Skripsi
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif
Oleh
Daniel
NIM. 5202416068
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif
Oleh
Daniel
NIM. 5202416068
Nama : Daniel
NIM : 5202416068
Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif
Judul : Pengaruh Variasi Model Terhadap Kualitas Biodiesel Dan
Performa Mesin Diesel
Proposal ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke seminar proposal
Skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
ii
PENGESAHAN
Oleh
Nama : Daniel
NIM : 5202416068
Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif
Panitia:
Ketua Sekretaris
Penguji 1 Penguji 2
Penguji 3/Pembimbing
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik UNNES
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim
Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan
Daniel
NIM. 5202416068
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
v
RINGKASAN
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
Kualitas Biodiesel Dan Performa Mesin Diesel”. Shalawat serta salam penulis
haturkan kepada nabi Muhammad SAW dan keluarganya serta kepada para
sahabatnya.
Penyelesaian proposal skripsi ini tidak lepas dari bantuan bimbingan dan
2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Dr. Nur Qudus, MT.,
3. Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd, ST., M.T., dosen pembimbing yang telah sabar
4. Bapak Yudianto dan Ibu Suparti tersayang, atas kasih sayang, kesabaran,
vii
6. Semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan proposal skripsi.
Oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dalam perbaikan proposal skripsi ini. Semoga Allah
SWT memberikan pahala yang berlipat ganda atas bantuan dan kebaikannya.
Aamiin.
Daniel
viii
DAFTAR ISI
ix
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 23
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian................................................. 23
3.2 Desain Penelitian ......................................................................................... 23
3.3 Alat dan Bahan Penelitian ........................................................................... 24
3.3.1 Alat........................................................................................................ 24
3.3.2 Bahan .................................................................................................... 27
3.4 Parameter Penelitian .................................................................................... 27
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 28
3.5.1 Diagram Alir Penelitian ........................................................................ 29
3.6 Kalibrasi Instrumen ..................................................................................... 39
3.6.1 Viscometer Ostwald.............................................................................. 39
3.6.2 Piknometer ............................................................................................ 40
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 42
4.1 Deskripsi Data ............................................................................................. 42
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 50
BAB 5 PENUTUP................................................................................................ 61
5.2 Simpulan ...................................................................................................... 61
5.3 Saran ............................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63
LAMPIRAN .......................................................................................................... 69
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Lampiran 30. Lembar Hasil Uji Performa 1PS 10% Percobaan Kedua ............... 98
Lampiran 31. Lembar Hasil Uji Performa 1PS 10% Percobaan Ketiga ............... 99
Lampiran 32. Lembar Hasil Uji Performa 2PS 10% Percobaan Pertama ........... 100
Lampiran 33. Lembar Hasil Uji Performa 2PS 10% Percobaan Kedua ............. 101
Lampiran 34. Lembar Hasil Uji Performa 2PS 10% Percobaan Ketiga ............. 102
Lampiran 35. Lembar Hasil Uji Performa 2PB 10% Percobaan Pertama .......... 103
Lampiran 36. Lembar Hasil Uji Performa 2PB 10% Percobaan Kedua ............. 104
Lampiran 37. Lembar Hasil Uji Performa 2PB 10% Percobaan Ketiga ............. 105
Lampiran 38. Lembar Hasil Uji Performa 3PS 10% Percobaan Pertama ........... 106
Lampiran 39. Lembar Hasil Uji Performa 3PS 10% Percobaan Kedua ............. 107
Lampiran 40. Lembar Hasil Uji Performa 3PS 10% Percobaan Ketiga ............. 108
Lampiran 41. Lembar Hasil Uji Performa 3PB 10% Percobaan Pertama .......... 109
Lampiran 42. Lembar Hasil Uji Performa 3PB 10% Percobaan Kedua ............. 110
Lampiran 43. Lembar Hasil Uji Performa 3PB 10% Percobaan Ketiga ............. 111
Lampiran 44. Hasil Uji Densitas ......................................................................... 112
Lampiran 45. Hasil Uji Viskositas ...................................................................... 112
Lampiran 46. Hasil Uji GCMS Satu Pengaduk Searah....................................... 112
Lampiran 47. Hasil Uji GCMS Dua Pengaduk Searah ....................................... 113
Lampiran 48. Hasil Uji GCMS Dua Pengaduk Berlawanan Arah ...................... 113
Lampiran 49. Hasil Uji GCMS Tiga Pengaduk Searah ...................................... 114
Lampiran 50. Hasil Uji GCMS Tiga Pengaduk Berlawanan Arah ..................... 114
Lampiran 51. Hasil Uji Performa B30 Pertamina ............................................... 115
Lampiran 52. Hasil Uji Performa 1PS 20% ........................................................ 115
Lampiran 53. Hasil Uji Performa 2PS 20% ........................................................ 116
Lampiran 54. Hasil Uji Performa 2PB 20%........................................................ 116
Lampiran 55. Hasil Uji Performa 3PS 20% ........................................................ 117
Lampiran 56. Hasil Uji Performa 3PB 20%........................................................ 117
Lampiran 57. Hasil Uji Performa 1PS 10% ........................................................ 118
Lampiran 58. Hasil Uji Performa 2PS 10% ........................................................ 118
Lampiran 59. Hasil Uji Performa 2PB 10%........................................................ 119
Lampiran 60. Hasil Uji Performa 3PS 10% ........................................................ 119
xiv
Lampiran 61. Hasil Uji Performa 3PB 10%........................................................ 120
Lampiran 62. Foto Dokumentasi Penelitian........................................................ 120
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber energi yang diantaranya, minyak bumi, batubara, gas, air, panas bumi,
pertanian, dan alat berat. Terlebih lagi pada bidang transportasi yang termasuk
alat transportasi semakin bertambah. Hal ini tentunya akan berakibat pada
jumlah minyak bumi. Olahan minyak bumi menghasilkan banyak produk yang
sering digunakan pada masyarakat umumnya adalah bahan bakar bensin dan
bahan bakar diesel. Karena, disesuaikan dengan prinsip kerja motor bakarnya.
Ada dua jenis motor bakar yaitu motor bensin (pembakaran menggunakan bahan
bakar bensin) dan motor diesel (pembakaran menggunakan bahan bakar solar).
