untuk berkebun dan untuk merealisasikan
kreativitas anak, seperti bermain tanah dan menggali lubang yang besar.
Keamanan merupakan satu perhatian utama ketika mempertimbangkan
permukaan. Perubahan-perubahan dalam pengaturan desain permukaan,
harus senantiasa memperhatikan persyaratan yang dapat mencegah anak-anak
tersandung. Permukaan khusus senantiasa diperlukan untuk mencegah
kemungkinan anak jatuh. Kalaupun anak terjatuh permukaan tersebut harus
mengurangi pengaruh buruk yang dapat ditimbulkannya, seperti luka memar,
patah tulang, luka di tulang belakang, luka di kepala atau bahkan kematian.
Berikut ini adalah tipe-tipe desain permukaan tanah, dengan segala kelebihan
dan kekurangannya:
z PAUD4407/MODUL 4 4.19
Gambar 4.9.
Berbagai Permukaan Area Bermain Outdoor
Gambar 4.10.
Atap Bermain Outdoor
1. Merancang Ruang
Dalam merancang tempat bermain outdoor, cara yang baik untuk
memulai adalah mempertimbangkan beberapa variasi pengalaman yang akan
Anda berikan kepada anak-anak. Di mana harus ada area bermain aktif dan
bermain pasif selama anak bermain bersama atau bermain sendiri. Untuk
menilai ruang area bermain outdoor yang Anda miliki, Anda harus bertanya
kepada diri Anda sendiri beberapa pertanyaan di bawah ini.
a. Apakah ruangan yang Anda sediakan cukup untuk mengakomodasi
anak-anak pada saat bermain kelompok? (beberapa ahli menjelaskan
ruangan yang baik adalah 80 hingga 100 meter per anak).
z PAUD4407/MODUL 4 4.21
Area outdoor harus dapat menarik perhatian semua anak. Berikut adalah
beberapa pertimbangan yang dapat menjadi masukan agar anak tertarik dan
memperoleh manfaat yang optimal.
a. Alat-alat permainan yang tersedia.
b. Tersedianya aktivitas menggali dan menimbun.
c. Membersihkan, kegiatan ini dapat mendidik anak untuk memahami
bahwa kegiatan membersihkan adalah kewajiban setiap anak dan
mengasyikkan.
d. Permainan yang membutuhkan keheningan.
e. Bermain dengan binatang.
f. Berkebun.
g. Menjadi tukang kayu.
Jika tempat yang ada sangat terbatas, Anda dapat mengurangi atau
mengkombinasikan tempat bermain menjadi tempat yang menarik. Sebagai
contoh, area bermain bersih-bersih dapat digabungkan dengan area bermain
tukang kayu dan tempat bermain yang membutuhkan konsentrasi untuk
membuat karya seni atau bermain kelompok.
4.22 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Kunci sukses dalam menggunakan area outdoor adalah aman, jauh dari
kebisingan lalu lintas. Anak dapat dengan leluasa mengekspresikan idenya
dengan aktivitas yang dilakukannya. Dengan desain yang bagus maka tidak
memungkinkan terjadinya kecelakaan, membingungkan, dan menyakiti anak
Namun, dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Gambar 4.11.
Area Bermain Menggunakan Peralatan
z PAUD4407/MODUL 4 4.23
Tidak semua lembaga pendidik (PAUD) anak usia dini memiliki sendiri
area bermain outdoor dengan perlengkapan yang berdekatan dengan ruangan
kelas. Masih ada lembaga PAUD yang menggunakan taman bermain yang
berdekatan dan taman umum untuk bermain outdoor. Walaupun lembaga
PAUD memiliki sendiri perlengkapan bermain outdoor, kadangkala sekolah
mengajak anak pergi ke taman untuk sekadar mengganti suasana dan untuk
memberikan anak beberapa pengalaman. Dalam mempertimbangkan
penggunaan taman umum, Anda harus menjawab sendiri beberapa
pertanyaan di bawah ini.
a. Apakah taman bermain cukup dekat sehingga anak-anak dapat berjalan
ke lokasi tanpa harus merasakan kelelahan untuk bermain?
b. Apakah perlengkapan bermain di taman bermain cukup memadai?
Apakah perlengkapannya tidak ada yang rusak? Apakah taman bebas
dari timbunan sampah dan runtuhan puing?
c. Apakah perlengkapan bermain yang ada sesuai dengan usia anak?
d. Apakah di area bermain terdapat meja-meja untuk aktivitas bermain
yang membutuhkan konsentrasi misalnya membaca atau menggambar?
e. Apakah ada air mancur? Jika ada, apakah ukurannya cocok untuk anak-
anak?
f. Apakah batas taman bermain cukup jelas sehingga anak-anak dapat
mengetahui di area mana mereka dapat bermain dan di mana mereka
tidak dapat bermain?
4.24 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Gambar 4.12.
Area Menggali dan Menimbun
z PAUD4407/MODUL 4 4.25
Gambar 4.7.
Area Menggali dan Menimbun
4.26 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
4. Area Berkendaraan
Hampir semua anak gemar mengendarai sepeda roda tiga, skooter, dan
gerbong kereta. Bermain mengendarai mengembangkan kemampuan motorik
kasar anak seperti keseimbangan dan koordinasi. Area bermain mengendarai
memerlukan permukaan tanah yang keras. Kemampuan menarik dan
mendorong roda mainan dapat menjaga keseimbangan. Memulai (start) dan
menghentikan kendaraan lebih mudah dilakukan anak di atas permukaan
tanah yang keras. Anak-anak yang memiliki koordinasi yang baik dapat juga
bermain sepatu roda.
Gambar 4.13.
Area Berkendaraan
Pilihan lain yang dapat digunakan di area bermain hening adalah sebuah
rumah-rumahan kecil yang dibuat dari kayu atau yang lebih bagus yang
terbuat dari bahan dasar plastik. Rumah-rumahan disediakan untuk anak
ketika mereka lelah bermain selain itu juga memperkenalkan kegiatan
bermain peran.
4.28 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Gambar 4.14.
Area Bermain Hening
6. Area Berkebun
Belajar dari buku-buku bagaimana tumbuhan berkembang adalah suatu
hal yang menarik bagi anak, tetapi melihat hal tersebut terjadi di luar ruangan
merupakan pengalaman lain bagi anak yang dapat ditemukan di area bermain
outdoor. Ketika hal tersebut menjadi suatu pengetahuan, lingkungan outdoor
merupakan laboratorium yang baik untuk belajar.
Kegiatan berkebun merupakan pilihan kegiatan bermain sambil belajar.
Kegiatan ini tergantung dengan ketersediaan lahan. Area kebun dapat
digunakan untuk menanam bunga-bunga atau menanam sayuran, kebun yang
luas cukup untuk memproduksi makanan pangan. Banyak anak yang
tergugah hatinya untuk menanam benih sehingga berkembang menjadi bunga
dan sayuran.
Gambar 4.15.
Area Berkebun
z PAUD4407/MODUL 4 4.29
Gambar 4.16.
Perlengkapan Berkebun
Jika memungkinkan, lebih baik lagi lokasi kebun jauh dari aktivitas
kegiatan outdoor dan jauh dari kebisingan. Salah satu kemungkinannya
adalah menggunakan sisi yang berbeda dari aktivitas area outdoor yang
digunakan. Dalam hal ini, kebun bunga dapat diletakkan dekat dengan pintu
gerbang. Di lokasi ini orang tua dapat mengawasi dan melihat anak-anak
mereka melakukan aktivitas berkebun. Cara lain untuk melakukan aktivitas
berkebun dapat dilakukan walaupun hanya menggunakan lahan yang kecil.
Anda dapat memanfaatkan gerobak, gerbong kereta, ban truk atau pot besar.
Keuntungan menggunakan gerobak atau gerbong kereta adalah anak dapat
memindahkan tanaman-tanaman tersebut untuk mengontrol tanaman di
kebun agar mendapatkan sinar matahari.
dalam program pendidikan anak usia dini. Hal terpenting sebelum membawa
binatang kesayangan adalah mengecek surat izinnya terlebih dahulu.
Pengelola lembaga PAUD harus memastikan bahwa binatang tersebut tidak
berpenyakit.
Gambar 4.17.
Binatang Kesayangan
Gambar 4.18.
Kandang Binatang Kesayangan
z PAUD4407/MODUL 4 4.31
Gambar 4.19.
Kegiatan di Atas Area Pertukangan
c. Gabus.
d. Kawat.
e. Gulungan kabel yang terbuat dari kayu.
f. Lem kayu.
g. Benang dan tali.
h. Styrofoam.
i. Bulu-bulu.
j. Tutup botol.
Gambar 4.20
Tempat Penyimpanan
4.34 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Gambar 4.21.
Area Bermain yang
Memiliki Risiko
Gambar. 4.22.
Penggunaan Alat Keselamatan
Gambar 4.23.
Keselamatan dalam Meluncur
Gambar 4.24.
Keselamatan dalam Berayun
e. Pertimbangan cuaca
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam lingkungan outdoor adalah
adanya perubahan cuaca. Jadwal kegiatan harian dapat berubah disesuaikan
dengan perubahan cuaca, sebagai contoh pada hari pertama musim panas atau
setelah hujan. Anda berharap untuk mengajak anak-anak bermain di
lingkungan outdoor. Pada musim hujan, Anda dapat mengurungkan niat
Anda untuk mengajak anak-anak bermain outdoor. Kadangkala,
guru/pembimbing menemukan kondisi cuaca yang menyulitkan bagi anak-
anak. Jika udara memungkinkan, anak-anak dapat bermain di lingkungan
outdoor.
Ketika temperatur udara turun menjadi dingin, Anda harus melakukan
tindakan pencegahan jika Anda memiliki struktur besi di area taman bermain
Anda. Anak-anak dapat terluka dengan menempelkan lidahnya pada struktur
besi mainan di area outdoor. Jika mereka mencoba untuk menarik diri, anak
akan kehilangan kulit lidahnya karena menempel pada struktur besi tersebut,
mana yang lebih menyakitkan. Dalam kondisi ini mendapatkan udara yang
hangat di area taman bermain dan memberitahukan anak-anak untuk
mengikuti aturan berikut.
1) Jangan pernah menempelkan lidah pada besi.
2) Jika anak-anak melakukannya dan lidahnya tertempel pada besi, jangan
biarkan anak bergerak! Mintalah bantuan.
3) Usahakan agar anak tetap berasa di tempat dan berikan air yang mengalir
pada lidahnya hingga terlepas dari besi tersebut.
z PAUD4407/MODUL 4 4.39
Gambar 4.18.
Desain Area Bermain outdoor untuk Anak Taman Penitipan Anak (TPA)
z PAUD4407/MODUL 4 4.41
Gambar 4.19.
Desain Area Bermain Outdoor untuk Kelompok Bermain (KB)
4.42 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 2
10) Dalam bermain di area tukang kayu yang dapat dijadikan nara sumber
selain guru adalah ….
A. teman sebaya
B. pemotong kayu
C. dokter
D. penjual furnitur
z PAUD4407/MODUL 4 4.45
Tes Formatif 1
1) D. Kemampuan mengeksplorasi dapat dikembangkan melalui kegiatan
outdoor.
2) D. Macam mainan yang terbuat dari plastik tidak termasuk
pertimbangan keamanan.
3) A. Pengawas dan melindungi anak dari risiko bahaya.
4) A. Pengembangan sosial emosional dapat ditumbuhkan melalui
kegiatan berunding dan berkompromi.
5) C. Bermain di playground pada area mendaki atau memompa sebelum
berayun untuk jangka waktu yang lama.
6) D. Koordinasi gerakan dengan mata dan tangan bukan termasuk dalam
pengembangan kognitif.
7) D. Menentukan spesifikasi lingkungan bermain outdoor
Tes Formatif 2
1) A. Pengawasannya akan sulit apabila lingkungan outdoor mengelilingi
sekolah.
2) D. 120 cm.
3) C. Permukaan berumput aman sebagai permukaan area bermain anak.
4) B. Harga perlengkapan, tidak termasuk pertimbangan menentukan
aktivitas anak.
5) A. Aman dan jauh dari kebisingan lalu lintas adalah kunci penggunaan
area outdoor.
6) A. Sumber air harus didekatkan dengan area bermain pasir.
7) C. Mengendarai.
8) D. Jaring dan tempat menyimpan bunga, bukan termasuk peralatan
berkebun.
9) C. Marmot, kucing, kupu-kupu dan beo.
10) D. Pemotong kayu.
z PAUD4407/MODUL 4 4.47
Daftar Pustaka
Dodge, Diane Trister and Laura J. Colker. (2006). The Creative Curriculum
for Early Childhood. 4th Edition. Washington D.C: Teaching Strategies.
Mayesky, M.. (1990). Creative Activities for Young Children. New York:
Delmar Publisher.
Olds. Anita. R. (2000). Child Care Desain Guide. New York: McGraw-Hill.
PENDAHULUA N
Menteri Kesehatan dan Menteri Sosial dengan kata lain ketiga instansi
tersebut harus melakukan pembinaan terkoordinir dan terpadu.
Penguasaan tentang kegiatan pengembangan Anak Usia Dini (AUD)
merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki pendidik AUD. Tanpa
kompetensi tersebut, kegiatan pengasuhan akan berlangsung sekadarnya,
yang lebih mengutamakan keamanan fisik saja, tetapi kurang memperhatikan
pengembangan potensi anak tersebut.
Pelaksanaan kegiatan pengembangan di KB dan TPA meliputi
pengembangan pembentukan perilaku melalui pembiasaan dan pembentukan
kemampuan dasar. Pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan
dasar tersebut dapat dicapai melalui tema yang sesuai dengan lingkungan
anak dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan yang akan
dikembangkan. Pelaksanaan kegiatan pengembangan di KB dan TPA juga
perlu disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar.
Melalui modul tentang pelaksanaan kegiatan pengembangan di lembaga
PAUD ini Anda akan mendapatkan bekal tentang cara melaksanakan
kegiatan pengembangan tersebut khususnya di KB dan TPA. Setelah
mempelajari modul ini, diharapkan Anda akan dapat menjelaskan
pelaksanaan kegiatan pengembangan di lembaga PAUD (KB dan TPA).
Secara khusus setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda memiliki
kompetensi berikut.
1. Menjelaskan pengertian pelaksanaan kegiatan pengembangan.
2. Menjelaskan tahap-tahap pelaksanaan kegiatan pengembangan di KB
dan IPA.
3. Menjelaskan prosedur pelaksanaan kegiatan pengembangan di KB dan
TPA.
4. Memberikan contoh pelaksanaan kegiatan pengembangan di KB dan
TPA.
Selanjutnya, agar Anda dapat menguasai materi modul ini dengan baik,
silakan ikuti beberapa petunjuk praktis di bawah ini.
z PAUD4407/MODUL 5 5.3
1. Sediakan alokasi waktu khusus untuk membaca modul. Jika ada hari
yang terlewatkan tanpa membaca modul, usahakan segera dibayar pada
hari berikutnya.
2. Beri tanda pada modul apabila Anda menemukan definisi konsep atau
informasi yang Anda anggap penting.
3. Pindahkan konsep-konsep penting tersebut dalam buku catatan Anda
secara ringkas.
4. Tiap selesai mempelajari suatu kegiatan belajar, kerjakanlah latihan soal
yang tersedia dan cocokkan jawabannya dengan rambu-rambu petunjuk
jawaban.
5. Bacalah selalu rangkuman materi yang ada di setiap akhir kegiatan
belajar.
6. Kerjakan pula tes formatif yang tersedia dan cocokkan jawabannya
dengan kunci jawaban. Jangan terburu-buru membuka kunci jawaban
sebelum Anda mencoba menjawab sendiri butir pertanyaan tersebut.
7. Berdasarkan tes formatif tersebut, tandai jawaban yang masih salah atau
ragu-ragu sewaktu menjawab, dan bacalah ulang materi dalam modul
yang berkaitan dengan pertanyaan tersebut.
8. Diskusikan materi-materi dalam modul ini dengan teman sejawat Anda
agar pemahaman Anda makin mantap.
9. Menjelang ujian, Anda cukup mempelajari rangkuman catatan pribadi
yang telah Anda buat dan tidak perlu terlalu menghabiskan tenaga untuk
membaca seluruh modul. Lebih baik Anda cukup beristirahat untuk
mempersiapkan fisik Anda menghadapi ujian.
Kegiatan Belajar 1
A. PENGERTIAN
a. Kegiatan rutin
Berbagai pembiasaan yang dapat dilakukan melalui kegiatan rutin antara
lain sebagai berikut.
1) Berbaris memasuki ruang kelas untuk menanamkan nilai-nilai, seperti
mentaati peraturan, sabar menunggu giliran, tenggang rasa terhadap
z PAUD4407/MODUL 5 5.5
keadaan orang lain, berani, dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar,
mau menerima atau melaksanakan tugas, berpakaian bersih dan rapi,
kebersihan dan kerapian badan, kuku, rambut, gigi, telinga, dan berbaris
rapi.
2) Mengucapkan salam apabila bertemu dengan orang lain, untuk
menanamkan nilai-nilai, seperti sopan santun, menunjukkan emosi yang
wajar, berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar, menghormati
orang lain, menciptakan suasana keakraban, dan mengembangkan
sosialisasi.
3) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan untuk menanamkan
nilai-nilai, seperti memusatkan perhatian dalam jangka waktu tertentu,
tertib melakukan peraturan, dan mengenalkan rasa syukur pada Tuhan.
4) Kegiatan belajar-mengajar, untuk menanamkan nilai-nilai, seperti tolong
menolong sesama teman, rapi dalam belajar dan bekerja, tertib
memahami peraturan, berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar,
merasa puas atas prestasi yang dicapai dan berusaha meningkatkannya,
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, menjaga kebersihan
lingkungan, mengendalikan emosi, menjaga keamanan diri, sopan
santun, dan tenggang rasa terhadap keadaan orang lain.
5) Waktu istirahat/makan/bermain, dapat digunakan untuk berbagai
pembiasaan, seperti mematuhi tata tertib, berdoa sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, mau
dan dapat makan sendiri, tolong-menolong sesama teman, rapi dalam
belajar, bermain, dan bekerja, mengurus diri sendiri, tenggang rasa
terhadap keadaan orang lain, sabar menunggu giliran, dapat
membedakan milik sendiri dan orang lain, meminta tolong dengan baik,
mengucapkan terima kasih dengan baik, mengenal kebersihan dan
kesehatan, mau membersihkan dan merapikan tempat makan, membuang
sampah pada tempatnya, menjaga keamanan diri, tidak berebut mainan,
dan mengembangkan kemampuan bersosialisasi.
b. Kegiatan spontan
Kegiatan ini dilaksanakan pada saat pendidik melihat sikap dan perilaku
anak baik yang kurang baik maupun yang baik, dengan cara memberikan
teguran ataupun pujian. Berikut ini beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk
melakukan kegiatan spontan.
5.6 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
b. Pengembangan kognitif
Pengembangan kognitif dapat dilaksanakan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip berikut.
1) Memberikan kesempatan kepada anak untuk menghubungkan
pengetahuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan yang baru
diperolehnya. Misalnya, mengenalkan konsep bilangan dengan
menghubungkan bilangannya.
2) Memperhatikan masa peka anak.
3) Dilaksanakan secara bertahap disesuaikan dengan keadaan dan tingkat
perkembangan anak.
4) Kegiatan mengacu pada kemampuan yang sudah dicapai dan dikaitkan
dengan tema.
5) Pelaksanaan kegiatan didasarkan atas terjawabnya “apa dan mengapa”
tentang segala sesuatu yang ada di sekitar anak.
6) Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sarana dan sumber belajar.
7) Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan
pengalaman yang didapat secara lisan atau media kreatif.
8) Kegiatan yang diberikan merupakan pengetahuan yang objektif dan
sesuai dengan kenyataan.
5.8 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
c. Pengembangan fisik/motorik
Pengembangan fisik/motorik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
motorik halus dan motorik kasar.
1) Motorik halus (keterampilan)
Tujuan mengembangkan motorik halus adalah agar anak dapat berlatih
koordinasi tangan, mata, dan pikirannya dalam menggunakan berbagai
alat atau media kreatif sehingga memperoleh keterampilan yang berguna
untuk perkembangan selanjutnya.
Pengembangan motorik halus tersebut dapat dilaksanakan dengan
prinsip-prinsip berikut.
a) Memberikan bimbingan dan pembinaan sesuai dengan kemampuan
dan taraf perkembangan anak.
b) Memberikan rasa gembira kepada anak dengan prinsip bermain
sambil belajar.
c) Memupuk keberanian anak dalam melakukan kegiatan-kegiatan
dengan menghindari petunjuk-petunjuk atau bantuan yang justru
dapat merusak perkembangan anak, dan lebih mengutamakan proses
daripada hasil.
d) Memberikan rangsangan dan bimbingan kepada anak untuk
menemukan teknik atau cara-cara yang baik dalam melakukan
kegiatan dengan bermacam-macam media kreatif.
e) Menyediakan alat-alat yang dapat merangsang anak untuk
melakukan kegiatan dan dapat menumbuhkan keterampilan dan
kreativitas.
f) Memberikan bimbingan dan dorongan.
g) Memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada anak untuk
berekspresi melalui bebagai media.
h) Merencanakan waktu, mengatur tempat dan menjaga beraneka
media untuk menstimulasi anak dalam melakukan kegiatan
keterampilan yang akan dicapai.
i) Bahan keterampilan dikaitkan dengan tema dan mengacu pada
kemampuan yang akan dicapai.
z PAUD4407/MODUL 5 5.9
d. Pengembangan seni
Pengembangan seni dapat dilaksanakan antara lain dengan kegiatan
berikut.
1) Mendengarkan musik yang bervariasi, mulai dari musik yang lembut
sampai yang cukup berat.
2) Volume suara musik diputar sedang atau pelan.
3) Dapat diiringi dengan bertepuk tangan bervariasi sambil bernyanyi.
Saat istirahat dapat diisi dengan makan bersama dan bermain bebas,
sedangkan tahap penutup diisi dengan kesimpulan kegiatan hari itu,
membacakan cerita atau apresiasi seni, menyanyi, berdoa, dan salam
perpisahan.
Sesuai dengan prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain
untuk anak usia dini, berikut akan dijelaskan beberapa jenis bermain
berdasarkan kemampuan anak.
1. Bermain Eksploratoris
Eksplorasi yang dilakukan anak akan mempengaruhi perkembangan
anak melalui cara yang berbeda karena eksplorasi bermanfaat dalam:
a. memberikan kesempatan pada setiap anak untuk menemukan penemuan
baru;
b. merangsang rasa ingin tahu anak;
c. membantu anak mengembangkan keterampilannya;
d. mendorong anak untuk mempelajari keterampilan baru.
z PAUD4407/MODUL 5 5.11
2. Bermain Energetik
Permainan ini melibatkan energi yang sangat banyak, seperti memanjat,
melompat, dan bermain bola. Permainan ini melibatkan seluruh koordinasi
tubuh, dan berperan dalam:
a. membantu anak untuk menjadi penjelajah yang aktif dalam
lingkungannya;
b. membantu anak untuk mengendalikan tubuhnya;
c. membantu anak untuk mengkoordinasikan setiap bagian yang berbeda
pada tubuhnya.
Permainan energetik dapat juga dilakukan untuk anak cacat yaitu untuk
membantu anak mengendalikan tubuhnya dan bergerak sesuai dengan
tujuannya, tetapi tetap harus didampingi seorang terapis.
Cara melatih anak dalam permainan energetik, yaitu sebagai berikut.
a. Maju terus, dengan cara berikut.
1) Tetap tenang dan percaya diri dalam melakukan kegiatan.
2) Hindari gerakan yang menyentak.
3) Usahakan anak dapat menjaga keseimbangan tubuhnya.
b. Menemukan pada kaki sendiri, untuk mengembangkan kemampuan
berjalan anak. Dapat dilakukan dengan cara berikut.
1) Latih anak untuk berpijak pada kaki sendiri.
2) Latih anak untuk menarik dan mendorong sesuatu, misalnya kursi.
3) Berikan permainan yang dapat dilihat dan melihat, misalnya cermin
4) Merangkak.
5) Berdiri.
6) Bangkit dan berjalan sendiri.
7) Menendang (gerakan manipulatif).
5.12 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
3. Bermain Keterampilan
Jenis permainan ini mempunyai beberapa peranan penting, yaitu:
a. membantu anak untuk menjadi pembangun;
b. mengurangi keputusasaan anak;
c. mengarahkan anak pada kebergunaan dan kemandirian;
d. mengembangkan keterampilan baru untuk meningkatkan kepercayaan
diri;
e. mengasah taktil (indera peraba) anak melalui memegang langsung
bahan-bahan yang digunakan.
4. Bermain Sosial
Bermain sosial adalah keterlibatan seorang anak untuk bermain dengan
orang lain. Bermain sosial melatih anak untuk dapat berinteraksi dan
merespons perilaku orang lain.
z PAUD4407/MODUL 5 5.13
Cara melatih anak bermain sosial antara lain melalui kegiatan berikut.
a. Bermain penjual dan pembeli.
b. Bermain domino.
c. Bermain kata dan gambar yang sama.
d. Bermain ular tangga.
5. Bermain Imajinatif
Bermain imajinatif adalah bermain untuk mengajak anak
mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitasnya.
Tujuan mengajarkan anak bermain imajinatif adalah sebagai berikut.
a. Membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir dan bahasanya.
b. Membantu anak untuk memahami orang lain.
c. Membantu anak untuk mengembangkan kreativitasnya.
d. Membantu anak mengenali dirinya sendiri.
6. Bermain Teka-teki
Bermain teka-teki adalah bermain untuk melatih anak mengasah
kepekaan sensori dan seluruh inderanya dalam memecahkan masalah.
Tujuan melatih anak bermain teka-teki adalah sebagai berikut.
a. Mengembangkan kemampuan anak dalam berpikir.
b. Mendorong rasa ingin tahu anak.
c. Mengembangkan kemandirian pada anak.
5.14 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
1. Peserta Didik
Persyaratan bagi peserta didik untuk dapat menjadi anggota dari
Kelompok Bermain adalah (1) anak usia 2−4 tahun, dengan jumlah minimal
10 anak, (2) anak usia 5−6 tahun yang tidak mendapat kesempatan masuk di
Taman Kanak-kanak, dengan jumlah minimal 10 anak.
Peserta didik pada KB memiliki hak-hak untuk belajar melalui bermain,
yang meliputi:
a. mendapatkan mainan yang sama;
b. bebas bereksplorasi dengan alat permainan sesuai dengan peraturan;
c. mendapatkan bantuan belajar apabila mengalami kesulitan;
d. memanipulasi objek permainan dengan benar.
2. Pendidik
Pendidik Kelompok Bermain harus memiliki kualifikasi sebagai berikut.
a. Kompetensi Pedagogik, meliputi hal-hal berikut.
1) Memahami dan menyayangi anak.
2) Memahami tahapan tumbuh kembang anak.
2) Memahami prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini.
b. Kompetensi Kepribadian, meliputi hal-hal berikut.
1) Sehat jasmani dan rohani.
2) Memiliki sifat dan sikap sabar, keibuan, dan penyayang anak-anak.
3) Ikhlas dan rela menolong.
4) Seluruh waktunya dicurahkan untuk mendidik tumbuh kembang
anak.
z PAUD4407/MODUL 5 5.15
3. Pengelola
Pengelola KB hendaknya memiliki kualifikasi sebagai berikut.
a. Pendidikan minimal SLTA atau sederajat.
b. Memiliki kemampuan dalam mengelola program Kelompok Bermain
secara profesional.
c. Memiliki kemampuan dalam melakukan koordinasi dengan tenaga
pendidik, instansi terkait, dan masyarakat.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat dan peserta
didik serta orang tuanya.
e. Memiliki tanggung jawab moril mempertahankan dan meningkatkan
keberlangsungan KB yang dikelolanya.
5.16 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
4. Tempat
Cara menentukan lokasi untuk KB hendaknya memperhatikan hal-hal
berikut.
a. Lokasi gedung yang mudah dimasuki kendaraan roda dua dan roda
empat.
b. Lokasi dilewati oleh kendaraan umum.
c. Lokasi berada di pemukiman perkantoran atau ruko perumahan.
d. Tempat parkir yang memadai.
e. Jauh dari sungai, tempat pembuangan sampah. dan terminal angkutan/
bis.
f. Dekat dengan tanaman.
g. Mendapatkan pencahayaan yang baik.
h. Ventilasi ruangan yang terang.
i. Memiliki jalan keluar apabila terjadi kebakaran gedung.
j. Desain ruangan yang sesuai dengan kebutuhan bermain anak.
5. Waktu
Waktu adalah modal kerja yang harus dihargai. Seorang pengelola harus
menghitung jam efektif bekerja dan jumlah total hari kerja untuk menentukan
penggajian kepada karyawan. Waktu mulai belajar anak juga disesuaikan
dengan kondisi anak. Anak belajar di KB biasanya 2 jam sehari, sedang di
z PAUD4407/MODUL 5 5.17
TPA bervariasi. Ada TPA yang menyediakan layanan insidental (per jam),
paruh hari atau sehari penuh.
6. Administrasi
Administrasi di KB secara umum terdiri dari aspek-aspek administrasi
berikut.
a. Administrasi Program Pembelajaran
Program pembelajaran adalah susunan kegiatan yang akan dilakukan
selama satu tahun pembelajaran. Kegiatan yang harus disusun dan
ditetapkan adalah sebagai berikut.
1) Perencanaan Tahunan dan Semester, yaitu sebagai berikut.
a) Menyusun jadwal dan pengadaan fasilitas yang diperlukan demi
kelancaran program kegiatan di KB.
b) Menyiapkan buku program kegiatan mingguan, harian, dan
pembelanjaan fasilitas-fasilitas keperluan untuk satu semester.
2) Perencanaan Kegiatan Mingguan dan Harian.
a) Kegiatan mingguan adalah kegiatan yang secara pasti dapat
diprogram setiap minggu. Misalnya, setiap Senin sampai Jumat
kegiatan proses pembelajaran, setiap Sabtu program evaluasi
yang akan dilaporkan kepada orang tua pada hari Senin.
b) Kegiatan harian adalah kegiatan belajar melalui bermain yang
akan diberikan kepada peserta didik, termasuk memeriksa
kebersihan dan ketertiban ruang bermain anak.
3) Pendidik hendaknya menyusun SKM dan SKH dengan
mempertimbangkan tema kegiatan, pengelompokan anak secara
bervariasi sesuai dengan kebutuhan, semester/tahun ajaran, jumlah
alokasi waktu, hari dan tanggal pelaksanaan, jam pelaksanaan,
tujuan kegiatan bermain, materi yang akan dimainkan sesuai dengan
tema, bentuk kegiatan bermain, tata tetak ruangan, bahan dan alat
yang diperlukan dalam bermain, dan evaluasi perkembangan anak.
b. Administrasi Pengelolaan Kegiatan, meliputi formulir pendaftaran calon
peserta didik, buku induk peserta didik, buku absensi peserta didik, buku
mutasi peserta didik, buku absensi tenaga pendidik, buku administrasi
persuratan, buku tamu, dan buku inventaris barang.
c. Administrasi Keuangan, meliputi buku kas; pendokumentasian bukti
pengeluaran dan penerimaan uang; kartu pembayaran iuran peserta
didik; pedoman keuangan, misalnya perencanaan anggaran tahunan,
5.18 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Tabel 5.1.
Jadwal Kegiatan di KB
Catatan:
1. Pada hari tertentu yang dipilih (misalnya Rabu) diadakan kegiatan
khusus olahraga, misalnya senam bersama di lapangan sekolah lalu
berbaris masuk kelas.
2. Setiap hari Jumat dilaksanakan praktik beribadah dan makan bersama
yang disediakan para orang tua sesuai jadwal giliran yang telah
ditentukan.
Selain jadwal rutin harian tersebut, ada beberapa jenis kegiatan yang
biasanya dilakukan di KB, yaitu sebagai berikut.
1. Pelayanan kesehatan
Kelompok bermain dapat bekerja sama dengan instansi kesehatan
setempat misalnya Puskesmas dalam hal pemberian vitamin dan
imunisasi seperti Program Imunisasi Nasional (PIN). Tiap 3 bulan sekali
pihak puskesmas dapat diminta datang untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan anak, sedangkan pemantauan pertumbuhan anak berupa
penimbangan berat dan tinggi badan serta pemberian makanan bergizi
5.20 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
3. 08.30−09.00 Istirahat
a. Makan bersama
b. Bermain bebas
Keterangan: Pada saat istirahat, anak terlebih dahulu mencuci tangan,
berdoa, lalu makan. Setelah selesai anak merapikan
perabotan makannya, baru kemudian anak diperbolehkan
bermain di luar ruangan (outdoor).
4. 09.00−09.30 Penutup
a. Relaksasi
b. Diskusi
Keterangan: Saat kegiatan penutup, pendidik mengajak anak untuk
mendengarkan cerita atau melakukan kegiatan lain sebagai
penenangan. Setelah itu, dilakukan tanya jawab tentang
kegiatan yang telah dilakukan anak pada hari itu.
5. 10.00 Pulang
Guru mengantar anak sampai pintu gerbang dan menyerahkan anak
kepada penjemputnya.
5.22 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
1. Materi
Materi dalam proses kegiatan di KB menggunakan kurikulum KB.
Materi yang diberikan pendidik perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi
anak. Materi tersebut juga sedapat mungkin disesuaikan dengan tema yang
terdekat dengan anak. Selain itu, penyampaian materi diusahakan yang
menarik minat anak sehingga anak tidak merasa terpaksa dalam mengikuti
kegiatan. Materi yang diberikan pendidik sewaktu-waktu dapat berubah dan
dapat saja tidak terlaksana disebabkan kondisi yang tidak memungkinkan.
Ketercapaian atau ketidaktercapaian materi ini perlu dituliskan pada SKH,
yaitu pada kolom evaluasi kegiatan.
2. Metode
Proses kegiatan di KB dapat menggunakan berbagai metode yang
disesuaikan dengan keadaan dan kondisi anak, perkembangan anak serta
materi yang akan diberikan, antara lain sebagai berikut.
a. Metode praktik langsung
Anak dapat diajak langsung untuk melakukan kegiatan yang
diinstruksikan pendidik, contohnya pada kegiatan jasmani.
b. Metode tanya jawab
Biasanya metode ini digunakan pada saat pembukaan dan (penutup).
c. Metode pemberian tugas.
Metode ini biasanya digunakan pada kegiatan inti, yaitu anak
melaksanakan berbagai tugas yang diberikan pendidik.
d. Metode bernyanyi
Metode bernyanyi sangat disenangi anak karena anak dapat bebas
berekspresi lewat lagu yang dinyanyikannya.
z PAUD4407/MODUL 5 5.23
3. Media
Media yang digunakan di KB tidak jauh berbeda dengan media di TK.
Media tersebut secara umum terbagi menjadi dua yaitu media di dalam
ruangan (indoor) dan media di luar ruangan (outdoor). Media di dalam
ruangan yang biasanya terdapat di KB, antara lain white board, soft board,
tape recorder, lego ukuran kecil, sedang, besar, boneka, gunting kecil,
puzzle, rumah-rumahan, kitchen set, alat musik, dan papan pasak; sedangkan
media di luar ruangan yang biasanya terdapat di KB antara lain adalah:
ayunan, papan luncur, papan jungkat-jungkit dan ring basket.
