Anda di halaman 1dari 41

BAB IV

PERHITUNGAN

PENGOPRASIAN DAN PERAWATAN

4.1 Perhitungan Pencacah

Gaya potong hijauan adalah data yang harus diketahui untuk memulai

perhitungan perancangan mesin pencacah hijauan multifungsi. Dalam laporan

ini penulis hanya menguji rumput gajah, karena tanaman ini mempunyai

tingkat kekuatan yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis rumput

lainnya. Selanjutnya perhitungan akan menggunakan gaya potong rumput

gajah ini. Sesuai dengan pendekatan pragmatis yang digunakan, dilakukan uji

potong pada rumput gajah dengan beberapa kali percobaan. Caranya dengan

meletakkan pisau di atas neraca (posisi tegak lurus terhadap neraca),

kemudian hijauan dipecutkan ke arah pisau. Ketika hijauan terpotong, pada

saat yang bersamaan neraca akan menunjukkan berapa kg gaya potong

maksimal yang terjadi. Batang hijauan dipilih bagian pangkal karena

merupakan bagian paling besar dan keras, dengan diameter rata-rata batang

mendekati 2,5 cm.

Gambar 4.1 Analisa Gaya Potong Rumput Gajah Menggunakan Neraca

Tekan

55
56

Tabel 4.1 Data Percobaan Uji Gaya Potong pada Rumput Gajah

Percobaan Gaya Potong (kg)

I 3.5

II 3.2

III 3.6

IV 4.1

V 3.9

Hasil dari percobaan gaya potong terhadap batang hijauan di

atas diketahui gaya potong maksimal (F) adalah 4.1 kg.

Luas penampang batang hijauan:


2
A=π.r

2
= 3,14 (14)

2
= 615,44 mm

4.1.1 Perencanaan Putaran Mesin Pencacah

Direncanakan untuk mencacah 1 batang rumput yang

panjangnya 2,5 m dan beratnya 0,3 kg diasumsikan memerlukan

sekitar 400 kali pemotongan, dan direncanakan terdapat 4 pisau


57

perajang. Setiap putaran terjadi 4 kali pencacahan maka untuk

merajang 1 batang rumput yang panjangnya 2,5 m diperlukan:

400
= 100
1×4

Target perjamnya ( Q ) = 180 kg/jam

𝑛2
Q = 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 × 𝑊

𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑛2 = ×𝑄
𝑊

100 𝑘𝑔
𝑛2 = × 180
0,3 𝑘𝑔 𝑗𝑎𝑚

𝑘𝑔
𝑛2 = 333,33 × 180
𝑗𝑎𝑚

𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑛2 = 60000
𝑗𝑎𝑚

60000 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑛2 =
60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑛2 = 1000
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

4.1.2 Daya Rencana pencacah

R =105,5

Gambar 4.2 Gaya yang bekerja pada pencacah


58

Untuk menghitung daya rencana (Pd), terlebih dahulu dihitung

torsi yang dihasilkan dari gaya potong rumputgajah yang terjadi (T)

yaitu:

T=FxR

Keterangan:

F = Gaya potong rumput (kg)

R = jarak antara sumbu poros dan pisau pencacah = 105,5 (mm)

Gaya yang bekerja pada pencacah rumput:

F = 4,1 kg

T = 4,1 kg x 105,5 mm

T = 432,55 kg.mm

a. Daya Rencana ( 𝑃𝑑 )

Setelah Torsi, selanjutnya bisa dihitung daya rencana

mesin untuk pencacah (Pd)

(𝑇) (2𝜋𝑛 1 )
×
1000 60
𝑃𝑑 =
102
(432,55 kg .mm ) (2.3,14.1200 )
×
1000 60
𝑃𝑑 =
102

𝑃𝑑 = 0,532 𝑘𝑊

Dari perhitungan diatas, daya rencana yang dibutuhkan

untuk proses pencacahan yaitu 0,532 kW atau setara dengan

713,423 HP.
59

4.2 Perhitungan Pengaduk

Perhitungan untuk menentukan kapasitas mesin dan kebutuhan daya

motor pada bagian mixer menggunakan urutan sebagai berikut:

Gambar 4.3 Tabung mixer pakan ternak

4.2.1 Menghitung Volume Pengaduk (Mixer)

Perhitungan unutk menentukan volume dan ukuran dari wadah

menggunakan urutan sebagai berikut :

Diketahui : 𝑀𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 = 9 𝑘𝑔 = 9000 𝑔𝑟

𝑀 = 𝜌𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 . 𝑔. 𝑕

9000 𝑔𝑟 = 𝜌𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 × 9,81 𝑐𝑚 × 46 𝑐𝑚

9000 𝑔𝑟
𝜌𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 =
9,81 𝑐𝑚 × 46 𝑐𝑚
𝑔𝑟
𝜌𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 = 19,944
𝑐𝑚3

19,944 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
𝜌𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 =
60
𝑔𝑟
𝜌𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 = 0,332
𝑐𝑚3
60

a. Volume pakan dalam 9 kg adalah

𝑀𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛
𝑉𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 =
𝜌𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛

9000 𝑔𝑟
𝑉𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 = 𝑔𝑟
0,332 𝑐𝑚 3

𝑉𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 = 27108,433 𝑐𝑚

b. Volume pakan yang mampu diproses pengaduk diasumsikan 65% bagian

dari volume wadah. Sehingga volume wadah adalah :

100
𝑉𝑤𝑎𝑑𝑎 𝑕 = 𝑉𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 ×
65
100
𝑉𝑤𝑎𝑑𝑎 𝑕 = 27108,43 𝑐𝑚 ×
65

𝑉𝑤𝑎𝑑𝑎 𝑕 = 41705,281 𝑐𝑚3

Ditambah volume bagian pengaduk yang terdapat di dalam wadah seperti

poros dan plat pengaduk.

c. Volume poros :

Gambar 4.4 Poros Mixer


2
Vporos= π . r . t

2 3
Vporos= 3.14 . (1,58) . 50 = 391,93 cm

d. Volume pengaduk spiral :