Namun, pada perkembangannya bahan bakar solar dari turunan minyak bumi
1
2
merupakan sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui dan penggunaan
bahan bakar diesel yang terus meningkat menyebabkan menipisnya sumber energi
energi fosil yang berasal dari gas alam, batu bara, minyak bumi.
yang berpotensi untuk terus dikembangkan adalah fatty acid methyl ester (FAME)
diurai, dan sanggup menekan jumlah polusi udara kendaraan (Pratiwi, et al., 2016:
dan Susila, 2017: 36). Biodegradable merupakan suatu limbah yang mudah terurai
dan biasanya bersumber dari tumbuh-tumbuhan atau hewan (Puspita, 2017). Jadi,
minyak bumi juga dapat mengurangi pencemaran sehingga biodiesel lebih ramah
lingkungan.
yang terkandung pada minyak nabati ataupun hewani (Cahyati dan Pujaningtyas,
2017: 2). Minyak goreng sangat potensial sebagai bahan baku pembuatan
3
biodiesel. Karena, merupakan salah satu minyak yang berasal dari tumbuhan.
Kelebihan yang dimiki dari pada minyak hewani diantaranya yaitu lebih mudah
didapatkan dan harga minyak goreng relatif lebih murah. Dengan meningkatnya
1,06% dan 0,96% per tahun antara 2005 hingga 2020 (Syafa’at, et al., 2006: 23)
kadar asam lemak bebas yang rendah (Hutami dan Ayu, 2015: 134).
Dengan bahan baku yang melimpah yaitu minyak goreng tetapi cara
model pengaduknya. Biodiesel termasuk salah satu jenis bahan bakar nabati
asam lemakkbebas dengan methanol dan etanol (Pasang, 2008: 1). Katalis
2005: 1791). Mawarni dan Suryanto (2018: 51) menjelaskan bahwa tingkat
pada saat tumbukan hingga akhirnya mempengaruhi laju reaksi, konstanta reaksi,
energi aktivasi, dan lama reaksi. Jika, mulai dari awal pencampuran tidak
pada suatu fluida yang diaduk. Campuran yang homogen bisa tercapai secara
pengadukan akan terbentuk aliran campuran di dalam tangkai, aliran ini memiliki
efek penting yang berguna untuk proses pencampuran. Profil aliran dan derajat
(Krisunarya, et al., 2017: 9). Aliran ini lah yang dimanfaatkan untuk proses
kualitas biodiesel yang dihasilkan, sehingga dapat digunakan pada mesin diesel
untuk memperoleh performa yang baik. Pemilihanntangki, sudu, dan sirip serta
kendaraan bermesin diesel, namun sumber bahan bakar fosil tidak dapat
asam lemak yang rendah, tetapi penggunaan sebagai bahan baku biodiesel
model multi bilah searah dan berlawanan untuk meningkatkan kualitas dan
ini hanya mengenai jenis atau model pengaduk sudah banyak digunakan pada
untuk model multi bilah searah dan berlawanan untuk meningkatkan kualitas dan
sesuai dengan SNI, dan hasil performa yang baik pada mesin diesel. Beberapa
1. Pengaduk yang dipakai yaitu model satu, dua, dan tiga tingkat pengaduk
melihat pengaruh model dan arah bilah pengaduk terhadap kualitas biodiesel.
3. Kualitas biodiesel yang diteliti hanya mencakup densitas, viskositas, dan kadar
4. Performa mesin diesel yang diteliti hanya mencakup torsi dan daya mesin
diesel saja.
3. Model pengaduk yang mana, yang efektif meningkatkan kualitas biodiesel dan
1.5 Tujuan
1.6 Manfaat
yang baik sehingga model pengaduk ini dapat dimanfaatkan oleh pelaku
2. Performa mesin diesel yang dihasilkan dari bahan bakar biodiesel dengan
mesin diesel. Sehingga, hasil ini dapat menjadi pengetahuan tambahan bagi
pembuat biodiesel dan siapa saja yang tertarik dengan biodiesel dan otomotif.
3. Model pengaduk yang paling efektif dapat digunakan oleh siapapun untuk
krisis energi yang serius terlebih lagi efek dari penggunaan bahan bakar minyak
bakar minyak. Biodiesel didapatkan dari senyawa ester yang memiliki kemiripan
dengan sifat fisika dan kimia pada solar (Umam, 2019: 7).
bakar ini juga dapat mereduksi emisi gas berbahaya bagi lingkungan seperti
karbon monoksida (CO), ozon (O₃), nitrogen oksida (NOₓ) dan hidrokarbon aktif
pilihan yang sangat bagus untuk mengatasi krisis energi karena bahan bakunya
tersedia secara bebas dan mudah didapatkan (Che, et al., 2012: 428). Biodiesel
memiliki karakteristik seperti solar, selain itu biodiesel lebih ramah lingkungan
dari pada solar, karena biodiesel terdiri dari campuran monoalkali ester. Biodiesel
terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui seperti minyak tumbuhan atau lemak
hewan.
8
9
dengan alkohol dan menjadi ester. Reaksi antara trigliserida dengan alkohol itu
Secara kimia, asam lemak metil ester (Fatty Acid Methyl Ester/FAME) yang
terbuat dari minyak seperti lemak hewani, limbah dapur, serangga, dan microalga
yang disintesiskan oleh alkohol dan katalis (Yaakob, et al., 2013: 185).
pembuatan biodiesel dipengaruhi oleh lemak bebas (Free Fatty Acid/FFA). Jika
minyak memiliki nilai FFA <5% maka bisa langsung diproses dengan
menggunakan katalis asam (Freedman, et al., 1984: 1639). Banyak cara yang
digunakan peneliti untuk menurunkan kadar FFA pada minyak seperti penelitian
yang dilakukan oleh Che, et al., (2012: 428), penelitiannya menggunakan minyak
zaitun untuk menghasilkan biodiesel dengan asam sulfat sebagai katalis. Hasilnya
penurunan 50% nilai FFA dalam rasio minyak methanol rendah dan penurunan
Nadia (2016: 27) menjelaskan bahwa reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi
antara asam karboksilat dan alkohol sehingga membentuk ester. Turunan asam
10
senyawa yang mempunyai gugus -CO₂R dengan R dapat berupa alkil maupun aril.
transformasi kimia molekul trigliserida yang besar, bercabang dari minyak nabati
dan lemak menjadi molekul yang lebih kecil, molekul rantai lurus, dan hampir
sama dengan molekul bahan bakar solar. Proses pembuatan biodiesel dengan
bahan baku minyak goreng ditentukan dari kandungan Free Fatty Acid (FFA).