Pemilihan media yang digunakan di KB perlu disesuaikan dengan
karakter usia, kemampuan anak, dan tema agar materi-materi kegiatan dapat
lebih mudah dicerna dan dilakukan sesuai kemampuan anak. Penggunaan
media diusahakan semenarik mungkin sehingga anak merasa senang. Selain
itu ruangan kelas perlu di display sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan
pula sebagai media bagi anak untuk belajar melalui lingkungan terdekatnya.
Penjelasan lebih rinci tentang pengelolaan lingkungan belajar outdoor
dan indoor ini telah Anda pelajari di Modul 3 dan 4.
4. Evaluasi
Evaluasi di KB merupakan hasil pengamatan terhadap perkembangan
perilaku dan hasil kerja anak selama mengikuti kegiatan. Evaluasi tersebut
dapat dilakukan dalam bentuk evaluasi harian dan evaluasi berkala (evaluasi
semester).
Evaluasi harian dilakukan pendidik selama kegiatan berlangsung
terutama melalui perilaku yang muncul dan akan dicatat pada buku anecdotal
record. Evaluasi juga dilakukan dengan menilai hasil tugas atau kegiatan
yang dilakukan anak pada hari itu serta dengan menilai jawaban anak
terhadap pertanyaan dari tugas yang diberikan secara lisan.
Evaluasi semester dilakukan pendidik pada setiap akhir semester dengan
melihat perkembangan anak dari segi perilaku, sosial emosi, pendidikan
agama, kognitif, keterampilan, bahasa, dan jasmani. Penilaian ini dilaporkan
kepada orang tua/wali murid secara tertulis dalam bentuk buku laporan
perkembangan anak.
5.24 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 1
1) Berikut adalah nilai yang dapat ditanamkan pada anak KB pada saat
berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, kecuali ....
A. sopan santun
B. tertib melakukan peraturan
C. mengenalkan rasa syukur pada Tuhan
D. memusatkan perhatian pada jangka tertentu
4) Bukti bahwa anak dikatakan mempunyai hak yang sama dalam bermain
adalah berikut ini, kecuali ....
A. mendapatkan mainan yang ada
B. bebas bereksplorasi dengan alat permainan yang ada
C. berbagi dan bergantian dengan teman
D. mendapatkan bantuan belajar bila mengalami kesulitan
5) Kompetensi apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pendidik di KB?
A. Profesional, pedagogik, kepribadian, sosial.
B. Kreativitas, profesional, pedagogik, kepribadian.
C. Bedagogik, kepribadian sosial, retorika.
D. Progresivisme, profesional, pedagogik, sosial.
C. pengelolaan kegiatan
D. keuangan
Kegiatan Belajar 2
1. Tujuan
Tujuan Penyelenggaraan TPA, antara lain berikut ini.
a. Membantu ibu-ibu agar dapat bekerja dengan tenang sehingga dapat
tercapai prestasi kerja yang optimal.
5.28 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
2. Landasan Yuridis
Tempat Penitipan Anak terselenggara berdasarkan aturan berikut.
a. Undang-undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
b. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
c. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Prasekolah.
d. Instruksi Presiden RI No. Tahun 1989 tentang Pembinaan Kesejahteraan
Anak.
3. Sasaran
Adapun sasaran pelayanan di TPA adalah sebagai berikut.
a. Balita yang kedua orang tuanya bekerja dan membutuhkan bantuan
pengasuhan.
b. Orang tua anak usia dini.
c. Warga masyarakat lain yang mempunyai kepedulian dan perhatian
tentang pengasuhan yang sesuai dengan kebutuhan anak usia dini.
4. Pengelompokan Anak
Pengelompokan anak di TPA dibagi dalam 3 kelompok, yaitu sebagai
berikut.
a. Kelompok bayi : 1−2,5 tahun
b. Kelompok kecil : > 2,5−3,5 tahun
c. Kelompok Besar : >3,5−5 tahun
5. Persyaratan
Bagi orang tua yang ingin menitipkan anaknya di TPA harus memenuhi
persyaratan dan rata tertib yang berlaku antara lain adalah sebagai berikut.
z PAUD4407/MODUL 5 5.29
6. Lingkungan
Lingkungan TPA harus dapat menciptakan suasana rasa aman kepada
anak untuk belajar dan berkembang sehingga anak merasa di rumahnya
sendiri. Hal ini untuk mengurangi rasa takut pada lembaga di mana anak
dititipkan. Lingkungan di dalam ruangan hendaknya disusun dan
direncanakan sesuai dengan kegiatan dan jumlah anak. Fasilitas yang terdapat
di luar ruangan harus dapat digunakan untuk kegiatan dan perkembangan
motorik kasar anak-anak yang dititipkan.
5.30 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
7. Pemeliharaan Kebersihan
Setiap hari lantai, meja, kursi, pintu, perabotan, dan perlengkapan harus
dibersihkan dari debu. Toilet dan kamar mandi serta tempat cuci pakaian
harus selalu dirawat jangan sampai licin agar tidak membahayakan anak-anak
yang menggunakannya. Usahakan tidak ada air yang tergenang agar terhindar
dari sarang nyamuk dan terhindar dari penyakit menular lainnya.
8. Perizinan
Perizinan TPA merupakan suatu ketetapan Pemerintah yang diberikan
kepada setiap TPA setelah memenuhi persyaratan administrasi dan dinilai
kelayakannya untuk menyelenggarakan program pembelajaran bagi anak usia
dini yang dititipkan pada TPA tersebut. Izin ini berlaku pada kurun waktu
tertentu dan dapat diperpanjang kembali.
Izin ini merupakan pengakuan dan atau legalitas pendirian TPA untuk
melindungi anak-anak yang tergabung dalam TPA dan sebagai
pertanggungjawaban secara hukum serta perundangan yang berlaku.
Perizinan dikeluarkan oleh Dinas yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah
(Pemda) setempat dalam hal Ini Dinas Pendidikan (Subdin PLS) dan atau
Dinas Sosial di tingkat Kabupaten/Kota dan atau lembaga lain yang ditunjuk
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
a. Keamanan
Langkah pengamanan, misalnya pintu dan jendela harus selalu terkunci,
hanya dapat dibuka oleh pengasuh agar anak tidak dapat keluar sendiri tanpa
pengawasan. Jauhkan anak-anak dari zat kimia, seperti pemutih, lisol, serta
obat luar lainnya. TPA harus mempunyai sistem pengawasan yang baik agar
anak-anak yang berada di dalamnya aman dan tertib. Pengawasan sudah
harus dimulai semenjak anak datang sampai pulang sehingga orang tua
menerima anaknya kembali dalam keadaan aman tanpa cidera.
Para pendidik dan pengasuh dilatih menghadapi bahaya kebakaran, anak-
anak yang sakit mendadak atau kecelakaan. Nomor-nomor telepon yang
harus dihubungi harus tersedia dan terlihat sehingga dapat segera
menghubungi dokter jaga, dinas kebakaran, ambulans atau polisi. Selain itu
para pendidik dan pengasuh juga dilatih melakukan tindakan gawat darurat
apabila anak-anak mengalami kecelakaan kecil.
z PAUD4407/MODUL 5 5.31
b. Kesehatan
Setiap hari pengasuh harus memeriksa anak yang datang agar diketahui
apabila ada anak yang telah menunjukkan tanda-tanda akan sakit, seperti
suhu badan tinggi, demam, batuk, mata kemerahan. Hal ini harus segera
dikomunikasikan kepada orang tua yang mengantar. Apabila anak tetap
ditinggal di TPA maka haus dimasukkan ruang khusus dan dijaga intensif
agar tidak menularkan penyakit pada teman-temannya.
c. Higiene
Perilaku sehat diajarkan melalui cara anak merawat barang-barang
pribadi agar selalu bersih. Kebiasaan hidup bersih perlu diterapkan pada
anak-anak agar tidak mudah terkena penyakit. Kebiasaan hidup bersih ini
harus dilakukan oleh para pengelola, pendidik dan pengasuh di TPA terlebih
dulu seperti pembiasaan cuci tangan sebelum dan sesudah makan, toilet
training, sikat gigi, dan aktivitas di luar ganti pakaian sesuai kebutuhan.
d. Gizi
Pemilihan menu makanan hendaknya mengandung zat-zat gizi yang
sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan dan kesehatan anak. Bahan makanan
harus memenuhi menu gizi seimbang.
10. Pembiayaan
Komponen pembiayaan dalam penyelenggaraan TPA, antara lain
meliputi hal-hal berikut.
a. Insentif pendidik dan kependidikan.
b. Penyelenggaraan program pembelajaran, misalnya sarana belajar, materi
bahan ajar, evaluasi, dan kegiatan lainnya termasuk barang habis pakai.
c. Pengadaan sarana pembelajaran dan pemeliharaan sarana dan prasarana
belajar.
d. Langganan listrik, telepon dan PDAM.
e. Program pelatihan bagi pendidik untuk meningkatkan wawasan dan
keterampilan.
5.32 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
1. Pendidik
Pendidik perlu memiliki kualifikasi berikut.
a. Kualifikasi akademik minimal SLTA sederajat.
b. Mendapat pelatihan pendidikan anak usia dini.
c. Memahami dan menyayangi anak.
d. Memahami tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak.
e. Memahami prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini.
f. Memiliki kemampuan mengelola, yaitu merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi, membuat laporan proses kegiatan pembelajaran di TPA.
g. Diangkat secara sah oleh pengelola TPA.
h. Sehat jasmani dan rohani.
2. Pengelola
Pengelola di TPA harus memiliki kualifikasi berikut.
a. Lulusan SMA dan atau sederajat.
b. Memiliki keterampilan tentang dasar-dasar manajemen.
c. Memiliki wawasan tentang pendidikan anak usia dini.
d. Memiliki pengalaman dalam mengelola suatu lembaga.
e. Diangkat secara sah oleh pengurus yayasan dan atau pemilik TPA.
f. Sehat jasmani dan rohani.
z PAUD4407/MODUL 5 5.33
3. Pengasuh/Perawat
Pengasuh di TPA sebaiknya memiliki kualifikasi berikut.
a. Lulusan SMP sederajat yang telah mendapat pelatihan PAUD.
b. Memiliki keterampilan di bidang perawatan dan pengasuhan anak
(pramubalita).
c. Sehat jasmani dan rohani.
d. Diangkat secara sah oleh pengelola TPA.
1. Kurikulum
Program di TPA direncanakan dan dilaksanakan dalam satu kesatuan
yang utuh antara pengasuhan, perawatan, bimbingan sosial, dan pendidikan.
Semua kegiatan dilakukan sambil bermain karena pada masa ini adalah masa
bermain pada anak. Program kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di
TPA direncanakan dalam bentuk Satuan Kegiatan Mingguan (SKM),
meliputi:
a. kehidupan beragama, bermoral, dan kemandirian serta sosial emosional;
b. kemampuan berbahasa;
5.34 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
c. kemampuan kognitif;
d. kemampuan fisik;
e. bimbingan sosial;
f. kemampuan pengembangan seni melalui menyanyi dan menari.
2. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu usaha mendapatkan berbagai informasi secara
berkala, berkesinambungan dan menyeluruh, tentang proses dan hasil dari
pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui
program kegiatan belajar.
Guna evaluasi di PAUD adalah sebagai berikut.
a. Memberikan umpan balik kepada pendidik guna memperbaiki kegiatan
belajar mengajar.
b. Memberikan informasi kepada kedua orang tua tentang tercapainya
pertumbuhan dan perkembangan anaknya agar dapat memperbaiki dan
meningkatkan bimbingan dan motivasi. Namun demikian, bentuk
rapor/buku laporan belum resmi dikeluarkan oleh tim HIMPAUDI. Jika
dalam waktu dekat belum tersedianya buku rapor tersebut maka masing-
masing lembaga PAUD membuatnya sendiri, sesuai dengan karakter
lembaga PAUD masing-masing.
c. Sebagai bahan pertimbangan pendidik untuk menempatkan anak dalam
kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan anak didik, yang
memungkinkan anak didik dapat mencapai kemampuan yang optimal.
d. Sebagai bahan masukan bagi pihak lain yang memerlukan dalam
memberikan pembinaan selanjutnya.
Anak usia dini yang telah dibina dalam program kegiatan pengembangan
di TPA diharapkan memiliki kemampuan, antara lain:
1. melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan
mencintai sesama;
5.36 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
F. PEMBINAAN TPA
3. Alamat
a) Jalan : Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat
b) Kotamadya : Jakarta Pusat
c) Propinsi : DKI Jakarta
d) Nomor Telepon : 3103591 Ext.2223/2117
4. Tahun Didirikan : 1988
5. Kedudukan Organisasi : Binaan Dharma Wanita Persatuan
Departemen Sosial RI
6. Jumlah Anak Yang Dilayani : ± 50 anak
7. Kapasitas tampung : ± 80 anak
8. Waktu Pelayanan : Hari Senin s/d Jumat
Jam 7.30 s/d 15.30 WIB
Tujuan
Tujuan Penyelenggaraan TPA Harapan Ibu, antara lain sebagai berikut.
1. Membantu ibu-ibu agar dapat bekerja dengan tenang sehingga dapat
tercapai prestasi kerja yang optimal.
2. Menghindarkan anak dari kemungkinan terlantarnya pertumbuhan dan
perkembangannya secara wajar baik jasmani, rohani dan sosialnya.
Landasan Yuridis
Tempat Penitipan Anak Harapan Ibu terselenggara berdasarkan landasan
yuridis berikut.
1. Undang-undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
2. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Pra-
Sekolah.
4. Instruksi Presiden RI No. 2 Tahun 1989 tentang Pembinaan
Kesejahteraan Anak.
Sasaran
Adapun sasaran pelayanan di TPA Harapan Ibu adalah sebagai berikut.
1. Balita yang kedua orang tuanya bekerja dan membutuhkan.
2. Orang tua anak.
3. Warga masyarakat lain.
z PAUD4407/MODUL 5 5.39
Pengelompokan Anak
Pengelompokan anak di TPA Harapan Ibu dibagi dalam 3 kelompok,
yaitu sebagai berikut.
1. kelompok bayi : 1−2,5 tahun
2. kelompok kecil : >2,5−3,5 tahun
3. kelompok Besar : >3,5−5 tahun
Persyaratan
Bagi orang tua yang ingin menitipkan anaknya di TPA Harapan Ibu
harus memenuhi persyaratan dan tata tertib yang berlaku, antara lain berikut
ini.
1. Mengisi formulir yang disediakan.
2. Membawa Surat Keterangan hasil Rontgen kedua orang tuanya.
3. Membawa Surat Keterangan Sehat (Jasmani/Rohani) dari dokter bagi
anak dan orang tua penitip.
4. Saat masuk anak harus dalam keadaan sehat/tidak sakit.
5. Sanggup membayar biaya yang telah ditentukan dan mentaati tata tertib
yang berlaku.
6. Jam pelayanan mulai pukul 08.00 sampai dengan 15.30 WIB.
7. Anak baru bisa ditunggu orang tuanya sampai minimal/maksimal 3−5
hari.
8. Tidak diizinkan menengok kecuali seizin atau atas permintaan petugas
TPA.
9. Apabila sakit anak harus istirahat di rumah sampai sembuh.
10. Bagi yang sudah membayar biaya bulanan dan anak tidak masuk penuh
dalam sebulan, biaya tidak dapat dikembalikan.
11. Anak yang dijemput melebihi jam/waktu yang ditentukan dikenakan
biaya (sesuai ketentuan) yang harus dibayar pada hari itu kepada petugas
jaga.
12. TPA tidak menyediakan susu untuk semua anak.
13. Membawa foto copy surat Akte Kelahiran.
14. Membawa foto copy Kartu imunisasi.
15. Bagi anak usia 2,5 tahun ke atas, dikenakan biaya Sarana Pendidikan/
Belajar Rp75.000,00 (tujuh puluh lima ribu rupiah) per tahun (Kertas
gambar, Buku Gambar, Buku Berkotak, Pensil warna dan Rapor).
5.40 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Kurikulum
Program pendidikan di TPA Harapan Ibu dibuat berdasarkan buku
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Sosial Anak di TPA Departemen
Sosial RI.
Program direncanakan dan dilaksanakan dalam satu kesatuan yang utuh
antara pengasuhan, perawatan, bimbingan sosial dan pendidikan. Semua
kegiatan dilakukan sambil bermain karena pada masa ini adalah masa
bermain pada anak. Program perencanaan kegiatan pendidikan yang
diselenggarakan di TPA Harapan Ibu dalam bentuk Satuan Kegiatan
Mingguan (SKM), meliputi:
1. kehidupan beragama;
2. kemampuan berbahasa;
3. daya cipta/kreativitas;
4. daya pikir/kecerdasan;
5. perasaan/emosi/disiplin;
6. kemandirian/bimbingan sosial;
7. kemampuan motorik.
KEGIATAN HARIAN
TPA "HARAPAN IBU"
DEPARTEMEN SOSIAL RI
1. Materi
Materi yang diberikan di TPA Harapan Ibu berdasarkan usia dan
kemampuan anak. Dalam pelaksanaannya materi-materi yang diberikan
berdasarkan jenis kemampuan dasar dan pembentukan perilaku, yaitu sebagai
berikut.
a. Kemampuan Dasar, terdiri atas beberapa kemampuan berikut.
1) Kemampuan berpikir, yang meliputi daya tangkap, daya ingat,
kreativitas, imajinasi.
2) Keterampilan motorik, yang meliputi berikut ini.
a) Keterampilan tangan, yaitu makan sendiri, berpakaian,
memakai sepatu, menangkap dan melempar bola, menyusun
balok, melipat, menggunting, dan menempel.
b) Keterampilan kaki, yaitu berlari, melompat, menendang,
memanjat, dan keseimbangan tubuh.
c) Keterampilan sekolah, yaitu mengenal bentuk, mengenal warna,
mengenal huruf, mengenal angka, menulis, dan menggambar.
3) Kemampuan berbahasa, yang meliputi pengucapan kata-kata,
perbendaharaan kata, penguasaan kata
b. Pembentukan Perilaku, meliputi aspek berikut.
1) Disiplin (kehadiran, kebersihan/kerapian, dan kemauan).
2) Keterampilan motorik (penyesuaian diri, toleransi, dan kerja sama)
3) Sikap (tanggung jawab, pengetahuan kebangsaan/moral,
keberanian, dan kemandirian).
4) Perkembangan emosi (perasaan riang, murung/sedih, malu, iri,
takut, dan marah).
2. Metode
Metode yang digunakan di TPA Harapan Ibu adalah sebagai berikut.
a. Bercerita
Para pendidik menggunakan metode ini untuk memperdengarkan
cerita dengan atau tanpa alat dan mendengarkan anak menceritakan
pengalaman pribadi mereka.
b. Bernyanyi
Metode ini digunakan pada saat kegiatan klasikal. Lagu-lagu yang
diajarkan adalah lagu-lagu sederhana.
z PAUD4407/MODUL 5 5.43
c. Pemberian tugas
Metode ini dilakukan para pendidik dengan meminta anak
mengerjakan tugas. Tugas dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
langsung dari pendidik. Melalui pemberian tugas, anak dapat
melaksanakan kegiatan secara nyata dan menyelesaikannya secara
tuntas.
d. Tanya Jawab
Metode tanya jawab diterapkan dengan cara pendidik mengajukan
pertanyaan dan anak-anak menjawab atau sebaliknya anak bertanya
dan pendidik yang menjawab. Metode ini digunakan pada saat anak
melakukan kegiatan di dalam maupun di luar ruangan yang
bertujuan untuk melatih dan mengembangkan daya pikir anak.
e. Bercakap-cakap
Metode ini dilaksanakan dengan cara pendidik dan anak saling
mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara verbal untuk
mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif.
f. Karyawisata
Metode ini dilaksanakan dengan cara pendidik membawa anak ke
objek tertentu sebagai pengayaan, pemberian pengalaman belajar
dan juga memberi kesempatan anak untuk mengobservasi dan
mengalami sendiri dari dekat.
3. Media
Media yang disediakan di TPA Harapan Ibu antara lain sebagai berikut.
a. Elektronik (televisi, radio, kaset).
b. Benda sesungguhnya, yang meliputi berikut ini.
1) Indoor, yaitu angklung, perkusi, organ, bola, lego, white board,
puzzle, panggung boneka dan boneka, dan menara gelang-
gelang.
2) Outdoor, yaitu ayunan, perosotan, sepeda roda tiga, dan rumah-
rumahan.
c. Imitasi, yang meliputi maket rumah ibadah (masjid, gereja, pura),
alat-alat pertukangan, rambu-rambu lalu lintas, dan pohon berhitung.
d. Alat cetak/tiruan, meliputi buku cerita, lembar kerja anak, poster,
kartu huruf, dan kartu angka.
5.44 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
4. Evaluasi
Evaluasi perkembangan anak dilakukan setiap tiga bulan sekali
(triwulan) dalam bentuk rapor dan surat keterangan bagi anak yang ingin
melanjutkan ke jenjang pendidikan lanjutan. Evaluasi perkembangan anak ini
dilaporkan kepada orang tua. Penilaian diambil berdasarkan penilaian dari
para pendidik terhadap hasil karya anak dan perilaku yang ditunjukkan oleh
anak sehari-hari.
b. Ruang Serbaguna
Ruang ini digunakan untuk tidur anak sekaligus juga untuk melakukan
semua aktivitas anak selama berada di TPA Harapan Ibu seperti: makan,
bermain.
2. Lantai Atas
Lantai ini digunakan untuk anak yang berusia >2,5−5 tahun, yang terdiri
dari beberapa sekat ruangan sebagai berikut.
a. Ruang Tunggu
Ruangan ini tertetak bersebelahan dengan area bermain, digunakan untuk
orang tua yang mengantar dan menjemput anaknya. Peralatan yang ada
di ruangan ini, yaitu 8 buah bangku, 1 buah rak sepatu, 1 buah papan
pengumuman, dan 1 buah papan informasi tentang proses penerimaan
anak di TPA Harapan Ibu.
b. Ruang Kantor
Ruang ini digunakan untuk Kepala TPA dan tenaga administrasi serta
tempat untuk menerima tamu. Perlengkapan yang ada di ruangan ini
adalah 1 buah unit komputer, 1 buah mesin tik, 2 set meja dan kursi,
1 set kursi tamu, dan 1 buah rak buku
c. Ruang Tidur Anak
Ruang tidur anak di lantai atas terbagi menjadi 2 ruang yaitu ruang tidur
anak usia >2,5−3,5 tahun dan ruang tidur anak usia >3,5−5 tahun. Ruang
ini digunakan untuk tidur siang. Perlengkapan pada masing-masing
ruang tidur adalah sebagai berikut.
1) Tempat tidur, berupa 6 buah tempat tidur tingkat, 8 buah tempat
tidur tunggal, dan 4 buah tempat tidur box.
2) Bantal, berjumlah ± 20 buah.
Sebelum tidur anak diberikan kebebasan untuk memilih tempat tidur
yang mereka sukai.
d. Ruang Serbaguna
Ruang ini berada di tengah-tengah ruangan. Ruang serbaguna
digunakan untuk kegiatan makan bersama, kegiatan/belajar anak serta
bermain indoor. Adapun pembagian ruang serbaguna tersebut sebagai
berikut.
z PAUD4407/MODUL 5 5.47
1) Ruang makan
Perlengkapan yang disediakan di ruang makan ini adalah 22 buah
meja kecil yang disusun panjang dan 88 buah bangku kecil.
2) Ruang kegiatan/belajar
Ruang kegiatan/belajar antara anak yang berusia >2,5–3,5 tahun dan
usia >3,5–5 tahun dijadikan satu, hanya saja pengelompokannya
yang dibedakan.
3) Ruang bermain bebas indoor
Perlengkapan yang disediakan di ruang ini adalah 1 buah karpet,
1 buah televisi, dan 1 buah radiotape.
e. Ruang Bermain Bebas Outdoor
Ruang ini berada di sebelah ruang tunggu. Perlengkapan yang disediakan
di ruangan ini adalah 1 buah ayunan, 2 buah papan luncur perosotan, dan
3 buah sepeda roda tiga.
f. Ruang Dapur
Ruang ini digunakan untuk mengolah makanan anak-anak. Perlengkapan
yang tersedia di ruangan ini adalah rak piring dan piring, sendok dan
garpu, kompor gas, gelas, dan wastafel.
g. Kamar Mandi/WC
Terdapat kamar mandi bagi para petugas dan anak. Perlengkapan yang
berada dalam kamar mandi anak adalah kloset dan shower; sedangkan
kamar mandi pengurus dilengkapi dengan kloset, shower, dan wastafel.
h. Ruang Isolasi
Ruang ini digunakan untuk anak yang jatuh sakit saat di TPA. Anak
berada di ruang ini sampai dijemput orang tuanya. Perlengkapan yang
tersedia di ruangan ini adalah 1 buah tempat tidur, 1 buah kursi, 1 buah
meja, dan 1 buah Kotak P3K lengkap dengan obat-obatan.
Selain bangunan inti, terdapat bangunan lain yang ada di sekitar TPA
Harapan Ibu, yaitu lapangan tenis, kantor Departemen Sosial, dan Masjid.
Seminggu sekali anak-anak TPA Harapan Ibu menggunakan lapangan tenis
untuk kegiatan bermain.
digunakan oleh TPA Harapan Ibu adalah ± 300m2, berlantai dua dan
dilengkapi dengan fasilitas AC sehingga anak merasa nyaman selama berada
dalam ruangan.
Ruangan di TPA Harapan Ibu terdiri dari 2 ruangan, yaitu indoor dan
outdoor. Adapun keterangan ruangan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Ruangan Indoor
Ruangan indoor TPA Harapan Ibu terdiri dari beberapa ruangan dengan
rincian sebagai berikut.
a. Ruang Kantor : ± 18 m2
b. Ruang Serbaguna : ± 75 m2
c. Ruang Kelas : ± 35 m2
d. Kamar Tidur Anak 1,5−2 tahun: ± 65 m2
e. Kamar Tidur Anak 2,5−3 tahun: ± 45 m2
f. Kamar Tidur Anak 3−5 tahun : ± 45 m2
g. Ruang Tunggu : ± 24 m2
h. Dapur : ± 12 m2
i. Kamar Mandi Pengurus : ± 10 m2
j. Kamar Mandi Anak : ± 10 m2
2. Ruangan Outdoor
Ruangan Outdoor TPA Harapan Ibu merupakan ruang bermain dengan
luas ± 12m2.
L A TIH A N
Pilihlah dua TPA, yang satu berada di bawah perkantoran dan yang
lainnya berada di lingkungan perumahan. Cobalah terapkan SKH yang sama
z PAUD4407/MODUL 5 5.49
untuk dua TPA tersebut. Catatlah beberapa hal penting yang Anda rasakan
selama menerapkan SKH tersebut sehingga Anda memiliki gambaran
kegiatan penyebaran yang cocok untuk tiap jenis TPA.
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 2
4) Metode yang tepat untuk memenuhi rasa ingin tahu anak di TPA
melalui ....
A. diskusi
B. tanya jawab
C. eksplorasi
D. bercerita
Tes Formatif 1
1) A. Sopan santun.
2) B. Mendorong anak mengendalikan tubuhnya.
3) A. Bermain ular tangga.
4) C. Berbagi dan bergantian dengan teman.
5) A. Kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, sosial.
6) B. Administrasi simpan pinjam.
7) C. Catatan anekdot.
8) A. Bermain paralel.
Tes Formatif 2
1) D. Sebagai pengganti keluarga dalam waktu tertentu.
2) A. Tinggi badan lebih dari 155 cm.
3) B. Membuat laporan berkala tumbuh kembang anak.
4) C. Metode eksplorasi.
5) B. Di lingkungan perumahan dan dekat dengan teman.
5.52 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Daftar Pustaka
Olds, Anita Rui. (2000). Childcare & Design Guide. New York: Mc Graw
Hill.
Bruce, Tina & Maggit, Carolyn. (1999). Child Care & Education.
London: Hodder & Stoughton.
Fowler, William. (2002). Infant & Child Care: A Guide Education In Group
Settings. Boston: Allyn & Bacon.
Modul 6
PENDAHULUA N
rentang usia tersebut, selain gizi dan layanan kesehatan yang baik, diperlukan
pula stimulasi seluruh aspek kemampuan fisiknya, yang meliputi motorik,
bahasa, kognitif, sosial emosional, nilai-nilai beragama, dan seni yang
diberikan secara holistik, terintegrasi, dan berkesinambungan.
Program PAUD adalah upaya pemberian layanan pendidikan kepada
anak usia dini (0−6) melalui Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan
Satuan PAUD Sejenis lainnya agar anak dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal, sedangkan ruang lingkup Satuan PAUD Sejenis (SPS)
meliputi anak usia 0−6 tahun. Mengingat anak usia 0−1 tahun belum dapat
berpisah dengan orang tuanya terutama ibu atau pengasuhnya sehingga orang
tua dan pengasuh menjadi sasaran antara PAUD sejenis. Contoh Satuan
PAUD Sejenis, misalnya Posyandu, Bina Keluarga Balita (BKB), Taman
Pendidikan Al Qur’an, Taman Pendidikan Anak Soleh, Sekolah Minggu, dan
Bina Iman.
z PAUD4407/MODUL 6 6.3
Kegiatan Belajar 1
B. TUJUAN
1. Kesehatan
Sumber daya manusia yang berkualitas sejak awal kehidupan merupakan
modal dasar bagi proses tumbuh kembang selanjutnya. Pertumbuhan anak
ditandai dengan peningkatan tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala.
Lingkar kepala anak berhubungan dengan perkembangan volume otak.
z PAUD4407/MODUL 6 6.5
Faktor penentu pertumbuhan anak, antara lain (a) faktor internal, yaitu
genetik dari ayah, ibu, nenek, kakek dan proses selama kehamilan berupa
nutrisi, penyakit, obat, dan polusi; (b) faktor eksternal berupa lingkungan
sebelum lahir dan lingkungan anak setelah lahir, yaitu gizi, stimulasi kasih
sayang, nutrisi, penyakit, polusi, dan aktivitas fisik. Berat badan anak
dipengaruhi oleh:
a. keturunan atau genetik;
b. asupan nutrisi berupa makanan, minuman, camilan/kudapan;
c. penyerapan usus;
d. pengeluaran;
e. aktivitas fisik,
f. hormon;
g. penyakit kronik yaitu jantung dan TBC;
h. kadar air dan lemak tubuh.
2. Gizi
Perkembangan anak usia dini (early child development/ECD) adalah
periode perkembangan yang paling cepat pada kehidupan manusia. Pada
masa ini, pertumbuhan anak berlangsung dengan cepat. Selain itu,
kompetensi kognitif, emosi, dan sosial mulai dibentuk dan diperluas (Casey,
2000). Perkembangan anak meliputi perkembangan perilaku berkembang dari
belum matang menjadi matang, dari pola sederhana ke pola kompleks, dan
6.6 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
3. Psikososial
Stimulasi psikososial anak dalam mengoptimalkan tumbuh kembang
anak dimulai dari lingkungan keluarga. Dalam benak kita akan muncul
beberapa pertanyaan, misalnya kapan stimulasi harus diberikan? Aspek
stimulasi yang diberikan apa saja? Media apa yang digunakan serta siapa
yang akan memberikan stimulasi tersebut?
Stimulasi yang tepat diberikan sejak anak dalam kandungan sampai
dengan usia 8 tahun. Tujuan stimulasi adalah sebagai berikut.
a. Mempercepat dan meningkatkan kualitas aspek perkembangan.
b. Meningkatkan mekanisme integrasi antar aspek perkembangan.
c. Membantu anak mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki.
d. Melindungi anak dari perasaan tidak nyaman, merasa dihukum,
dipersalahkan, direndahkan karena gagal melakukan sesuatu.
e. Membantu anak mengembangkan perilaku adaptif dan terarah
(intelligent behaviour).
Campak, HIB, MMR, Demam Typoid, Cacar air, Influenza. Kebutuhan dasar
anak berupa ikatan emosi atau kasih sayang (ASIH), yaitu hubungan yang
erat (bonding), kepercayaan dasar (basic trust), mesra, rasa aman,
mengurangi kecemasan, perkembangan emosi-sosial yang selaras antara
orang tua terutama ibu atau pengganti ibu dengan anak. Kebutuhan dasar
anak akan stimulasi (ASAH) melalui perangsangan dan latihan terhadap
perkembangan dan kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan di luar
anak. Tujuannya membantu anak agar mencapai tingkat perkembangan yang
optimal berupa kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama,
kepribadian, moral. Stimulasi yang tepat dilakukan sesuai dengan masa kritis
anak sehingga secara fisik dan mental anak siap menerima stimulasi sesuai
dengan tahap perkembangannya. Anak belajar melalui proses observasi,
menirukan, mengulangi apa yang dilihat, didengar, disentuh, dirasa, dan
dicium melalui semua indranya. Stimulasi terhadap rasa ingin tahu dan
ketertarikan terhadap mainan dan permainan edukatif sangat penting dan
perlu diberikan kepada anak.
Lingkungan yang kaya stimulus akan menambah cabang-cabang dendrit,
meningkatkan proliferasi sinaps, meningkatkan mielinisasi, informasi cepat
dihantarkan dan meningkatkan kemampuan kognitif dan kecerdasan. Jadi,
tujuan lembaga Satuan PAUD Sejenis (SPS) sama dengan tujuan PAUD pada
umumnya, yaitu mewujudkan anak usia dini yang sehat, cerdas, dan ceria,
berakhlak mulia, serta memiliki kesiapan baik secara fisik dan mental dalam
memasuki tahap pendidikan selanjutnya.
f. Anak belajar dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang konkret
ke abstrak, dari gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke interaksi sosial
dengan orang lain.
a. Optimalisasi program
Kehadiran Pos PAUD mendukung keberadaan Posyandu yang
memberikan layanan dasar kesehatan dan gizi untuk balita dan memperkuat
layanan BKB yang memberikan pengetahuan dan keterampilan mendidik
kepada orang tua balita/keluarga.
b. Optimalisasi ketenagaan
Sejauh mungkin Pos PAUD memanfaatkan tenaga kader yang sudah ada
dengan penambahan pengetahuan dan keterampilan mendidik anak melalui
pelatihan. Namun demikian, apabila kader yang ada dirasakan kurang
memadai, baik dalam jumlah maupun kemampuannya maka dapat menambah
kader baru yang khusus menangani layanan Pos PAUD.
c. Optimalisasi prasarana
Program Pos PAUD dapat memanfaatkan prasarana yang dimiliki
masyarakat, tanpa harus membangun ruang atau gedung baru. Bahkan
apabila tidak ada bangunan yang memadai, kegiatan ini dapat dilaksanakan
dengan memanfaatkan halaman atau serambi mesjid atau mushola atau
prasarana lain, sepanjang aman bagi anak. Kegiatan ini juga dapat dilakukan
di rumah penduduk kader.
d. Optimalisasi sarana
Kegiatan Pos PAUD membutuhkan sarana dan alat bermain yang dapat
digunakan anak untuk mengembangkan kemampuannya melalui bermain.
sarana dan alat bermain menjadi faktor penunjang yang penting, namun tidak
berarti harus menggunakan sarana dan alat bermain pabrikan (harus
membeli). Penggunaan limbah lingkungan yang didaur ulang menjadi alat
bermain sangat disarankan dalam program Pos PAUD.