61

Gambar 4.5 pengaduk spiral

Diketahui :

h = 42 cm = 0,42 m

h1 = 7 cm = 0,07 m

r = 11 cm = 0,11 m

D =2 × 𝜋 × 0,11 𝑚

= 2 × 3,14 × 0,11 𝑚

= 0,6908 m

𝑕
L = 𝜋 × 𝑕1 × 𝐷 + 𝑕2

0,42 𝑚
L = 3,14 × 0,07 𝑚 × 0,6908 + 0,422

L = 13,014 𝑚 + 0,1764 𝑚

L = 3,63 m

Vspiral = L + tebal plat

= 3,63 m + 0,012 m

= 3,642 m
62

e. Volume total wadah pengaduk adalah :

Vtotal = Vwadah - Vporos - Vpengaduk spiral

=41705,281 𝑐𝑚3 - 391,93𝑐𝑚3 - 364,2 cm

= 41.201,9 𝑐𝑚3

f. Jika tinggi wadah pengaduk diasumsikan t =46 cm, maka

diameter penampung adalah :

𝑉𝑤𝑎𝑑𝑎 𝑕 = 𝜋 × 𝑟 2 × 𝑡

41705,281 𝑐𝑚3 = 3,14 × 𝑟 2 × 46 𝑐𝑚

41705,281 𝑐𝑚3 = 144,44 𝑟 2

41705,281 𝑐𝑚3
𝑟=
144,44 𝑐𝑚

𝑟 = 16,992 cm = 169,92 mm

Jadi, diameter wadah pengaduk adalah 169,92× 2 = 339,84 𝑚𝑚

4.2.2 Kapasitas Pengaduk (Mixer)

a. Adapun alokasi waktu untuk satu kali proses

pengadukan: Waktu persiapan (𝑡𝑝𝑒𝑟 ) = 3 menit

Waktu proses pengadukan (𝑡𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘 ) = 6 menit

Sehingga : 𝑇𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 = 𝑡𝑝𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎𝑝𝑎𝑛 + 𝑡𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘

=3+6

= 9 menit
63

b. Adapun jumlah proses pengadukan (𝑆𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 ) dalam satu jam:

60
𝑆𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 = = 6,66 proses/jam
9

c. Kapasitas pengaduk adalah (Qpengaduk):

𝑄𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘 = 𝑆𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 × 𝑀𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛

𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑔
𝑄𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘 = 6,66 ×9
𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚

𝑘𝑔
𝑄𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘 = 59,94
𝑗𝑎𝑚

d. Putaran pegaduk

𝑛2 𝑑3
=
𝑛3 𝑑4
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
1000 76,2
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
=
𝑛3 304,8
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
1000 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑛3 = 304,8
76,2

𝑛3 = 250 𝑟𝑝𝑚

4.2.3 Daya Rencana Pengaduk

Sebelum menghitung daya rencana motor yang diperlukan,

maka dilakukan perhitungan dengan urutan sebagai berikut:

a. Kecepatan pengadukan (vmixer)

𝜋 × 𝑑𝑝 × 𝑛3
v𝑚𝑖𝑥𝑒𝑟 =
60 × 1000

3,14 × 317 × 250


v𝑚𝑖𝑥𝑒𝑟 =
60 × 1000
64

𝑚
v𝑚𝑖𝑥𝑒𝑟 = 4,17
𝑠

b. Gaya pengadukan (F)

𝐹 = 𝑀𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 × 𝑉𝑚𝑖𝑥𝑒𝑟

𝑚
𝐹 = 9 𝑘𝑔 × 4,17
𝑠

𝐹 = 37,58 N = 3,77 kg

c. Torsi motor (T)

T=F×𝑟

T = 3,77 kg × 170,4 mm

T = 642,408 kg.mm

d. Daya rencana

𝑇 2×𝜋×𝑛 2 )
×(
1000 60
𝑃𝑑 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘 = 𝑃𝑑 =
102
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
642,408 𝑘𝑔 .𝑚𝑚 2×3,14×999,99 )
×( 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
1000 60
𝑃𝑑 =
102

𝑃𝑑 = 0,659 𝑘𝑊

Dari perhitungan diatas, daya rencana yang dibutuhkan untuk proses

pengadukan yaitu 0,659 kW atau setara dengan 0,88 HP.

4.2.4 Daya Rencana Total

𝑃𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃𝑑 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎 + 𝑃𝑑 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘

𝑃𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0,72 𝐻𝑃 + 0,88 𝐻𝑃

𝑃𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1,6 𝐻𝑃

Dengan ηm = efisiensi mekanis ditunjukan Tabel 4.2

Tabel 4.2 Nilai koefisien efisiensi untuk berbagai transmisi dan pendukung
65

Tipe Transmisi Dan Pendukung Koefisien Efisiensi

Sabuk dengan sabuk datar 0,98

Sabuk dengan sabuk –V 0,96

Roda gigi spur 0,98

Roda gigi helical 0,97

Roda beve 0,96

Bantalan ball & roller 0,995

Mekanisme silinder 0,90

Kopling 0,95

Membrane dengan pelumas 0,90

(N.K Mehta, 1986:6)

Koefisien efisiensi mesin pencacah

rumputgajahdanpencampurpakanternakadalah sebagai berikut,yaitu:

a. Empat buah bantalan gelinding:


4
η1 = (0,995) = 0,98

b. Puli dan sabuk -V:


66

η2 = 0,96

𝑃𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 =
η1 × η2

1,6 𝐻𝑃
𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 =
0,98 × 0,96

𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 1,7 𝐻𝑃

Jadi, daya rencana total yang dibutuhkan mesin

pencacahrumputgajahdanpencampurpakanternakyaitu 1,7 HP. sedangkan

daya motor penggerak bensin yang mendekati dengan daya yang

dibutuhkan dan tersedia dipasaran adalah 3,5 HP. Sehingga aman

digunakan.