(transesterifikasi) campuran antara fase alkohol dengan minyak. Oleh karena itu,
penting dalam dalam peningkatan dan desain reaktor. Proses transesterifikasi akan
efektif jika menggunakan model pengaduk yang baik. Ada banyak jenis model
umum dibagi dalam empat jenis yaitu baling-baling (Propeller), turbin (Turbine),
dayung (Paddle), dan helical ribbon. Dari berbagai jenis model pengaduk
penelitian yang dilakukan oleh Peiter, et al., (2020: 58) menjelaskan bahwa model
pengaduk jenis turbin lebih efektif daripada model pengaduk jenis dayung.
2.2.1 Transesterifikasi
suatu tahapan konversi dari minyak nabati (trigliserida) menjadi ester, melalui
11
produk samping berupa gliserol, maka pada akhir proses pembuatan biodiesel
baku yang memiliki kadar free fatty acid (FFA) rendah yaitu kurang dari lima
persen (<5%). Arita, et al., (2020: 4) menerangkan bahwa reaksi terjadi dengan
mereaksikan trigliserida dengan alkohol rantai pendek seperti metanol atau etanol
massa, dan merubah sifat suatu campuran dengan cepat. Guna mendapatkan
campuran yang homogen dan efektif, pemilihan pengaduk yang tepat sangatlah
penting. Menurut Haloho (2018: 8), secara umum pengaduk yang sering
helical ribbon.
berkisar antara 400 rpm hingga 1750 rpm dengan arah aliran aksial dan dapat
12
pengaduk turbin lebih banyak memiliki daun pengaduk dan berukuran lebih
pendek. Pengaduk jenis ini biasanya digunakan pada kecepatan tinggi untuk
cairan dengan rentang viskositas yang sangat luas. Ada beberapa jenis pengaduk
turbin diantaranya yaitu: a.) Turbine disc flat blade, b.) Turbine pitched blade, c.)
jenis dengan tingkat kemiringan daun sebesar 45°. Dengan tingkat kemiringan
Pengaduk jenis ini memiliki jumlah sudu minimum dua, vertikal atau
horizontal. Pengaduk jenis paddle menghasilkan jenis aliran radial dan tangensial
pengaduk ini menjadi tidak efektif. Pengaduk jenis ini biasanya digunakan pada
kecepatan rendah yaitu antara 20 rpm hingga 200 rpm. Ada beberapa jenis
pengaduk paddle, yaitu: a.) Paddle anchor, b.) Paddle gate, c.) Paddle horse
shoe, d.) Paddle finger, e) Paddle helix, f.) Paddle flat beam-basic, g.) Paddle
yang tinggi dan menggunakan kecepatan rpm yang rendah pada bagian laminar.
pengaduk melalui bagian berliku. Beberapa jenis pengaduk helical ribbon yaitu:
a.) Ribbon impeller, b.) Double ribbon impeller, c.) Helical screw impeller, d.)
campuran yang homogen. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Peiter. Penelitian yang dilakukan oleh Peiter, et al., (2020: 57), bertujuan
tipe turbin dan pengaduk tipe dayung. Pengaduk tipe turbin lebih efektif daripada
tipe dayung hal ini dibuktikan dengan penurunan yield 60% rata-rata pada 30
detik.
15
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu tipe
pengaduk yang sesuai dan efektif yaitu jenis pengaduk turbin dengan tingkat
lebih besar. Dengan kombinasi aliran yang dihasilkan maka akan mempermudah
Haloho (2018: 12) kecepatan putaran pengaduk dibagi menjadi tiga variasi. Yaitu:
1. Kecepatan rendah
batch yang sempurna dengan permukaan campuran yang datar sehingga dapat
2. Kecepatan sedang
mendinginkaniatauimemanaskan.
3. Kecepatan tinggi
Variasi ini berkisar pada kecepatan 1750 rpm. Untuk putaran tinggi
biasanya digunakan pada cairan yang mengandung tingkat viskositas seperti air.
yang tinggi.
dan Pardi (2017: 2) menggunakan tingkat kecepatan 600 rpm dengan bahan
campuran Crude Palm Oil (CPO) dan metanol. Sedangkan penelitian Hutami dan
Ayu (2015: 132) dengan bahan minyak kelapa sawit komersial yang dicampur
metanol dan KOH menggunakan kecepatan 300-500 rpm. Prihanto dan Irawan
(2017: 32) menggunakan kecepatan 500 rpm pada campuran minyak goreng bekas
menjadi banyak. Menurut Hutami dan Ayu (2015: 134) pemilihaniminyak goreng
kelapa sawit yang biasa umum ditemui dipasaran, dipilih karena minyak goreng
kelapa sawit ini memilikiikadar asam lemak bebas (Free Fatty Acid) yangrrendah
yaitu kurang dari dua persen (<2%). Proses pembuatan biodiesel menggunakan
Jika minyak mengandung asam lemak bebas melebihissatu persen (>1%) maka
dalam proses hasil pemisahan biodiesel akannsulit. Untuk mengatasi hal itu
biodiesel. Katalis ini memiliki sifat katalisator yang tinggi. Katalis ini juga mudah
2.2.6 Methanol
berwarna bening. Methanol merupakan salah satu bahan yang digunakan pada
Tabel 2.3 Sifat fisika-kimia methanol (Cahyati dan Pujaningtyas, 2017: 10)
Rumus molekul CH₃OH
Massa molar 32,04 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Penampilan Tidak berwarna
Densitas 0,7918 𝑔/𝑐𝑚3 , liquid
Titik lebur -97℃, -142,9℉ (176 K)
Titik didih 64,7℃, 148,4℉ (337,8 K)
Kelarutan dalam air Mudah bercampur
Keasaman (𝑝𝐾𝑎 ) ~15,5
Viskositas 0,59 𝑚𝑃𝑎 ∙ 𝑠 at 20℃
kalori lebihhrendah dari minyak solar (Wibowo, et al., 2019: 58). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Ali, et al., (2016: 66) terdapat peningkatan massa
Didalam suatu negara pasti memiliki standarisasi mutu yang berbeda-beda dari
negara lain dan banyak faktor yang menentukan standarisasi mutu tersebut.
