Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH

INDUSTRI
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020

MODUL : Ion Exchange


PEMBIMBING : Irwan Hidayatullah, ST, MT

Praktikum A.
: 3 September 2019
Penyerahan : 10 September 2019
(Laporan)

Oleh :
Kelompok : IV
Nama : 1. Insani Mardliyyah 171411014
2. Iqbal Muhammad Fariz 171411015
3. Kamil Haikal Fauzi 171411016
4. Kautsar Yudha Pratama 171411017

Kelas : 3A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Melaksanakan operasi pertukaran ion dan backwash pada resin kation dan
anion
2. Menganalisis kekeruhan, mengukur DHL, dan pH.

II. DASAR TEORI


Pertukaran ion merupakan suatu metoda penghilangan mineral air yang
ditujukan untuk mengambil semua ion kation dan anion dalam air. Pertukaran ion
melibatkan resin-resin baik resin kation dan resin anion. Resin tersebut memiliki
pori-pori kecil untuk menambah luas permukaan kontak. Pada saat terjadi
pertukaran ion maka ion yang terlarut dalam air akan terserap ke dalam resin
penukar ion dan resin akan melepaskan ion lainnya dalam kesetaraan ekuivalen.
Resin ada dua macam, yaitu :
a. Resin penukan kation
Merupakan suatu kolom yang berisi asam/R-H berfungsi untuk menukar
kation-kation didalam air dengan ion H+ pada resin tersebut. Resin penukar
kation terdiri dari resin penukar kation asam kuat dan resin penukar kation
asam lemah.

Untuk tipe penukaran kation asam kuat, gugus H berupa gugus asam
sulfonat, yang bersifat asam kuat seperti asam sulfat, sehingga reaksinya.

Sedangkan untuk tipe penukaran kation asam lemah, gugus H berupa gugus
fungsi karboksilat yang hanya terionisasi sebagian dengan reaksinya

(Lestari, 2007)
b. Resin penukar anion
Merupakan suatu kolom yang berisi basa /R-OH berfungsi untuk menukar
anion-anion dalam air dengan ion OH- Pada resin tersebut. Contoh reaksi
seperti gambar di bawah :

(Lestari, 2007)
Resin penukar kation asam kuat siklus hidrogen akan mengubah garam-
garam terlarut menjadi asam dan resin penukar anion basa kuat akan
menghilangkan asam-asam tersebut, termasuk asam silikat dan asam
karbonat. Resin penukar anion basa lemah hanya dapat memisahkan asam
kuat seperti HCl dan H2SO4 , tetapi tidak dapat menghilangkan asam lemah
seperti asam silikat dan asam karbonat, oleh sebab itu resin penukar anion
basa lemah acap kali disebut sebagai acid adsorbers (Lestari, 2007).

Pertukaran ion bersifat stokiometri, yakni satu H+ diganti oleh suatu


Na+. Pertukaran ion adalah suatu proses kesetimbangan dan jarang berlangsung
lengkap, namun tak peduli sejauh mana proses itu terjadi, stokiometrinya bersifat
eksak dalam arti satu muatan positif meninggalkan resin untuk tiap satu muatan
yang masuk. Ion dapat ditukar yakni ion yang tidak terikat pada matriks polimer
disebut ion lawan (Counterion) (Underwood, 2001).
Berikut adalah tahapan proses pada pertukaran ion :
 Tahap layanan
Tahap layanan adalah tahap dimana terjadi reaksi pertukaran ion. Sifat
tahap layanan ditentukan oleh konsentrasi ion yang dihilangkan terhadap waktu,
atau volume air produk yang dihasilkan. Hal yang penting pada tahap layanan
adalah kapasitas (teoritik dan operasi) dan beban pertukaran ion (ion exchange
load). Kapasitas pertukaran teoritik didefinisikan sebagai jumlah ion secara
teoritik yang dapat dipertukarkan oleh resin per satuan massa atau volume resin.
Kapasitas operasi adalah kapasitas resin aktual yang digunakan untuk reaksi
pertukaran pada kondisi tertentu (Setiadi, 2007).
Beban pertukaran ion adalah berat ion yang dihilangkan selama tahap
layanan dan diperoleh dari hasil kali antara volume air yang diolah selama tahap
layanan dengan konsentrasi ion yang dihilangkan (Setiadi, 2007). Tahap layanan
ini dilakukan dengan cara mengalirkan air umpan dari atas.