4.3 Poros

Poros merupakan salah satu bagian dari sistem transmisi mesin

pencacah dan pengaduk hijauan pakan ternak. Putaran dari motor bakar

diteruskan puli dan v-belt kemudian ke poros pencacah. Poros ini berfungsi

sebagai pemutar pisau perajang, kemudian putaran poros pencacah memutar

puli kedua pada poros pencacah, dan diteruskan puli serta v-belt kemudian

memutar poros pengaduk. Poros ini berfungsi sebagai pemutar sirip

pengaduk.

Poros pencacah memiliki panjang 530 mm dengan ditopang oleh dua

buah bearing dengan jarak 40mm dan 120 mm dari tiap ujung poros.

Sedangkan poros pengaduk memiliki panjang 590 mm dengan ditopang oleh

dua buah bearing dengan jarak 30 mm dan 100 mm.


67

Tabel 4.3 Faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan,c

Daya yang akan ditransmisikan c

Daya maksimum yang diperlukan 1,2-2,0

Daya maksimum yang diperlukan 0,8-1,2

Daya normal 1,0-1,5

(Sularso&Suga,2002:7)

Gambar 4.6 Konstruksi Perencanaan Pada Poros

Keterangan:

1. Puli motor penggerak 6. Bantalan

2. Puli pengaduk (mixer) 7. Poros Pencacah

3. Puli Pencacah 1 8. Plat pengaduk (Mixer)


68

4. Puli pencacah 2 9. Poros Pengaduk (Mixer)

5. Pisau Pencacah 10. V-belt

4.3.1 Perencanaan Poros Pencacah

Bahan poros adalah baja S 35 C, adapun kondisi pembebanan pada

poros motor adalah berupa beban puntir dan beban lentur yang diakibatkan

oleh putaran motor dan daya motor, sedangkan spesifikasi lainnya

ditunjukan di bawah ini:

1. Spesifikasi Bahan

a. Tegangan tarik bahan : 𝜍𝐵 = 52 𝑘𝑔/𝑚𝑚2

b. Faktor Keamanan : 𝑠𝑓1 = 6.0 𝑑𝑎𝑛𝑠𝑓2 = 2.0

c. Faktor Koreksi Daya : 1.2 ( dipilih dari tabel )

𝜍𝐵 52 𝑘𝑔 /𝑚𝑚 2
d. Tegangan izin geser : 𝜏𝑎 = 𝑠𝑓1×𝑠𝑓2 = = 4,3 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
12

e. Faktor koreksi :Lenturan Cb/Km = 2.0 (di pilih karena terjadi

1. beban lentur)

Puntiran Kt = 2.0 (dipilih karena terjadi beban

kejut dan tumbukan besar )

2. Daya Rencana (Pd):

Diketahui:

Daya yang ditransmisikan (P) = 3,5 HP =2,60 kW

Pd = fc × P

Pd = 1,2 × 2,60 kW

Pd = 3,12 kW
69

3. Torsi Rencana (Tpmotor)

Diketahui : Pd = 3,12 kW

𝑛𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 =1200 rpm

𝑃𝑑
𝑇𝑝𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 9,74 × 105 ×
𝑛𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟

3,12 𝑘𝑊
𝑇𝑝𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 9,74 × 105 ×
1200 𝑟𝑝𝑚

𝑇𝑝𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 2.535 𝑘𝑔. 𝑚𝑚

4. Pembebanan Pada Poros Pencacah:

Gambar 4.7 Analisa Gaya-gaya Pada Poros Pencacah

A. Pembebanan yang terjadi pada poros

1. Beban dititik A (RVA)

a. Pulley = 0,4 kg

2. Beban dititik B (RVB)

a. Pully = 0,2 kg

3. Beban dititik C

Beban pada titik B, adalah beban 1 set pisau perajang +

beban gaya pemotong.


70

5 kg + 4,1 kg = 9,1 kg

Gaya reaksi :

𝑌 = 𝑅𝑉𝐴 − 𝑃𝑌1 − 𝑃𝑌2 − 𝑃𝑋 + 𝑉𝐵 = 0

𝑅𝑉𝐴 + 𝑅𝑉𝐵 = 𝑃𝑌1 + 𝑃𝑌2 + 𝑃𝑋

𝑅𝑉𝐴 + 𝑅𝑉𝐵 = 0,4 𝑘𝑔 + 0,2 𝑘𝑔 + 9,1 𝑘𝑔

𝑅𝑉𝐴 + 𝑅𝑉𝐵 = 9,7 kg

(𝑎 + 𝑏)
𝑀𝐵 = 0 → 𝑃𝑌1 + 𝑃𝑌1&2 × 𝑎 + 𝑃𝑋 − 𝑉𝐴 × 𝐿 = 0
𝐿

𝑎 𝑎+𝑏
𝑅𝑉𝐴 = × 𝑉𝐵 + × 𝑃𝑋
𝐿 𝐿
120 490
𝑅𝑉𝐴 = × 0,6 + 530 × 9,1
490

𝑅𝑉𝐴 =8,56 kg

 𝑅𝑉𝐴 + 𝑅𝑉𝐵 = 9,7 kg

8,56 𝑘𝑔 + 𝑅𝑉𝐵 = 9,7 kg

𝑅𝑉𝐵 = 9,7 𝑘𝑔 − 8,56 𝑘𝑔

𝑅𝑉𝐵 = 1,14 𝑘𝑔 (↑)

𝐿𝑥 = 𝑉𝑏 = 𝐿𝑜 1,14 𝑘𝑔

𝑀𝑥 = 𝑉𝑏 − 𝑋 = 𝑀𝑜 : 𝑀0,04 = −1,14 𝑥 0,04 = 0,0436

𝐿𝑥 = 0

𝐿𝑥 0,04 = −1,14

𝐿𝑥 = 𝑉𝑏 − 9,1 → 𝐿 0,04: 𝐿 0,04 = −7,96

= 0,04 − 9,1 → 𝐿 0,04: 𝐿 0,41 = −7,96


71

𝑀𝑥 = 𝑉𝑏 . 𝑥 − 9,1 (𝑥 − 0,04)

𝑀0,04 = 𝑉𝑏 . 0,41 − 9,1 (0,04 − 0,04)

𝑀0,04 = −1,14.0,41 − 9,1 0,04 − 0,04 = 0,467 𝑘𝑔/𝑚𝑚

𝑀0,41 = 𝑉𝑏 . 0,41 − 9,1 (0,5 − 0,04)

𝑀0,41 = −1,14.0,41 − 9,1 0,41 − 0,04 = −2,899 𝑘𝑔/𝑚𝑚

𝐿𝑥 0,5 = 𝐿0,41 + 𝑃1 + 𝑃2

= 7,96 + 0,4 + 0,2

= 8,56 𝑘𝑔

𝑀𝑥 = 𝑀0,41 − 𝑃1 + 𝑃2 . 𝑥 − 0,41 = 0

𝑀0,5 = −2,899 − 0,6 . 0 = −2,899 𝑘𝑔/𝑚𝑚

𝑀0,6 = −2,899 − 0,6 . 0,53 − 0,41 = −7,971 𝑘𝑔/𝑚𝑚

0 < 0,04 0,04 < 0,41 0,41 < 0,53

𝑁𝑥 0 0 0

𝐿 1,14 - 7,96 8,56

𝑀𝑥 0,467 - 2,899 - 2,971


72

Gambar 4.8Bending Moment Diagram dan Shear Force Diagram Poros Pencacah

4.3.2Perencanaan Poros Pengaduk (Mixer)

Bahan poros adalah baja S 35 C, adapun kondisi pembebanan pada

poros motor adalah berupa beban puntir dan beban lentur yang diakibatkan

oleh putaran motor dan daya motor, sedangkan spesifikasi lainnya

ditunjukan di bawah ini:

1. Spesifikasi Bahan

𝑘𝑔
b. Tegangan tarik bahan : 𝜍𝐵 = 52 𝑚𝑚 2

c. Faktor Keamanan : 𝑠𝑓1 = 6.0 𝑑𝑎𝑛𝑠𝑓2 = 2.0

d. Faktor Koreksi Daya : 1.2 ( dipilih dari tabel )

𝜍𝐵 52 𝑘𝑔 /𝑚𝑚 2
e. Tegangan izin geser : 𝜏𝑎 = 𝑠𝑓1×𝑠𝑓2 = 12
= 4,3 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
73

f. Faktor koreksi : Lenturan Cb/Km = 2.0 (di pilih karena terjadi

1. beban lentur)

Puntiran Kt = 2.0 (dipilih karena terjadi beban

kejut dan tumbukan besar )

2. Daya Rencana (Pd):

Diketahui:

Daya yang ditransmisikan (P) = 2,68 HP = 1,99 kW

Pd = fc × P

Pd = 1,2 × 1,99 kW

Pd = 2,38 kW

3. Torsi Rencana (Tpmotor)

Diketahui : Pd = 2,38 kW

𝑛𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 999,99 rpm

𝑃𝑑
𝑇𝑝𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 9,74 × 105 ×
𝑛𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟

2,38 𝑘𝑊
𝑇𝑝𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 9,74 × 105 ×
999,99 𝑟𝑝𝑚

𝑇𝑝𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 2318,14 𝑘𝑔. 𝑚𝑚

4. Pembebanan Pada Poros Pengaduk (mixer)

Gambar 4.9 Analisa Gaya-gaya pada poros mixer

A. Pembebanan yang terjadi pad poros


74

1. Beban dititik A

a. Pulley = 1 kg

2. Beban dititik B

Beban pada titik B, adalah beban 1 set pengaduk + kapasitas

wadah = 3 + 9 = 12 kg

Poros tidak mempunyai beban horisontal :

𝑌 = 0 → 𝑅𝑉𝐴 − 𝑃𝑌1 − 𝑃𝑋 + 𝑅𝑉𝐵 = 0

𝑅𝑉𝐴 + 𝑅𝑉𝐵 = 𝑃𝑌1 + 𝑃𝑋

𝑅𝑉𝐴 + 𝑅𝑉𝐵 = 1 + 12

𝑅𝑉𝐴 + 𝑅𝑉𝐵 = 13 𝑘𝑔

(𝑎 + 𝑏)
𝑀𝐵 = 0 → (𝑃𝑌1 + 𝑃𝑌 × 𝑎) + 𝑃𝑋 − 𝑉𝐴 × 𝐿 = 0
𝐿
𝑎 𝑎+𝑏
𝑅𝑉𝐴 = × 𝑉𝐵 + × 𝑃𝑋
𝐿 𝐿

100 560
𝑅𝑉𝐴 = ×1+ × 12
560 600

𝑅𝑉𝐴 = 11,38

 𝑅𝑉𝐴 + 𝑅𝑉𝐵 = 13 kg

11,38 𝑘𝑔 + 𝑅𝑉𝐵 = 13 kg

𝑅𝑉𝐵 = 13 𝑘𝑔 − 11,38 𝑘𝑔

𝑅𝑉𝐵 = −1,62 𝑘𝑔 (↓)

𝐿𝑥 = 𝑉𝑏 = 𝐿𝑜 − 1,62
75

𝑀𝑥 = 𝑉𝑏 − 𝑋 = 𝑀𝑜 : 𝑀0,04 = −1,62 𝑥 0,04 = −0,064

𝐿𝑥 = 0

𝐿𝑥 0,04 = −1,62

𝐿𝑥 = 𝑉𝑏 − 12 → 𝐿0,04: 𝐿 0,04 = −10,38

= 0,04 − 12 → 𝐿0,04: 𝐿 0,5 = −10,38

𝑀𝑥 = 𝑉𝑏 . 𝑥 − 12 (𝑥 − 0,04)

𝑀0,04 = 𝑉𝑏 . 0,5 − 12 (0,04 − 0,04)

𝑀0,04 = −1,62.0,5 − 12 0,04 − 0,04 = −0,81 𝑘𝑔/𝑚𝑚

𝑀0,5 = 𝑉𝑏 . 0,5 − 12 (0,5 − 0,04)

𝑀0,5 = −1,62.0,5 − 12 0,5 − 0,04 = −6,33𝑘𝑔/𝑚𝑚

𝐿𝑥 0,5 = 𝐿0,5 + 𝑃1 + 𝑃2

= −6,33 + 1 + 12

= 6,67 𝑘𝑔

𝑀𝑥 = 𝑀0,5 − 𝑃1 + 𝑃2 . 𝑥 − 0,41 = 0

𝑀0,5 = −6,33 − 13 . 0 = −6,33𝑘𝑔/𝑚𝑚

𝑀0,6 = −6,33 − 13 . 0,6 − 0,5 = −7,63 𝑘𝑔/𝑚𝑚


76

0 < 0,04 0,04 < 0,5 0,5 < 0,6

𝑁𝑥 0 0 0

𝐿 - 1,62 - 10,38 6,67

𝑀𝑥 - 0,81 - 6,33 - 7,63

Gambar 4.10Bending Moment Diagram dan Shear Force Diagram Poros

Pencacah

4.4 Puli dan Sabuk –V


77

Susunan sabuk -V dan puli mesin pencacah multifungsi terdiri dari 4

buah puli dan 2 buah sabuk- V. Perencanaan yang dilakukan yaitu untuk

mendapatkan diameter puli yang sesuai dengan kebutuhan putaran untuk

mesin pencacah multifungsi, ukuran nominal sabuk -V, dan kemampuan

transmisi daya sebuah sabuk-V. Susunan sistem transmisi puli dan sabuk -V

ditunjukan oleh gambar berikut ini:

Gambar 4.11 Sistem Tranmisi Puli dan Sabuk-V

4.4.1 Perancangan Puli dan Sabuk-V

Data perencanaan puli dan sabuk -V yang diketahui pada

perancanganmesin pencacah hijauan multifungsi adalah sebagai berikut:

a. Daya motor penggerak : 𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 3,5 𝐻𝑃

b. Putaran motor : 𝑛1 = 1200 𝑟𝑝𝑚

c. Putaran Poros yang direncanakan : 𝑛2 = 999,99 𝑟𝑝𝑚

d. Faktor koreksi : 𝑓𝑐 = 1,5 (𝑑𝑖𝑙𝑖𝑕𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 3.2

𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑠𝑖

𝑠𝑎𝑏𝑢𝑘 − 𝑉

e. Diameter puli motor : 127 mm


78

Adapun urutan perhitungan puli dan sabuk- V pada pencacah

adalah sebagai berikut:

1. Putaran poros pencacah dan diameter puli

a. Perbandingan reduksi i ( i > 1 )

n1 Dp 1 1
= = ;u =
n2 dp u i

1200 1 1
= 1,20 = ; u =
999,99 u 1,20

b. Putaran poros (n2)

Perbandingan yang di rencanakan adalah 1 : 1,20 sehinggah

putaran poros pebcacah :

1
𝑛2 = 𝑛1 ×
1,20

1
𝑛2 = 1200 ×
1,20

𝑛2 = 1000 𝑟𝑝𝑚

c. Diameter puli poros pencacah

𝑛1 𝐷𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 𝑛1 × 𝑑𝑝
𝐷𝑃 = = = 𝐷𝑝 =
𝑛2 𝑑𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑛2

1200 × 127
𝐷𝑝 =
1000

𝐷𝑝 = 152,4 𝑚𝑚

2. Diameter jarak bagi puli pemutar dan puli yang diputar

(𝑑𝑘𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 ) dan (𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎 𝑕 )


79

Gambar 4.12 Skets Perhitungan Sabuk-V pencacah

dk = d− (2k)

𝑑𝑘𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 127 – (2 × 4,5 ) = 118 mm

𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎 𝑕 = 152,4– ( 2 × 4,5 ) =143,4 mm

3. Jarak sumbu poros sementara ( C )

C = 650 mm

4. Peritungan panjang keliling Sabuk-V ( L )

𝜋 1
𝐿 = 2𝐶 + 𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 + 𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 ²
2 4𝐶
3,14 1
𝐿 = 2 × 650 + ( 127 + 152,4 + (4×650 152,4 − 127 ²
2

𝐿 = 1300 + 438,65 + 0,24

𝐿 = 1738,89 𝑚𝑚

5. Nomer Nominal standar Sabuk-V

 Nomor nominal sabuk-V = No.64, dengan L = 1626 mm. karena

panjang keliling mendekati panjang keliling sabuk -V yang

dibutuhkan yaitu L = 1738,89 mm. (Pemilihan ini berdasarkan

tabel panjang sabuk -V di lampiran 3). Jadi sabuk -V yang

sesuai dengan sistem transmisi untuk pencacahan pakan ternak

adalah sabuk -V TypeA-64 dengan jarak poros 650 mm


80

 Type Adipilih karena berdasarkan diagram hubungan antara

daya rencanadan putaran puli. dapat dilihat di Gambar 4. 18

Diagram pemilihan sabuk –V

Gambar 4.13 Diagram pemilihan Sabuk-V

6. Jarak sumbu poros sebenarnya ( Creal )

𝑏1 = 2. 𝐿 − 𝜋(𝐷𝑃 + (𝑑𝑝 )

𝑏1 = 2 × 1738,89 − 3,14 118 + 143,4

𝑏1 = 3477,78 − 820,79

𝑏1 = 2656,99 mm

𝑏 + 𝑏 2 − 8 (𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎 𝑕 − 𝑑𝑘𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 )²
𝐶=
8
81