yang sudah merevisi SNI 04-7182-2006 dan SNI 7182:2012 – Biodiesel. Adapun
12/100g), maks
18. Kadar monogliserida %-massa, maks 0,8
19. Kestabilannoksidasi Menit
- Periodeminduksimmetode 360
rancimat atau
- Periodeminduksimmetode 27
petro oksi
1. Analisis viskositas
berpengaruh langsung terhadap besarnya penurunan tekanan yang dialami oleh zat
cair tersebut. Zat cair dengan viskositas rendah lebih mudah dialirkan
Direktorat Jenderal Energi baru, Terbarukan dan Konversi Energi SNI 7182:2015
standar viskositas maksimal kinematic pada 40℃ sebesar 2,3-6,0 cSt. Viskositas
𝜇 = 𝐶 ×𝑡
Keterangan:
2. Analisis densitas
𝑤1
Densitas = × 𝜌𝑎𝑖𝑟
𝑤2
Keterangan:
berdasarkan bahan dasar, proses pembuatan, dan persentase campuran solar murni
maka torsi dan daya nya akan semakin baik dan sebaliknya, apabila kualitas
karakteristik biodiesel kurang baik atau kurang dari standar maka torsi dan
biodiesel B40 dan B50, kualitas karakteristik biodiesel dapat terlihat pada hasil uji
2.4 Hipotesis
METODE PENELITIAN
terhadappperilakuuyang timbulssebagaiaakibatpperlakuan.
yanggbetujuannuntuk mengetahuiaakibattmanipulasitterhadappperilakuuindividu.
akibat (Sukardi, 2005: 109). Metode eksperimental adalah metode penelitian yang
23
24
pemberian suatu perlakuan terhadap variabel yang diteliti atau subjek penelitian.
3.3.1 Alat
1. Unit pengolah biodiesel yang memiliki dua reaktor berkapasitas dua liter dan
2. Model pengaduk tipe turbin dengan arah kemiringan yang berbeda. Satu
pengaduk dengan aliran searah, dua pengaduk dengan aliran searah, dua
pengaduk dengan aliran berlawanan arah, tiga pengaduk aliran searah, dan tiga
25
26
4. Pemanas
1. Viscometer Ostwald.
2. Piknometer.
3. GCMS.
1. Dynamometer.
27
c.) Frequency : 50 Hz
e.) Fuse : 16 A
3.3.2 Bahan
1. Minyak goreng.
3. Methanol.
1. Variabel bebas
variabel bebas yaitu variasi model pengaduk. Model satu pengaduk, dua pengaduk
berlawanan arah, tiga pengaduk dengan kemiringan bilah searah, dan tiga
2. Variabel terikat
variabel terikat yaitu kualitas biodiesel mengacu pada SNI 7182:2015. Melalui
perhitungan kadar metil ester, uji viskositas, dan uji densitas. Sedangkan untuk
pengujian performa mesin diesel yang diukur adalah torsi dan daya. Variabel
3. Variabel kontrol
(dependent) tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Penelitian ini
diatur pada suhu 30℃ dan 60℃. Dan putaran pengaduk dengan kecepatan 100
Adapunimetode yangidigunakaniadalah:
29
Mulai.
Minyak goreng
Dipanaskan.60°C Katalis
Transesterifikasi
Pengendapan
Pencucian
Pengeringan
Kesimpulan
Selesai
d. Setelah suhu minyak mencapai 60°C, tuangkan larutan KOH dan methanol.
2. Pengadukan
tabung pemanas.
benar terpisah.
c. Tunggu hingga biodiesel dan larutan cuka terpisah. Biasanya larutan cuka
5. Pengeringan
adalahhuji kualitas biodiesel dan uji performa mesin diesel. Pengujian dilakukan
a. Uji viskositas
5. Lalu, letakkan dalam bak (suhu bak viscometer dinaikkan pada 15 – 100℃
b. Uji densitas
7. Timbang alat (berat aquades diperoleh dari selisih berat piknometer yang berisi
10. Setelah itu, keringkan piknometer dan timbang (berat sampel diperoleh
piknometer kosong).
35
sebagai berikut:
KG
Project : P501558
Frequency : 50 HZ
Rated Current : 15 A
Fuse Protection : 16 A
a. Persiapan pengujian
2. Ganti filter bahan bakar agar mendapatkan hasil data pengujian yang valid.
4. Setelah itu, ikat mobil menggunakan Ratchet strap dan pastikan mobil benar-
berfungsinuntukmmengangkatmdanmmenurunkanmrodambelakangmyangmme
ngakibatkanmrodambelakangmdapatmterhubungmlangsungmdenganmroller.
LPS 3000.
37
pada menu measurement. Lalu pilih constan speedppada sub menu load
b. Pelaksanaan Pengujian
2. Nyalakan mesin dan tunggu hingga bahan bakar benar-benar masuk ke dalam
ruang bakar. Perhatikan buret dan pastikan buret tetap terisi bahan bakar pada
3. Masuk gigi satu lalu injak pedal gas hingga maksimal, masukkan gigi
selanjutnya injak pedal gas secara penuh, lakukan cara yang sama hingga gigi
5. Setelah itu pada layar komputer dynamometer tersaji grafik torsi dan daya
pengujian.
kecocokan alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur sedangkan reliabilitas
3.6.2 Piknometer
suatu zat padat atau cair. Piknometer biasanya terbuat dari bahan kaca dan bagian
tengah tutupnya memiliki pipa kapiler sehingga gelembung udara dapat keluar
2. Simpan alat dalam water bath pada suhu 25℃ selama 30 menit.
4. Timbang alat (berat aquades diperoleh dari selisih berat piknometer yang berisi
yangbberlakuuuntukuumumaatauugeneralisasi.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
analisis data statistik deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data ini menyajikan
yaitu: a.) analisis potret data berupa frekuensi dan presentasi, b.) analisis
kecenderungan tengah (central) data berupa rerata, c.) analisis variasi nilai berupa
kisaran dan simpangan baku atau varian. Data yang diambil dari penelitian ini
adalah nilai uji kualitas biodiesel dan nilai uji performa mesin diesel.
bahan baku minyak goreng merk BIMOLI melalui proses transesterifikasi. Pada
saat melakukan proses pembuatan sampel, minyak goreng yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 liter biodiesel adalah 1,5 liter minyak goreng dan membutuhkan
Prosesa.transesterifikasii..dilakukann.denganncaraamemanaskannminyakk.goreng
didalam tabung pemanas pada alat pengolah biodiesel hingga suhu minyak goreng
mencapai 60°C. Pada saat suhu minyak goreng mencapai suhu 60°C, barulah
larutan KOH dengan methanol dituang dalam tabung. Lalu, aduk menggunakan
variasi pengaduk, satu pengaduk searah, dua pengaduk searah, dua pengaduk
berlawanan arah, tiga pengaduk searah, dan tiga pengaduk berlawanan arah
kandungan basa pada biodiesel. Penyucian biodiesel sendiri juga bertujuan untuk
42
43
pengeringan ini, biodiesel dipanaskan hingga 100°C hingga kadar air dari sisa
Februari 2021. Pengujian ini dilakukan untuk menguji lima sampel variasi
pengaduk yaitu satu pengaduk searah, dua pengaduk searah, dua pengaduk
berlawanan arah, tiga pengaduk searah, dan tiga pengaduk berlawanan arah.
viskositas yang bertujuan untuk mengetahui nilai kekentalan pada zat cair
Tabel 4.1 merupakan hasil dari uji GCMS untuk mengetahui kandungan
pengaduk searah menghasilkan 99,45% senyawa kadar metil ester dan mimiliki
0,54% komponen lain yang bukan metil ester. Dua pengaduk searah menghasilkan
kadar metil ester sebesar 99,29% dan senyawa bukan metil ester sebesar 0,71%.