Gambar 2.1. Proses demineralisasi

 Tahap Pencucian Balik (Backwash)


Tahap pencucian balik (backwash) dilakukan jika kemampuan resin telah
jenuh atau tidak bisa menukarkan ion lagi. Pencucian menggunakan air produk.
Tujuan dilakukannya backwash adalah :
o Pemecahan/memisahkan resin yang tergumpal,
o penghilangan partikel halus yang terperangkap dalam ruang antar resin,
o penghilangan kantong-kantong gas atau ruang-ruang dalam unggun, dan
o pembentukan ulang lapisan resin agar terfluidisasi (Setiadi, 2007).
Pencucian balik dilakukan dengan pengaliran air dari bawah ke atas (up
flow). Pada tahap ini terjadi pengembangan (ekspansi) unggun antara 50%
hingga 80% (Venkateswerlu, 1996).

 Tahap Regenerasi
Jumlah kation dan anion yang dpaat ditukar dengan resin tersebut sangat
tergantung pada kapasitas resin tersebut. Jika Resin telah mengikat sejumlah ion
yang melebihi kapasitas maksimum, maka resin tersebut telah jenuh sehingga
resin harus diregenerasi.
Gambar 2.2. Siklus Regenerasi resin
(Sumber: Prinsip Penentuan Kapasitas Resin Sistem Demineralisasi Air)

Regenerasi untuk resin penukar kation digunakan : Asam : HCl, H2SO4.


Reaksinya : Rz – C + H+ ↔ Rz – H + C+
Regenerasi untuk resin penukar anion digunakan : Basa : NaOH.
Reaksinya : Rz – A + OH- ↔ Rz – OH + A+
Larutan regenerasi harus dapat menghasilkan titik puncak
(mengembalikan waktu regenerasi dan jumlah larutan yang digunakan). Jika
sistem dapat dikembalikan ke kemampuan pertukaran awal. Jadi secara teoritik,
jumlah larutan regenerasi (dalam ekivalen) harus sama dengan jumlah ion (dalam
ekivalen) yang dihilangkan (kebutuhan larutan regenerasi teoritik).

 Tahap Pembilasan
Tahap pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa larutan
regenerasi yang terperangkap oleh resin. Pembilasan dilakukan menggunakan air
produk dengan aliran down flow dan dilaksanakan dalam dua tingkat, yaitu:
1. Tingkat laju alir rendah untuk menghilangkan larutan regenerasi, dan
2. Tingkat laju alir tinggi untuk menghilangkan sisa ion. Limbah
pembilasan tingkat laju alir rendah digabungkan dengan larutan garam dan
dibuang, sedangkan limbah pembilasan tingkat laju alir tinggi disimpan dan
digunakan sebagai pelarut senyawa untuk regenerasi (Setiadi, 2007).

III. METODOLOGI PERCOBAAN


3.1. Alat dan Bahan
1. Alat pertukaran ion
2. pH meter
3. Turbidimeter
4. Gelas kimia 50ml
5. Gelas ukur
3.2. Prosedur Kerja
3.2.1. Proses Backwash
 Kolom Kation
Terfluidisasi

Tinggi awal Tinggi akhir


72,5 cm 73,5cm

Laju Alir Air


0,36 gpm Aliran air

 Kolom Anion
Terfluidisasi

Tinggi akhir
Tinggi awal 91,5 cm
73,5 cm

Laju Alir Air


1,19 gpm Aliran air

3.2.2. Proses Pertukaran Ion


Air umpan dialirkan dari bagian atas kolom
penukar kation

Mendiamkan proses berjalan selama 35 menit

Menganalisis sampel sebanyak 50ml pada


waktu 0, 5, 10, 15, 20 menit setelah proses
pertukana ion berlangsung

Kemudian setiap sampel dianalisis kekeruhan


dan pH

IV. HASIL PENGAMATAN


4.1. Hasil Pengamatan pada Proses Backwash

Kolom Kation Kolom Anion


Laju Alir (gpm) 0,36 1,19
Tinggi Awal Resin (cm) 72,5 73,5
Tinggi Akhir Resin (cm) 90 91,5
Ekspansi Resin (%) 24,13 24,49