2656,99 + 2656,992 − 8 (143,4 − 118)²


𝐶=
8

𝐶 = 664,125 𝑚𝑚

7. Sudut kontak ( 𝜃)

Gambar 4.14 Sudut kontak antara sabuk dengan puli

57 × (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )
𝜃 = 180° −
𝐶

57 × (143,4 − 118)
𝜃 = 180° −
664,125

𝜃 = 180° − 2,180

𝜃 = 177,82° ≈ 178° → 𝐾𝜃 = 0,99

8. Daya Rencan ( 𝑃𝑑 )

Diketahui:

Daya yang ditransmisikan (P) = 3,5 HP =2,60 kW

Pd = fc× P

Pd = 1,5× 2,60 kW

Pd = 3,9 kW

9. Kecepatan Linier Sabuk-V ( v )

𝜋. 𝐷𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎 𝑕 . 𝑛1
𝑣=
60 × 1000
82

3,14 × 127 × 1200


𝑣=
60 × 1000

𝑣 = 7,97 𝑚/𝑠

10. Gaya tangensial Sabuk-V

𝑃
𝐹𝑡 =
𝑣

2,60 𝑘𝑊
𝐹𝑡 =
7,97 𝑚/𝑠

2,60 𝑁. 𝑚/𝑠
𝐹𝑡 =
7,97 𝑚/𝑠

𝐹𝑡 = 0,32 𝑁 → 0,032 𝑘𝑔

4.4.2 Perancangan Puli dan Sabuk-V Pada Pengaduk

Data perancangan puli dan sabuk-V yang di ketahui pada

perancangan pengaduk adalah sebagai berikut :

a. Daya motor penggerak : 𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 3,5 𝑕𝑝

b. Putaran motor : 𝑛1 = 1200 𝑟𝑝𝑚

c. Putaran poros yang di rencanankan : 𝑛3 = 250 𝑟𝑝𝑚

d. Faktor koreksi : 𝑓𝑐 = 1,5 ( 𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 3.2 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟

𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑏𝑢𝑘 − 𝑉)

Adapun urutan perhitungan puli dan sabuk-V pada pengaduk

adalah sebagai berikut :

1. Putaran poros pencacah dan diameter puli

a. Perbandingan reduksi i ( i > 1 )

n2 Dp 1 1
= = ;u =
n3 dp u i

999,99 1 1
= 3,99 = ; u =
250 u 3,99
83

b. Putaran poros

Perbandingan Tranmisi adalah 1:3,99 sehingga putaran poros pencacah

1
𝑛𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘 = 𝑛𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎 𝑕 ×
3,99

1
𝑛2 = 999,99 ×
3,99

𝑛2 = 250,62 𝑟𝑝𝑚

c. Diameter poros puli pengaduk

𝑛2 𝐷𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 𝑛2 × 𝑑𝑝
𝐷𝑃 = = = 𝐷𝑝 =
𝑛3 𝑑𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑛3

999,99 × 127
𝐷𝑝 =
250

𝐷𝑝 = 507,99 𝑚𝑚

2. Diameter jarak bagi puli pemutar dan puli yang di putar

(𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎 𝑕 )𝑑𝑎𝑛 (𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘 )

dk = d− (2k)

𝑑𝑘𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 127 – (2 × 4,5 ) = 118 mm

𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎 𝑕 = 507,99 – ( 2 × 4,5 ) =498,99 mm

3. Jarak sumbu poros sementara ( C )

C = 380 mm

4. Perhitungan Panjang keliling sabuk-V ( L )

𝜋 1
𝐿 = 2𝐶 + 𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 + 𝐷𝑝 − 𝑑𝑝
2 4𝐶
3,14 1
𝐿 = 2 × 360 + ( 127 + 507,99 + 507,99 − 127 ²
2 4 × 650

𝐿 = 720 + 996,93 + 55,82

𝐿 = 1772,75 𝑚𝑚
84

5. Nomer nominal standar sabuk-V

 Nomor nominal sabuk-V = No.53, dengan L = 1346 mm. karena

panjang keliling mendekati panjang keliling sabuk -V yang dibutuhkan

yaitu L = 1772,75 mm. (Pemilihan ini berdasarkan Tabel panjang sabuk

-V di lampiran 3). Jadi sabuk -V yang sesuai dengan sistem transmisi

untuk pengadukan adalah sabuk -V TypeA-53 dengan jarak poros 380

mm.

 Type A dipilih karena berdasarkan hubungan daya rencana dan putaran

puli,dapat dilihat di Gambar 4. 18 Diagram pemilihan sabuk -V

6. Jarak sumbu poros sebenarnya ( Creal )

𝑏1 = 2. 𝐿 − 𝜋 𝑑𝑘𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 + (𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘 )

𝑏1 = 2 × 1772,75 − 3,14 118 + 498,99

𝑏1 = 3545,5 − 1937,34

𝑏1 = 1608,16 mm

𝑏 + 𝑏 2 − 8 (𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘 − 𝑑𝑘𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 )²
𝐶𝑟𝑒𝑎𝑙 =
8

1608,16 + 1608,162 − 8 (498,99 − 118)²


𝐶𝑟𝑒𝑎𝑙 =
8

𝐶𝑟𝑒𝑎𝑙 = 350,23 𝑚𝑚

7. Sudut kontak ( 𝜃)

57 × (𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘 − 𝑑𝑘𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 )
𝜃 = 180° −
𝐶

57 × (498,99 − 118)
𝜃 = 180° −
360
85

𝜃 = 180° − 60,32

𝜃 = 119,68° ≈ 120° → 𝐾𝜃 = 0,99(Tabel faktor koreksi di lampiran 4)

8. Daya Rencan ( 𝑃𝑑 )

Diketahui:

Daya yang ditransmisikan (P) = 3,5 HP =2,60 kW

Pd = fc × P

Pd = 1,5 × 2,60 kW

Pd = 3,9 kW

9. Kecepatan Linier Sabuk-V ( v )

𝜋. 𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘 . 𝑛2
𝑣=
60 × 1000
3,14 × 498,99 × 999,99
𝑣=
60 × 1000