6.10 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
a. Peserta didik
Peserta didik di Pos PAUD adalah anak usia 0−6 tahun yang tidak
terlayani di lembaga pendidikan anak usia dini lainnya, baik di TPA,
Kelompok Bermain dan TK. Mengingat sebagian besar kehidupan anak
berada dalam pengasuhan keluarga maka orang tua menjadi sasaran tak
langsung dari program ini. Sasaran tak langsung yang dimaksud adalah orang
tua yang diharapkan mendapatkan model pengasuhan yang tepat sehingga
kekurangan waktu yang ada di Pos PAUD dapat dipenuhi di rumah.
b. Tenaga pendidik
1) Pendidik Pos PAUD dapat disebut Kader atau sebutan lain yang sesuai
dengan kebiasaan setempat.
2) Jumlah Kader PAUD disesuaikan dengan jumlah dan usia anak yang
dilayani dengan rasio pengelompokan, sebagai berikut.
a) Untuk anak usia 0−2 tahun tidak dibatasi jumlah anaknya karena
tugas kader hanya mendampingi orang tua/pengasuh dalam kegiatan
pengasuhan bersama.
b) Untuk usia 2−3 tahun antara 5−8 anak.
c) Untuk anak usia 3−4 tahun antara 8−10 anak.
d) Untuk anak usia 4−6 tahun antara 10−15 anak.
3) Masing-masing kelompok dibimbing oleh seorang kader. Apabila
terdapat anak berkebutuhan khusus maka perlu seorang kader untuk
z PAUD4407/MODUL 6 6.11
c. Pengelola
1) Pengelola Pos PAUD adalah kader PKK di lingkungan setempat.
2) Tugas dan tanggung jawab pengelola meliputi hal-hal berikut.
a) Memfasilitasi kegiatan Pos PAUD.
b) Berkoordinasi dan menjalin komunikasi dengan Ketua PKK
Desa/Kelurahan, instansi pembina, tokoh masyarakat, dan pihak lain
yang terkait.
c) Melaporkan kegiatan Pos PAUD secara bulanan kepada Ketua PKK
Desa/Kelurahan dengan menggunakan format yang telah disiapkan.
d) Dalam pelaksanaan kegiatan bertanggung jawab kepada Ketua PKK
Desa/Kelurahan dan masyarakat.
d. Penyelenggara
1) Pos PAUD dapat diselenggarakan oleh Tim Penggerak PKK,
SKB/BPKB, atau lembaga lainnya. Penyelenggara bertanggung jawab
melakukan pembinaan terhadap Pos PAUD binaannya.
2) Setiap penyelenggara dapat membina beberapa PAUD lainnya.
3) Tugas penyelenggara adalah sebagai berikut.
a) Menyusun rencana pembentukan Pos PAUD.
b) Mengajukan proposal pembentukan Pos PAUD kepada Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
c) Menentukan lokasi Pos PAUD.
d) Menyiapkan keranjang PAUD.
e) Mengajukan permohonan dukungan nara sumber pelatihan kader
kepada Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Up. Kasubdis PLS.
f) Menyelenggarakan pelatihan kader Pos PAUD.
g) Memfasilitasi kelancaran pelaksanaan Pos PAUD.
h) Berkoordinasi dengan instansi pembina: Dinas Pendidikan, Dinas
Kesehatan, BKKBN, instansi terkait lainnya.
i) Mencarikan sumber dana dan sumber-sumber lainnya untuk
menunjang penyelenggaraan Pos PAUD.
j) Bertanggung jawab secara administratif terhadap pemanfaatan dana
yang didapat dari berbagai sumber yang digunakan untuk
penyelenggaraan program di kelompok maupun untuk peningkatan
kemampuan kader. Dalam hal memperoleh Dana Bantuan Rintisan
dari Pemerintah/Pemerintah Daerah maka pertanggungjawaban
z PAUD4407/MODUL 6 6.13
b. Materi kegiatan
1) Materi untuk anak
Materi kegiatan untuk anak dikembangkan merujuk pada pencapaian
kemampuan anak sesuai dengan tahap perkembangannya, sebagaimana
tercantum pada “Menu Pembelajaran Generik”. Materi disampaikan
melalui kegiatan bermain yang terencana, menarik, dan dapat
memotivasi anak untuk mengembangkan seluruh potensi
perkembangannya.
2) Materi untuk orang tua terdiri dari materi berikut.
a) Pemahaman tentang pentingnya pendidikan sejak dini.
b) Pemahaman tahap-tahap tumbuh kembang anak.
c) Kemampuan melakukan berbagai perangsangan yang diperlukan
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
d) Kemampuan memilih dan memfasilitasi anak dengan alat permainan
yang mendidik.
e) Kemampuan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber bermain
dan belajar anak.
yang sesuai. Pembinaan kepada orang tua dapat dilakukan melalui kegiatan
di Bina Keluarga Balita.
c. Pengelompokan anak
Untuk mempermudah mengelola kegiatan, anak dikelompokkan
berdasarkan usia, namun jika tenaga kader tidak mencukupi maka dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelompok, sebagai berikut.
1) Anak usia 0−2 tahun dengan lama belajar 2 jam.
2) Anak usia 2−3 tahun dengan lama belajar 3 jam.
3) Anak usia 3−4 tahun dengan lama belajar 3 jam.
4) Anak usia 4−6 tahun dengan lama belajar 3 jam.
d. Pelaksanaan kegiatan
Penentuan tempat, hari, dan jam kegiatan PAUD ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara Kader, Pengelola, Orang tua anak, dan Pembina program.
Pelaksanaannya 1 kali dalam seminggu yang jadwalnya dapat disesuaikan
dengan hari layanan BKB dan Posyandu. Hari layanan BKB sebaiknya
dibarengkan dengan layanan Pos PAUD, sedangkan hari layanan Posyandu
karena kompleksitas jenis layanannya, dapat dilakukan di hari berbeda.
Kegiatan hari-hari lain dilakukan oleh keluarganya di rumah masing-masing.
Kegiatan di rumah dimaksudkan untuk melanjutkan kegiatan yang
dilaksanakan di Pos PAUD.
e. Tempat kegiatan
Menggunakan sarana bangunan yang ada dengan persyaratan seperti
berikut.
1) Aman bagi anak.
2) Memiliki ruangan atau halaman yang cukup luas untuk bermain. Apabila
tempat tidak memadai maka kegiatan bermain dapat dipecah di beberapa
tempat sesuai dengan kelompok anak.
3) Mudah dijangkau/memiliki kamar kecil.
z PAUD4407/MODUL 6 6.15
f. Bahan belajar
Bahan belajar untuk kegiatan Pos PAUD berupa bahan belajar cetak
(buku untuk orang tua dan anak, majalah, leaflet, poster), bahan belajar
elektronik (kaset, tape recorder, video), dan bahan kegiatan habis pakai
misalnya kertas, bahan untuk lukis, bahan alam. Alat Permainan
Edukatif/APE dan alat peraga pendidikan/APP.
g. Keranjang PAUD
Setiap kelompok Pos PAUD diupayakan memiliki Keranjang PAUD,
yaitu seperangkat APE yang dikemas dalam suatu tempat (keranjang atau
boks). Isi keranjang PAUD adalah seperangkat APE yang disesuaikan dengan
kebutuhan main anak yang merujuk pada tahap perkembangan anak. Sebagai
contoh, untuk anak usia 8 bulan yang mulai merangkak, kebutuhan geraknya
tinggi maka sarana yang diperlukannya mainan yang dapat bergerak atau
menggelinding.
Pengadaan alat main pada keranjang PAUD tidak harus membeli, tetapi
dapat menggunakan bahan bekas yang didaur ulang menjadi mainan anak.
Misalnya, membuat bola yang diisi benda dan dilapisi kertas. Alat permainan
luar dibuat dari bahan yang terdapat di sekitar, misalnya ayunan dari papan
atau ban mobil bekas.
h. Buku administrasi
Kegiatan administratif diperlukan untuk menunjang kelancaran program
bermain sambil belajar. Kegiatan administratif yang dicantumkan di bawah
ini hanya yang terkait dengan Pos PAUD, sedangkan buku administrasi
lainnya yang terkait layanan posyandu dan BKB tetap mengikuti ketentuan
yang berlaku, yaitu sebagai berikut.
1) Buku induk digunakan untuk pencatatan data anak.
2) Buku agenda kegiatan digunakan untuk penyusunan rencana kegiatan.
3) Daftar hadir digunakan untuk pencatatan kehadiran anak dan kader.
4) Buku catatan perkembangan digunakan untuk pencatatan perkembangan
anak sebagai bahan untuk mengisi Buku Laporan (Rapor).
5) Buku kas digunakan untuk pencatatan keuangan kelompok.
6) Buku inventaris digunakan untuk pencatatan inventarisasi APE dan
barang lainnya.
6.16 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
i. Pembiayaan kegiatan
Biaya operasional kegiatan mencakup komponen seperti berikut.
1) Sarana bermain dalam dan luar.
2) Administrasi kelompok.
3) Kegiatan pembelajaran.
4) Pengembangan dan insentif kader pada awal pembentukan, biaya
kegiatan dapat dimintakan dukungan dana bantuan rintisan program dari
pemerintah (Dana Pendidikan). Pembiayaan berikutnya menjadi
tanggung jawab para orang tua melalui iuran harian/bulanan. Iuran
tersebut digunakan untuk pembelian bahan dan alat-alat serta kebutuhan
operasional lain. Bila kegiatan POS PAUD dilaksanakan lebih dari sekali
per minggu, agar kader diusahakan mendapat insentif/honor.
k. Pembinaan
Penanggung jawab teknis pembinaan program Pos PAUD adalah jajaran
Dinas Pendidikan yang dalam hal ini secara operasional dilakukan oleh
Cabang Dinas Pendidikan kecamatan setempat, sedangkan penanggung
jawab teknis pembinaan program adalah jajaran BKKBN dan penanggung
jawab teknis pembinaan program Posyandu adalah jajaran Dinas Kesehatan.
Masing-masing sektor terkait tersebut hendaknya dapat bekerja sama dan
saling berkoordinasi sesuai dengan tupoksi masing-masing. Dalam hal
penyelenggaraan Pos PAUD di bawah PKK maka TP-PKK dilibatkan dalam
pembinaan Pos PAUD di wilayah binaannya.
z PAUD4407/MODUL 6 6.17
4. Indikator Keberhasilan
Program Pos PAUD dikatakan berhasil apabila seperti berikut.
a. Lebih dari 75% anak yang mengikuti Posyandu mengikutsertakan
anaknya dalam Program Pos PAUD.
b. Tingkat kehadiran anak lebih dari 75%.
c. Saldo kas Pos PAUD semakin meningkat.
d. Kegiatan Pos PAUD telah berjalan setiap minggu.
e. Lebih dari 75% kelompok yang dibina kegiatannya berjalan aktif.
f. Anak yang mengikuti program Pos PAUD semakin bertambah.
g. Lebih dari 75% orang tua membayar iuran secara tepat waktu atau
kontribusi dalam bentuk lainnya.
h. Pembinaan dari instansi terkait dilakukan secara rutin dan
berkesinambungan.
a. Tahap persiapan
1) Identifikasi Lapangan
a) Pemilihan Posyandu
(1) Posyandu aktif.
(2) Jumlah anak yang dilayani minimal 20 anak.
(3) Memiliki kader aktif minimal 4 orang.
b) Mengumpulkan Data Lingkungan
(1) Jumlah sasaran PAUD.
(2) Tenaga pendidik yang dapat direkrut jadi kader PAUD.
6.18 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
b. Tahap pembentukan
1) Membuat Kesepakatan
Kesepakatan dibuat bertujuan untuk menyatukan pendapat dan
menyusun rencana pelaksanaan kegiatan PAUD yang diintegrasikan
dengan layanan BKB dan Posyandu. Kesepakatan dibuat bersama yang
melibatkan: orang tua anak, kader, pengelola Posyandu, PKK, Tim
Pembina dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, PLKB, dan tokoh
masyarakat setempat. Kesepakatan yang dibangun, antara lain:
a) waktu kegiatan;
b) tempat kegiatan;
c) bentuk partisipasi yang diperlukan;
d) bentuk pembinaan.
2) Pendaftaran Calon Peserta Pos PAUD
Setiap anak yang akan mengikuti kegiatan Pos PAUD harus didaftarkan
terlebih dahulu. Tujuannya untuk mempermudah pengelompokan dan
tertib administrasi. Ada kemungkinan anak yang terdaftar dalam layanan
kesehatan Posyandu tidak mengikuti program PAUD. Pencatatan calon
peserta dapat dilakukan calon peserta dapat dilakukan oleh kader.
3) Pendaftaran Program Ke Dinas Pendidikan Kecamatan
Apabila persiapan untuk pelaksanaan kegiatan seperti yang dipaparkan
di atas telah dilaksanakan, tahap selanjutnya melaporkan rencana
kegiatan ke cabang Dinas Pendidikan Kecamatan untuk mendapatkan
pembinaan.
z PAUD4407/MODUL 6 6.19
c. Persiapan pembelajaran
1) Menyiapkan administrasi kelompok
Kegiatan administrasi disesuaikan dengan kebutuhan. Sebagai acuan
dapat disiapkan buku-buku untuk pencatatan seperti yang diuraikan pada
bagian sebelumnya. kegiatan pencatatan dapat dilakukan oleh pengelola
Posyandu. Jenis dan cara pengisian buku administrasi akan diuraikan
pada Pedoman Administrasi Pos PAUD.
2) Menyusun Rencana Kegiatan
Tujuannya untuk memberi arah dalam menentukan:
a) kemampuan anak yang ingin dikembangkan;
b) topik dan kegiatan main yang akan dilakukan;
c) alat dan bahan main yang perlu disiapkan;
d) waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan.
Kegiatan main untuk anak usia 0−2 tahun sepenuhnya jenis main
sensorimotor. Kegiatan main untuk anak usia 2−3 tahun dan
3−4 tahun mencakup main sensorimotor dan main peran, sedangkan
kegiatan main untuk anak usia 4−6 tahun mencakup main
sensorimotor, main peran dan main pembangunan. Penyusunan
rencana belajar dilakukan oleh kader dan pengelola dengan
dibimbing oleh Tim PKK, Dinas Diknas dan tenaga pembina
lainnya. Penyusunan rencana kegiatan belajar diuraikan dengan
pedoman penyusunan rencana belajar.
3) Kalender akademik
Pada tahap awal program Pos PAUD dapat dimulai pada bulan apa saja
sebagai rintisan. Untuk berikutnya kalender akademik dimulai pada
bulan Juli dan akhir bulan Juni. Tujuannya agar anak yang akan
melanjutkan ke TK atau SD dapat langsung menyambung karena tidak
ada perbedaan kalender akademik.
4) Penyusunan jadwal kegiatan
Penentuan jadwal kegiatan didasarkan atas kesepakatan bersama. Jadwal
kegiatan merupakan rencana pelaksanaan dari rencana belajar yang
sudah disusun sebelumnya. Jadwal kegiatan harus memperhatikan:
a) Jumlah frekuensi pertemuan dalam satu minggu.
b) Lama waktu belajar dalam setiap pertemuan.
c) Hari dan jam pemberian layanan.
6.20 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
5) Menyiapkan APE
APE dan bahan belajar digunakan untuk mendukung kegiatan main
anak. APE dan bahan belajar disesuaikan dengan usia anak dan rencana
kegiatan belajar yang sudah disusun. APE tidak harus yang sudah jadi
tetapi dapat membuat bersama orang tua anak. Penggunaan APE dan
bahan belajar baik yang sudah jadi maupun yang dikembangkan sendiri
harus memperhatikan hal-hal berikut.
a) Menggunakan bahan yang aman bagi anak (tidak runcing dan tidak
mengandung zat yang membahayakan kesehatan anak).
b) Menarik anak dan dapat dimainkan oleh anak dengan berbagai cara.
(c) Murah dan mudah didapatkan di lingkungan sekitar.
Untuk mempermudah pengelolaan APE yang dimiliki Pos PAUD,
sebaiknya ditempatkan pada tempat khusus dalam bentuk keranjang
PAUD yang mudah diangkat dan dipindah-pindah. Apabila tempat
kegiatan Pos PAUD bersifat permanen, artinya menetap, semua alat
dapat disimpan di rak-rak yang dapat dijangkau oleh anak saat akan
memainkannya.
6. Proses Kegiatan
3) Kegiatan bermain
a) Kegiatan ini belum memerlukan jadwal secara terinci, melainkan
dilakukan secara alami oleh anak bersama orang tuanya.
b) Anak usia 0−2 tahun kemampuan bermainnya masih pada tahap
sensori motor, yaitu melalui interaksi dengan benda-benda di
sekitarnya yang dapat merangsang gerakan tubuh dan anggota badan
serta pancaindranya.
c) Para orang tua memilihkan APE yang tersedia atau membiarkan
anaknya mengambil sendiri bagian yang sudah mengerti.
d) Kegiatan dapat dilakukan dengan main bersama anak lainnya, main
berdampingan atau main sendiri-sendiri.
e) Kegiatan juga dapat dilakukan dengan melatih berceloteh,
merangkak, berjalan, berlari, membedakan warna, mengenal nama-
nama benda atau kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan dan
usia masing-masing anak.
f) Semua aktivitas yang dilakukan agar anak melakukan kegiatan
secara aktif sehingga akan merangsang cara kerja otak anak.
g) Tugas Kader yang mendampingi kelompok Pengasuhan Bersama ini
adalah sebagai fasilitator. Biarkan proses main anak berjalan secara
alami dengan cara ini saja berarti kita telah memfasilitasi anak guna
mengoptimalkan potensi perkembangannya.
h) Kades Pos PAUD dan BKB dapat membuka diskusi dengan orang
tua tentang perkembangan anak.
(7) Kader mengenalkan semua tempat dan alat main yang telah
disiapkan.
(8) Dalam memberi pijakan, Kader harus mengaitkan kemampuan
dan kemauan apa yang diharapkan muncul pada anak, sesuai
dengan rencana belajar yang telah disusun.
(9) Kader menyampaikan bagaimana aturan main, memilih teman
main, memilih mainan, cara menggunakan alat-alat, kapan
memulai dan mengakhiri main, serta merapikan kembali alat
yang telah dimainkan.
(10) Setelah anak siap untuk main, Kader mempersilakan anak
untuk mulai bermain dengan cara menggilir kesempatan pada
anak berdasarkan warna baju, usia anak, huruf depan nama anak
atau cara lain agar lebih teratur.
b) Pijakan pengalaman sebelum anak main (60 menit).
(1) Kader berkeliling di antara anak-anak yang sedang bermain.
(2) Memberi contoh cara main kepada anak yang belum dapat
menggunakan alat.
(3) Memberi dukungan berupa pernyataan positif tentang pekerjaan
yang dilakukan oleh anak.
(4) Memancing dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas cara
main anak.
Pertanyaan terbuka artinya pertanyaan yang tidak cukup
dijawab dengan yang atau tidak, tetapi banyak kemungkinan
jawaban yang dapat diberikan oleh anak.
(5) Memberikan bantuan kepada anak yang membutuhkan.
(6) Mendorong anak untuk mencoba dengan cara lain sehingga
anak memiliki pengalaman main yang kaya (densitas).
(7) Mencatat yang dilakukan anak (jenis main, tahapan
perkembangan, tahap sosial).
(8) Mengumpulkan hasil kerja anak. Ingat catat nama, tanggal di
lembar pekerjaan anak.
(9) Apabila waktu tinggal 5 menit Kader memberitahukan kepada
anak untuk bersiap-siap menyudahi kegiatan mainnya.
c) Pijakan pengalaman setelah main (30 menit)
(1) Apabila waktu main habis, Kader memberitahukan saat
membereskan.
6.24 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 1
7) Kegiatan yang dilakukan oleh Kader bersama dengan anak didik berusia
satu tahun dikenal dengan istilah ….
A. bermain bersama
B. pengasuhan bersama
C. bergembira bersama
D. bernyanyi bersama
Kegiatan Belajar 2
1. Pengertian Penilaian
Penilaian adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi
secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Penilaian program juga
sebagai proses pengumpulan dan penelaahan data secara berencana,
sistematis, dan dengan menggunakan metode dan alat tertentu untuk
mengukur tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan program dengan
menggunakan tolok ukur yang telah ditentukan.
2. Tujuan Penilaian
a. Tujuan Penilaian Umum adalah memberi arah dan acuan kepada
pelaksana dalam mengevaluasi program-program PAUD untuk dijadikan
bahan masukan dalam menyempurnakan dan mengembangkan program-
program PAUD serta menyusun kebijakan yang akan datang.
b. Tujuan Penilaian Khusus adalah mengumpulkan data, menganalisis,
menginterpretasi data, menyusun, dan menyampaikan laporan hasil
penilaian yang berkaitan dengan:
1) kemajuan program, yaitu untuk mengetahui ketercapaian
kemampuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum Satuan PAUD
Sejenis (SPS) dan memberikan acuan bagi penyusunan buku
petunjuk pelaksanaan penilaian;
2) sarana kegiatan belajar;
3) tenaga pendidik, yaitu sebagai pedoman bagi tenaga kependidikan di
lapangan.
3. Fungsi Penilaian
a. Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki KBM.
b. Memberikan informasi kepada orang tua tentang tercapainya
pertumbuhan dan perkembangan anaknya agar dapat memperbaiki dan
meningkatkan bimbingan dan motivasi.
c. Sebagai bahan pertimbangan guru untuk menempatkan anak dalam
kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan anak didik yang
memungkinkan anak didik dapat mencapai kemampuan secara optimal.
d. Sebagai bahan masukan bagi pihak lain yang memerlukan dalam
memberikan pembinaan selanjutnya.
z PAUD4407/MODUL 6 6.31
4. Prinsip-prinsip Penilaian
a. Menyeluruh adalah penilaian mencakup aspek proses dan hasil
pengembangan yang secara bertahap menggambarkan perubahan tingkah
laku.
b. Berkesinambungan adalah penilaian yang dilakukan secara berencana,
bertahap, dan terus-menerus untuk memperoleh gambaran menyeluruh
terhadap hasil pembelajaran.
c. Objektif adalah penilaian yang dilakukan seobjektif mungkin dengan
memperhatikan perbedaan dan keunikan perkembangan anak, di mana
tidak selalu memberikan penafsiran yang sama terhadap gejala yang
sama.
d. Mendidik adalah hasil penilaian digunakan untuk membina dan
memberikan dorongan kepada anak didik dalam meningkatkan
kemampuannya sehingga anak dapat mengembangkan rasa berhasilnya.
e. Kebermaknaan adalah hasil penilaian harus bermakna bagi guru atau
pengasuh, orang tua, anak, dan pihak lain yang memerlukan.
1. Evaluasi Program
Bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program Pos
PAUD. Evaluasi program mengukur sejauh mana indikator keberhasilan
dapat tercapai oleh misalnya Pos PAUD bersangkutan. Evaluasi program
mencakup penilaian terhadap berikut ini.
a. Kinerja Kader dan pengelola.
b. Program pembelajaran.
c. Administrasi kelompok.
d. Potensi berkembang menjadi layanan PAUD yang permanen, seperti
Kelompok Bermain dan sederajat.
6.32 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
C. PEMBINAAN
1. Petugas Pembinaan.
Petugas pembinaan untuk program Pos PAUD adalah dari unsur PKK
dan Dinas Pendidikan Kecamatan.
2. Lingkup Pembinaan.
Kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh petugas Dinas Pendidikan
terbatas pada lingkup pembinaan Pos PAUD. Pembinaan program BKB
dilakukan oleh petugas BKKBN sedangkan pembinaan petugas
Posyandu oleh Dinas Kesehatan. TP-PKK sebagai tim penggerak
program di lapangan dapat dilibatkan dalam pembinaan secara
menyeluruh bersama instansi terkait.
z PAUD4407/MODUL 6 6.33
D. PELAPORAN
2. Pelaporan Program
Laporan program disusun oleh pengelola dengan diketahui oleh Ketua
PKK Desa dan disampaikan ke Dinas Pendidikan Kecamatan dan Ketua PKK
Kecamatan. Penyampaian laporan program dilakukan setiap 6 bulan.
E. SERTIFIKASI
Keterampilan Kognitif
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 2
Tes Formatif 1
1) D. Untuk memberikan penyuluhan tentang gizi dan kesehatan serta
psikososial anak.
2) A. Perkembangan pendidikan dan anak serta optimalisasi program.
3) B. Penyuluhan gizi, kesehatan, dan psikososial adalah optimalisasi
layanan.
4) A. Minimal berpendidikan SLTA sederajat.
5) C. Salah satunya melalui optimalisasi jumlah anak dan program.
6) D. Gedung dan sarana yang lengkap tidak termasuk ke dalam
komponen SPS.
7) B. Pengasuhan bersama untuk anak di bawah usia 2 tahun.
8) D. Kegiatan bermain dilakukan tanpa program yang rinci, tetapi
melalui proses alamiah.
Tes Formatif 2
1) A. UU RI No. 2 Tahun 1989 mencantumkan bahwa penilaian
merupakan bagi terintegrasi dengan kegiatan pengembangan.
2) C. Evaluasi program meliputi efektivitas program dan kemajuan anak.
3) D. Dapat mempertahankan hak miliknya.
4) C. Anak usia 3 tahun dapat ke kamar kecil sendiri.
5) B. Dapat menangkap bola dengan mantap.
6.48 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini z
Glosarium
Daftar Pustaka
Dockett, Sue dan Marilyn Fleer. (2002). Play and Pedagogy in Early
Childhood. Australia: Thomson Learning, Inc.
Santrock, JW. (1996). Child Development. Seventh Ed. Chicago: Brown &
Benchmark Publishers.
Tina Bruce, Carolyn Maggit. (1999). Child Care & Education. London:
Hodder & Stoughton.
PENDAHULUA N
pada tema yang akan dibahas pada hari tersebut. Salah satu bentuk kegiatan
pembukaan adalah circle time. Kegiatan dalam circle time ini sebaiknya
berupa kegiatan yang dapat merangsang anak untuk mengikuti kegiatan
pengembangan dengan baik sehingga seluruh pengetahuan baik konsep
mampu pengalaman akan dapat diserap anak dengan baik.
Modul ini akan menjelaskan kegiatan circle time dan pengelolaannya
sebagai kegiatan pembuka dalam proses kegiatan pengembangan pada anak
usia dini di lembaga PAUD. Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan
dapat memberi contoh kegiatan dan pengelolaan circle time di Taman
Penitipan Anak (TPA) dan Kelompok Bermain (KB). Secara lebih khusus
Anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan pengertian circle time;
2. menjelaskan manfaat kegiatan circle time bagi anak usia dini;
3. menjelaskan rambu-rambu pelaksanaan kegiatan circle time;
4. mengelola circle time dengan pemberian pijakan berdasarkan pendekatan
BCCT (Beyond Center and Circle Time);
5. prosedur pelaksanaan kegiatan circle time di kelompok bermain dan
taman penitipan anak;
6. contoh kegiatan circle time di Kelompok Bermain;
7. contoh kegiatan circle time di Taman Penitipan Anak.
Anda juga perlu membaca rangkuman yang disajikan dalam tiap akhir
kegiatan belajar untuk membantu Anda mengingat kembali pokok-pokok
bahasan pada kegiatan belajar tersebut. Selain itu, diharapkan Anda juga
mengerjakan latihan dan tes formatif yang telah disiapkan sehingga
pemahaman Anda akan lebih komprehensif. Tes formatif dikembangkan
z PAUD4407/MODUL 7 7.3
Kegiatan Belajar 1
pada teman yang dibahas pada hari tersebut. Pada Kegiatan Belajar 1 ini,
Anda akan mempelajari tentang pengertian, manfaat, rambu-rambu
pelaksanaan kegiatan circle time.
Proses kegiatan belajar yang dapat menarik minat anak usia dini
memerlukan pengelolaan yang sangat baik. Pengelolaan kegiatan yang baik
dan terstruktur dapat memudahkan anak untuk beradaptasi dengan kegiatan
pengembangan yang akan diselenggarakan. Circle time adalah kegiatan
kelompok yang dilakukan oleh sejumlah orang yang terdiri atas orang dewasa
dan anak, duduk bersama
dengan tujuan untuk
membangun pemahaman
bersama. Orang dewasa
yang terlibat dalam kegiatan
circle time, yaitu guru
dan/atau narasumber yang
sengaja didatangkan untuk
berdiskusi dengan anak
berdasarkan topik tertentu.
Kegiatan circle time,
merupakan kegiatan untuk membangun jembatan dan memfasilitasi
percakapan antara anak dengan orang dewasa. Kegiatan circle time
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan rasa
kebersamaan dalam kelompok. Kegiatan ini juga dapat mengembangkan
keterampilan sosial anak, di mana anak belajar untuk mengemukakan ide dan
mendengarkan pendapat orang lain serta mereka belajar untuk bersikap
sportif bila pendapatnya diterima atau tidak diterima oleh kelompok.
Kegiatan circle time juga dirancang sesuai pada usia dan tingkat
perkembangan anak, waktu yang disesuaikan dengan kemampuan anak untuk
memusatkan perhatian, minat, dan kebutuhan anak. Kebanyakan anak sangat
menyukai kegiatan ini karena dalam kegiatan ini anak dapat berpartisipasi
secara langsung, misalnya dalam kegiatan bermain jari, berbagi pengalaman,
dan permainan gerak dan lagu dan anak juga dapat menyalurkan rasa ingin
tahunya terhadap sesuatu secara bebas, namun tetap dalam arahan
guru/pendidik.
7.6 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Kegiatan circle time memiliki beberapa manfaat bagi anak usia dini.
Manfaat tersebut dalam kegiatan pengembangan anak usia dini adalah
sebagai berikut.
1. Membantu mengkondisikan anak agar siap mengikuti kegiatan.
2. Membantu anak untuk memahami topik pembahasan yang berkaitan
dengan tema.
3. Memberikan kesempatan pada anak untuk belajar dan menggali lebih
jauh pengalaman mereka sendiri melalui diskusi bersama.
4. Membangun kecakapan interpersonal dan memperkuat hubungan sosial
antar anak.
5. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi anak dengan anak dan
anak dengan orang dewasa.
6. Membantu anak untuk menghargai pendapat orang lain.
7. Membangun rasa percaya diri anak saat anak diberikan kesempatan
mengemukakan pendapat.
8. Circle time membantu anak mengembangkan kemampuan dan
pengetahuan, yaitu sebagai berikut.
a. Bahasa dan literasi
Kegiatan circle time membantu anak untuk mengembangkan
kemampuan bahasa, yaitu kemampuan menyimak, memberikan
anak pengalaman untuk mengajukan pertanyaan, bercerita dan
mengikuti lagu. Kemampuan ini akan dikembangkan melalui
kegiatan bercakap-cakap, bercerita, dan tukar pendapat.
b. Matematika
Melatih kemampuan berhitung permulaan pada anak dengan cara
yang menyenangkan. Permainan pada kegiatan circle time dapat
membantu anak memahami posisi depan, belakang, kiri, dan kanan.
Kemampuan ini dapat dikembangkan melalui kegiatan permainan,
bernyanyi, bersyair.
c. Perkembangan kepribadian dan sosial
Kegiatan circle time akan dapat membantu anak untuk dapat
berbagi, menunggu giliran, dan memperhatikan dan menghargai
orang lain mau mendengarkan orang lain bicara dan belajar bekerja
sama. Anak juga dapat membantu dan memberikan dorongan
maupun ide kepada anak lainnya.
z PAUD4407/MODUL 7 7.7
d. Mengenal lingkungan
Melalui kegiatan circle time anak dapat menceritakan berbagai
macam hal yang ditemuinya di lingkungan sekitar anak. Anak dapat
berbicara tentang keluarganya, rumah, binatang peliharaan,
makanan kesukaan, tempat rekreasi kesukaan anak dan berbagai
macam hal lainnya yang menarik minat anak.
e. Perkembangan fisik
Kegiatan circle time juga memberikan kesempatan pada anak untuk
bergerak dan mengembangkan keterampilan motorik kasar dan
motorik halusnya. Misalnya, kegiatan meniru gerakan, menari, dan
bergerak sambil bermain alat musik ritmik.
f. Kreativitas
Circle time memberikan kesempatan pada anak untuk
mengungkapkan dan berbagi ide, memecahkan masalah bersama
dan memberikan kebebasan pada anak untuk berekspresi dengan
cara anak.
Ada dua jenis kegiatan circle time, yaitu large-group time dan small-
group time, yaitu sebagai berikut.
Gambar 7.1.
Dua Contoh Kegiatan Large-Group Time
Kegiatan ini juga dapat digunakan oleh pendidik sebagai wadah untuk
membahas topik yang berkaitan dengan tema yang akan dibahas. Guru dapat
memulai circle time dengan bernyanyi, bercerita, menyambut narasumber,
tamu, teman baru yang datang ke kelas, serta berdiskusi tentang kegiatan
selama satu hari yang akan dilalui oleh anak.
Pertemuan large-group time di pagi hari dapat merangsang motivasi
anak untuk mengikuti kegiatan. Anak-anak akan memunculkan berbagai
topik pembicaraan. Mulai dari kejadian di rumah misalnya dibelikan sepatu
baru, makan nasi goreng pada saat sarapan, tidak menghabiskan minum susu
dan berbagai pengalaman lainnya. Perjalanan menuju sekolah juga dapat
menjadi topik yang hangat dibicarakan oleh anak, misalnya anak terjebak
macet, melihat jembatan hingga pedagang asongan di jalan. Guru dapat
memulai pertemuan ini dengan bernyanyi bersama misalnya lagu selamat
pagi untuk menyapa setiap anak atau memperagakan permainan jari dengan
lagu misalnya lagu “Mana jempol..”. Kegiatan bernyanyi ini dapat dilakukan
setiap pagi sebagai kegiatan rutin.
Kegiatan large-group time dapat memberikan kesempatan bagi guru
untuk mengembangkan kemampuan anak dalam berhitung permulaan,
misalnya pada saat kegiatan menghitung jumlah anak yang hadir menghitung
jumlah anak laki-laki atau anak perempuan. Guru juga dapat menyinggung
sedikit ilmu sains, misalnya saat membicarakan tentang cuaca hari ini atau
bahasanya asap kendaraan saat anak-anak di perjalanan ke sekolah. Guru
juga dapat memanfaatkan kegiatan ini untuk mendiskusikan kejadian yang
terjadi di lingkungan sekitarnya, misalnya pasar, kebakaran, banjir dan
berbagai macam kejadian yang terjadi di sekitar atau kejadian yang sedang
z PAUD4407/MODUL 7 7.9
hangat dibicarakan atau beritakan di media televisi. Hal lain yang dapat
dibicarakan, misalnya tentang kegiatan satu hari, mainan dan perlengkapan
baru, berdiskusi tentang rencana field trip, kegiatan memasak dan makan
bersama, serta tamu yang akan datang hari ini ke sekolah.
Pada kegiatan circle time di pagi hari guru dapat juga memperkenalkan
konsep waktu, misalnya mengajak anak mengingat apa yang telah
dilakukannya kemarin, membuat rencana untuk kegiatan hari ini dan
melakukan persiapan untuk kegiatan esok hari serta kegiatan terjadi pada
masa yang sudah lewat (kemarin) yang telah lalu. Selain itu, Guru dapat
memperkental konsep tanggal, yaitu menggunakan kalender sebagai alat
pengingat pada anak tentang rencana-rencana yang telah mereka buat atau
sepakati sebelumnya.
Pada sore hari kegiatan large-group time memberikan kesempatan pada
anak untuk merefleksikan kembali kegiatan yang telah dilaluinya selama satu
hari dan dapat dijadikan sebagai penutup kegiatan pada hari tersebut. Dalam
kegiatan Guru bersama anak membuat kesimpulan bersama berdasarkan
pengalaman belajar yang dialami anak dan membuat rencana kegiatan untuk
esok hari. Kegiatan large-group time pada siang hari dapat ditutup dengan
bernyanyi, misalnya dengan lagu “Pulang sekolah”, mengucapkan sajak
pulang sekolah, pembiasaan mengucap salam serta berdoa sebelum
mengakhiri kegiatan pada hari tersebut.
Gambar 7.2
L A TIH A N
RA NGK UMA N
1. Circle time adalah kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sejumlah
orang yang terdiri atas orang dewasa dan anak, duduk bersama
dengan tujuan untuk membangun pemahaman bersama.
2. Kegiatan circle time memiliki manfaat yang besar untuk membantu
anak mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menghargai
pendapat orang lain dan membangun rasa percaya diri pada anak
3. Dalam melaksanakan kegiatan circle time ada beberapa rambu-
rambu yang diperhatikan, yaitu rancang kegiatan dengan sebaik
mungkin dan menetapkan aturan kegiatan untuk kemudian
disepakati dan dipatuhi oleh semua peserta dan peran guru dalam
kegiatan circle time yang optimal.
TES FORMATIF 1
3) Siapa sajakah yang dapat terlibat dalam kegiatan circle time ....
A. anak, guru, dan narasumber
B. anak dan orang tua
C. narasumber dan kepala sekolah
D. Anak narasumber dan kepala sekolah
6) Berikut ini adalah manfaat kegiatan circle time bagi anak, kecuali ....
A. menghargai pendapat orang lain
B. menciptakan situasi kelas yang nyaman untuk anak
C. memberikan kesempatan pada anak untuk menggali pengalaman
lebih jauh
D. membantu anak untuk memahami topik yang berkaitan dengan tema
7) Dapat membangun kepercayaan diri anak merupakan salah satu dari ....
A. rambu-rambu kegiatan circle time
B. hakikat kegiatan circle time
C. fungsi kegiatan circle time
D. manfaat kegiatan circle time
7.14 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
10) Selama kegiatan circle time kegiatan yang dapat dilakukan antara lain
kegiatan bermain ....
A. masak-masakan
B. gerak dan lagu
C. play dough
D. puzzle
Kegiatan Belajar 2
TANGKAP BOLANYA
Alat dan Bahan
Bola besar
Persiapan
Daftar nama anak
Langkah Kegiatan
Ajak anak untuk duduk di lantai, membuat lingkaran, kaki menyerupai
huruf V.
Panggil nama anak kemudian gulirkan bola ke anak yang dipanggil
namanya.
Minta anak untuk menggulirkan kembali bola ke arah guru.
Gulirkan kembali bola pada anak lainnya.
Minta anak untuk menggulirkan bola pada anak yang namanya disebut
oleh guru.
Lakukan hingga semua anak menerima bola dan menyebutkan namanya.
Persiapan
Persiapkan tempat bagi anak untuk meletakkan benda yang dibawa dari
rumah.
7.18 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Langkah Kegiatan
Kegiatan ini dapat dilakukan dalam large-group time maupun small-
group time. Mulailah dahulu dalam small-group time jika anak sudah
memiliki rasa percaya diri yang lebih baik maka dapat dilakukan dalam
large-group time.
Guru mengumumkan saatnya berkumpul dalam lingkaran dan anak
diminta untuk membawa benda yang sudah dibawa dari rumah.
Anak diminta duduk dan meletakkan benda yang sudah dibawa dari
rumah di belakang masing-masing anak.
Mintalah seorang anak untuk menunjukkan benda yang dibawa dari
rumah, misalnya foto saat liburan bersama keluarga. Minta anak untuk
menceritakan kejadian tersebut.
Minta anak untuk berkeliling memperlihatkan fotonya.
BERUANG…BERUANG…!!!
Alat dan Bahan
Ruang yang cukup luas atau lapangan
Persiapan
Guru menghafal lagu berikut ini dan membuat variasi gerakan.
Langkah Kegiatan
Kumpulkan anak dalam lingkaran.
Ajak anak untuk melantunkan lagu bersama dan mengikuti gerak guru
Beruang, beruang, beruang berputar
Beruang, beruang, beruang berjongkok
Beruang, beruang, beruang melompat
Beruang, beruang, beruang “selamat tinggal”
z PAUD4407/MODUL 7 7.19
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 2
2) Berikut ini adalah pijakan sebelum bermain pada kegiatan circle time,
kecuali ....
A. menggabungkan kosakata baru dan menunjukkan konsep yang
mendukung perolehan keterampilan kerja (standar kinerja)
B. memberikan gagasan bagaimana menggunakan alat dan bahan
bermain yang akan digunakan selama kegiatan di dalam sentra
C. mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman bermain
D. alokasikan waktu untuk melakukan kegiatan circle time selama
10−15 menit pada setiap harinya, sebelum melakukan kegiatan
C. prosedur pelaksanaan
D. hakikat circle time
7) Jika anak nampak bosan mengikuti kegiatan circle time apa yang dapat
dilakukan oleh seorang guru ....
A. lanjutkan kegiatan circle time
B. segera mengakhiri kegiatan
C. ajak anak terus untuk berbicara
D. biarkan anak untuk bercanda dengan teman lainnya
Tes Formatif 1
1) B. Kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok anak dan orang dewasa
bertujuan untuk membangun pemahaman bersama.
2) A. Usia anak.
3) A. Anak, guru, dan narasumber.
4) A. Anak diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain.
5) C. Anak belajar berkomunikasi dengan orang lain.
6) B. Menciptakan situasi kelas yang nyaman untuk anak.
7) D. Manfaat kegiatan circle time.
8) D. Kegiatan bermain di sentra.
9) B. Ciptakan aturan bersama.
10) B. Bermain Gerak dan lagu.
Tes Formatif 2
1) B. Beyond Center and Circle Time.
2) D. Alokasikan waktu untuk melakukan kegiatan circle time selama
10−15 menit pada setiap harinya, sebelum melakukan kegiatan.
3) A. Pengelolaan.
4) C. Mengelola anak untuk berhasil hubungan sosial.
5) C. Prosedur pelaksanaan.
6) A. Tema, usia anak, konsep, media, dan langkah kegiatan.
7) B. Segera mengakhiri kegiatan.
8) A. Keberagaman usia anak.
9) D. Prosedur circle time.
10) C. BCCT.
7.26 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Daftar Pustaka
Carroll, JA. (1991). Centers for Early Learners Throughout the Year.
Carthage: Good Apple.
Direktorat PAUD. (2004). Lebih Jauh Tentang Sentra dan Saat Lingkaran
jilid 1−5. Jakarta: Depdiknas.
Dodge, Diane Trister and Laura J. Colker. (2006). The Creative Curriculum
for Early Childhood. 4th Edition. Washington D.C: Teaching Strategies.
PENDAHULUA N
Anda juga perlu membaca rangkuman yang disajikan dalam tiap akhir
kegiatan belajar untuk membantu Anda mengingat kembali pokok-pokok
pembahasan pada kegiatan belajar tersebut. Selain itu, diharapkan Anda juga
mengerjakan latihan dan tes formatif yang telah disiapkan sehingga
pemahaman Anda akan lebih komprehensif. Tes formatif dikembangkan
dengan maksud membantu mengukur tingkat pemahaman Anda terhadap
materi yang dipaparkan.
Kegiatan Belajar 1
P endekatan sentra sebenarnya bukanlah hal yang baru bagi dunia anak di
Indonesia karena sudah sejak lama kita mengenal adanya sudut-sudut
dalam penataan sarana prasarana, khususnya di TK, yang sejatinya
dimaksudkan sebagai sentra. Namun sayang, selama ini pelaksanaan sudut-
sudut tersebut sebatas penataan sarana prasarana saja, kurang diimbangi
dengan berbagai pilihan kegiatan dan bahan main yang sesuai dengan tiap
sudut tersebut. Oleh karena itu, pembahasan dalam Kegiatan Belajar 1 ini
diharapkan dapat memberikan pencerahan pada Anda tentang pendekatan
sentra, sekaligus perbedaannya dengan sudut-sudut kegiatan yang sudah lebih
dahulu ada di TK.
Istilah sentra sering disebut juga dengan area, sudut kegiatan (activity
centre), sudut belajar (learning centre) atau sudut minat (interest centre).
Sentra dapat diartikan sebagai permainan dan kegiatan yang disusun
sedemikian rupa untuk memberikan semangat pada kegiatan-kegiatan
pembelajaran secara khusus, yaitu yang berhubungan dengan kehidupan
keluarga, musik, seni, sains, balok bangunan, dan seni berbahasa (Gilley &
Gilley, 1980). Sentra juga dapat diartikan sebagai zona atau area main anak
yang dilengkapi dengan seperangkat alat main yang berfungsi sebagai
pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak
dalam 3 jenis main, yaitu main sensorimotor atau main fungsional, main
peran, dan main pembangunan (Depdiknas, 2006).
Sentra mempunyai keterkaitan yang kuat dengan beberapa pandangan
ahli pendidikan, seperti Pestalozzi yang percaya bahwa anak-anak belajar
melalui interaksi langsung dengan anak lain dan lingkungannya; John Dewey
dengan penekanannya pada “belajar sambil bekerja” dan “hubungan organik
antara pendidikan dan pengalaman seseorang”; serta Montessori dengan
pemikirannya bahwa anak kecil belajar melalui tugas-tugas dan alat- alat
belajar yang disiapkan dengan hati-hati (Mayesky, 1990).
8.4 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan AUD z
Selain itu, penataan ruangan pada kegiatan berbasis sentra biasanya jauh
lebih meriah dari pada pendekatan klasikal biasa. Hal ini sangat sesuai
dengan cara kerja otak manusia. De Porter mengatakan bahwa belajar itu
bertaraf ganda. Belajar terjadi baik secara sadar maupun tidak sadar dalam
waktu bersamaan. Otak senantiasa dibanjiri stimulus dan otak memilih fokus
8.6 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan AUD z
tertentu saat demi saat (de Porter, Reardon, Singer-Nourie, 2000). Dia
mengutip pendapat Lozanov (1979) yang mengatakan bahwa meskipun kita
secara sadar hanya memperhatikan masukan satu-satu, otak mampu secara
tak sadar memperhatikan banyak hal dari banyak sumber sekaligus. Dari cara
poster ditempelkan di dinding, pengaturan bangku, penyusunan bahan
persediaan, hingga tingkat kebersihan kelas - semuanya berbicara. Seperti
kata Dorithy (1991), segala sesuatu dalam lingkungan kelas yang dapat
menyampaikan pesan yang memacu atau menghambat kegiatan
pengembangan.
Penataan ruangan dalam kegiatan berbasis sentra dengan macam-macam
media, poster, display, serta kebebasan dalam memilih kegiatan pada sentra-
sentra yang disediakan ini juga sesuai dengan apa yang disarankan oleh Brain
Cambourne tentang kunci-kunci pokok yang akan mengembangkan
pemerolehan bahasa pada anak melalui bahasa global (whole language), yaitu
berupa pengharapan dan kesibukan. Pengharapan artinya anak diharapkan
belajar dan bekerja sesuai dengan taraf perkembangannya. Implikasi dari
pengharapan ini adalah: perkembangan anak yang bervariasi menuntut
disediakannya bermacam-macam media, alat-alat dan kegiatan yang sesuai
dengan tingkat perkembangan masing-masing anak. Juga perlu disiapkan
berbagai jenis sentra untuk mengembangkan kesempatan anak belajar aktif
sesuai pada tiap tingkat perkembangan. Kesibukan, artinya anak terlibat
secara aktif dalam kegiatan belajar yang bertujuan. Implikasi dari keterlibatan
ini adalah bahwa anak terlibat dalam kegiatan kelompok kecil atau
individual. Anak terlibat secara aktif dalam kegiatan konkret yang membantu
mengembangkan tanggung jawab dan kebebasannya, antara lain melalui
aturan-aturan dari pendidik (Cambourne dalam Eisele, 1991).
Penggunaan sentra kegiatan ini juga sangat sesuai dengan apa yang
disarankan oleh NAEYC tentang strategi mengajar yang sesuai dengan
perkembangan (Developmentally Appropriate Practice atau DAP) untuk
anak usia 0−4 tahun, yaitu sebagai berikut.
1. Pembagian ruangan dirancang sedemikian rupa sehingga anak dapat
menikmati saat kegiatan tenang/istirahat, berguling-guling atau
merangkak.
2. Ruangan tampak meriah dan dihiasi berbagai gambar yang dipasang
dengan tinggi sesuai mata bayi/anak. Gambar-gambar tersebut dapat
berupa gambar wajah orang yang dikenali (misalnya pendidik/orang tua),
hewan kesayangan dan foto tiap bayi dan keluarganya yang menarik.
z paud4407/MODUL 8 8.7
Penjelasan rinci tentang DAP ini dapat Anda pelajari kembali dari BMP
PAUD 4306 Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini.
Pendekatan sentra juga sangat dibutuhkan karena tiap anak belajar
dengan gaya dan dalam tingkat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, ada
kebutuhan pribadi tertentu dari anak sehingga pendidik harus memberikan
lebih dari satu macam struktur dan skema penataan kegiatan. Kegiatan sentra
memberikan individualisasi kepada anak (melalui alat-alat yang sesuai
dengan kebutuhan pribadi anak) dan mengembangkan kebiasaan belajar yang
mandiri. Sentra-sentra itu akan memusatkan dan membantu anak mencapai
tujuannya melalui kerja yang mandiri. Keahlian tertentu dapat dipelajari dari
8.8 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan AUD z
kerja mandiri tersebut, dan kegiatan sentra merupakan setting yang baik
untuk itu (Alexander, et al., 1988). Menurut Wismiarti (2004), seluruh materi
yang akan disampaikan pada anak perlu diorganisasikan melalui sentra-sentra
agar materi tersebut dapat masuk ke anak secara teratur, sistematis, dan
terarah sehingga memudahkan anak dalam mengambil kesimpulan.
Sebelum kita bahas tentang jenis sentra yang diperlukan bagi anak KB
dan TPA, terlebih dahulu kita perlu mempelajari jenis bermain yang biasanya
dilakukan anak usia dini. Jenis bermain ini perlu dibedakan dengan jenis
sentra karena selama ini dua hal tersebut sering dipahami sebagai suatu hal
yang sama.
Ada 3 jenis bermain yang sudah dikenalkan sepintas di sub A tentang
pengertian sentra, yaitu main sensorimotor atau fungsional, main peran, dan
main pembangunan. Berikut akan dijelaskan 3 jenis bermain tersebut dengan
lebih rinci.
2. Main Peran
Main peran kadang disebut juga dengan main simbolik, main pura-pura,
fantasi, imajinasi atau main drama. Anak usia dini suka bermain peran
dengan melakukan percobaan melalui berbagai bahan dan peran. Kegiatan
bermain peran ini penting karena manusia perlu membangun kemampuan
untuk menghadapi suatu keadaan dan menguasai kenyataan tertentu dengan
terlebih dahulu melakukan uji coba dan perencanaan. Menurut Erikson, anak
juga melakukan uji coba ini melalui kegiatan bermain. Dengan kegiatan main
peran, anak membuat keadaan yang ia ciptakan sendiri sambil memperbaiki
kesalahan-kesalahan dan memperkuat harapan-harapannya. Misalnya, anak
yang awalnya takut jika bertemu seorang dokter, melalui peran main dokter-
dokteran perlahan-lahan dia belajar bahwa ketakutannya tidak perlu terjadi
karena dokter bukan orang yang jahat tapi justru ingin membantu mengobati
penyakit. Saat bermain peran ini, anak akan belajar menghadapi pertentangan
emosi, menguatkan diri untuk masa depan, menciptakan masa lalu dan
mengembangkan imajinasi. Main peran sangat penting untuk perkembangan
kognisi, sosial, dan emosi anak. Main peran menjadi landasan bagi dasar
perkembangan daya cipta, daya ingat, kerja sama kelompok, penyerapan kosa
kata, konsep hubungan kekeluargaan, pengendalian diri, keterampilan
memahami spasial, dan afeksi. Tujuan akhir dari main peran adalah belajar
bermain dan bekerja dengan orang lain, sebagai latihan untuk menghadapi
pengalaman di dunia nyata.
z paud4407/MODUL 8 8.11
Erikson (1963) membagi main peran menjadi 2 jenis, yaitu main peran
mikro dan main peran makro. Main peran mikro adalah bermain peran
dengan bahan-bahan berukuran kecil seperti rumah boneka dan perabotnya,
kereta dan relnya, pesawat udara, miniatur kebun binatang atau miniatur
perkotaan yang dilengkapi mobil dan orang-orang. Main peran jenis ini
sering kita dapati pada anak, misalnya saat mereka main rumah-rumahan
dengan peralatan yang serba mini, sedangkan main peran makro adalah
bermain peran dengan alat-alat berukuran sesungguhnya yang dapat
digunakan anak untuk memainkan peranan yang dipilihnya. Misalnya, anak
berperan menjadi profesi tertentu (dokter, guru, polisi, tukang pos) dengan
menggunakan peralatan asli atau tiruannya.
3. Main Pembangunan
Piaget menyatakan bahwa main pembangunan akan membantu anak
untuk mengembangkan keterampilan yang akan mendukung keterampilan
sekolahnya di kemudian hari. Sementara itu, Wolfgang menyatakan bahwa
tahap main pembangunan anak dimulai dari bermain dengan benda yang
bersifat cair (air, cat, pasir) sampai bahan yang sangat terstruktur. Oleh
karena itu, secara umum main pembangunan dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu main pembangunan dengan bahan yang bersifat cair atau bahan alam
dan main pembangunan dengan bahan terstruktur. Main pembangunan
dengan bahan yang bersifat cair atau bahan alam misalnya bermain dengan
air, pasir, cat dengan jari (finger painting), spidol, ublegh, lumpur, tanah liat,
playdough, biji-bijian, krayon, cat dengan kuas, pulpen, dan pensil,
sedangkan main pembangunan dengan bahan yang terstruktur misalnya
adalah bermain dengan balok unit, balok berongga, balok berwarna, legoTM,
puzzel, tinker toysTM, bristle blocksTM, dan bahan-bahan lainnya dengan
bentuk yang telah ditentukan yang mengarahkan anak agar meletakkan dan
menyusun bahan-bahan tersebut menjadi sebuah karya.
Selain jenis bermain, kita juga perlu mengenal jenis sentra. Jenis dan
jumlah sentra kegiatan yang disediakan untuk anak KB dan TPA dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi. Secara tradisional, sentra-sentra
kegiatan yang biasanya disediakan di KB dan TPA adalah: sentra keaksaraan/
persiapan, sentra bahan alam, sentra main peran, sentra bahan alam, sentra
sains, sentra pembangunan, dan sentra seni. Penjelasan rinci tiap jenis sentra
tersebut dapat Anda pelajari pada modul-modul selanjutnya dari BMP ini.
Isbell (1995) membagi sentra tradisional menjadi sentra rumah tangga, sentra
8.12 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan AUD z
balok, sentra seni, sentra pasir dan air, sentra perpustakaan, sentra musik dan
lagu, sentra menulis, sentra sains dan alam. Beberapa sentra lain yang sering
dikembangkan di lembaga PAUD adalah: sentra perpustakaan, sentra
perumahan, sentra bangunan, sentra pertukangan, sentra seni, sentra
manipulatif (bongkar pasang), sentra matematika, sentra sains, sentra bahasa
dan sentra menyimak (Rowen, Byrne, & Winter, 1980). Ada juga ahli lain
yang membagi mengembangkan berbagi sentra dengan nama: sentra seni,
sentra bangunan, sentra bermain drama, sentra motorik kasar, sentra
perpustakaan, sentra manipulatif, sentra permainan, sentra komunikasi dan
sentra mari kita temukan! (Carrol, 1991). Sebuah lembaga untuk anak usia
dini bernama Bright Horizons biasa membagi sentra kegiatan untuk anak
didik menjadi 6 jenis, yaitu sentra bahasa dan literasi, sentra logika dan
matematika, sentra musik dan gerak, sentra hubungan sosial, sentra
representasi kreatif, dan sentra inisiatif. (http://bh.earlylearner.net/Family/
ActivityCenter/Index.cfm). Di Indonesia, Sekolah Al-Falah sendiri sebagai
percontohan nasional penerapan pendekatan sentra selama ini menerapkan 7
jenis sentra, yaitu sentra bahan alam, sentra main peran besar, sentra main
peran kecil, sentra seni, sentra balok, sentra imtaq, dan sentra persiapan
(Wismiarti, 2004). Sedang KB Istiqlal yang juga sering acuan dalam
pendekatan sentra selain sekolah Al-Falah, membagi kegiatan dalam 5 sentra
(di Istiqlal tetap disebut dengan sudut) yaitu sentra ibadah, sentra keluarga
sakinah, sentra kebudayaan karunia Allah, sentra alam sekitar dan ilmu
pengetahuan, dan sentra pembangunan karunia Allah, (TKI/RA Masjid
Istiqlal, 2000).
Selain secara tradisional, dapat juga dikembangkan sentra-sentra yang
sifatnya lebih modern, misalnya sebagai berikut (Isbell, 1995).
1. Sentra yang berhubungan dengan sosiodrama, dapat dikembangkan lagi
menjadi sentra toko kelontong, sentra rumah sakit, sentra toko onderdil,
sentra mal, sentra pabrik roti (bakery), sentra restoran, sentra POM
bensin, sentra konstruksi, dan sentra pasar murah.
2. Sentra yang berciri khas tertentu (disesuaikan dengan lokasi KB/TPA
tersebut berada atau sebagai wawasan tambahan bagi anak), dapat
dikembangkan menjadi: sentra pertanian, sentra pantai, sentra
perkemahan, sentra pembacaan cerita, sentra rumah ramah lingkungan
(greenhouse), sentra peduli lingkungan, sentra kebugaran, dan sentra
sensoris.
z paud4407/MODUL 8 8.13
sentra lain agar anak dapat memilih dan merasakan serangkaian kegiatan
bermain setiap harinya dalam 3 jenis permainan utama, yaitu main peran,
pembangunan, dan sensorimotor.
Densitas adalah keragaman dan kedalaman pengalaman yang didapatkan
anak melalui bermain, melalui berbagai macam cara yang disiapkan
untuk setiap jenis main dalam rangka memperkaya pengalaman anak.
Contohnya, pada jenis main pembangunan sifat cair, anak dapat memilih
kegiatan mengecat di papan lukis, mengecat dengan jari, mengecat
dinding, melukis dengan kuas kecil di atas meja atau pada saat anak
berada di sentra balok, dia dapat memilih kegiatan main lego, bertukang
dengan paku dan palu, membuat miniatur bangunan atau memanfaatkan
sisa-sisa bangunan menjadi hiasan 3 dimensi.
3. Memiliki dan menyediakan berbagai bahan yang mendukung 3 jenis
main (sensorimotor, pembangunan, dan main peran).
4. Memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan. Hal
ini karena anak usia dini sedang berada pada masa peka, termasuk dalam
pemahaman keaksaraan melalui membaca dan menulis.
5. Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang
positif (Depdiknas, 2006) .
Ketiga pijakan yang lain dilaksanakan pada saat kegiatan inti. Pijakan
pengalaman sebelum main biasanya dilakukan selama 15 menit, dengan cara
berikut.
1. Bersama anak duduk melingkar, lalu memberi salam, dan menanyakan
kabar pada anak-anak.
2. Meminta anak-anak untuk memperhatikan teman-temannya, siapa yang
tidak hadir hari itu (mengabsen).
3. Mengajak anak berdoa bersama. Pendidik dapat meminta anak secara
bergiliran untuk memimpin doa.
4. Membicarakan tema hari itu, dikaitkan dengan kehidupan keseharian
anak.
5. Membacakan buku yang berkaitan dengan tema. Dapat juga dengan
mengundang nara sumber sesuai dengan tema yang akan dibahas.
Setelah kegiatan ini selesai, pendidik menanyakan kembali isi cerita/isi
percakapan dengan narasumber.
6. Menggabungkan berbagai kosa kata baru dan menunjukkan konsep yang
mendukung keterampilan kerja (standar kinerja). Dalam hal ini, pendidik
z paud4407/MODUL 8 8.15
dapat mengaitkan isi cerita yang telah dibaca dengan kegiatan main yang
akan dilakukan anak.
7. Mengaitkan kemampuan yang diharapkan muncul pada anak dengan
rencana kegiatan yang sudah disusun.
8. Mengenalkan semua tempat dan alat main yang sudah disiapkan untuk
hari itu dan mendiskusikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-
bahan tersebut.
9. Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main dan
menjelaskan rangkaian waktu main. Pendidik menyampaikan aturan
main dengan menggali pendapat anak, meliputi aturan dalam memilih
teman main, memilih mainan, cara menggunakan alat-alat, batas waktu
untuk memulai dan mengakhiri permainan, serta kewajiban untuk
merapikan kembali alat-alat yang sudah digunakan.
10. Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial. Pendidik mengatur
kelompok anak dengan memberi kesempatan pada anak untuk memilih
teman mainnya. Apabila ada anak yang hanya memilih anak tertentu
sebagai teman mainnya setiap main, pendidik perlu menawarkan agar
anak menukar teman mainnya.
11. Merancang dan menerapkan urutan transisi main. Setelah anak siap
untuk bermain, pendidik mempersilakan anak untuk mulai bermain.
Agar anak tidak berebut dalam menggunakan alat-alat permainan,
pendidik dapat mengatur giliran kesempatan tiap anak untuk mulai
bermain, misalnya berdasarkan warna baju, usia anak, huruf depan nama
anak, kerapian atau kriteria lainnya.
L A TIH A N
1) Jenis sentra yang dapat diterapkan untuk anak usia dini sangat banyak.
Sedang jenis main ada 3, yaitu main sensorimotor, main peran, dan main
pembangunan. Ketiga jenis main ini mestinya juga terakomodir saat
anak bermain di sentra-sentra. Anda sebagai pendidik dapat memilih 5−7
sentra untuk Anda terapkan di KB/TPA Anda, dengan terlebih dahulu
mengadakan pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat seperlunya.
2) Terdapat 4 jenis pijakan untuk melaksanakan pendekatan sentra, yaitu
pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main,
dan pijakan sesudah main. Silakan Anda jabarkan tiap pijakan tersebut
dan cobalah cari persamaannya dengan kegiatan yang telah Anda
lakukan selama ini baik sewaktu kegiatan pembukaan, inti, istirahat,
maupun penutup.
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 1
5) Playdough, lumpur, pensil, pasir, dan krayon termasuk alat yang dapat
digunakan dalam main pembangunan dengan ....
A. bahan terstruktur
B. motorik halus
C. bahan alam
D. motorik kasar
10) Tujuan akhir dari main peran pada anak adalah ....
A. menirukan dan memahami berbagai profesi
B. belajar bermain dan bekerja dengan orang lain
C. melatih bakat dan mengungkapkan perasaan
D. berpura-pura dan merasakan jadi orang lain
z paud4407/MODUL 8 8.21
Kegiatan Belajar 2
Selain itu, pendidik anak usia dini yang berkualitas menyadari bahwa
anak tidak hanya perlu berkembang dan akan selalu memperlihatkan perilaku
yang tepat. Oleh karena itu, sebagai pendidik dia perlu melakukan berbagi
upaya, antara lain sebagai berikut (Depdiknas, 2004).
1. Mengatur ruangan secara bijaksana untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan anak yang mengikuti kegiatan.
2. Memberikan pijakan kegiatan dan perilaku anak sehingga anak dapat
belajar menggunakan bahan-bahan secara tepat dan bermain dengan
anak lain.
3. Membuat catatan harian perkembangan anak untuk memantau kesiapan
anak.
4. Mencontohkan keterampilan bahasa yang tepat dan mendorong anak
mengungkapkan perasaan dan pikirannya.
5. Memiliki perhatian yang besar pada anak.
6. Menulis rencana kegiatan sesuai perkembangan anak dan mencatat
pengalaman dan perkembangan harian secara tepat.
7. Tidak ada hari yang terbuang percuma dengan kegiatan yang tidak
terencana atau main bebas. Setiap hari di tata agar anak-anak dapat
memperkaya pengalaman dan disiapkan kesempatan main yang
diperkuat dengan pengalaman keaksaraan seperti kesempatan menulis
dan bercerita, baik melalui bacaan atau dibacakan cerita, serta main
musik dan lagu.
Selain itu, ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan dalam
perencanaan sentra-sentra kegiatan, yaitu sebagai berikut.
1. Mengembangkan tiap sentra sebagai suatu kesatuan yang mandiri, tidak
tergantung pada peralatan dari sentra-sentra lain atau saling
memperebutkan sumber listrik. Jadi, sebaiknya tidak terjadi saling
pinjam alat/bahan antara satu sentra dengan sentra yang lain.
2. Menentukan sentra mana yang paling mudah aksesnya dengan sumber
listrik. Sentra ini membutuhkan pengawasan khusus karena berisiko
tinggi terhadap anak-anak.
3. Menentukan sentra mana yang senantiasa memerlukan persediaan air.
Sentra tersebut ditempatkan dekat wastafel kelas atau pintu yang paling
dekat dengan kamar mandi.
4. Menentukan sentra yang memerlukan cahaya matahari, sehingga perlu
ditempatkan dekat jendela.
5. Menyusun semua sentra sedemikian rupa sehingga kegiatan-kegiatan di
dalamnya mudah dipantau pendidik.
6. Mempertimbangkan alur perpindahan sentra dalam kelas dengan
mengusahakan anak tetap mandiri. Dalam hal ini, biasanya anak-anak di
sudut yang sunyi tidak mudah diminta pindah ke sentra lain karena
merasa nyaman (Flood & Lapp, 1981).
Ruangan kelas juga dapat dilengkapi dengan rak untuk menyimpan alat-
alat permainan, kandang kecil untuk binatang, papan buletin untuk anak yang
8.30 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan AUD z
11. Kartu pola mozaik dengan bentuk berwarna untuk 2−4 anak.
12. Nampan dengan jepitan dan makaroni yang berbentuk huruf untuk
menulis nama dan kata, untuk 2 anak.
13. Meja untuk membuat penataan dan menulis angka, untuk 2 anak.
14. Meja bongkar-pasang dengan obeng, kunci inggris, kaca mata penahan
debu, untuk 2 anak.
15. Puzzle lantai untuk 2−4 anak.
16. Playdough dengan gilingan dan cetakan kue berbentuk huruf untuk
4 anak.
17. Papan tulis dengan 4 kertas dan cat (10−12 warna) untuk melukis bagi
4 anak.
Tabel 8.1.
Jadwal Perputaran Sentra Per Bulan Berdasar Kelompok Usia
Pertemuan
Sentra
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bahan Alam A - B A - C A B - A - - dst*
Main peran B A - - D A D C B - A -
Balok D - C D B - - - C D B -
Persiapan C D - B C D - - D - C -
Seni - B A C - - B D A C D -
Memasak - C D - A B C A - B - -
Kegiatan - - - - - - - - - - - ABCD
bersama/lainnya**
8.32 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan AUD z
Keterangan:
A = kelompok anak usia 2−3 tahun
B = kelompok anak usia 3−4 tahun
C = kelompok anak usia 4−5 tahun
D = kelompok anak usia 5−6 tahun
* mengulang kembali seperti pada pertemuan ke 1−12
** kegiatan bersama dapat diisi dengan pengenalan lingkungan, mendatangkan
narasumber, atau kegiatan lainnya, baik bersama-sama maupun oleh masing-
masing kelompok.
Jika jumlah sentra dan jenis alat main yang disiapkan terbatas, sementara
jumlah anak cukup banyak maka dapat diatur jadwal perputaran sentra agar
semua anak dapat bermain di sentra yang disediakan tanpa berebut.
Prinsipnya adalah jumlah anak yang ada pada tiap sentra dibatasi dan setiap
anak dapat bermain pada sentra-sentra yang berbeda setiap harinya.
Misalnya, apabila sebuah KB/TPA memiliki 3 kelompok dengan 25 anak,
dan KB/TPA tersebut menyediakan 5 sentra, yaitu Sentra Kebudayaan,
Sentra Ibadah, Sentra Alam Sekitar, Sentra Keluarga, dan Sentra
Pembangunan. Jadwal perputaran dapat diatur sebagai berikut.
Tabel 8.2.
Jadwal Perputaran Sentra dalam Sepekan
(Diadaptasi dari Jadwal TKI Masjid Istiqlal)
Setelah dibuat jadwal perputaran sentra, kita juga perlu membuat jadwal
harian. Berikut contoh kegiatan harian untuk KB atau TPA (setengah hari)
half day.
Jadwal Harian
08.00 main pembukaan
08.20 transisi untuk pembiasaan kebersihan diri
08.40 kegiatan inti di sentra
10.10 makan bekal bersama
10.45 kegiatan penutup
11.00 pulang
z paud4407/MODUL 8 8.33
Tabel 8.3.
Jadwal Harian untuk KB Setengah Hari Program 3 Jam
Tabel 8.4.
Jadwal Harian untuk KB Setengah Hari Program 2,5 Jam
Waktu Kegiatan
09.00 Tiba di sekolah
09.15 Saat lingkaran
09.30 Kegiatan di Sentra (Pilihan sendiri)
10.30 Beres-beres, cuci tangan dan makan snack
10.45 Kegiatan motorik kasar
11.05 Saat lingkaran
11.15 Kegiatan penutup
11.25 Persiapan pulang
Keterangan:
Uraian kegiatan tidak disertakan, serupa dengan KB setengah hari program
2,5 jam.
Tabel 8.5.
Jadwal Kegiatan Harian TPA Mekar Asih, Jakarta
Ada juga yang membuat jadwal harian berikut untuk TPA (Armein,
2005).
Tabel 8.6.
Contoh Jadwal Harian TPA Full Day
Tabel 8.7.
Contoh Jadwal Harian di TPA Full Day untuk Anak Usia 3−4 Tahun
Waktu Kegiatan
07.00 – 10.00 Tiba di sekolah, sarapan, kegiatan pagi.
• Anak-anak tiba disambut pendidik dan ditawari sarapan.
10.00 – 10.15 Kegiatan kelompok
• 1 kelompok besar atau 2 kelompok kecil ditemani pendidik. Anak yang
masih asyik bekerja dapat meneruskan kegiatan dan tidak perlu
bergabung ke kelompok.
10.15 – 10.30 Makan snack dan membersihkan diri
10.30 – 11.30 Main di luar
11.30 – 12.30 Beres-beres, menyiapkan meja makan siang
12.30 – 12.45 Cerita untuk kelompok atau membaca buku sendiri-sendiri
12.45 – 14.15 Waktu santai dan istirahat
14.15 – 15.15 Waktu rehat sore
Anak-anak memilih di antara sentra kegiatan
15.15 – 15.30 Makan snack dan membersihkan diri
15.30 – 16.30 Main di luar
16.30 – 16.45 Kegiatan kelompok
8.40 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan AUD z
Waktu Kegiatan
• 1 kelompok besar atau 2 kelompok kecil ditemani pendidik. Anak yang
masih asyik bekerja dapat meneruskan kegiatan dan tidak perlu
bergabung ke kelompok.
