Anda di halaman 1dari 9

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI

KEGIATAN MENGGUNTING DENGAN MEDIA LOOSE PART PADA


KELOMPOK A TK ISLAM AL FAUZIEN

Rika Meilania1), Dra. Budi Susilowati, M.Pd2), Achmad Irchamni, M.Pd3)


Pendidikan Guru PAUD, FKIP, Universitas Terbuka
1

2)
PGPAUD, Universitas Terbuka
PIAUD, Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah
2)

Email : susilowatibudi66@gmail.com

ABSTRAK
Menggunting merupakan sebuah kegiatan yang mampu mengembangkan kemampuan
motorik halus anak usia dini. Saat menggunting, tidak hanya koordinasi mata dan tangan
berkembang namun juga melatih konsentrasi anak. Kemampuan menggunting juga
merupakan salah satu stimulus sebelum memegang pensil untuk persiapan menulis. Pada
anak kelompok A TK Islam Al Fauzien, kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan
menggunting masih rendah karena menggunting bukan kegiatan menyenangkan bagi
mereka. Hal ini dikarenakan media yang diberikan untuk menggunting tidak bervariasi.
Maka penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media loose part dalam
meningkatkan kemampuan menggunting anak. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas melalui pendekatan praktek dan analisis naratif. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi dan refleksi hasil pelaksanaan simulasi
perbaikan pembelajaran dua siklus. Rangkaian penilitian yang dilakukan adalah
merencanakan, melaksanakan perbaikan pembelajaran dan mengevaluasi kegiatan
pembelajaran dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan
media loose part, kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan menggunting meningkat.
Hal ini kerena media loose part sangat menyenangkan untuk mereka sehingga menggunting
menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk anak usia dini.

Kata Kunci : loose part, motorik halus, mengunting.


PENDAHULUAN

Pendidikan Usia Dini merupakan masa keemasan yang akan dilalui anak sebelum
memasuki jenjang sekolah selanjutnya yaitu Sekolah Dasar. Masa keemasan atau Golden
Age merupakan pendidikan awal untuk menstimulasi pertumbuhan anak, dimana mereka
mengalami perkembangan yang sangat cepat. Aspek yang perlu dikembangkan adalah aspek
sosial, emosi, kemandirian, moral dan nilai-nilai agama, serta pengembangan kemampuan
dasar seperti bahasa, kognitif dan fisik motorik.
Anak usia dini yang berusia 2-5 tahun memiliki energi tinggi. Energi yang dibutuhkan
untuk melakukan berbagai aktivitas yang diperlukan dalam meningkatkan keterampilan fisik,
baik yang berkaitan dengan keterampilan motorik halus, seperti menggunting dan menempel,
membentuk atau memanipulasi dari tanah liat/lilin/adonan, menggambar, mewarnai,
memotong, merangkai benda dengan benang (meronce). Aktivitas keterampilan motorik
halus anak Taman Kanak-kanak bertujuan untuk melatihkan keterampilan koordinasi
motorik anak diantaranya koordinasi antara tangan dan mata yang dapat dikembangkan
melalui kegiatan bermain (Sumantri, 2005: 145).
Menggunting bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak karena mereka
bisa menciptakan berbagai bentuk dari media yang mereka gunting. Berdasarkan
pengamatan di TK Islam Al Fauzien Depok, keterampilan motorik halus anak kelompok A
belum berkembang dalam kegiatan menggunting. Hal ini merupakan akibat dari penggunaan
media dalam kegiatan mengunting sangat monoton sehingga anak tidak tertarik dalam
kegiatan menggunting di kelas. Terlihat ketika 11 dari 20 anak menunjukkan kesulitan
dalam menggunting pola sederhana.
Berdasarkan hal tersebut, belajar menggunting dengan menggunakan berbagai media
yang menarik dipandang dapat meningkatkan kemampuan menggunting anak karena mereka
merasa tertarik dan tertantang saat kegiatan menggunting di kelas. Oleh karena itu,
penelitian ini akan mengangkat judul “Meningkatkan kemampuan motorik halus anak dalam
kegiatan menggunting dengan media loose part di kelompok A TK Islam Al Fauzien.
METODE