𝑣 = 26,11 𝑚/𝑠

10. Gaya tangensial Sabuk-V

𝑃
𝐹𝑡 =
𝑣

2,60 𝑘𝑊
𝐹𝑡 =
26,11 𝑚/𝑠

2,60 𝑁. 𝑚/𝑠
𝐹𝑡 =
26,11 𝑚/𝑠

𝐹𝑡 = 0,099 𝑁 → 0,0099 𝑘𝑔

4.5 Bantalan

4.5.1 Perancangan Bantalan pada Poros Pencacah

Bantalan yang digunakan adalah 6005 karena kapasitas nominal

spesifik berpengaruh pada umur bantalan. Adapun spesifikasinya adalah

sebagai berikut:
86

Jenis bantalan : Bantalan gelinding

Nomor bantalan : 6005

Diameter luar bantalan : 47 mm

Diameter dalam bantalan : 25 mm

Lebar bantalan : 12 mm

Jari-jari bantalan : 1 mm

Kapasitas Spe.Dinamik : 790 kg

Kapasitas Spe.Statis : 530 kg

Faktor-faktor : X = 1 ; V = 1 ; Y = 1,45 (dapat dilihat di

lampiran.5)

1. Beban ekivalen dinamis

Untuk menghitung ekuivalen dinamis dengan rumus :

P = X . V . Fr + Y . Fa

Dimana:

P = Beban ekivalen (kg)

Fr = Gaya radial (kg) = RvA + RvB

Fa = Gaya aksial (kg)

V = Faktor rotasi bantalan

X = Faktor beban radial

Bila yang terjadi hanya beban radial saja, maka menjadi P= X. V.

Fr dimana gaya radial bantalan diambil yang terbesar yang didapat pada

perancangan poros. Karena gaya aksial Fa = 0 maka nilai V = 1 untuk

cincin dalam yang berputar dan harga faktor X = 1 maka:


87

Fr = 116,74 kg

P = X . V . Fr

P = 1. 1. 116,74 kg

P = 116,74 kg

2. Faktor kecepatan ( 𝑓𝑕 )
1
33,3 3
𝑓𝑛 =
𝑛2
1
33,3 3
𝑓𝑛 =
999,99

𝑓𝑛 = 0,32

3. Faktor umur ( 𝑓𝑕 )

𝐶
𝑓𝑕 = 𝑓𝑛
𝑃
790
𝑓𝑕 = 0,32
116,74

𝑓𝑕 = 2,16

4. Umur nominal ( 𝐿𝑕 )

𝐿𝑕 = 500 × 𝑓𝑕3

𝐿𝑕 = 500 × 2,163

𝐿𝑕 = 500 × 10,07

𝐿𝑕 = 5035 𝐽𝑎𝑚

5035 > 5000, sehingga dapat diterima ( Aman )

4.5.2 Perencanaan Bantalan Pada Poros Mixer


88

Bantalan yang digunakan adalah 6005 karena kapasitas nominal

spesifik berpengaruh pada umur bantalan. Adapun spesifikasinya adalah

sebagai berikut:

Jenis bantalan : Bantalan gelinding

Nomor bantalan : 6005

Diameter luar bantalan : 47 mm

Diameter dalam bantalan : 25 mm

Lebar bantalan : 12 mm

Jari-jari bantalan : 1 mm

Kapasitas Spe.Dinamik : 790 kg

Kapasitas Spe.Statis : 530 kgFaktor-faktor: X = 1 ; V = 1 ; Y =

1,45 (dapat dilihat di lampiran.5)

1. Beban ekivalen dinamis

Untuk menghitung ekuivalen dinamis dengan rumus :

P = X . V . Fr + Y . Fa

Dimana:

P = Beban ekivalen (kg)

Fr = Gaya radial (kg) = RvA + RvB

Fa = Gaya aksial (kg)

V = Faktor rotasi bantalan

X = Faktor beban radial

Bila yang terjadi hanya beban radial saja, maka menjadi P= X. V.

Fr dimana gaya radial bantalan diambil yang terbesar yang didapat pada
89

perancangan poros. Karena gaya aksial Fa = 0 maka nilai V = 1 untuk

cincin dalam yang berputar dan harga faktor X = 1 maka:

Fr = 28,21 kg

P = X . V . Fr

P = 1. 1. 28,21 kg

P = 28,21 kg

2. Faktor kecepatan ( 𝑓𝑕 )
1
33,3 3
𝑓𝑛 =
𝑛3
1
33,3 3
𝑓𝑛 =
250

𝑓𝑛 = 0,51

3. Faktor umur ( 𝑓𝑕 )

𝐶
𝑓𝑕 = 𝑓𝑛
𝑃
790
𝑓𝑕 = 0,51
28,21

𝑓𝑕 = 14,28

4. Umur nominal ( 𝐿𝑕 )

𝐿𝑕 = 500 × 𝑓𝑕3

𝐿𝑕 = 500 × 14,283

𝐿𝑕 = 500 × 2911,95

𝐿𝑕 = 1455975 𝐽𝑎𝑚

1455975> 5000, sehingga dapat diterima ( Aman )

4.6 Rangka Mesin Pencacah Hijauan Multifungsi


90

Rangka Mesin Pencacah Multifungsi dengan profil L, yang memiliki

dimensi 40 mm x 40 mm x 3 mm, bentuk rangka mesin pencacah multifungsi

ditunjukan pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.15 Rangka

Pembebanan pada rangka sepanjang J1 – J2 berasal dari reaksi

tumpuan poros pencacah (VA) ditambah setengah dari berat wadah dan

elemen poros, Sedangkan pembebanan pada rangka sepanjang J3 – J4 berasal

dari reaksi tumpuan poros pencacah (VB) ditambah setengah dari berat

wadah, Pada rangka pengaduk yaitu rangka sepanjang J5- J6 Pembebanan

berasal dari reaksi tumpuan poros (VC) ditambah setengah berat wadah,

sedangkan pembebanan pada rangka J6 – J7 berasal dari reaksi tumpuan

poros (VD) ditambah setengah berat wadah, Beban yang terjadi merupakan

beban terpusat.
91

1. Pada sambungan J1 dan J2 berasal dari tumpuan A dari tumpuan poros

VA dan setengah berat elemen:

FJ1&J2 = tumpuan pada poros A (VA) + ½ elemen dengan tumpuan A

pada poros (VA) = 36,61 Kg, berat elemen = 9,7 Kg

Maka : FJ1&J2 = 36,61 + ½ (9,7) = 41,46 Kg

Sehingga beban yang ditumpu oleh sambungan J1 & J2 masing – masing

adalah FJ1 = 20,73 Kg, FJ2 = 20,73 kg

2. Pada sambungan J3 dan J4 Berasal dari tumpuan B dari tumpuan poros

VB dan setangah berat elemen

FJ3&FJ4 = tumpuan pada poros B (VB) + ½ elemen dengan tumpuan B

pada poros (VB) = 60,56 Kg, berat elemen = 9,7 Kg.

Maka : FJ3 + FJ4 = 60,56 + ½ (9,7) = 65,41 Kg

Sehingga beban yang ditumpu sambungan J3 & J4 masing-masing adalah

FJ3 = 32,70 Kg, FJ4 = 32,70 Kg

3. Pada sambungan J5 dan J6 Berasal dari tumpuan A dari tumpuan poros

( VA) dan setengah berat elemen

FJ5&FJ6 = tumpuan pada poros A (VA) + 1/2 elemen dengan tumpuan

A pada poros (VA) = 22,09 Kg, berat elemen = 12 Kg dan berat pakan

ternak 9Kg.

Maka : FJ5+FJ6= 22,09 + ½ (12) + ½ (9) = 32,59 Kg.

Sehingga beban yang ditumpu sambungan J5&J6 masing masing

adalah FJ5= 16,29 Kg, FJ6 = 16,29 Kg.


92

4. Pada sambungan J7 dan J8 Berasal dari tumpuan B dari tumpuan poros

(VB) dan setengah berat elemen

FJ7&FJ8= tumpuan pada poros B (VB) + ½ elemen dengan tumpuan B

pada (VB) = 12 Kg, berat elemen = 12 kg dan berat pakan ternak= 9

Kg, Maka : FJ7+FJ8= 12 +1/2(12)+1/2(9) = 22,5 Kg.

Sehingga beban yang ditumpu sambungan J7&J8 masing-masing

adalah FJ7= 11,25 Kg, J8= 11,25 Kg.

4.7HasilKinerjaMesin

Setelahdilakukanpengujiankinerjapadamesinpencacahrumputgajahdanpenc

ampuruntukpakanternakdiketahuibahwamesinmempunyaikapasitas 180

kg/jam.Setelahujungdarimataupisauditambahkanbahandarikikir yang

sudahditempamesininidapatmencacahrumputgajahdenganlembut,

namunadabagianujungrumput (bagian yang tidakkaku)

tidakdapattercacahdengansempurna.

Mesininijugabisamencacahberbagaijenisrumputlainnya (pohonjagung,

tangkaipohonpisang, tangkaipohontebudan lain-lain).

4.8 Pengoprasian Alat

4.8.1 Melakukan Pencacahan

1. Tutup input pada pengaduk

2. Nyalakan mesin

3. Masukan rumput gajah kedalam input pencacah

4. Pasang wadah pada output untuk hasil cacahan (Karung)


93

5. Jika sudah selesi “Matikan mesin”

4.8.2 Melakukan Pencacahan dan Mencampur Pakan

1. Buka input pada pengaduk

2. Tutup output pada hasil pencacahan

3. Nyalakan mesin

4. Masukkan rumput gajah kedalam input pencacah

5. Masukkan bahan tambahan pakan ternak melalui input pengaduk

6. Tunggu sampai pakan ternak tercampur rata

7. Matikan mesin

8. Tunggu hingga mesin berhenti

9. Buka tutup tabung pengaduk

10. Ambil hasil akhir pada box

4.9 Perawatan Komponen Mesin

Perawatan adalah suatu tindakan atau usaha untuk melakukan kegiatan

yang bertujuan untuk memperpanjang umur alat yang mengupayakan agar alat

selalu siap beroprasi dengan baik. Berikut adalah beberapa komponen yang

memerlukan perawatan :

1. V-belt

Periksa kekencangan sabuk yang terdapat pada semua puli, apabila

sudah kendur dikencangkan kembali pada dudukan mesin, apabila sabuk

sudah mengalami keretakan maupun kekenduran maka segera ganti sabuk

dengan yang baru.

2. Puli
94

Periksa keadaan puli adakah retak pada sisi puli atau tidak, apabila

ada keretan ganti puli dengan yang baru dan juga periksa spi pada semua

puli jika ada kekendoran maka dikencangkan agar puli berputar sesuai

porosnya.

3. Bantalan

Menambah pelumas pada bantalan dan bearing untuk

memperlancar putaran poros dan mencekah keausan bearing, apabila ada

kerusakan pada bantalan dan bearing maka ganti dengan yang baru.

4. Pisau pencacah

Periksa ketajaman pisau apakah masih tajam atau tidak karena

akan mempengaruhi hasil pencacahan, apabila sudah tidak tajam asah

kembali pisau dengan melepas baut dan mengasah kembali mata pisau.

5. Motor penggerak

a. Periksa keadaan busi apabila busi sudah tidak berfungsi dengan

nurmal

b. Bersihkan karburator jika karburator tidak berfungsi dengan

normal

c. Ganti oli jika sudah dipakai terlalu lama

6. Pengaduk

Memeriksa keadaan pengaduk setelah dipakai terlalu lama apakah

ada kerusakan atau tidak.

7. Roda
95

Pemberian pelumas pada bearing agar roda berfungsi dengan baik

dan bersihkan kotoran pada karet roda.

8. Cover dan Rangka

Pembersihan dari kotoran hasil pencacahan dan pengadukan agar

tidak mengakibatkan korosi.

Anda mungkin juga menyukai