Hubungan kekeruhan dan DHL terhadap waktu pada proses backwash

Kekeruhan (NTU) DHL (µs/cm) PH


Waktu Resin Resin Resin Resin Resin Resin
(menit) Kation Anion Kation Anion Kation Anion
0 0 0 0.515 0.438 7 7
5 0 0 0.429 0.418 7 7
10 0 0 0.412 0.398 6 6
Grafik Kekeruhan terhadap Waktu pada Proses Backwash

Kekeruhan vs Waktu (kation)


1

Kekeruhan (NTU)
0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 5 10 15
Waktu (menit)

Kekeruhan vs Waktu (anion)


1
Kekeruhan (NTU)

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 5 10 15
Waktu (menit)

Grafik DHL terhadap Waktu pada Proses Backwash

DHL vs Waktu
0.6
0.5
DHL (µs/cm)

0.4
0.3
Kation
0.2
Anion
0.1
0
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (menit)
Grafik PH terhadap Waktu pada Proses Backwash

PH vs Waktu (Kation)
7.2
7
6.8
6.6

PH
6.4
6.2
6
5.8
0 5 10 15
Waktu (menit)

PH vs Waktu (Anion)
7.2
7
6.8
6.6
PH

6.4
6.2
6
5.8
0 5 10 15
Waktu (menit)

4.2. Hasil Pengamatan Pertukaran Ion


 - Laju alir = 0.04 gpm/ft2
- Konsentrasi :
 DHL = 0,432 µs/cm
 pH =6
 Kekeruhan = 0 NTU
 Effluent

DHL
Waktu (menit) pH Kekeruhan (NTU)
(µs/cm)
0 0,394 6 0
5 0,416 6 0
10 0,396 6 0
15 0,394 6 0
20 0,406 6 0
Grafik hubungan DHL terhadap waktu

DHL vs Waktu
0.42
DHL (µs/cm) 0.415
0.41
0.405
0.4
0.395
0.39
0 5 10 15 20 25
Waktu (menit)

Grafik hubungan Kekeruhan terhadap waktu

NTU vs Waktu
1
Kekeruhan (NTU)

0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (menit)

Grafik hubungan PH terhadap waktu

PH vs Waktu
7
6
5
4
PH

3
2
1
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (menit)
V. PEMBAHASAN
5.1. Pembahasan oleh Insani Mardliyyah (171411014)
Pada praktikum kali ini yang dilakukan adalah proses backwash dan proses
pertukaran ion. Pertukaran ion merupakan suatu metoda penghilangan mineral air
yang ditujukan untuk mengambil semua ion kation dan anion dalam air. Proses
pertukaran ion melibatkan proses adsorpsi. Sebelum pertukaran ion dilaksanakan yang
terlebih dulu dilaksanakan yaitu proses backwash, karean tujuan dari proses backwash
adalah menghilangkan partikulat yang menyelimuti ion agar tidak menghalangi proses
adsorpsi.
Backwash dilakukan dengan mengaliri air dari aliran bawah kolom dan
mengalir ke atas melewati partikel-partikel resin sehingga partikel resin terfluidisasi
dan mengalami perbedaan ketinggian resin. Backwash dilakukan selama 10 menit
disetiap kolom, baik di kolom resin anion maupun kolom resin kation. Keduanya
dilakukan bergantian dan dianalisis sampelnya pada waktu 0, 5, dan 10 menit. Dalam
proses backwash variabel bebas berupa laju alir masuk sedangkan variabel kontrolnya
berupa kekeruhan dari air keluaran (effluent) kolom resin penukar ion. Air baku yang
kami pakai adalah air tanah.

Kekeruhan (NTU) DHL (µs/cm)


Wakt
u
(meni Resin Resin Resin Resin
t) Kation Anion Kation Anion
0 0 0 0.515 0.438
5 0 0 0.429 0.418
10 0 0 0.412 0.398

Untuk resin anion maupun kation, dari praktikum yang sudah dilakukan
didapatkan hasil kekeruhan pada menit ke 0, menit ke-5, hingga menit ke-10 sama
yaitu 0 NTU. Seharusnya nilai kekeruhan dari menit ke-0 hingga menit ke-10
berangsur menurun, karena penurunan nilai kekeruhan pada kolom kation maupun
anion disebabkan oleh padatan – padatan yang terperangkap dan melapisi resin
melayang bahkan terangkat karena terfluidisasi oleh air umpan yang masuk dari
bawah dengan laju tertentu. Menurut teori juga nilai kekeruhan akhir memiliki nilai
yang hampir sama dengan nilai kekeruhan umpan. Pada praktikum yang kami
laksanakan didapatkan nilai kekeruhan umpan 0 NTU dan nilai kekeruhan akhir juga
0 NTU.
Hal ini dapat disebabkan karena nilai kekeruhan yang sangat kecil sehingga
mendekati 0 dan yang tertera pada alat senilai 0 NTU. Penurunan nilai kekeruhan
yang kami hasilkan juga sangat kecil sehingga terlihat nilai kekeruhannya konstan.
Nilai ekspansi yang didapatkan dari resin anion sebesar 24,49% sementara
nilai ekspansi dari resin kation sebesar 24,13%. Resin anion memiliki ekspansi yang
lebih besar daripada resin kation. Hal ini disebabkan karena resin anion memiliki
ukuran yang lebih kecil sehingga kontak dengan air akan semakin besar, dan juga
resin anion memiliki ukuran yang lebih ringan dibandingkan resin kation. Nilai
ekspansi resin juga mempengaruhi nilai penurunan dari kekeruhan air. Semakin besar
nilai ekspansinya akan semakin besar nilai penurunan kekeruhannya.
Untuk nilai DHL yang didapatkan semakin lama waktunya nilai DHL
semakin berkurang. Hal ini dikaenakan kandungan mineral yagn terkandung semakin
berkurang seiring waktu berjalan.
Pada proses pertukaran ion air dialirkan melalui kolom resin kation. Proses
pertukaran ion dilakukan selama 35 menit. Waktu 35 menit diambil sebagai waktu
tinggal air melalui kedua kolom resin. Setelah 35 menit sampel diambil per 5 menit.
Dari hasil praktikum yang kami lakukan didapat nilai pH tetap yaitu 6 dan nilai
kekeurhan yang juga tetap, yaitu 0 NTU.
DHL
Waktu (menit) pH Kekeruhan (NTU)
(µs/cm)
0 0,394 6 0
5 0,416 6 0
10 0,396 6 0
15 0,394 6 0
20 0,406 6 0

Menurut teori seharusnya nilai akhir pH akan menjadi netral dan nilai
kekeruhan juga akan semakin menurun. Kekeruhan yang didapatkan kemungkinan
tidak terlihat penurunannya dikarenakan penurunan sangat kecil sehingga mendekati
0. Nilai akhir pH masih tergolong asam belum mencapai netral bisa disebabkan oleh
waktu tinggal yang kurang lama sehingga belum cukup untuk menetralkan air
tersebut.

5.2. Pembahasan oleh Iqbal M Fariz (171411015)


5.3. Pembahasan oleh Kamil Haikal F (171411016)
5.4. Pembahasan oleh Kautsar Yudha P (171411017)
VI. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Martono, M. Ikhsan. 2009. Prinsip Penentuan Kapasitas Resin Sistem


Demineralisasi Air. Jakarta Utara : CV. Formasi Tangguh.

Lestari, Diyah Erlina. 2007. Karakteristik Kinerja Resin Penukar Ion pada Sistem
Air Bebas Mineral (GCA 01) RSG-GAS. Tangerang : Pusat Reaktor Serba
Guna-BATAN.

Setiadi, Tjandra. 2007. Pengolahan dan Penyediaan Air. Bandung: Institut


Teknologi Bandung.

Underwood, A.L., dan Day R. A. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Erlangga.Jakarta.

Venkateswarlu, K.S. 1996. Industrial and Power Station Water Treatment. New
Delhi: New Age International.

Anda mungkin juga menyukai