PEDAGOGI Jurnal Pendidikan AUD Motorik Halus Jurnal Pendidikan dan Jurnal Pendidikan
Jurnal Anak Usia Universitas Terbuka 2016 pembelajaran Untan Anak Usia Dini
Dini dan Pendidikan Undiksha
Nama Journal Anak Usia Dini
Berda Asmara NOVIYA MURNIZA Fitria Indriyani Sarina Sarina, Ni Nyoman Novita
Muhammad Ali, Halida Angginingsih, Nice
Nama Penulis Halida Maylani Asril, Dewa
Artikel Gede Firstia
Jurnal Manajemen Jurnal Ilmiah Mandala EFEKTOR JGK (Jurnal Guru Jurnal PAUD
Nama Journal Pendidikan Islam Education Kita) AGAPEDIA
1Fajri Dwiyama, 2 Diyah Mirawati Titania Widya Srinahyanti 1 Siti Maryam Hadiyanti,
Nama Penulis Satma Awaliana Prameswari1, Anik Elan Elan, Taopik
Artikel Lestariningrum2 Rahman
Melalui media loose parts anak akan mampu menghubungkan dirinya dengan lingkungannya. Penjelasaan penting yaitu anak-
anak sangat membutuhkan sebuah lingkungan sebagai tujuan memanipulasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
menyampaikan gagasan mereka sendiri melalui sebuah permainan. Melalui loose parts anak akan diberikan kesempatan untuk
Rangkuman berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya terdekatnya. Ketika anak bermain menggunakan barang lepasan, terbuka
Artikel 8 anak akan memiliki pemikiran yang mengarah kepada keterampilan berpikir tahapan pemecahan masalah dan bernalar teoritis.
Media loose parts sebagai perantara dalam meningkatkan kemampuan anak untuk berfikir kritis, berimajinasi, melihat solusi, dan
kemampuan bereksplorasi anak khususnya ketika anak menggali pengalaman main secara maksimal.
Beberapa Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan loose parts diantaranya;
1. Mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan anak saat bermain, terlebih lagi dengan alat dan bahan yang berukuran
kecil. Resiko tertelan, terbentur, terjatuh barangkali tetap ada sehingga perlu perencanaan dan antisipasi yang baik. Selain itu,
kebersihan alat dan bahan main juga perlu perhatian khusus.
2. Alat dan Bahan main yang digunakan kemudian tidak menyakiti atau mengganggu makhuk hidup / ekosistem lainnya.
Rangkuman 3. Berikan kebebasan bagi anak dalam bereksplorasi, mencakup kebebasan memilih bahan, kebebasan dalam prosesnya
Artikel 9 maupun kebebasan dalam mengekspresikan hasil karya. Allow and encouraging children to create their activities (Flanningan &
Dietze, 2017)
4. Mengurangi adanya intervensi seperti memberi contoh, Pada kegiatan main berbasis loose parts, guru hanya sebagai
fasilitator dan motivator. Anak dapat menggunakan kalimat pertanyaan dan seruan seperti, “Seperti apa bentuk rumah?”, “Ayo,
kita membuat rumah yang kita sukai!” 5. Bermain dengan loose parts tidak berbatas ruang, Area main anak bisa indoor maupun
outdoor, oleh karenanya perlu diperhatikan benda yang mengancam seperti benda tajam yang dapat melukai kaki anak
Artikel ini membahas mengenai pembelajaran media loose part yang perlu dikembangkan untuk menjadi suatu media bahan ajar
yang dapat digunakan oleh anak usia dini. Media loose part ini dapat mengembangkan berbagai aspek, terutama dalam aspek
Rangkuman motorik halus. Dengan adanya media pembelajaran berbasis loose part ini dapat memudahkan anak dalam pencapaian
Artikel 10 perkembangan motorik halusnya. Media loose part merupakan salah satu media yang dapat disusun, di rangkai, digabungkan,
dipindahkan dan yang lainnya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pembelajaran media loose part untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Metode penelitian yang bisa memfasilitasi
untuk melakukan analisis ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan menggunakan observasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, penggunaan media loose part
dalam pembelajaran di kelas sudah optimal untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini, karena media
pembelajaran loose part ini merupakan media yang menyenangkan sehingga anak tidak mudah bosan serta dapat menciptakan
sebuah karya hasil dirinya. Kesimpulannya, dengan adanya pembelajaran berbasis media loose part ini akan meningkatkan
kreativitas serta motorik halus anak dalam aktifitas pembelajaran di kelas. Media loose part juga karena bahan-bahannya mudah
ditemukan di lingkungan sekitar anak, maka anak akan belajar untuk menghargai, mendaur ulang bahan-bahan yang ada di
sekelilingnnya.
