Anda di halaman 1dari 6

AIR DEMINERALISASI

1. Pengertian Air Demineralisasi


Air mineral adalah air yang diambil langsung dari sumber mata air alam tanpa
melalui pemopaan atau tekanan. Air demineralisasi adalah jenis air tanpa kandungan
logam berat seperti nitrat, kalsium dan magnesium setelah melalui proses dimana elektron
dalam air dinetralisis.
Demineralisasi adalah sebuah proses penghilangan kadar garam dan mineral
dalam air melalui proses pertukaran ion (ion exchange process) dengan menggunakan
media resin/ softener anion dan kation. Proses ini mampu menghasilkan air dengan
tingkat kemurnian yang sangat tinggi (Iultrapure water) dengan jumlah kandungan
kandungan ionik dan An-Ionik nya mendekati angka nol sehingga mencapai batas yang
hampir tidak dapat dideteksi lagi. Air yang telah mengalami proses ini disebut air denim
(delonied water).
Demineralisasi umumnya mempergunakan media penukar ion yang dibedakan
atas meuatan listrik yang terkandung di dalamnya menjadi : penukar kation dan penukar
anion. Caranya untuk menghilangkan kandungan ion-ion yang terdapat di air untuk
menghasilkan air murni.
Untuk keperluan air proses tidak cukup hanya bersih, oleh karena itu air tersebut
masih perlu diperlakukan lebih lanjut yaitu penghilangan kandungan mineral yang berupa
garam-garam terlarut untuk mencegah korosi dan deposit yang dpat merusak pipa/ valve.
Kation-kation dan anion-anion yang sering ditemui adalah :
Kation
-

Anion
Calsium
Magnesium
Sosium
Potasium
Iron Fe
Mangan
Aluminium

- Bikarbonat
- Karbonat
- Sulfat
- Klorida
- Nitrat
- Silikat

PROSES DEMINERALISASI
Garam dari air dapat juga dihilangkan dengan memakai ion. Unit penukar ion
dilengkapi dengan penyaring pasir. Penukar ion terdiri dari kation dan penukar anion.
Penukar kation yang mengambil ion negatif dari air. Bahan penukar ini adalh resin yang
apabila telah jenuh dapat diaktifkan kembali setelah diregenerasi. Penukar kation di
regenerasi dengan asam sulfat (H2SO4) sedang penukar anion di regenari dengan
menggunakan natrium hidroksida (NaOH).
Reaksi di ion exchanger :

Reaksi pengikatan kation pada resin H-Z :


kation-Z + 2H+ +Anion (Aq)

Kation (Aq) + Anion (Aq) + H-Z

Reaksi regenerasi kation :


Kation-Z (s) + H2SO4 (Aq)

H-Z + Kation-SO4 (Aq)

Reaksi pengikatan Anion pada resin R-OH :


2H+ (Aq) Anion (Aq) + R-OH (s)

R-Anion (s) + H2O (l)

Reaksi regenerasi anion :


R-Anion (s) + NaOH (Aq)

R-OH (s) + Na-Anion (Aq)

TAHAP OPERASI PROSES DEMINERALISASI


1) Tahap operasi (service, layanan)
Umumnya air baku mengalir dari atas ke bawah (downflow).
2) Tahap cuci (backwash)
Kalau kemampuan resin berkurang banyak atau habis maka tahap pencucian perlu
dilaksanakan. Air bersih dialirkan dari bawah ke atas (upflow) agar memecah sumbatan
pada resin, melepaskan padatan halus yang terperangkap di dalamnya lalu melepaskan
jebakan gas di dalam resin dan pelapisan ulang resin.

3) Tahap regenerasi
Tujuan tahap ini adalah mengganti ion yang terjerat resin dengan ion yang semula
ada di dalam media resin dan mengembalikan kapasitas tukar resin ke tingkat awal atau
ke tingkat yang diinginkan. Operasi regenerasi dilaksanakan dengan mengalirkan larutan
regeneran dari atas resin. Ada empat tahap dalam regenerasi, yaitu backwahing untuk
membersihkan media resin (tahap dua di atas), memasukkan regeneran, slow rinse untuk
mendorong regeneran ke media resin, fast rinse untuk menghilangkan sisa regeneran dari
resin dan ion yang tak diinginkan ke saluran pembuangan (disposal point).
4) Tahap bilas (fast rinse)
Air berkecepatan tinggi membilas partikulat di dalam media resin, juga ion kalsium
dan magnesium ke pembuangan dan untuk menghilangkan sisa-sisa larutan regenerasi
yang terperangkap di dalam resin. Pembilasan dilakukan dengan air bersih aliran ke
bawah. Setelah tahap ini, proses kembali ke awal (tahap service).
Contoh reaksi yang terjadi pada ion exchanger