Dua pengaduk berlawanan arah menghasilkan 98,8% kadar metil ester dan 1,99%
senyawa bukan metil ester. Tiga pengaduk searah menghasilkan 99,24% senyawa
kadar metil ester dan senyawa bukan metil esternya sebesar 0,77%. Tiga
pengaduk berlawanan arah menghasilkan 98,59% senyawa kadar metil ester dan
meliputi uji kadar metil ester (GCMS), uji densitas, dan uji viskositas. Maka,
dataahasilppengujiankkarakteristikbbiodiesel.
45
terendah pada variasi model tiga pengaduk berlawanan arah sebesar 3,76 mm²/s
dan tertinggi terdapat pada sampel variasi model satu pengaduk searah sebesar
4,62 mm²/s. Sedangkan pada pengujian densitas, hasil terendah terdapat pada
sampel variasi model dua pengaduk berlawanan arah dengan mengasilkan nilai
densitas sebesar 0,865 kg/m³ dan untuk kadar densitas tertinggi ditunjukkan pada
variasi model dua pengaduk searah sebesar 0,868 kg/m³. Pengujian kadar metil
ester terendah pada variasi model dua pengaduk berlawanan arah sebesar 98,8%
dan tertinggi terdapat pada pengujian sampel variasi model satu pengaduk searah
sebesar 99,45%.
dilakukan guna mengetahui torsi dan daya yang dihasilkan oleh sampel biodiesel.
10% dan 20% sehingga menghasilkan campuran biodiesel B40 dan B50. Variasi
kecepatan mesin (rpm) yang digunakan untuk pengujian ini yaitu 2000, 2500,
kendaraan jenis Isuzu Panther Pick up Diesel Turbo berkapasitas 2500cc. Alat
yang digunakan pada pengujian ini adalah Dynotest MAHA tipe LPS 3000 PKW.
kendaraan jenis Isuzu Panther Pick up Turbo berkapasitas 2500 cc dalam keadaan
baik dan normal. Pengambilan data ini diambil dari putaran mesin terendah yaitu
terlebih dahulu seperti penggantian filter bahan bakar guna data yang dihasilkan
lebih valid. Sampel yang digunakan pada pengujian ini menggunakan campuran
10% dan 20% biodiesel sampel variasi model pengaduk, dikarenakan bahan bakar
menghasilkan torsi dan daya yang berbeda juga sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 4.3Data Pengujian Torsi dan Daya Menggunakan Campuran Sampel 20% Biodiesel
2000 164,6 164,3 162,9 165,1 164,8 167,8 33,10 33 33,11 33,46 33,23 33,91
2500 154 152,9 150,4 153,4 153,1 155,9 38,70 38,4 38,22 38,88 38,6 39,39
3000 147,2 149 147,5 148,9 148,5 151,6 44,39 44,88 44,97 45,28 44,91 45,97
3500 148,2 148,1 147,2 149,2 150 150,7 52,16 52,09 52,34 52,69 52,9 53,31
4000 135,8 134,3 132,8 133,6 135 137 53,96 53,98 53,98 54,18 54,41 55,41
Tabel 4.3 merupakan data hasil pengujian performa mesin, bahan bakar
biodiesel B30 Pertamina yang dicampuran dengan sampel biodiesel variasi model
pengaduk sebanyak 20%. Pengujian dilakukan dari putaran mesin terendah hingga
tertinggi, sebanyak tiga kali pengujian hingga mendapatkan hasil data yang valid.
disetiap putaran mesin (Rpm). Dari data diatas menunjukkan torsi maksimal dari
biodiesel Pertamina tanpa campuran sampel sebesar 167,8 Nm yang dicapai pada
putaran mesin 2000 rpm dan daya maksimal sebesar 55,41 kW yang dicapai pada
yang dicapai pada putaran mesin 2000 rpm dan daya maksimal yang dihasilkan
pada putaran mesin 4000 rpm sebesar 53,96 kW. Sampel dua pengaduk searah
pada 2000 rpm menunjukkan torsi puncaknya yaitu 164,3 Nm dan dayanya
sebesar 53,98 kW pada 4000 rpm. Dua pengaduk berlawanan arah menghasilkan
torsi puncak sebesar 162,9 Nm pada putaran mesin 2000 rpm dan daya sebesar
53,98 kW pada 4000 rpm. Model tiga pengaduk searah menunjukkan torsi sebesar
165,1 Nm pada putaran mesin 2000 rpm dan daya maksimalnya sebesar 54,18 kW
pada putaran mesin 4000 rpm. Tiga pengaduk berlawanan arah mencapai torsi
maksimal pada kecepatan 2000 rpm dengan hasil sebesar 164,8 Nm dan pada
4000 rpm tiga pengaduk berlawanan arah memperoleh daya tertinggi yaitu sebesar
54,41kW.
49
Tabel 4.4 Data Pengujian Torsi dan Daya Menggunakan Campuran Sampel 10% Biodiesel
2000 167,6 167,8 167,6 167,7 170,3 167,8 33,82 33,63 33,63 33,61 34,09 33,91
2500 155,6 154,8 156,1 154,6 157,8 155,9 39,23 38,87 39,16 38,74 39,46 39,39
3000 151,2 150 151,2 149,7 153,3 151,6 45,76 45,19 45,53 45,01 46,01 45,97
3500 150,7 151,3 151,1 148,4 152,7 150.7 53,20 53,18 53,08 52,05 53,46 53,31
4000 135,5 136,5 136,3 136 137,8 137 54,67 55,16 54,72 54,51 55,18 55,41
bahan bakar biodiesel B30 Pertamina dengan campuran sampel biodiesel variasi
model pengaduk sebanyak 10%. Pengujian dilakukan dari putaran mesin terendah
hingga tertinggi, sebanyak tiga kali pengujian hingga mendapatkan hasil data yang
valid. Data yang diperoleh kemudian dirata-rata agar mendapatkan hasil data
mendapatkan torsi sebesar 167,6 Nm pada putaran 2000 rpm dan daya 54,67 kW
pada putaran 4000 rpm. Dua pengaduk searah menunjukkan torsi tertingginya
yaitu: 167,8 Nm yang dicapai pada 2000 rpm dan daya senilai 55,16 kW yang
dicapai pada 4000 rpm. Sampel model dua pengaduk berlawanan arah
menunjukkan hasil torsi sebesar 167,6 Nm pada putaran mesin 2000 rpm dan daya
maksimal yang diperoleh sebesar 57,72 kW pada 4000 rpm. Tiga pengaduk searah
menunjukkan torsi sebesar 167,7 Nm yang dicapai pada putaran mesin 2000 rpm
dan daya maksimalnya sebesar 54,51 kW yang dicapai pada putaran mesin 4000
rpm. Sampel variasi model pengaduk tiga pengaduk searah mendapatkan torsi
tertinggi yaitu 170,3 Nm pada 2000 rpm dan daya yang didapatkan sebesar 55,18
4.2 Pembahasan
pengaruh variasi model pengaduk terhadap kualitas biodiesel yang ditinjau dari
juga disebut proses alkoholis yaitu merupakan suatu tahapan konversi dari minyak
pengadukan ini lah yang kami teliti menggunakan variasi model pengaduk.
data itu diolah dalam bentuk grafik sehingga lebih mudah dibaca.
6
5,5
5 4,62
Viskositas (mm²/s)
4,45
4,19 4,28
4,5
3,76
4
Variasi Model
3,5 Pengaduk
3
2,5
2
1PS 2PS 2PB 3PS 3PB
Model Pengaduk
variasi model pengaduk dengan viskositas standar. Dapat dilihat pada grafik,
variasi model satu pengaduk searah menghasilkan viskositas tertinggi sebesar 4,62
mm²/s dan terendah pada variasi model tiga pengaduk berlawanan arah sebesar
selisih terbesar terjadi pada variasi model tiga pengaduk searah dengan variasi
prosesvtransesterifikasivbertujuanquntuk menurunkanqtingkatqviskositasqminyak
tingkat viskositas yang rendah mempunyai kemampuan alir yang tinggi dan
tingkat viskositas yang berbeda-beda. Nilai standar SNI untuk Indonesia yang
dikeluarkan oleh BSN dengan nomor SNI 7182:2015 tercantum bahwa syarat
biodiesel harus berada pada nilai viskositas 2,3-6,0 mm²/s. Hasil uji yang
viskositas satu pengaduk searah, dua pengaduk searah, dua pengaduk berlawanan
arah, tiga pengaduk searah, dan tiga pengaduk berlawanan arah berada pada
model pengaduk memiliki nilai viskositas yang sesuai pada nilai SNI 7182:2015.
53
895
885
Densitas (kg/m³)
875 868
867 866 867
865
865 Variasi Model
Pengaduk
855
845
1PS 2PS 2PB 3PS 3PB
Model Pengaduk
densitas standar. Dapat dilihat pada grafik, variasi model pengaduk dengan hasil
densitas tertinggi sebesar 868 kg/m³ yaitu pada variasi model dua pengaduk
searah dan hasil densitas terendah pada variasi model dua pengaduk berlawanan
data yang berbeda-beda dengan selisih yang sedikit dengan selisih terbesar 1
searah, dua pengaduk searah, dua pengaduk berlawanan arah, tiga pengaduk
54
searah, dan tiga pengaduk berlawanan arah menghasilkan nilai densitas berada
variasi model pengaduk memiliki nilai densitas yang sesuai dengan SNI
7182:2015.
99,6 99,45
Metil Ester (%-massa,min)
98,4
98,2
98
1PS 2PS 2PB 3PS 3PB
Model Pengaduk
Pengujian kadar metil ester menggunakan alat GCMS. Hasil dari alat
variasi model pengaduk dengan kadar metil ester standar. Dapat dilihat pada
grafik, uji kadar metil ester dengan hasil tertinggi yaitu pada variasi model satu
pengaduk searah sebesar 99,45% dan terendah sebesar 98,59% pada variasi model
model pengaduk, satu pengaduk searah, dua pengaduk searah, dua pengaduk
berlawanan arah, tiga pengaduk searah, dan tiga pengaduk berlawanan arah
memiliki nilai kadar metil ester yang berbeda-beda tetapi sudah memenuhi syarat
karena melebihi nilai kadar metil ester minimum 96,5%. Hal ini berarti semua
langsung kendaraan yang ditinjau dari hasil berupa data torsi dan daya. Data yang
diperoleh dari pengujian performa itu kemudian diolah menjadi grafik agar lebih
bakar biodiesel B30 Pertamina yang kemudian dicampur dengan sampel biodiesel
hasil variasi model pengaduk. Ada dua perbandingan campuran bahan bakar
biodiesel yang digunakan pada penelitian ini, yaitu campuran 20% dan campuran
175
170 Pertamina
2PB 20%
155
3PS 20%
150
3PB 20%
145 1PS 10%
140 2PS 10%
Grafik pada gambar 4.4 menunjukkan hasil uji daya mesin bahan bakar
biodiesel B30 Pertamina murni dengan biodiesel sampel variasi model pengaduk
campuran 10% dan 20%. Grafik diatas menjelaskan perbandingan daya pada
setiap variasi model pengaduk diberbagai putaran mesin. Data tersebut didapatkan
dari pengujian performa mesin dari putaran mesin 2000 rpm hingga 4000 rpm
menghasilkan data tunggal. Data tunggal yang diperoleh kemudian diolah menjadi
grafik agar lebih mudah dipahami. Pengaruh variasi model pengaduk terhadap
kualitas biodiesel.
Dari grafik diatas dapat dilihat pada putaran mesin 2000 rpm, torsi disetiap
tertinggi dibandingkan dengan putaran mesin lainnya. Putaran mesin dengan torsi
terendah terdapat pada putaran mesin 4000 rpm. Biodiesel Pertamina murni
menghasilkan torsi sebesar 167,8 Nm. Torsi terendah dihasilakan oleh sampel dua
57
pengaduk berlawanan arah dengan campuran sampel 20% yaitu hanya sebesar
162,9 Nm. Sedangkan, torsi tertinggi dihasilkan oleh tiga pengaduk berlawanan
arah dengan campuran sampel 10% yaitu sebesar 170,3 Nm. Jika diperhatikan
secara keseluruhan pada setiap putaran mesin, sampel tiga pengaduk berlawanan
variasi model pengaduk lainnya. Sedangkan torsi terendah pada setiap putaran
mesin dihasilkan oleh sampel dua pengaduk berlawanan arah dengan campuran
20%.