Metode yang digunakan peneliti adalah metode penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas adala proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui
refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan
berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh
dari perlakuan tersebut (Wina Sanjaya, 2016).
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus kelompok A
TK Islam Al Fauzien Depok. Definisi penelitian tindakan kelas menurut Mills (2016),
adalah “sistematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah atau konselor sekolah
untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya. Dari definisi
tersebut dapat diartikan bahwa penelitian tindakan kelas dapat berdampak positif khususnya
dalam memperbaiki hasil belajar anak.
Subjek penelitian adalah anak kelompok A TK Islam Al Fauzien Depok dengan
jumlah murid 20 orang anak. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2023 di Semester II
Tahun Pelajaran 2022/2023. Lokasi TK Islam Al Fauzien berada di Pesona Depok Estate
Blok V Nomor 12, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.
Proses penelitian dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan penelitian tindakan kelas
sebagai berikut:
1. Perencanaan.
Peneliti membuat rencana perbaikan pembelajaran dengan membuat RPP, menyiapkan
metode pembelajaran, menyiapkan lembar observasi anak, lembar observasi guru dan
menyiapkan lembar penilaian.
2. Pelaksanaan
Peneliti melaksanakan kegiatan perbaikan yang disesuaikan dengan RPP mencakup
kegiatan pembuka, inti dan penutup.
3. Observasi
Saat observasi,peneliti membuat catatan kekurangan dan kelebihan melalui lembar
observasi.
4. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi untuk memperbaiki pembelajaran pada pertemuan
berikutnya agar kemampuan anak mencapai standar yang diharapkan.
5. Siklus pertama dan siklus kedua.
Analisis data yang dilakukan peneliti adalah dengan analisis kualitatif melalui lembar
observasi anak dan pengamatan guru. Dari lembar observasi, peneliti membuat prosentase
jumlah anak yang bisa melakukan kegiatan sesuai kompetensi yang diinginkan. Indikator
keberhasilan yang ditetapkan adalah jika pencapaian hasil belajar anak mencapai 85%.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilakukan melalui penelitian tindakan kelas dengan mengimplementasikan
kegiatan menggunting dengan menggunakan media loose part untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus anak usia dini di Kelompok A. Penelitian ini terdiri dari dua
siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2.
Berikut adalah tabel hasil pengamatan keterampilan menggunting anak pada Pra Siklus.
Tabel 1. Pengamatan Pra Siklus
Nilai Jumlah Prosentase
Perkembangan Anak
BB 3 15%
Pra Siklus
MB 7 35%
BSH 5 25%
BSB 5 25%
Total 20 100%
Keterangan:
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik

Siklus 1:
Penilaian yang dilakukan menggunakan ceklis yang terdiri dari empat kategori: BB (Belum
berkembang), MB (Mulai Berkembang), BSH (Berkembang Sesuai Harapan), dan BSB
(Berkembang Sangat Baik).
Berikut ini adalah deskripsi dari pengambilan nilai ceklis pada siklus 1:
1. BB (Belum berkembang):
Anak yang masuk dalam kategori ini menunjukkan kemampuan motorik halus yang belum
berkembang secara signifikan. Mereka mungkin memiliki kesulitan dalam menggenggam
dan mengendalikan gunting dengan presisi, serta koordinasi mata-tangan yang terbatas.
Dalam aktivitas menggunting dengan media loose part, mereka membutuhkan bimbingan
dan dukungan ekstra untuk mengembangkan keterampilan motorik halus mereka.
2. MB (Mulai Berkembang):
Anak yang masuk dalam kategori ini menunjukkan tanda-tanda awal perkembangan
kemampuan motorik halus. Mereka mungkin sudah mampu menggenggam dan
mengendalikan gunting dengan sedikit presisi, namun masih memerlukan bimbingan dan
latihan lebih lanjut. Selama kegiatan menggunting dengan media loose part, mereka
menunjukkan peningkatan dalam keterampilan koordinasi mata-tangan dan kepekaan
sensorik, namun masih perlu terus melatih dan mengasah kemampuan motorik halus mereka.
3. BSH (Berkembang Sesuai Harapan):
Anak yang masuk dalam kategori ini menunjukkan kemampuan motorik halus yang sesuai
dengan harapan perkembangan pada usia dini. Mereka mampu menggenggam dan
mengendalikan gunting dengan presisi yang cukup baik, serta menunjukkan keterampilan
koordinasi mata-tangan yang memadai. Selama kegiatan menggunting dengan media loose
part, mereka menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan motorik halus,
mencerminkan perkembangan yang sesuai dengan harapan.
4. BSB (Berkembang Sangat Baik):
Anak yang masuk dalam kategori ini menunjukkan kemampuan motorik halus yang sangat
baik. Mereka mampu menggenggam dan mengendalikan gunting dengan presisi yang tinggi,
serta menunjukkan koordinasi mata-tangan yang lancar. Selama kegiatan menggunting
dengan media loose part, mereka menunjukkan perkembangan yang luar biasa dalam
kemampuan motorik halus. Mereka dapat mengontrol gerakan tangan dan jari mereka
dengan sangat baik, menghasilkan hasil yang presisi dan terampil.
Tabel 2. Pengamatan Siklus 1
Nilai Pra Siklus Jumlah Prosentase
Perkembangan Anak
BB 3 2 10%
Siklus 1
MB 7 3 15%
BSH 5 7 35%
BSB 5 8 40%
Total 20 100%
Keterangan:
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik

Pengambilan nilai ceklis pada siklus 1 ini memberikan gambaran tentang tingkat
perkembangan kemampuan motorik halus setiap anak di Kelompok A sebelum mereka
terlibat dalam kegiatan menggunting dengan media loose part. Dengan mengetahui kategori
nilai anak, peneliti dapat merencanakan strategi pembelajaran yang sesuai untuk mendukung
perkembangan kemampuan motorik halus mereka dalam siklus ke 2.
Tabel 3. Pengamatan Siklus 2
Nilai Pra Siklus 1 Jumlah Prosentase
Perkembangan Siklus Anak
BB 3 2 0 10%
Siklus 2
MB 7 3 1 25%
BSH 5 7 10 30%
BSB 5 8 11 35%
Total 20 20 20 100%
Keterangan:
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik

Pembahasan:
Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa implementasi kegiatan menggunting
dengan menggunakan media loose part efektif dalam meningkatkan kemampuan motorik
halus anak usia dini di Kelompok A. Dalam siklus 1, terjadi peningkatan awal yang
signifikan, dan dalam siklus 2, peningkatan tersebut dapat diperluas dan ditingkatkan lebih
lanjut.
SIMPULAN
Peningkatan kemampuan motorik halus yang diamati dapat dijelaskan oleh beberapa faktor.
Pertama, penggunaan media loose part memberikan variasi dan keberagaman bahan,
memungkinkan anak-anak untuk berlatih dan mengeksplorasi gerakan tangan dan jari yang
berbeda. Hal ini membantu dalam pengembangan keterampilan menggenggam dan
mengontrol gerakan tangan yang diperlukan dalam kemampuan motorik halus.

Selain itu, melalui kegiatan ini, anak-anak juga memiliki kesempatan untuk
mengembangkan kreativitas dan kebebasan berpikir mereka. Penggunaan bahan-bahan yang
berbeda dan kemampuan untuk menciptakan karya yang unik mendorong motivasi dan
antusiasme anak-anak dalam berlatih dan meningkatkan kemampuan motorik halus.

Dalam kesimpulannya, penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa melalui kegiatan
menggunting dengan menggunakan media loose part, kemampuan motorik halus anak usia
dini di Kelompok A dapat meningkat secara signifikan. Peningkatan tersebut terjadi dalam
dua siklus penelitian dan didukung oleh respon positif, motivasi, pengembangan kreativitas,
dan kebebasan berpikir anak-anak. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
masukan yang berharga dalam pengembangan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia dini.
DAFTAR PUSTAKA
Berda Asmara. (2020). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan
Menggunting Pada Anak Usia Dini Di Kelompok A TK Khadijah Surabaya.
https://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Pedagogi/article/view/3624.
Noviya Murniza. (2016). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan
Menggunting Yang Bervariasi Di Paud Terpadu Islam Al-Haramain Sawah Dangka
Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam.
https://www.scribd.com/document/318730272.
Fitria Indriyani. (2014). Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan
Menggunting Dengan Berbagai Media Pada Anak Usia Dini Di Kelompok A Tk Aba
Gendingan Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman Yogyakarta.
https://eprints.uny.ac.id/13429/
Sarina Sarina, Muhammad Ali, Halida Halida. (2017). Peningkatan Kemampuan Motorik
Halus melalui Kegiatan Menggunting dan Menempel pada Anak Usia 4-5 Tahun di
Paud Aisyiyah 3 Pontianak.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/22770
Ni Nyoman Novita Angginingsih, Nice Maylani Asril, Dewa Gede Firstia. (2021).Upaya
Meningkatkan Kemampuan Menggunting Pada Anak Usia Dini Melalui Media
Papercraft.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPAUD/article/view/36621/20099
Fajri Dwiyama. (2021). Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Loose Parts dalam
Meningkatkan Kualitas Belajar.
https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/adara/article/view/2137/
Sumantri, M. S., dkk. (2022). Metode Pengembangan Fisik. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
Gunarti, W., et al. (2022). Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak
Usia Dini. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Gunarti, W., et al. (2021). Evalusi Perkembangan Anak Usia Dini: Modul 2 Tahapan
Perkembangan Anak Usia Dini. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Suryana, D. & Wahyudin, N. (2014). Dasar-Dasar Pendidikan TK: Modul 1 Hakikat Anak
Usia Dini. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Wardani, I. G. A. & Wihardit, K. (2022). Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai