Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

SIZE REDUCTION
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mampu melakukan pangukuran partikel dengan metode sieving
2. Mampu mengukur daya (energi) yang terpakai pada size reduction dengan kapasitas
yang berbeda-beda
3. Mampu menghitung reduction ratio untuk bahan yang berbeda-beda
4. Mampu menerapkan Hukum Kick dan Rittinger dan menghitung indeks kerja
5. Mampu menghitung power transmission factor (energi penggerusan)
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Hammer mill
b. Vibrating screen
c. Baskom
d. Timbangan analitik

gambar 1.a

gambar 1.c
2. Bahan
a. Kacang merah

gambar 1.b

gambar 1.d

C. SKEMA KERJA

500 gram Kacang


merah
Penggilingan
(hammer mmill)

Ditimbang

250 gram bubuk


kacang merah

250 gram bubuk


kacang merah

Penyaringan
(vibrating screen)

Penyaringan
(vibrating screen)

Saringan 1

Saringan 1

Saringan 2

Saringan 2

Bubuk kacang merah


halus

Bubuk kacang merah


halus

Gambar IV.1 Skema Kerja Size Reduction

D. DATA PENGAMATAN
Tabel IV.1 tabel pengamatan size reduction
No
Perlakuan
1. Kacang merah 500 gram digiling

Pengamatan
Bubuk kacang merah 485 gram

dengan Hammer mill selama 1 menit 19


2.

detik dengan arus 5 Ampere.


Bubuk kacang merah 485 gram
disaring dengan vibrating screen
selama 5 menit.

Saringan pertama 399,32 gram


Saringan kedua 48,82 gram
Lolos saringan 34,9 gram

=
3.

485
x 100 =97
500

Bubuk kacang merah 485 gram digiling Bubuk kacang merah 445 gram
dengan Hammer mill selama 1 menit 13

4.

detik dengan arus 5 Ampere.


Bubuk kacang merah 445 gram
disaring dengan vibrating screen

Saringan pertama 330,46 gram


Saringan kedua 64,60 gram
Lolos saringan 43,21 gram

selama 5 menit
=
5.

Bubuk kacang merah 445 gram digiling

445
x 100 =89
500

Bubuk kacang merah 407 gram

dengan Hammer mill selama 1 menit 3


6.

detik dengan arus 5 Ampere.


Bubuk kacang merah 407 gram
disaring dengan vibrating screen

Saringan pertama 214,72 gram


Saringan kedua 114,05 gram
Lolos saringan 78,1 gram

selama 5 menit
=
7.

Bubuk kacang merah 407 gram digiling

407
x 100 =81,4
500

Bubuk kacang merah 373 gram

dengan Hammer mill selama 50 detik


8.

dengan arus 5 Ampere.


Bubuk kacang merah 373 gram
disaring dengan vibrating screen

Saringan pertama 153,25 gram


Saringan kedua 144,8 gram
Lolos saringan 74,46 gram

selama 5 menit
=
9.

Bubuk kacang merah 373 gram digiling

373
x 100 =74,724
500

Bubuk kacang merah 369 gram

dengan Hammer mill selama 36 detik


dengan arus 5 Ampere.
10. Bubuk kacang merah 369 gram
disaring dengan vibrating screen

Saringan pertama 61,56 gram


Saringan kedua 231,66 gram
Lolos saringan 74,01 gram

selama 5 menit
=

369
x 100 =73,8
500

E. HASIL PERHITUNGAN
Massa kacang merah = 500 gram
Waktu total penggilingan = 1 menit 19 detik + 1 menit 13 detik + 1 menit 3 detik + 50
detik + 36 detik = 301 detik
Waktu pengayakan = 5 menit = 300 detik
Diameter feed = 0,4 cm = 4x10-3 m
Diameter product = 500 micron = 5 x 10-4 m
a. Menghitung daya (energi)
P=V x I
P = 220 volt x 5 Ampere
P = 1100 watt

laju alir feed ( v ) =

massa
waktu

laju alir feed ( v ) =

500
waktu total penggilingan

laju alir feed ( v ) =

500
=1,66 gr /dt
301

b. Hukum Rittinger
P
1
1
=Kr

Dsb Dsa

(Mc.Cabe hal. 963)


P = energy/daya (watt)
m = laju masuk bahan (gr/dt)
Kr = konstanta Rittinger (N/gr)
Dsb = diameter produk (m)
Dsa = diameter umpan (m)
Saringan pertama pada vibrating screen
P
1
1
=Kr

Dsb Dsa

1100 Nm /s
1
1
=Kr

4
1,66 gr /s
5 x 10 m 4 x 103 m

662,2=Kr (1750)
Kr=0,355 N/gr

Saringan kedua pada vibrating screen

P
1
1
=Kr

Dsb Dsa

1100 Nm /s
1
1
=Kr

4
1,66 gr /s
2 , 5 x 10 m 5 x 104 m

662,2=Kr (2000)
Kr=0,331325 N/gr

Perbandingan nilai Kr dengan bahan lain (biji kopi kering robusta)


Saringan pertama pada vibrating screen
P
1
1
=K r

Dsb Dsa

1100 Nm /s
1
1
=Kr

3
3
6,527 gr /s
1,18 x 10 m 8 x 10 m

168,5307=Kr (722,4576)

Kr=2,323742 N/gr
Saringan kedua pada vibrating screen
P
1
1
=Kr

Dsb Dsa

1100 Nm / s
1
1
=Kr

4
6,527 gr /s
5.9 x 10 m 1,18 x 103 m

168,5307=Kr (847,4576)
Kr=1, 988662 N/gr

c. Hukum Kick
P
Dsa
=Kk ln

Dsb
(Mc.Cabe hal 963)
P = energy/daya (watt)
m = laju masuk bahan (gr/dt)
Kk = konstanta Kick (N/gr)
Dsb = diameter produk (m)
Dsa = diameter umpan (m)
Saringan pertama pada vibrating screen bahan kacang merah

P
Dsa
=Kk ln

Dsb
1100 Nm /s
4 x 103 m
=Kk ln
1,66 gr /s
5 x 104 m
622,2=Kk

2,079

Kk = 299,215 N/gr
Saringan kedua pada vibrating screen kacang merah
P
Dsa
=Kk ln

Dsb
4

1100 Nm / s
5 x 10 m
=Kk ln
4
1,66 gr /s
2,5 x 10 m
622,2=Kk

0,693147

Kk = 956,0027 N/gr
Perbandingan nilai Kk dengan bahan lain (biji kopi robusta)
Saringan kedua pada vibrating screen
P
Dsa
=Kk ln

Dsb
1100 Nm /s
8 x 103 m
=Kk ln
6,527 gr /s
1,18 x 103 m
168,5307=Kk

1,13927

Kk = 880,5493 N/gr
Saringan kedua pada vibrating screen
P
Dsa
=Kk ln

Dsb
3

1100 Nm /s
1,18 x 10 m
=Kk ln
4
6,527 gr /s
5,9 x 10 m
168,5307=Kk

0,693147

Kk = 2431,384 N/gr
d. Konstanta Bond (Kb)
Saringan pertama pada vibrating screen
P
=Kb
m

( Dsb1 Dsa1 )

1100 Nm /s
=Kb
1,66 gr /s

1
1

4
5 x 10
4 x 103

662,5606=Kb( 44,72115,181)

662,5606=28,90 Kb
Kb=22,92909 N/gr

Saringan kedua pada vibrating screen

P
=Kb
m

( Dsb1 Dsa1 )

1100 Nm /s
=Kb
1,66 gr /s

1
1

4
2, 5 x 10
5 x 103

662,5606=Kb(63,2455514,14214)
662,5606=49,1034 Kb

Kb=13,495 N/gr
Perbandingan nilai Kb dengan bahan lain (biji kopi robusta)
Saringan pertama pada vibrating screen
P
=Kb
m

( Dsb1 Dsa1 )

1100 Nm /s
=Kb
6,527 gr /s

1
1

3
1,18 x 10
8 x 103

662,6506=Kb(29,1111311,18034 )

662,6506=17.93079 Kb
Kb=93,985959 N/gr

Saringan kedua pada vibrating screen

P
=Kb
m

( Dsb1 Dsa1 )

1100 Nm /s
=Kb
6,527 gr /s

1
1

4
5,9 x 10
1,1 8 x 103

662,6506=Kb(41,1693529,11113)
662,6506=12,05822 Kb

Kb=1 3,7641 N/gr


e. Indeks kerja (w1)
Saringan pertama pada vibrating screen bahan kacang merah
0,3162 .Wi=Kb
0,3162 .Wi=22,92909

Wi=

72,51451 Nm2/gr

(Mc cabe hal 964)


Saringan kedua pada vibrating screen bahan kacang merah
0,3162 .Wi=Kb
0,3162 .Wi=13,495

Wi=

42,67868 Nm2/g

Perbandingan nilai indeks kerja pada bahan biji kopi robusta


Saringan pertama pada vibrating screen
0,3162 .Wi=Kb
0,3162 .Wi= 93,985959

Wi=

297,2358 Nm2/gr

Saringan kedua pada vibrating screen


0,3162 .Wi=Kb

0,3162 .Wi=13,7641

Wi=

43,5973 Nm2/gr

f. Power transmission factor (Energi penggerusan)


E=VxIxt
= 220 x 5 x 301
= 331100 watt
g. Rasio reduksi (reduction ratio)
diameter umpan
reductionratio=
diameter produk
Reduction ratio pada kacang merah
1) Screen 1.18 mm
reductionratio=

4 mm
1.18 mm

reductionratio=3,38
2) Screen 0,5 mm
reductionratio=

4 mm
0,5 mm

reductionratio=8

Reduction ratio pada bahan pembanding (biji kopi robusta)


1) Screen 1.18 mm
reductionratio=

8 mm
1.18 mm

reductionratio=6,779
2) Screen 0,5 mm
reductionratio=

8 mm
0,5 mm

reductionratio=16

F. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini melakukan percobaan memperkecil ukuran bahan dengan
menggunakan bahan mekanik tanpa mengubah sifat kimianya dan melakukan
penyaringan hasil produk dari penggilingan. Alat yang digunakan untuk menggiling
adalah hammer mill dan alat yang digunakan untuk menyaring adalah vibrating screen.
Terdapat 4 cara yang diterapkan pada mesin-mesin pengecilan ukuran yaitu (1)
kompresi, pengecilan dengan tekstur yang keras (2) impact atau pukulan, digunakan
untuk menghasilkan produk dengan kasar (3) attrition digunakan untuk menghasilkan
produk dengan halus (4) cutting digunakan untuk menghasilkan produk dengan ukuran
dan produk tertentu. (Mc Cabe.et.all,1979)
Mekanisme kerja hammer mills adalah memecah bongkahan padat yang masuk oleh
palu-palu (hammers) yang terpasang pada ujung cakram yang berputar, padatan yang

pecah selanjutnya digerus pada dinding dan keluar melalui kisi-kisi (grid). Karena
terpukul oleh palu, bahan akan terbentur dengan dinding (crushing plate) atau
bertumbukan dengan butir lain dan menjadi butiran berukuran lebih kecil. Daya yang
dibutuhkan dalam proses penggilingan ini adalah 1100 Nm/s. Karena proses ini berjalan
selama 300 detik energi penggerusan yang digunakan sebesar 33,11x 104 Nm. Sementara
itu, sebagai pembanding daya yang dibutuhkan dari biji kopi yaitu 88.000 Nm/s, proses
penggerusannya berjalan yang selama 80 detik energi penggerusan yang digunakan
sebesar 21,73x 104 Nm. Hal ini menunjukan bahwa energi yang dipakai untuk menggerus
biji kopi lebih besar dibanding untuk menggerus kaang merah.
Pada praktikum ini menggunakan kacang merah dengan rata-rata diameter 0,4 cm.
kacang merah dimasukkan pada hammer mill yang nantinya akan dipukul oleh palu-palu
yang berputar serta bertumbukan dengan dinding hammer mill. Kemudian kacang merah
diayak/disaring menggunakan alat yang bernama vibrating screen dengan waktu
pengayakan selama 5 menit dan mesh 1,18 mm dan 0,5 mm. Alat ini bekerja dengan
mengayunkan atau menggoyangkan, bahan yang diayunkan akan bergerak-gerak diatas
ayakan berdasarkan melalui lubang kemudian terbagi menjadi fraksi-fraksi yang berbeda
(Perry, 1978). Proses vibrating screen ini berlangsung dengan frekuensi dan waktu yang
dapat diatur. Reduction ratio dari kedua saringan ini untuk kacang merah adalah 3,38
untuk saringan pertama dan 8 untuk saringan kedua. Sementara itu, sebagai pembanding
reduction ratio dari biji kopi dengan diameter mula-mula sebesar 8 mm adalah 6.77 untuk
saringan pertama dan 16 untuk saringan kedua. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar
diameter umpan yang digunakan maka semakin besar nilai reduction ratio-nya. Maka
dapat diambil kesimpulan bahwa diameter umpan berbanding lurus dengan nilai
reduction ratio.
Vibration screen memiliki 3 output yaitu over size, under size dan acceptable size.
Over size adalah butiran-butiran berukuran besar sehingga tidak lolos saringan, under
size adalah butiran-butiran berukuran sedang dan hanya lolos saringan pertama saja,
sedangkan acceptable size adalah ukuran yang diinginkan dan lolos dari kedua saringan.

Pada proses penggilingan bahan yang digiling akan terjadi mass loss (kehilangan
massa). Massa dari hasil gilingan akan lebih sedikit dari feed dibuktikan dengan nilai
efisiensi yang semakin kecil tiap penggilingan. Hal ini terjadi karena kantong yang
digunakan untuk menampung hasil gilingan kurang rapat dan ada hasil penggilingan yang
terdispersi ke udara dikarenakan massa jenis yang kecil.
Pada proses pengayakan, massa yang lolos dari lubang ayakan adalah bahan dengan
diameter yang lebih kecil dari lubang ayakan sebelumnya. Hasil ayakan dari proses
penggilingan pertama didapatkan jumlah produk yang sedikit karena diameter hasil
gilingan besar. Jika dibandingkan dengan proses ayakan pada hasil gilingan terakhir,
didapatkan hasil ayakan yang banyak. Hal ini dikarenakan hasil gilingan terakhir
memiliki diameter yang lebih kecil daripada hasil gilingan sebelumnya.
450
400
350
300
250
kasar

MASSA (GRAM) 200

sedang

150

kecil

100
50
0
1

PENYARINGAN

Grafik IV.1 Hubungan antara penyaringan dengan massa


Melalui grafik ini, dapat diambil kesimpulan bahwa semakin banyak penggilingan
yang dilakukan maka semakin kecil ukuran yang dihasilkan. Hal ini dibuktikan dari hasil
output over size yang semakin sedikit serta hasil output under size dan acceptable size yang
semakin banyak.

Massa dari hasil gilingan dan penyaringan akan lebih sedikit dari massa umpan
dibuktikan dengan nilai efisiensi dalam analisis data yang semakin kecil tiap tahapnya. Hal
ini terjadi karena kantong yang digunakan untuk menampung hasil gilingan kurang rapat dan
ada hasil penggilingan yang terdispersi ke udara dikarenakan massa jenis yang kecil.
Efisiensi keseluruhan yang didapat dari praktikum ini adalah 73,8%.
Melalui proses penggilingan dan penyaringan masing-masing 5 kali, kacang merah
yang semula berdiameter 4 x 10-3 m menjadi berdiameter 5 x 10-4 m. Massa mula-mula
kacang merah sebanyak 485 gram, sedangkan acceptable size sebanyak 74,46 gram.
Sedikitnya acceptable size dapat dikarenakan beberapa faktor seperti kurang lamanya
penggilingan dan banyaknya gilingan yang terbuang karena massanya yang kecil / ada
massa yang terdispersi ke udara.
Dari praktikum menggunakan bahan kacang merah yang memiliki diameter mula-mula
4 mm, didapat Konstanta Kick pada saringan pertama sebesar 299,215 N/gr dan pada
saringan kedua sebesar 956,0027 N/gr, Konstanta Rittinger pada saringan pertama sebesar
0,355 N/gr dan pada saringan kedua 0,331325 N/gr , Indeks Kerja pada saringan pertama
sebesar 72,51451 N/gr dan pada saringan kedua sebesar 42,67868 N/gr. Melalui hal ini dapat
diamati bahwa semakin kecil diameter produk yang ingin dihasilkan maka nilai Konstanta
Kick, Konstanta Rittinger, dan Indeks Kerjanya pun semakin kecil. Maka dapat diambil
kesimpulan bahwa diameter produk berbanding lurus dengan nilai

Konstanta Kick,

Konstanta Rittinger, dan Indeks Kerja.


Sementara itu, dalam proses pengecilan ukuran dengan menggunakan biji kopi yang
memiliki diameter mula-mula 8 mm didapat Konstanta Kick pada saringan pertama sebesar
880,5493

N/gr dan pada saringan kedua sebesar 2431,384 N/gr , Konstanta Rittinger

pada saringan pertama sebesar 2,323742 N/gr dan pada saringan kedua sebesar 1,988662
N/gr. dan Indeks Kerja pada saringan pertama sebesar 297,2359 N/gr dan pada saringan
kedua sebesar 43,5973 N/gr. Melalui hal ini, dapat diamati bahwa semakin besar diameter
feed yang digunakan maka semakin kecil nilai Konstanta Kick, Konstanta Rittinger, dan

Indeks Kerjanya. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa diameter feed berbanding terbalik
dengan nilai Konstanta Kick, Konstanta Rittinger, dan Indeks Kerja.

G. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
a. Diameter partikel yang semula berukuran 4 mm setelah melalui proses
penggilingan dan penyaringan berubah ukuran menjadi 0,5 mm.
b. Daya yang dibutuhkan untuk proses penggilingan adalah 1100 watt untuk tiap
massa feed
c. Reduction ratio untuk screen pertama sebesar 3,38 dan screen kedua sebesar 8
d. Dari hasil perhitungan didapatkan konstanta Rittinger pada saringan pertama
sebesar 0,355 N/gr dan pada saringan kedua sebesar 0,331325 N/gr, konstanta
Kick pada saringan pertama sebesar 299,215N/gr dan pada saringan kedua
sebesar 956,0027 N/gr, dan indeks kerja saringan pertama sebesar 72,51451
Nm2/gr sedangkan pada saringan kedua sebesar 42,678 N/gr
e. Energi penggerusan untuk tiap feed sebesar 331100 watt
2. Saran
a. Usahakan kantong yang digunakan untuk menampung hasil gilingan tertutup
rapat atau kantong dalam keadaan baik (tidak sobek)
b. Kumpulkan kembali hasil gilingan yang tidak tertampung ke kantong agar mass
loss tidak terlalu besar
c. Pada proses screening gunakan power yang maksimal agar hasil produk juga
maksimal

DAFTAR PUSTAKA

Brown, G.G. 1979. Unit Operation. Modern Asia Edition. Mc Graw Hill Book.
Co.Ltd. Tokyo. Japan
Mc. Cabe, W.L. 1985. Unit Operation Of Chemical Engineering, 3 rd Edition. Tioon
Well Finishing Co.Ltd. Singapura
Perry, R.H. 1979. Chemical Engineering Handbook. Mc Graw Hill Kogasuka.
ssTokyo. Japan

Anda mungkin juga menyukai