Dari data-data yang telah dijelaskan diatas, sampel tiga pengaduk berlawanan
yang dihasilkan oleh sampel tiga pengaduk berlawanan arah 10% memiliki selisih
Berarti penambahan sampel tiga pengaduk berlawanan arah 10% pada biodiesel
60
Pertamina
55
1PS 20%
2PS 20%
50
2PB 20%
Daya (kW)
45 3PS 20%
3PB 20%
40 1PS 10%
2PS 10%
35
2PB 10%
30 3PS 10%
2000 2500 3000 3500 4000 3PB 10%
Putaran Mesin (Rpm)
Grafik pada gambar 4.5 menunjukkan hasil uji daya mesin bahan bakar
biodiesel B30 Pertamina dengan biodiesel sampel variasi model pengaduk dengan
campuran 10% dan 20%. Grafik diatas menjelaskan perbandingan daya pada
setiap variasi model pengaduk diberbagai putaran mesin. Data tersebut didapatkan
dari pengujian performa mesin dari putaran mesin 2000 rpm hingga 4000 rpm
menghasilkan data tunggal. Data tunggal yang diperoleh kemudian diolah menjadi
Pada gambar 4.5 menjelakan bahwa daya tertinggi diraih pada putaran mesin
yaitu sebesar 55,41 Nm. Daya terendah dihasilkan oleh sampel satu pengaduk
searah 20% yaitu sebesar 53,96 kW. Sedangkan sampel tertinggi yang mendekati
daya biodiesel Pertamina adalah sampel tiga pengaduk berlawanan arah 10%
59
sebesar 55,18 kW. Jika dilihat secara keseluruhan daya mesin terendah terdapat
pada kecepatan putaran mesin 2000 rpm. Daya yang dihasilkan oleh setiap sampel
variasi model pengaduk tidak ada yang melebihi biodiesel Pertamina. Sampel tiga
pengaduk berlawanan arah 10% menghasilkan daya yang mendekati bahan bakar
biodiesel B30 Pertamina dengan selisih 0,23 kW atau 0,0023% lebih rendah dari
terlihat pada hasil dari masing-masing sampel variasi model pengaduk. Kualitas
biodiesel yang sangat mempengaruhi performa mesin diesel adalah kadar metil
ester yang terkandung pada sampel biodiesel. Selain kadar metil ester, persentase
Ditinjau dari kadar metil ester dan presentase campuran sampel biodiesel,
sampel tiga pengaduk berlawanan arah memiliki kadar metil ester paling sedikit
dibandingkan dengan sampel variasi model pengaduk lainnya yaitu hanya sebesar
98,59%. Dengan kadar metil ester tersebut sampel tiga pengaduk berlawanan arah
10% mampu menghasilkan torsi diatas bahan bakar biodiesel B30 Pertamina
sebesar 0,0025%. Biodiesel lebih dipengaruhi oleh kadar metil ester dan
penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariana, et al.,
60
(2017: 44). Dalam penelitiannya, mereka mengemukakan bahwa nilai kalor bahan
et al., (2011: 9). Dalam penelitiannya, mereka menjelaskan bahwa bahan bakar
PENUTUP
5.2 Simpulan
metil ester sudah sesuai dengan SNI 7182:2015 tentang biodiesel. Tetapi
jika dibandingkan dengan standar bahan bakar solar, nilai viskositas dan
densitas terpaut jauh melebihi stadar bahan bakar solar. Dengan selisih rata-
rata viskositas hasil sampel variasi model pengaduk dengan standar bahan
bakar solar sebesar 0,67 mm²/s. Begitu juga dengan densitasnya, sampel
bahan bakar solar yaitu dengan selisih rata-rata nya sebesar 6,6 kg/m³.
hasil terbaik dicapai oleh model tiga pengaduk berlawanan arah dengan
persentase campuran biodiesel 10%. Torsi yang dihasilkan oleh sampel tiga
pengaduk berlawanan arah 10% sebesar 170,3 Nm dan daya sebesar 55,18
kW. Hal ini dipengaruhi oleh kadar metil ester dan persentase campuran.
Karena kadar metil ester yang dimiliki oleh sampel tiga pengaduk
cetane number tinggi pada umumnya tidak memberikan tenaga yang besar.
61
62
sesuai standar bahan bakar solar karenssa melebihi nilai standarnya. Jika
5.3 Saran
berikut:
biodiesel.
cetane number.
63
DAFTAR PUSTAKA
Ali, O. M., R. Mamat, N.R. Abdullah, dan A.A. Abdullah. 2016. Analysis of
Blended Fuel Properties and Engine Performance with Palm Biodiesel-
diesel Blanded Fuel. Journal of Renewable Energy 86(7): 59-67.
Ariana, F., G. Elisabeth, dan T.S. Burhanudin. 2017. Karakteristik Kinerja Mesin
Diesel Stasioner dengan Bahan Bakar Campuran Biodiesel dari Biji
Kemiri Sunan. Media Teknika Jurnal Teknologi 12(1): 36-45.
Arita, S., M. Rifqi, T. Nugroho, T.E. Agustina, dan F. Hadiah. 2020. Pembuatan
Biodiesel Dari Limbah Cair Kelapa Sawit Dengan Variasi Katalis Asam
Sulfat Pada Proses Esterifikasi. Jurnal Teknik Kimia 26(1): 1-11.
Ariwibowo, D., F. Berkah, dan S. Tony. 2011. Performa Mesin Diesel Berbahan
Bakar Biodiesel Teroksidasi. Prosding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi ke-2. Universitas Wahid Hasyim. Semarang. 92-96.
Freedman, B., E.H. Pryde, dan T.L. Mounts. 1984. Variabel Affecting The Yield
Of Fatty Esters From Transesterified VegeTabel Oils. JAOCS 61(10):
1638-1643.
Hadrah., M. Kasman, dan F.M. Sari. 2018. Analisis Minyak Jelantah Sebagai
Bahan Bakar Biodiesel Dengan Proses Transesterifikasi. Jurnal Daur
Lingkungan 1(1): 16-21.
https://m.indonesian.alibaba.com/p-detail/316-SS-Lightweight-Four-Blade-
Propeller-60800300315.html?language=indonesian&redirect=1. 13 Mei
2020 (13:40).
65
Hutami, R., dan D.F Ayu. 2015. Pembuatan dan Karakterisasi Metil Ester dari
Minyak Goreng Kelapa Sawit Komersial. Jurnal Agroindustri Halal 1(2):
131-138.