Penerbit Universitas Penerbit Universitas Penerbit Universitas Dadan Suryana, Nenny IG.A.Wardani,Kuswaya
Nama Penerbit Terbuka Terbuka Terbuka Wahyudin Wihardit
Nama Penulis M. Syarif Sumantri, Winda Gunarti,dkk Winda Gunarti,dkk Universitas Terbuka Penerbit Universitas
Buku dkk Terbuka
Tangerang Selatan Tangerang Selatan Tangerang Selatan Tangerang Selatan 2014 Tangerang Selatan
Kota Terbit Tahun 2022 2022 2021 2022
Motorik halus adalah gerakan gerakan-gerakan tubuh yang melibatkan otot -otot kecil, misalnya otot-otot jari tangan otot muka
dan lain-lain, gerakan motorik halus terutama melibatkan otot tangan dan jari biasanya membutuhkan kecermatan tinggi,
ketekunan dan koordinasi antara mata dan otot kecil. Beberapa gerakan yang dapat di masukkan dalam gerakan motorik halus
Rangkuman Buku misalnya menggunting, merobek, menggambar, menulis, melipat, meronce, menjahit, meremas, menggenggam, menyusun
1 balok, meringis, melotot tertawa dan sebagainya.
Khusus di TK pengembangan kegiatan motorik halus lebih banyak di arahkan pada otot tangan dan jari. Ketrampilan untuk ini
digunakan untuk makan, berpakaian, menulis, menggunting dan menggunakan alat bermain konstruksi kecil. Modul 1 hal.1.13
Pengembangan fisik memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung, perkembangan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Sementara itu,
secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fisik akan memengaruhi bagaimana anak memandang dirinya sendiri
dan cara pandang mereka terhadap orang lain. Perkembangan fisik berjalan seiring dengan perkembangan motorik.
Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf , dan
Rangkuman Buku otot yang terkoordinasi. Perkembangan fisik mencakup dua bidang perkembangan, yaitu perkembangan keterampilan motorik
2 kasar dan keterampilan motorik halus. pengembangan keterampilan motorik kasar berkaitan dengan usaha yang di lakukan
oleh pendidik untuk mengoptimalkan motorik kasar atau gerakan yang lebih banyak dilakukan oleh otot-otot kasar, seperti
berlari, berjalan, menendang, dan sebagainya. Sebaliknya, pengembangan keterampilan motorik halus berkaitan dengan
optimalisasi dalam penggunaan koordinasi antara mata dan tangan sehingga anak dapat melakukan aktivitas motorik halus
dengan teliti. Modul 2 hal.2.23
Perkembangan motorik di artikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengedanlian gerak tubuh. Ada 3 unsusr
yang menentukan dalam perkembangan motorik yaitu otak, syaraf dan otot. Ketika motorik bekerja ketiga unsur
Rangkuman Buku tersebutmelaksanakan masing-masing perannanya secara interasktif positif artinya unsur-unsur yang saling berkaiktan saling
3 menunjang, saling melengkapi dengan unsur yanglain unutuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya. Jadi
ketiga unsur tersebut saling bekerja sama segingga terbentuk suatu gerakan yang bertujuan misalnya berbicara ,
berjalan,berlari, menulis, menggambar dan sebagainya.
Anak usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar sepanjang rentang pertumbuhan serta
perkembangan kehidupan manusia. Masa ini ditandai oleh berbagai periode pentingyang fundamental dalam kehiudpan anak
selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi penciri masa usia dini adalah periode
Rangkuman Buku keemasan. Banyak konsep dan fakta yang ditemuknmemberikan penjelasan periode keemasan pada anak usia dini adalah
4 masa eksplorasi, masa identifikasi/imitasi, masa peka, masa bermain dan masa membangkang awal. Namun disisi lain anak
usia diniberada pada masa kritis yaitu masa keemasan anak tidak dapat diulang kembali pada masa-masa berikutnya. Jika
potensi-potensinya tidak distimulasi secara optimal dan maksimal pada usia dini tersebut.