16.45 – 17.30 Dijemput dan berkumpul dengan anggota keluarga
Tabel 8.8.
Contoh Jadwal Harian di TPA Full Day untuk Anak Usia 5−6 Tahun
Waktu Kegiatan
09.00 – 09.15 Pertemuan pagi
• Pilihan untuk kegiatan. Pendidik membahas kegiatan untuk hari itu dan
bahan-bahannya, anak-anak memilih di mana mereka akan bekerja.
Anak-anak berbagi berita dan cerita
09.15 – 10.30 Pilihan Kegiatan
• Anak-anak bekerja di sentra yang mereka pilih dan berpindah setelah
selesai
10.30 – 11.00 Beres-beres dan makan snack
11.00 – 12.00 Pilihan kegiatan di luar ruangan
12.00 – 12.45 Membersihkan diri, menyiapkan meja, makan siang
12.45 – 13.15 Cerita bersama atau membaca buku sendiri-sendiri
13.15 – 14.30 Waktu santai dan istirahat
14.30 – 15.10 Pilihan Kegiatan
• Anak-anak meneruskan bekerja di sentra yang mereka pilih dan
berpindah setelah selesai
15.10 – 15.30 Beres-beres dan makan snack
15.30 – 16.15 Pilihan kegiatan di luar ruangan
16.15 – 16.45 Waktu kelompok
• Anak-anak mendiskusikan kegiatan pada hari itu, main permainan
tertentu, bernyanyi, atau mendengarkan cerita
16.45 – 17.30 Dijemput dan berkumpul dengan anggota keluarga
Keterangan:
Daerah berarsir gelap menunjukkan waktu untuk kegiatan di sentra.
3. Kegiatan di sentra untuk anak usia 3−4 tahun dilaksanakan 3 kali, sedang
untuk anak usia 5−6 tahun dilaksanakan 2 kali. Namun dari segi waktu,
kegiatan di sentra untuk anak usia 5−6 tahun lebih banyak (130 menit)
dibanding anak usia 3− 4 tahun (90 menit).
Dari beberapa contoh jadwal harian untuk TPA di atas, Anda dapat
memilih jadwal harian yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi TPA
Anda.
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 2
2) Menurut Phelps, agar anak dapat bergerak bebas dan leluasa dalam
memilih kegiatan di sentra maka perlu disediakan tempat main
sebanyak….
A. 2
B. 2,5
C. 3
D. 3,5
5) Menurut Gilley & Gilley, tiap sentra idealnya dibatasi untuk ....
A. 4−5 anak
B. 3−4 anak
C. 5−6 anak
D. 6−7 anak
9) Sentra yang sebaiknya sering disediakan untuk anak KB adalah sentra ....
A. balok dan persiapan
B. bahan alam dan seni
C. memasak dan persiapan
D. main peran dan balok
Tes Formatif 1
1) A. Gilley & Gilley berpendapat bahwa sentra adalah permainan dan
kegiatan yang disusun sedemikian rupa untuk memberikan semangat
pada kegiatan-kegiatan pembelajaran secara khusus, yaitu yang
berhubungan dengan kehidupan keluarga, musik, seni, sains, balok
bangunan dan seni berbahasa.
2) C. Anak akan bekerja sesuai taraf perkembangannya merupakan
prinsip pengharapan dalam whole language.
3) A. Anjar sedang memasuki main sensorimotoris tahap ke satu.
4) C. Anak senang bermain peran dengan menggunakan boneka dan
perabotan serba mini, berarti dia berada dalam tahap main peran
mikro.
5) C. Playdough, lumpur, pensil, pasir dan krayon termasuk alat yang
dapat digunakan dalam main pembangunan dengan bahan alam.
6) B. Sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk memperoleh
pengalaman melalui bermain dalam 3 jenis main setiap harinya
disebut intensitas.
7) B. Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang
positif merupakan salah satu langkah dalam pijakan lingkungan
main.
8) B. Pijakan sebelum main dalam pendekatan sentra dilaksanakan pada
saat kegiatan inti.
9) A. Merancang dan menerapkan urutan transisi main merupakan salah
satu langkah dalam pijakan sebelum main.
10) B. Tujuan akhir dari main peran pada anak adalah belajar bermain dan
bekerja dengan orang lain.
Tes Formatif 2
1) B. Penelitian Kritchevsky, dkk. menyatakan dua faktor yang paling
berpengaruh pada kualitas program pendidikan adalah penataan dan
jumlah bahan main.
2) C. Menurut Phelps, agar anak dapat bergerak bebas dan leluasa dalam
memilih kegiatan di sentra maka perlu disediakan 3 tempat main.
8.48 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan AUD z
Daftar Pustaka
Bright Horizons Early Leraner.net. The Early Learner Activity Center. http://
bh.earlylearner.net/Family/ActivityCenter/index.cfm, 2000, diakses 15
Peb 2002.
Carroll, Jeri A. (1991). Centers for Early Learners Throughout the Year.
Carthage: Good Apple.
Depdiknas. (2004). Bahan Pelatihan Lebih Jauh tentang Sentra dan Saat
Lingkaran. Jakarta: Dit. PADU Depdiknas.
Flodd, James dan Lapp, Diane. (1981). Language/Reading Instruction for the
Young Child. New York: Mac Milan Publisher.
Gilley, Jeanne Mack. dan Gilley, B.H. (1980). Early Childhood Development
and Education. New York: Delmar Publisher Inc.
Hasanah, Ade Fitri. (2005). 10 Tahun Taman Penitipan Anak “Mekar Asih”,
Buletin PADU Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia “Penitipan Anak Sebuah
Kebutuhan”, Volume 4 No. 2, Agustus 2005. Jakarta: Dit. PADU
Depdiknas, h. 66−67.
Mayesky, Mary. (1990). Creative Activities for Young Children. New York:
Delmar Publisher.
Rowen, Betty., Byrne, Joan. dan Winter, Lois. (1980). The Learning Match.
New Jersey: Prentice Hall Inc.
PENDAHULUA N
tulis hitung, tetapi juga pada aspek motorik halus, sosial emosi, kesehatan
fisik.
Untuk itu, Modul 9 ini berusaha memberikan wawasan pada para
pendidik tentang pengelolaan sentra persiapan di KB (Kelompok Bermain)
dan TPA (Taman Penitipan Anak). Melalui materi dalam modul ini,
diharapkan Anda akan dapat mengelola sentra persiapan di KB dan TPA.
Secara khusus, setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda akan dapat
mencapai kemampuan berikut.
1. Menjelaskan pengertian dan cakupan sentra persiapan.
2. Menjelaskan langkah-langkah melaksanakan 4 jenis pijakan pada sentra
persiapan.
3. Menjelaskan tahapan perkembangan anak dalam menggunting, meronce,
menulis, dan menggunakan buku.
4. Menjelaskan penataan ruang dan media yang dibutuhkan pada sentra
persiapan.
5. Menjelaskan rambu-rambu pelaksanaan sentra persiapan di KB dan
TPA.
6. Memberikan contoh pelaksanaan sentra persiapan di KB dan TPA.
7. Merancang pengelolaan sentra persiapan di KB dan TPA.
Anda juga perlu membaca rangkuman yang disajikan dalam tiap akhir
kegiatan belajar untuk membantu Anda mengingat kembali pokok-pokok
pembahasan pada kegiatan belajar tersebut. Selain itu, diharapkan Anda juga
mengerjakan latihan dan tes formatif yang telah disiapkan sehingga
pemahaman Anda akan lebih komprehensif. Tes formatif dikembangkan
dengan maksud membantu Anda mengukur tingkat pemahaman Anda
terhadap materi yang dipaparkan.
Kegiatan Belajar 1
Anak usia dini belajar dengan menyerap dari lingkungannya. Anak usia
dini tidak mengatur pikiran dan pengetahuan mereka dalam bentuk berbagai
mata pelajaran yang terpisah-pisah seperti membaca, matematika, ilmu
pengetahuan alam atau seni. Pikiran anak diatur berdasarkan kegiatan, proyek
dan kerangka pikiran mereka sendiri. Keterampilan dan informasi yang pada
anak usia sekolah sudah dapat dikelompokkan berdasarkan mata pelajaran,
pada anak usia dini hal itu merupakan suatu keseluruhan dalam kegiatan,
proyek atau kerangka pikiran anak (Elkind, 1987 dalam Depdiknas, 2004).
9.4 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
akan menjadi orang yang gemar membaca sepanjang hidupnya jika pada usia
dininya distimulasi dengan pengalaman keaksaraan yang penuh cinta,
keramahan, dan keberhasilan.
Pada pelaksanaannya, sentra persiapan dapat dilengkapi dengan pojok
perpustakaan, pojok pembuatan buku/pojok menulis dan pojok menyimak.
Pojok-pojok ini harus dirancang sedemikian rupa agar dapat digunakan anak
sehari-hari.
Pojok perpustakaan sebaiknya memiliki daya tarik bagi anak dan
memiliki suasana yang nyaman. Idealnya, perlu disediakan karpet, kursi
kecil, bantal dan sofa di pojok ini. Buku-buku dipajang di rak dengan tatanan
yang menarik. Buku-buku yang disediakan tersebut harus mencerminkan
variasi berbagai tingkatan perkembangan, mulai dari buku cerita, buku
informasi, buku puisi, biografi, dongeng, buku narasumber dan seterusnya,
tergantung usia dan minat anak.
Pojok pembuatan buku, kadang disebut juga dengan pojok menulis,
disediakan untuk mendorong anak-anak menganggap dirinya sebagai
pengarang. Buku-buku kosong dengan variasi ukuran perlu disediakan, dan
dapat digunakan untuk berbagai hal, misalnya: tanggapan tertulis, refleksi
pribadi, puisi, dialog, dan gambar. Selain itu juga perlu disediakan kertas,
stapler, perforator (pembolong kertas), komputer, printer, serta benda-benda
lain yang menunjang pembuatan buku. Dapat juga disediakan ’kursi
pengarang’ yang diletakkan di tengah-tengah pojok pembuatan buku, sebagai
tempat yang secara formal digunakan anak untuk mempresentasikan
karangannya. Anak perlu didorong agar terjadi pembahasan atau komentar
saat temannya mempresentasikan karyanya di kursi pengarang tersebut.
Kegiatan tersebut dapat membantu anak-anak memahami bahwa pengarang
buku berkarya dengan sudut pandang tertentu untuk penonton. Saat anak
berhasil membuat buku hasil karya sendiri, anak akan merasa mampu dan
mandiri. Ini penting untuk menanamkan konsep diri positif pada mereka.
Hasil karya tersebut selanjutnya dapat dijadikan salah satu koleksi di pojok
perpustakaan.
Pojok mendengarkan atau pojok menyimak perlu dilengkapi dengan tape
recorder, kaset, headphone dari berbagai cerita dan buku yang relevan
dengan kaset tersebut. Selain kaset cerita, juga dapat disediakan kaset lagu,
dongeng, legenda daerah, atau fabel. Di pojok ini, anak-anak dapat memilih
untuk mendengarkan cerita dari kaset-kaset yang disukai sambil membaca
buku yang relevan. Setelah itu, anak-anak dapat diminta menceritakan
9.8 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Setelah itu, anak dibubarkan untuk dapat mulai memilih kegiatan dengan
menggunakan 2 atau lebih variabel petunjuk agar tidak berebut. Misalnya,
pendidik mengatakan, “Siapa yang berumur 4 tahun, memakai baju merah,
dan seorang anak perempuan, silakan memilih kegiatan lebih dulu,” dan
seterusnya sampai semua anak melakukan kegiatan.
Secara singkat, langkah-langkah pendidik dalam memberikan pijakan
sebelum anak main di sentra persiapan adalah sebagai berikut (Depdiknas,
2004).
a. Memulai setiap waktu sentra dengan sebuah buku bacaan untuk
mengawali diskusi dan gagasan untuk menulis/menggambar
Pada ‘saat lingkaran’, awalnya anak dapat diberikan kesempatan untuk
‘membaca’ atau dibacakan buku yang berhubungan dengan tema.
Pendidik juga perlu mencontohkan penggunaan buku, dengan memilih
buku yang sederhana dan isinya mudah diingat atau diperkirakan anak
sehingga anak akan senang untuk ‘membacakan’ ulang buku tersebut.
Memulai pengalaman sentra dengan menggunakan buku akan
memberikan pola pada pengalaman anak (bahwa dari buku segala
informasi dapat diketahui dan bahwa dapat membaca itu banyak
gunanya) dan menempatkan keaksaraan sebagai pusat kegiatan.
z PAUD4407/MODUL 9 9.11
jari, telunjuk dan jari tengah) luwes untuk menulis, latihan meremas,
merobek dengan sepenuh tangan atau menggunting. Latihan-latihan tersebut
perlu dilaksanakan setiap hari dan terus dilanjutkan selama usia dini.
Saat anak berlatih menggunting, pendidik dapat mengamati kemajuan
perkembangan motorik halusnya. Tahapan perkembangan menggunting yang
biasanya dilakukan anak usia dini adalah sebagai berikut (Depdiknas, 2004).
1. Menggunting sekitar pinggiran kertas, biasanya hanya menggunakan
ujung gunting yang terbuka sedikit.
2. Menggunting dengan sepenuh bukaan gunting, artinya menggunting
dengan membuka gunting tersebut seluruhnya sampai belakang, tidak
hanya ujungnya saja.
3. Membuka dan menggunting terus-menerus sepanjang kertas.
Anak sudah dapat membuka tutup gunting dengan penuh dan
menggerak-gerakkannya ke depan untuk menggunting, namun masih
tersendat-sendat dan hasil guntingan tampak tidak rata (runcing-
runcing).
4. Menggunting di antara 2 garis lurus pada kertas.
Pada tahap ini, anak dapat menggunting bekas lipatan kertas yang dilipat
menjadi 2, namun belum mampu membentuk garis lurus.
5. Menggunting bentuk tetapi tidak tepat mengikuti garis.
Anak mulai mencoba menggunting suatu bentuk, tidak hanya
menggunting lurus, tetapi sudah mulai berusaha melengkung mengikuti
suatu bentuk (misalnya kotak atau lingkaran), tetapi belum dapat
mengikuti garis pada bentuk tersebut.
6. Menggunting pada garis tebal dengan rapi dan terkendali.
Anak sudah dapat menggunting pada garis lurus yang tebal dengan baik,
tidak berbelok-belok atau keluar garis.
7. Menggunting berbagai macam bentuk.
Anak sudah dapat menggunting berbagai macam bentuk dengan
konsisten mengikuti garis pada bentuk tersebut.
Pada sentra persiapan kita juga akan melihat kegiatan menulis yang
dilakukan anak-anak. Agar pendidik dapat menyimpulkan kemajuan anak
dalam menulis ini maka pendidik perlu mengetahui tahap perkembangan
menulis pada anak usia dini, yaitu sebagai berikut (Depdiknas, 2004).
1. Coretan-coretan acak (random scribbling)
Anak mulai membuat coretan sebagai coretan awal yang sering kali
digabung-gabungkan seolah-olah krayon tidak pernah lepas dari kertas,
z PAUD4407/MODUL 9 9.15
7. Ejaan umum
Tahap ini merupakan usaha mandiri anak untuk membedakan berbagai
huruf dan mencatatnya dengan benar menjadi kata yang lengkap.
Selain kegiatan menulis, kegiatan lain yang sering dilakukan anak adalah
bermain-main dengan buku bacaan. Berikut diuraikan tahap perkembangan
anak dalam menggunakan buku, agar dapat Anda jadikan panduan dalam
mengamati kemajuan anak saat berinteraksi dengan buku (Dodge & Colker,
1999).
1. Melihat-lihat buku
Meniru dari orang tua atau pendidiknya yang suka membaca, anak
mulai suka melihat-lihat buku. Dia juga sering minta dibacakan buku.
Biasanya, satu buku yang sama akan terus dimintanya untuk dibacakan
berulang-ulang sampai pendidik merasa lebih dahulu bosan karena
membacakan cerita yang sama sampai berminggu-minggu. Padahal anak
justru menikmati pengulangan cerita tersebut karena dia menyukai untuk
menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya dari halaman ke
halaman, dan dia akan puas ketika dia tahu jawabannya benar.
2. Memahami urutan kejadian
Anak mulai tahu bahwa suatu cerita mempunyai episode awal, tengah
dan akhir. Setelah minta dibacakan suatu cerita berulang-ulang, anak
akan senang menceritakan kembali isi buku tersebut. Pendidik sering
terheran-heran karena anak dapat menceritakan kembali isi buku cerita
tersebut tanpa ada satu halaman atau satu kata pun yang terlewat, seolah-
olah dia sudah dapat membaca.
3. Mengenali tulisan kata sebagai simbol
Anak mulai mengenali hubungan antara isi cerita dari buku dengan
gambar dan kata-kata yang ada di tiap halaman buku. Dia mulai
menyadari bahwa tulisan di bawah gambar berfungsi berbeda-beda
sesuai gambar yang ada, dan bahwa tulisan itu mewakili suatu pikiran
atau gagasan.
4. Memadankan ucapan kata dengan tulisannya
Anak mulai suka ’membaca’ yang diikuti dengan gerakan jarinya pada
teks atau kata tertentu dari buku. Hal ini menunjukkan bahwa anak mulai
memahami bahwa rangkaian huruf-huruf cetak akan mewakili kata
tertentu.
z PAUD4407/MODUL 9 9.17
Selama tahap ini, anak mengembangkan apa yang dia ketahui tentang
berbagai kosakata yang sudah dia kenal tulisannya. Mereka memperhatikan
tulisan kata-kata tertentu dari buku favoritnya dan menggunakan kata-kata
tersebut untuk percakapan sehari-hari.
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 1
1) Menurut Warner, kata pertama bagi anak harus merupakan ikatan yang
organik, artinya ....
A. berasal dari pembiasaan orang tua kandungnya
B. lahir dari dinamika hidup anak tersebut
C. berasal dari kegiatan yang disiapkan pendidik
D. lahir dari pengamatan pendidik terhadap anak
2) Huruf yang pertama dikenal anak usia dini biasanya adalah huruf dari ....
A. nama dirinya
B. nama temannya
C. binatang peliharaannya
D. alat-alat mainnya
5) Ani awalnya sangat takut jika diajak kontrol ke dokter gigi. Namun,
setelah dibacakan cerita tentang dokter gigi oleh pendidik KB-nya di
pojok baca, Ani menjadi tidak takut lagi. Dalam hal ini, manfaat dari
pojok baca di sentra persiapan tersebut adalah....
A. mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak
B. belajar berkompromi dengan berbagai situasi sulit
C. memberikan insentif yang ampuh agar senang membaca
D. belajar tentang tanggung jawab sosial
9.22 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
10) Di TPA-nya, Anna setiap hari mengambil buku cerita yang sama dan
minta pendidik membacakan cerita dari buku tersebut. Hal ini
berlangsung sudah lebih dari sepekan. Ketika pendidik menawarkan
buku yang lain, Anna menggelengkan kepala. Anna masih berada pada
tahap menggunakan buku ....
A. memadankan ucapan kata dengan tulisan
B. memahami urutan kejadian
C. melihat-lihat buku
D. mengenali berbagai tulisan kata
Kegiatan Belajar 2
Telah kita ketahui bahwa pada sentra persiapan dapat dibagi lagi menjadi
beberapa pojok kegiatan. Nurss (1977) mengatakan bahwa untuk belajar
membaca, pada lembaga pendidikan anak usia dini dapat disiapkan beberapa
pojok, yaitu pojok membacakan cerita (story reading), pojok alfabet, pojok
bahasa lisan, pojok percakapan dan pojok menulis. Setiap pojok tersebut
perlu dilengkapi dengan alat dan bahan sesuai dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan. Pembatas tiap pojok biasanya menggunakan karpet atau meja
bundar yang dilengkapi papan petunjuk nama pojok.
Menurut Flood dan Lapp (1981), agar kelas efektif untuk pengajaran
membaca maka dapat di disain dalam beberapa pojok yaitu sebagai berikut.
1. Pojok seni dan kerajinan, terletak dekat dengan bak cucian yang
dilengkapi meja besar, papan penyimpanan dan display untuk memajang
hasil karya anak.
z PAUD4407/MODUL 9 9.25
Kegiatan bermain yang merupakan ciri khas anak juga dapat dipadukan
dengan kegiatan membaca dalam berbagai cara, dengan terlebih dahulu
menata ruangan kelas. Peluang untuk memasukkan kegiatan membaca di
dalam kelas masih sangat terbuka. Semakin anak sering berinteraksi dengan
budaya dan dunia kata maka dia makin berminat untuk belajar membaca.
Papan-papan bacaan dapat ditempatkan di tiap sekat untuk memberikan
nuansa kata-kata dan pengalaman berbahasa. Kita dapat juga memberikan
label nama untuk loker, kardus, karton maupun kontainer milik anak
sehingga rasa memiliki anak terhadap benda miliknya terpelihara.
Sentra persiapan haruslah nyaman dan menarik sehingga akan membuat
anak-anak betah untuk berlama-lama di dalamnya. Sentra ini sebaiknya
diletakkan di tempat yang tenang, misalnya di dekat pojok sunyi tempat
menyimpan boneka. Sentra persiapan sebaiknya tidak diletakkan di dekat
orang berlalu lalang agar anak-anak dapat bersantai dan lebih berkonsentrasi.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk menata sentra persiapan
antara lain sebagai berikut (Dodge & Colker, 1999).
1. Pada pojok perpustakaan perlu dilengkapi dengan kursi dan guling yang
empuk sehingga anak merasa nyaman. Lantai yang hangat berlapis
karpet, bantal punggung besar, kursi tanpa lengan, dan matras tebal juga
akan membantu sentra ini menjadi tempat yang nyaman.
9.26 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
2. Dilengkapi dengan beberapa meja dan kursi kecil seukuran anak karena
mungkin ada anak yang lebih memilih untuk membaca atau menulis
sambil duduk di kursi. Pilihlah taplak yang berwarna cerah dan hiasi
dengan pot atau vas bunga hidup untuk menambah kehangatan suasana.
3. Hiasilah dinding dengan kantong-kantong atau rak buku pajangan, foto
anak yang sedang membaca atau hasil karya anak. Diagram dan berbagai
tanda penunjuk juga akan memperkaya lingkungan yang penuh degan
keaksaraan.
4. Diterangi dengan cahaya yang cukup karena anak memiliki keterbatasan
penglihatan. Cahaya sinar matahari sedapat mungkin dapat masuk ke
sentra ini. Selain itu juga dapat dilengkapi dengan lampu berdiri (lampu
khusus baca) jika perlu.
Tidak sembarang buku sesuai untuk anak usia dini. Buku-buku yang
disediakan di sentra persiapan untuk anak usia KB dan TPA sebaiknya dipilih
berdasarkan kriteria berikut (Dodge & Colker, 1999).
1. Alur cerita sederhana, tentang berbagai kejadian yang biasa dialami
anak.
2. Halaman buku penuh warna, tidak hitam putih atau warna sketsa saja.
3. Gambar ilustrasi besar, jelas, realistis, dan runtut.
4. Gambar-gambar ilustrasi menempatkan anak sebagai sudut pandang
utama.
5. Banyak kata-kata yang diulang dalam cerita tersebut.
6. Diperkaya dengan sajak dan pengulangan.
Anak juga dapat menyimak cerita melalui rekaman dari tape recorder di
sentra persiapan. Namun, tidak semua kaset rekaman sesuai untuk anak usia
dini. Berikut beberapa petunjuk dalam memilih kaset rekaman cerita yang
sesuai untuk anak usia dini (Dodge & Colker, 1999).
1. Berdurasi pendek karena rentang perhatian anak yang terbatas.
2. Presentasi suara yang hidup dan bervariasi karena suara yang monoton
akan sangat membosankan anak.
3. Diproduksi dengan baik secara teknis sehingga tidak ada suara berisik
atau jeda kosong tanpa suara.
4. Isi cerita tidak bias atau membingungkan anak.
5. Narator sebaiknya terdiri dari laki-laki dan perempuan.
z PAUD4407/MODUL 9 9.27
6. Cerita dalam rekaman sudah dikenal anak atau bersesuaian dengan buku
yang sedang dibaca anak.
7. Jika pendidik merekam suaranya sendiri untuk mendampingi sebuah
buku tertentu, pilihlah buku yang disukai dan dikenal baik oleh anak.
Masukkan efek suara tertentu (misalnya suara gemericik air atau kaleng
jatuh), dan berikan kode tertentu (misalnya bunyi cling atau tingtong
tingtong) yang memberitahukan anak-anak saatnya untuk membalik
halaman buku yang ia baca sambil mendengarkan kaset.
bergaris, kertas tidak bergaris dan alat-alat menulis berbagai ukuran. Saat
anak memilih kegiatan ini dan mencoba menulis nama mereka, mereka
akan memilih alat dan bahan yang paling nyaman baginya. Huruf hantu
dibuat dengan stabilo, yaitu pendidik membuat huruf demi huruf dari
nama anak (atau kata lain) dengan stabilo lalu mengeja rangkaian huruf
dari stabilo tersebut sambil mencontohkan bagaimana cara menulisnya.
Posisi yang paling baik adalah jika pendidik berdiri di belakang anak
supaya anak dapat melihat arah tulisan. Selain huruf berstabilo, di bawah
huruf tersebut anak juga mendapatkan tulisan nama mereka di atas garis
untuk dijiplak. Pada tulisan nama tersebut, huruf besar dapat digunakan
untuk awal nama, huruf-huruf selanjutnya dengan huruf kecil. Lalu anak
diarahkan untuk mengikuti daerah yang distabilo dan menulis nama
mereka di bawahnya. Semua usaha anak tersebut perlu diterima dan
ditanggapi pendidik dengan tulus. Saat anak menulis, pendidik dapat
memperhatikan tangan yang lebih dominan digunakan anak dan cara
menggenggam pensil sehingga akan memberikan informasi tentang
tahap perkembangan motorik halus tiap anak. Jika anak terlihat enggan
atau secara lisan mengeluh, “Aku tidak bisa, ini sulit” maka pendidik
perlu memotivasi anak sambil terus bermain, mencontohkan dan
mengatakan bahwa kegiatan ini “Hanya berlatih”. Jika anak terlihat
sangat enggan untuk menulis huruf hantu, anak dapat diarahkan ke
kegiatan motorik halus lain yang memperbolehkan anak latihan
menggenggam seperti memegang pensil, misalnya dengan bermain
manik-manik atau menjumput benda dengan penjepit.
3. Nampan besar berisi pasir, garpu pasir kecil dan penghapus dari batang
kayu – untuk 1 tempat.
Nampan atau meja pasir dibuat dengan ukuran lk 50 × 40 cm atau lebih,
diisi pasir halus/pasir putih lk 2−3 cm dan digunakan sebagai pilihan
kegiatan motorik halus. Alat penunjang yang disediakan antara lain
garpu pasir kecil dan batang kayu sebagai penghapus. Kegiatan di pasir
ini merupakan latihan cara lain sebelum menulis di kertas. Anak dapat
menulis namanya di atas pasir. Tempat ini juga dapat menjadi pojok
yang tenang bila dilengkapi dengan alat pendengar dan rekaman lagu
yang menyenangkan. Tempat ini sengaja didisain untuk 1 orang dan
waktunya tidak dibatasi.
z PAUD4407/MODUL 9 9.31
Saat bersama anak di sentra persiapan, beberapa hal berikut perlu Anda
lakukan sebagai rambu-rambu pelaksanaan (Dodge & Colker, 1999).
1. Mengembangkan kemampuan keaksaraan sejak dini.
2. Membantu anak agar menyadari apa yang sedang ia pelajari.
3. Mengembangkan tahap perkembangan bahasa anak.
9.34 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Selain rambu-rambu tersebut, ada beberapa hal yang perlu diingat untuk
keberhasilan sentra persiapan, yaitu sebagai berikut (Hoyt, 2000 dalam
Depdiknas, 2004).
1. Sediakan beberapa tempat main dalam jumlah yang cukup.
2. Pilih bahan yang dapat digunakan dengan beragam cara dan beragam
tingkat perkembangan.
3. Membaca dan menulis dicontohkan sebagai pengalaman yang
menyenangkan.
4. Menerima semua usaha yang anak lakukan menuju membaca dan
menulis.
5. Pahami bahwa anak belajar huruf dan kata pertama yang bermakna bagi
mereka.
6. Sediakan berbagai jenis buku sesuai tingkat perkembangan anak di
sepanjang sentra.
7. Beri waktu pada anak untuk dapat bicara dengan anak lain atau dengan
pendidik.
8. Pahami bahwa keaksaraan bukanlah apa yang diajarkan dalam sebuah
kegiatan, tetapi merupakan sesuatu yang wajar dalam pengalaman main
sehari-hari dengan bahan yang tepat dan orang dewasa yang menerima
semua anak dan usahanya.
Bagi anak usia dini, mampu membaca buku atau menulis cerita
merupakan suatu khayalan penting, agar nantinya anak merasakan suatu
keberhasilan yang paling besar setelah dapat membaca dan menulis. Pada
banyak kasus, kemampuan membaca dan menulis ini ternyata dapat mereka
capai. Sebagai pendidik, harapan kita pada anak adalah mereka senang
menjadi pembaca dan penulis sepanjang hayat.
Ada perbedaan antara anak yang di-drill terus-menerus dengan anak
yang diperbolehkan melakukan berbagai percobaan dengan huruf, kata, dan
menulis dalam lingkungan keaksaraan yang bebas tekanan. Kesabaran
pendidik dalam mendorong minat baca dan tulis anak nantinya akan
menentukan minatnya yang besar dengan berbagai buku yang berkualitas
pada usia 21 tahun. Hal itu merupakan tujuan berharga, seperti kata Mark
z PAUD4407/MODUL 9 9.35
Twain, ”Orang-orang yang tidak membaca buku yang berkualitas sama saja
dengan orang yang buta huruf” (Hoyt, 2000 dalam Depdiknas, 2004).
Seperti kita ketahui dari Kegiatan Belajar 1, sentra persiapan terdiri dari
beberapa pojok. Alternatif bentuk kegiatan yang dapat dilaksanakan di pojok-
pojok yang terdapat di sentra persiapan adalah sebagai berikut (Nurss, 1977).
1. Pojok membacakan cerita, dengan kegiatan melihat gambar,
mendengarkan tape recorder, mendengarkan tape sambil membaca buku
(dengan cerita yang sama), menggambar cerita (baik gagasan sendiri
maupun gambar seri) dan mencontoh judul buku lalu menggambar
ilustrasinya.
2. Pojok alfabet, dengan kegiatan membandingkan huruf, memasangkan
huruf pada tempatnya, mengurutkan huruf, membuat kamus bergambar
dan menulis huruf.
3. Pojok bahasa lisan, dengan kegiatan: bermain peran, dramatisasi dan
menceritakan kembali.
4. Pojok percakapan, dengan kegiatan duduk-duduk minum jus buah atau
saling berkunjung ke anak-anak lain, sambil bercakap-cakap. Percakapan
bisa diawali dari hal/benda yang menarik atau indah yang dibawa oleh
anak-anak atau pendidik.
5. Pojok menulis, dengan kegiatan menulis kata, kalimat, cerita tentang
sesuatu, peristiwa, gambar atau buku.
Untuk melihat apakah sentra persiapan yang sudah kita rancang cukup
efektif bagi perkembangan anak, daftar pertanyaan berikut dapat dijadikan
untuk melacaknya (Dodge & Colker, 1999).
1. Seberapa sering anak-anak memilih berada di sentra persiapan?
2. Apakah anak-anak perempuan sama seringnya dengan anak laki-laki
untuk masuk ke sentra ini?
3. Apakah ada suatu kegiatan yang lebih disukai (misalnya mendengarkan
cerita atau membolak-balik buku) dibandingkan kegiatan lainnya?
4. Apakah anak dapat bermain di sentra ini secara mandiri tanpa banyak
memerlukan bantuan pendidik?
5. Apakah anak sering meminta pendidik membacakan cerita untuknya?
6. Apakah anak mau bercerita, pura-pura membaca atau dapat menemukan
kata tertentu dalam buku yang dipegangnya?
7. Apakah anak-anak seolah-olah membacakan buku untuk anak lain?
8. Apakah anak suka menggunakan boneka atau papan flanel untuk
menceritakan kembali cerita yang sudah dibaca/didengarnya?
9. Apakah anak berusaha mengenali huruf tertentu?
9.38 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Pada Kegiatan Belajar 1 telah kita ketahui bahwa selain ditujukan untuk
menyiapkan anak berkaitan dengan keaksaraan, sentra persiapan juga
ditujukan untuk membantu berbagai aspek perkembangan anak lainnya.
Berikut diberikan contoh standar kinerja pada sentra persiapan dengan tujuan
pada berbagai aspek perkembangan anak secara keseluruhan.
z PAUD4407/MODUL 9 9.39
Tabel
Contoh Standar Kinerja Sentra Persiapan (Depdiknas, 2004)
Aspek
Contoh Teknik
No Perkem- Subaspek Tujuan
Pelaksanaan
bangan
1. Kesehatan - Memperagakan • Nampan dialasi
Fisik kemampuan visual kertas berwarna
untuk hitam sehingga huruf-
mempermudah huruf lebih mudah
kegiatan terlihat.
pengembangan • Buku ditata
Memperagakan menggunakan
kemampuan penutup transparan.
mendengar untuk • Mencontohkan
mempermudah menulis kata di depan
kegiatan anak-anak sehingga
pengembangan anak dapat mengikuti
arah tulisan (dari kiri
ke kanan).
• Mengelompokkan
mobil-mobilan,
piringan atau bentuk
binatang yang dapat
dibedakan secara
visual.
• Disediakan buku-
buku yang sudah di
kenal di pojok
menyimak/
mendengarkan
2. Pendekatan Keinginan dan rasa Menunjukkan • Anak memilih
pembelajar- ingin tahu keinginan dan rasa kosakata lihat mereka
an ingin tahu yang sendiri berdasarkan
besar sebagai ketertarikan dan
anak didik keinginannya untuk
Ketekunan Melaksanakan mempelajari suatu
tugas dan mencari kata.
bantuan ketika • Menggunakan tempat
menemukan bongkar pasang
masalah untuk kegiatan
Daya cipta/ Melakukan tugas eksplorasi dan
penemuan dengan mengamati
pendekatan yang bagaimana suatu
luwes (tidak benda bekerja.
terpaku pada satu • Anak membuat
9.40 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Aspek
Contoh Teknik
No Perkem- Subaspek Tujuan
Pelaksanaan
bangan
cara) percobaan dengan
Dapat mencipta alat-alat yang
atau menemukan berbeda pada tempat
sesuatu bongkar pasang
untuk menentukan
bagaimana
memisahkan bagian
demi bagian dari
suatu benda dan
menentukan
fungsinya.
• Pendidik berkeliling
selama waktu sentra
untuk membantu atau
menjawab pertanyaan
anak.
3. Sosial dan Konsep diri Menunjukkan rasa • Pada tempat main
Emosi percaya diri secara jelas
Memperlihatkan tergambar jumlah
beberapa arahan anak yang akan
diri melakukan kegiatan,
Kontrol diri Mengikuti aturan misanya 4 kursi untuk
dan jadwal harian 4 anak.
yang sederhana • Pada awal waktu
Menggunakan sentra, anak diberi
bahan secara kesempatan untuk
tepat mendengarkan
Mengatur saat penjelasan bahan
peralihan yang tersedia, cara
Hubungan sosial Mudah berinteraksi menggunakan dan
dengan satu anak jumlah anak yang
atau lebih diperlukan pada
Mudah berinteraksi setiap tempat.
dengan orang • Tempat main ditata
dewasa yang agar dapat
sudah dikenal mendorong kerja
Berperan serta sama 2 anak atau
dalam dinamika lebih sehingga ada
kelompok kesempatan untuk
Menunjukkan berinteraksi sosial
empati dan dan menyelesaikan
perhatian untuk masalah.
orang lain • Pendidik tidak duduk
z PAUD4407/MODUL 9 9.41
Aspek
Contoh Teknik
No Perkem- Subaspek Tujuan
Pelaksanaan
bangan
Menyelesaikan Mencari bantuan di satu tempat saja
masalah sosial orang dewasa jika dalam waktu lama
dibutuhkan untuk tetapi bergerak di
memecahkan sekitar sentra untuk
masalah membantu anak atau
menjawab
pertanyaan.
• Anak yang merasa
kesulitan diberikan
arahan ulang dan
didorong mencoba
kegiatan yang lain.
• Anak sering (tidak
selalu)
dikelompokkan dalam
berbagai tingkat usia
sehingga anak yang
lebih besar akan
dapat membantu atau
mencontohkan pada
anak yang lebih kecil.
• Tempat main di tata
dengan rumus
minimal 2,5 tempat
main untuk tiap anak
sehingga semua anak
mempunyai beberapa
pilihan kegiatan dan
terhindar dari
perebutan mainan
atau tempat.
• Aturan di sentra
dijelaskan dengan
gamblang saat
lingkaran sebelum
anak mulai bermain.
4. Bahasa dan Mendengar Mendapatkan • Memberi tanggapan
Komunika- pemahaman terhadap buku yang
si dengan dapat diperkirakan
mendengarkan yang dibacakan
Mengikuti 2-3 secara lisan dalam
langkah arahan kelompok.
pendidik
9.42 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Aspek
Contoh Teknik
No Perkem- Subaspek Tujuan
Pelaksanaan
bangan
Bicara Bicara dengan • Mendengar cerita dari
cukup jelas dan pita rekaman dan
dipahami tanpa berdiskusi dengan
kode-kode teman sambil berbagi
kontekstual. cerita tentang buku
Menggunakan yang sedang dibaca.
kosakata dan • Anak diberikan
bahasa yang lebih arahan untuk memilih
luas untuk kegiatan,
bermacam-macam menyelesaikan
tujuan. kegiatan dan
Membaca Menunjukkan memperlihatkan pada
penghargaan pada pendidik, merapikan
buku dan kegiatan alat, lalu memilih
membaca. kegiatan yang lain.
Menunjukkan • Sebelum datang ke
pemahaman awal sentra, anak diberikan
dari konsep arahan bagaimana
menulis dengan menggunakan kamar
huruf cetak mandi, mencuci
Memperagakan tangan, mengambil
ketertarikan bunyi- minum dan
bunyi huruf menunggu pendidik
Mulai (4 langkah arahan).
mengembangkan • Anak didorong untuk
pengetahuan bekerja dengan 1
tentang huruf anak atau lebih
Memahami dan sehingga mereka
memberi mempunyai
tanggapan pada kesempatan untuk
cerita yang berbicara dan
dibacakan mendengar.
Menulis Mewakili gagasan • Saat lingkaran selalu
dan cerita melalui dimulai dengan
gambar, ucapan membaca buku
dan bermain dilanjutkan
Menggunakan memberikan arahan
bentuk-bentuk secara singkat.
seperti huruf dan • Anak memilih
simbol untuk kosakata mereka
membuktikan sendiri untuk
pemahaman. ditambahkan ke
Memahami tujuan dalam kantong
z PAUD4407/MODUL 9 9.43
Aspek
Contoh Teknik
No Perkem- Subaspek Tujuan
Pelaksanaan
bangan
menulis kosakata mereka.
5. Perkembangan kognisi dan pengetahuan umum
Ranah Proses yang Mulai • Anak mengikuti pola
Matematika berkaitan dengan menggunakan menggunakan warna
matematika strategi sederhana dan ukuran sebagai
untuk variabel.
menyelesaikan • Anak
masalah yang mengelompokkan
berkenaan dengan kendaraan
matematik berdasarkan warna
Pola, hubungan dan Memilah objek- dan jenis kendaraan.
fungsi objek ke dalam • Anak menghitung
kelompok kecil piring setelah
yang bemacam- mengelompokkannya
macam berdasarkan warna
berdasarkan 1-2 dan menentukan
ciri objek piring warna apa yang
Mengenal pola- lebih banyak atau
pola sederhana yang lebih sedikit.
dan menirunya • Anak diharapkan
Konsep angka dan Menunjukkan awal dapat
mengoperasikannya pemahaman membandingkan
angka dan jumlah bentuk dan jenis saat
Geometri dan Mulai mengenal mengerjakan puzzel.
hubungan ruang dan • Anak menggunakan
menggambarkan objek yang nyata
ciri-ciri dari bentuk ketika membuat
Menunjukkan sebuah pola.
pemahaman dan • Anak memulai dari kiri
penggunaan ke kanan saat
beberapa kata mengerjakan pola.
sesuai dengan • Anak memilah objek 3
posisinya dimensi berdasarkan
Ukuran Mengurutkan, warna.
membandingkan, • Anak tahu hubungan
& menggambarkan ruang saat
objek sesuai mengerjakan puzzel.
dengan suatu ciri • Anak
Bagian Penyelidikan Bertanya dan mengelompokkan
ranah menggunakan menurut variabel dari
berpikir indranya untuk warna dan jenis
ilmiah mengamati dan kendaraan,
menjelajahi bahan dipisahkan pada
9.44 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Aspek
Contoh Teknik
No Perkem- Subaspek Tujuan
Pelaksanaan
bangan
dan kejadian alam sebuah alas
Menggunakan alat kemudian menghitung
dan perlengkapan jumlah kendaraan
sederhana untuk tersebut.
penyelidikan • Anak menggunakan
Membuat otot kecil dan besar
perbandingan di untuk membongkar
antara objek-objek bagian kecil dari
perkakas dan dapat
menyelidiki bagian
atau cara kerja alat
tersebut.
Perkem- Perkembangan Bergerak dengan • Anak harus
bangan motorik kasar keseimbangan dan membawa lembar
motorik kontrol tempat kata dan
Koordinasi berjalan ke pendidik
gerakan untuk lainnya untuk
melakukan tugas menunjukkan ’kata’
sederhana baru mereka.
Perkembangan Menggunakan • Anak harus menarik
motorik halus kekuatan dan laci kecil dan
kontrol untuk mengambil huruf-
melaksanakan huruf berukuran kecil
tugas sederhana untuk mengerjakan
Menggunakan kantong kata.
koordinasi mata- • Anak menyalin huruf
tangan untuk di atas huruf dari
melaksanakan stabilo berisi nama
tugas sederhana mereka (menulis
Mulai menguasai huruf hantu).
cara • Anak harus
menggunakan memegang tali dan
alat-alat menulis, secara hati-hati
menggambar dan merangkai/meronce
seni menjadi pola-pola.
• Anak menggunakan
penjepit kayu untuk
mengambil piring
plastik kecil dan
menempatkannya di
atas alas lalu
dikelompokkan
menurut warna.
z PAUD4407/MODUL 9 9.45
Aspek
Contoh Teknik
No Perkem- Subaspek Tujuan
Pelaksanaan
bangan
• Anak menggunakan
penjepit kecil untuk
mengambil huruf-
huruf berukuran kecil
dari makaroni menjadi
kata-kata tertentu.
• Anak menggunakan
garpu pasir kecil pada
nampan pasir untuk
menulis nama mereka
atau membuat
rancangan di pasir.
• Anak menggunakan
awal menulis dan
menggambar untuk
membuat buku
mereka sendiri.
• Anak dapat memilih
untuk menjiplak,
menulis, atau
mendiktekan isi cerita
dalam pembuatan
buku mereka.
• Dalam main bongkar
pasang anak
menggunakan obeng
kecil, tang, catut, dan
alat potong kabel
untuk mencopot
bagian dari perkakas
kecil
• Anak menggunakan
kartu-kartu kecil huruf
untuk digantungkan
pada tali kecil.
a. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk menambah kosakata anak saat mereka
menjelaskan apa saja yang telah mereka sentuh. Anak-anak menggunakan
indra peraba untuk mencari tahu dan mengevaluasi pengalamannya tersebut.
Meskipun barang-barang yang berada dalam kotak sederhana saja, namun
anak-anak tidak tahu apa saja yang ada dalam kotak tersebut. Kegiatan ini
berfokus pada kemampuan anak untuk merasakan, mengamati, dan
menjelaskan pengamatan mereka. Anak dapat membicarakan bilangan,
bahan, bentuk dan ukuran dari berbagai benda tersebut. Hal ini juga
mengembangkan kemampuan anak untuk belajar membeda-bedakan.
b. Bahan-bahan
Kotak berukuran sedang, batu-batuan, buah jati, ranting, daun, kerang,
bulu, dan benda-benda lain.
c. Persiapan
1) SIAPKAN kotak dari kardus/kaleng.
2) Buat lubang sebesar tangan di tepi kotak.
3) Ambil 1 atau 2 jenis benda dari dalam kotak (misalnya batu dan kerang)
d. Kegiatan
Letakkan 1 jenis benda di dalam kotak misteri. Letakkan 2 - 5 benda di
atas meja yang dapat terjangkau anak. Salah satu benda di atas meja tersebut
harus sama dengan benda yang ada dalam kotak. Ajak anak untuk
memasukkan tangan ke dalam kotak dan menerka benda mana yang ada di
atas meja yang sama dengan di dalam kotak. Sarankan anak untuk melihat
dengan teliti benda-benda di atas meja dan mencoba untuk menjelaskan apa
yang dirasakan.
Gambar 9.1.
Kotak Misteri yang Disentuh dan Bercerita
a. Tujuan
Buku flip berwarna ini terbuat dari halaman-halaman berwarna terang.
Ini sangat membantu anak-anak untuk mencocokkan atau mengetahui warna-
warna. Isi buku dapat diubah atau ditambah. Pendidik dapat memulai dengan
9.48 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
warna primer dan sekunder untuk anak yang masih kecil, sedang untuk anak-
anak yang lebih besar dapat dilengkapi dengan warna-warna pastel.
b. Bahan-bahan
Kertas berwarna, lem, benang, gunting, stapler.
c. Persiapan
1) Lipat 4−5 kertas berwarna menjadi ½ sehingga akan menjadi 8−10
halaman.
2) Satukan kertas-kertas tersebut dengan stapler atau benang.
3) Gunting bagian tengah, tetapi jangan gunting bagian bawah
halaman. Sisakan 1 cm dari tepi pada bagian benang/stapler.
4) Gunting kertas persegi dan lekatkan. Gunakan 2 kotak untuk setiap
warna, tapi tidak bersisian.
5) Sekarang, anak-anak dapat membolak-balik buku tersebut.
d. Kegiatan
Buku ini dapat digunakan dengan banyak cara. Berikan cukup waktu
agar anak-anak dapat membolak-balik semua halaman buku. Dengan melihat
warna di halaman sebelah kiri, tawarkan pada anak, ”Silakan membolak-
balik halaman sampai kalian menemukan warna yang sama”.
Setelah anak dapat menemukan warna yang sama, lanjutkan ke halaman
berikutnya dan ulangi lagi. Setelah anak tampaknya mulai mengerti, tanya
dengan pertanyaan lain, seperti “Coba temukan warna kesukaan kalian di
kedua halaman buku”.
Gambar 9.2.
Buku Flip Bolak-balik Berwarna
3. Serba-serbi Hewan
a. Bahan
Cetakan kue berbentuk hewan, karton putih, pensil, stapler.
b. Kegiatan
1) Sediakan cetakan kue berbentuk hewan, dan dorong anak untuk
menjiplak bentuknya pada karton putih.
2) Di dalam bentuk hewan tersebut, bantu anak menuliskan huruf yang ada
pada awal nama hewan yang dijiplak. Misalnya, apabila anak menjiplak
bentuk kucing maka ia harus menulis huruf K.
3) Jika mungkin, cobalah mencari bentuk hewan dari tiap huruf dalam
abjad. Stapler seluruh halaman menjadi satu untuk membuat buku abjad.
Simpan buku tersebut di sentra perpustakaan.
9.50 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
a. Bahan
Buku cerita mengenai ulat bulu, kertas tisu (warna merah, kuning, dan
hijau), lem, piring kertas.
b. Kegiatan
1) Bacakan buku mengenai ulat bulu pada anak. Katakan bahwa mereka
akan membuat ulat bulu kelas.
2) Bantu anak menggunting atau merobek-robek kertas tisu menjadi
potongan-potongan kecil. Minta anak merekatkan kertas tisu pada piring
kertas. Saat karya tiap anak mengering, gabungkan untuk membuat ulat
bulu raksasa pada dinding kelas.
3) Buat kepala ulat bulu dengan menambahkan mata, mulut, dan sungut
pada piring kertas.
a. Bahan
Buku mengenai ibu, kertas pink dan putih ukuran 21,25 cm × 27,5 cm,
mesin fotokopi, gunting, lem batangan, krayon.
b. Kegiatan
1) Sebelum hari Ibu, bacakan cerita tentang ibu pada anak-anak. Fotokopi
kalimat ’Kita akan membaca buku tentang Ibu’ pada selembar kertas.
Buat satu lembar untuk tiap anak.
2) Buat gambar kursi sofa untuk 1 orang dan fotokopi pola kursi tersebut
pada kertas pink, dan buat 1 untuk tiap anak.
3) Letakkan buku, pola kursi merah jambu, dan kertas putih. Ajak anak
menggunting kursi merah jambu dan merekatkannya pada kertas putih,
di bawah kalimat ’Kita akan membaca buku tentang Ibu’.
4) Ajak anak membuat gambar diri bersama ibu dengan krayon pada
beberapa lembar kertas. Untuk anak yang lebih kecil dapat diganti
dengan menempel foto-foto yang sudah jadi. Kursi merah jambu yang
sebelumnya telah digunting anak dapat dijadikan sebagai caver (halaman
muka) buku tersebut.
z PAUD4407/MODUL 9 9.51
Gambar 9.3.
Kursi untuk Ibuku
a. Bahan
Buku mengenai persamaan dan perbedaan, kertas gambar, spidol dan
krayon, lem, benang wol, kancing atau kancing mata, karton besar, foto
anggota keluarga, gambar-gambar di majalah, stapler atau perforator
(pembolong kertas), dan benang.
b. Kegiatan
1) Bacakan buku mengenai persamaan dan perbedaan kepada anak.
2) Minta tiap anak menggambar potret diri. Biarkan mereka menempelkan
benang wol sebagai rambut, dan mata mainan atau kancing sebagai mata.
Minta anak mendeskripsikan gambaran tentang diri sendiri. Anda
membantu menuliskan deskripsinya di bawah gambar. Anak yang lebih
besar dapat menuliskan sendiri deskripsi mereka.
3) Minta anak merekatkan potret mereka pada kertas yang lebih besar.
Dorong anak untuk menghias kertas, dengan merekatkan foto anggota
keluarga di sekitar potret mereka. Mereka juga dapat merekatkan gambar
9.52 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
7. Tertulis di Bintang
a. Bahan
Karton kuning, gunting, spidol, majalah bekas, karton tebal, lem, alat
laminating, kantong huruf.
b. Kegiatan
1) Gunting 4 bintang dari kertas kuning, dengan ukuran lk 10 cm. Tuliskan
huruf yang berbeda pada tiap bintang (lebih baik jika anak telah
mengenal atau sedang mempelajarinya).
2) Gunakan majalah bekas dan guntinglah 3 gambar yang berkaitan dengan
bunyi awalan dari tiap 4 huruf yang telah dipilih. Jadi, jumlah
keseluruhan ada 12 gambar (3 gambar × 4 huruf). Contohnya, gunting
gambar bola, badut, dan bunga untuk mewakili huruf B. Rekatkan tiap
gambar tersebut pada sepotong karton tebal ukuran 10 cm × 10 cm.
3) Laminating ke-4 bintang dan 12 kartu gambar tersebut agar tahan lama,
dan guntinglah.
4) Gantung kantong huruf setinggi mata anak.
5) Diskusikan nama tiap huruf pada tiap bintang. Secara acak, letakkan tiap
bintang dengan arah yang sama di bagian atas kantong huruf.
6) Edarkan kartu gambar, dan dorong anak untuk menentukan huruf
awalnya.
7) Biarkan tiap anak meletakkan gambarnya di bawah bintang berhuruf
yang sesuai.
8. Pohon Persahabatan
a. Bahan
Karton tebal, gunting, spidol, batu, kaleng soda kosong (dibersihkan dan
dikeringkan), ranting, benang.
z PAUD4407/MODUL 9 9.53
b. Kegiatan
1) Bicarakan mengenai teman, dan hal-hal apa yang membuat seseorang
dinilai sebagai teman yang baik. Minta anak membicarakan sahabatnya,
dan apa yang telah dilakukan para sahabat itu untuknya.
2) Buatlah pohon persahabatan dari ranting kering. Untuk buah dari pohon
itu, gunting lingkaran dari karton tebal dan gambarlah wajah sedang
tersenyum. Lalu pendidik menuliskan ’sahabatku.....’ pada tiap
lingkaran.
3) Berikan gambar wajah yang sedang tersenyum tersebut pada tiap anak.
Dorong anak untuk mewarnai wajah tersebut, dan menuliskan atau
mendiktekan pada pendidik apa yang telah dilakukan sahabat mereka
atau arti sahabat bagi mereka.
4) Isi kaleng dengan batu dan tancapkan ranting pohon di antara bebatuan.
Gunakan benang untuk menggantung wajah-wajah kecil yang sedang
tersenyum pada pohon persahabatan tersebut.
Gambar 9.4.
Pohon Persahabatan
9.54 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
a. Bahan
Buku catatan yang dijilid spiral (1 buku untuk tiap anak), kertas
prakarya, spidol dan krayon, gunting, lem, gambar tempel, lakban bening,
ember besar plastik bergagang (dengan bentuk dan warna menarik), stoples
bening.
b. Kegiatan
1) Perkenalkan anak pada ide membuat catatan harian, dengan
menunjukkan buku tulis kepada mereka. Jelaskan bahwa tiap anak akan
mendapat buku tersebut. Mereka dapat menggunakan buku itu untuk
menggambar, menuliskan kata-kata yang mereka ketahui atau
mendiktekan cerita (dibantu pendidik dalam menuliskannya).
2) Beri tiap anak selembar kertas untuk merancang label bagi buku catatan
harian mereka. Ajak anak menggunakan spidol dan krayon untuk
menggambar di kertas. Mereka dapat menggunting dan menempelkan
kertas untuk membuat kolase bagi buku harian mereka atau merekatkan
gambar tempel yang disukai ke kertas.
3) Minta anak menggunting label mereka dan merekatkannya pada bagian
depan buku catatan menggunakan lakban bening.
4) Tunjukkan ember pada anak dan jelaskan bahwa mereka dapat
menyimpan buku harian mereka saat sedang tidak digunakan (gunakan
ember yang bentuk dan warnanya lebih cantik dari pada ember biasa).
5) Biarkan anak menggunakan perlengkapan kerajinan tangan dan gambar
tempel untuk menghias ember. Buat label untuk ember mereka ’ember
buku harian’ dan tempelkan pada ember tersebut.
6) Simpan ember buku harian di pojok menulis. Ingatkan anak-anak untuk
menggunakan buku harian tersebut setiap hari. Anak-anak dapat
menuliskan, menggambar atau mengarang cerita hal-hal yang menarik
minat mereka. Setelah beberapa hari, Anda tidak akan harus
mengingatkan mereka lagi untuk menggunakan buku harian tersebut.
Anak akan terbiasa melakukannya sendiri.
7) Tiap beberapa minggu sekali, bacalah buku-buku harian itu bersama
anak, dan kirimkan kopi dari lembar yang sudah dibaca tersebut ke
rumah untuk dibaca orang tua/saudara si anak.
z PAUD4407/MODUL 9 9.55
8) Jika mau, simpan buku harian tersebut dalam ember. Ember juga dapat
digunakan sebagai tempat Anda menyimpan catatan kejadian sehari-hari
serta dokumen/foto acara istimewa tiap anak. Rekatkan foto acara
istimewa ke halaman buku harian, dan minta anak mendiktekan pendapat
mereka pada Anda. Catatlah pendapat mereka di halaman tersebut.
9) Jika jumlah anak cukup banyak maka perlu disediakan 2−3 ember.
L A TIH A N
2) Apa saja yang perlu Anda perhatikan jika ingin membacakan cerita pada
bayi usia 1−2 tahun di sentra persiapan? Apa pula yang harus
diperhatikan jika yang dihadapi adalah anak toddler (usia 2−4 tahun)?
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 2
1) Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih buku cerita untuk
anak usia dini, kecuali....
A. alur cerita sederhana
B. halaman buku berwarna
C. terdapat pengulangan kata
D. ilustrasi pada halaman tertentu
z PAUD4407/MODUL 9 9.59
6) Jika bayi usia 1−2 tahun tampak sudah mulai tidak tertarik dengan cerita
yang dibacakan pendidik maka sebaiknya pendidik....
A. segera mengakhiri sesi membacakan cerita
B. meminta anak-anak untuk sedikit bersabar
C. menyelingi dengan nyanyian lalu membacakan cerita lagi
D. meletakkan jari telunjuk di depan mulut agar anak-anak tetap tenang
7) Jika anak-anak meminta dibacakan buku cerita yang sama dari hari ke
hari maka sebaiknya pendidik....
A. segera mengalihkan ke jenis kegiatan yang lain.
B. menawarkan buku lain yang tampak lebih menarik
C. memenuhi permintaan anak untuk membacakan ulang
D. meminta anak yang membacakan karena pendidik sudah bosan
9.60 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
9) Kaset rekaman yang sesuai untuk anak usia dini perlu memenuhi kriteria
berikut, kecuali....
A. suara narator bervariasi
B. durasi pendek
C. sesuai dengan buku
D. narator harus anak-anak
10) Anak dapat lebih cepat belajar jika menggunakan kata-kata yang
mempunyai makna bagi kehidupan mereka. Pendapat ini berdasarkan
pengalaman pribadi dari ....
A. Sylvia Ashton Warner
B. Sue Bredekamp
C. Diane Lapp
D. Rebecca Isbell
Tes Formatif 1
1) B. Menurut Warner, kata pertama bagi anak harus merupakan ikatan
yang organik, artinya lahir dari dinamika hidup anak tersebut.
2) A. Huruf yang pertama dikenal anak usia dini biasanya adalah huruf
dari nama dirinya.
3) C. Sentra persiapan terutama ditujukan pada ranah perkembangan
kognitif dan motorik halus.
4) D. Pojok pertukangan tidak terdapat di sentra persiapan.
5) B. Manfaat dari pojok baca di sentra persiapan untuk Ani adalah
belajar berkompromi dengan berbagai situasi sulit.
6) D. Salah satu langkah yang harus dilakukan pendidik sebagai pijakan
sebelum anak main di sentra persiapan adalah merancang dan
melaksanakan peralihan main dengan teratur.
7) B. Salah satu langkah yang harus dilakukan pendidik sebagai pijakan
selama anak main di sentra persiapan adalah membantu anak di
tahapan yang mereka perlukan.
8) A. Doni berada pada tahap perkembangan menggunting terus-menerus
sepanjang kertas.
9) D. Fatih sedang berada pada tahap menulis yang disebut coretan acak.
10) C. Anna masih berada pada tahap menggunakan buku melihat-lihat
buku.
Tes Formatif 2
1) D. Ilustrasi untuk buku anak usia dini terdapat pada setiap halaman,
bukan halaman tertentu.
2) A. Pojok perpustakaan sebaiknya tidak diletakkan di dekat pojok kerja
karena akan mengganggu konsentrasi anak dalam membaca.
3) B. Peralatan yang sesuai untuk disediakan di pojok pembuatan buku
adalah kertas bergaris, pena, guling, stempel.
4) B. Kartu seri, manik-manik, silinder berbagai ukuran sering digunakan
di sentra persiapan sebagai bahan-bahan untuk pengurutan pola.
5) B. Menurut Nurss, kegiatan bermain peran, dramatisasi dan
menceritakan kembali juga dapat dilakukan di sentra persiapan,
khususnya pada pojok bahasa lisan.
z PAUD4407/MODUL 9 9.63
6) A. Jika bayi usia 1−2 tahun tampak sudah mulai tidak tertarik dengan
cerita yang dibacakan pendidik maka sebaiknya pendidik segera
mengakhiri sesi membacakan cerita.
7) C. Jika anak-anak meminta dibacakan buku cerita yang sama dari hari
ke hari maka sebaiknya pendidik memenuhi permintaan anak untuk
membacakan ulang.
8) B. Agar anak dapat memperagakan kemampuan visual untuk
mempermudah kegiatan pengembangan di sentra persiapan dapat
dilakukan antara lain dengan cara pendidik mencontohkan menulis
kata di depan anak-anak sehingga anak dapat mengikuti arah tulisan.
9) D. Kaset rekaman yang sesuai untuk anak usia dini tidak harus diisi
narator anak-anak.
10) A. Anak dapat lebih cepat belajar jika menggunakan kata-kata yang
mempunyai makna bagi kehidupan mereka. Pendapat ini
berdasarkan pengalaman pribadi dari Sylvia Ashton Warner
9.64 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Daftar Pustaka
Charner, Kathy; Murphy, Maureen & Ford, Jennifer. (2005). Brain Power
Permainan Berbasis Sentra Pembelajaran untuk Anak Usia 3 sampai 6
Tahun. Penerjemah: Dian Pertiwi. Jakarta: Erlangga For Kids.
Depdiknas. (2004). Bahan Pelatihan Lebih Jauh tentang Sentra dan Saat
Lingkaran. Jakarta: Dit. PADU Depdiknas.
Dodge, Diane Trister & Colker, Laura J. (1999). The Creative Curriculum for
Early Childhood. 3th Edition. Washington: Teaching Strategies Inc.
Dombro, Any Laura, Colker, Laura & Dodge. (1999). The Creative
Curriculum for Infants & Toddlers. Revised Edition. Washington:
Teaching Strategies Inc.
Flodd, James dan Lapp, Diane. (1981). Language/Reading Instruction for the
Young Child. New York: Mac Milan Publisher.
PENDAHULUA N
Anda juga perlu membaca rangkuman yang disajikan dalam tiap akhir
kegiatan belajar untuk membantu Anda mengingat kembali pokok-pokok
pembahasan pada kegiatan belajar tersebut. Selain itu, diharapkan Anda juga
mengerjakan latihan dan tes formatif yang telah disiapkan sehingga
pemahaman Anda akan lebih komprehensif. Tes formatif dikembangkan
dengan maksud membantu Anda mengukur tingkat pemahaman Anda
terhadap materi yang dipaparkan.
Kegiatan Belajar 1
botol bayi, dan mencoba memberi makan sebuah boneka). Piaget menyatakan
bahwa keterlibatan anak dalam main peran dan upaya anak mencapai tahap
yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak lainnya disebut sebagai
collective symbolism. Ia juga menerangkan percakapan lisan yang anak
lakukan dengan diri sendiri sebagai idiosyncratic soliloquies.
Main peran tidak hanya dilakukan sudut rumah tangga. Main peran
adalah praktik anak dalam kegiatan kehidupan nyata yang memberikan
kesempatan pada anak untuk membayangkan dirinya ke dalam masa depan
dan menciptakan kembali kondisi masa lalu. Main peran mendukung
perkembangan anak secara keseluruhan kognisi, sosial, emosi, dan fisik.
Penelitian menunjukkan bahwa main peran mendukung perkembangan
kognitif, rangkaian ingatan, penerimaan kosakata, konsep-konsep hubungan
kekeluargaan, pengendalian diri, pengambilan sudut pandang spasial, afeksi
dan kognisi (Gowen, 1995).
Tabel 10.1.
Awal Munculnya Main Peran
Tabel 10.2.
Tahap Perkembangan Sosial dalam Bermain
Tahap Keterangan
a. Perilaku Tidak Anak tidak bermain, tetapi terlibat dalam “perilaku tidak peduli.”
Peduli
b. Perilaku Anak memperhatikan anak lain saat bermain. Mereka mungkin
Penonton berinteraksi secara lisan, tetapi tidak ikut main.
z PAUD4407/MODUL 10 10.9
Tahap Keterangan
c. Main Sendiri Anak terlibat dalam main dengan diri sendiri. Main yang dimaksud
sepenuhnya diatur dirinya sendiri.
d. Main Anak main dekat dengan anak lainnya. Anak terlibat dalam
Berdampingan permainannya sendiri, tetapi senang dengan kehadiran anak
lainnya.
e. Main Bersama Anak main dengan anak lain dalam satu kelompok. Ia dapat saling
bertukar bahan main, tetapi tidak ada tujuan yang direncanakan.
f. Main Kerja Anak main dengan anak lainnya dan mainnya memiliki tujuan
Sama yang direncanakan. Anak merencanakan permainan dan mengambil
peran tertentu.
1. Pijakan Lingkungan
Butir-butir di bawah ini merupakan pijakan lingkungan yang perlu
dilaksanakan pendidik pada sentra main peran.
a. Pengelolaan awal lingkungan main peran dengan menghitung tempat
main (tiga tempat untuk setiap anak).
b. Merencanakan pengalaman densitas dan intensitas main peran.
c. Menggunakan berbagai alat-alat murah yang mendukung tahap
perkembangan anak yang terlibat dalam pengalaman main peran.
d. Memilih bahan keaksaraan yang tersedia seperti buku-buku, kertas,
pensil.
e. Menata lingkungan main peran untuk mendukung keberhasilan
hubungan sosial.
z PAUD4407/MODUL 10 10.11
disimpan dalam kabinet atau wadah penyimpanan, letakkan label tiap benda
pada bagian luar pintu lemari atau di samping wadah penyimpanan. Ini
membantu anak-anak mengetahui benda apa yang ada di dalam.
Pakaian dapat digantung pada gantungan dengan label atau foto tiap
benda ditempel di atas gantungan tersebut. Topi dan peralatan lain dapat
disimpan dalam lemari dengan gambar label untuk menunjukkan di mana
setiap benda tersebut seharusnya berada. Tempat penyimpanan yang rapi dan
ruang yang tersusun dengan tepat dapat membantu menciptakan lingkungan
yang dapat memfasilitasi permainan anak.
5. Efektivitas Area
Pendidik perlu mengamati kegiatan anak di dalam sentra main peran.
Pengamatan membuat pendidik tahu kapan harus menambah peralatan,
membuat penataan baru atau menyediakan rangsangan baru untuk permainan
anak dalam bentuk perjalanan atau aktivitas bermain peran yang
direncanakan. Berikut ini ada beberapa pertanyaan yang dapat menjadi
pertimbangan pendidik dalam menciptakan efektivitas penggunaan sentra.
a. Seberapa sering sentra main peran digunakan?
b. Anak-anak yang mana yang cenderung lebih sering memilih sentra main
peran?
c. Siapa yang jarang atau tidak pernah mau bermain di sentra main peran,
dan bagaimana saya dapat melibatkan anak dalam kegiatan bermain
peran?
d. Apakah anak laki dan perempuan menggunakan sentra main peran? Jika
hanya anak perempuan menggunakan area itu, haruskah saya melibatkan
perlengkapan anak lelaki?
e. Peralatan mana yang lebih sering digunakan? Peralatan mana yang tidak
pernah digunakan? Apakah ada peralatan yang perlu diganti?
f. Berapa banyak perlengkapan yang digunakan?
g. Apakah anak-anak dapat membereskan peralatan di sentra main peran
dengan mandiri?
a. Bahan
1) Celemek tukang cukur yang terbuat dari plastik atau bahan(rok lilit
dengan pengait velcro cocok untuk digunakan).
2) Satu sisir plastik kecil untuk tiap anak.
3) Satu kursi besar.
4) Beberapa kursi kecil.
5) Dua atau tiga meja kecil berbentuk segi empat.
6) Majalah atau buku komik tua.
7) Kardus atau karton.
8) Spidol.
9) Mesin kasir mainan.
10) Gunting anak yang sudah tidak terpakai.
11) Poster dan buku model rambut tidak terpakai.
b. Kegiatan bermain
1) Rombak area pemeliharaan rumah menjadi tempat cukur. Jika
memungkinkan, pindahkan tungku dan kulkas dari area tersebut. Jika
Anda tidak dapat memindahkannya, balikkan ke arah dinding. Anda
dapat menggunakan bagian belakangnya untuk menempelkan foto
model-model rambut.
2) Letakkan kursi besar di tengah ruangan. Jika Anda mempunyai
kelompok besar anak siapkan dua atau tiga kursi cukur.
3) Sediakan kursi kecil di pinggir area untuk menciptakan area tunggu
kemudian letakkan meja kecil di antara kursi-kursi kecil tersebut.
4) Letakkan majalah tua, buku tentang model rambut, mesin kasir, dan
uang-uangan di atas meja kecil tersebut.
5) Gunakan kardus atau karton dan spidol untuk membuat papan nama bagi
tempat cukur Anda. Gantung papan nama tersebut di atas pintu masuk
”tempat cukur”
6) Beri tiap anak sisir plastik sendiri (sebaiknya Anda menuliskan nama
masing-masing anak pada sisir tersebut). Ingatkan anak untuk membawa
dan menggunakan sisir mereka masing-masing.
10.18 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
c. Pengembangan kegiatan
1) Minta anak untuk membuat gambar sederhana saat rambut mereka
dicukur kemudian buatlah cerita.
2) Cantumkan cerita mereka di samping foto masing-masing anak,
kemudian jilid menjadi satu buku.
3) Ciptakan sampul buku dan berilah judul yang mencolok, seperti ”Cukur
yuk”.
4) Berikan kesempatan pada anak secara bergiliran untuk membawa pulang
buku tersebut.
2. Liburan di Pantai
a. Bahan
1) Kertas lipat warna kuning dan putih.
2) Gunting.
3) Kertas koran.
4) Benang atau senar.
5) Kolam renang karet ukuran sedang.
6) Dua atau tiga kursi pantai ukuran rendah.
7) Satu kursi lipat ukuran anak.
8) Ban penyelamat.
9) Kostum pantai (pakaian renang, kaca mata hitam dan topi pet).
10) Perlengkapan pantai (keranjang piknik, selimut, piring plastik, dan botol
tabir surya yang kosong).
11) Handuk pantai.
b. Kegiatan bermain
1) Minta anak membantu Anda membuat ”matahari” dan beberapa ”awan”
putih tebal menggunakan kertas lipat. Buat ”awan” lebih tebal dengan
menyatukan dua bentuk awan menggunakan stapler dan mengisinya
dengan kertas bekas atau kertas koran.
z PAUD4407/MODUL 10 10.19
c. Pengembangan kegiatan
Karyawisata, ajak anak berpiknik ke pantai atau danau terdekat.
3. Dokter! Dokter!
a. Bahan
1) Kursi dan meja kecil.
2) Agenda.
3) Pesawat telepon bekas.
4) Majalah.
5) Seprei putih yang bersih.
6) Nampan dengan peralatan kedokteran, seperti stetoskop, suntikan
mainan dari plastik, ban pengukur tekanan darah, termometer kuping,
sedotan sebagai termometer, tongkat es krim sebagai penekan lidah.
10.20 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
b. Kegiatan bermain
1) Undanglah seorang petugas kesehatan profesional untuk mengunjungi
kelas Anda. Minta ia membawa peralatan kesehatan untuk dipegang dan
dieksplorasi anak. Jika memungkinkan, adakan karyawisata ke rumah
sakit atau ruang praktik dokter terdekat.
2) Minta anak membantu menyiapkan sebuah rumah sakit atau ruang
praktik dokter di area pemeliharaan rumah. Sediakan area menerima
tamu (dua atau tiga kursi dan meja kecil untuk pasien yang mengantri,
serta kursi dan meja resepsionis) di dekat pintu masuk di area
pemeliharaan rumah tersebut.
3) Letakkan pesawat telepon tidak terpakai, agenda dan pensil di meja
resepsionis. Letakkan majalah di atas meja di area tunggu.
4) Letakkan dua atau tiga meja kecil di area lainnya. Tutupi tiap meja
dengan seprei putih untuk digunakan para “dokter” sebagai meja periksa.
Tambahkan satu meja kecil lagi untuk meletakkan peralatan dokter.
Namailah kantor tersebut kemudian buatlah tanda menggunakan karton
tebal dan spidol. Gantung tanda tersebut di atas pintu masuk.
5) Tambahkan kostum pakaian dokter seperti topi dan jubah sekali pakai,
kemeja putih, sarung tangan plastik.
6) Rekatkan hasil rontgen yang sudah tak terpakai di jendela yang terkena
sinar matahari.
7) Letakkan keranjang sampah di dekat meja periksa. Pastikan anak
membuang termometer dari sedotan dan penekan lidah setelah di
gunakan.
z PAUD4407/MODUL 10 10.21
8) Umumkan jika ruang praktik dokter atau rumah sakit dibuka untuk
umum secara bergiliran. Dorong anak bermain peran sebagai penerima
tamu, dokter dan pasien.
9) Jika anak menginginkan, anak diperbolehkan membawa boneka
kesayangan mereka sebagai pasien rumah sakit.
c. Pengembangan kegiatan
Buatlah ambulans dari sebuah kardus besar. Gambari kardus agar mirip
dengan ambulans. Gunting dua pegangan tangan di kedua sisi kardus. Anak
dapat menggunakan ambulans untuk membawa “pasien” ke rumah sakit. Dua
anak dapat masuk ke dalam kardus sekaligus kemudian menggenggam
pegangan dan mengangkat kardus sambil berpura-pura mengemudi.
4. Pompa Bensin
a. Bahan
1) Dua atau tiga buah kardus kulkas dan tali tambang.
2) Dua atau tiga buah semprotan selang.
3) Mesin kasir mainan.
4) Uang-uangan.
5) Peralatan montir, seperti kunci inggris, tang dan obeng.
6) Sarung tangan montir.
7) Topi pet.
8) Baju montir.
9) Karton tebal.
10) Spidol/krayon.
11) Ember.
12) Spons.
13) Serbet.
b. Kegiatan bermain
1) Area kegiatan ini dapat diadakan di luar atau di dalam ruangan,
tergantung dari kebutuhan anak dan luas ruangan yang dimiliki.
10.22 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
2) Biarkan anak membantu Anda melukis dan menghias kardus kulkas agar
menyerupai pompa bensin. Rekatkan seutas tambang di setiap kardus.
Pastikan tambang tersebut cukup panjang untuk menjangkau kendaraan
mainan. Rekatkan semprotan selang pada ujung lainnya.
3) Letakkan meja di dekat pompa bensin, letakkan mesin kasir dan uang-
uangan di atas meja.
4) Letakkan peralatan dan sarung tangan montir di atas meja lainnya dekat
pompa.
5) Letakkan topi pet, sarung tangan, dan baju montir di area kostum.
6) Buka pompa bensin untuk umum.
7) Ajak anak mengendarai kendaraan mainan ke pompa bensin. Anak dapat
berpura-pura mengisi bensin, dan membetulkan kendaraan mereka
dengan menggunakan peralatan montir yang ada. Ingatkan anak agar
memeriksa oli.
8) Jika kegiatan berlangsung di luar ruangan tambahkan acara mencuci
mobil agar lebih menarik. Letakkan beberapa ember spon dan serbet
kertas di dekat pompa bensin, kemudian biarkan anak benar-benar
mencuci kendaraannya.
c. Pengembangan kegiatan
1) Adakan karya wisata ke pompa bensin.
2) Minta petugas membawa anak melihat pompa bensin.
3) Pastikan anak melihat pompa bensin, pompa ban, dan etalase produk
perawatan mobil.
4) Jika ingin meminta seorang petugas pompa bensin atau montir
sungguhan untuk datang ke kelas, pastikan ia membawa peralatan yang
dapat dieksplorasi oleh anak.
L A TIH A N
RA NGK UMA N
(b) perilaku penonton, (c) main sendiri, (d) main berdampingan, dan
(e) main kerja sama.
6. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bermain peran, yaitu
(a) anak memiliki ritme perkembangan yang berbeda, dan
(b) pengalaman yang diperoleh oleh anak.
7. Terdapat dua jenis main peran dalam pendekatan BCCT, yaitu
bermain peran makro dan bermain peran mikro.
8. Pada pendekatan BCCT terdapat empat pijakan yang perlu
dilakukan pendidik dalam sentra bermain peran, yaitu (a) pijakan
lingkungan main, (b) pijakan sebelum bermain, (c) pijakan saat
main, dan (d) pijakan setelah bermain.
9. Terdapat lima komponen yang harus diperhatikan dalam menata
sentra bermain peran, yaitu menciptakan ruang, memilih alat dan
bahan bermain, penataan dan penyimpanan, memberikan label pada
alat dan perlengkapan, serta mempertimbangkan efektivitas
penggunaan area bermain peran.
TES FORMATIF 1
2) Berikut ini adalah pentingnya main peran pada anak usia dini,
kecuali anak ….
A. belajar untuk membangun kerja sama
B. membangun kemampuan untuk berkonsentrasi
C. mempelajari keterampilan hidup (life skill)
D. belajar tentang fenomena alam
C. sosial
D. motorik halus
7) Anak senang mengulang suatu tindakan atau adegan adalah salah satu
tahap awal munculnya main peran yang menandakan anak berada dalam
tahap ….
A. agen aktif
B. urutan belum berbentuk cerita
C. pengganti
D. pura-pura dengan benda atau orang
Kegiatan Belajar 2
Rasa ingin tahu anak usia dini sangat tinggi. Rasa ingin tahu tersebut
perlu difasilitasi oleh orang dewasa sehingga akan mendatangkan manfaat
bagi dirinya dan masyarakat di sekitarnya. Sebagaimana kata-kata bijak
”teach less learn more” yang maksudnya agar pendidik tidak perlu mengajar
banyak untuk memenuhi rasa ingin tahu anak. Cukup dengan memberikan
kesempatan bagi anak untuk terus mempelajari semua yang ada di sekitarnya
untuk memenuhi rasa ingin tahu anak.
Anak usia dini mulai dapat diperkenalkan dengan alam. Pembelajaran
perlu mulai melibatkan lingkungan anak untuk memperkaya pengalaman
anak. Anak akan belajar bereksperimen, bereksplorasi, dan menginvestigasi
lingkungan sekitarnya sehingga anak mampu membangun suatu pengetahuan
yang nantinya dapat digunakan pada masa dewasanya.
Sentra sains adalah tempat yang dirancang untuk mengundang rasa ingin
tahu anak dan tempat di mana anak dapat menemukan berbagai macam
jawaban (discovery area). Sentra sains memberikan kesempatan pada anak
untuk melakukan eksplorasi tentang kejadian-kejadian yang terjadi sehari-
hari di sekitar anak dengan menggunakan pancaindra. Misalnya, mengapa
tanaman menjadi tinggi? Dalam sentra sains anak diajak untuk melakukan
percobaan dan melakukan pengamatan dan merangsang rasa ingin tahu anak
terhadap lingkungan sekitar, seperti “apa yang terjadi jika….?”. Pendidik
dalam sentra sains berperan untuk merangsang rasa ingin tahu anak dengan
cara memberikan berbagai macam pertanyaan pada anak yang berhubungan
dengan kegiatan sains. Ketika anak merespons pertanyaan pendidik, anak
mulai menggunakan keterampilan berpikir untuk melakukan pengamatan dan
percobaan.
10.28 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Sentra sains memiliki peran yang cukup penting bagi anak. Sentra ini
dapat mengembangkan kepekaan dan kepedulian anak pada lingkungan
sekitar. Berikut ini adalah pentingnya kegiatan dalam sentra sains dalam
mengembangkan perkembangan anak.
b. Perkembangan fisik-motorik
Kegiatan sentra sains dapat melatih kemampuan motorik halus anak,
misalnya pada saat anak menggunakan pinset, pipet, dan pada saat menekan
alat pompa minyak. Sentra sains juga dapat membantu anak mengembangkan
kemampuan koordinasi tangan dan mata (hand eye coordination). Selain
perkembangan motorik halus, sentra sains juga dapat membantu anak untuk
mengembangkan kemampuan motorik kasar, misalnya pada kegiatan
mengukur luas ruang dengan menggunakan langkah kaki dan tambang.
c. Perkembangan kognitif
Dalam sentra sains anak belajar untuk menggunakan keterampilan
berpikir. Misalnya, pada kegiatan mengamati (observing) dan mengajukan
pertanyaan tentang benda atau objek yang sedang diamati oleh anak.
Kegiatan mengamati tanaman dapat merangsang rasa ingin tahu anak tentang
bagaimana tanaman bisa bertambah tinggi. Kegiatan dalam sentra ini juga
mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir ilmiah, seperti membuat
z PAUD4407/MODUL 10 10.29
a. Keaksaraan (literacy)
Kegiatan sentra sains membantu anak mempelajari kosakata baru baik
berupa bunyi dan tulisan yang digunakan dalam istilah sains, misalnya panas,
dingin, tumbuh, bunga, buah. Saat melakukan kegiatan di sentra sains anak
diajak untuk merangkai jawaban, menggambarkan dan menuliskan (jika
mampu) hasil kegiatan dan membaca buku-buku yang berhubungan dengan
kegiatan sains.
b. Matematika
Kegiatan di sentra sains mengembangkan kemampuan anak untuk
membuat hubungan, misalnya membuat hubungan ikan dengan air.
Keterampilan matematika lain yang dapat dilakukan di sentra sains, yaitu
membuat pola, mengelompokkan, membandingkan, mengukur, mengenal
geometri, mengumpulkan data hasil pengamatan dan berhitung. Misalnya
anak mengelompokkan bentuk daun, membuat pola daun (daun mangga,
daun belimbing, daun mangga, daun belimbing), membandingkan bentuk
daun mangga dan daun belimbing, dan berbagai macam kegiatan lainnya
untuk mengenal daun mangga dan belimbing.
c. Pengetahuan sosial
Kegiatan di sentra sains membantu anak belajar tentang posisi tempat
atau ruang (spasial) dan pengetahuan awal geografi. Misalnya, “mobil
berjalan lebih cepat di jalan yang menurun”. Kata menurun menerangkan
tentang posisi tempat. Pada saat anak melakukan aktivitas di sentra sains
secara berkelompok, anak belajar untuk bekerja sama, berbagi, menunggu
giliran dan menghargai pendapat orang lain.
d. Seni
Kegiatan di sentra sains juga mendorong anak untuk melakukan
percobaan yang berkaitan dengan seni, misalnya kegiatan mencampur warna,
dan meraba tekstur (kasar dan halus). Selain seni kriya, sentra sains juga
z PAUD4407/MODUL 10 10.31
e. Teknologi
Kegiatan di sentra sains akan meningkatkan kepekaan anak terhadap
teknologi sederhana, operasi sederhana, konsep dasar teknologi, dan
menggunakan alat. Misalnya, guru menyediakan alat pertukangan dan kursi
kecil yang rusak, atau menggunakan kamera untuk mengabadikan proses
metamorfosis kupu-kupu.
1. Pijakan lingkungan
Beberapa langkah yang perlu dilakukan pendidik untuk memberikan
pijakan lingkungan adalah sebagai berikut.
a. Mengelola awal lingkungan main dengan bahan-bahan yang cukup
(3 tempat eksplorasi untuk setiap anak).
b. Merencanakan intensitas dan densitas pengalaman. Intensitas adalah
banyaknya jumlah waktu yang disediakan untuk anak dalam melakukan
kegiatan di sentra. Untuk melakukan kegiatan di dalam sentra minimal
diberikan waktu selama 60 menit. Densitas adalah keragaman dan
kedalaman kegiatan yang disediakan oleh pendidik.
c. Menggunakan berbagai bahan yang mendukung tiga jenis main, yaitu
sensorimotor, pembangunan, dan main peran.
d. Memilih berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan.
e. Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang
positif.
10.32 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
1. Pemilihan Tempat
a. Sentra sains sebaiknya dipilih dekat dengan luar ruang atau ruang yang
terkena sinar matahari karena tanaman dan hewan memerlukan sinar
matahari untuk hidup. Sinar matahari yang masuk melalui jendela juga
dapat dimanfaatkan oleh anak untuk melakukan percobaan membuat
bayangan.
b. Sentra sains memiliki dua jenis area, yaitu area basah dan kering. Area
basah digunakan untuk melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan
becek yang diakibatkan oleh penggunaan air. Area basah sebaiknya
menggunakan lantai yang terbuat dari bahan yang mudah untuk
dibersihkan dan sebaiknya guru menyediakan alat pel yang dapat
digunakan oleh anak setiap waktu. Area kering digunakan untuk
melakukan kegiatan yang sifatnya tidak memerlukan bahan air. Area
kering dan area basah sebaiknya ditempatkan berdampingan.
c. Sentra sains sebaiknya dekat dengan sumber air, misalnya disediakan
kran air dengan wastafel. Air ini berguna misalnya untuk menyiram
tanaman, memberikan minuman pada hewan, dan juga untuk melakukan
percobaan dengan air.
setiap dua minggu sekali atau disesuaikan dengan tema yang sedang dikaji.
Akan tetapi ada beberapa peralatan yang selalu tersedia di sentra sains, yaitu
kaca pembesar, magnet, timbangan, dan berbagai wadah kecil untuk
melakukan kegiatan memilah dan mengklasifikasi.
Hal yang dapat dilakukan pendidik sebelum memilih dan melakukan
pergantian alat dan bahan adalah melakukan pengamatan terhadap minat
anak. Misalnya, seberapa sering anak menggunakan sebuah alat, seberapa
besar minat anak pada hewan, tumbuhan, dan berbagai macam kegiatan sains
lainnya. Berdasarkan pengamatan tersebut maka pendidik dapat membuat
keputusan alat dan bahan apa yang diganti maupun ditambah jumlahnya.
Untuk memperkaya koleksi alat dan bahan di sentra sains, pendidik
dapat melibatkan anak dan orang tua. Anak dan orang tua diberikan
pemberitahuan untuk mengumpulkan berbagai macam benda, misalnya
tulang ikan, ayam dan sapi, sisa makanan, bekas rontgen (untuk kegiatan
mengamati bagian tubuh manusia), tanaman, ulat, batu-batuan, kerang-
kerangan, biji-bijian, jamur yang tumbuh di batang pohon, bunga kering, dan
berbagai macam bahan lainnya atau dapat disesuaikan dengan tema yang
akan dibahas. Berikut ini beberapa contoh alat dan bahan yang dapat
dijadikan koleksi di sentra sains untuk menunjang dalam mempelajari tiga
pengelompokan besar dalam sains.
a. Ilmu fisika
1) Berbagai macam bentuk dan ukuran magnet.
2) Benda-benda yang terbuat dari logam dan bukan logam.
3) Prisma kaca.
4) Berbagai macam botol kosong dan botol yang diisi dengan berbagai
macam bahan.
5) Mainan yang rusak dan mainan bongkar pasang.
6) Bola dengan berbagai macam ukuran, bentuk, berat, dan bahan.
7) Cermin dengan berbagai macam bentuk dan ukuran.
8) Lensa dan kaca pembesar.
9) Teropong.
10) Senter.
11) Silinder dengan berbagai macam ukuran, bentuk, berat, dan bahan.
Misalnya, pipa paralon bekas atau gulungan karton bekas tisu toilet.
12) Termometer.
13) Gerobak kecil.
z PAUD4407/MODUL 10 10.35
b. Ilmu kehidupan/biologi
1) Berbagai macam hewan kecil yang tidak berbahaya (serangga, hamster,
ikan, kura-kura, semut, dan berbagai macam hewan lainnya) beserta
kandang tempat hidup hewan.
2) Tanaman kecil yang tidak beracun dan dapat disimpan dalam pot.
3) Benih tanaman dan umbi-umbian.
4) Stethotscope (untuk mendengarkan detak jantung)
5) Lembar film rontgen yang sudah tidak terpakai lagi, gunanya adalah
untuk mengamati susunan tulang, gigi dan untuk melihat bentuk tulang
dan gigi yang rusak. Rontgen ini dapat diminta dari dokter dan dokter
hewan.
6) Koleksi berbagai macam ranting, kerang, daun, tulang, bulu dan buah
kering.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pendidik dalam rangka
menjaga keamanan dan keselamatan pada saat anak bermain, yaitu sebagai
berikut.
1) Jangan berikan anak televisi dan komputer untuk dibongkar karena
keduanya memiliki komponen yang terbuat dari bahan kaca.
2) Potong kabel yang menghubungkan alat dengan listrik.
3) Hindari alat-alat yang mengandung kaca, seperti bohlam, tabung kaca.
4) Pantau terus anak dengan saksama selama anak melakukan kegiatan
bongkar pasang.
1. Mencicipi Rasa
a. Kegiatan
1) Sediakan kue atau keripik aneka rasa (diusahakan berbahan dasar sama,
misalnya berbagai macam rasa dan warna keripik kentang).
2) Anak bisa mencicipi rasa-rasa yang berbeda dari makanan itu.
10.38 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
b. Pertanyaan
1) Indra apa saja yang dipergunakan anak pada saat hendak mencicipi
makanan?
2) Rasa apa saja yang dapat dirasakan?
2. Mengamati Ulat
a. Kegiatan
1) Bahan yang perlu disediakan: ulat, makanan ulat, kaca pembesar.
2) Taruh ulat-ulat dalam wadah, berikan makanan.
3) Dengan kaca pembesar, amatilah hewan itu.
b. Pertanyaan
1) Berapa jumlah kaki ulat?
2) Bagaimana perilaku ulat ketika diberi makanan?
z PAUD4407/MODUL 10 10.39
a. Eksperimen
1) Sediakan wadah, air, cat, minyak, kuas, kertas putih.
2) Isi wadah dengan air.
3) Campur cat lukis dengan minyak sedikit, aduk dengan kuas.
4) Masukkan cat tersebut ke dalam air.
5) Usap permukaan air dengan kertas.
b. Pertanyaan
1) Bagaimana posisi cat ketika dimasukkan ke dalam air?
2) Apa yang terjadi pada lukisan jika minyak terlalu banyak?
6. Mencari Kupu-kupu
Anak bekerja dalam 2 kelompok, yaitu kelompok A dan B.
a. Kegiatan
1) Bahan yang perlu disediakan: kertas dengan gambar serangga aneka
bentuk dan ukuran, pensil warna/krayon, gunting.
2) Setiap anak dalam satu kelompok (misal kelompok A) memilih salah
satu gambar dan mewarnainya, lalu mengguntingnya.
3) Setelah digunting, anak mendapatkan kesempatan untuk
menyembunyikannya di suatu tempat yang membuat pencari gambar
kupu-kupu itu sulit menemukannya karena diletakkan di tempat yang
mirip warnanya dengan kupu-kupu.
10.40 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
b. Pertanyaan
1) Apakah jumlah gambar kupu-kupu yang disembunyikan sama dengan
yang ditemukan?
2) Mengapa ada gambar kupu-kupu yang sulit ditemukan?
a. Kegiatan
1) Sediakan 2 botol plastik, air, dan bawang bombai.
2) Masukkan bawang bombai ke dalam botol plastik, kemudian masukkan
botol plastik ini ke dalam botol plastik lain yang berisi air.
b. Pertanyaan
1) Apa yang terjadi?
2) Dapatkah bawang bombai tumbuh di dalam air?
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 2
2) Berikut adalah pentingnya sentra sains bagi anak usia dini, kecuali….
A. menjadikan anak mampu untuk mengenal diri sendiri
B. berpengaruh pada dimensi perkembangan
C. memahami konsep dasar sains
D. adanya pengetahuan lain yang terintegrasi di dalam sentra sains
8) Alat penunjang kegiatan sains seperti magnet, prisma kaca, dan berbagai
macam bentuk bola, dapat membantu anak memahami ilmu .…
A. Fisika
B. Kehidupan
C. Bumi
D. Lingkungan
9) Dalam penataan alat dan bahan di sentra sains dapat dibagi ke dalam tiga
jenis, kecuali ....
A. discovery trays
B. sensory tables
C. take parts special activities
D. undercover tables
Tes Formatif 1
1) B. Main peran adalah kegiatan bermain dengan cara anak melakukan
kegiatan meniru pelaku.
2) D. Anak belajar fenomena alam tidak termasuk pentingnya sentra main
peran pada anak usia dini.
3) A. Pengelompokan ciri merupakan pengembangan aspek kognitif.
4) C. Pengembangan motorik misalnya dapat menggunakan keterampilan
secara visual.
5) A. Tiga tahap utama dalam main peran, yaitu main peran meniru,
khayalan dan sosio-drama.
6) D. Anak berada dalam tahap bermain peran meniru.
7) B. Anak berada dalam tahap urutan belum berbentuk cerita.
8) C. Main berdampingan adalah main dekat dengan anak lainnya, terlibat
dalam permainan sendiri, tetapi senang dengan kehadiran anak lain.
9) B. Anak bermain peran menggunakan dirinya sendiri adalah jenis
bermain peran makro.
10) C. Membaca buku dan mendatangkan narasumber termasuk pijakan
sebelum main peran.
Tes Formatif 2
1) B. Sentra sains adalah sentra yang dapat mengembangkan kemampuan
anak untuk melakukan eksplorasi dan investigasi.
2) A. Menjadikan anak mampu mengenal dirinya sendiri tidak termasuk
peran sentra sains bagi anak usia dini.
3) D. Hal tersebut adalah pengaruh sentra sains pada perkembangan
motorik halus.
4) C. Anak dapat menghargai lingkungan hidup di sekitarnya adalah
konsep sains dalam kategori bumi dan lingkungan.
5) B. Cabang ilmu tersebut adalah teknologi.
6) D. Mengajarkan anak menggunakan alat dan bahan merupakan pijakan
sebelum kegiatan sentra.
7) D. Area basah dan kering adalah area-area yang ada di sentra sains.
8) A. Alat-alat tersebut termasuk dalam ilmu fisika.
9) D. Undercover tables tidak termasuk penataan dan bahan di sentra
sains.
10) B. Kegiatan mengamati ulat termasuk dalam ilmu kehidupan.
10.46 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Daftar Pustaka
Carroll, JA. (1991). Centers for Early Learners Throughout the Year.
Carthage: Good Apple.
Direktorat PAUD. (2004). Lebih Jauh tentang Sentra dan Saat Lingkaran.
Jilid 1−5. Jakarta: Depdiknas.
Dodge, Diane Trister and Laura J. Colker. (2006). The Creative Curriculum
for Early Childhood. 4th Edition. Washington D.C: Teaching Strategies.
PENDAHULUA N
Sebaiknya Anda mempelajari modul ini sampai tuntas dan cobalah untuk
mempraktikkannya. Anda juga perlu membaca rangkuman untuk melengkapi
pemahaman Anda. Selain itu, kerjakanlah latihan dan tes formatif untuk
mengukur pemahaman Anda.
Kegiatan Belajar 1
Sentra Balok
Balok adalah peralatan standar yang harus ada dalam ruang kelas anak
usia dini dan sangat penting untuk mengimplementasikan kurikulum yang
kreatif. Hollow block (Balok berongga) sangat ideal bagi anak untuk
melakukan permainan dramatis. Dalam waktu yang singkat balok yang besar
ini dapat menjadi sebuah boneka, rumah, bis atau pemadam kebakaran. Unit
block (balok-balok kecil dengan berbagai bentuk atau kita sebut balok satuan)
dapat memberikan kegiatan belajar yang sehat yang memungkinkan anak
memahami konsep-konsep yang dibutuhkan dalam matematika, ilmu
pengetahuan, geometri, studi sosial, dan banyak lagi.
Gambar 11.1.
Balok Satuan (Unit Block)
2. Kemampuan Berkomunikasi
Komunikasi diperlukan oleh anak manakala ia ingin menyatakan
pendapat atau keinginannya tentang sesuatu yang berhubungan dengan
bangunan yang sedang dibuatnya, kepada teman bermainnya atau kepada
pendidik. Kegiatan ini mengembangkan kemampuan berbahasa anak
khususnya bahasa lisan.
6. Pengetahuan Pemetaan
Pada waktu anak membuat bangunan rumah maka ia harus menetapkan
di mana letak ruang tamu, kamar tidur, dapur atau pada saat ia membangun
suatu apartemen yang besar, ia harus menentukan di mana letak lobi atau
bagaimana bentuk setiap lantai. Ini semua memberikan pengetahuan
pemetaan kepada anak.
1. Mengatur Ruang
Sentra balok, idealnya diletakkan dalam ruang tersendiri sehingga anak
akan mempunyai ruang gerak yang cukup dan suara mereka atau suara balok
z PAUD4407/MODUL 11 11.7
beradu, tidak akan mengganggu aktivitas anak lainnya. Namun, jarang sekali
lembaga PAUD (TPA, KB, dan TK) yang memiliki ruang khusus untuk
bermain balok. Biasanya tempat bermain balok di tempatkan di salah satu
sudut ruangan atau ruang kelas. Dalam hal ini, perlu diperhatikan ukuran dan
letak sudut/sentra balok tersebut.
Ukuran dan letak sudut/sentra balok adalah faktor penting untuk menarik
minat anak pada sudut ini. Tidak peduli bagaimana lengkapnya balok yang
dapat dipilihnya, anak tetap akan frustrasi apabila tempat untuk bermain
balok tidak sesuai atau memberinya banyak masalah. Untuk memaksimalkan
potensi balok sebagai bahan belajar yang efektif, anak membutuhkan ruang
dan lantai yang sesuai dan khusus diperuntukkan bagi permainan balok.
Gambar 11.2.
Tempat Bermain
Balok Harus
Cukup Luas
Gambar 11.3.
Area Balok pada Tiga Sisi
Gambar 11.4.
Alas Bermain Balok
mungkin bentuk dan ukuran. Semakin banyak bentuk dan ukuran balok yang
kita sediakan, anak akan semakin kreatif.
Untuk anak yang
belum berpengalaman
dalam bermain balok, kita
sebaiknya tidak
memperkenalkan terlalu
banyak bentuk dan ukuran
balok terlebih dahulu.
Segera setelah anak mulai
merasa nyaman dan
benar-benar terlibat dalam
bangunan yang dibuatnya
sehingga kehabisan balok,
Gambar 11.5. kita dapat menambah
Berbagai Macam Bentuk Balok Satuan balok dengan berbagai
bentuk dan ukuran.
b. Balok berongga (hollow blocks)
Balok berongga terbuat dari kayu dan ukurannya jauh lebih besar dari
balok satuan. Balok ini berbentuk persegi empat dengan ukuran 51/2 inci ×
11 inci × 11 inci. Ada lima balok lainnya dalam satu set, yaitu setengah segi
empat, segi empat kembar, dua lempeng papan rata, dan sebuah tanjakan.
Sisi-sisi balok berongga terbuka sehingga mudah membawanya. Oleh karena
biasanya anak senang membawa balok berongga berkeliling sentra balok,
balok-balok ini sangat baik untuk pengembangan otot besar anak. Anak kecil
juga senang merasa kuat karena dapat membawa benda yang besar. Dengan
balok berongga anak dapat menyusun bentuk yang besar, seperti sebuah
kapal motor, pesawat terbang, roket; dan kemudian menaikinya dan berpura-
pura menjadi kapten kapal, pilot atau astronot.
Gambar 11.6.
Hollow Blocks
z PAUD4407/MODUL 11 11.11
Gambar 11.7.
Balok Harus Dilengkapi dengan
Kelengkapan dan Asesorisnya
a. Pengaturan balok
Balok harus disimpan di rak setingkat
pandangan anak-anak agar anak mudah
menjangkaunya dan dikelompokkan
berdasarkan ukuran dan bentuk. Balok-balok
yang disusun teratur dan rapi pada rak,
memberikan kesan yang kuat kepada anak
bahwa balok itu penting. Jika anak dapat
melihat berbagai ukuran balok yang
berbeda, mereka akan dengan mudah
memilih balok yang dibutuhkannya.
Gambar 11.8.
Contoh Rak Balok yang Teratur
4. Memelihara Balok
Dengan benar-benar meletakkan balok secara benar di sudut balok, kita
dapat memaksimalkan pemeliharaan balok. Ruang yang memadai akan
membuat balok benar-benar dapat diletakkan dengan baik dan tidak saling
beradu pada saat penyimpanan. Balok kayu membutuhkan perawatan khusus
apabila ingin digunakan untuk waktu yang lama. Ampelas dapat digunakan
untuk meratakan permukaan yang sudah tidak rata lagi. Cat kayu dapat
digunakan untuk melindungi balok kayu.
Tabel 11.1.
Tahap Bermain di Sentra Balok
Beberapa pertanyaan yang dapat kita gunakan untuk diri kita sendiri
ketika kita mengamati seorang anak di sentra balok adalah berikut ini.
a. Tahap perkembangan bermain balok mana yang telah dicapai anak?
b. Apakah anak menggunakan waktu lebih banyak untuk berlatih tahap
tertentu, atau haruskah kita membantu anak untuk ke tahap selanjutnya?
c. Apakah anak membuat bangunan sendiri atau dengan anak lainnya?
Haruskah saya mendorong anak untuk bermain bersama anak lainnya?
d. Apakah anak menyadari perbedaan ukuran dan bentuk balok-balok
tersebut dan dapat mengembalikannya ke tempatnya semula dengan
benar? Jika tidak bagaimana kita dapat mendorong kesadaran anak?
e. Apakah anak berbicara tentang bangunan buatannya dan menjawab
pertanyaan kita? Haruskah kita menghabiskan lebih banyak waktu
dengan anak ini?
f. Apakah anak mampu mengatasi masalah secara mandiri? Bagaimana
kita dapat menolong anak memecahkan masalah?
balok maka yang terbaik adalah memilihkan waktu bermain untuknya pada
saat hanya sedikit anak yang bermain di sudut/sentra balok. Pendidik
mungkin mengatakan pada anak, ”Ibu/Bapak guru akan ke sudut/sentra
balok, kamu mau ikut?” Atau mungkin pendidik langsung pergi ke sentra
balok, duduk, mulai bermain balok, dan minta anak untuk membantu
menemukan balok atau kelengkapan balok tertentu.
Mengatasi masalah gender dalam bermain balok mungkin membutuhkan
konsentrasi. Dalam beberapa ruang kelas anak laki-laki menetapkan sentra
balok sebagai daerah khusus laki-laki. Mereka menyampaikan kepada anak
perempuan dengan ucapan dan dengan perbuatan bahwa anak perempuan
tidak diterima di daerahnya. Lebih jauh, anak perempuan sering mendapatkan
informasi dari luar bahwa pekerjaan bangunan adalah hanya untuk laki-laki.
Ini mungkin menjadi alasan mengapa kadang-kadang anak perempuan
merasa bahwa tempat mereka bukan di sudut/sentra balok. Akibatnya,
mungkin tahap perkembangan bermain baloknya akan tertinggal dari anak
laki-laki.
Sejak awal tahun sekolah, pendidik perlu menguatkan pendapat bahwa
sudut/sentra balok adalah untuk semua anak. Jika seorang atau sekelompok
orang anak laki-laki mengatakan kepada anak perempuan bahwa ia tidak
boleh datang ke sudut/sentra balok, pendidik dapat mengatakan, “Di kelas
kita, setiap anak boleh membuat bangunan dengan balok”. Atau jika anak
laki-laki mengatakan “Anak perempuan tidak tahu cara membuat bangunan”,
jawaban kita adalah “di kelas kita setiap anak membuat bangunannya
masing-masing. Setiap anak akan berbeda-beda hasilnya dan inilah yang
membuat kalian semua istimewa”.
Sebagai tambahan pendidik dapat mendisplay gambar pekerja bangunan
wanita atau pada saat bercerita membaca buku cerita tentang pekerja
bangunan wanita.
membiarkan bangunan yang kamu buat tetap seperti itu, dan besok kamu
boleh meneruskan pekerjaanmu itu”.
c. Studi sosial
Balok digunakan anak untuk menciptakan kembali dunia di sekeliling
anak. Sebagai contoh, anak menerapkan kemampuan kreatifnya untuk
membuat kebun binatang, pertanian, lapangan terbang, jalan layang, garasi,
tempat parkir, pos pemadam kebakaran, pos polisi.
Bagaimana pendidik dapat mendorong tipe permainan balok yang
penting ini? Dengan membuat pertanyaan dan memberikan saran, pendidik
juga dapat memperluas ide-ide anak. Misalnya, dengan menanyakan
bangunan apa yang dibuatnya? Siapa saja penghuninya? Apakah mereka satu
keluarga? Di mana tempat bekerjanya? Adakah tempat anak-anak bermain?
Penting diingat bahwa anak biasanya menjawab dengan kalimat satu-
satu. Jadi, pendidik harus memberikan/menyampaikan beberapa pertanyaan
agar terjadi percakapan.
z PAUD4407/MODUL 11 11.25
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 1
C. Bristle Block
D. Lego
4) Agar balok satuan (unit block) tidak terlihat sama dari depan, cara yang
tepat meletakkannya adalah diletakkan ….
A. menurut lebarnya
B. menurut panjangnya
C. bertumpuk
D. berbanjar
6) Ciri khas anak dua tahun, pada saat ia diberi balok maka yang
dilakukannya adalah….
A. menyusun balok ke samping dan ke atas
B. membawanya ke sana ke mari
C. meletakkan dua balok dan menghubungkan keduanya dengan balok
ketiga
D. membentuk pagar tertutup
z PAUD4407/MODUL 11 11.29
10) Pada saat anak menyusun balok dari yang kecil hingga yang besar maka
sesungguhnya ia sedang mempelajari konsep....
A. perbandingan ukuran
B. lebih kurang
C. persamaan dan perbedaan
D. seriasi/serial
Kegiatan Belajar 2
Sentra Seni
plastik yang cukup ketajamannya untuk ia gunakan. Selain itu, kita perlu
mempertimbangkan kertas atau gambar yang akan digunting yaitu seberapa
ketebalannya dan tingkat kesulitannya untuk setiap tahap perkembangan.
Kegiatan menggunting ini biasanya diikuti dengan kegiatan menempel hasil
guntingan pada kertas polos atau pada karton manila. Berilah anak berbagai
contoh cara menempelkan gambar, namun setelah itu biarkan ia
melakukannya sendiri dan jangan diberi pertolongan apabila ia tidak
membutuhkannya.
Kita tentu sering melihat coretan-coretan anak di dinding rumah. Hal ini
menandakan bahwa anak sudah mulai ingin mengekspresikan dirinya.
Ekspresi anak pertama kali akan terlihat seperti coretan-coretan tak
bermakna. Biasanya yang melakukan ini adalah anak berusia 2−3 tahun.