Krisunarya, A., Agung, Nainggolan, dan F.M. Lasardo. 2017. Simulasi CFD
Karakter Hidrodinamika Fermentor Bioetanol.
https://repository.its.ac.id/id/eprint/43982. 12 April 2020 (09:22).
Kurniasih, E. dan Pardi. 2017. Performa Katalis Basa NaOH dan Zeolite/NaOH
Pada Sintesa Biodiesel Sebagai Sumber Energi Alternatif. Seminar
Nasional Sains Dan Teknologi. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Jakarta. 1-7.
Miskah, S., R. Apriani, dan D. Miranda. 2017. Pengaruh Waktu Reaksi Dan
Kecepatan Pengaduk Terhadap Konversi Biodiesel Dari Lemak Ayam
Dengan Proses Transesterifikasi. Jurnal Teknik Kimia 23(1): 57-66.
66
Peiter, S, A., Lins, Meili, Soletti, dan Carvalho. 2020. Stirring and Mixing in
Ethylic Biodiesel Production. Journal Of King Saud University 32(11): 54-
59.
Setiawan, I., dan I.W Susila. 2017. Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Biji
Nyamplung (Calophyllum Inophyllum) Dengan Proses Transesterifiaksi
Non-Katalis. JTM 5(1): 35-45.
67
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Edisi Revisi.
Cetakan ke-14. Bandung: Alfabeta.
Suryadhiyanto, U., dan I. Qiram. 2018. Pengaruh Jumlah Dan Kemiringan Sudu
Mixer Poros Vertikal (Vertical Stirred Mixer) Terhadap Unjuk Kerja
Pencampuran. Jurnal Rotor 11(1): 25-29.
Suryani, A., Suprihatin, dan M.R.R. Lubis. 2014. Penggunaan Model Pengaduk
Pitched Blade Turbin Dan Five Blide Turbin Pada Produksi Biodiesel Dari
Residu Minyak Dalam Tanah Pemucat Bekas (SBE) Secara In Situ. Jurnal
Teknologi Industri Pertanian 24(1): 72-81.
Syafa’at, N., U. Proyogo, Hadi, A. Purwoto, D.K. Sadra, B.D. Frans, dan J.
Situmorang. 2006. Proyeksi Permintaan Dan Penawaran Komoditas Utama
Pertanian 2005-2020. Juranal Pangan 15(1): 21-40.
Syani, F. 2017. Pengolahan Campuran Bagas Tebu Dan Minyak Biji Karet
Menjadi Liquid Fuel Secara Pirolisis Menggunakan Zeolit Sintetik Sebagai
Katalis. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Lampung. Lampung.
Triwibowo, B., Megawati, D.R. Puspita, dan D.A. Putri. 2017. Simulasi Distribusi
Shear Stress pada Tangki Sistem Pengaduk Berbasis Computation Fluid
Dynamics (CFD). Jurnal Kompetensi Teknik 9(1): 20-28.
LAMPIRAN
Lampiran 10. Lembar Hasil Pengujian GCMS Tiga Pengaduk Berlawanan Arah
79
Lampiran 11. Lembar Hasil Uji Performa B30 Pertamina Percobaan Pertama
80
Lampiran 12. Lembar Hasil Uji Performa B30 Pertamina Percobaan Kedua
81
Lampiran 13. Lembar Hasil Uji Performa B30 Pertamina Percobaan Ketiga
82
Lampiran 14. Lembar Hasil Uji Performa 1PS 20% Percobaan Pertama
83
Lampiran 15. Lembar Hasil Uji Performa 1PS 20% Percobaan Kedua
84
Lampiran 16. Lembar Hasil Uji Performa 1PS 20% Percobaan Ketiga
85
Lampiran 17. Lembar Hasil Uji Performa 2PS 20% Percobaan Pertama
86
Lampiran 18. Lembar Hasil Uji Performa 2PS 20% Percobaan Kedua
87
Lampiran 19. Lembar Hasil Uji Performa 2PS 20% Percobaan Ketiga
88
Lampiran 20. Lembar Hasil Uji Performa 2PB 20% Percobaan Pertama
89
Lampiran 21. Lembar Hasil Uji Performa 2PB 20% Percobaan Kedua
90
Lampiran 22. Lembar Hasil Uji Performa 2PB 20% Percobaan Ketiga
91
Lampiran 23. Lembar Hasil Uji Performa 3PS 20% Percobaan Pertama
92
Lampiran 24. Lembar Hasil Uji Performa 3PS 20% Percobaan Kedua
93
Lampiran 25. Lembar Hasil Uji Performa 3PS 20% Percobaan Ketiga
94
Lampiran 26. Lembar Hasil Uji Performa 3PB 20% Percobaan Pertama
95
Lampiran 27. Lembar Hasil Uji Performa 3PB 20% Percobaan Kedua
96
Lampiran 28. Lembar Hasil Uji Performa 3PB 20% Percobaan Ketiga
97
Lampiran 29. Lembar Hasil Uji Performa 1PS 10% Percobaan Pertama
98
Lampiran 30. Lembar Hasil Uji Performa 1PS 10% Percobaan Kedua
99
Lampiran 31. Lembar Hasil Uji Performa 1PS 10% Percobaan Ketiga
100
Lampiran 32. Lembar Hasil Uji Performa 2PS 10% Percobaan Pertama
101
Lampiran 33. Lembar Hasil Uji Performa 2PS 10% Percobaan Kedua
102
Lampiran 34. Lembar Hasil Uji Performa 2PS 10% Percobaan Ketiga
103
Lampiran 35. Lembar Hasil Uji Performa 2PB 10% Percobaan Pertama
104
Lampiran 36. Lembar Hasil Uji Performa 2PB 10% Percobaan Kedua
105
Lampiran 37. Lembar Hasil Uji Performa 2PB 10% Percobaan Ketiga
106
Lampiran 38. Lembar Hasil Uji Performa 3PS 10% Percobaan Pertama
107
Lampiran 39. Lembar Hasil Uji Performa 3PS 10% Percobaan Kedua
108
Lampiran 40. Lembar Hasil Uji Performa 3PS 10% Percobaan Ketiga
109
Lampiran 41. Lembar Hasil Uji Performa 3PB 10% Percobaan Pertama
110
Lampiran 42. Lembar Hasil Uji Performa 3PB 10% Percobaan Kedua
111
Lampiran 43. Lembar Hasil Uji Performa 3PB 10% Percobaan Ketiga
112
6. Spesifikasi dynamometer
9. Memposisikan blower
125