Cation Exchanger
Contoh reaksi yang terjadi di kation exchanger :
CaSO4 + H2R
CaR + H2SO4
Apabila resin sudah jenuh pencucian dilakukan dengan menggunakan larutan H2SO4 4%
Reaksi yang terjadi pada waktu regenerasi adalah :
RCa + H2SO4
RH2 + CaSO4
RMg + H2SO4
RH2 + MgSO4
RNa2 + H2SO4
RH2 + Na2SO4
Anion exchanger
Contoh reaksi yang terjadi di anion exchanger :
R(OH)2 + H2SO4
RSO4 + 2 H2O
R(OH)2 + 2 HCl
RCl2 + 2 H2O
R(OH)2 + 2 HNO3
R(NO3)2 + 2 H2O
R(OH)2 + H2SiO3
RSiO3 + 2 H2O
Apabila resin sudah jenuh dilakukan dengan pencucian menggunakan larutan NaOH 40
%.
Reaksi yang terjadi pada waktu regenerasi adalah :
RSO4 + 2 NaOH
R(OH)2 + Na2SO4
RCl2 + 2 NaOH
R(OH)2 + 2 NaCl
R(NO3)2 + 2 NaOH
R(OH)2 + 2 NaNO3
RSiO3 + 2 NaOH
R(OH)2 + Na2SiO3

Air yang sudah mengalami demineralisasi tersebut dialirkan menuju demineralized water
tank. Level kontrol pada tangki air bebas mineral mengatur flow menuju tangki. Apabila
air di tangki berlebih maka dikembalikan ke filtered water tank.

2. Aplikasi dalam bidang industri


Unit Demineralisasi Air:
Pada unit demineralisasi bertujuan untuk menghilangkan mineralmineral yang dapat mengganggu operasi ketel dan peralatan lainnya, sehingga
air yang digunakan sudah jernih dan memenuhi persyaratan umpab boiler.
Bahan baku air dapat diambil dari air permukaan dan air tanah. Pabrik
demineralisasi(demin)

terdiri

dari

dua train

dengan

kapasits

230

m3/jam train (4,300 ton/siklus per train) yang dipasang di luar ruangan, tanpa
atap dan berlokasi di area yang tidak berbahaya. Pabrik demin juga memiliki
dua buah tangki demineralisasi (55-T-101 A/B) dengan kapasitas 1,400
ton/tangki. Air demin yang dihasilkan dari unit ini didistribusikan ke
deareator (ketel).
Konsumsi air demin menurut desain adalah 192.4 ton/jam. Akan tetapi
dalam operasinya kebutuhan air demin bervariasi antara 220-270 ton/jam,
sehingga untuk memenuhi kebutuhan, pabrik demin perlu menjalankan
2 train. Masalah akan timbul jika salah satu train mengalami masalah
(kebocoran resin, kerusakan peralatan mekanik, listrik, instrumen dan lainlain).
Pola operasi:
a.

Pabrik demineralisasi beroperasi secara kontinu.

Masing-masing train akan beroperasi normal dengan dipindah secara


bergantian diantara keduanya selama satu train sedang dalam perbaikan atau
sedang regenerasi secara bergantian. Air buangan regenerasi yang
mengandung asam dan basa serta air pembilas dari masing-masing resin
dibuang melalui bak penetral (untuk dinetralisasi).
b.

Air cuci balik dari penyaring karbon aktif akan dialirkan ke saluran

pembersih
c.

Selama operasi normail, operator akan tinggal di ruangk kontrol

peralatan, sebentar dilokasi, dan mengadakan inspeksi ke lokasi secara


periodik
3. Kelebihan dan Kelemahan
a.
Kelebihan :

Investasi awal yang dibutuhkan untuk proses ini lebih murah jika dibandingkan
dengan aplikasi sistem pengolahan air lainnya seperti reverse osmosis.

b.

Aplikasi ini tidak membutuhkan terlalu banyak tempat untuk pemasangannya.

Selektif dalam menghilangkan ion.

Kelamahan
Limbah Penukar Ion memiliki konsentrasi yang tinggi dan membutuhkan tempat

pembuangan khusus
Proses tidak berjalan mudah jika kadar zat terlarut dalam airnya tinggi
Dibutuhkan pengolahan awal untuk sebagian besar air permukaaan

Biaya yang dibutuhkan untuk proses regenerasi ataupun pergantian media resin
jika dikalkulasikan untuk jangka waktu satu tahun cukup besar sehingga
membutuhkan anggaran yang bersifat rutin atau regular.

Membutuhkan regenerasi dengan chemical:penambahan bahan chemical HCl 5%


untuk kation resin dan NaOH 5% untuk resin anion resin, lalu ditambah unit
WWTP berfungsi untuk menetralkan asam basa.

Proses pengoperasian lebih rumit: Dibandingkan dengan proses reverse osmosis


dimana operator biasanya hanya perlu memahami proses oprasi produksi dan
backwash. Dalam Demin Plant operator juga dituntut untuk dapat melakukan
regenerasi dan proses rinsing (Plus Proses Produksi Air demin dan Backwash)
sehingga dalam proses pengoprasiannya bisa dibilang cukup rumit.

Unit demineralisasi membutuhkan banyak tempat untuk instalasi.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.olah-air.com/2015/07/proses-demin-plant-untuk-menurunkan-tds.html.
(diturunkan/diunduh)pada 14 Desember 2016.

Download

Anda mungkin juga menyukai