Sesungguhnya pengalaman pertama menggambar ini merupakan tahapan
yang sangat penting bagi perkembangan menggambar anak yaitu semacam
pengalaman sensor gerak. Kemudian pada saat berusia lebih tinggi, yaitu
4 tahun atau ada juga yang diawali dari usia 2 tahun, anak mulai menggambar
sesuatu yang dapat dilihat bentuknya seperti lingkaran, segi empat atau segi
tiga yang belum sempurna. Pada usia 4−5 tahun kadang-kadang anak
membuat wajah dengan menggambar tiga lingkaran dalam sebuah lingkaran
besar. Hal ini kadang-kadang terjadi dengan tidak sengaja. Selanjutnya,
apabila anak terus berlatih maka ia akan dapat menggambar manusia serta
bentuk-bentuk yang ia inginkan dan dengan menggunakan imajinasinya ia
dapat bercerita tentang gambarnya. Pendidik KB/TPA perlu menyimpan
dokumen gambar anak ini menjadi satu portofolio agar dapat melihat
perkembangan menggambar anak.
z PAUD4407/MODUL 11 11.35
Gambar 11.10.
Kegiatan Menggambar Anak sebagai Salah Satu Kegiatan Seni
Gambar 11.11.
Kegiatan Menggunting Baik untuk
Melatih Motorik Halus Anak
11.38 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 2
2) Kebebasan anak dalam berkreasi di sentra seni harus didukung oleh ....
A. peralatan dan bahan yang memadai
B. peralatan yang mahal dan berkualitas tinggi
11.42 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Tes Formatif 1
1) A. Balok berukuran besar dan berongga disebut hollow block.
2) C. Penguasaan konsep matematik merupakan bagian dari
pengembangan kognitif.
3) A. Memberitahu anak bahwa bermain balok merupakan hal penting
Bukan tujuan dari penggunaan alas.
4) B. Balok ditumpuk menurut panjangnya agar tidak terlihat sama dari
depan.
5) D. Kelengkapan dan asesoris balok diperlukan untuk bermain drama.
6) B. Anak usia 2 tahun suka membawa balok ke sana kemari.
7) D. Sebelum bermain balok diperlukan pijakan.
8) B. Membacakan cerita sebelum bermain balok akan membangkitkan
imajinasi anak.
9) A. Bertanya dan memberikan saran dapat memperluas ide-ide anak saat
bermain balok.
10) D. Menyusun balok dari kecil ke besar merupakan konsep serial.
Tes Formatif 2
1) B. Suasana sentra seni harus riang gembira.
2) A. Peralatan dan bahan yang memadai akan mendukung kebebasan
anak dalam berkreasi.
3) C. Melukis dengan jari sering dilakukan di luar kelas.
4) D. Cat untuk finger painting dibuat dari tepung kanji dan pewarna
makanan.
5) C. Anak usia 4−5 tahun mulai mempelajari bahwa garis-garis dan
berbagai bentuk dapat mewakili orang atau benda.
6) D. Pendidik perlu menjadi fasilitator agar anak mau menggambar.
7) D. Menggunting sekitar pinggiran kertas merupakan tahapan
menggunting pertama.
8) C. Perkembangan bahasa anak meningkat saat anak menceritakan
gambarnya kepada pendidik.
z PAUD4407/MODUL 11 11.45
Daftar Pustaka
Depdiknas. (2004). Bahan Pelatihan Lebih Jauh tentang Sentra dan Saat
Lingkaran. Jakarta: Dit. PADU Depdiknas.
Dodge, Diane Trister & Colker, Laura J. (1999). The Creative Curriculum for
Childhodd. 3th Edition. Washington: Teraching Strategies Inc.
Penilaian Kegiatan di
Kelompok Bermain (KB) dan
Taman Penitipan Anak (TPA)
Sri Indah Pujiastuti, M.Pd.
PENDAHULUA N
H akikat kegiatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk
mencapai tujuan tertentu. Untuk mewujudkan kegiatan diperlukan
seperangkat komponen yang dikondisikan untuk mencapai tujuan tersebut.
Komponen tersebut adalah tujuan/program, materi, metode, media, kegiatan
pengembangan, evaluasi (penilaian), guru, dan anak. Penilaian menjadi
sangat penting dalam kegiatan untuk melihat ketercapaian tujuan dan
menentukan tindak lanjutnya.
Penilaian diperlukan untuk mengukur kemampuan anak dan program
yang dilaksanakan. Penilaian kemampuan anak dilakukan untuk melihat
ketercapaian program kemampuan yang harus dicapai oleh anak pada tahap
usia tertentu. Program kemampuan disusun berdasarkan tahapan
perkembangan anak usia dini, khusus untuk anak KB dan TPA usia antara
0–6 tahun. Tahapan perkembangan ini akan menjadi tolak ukur ketercapaian
kemampuan anak. Jika anak tidak mencapai tahapan perkembangan pada
usianya maka anak tersebut mengalami keterlambatan, dan memerlukan
diagnosis lebih lanjut serta remedial teaching. Jika kemampuan anak sudah
mencapai tahapan perkembangannya maka anak tersebut dapat melanjutkan
pada kemampuan yang harus dicapai selanjutnya. Jika kemampuan anak
melebihi tahapan perkembangan pada usianya maka guru hendaknya
mendiagnosis kelebihannya dan menyiapkan bahan untuk memenuhi
kelebihannya tersebut.
Penilaian juga dilakukan untuk mengukur program kegiatan
pengembangan. Penilaian program kegiatan dilakukan pada awal, proses, dan
akhir kegiatan. Sebelum melakukan kegiatan, guru hendaknya membuat
perencanaan kegiatan yang di dalamnya memuat penilaian yang akan
12.2 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Kegiatan Belajar 1
A. PENGERTIAN
(Laverne Warner & Judith Sower, 2004). Di dalam proses kegiatan tersebut
tidak hanya anak yang dinilai/diukur, tetapi juga tingkah laku guru/pendidik
dalam membimbing. Evaluation is a measure of how a teacher can teach, not
just what the children have learned (Cruickshan, Bainer, & Metcalf, 1999).
Semua evaluasi sebaiknya digunakan untuk mengarahkan dan membuat
keputusan tentang tujuan kegiatan pengembangan.
Dari beberapa pengertian tersebut evaluasi/penilaian merupakan kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan
instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh
kesimpulan. Evaluasi melibatkan kegiatan mengukur, membandingkan, dan
memberi skor/nilai pada suatu objek. Evaluasi dilakukan dari mulai
merencanakan kegiatan sampai dengan menentukan kembali tindak lanjut
kegiatan dari umpan balik yang diberikan. Jadi, evaluasi adalah proses yang
dilakukan secara sistematik, meliputi pengumpulan, penganalisisan,
penafsiran, pemberian keputusan tentang data atau informasi yang
dikumpulkan.
Kelompok Bermain dan Tempat Penitipan Anak merupakan lembaga
pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dan pemerintah dalam
jalur nonformal. Penilaian kegiatan di KB dan TPA merupakan proses
evaluasi yang dilakukan mulai dari merencanakan, melaksanakan dan menilai
kegiatan (input, proses, dan output). Dalam pendidikan lebih khususnya
kegiatan, unsur yang dinilai adalah kurikulum, program kegiatan, sumber
daya manusia, sarana prasarana, manajemen dan evaluasi. Tetapi dalam
penilaian di KB dan TPA ini dibatasi pada penilaian kegiatan belajar
mengajar dan asesmen perkembangan anak. Itulah hal yang hendaknya
diukur/dinilai dalam keberlangsungan kegiatan. Unsur-unsur tersebut saling
berkaitan satu sama lain. Jika salah satunya tidak terlaksana/tidak tersedia/
tidak berjalan dengan baik maka akan berpengaruh terhadap kemajuan
program yang telah ditentukan pada tujuan kegiatan. Oleh karena itu, semua
komponen diupayakan dapat memadai sehingga proses kegiatan dapat
dilaksanakan secara optimal sesuai dengan tujuan kegiatan.
12.6 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
1. Keterpaduan
Keterpaduan berarti segala aspek yang dinilai harus merupakan satu
kesatuan utuh, tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling berkaitan,
misalnya dalam kegiatan ada aspek tujuan, materi, metode, media, tidak bisa
hanya satu aspek saja yang dinilai, harus seluruhnya disatukan dan dikaitkan.
Begitu juga aspek perkembangan, ada fisik dan psikis (kognitif, bahasa,
sosioemosional dan psikomotorik) yang semuanya aspeknya saling berkaitan/
mendukung, misalnya ketika anak melakukan kegiatan menggambar maka
kemampuan anak dalam bahasa, kognitif, psikomotorik, dan sosio-
emosionalnya akan muncul bersamaan maka hal ini hendaknya dapat dinilai
secara terpadu.
2. Komprehensif
Komprehensif berarti menyeluruh, artinya penilaian harus mencakup
semua aspek perkembangan dan kegiatan, tidak ada yang tertinggal.
Berdasarkan prinsip keterpaduan, sudah pasti semua aspek yang dinilai baik
dari komponen kegiatan maupun aspek perkembangan anak, akan terlibat
aktif dalam penilaian.
3. Berkesinambungan
Berkesinambungan berarti terus menerus. Evaluasi harus dilakukan terus
menerus selama proses kegiatan berlangsung mulai dari perencanaan,
pelaksanaan sampai penilaian dalam waktu yang ditentukan, tidak bisa
terputus-putus di tengah jalan. Hal ini akan menentukan apa yang akan
diberikan untuk perkembangan dan kegiatan anak selanjutnya. Hal ini
berkaitan dengan input, proses, output, dan outcome penilaian.
4. Objektivitas
Objektif berarti anak atau segala sesuatu diberikan penilaian sesuai
dengan porsinya, apa adanya sesuai dengan kriteria penilaian. Dalam menilai
hendaknya sesuai dengan tolak ukur atau indikator yang harus dicapai pada
tujuan kegiatan, tidak melibatkan unsur subjektivitas/pribadi guru atau siapa
z PAUD4407/MODUL 12 12.7
5. Relevansi
Relevansi, artinya sesuai dengan kondisi aktual saat ini. Aspek dan
indikator penilaian harus disesuaikan dengan kondisi kemajuan zaman. Ilmu
pengetahuan dan teknologi terus berkembang sehingga stimulasi
perkembangan atau kegiatan yang akan dilaksanakan hendaknya disesuaikan
dengan keadaan tersebut, misalnya sekarang ada komputer, dulu belum ada,
pengetahuan tentang komputer perlu diberitahukan kepada anak agar
wawasan anak bertambah atau lebih maju.
6. Keteraturan
Keteraturan berarti hal-hal yang akan dinilai hendaknya sesuai dengan
tahapan perkembangan anak dan tahapan kegiatan, tidak acak, misalnya anak
bayi memiliki tahapan perkembangan psikomotorik: tidur telentang,
membalik badan, mengangkat kepala, mengangkat badan, merangkak, duduk,
berdiri, merambat, berjalan. Ini hendaknya dapat diamati secara teratur agar
tidak kehilangan moment yang penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak yang pesat. Begitu pula dalam kegiatan sebelum
melaksanakan kegiatan, hendaknya direncanakan dahulu hal-hal yang akan
dilakukan sehingga kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
7. Valid
Valid, artinya sesuai dengan tahapan perkembangan anak atau sesuai
dengan pengetahuan yang disampaikan. Stimulasi perkembangan atau
kegiatan yang diberikan hendaknya sesuai dengan tahapan perkembangan
anak atau pengetahuannya, misalnya pada anak usia 3 tahun tahapan
perkembangan bahasa (menulis) adalah corat-coret tidak beraturan di kertas
atau media lain. Sebaiknya berikan anak kertas dan krayon untuk corat-coret,
tetapi jangan mengharapkan/menyuruh anak untuk menulis angka atau huruf
atau kalimat seperti yang dilakukan oleh anak usia 9 tahun, sudah pasti dia
tidak akan bisa karena tahapannya belum sampai di situ kecuali anak tersebut
bukan anak normal (kebutuhan khusus).
12.8 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
8. Mendidik
Mendidik artinya hasil penilaian dapat meningkatkan kemampuan anak
lebih baik lagi. Pendidikan sendiri berarti usaha yang dilakukan secara sadar
dan sengaja untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak
secara optimal. Jadi, arti mendidik adalah perbuatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan anak, misalnya jika anak salah atau belum
maksimal melakukan sesuatu seperti berjalan di atas papan titian maka
pendidik hendaknya membantu anak dengan memegang tangan atau
tubuhnya agar anak tidak jatuh dan tetap termotivasi untuk belajar.
10. Terbuka
Penilaian hendaknya bersifat terbuka artinya siapa pun boleh mengetahui
hasil perkembangan dan kegiatan untuk menindaklanjuti kekurangan dan
kelebihan penilaian. Penilaian hendaknya diketahui oleh semua komponen
sumber daya manusia yang berkaitan dengan kemajuan sekolah, misalnya
guru, kepala sekolah, staf ahli, orang tua, pengawas, pembantu sekolah, anak
lain. Dengan sifat keterbukaan maka semua orang diharapkan dapat
menerima anak atau siapa pun apa adanya sehingga dapat memberikan
contoh teladan yang baik. Hal ini akan memotivasi anak untuk belajar lebih
baik dan guru berlaku lebih baik lagi.
11. Bermakna
Bermakna artinya penilaian harus memiliki arti bagi anak/guru sehingga
penilaian tersebut dapat memotivasi anak/guru untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan dirinya menjadi lebih baik lagi. Tingkat
keberartian ini berbeda pada setiap anak/guru/lembaga bergantung pada cara
memandang keberhasilan perkembangan anak atau suatu program kegiatan.
z PAUD4407/MODUL 12 12.9
Ada anak yang merasa senang ketika berhasil memasukkan air ke dalam
botol sampai penuh, tetapi ada anak lain senang ketika menumpahkan air
dalam botol ke wadah lainnya. Hal ini hendaknya dipandang apa adanya
kemampuan anak, ungkapan perasaan senang dengan tersenyum dan tertawa
tersebut menjadi tolak ukur kebermaknaan kegiatan.
1. Teknik Observasi
a. Pengertian
Dalam literatur metodologi observasi mempunyai dua arti, yaitu
(1) observasi merupakan cara mengumpulkan data dengan pengamatan oleh
para peneliti seperti yang dilakukan oleh para antropolog, (2) merupakan
informasi atau data yang dikumpulkan atau data yang dikumpulkan dalam
penelitian. Menurut Ing Masijo evaluasi observasi adalah suatu teknik
pengamatan yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung dan secara
teliti terhadap suatu gejala dalam situasi di suatu tempat. Menurut
Patmonodewo, observasi merupakan suatu cara untuk mendapatkan
keterangan tentang situasi dengan melihat atau mendengar apa yang terjadi,
kemudian semua dicatat dengan cermat. Metode teknik observasi adalah
suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara
12.10 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
b. Ciri-ciri
Ciri-ciri teknik observasi adalah sebagai berikut.
1) Observasi banyak digunakan baik dalam penelitian sejarah (historis),
deskriptif ataupun eksperimental karena dengan pengamatan
memungkinkan gejala-gejala penelitian/kegiatan dapat diamati dari
dekat.
2) Dapat dilaksanakan secara berdiri sendiri, atau dapat juga dilaksanakan
dengan menggunakan dua atau tiga cara sekaligus dalam suatu kegiatan
penelitian/kegiatan, apabila dipertimbangkan bahwa suatu cara kurang
memadai.
3) Menggunakan alat untuk observasi sistematis yang menggunakan
pedoman sebagai instrumen pengamatan. Pedoman observasi berisi
sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati
(jenis-jenis teknik observasi terlampir dalam prosedur penilaian
kegiatan).
e. Contoh penggunaan
Berikut ini dikemukakan contoh instrumen evaluasi berupa checklist
dalam rangka menilai kemampuan motorik halus anak, dalam suatu observasi
sistematis.
Contoh 1:
Aspek Perkembangan : Motorik Halus
Kegiatan : Membuat playdough
Kelompok/Usia : 3 tahun
Nama Anak : Mitha
Hari dan Tanggal : Rabu, 30 Januari 2008
Waktu : 08.00 – 08.30 WIB
Skala Penilaian
No Aspek yang Dinilai Kurang Cukup Baik Sangat Baik
(1) (2) (3) (4)
1 Persiapan alat-alat (bahan) √
2 Kombinasi bahan √
3 Kombinasi warna √
4 Cara mengerjakan √
5 Sikap waktu mengerjakan √
6 Ketepatan waktu √
mengerjakan
12.12 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
7 Kecekatan √
8 Hasil pekerjaan √
Keterangan: Mitha pada saat kegiatan terlihat sangat antusias dan gembira
Contoh 2:
Instrumen observasi berupa running record, dalam rangka menilai sikap
anak dalam bermain di sentra Imtaq.
Kegiatan: Komentar:
1. Takbirattul ihram
√
2. Ruku
3. Sujud
4. Duduk
5. Salam
2. Teknik Wawancara
a. Pengertian
Secara umum, wawancara adalah proses tanya jawab antara
pewawancara (interviewer) dengan orang yang diwawancarai (interviewee).
Menurut Denzim, wawancara adalah pertukaran percakapan dengan tatap
muka yang memungkinkan seseorang memperoleh informasi dari orang lain.
Menurut Benny dan Hughes, wawancara adalah suatu hubungan antara dua
orang yang keduanya berperilaku sebenarnya. Keduanya hanya berarti bila
terjalin timbal balik dengan yang mereka hadapi. Wawancara adalah suatu
cara/metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden
dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam
wawancara ini responden tidak diberikan kesempatan sama untuk
mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya diajukan oleh subjek evaluasi.
12.14 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Wawancara adalah sebuah pertemuan tatap muka antara dua atau lebih di
mana pewawancara mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperoleh
informasi dari seorang responden atau lebih. Di samping itu pewawancara
juga dapat mengamati dan membuat kesan-kesan tentang para responden.
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab sepihak antara pewawancara
(interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee), yang dilaksanakan
sambil bertatap muka, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
maksud memperoleh jawaban tidak langsung dengan maksud memperoleh
jawaban dari interviewee. (Ign. Masidjo, 1995).
Adapun jenis-jenis wawancara adalah sebagai berikut.
1) Wawancara dengan pertanyaan berstruktur. Pertanyaan dan
kemungkinan jawaban telah disediakan oleh pewawancara.
2) Wawancara dengan pertanyaan tak berstruktur atau terbuka atau bebas.
Pertanyaan yang disediakan memberi kebebasan orang yang
diwawancara menjawab atau mengemukakan pendapatnya.
3) Wawancara dengan pertanyaan bentuk kombinasi. Pertanyaan yang
disediakan adalah gabungan dari pertanyaan berstruktur dengan tak
berstruktur.
b. Ciri-ciri
Sebuah wawancara biasanya memiliki ciri-ciri berikut ini.
1) Melibatkan dua orang atau lebih.
2) Merupakan pertemuan resmi atau setengah resmi.
3) Bertujuan tertentu yang sudah diketahui pihak yang terkait.
4) Menyangkut satu aturan yang harus diikuti.
5) Terdapat satu orang atau lebih sebagai pengendali (pewawancara), dan
yang lain sebagai responsif (yang diwawancarai).
6) Sudah direncanakan lebih dahulu meskipun tidak selalu.
7) Dilakukan di suatu tempat yang sudah direncanakan dan sudah
disepakati pihak yang terkait meskipun tidak selalu.
e. Contoh penggunaan
Wawancara adalah salah satu bentuk penilaian nontes yang dapat
digunakan sebagai suatu cara untuk mendiagnosis anak yang mungkin
12.16 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
C. TEKNIK DOKUMENTASI
1. Pengertian
Sebelum kita mengetahui pengertian dari dokumentasi, pertama kali
yang harus kita ketahui adalah definisi dari kata dokumen. Dokumen adalah
sesuatu yang tertulis atau yang tercatat yang dapat digunakan sebagai bukti
atau keterangan (seperti akte kelahiran, surat nikah, surat perjanjian) (kamus
ilmu bahasa Indonesia, W.J.S.Porwadarminta, PN. Balai Pustaka, Jakarta,
1976, hal. 234). Perkataan dokumen dan dokumentasi merupakan dua istilah
yang berbeda karena dokumen lebih menekankan pada bentuk bendanya
seperti surat, memo, buku, foto, poster, maket; sedangkan dokumentasi lebih
menitikberatkan pada pengelolaan atau pengurusan dokumentasi itu sendiri.
Sejumlah besar data yang telah tersedia adalah data verbal seperti yang
terdapat dalam surat-surat, catatan harian (journal), kenang-kenangan
(memories), laporan. Sifat istimewa dari data verbal ini adalah bahwa data itu
mengatasi ruang dan waktu sehingga membuka kemungkinan bagi peneliti
untuk memperoleh pengetahuan tentang gejala sosial yang telah musnah.
Kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan ini disebut dokumen dalam arti
sempit.
z PAUD4407/MODUL 12 12.17
Dokumen dalam arti luas juga meliputi monumen, artifact, foto, tape.
Dokumentasi itu berasal dari kata dalam bahasa Inggris “documentation”,
yang artinya dokumentasi adalah penghimpunan, pemberian keterangan
tentang sesuatu perihal yang terkandung dalam rekaman-rekaman yang
dicari, dikutip, disadur, dikarang dari perpustakaan, arsip, museum dan
tempat-tempat lain”. Menurut Nider, dokumentasi adalah tugas memberi
keterangan-keterangan yang disadarkan pada bahan-bahan yang ada di
perpustakaan sendiri, di dalam tugas mana pemberian literatur mengenai
pokok persoalan merupakan tugas utamanya. Menurut FID, dokumentasi
adalah pekerjaan mengumpul, menyusun dan menyebarkan dokumen dan
segala macam jenis dalam seluruh pangan aktivitas manusia. Dokumen ialah
setiap bahan tertulis ataupun film yang sering digunakan untuk keperluan
penelitian karena alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai
berikut (Guba & Lincoln, 1981).
a. Dokumen merupakan sumber yang stabil.
b. Berguna sebagai bukti untuk pengujian.
c. Sesuai untuk penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah.
d. Tidak reaktif sehingga tidak sukar ditemukan dengan teknik kajian isi.
e. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas
tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
Dokumentasi itu dapat dibagi atas dokumen pribadi yang berisi catatan-
catatan yang sifatnya formal (Moleong, 1989). Evaluasi dokumentasi adalah
evaluasi mengenai kemajuan perkembangan atau keberhasilan belajar anak
tanpa menguji (teknik nontes) yang dapat dilengkapi atau diperkaya dengan
cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen.
2. Ciri-ciri
Dokumentasi dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu
sebagai berikut.
a. Kelompok berdasarkan ciri fisiknya
Mencakup tinggi, berat, tata letak, proses pembuatan, frekuensi waktu
dan sejenisnya.
b. Kelompok berdasarkan ciri intelektualnya
Menggunakan kriteria seperti tujuan dokumen, isi, subjek, jenis
kepengarangan, sumber, metode penyebaran, keaslian karya, rancangan.
12.18 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
d. Dokumen pemerintah.
e. Cerita roman.
D. TEKNIK PORTOFOLIO
1. Pengertian
Teknik evaluasi nontes berbentuk portofolio adalah teknik evaluasi
pengumpulan hasil kerja anak yang disebut artefak, yaitu suatu yang
dihasilkan dari pengalaman belajar atau proses kegiatan anak dalam periode
waktu tertentu. Dengan kata lain, portofolio adalah suatu koleksi pribadi hasil
pekerjaan seorang anak yang menggambarkan (merefleksikan) taraf
pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan, dan pekerjaan terbaik anak tersebut.
2. Ciri-ciri
Ciri-ciri portofolio adalah sebagai berikut.
a. Dinamis, yaitu sesuai dengan ciri rekursif yang berarti dari tahap apa pun
dalam proses, anak dapat meloncat kembali ke langkah sebelumnya atau
bergerak maju ke langkah apa pun dalam proses ketika kemajuan dibuat
ke arah tahap penyajian. Hal ini dapat dikatakan bahwa pada tahap apa
pun data dapat diubah, dipikirkan kembali, dan disesuaikan. Hal inilah
yang berarti bahwa portofolio berciri dinamis, tidak statis.
b. Selalu bertumbuh, yaitu portofolio menunjukkan pertumbuhan belajar
anak ketika maju dari tahap yang satu ke tahap yang berikutnya.
c. Selalu berubah, yaitu portofolio adalah laporan hasil kerja anak yang
melihat kepada adanya peningkatan kemampuan berdasarkan hasil kerja
anak.
12.22 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
c. Jenis-jenis portofolio
1) Portofolio perkembangan
Portofolio perkembangan adalah portofolio yang menunjukkan
pertumbuhan dan perkembangan anak ketika maju dari satu tahap belajar
ke tahap berikutnya atau yang lainnya.
2) Portofolio pamer (showcase)
Portofolio pamer (showcase) adalah suatu koleksi hasil kerja anak yang
dipilih seorang anak untuk dipajangkan. Portofolio ini adalah tempat di
mana seorang anak dapat memamerkan hasil kerjanya atau potongan-
z PAUD4407/MODUL 12 12.23
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 1
coba pada calon-calon pengamat agar setiap aspek tingkah laku yang
akan diamati dapat dipahami
B. menentukan aspek perkembangan atau kegiatan, mengumpulkan
data, menyusun data-data yang sudah terkumpul sesuai kebutuhan,
menganalisa dengan mengamati dan meneliti setiap data, membuat
kesimpulan
C. menyiapkan kebutuhan, mulai dapat mewawancarai responden,
menyapa dan menyebutkan keperluan wawancara, memberitahukan
berapa lama waktu yang kira-kira diperlukan untuk mewawancarai
responden, mewawancarai secara bertahap menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun atau dibuat, semua
pertanyaan dapat dijawab
D. koleksi dan dokumentasikan semua pengalaman, seleksi artefak-
artefak yang cocok yang mendukung standar, pertimbangkan item-
item terpilih tertentu, membahas dengan orang lain, kembangkan
outline bahan-bahan, menentukan metode pengorganisasian dan
kembangkan daftar isi, menyusun bahan ke dalam map/folder
mencari umpan balik dari orang lain, menyiapkan presentasi,
berbagilah (share) portofolio dengan orang lain
Kegiatan Belajar 2
1. Penilaian Kegiatan di KB
Penataan lingkungan:
menyiapkan buku-buku kreatif berikut bantal-bantal, buku-buku sehingga anak-anak
dapat duduk dan membaca buku
menambah buku-buku sehingga anak dapat membangun konsep bersama
Menambah alat bermain peran sehingga anak dapat pentas
Bergilir dan membersihkan mainan
di outdoor cerita
Penataan kegiatan rutin: memberikan kesempatan pada anak untuk membantu guru
menyiapkan makanan ringan dan makan siang di meja makan. Lihat cara mereka
menyiapkan/membantu.
Tujuan/indikator:
1. aspek kognitif: menyebutkan anggota tubuh
2. aspek bahasa: berbicara dengan satu kalimat dengan lancar
3. aspek sosioemosional: menyapa teman dengan senyum
4. aspek psikomotorik: menggerakkan dua tangan dengan bertepuk
Kegiatan:
1. anak bercakap-cakap dengan guru mengenai anggota tubuh dengan gambar tubuh
manusia
2. anak dan guru bersama-sama menyanyikan lagu ”Dua Mata Saya”
3. dst.
Evaluasi:
1. Perkembangan Anak:
Teknik: Observasi
Instrumen: checklist
z PAUD4407/MODUL 12 12.35
Catatan: semua anak hendaknya mempunyai catatan masing-masing, setelah itu dapat
direkap secara keseluruhan
Kekuatan: membentuk berbagai sesuatu dengan pasir dan menuang air tidak
tumpah dalam botol/mangkuk, gelas.
Dan seterusnya
Aspek
Nama Kognitif Bahasa Sosio-Emosional Psikomotorik
Anak
Andi Anak dapat Anak menulis Anak Anak
membedakan dengan satu meminjamkan memperagakan
bentuk garis kalimat di krayon pada teman apa yang
gambar digambarkan
tersebut mis. Mobil
Bayu Dst.
Citra
Desy
z PAUD4407/MODUL 12 12.39
Dan seterusnya
Kegiatan Komentar/Pengamatan
Kedatangan dan pulang Anak menyapa guru dan mencium tangan guru
Mengganti popok dan toileting Anak 8 bulan pipis satu kali
Makan dan snack Anak mulai memegang alat makan sendiri
Tidur siang dan istirahat Semua anak tidur siang kecuali 2 orang yang
sedang rewel
Mengenakan dan mengganti baju Anak masih dibantu guru mengganti bajunya
Kejadian Khusus:
Anak rewel dari pagi hingga siang karena kondisi tubuhnya sedang sakit
Kegiatan Komentar/Pengamatan
Bermain dengan alat permainan Semua anak memegang alat mainan
dan bermain dengan riang
Melukis dengan cat air dalam kegiatan seni Anak melukis dengan kanvas, ada anak
yang menyiram cat air ke papan
temannya
z PAUD4407/MODUL 12 12.41
Kegiatan Komentar/Pengamatan
Meniru dan bermain pura-pura Anak-anak berpura-pura memakai baju
ibunya dan berperilaku seperti ibunya
Mendengarkan cerita dan membaca buku Anak-anak ingin melihat gambar lebih
dekat
Menggosok gigi dan menyiapkan makanan Anak-anak mengambil odol dan sikat
gigi sendiri
Eksplorasi pasir dan air Anak-anak membangun rumah dari
pasir dan membuat kolam dengan
baskom kecil
Menikmati musik dan bergerak Anak-anak mengikuti gerakan guru atau
bergerak bebas dalam musik dan lagu
senam pagi
Bermain di luar ruangan Anak-anak bermain ayunan, jungkat-
jungkit, luncuran, tangga-tanggaan,
pasir dan air, beberapa anak dibantu
guru.
Kejadian Khusus:
Ada anak terjatuh dari ayunan karena tidak berpegangan erat, dan guru lengah, tidak
memeganginya.
Hari/Tanggal Pengamatan
21 Februari 2008 Ade memegang tangan saya mau memegang snack yang sedang
saya pegang di meja makan. Eda pergi ke dapur mau mengambil
piring. Ade bersaut “ikut, ikut”.
23 Februari 2008 Ketika saya hendak mengecek Ade yang sedang menangis,
ternyata tempat tidur sudah basah, dan saya segera membuka
popoknya, membersihkannya dengan air di kamar mandi, dan
mengganti popoknya.
25 Februari 2008 Ketika Eda dan Ade duduk bersama untuk membaca buku. Eda
membaca sampai 4 buku, Ade ikut memegang buku dan melihat
lebih dekat. Ketika Eda akan menutup dan mengembalikan buku
ke rak buku. Ade merebut buku dan melarang Eda
mengembalikan buku ke rak. Eda mengatakan “kita sudah
selesai, bukunya di taruh dulu ya”. ”Jangan, jangan Ade, lihat”.
Dst.
12.42 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Kejadian Khusus:
Ade sudah 7 kali selama sebulan kali mengikuti apa yang dilakukan oleh teman yang
lebih dewasa pada saat yang sama.
Sejarah Keluarga:
Wina adalah anak ke 3 dari pasangan Dina dan Dean yang lahir pada 3 Januari
2008 di Rumah Sakit Mitra. Karena bapak dan ibunya bekerja maka Wina
dititipkan di Ceria Child Care pada tanggal 4 Juni 2008 hingga saat ini.
Wina pernah jatuh dari tempat tidur 4 kali pada usia 2 bulan. Kepalanya agak
benjol dan mengalami sedikit gangguan fungsi otak. Menurut dokter
kemampuan sensorimotornya agak terganggu karena hal itu. Ketika masuk ke
Child Care Wina masih menjalani terapi dengan dokter untuk penyembuhannya.
Orang tuanya selalu membawakan semua kebutuhan Wina dengan baik dan
lancar, dst.
Abby, Moly dan saya berjalan di taman. Abby berhenti ketika mendekati pohon.
Ternyata ada burung sedang bersiul di pohon itu. Lalu Abby bertanya suara apa itu?
Moly menjawab suara burung, dan seterusnya...
Dan seterusnya
Kesimpulan Perkembangan
Nama Anak:
Hari/Tanggal:
Komentar tentang yang anak pelajari berdasarkan aspek perkembangannya.
Apa yang anak pelajari tentang:
Diri:
Perasaan:
Lain-lain:
Komunikasi:
Berpikir:
z PAUD4407/MODUL 12 12.45
Kesukaan Anak:
Temperamen Anak:
Jadwal sehari-hari:
Interaksi:
12.46 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Tujuan saya:
2.
3.
z PAUD4407/MODUL 12 12.47
Nama Pengasuh/Guru:
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 2
6) Alat/teknologi atau media apa saja yang dapat digunakan untuk merekam
data....
A. radio, microwave, OHT
B. tape recorder, kamera, mikroskop
C. handycam, cctv, tape recorder
D. OHP, walkman, kamera
7) Apa saja kegiatan yang dapat dilakukan untuk anak usia 3–4 tahun di
kelompok bermain....
A. melompat dari ketinggian 20 meter, berjalan dengan satu kali,
memegang cangkir dengan satu tangan
B. menganyam dengan pita-pita kecil, memasukkan benang kecil ke
jarum, menggosok gigi
z PAUD4407/MODUL 12 12.51
Tes Formatif 1
1) A. Ralph Tyler
2) B. Gronlund
3) C. Evaluation is a measure of how a teacher can teach, not just what
the children have learned
4) D. Perkembangan anak dan kegiatan belajar mengajar.
5) A. Anak atau segala sesuatu diberikan penilaian sesuai dengan
porsinya, apa adanya sesuai dengan kriteria penilaian.
6) B. Valid.
7) C. Suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara
sistematis dengan prosedur terstandar, peneliti atau guru dapat
langsung mengamati di lapangan.
8) D. Observasi.
9) A. Dinamis, selalu bertumbuh, selalu berubah.
10) B. Menentukan aspek perkembangan atau kegiatan, mengumpulkan
data, menyusun data-data yang sudah terkumpul sesuai kebutuhan,
menganalisis dengan mengamati dan meneliti setiap data, membuat
kesimpulan.
Tes Formatif 2
1) D. Anecdotal record, running record, jurnal refleksi.
2) C. Anecdotal record.
3) B. Checklist, anecdotal record, rating scale.
4) A. Mengukur dan membantu perkembangan anak.
5) B. Penyesuaian di sekolah, tanggung jawab anak, evaluasi diri
kemampuan fisik, evaluasi diri pertemanan dan interaksi sosial,
evaluasi diri emosi yang sulit.
6) C. Handycam, cctv, tape recorder.
7) D. Membuat playdough, membuat gelembung udara dengan air dan
sabun, melukis dengan jari.
8) A. Kedatangan, jalan-jalan/bermain, snack pagi, mengganti popok/baju,
tidur siang, mandi, pulang.
9) C. Setiap hari selama waktu yang telah ditentukan; sebelum, pada saat,
dan setelah pembelajaran dilaksanakan.
12.54 Pengelolaan Kegiatan Pengembangan anak usia Dini z
Daftar Pustaka
Hapidin. (2002). Evaluasi Kegiatan untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Prodi
PAUD FIP UNJ.
Warner, Laverne & Sower, Judith. (2005). Educating Young Children: From
Preschool through Primary Grades. Boston: Pearson Education, Inc.