Buku Penelitian Tindakan Kelas ini menyajikan materi yang kan menambah wawasan, sikap dan keterampilan dalam
melaksanakan PTK dalam uapaya mempebaiki kualitas pembelajaran. Dalam modul ini dijelaskan secara rinci tentang : Hakikat
Rangkuman Buku Penelitian Tindakan Kelas, Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas, Merancang Penelitian Tindakan Kelas, Melaksanakan
5 Perbaikan dan Pembelajaran, Menganalisis dan Menginterpretasikan Data serta Menidaklanjuti Hasil PTK, dan Laporan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
KERANGKA PENULISAN
Artikel
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGUNTING DENGAN MEDIA LOOSE PART PADA KELOMPOK A TK
ISLAM AL FAUZIEN
Kerangka Penulisan
I. PENDAHULUAN
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi
kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (http: www.naeyc. org 2004:2-3). Pada masa ini proses
pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup
manusia (Berk, 1992:18). Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik
yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.
Kemampuan motorik terbagi menjadi 2 yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah aktivitas gerak tubuh yang
menggunakan otot – otot besar yang meliputi gerak dasar lokomotor, non lokomotor dan manipulatif. Sedangkan motorik halus adalah
kemampuan anak pra sekolah beraktivitas menggunakan otot – otot halus. Beberapa kegiatan yang berhubungan dengan motorik halus
anak misalnya menulis, menggambar, meronce, menganyam dan lain sebagainya ( Samsudin, 2005 ).
Motorik halus adalah gerakan gerakan-gerakan tubuh yang melibatkan otot -otot kecil, misalnya otot-otot jari tangan otot muka dan lain-
lain, gerakan motorik halus terutama melibatkan otot tangan dan jari biasanya membutuhkan kecermatan tinggi, ketekunan dan koordinasi
antara mata dan otot kecil. Beberapa gerakan yang dapat di masukkan dalam gerakan motorik halus misalnya menggunting, merobek,
menggambar, menulis, melipat, meronce, menjahit, meremas, menggenggam, menyusun balok, meringis, melotot tertawa dan sebagainya
(Modul 1 hal.1.13)
Media Loose Part adalah suatu metode pembelajaran yang memanfaatkan benda-benda kecil atau partikel yang variatif dan dapat
dimanipulasi oleh anak-anak dalam melakukan eksplorasi, mengembangkan imajinasi, dan memperluas kreativitas mereka. Berikut
adalah pendapat beberapa ahli mengenai Media Loose Part:
1. Friedrich Fröbel, seorang pendidik asal Jerman yang dikenal dengan metode Kindergarten, mengembangkan konsep Loose Part yang
dikenal dengan "Gifts and Occupations" atau "Hadiah dan Pekerjaan" yang terdiri dari benda-benda kecil yang bermacam-macam dan
dapat diatur menjadi pola-pola dan bentuk-bentuk yang beragam.
2. Maria Montessori, seorang dokter dan pendidik asal Italia, juga menggunakan Loose Part dalam metode pendidikannya. Dia
mengajarkan anak-anak untuk melakukan kegiatan seperti memasukkan benda ke dalam wadah atau mengambil benda-benda dengan
menggunakan alat yang tepat, seperti sendok atau pinset.
3. Cathy Weisman Topal dan Lella Gandini, ahli pendidikan seni dan pengarang buku "Beautiful Stuff!", menyatakan bahwa Loose Part
dapat membantu anak-anak dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis, membuat konsep abstrak menjadi lebih mudah dipahami,
dan memperkuat keterampilan sosial.
4. Heather Von Bank, profesor pendidikan dari Minnesota State University, menyatakan bahwa Loose Part sangat penting dalam
perkembangan anak-anak karena memberikan pengalaman sensorik yang kuat, memperkuat hubungan antara kognitif, emosi, dan
motorik, serta meningkatkan kemampuan sosial dan kepribadian anak-anak.
Secara keseluruhan, Loose Part merupakan media yang fleksibel dan memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan kreativitas dan
imajinasi mereka dalam berbagai cara. Loose Part juga dapat membantu memperkuat keterampilan sosial, keterampilan motorik, dan
keterampilan berpikir kritis pada anak-anak.
Dari hasil survei awal pada kelompok A TK Islam Al Fauzien, terdapat 60 persen anak yang masih belum terampil dalam kegiatan
menggunting sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan Judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS
MELALUI KEGIATAN MENGUNTING DENGAN MEDIA LOOSE PART PADA KELOMPOK A TK ISLAM AL FAUZIEN”
II. Metode Penelitian yang dipakai adalah Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas atau yang sering disebut dengan PTK.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelas.